Upload
dikea-feradilla
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 1/17
1. Definisi Anestesi Lokal di Bidang Kedokteran Gigi
Anestesi lokal didefinisikan sebagai hilangnya sensasi di daerah tubuh tertentu
yang disebabkan oleh depresi eksitasi di ujung saraf atau inhibisi proses konduksi di
saraf perifer. Ciri penting dari anestesi lokal adalah kemampuan untuk memberikan
hilangnya sensasi tanpa menimbulkan hilangnya kesadaran. (alamed! "##$%
". &ndikasi dan Kontra &ndikasi Anestesi Lokal di Bidang Kedokteran Gigi1% &ndikasi
(1% enghilangkan rasa sakit pada gigi dan jaringan pendukung
("% 'edikit perubahan dari fisiologi normal pada pasien lemah(% &nsidensi morbiditas rendah
($% )asien pulang tanpa pengantar
(*% +idak perlu tambahan tenaga terlatih
(,% +eknik tidak sukar dilakukan(-% )ersentase kegagalan keil
(/% )asien tidak perlu berpuasa
"% Kontra &ndikasi(1% )asien menolak0 takut0 khaatir
("% &nfeksi
(% Di baah umur ($% Alergi
(*% Bedah mulut besar
(,% )enderita gangguan mental
(-% Anomali lain
. )ersiapan )ra Anestesi
'ebelum dilakukan pemberian anestesi lokal! operator harus
mempertimbangkan resiko yang dapat terjadi pada pasien. 2al ini disebabkan oleh
efek depresan yang merupakan salah satu efek dari obat3 obatan anestesi lokal. 'elain
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 2/17
itu! obat3 obatan anestesi lokal pun memiliki efek samping lain berupa bronkospasm
yang sering kali menyebabkan hiper4entilasi maupun 4asodepressor sinkop. 5leh
karena itu! keadaan umum pasien perlu die4aluasi sebelum melakukan tindakan
anestesi.
64aluasi )raanestesi dilakukan melalui anamnesis serta e4aluasi kondisi fisik
pasien. Dalam anamnesis! pasien ditanyakan tentang riayat penyakit yang pernah
atau sedang diderita! obat3 obatan yang sedang dikonsumi! riayat alergi! dan juga
beberapa keluhan3 keluhan yang mungkin dialami oleh pasien. Dalam e4aluasi
praanestesi ini pula ditanyakan tentang ketakutan pasien sebelum dilakukan anestesi
sehingga keadaan psikologis pasien dapat pula die4aluasi.
)enyakit3 penyakit yang umumnya ditanyakan kepada pasien dalam e4aluasi
praanestesi adalah kelainan jantung! hipotensi! diabetes! gagal ginjal! penyakit li4er!
alergi terhadap obat! hipertensi! rematik! asma! anemia! epilepsy! serta kelainan darah.
)emeriksaan fisik praanestesi yang perlu dilakukan adalah inspeksi 4isual
untuk mengobser4asi adanya kelainan pada postur tubuh pasien! gerakan tubuh!
biara! dan sebagainya7 e4aluasi tanda 4ital7 serta status kesehatan fisik menurut
A'A.
$. Komplikasi Anestesi Lokal
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 3/17
'ejumlah komplikasi mungkin terjadi berkaitan dengan administrasi anestesi
lokal. Komplikasi tersebut dipisahkan menjadi komplikasi yang terjadi seara lokal di
daerah injeksi dan yang terjadi seara sistemik.
1% Komplikasi Lokal
(1% 8arum )atah
)enyebab utama jarum patah adalah kondisi jarum yang fatig akibat
dibengkokkan. 8arum patah dapat pula disebabkan oleh kesalahan teknik saat
administrasi! kelainan anatomi pasien! serta jarum yang disterilkan berulang.
'ejak diperkenalkan jarum anestesi kedokteran gigi lokal non-
reusable dari stainless steel ! jarum patah menjadi komplikasi yang sangat
jarang dari injeksi lokal anestesi kedokteran gigi. 8arum patah bukan masalah
yang serius apabila jarum dapat diambil tanpa inter4ensi bedah. 9ragmen
jarum yang tertinggal pada jaringan menimbulkan risiko kerusakan serius.)enatalaksanaan dari jarum patah memerlukan rujukan segera ke
spesialis yang sesuai (misalnya ahli bedah oral dan maxillofacial % untuk
e4aluasi dan pengambilan. )enatalaksanaan kon4ensional melibatkan
menemukan fragmen yang tertinggal melalui panoramic dan computed
tomography (C+% scan.
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 4/17
Gambar : 8arum dari logam sekali pakai yang dibongkar.
("% Anestesi atau )arestesi yang Berkepanjangan
)arestesi atau anestesi yang berkepanjangan dapat terjadi akibat
trauma saraf! anestetikum berampur alkohol! serta adanya perdarahan pada
sekitar saraf. )arestesi berkepanjangan dapat menyebabkan trauma pada bibir
yang tergigit dan apabila mengenai ;. Lingualis dapat menyebabkan mati rasa
keap. 'ebagai upaya penegahan! operator harus berhati3 hati saat
administrasi dan menggunakan spuit sekali pakai sehingga tidak perlu
mensterilkan dengan larutan alkohol. )enanggulangan parestesi yang
berkepanjangan dapat dilakukan dengan penjelasan pada pasien baha hal
tersebut akan terjadi dalam aktu lama! ontrol setiap dua bulan! dan apabila
berlangsung lebih dari satu tahun maka konsultasi neurologis diperlukan.(% Kelumpuhan 'araf <ajah
)aralisis fasial disebabkan oleh insersi jarum yang terlalu dalam saat
blok ;. Al4eolaris &nferior sehingga masuk ke kelenjar parotis dan mengenai
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 5/17
abang saraf ajah! biasanya ;. 5rbiularis ouli. )enanggulangan hal
tersebut dilakukan dengan memberitahu pasien baha hal tersebut akan
berlangsung selama beberapa jam dan mata pasien harus dilindungi selama
refleks berkedip belum kembali.
($% +rismus
+rismus merupakan salah satu komplikasi pemberian anestesi akibat
adanya trauma pada . astikatorius atau pembuluh darah pada intra
temporal fossa. +rismus dapat pula disebabkan oleh anestesi lokal yang
berampur alkohol dan berdifusi ke jaringan sehingga mengiritasi .
astikatorius. )enangulangan trismus dilakukan dengan ara pemberian
analgetik! kompes air panas selama "# menit! latihan buka tutup mulut selama
* menit setiap 3$ jam! dapat pula diberikan permen karet untuk melatih
gerakan lateral. Bila trismus berlanjut lebih dari - hari! maka konsulkan pada
spesialis bedah mulut.
(*% &njuri 8aringan Lunak )ada pasien anak3 anak! atau pasien dengan aat mental! rasa baal
setelah pemberian anestesi lokal dapat menyebabkan pasien tersebut mengigit
bibir maupun jaringan lunak lainnya. )enanggulangan trauma jaringan lunak
di sekitar area yang dianestesi dilakukan dengan pemberian salep untuk
mengurangi iritasi! analgesi! serta antibiotik jika diperlukan.
(,% 2ematoma2ematom sering terjadi pada komplikasi blok ;. Al4eolaris &nferior!
;. Al4eolaris 'uperior )osterior! dan ;. entalis0 &nsisif. )enegahan
hematom dapat dilakukan dengan mengetahui anatomi sehingga tidak terjadi
penyebaran darah ke ronga ekstra4askuler. )enggunaan jarum pendek pada
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 6/17
anestesi ;. Al4eolaris superior posterior juga dapat dilakukan sebagai upaya
meminimalisasi hematom. )enanggulangan hematom akibat administrasi
anestesi lokal adalah dengan menekan perdarahan dan jangan mengompres
panas selama $3, jam setelah kejadian! namun setelah satu hari dapat
dikompres hangat "# menit per jam. Kompres dingin dapat dilakukan segera
setelah terjadi hematom untuk mengurangi perdarahan dan rasa sakit.
(-% ;yeri pada &njeksi
=asa sakit saat administrasi anestesi lokal disebabkan oleh
penggunaan jarum yang tumpul! pengeluaran anestetikum dengan terlalu
epat! serta tidak menguasai teknik anestesi lokal. 2al ini dapat diegah
dengan menggunakan anestesi topikal sebelum insersi jarum dan
mengeluarkan anestetikum seara perlahan! serta anestetikum yang digunakan
lebih baik jika suhunya sama dengan suhu tubuh.(/% &nfeksi
&nfeksi terjadi akibat kontaminasi jarum dan dapat menyebabkan
trismus. Bila infeksi berlanjut sampai lebih dari hari ketiga! maka antibiotik
diindikasikan untuk pasien tersebut.(>% 6dema
6dema disebabkan oleh trauma selama anestesi lokal! infeksi! alergi!
perdarahan! dan penyuntikan anestetikum yang terkontaminasi alkohol.
)enanggulangan edema dilakukan dengan obser4asi bila edema disebabkan
oleh trauma injeksi atau iritasi larutan! biasanya akan hilang 13 hari tanpa
terapi. 'edangkan bila lebih dari hari dan disertai rasa sakit atau disfungsi
mandibula! antibiotik sebaiknya diberikan untuk pasien tersebut.
(1#% )engelupasan 8aringan
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 7/17
&ritasi yang berkepanjangan atau iskemia jaringan lunak mungkin
menyebabkan beberapa komplikasi yang tidak menyenangkan! termasuk
deskuamasi epitel dan abses steril.
(11% Lesi &ntraoral )os AnestesiLesi intraoral umumnya disebabkan oleh trauma jarum pada jaringan
saat insersi. )enanggulangan lesi ini dilakukan dengan pemberian topikal
anestesi praanestesi! pemberian obat kumur! dan pemberian antibiotik jika
terjadi infeksi.
"% Komplikasi 'istemik (1% =eaksi psikis
=eaksi psikis yang sering terjadi sebagai komplikasi sistemik akibat
pemberian anestesi lokal adalah sinkop atau serangan 4aso4agal. 2al ini
merupakan gangguan emosional sebelum penyuntikan. )ada saat terjadi
reaksi psikis! arteri mengalami 4asodilatasi sehingga menyebabkan 4olume
darah ke jantung berkurang sehingga menyebabkan penurunan umpan balik
kardiak yang menyebabkan hilang kesadaran mendadak. +anda3 tanda reaksi
psikis ini adalah puat! mual! pusing! keringat dingin! dan jika tidak ditangani
epat kesadaran akan hilang! pupil membesar! denyut nadi lemah dan tidak
teratur. )eraatan reaksi psikis ini adalah dengan penaganan emergensi
sinkop.
("% =eaksi toksik
=eaksi toksik pada administrasi anestesi lokal jarang terjadi bila
penyuntikan dilakukan sesuai dengan prosedurnya. Apabila aspirasi tidak
dilakukan sebelum penyuntikan! maka anestetikum akan masuk ke dalam
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 8/17
intra4askuler sehingga menyebabkan o4erdosis. +anda3 tanda reaksi toksik
adalah terjadi kon4ulsi! gangguan pernafasan! dan syok.(% =eaksi alergi
=iayat alergi pasien harus ditanyakan praanestetikum sehingga
meminimalisasi terjadinya reaksi alergi. =eaksi alergi yang terjadi berbeda3
beda dengan tingkat keparahan yang juga berbeda. +ingkat reaksi alergi yang
paling ringan adalah lokalized skin reaction dengan gejala lokal eritema!
edema! dan pruritus. ?ntuk tingkatan lesi yang lebih parah yaitu reaksi pada
kulit yang tergeneralisasi! antihistamin perlu diberikan. )ada kasus alergi yang
melibatkan traktus respiratorius! diberikan epinefrin seara intramusular
kemudian melakukan prosedur emergensi. +ingkat reaksi alergi yang paling
parah adalah syok anafilaktik yag perlu ditangani dengan segera dengan
pemberian epinefrin & atau &@! serta penaganan emergensi syok.($% @irus 2epatitis0 2&@
)enyebaran kedua 4irus ini dapat melalui jarum suntik. 5leh karena
itu! jarum suntik harus digunakan sekali pakai sebagai upaya penegahan
(*% &nteraksi obat
&nteraksi obat dapat terjadi pada pasien yang mendapat obat sistemik.
'eara umum! interaksi obat dengan anestesi lokal sangat jarag. ;amun!
anestesi lokal yang mengandung noradrenalin dapt merangsag respon tekanan
darah pasien yang mendapatkan antidepresan trisiklik. Karena itu!
noradrenalin tidak dianjurkan untuk dipakai.
*. +eknik Anestesi &nfiltrasi untuk =ahang Atas dan =ahang Baah
+eknik infiltrasi dapat dibagi menjadi
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 9/17
1% 'untikan submukosa
&stilah ini diterapkan apabila larutan didepositkan tepat dibalik
membrane mukosa. <alaupun enderung tidak menimbulkan anestesi pada
pulpa gigi! suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi saraf bukal
sebelum penabutan molar baah atau operasi jaringan lunak.
8arum diinsersikan dan airan anestesi didepositkan ke dalam jaringan
di baah mukosa sehingga larutan anestesi berdifusi pada tempat tersebut.
"% +eknik anestesi infiltrasi papilla interdental
+eknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa yang dilakukan
pada papila interdental yang melekat dengan periosteum. +eknik ini
diindikasikan terutama pada gingivectomy, yang memerlukan baik efek
anestesi maupun efek hemostatis dari obat anestesi.% 'untikan 'upraperiosteal
)ada beberapa daerah seperti maksila! bagian kortikal bagian luar dari
tulang al4eolar biasanya tipis dan dapat terperforasi oleh saluran 4asular
yang keil. )ada daerah ini bila larutan didepositkan di luar periosteum!
larutan akan terinfiltrasi melalui periosteum! bidang kortikal! dan tulang
medularis ke serabut saraf. Dengan ara ini anestesi pulpa gigi dapat diperoleh
melalui penyuntikan di sepanjang apeks gigi. 'untika supraperiosteal
merupakan teknik yang paling sering digunakan pada kedokteran gigi.$% 'untikan subperiosteal
)ada teknik ini! larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan
bidang kortikal. Karena struktur ini terikat erat! suntikan tentu terasa sakit.
Karena itu! suntikan ini hanya digunakan apabila tidak ada alternati4e lain
atau apabila anestesi superfiial dapat diperoleh dari suntikan supraperiosteal.
+eknik ini biasa digunakan pada palatum dan bermanfaat bila suntikan
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 10/17
supraperiosteal gagal untuk memberikan efek anestesi alaupun biasanya
pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan intraligamen.*% 'untikan &ntraseous
)ada teknik ini larutan didepositkan pada tulang medularis. )rosedur
ini sangat effektif apabila dilakukan dengan bur tulang dan jarum yang
didesain khusus untuk tujuan tersebut. 'etelah suntikan supraperiosteal
diberikan dengna ara biasa! dibuat inise keil melalui mukoperiosteum pada
daerah suntikan yang sudah ditentukan untuk mendapat jalan masuk bagi bur
dan reamer keil. Kemudian dapat dibuat lubang melalui bidang kortikal
bagian luar tulang dengan alat yang sudah dipilih. Lubang harus terletak pada
bagian apeks gigi sehingga tidak mungkin merusak akar gigi geligi.8arum pendek dengan hubungan yang panjang diinsersikan melalui
lubang dan diteruskan ke tulang! larutan anestesi #!"* ml didepositkan
perlahan ke ruang medularis dari tulang. +eknik suntikan intraseous akan
memberikan efek anestesi yang baik pada pulpadisertai gangguan sensasi
jaringan lunak yang minimal. <alaupun demikian biasanya tulang al4eolar
akan terkena trauma dan enderung tejadi rute infeksi. )rosedur asepsis yang
tepat pada tahap ini merupakan keharusan
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 11/17
,% 'untikan &ntraseptal
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 12/17
erupakan modi4ikasi dari suntikan intraseous yang kadang3kadang
digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila akan
dipasang geligi tiruan immediate serta bila teknik supraperiosteal tidak
mungkin diguakan. 8arum "- gauge diinsersikan pada tulang lunak di rest
al4eolar. Larutan didepositkan dengan tekanan dan berjalan melalui tulang
medularis serta jaringan periodontaluntuk memeberi efek anestesi. +eknik ini
hanya dapat digunakan setelah diproses anestesi superfiial.
-% Anestesi &nfiltrasi pada aksila(1) Gigi Incisive sentral, incisive lateral, dan kaninus
Gigi &nisi4e sentral =A dapat diberikan anestesi menggunakan teknik
infiltrasi. embran mukosa ditarik kenang dan jarum dimasukkan sedalam
kira3kira / mm kea rah apial pada margin ginggi4a. Kemudian di dorong
hati3hati ke atas! meleati baah periosteum! sampai ujung jarum menapai
apek gigi. Anestesi loal didepositkan sebanyak 1 ml.
)ada gigi inisi4e lateral! jarum harus dimasukkan pada akar yang
terendah. 'elain tiu karena posisi apek akar gigi inisi4e yang relati4e dekat
ke palatal! seringkali digunakan anestasi blok naso palatine untuk menjamin
tersedianya anestesi pada gigi tersebut. 'edangkan paa gigi kaninus ujung
jarum ditempatkan pada eminensia kaninus.() Gigi !remolar I dan II
Anestesi infiltrasi pada gigi premolar kedua =A menggunakan teknik
yang sama dengan insii4e dan kaninus. embran mukosa ditarik kuat!
kemudian jarum dimasukkan seara perlahan! buat kemiringan menuju
tulangsampai ujung jarum pada apek gigi yang akan dianestesi. 6minensia
kaninus dan dasar prosessus ygomatikus maksila merupakan panduan yang
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 13/17
berguna dalam menempatkan jarum. ?ntuk gigi premolar pertama! jarum
harus ditempatkan pada bagian fistal eminensia kaninus dan sekitar "" mm
dari ujung usp bukal. 'edangkan untuk gigi premolar kedua! diempatkan di
mesial dasar prosessus ygomatikus dan sekitar "1 mm dari ujung usp bukal.
Dengan ujung jarum sejumlah keil airan anestesi didepositkan hanya diatas
dan dorsal apeks. Aspirasi untuk injeksi di dekat premolar harus dilakuakn
untuk menghindari injeksi intra4asal. 8ika airan diinjeksikan intra4asal!
pasien akan merasakan sakit yang sebentar! tajam di daerah ajah dan kulit
pipi dan kelopak mata baah akan puat seketika.
8arum harus dimasukkan dari luar ke dalam. ?ntuk peraatan
dental restoratif jarum harus ditempatkan *mm diatas apeks. Cairan anestesi
yang digunakan untuk infiltrasi bukal sekitar 1 ml dan maksimum penggunaan
di daerah palatal #."* ml.
Gambar )enyuntikan anestesi pada area gigi premolar pertama dan kedua
rahang atas.
(") Gigi #olar !ermanen I, II, dan III
)emberian anestesi pada gigi permanen molar dilakukan dengan ara
bukal infiltrasi. Adanya prosessus ygomatikus pada tulang maksila
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 14/17
menyebabkan diperlukannya pemberian dua infiltrasi! yang pertama pada
mesial prosessus ygomatius untuk akar mesio distal! yang kedua diberikan
pada bagian distal untuk akar disto bukal. ?ntuk akar mesio bukal ujung
jarum sebaiknya sekitar " mm dari usp mesio bukal. 'edangkan untuk akar
disto bukal lebih pendek! sekitar "1 mm dari susp disto bukal. Akar palatal
yang terlalu jauh dari korteks bukal maksila yang terbagi! memerlukan adanya
infiltrasi palatal. ?ntuk menapainya! digunakan jarum yang pendek! kira3kira
3$mm yang masuk ke mukosa palatal! diletakkan sekitar /mm dari apikal ke
margin gingi4a. Karena mukosa palatal terikat kuat pada tulang palatum!
dokter gigi harus berhati3hati untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien.
Dalam memberikan tekanan! peningkatan tekanan ke dalam jaringan akan
menghasilkan sali4a oleh aktifitas kelenjar sali4a minor di palatum. 'elain itu!
jaringan akan terliaht puat! mengindikasikan tempat jaringan terinfiltrasi.
Gambar area anestesi pada gigi posterior rahang atas
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 15/17
Gambar 13- Gambar jarum pada saat penyuntikan anestesi gigi posterior
rahang atas.
Gambar 131# Gambar sudut dari jarum pada saat penyuntikan.
/% Anestesi &nfiltasi pada mandibula
(1% Gigi &nsisi4e sentral! inisi4e lateral! dan kaninus
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 16/17
8arum ditempatkan sehingga ujung jarum kira3kira 1/ mm dari tepi
inisal. 'eara klinis! jarum ditempatkan jauh pada sulus labial! dan
ujungnya dimasukkan kebaah periosteum. 'ekitar #!-*31 ml yang
diinjeksikan.
Anestesi blok bilateral mandibula! dengan tambahan anestesi infiltrasi
lokal! disarankan untuk terapi bedah pada daerah rahang baah frontal!
seperti transplantasi tulang dagu dan peraatan implan. 2al ini mengurangi
jumlah airan yang diinjeksikan! dang mengurangi resiko hematoma dan
infeksi. 'ekitar $3,ml anestesi ukup diinjeksikan.
Gambar Letak jarum pada saat penyuntikan yang terlihat A. )ada tulang! B.
)ada mulut.
("% Gigi )remolar & dan &&?jung jarum ditempatkan pada sulkus buka! dekat dengan apek gigi
yang bersangkutan. embran mukosa ditarik kuat dan ujung jarum
ditempatkan seara supperiosteum dengan kemiringan kearah tulang. 'ekitar
#!*31 ml airan didepositkan baik pada aspek labial maupun aspek ingual.
(% Gigi permanen molar &!&&! dan &&&
8/16/2019 Tinjauan Pustaka (Anestesi, Part 1)
http://slidepdf.com/reader/full/tinjauan-pustaka-anestesi-part-1 17/17
+eknik dasarnya sama seperti gigi premolar! berbeda pada posisi jarum
dalam hubungannya dengan gigi yang bersangkutan.
ALA6D! '. 9. ("##$%. $andbook of local anesthesia. 't. Louis! o!
6lse4ier0osby.