22
TINEA CORPORIS PENDAHULUAN Tinea korporis merupakan suatu infeksi jamur Dermatofita pada kulit yang penyakitnya disebut dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Penyakit ini termasuk dalam kelompok mikosis superfisialis. (1) SINONIM Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea sirsinata, Tinea glabrosa. (2) DEFINISI Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit tubuh tidak berambut (globorous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea. EPIDEMIOLOGI Tinea korporis banyak diderita oleh semua umur, terutama lebih sering menyerang orang dewasa, terutama pada orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi.. Lebih sering menyerang pria daripada wanita. Tersebar ke seluruh dunia, terutama pada daerah tropis, dan insidensi meningkat pada kelembaban udara yang tinggi. (2,4) ETIOPATOGENESIS Tinea korporis disebabkan jamur Dermatofita, terutama oleh Epidermophyton floccosum atau Trichophyton rubrum. Tinea kruris 1

Tinea Corporis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tinea Corporis

TINEA CORPORIS

PENDAHULUAN

Tinea korporis merupakan suatu infeksi jamur Dermatofita pada kulit yang

penyakitnya disebut dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan

keratin. Penyakit ini termasuk dalam kelompok mikosis superfisialis. (1)

SINONIM

Sinonim dari Tinea Korporis adalah Tinea sirsinata, Tinea glabrosa. (2)

DEFINISI

Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita yang mengenai kulit tubuh tidak

berambut (globorous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea.

EPIDEMIOLOGI

Tinea korporis banyak diderita oleh semua umur, terutama lebih sering menyerang

orang dewasa, terutama pada orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak

bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi..

Lebih sering menyerang pria daripada wanita. Tersebar ke seluruh dunia, terutama pada

daerah tropis, dan insidensi meningkat pada kelembaban udara yang tinggi. (2,4)

ETIOPATOGENESIS

Tinea korporis disebabkan jamur Dermatofita, terutama oleh Epidermophyton

floccosum atau Trichophyton rubrum. Tinea kruris disebabkan jamur dermatofita terutama

oleh Epidermophyton floccosum, Trichophyton rubrum, dan Trichophyton mentagrophytes. (1,4)

Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi atau

tidak langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya handuk, lantai kamar

mandi, tempat tidur hotel dan lain-lain. (5)

Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya di dalam jaringan

keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke dalam jaringan

epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan.

Pertumbuhan jamur dengan pola radial di dalam stratum korneum menyebabkan

timbulnya lesi kulit yang sirsinar dengan batas yang jelas dan meninggi. Reaksi kulit semula

1

Page 2: Tinea Corporis

berbentuk papul kemudian berkembang menjadi suatu reaksi peradangan berupa suatu

dermatitis. (6)

GEJALA KLINIS

Gambaran klinis dari tinea korporis merupakan lesi anular, bulat atau lonjong,

berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi.

Daerah tengahnya biasanya lebih tenang ( tanda peradangan lebih jelas pada daerah tepi )

yang sering disebut dengan central healing. Tapi kadang juga dijumpai erosi dan krusta akibat

garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain.

Kelainan kulit dapat juga terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena

beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Selain itu lesi dapat berupa arsiner, atau sinsiner. Bila

tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya

meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi dan skuamasi saja. (1,2,3,7)

Pada tinea korporis keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat. Lesi umumnya

bilateral walaupun tidak simetris, berbatas tegas, tepi meninggi yang dapat berupa bintil-

bintil kemerahan atau lenting-lenting kemerahan, atau kadang terlihat lenting-lenting yang

berisi nanah. Bagian tengah menyembuh berupa daerah coklat kehitaman bersisik. Lesi aktif,

polisiklik, ditutupi skuama dan kadang-kadang disertai dengan banyak vesikel kecil-kecil.

Biasanya disertai rasa gatal dan kadang-kadang rasa panas. Garukan terus-menerus dapat

menimbulkan gambaran penebalan kulit. Buah zakar sangat jarang menunjukkan keluhan,

meskipun pemeriksaan jamur dapat positif. Apabila kelainan menjadi menahun maka

efloresensi yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan

likenifikasi. (1,6,7)

DIAGNOSA BANDING

Tinea korporis dapat didiagnosa banding dengan dermatitis kontak, Pitiriasis rosea,

Psoriasis vulgaris, sifilis stadium II tipe makulopapular, dan dermatitis seboroik. (2,3,6,8)

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesa

Dari anamnesa didapatkan rasa gatal yang sangat mengganggu, dan gatal bertambah

apabila berkeringat. Karena gatal dan digaruk, maka timbul lesi sehingga lesi bertambah

meluas, terutama pada kulit yang lembab

2

Page 3: Tinea Corporis

2. Gejala klinis yang khas

3. Pemeriksaan laboratorium

Pada kerokan kulit dengan KOH 10-20% bila positif memperlihatkan elemen jamur

berupa hifa panjang dan artrospora (hifa yang bercabang) yang khas pada infeksi

dermatofita. Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan

langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan

dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada

waktu ini adalah medium Agar Dekstrosa Sabouraud. (4,5,7)

PENATALAKSANAAN

1. Umum

- Meningkatkan kebersihan badan dan menghindari berkeringat yang berlebihan

- Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas

dan tidak menyerap keringat (karet, nylon)

- Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak

pasien lain.

- Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di kuku atau di kaki.

- Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain,

leukemia, harus dikontrol. (7)

2. Khusus

- Topikal

- Derivat azol misalnya mikonazol 2%, klotrimasol 1%, ketokonazol 1%

- Salep Whitfield

- Asam benzoate 6-12%

- Asam salisilat 2-4% (4,7)

- Sistemik

- Griseofulvin 500-1000 mg sehari untuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25 mg/

kgBB sehari. Lama pemberian griseofulvin pada tinea korporis adalah 3-4 minggu,

diberikan bila lesi luas atau bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan.

- Pada kasus yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan derivat azol seperti

ketokonazol 200 mg per hari selama 2-4 minggu pada pagi hari setelah makan,

itrakonazol 100-200 mg/hari selama 2-4 minggu atau 200 mg/hari selama 1

3

Page 4: Tinea Corporis

minggu, flukonazol 150 mg 1x/mgg selama 2-4 minggu, terbinafin 250 mg/hari

selama 1-2 minggu.

- Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder. (5,7)

PROGNOSIS

Tinea korporis mempunyai prognosa baik dengan pengobatan yang adekuat dan

kelembaban dan kebersihan kulit yang selalu dijaga. (1,4)

4

Page 5: Tinea Corporis

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Bab II. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima.

Cetakan ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:2008, halaman 92-99

2. Mikosis superficial, diunduh dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1174/1/fkg-trelia1.pd f

3. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan I. Hipokrates. Jakarta:2000, halaman 77-78

4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. EGC. Jakarta:2008,

halaman 17-33

5. Tinea kruris, diunduh dari http://www.klikdokter.com/illness/detail/140

6. Budimulja, U. Prof. Diagnosis dan penatalaksanaan dermatomikosis. FKUI.Jakarta,

halaman47-53

7. Tinea korporis, diunduh dari http://madesunaria.wordpress.com/2009/11/13/tinea-

corporis/

8. Abdullah B. Dermatologi pengetahuan dasar dan kasus di rumah sakit. Percetakan

Universitas Airlangga. Surabaya. Halaman 69-76

5

Page 6: Tinea Corporis

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Status : Menikah

Suku : Jawa

Alamat : Sungai Sapih Padang

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berumur 35 tahun datang ke poliklinik kulit & kelamin RS M.Djamil

tanggal 9 November 2012 dengan :

Keluhan utama :

Bercak merah yang gatal pada punggung dan perut sejak 1 bulan yang lalu

Riwayat penyakit sekarang :

- Bercak merah yang gatal pada punggung atas dan perut sejak 1 bulan yang lalu dan

lebih terasa gatal saat berkeringat. Awalnya bercak timbul kira-kira sebesar uang

logam lima ratus rupiah pada bagian perut dan punggung, makin lama makin lebar.

Pada bagian pinggirnya terdapat bintik-bintik merah dan bersisik.

6

Page 7: Tinea Corporis

- Bercak-bercak merah gatal di sela paha dan bokong tidak ada.

- Pasien mandi 2 kali sehari dan menggunakan air sumur

- Pasien menggunakan pakaian kerja yang sama selama 3 hari berturut-turut tanpa

mencucinya.

- Pasien sering memakai jeans ketat dan pakaian dalam yang tidak menyerap keringat

saat bekerja

- Pasien memakai handuk dan sabun bergantian dengan istrinya.

- Selama bekerja sebagai buruh bangunan, pasien tidak menggunakan sarung tangan.

- Riwyat berkontak dengan binatang terutama anjing dan kucing yang berbulu

disangkal.

- Pasien tidak suka makan makanan yang pedas, panas serta berlemak.

- Riwayat meminum obat dan jamu-jamuan dalam jangka waktu lama tidak ada

- Riwayat pengobatan sebelumnya untuk keluhan ini tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya

- Riwayat menderita DM disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

- Istri pasien mengeluhkan keluhan yang sama di perut

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalisata :

- Keadaan umum : tidak tampak sakit

- Kesadaran : CMC

- Nadi : 88 x/menit

- Nafas :19 x/menit

- Berat badan : 65 kg

- Tinggi badan : 165 cm

- Status gizi : baik

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

7

Page 8: Tinea Corporis

- Thoraks : dalam batas normal

- Abdomen : dalam batas normal

Status Dermatologikus

L : perut dan punggung

D : regional

B/S : khas, polisiklik

B : tegas

U : plakat

Eff : plak eritem dengan pinggir aktif berpapul, bagian tengah menyembuh dan

skuama putih

Status venereologikus : tidak diperiksa

Kelainan selaput lendir : tidak ditemukan kelainan

Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan

Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan

Kelainan KGB : tidak teraba pembesaran

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah : tidak diperiksa

Urin : tidak diperiksa

Feces : tidak diperiksa

Mikologi : kerokan kulit + KOH 10%, dengan hasil tampak elemen hifa panjang

bersekat dan bercabang dan spora berderet.

Diagnosis :

Tinea korporis

Diagnosis Banding :

8

Page 9: Tinea Corporis

- Dermatitis seboroik

- Pitiriasis rosea

- Morbus hansen

Pemeriksaan anjuran :

- Kultur sediaan

- Pemeriksaan histopatologik

Terapi :

- Umum :

- menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari

- sering mengganti pakaian jika lembab

- tidak memakai pakaian yang ketat

- memakai pakaian yang menyerap keringat

- memberitahukan pada pasien bahwa pengobatan memerlukan waktu yang lama

- tidak menggunakan sabun, handuk atau pakaian berganti-ganti sesama anggota

keluarga.

- Khusus

- Sistemik : Griseofulvin tab 1x750 mg

- Topikal : Mikonazol cream 2%

Prognosis

Quo ad sanam : bonam

Quo ad vitam : bonam

Quo ad kosmetikum : bonam

Quo ad fungsionam : bonam

9

Page 10: Tinea Corporis

Gambar :

10

Page 11: Tinea Corporis

11

Page 12: Tinea Corporis

RESUME

Seorang pasien laki-laki berumur 35 tahun datang ke poliklinik kulit & kelamin RS M.Djamil

tanggal 9 November 2012 dengan :

ANAMNESA

- Bercak merah yang gatal pada punggung atas dan perut sejak 1 bulan yang lalu dan

lebih terasa gatal saat berkeringat. Awalnya bercak timbul kira-kira sebesar uang

logam lima ratus rupiah pada bagian perut dan punggung, makin lama makin lebar.

Pada bagian pinggirnya terdapat bintik-bintik merah dan bersisik.

- Bercak-bercak merah gatal di sela paha dan bokong tidak ada.

- Pasien mandi 2 kali sehari dan menggunakan air sumur

- Pasien menggunakan pakaian kerja yang sama selama 3 hari berturut-turut tanpa

mencucinya.

- Pasien sering memakai jeans ketat dan pakaian dalam yang tidak menyerap keringat

saat bekerja

- Pasien memakai handuk dan sabun bergantian dengan istrinya.

- Istri pasien mengeluhkan keluhan yang sama di perut sejak 3 minggu yang lalu

12

Page 13: Tinea Corporis

Status Dermatologikus

L : perut dan punggung

D : regional

B/S : khas, polisiklik

B : tegas

U : plakat

Eff : plak eritem dengan pinggir aktif berpapul, bagian tengah menyembuh dan

skuama putih

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Mikologi : kerokan kulit + KOH 10%, hasil : tampak elemen hifa panjang bersekat dan

bercabang dan spora berderet.

Diagnosis :

Tinea korporis

Diagnosis Banding :

- Dermatitis seboroik

- Pitiriasis rosea

- Morbus hansen

Pemeriksaan anjuran :

- Kultur sediaan

- Pemeriksaan histopatologik

Terapi :

- Umum :

- menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari

- sering mengganti pakaian jika lembab

- tidak memakai pakaian yang ketat

- memakai pakaian yang menyerap keringat

- memberitahukan pada pasien bahwa pengobatan memerlukan waktu yang lama

13

Page 14: Tinea Corporis

- tidak menggunakan sabun, handuk atau pakaian berganti-ganti sesama anggota

keluarga.

- Khusus

- Sistemik : Griseofulvin tab 1x750 mg

- Topikal : Mikonazol cream 2%

Prognosis

Quo ad sanam : bonam

Quo ad vitam : bonam

Quo ad kosmetikum : bonam

Quo ad fungsionam : bonam

DISKUSI

Diagnosis Tinea corporis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik.

Pada penyakit Tinea korporis adalah dermatofitosis pada daerah kulit tak berambut

pada wajah, badan, lengan dan tungkai. Terdapat pada semua umur tetapi lebih sering

menyerang orang dewasa. Tinea corporis bisa ditularkan langsung dari manusia atau

binatang, melalui autoinokulasi. Anak – anak lebih sering melalui patogen zoofilik. Pakaian

yang terlalu tertutup, lingkungan yang kotor, kontak kulit yang sering dan trauma minor

menciptakan lingkungan yang subur untuk dermatofita. Kelainan ini dapat bersifat akut atau

menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.

Gejala subjektif berupa keluhan gatal terutama jika berkeringat. Kelainan yang dilihat

dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama,

kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Lesi dengan tepi aktif dengan penyembuhan

sentral. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta

akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang

lain. Oleh karena gatal dan digaruk, maka lesi akan semakin meluas, terutama pada daerah

kulit yang lembab. Sehingga kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir

14

Page 15: Tinea Corporis

yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit menjadi satu. Teori ini sesuai dengan hasil yang

ditemukan pada pasien ini.

Pada kasus ini, pasien mengeluh adanya bercak kemerahan bersisik yang terasa gatal

pada bagian punggung dan perut.

Pada anamnesa didapatkan, terdapat papul eritromatosa sebesar koin pada bagian

perut dan punggung yang dirasakan gatal dan semakin hebat apabila berkeringat. Untuk

keluhan ini pasien tidak pernah berobat.

Anak pasien mengalami gejala serupa 2 minggu yang lalu. riwayat konsumsi obat

lama tidak ada, riwayat DM juga disangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis : status gizi baik dan yang lain

dalam batas normal.

Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan distribusi regional pada ad regio :

punggung dan perut,distribusi regional, bentuk khas, susunan polisiklik berbatas tegas,

ukuran plakat dengan efloresensi plak eritem dengan pinggir aktif berpapul, bagian tengah

menyembuh dan skuama putih.

Pada pemeriksaan penunjang dengan kerokan kulit dan KOH 10 % tampak elemen

hifa panjang bersekat dan bercabang dan spora berderet.

Pemeriksaan fisik diatas sesuai dengan kepustakaan mengenai tinea korporis. Hal ini

dapat didiagnosis banding dengan Dermatitis seboroik. Menurut kepustakaan, predileksi

dermatitis seboroik pada daerah yang banyak mengandung kelenjar palit, misalnya kulit

kepala, dahi, leher, interskapula dan lipat paha atau lipatan kulit. Klinis dermatitis seboroik

berupa eritema dan skuama berminyak agak kekuningan, batasnya kurang tegas. Dermatitis

seboroik terjadi pada bayi namun biasanya menghilang pada usia 6 bulan dan bisa muncul

kembali pada pubertas. Insidens dermatitis seboroik mencapai puncak pada umur 18 – 40

tahun. Dengan demikian dermatitis seboroik dapat disingkirkan.

Menurut kepustakaan, pitriasis rosea ialah penyakit kulit yang belum diketahui

penyebabnya, ada yang mengemukakan bahwa penyebabnya virus, karena penyakit ini self

limiting disease, dimulai sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Pitriasis

rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita dan pria sama

banyaknya. Umumnya di badan, solitar, berbentuk oval dan anular, diameter 3 cm. Kemudian

15

Page 16: Tinea Corporis

disusul oleh lesi-lesi yang kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan

lipatan kulit dan biasanya sembuh dalam waktu 3-8 minggu. Faktor yang mungkin

mempengaruhi timbulnya penyakit dari lingkungan lebih sering pada cuaca dingin, banyak

pada musim hujan. Kebersihan tidak berpengaruh. Dengan begitu pitriasis rosea tersingkir.

Menurut kepustakaan, morbus hansen merupakan penyakit infeksi mikobakterium

yang bersifat kronik progresif, mula-mula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat

manifestasi kulit. Penyebabnya Mycobacterium leprae, basil tahan asam. Kelompok umur

terbanyak adalah 25-35 tahun; dibawah itu jarang. Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.

Pada ras kulit hitam insidens bentuk tuberkuloid lebih tinggi dibandingkan tipe lepromatosa

yang cenderung pada ras kulit putih. Banyak pada negara-negara berkembang dan golongan

ekonomi rendah. Lingkungan yang kurang bersih. Lesi diawali dengan bercak putih bersisik

halus pada bagian tubuh, tidak gatal, kemudian membesar dan meluas. Jika saraf sudah

terkena, penderita mengeluh kesemutan/baal pada bagian tubuh tertentu, ataupun kesukaran

menggerakkan anggota badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alispun dapat

rontok. Lokalisasi dapat seluruh tubuh. Pada tipe TT efloresensi makula eritematosa bulat

atau lonjong, permukaan kering, batas tegas, anestesi, bagian tengah sembuh; bakteriologi(-);

tes lepromin positif kuat. Maka Morbus hansen tersingkir.

Penatalaksanaan umum pada pasien adalah menghilangkan faktor predisposisi

penting, misalnya mengusahakan daerah lesi selalu kering dan memakai baju yang menyerap

keringat. Terapi yang diberikan berupa anti jamur sistemik dan topikal. Anti jamur sistemik

yang diberikan yaitu anti jamur griseofulvin. Selain itu juga diberikan anti jamur topikal yaitu

anti jamur golongan imidazol (mikonazol).

Prognosis dari tinea corporis ini akan baik dengan tingkat kesembuhan 70-100%

setelah pengobatan dengan obat jamur golongan imidazol sistemik dan topikal secara teratur

dan juga dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

16