4
TINJAUAN PUSTAKA Tonsilitis Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat didalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatine (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring/ gerlach’s tonsil) Penyebaran infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur terutama pada anak. Tonsilitis kronik Faktor predisposisi dan etiologi Factor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik, yaitu : Rangsangan yang menahun dari rokok Beberapa jenis makanan, Hygiene mulut yang buruk, Pengaruh cuaca, Kelelahan fisik, Pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang- kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif. Diantaranya : Grup A streptokokus beta hemolitikus yang dikenal sebagai strepth throat Pneumokokus viridan Streptokokus piogenes Patologi karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar submandibular.

Tonsilitis kronik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tonsilitis kronik

TINJAUAN PUSTAKA

Tonsilitis Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Cincin waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat didalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatine (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba eustachius (lateral band dinding faring/ gerlach’s tonsil)Penyebaran infeksi melalui udara (air borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat terjadi pada semua umur terutama pada anak. Tonsilitis kronikFaktor predisposisi dan etiologiFactor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik, yaitu :

Rangsangan yang menahun dari rokok Beberapa jenis makanan, Hygiene mulut yang buruk, Pengaruh cuaca, Kelelahan fisik, Pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat

Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif. Diantaranya :

Grup A streptokokus beta hemolitikus yang dikenal sebagai strepth throat Pneumokokus viridan Streptokokus piogenes

Patologi karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilaris pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar submandibular.

Gejala dan tanda Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus

melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. Rasa ada yang mengganjal ditenggorok, dirasakan kering ditenggorok dan napas berbau.

TerapiTerapi local ditujukan pada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap

Komplikasi Radang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya berupa rhinitis

kronik, sinusitis atau otitis media secara perkontinuitatum.

Page 2: Tonsilitis kronik

Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endocarditis, artritis, myositis, nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.

Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan neoplsama.

Indikasi tonsilektomiThe American of otolaryngology-head and neck surgery clinical indikators compendium tahun 1995 menetapkan :

1. Serangan tonsillitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah mendapatkan terapi yang adekuat.

2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial.

3. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan nafas, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale

4. Rhinitis dan sinusistis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidah berhasil hilang dengan pengobatan

5. Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan6. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganansan7. Otitis media efusa/ otitis media supuratif.

ANALISA KASUS

Pada pasien ini kami mendiagnosa bahwa pasien ini menderita tonsilitis kronis.

AnamnesaMelalui anamnesa didapatkan informasi bahwa pasien bersangkutan memiliki gejala:

Demam berulang setidaknya sebulan sekali Ketika demam dirasakan juga nyeri saat menelan terutama saat menelan makanan Saat ini pasien tidak demam tetapimengeluhkan adanya rasa mengganjal di tenggorokan,

batuk kering yang tidak sembuh- sembuh. Selain itu pasien sering pusing,mudah mengantuk dan gampang lelah saat beraktivitas.

Gejala-gejala ini sudah dirasakan pasien sekitar 3 tahun.

Dari hasil anamnesa diagnosa kami mengarah ke Tonsilitis Kronis. Saat pasien sebelumnya datang kePuskesmas karena demam dan sakit saat menelan diagnosanya Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut. Diagnosa Tonsilitis Kronis didapat karena pasien datang saat ini dengan tanda radang yang sudah mereda (pasien tidak demam,tidak ada nyeri)

Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik :pemeriksaan tenggorokan Ditemukan:-Tonsil T3/T3-Jaringangranulasi (+), detritus (+),kripta melebar(+)

Page 3: Tonsilitis kronik

-Faring dan arcusfaring hiperemis-Dinding faring bergranula

Darihasil pemeriksaan fisik,diagnosa kami mengarahpada tonsilitis kronis danfaringitis kronis. Karena selain ditemukannya masa tonsil dengan ciri- cirimengarah pada Tonsilitis Kronis, didapatkan pula diagnosa Faringitis Kronis karena didapatkan dinding faring yanghiperemis dan bergranular yang menunjukkansuatutanda-tandakronis. Berdasarkanhasilanamnesis dan pemeriksaan fisik kamimenyimpulkan bahwa diagnosa pasien ini adalah Tonsilitis Kronis disertai dengan Faringiti

Penatalaksanaan Pemberian obat oral

- Clinmas mengandung clindamisin, yang merupakan antibiotik yang digunakan untuk kuman anaerob.

- Lamneson yang berisi metil prednisolon yang berguna sebagai anti inflamasi.

Tonsilektomi

KESIMPULAN Abses peritonsiler (Quinsy) merupakan salah satu dari Abses leher dalam dimana Abses peritonsil terbentuk oleh karena penyebaran organisme bakteri aerob maupun anaerob kesalah satu ruangan aereolar yang longgar disekitar faring menyebabkan pembentukan abses. Gejala klinis berupa : odinofagia (nyeru menelan), nyeri telinga (otalgia), muntah (regurgitasi), mulut berbau (foetor ex ore), banyak ludah (hipersalivasi), suara sengau (rinolalia), dan sulit membuka mulut (trismus), serta pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan. Penatalaksanaan pada kasus ini telah sesuai dengan prosedur, dimana telah dilakukan insisi dan drainase pada abses, serta pemberian antibiotika dosis tinggi dan simtomatik, anjuran tonsilektomi untuk mencegah rekurensi.