140

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

  • Upload
    doannga

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ahmad Syaugi

NIM : 1111046100105

Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam)

Konsentrasi : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi saya ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar peryataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 4 September 2015

(Ahmad Syaugi)

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

v

ABSTRACT

Ahmad Syaugi NIM: 1111046100105, the influence of CAR ratio, FDR,

Inflation and BI rate to Muamalat bank, BNI, Mandiri syariah bank, and Mega

Syariah bank (2010-2014). Majoring in Syaria Banking, Muamalat Study

Program, Faculty of Syaria and Law, Islamic State University Syarif

Hidayatullah. 1436H/2015 M. ix + 115 pages + 8 attachment.

Bank is a finance mediator which ditributes the fund from surplus unit side

to deficit unit, in doing it’s job bank can be categorized into two characters, which

is conventional bank and Syaria bank. The importance of function and role for

Syaria bank demands syariah bankers to increase their capability in order to create

a healthy and eficient Syaria Bank. Profitability, one of criteria to measure how

profitable a bank, becomes so crucial in order to find out whether nor a Syaria

bank has done it’s job properly. Therefore, it can be summarised if variables, such

as CAR, FDR, Inflation, and BI rate are influencial enough to ROA in general

banks all around Indonesia. The purpose of this research is to gather all empirist

evidences for finding out about the characteristic of a bank measured with CAR

and FDR, macroecomic’s factor measured with Inflation and BI rate into ROA

(Return On Assets) of all general banks in Indonesia

The data used in this research are from Finance Report published by BI

and Finance Report published by BUS from their own websites. The sampling’s

technic used in this research is called purposive sampling. There are four BUS

which becomes a sample in this research. Data analyzing technique used in this

research is multiple linear regression were the data has been tested with classic

assumption test, consisting of data normality testing, heteroskedastisitas,

multikolinearitas and autocorrelation.

The result of this research shows that variables like CAR, FDR, and

Inflation does not significantly influence ROA. BI rates influence negatively to

ROA. Prediction capability of four variables to ROA in this research is around

25,7%, which means the rest are influenced by other factors outside the models

used in this research.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

vi

ABSTRAK

Ahmad Syaugi. NIM 1111046100105. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal

(CAR), Rasio Likuiditas (FDR), Inflasi, dan BI rate (Studi Pada Bank Muamalat

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mega

Indonesia Periode 2010-2014). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi

Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/ 2015 M. ix + 115 halaman + 8

halaman lampiran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, FDR, dan Inflasi

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Variabel BI rate berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari ke empat variabel

tersebut terhadap ROA dalam penelitian ini adalah sebesar 25,7%, sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model dalam penelitian ini.

Kata kunci : CAR, FDR, Inflasi, BI rate, ROA, Bank Umum Syariah.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan

Keuangan publikasi Bank Indonesia, serta Laporan Keuangan publikasi Bank

Umum Syariah melalui website. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 4 Bank Umum

Syariah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda dimana sebelumnya data telah diuji dengan pengujian

asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas data, heteroskedastisitas,

multikolinearitas, dan autokorelasi.

Bank merupakan lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana

dari pihak surplus unit kepada pihak deficit unit dalam menjalankan kegiatan

usahanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu bank konvensional dan

bank syariah. Pentingnya fungsi dan peran perbankan syariah ini menuntut pihak

bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan syariah yang

sehat dan efisien. Profitabilitas merupakan salah satu kriteria untuk mengukur

besarnya laba suatu bank menjadi sangat penting untuk mengetahui apakah

industri perbankan syariah telah menjalankan usahanya secara efisien atau tidak.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu

apakah variabel CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate berpengaruh terhadap ROA Bank

Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti

empiris mengenai pengaruh karakteristik bank yang diukur dengan CAR dan

FDR, faktor makroekonomi yang diukur dengan Inflasi dan BI rate terhadap

Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio Likuiditas (FDR), Inflasi, Dan

BI rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi Pada

Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah Dan Bank Syariah

Mega Indonesia Periode 2010-2014)”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Syariah pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D selaku Dekan Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, MA selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Program

Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

viii

4. Ibu Erika Amelia, S.E, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah sabar

memberkan bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Achmad Khoirul Hadi, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

kepada seluruh dosen Prodi Perbankan Syariah.

6. Ayahanda Mahfud Ismail, Ibunda Maisuri, Kakanda Abdul Hakim, dan Adinda

Fina Saidah tercinta, atas doa, perhatian, kasih sayang dan dukungan baik

moriil maupun materil kepada penyusun sehingga penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman-temanku, Andy Azhari, Rahmat Abdillah, Ari Hijrianto,

Haris, Darma Saputra, Herlambang, Ryan, Bayu, Agung, Khafid, Fahrul,

Hanif, Uli, Ucup, dan Jessy, kalian merupakan sumber motivasi selama proses

penyusunan skripsi ini.

8. Keluarga besar PT. Metraplasa atas penyediaan fasilitas dan do’anya, kalian

merupakan sumber motivasi selama proses penyusunan skripsi ini

9. Seluruh sahabat dan semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan dukungan, motivasi, inspirasi dan membantu

selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga mendapat balasan dari Allah

SWT.

Penyusun menyadari terdapat banyak sekali kekurangan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu segala saran dan kritik membangun sangat diharapkan. Terima

kasih.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

ix

Jakarta, 4 Oktober 2015

Penyusun

Ahmad Syaugi

NIM. 1111046100105

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iv

ABSTRACT ................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah ...................................................................... 19

C. Perumusan Masalah ....................................................................... 21

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 22

2. Manfaat Penelitian ................................................................... 22

E. Review Studi Terdahulu ................................................................. 23

F. Hipotesis ......................................................................................... 33

G. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 34

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xi

H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 35

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Perbankan Syariah ............................................................... 37

1. Pengertian Bank Syariah ........................................................... 37

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah ................................................ 41

3. Sumber Dana Bank Syariah ...................................................... 43

4. Penggunaan Dana Bank Syariah ............................................... 45

5. Sumber Pendapatan Bank Syariah ............................................ 47

B. Teori Profitabilitas .......................................................................... 47

1. Pengertian Profitabilitas ............................................................ 47

2. Analisis Tingkat Profitabilitas .................................................. 48

A. Teori Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) ............ 49

1. Pengertian Rasio Kecukupan Modal ........................................ 49

2. Unsur-Unsur Capital Adequacy Ratio ...................................... 50

a. Modal Inti ........................................................................... 51

b. Modal Pelengkap ................................................................ 52

3. Pengaruh CAR terhadap ROA .................................................. 53

B. Teori Rasio Likuiditas (Financing to Deposit Ratio) ..................... 54

1. Pengertian Rasio Likuiditas ...................................................... 54

2. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ....................................................... 55

a. Current Ratio (Rasio Lancar) ............................................. 55

b. Quick Ratio (Rasio Cepat) ................................................. 56

c. Cash Ratio (Rasio Kas) ...................................................... 57

3. Pengaruh FDR terhadap ROA .................................................. 59

C. Teori Inflasi .................................................................................... 60

1. Pengertian Inflasi ...................................................................... 60

2. Macam- Macam Inflasi ............................................................. 62

D. Berdasarkan Faktor Penyebabnya .................................................. 62

1. Demand Pull Inflation .................................................. 62

2. Cost Push Inflation ....................................................... 62

a. Berdasarkan Intensitasnya .................................................. 63

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xii

1. Creeping Inflation ........................................................ 63

2. Gallopin Inflation ......................................................... 63

3. Hyper Inflation ............................................................. 63

b. Berdasarkan Asalnya .......................................................... 63

1. Domestic Inflation ....................................................... 63

2. Imported Inflation ........................................................ 64

c. Berdasarkan Terjadinya ..................................................... 64

1. Anticipated Inflation ..................................................... 64

2. Unanticipated Inflation ................................................ 64

1. Pengaruh Inflasi terhadap ROA ............................................... 64

E. Teori BI rate (Suku Bunga BI) ...................................................... 65

1. Pengertian BI rate ..................................................................... 65

2. Pengaruh BI rate Terhadap Kinerja Keuangan ......................... 67

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian .......................................................................... 69

1. Jenis Penelitian ......................................................................... 69

2. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 69

3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 70

4. Teknik Analisis Data ................................................................ 71

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 71

1. Variabel Dependen .................................................................. 71

a. Return On Asset (ROA) ..................................................... 71

2. Variabel Independen ................................................................ 72

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) .......................................... 72

b. Financing to Deposit Ratio (FDR) ..................................... 73

c. Inflasi .................................................................................. 73

d. BI rate ................................................................................. 74

C. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 74

1. Uji Normalitas .......................................................................... 74

3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 77

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xiii

4. Uji Multikolinearitas ................................................................ 78

5. Uji Autokorelasi ....................................................................... 78

D. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 79

E. Uji Hipotesis ................................................................................... 81

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................. 81

2. Uji Parsial (Uji t) ...................................................................... 82

3. Koefisien Determinasi ............................................................... 82

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 83

1. Gambaran Umum Bank Syariah di Indonesia ........................... 83

2. Gambaran Umum Penelitian .................................................... 84

a. Perkembangan ROA ............................................................ 84

b. Perkembangan CAR ............................................................. 85

a. Perkembangan FDR ............................................................. 85

b. Perkembangan Inflasi ........................................................... 86

c. Perkembangan BI rate ........................................................... 87

B. Hasil dan Pembahasan ................................................................... 87

1. Analisis Uji Asumsi Klasik ...................................................... 87

a. Uji Normalitas ...................................................................... 87

b. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 92

c. Uji Multikolinearitas ............................................................ 93

d. Uji Autokorelasi ................................................................... 94

2. Uji Hipotesis ............................................................................. 95

a. Uji Simultan (Uji F ............................................................ 95

b. Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 96

c. Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 97

3. Persamaan Regresi .................................................................... 98

a. Analisis Regresi Linear Berganda ..................................... 98

6. Interpretasi ................................................................................ 99

a. Pengujian Hipotesis 1 (H1) ................................................ 100

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xiv

b. Pengujian Hipotesis 2 (H2) ................................................ 101

c. Pengujian Hipotesis 3 (H3) ................................................. 102

d. Pengujian Hipotesis 4 (H4) ................................................ 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 106

B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 107

C. Saran ............................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 111

LAMPIRAN .............................................................................................................. 116

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan BUS dan UUS ....................................................................... 2

Tabel 1.2 Rasio Keuangan BUS dan UUS 2010-2014 .................................................. 9

Tabel 1.3 Rasio Keuanngan Bank Muamalat tahun 2010-2014 .................................. 10

Tabel 1.4 Rasio Keuanngan Bank Syariah Mandiri tahun 2010-2014 ......................... 10

Tabel 1.5 Rasio Keuanngan Bank BNI Syariah tahun 2010-2014 ................................ 11

Tabel 1.6 Rasio Keuanngan Bank Syariah Mega Indonesia

tahun 2010-2014 ........................................................................................... 11

Tabel 1.7 ROA Perbankan Syariah dan Kondisi Makroekonomi ................................ 18

Tabel 1.8 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 26

Tabel 1.9 Penelitian Terdahulu (Perbedaan) ................................................................. 29

Tabel 4.1 Uji Kolmogorov-Smirnov (Data Asli) .......................................................... 90

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov (Data Transformasi) ........................................... 92

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas .................................................................................... 94

Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ....................................................................................... 95

Tabel 4.5 Uji-F .............................................................................................................. 95

Tabel 4.6 Uji-t .............................................................................................................. 96

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................................... 97

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda .................................................... 98

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ........................................... 5

Grafik 1.2 Profitabilitas Perbankan Syariah ................................................................... 6

Grafik 1.3 Perkembangan Aset, DPK, PYD, dan FDR Perbankan Syariah ................... 7

Grafik 1.4 Inflasi dan BI rate di Indonesia Periode 2010-2014 ................................... 14

Grafik 4.1 Perkembangan ROA .................................................................................... 84

Grafik 4.2 Perkembangan CAR .................................................................................... 85

Grafik 4.3 Perkembangan FDR ..................................................................................... 85

Grafik 4.4 Perkembangan ROA .................................................................................... 86

Grafik 4.5 Perkembangan BI rate ................................................................................. 87

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................. 34

Gambar 4.6 Grafik Histogram (Data Asli) .................................................................... 88

Gambar 4.7 Grafik Normal P-Plot (Data Asli) ............................................................. 89

Gambar 4.8 Grafik Histogram (Data Transformasi) ..................................................... 91

Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot (Data Transformasi) .............................................. 91

Gambar 4.9 Scatterplot.................................................................................................. 93

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri perbankan merupakan suatu lembaga yang tidak asing bagi

masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seperti di Indonesia.

Dengan keberadaan lembaga keuangan ini, masyarakat menjadi semakin mudah

dalam bertransaksi keuangan sehari-hari seperti penyimpanan dana, investasi,

transfer uang, dan jasa-jasa lainnya. Bank juga merupakan salah satu lembaga

yang mempunyai peran sangat penting dalam mendorong pertumbuhan

perekonomian suatu negara, bahkan pertumbuhan bank di suatu negara dipakai

sebagai ukuran pertumbuhan perekonomian negara tersebut.1 Selain itu bank juga

berfungsi bagi pembangunan perekonomian nasional (agent of development)

dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

nasional.2 Sehingga lembaga ini sangat dibutuhkan keberadaannya.

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang

dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam

bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak. Kemudian menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No.

21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang

1Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi,( Jakarta: Kencana, 2011),

Ed 1 Cet. 2, h.1. 2Malayu Hasibuan, Dasar- Dasar Perbankan (Jakarta : Bumi Aksara. 2007), h.4.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

2

menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegitan usahanya.

Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah

dan bank pembiyaan rakyat syariah.3

Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia dalam beberapa

tahun terakhir mempunyai trend positif. Hal tersebut dapat dilihat dari

meningkatnya laju pertumbuhan perbankan syariah yang diproksi oleh Bank

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) terutama dari sisi total

asetnya, selengkapnya tersaji dalam tabel berikut ini:4

Tabel 1.1

Perkembangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah BUS 11 11 11 11 12

Jumlah UUS 23 24 24 23 22

Total kantor 1.763 2.101 2.260 2.990 2.910

Total Aset BUS dan UUS (triliun) 97,519 145,467 195,018 242,276 272,343

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 diolah

Berdasarkan tabel 1.1 tersebut dapat dikatakan bahwa industri perbankan

syariah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk berkembang di Indonesia.

Peningkatan kantor dan aset perbankan syariah di Indonesia dalam beberapa tahun

terakhir menandakan bahwa telah terjadi ekspansi yang dilakukan oleh

3 Ismail, Manajemen Perbankan DariTeori Menuju Aplikasi, h.20.

4 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah 2014, (Jakarta: Bank Indonesia, 2014),

h.38.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

3

manajemen perbankan syariah dalam upaya menyerap pangsa pasar di Indonesia

yang melimpah. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah upaya yang selama ini

dilakukan telah berjalan efektif terhadap profitabilitas perbankan syariah di

Indonesia? Jawabannya mungkin belum tentu.

Berdasarkan laporan teraktual perbankan syariah di Indonesia yang

diperoleh dari hasil publikasi Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan

Syariah 2013 (LKPS 2013), laju pertumbuhan perbankan syariah mengalami

perlambatan seiring dengan kondisi kinerja industri perbankan nasional yang

sedikit menurun akibat dampak yang ditimbulkan oleh inflasi dan penerapan

kebijakan Loan To Value (LTV). Meskipun mengalami perlambatan, laju

pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan aset perbankan secara nasional, sehingga pangsa perbankan syariah

secara keseluruhan dengan memasukkan BPRS terhadap industri perbankan

nasional meningkat dari 4,61% menjadi 4,93%.5

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan Syariah 2013

(LKPS 2013), permodalan BUS secara umum cenderung meningkat yang

diindikasikan oleh rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) yang meningkat

dari 17,3% tahun 2012 menjadi sebesar 18,4%. Kapasitas permodalan bank

dalam mengantisipasi risiko (risk bearing capacity) yang tercermin dari jumlah

modal inti yang meningkat sebesar Rp3,6 triliun atau 31,7% (yoy), serta

modal pelengkap yang meningkat Rp0,7 triliun atau 25,2% (yoy). Di sisi

5 Otoritas Jasa Keuangan, Publikasi Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan

Syariah 2013 (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2014), h.2.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

4

lain pertumbuhan ATMR BUS mencapai 27,9% (yoy), sehingga CAR BUS

meningkat dari 14,1% pada tahun 2012 menjadi 14,4% pada akhir 2013.

CAR tersebut mengindikasikan tingkat ketahanan risiko yang masih cukup

memadai mengingat masih melebihi standar sebesar 8%, terlebih lagi rasio

modal inti terhadap ATMR tergolong sangat memadai yaitu mencapai

11,8%.6

Selanjutnya dari sisi pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan (yoy) pada

BUS tercatat sebesar 22,1%, melambat dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar 34,2%. Demikian pula halnya pertumbuhan pembiayaan pada

kelompok UUS yang turun dari 85,3% menjadi 33,5%, serta pertumbuhan

pembiayaan BPRS yang turun dari 32,8% menjadi 24,8% pada periode yang

sama (Grafik 1.1). Perlambatan yang terutama dialami sejak semester kedua

2013 antara lain dipengaruhi ketatnya likuiditas sumber dana pembiayaan

seiring kontraksi moneter, ekspektasi kenaikan risiko kredit, dan

implementasi kebijakan prudensial seperti Financing To Value (FTV) dan

down-payment pembiayaan konsumsi. Dilihat dari jenis akadnya, secara umum

penyaluran pembiayaan perbankan syariah masih didominasi oleh akad

murabahah. Pada periode laporan pembiayaan murabahah tumbuh 25,6%

(yoy), sehingga menempati pangsa 60,0% dari total pembiayaan BUS dan

UUS. Sementara pada pembiayaan BPRS pangsa akad murabahah mencapai

80,3%. Pemanfaatan akad-akad lain dalam pembiayaan berkembang secara

dinamis, khususnya pada kelompok BUS dan UUS. Pada periode laporan,

6Ibid., h.14.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

5

peningkatan preferensi penggunaan akad ijarah dalam pembiayaan BUS dan

UUS masih berlanjut dengan pertumbuhan 42,7% (yoy), lebih tinggi

dibanding peningkatan penggunaan akad lainnya. Sebaliknya pembiayaan

berbasis qardh yang sejak tahun lalu mengalami perlambatan, pada periode

laporan tumbuh -25,6% (yoy), sebagai dampak penyesuaian kebijakan terkait

kehati-hatian dalam penjualan produk rahn emas.7

Grafik 1.1

Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah

Sumber: Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan Syariah (LKPS, 2013)

Sementara itu dari sisi profitabilitas, laba bersih BUS dan UUS pada

tahun 2013 tercatat sebesar Rp3,3 Triliun meningkat 29,0% dari tahun

sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan tersebut melambat dari tahun

sebelumnya yang mencapai 72,3% (yoy). Dari sisi tingkat pengembalian aset

(Return on Asset), pertumbuhan laba yang melambat juga tercermin dari

penurunan ROA yaitu dari 2,1% pada tahun 2012 menjadi 2,0% pada tahun

laporan (Grafik 1.2) . Dibandingkan dengan perbankan secara nasional yang

memiliki ROA 3,1%, tingkat profitabilitas perbankan syariah cenderung lebih

7 Ibid., h.9.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

6

rendah mengingat kemampuan menghasilkan pendapatan selain dari kegiatan

penyaluran dana masih relatif terbatas.8

Grafik 1.2

Profitabilitas Perbankan Syariah

Sumber:Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan Syariah (LKPS, 2013)

Meskipun mengalami perlambatan, laju pertumbuhan aset perbankan

syariah tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset perbankan

secara nasional. Selain itu, pertumbuhan aset tersebut tetap diikuti

pelaksanaan intermediasi yang optimal. Hal ini tercermin pada tren

pertumbuhan dan nominal pembiayaan BUS dan UUS yang lebih tinggi

dibandingkan dana pihak ketiga (Grafik 1.3). Pada akhir 2013 pembiayaan

BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga

yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun, sehingga financing to deposit

ratio perbankan syariah tetap relatif tinggi. Pada kelompok BUS misalnya,

financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan.9

Grafik 1.3

8Ibid., h.13.

9Ibid., h.2.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

7

Perkembangan Aset, DPK, PYD, dan FDR Perbankan Syariah

Sumber: Laporan Perkembangan Keuangan Perbankan Syariah (LKPS, 2013)

Dengan kondisi laju perkembangan perbankan syariah secara umum masih

belum optimal khususnya pada BUS dan UUS di Indonesia dan mengingat market

share bank syariah di Indonesia masih sekitar 5% dari total asset bank secara

nasional,10

sehingga manajemen perbankan syariah beserta pihak-pihak terlibat di

dalamnya dituntut untuk terus meningkatkan kinerja agar laju perkembangan

perbankan syariah semakin membaik di masa mendatang.

Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah

dengan melihat tingkat profitabilitasnya yang biasa diproksikan dengan Return

On Asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba

sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja

perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.

Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien.

10

Ahmad Buchory, “OJK: Market Share Bank Syariah 5%”, artikel diakses pada 10 April

2015 dari http://ekbis.sindonews.com/read/964020/34/ojk-market-share-bank-syariah-5-

1423810057

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

8

Efisiensi diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva

atau modal yang menghasilkan laba.

Kinerja keuangan suatu bank juga mencerminkan tingkat kesehatan

bank tersebut yang lebih lanjut dalam pasal 3 PBI No. 9/1/PBI/2007 Tentang

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut:

a. Permodalan (capital);

b. Kualitas aset (asset quality);

c. Manajemen (management);

d. Rentabilitas (earning);

e. Likuiditas (liquidity); dan

f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).

Penelitian yang membahas profitabilitas perbankan syariah sudah banyak

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya namun masih banyak dari mereka

menemukan hasil yang berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya dan

hasil penelitian yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada.

Berdasarkan pubikasi statistik perbankan syariah 2014, telah ditemukan

gap antara data dengan teori yang ada terkait rasio keuangan BUS dan UUS

khususnya pada rasio CAR, dan FDR yang tersaji dalam tabel dibawah ini:11

Tabel 1.2

Rasio Keuangan BUS dan UUS 2010-2014

11

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah 2014 (Jakarta: Bank Indonesia, 2014),

h.38.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

9

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 1,67 1,79 2,14 2,00 0,80

CAR1) 16,25 16,63 14,13 14,42 16,10

FDR 89,67 88,94 100,00 100,32 91,50

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK 1) Hanya data Bank Umum Syariah

Berdasarkan tabel 1.2, tampak bahwa terdapat data rasio keuangan yang

apabila dikaitkan dengan teori yang bersangkutan maka telah terjadi gap antara

teori dengan data yang ada. Pada tahun 2012, ketika CAR mengalami penurunan

15%(yoy), ROA justru naik 19,55%(yoy) sehingga ROA tahun 2012 menjadi

2,14%, justru sebaliknya pada tahun 2013 dan 2014 ketika CAR sedang naik

masing-masing sebesar 2,05%(yoy) dan 11,65%(yoy), justru ROA turun masing-

masing sebesar 6,54%(yoy) dan 60%(yoy), sehingga ROA tahun 2013 dan 2014

masing-masing menjadi 2,00% dan 0,80%. Kemudian terkait pembahasan rasio

Ketika FDR turun di tahun 2011 sebesar 0,81%(yoy), justru yang terjadi ROA

naik sebesar 7,18%(yoy), sehingga ROA tahun 2011 mejadi 1,79%. Namun

sebaliknya pada tahun 2013 ketika FDR naik sebesar 0,32%(yoy) namun ROA

mengalami penurunan sebesar 6,54%(yoy), sehingga ROA tahun 2013 menjadi

2,00%.

Namun mengingat sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya

sebatas pada empat Bank Umum Syariah, maka alasan untuk membuktikan gap

data dengan teori yang terjadi belum bisa sepenuhnya dianggap tepat karena

belum tentu keempat Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel penelitian

FDR pada tahun 2011 dan 2013 yang juga terjadi hal serupa dengan rasio CAR.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

10

memberikan kontribusi banyak terhadap data pada tabel 1.2 di atas. Sehinga

penulis perlu menyajikan data terkait rasio keuangan pada keempat Bank Umum

Syariah yang menjadi objek peneliitian agar mampu merepresentasikan alasan

atas terjadinya gap antara teori dengan data yang terjadi. Berikut ini merupakan

data rasio keuangan pada empat Bank Umum Syariah diantaranya Bank

Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mega

Indonesia yang tersaji pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.3

Rasio Keuangan Bank Muamalat tahun 2010-2014

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 1,36 1,52 1,54 1,37 0,17

CAR 13,26 12,01 11,57 17,27 14,15

FDR 91,52 85,18 94,15 99,99 84,14

Sumber : www.muamalatbank.co.id, diolah

Tabel 1.4

Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri tahun 2010-2014

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 2,21 1,95 2,25 1,53 0,17

CAR 10,60 14,57 13,82 14,10 14,76

FDR 82,54 86,03 94,40 89,37 82,13

Sumber : www.syariahmandiri.co.id, diolah

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

11

Tabel 1.5

Rasio Keuangan Bank BNI Syariah tahun 2010-2014

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 0,61 1,29 1,48 1,37 1,27

CAR 27,68 20,67 14,10 16,23 18,42

FDR 68,92 78,60 84,99 97,86 92,58

Sumber : www.bnisyariah.co.id, diolah

Tabel 1.6

Rasio Keuangan Bank Syariah Mega Indonesia 2010-2014

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 1,90 1,58 3,81 2,33 0,29

CAR 13,14 12,03 13,51 12,99 18,82

FDR 78,17 83,08 88,88 93,37 93,61

Sumber : www.megasyariah.co.id, diolah

Pada keempat tabel di atas, terlihat bahwa memang telah terjadi gap antara

teori dengan data seperti yang terjadi pada data Bank Umum Syariah dan Unit

Usaha Syariah seperti pada tabel 1.2 sebelumnya dimana keterkaitan antara rasio

CAR dan FDR dengan rasio ROA belum sepenuhnya mengikuti teori yang ada.

Seperti yang terjadi pada Bank Muamalat pada tahun 2010-2014 untuk rasio CAR

terhadap ROA, dimana pada periode tahun tersebut telah terjadi gap teori. Begitu

pula pada rasio FDR terhadap ROA tahun 2010-2011 dan tahun 2012-1013 yang

telah terjadi hal serupa (lihat tabel 1.4). Hal tersebut juga terjadi pada Bank

Syariah Mandiri pada tahun 2010-2014 untuk rasio CAR terhadap ROA, dan pada

tahun 2010-2011 untuk rasio FDR terhadap ROA (lihat tabel 1.5). Selanjutnya

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

12

pada Bank BNI Syariah juga terjadi hal serupa yaitu pada tahun 2010-2014 untuk

rasio CAR terhadap ROA, dan pada tahun 2012-2013 untuk rasio FDR terhadap

ROA (lihat tabel 1.6). Begitu pula hal serupa yang dialami Bank Syariah Mega

Indonesia, pada tahun 2013-2014 untuk rasio CAR terhadap ROA, dan pada

periode tahun 2010-2011 dan 2012-2014 (lihat tabel 1.6). Dengan hasil ini dapat

dikatakan bahwa keempat bank umum syariah yang menjadi objek penelitian

dalam penelitian ini seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI

Syariah dan Bank Syariah Mega Indonesia ikut andil dalam data publikasi statistik

perbankan syariah yang gap dengan teori yang semestinya, sehingga hal ini

menjadi salah satu alasan penulis dalam memilih empat bank umum syariah

tersebut untuk dijadikan sampel penelitian.

Pada sisi lain, harus diakui bahwa dalam kegiatan operasionalnya bank

tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian yang terjadi. Kondisi

perekonomian akan mempengaruhi operasional perusahaan termasuk pada

industri perbankan syariah terkait keputusan pengambilan kebijakan yang akan

dilakukan dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sehingga

kemungkinan akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan profitabilitas

perusahaan.

Inflasi dan BI rate merupakan contoh dari indikator makroekonomi suatu

negara yang sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dan dalam penelitian

ini akan dijadikan variabel independen atas profitabilitas Bank Umum Syariah.

Inflasi dan BI rate merupakan indikator makroekonomi yang tidak

terpisahkan. Pada teori ekonomi makro, inflasi selalu berkaitan dengan jumlah

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

13

uang yang beredar dan kebijakan moneter yang diambil pemerintah melalui bank

sentral. Pemerintah bisa mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan

mempengaruhi proses penciptaan uang. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan kebijakan moneter melalui tingkat BI rate sehingga jumlah uang

yang beredar bisa dikontrol.

Besar kecilnya laju inflasi akan mempengaruhi suku bunga dan kinerja

keuangan perusahaan khususnya dari sisi profitabilitas. Jika inflasi sedang

meningkat maka harga-harga barang kebutuhan masyarakat akan ikut

meningkat dan akan menurunkan tingkat konsumsi masyarakat. Menurunnya

tingat konsumsi masyarakat akan membuat para investor tidak mau untuk

berinvestasi di sektor riil. Sebagian besar dana investasi untuk sektor riil adalah

dibiayai oleh bank. Hal ini menjadikan bank kesulitan menyalurkan dana serta

menanggung biaya dari modal yang ada. Dan pada akhirnya akan

berdampak pada penurunan profitabilitas perbankan.

Kebijakan suku bunga diarahkan untuk menekan ekspektasi inflasi dan

dampak lanjutan kenaikan harga melalui kenaikan BI rate berupa suku bunga

Deposit Facility, dan suku bunga Lending Facility. Oleh karena itu, Bank

Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang

sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan BI

rate mereka agar mereka dapat tetap menguntungkan. Besarnya tingkat BI rate

menjadi salah satu faktor bagi perbankan untuk menentukan besarnya suku

bunga yang ditawarkan kepada masyarakat. Suku bunga berpengaruh terhadap

keinginan dan ketertarikan masyarakat untuk menanamkan dananya di bank

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

14

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

2010 2011 2012 2013 2014

Inflasi

BI Rate

melalui produk-produk yang ditawarkan. Dampak bagi bank itu sendiri,

yakni dengan semakin banyaknya dana yang ditanamkan oleh masyarakat,

akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana tersebut dalam

bentuk kredit dimana dari kredit yang disalurkan tersebut, bank memperoleh

profit. Namun perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar secara

langsung dapat mengganggu perkembangan perbankan. BI rate yang tinggi, di

satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga

jumlah dana perbankan akan meningkat. Tingkat suku bunga menjadi

ukuran berapa biaya atau pendapatan sehubungan dengan penggunaan uang

untuk periode jangka waktu tertentu.12

Berikut ini pergerakan inflasi dan BI rate di Indonesia periode 2010-2014

sebagai berikut:

Grafik 1.4

Inflasi dan BI rate di Indonesia Periode 2010-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia diolah

Grafik 1.4 merupakan data inflasi dan BI rate dari tahun 2010-2014.

Inflasi mengalami penurunan pada tahun 2010-2011 yang disebabkan oleh

12

Loen dan Ericson, Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank Devisa (Jakarta: Grasindo,

2008), h. 70.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

15

kenaikan harga pangan domestik dan sektor lainnya seperti beras, cabai, tarif

listrik, dan perhiasan. Pada tahun 2012 inflasi mengalami peningkatan dan tetap

stabil karena penerapan kebijakan moneter dan makroprudensial yang tepat dan

koordinasi kebijakan dengan pemerintah yang semakin solid dalam

mendorong kestabilan harga. Kemudian pada tahun 2013-2014 terjadi kenaikan

inflasi yang cukup tajam dan diluar target inflasi pada dua tahun tersebut,

sehingga inflasi menembus angka 8,38% dari target inflasi sebesar 7,2% pada

2013.13

Penyebab utamanya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

bersubsidi, dengan premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar Rp 5.500/liter. BBM

memberi andil atas inflasi sebesar 1,17%. Paling besar penyebabnya adalah

Bensin 1,17%, Kenaikan harga BBM juga membuat harga beberapa komoditas

lainnya merangkak naik. Seperti dilaporkan tarif angkutan dalam kota

memberikan andil inflasi 1,75%, cabai merah 1,31%, serta komoditas dan jasa

lainnya seperti bawang merah, beras, ikan segar, nasi lauk, rokok kretek filter,

tarif listrik, hingga upah pembantu rumah tangga memberikan kontribusinya

terhadap inflasi meskipun masih dibawah 1%.14

Kemudian pada tahun 2014

inflasi masih tertahan pada angka 8,36 persen atau hanya turun sebesar 0,02(yoy).

Padahal target di APBN-P 2014 nilai inflasi diperkirakan berada diangka 5,3%.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) nilai inflasi bulan Desember 2014

naik ke angka 2,46 dari 1,05 bulan sebelumnya. Tingginya inflasi tersebut

penyebab utamanya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang

13

http://www.indonesia investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-

indonesia/item254 diakses pada 27 Desember 2014. 14

http://finance.detik.com/read/2014/01/02/140940/2456664/4/ini-penyebab-meroketnya-

inflasi-2013-dari-bbm-hingga-rokok-kretek diakses pada 27 Desember 2014.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

16

terjadi pada pertengahan November 2014, selain kenaikan BBM juga akibat

kenaikan tarif listrik dan angkutan dalam kota. Kemudian cabai merah juga

menyumbang inflasi hingga 0,43%. Bahan Bakar Minyak (BBM) menyumbang

inflasi hingga 1,04%, lalu tarif listrik 0,64%, dan angkutan dalam kota 0,63% dan

komoditas lainnya seperti cabe merah dan rawit, dan nasi dengan lauk.15

Selanjutnya pergerakan BI rate akan serta-merta mengikuti pergerakan

inflasi namun dengan tingkat yang berbeda, kebijakan menaikkan atau

menurunkan BI rate oleh pemerintah bertujuan untuk mengendalikan inflasi.

Secara historis, tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi

dibanding negara-negara berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang

lain tingkat inflasinya mencapai sekitar tiga sampai lima persen per tahun dalam

periode 2005 sampai 2013, tingkat inflasi di Indonesia mencapai rata-rata 8.5

persen per tahun dalam periode yang sama.16

Secara teori, perbakan syariah merupakan bank independen yang terpisah

dari sistem bunga yang berlaku pada bank umum. Dengan begitu seharusnya

kondisi tingkat bunga tidak akan terpengaruh secara langsung kepada industri

bank syariah. Hal ini terbukti ketika krisis ekonomi menghantam Indonesia pada

1997 Bank Muamalat sebagai satu-satunya bank syariah di Indonesia mampu

bertahan dari krisis bahkan sekarang berkembang dengan pesat dengan semakin

banyaknya kantor cabang serta asset yang terus meningkat tiap tahunnya. Namun

15

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/02/102923526/BPS.Inflasi.2014.Capai

.8.36.Persen diakses pada 2 Januari 2015. 16

http://www.indonesia investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-

indonesia/item254 diakses pada 27 Desember 2014.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

17

menurut hasil penelitian Liyana (2011), dan Sahara (2013) BI rate berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA. Hal ini berarti, meskipun perbankan syariah

merupakan bank independen yang terpisah dari sistem bunga yang berlaku pada

bank umum, namun kenyataan yang terjadi berbeda dengan teori yang ada.

Kemudian terkait pembahasan inflasi, juga telah dilakukan penelitian oleh Sahara

(2013), menurut hasil penelitiannya inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap

ROA. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Stiawan (2009), Liyana

(2011), Kurniasari (2012), dan Ramadhan (2013), berdasarkan hasil penelitian

mereka menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Mengingat pembuktian oleh Bank Muamalat yang mampu bertahan dari krisis

moneter tahun 1997 lalu, seharusnya inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA

bank syariah. Namun beberapa hasil penelitian sebelumnya dan bahkan dari data

yang ada terkait inflasi dan BI rate juga masih yang belum konsisten membuat

penelitian terkait pengaruh inflasi dan BI rate terhadap ROA bank syariah

menjadi menarik untuk dilakukan penelitian guna menjawab permasalahan yang

terjadi dan guna mendapatkan hasil yang kompherensif dan mendalam.

Berikut ini data inflasi dan BI rate yang dihubungkan dengan ROA

perbankan syariah di Indonesia selama tahun 2010-2014:

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

18

Tabel 1.7

ROA Perbankan Syariah dan Kondisi Makroekonomi

Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014

ROA 1,67 1,79 2,14 2,00 0,80

Inflasi 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36

BI rate 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75

Sumber : Badan Pusat StatistikIndonesia diolah

Dari tabel 1.3 terlihat bahwa masih terdapat gap teori terkait pengaruh

Inflasi dan BI rate terhadap ROA perbankan syariah. Pada di tahun 2012 inflasi

naik sebesar 13,45%(yoy) justru ROA naik sebesar 19,55%(yoy) sehingga ROA

tahun 2012 menjadi 2,14%. Kemudian pada tahun 2014 dimana ROA mengalami

penurunan sebesar 60%(yoy) sehingga menjadi 0,80% ketika inflasi hanya

mengalami penurunan sebesar 0,23%(yoy. Begitu pula dengan BI rate yang terjadi

pada tahun 2011 dan 2012, ketika BI rate turun masing-masing sebesar 7,7%(yoy)

dan 4,16%(yoy), justru ROA naik sebesar 7,18%(yoy) dan 19,55%(yoy) sehingga

ROA tahun 2011 dan 2012 masing-masing menjadi 1,79% dan 2,14%.

Dengan berlandaskan data dan penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk

meneliti pengaruh CAR, FDR, inflasi, dan BI rate terhadap ROA karena

hubungan antara CAR, FDR, inflasi, dan BI rate terhadap ROA belum konsisten.

Kemudian ketika penulis menemukan keberagaman hasil penelitian yang

dilakukan peneliti sebelumnya, maka tema penelitian ini menjadi semakin

menarik untuk dijadikan penelitian guna mendapatkan jawaban atas keberagaman

hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten. Sehingga penulis mengangkat

tema ini untuk dijadikan penelitian.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

19

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio

Likuiditas (FDR), Inflasi, dan BI rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum

Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank

BNI Syariah dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2014)”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka penulis membatasi

penelitian ini dalam pembahasan rasio profitabilitas, rasio likuiditas, jumlah

sampel penelitian, dan periode penelitian. Seperti kita ketahui bahwa rasio

profitabilitas bank dapat diukur dengan beberapa jenis rasio keuangan seperti

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM),

dan Rasio Biaya Operasional (BOPO). Namun dalam penelitian ini, rasio

profitabilitas diproksi oleh Return On Asset (ROA) karena Bank Indonesia

sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mementingkan aset yang dananya

berasal dari masyarakat.17

Sehingga dalam penelitian ini ukuran kinerja keuangan

bank syariah yang digunakan adalah ROA. Kemudian terkait likuiditas bank

syariah dalam penelitian ini menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio

(FDR) disebabkan rasio likuiditas perbankan syariah sangat bergantung pada

perolehan dana pihak ketiga, baik berupa investment account maupun current

account, yang akan disalurkan ke dalam berbagai bentuk pembiayaan (financing)

sesuai syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istisna, dan

17

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.

119.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

20

ijarah.18

Selanjutnya mengingat teknik penarikan sampel dalam penelitian ini

mengunakan purposive sampling, maka dilakukan pembatasan jumlah sampel

hanya pada empat bank umum syariah yang telah memenuhi kriteria, sehingga

bank umum syariah yang dijadikan sampel penelitian yaitu Bank Muamalat

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank Syariah Mega

Indonesia. Alasan digunakannya metode ini karena keterbatasan akses data dari

peneliti sehingga tidak semua data bank dapat diakses. Kemudian terkait

pembatasan periode penelitian dalam penelitian ini hanya pada tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014 disebabkan pada periode tersebut khususnya pada tahun 2013

dan 2014 sedang terjadi fenomena kenaikan inflasi yang cukup tinggi, dan penulis

berasumsi dengan adanya fenomena ini akan berpengaruh terhadap hasil

penelitian, sehingga hal ini sesuai dengan pencantuman inflasi sebagai variabel

independen dalam penelitian ini. Dengan demikian, penelitian menjadi lebih fokus

dan terarah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan data empiris dan penelitian terdahulu yang diperoleh dimana

terdapat gap teori dan hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang

konsisten antara variabel CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate terhadap Profitabilitas

Bank Umum Syariah yang diproksi dengan Return On Asset (ROA), maka

diperlukan penelitian lebih lanjut guna mendapatkan jawaban yang kompherensif

dan mendalam.

18

Eksis Jurnal Ekonomi dan Keuangan vol. 2. No. 2. April-Juni 2006

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

21

Dari latar belakang dan rumusan masalah penelitian di atas, maka

pertanyaan penelitian yang dapat diajukan adalah :

A. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Umum Syariah?

B. Apakah Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Umum Syariah?

C. Apakah Inflasi berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum

Syariah?

D. Apakah BI rate berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum

Syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai pengaruh Capital Adequacy

Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2010-2014.

2. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai pengaruh Financing to

Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah

di Indonesia periode 2010-2014.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

22

3. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai pengaruh Inflasi terhadap

Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-

2014.

4. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai pengaruh BI rate terhadap

Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-

2014.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi

untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di

perusahaan perbankan khususnya perbankan syariah di Indonesia.

2. Bagi Manajemen Perbankan Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam manajemen dan bidang

keuangan terutama dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung teori yang ada dan

mendukung hasil penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang relevan

dengan tema penelitian ini.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian

terkait dengan data dan hasil penelitian sebelumnya yang didapatkan tidak

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

23

konsisten dengan teori yang ada dan hasil penelitian ini merupakan penerapan

ilmu yang diperoleh selama kuliah serta menambah pengetahuan dan

wawasan khususnya yang berkaitan dengan ilmu manajemen keuangan dalam

perbankan dan ilmu makroekonomi.

E. Review Studi Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Capital

Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to

Deposit Ratio (LDR), Inflasi, dan BI rate terhadap Return On Asset (ROA).

Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan

perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa studi terdahulu (literature review)

yang didapatkan diantaranya:

Dhika Rahma Dewi (2010), dalam jurnalnya meneliti tentang Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR, FDR, NPF, REO

terhadap ROA. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

CAR, FDR, NPF, dan REO. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio NPF dan

REO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Sedangkan CAR dan FDR

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Ayu Yanita Sahara (2013) dalam jurnalnya meneliti tentang Analisis

Pengaruh Inflasi, BI rate, dan PDB terhadap ROA Bank Syariah Di Indonesia.

Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh Inflasi, BI rate

BI, dan PDB terhadap ROA. Variabel independen yang digunakan dalam

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

24

penelitiannya adalah Inflasi, BI rate BI, dan PDB. Metode penelitian yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Inflasi dan PDB berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Sedangkan

BI rate berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA.

Adi Stiawan (2009), dalam tesisnya yang berjudul Analisis Pengaruh

Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap

Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008). Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Inflasi, GDP, Pangsa

Pembiayaan, CAR, FDR, NPF, BOPO, Size terhadap ROA. Dalam penelitiannya

Stiawan (2009) menggunakan delapan variabel independen, yaitu Inflasi, GDP,

Pangsa Pembiayaan, CAR, FDR, NPF, BOPO, dan Size. Metode penelitian

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasilnya dapat

disimpulkan bahwa variabel Pembiayaan, CAR, FDR, NPF, BOPO, Size

Berpengaruh signifikan terhadap ROA. Namun Inflasi dan GDP tidak

signifikan.terhadap ROA.

Sartika Dewi Kurniasari (2012), dalam skripsinya meneliti tentang

Analisis Pengaruh Faktor Industri Keuangan, Makroekonomi Dan Karakteristik

Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh Sektor Perbankan, Inflasi, FDR, BOPO,

dan NPF terhadap ROA. Variabel penelitian yang digunakan yaitu ROA, Sektor

Perbankan, Inflasi, FDR, BOPO, dan NPF. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa NPF, BOPO, dan FDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

25

sedangkan Sektor perbankan, dan inflasi tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ROA.

Liyana (2011), dalam skripsinya meneliti tentang Analisis Kinerja Dan

Prediksi Profitabilitas Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek

Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR,

NPL, BOPO, LDR, BI rate, dan Inflasi terhadap ROA. Variabel independen yang

digunakan yaitu CAR, NPL, BOPO, LDR, BI rate, dan Inflasi. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasilnya menunjukkan bahwa CAR, NPL, BOPO, LDR, dan BI rate, berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Sedangkan Inflasi tidak berpengaruh signnifikan

terhadap ROA.

Achmad Aditya Ramadhan (2013) dalam skripsinya meneliti tentang

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilias Bank Syariah Di

Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Inflasi, NPF, dan BOPO terhadap ROA. Variabel independen yang digunakan

adalah Inflasi, NPF, dan BOPO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu

Inflasi dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

M. Shalahuddin Fahmy (2013) dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum

Syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR,

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

26

NPF, BOPO, dan FDR terhadap ROA. Variabel independen yang digunakan

adalah CAR, NPF, BOPO, dan FDR. Metode penelitian yang digunakan adalah

analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hanya

BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR, NPF, dan

FDR tidak berpengaruh signnifikan terhadap ROA.

Muh. Ruslan Abdullah (2014) dalam skripsinya meneliti tentang

Determinan Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Pasca Krisis Keuangan

Global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh FDR,

NPF,CAR, dan BOPO terhadap ROA. Variabel independen yang digunakan

adalah FDR, NPF,CAR, dan BOPO. Sedangkan metode analisis yang digunakan

yaitu analisis regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS).

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hanya BOPO yang berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR, NPF, dan CAR tidak berpengaruh

signnifikan terhadap ROA.

Di bawah ini merupakan kumpulan penelitian terdahulu yang disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1.8

PENELITIAN TERDAHULU

No Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

1. Dhika Rahma

Dewi (2010)

Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi

NPF dan REO berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

27

Profitabilitas Bank

Syariah Di Indonesia

Sedangkan CAR dan FDR tidak

berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

2. Ayu Yanita

Sahara (2013)

Analisis Pengaruh

Inflasi, Suku Bunga

BI, dan PDB

terhadap ROA Bank

Syariah Di Indonesia

Inflasi dan PDB berpengaruh positif

terhadap ROA. Sedangkan Suku

Bunga BI berpengaruh negatif

terhadap ROA.

3. Adi Stiawan

(2009)

Analisis Pengaruh

Faktor

Makroekonomi,

Pangsa Pasar dan

Karakteristik Bank

terhadap

Profitabilitas Bank

Syariah

Pangsa Pembiayaan, CAR, FDR,

NPF, BOPO, Size

Berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

Inflasi dan GDP tidak signifikan

4. Sartika Dewi

Kurniasari

(2012)

Analisis Pengaruh

Faktor Industri

Keuangan,

Makroekonomi Dan

Karakteristik Bank

Terhadap

Profitabilitas Bank

NPF, BOPO, dan FDR berpengaruh

secara signifikan terhadap ROA

sedangkan sektor perbankan, dan

inflasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ROA.

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

28

Syariah Di Indonesia

5. Liyana (2011) Analisis Kinerja Dan

Prediksi

Profitabilitas Sektor

Perbankan Yang Go

Public Di Bursa Efek

Indonesia.

CAR, NPL, BOPO, LDR, dan BI

rate, berpengaruh signifikan

terhadap ROA. Sedangkan Inflasi

tidak berpengaruh signnifikan

terhadap ROA.

6. Achmad

Aditya

Ramadhan

(2013)

Analisis Faktor-

Faktor Yang

Mempengaruhi

Profitabilias Bank

Syariah Di Indonesia

BOPO berpengaruh signifikan

negatif terhadap ROA. Sedangkan

Inflasi dan NPF tidak berpengaruh

signifikan negatif terhadap ROA.

7. M.Shalahuddin

Fahmy (2013)

Pengaruh CAR, NPF,

BOPO, dan FDR

Terhadap

Profitabilitas Bank

Umum Syariah

BOPO berpengaruh signifikan

negatif terhadap ROA.

CAR, NPF,dan FDR tidak

berpengaruh signnifikan terhadap

ROA.

8. Muh. Ruslan

Abdullah

(2014)

Determinan

Profitabilitas

Perbankan Syariah

Di Indonesia Pasca

Krisis Keuangan

Global

BOPO berpengaruh terhadap ROA.

FDR, NPF, dan CAR, tidak

berpengaruh signnifikan terhadap

ROA.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

29

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Kesamaan antara

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan

teknik analisis regresi linear berganda. Kemudian kesamaan selanjutnya yaitu

menggunakan variabel dependen Return On Asset (ROA) sebagai proksi dari

profitabilitas perbankan, dan beberapa peneliti sebelumnya menggunakan variabel

independen seperti Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai proksi dari rasio

permodalan bank dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai proksi dari rasio

likuiditas bank. Selanjutnya hampir semua peneliti sebelumnya menggunakan

objek penelitian pada Bank Umum Syariah di Indonesia meskipun jumlah objek

dan periode penelitian mereka berbeda-beda termasuk dengan penelitian ini.

Sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya akan diuraikan dalam

tabel 1.9 berikut ini :

Tabel 1.9

PENELITIAN TERDAHULU (Perbedaan)

No. Peneliti Perbedaan

1

Dhika Rahma Dewi

(2010)

Penelitian Dhika Rahma Dewi (2010) tidak

menguji pengaruh inflasi dan BI rate,

sedangkan dalam penelitian ini inflasi dan BI

rate diuji pengaruhnya terhadap ROA.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

30

Perbedaan selanjutnya yaitu penelitian Dhika

Rahma Dewi (2010) hanya menggunakan

objek penelitian sebanyak 3 bank umum

syariah sedangkan sampel penelitian ini

sebanyak 4 bank umum syariah.

2.

Ayu Yanita Sahara

(2013)

Penelitian Ayu Yanita Sahara (2013) tidak

menguji pengaruh inflasi dan BI rate terhadap

ROA, sedangkan dalam penelitian ini inflasi dan

BI rate diuji pengaruhnya terhadap ROA.

Perbedaan berikutnya yaitu terletak pada jumlah

objek penelitian, dalam penelitian ini

menggunakan objek penelitian sebanyak 4 bank

umum syariah, sedangkan Penelitian Ayu Yanita

Sahara (2013) menggunakan 13 bank syariah

sebagai objek penelitiannya.

3. Adi Stiawan (2009)

Penelitian Adi Stiawan (2009) tidak menguji

pengaruh BI rate terhadap ROA, sedangkan

dalam penelitian ini menguji pengaruh BI rate

terhadap ROA. Perbedaan terjadi juga terjadi

pada jumlah objek penelitian dimana dalam

penelitian Adi Stiawan (2009) menggunakan 16

bank syariah, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan 4 bank umum syariah.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

31

4.

Sartika Dewi

Kurniasari (2012)

Penelitian Sartika Dewi Kurniasari (2012) tidak

menguji CAR dan BI rate terhadap ROA,

sedangkan dalam penelitian ini CAR dan BI rate

diuji pengaruhnya terhadap ROA. Perbedaan

terletak pada jumlah objek penelitian dimana

dalam penelitian Sartika Dewi Kurniasari (2012)

menggunakan 15 objek penelitian yang terdiri

dari 7 bank umum syariah, 6 unit usaha syariah,

dan 2 BPR syariah, sedangkan dalam penelitian

ini menggunakan objek 4 bank umum syariah.

5. Liyana (2011)

Penelitian Liyana (2011) menggunakan objek

penelitian pada bank konvensional yang go

public di Bursa Efek Indonesia, sehingga proksi

dalam rasio likuiditas menggunakan istilah rasio

LDR dalam variabel independennya, sedangkan

dalam penelitian ini menggunakan objek

penelitian pada bank syariah, sehingga proksi

dalam rasio likuiditas menggunakan istilah rasio

FDR. Objek penelitian Liyana (2011) sebanyak

17 bank, sedangkan penelitian ini menggunakan

4 bank umum syariah.

6.

Achmad Aditnya

Ramadhan (2013)

Penelitian Achmad Aditya Ramadhan (2013)

tidak menguji pengaruh CAR, FDR, dan BI rate

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

32

terhadap ROA, sedangkan dalam penelitian ini

menguji pengaruh CAR, FDR, dan BI rate.

Jumlah Objek penelitian dalam penelitian

Achmad Aditya Ramadhan (2013) sebanyak 35

bank yang meliputi 11 bank umum syariah dan

24 unit usaha syariah, sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan 4 bank umum

syariah.

7.

M.Shalahuddin

Fahmy (2013)

Penelitian M.Shalahuddin Fahmy (2013) tidak

menguji pengaruh inflasi dan BI rate terhadap

ROA, sedangkan dalam penelitian ini menguji

pengaruh inflasi dan BI rate terhadap ROA.

Jumlah objek penelitian M.Shalahuddin Fahmy

(2013) sebanyak 3 bank umum syariah, seangkan

dalam penelitian ini sebanyak 4 bank umum

syariah.

8.

Muh.Ruslan

Abdullah (2014)

Penelitian Muh. Ruslan Abdullah (2014) tidak

menguji pengaruh inflasi dan BI rate terhadap

ROA, sedangkan dalam penelitian ini menguji

pengaruh inflasi dan BI rate terhadap ROA.

F. Hipotesis

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

33

Berdasarkan uraian permasalahan penelitian, dapat ditarik jawaban

sementara (hipotesis) yang masih perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis

dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:

1. Ho: Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah.

Ha: Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan positif

terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah.

2. Ho: Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah.

Ha: Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan

positif terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah.

3. Ho: Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA) Bank Umum Syariah.

Ha: Variabel Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap Return On Asset

(ROA) Bank Umum Syariah.

4. Ho: Variabel BI rate tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

(ROA) Bank Umum Syariah.

Ha: Variabel BI rate berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)

Bank Umum Syariah.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

34

G. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengaruh CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate Terhadap ROA

Bank Umum Syariah di Indonesia

Apakah CAR, FDR Inflasi, dan BI rate

BerpengaruhTerhadap ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia secara parsial dan simultan?

CAR INFLASI BI RATE FDR

Return On Asset

(ROA)

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

35

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan

memberi gambaran kepada pembaca tentang isi penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, hipotesis, kerangka pemikiran penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang menjadi dasar dan bahan acuan dalam

penelitian ini diantaranya seperti teori profitabilitas, teori Capital

Adequacy Ratio (CAR), teori Financing to Deposit Ratio (FDR), teori

inflasi, dan teori BI rate.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang menjadi dasar dan bahan

acuan dalam penelitian ini yang terdiri dari metode penelitian, variabel

penelitian dan definisi operasional, uji asumsi klasik, analisis regresi

linear berganda dan uji hipotesis.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, hasil dan pembahasan

terkait uji asumsi klasik dan uji hipotesis, persamaan regresi linear

berganda, serta interpretasi terkait pengujian hipotesis penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis Capital Adequacy Ratio

(CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan BI rate,

keterbatasan penelitian dan saran.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

37

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, Bank Syariah didefinisikan sebagai bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.1 Accounting and

Auditing Standard for Islamic Financial Institution (AAS-IFI) menyebutkan bank

syariah sebagai suatu lembaga yang didirikan dengan konsep bagi hasil atas

keuntungan atau kerugian sesuai dengan konsep Islam dimana “profit

diperuntukkan bagi mereka yang siap menanggung risiko”.

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS,

adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi

sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang

berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

1 Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, ( Jakarta: Kencana, 2011),

Ed 1 Cet. 2, h.20.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

38

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu

syariah dan/atau unit syariah.2

Menurut Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Lembaga yang berwenang di sini adalah

Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bersifat independen yang merupakan

kepanjangan dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

DPS ditempatkan pada bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah dengan tugas yang diatur oleh DSN-MUI. Adapun prinsip perbankan

syariah menurut Aziz sebagai berikut:3

a. Larangan riba dan bunga.

Larangan ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas terhadap riba.

Tidak diragukan lagi bahwa apa yang diharamkan oleh al-Qur’an maupun al-

hadits adalah riba. Al-Qur'an mengharamkannya dalam QS. Al- Baqarah (2): 275.

Allah berfirman:

2 http://www.academia.edu/8739185/Prinsip_dasar_manajemen_Syariah diakses pada 4

Juni 2015. 3 Aziz Budi Setiawan, “Perbankan Syariah: Challenges dan Opportunity Untuk

Pengembangan di Indonesia”, Jurnal Koordinat, Edisi: Vol. VIII No. 1, h. 4.

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

39

Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantara (tekanan)

penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka

berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil

riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);

dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),

maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.

b. Keadilan sosial, persamaan, dan hak milik.

Keadilan sosial dalam pandangan Islam menuntut pemilik dana dan

pengguna dana untuk berbagi atas keuntungan, demikian juga bila terjadi

kerugian. Islam memberikan panduan bahwa proses akumulasi kekayaan dan

distribusi ekonomi terbentuk secara fair dan benar.

c. Uang sebagai modal “potensial”.

Dalam pandangan Islam uang merupakan modal “potensial”. Ia akan

menjadi modal nyata ketika uang tersebut bekerjasama dan bergabung dengan

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

40

sumber daya lain untuk melakukan suatu aktivitas produktif. Islam mengakui nilai

kontribusi uang, ketika ia bertindak sebagai modal yang digunakan untuk aktivitas

usaha.

d. Larangan perilaku spekulatif.

Sistem keuangan Islam tidak menghendaki penimbunan (hoarding) dan

melarang transaksi yang mengandung ketidakpastian, perjudian, dan beresiko

ekstrim.

e. Kesucian akad (kontrak).

Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan

keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi

risiko dari informasi asimetrik dan moral.

f. Aktivitas yang disetujui syariah.

Hanya aktivitas bisnis yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan syariah

yang memenuhi persyaratan untuk investasi. Sebagai contoh, investasi bisnis yang

berkaitan dengan minuman keras, perjudian, dan barang haram dilarang oleh

Islam.

Adapun prinsip-prinsip bank syariah menurut Hosen antara lain:4

a. Prinsip Al-Ta’awun yaitu prinsip untuk saling membantu dan bekerja sama

antara anggota masyarakat dalam kebaikan.

4 Muhammad Nadratuzzaman Hosen, dkk, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Pusat

Komunikasi Ekonomi Syariah, 2005), h. 9.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

41

b. Prinsip Menghindari Al-Ikhtina yaitu dana berhenti, membiarkan uang

menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat

umum.

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Menurut Sudarsono5, fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai

berikut:

a. Manajer Investasi

Bank syariah dapat mengelola dana masyarakat. Dengan kata lain,

bank syariah berfungsi sebagai pengelola investasi atas dana nasabah dengan

menggunakan akad mudharabah atau sebagai agen investasi.

b. Investor

Bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun

dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran

Bank syariah dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan

sebagaimana lazimnya seperti transfer, kliring, sepanjang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial

5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004),

h. 9.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

42

Sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank syariah

juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,

mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya

seperti infak dan shadaqah, serta pinjaman kebajikan (qardul hasan) sesuai

ketentuan yang berlaku.

Prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut:6

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah).

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak

lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan saja si penitip menghendaki.

2. Prinsip Bagi Hasil.

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana.

3. Prinsip Jual Beli.

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,

dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau

mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama

bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga

sejumlah harga beli ditambah keuntungan.

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah).

6 Muhammad Syafi’i Antonio, (Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik), (Jakarta: Gema

Insani Press. 2006), Edisi Revisi 2003,h. 85.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

43

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas

barang itu sendiri.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service). Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-

pembiayaan yang diberikan bank.

3. Sumber Dana Bank Syariah

Menurut Arifin7, sumber dana bank syariah terdiri dari:

a. Modal inti (core capital)

Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para

pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti

terdiri dari:

1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.

2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan

untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.

3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para

pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri diputuskan untuk

ditanam kembali dalam bank.

b. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)

Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip mudharabah,

yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahib al maal) dengan pengusaha

(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak

boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari.

7Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Tangerang: Azkia, 2009), h. 58.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

44

Berdasarkan prinsip ini, bank menyediakan jasa bagi investor berupa:

1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah

yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi

berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account).

Dalam hal ini bank bertindak sebagai mudharib dan nasabah bank bertindak

sebagai Shahib al Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila

ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu.

Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank

kehilangan keuntungan.

2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer

investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain)

atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit

usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka

kehendaki.

3) Rekening tabungan mudharabah. Dalam aplikasinya bank syariah melayani

tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan korban,

tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian

target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu.

c. Dana titipan (wadi’ah / non remunerated deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang

umumnya berupa giro atau tabungan. Dana titipan ini dikembangkan dalam

bentuk berikut:

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

45

1) Rekening giro wadi’ah

Dalam hal ini bank menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah.

Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran

kembali nominal simpanan wadi’ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh

bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang

diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial.

2) Rekening tabungan wadi’ah

Dalam hal ini nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo

simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan

atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi atas kehendaknya

sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian

keuntungan bank. Bank menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang

berkaitan dengan rekening tersebut.

4. Penggunaan Dana Bank Syariah

Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai financial

intermediary. Sehingga setelah berhasil menghimpun dana pihak ketiga, bank

syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan.

Menurut Muhammad8, alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya

dapat dibagi dalam dua bagian penting yaitu:

8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.271.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

46

a. Aktiva yang menghasilkan (Earning Asset)

Aktiva yang dapat menghasilkan atau earning asset adalah aset bank

yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam

bentuk investasi yang terdiri atas:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah).

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah).

3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’)

4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa Iqtina)

5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.

b. Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Asset)

1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash Asset), terdiri dari uang tunai, cadangan

likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro

pada bank dan item -item tunai lain yang masih dalam proses penagihan

(collections).

2) Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah dalam

mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.

3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises dan

equipment).

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

47

5. Sumber Pendapatan Bank Syariah

Menurut Arifin9, portofolio pembiayaan pada bank komersial

menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55%-60% dari total aktiva.

Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat

mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing)

merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank. Dengan demikian,

sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina

d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.

B. Teori Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.10

Kemudian profitabilitas bank adalah suatu kemampuan

bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Rasio

profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

9 Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah . h. 53.

10 Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2004), Edisi Keempat,

Cetakan Ketiga belas, h.33.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

48

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri.11

Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi kinerja

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan.12

Profitabilitas menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah

perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien atau tidak. Efisiensi

sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang

diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

2. Analisis Tingkat Profitabilitas

Analisis tingkat profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan.13

Menurut Lukman Dendawijaya14

, analisis tingkat profitabilitas suatu bank

sebagai berikut :

1. Return On Asets (ROA)

2. Return On Equity (ROE)

3. Rasio Biaya Operasional(BOPO)

4. Net Profit Margin (NPM)

11

Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: PT. BPFE

Yogyakarta, 2011), h. 122.

12 Malayu Hasibuan, Dasar- Dasar Perbankan, h. 100.

13 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 118.

14 Ibid., h.118.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

49

Selanjutkan penilaian profitabilitas yang dapat dipakai adalah Return On

Asset (ROA) karena bank diharuskan menggunakan rasio ROA untuk mengukur

profitabilitasnya sesuai dengan PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian

tingkat kesehatan bank umum yang tertuang dalm pasal 4 ayat (4) dalam penilaian

kesehatan bank menurut CAMELS. Sehingga ukuran profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset

(ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia

sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai

profitabilitas suatu bank, diukur dengan asset yang dananya sebagian besar

dari dana simpanan masyarakat.15

Untuk menghitung ROA dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa ROA (Return On

Asset) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (profit) secara keseluruhan

yang diperoleh dari aktiva yang dimiliki bank.

C. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)

1. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR)

15 Ibid., h. 119.

Laba Bersih sebelum pajak

Total Aktiva x 100

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

50

Menurut Dendawijaya16

, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa

jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan , surat

berharga, tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana – dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti

dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain – lain.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1

tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari asset

tertimbang menurut risiko (ATMR). Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank

of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan

untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR.

Manajemen bank perlu mempertahankan nilai CAR sesuai dengan

ketentuan karena dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan

ekspansi usaha dengan lebih aman dalam rangka meningkatkan

profitabilitasnya. CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :

2. Unsur-Unsur Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal adalah faktor penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha

dan menampung kerugian.17

Menurut Susilo18

, modal terdiri dari:

16 Ibid., h. 121.

17 Rivai, Veithzal, Andria Pertama, dan Ferry N Idroes, Bank and Financial Intitution

Management (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), h. 709.

Modal Sendiri

ATMR x 100%

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

51

a. Modal Inti

Modal inti terdiri atas:

1. Modal Disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.

2. Agio Saham, yaitu selisih lebih setoran yang diterima oleh bank akibat harga

saham yang melebihi nilai nominal.

3. Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh dari sumbangan-sumbangan

saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham

tersebut dijual.

4. Cadangan umum, yaitu cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau dari

laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan rapat anggota

sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran masing-masing bank.

5. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan

untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang

saham atau rapat anggota.

6. Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh

RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

7. Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan

pajak dan belum ditetapkan penggunaannya.

18 Sri Y Susilo, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2008) Edisi

Revisi, h. 28.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

52

8. Laba tahun berjalan,yaitu 50 persen dari laba tahun buku berjalan dikurangi

pajak. Apabila tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian

tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

b. Modal Pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas:

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih

penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat

Jenderal Pajak.

2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk

dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini dibentuk untuk

menampung kerugian yang mungkin timbul akibat tidak diterimanya kembali

sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap adalah maksimum 25 persen

dari ATMR.

3. Modal Kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang

memiliki sifat seperti modal.

4. Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat,

seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat

persetujuan dari Bank Indonesia, minimal berjangka lima tahun dan pelunasan

sebelum jatuh tempo, harus ada Bank Indonesia.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

53

Menurut Sinungan19

, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah

aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif

sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau

komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing

jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot resiko yang besarnya didasarkan pada kadar

resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan

pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan.

Adapun menurut Sinungan20

langkah-langkah dalam perhitungan

penyediaan modal minimum bank adalah sebagai berikut:

1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-

masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari masing-masing

pos aktiva neraca tersebut.

2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal

rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot resiko masing-

masing pos rekening tersebut.

3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + aktiva administratif.

4. Rasio modal bank dapat dihitung dengan cara membandingkan antara modal

bank (modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR.

3. Pengaruh CAR terhadap ROA

19 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.

169.

20 Ibid., h. 178.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

54

CAR mencerminkan modal sendiri perusahaan untuk mengahasilkan laba.

Semakin besar CAR maka semakin besar kesempatan bank dalam menghasilkan

laba karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam

menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan.

Rendahnya CAR dikarenakan peningkatan ekspansi aset beresiko yang tidak

diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk

berinvestasi dan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada bank

sehingga berpengaruh pada profitabilitas.21

Pembentukan dan peningkatan

peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus memperhatikan

kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai pemasok modal bank. Dengan demikian

bank harus menyediakan modal minimum yang cukup untuk menjamin

kepentingan pihak ketiga.22

D. Teori Rasio Likuiditas (Financing to Deposit Ratio)

1. Pengertian Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.23

Sedangkan rasio likuiditas

adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan

21

Hesti Werdaningtyas, “Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over

Pramerger Di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 1, No. 2, h. 24-39

22 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.

162.

23 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan (Yogyakarta: BPFE,

2008), h. 25.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

55

untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih.24

Perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut

dalam keadaan “likuid.

Dalam terminologi keuangan dan perbankan, likuiditas dapat diartikan

sebagai kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya

deposito/simpanan oleh deposan/penitip. Dengan kata lain, suatu bank dikatakan

likuid apabila memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan

likuiditasnya, memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai

surat-surat berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, serta memiliki

kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang.25

2. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Menurut Sawir26

, rasio likuiditas terdiri dari :

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban

lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui

kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan

24

Munawir, Analisa Laporan. Keuangan, h. 37.

25 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: FE Universitas Indonesia,

2008), Edisi Keempat, h. 340.

26 Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keauangan Perusahaan

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.10.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

56

kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang

bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya

dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.27

Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio

sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu

perusahaan dapat dipertinggi dengan cara:28

1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.

2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang

lancar.

3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva

lancar.

Current ratio dapat dihitung dengan formula:

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

27

Ibid., h. 10.

28 Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan, h. 28.

Aktiva Lancar

Utang Lancar x 100%

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

57

Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.

Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang

likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan

kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

Menurut Sawir29

, quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin

besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.

Quick ratio dapat dihitung dengan formula :

c. Cash ratio (Rasio Kas)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat

menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban

lancar tahun yang bersangkutan.

Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:

29 Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan, h. 10.

Aktiva Lancar − Persediaan

Utang Lancar x 100%

Kas

Utang Lancar x 100%

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

58

Sedangkan menurut Mulyono30

, rasio likuiditas terdiri dari:

a) Cash ratio

b) Loans to deposits ratio

c) Loans to assets ratio

Berdasarkan dari jeni-jenis rasio likuiditas di atas, penulis memproksikan

Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel bebas penelitian iini karena Loan to

Deposit Ratio (LDR) menggambarkan kemampuan suatu bank untuk menangani

kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendek yang akan segera

jatuh tempo. Namun Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit

(loan) namun pembiayaan atau financing. Sehinga proksi dari likuiditas dalam

penelitian ini menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). Financing

to Deposit Ratio (FDR) adalah istilah dalam perbankan syariah atau yang

dikenal dengan istilah Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam perbankan

konvensional merupakan rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengendalikan kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya

likuiditas bank yang bersangkutan.31

30 Teguh Pudjo Mulyono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan (Jakarta:

Djambatan, 2005), Edisi Revisi, h. 79.

31 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 116.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

59

Semakin tinggi rasio LDR semakin rendah pula kemampuan likuiditas

bank sehingga risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi karena perusahaan

perbankan tidak memiliki kemampuan untuk membayar kembali kewajiban

atas dana nasabah atau pihak ketiga.32

LDR yang tinggi berarti risiko dalam berinvestasi menjadi tinggi

karena perusahaan dalam keadaan tidak liquid serta perusahaan dianggap tidak

memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya atas dana dari pihak

ketiga dalam operasionalnya. Dengan likuiditas bank yang rendah maka hal

tersebut akan berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat pada bank

tersebut. Dengan terjadinya hal tersebut maka akan berdampak pada

menurunnya profitabilitas perusahaan tersebut.33

Rasio FDR ini dirumuskan sebagai berikut :

3. Pengaruh FDR terhadap ROA

Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan indikator kemampuan

suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah

32 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, h. 269.

33 Liyana, “Analisis Kinerja Dan Prediksi Profitabilitas Sektor Perbankan Yang Go

Public Di Bursa Efek Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan, 2012), h.

35.

Total Pembiayaan

Total Dana Pihak Ketiga x 100%

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

60

kredit/pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil

dihimpun yaitu mencakup giro, tabunngan, dan deposito. Semakin besar

kredit/pembiayaan yang diperoleh maka potensi pendapatan yang akan diterima

bank juga akan besar. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas

suatu bank.

E. Teori Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena

permintaan pasar bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang

di pasar.34

Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang

terlalu sedikit.35

Inflasi merupakan presentase kecepatan kenaikan harga-harga

dalam suatu periode tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai

mata uang yang berlaku. 36

Besar kecilnya laju inflasi akan mempengaruhi

suku bunga dan kinerja keuangan perusahaan khususnya dari sisi profitabilitas.

Secara teori inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah

satu institusi keuangan. Sebagai lembaga yang fungsi utamanya sebagai mediasi,

bank sangat rentan dengan resiko inflasi terkait dengan mobilitas dananya. Salah

34 Sadono Sukirno, Makroekonomi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h.

333.

35 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam “Konsep, Teori, dan

Analisis”(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 84.

36 Adi Stiawan,”Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar, dan

Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-

2008),” (Thesis S2 Program Studi Manajemen, Universitas Diponegoro, 2009), h. 32.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

61

satu teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut adalah teori dana yang

dipinjamkan (the Loanable Fund Theory). Dalam teori ini apabila jumlah uang

yang diminta melebihi jumlah yang disediakan, maka akan dapat mengakibatkan

kenaikan harga uang atau tingkat BI rate. Tingkat BI rate dalam hal ini adalah BI

rate yang mencerminkan kesesuaian antara BI rate simpanan (sisi penawaran) dan

BI rate pinjaman (sisi permintaan). Jika inflasi sedang meningkat maka harga-

harga barang kebutuhan masyarakat akan ikut meningkat dan akan

menurunkan tingkat konsumsi masyarakat. Menurunnya tingat konsumsi

masyarakat akan membuat para investor tidak mau untuk berinvestasi di

sektor riil. Sebagian besar dana investasi untuk sektor riil adalah dibiayai oleh

bank. Hal ini menjadikan bank kesulitan menyalurkan dana serta menanggung

biaya dari modal yang ada.37

Dan pada akhirnya akan berdampak pada

penurunan profitabilitas perbankan termasuk perbankan syariah.

Tingkat harga yang melambung sampai 100% atau lebih dalam setahun

(hyperinflasi), menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mata

uang. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih menyukai menyimpan kekayaannya

dalam bentuk aset seperti emas, properti atau aset lainnya yang diperkirakan tidak

akan mengalami penurunan nilai di masa yang akan datang.38

Bila melihat dari

sudut pandang investor inflasi menyebabkan penurunan nilai mata uang atau

kenaikan harga yang mempengaruhi konsumsi masyarakat. Dengan kondisi

37 Adi Stiawan,”Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar, dan

Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-

2008),” h. 32

38 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam “Konsep, Teori, dan Analisis”, h.

85

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

62

seperti ini para investor tidak mau untuk berinvestasi di sektor riil. Namun inflasi

menjadi tidak terlalu berbahaya apabila bisa diprediksikan karena setiap orang

akan mempertimbangkan prospek harga yang lebih tinggi di masa yang akan

datang dalam pengambilan keputusan.39

2. Macam-Macam Inflasi

Berdasarkan berbagai sudut pandang, inflasi dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan Faktor Penyebabnya

Berdasarkan faktor penyebabnya, terdapat dua macam inflasi, yaitu:

1. Demand Pull Inflation

Demand Pull Inflation (inflasi tekanan permintaan) adalah inflasi yang

terjadi dominannya tekanan permintaan agregat. Dengan kata lain inflasi ini

terjadi karena permintaan agregat meningkat lebih cepat daripada potensi

produktif perekonomian, sehingga menyebabkan harga menjadi naik.

2. Cost Push Inflation

Cost Push Inflation (inflasi tekanan biaya) yaitu inflasi yang terjadi karena

kenaikan biaya produksi. Karena kenaikan biaya produksi ini biasanya

menyebabkan penawaran agregat berkurang, dan akibat selanjutnya harga menjadi

semakin naik.

39 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam “Konsep, Teori, dan Analisis”, h.

86.

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

63

b. Berdasarkan Intensitasnya

Berdasarkan intensitas terjadinya inflasi, inflasi dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu:

1. Creeping Inflation

Creeping Inflation adalah inflasi yang terjadi secara lambat, yaitu dengan

intensitas angka satu digit per tahun. Dengan kata lain inflasi ini terjadi

dibawah 10% per tahun.

2. Galloping Inflation

Galloping Inflation yaitu inflasi yang terjadi dengan intensitas antara dua

hingga tiga digit per tahun, missal 10 % atau 200% per tahun.

3. Hyper Inflation

Hyper Inflation yaitu inflasi yang terjadi lebih dari 1000 % per tahun.

c. Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu:

1. Domestic Inflation

Domestic Inflation adalah inflasi yang sumbernya berasal dari dalam

negeri. Seperti gagal panen yang menyebabkan kelangkaan kebutuhan pokok,

sehingga menyebabkan harga menjadi naik.

2. Imported Inflation

Imported Inflation adalah inflasi yang sumbernya berasal dari luar nrgeri.

Seperti inflasi akibat kanaikan harga-harga barang impor.

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

64

d. Berdasarkan Terjadinya

Berdasarkan kejadiannya, inflasi dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Anticipated Inflation

Anticipated Inflation yaitu inflasi yang telah dimasukkan ke dalam harapan

dan perilaku masyarakat sebelum inflasi tersebut benar-benar terjadi, atau dengan

kata lain masyarakat telah siap mengadapi inflasi tersebut.

2. Unanticipated Inflation

Unanticipated Inflation yaitu inflasi yang terjadi secara mengejutkan, atau

terjadinya inflasi tersebut pada saat sebelum masyarakat mempunyai waktu untuk

menyesuaikan diri.

1. Pengaruh Inflasi terhadap ROA

Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian. Apabila terjadi inflasi

yang parah tak terkendali (hyperinflasi) maka keadaan perekonomian menjadi

kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Hal ini mengakibatkan minat masyarakat

untuk menabung, atau berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang. Harga

meningkat dengan cepat, masyarakat akan kewalahan menanggung dan

mengimbangi harga kebutuhan sehari-hari yang terus meroket. Bagi perusahaan

sebuah inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional mereka

sehingga pada akhirnya merugikan bank itu sendiri. Inflasi berpotensi mengerek

bunga kredit. Kenaikan bunga kredit tentu akan menghambat pertumbuhan kredit

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

65

itu sendiri. Sementara pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil. Hal ini

berimbas kepada profitabilitas bank yang bersangkutan.40

Rumus untuk menghitung laju inflasi:

F. Teori BI rate (Suku Bunga BI)

1. Pengertian BI rate

Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate adalah suku bunga

kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI rate

diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui

pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai

sasaran operasional kebijakan moneter. Dengan mempertimbangkan pula faktor-

faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan

BI rate apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui sasaran yang telah

ditetapkan. Sebaliknya, Bank Indonesia akan menurunkan BI rate apabila inflasi

ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.41

40 Edhi Satriyono Wibowo,”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF

erhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan Bank

Syariah Mandiri Tahun 2008-2011),” h. 34-35. 41

http://finansial.bisnis.com/read/20150114/11/390588/apa-pengertian-fungsi-sejarah-bi-

rate-simak-selengkapnya diakses pada 21 April 2015.

Harga Sekarang

Harga Tahun Dasar x 100%

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

66

Secara sederhana bunga dapat diartikan sebagai biaya modal (cost of

capital). Dari sudut pandang lain, Samuelson menjelaskan bunga dalam arti

penerimaan sebagai imbalan atas uang yang dipinjamkan. Teori bunga tidak

terlepas dari prinsip time value of money. Menurut prinsip ini uang mempunyai

nilai waktu. Dengan demikian uang dapat digunakan sebagai konsumsi saat ini

atau untuk konsumsi di masa yang akan datang (investasi). Dalam pengertian

secara bebas bunga diartikan sebagai bentuk dari pertambahan atau pertumbuhan.

Namun dalam pengertian selanjutnya pengertian suku bunga terbagi menjadi

beberapa istilah yaitu:

1) Suku bunga efektif : suku bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam

setahun.

2) Suku bunga padanan : suku bunga yang dibebankan perhari, perminggu, per

bulan atau per tahun untuk sejumlah pinjaman atau investasi selamam jangka

waktu tertentu yang jika dihitung secara bunga per bunga akan memberikan hasil

bunga yang sama.

3) Suku bunga primer: suku bunga atas pinjaman bank jangka pendek dengan

resiko kredit sekecil-kecilnya.

Menurut pandangan konservatif riba memiliki arti yang sama dengan

pengertian bunga (interest), bahwa sebenarnya setiap imbalan yang telah

ditentukan sebelumya atas suatu pinjaman sebagai imbalan untuk sebuah

pembayaran tertunda atas pinjaman adalah riba, dan setiap riba adalah dilarang

oleh Islam. Sedangkan menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

67

tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin tinggi keinginan

seseorang untuk menabung, sehingga jumlah tabungan meningkat. Teori klasik

juga berpandangan bahwa investasi juga merupakan fungsi dari bunga. Semakin

tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk investasi semakin kecil. Dengan

demikian bunga merupakan harga keseimbangan antara tabungan dan investasi.

2. Pengaruh BI rate Terhadap ROA

Sudah sewajarnya bank di seluruh Indonesia patuh dan taat kepada Bank

Indonesia (BI) yang berperan sebagai bank sentral yang mempunyai otoritas

moneter, perbankan dan sistem pembayaran negara. Bank Indonesia memiliki

tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga

dalam operasi pasar terbuka. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga

yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu

pula sebaliknya. Kenaikan BI rate mengakibatkan ketatnya likuditas perbankan,

sehingga pihak bank kesulitan mendapatkan dana murah dari pihak ketiga (giro,

tabungan, deposito). Hal ini mengakibatkan cost of fund bank bertambah/tinggi.

Akibatnya, ketika terjadi peningkatan bunga kredit yang tinggi, nilai usaha

nasabah sudah tidak sebanding lagi dengan pembiayaan yang diberikan. Apabila

nasabah sudah mulai keberatan dengan adanya suku bunga yang tinggi maka akan

menaikkan kemungkinan kredit macet.42

Apabila hal ini terjadi dapat memicu

angka NPF menjadi tinggi, akibatnya kesempatan bank untuk memperoleh

pendapatan berkurang. Sehingga pada akhirnya profitabilitas bank terganggu.

42

Edhi Satriyono Wibowo,”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF

erhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan Bank

Syariah Mandiri Tahun 2008-2011),” h. 35-36.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan pendekatan, secara garis besar jenis penelitian dibedakan

menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.1 Pada

penelitian kali ini, pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan

penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik.2 Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.3

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat data runtut

waktu (time series) triwulanan dari triwulan II 2010 sampai dengan triwulan IV

2014. Kemudian sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 12. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2009), h. 13. 3 Ibid., h. 14

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

70

penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara.4

Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan

triwulanan bank-bank syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Otoritas

Jasa Keuangan, dan masing-masing bank yang bersangkutan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan populasi bank

umum syariah di Indonesia periode 2010-2014. Selanjutnya dari keseluruhan

populasi tersebut digunakan metode purposive sample yaitu metode dimana

pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

dengan kriteria tertentu.5 untuk memilih sample yang akan digunakan dalam

penelitian ini. Alasan digunakannya metode ini karena keterbatasan akses data

dari peneliti sehingga tidak semua data bank dapat diakses. Pengambilan sampel

menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Bank telah berstatus sebagai bank umum syariah yang terdaftar di Bank

Indonesia sampai dengan tahun 2014.

2. Bank telah menerbitkan laporan keuangan triwulanan dan dipublikasikan

oleh Bank Indonesia selama periode 2010-2014.

3. Data dalam laporan keuangan bank tersedia lengkap.

4 Narimawati Umi, Analisis Multivariat untuk Penelitian Ekonomi, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008), h. 94. 5 Edhi Satriyono Wibowo,”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF

erhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, dan Bank

Syariah Mandiri Tahun 2008-2011),” h. 45

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

71

Dari ketiga syarat tersebut maka yang tersaring untuk dijadikan sampel

sejumlah 4 bank yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank

BNI Syariah, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Data yang digunakan merupakan

data triwulanan selama lima tahun dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014.

4. Teknik Analisis Data

Metode statistik yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis

penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda. Kemudian data

akan diolah dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20, selanjutnya

data-data tersebut dianalisis yaitu dengan uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dependen

Yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

independen.6 Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan rasio

profitabilitas yang diproksi dengan Return On Asset (ROA).

a. Return On Asset (ROA)

ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata

total asset dalam suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran

kesehatan keuangan.Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang

diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu

6 Bambang Supomo dan Nur Indrianto, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: BPFE,

2002), Edisi Revisi, h. 63.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

72

bank. Dalam kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan memberikan score

maksimal 100 (sehat) apabila bank memiliki ROA > 1,5%.7

Untuk menghitung ROA dapat digunakan rumus sebagai berikut:

2. Variabel Independen

Yaitu tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang

lain.8 Variabel-variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate.

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada

bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-

dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman,

dan lain – lain.9 CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus :

b. Financing to Deposit Ratio (FDR)

7 Malayu Hasibuan, Dasar- Dasar Perbankan, h. 100.

8 Ibid., h. 63.

9 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 118.

Modal Sendiri

ATMR x 100%

Laba Bersih sebelum pajak

Total Aktiva x 100%

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

73

FDR adalah rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank

dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengendalikan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya likuiditas bank yang

bersangkutan.10

Rasio FDR ini dirumuskan sebagai berikut :

c. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang terjadi karena

permintaan pasar bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang

di pasar.11

Besar kecilnya laju inflasi akan mempengaruhi suku bunga dan

kinerja keuangan perusahaan khususnya dari sisi profitabilitas. Semakin

meningkat (inflasi), akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada sektor

perbankan.

Rumus untuk menghitung laju inflasi:

10 Ibid., h. 116.

11 Sadono Sukirno, Makroekonomi Suatu Pengantar, h. 333.

Total Pembiayaan

Total Dana Pihak Ketiga x 100%

Harga Sekarang

Harga Tahun Dasar x 100%

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

74

e. BI rate

BI rate(suku bunga) adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan

sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik.12

Dalam penelitian ini, data BI rate bersumber dari

hasil pubilkasi oleh Bank Indonesia.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan guna memperoleh hasil

regresi yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias.

Dari pengujian tersebut asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah data yang

dihasilkan terdistribusi normal (normalitas), tidak terdapat korelasi yang erat

antara variabel independen (multikolinearitas), tidak terdapat korelasi residual

periode t dengan t-1 (autokorelasi), dan tidak terjadi ketidaksamaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (heterokedastisitas). Adapun

pengujian asumsi klasik terdiri dari :

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali13

, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

12

http://finansial.bisnis.com/read/20150114/11/390588/apa-pengertian-fungsi-sejarah-bi-

rate-simak-selengkapnya diakses pada 21 April 2015. 13

Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang:

Universitas Diponegoro, 2011), h.160.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

75

tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara untuk mengetahui normalitas residual

adalah melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot), dan analisis

statistik (Kolmogorov – Smirnov). Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik

Histogram dan grafik P-Plot yang membandingkan distribusi komulatif dari

distribusi normal, dasar pengambilan keputusan:

1.Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

2.Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis statistik yaitu melalui uji Kolmogorov – Smirnov dimana bila nilai

asymp sig (2 tailed) dibawah 0,05 maka data dalam penelitian ini telah

berdistribusi secara normal.

Apabila ditemukan data yang tidak berdistribusi normal, maka data perlu

ditransformasi agar data terdistribusi normal. Untuk menormalkan data

sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana bentuk histogram dari

data yang ada. Berikut ini bentuk-bentuk histogram yang akan dijadikan acuan

sebelum menentukan jenis transformasi data yang tepat.

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

76

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

77

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali15

, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu

ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas begitu juga sebaliknya

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Adapun beberapa cara untuk mendeteksi

ada atau tidaknya heteroskedastisitas:

1. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

anatara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,

dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di

studentized.

Dasar analisis:

1.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

15

Ibid., h.139.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

78

3. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka

terdapat masalah multikolinieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.

Pengujian ini dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan

ketentuan sebagai berikut:16

a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10 maka terdapat persoalan

multikolinieritas diantara variabel bebas.

b. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) ≤ 10 maka tidak terdapat persoalan

multikolinieritas diantara variabel bebas.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali17

, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam

model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas

dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson.

16

Ibid., h.105. 17

Ibid., h.110.

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

79

Menurut Suliyanto18

, salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya

masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < dL

2. Tanpa kesimpulan, jika dL < nilai DW < dU

3. Tidak ada autokorelasi, jika dU < nilai DW < 4-dU

4. Tanpa kesimpulan, jika 4-dU < nilai DW < 4-dL

5. Terjadi autokorelasi negative, jika nilai DW > 4dL.

D. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda (multiple regression) diterapkan untuk

memecahkan kasus yang memiliki satu variabel dependen dengan beberapa atau

lebih dari satu variabel independen.19

Menurut Sugiyono20

, analisis regresi

berganda digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau

lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan

nilainya). Persamaan regresi untuk empat prediktor adalah:

Keterangan:

18

Suliyanto, Ekonomi Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta:

Medikom, 2011), h. 129.

19 Sugiama Gima, Metode Penelitian Bisnis dan Manajemen, (Bandung: Guardaya

Intimarta, 2008), h. 238. 20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, h. 277.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

80

Y = Return On Asset (ROA)

α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah Y pada

saat variabel independennya adalah 0 (X1, X1, X1 =0).

β1 = Koefisien regresi variabel independen X1 terhadap variabel Y, bila

variabel X2, X3, dan X4 dianggap konstan.

β2 = Koefisien regresi variabel independen X2 terhadap variabel Y, bila

variabel X1, X3 dan X4 dianggap konstan.

β3 = Koefisien regresi variabel independen X3 terhadap variabel Y, bila

variabel X1, X2dan X4 dianggap konstan.

β4 = Koefisien regresi variabel independen X4 terhadap variabel Y, bila

variabel X1, X2 dan X3 dianggap konstan.

X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) yang merupakan variabel independen

ke-1.

X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR) yang merupakan variabel independen

ke-2.

X3 = Inflasi yang merupakan variabel independen ke-3.

X4 = BI rate yang merupakan variabel independen ke-4.

E. Uji Hipotesis

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

81

Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara parsial

(uji t) dan pengujian secara simultan (uji F) serta analisis koefisien determinasi

(R2), pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut:

21

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) pada dasarnya menunjukan apakah

semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Tingkat

kepercayaan yang digunakan dalam uji t ini adalah 95% atau taraf signifikan 5%

(α = 0,05).

Adapun hipotesis dalam uji F ini adalah:

a. Ho = tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen secara

simultan terhadap variabel dependen.

b. H1 = terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen secara simultan

terhadap variabel dependen.

Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

2. Uji Parsial (Uji-t)

21

Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, h. 98.

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

82

Uji-t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji-t ini adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05).

Aturan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji tingkat keeratan atau

keterkaitan antara variabel dependen dengan variabel independen yang bisa dilihat

dari besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Dalam perhitungan

koefisien determinasi (R2) ini menggunakan adjusted R Square. Adjusted R

Square adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu persamaan regresi. Nilai

adjusted R Square telah dibebaskan dari pengaruh derajat kebebasan (degree of

freedom) yang berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai Adjusted

R-Square semakin mendekati 1, maka tingkat keeratannya juga semakin tinggi.

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

83

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Bank Syariah di Indonesia

Perkembangan bank syariah di Indonesia bermula dengan beroperasinya

Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 dan sekaligus merupakan tonggak

penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dengan

diterbitkannya UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan perbankan

menjalankan dual banking system atau dengan kata lain bank konvensional dapat

mendirikan divisi syariah. Hal tersebut dimanfaatkan bank-bank konvensional

untuk membuka cabang unit usaha syariah di Indonesia.

Kemudian dengan dikeluarkannya UU No. 10/1998 tentang perubahan atas

UU No. 7/1997 tentang bank umum yang dijalankan dengan prinsip syariah maka

keberadaan bank syariah di Indonesia semakin kokoh dan diakui keberadaannya.

Dengan kebijakan tersebut, memberikan dampak positif bagi perbankan syariah di

Indonesia seperti meluasnya jumlah kantor dan meningkatnya total asset

perbankan syariah secara umum di Indonesia. Selanjutnya terjadi perkembangan

yang pesat ketika Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa pemberian izin

kepada bank-bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah (UUS),

sehingga dengan berbagai kebijakan tersebut perkembangan bank syariah di

Indonesia semakin meningkat terutama jika dilihat dari jumlah kantor dan asset

perbankan syariah di Indonesia secara umum hingga saat ini.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

84

0

1

2

3

2010 2011 2012 2013 2014

ROA

2. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada Bank Umum Syariah di

Indonesia yang telah memenuhi kriteria sampel. Sehingga jumlah bank yang

dijadikan objek penelitian yaitu sebanyak 4 bank umum syariah diantaranya

adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah,

Bank Syariah Mega Indonesia.

a. Perkembangan ROA

Grafik 4.1

Perkembangan ROA

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK, diolah kembali

Dari grafik 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rasio ROA sepanjang tahun

2010-2014 mengalami fluktuatif, meskipun akhirnya mengalami turun drastis di

tahun 2014. Selama tahun 2010-2012 ROA mengalami trend yang bagus terbukti

mengalami peningkatan pada periode tahun tersebut. Namun di tahun 2014, ROA

mengalami penurunan drastis yaitu sebesar 60% (yoy).

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

85

12

13

14

15

16

17

2010 2011 2012 2013 2014

CAR

80859095

100105

2010 2011 2012 2013 2014

FDR

b. Perkembangan CAR

Grafik 4.2

Perkembangan CAR

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK, diolah kembali

Berdasarkan grafik 4.2 di atas, rasio CAR sepanjang tahun 2010-2014

mengalami fluktuatif. Pada tahun 2010-2011 CAR meningkat meskipun hanya

sekitar 2,33% (yoy). Namun pada tahun 2012 CAR mengalami penurunan sebesar

15% (yoy). Kemudian CAR mengalami kenaikan kembali di tahun 2013-2014.

c. Perkembangan FDR

Grafik 4.3

Perkembangan FDR

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK, diolah kembali

Pada grafik 4.3 di atas, terlihat pergerakan FDR yang mengalami fluktuatif

sepanjang tahun 2010-2014. Sepanjang periode tahun tersebut, hanya pada tahun

2012 FDR mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan

tahun sebelum dan setelahnya. Meskipun hanya meningkat sebesar 12,43% di

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

86

0

2

4

6

8

10

2010 2011 2012 2013 2014

INFLASI

tahun 2012, namun ini merupakan peningkatan FDR sepanjang periode 2010-

2014, sedangkan di tahun 2014, FDR mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya sebesar 8,79%.

d. Perkembangan Inflasi

Grafik 4.4

Perkembangan Inflasi

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK, diolah kembali

Dari grafik 4.4 tersebut, terlihat bahwa sepanjang tahun 2010-2014 inflasi

terus merangkak naik. Selama periode tersebut tercatat hanya di tahun 2011 inflasi

mengalami penurunan sekitar 45,54%, sedangkan di tahun-tahun berikutnya

inflasi terus meroket hingga akhirnya mencapai angka 8,38% inflasi yang terjadi

tepatnya di tahun 2013 dan hanya turun sekitar 0,23% di tahun 2014 menjadi

8,36%.

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

87

0

2

4

6

8

10

2010 2011 2012 2013 2014

BI Rate

e. Perkembangan BI rate

Grafik 4.5

Perkembangan BI rate

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2014 oleh OJK, diolah kembali

Berdasarkan grafik 4.5, terlihat bahwa pergerakan BI rate mengalami

fluktuatif sepanjang tahun 2010-2014. BI rate mengalami penurunan 2 tahun

berturut-turut yaitu di tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2011 BI rate menurun

sekiitar 7,69% (yoy) sedangkan di tahun 2012 BI rate menurun sekitar

4,16%(yoy), sedangkan pada tahun 2013-2014 BI rate mengalami peningkatan

sebagai respon dari meningkatnya laju inflasi pada tahun yang sama.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik yaitu memiliki distribusi yang normal. Untuk menguji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan diagram Histogram dan

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

88

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

89

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

90

Tabel 4.1 Uji Kolmogorov-Smirnov (Data Asli)

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan hasil tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa data belum

terdistri busi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov

sebesar 1,709 dan signifikansi pada 0,006 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Hal

ini berarti data residual terdistribusi secara tidak normal, karena nilai nilai

signifikansi kurang dari 0,05. Untuk memperoleh hasil terbaik maka dilakukan

transformasi data. Berdasarkan output grafik dari masing-masing variabel, maka

diperoleh hasil transformasi terbaik yaitu dalam bentuk SQRT dan LOG10.

Variabel ROA dan FDR termasuk dalam bentuk transformasi LOG10, sedangkan

variabel CAR, Inflasi, dan BI rate termasuk dalam bentuk transformasi SQRT.

Sehingga diperoleh hasil pengujian normalitas data sebagai berikut:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 76

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 1.54660835

Most Extreme Differences

Absolute .196

Positive .143

Negative -.196

Kolmogorov-Smirnov Z 1.709

Asymp. Sig. (2-tailed) .006

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

91

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

92

uji normalitas data dengan pendekatan analisis statistik berupa uji Kolmogorov-

Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov (Data Transformasi)

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diperoleh hasil uji Kolmogorov-Smirnov

sebesar 0,881 dengan tingkat signifikansi 0,420 yang berada di atas 0,05. Hal ini

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 74

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .25657292

Most Extreme Differences

Absolute .102

Positive .086

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .881

Asymp. Sig. (2-tailed) .420

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

93

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

94

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian

ini.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak

terjadi

multikolinearitas. Menurut Ghozali1, untuk menguji ada tidaknya

multikolinearitas digunakan VIF(Variance Inflacition Factor). Jika nilai VIF

dibawah 10 maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala

multikolinearitas, begitu sebaliknya jika lebih besar dari 10 maka terjadi gejala

multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas dapat ditunujukkan sebagai

berikut:

1 Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang:

Universitas Diponegoro, 2011), h.105-106.

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

SQRT_CAR .817 1.224

LOG10_FDR .820 1.219

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

95

Tabel

4.3

Uji

Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.3 di atas nilai VIF untuk seluruh variabel bebas yang

terdiri dari CAR (X1), FDR (X2), inflasi (X3), dan BI rate (X4), memiliki nilai

VIF dibawah 10, sehingga model regresi yang diajukan dalam penelitian ini tidak

memiliki gejala multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-

Watson. Uji Durbin-Watson merupakan uji yang banyak dipakai untuk

mengetahui ada tidaknya autokorelasi2. Berikut ini hasil dari pengujian

autokorelasi sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .546a .298 .257 .26391 1.858

a. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

2 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika denganEviews, h. 27.

SQRT_Inflasi .919 1.089

SQRT_BIRATE .862 1.161

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

96

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka diperoleh nilai Durbin Watson (DW)

sebesar 1,858. Dengan demikian, nilai Durbin Watson tersebut berada pada

interval 1,73985 (dU) sampai dengan 2,26015 (4-dU) , sehingga dapat dipastikan

bahwa model regresi linear berganda tersebut tidak terjadi gejala autokorelasi.

2. Uji Hipotests

a. Uji Simultan (Uji-F)

Uji-F digunakan untuk menjelaskan variabel bebas (CAR, FDR, Inflasi,

dan BI rate) secara simultan atau serentak terhadap variabel terikat (ROA).

Adapun hasil perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.5 Uji-F

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dikatakan bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat

diketahui dari nilai F hitung sebesar 7,329 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

yang berarti berada dibawah 0,05 ( < 0,05 ). Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.042 4 .510 7.329 .000b

Residual 4.806 69 .070

Total 6.847 73

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

b. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

97

yang artinya variabel bebas (CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate) secara simultan atau

serentak mempunyai pengaruh terhadap ROA pada bank umum syariah.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk menjelaskan variabel bebas (CAR, FDR, Inflasi,

dan BI rate) secara parsial terhadap variabel terikat (ROA). Adapun hasil

perhitungan yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji-t

Berdasarkan hasil uji-t di atas, dapat dikatakan bahwa:

1. Variabel CAR memiliki nilai t hitung sebesar -1,528 dengan tingkat

signifikansi 0,131 yang berarti berada di atas 0,05. Dengan demikian Ha

ditolak, artinya secara parsial variabel CAR tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014.

2. Variabel FDR memiliki memiliki nilai t hitung sebesar 0,479 dengan tingkat

signifikansi 0,633 yang berarti berada di atas 0,05. Dengan demikian Ha

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.267 1.840 1.232 .222

SQRT_CAR -.127 .083 -.171 -1.528 .131

LOG10_FDR .427 .890 .053 .479 .633

SQRT_Inflasi -.145 .079 -.192 -1.826 .072

SQRT_BIRATE -.890 .239 -.405 -3.729 .000

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

98

ditolak, artinya secara parsial variabel FDR tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014.

3. Variabel Inflasi memiliki memiliki nilai t hitung sebesar -1,826 dengan tingkat

signifikansi 0,072 yang berarti berada di atas 0,05. Dengan demikian Ha

ditolak, artinya secara parsial variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014.

4. Variabel BI rate memiliki memiliki nilai t hitung sebesar -3,729 dengan tingkat

signifikansi 0,000 yang berarti berada dibawah 0,05. Dengan demikian Ha

diterima, artinya secara parsial variabel BI rate berpengaruh signifikan

terhadap ROA Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014.

C. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

T

a

b

e

l

4.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .546a .298 .257 .26391

a. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

99

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, nilai adjusted R square yang diperoleh

sebesar 0,257 yang berarti bahwa variabel terikat (ROA) mampu dijelaskan secara

simultan oleh variabel bebas (CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate) sebesar 25,7%,

sedangkan sisanya sebesar 74,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model

penelitian ini.

3. Persamaan Regresi

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil pengujian terhadap model regresi berganda pada variabel bebas

(CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate) terhadap variabel terikat (ROA) Bank Umum

Syariah di Indonesia sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Sumber: Data Sekunder diolah, 2015

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.267 1.840 1.232 .222

SQRT_CAR -.127 .083 -.171 -1.528 .131

LOG10_FDR .427 .890 .053 .479 .633

SQRT_Inflasi -.145 .079 -.192 -1.826 .072

SQRT_BIRATE -.890 .239 -.405 -3.729 .000

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

100

Model persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

LOG10ROA = α + β1SqrtCAR + β2LOG10FDR + β3SqrtInflasi+ β4SqrtBI

rate+ e

Berdasarkan model regresi linear berganda di atas, maka diperoleh

persamaan model penelitian sebagai berikut:

LOG10ROA = 2,267 – 0,127 SqrtCAR + 0,427 LOG10FDR – 0,145

SqrtInflasi – 0,890 SqrtBI rate + e

Dari model penelitian di atas dapat dikatakan bahwa:

1. Konstanta sebesar 2,267 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap

konstan, maka besarnya rata-rata tingkat profitabilitas sebesar 2,267.

2. Koefisien regresi SqrtCAR sebesar -0,127 menyatakan bahwa CAR

berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah periode 2010-2014.

3. Koefisien regresi LOG10FDR sebesar 0,427 menyatakan bahwa FDR

berpengaruh positif terhadap ROA Bank Umum Syariah periode 2010-2014.

4. Koefisien regresi SqrtInflasi sebesar -0,145 menyatakan bahwa inflasi

berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah periode 2010-2014.

5. Koefisien SqrtBIRate sebesar -0,890 menyatakan bahwa BI rate berpengaruh

negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah periode 2010-2014.

4. Interpretasi

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

101

Setelah memperoleh hasil pengujian statistik, ternyata hasil yang didapat

tidak semuanya yang mendukung hipotesis. Secara garis besar dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis 1 (H1)

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa CAR berpengaruh

signifikan dan positif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi untuk variabel CAR sebesar – 0,127 dengan nilai signifikansi 0,131 ,

dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar

dari 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa CAR

berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia tidak diterima, sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa

koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa

pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR terhadap ROA adalah negatif.

Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai CAR bank umum syariah

maka mengakibatkan penurunan pada ROA bank umum syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan CAR tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank, karena

penambahan modal pada bank belum dapat dimaksimalkan menjadi laba yang

dapat meningkatkan profitabilitas bank. Hal ini disebabkan karena bank lebih

berhati-hati dalam mengalokasikan modal pada sektor-sektor aktiva produktif

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

102

yang seharusnya dapat dikonversi menjadi laba yang signifikan terhadap tingkat

profitabilitas bank seperti pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Bahkan

kemungkinan bank menggunakan modal tersebut untuk menutupi aktiva-aktiva

yang bermasalah seperti pembiayaan macet yang terjadi karena nilai NPF yang

tinggi, atau dimungkinkan bank mengalokasikan modal yang ada untuk

membiayai aktiva tetap sebagai langkah ekspansi seperti membuka cabang baru

yang hampir bisa dipastikan akan meningkatkan pengeluaran dalam bentuk

pengadaan tangible assets seperti kantor cabang/kantor cabang pembantu dan

intangible assets seperti dalam bentuk promosi dan marketing/pemasaran

Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Dhika Rahma Dewi

(2010), M. Shalahuddin Fahmy (2013), dan Muh. Ruslan Abdullah (2014) yang

menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap

ROA.

b. Pengujian Hipotesis 2 (H2)

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa FDR berpengaruh

signifikan dan positif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi untuk variabel FDR sebesar 0,427 dengan nilai signifikansi 0,633, dimana

nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar dari

0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa FDR

berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia tidak diterima, sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa

koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

103

pengaruh yang diberikan oleh variabel FDR terhadap ROA adalah positif. Kondisi

ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai FDR bank umum syariah maka

mengakibatkan peningkatan pada ROA bank umum syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan FDR tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank, karena nilai

FDR suatu bank umum syariah belum tentu menjadi tolak ukur bagi bank dalam

hal profitabilitas. Berdasarkan data yang ada pada penelitian, pembiayaan yang

telah disalurkan jika dilihat dari rasio FDR sudah cukup baik dengan rata-rata

90,17%, namun disisi lain terdapat kondisi dimana indikator dari pembiayaan

bermasalah yang dikenal dengan NPF mengalami kecenderungan naik meskipun

rata-rata belum menyentuh angka 5%. Bank umum syariah dalam penelitian ini

lebih cenderung menjaga likuiditasnya pada titik aman sehingga ekspansi

pembiayaan dengan memanfaatkan dana pihak ketiga ini belum sepenuhnya

optimal, sehingga belum bisa sepenuhnya berkontribusi secara signifikan terhadap

tingkat profitabilitas bank.

Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Dhika Rahma Dewi

(2010), M. Shalahuddin Fahmy (2013), dan Muh. Ruslan Abdullah (2014) yang

menunjukkan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.

c. Pengujian Hipotesis 3 (H3)

Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa inflasi berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi untuk variabel inflasi sebesar -0,145 dengan nilai signifikansi 0,072,

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

104

dimana nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih besar

dari 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa inflasi

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia tidak diterima, sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa

koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa

pengaruh yang diberikan oleh variabel inflasi terhadap ROA adalah negatif.

Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai inflasi maka

mengakibatkan penrunan pada ROA bank umum syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan inflasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank. Teori yang

menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dalam penelitian ini tidak terbukti,

meskipun terjadi kenaikan inflasi yang cukup tinggi sepanjang tahun 2013-2014,

namun keadaan tersebut tidak cukup mempengaruhi ROA bank umum syariah.

Hal ini diasumsikan bahwa bank syariah melakukan beberapa antisipasi dan

kebijakan dalam menghadapi efek yang ditimbulkan inflasi. Selain itu ada peran

Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam menstabilkan nilai uang. Maka dengan

asumsi kedua hal tersebut membuat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA bank umum syariah dalam penelitian ini. Hasil ini sesuai dengan teori

ekonomi islam murni yang menjelaskan bahwa pada ekonomi islam lebih

mengutamakan perputaran uang pada sektor riil sehingga ada kesesuaian antara

Money Supply dan Money Demand yang membuat inflasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

105

Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian dari Adi Stiawan (2009),

Sartika Dewi Kurniasari (2012), Liyana (2012), dan Achmad Aditya Ramadhan

(2013) yang menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap ROA.

d. Pengujian Hipotesis 4 (H4)

Hipotesis keempat yang diajukan menyatakan bahwa BI rate berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap ROA. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien

regresi untuk variabel BI rate sebesar -0,890 dengan nilai signifikansi 0,000,

dimana nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05, karena lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa BI rate

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah di

Indonesia diterima, sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa

koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa

pengaruh yang diberikan oleh variabel BI rate terhadap ROA adalah negatif.

Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai BI rate maka

mengakibatkan penrunan pada ROA bank umum syariah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan BI rate berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas bank. Ketika Bank Indonesia (BI)

mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan atau menurunkan BI rate, maka hal

ini akan diikuti oleh naik atau turunnya suku bunga tabungan dan kredit pada

bank konvensional secara umum. Ketika BI rate diasumsikan sedang naik, maka

akan direspon oleh bank konvensional secara umum dengan menaikkan tingkat

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

106

suku bunga tabungan, deposito dan kredit. Selanjutnya dengan kondisi demikian,

maka hal ini akan memicu masyarakat untuk beralih dan memindahkan dananya

ke bank konvensional dengan alasan tingkat pengembalian (return) yang lebih

tinggi dan lebih pasti ketimbang dengan bagi hasil yang ditawarkan pada bank

syariah.Sehingga hal ini membuat Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah

terancam dan pada akhirnya mengganggu profitabilitas bank.

Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sukirno3, yang

menyatakan bahwa faktor-faktor ekonomi makro seperti suku bunga berpengaruh

terhadap profitabilitas bank. Selain itu hasil temuan juga ini mendukung hasil

penelitian dari Ayu Yanita Sahara (2013), dan Liyana (2012) yang menunjukkan

bahwa BI rate berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA.

3 Sadono Sukirno, Makroekonomi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h. 93.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

106

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk

mengumpulkan bukti empiris mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan BI rate terhadap Return On Asset

(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010-2014. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis dengan menggunakan anilisis regresi linear berganda dengan

empat variabel independen (CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate) dan satu variabel

dependen ROA menunjukkan bahwa:

1. Variabel CAR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap ROA bank umum

syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0,131 yang berarti

berada di atas tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sehingga Ha yang menyatakan

bahwa rasio CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA bank umum

syariah di Indonesia ditolak.

2. Variabel FDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap ROA bank umum

syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0,633 yang berarti

berada di atas tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sehingga Ha yang menyatakan

bahwa rasio FDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA bank umum

syariah di Indonesia ditolak.

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

107

3. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank

umum syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0,072 yang

berarti berada di atas tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sehingga Ha yang

menyatakan bahwa rasio Inflasiberpengaruh signifikan negatif terhadap ROA

bank umum syariah di Indonesia ditolak.

4. Variabel BI rate berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank umum

syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0,000 yang berarti

berada di bawah tingkat signifikansi sebesar 0,05. Sehingga Ha yang

menyatakan bahwa rasio BI rate berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA

bank umum syariah di Indonesia dapat diterima.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Hal ini karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel

independen tertentu saja (CAR, FDR, Inflasi, dan BI rate) dan juga hanya

menggunakan 4 Bank Umum Syariah di Indonesia sebagai objek

penelitian.Sehingga diharapkan kepada penelitian mendatang yang terkait dengan

tema penelitian ini agar lebih menambah variabel independen seperti rasio-rasio

keuangan dan variabel makroekonomi lainnya yang dianggap dapat

mempengaruhi profitabilitas bank syariah dan diharapkan menambah jumlah

objek penelitian agar lebih merepresentasikan kondisi perbankan syariah di

Indonesia.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

108

C. Saran

1. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka disarankan bagi pihak

manajemen perbankan syariah agar selalu meningkatkan laba perusahaan yang

dihasilkan dari aset-aset yang dimiliki bank atau yang dikenal dengan Return

On Asset (ROA) dengan memanfaatkan rasio CAR yang ada agar lebih optimal

dengan cara lebih mengalokasikan modal yang ada untuk aktiva-aktiva

produktif seperti berbagai macam pembiayaan, terlebih lagi untuk sektor

pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Sehingga pada akhirnya sumber

modal tersebut dapat dikonversi menjadi pendapatan bagi bank dan dapat

meningkatkan ROA bank.

2. Pihak manajemen harus lebih mengoptimalkan nilai FDR mengingat rasio ini

berhubungan dengan pembiayaan yang ada pada bank dengan menggunakan

dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan merupakan termasuk salah satu

sumber pendapatan utama bagi bank, maka pihak manajemen diharapkan

mampu mengoptimalisasi pembiayaan dengan meningkatkan porsi pembiayaan

mudharabah dan musyarakah, meskipun tergolong kedalam kategori

pembiayaan yang Uncertainty Contract (UC), namun apabila dikelola dengan

baik dan optimal maka akan lebih meningkatkan profitabilitas bank ketimbang

dengan margin dari produk pembiayaan murabahah dan sebagainya yang

termasuk dalam kategori Certainty Contract (CC), sehingga pada akhirnya

mampu meningkatkan ROA bank. Disamping itu, pihak manajemen juga

diharapkan agar selalu menjaga rasio likuiditas bank dengan manajemen

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

109

aktiva-pasiva bank yang baik agar kewajiban-kewajiban (khususnya kewajiban

jangka pendek) bisa terkendali dan tingkat kesehatan bank tetap terjaga.

Sehingga hal ini mampu menjaga kepercayaan nasabah, dan pada akhirnya

pertumbuhan DPK bisa meningkat. Ketika DPK bank meningkat, maka ini

akan menambah power bagi bank untuk selanjutkan dimanfaatkan ke sektor

aktiva yang produktif bagi bank.

3. Pihak manajemen perbankan syariah juga perlu mensiasati tingkat inflasi di

Indonesia, sehubungan inflasi sangat berpengaruh terhadap kegiatan

operasional perbankan yang dapat berakibat menurunnya ROA bank. Oleh

karena itu, startegi seperti menekan dan optimalisasi biaya operasional harus

segera dilakukan agar efisiensi perusahaan terjaga, kemudian memilih sektor

investasi yang menguntungkan meskipun sedang terjadi inflasi, selanjutnya

mengingat tingkat inflasi disetiap negara berbeda-beda, maka alokasi investasi

ke negara lain bisa menjadi alternatif ketika di negara sendiri sedang terjadi

kenaikan inflasi yang cukup tinggi agar pendapatan perusahaan tidak terganggu

saat terjadi inflasi yang tinggi, sehingga pada akhirnya ROA bank bisa

meningkat.

4. Pihak manajemen perbankan syariah harus mampu mensiasati pergerakan BI

rate yang sedang terjadi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem bunga tidak

dianut oleh perbankan syariah di negara manapun, sehingga secara teoritis

tidak akan berpengaruh terhadap operasional perbankan syariah itu sendiri.

Namun tidak dalam penelitian ini, BI rate berpengaruh signifikan negatif

terhadap ROA bank syariah. Hal ini menjadi peringatan kepada manajemen

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

110

perbankan syariah untuk mensiasati pergerakan BI rate secara seksama. Naik-

turunnya BI rate menjadi sinyal bagi setiap bank, termasuk bank syariah karena

hal tersebut menentukan besaran suku bunga simpanan dan pinjaman pada

bank konvensional. Oleh sebab itu, upaya-upaya seperti penetapan nisbah bagi

hasil dan margin oleh manajemen bank syariah hendaklah memperhatikan

besaran suku bunga simpanan dan pinjaman pada bank konvensional agar

kompetitif, sehingga pada akhirnya besaran suku bunga dan return yang

ditawarkan bank konvensional tidak terlalu mempengaruhi masyarakat atau

nasabah. Hal ini demi mengantisipasi terjadinya pemindahan dana besar-

besaran oleh nasabah dan deposan kepada bank konvensional ketika BI rate

sedang tinggi dengan alasan return yang lebih menarik.

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

111

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Al Arif, M. Nur Rianto. 2011. Teori Makroekonomi Islam “Konsep, Teori, dan

Analisis”, Bandung: Alfabeta.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2006. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik.. Edisi

Revisi 2003 Jakarta: Gema Insani Press.

Arifin, Zainul. 2009. Dasar – Dasar Manajemen B.ank Syariah. Tangerang:

Azkia.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,

Badan Penerbit: Universitas Diponegoro, Semarang.

Gima, Sugiama. 2011. Metode Penelitin Bisnis dan Manajemen. Bandung:

Guardaya Intimarta, 2008), h. 238.

Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Ismail. 2011. Manajemen Perbankan: DariTeori Menuju Aplikasi. Edisi 1 Cet. 2.

Jakarta: Kencana.

Loen dan Ericson. 2008. Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank . Jakarta: Grasindo.

Munawir, 2004. Analisa Laporan Keuangan.Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mulyono, Teguh Pudjo. 2005.Analisa Laporan Keuangan untuk

Perbankan,EdisiRevisi. Jakarta.: Djambatan.

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

112

Nadratuzzaman, Muhammad Hosen dkk. 2005. Perbankan Syari’ah. Jakarta:

Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah.

Supomo, Bambang dan Nur Indrianto. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi

Revisi. Yogyakarta: BPFE.

Rivai, H. Veithzal, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, Bank and

Financial Institution Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Riyanto, Bambang. 2008.Dasar-DasarPembelajaran Perusahaan.Yogyakarta:

BPFE.

Sartono, Agus. 2011. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Badan Penerbit

Fakultas Ekonomi.Yogyakarta.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Badan

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan, Jakarta.:PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Manajemen Dana Bank, Edisi kedua,Jakarta.: PT.

Bumi Aksara.

Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:

Ekonisia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

113

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi denngan SPSS.

Yogyakarta: Mediakom.

Susilo, Sri Y. 2008. Lembaga dan Keuangan Bank. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba

Empat.

Umi, Narimawati. 2008. Analisis Multivariat untuk Penelitian

Ekonomi.Yogyakarta.: Graha Ilmu.

HASIL PENELITIAN TERDAHULU :

Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, BI rate BI, dan PDB

terhadap ROA Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal. Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya.

Stiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Pangsa Pasar,

dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Thesis:

Semarang : Universitas Diponegoro.

Dewi, Dhika Rahma. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank

Syariah Di Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kurniasari, Sartika Dewi. 2012. Analisis Pengaruh Faktor Industri Keuangan,

Makroekonomi Dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank

Syariah Di Indonesia. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Liyana. 2012. Analisis Kinerja Dan Prediksi Profitabilitas Sektor Perbankan

Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Bandung: Universitas

Pasundan.

Ramadhan, Achmad Aditya. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Profitabilias Bank Syariah Di Indonesia. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Shalahuddin Fahmy, M. 2013. Pengaruh CAR, NPF, BOPO, dan FDR Terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga.

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

114

Abdullah, Muh. Ruslan. 2014. Determinan Profitabilitas Perbankan Syariah Di

Indonesia Pasca Krisis Keuangan Global. Jurnal. Palopo: Dosen Jurusan

Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Setiawan, Aziz Budi “Perbankan Syariah: Challenges dan Opportunity Untuk

Pengembangan di Indonesia”, Jurnal Koordinat, Edisi: Vol. VIII No. 1, h.

4.

Wibowo, Edhi Satriyono,”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,

NPF erhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Mega Syariah,

Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2011)”. Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Werdaningtyas, Hesti,” Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take

Over Pramerger Di Indonesia”. Jurnal Manajemen Indonesia.

WEBSITE :

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.bps.go.id

www.muamalatbank.co.id

www.syariahmandiri.co.id

www.bnisyariah.co.id

www.megasyariah.co.id

Ahmad Buchory, “OJK: Market Share Bank Syariah 5%”, artikeldiaksespada 10

April 2015 darihttp://ekbis.sindonews.com/read/964020/34/ojk-market-

share-bank-syariah-5-1423810057

http://www.indonesiainvestments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-

di-indonesia/item254 diakses pada 27 Desember 2014

http://finance.detik.com/read/2014/01/02/140940/2456664/4/ini-penyebab-

meroketnya-inflasi-2013-dari-bbm-hingga-rokok-kretek diakses pada 27

Desember 2014.

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

115

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/01/02/102923526/BPS.Inflasi.2014.

Capai.8.36.Persen diakses pada 2 Januari 2015

http://www.academia.edu/8739185/Prinsip_dasar_manajemen_Syariah diakses

pada 4 Juni 2015.

http://finansial.bisnis.com/read/20150114/11/390588/apa-pengertian-fungsi-

sejarah-bi-rate-simak-selengkapnya diakses pada 21 April 2015.

LAIN-LAIN :

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Bank Indonesia. Statistik Perbankan Syariah Desember 2014

http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Pages/sps_1114.aspx

diakses pada 17 Februari 2015.

Otoritas Jasa Keuangan. Publikasi Laporan Perkembangan Keuangan Syariah

2013 http://ojk.go.id/publikasi-laporan-perkembangan-keuangan-syariah-

2013 diakses pada 18 Desember 2014.

Bank Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah Pasal 4. Jakarta : Bank Indonesia,

(http//.www.bi.go.id, 14 Januari 2013).

Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution (AAS-IFI)

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 31), Jakarta,

2004.

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

116

LAMPIRAN

Lampiran 1: Tabel Data Penelitian

Tahun Kuartal Kode

Bank ROA(%) CAR(%) FDR(%) Inflasi(%) BI rate(%)

2010

II

BMI 1.07 10.03 103.71 1.41 6.50

BSM 2.22 12.43 85.16 1.41 6.50

BNIS -12.02 28.80 73.70 1.41 6.50

BSMI 2.98 12.11 86.68 1.41 6.50

III

BMI 0.81 14.53 99.68 2.77 6.50

BSM 2.30 11.47 86.31 2.77 6.50

BNIS -0.65 29.10 66.39 2.77 6.50

BSMI 2.47 12.36 89.11 2.77 6.50

IV

2010

I

BMI 1.38 12.29 95.82 0.70 6.75

BSM 2.22 11.88 84.06 0.70 6.75

BNIS 3.42 25.91 76.53 0.70 6.75

BSMI 1.77 15.07 79.20 0.70 6.75

II

BMI 1.74 11.57 95.71 0.36 6.75

BSM 2.12 11.24 88.52 0.36 6.75

BNIS 2.22 22.24 84.46 0.36 6.75

BSMI 1.87 14.75 81.48 0.36 6.75

III

BMI 1.55 12.36 92.45 1.87 6.75

BSM 2.03 11.06 89.86 1.87 6.75

BNIS 2.37 20.86 86.13 1.87 6.75

BMI 1.36 13.26 91.52 1.58 6.50

BSM 2.21 10.60 82.54 1.58 6.50

BNIS 0.61 27.68 68.92 1.58 6.50

BSMI 1.90 13.14 78.17 1.58 6.50

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

117

BSMI 1.65 13.77 83.00 1.87 6.75

IV

BMI 1.52 12.01 85.18 0.79 6.00

BSM 1.95 14.57 86.03 0.79 6.00

BNIS 1.29 20.67 78.60 0.79 6.00

BSMI 1.58 12.03 83.08 0.79 6.00

2012

I

BMI 1.51 12.06 97.08 0.88 5.75

BSM 2.17 13.91 87.25 0.88 5.75

BNIS 0.63 19.07 78.78 0.88 5.75

BSMI 3.52 12.90 79.20 0.88 5.75

II

BMI 1.61 14.54 99.85 0.90 5.75

BSM 2.25 13.66 92.21 0.90 5.75

BNIS 0.65 17.56 80.94 0.90 5.75

BSMI 4.13 13.08 92.09 0.90 5.75

III

BMI 1.62 13.22 99.96 1.66 5.75

BSM 2.22 13.15 93.90 1.66 5.75

BNIS 1.31 22.08 85.36 1.66 5.75

BSMI 4.11 11.16 88.03 1.66 5.75

IV

BMI 1.54 11.57 94.15 0.77 5.75

BSM 2.25 13.82 94.40 0.77 5.75

BNIS 1.48 14.10 84.99 0.77 5.75

BSMI 3.81 13.51 88.88 0.77 5.75

2013

I

BMI 1.72 12.02 102.02 2.41 5.75

BSM 2.56 15.23 95.61 2.41 5.75

BNIS 1.62 18.68 80.11 2.41 5.75

BSMI 3.57 13.49 98.37 2.41 5.75

II

BMI 1.69 12.41 106.50 0.90 6.00

BSM 1.79 14.16 94.22 0.90 6.00

BNIS 1.24 18.90 92.13 0.90 6.00

BSMI 2.94 13.01 104.19 0.90 6.00

III BMI 1.68 12.75 103.41 4.06 7.25

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

118

BSM 1.51 14.33 91.29 4.06 7.25

BNIS 1.22 16.63 96.37 4.06 7.25

BSMI 2.57 12.70 102.89 4.06 7.25

IV

BMI 1.37 17.27 99.99 0.76 7.50

BSM 1.53 14.10 89.37 0.76 7.50

BNIS 1.37 16.23 97.86 0.76 7.50

BSMI 2.33 12.99 93.37 0.76 7.50

2014

I

BMI 1.44 17.61 105.40 1.41 7.50

BSM 1.77 14.83 90.34 1.41 7.50

BNIS 1.22 15.67 96.67 1.41 7.50

BSMI 1.18 15.28 95.53 1.41 7.50

II

BMI 1.03 16.31 96.78 0.57 7.50

BSM 0.80 15.53 85.68 0.57 7.50

BNIS 1.11 14.53 98.96 0.57 7.50

BSMI 0.99 15.93 95.68 0.57 7.50

III

BMI 0.10 14.72 98.81 1.67 7.50

BSM 0.80 15.53 85.68 1.67 7.50

BSMI 0.24 16.34 90.50 1.67 7.50

BNIS 1.11 19.35 94.29 1.67 7.50

IV

BMI 0.17 14.15 84.14 4.43 7.75

BSM 0.17 14.76 82.13 4.43 7.75

BNIS 1.27 18.42 92.58 4.43 7.75

BSMI 0.29 18.82 93.61 4.43 7.75

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

119

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

120

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

121

Lampiran 5: Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .546a .298 .257 .26391 1.858

a. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Lampiran 6: Hasil Uji Adjusted R-Square

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .546a .298 .257 .26391

a. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Lampiran 7: Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.042 4 .510 7.329 .000b

Residual 4.806 69 .070

Total 6.847 73

a. Dependent Variable: LOG10_ROA

b. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

122

Lampiran 8: Uji-t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.267 1.840 1.232 .222

SQRT_CAR -.127 .083 -.171 -1.528 .131

LOG10_FDR .427 .890 .053 .479 .633

SQRT_Inflasi -.145 .079 -.192 -1.826 .072

SQRT_BIRATE -.890 .239 -.405 -3.729 .000

a. Predictors: (Constant), SQRT_BIRATE, LOG10_FDR, SQRT_Inflasi, SQRT_CAR

b. Dependent Variable: LOG10_ROA

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30020/1/AHMAD SYAUGI-FSH.pdf · Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan

123

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Syaugi

NIM : 1111046100105

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 4 April 1993

Program Studi : Muamalat (Ekonomi Islam)

Konsentrasi : Perbankan Syariah

Alamat Rumah : JL. Raya Pulo Gebang Gg. Swadaya Post No. 37

RT.016/004 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan

Cakung Jakarta Timur 13950

Alamat Domisili : JL. Raya Pulo Gebang Gg. Swadaya Post No. 37

RT.016/004 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan

Cakung Jakarta Timur 13950

No. Telp : -

No. Hp : 081513621893/089520461494

Nama Ayah : Mahfud Ismail

Nama Ibu : Maisuri

Alamat Orang Tua : JL. Raya Pulo Gebang Gg. Swadaya Post No. 37

RT.016/004 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan

Cakung Jakarta Timur 13950

No. Telp. Orang Tua : -

No. Hp. Orang Tua : -