Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK
RAKYAT INDONESIA SYARIAH DENGAN BANK NEGARA
INDONESIA SYARIAH (PERIODE 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NURUL HUDA
NIM 213 13 103
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah
diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d:11)
“Saya tidak bisa mengubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran saya
untuk selalu menggapai tujuan saya.” (Jimmy Dean)
“Satu-satunya cara untuk mengalahkan ketidakmungkinan adalah dengan mempercayainya
bahwa itu mungkin.” (Charles Kingsleigh)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Badriah dan Bapak Kamali, serta saudaraku tercinta
Saifudin dan Nis Roeva yang selalu mendo’akan, menyemangati, menasehati, dan
memotivasi dalam pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk semuanya.
3. Teman-teman mahasiswa jurusan Perbankan Syariah S1 yang selalu membbantu,
mendoakan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi dalam pembuatan skripsi ini,
terima kasih untuk semuanya.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin, Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan
kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK
RAKYAT INDONESIA SYARIAH DENGAN BANK NEGARA INDONESIA
SYARIAH (PERIODE 2012-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do’a, bimbingan,
dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan,
dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendo’akan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN Salatiga
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan
S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan karunia serta
ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
ix
ABSTRAK
Huda, Nurul. 2017. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Rakyat Indonesia
Syariah Dengan Bank Negara Indonesia Syariah (Periode 2012-2016). Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M.Ag.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio CAR? (2) Apakah ada
perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio ROA?
(3) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat
dari rasio NIM? (4) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS
dengan BNIS dilihat dari rasio BOPO? (5) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio FDR?. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulanan Bank
Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah periode 2012-2016. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji normalitas data dengan
tehnik analisis menggunakan Uji Statistik Independent Sample t-Test untuk uji hipotesisnya.
Dari hasil Uji Statistic Independent Sample t-Test menunjukkan rasio CAR, ROA, NIM,
BOPO, dan FDR Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
terdapat perbedaan yang signifikan dan secara umum, dari segi permodalan yaitu solvabilitas
(CAR) dan rentabilitas (ROA, dan NIM) BNIS lebih baik dari pada BRIS. Akan tetapi ada
beberapa rasio yang nilainya lebih rendah dari BRIS, yaitu rasio efisiensi (BOPO) dan rasio
Likuiditas (FDR).
Kata Kunci : Rasio Solvabilitas (CAR), Rasio Rentabilitas (ROA, dan NIM), Rasio
Aktifitas (BOPO), dan Rasio Likuiditas (FDR).
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 9
A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 9
B. Kerangka Teori ............................................................................................................... 17
1. Kinerja Keuangan....................................................................................................... 17
xi
2. Pengukuran Kinerja Bank .......................................................................................... 18
3. Analisis Rasio ............................................................................................................ 19
4. Rasio Solvabilitas ....................................................................................................... 22
5. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ................................................................................. 24
6. Rasio Aktivitas ........................................................................................................... 26
7. Rasio Likuiditas ......................................................................................................... 27
8. Analisis Perbandingan ................................................................................................ 29
C. Kerangka Penelitian ........................................................................................................ 31
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 40
B. Objek dan Waktu Penelitian ........................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................................... 41
D. Skala Pengukuran ........................................................................................................... 41
E. Definisi Operasional ....................................................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 44
H. Analisis Data ................................................................................................................... 45
I. Alat Analisis Data ........................................................................................................... 47
BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................................................... 48
A. Bank Rakyat Indonesia Syariah ...................................................................................... 48
B. Bank Negara Indonesia Syariah ...................................................................................... 50
C. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 54
xii
1. Uji Normalitas Data ................................................................................................... 54
2. Uji Beda (Uji t)........................................................................................................... 56
3. Uji Hipotesis .............................................................................................................. 60
D. Pembahasan .................................................................................................................... 65
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 76
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah .......................................................................... 2
Tabel 1. 2 Jumlah Aset BRIS 2012-2016 ................................................................................... 3
Tabel 1. 3 Jumlah Aset BNIS 2012-2016 .................................................................................. 3
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 14
Tabel 4. 1 Profil Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) ........................................................ 49
Tabel 4. 2 Jumlah Aset BRIS 2012-2016 ................................................................................. 49
Tabel 4. 3 Profil Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) ....................................................... 52
Tabel 4. 4 Jumlah Aset BNIS 2012-2016 ................................................................................ 52
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov ...................................... 54
Tabel 4. 6 Keputusan Uji Normalitas Data .............................................................................. 55
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov ...................................... 55
Tabel 4. 8 Keputusan Uji Normalitas Data .............................................................................. 56
Tabel 4. 9 Perbandingan Kinerja Keuangan BRIS dengan BNIS ............................................ 56
Tabel 4. 10 Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio CAR .................................... 60
Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-tes Rasio ROA ..................................... 61
Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio NIM ..................................... 62
Tabel 4. 13 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-test Rasio BOPO .................................. 63
Tabel 4. 14 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-test Rasio FDR .................................... 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian............................................................................................. 31
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BRIS .................................................................................... 50
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi BNIS .................................................................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kasmir (2012:12) bank diartikan sebagai lembaga keuanganya
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
lainya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan dimana kegiatanya baik hanya menghimpun dana,
atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan
dana.
Di Indonesia sendiri bank tidak hanya bank berprisip kovensional saja
melainkan ada bank berprinsip syariah, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan utamanya berdasarkan hukum Islam (syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman
(riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang
(haram). Tetapi secara tujuan bank konvensional dan bank syariah sama.
Pada tahun-tahun terakhir ini dunia perbankan syariah di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah
pembukaan kantor baru, jenis usaha bank dan volume kegiatan bank yang
dilakukannya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan
perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang tajam. Kualitas pembiayaan
2
syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh
membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil.
Menurut sumber yang dikutip dari website Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
statistik perbankan syariah bulan desember tahun 2016, dengan jumlah kantor
layanan diseluruh Indonesia, Bank Rakyat Indonesia Syariah, degan Bank Negara
Indonesia Syariah inilah yang sangat berdekatan dari jumlah kantornya sehingga
dijadikan objek penelitian.
Tabel 1. 1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2016, OJK
Dari data yang ada diatas menunjukan bahwa, BRIS jumlah kantor cabang
52, kantor cabang pembatu 205, dan kantor kas 12, dengan jumlah keseluruhan
269. Sedangkan BNIS jumlah kantor cabang 68, kantor cabang pembantu 169,
dan kantor kas 18, dengan jumlah kantor 255.
Aset kedua perusahaan itupun saling berdekatan dari tahun 2012 sampai tahun
2016, jumlah aset Bank Rakyat Indonesia Syariah :
KPO/KC KCP/UPS KK
HOO/BO SBO/SSU CO
1 PT. Bank Aceh Syariah 26 85 15 1 PT. Bank Aceh Syariah
2 PT. Bank Muamalat Indonesia 83 193 80 2 PT. Bank Muamalat Indonesia
3 PT. Bank Victoria Syariah 9 5 0 3 PT. Bank Victoria Syariah
4 PT. Bank BRISyariah 52 205 12 4 PT. Bank BRISyariah
5 PT. Bank Jabar Banten Syariah 9 56 1 5 PT. Bank Jabar Banten Syariah
6 PT. Bank BNI Syariah 68 169 18 6 PT. Bank BNI Syariah
7 PT. Bank Syariah Mandiri 130 437 54 7 PT. Bank Syariah Mandiri
8 PT. Bank Mega Syariah 32 34 1 8 PT. Bank Mega Syariah
9 PT. Bank Panin Syariah 16 5 1 9 PT. Bank Panin Syariah
10 PT. Bank Syariah Bukopin 12 7 4 10 PT. Bank Syariah Bukopin
11 PT. BCA Syariah 10 8 3 11 PT. BCA Syariah
12 PT. Maybank Syariah Indonesia 1 0 0 12 PT. Maybank Syariah Indonesia
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 25 3 0 13 PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - SPS Desember 2016 (Individual Sharia Banking Network)
Group of BanksKelompok Bank
Bank Umum Syariah 473 1.207 189 Sharia Commercial Bank
3
Tabel 1. 2
Jumlah Aset BRIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
14.088 17.400 20.341 24.230 27.687
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BRIS
Sedangkan jumlah aset dari Bank Negara Indonesia Syariah :
Tabel 1. 3
Jumlah Aset BNIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
10.645 14.709 19.492 23.018 28.314
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BNIS
Dari data jumlah aset kedua perusahaan perbankan BRIS dengan BNIS
yang didapat dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan, dari tahun
2012-2016 jumlah aset kedua perusahaan perbankan tersebut saling berdekatan
dan mengalami peningkatan secara signifikan, di tahun 2016 selisihnya hannya
(0.627) dalam miliar rupiah.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar
dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan
bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.
Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik
untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan adalah kinerja (kondisi
keuangan) bank.
Salah satu sarana untuk melihat kinerja keuangan suatu
persahaan/perbankan dapat dilihat dari laporan tahunan perbankan tersebut, setiap
bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca, laporan laba-
4
rugi, laporan komitmen dan kontijensi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
(BI). Sementara itu laporan yang harus dipublikasikan kepada masyarakat umum
antara lain: neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi yang
dilengkapi dengan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, perhitungan
rasio keuangan, perhitungan kewajiban modal minimum, serta transaksi valuta
asing dan derivatif.
Dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perbankan dilihat dari
perhitungan rasio keuangan, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). misalnya antara utang
dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total
penjualan, dan sebagainya. Teknik ini lazim digunakan para analisis keuangan.
Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan, Rivai dkk (2007:616).
Pembandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan
dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horisontal dari membandingkan
antara satu dengan yang lain, teknik perbandingan ini juga dapat menunjukan
kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam presentase atau
perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan dari analisis
perbandingan adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan
atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih
periode yang dibandingkan, Harahap (2007:227).
5
Soemarso (2005:380) mengemukakan bahwa analisis perbandingan
merupakan salah satu teknik analisis laoporan keuangan yang mempunyai makna
ataupun dapat menjelaskan arah perubahan suatu fenomena. Angka-angka dalam
laporan keuangan akan sedikit artinya bila dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan
analisa, pemakaian laporan keuangan lebih mudah menginterprestasikannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis membahas lebih lanjut tentang
perbandingan kinerja keuanagan antara BRIS dengan BNIS. dengan judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan
antara Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah Periode 2012-2016”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Karena variabel yang terkait dengan analisis, maka penulis membatasi
hanya mengunakan Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas, dan
Rasio Likuiditas.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR)?
2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Return on Asset (ROA)?
6
3. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Net Interest Margin (NIM)?
4. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)?
5. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Financial to Deposit Ratio (FDR)?
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pokok masalah penelitian sebagai mana yang telah
dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang perbandingan kinerja
keuangan antara Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah dilihat dari rasio-rasio keuangan berupa CAR, ROA, NIM, BOPO, dan
FDR.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada
dibangku perkuliahan serta menambah Ilmu pengetahuan serta pengalaman
dalam membandingkan kinerja keuangan bank.
2. Bagi pihak perusahaan, dapat dijadikan koreksi untuk meningkatkan kinerja
dan memmperbaiki kekurangan perusahaan.
7
3. Bagi pihak lain, untuk menjadi sumber referensi kinerja bank agar dapat
berinvestasi atau menarik kembali investasi.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian ini diawali dengan penjelasan tentang latar belakang masalah yang
menjadi pemicu munculnya permasalahan. Dengan latar belakang masalah
tersebut ditentukan rumusan masalah yang lebih terperinci sebagai acuan
untuk menentukan hipotesis. Dalam bab ini pula dijabarkan tentang tujuan
dan kegunaan penelitian, dan pada akhir bab dijelaskan tentang sistematika
penelitian yang akan digunakan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu.
Kedua berisi kerangka teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis, konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan
dalam menulis bab analisis dan penarikan kesimpulan. Dan terakhir adalah
kerangka penelitian, berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji dalam bentuk gambar maupun persamaan
serta berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan data penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
penentuan populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran
data, variabel penelitian, definisi konsep dan operasional, metode analisis
data, dan alat analisis yang digunakan.
8
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi obyek penelitian yang
berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan hasil uji analisis data dari data
yang telah diperoleh, Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. dan kemudian uji beda yang
menggunakan teknik (independent sample t-test) untuk mencari perbandingan
antara kedua data yang diuji.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian tentang perbandingan kinerja antar bank yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah Mamahit dkk (2016) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Milik
Pemerintah dengan Bank Milik Swasta Nasional di Indonesia (Periode 2009-
2014)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara Bank Milik Pemerintah
dengan Bank Milik Swasta Nasional jika diukur dari rasio CAR, ROA, LDR,
BOPO, dan NPL, sedangkan yang menunjukkan ada perbedaan kinerja signifikan
antara Bank Milik Pemerintah yang lebih unggul dari Bank Milik Swasta
Nasional jika diukur dari rasio ROE. Perbedaan penelitian Mamahit dkk, dengan
penelitian yang sekarang adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dan Apriliani (2016)
dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan antara PT.
Bank Central Asia Tbk. dengan PT. Bank Mandiri Tbk.”, Hasil analisis
menggunakan Uji Independent Sample t-Test yang diukur menggunakan rasio
keuangan diantaranya LDR, DER, ROE, ROA, EPOTI, dan PER, menunjukkan
Bank Central Asia memiliki kinerja yang lebih unggul dalam mengelola kinerja
10
keuangannya dibandingkan dengan Bank Mandiri selama periode 2010 – 2015.
Perbedaan penelitian Sumantri & Apriliani, dengan penelitian yang sekarang
adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio
yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM,
BOPO, dan FDR.
Munadi dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan
Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2012-2015”, menganalisis perbedaan kinerja
bank umum antara Bank Rakyat Indonesia dengan Bank Mandiri selama kurun
waktu 2012-2015 dengan membandingkan rasio ROA, ROE, NPL, CAR, LDR,
dan NPM, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test maka dapat
disimpulkan dari rasio ROA dan ROE ada perbedaan kinerja keuangan,
sedangkan dari hasil pengujian rasio NPL, CAR, LDR, dan NPM tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan antara keduanya (Bank Rakyat Indonesia dengan
Bank Mandiri). Tetapi secara umum dari segi permodalan dan kualitas aset kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Bank Mandiri.
Perbedaan penelitian Munadi dkk, dengan penelitian yang sekarang adalah dari
objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang
digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO,
dan FDR.
Solikah dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di Bursa
11
Efek Indonesia)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
rasio CAR, NPL, BOPO, dan LDR terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional tetapi hasil penelitian
dari rasio ROA tidak terdapat perbedaan kinerja antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional. Secara umum, kinerja Bank Umum Syariah
lebih unggul dibagian rasio keuangan CAR, BOPO, dan LDR dibandingkan
dengan Bank Umum Konvensional. Perbedaan penelitian Solikah dkk, dengan
penelitian yang sekarang adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Jahja dan Iqbal (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Singkat kata,
kinerja Perbankan Syariah lebih baik dibandingkan dengan Perbankan
Konvensional. Analisis variabel penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
rata-rata rasio keuangan Perbankan Syariah untuk ROA, ROE dan LDR lebih baik
dan signifikan dibandingkan dengan Perbankan Konvensional, sedangkan pada
rasio-rasio yang lain, seperti CAR, NPL dan BOPO perbankan syariah lebih
rendah kualitasnya. Perbedaan penelitian Jahja dan Iqbal, dengan penelitian yang
sekarang adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan
12
rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA,
NIM, BOPO, dan FDR.
Wahyuni dan Efriza (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di
Indonesia”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test dari rasio
CAR, ROA, ROE, BOPO, dan LDR Bank Syariah lebih unggul dibandingkan
dengan Bank Konvensional. Sedangkan hasil nilai rata-rata rasio NPL Bank
Konvensional lebih unggul dibandingkan dengan Bank Syariah. Perbedaan
penelitian Wahyuni dan Efriza, dengan penelitian yang sekarang adalah dari objek
bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang digunakan
tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Azizah (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Rasio
Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri Tbk Periode
2010-2014”, Hasil Uji Statistic Independent Sample t-Test menunjukkan rasio
NIM menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan, sedangkan dari rasio CAR,
NPL, dan BOPO Bank Mandiri lebih unggul dibandingkan dengan Bank Syariah
Mandiri, Bank Mandiri Syariah hanya unggul di rasio ROE dari Bank Mandiri.
Perbedaan penelitian Azizah, dengan penelitian yang sekarang adalah dari objek
bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang digunakan
tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Arinta (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus
pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”, Berdasarkan hasil analisis
13
menggunakan Uji Independent Sample t-Test diketahui bahwa secara keseluruhan
dilihat dari kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri lebih baik pada rasio ROE,
NIM, LDR sedangkan Bank Mandiri lebih baik kinerja keuangan pada rasio CAR,
ROA, dan NPL. Namun secara keseluruhan diketahui bahwa Bank Syariah
Mandiri lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio keuangan dibanding Bank
Mandiri. Perbedaan penelitian Arinta, dengan penelitian yang sekarang adalah
dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang
digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO,
dan FDR.
Firmansyah (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank
Syariah Mandiri”, setelah menganalisis perbedaan kinerja bank umum syariah
antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri selama kurun
waktu 2007 sampai 2011 dengan membandingkan rasio CAR, NPF, FDR dan
ROA, berdasarkan hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri lebih baik dari
pada kinerja Bank Muamalat Indonesia ditinjau dari sudut rasio CAR, NPF, FDR
dan ROA. Perbedaan penelitian Firmansyah, dengan penelitian yang sekarang
adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio
yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM,
BOPO, dan FDR.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan
14
BRISyariah)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test kinerja
keuangan BNI Syariah dan BRISyariah pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 memiliki perbedaan dengan jumlah rasio CAR, NPF, ROA, ROE, BOPO
dan FDR. Kinerja keuangan BNI Syariah lebih baik dibandingkan kinerja
keuangan BRISyariah pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Perbedaan penelitian
Fitriah dan Kurniasih, dengan penelitian yang sekarang adalah waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Penulis
(Tahun) dan
Lokasi
Judul Penelitian dan
Jurnal
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Rollando
Marvil
Ferary
Mamahit,
Marjam
Mangantar,
Paulina Van
Rate, (2016).
Manado.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Milik
Pemerintah dengan
Bank Milik Swasta
Nasional di
Indonesia (Periode
2009-2014). Jurnal
EMBA Vol. 4, No.
1, 2016.
Independen :
Rasio CAR
Rasio ROA
Rasio ROE
Rasio LDR
Rasio BOPO
Rasio NPL
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Tidak ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, ROA, LDR,
BOPO, dan NPL.
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
ROE.
2. Fazhar
Sumantri,
Dwi
Apriliani,
(2016).
Jakarta.
Perbandingan
Kinerja Keuangan
antara PT. BCA
Tbk. dengan PT.
Bank Mandiri Tbk.
Jurnal Ecodemica,
Vol. 4, No. 2, 2016.
Independen :
Rasio LDR
Rasio DER
Rasio ROE
Rasio ROA
Rasio EPOTI
Rasio PER
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
LDR, DER, ROE,
ROA, EPOTI, dan
PER.
3. Meryho M
Munadi,
Ivonne S
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Independen :
Rasio ROA
Rasio ROE
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
15
Saerang,
Yunita
Mandagie,
(2017).
Manado.
pada Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk dan Bank
Mandiri (Persero)
Tbk Periode 2012-
2015. Jurnal
EMBA Vol. 5, No.
2, 2017.
Rasio NPL
Rasio CAR
Rasio LDR
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
dilihat dari rasio
ROA dan ROE
Tidak ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
NPL, CAR, LDR,
dan NPM.
4. Hanina
Maya
Solikah,
Ronny
Malavia
Mardani,
Budi
Wahono.
(2017).
Malang.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Umum
Syariah dengan
Bank Umum
Konvensional di
Indonesia (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Perbankan di Bursa
Efek Indonesia).
Jurnal Warta
Ekonomi Vol. 07,
No. 17, 2017.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPL
Rasio ROA
Rasio BOPO
Rasio LDR
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Tidak ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
ROA.
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, NPL, BOPO,
dan LDR.
5. Adi Susilo
Jahja,
Muhammad
Iqbal.
(2012).
Jakarta.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah
dengan Perbankan
Konvensional.
Jurnal Epistemé,
Vol. 7, No. 2, 2012.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPL
Rasio ROA
Rasio ROE
Rasio BOPO
Rasio LDR
Dependen :
Kinerja
keuangan
bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, NPL, ROA,
ROE, LDR, dan
BOPO.
6. Molli
Wahyuni,
Ririn Eka
Efriza.
(2017).
Bangkinang,
Riau.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Syariah
dengan Bank
Konvensional di
Indonesia.
International
Journal of Social
Science and
Business. Vol. 1,
No. 2, 2017.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPL
Rasio ROA
Rasio ROE
Rasio BOPO
Rasio LDR
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, ROA, ROE,
BOPO, LDR, dan
NPL.
16
7. Nur Azizah.
(2016).
Tulungagung
Analisis Perbedaan
Rasio Keuangan PT
Bank Mandiri Tbk
dan PT Bank
Syariah Mandiri
Tbk Periode 2010-
2014. Jurnal An-
Nisbah, Vol. 03,
No. 01, Oktober
2016.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPL
Rasio NIM
Rasio ROE
Rasio BOPO
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Tidak ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
NIM.
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, NPL, dan
BOPO.
8.
Yusvita
Nena Arinta
(2016)
Kendal.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
antara Bank Syariah
dan Bank
Konvensional
(Studi Kasus Pada
Bank Syariah
Mandiri Dan Bank
Mandiri). Jurnal
Musqtasid Vol. 7,
No. 1, 2016.
Independen :
Rasio CAR
Rasio ROA
Rasio ROE
Rasio NIM
Rasio LDR
Rasio NPL
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, ROA, ROE,
NIM, LDR, dan
NPL..
9. Irman
Firmansyah.
(2012).
Tasikmalaya.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Muamalat
Indonesia dengan
Bank Syariah
Mandiri. Jurnal
Akuntansi Vol. 7,
No. 1, 2012.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPF
Rasio FDR
Rasio ROA
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, NPF, FDR,
dan ROA.
10. Dian Asri
Fitriah dan
Afiati
Kurniasih.
(2016).
Bogor.
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah
(Studi: BNI Syariah
dan BRI Syariah).
Jurnal Nisbah Vol.
2, No. 2, 2016.
Independen :
Rasio CAR
Rasio NPF
Rasio ROA
Rasio ROE
Rasio BOPO
Rasio FDR
Dependen :
Kinerja
keuangan bank
Ada perbedaan
kinerja keuangan
yang signifikan
dilihat dari rasio
CAR, NPF, ROA,
ROE, BOPO, dan
FDR.
17
Dari beberapa penelitian di atas jika dihubungkan dengan penelitian ini
maka akan dijumpai beberapa hal terkait dengan persamaan dan perbedaannya.
Letak persamaan penelitian ini dengan kesepuluh penelitian di atas adalah sama-
sama menggunakan objek bank dan sama-sama menggunakan data sekunder
berdasar laporan keuangan yang di publikasikan oleh masing-masing bank.
Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
pada data yang diolah menggunakan laporan keuangan tahunan dengan memakai
seluruh populasi yaitu laporan keuangan triwulan mulai periode 2012 hingga 2016
dimana penelitian populasi semacam ini mampu menunjukkan hasil yang lebih
akurat.
B. Kerangka Teori
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2).
Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah :
18
a. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
c. Mengetahui tingkat aktivitas. Aktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.
d. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Pengukuran Kinerja Bank
Menurut Jonni & Haimans (2009:141) pengukuran kinerja bank dapat
dilakukan dari laporan laba-rugi bank, yaitu menyangkut pendapatan dan biaya
operasi bank. Pendapatan operasi bank berasal dari pendapatan aset, khususnya
bunga pinjaman. Biaya operasi bank timbul sebagai akibat pembayaran biaya
kewajiban bank. Pengukuran kinerja bank dimulai dari analisis neraca bank
termasuk analisis aset, kewajiban dan modal ekuitas, kemudian diikuti analisis
laporan laba-rugi bank, yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan atau
bank tersebut.
19
3. Analisis Rasio
Menurut Brigham (2001:79) rasio keuangan dirancang untuk membantu
mengevaluasi laporan keuangan. Sedangkan menurut Harahap (2007:297), Rasio
Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total
aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik
ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting
dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuagan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan
dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian.
Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio
yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama
dengan rasio pada perusahaan industri, perdagagan, atau jasa. Oleh karenanya, di
dalam laporan mengenai averange industry ratio di Amerika perusahaan yang
menerbitkannya menbagi-bagi rasio menurut jenis perusahaan bahkan menurut
sub-sub industri yang lebih rinci.
a. Kegunaan analisis rasio
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut adalah :
20
1) Rasio merupakan angka-angka atau ihtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
5) Menstandarisir ukuran perusahaan.
6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi masa
yang akan datang.
b. Keterbatasan analisis rasio
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki
beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita
tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu
adalah :
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki akutansi atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan pendapat yang dapat dinilai bias atau subjektif;
21
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan jugment yang dapat dinilai bias atau
subjektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (biaya) bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio.
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan
bisa menimbulkan kesalahan.
c. Jenis rasio
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio solvabilitas, rasio
rentabilitas, rasio aktivitas, dan rasio likuiditas. Namun sebenarnya banyak
lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan
informasi bagi analisis misalnya: rasio produktivitas, rasio pasar modal, rasio
pertumbuhan dan sebagainya.
22
4. Rasio Solvabilitas
Menurut Harahap (2007:303) rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka
panjang.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:19) pengertian modal bank berdasar
ketentuan Bank Indonesia (BI) dibedakan antara bank yang didirikan dan
berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di
Indonesia. Modal bank yang didirikandan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas
modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetoran
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian
sebagai berikut : modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan,
laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan.
Bank Indonesia (BI) mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
Presentase kebutuhan minimum ini dinamakan dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR). Pengertian dari CAR adalah rasio yang mengukur kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva beresiko.
Perhitungan penyediaan modal bank didasarkan kepada rasio atau
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang
23
Menurut Resiko (ATMR). Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang
tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana
tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen
yang disediakan bagi pihak ketiga.
Tata cara perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah didasarkan
pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva
dalam penghitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam
kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi
pihak ketiga.
Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang
besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri
atau didasarkan pada penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
Sehingga untuk mendapat nilai dari ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal item neraca dengan bobot risiko dalam formulir
penghitungan penyediaan modal minimum. Sedangkan untuk ATMR aktiva
administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal dengan bobot risiko
aktiva administratif tersebut.
Setelah angka ATMR diperoleh maka kebutuhan modal minimum atau
CAR bank paling sedikit adalah 8% dari ATMR. Dengan membandingkan rasio
modal dengan kewajiban penyediaan modal minimum, maka akan diketahui
apakah bank telah memenuhi ketentuan CAR atau tidak. Sehingga nilai CAR bisa
didapat dengan rumus :
24
Modal Bank
CAR =
ATMR
Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban
penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, maka modal bank
yang bersangkutan memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya
jika hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan
CAR.
5. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:20) rasio rentabilitas bank adalah
alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset, dan Net Interest Margin (NIM) adalah rasio
25
yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Pada penelitian ini, penulis memakai Return on Asset (ROA) dan Net
Interest Margin (NIM) sebagai alat menganalisis laporan keuangan dari kedua
objek penelitian, yakni BRIS dengan BNIS. Analisis Return on Asset (ROA) atau
sering diterjemahkan kedalam bahasa indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini
kemudian di proyeksikan ke masa yang akan datang untuk melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
Menurut Hanafi & Halim (2003:159) Return on Asset (ROA) digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan.
Semakin besar nilai ROA maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam penggunaan aset. Berdasarkan
standart Bank Indonesia (BI), ROA terbaik adalah sebesar 1,5%. Satuan
ukurannya adalah menggunakan presentase dan untuk mengukurnya digunakan
rumus sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak
ROA =
Total Aktiva
Sedangkan Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menunjukkan
berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap kegiatan
operasionalnya. Semakin tinggi nilai profit margin, maka semakin baik
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tinggi. Karena secara
26
umum rasio yang rendah dapat menunjukkan ketidakefisienan manajemen dalam
melakukan pengelolaan. Secara formulasi dinyatakan sebagai berikut :
Laba Bersih
NIM =
Pendapatan Operasional
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat kegiatan operasional tertentu. Profit
margin yang rendah menunjukkan kegiatan operasional yang rendah untuk tingkat
biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat kegiatan operasional
tetentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
6. Rasio Aktivitas
Menurut Harahap (2007:308) rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan
penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:24) rasio biaya operasional adalah
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.
Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Rasio ini
juga biasa disebut dengan rasio biaya. Penentuan rasio ini dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Biaya Operasional
BOPO =
Pendapatan Operasional
27
Biaya Operasional (BOPO) adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
Operasional yaitu hasil perbandingan antara total biaya operasional dengan total
pendapatan operasional. Satuan ukurannya adalah persentase. Berdasar ketentuan
Bank Indonesia (BI), BOPO dikatakan baik jika berada dibawah 92%. Tingginya
nilai presentase menunjukkan bahwa bank memiliki biaya operasional yang lebih
besar dari pada pendapatan operasional yang diperoleh, sehingga angka beban
operasionalnya pun juga tinggi dan bank mampu menambah laba dari hasil
kegiatan operasionalnya.
7. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2007:301) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini
dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar.
Sedangkan menurut Kasmir (2007:268) rasio likuiditas digunakan untuk
menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Suatu
bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban
hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang digunakan tanpa terjadi penagguhan. rasio
likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah
jatuh tempo.
28
Likuiditas bank ialah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya,
terutama kewajiban dana jangka pendek. Likuiditas secara luas dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow)
dengan segera dan biaya yang sesuai. Di tinjau dari sisi aktiva, likuiditas diartikan
kemampuan suatu bank untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai
(cash). Sedangkan di lihat dari sisi pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank
memenuhi kebutuhan.
Pada umumnya perhatian pertama para analisis keuangan tertuju pada
rasio likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas yang umum digambarkan adalah
Current Ratio, Quick Ratio dan Finance to Deposit Ratio (FDR). Dalam
penelitian ini penulis menilih FDR sebagai variabel penelitian yang akan
dilakukan dan diterapkan pada analisis laporan keuangan kedua objek penelitian.
Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang menyatakan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan, artinya bank memiliki rasio yang besar untuk
terjadinya kredit tidak lancar dengan banyaknya kredit yang disalurkan. Namun
semakin rendah rasio ini juga mengindikasikan belum optimalnya bank dalam
menyalurkan kredit.
Dari ketentuan Bank Indonesia (BI), rasio FDR ≥ 110%. Diberi nilai kredit
0 artinya bank tersebut dinilai tidak sehat, sedangkan apabila nilai rasio FDR
<110% diberi nilai kredit 100 artinya bank tersebut likuiditasnya dinilai sehat.
29
Oleh karena itu perlu adanya batas toleransi yang sesuai dengan paket deregulasi
29 Mei 1993, Bank Indonesia (BI) memberikan batas toleransi pada FDR yaitu
80% dan juga batas toleransi antara 80%-110%. FDR yaitu hasil perbandingan
antara total pembiayaan yang diberikan dengan total dana pihak ketiga. Satuan
ukurannya adalah presentase dan untuk mengukurnya digunakan rumus :
Total Pembiayaan
FDR =
Total DPK
8. Analisis Perbandingan
Harahap (2007:227) analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan
keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara
horisontal dari membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan
informasi keuangan atau data yang lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit,
Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukan kenaikan dan penurunan dalam
rupiah atau unit dan juga dalam presentase atau perbandingan dalam bentuk angka
perbandingan atau rasio.
Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-
perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data
lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan. Perbandingan juga dapat
dilakukan antara laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau laporan
bentuk common size bentuk awam. Malah metode ini lebih mudah dan lebih
sederhana menafsirkannya dibanding laporan aslinya.
30
Dalam melakukan analisis laporan keuangan tehnik perbandingan ini, kita
dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu,
angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio
normatif sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antar pos
laporan keuangan dapat dilakukan melalui :
a. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misal laporan
keuangan tahun 1993, dibadingkan dengan laporan keuangan tahun 1994.
Perbandingan antara tahun 1996 1995 1994, dan seterusnya.
b. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
c. Perbandingan dengaan angka-angka standar Industri yang berlaku (Industrial
Norm). Di Indonesia standar ini belum ada tetapi di USA beberapa
perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini misalnya
Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain.
d. Perbandingan dengan budget (anggaran).
e. Perbanddingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam perusahaan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran
lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki, Tanpa
standart pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau porsi
perusahaan yang dinilai. Dalam melakukan perbandingan perlu diyakinkan
bahwa :
a. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
b. Ukuran dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarati
harus sama.
31
c. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan
laba/rugi dan komponennya. Jangan sampai laporan laba/rugi satu tahun
dibandingkan dengan laporan laba/rugi satu semester.
C. Kerangka Penelitian
Didalam kerangka penelitian terdapat penjelasan tingkat yakni BRIS dan
BNIS termasuk dalam jenis bank umun syariah yang kemudian di uji untuk
membandingkan rasio keuangan kedua bank tersebut dan untuk mengetahui hasil
dari perbandingan itu, Gambar panah menunjukan tahapan selanjutnya dilakukan
peneliti.
Gambar 2. 1
Kerangka Penelitian
BANK UMUM SYARIAH
BRISYARIAH BNI SYARIAH
Kinerja Keuangan ;
1. Rasio Solvabilitas (CAR)
2. Rasio Rentabilitas (ROA, NIM)
3. Rasio Aktivitas (BOPO)
4. Rasio Likuiditas (FDR)
5.
Kinerja Keuangan ;
1. Rasio Solvabilitas (CAR)
2. Rasio Rentabilitas (ROA,NIM)
3. Rasio Aktivitas (BOPO)
4. Rasio Likuiditas (FDR)
5.
PERBANDINGAN KINERJA
KEUANGAN
32
D. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2013:96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh
pernyataan Kerlinger (2006:30), hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural)
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil
bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum
maupun khusus variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih yang dinyatakan berdasarkan pemikiran peneliti atau diturunkan dari teori
yang telah ada.
1. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio solvabilitas
(CAR)
Menurut Harahap (2007:303) rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan
utang jangka panjang.
Menurut Baharudin (2014:19) pengertian dari CAR adalah rasio yang
mengukur kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko.
33
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio solvabilitas (CAR) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio CAR ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2016) yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Firmansyah (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank
Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti. Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
34
H1 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
2. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio rentabilitas
(ROA)
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio.
Menurut Hanafi & Halim (2003:159) Return on Asset (ROA)
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan. Semakin besar nilai ROA maka akan semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam
penggunaan aset.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio rasio rentabilitas ROA yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Arinta (2016) yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio ROA ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.
35
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa rasio ROA ada perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio ROA
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti. Dari uraian di atas, maka hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari rasio Return on Asset (ROA).
3. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio rentabilitas
(NIM)
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio.
Menurut Hanafi & Halim (2003:159) sedangkan Net Interest Margin
36
(NIM) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar presentase pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi
nilai profit margin, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang tinggi.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio rentabilitas (NIM) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio NIM ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2016) yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio NIM ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti. Dari uraian
di atas, maka hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H3 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari rasio Net Interest Margin (NIM).
4. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio aktivitas
(BOPO)
37
Menurut Harahap (2007:308) rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Menurut Baharudin (2014:24) Biaya Operasional (BOPO) adalah
rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya Operasional yaitu hasil
perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan
operasional.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio aktivitas (BOPO) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio BOPO ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitriah dan Kurniasih
(2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRISyariah)”. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio BOPO ada perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti. Dari uraian di atas,
maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H4 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank
38
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO).
5. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio likuiditas
(FDR)
Menurut Harahap (2007:301) rasio likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja
yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Menurut Kasmir (2007:268) Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah
rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio likuiditas (FDR) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Arinta (2016) yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio LDR/FDR ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini
39
menunjukkan bahwa rasio FDR ada perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio FDR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti. Dari uraian di atas, maka hipotesis kelima (H5) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H5 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari rasio Financial to Deposit Ratio (FDR).
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang akan
menjelaskan secara logis hubungan antara rumusan masalah dengan metode yang
akan diterapkan, sehingga metode penelitian yang akan dipilih penulis akan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah
dalam bab 1, maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif
adalah karena penulis menggunakan data berupa angka-angka dari laporan
keuangan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia
Syariah yang kemudian di analisis menggunakan rasio keuangan untuk dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini bersifat komparatif, yaitu membandingkan tingkat kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari Rasio Solvabilitas (CAR), Rasio Rentabilitas (ROA,NIM), Rasio
Aktifitas (BOPO), dan Rasio Likuiditas (FDR). Kemudian dianalisis dengan alat
uji statistik menggunakan program computer (SPSS 16.0 for Windows).
B. Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank
Negara Indonesia Syariah. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari
41
penyusunan proposal sampai tersusunnya laporan penelitian yaitu pada bulan
Agustus 2017 sampai selesai bulan Desember.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2006:130) Populasi merupakan keseluruhan objek
yang akan diteliti, baik berupa manusia, hewan, tumbuhan maupun benda.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/sujek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Laporan
Keuangan dari Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Menurut Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau mewakili
populasi yang diteliti. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah Laporan
Keuangan Tahunan lengkap dari masing-masing bank pada periode tahun 2012
sampai dengan tahun 2016.
D. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Data rasio adalah data yang memiliki titik nol absolut. Dengan kata lain rasio
memiliki semua ciri dari data interval dan ditambah dengan memiliki titik nol
absolut sebagai titik pemulaan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
42
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau
diukur melalui gejala-gejala yang ada. Agar dapat memperoleh pengertian yang
lebih jelas terhadap judul penelitian dan untuk menghindari salah tafsir dalam
penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan mengenai variabel yang digunakan
meliputi :
1. Capital Adequecy Ratio (CAR)
Merupakan indikator mengukur seberapa besar kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Nilai CAR dapat diperoleh
dengan rumus :
Modal Bank
CAR =
ATMR
2. Return on Asset (ROA)
Merupakan indikator mengukur seberapa besar tingkat kemampuan
bank dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. Nilai ROA
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Laba Setelah Pajak
ROA =
Total Aktiva
43
3. Net Interest Margin (NIM)
Merupakan ukuran untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
operasionalnya. NIM dapat dihitung dengan rumus :
Laba Bersih
NIM =
Pendapatan Operasional
4. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Merupakan indikator yang mengukur tingkat efisiensi bank dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rumus untuk
memperoleh nilai BOPO adalah :
Biaya Operasional
BOPO =
Pendapatan Operasional
5. Finance to Deposit Ratio (FDR)
Merupakan indikator untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rumus
FDR adalah :
Total Pembiayaan
FDR =
Total DPK
44
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:81) Tehnik Sampling adalah tehnik
pengumpulan sampel. Agar penentuan sampel benar-benar representatif
(mewakili) dan sesuai dengan tujuan penelitian. Tehnik/cara pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah tehnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan sampel yang
dipilih penulis pada penelitian ini adalah pada Laporan Keuangan Tahunan dari
Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah Periode
2012-2016, yang didapatkan secara lengkap dari website resmi kedua bank
tersebut.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif,
analisis kuantitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mencari uraian secara
menyeluruh, teliti dan komprehensif berdasarkan data empiris.
Dalam menguji perbandingan kinerja bank ada dua metode yakni :
1. Perbandingan Internal (Inter-temporal performance analysis)
Metode ini digunakan untuk membandingkan rasio periode sekarang dengan
periode lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
2. Perbandingan Eksternal (Inter-bank performance analysis)
Metode ini digunakan untuk membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri pada satu variabel yang
sama. Misalkan dalam penelitian ini memperbandingan kinerja keuangan
45
antara Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas,
rasio aktifitas. Dan masing-masing dari kedua variabel dibandingkan dengan
alat uji statistik. Uji statistik disini misalkan normalitas data, t-test, dan
hipotesis.
H. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan oleh penulis terkait dengan
variabel penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Analisis Uji Normalitas Data
Uji distribusi normal menurut Ghozali (2013:29) adalah uji untuk
mengukur apakah data yang kita miliki berdistribusi normal, sehingga dapat
dipakai dalam statistik parametrik. Tujuan dari dilakukannya uji normalitas
yaitu untuk mengetahui apakah suatu variabel berdistribusi normal atau tidak.
Menurut Santoso (2009:78), normalitas data dapat dideteksi dengan beberapa
rasio yang salah satunya menggunakan Kolmogrov-Smirnov, dimana rasio
tersebut merupakan uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui distribusi
suatu data yang minimal bertipe ordinal.
Karena data yang digunakan dalam penelitian ini pada masing-masing
variabel berjumlah lebih dari 30 (n≥30), maka data dianggap normal dan bisa
dianalisis menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov.
2. Uji Beda (Uji t)
Menurut Ghozali (2013:64) Uji beda t-test digunakan untuk
menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-
46
rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan
perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-
rata dua sample.
Untuk menguji dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah adalah
menggunakan uji beda dua rata-rata atau Uji Independent Sample t-Test
dengan harapan mampu menunjukkan perbedaan kinerja keuangan dari
masing-masing bank secara rinci.
3. Uji Hipotesis
Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji
statistik pada rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR. dalam menilai
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah menggunakan tehnik statistik yang berupa uji beda dua
rata-rata (independent sample t-test). Tujuan dari uji hipotesis beda dua rata-
rata pada penelitian ini adalah untuk menerima atau menolak hipotesis yang
telah ditentukan. Sehingga hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut : Jika
F hitung dengan Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama)
memiliki nilai sig.> 0,05 maka sinyatakan bahwa kedua varians sama.
Bila kedua varian sama, maka sebaiknya menggunakan Equals
varians assumed (diasumsi kedua varian sama) untuk t hitung. Jika t hitung
sig.< 0,05, maka dikatakan kinerja keuangan yang dianalisis menggunakan
rasio CAR, NIM, ROA, BOPO, dan FDR pada BRIS dengan BNIS terdapat
perbedaan yang signifikan. Sebaliknya jika t hitung sig.> 0,05 maka
47
dinyatakan kinerja keuangan yang dianalisis menggunakan rasio CAR, ROA,
NIM, BOPO, dan FDR pada BRIS dengan BNIS tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.
I. Alat Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
program olah data SPSS 16 (Statistical Product and Service Solution). SPSS
merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu
dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan
berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Data yang
didapat merupakan data kuantitatif di mana data dapat dinyatakan dalam bentuk
angka. Sehingga akan mudah diaplikasikan kedalam olah data SPSS 16. Progam
ini dapat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga hasil olah data yang
dicapai juga dapat dipertanggungjawabkan dan terpercaya.
48
48
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia terhadap Bank Jasa Arta
pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI)
pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka
pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Aktivitas BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008
ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia dan Bapak
Ventje Rahardjo selaku direktur utama PT. Bank BRISyariah.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi
dengan PT. Bank Rakyat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.
Bank Rakyat Indonesia sebagai kantor layanan syariah dalam mengembangkan
bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan
kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah.
49
Tabel 4. 1
Profil Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS)
Alamat
Perseroan
Kantor Pusat Jl. Abdul Muis No.2-4 Jakarta Pusat 10160
No. Telp/Fax +62 21 3450226 (Telp) /+62 21 3518812 (Fax)
Alamat Website www.brisyariah.co.id
Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Keputusan
Gubernur Bank Indonesia no.15/139/ KEP.GBI/DpG/2013
tanggal 27 Desember 2013
Tanggal Efektif
Operasional
1 Januari 20019
Dasar Hukum
Pendirian
Berita Negara RI No.43 – 28 Mei 1971- Tambahan No. 242
Berita Negara RI No. 85 -23 Oktober 2009 - Tambahan No.
26142
Berita Negara RI No. 96 - 1 Desember 2009 Tambahan No.
27908
Modal Dasar Rp5.000.000.000.000
Sumber : Bank Rakyat Indonesia Syariah
Jumlah aset Bank Rakyat Indonesia Syariah dari tahun 2012-2016 :
Tabel 4. 2
Jumlah Aset BRIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
14.088 17.400 20.341 24.230 27.687
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BRIS
Visi dan Misi :
1. Visi
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
2. Misi
a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan
finansial nasabah.
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
50
c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan
dimana pun.
d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketenteraman pikiran.
Struktur Organisasi Bank Rakyat Indonesia Syariah :
Gambar 4. 1
Struktur Organisasi BRIS
Sumber : Bank Rakyat Indonesia Syariah
B. Bank Negara Indonesia Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem
perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan
51
yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang
dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor
Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional
perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf
Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia (BI) Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off
tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu
spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi
yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan
52
syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan
syariah juga semakin meningkat.
Tabel 4. 3
Profil Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS)
Alamat Perseroan Gedung Tempo Pavilion 1 Jl. HR Rasuna Said Kav 10-11,
Lt 3-6, Jakarta 12950, Indonesia
No. Telp/Fax +62-21 2970 1946 (Telp)/+62-21 2966 7947 (Fax)
Alamat Website www.bnisyariah.co.id
Kegiatan Usaha
Bergerak di Bidang Usaha Perbankan Syariah sesuai
dengan Anggaran Dasar BNI Syariah No. 160 tanggal 22
Maret 2010 Engaged in business field of sharia banking in
accordance with the Articles of Association of BNI Syariah
No. 160 dated March 22, 2010.
Tanggal Efektif
Operasional
19 Juni 2010
Dasar Hukum
Pendirian
Surat Keputusan Menteri Hukum & HAM Nomor: AHU-
15574, AH.01.01.TAHUN 2010, TANGGAL 25 MARET
2010 Decree of Minister of Law and Human Rights No:
AHU-15574,AH.01.01.Year 2010, dated March 25, 2010
Modal Dasar Rp 4.004.000.000.000
Sumber : Bank Negara Indonesia Syariah
Jumlah asset Bank Negara Indonesia Syariah dari tahun 2012-2016 :
Tabel 4. 4
Jumlah Aset BNIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
10.645 14.709 19.492 23.018 28.314
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BNIS
Visi dan Misi :
1. Visi
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
2. Misi
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
53
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
Struktur organiasi Bank Negara Indonesia Syariah :
Gambar 4. 2
Struktur Organisasi BNIS
Sumber : Bank Negara Indonesia Syariah
54
C. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Data BRIS dengan Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan hasil analisa data dari semua rasio, maka peneliti melanjutkan
pengolahan data dengan menggunakan Uji Normalitas Data dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4. 5
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR ROA NIM BOPO FDR
N 20 20 20 20 20
Normal Parametersa Mean 13.9350 .8570 6.8025 92.2970 94.6800
Std. Deviation 1.92082 .48041 .71378 4.89383 8.19760
Most Extreme Differences Absolute .253 .128 .206 .116 .191
Positive .253 .114 .206 .078 .134
Negative -.143 -.128 -.103 -.116 -.191
Kolmogorov-Smirnov Z 1.131 .573 .923 .518 .856
Asymp. Sig. (2-tailed) .155 .898 .362 .951 .456
a. Test distribution is Normal. b. Calculated From data
Ghozali (2013:160) dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
diperoleh angka probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini
dibandingkan dengan 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi
atau = 5%) untuk pengambilan keputusan dengan pedoman :
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data
adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
adalah normal.
55
Tabel 4. 6
Keputusan Uji Normalitas Data
Nama Variabel Nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) Taraf Signifikansi Keputusan
CAR 0,155 0,05 Normal
ROA 0,898 0,05 Normal
NIM 0,362 0,05 Normal
BOPO 0,951 0,05 Normal
FDR 0,456 0,05 Normal
Sumber : Data SPSS Diolah Penulis
b. Uji Normalitas Data BNIS dengan Kolmogrov-Smirnov
Berdasarkan hasil analisa data dari semua rasio, maka peneliti melanjutkan
pengolahan data dengan menggunakan Uji Normalitas Data dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR ROA NIM BOPO FDR
N 20 20 20 20 20
Normal Parametersa
Mean 16.9860 1.2835 8.6565 87.9025 89.5495
Std. Deviation 2.01921 .27095 1.01825 2.98335 6.17551
Most Extreme
Differences
Absolute .213 .179 .279 .193 .115
Positive .213 .090 .279 .136 .115
Negative -.113 -.179 -.103 -.193 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .953 .800 1.250 .865 .516
Asymp. Sig. (2-tailed) .324 .543 .088 .443 .953
a. Test distribution is Normal. b. Calculated From data
Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka
probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05
(dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau = 5%) untuk
pengambilan keputusan dengan pedoman :
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi data
adalah tidak normal.
56
2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi data
adalah normal.
Tabel 4. 8
Keputusan Uji Normalitas Data
Nama Variabel Nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) Taraf Signifikansi Keputusan
CAR 0,324 0,05 Normal
ROA 0,543 0,05 Normal
NIM 0,088 0,05 Normal
BOPO 0,433 0,05 Normal
FDR 0,953 0,05 Normal
Sumber : Data SPSS Diolah Penulis
2. Uji Beda (Uji t)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Selanjutnya diuraikan hasil
penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek penelitian dua bank
syariah yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah
berdasarkan laporan keuangan triwulanan periode 2012-2016. Dengan
menggunakan uji statistic independent sample t-test, diperoleh hasil perbandingan
kinerja keuangan tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 9
Perbandingan Kinerja Keuangan BRIS dengan BNIS
Ratio
BRIS BNIS Statistical Test
Mean Std
Dev Mean
Std
Dev
Levene's Test
For Equality
of Variance
t-test for equality of
mean df=70 confidence
interval=95%
F Sig T Sig 2-
Tailed
Mean
Diff
CAR 13.93 1.92 16.98 2.01 2.365 0.132 -4.896 0.000 -3.05100
ROA 0.85 0.48 1.28 0.27 7.440 0.010 -3.458 0.001 -0.42650
NIM 6.80 0.71 8.65 1.01 3.023 0.090 -6.668 0.000 -1.85400
BOPO 92.29 4.89 87.90 2.98 2.495 0.123 3.429 0.001 4.39450
FDR 94.68 8.19 89.54 6.17 3.048 0.089 2.236 0.031 5.13050
Sumber : Data SPSS yang telah diolah peneliti
57
a. Analisis Rasio CAR
Pada tabel diatas terlihat bahwa Bank Negara Indonesia Syariah
mempunyai rata-rata (mean) rasio CAR sebesar 16.98% yang lebih besar
dibandingkan dengan rasio mean CAR Bank Rakyat Indonesia Syariah yaitu
sebesar 13.93%. hal tersebut menunjukkan bahwa selama periode 2012 hingga
2016 BNIS lebih baik dibandingkan BRIS, karena semakin tinggi nilai CAR maka
semakin baik pula kualitas permodalan bank tersebut.
Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan Bank Indonesia (BI) bahwa
standar CAR terbaik adalah 8% maka dari rata-rata CAR yang dimiliki oleh BNIS
yang lebih besar dari standar Bank Indonesia (BI) maka kondisi tersebut berada
pada taraf ideal. Standar deviasi BNIS sebesar 2.01 menunjukkan simpangan data
yang relatif kecil, dibandingkan dengan rata-ratanya sebesar 16.98.
Standar deviasi BRIS sebesar 1.92 juga menunjukkan simpangan data
yang relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-ratanya yaitu sebesar 13.93.
Dengan kecilnya simpangan data, maka menunjukkan bahwa variabel CAR kedua
bank cukup baik.
b. Analisis Rasio ROA
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata rasio ROA pada
Bank Negara Indonesia Syariah adalah sebesar 1.28%, dimana nilai ini lebih besar
jika dibandingkan dengan rata-rata rasio ROA pada Bank Rakyat Indonesia
Syariah yang hanya selisih sedikit yaitu sebesar 0.85%. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pada periode 2012 hingga 2016 berdasarkan laporan keuangan triwulan,
BNIS lebih baik dibandingkan dengan BRIS dari segi pendapatan keuntungan,
58
karena berdasarkan standar Bank Indonesia (BI), ROA terbaik berada pada posisi
1.5%.
Standar deviasi pada BNIS sebesar 0.27 menunjukkan simpangan data
yang relatif kecil dibandingkan dengan rata-rata yang dimiliki yaitu sebesar 1.28.
Pada BRIS standar deviasinya adalah sebesar 0.48 dimana angka tersebut juga
menunjukkan simpangan data yang relatif kecil dibandingkan dengan rata-rata
rasio ROA yang sebesar 0.85. Dengan kecilnya simpangan data yang ada, maka
variabel ROA pada kedua bank cukup baik.
c. Analisis Rasio NIM
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata rasio NIM Bank
Negara Indonesia Syariah sebesar 8.65% dimana nilai tersebut lebih besar jika
dibandingakan rata-rata Bank Rakyat Indonesia Syariah yang hanya sebesar
6.80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama periode 2012 hingga 2016 BNIS
lebih baik dibandingkan BRIS dilihat dari segi NIM nya, karena semakin tinggi
rasio NIM maka akan lebih baik pula kinerja suatu bank.
Standar deviasi dari BNIS sebesar 1.01, dimana nilai tersebut
menunjukkan simpangan data yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
rata-ratanya yang sebesart 8.65. sama halnya dengan BNIS, simpangan data yang
relatif kecil dibandingkan dengan rata-ratanya juga terdapat pada BRIS yang
nilainya hanya sebesar 0.71. Dengan kecilnya simpangan data menunjukkan
bajhwa variabel NIM cukup baik.
59
d. Analisis Rasio BOPO
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata rasio BOPO pada
Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah sebesar 92.29%, dimana nilai ini lebih
tinggi dibandingan rata-rata rasio BOPO pada Bank Negara Indonesia Syariah
yang sebesar 87.90%. Ini menunjukkan bahwa pada periode 2012 hingga 2016,
BRIS lebih baik dibandingkan dengan BNIS dari segi efisiensi pendapatan
operasional dari kegiatan operasional yang dijalankan.
Standar deviasi pada BRIS sebesar 4.89 menunjukkan simpangan data
yang sangat kecil dibandingkan dengan rata-rata rasio BOPO yang dimiliki yaitu
sebesar 92.29. Sama halnya pada BNIS Indonesia yang standar deviasinya hanya
sebesar 2.98, dimana angka tersebut juga menunjukkan perbandingan yang sangat
kecil dengan rata-rata rasio BOPO sebesar 87.90. Kecilnya simpangan data dari
kedua bank tersebut, menunjukkan bahwa cukup baiknya variabel BOPO yang
dimiliki kedua bank, karena batas atas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI)
adalah 92%.
e. Analisis Rasio FDR
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata rasio FDR pada
Bank Rakyat Indonesia Syariah sebesar 94.68% dimana nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata rasio FDR yang terdapat pada Bank Negara
Indonesia Syariah yaitu sebesar 89.54%. Hal ini menunjukkan bahwa BRIS lebih
baik dibandingkan BNIS dalam hal likuiditas bank selama periode 2012 hingga
2016. Nilai rata-rata dari rasio FDR BRIS dan BNIS sudah memenuhi standar
60
yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar 80% untuk batas bawah
dan 110% untuk batas atas.
Standar deviasi pada BRIS adalah 8.19 menunjukkan simpangan data yang
relatif kecil karena nilainya lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata rasio FDR
nya yaitu sebesar 94.68. BNIS memiliki standar deviasi 6.17 dimana nilai ini juga
menunjukkan simpangan data yang relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-
rata rasio FDR nya yang sebesar 89.54. Variabel FDR dari kedua bank ini telah
dikatakan cukup baik, karena nilai simpangan data relatif kecil dibandingkan
dengan rata-ratanya.
3. Uji Hipotesis
a. Rasio CAR
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil uji hipotesis dari kedua bank
berdasarkan rasio CAR :
Tabel 4. 10
Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio CAR
Rasio CAR
Levene's Test
For Equality
Of Varience
t-test for Equality of Means Interval
= 95%
F Sig T Sig 2-tailed Mean
Difference
Equals
Variances
Assumed
2.365 .132 -4.896 .000 -3.05100
Equals
Variances Not
Assumed
-4.896 .000 -3.05100
Sumber : SPSS diolah Peneliti
Dari tabel dapat diketahui bahwa F hitung untuk CAR dengan equal
variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 2,365 dengan
61
probabilitas 0,132. Oleh karena probabilitas diatas lebih besar dari 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t
hitung untuk CAR sebesar -4,896 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena
nilai sig. thitung> ttabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
dari rasio CAR maka kinerja BRIS dengan BNIS tersebut terdapat perbedaan
yang signifikan.
b. Rasio ROA
Berikut ini tabel hasil uji statistik independent sample t-test untuk rasio ROA :
Tabel 4. 11
Hasil Uji Statistik Independent Sample t-tes Rasio ROA
Rasio ROA
Levene's Test
For Equality
Of Varience
t-test for Equality of Means Interval
= 95%
F Sig T Sig 2-tailed Mean
Difference
Equals
Variances
Assumed 7.440 .010 -3.458 .001 -.42650
Equals
Variances Not
Assumed
-3.458 .002 -.42650
Sumber: Data SPSS Diolah Peneliti
Dari tabel dapat diketahui bahwa F hitung untuk ROA dengan equal
variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 7,440 dengan
probabilitas 0,010. Oleh karena probabilitas diatas kurang dari 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
62
Bila kedua varians berbeda, maka digunakan Equal Variances Assumed t
hitung untuk ROA sebesar -3,458 dengan signifikan sebesar 0,001. Oleh karena
nilai sig. thitung> ttabel (0,001 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
dari rasio ROA maka kinerja BRIS dengan BNIS tersebut terdapat perbedaan
yang signifikan.
c. Rasio NIM
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil uji independent sample t-test
untuk rasio NIM :
Tabel 4. 12
Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio NIM
Rasio NIM
Levene's Test
For Equality
Of Varience
t-test for Equality of Means Interval
= 95%
F Sig T Sig 2-tailed Mean
Difference
Equals
Variances
Assumed 3.023 .090 -6.668 .000 -1.85400
Equals
Variances Not
Assumed
-6.668 .000 -1.85400
Sumber : Data SPSS Diolah Peneliti
Dari tabel dapat diketahui bahwa F hitung untuk NIM dengan equal
variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 3,023 dengan
probabilitas 0,090. Oleh karena probabilitas diatas lebih besar dari 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t
hitung untuk NIM sebesar -6,668 dengan signifikan sebesar 0,000. Oleh karena
63
nilai sig. thitung> ttabel (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
dari rasio NIM maka kinerja BRIS dengan BNIS tersebut terdapat perbedaan yang
signifikan.
d. Rasio BOPO
Berikut tabel hasil uji statistik independent sample t-test untuk rasio BOPO :
Tabel 4. 13
Hasil Uji Statistik Independent Sample t-test Rasio BOPO
Rasio BOPO
Levene's Test
For Equality
Of Varience
t-test for Equality of Means Interval
= 95%
F Sig T Sig 2-tailed Mean
Difference
Equals
Variances
Assumed 2.495 .123 3.429 .001 4.39450
Equals
Variances Not
Assumed
3.429 .002 4.39450
Sumber : Data SPSS Diolah Peneliti
Dari tabel dapat diketahui bahwa F hitung untuk BOPO dengan equal
variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 2,495 dengan
probabilitas 0,123. Oleh karena probabilitas diatas lebih besar dari 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t
hitung untuk BOPO sebesar 3,429 dengan signifikan sebesar 0,001. Oleh karena
nilai sig. thitung> ttabel (0,001 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
dari rasio BOPO maka kinerja BRIS dengan BNIS tersebut terdapat perbedaan
yang signifikan.
64
e. Rasio FDR
Berikut tabel hasil uji statistik independent sample t-test untuk rasio FDR :
Tabel 4. 14
Hasil Uji Statistik Independent Sample t-test Rasio FDR
Rasio FDR
Levene's Test
For Equality
Of Varience
t-test for Equality of Means Interval
= 95%
F Sig T Sig 2-tailed Mean
Difference
Equals
Variances
Assumed 3.048 .089 2.236 .031 5.13050
Equals
Variances Not
Assumed
2.236 .032 5.13050
Sumber: Data SPSS Diolah Peneliti
Dari tabel dapat diketahui bahwa F hitung untuk FDR dengan equal
variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 3,048 dengan
probabilitas 0,089. Oleh karena probabilitas diatas lebih besar dari 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Bila kedua varians sama, maka digunakan Equal Variances Assumed t
hitung untuk FDR sebesar 2,236 dengan signifikan sebesar 0,031. Oleh karena
nilai sig. thitung> ttabel (0,031 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa jika dilihat
dari rasio FDR maka kinerja BRIS dengan BNIS tersebut terdapat perbedaan yang
signifikan.
65
D. Pembahasan
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank
Negara Indonesia Syariah ditinjau dari :
1. Perbedaan rasio CAR Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah
Capital Adequecy Ratio (CAR) merupakan alat rasio solvabilitas
dimana rasio tersebut dihitung dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan bank dalam mengatur aset atau modalnya, maka Sebelum
membahas hasil penelitian terlebih dahulu kita deskripsikan pemanfaatan
modal menurut islam. Dalam pandangan Al qur’an, uang merupakan modal
serta salah satu faktor produksi yang penting, tapi bukan yang terpenting.
Manusia menduduki tempat diatas modal disusul dengan sumber daya alam.
Modal tidak boleh diabaikan, manusia berkewajiban menggunakannya
agar terus produktif dan tidak habis digunakan. Karena itu seoarang wali yang
menguasai harta orang orang yang tidak atau belum mampu mengurus
hartanya agar mengembangkan harta yang berada di dalam kekuasaanya dan
membiayai kebutuhan pemiliknya yang tidak mampu itu, dari keuntungan
perputaran modal, bukan dari pokok modal. Kinerja dari Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dikatakan cukup
baik. Karena kemampuan dari pengelolaan aset ataupun modalnya dapat
diketahui dari nilai CAR yang tinggi.
Secara keseluruhan berdasarkan penelitian pada kedua bank, dapat
diketahui bahwa lebih baiknya kinerja Bank Rakyat Indonesia Syariah
66
dibandingkan dengan Bank Negara Indonesia Syariah untuk rasio CAR.
Terbukti bahwa terdapat selisih dari rata-rata (mean) masing-masing bank
yaitu sebesar 16,98% pada CAR Bank Negara Indonesia Syariah, dan 13,93%
pada Bank Rakyat Indonesia Syariah. Namun, dalam rasio ini Bank Rakyat
Indonesia Syariah masih dikatakan dalam keadaan yang ideal karena nilai
CAR yang dimiliki lebih besar dari batasan minimum yang ditentukan oleh
Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar 8%.
Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa kedua bank telah mampu
menyediakan modal dengan cukup baik dan telah mampu mengelola modal
yang dimiliki guna menutupi kerugian-kerugian bank yang mungkin terjadi
akibat aktiva beresiko. Selama bank mampu menyeimbangkan antara
besarnya rasio modal dan kewajiban penyediaan modal minimum sama
dengan atau lebih dari 100% , maka modal bank memenuhi ketentuan CAR.
Berdasarkan Normalitas data, dapat dinyatakan bahwa variabel-
variabel rasio keuangan semuanya berdistribusi tidak nomal dikarenakan nilai
sig. Dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
Homogenitas (Levene’s test) dapat dinyatakan bahwa populasi memiliki
kesamaan ragam atau dengan kata lain tidak ada perbedaan ragam varian
CAR dari kedua kelompok bank. Sedangkan berdasarkan t-test, dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Fitriah dan Kurniasih (2016) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
67
rasio CAR ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara Bank
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Berbeda dengan penelitian ini, pada penelitian yang telah dilakukan
oleh Mamahit dkk (2016) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio
CAR tidak ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua
kelompok bank yang telah diteliti. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya.
Menarik dicermati perbedaan yang terjadi dengan peneliti
sebelumnya. Dalam hal ini, yang menjadi perbedaan kenapa bertolak
belakang dengan penelitian yang diakukan oeh Mamahit dkk (2016) adalah
objek yang diteliti peneliti sebelumnya banyak bank sedangkan peneliti
selanjutnya menggunakan objek dua bank saja yang dibandingkan, kemudian
data yang diteliti oleh peneliti sebelumnya merupakan data tahunan,
sedangkan peneliti selanjutnya memakai data triwulanan.
2. Perbedaan rasio ROA Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah
Untuk rasio ini, berdasarkan nilai rata-ratanya bisa diketahui bahwa
Bank Negara Indonesia Syariah lebih baik dari Bank Rakyat Indonesia
Syariah. Nilai rata-rata dari masing-masing bank berturut-turut adalah sebesar
1,28% dan 0,85%. Suatu bank dikatakan mempunyai ROA yang baik adalah
ketika bank tersebut mampu mengelola dengan baik aset-aset yang dimiliki,
mulai dari aset lancar maupun tidak lancarnya.
68
Karena jika suatu perusahaan memperoleh aset yang sangat rendah,
maka perusahaan tersebut tidak mampu mengelola kekayaan yang dimiliki
dengan efektif dan efisien sehingga pendapatan yang dihasilkan juga rendah,
begitupun sebaliknya. Bank Indonesia (BI) memberikan standar untuk bank
dengan ROA terbaik yaitu sebesar 1,5%. Dalam penelitian ini, jelas terlihat
bahwa nilai rata-rata rasio ROA pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan
Bank Negara Indonesia Syariah berada dibawah standar yang ditentukan oleh
Bank Indonesia (BI).
Sehingga, berdasarkan hasil pembahasan tentang rasio ROA dari
kedua bank diatas, maka sekaligus menjawab hipotesis yaitu terdapat
perbedaan rasio ROA pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara
Indonesia Syariah, dimana dalam hal ini Bank Negara Indonesia Syariah
memiliki rata-rata ROA yang lebih tinggi.
Hasil analisa diatas akan lebih baik jika dikaitkan dengan prinsip
syariah, karena mengingat kedua bank diatas masing-masing menjalankan
konsep usaha secara syariah. Memperoleh keuntungan adalah tujuan dari
setiap kegiatan usaha yang dilakukan. Dalam islam, memperoleh keuntungan
dianjurkan dalam kegiatan bermuamalah selama tidak mengandung unsur
riba. Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah
yang telah melakukan kegiatan usaha dengan memanfaatkan aset yang
dimiliki dengan cukup baik sehingga keuntungan yang diperoleh pun juga
sesuai dengan yang diharapkan.
69
Berdasarkan Normalitas data, dapat dinyatakan bahwa variabel-
variabel rasio keuangan semuanya berdistribusi nomal dikarenakan nilai sig.
Dari masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan
Homogenitas (Levene’s test) dapat dinyatakan bahwa populasi memiliki
perbedaan ragam atau dengan kata lain ada perbedaan ragam varian ROA dari
kedua kelompok bank. Sedangkan berdasarkan t-test, dapat dikatakan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Rakyat Indonesia Syariah
dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Penelitian ini sepadan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Fitriah dan Kurniasih (2016) dimana hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dari segi rasio
ROA, dimana nilai rata-rata rasio ROA dari kedua bank berada pada posisi
yang sama (sama besar).
Namun, penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Mamahit dkk (2016) dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio ROA yang
menunjukkan pada kinerja keuangan bank. Menarik dicermati dengan
penelitian sebelumnya bahwa dalam hal ini yang menjadi alasan bertolak
belakangnya adalah terletak pada objek penelitian yang diamati dimana
peneliti ini mengamati peneliti ini menggunakan perbandingan langsung
antara kelompok bank milik pemerintah dengan kelompok bank swasta, dan
data yang digunakan oleh penelitian ini berbeda dengan penelitian
70
sebelumnya yaitu data tahunan dan peneliti selanjutnya menggunakan data
triwulan.
3. Perbedaan rasio NIM Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah
Berdasarkan rata-rata rasio pada hasil penelitian, secara keseluruhan
untuk rasio NIM Bank Negara Indonesia Syariah lebih baik dari pada Bank
Rakyat Indonesia Syariah. Terbukti bahwa terdapat selisih yang cukup besar
dari nilai rata-rata rasio NIM pada masing-masing bank, yaitu sebesar 8,65%
dan 6,80%. Besar atau kecilnya selisih dari rasio ini membuktikan bahwa
Bank Negara Indonesia Syariah mampu melakukan penjualan dengan baik
atas aset yang dimiliki, sehingga laba yang diperoleh besar dan kinerja
keuangannya pun juga meningkat.
Terjadinya kenaikan nilai NIM suatu bank disebabkan oleh
kemampuan manajemen dalam memperoleh seberapa besar persentase
pendapatan bersih dari setiap kegiatan operasionalnya. Karena semakin tinggi
nilai profit margin, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang besar. Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank
Negara Indonesia Syariah sangat memperhatikan cara mendapatkan
keuntungan dari kegiatan usaha yang dilakukan.
Berdasarkan Normalitas data, dapat dinyatakan bahwa variabel-
variabel rasio keuangan semuanya berdistribusi tidak nomal dikarenakan nilai
sig. Dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
Homogenitas (Levene’s test) dapat dinyatakan bahwa populasi memiliki
71
kesamaan ragam atau dengan kata lain tidak ada perbedaan ragam varian
NIM dari kedua kelompok bank. Sedangkan berdasarkan t-test, dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Azizah dan Arinta (2016) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio
NIM ada perbedaan kinerja keuangan antara kedua bank yang diteliti.
4. Perbedaan rasio BOPO Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah
Rasio efisiensi menggambarkan kemampuan bank dalam melakukan
kegiatan operasionalnya dengan menggunakan biaya operasional seefektif
mungkin dengan tujuan mendapatkan pendapatan operasional sebesar
mungkin.
Dalam penelitian ini, efisiensi dihitung dengan alat rasio yaitu BOPO
dimana Pengaplikasian rasio efisiensi dari kedua bank sudah menunjukkan
kemampuan yang cukup baik. Dalam penelitian ini, untuk rasio BOPO Bank
Rakyat Indonesia Syariah cenderung lebih baik dari pada Bank Negara
Indonesia Syariah. Terbukti dengan rata-rata rasio BOPO dari masing-masing
bank yaitu sebesar 92,29% dan 87,90%, dari hasil BOPO kedua bank bisa
dikatakan sudah sangat baik karena standar yang ditentukan Bank Indonesia
(BI) yakni 92% untuk batas atasnya.
Semakin tinggi rasio BOPO, maka semakin efisien pula manajemen
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Sehingga hal ini sekaligus
72
menjawab hipotesis penelitian ini bahwa terdapat perbedaan rasio BOPO
pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
dimana Bank Rakyat Indonesia Syariah memiliki nilai rata-rata rasio BOPO
yang lebih tinggi.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian terdahulu,
dimana posisi rata-rata rasio BOPO Bank Rakyat Indonesia Syariah berada
diatas Bank Negara Indonesia Syariah. Ini cukup membuktikan bahwa Bank
Rakyat Indonesia Syariah mampu mempertahankan kinerjanya dalam hal
meminimalkan biaya operasional untuk kegiatan operasional namun tetap
mendapatkan pendapatan operasional yang tinggi.
Berdasarkan Normalitas data, dapat dinyatakan bahwa variabel-
variabel rasio keuangan semuanya berdistribusi nomal dikarenakan nilai sig.
Dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
Homogenitas (Levene’s test) dapat dinyatakan bahwa populasi memiliki
kesamaan ragam atau dengan kata lain tidak ada perbedaan ragam varian
BOPO dari kedua kelompok bank. Sedangkan berdasarkan t-test, dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriah dan
Kurniasih (2016) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan antara Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
73
BOPO dimana Kesamaan ini ditunjukkan berdasar nilai sig. t hitung yang
lebih kecil dari pada nilai sig. t tabel.
Jika penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian sebelumnya,
maka penelitian ini pun juga bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mamahit dkk (2016) dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja antara kedua
kelompok bank yang diteliti.
Menarik untuk diamati bahwa terjadinya perbedaan pada penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada ragam rasio yang diamati
dan data yang digunakan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan data populasi dimana data triwulan mulai tahun 2012 hingga
tahun 2016 sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan data
tahunan periode 2009 hingga 2014.
5. Perbedaan rasio FDR Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara
Indonesia Syariah
Dilihat dari rata-rata rasio FDR, Bank Rakyat Indonesia Syariah lebih
baik dari Bank Negara Indonesia Syariah, terbukti dari rata-rata keduanya
yaitu sebesar 94,68% dan 89,54%, hasil kedua bank tersebut dikatakan baik
karena standar yang ditetapkan Bank Indonesia yakni 80% untuk batas bawah
dan 110% untuk batas atasnya. Suatu bank dapat dikatakan likuid jika bank
mampu menyalurkan dana kredit kepada pihak ketiga sebagai proteksi ketika
terjadi kredit tidak lancar dikemudian hari.
74
Suatu perusahaan dikatakan likuid jika kredit yang dilakukan lebih
besar dari saving yang ada, karena banyaknya jumlah uang yang beredar juga
menjadi faktor utama untung atau tidaknya suatu usaha yang dilakukan.
Pengaplikasian ini telah dilakukan dengan cukup baik oleh Bank Rakyat
Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah jika dilihat secara
global, namun untuk lebih memperjelas akan dibahas analisa dibawah.
Dari rata-rata yang ada, dapat dikaitkan dengan hipotesis penelitian ini
bahwa terdapat perbedaan dari rasio FDR Bank Rakyat Indonesia Syariah
dengan Bank Negara Indonesia Syariah dimana nilai rata-rata Bank Rakyat
Indonesia Syariah lebih tinggi.
Berdasarkan Normalitas data, dapat dinyatakan bahwa variabel-
variabel rasio keuangan semuanya berdistribusi nomal dikarenakan nilai sig.
Dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
Homogenitas (Levene’s test) dapat dinyatakan bahwa populasi memiliki
kesamaan ragam atau dengan kata lain tidak ada perbedaan ragam varian
LDR dari kedua kelompok bank. Sedangkan berdasarkan t-test, dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Fitriah dan Kurniasih (2016) dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah dilihat dari rasio FDR.
75
Penelitian ini juga bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mamahit dkk (2016) dimana hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja keuangan
menggunakan rasio FDR antara kedua kelompok bank yang diteliti.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada
masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kesimpulan hasil uji
statistic independent sample t-test menunjukkan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO,
dan FDR Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah
terdapat perbedaan yang signifikan sebagaimana terlihat seperti dibawah ini :
1. BNIS mempunyai rata-rata (mean) rasio CAR sebesar 16.98% yang lebih
besar dibandingkan dengan rasio mean CAR BRIS yaitu sebesar 13.93%. hal
tersebut menunjukkan bahwa selama periode 2012 hingga 2016 BNIS lebih
baik dibandingkan BRIS, dengan karena semakin tinggi nilai CAR maka
semakin baik pula kualitas permodalan bank tersebut. Akan tetapi, nilai CAR
BRIS masih berada dalam kondisi ideal seperti yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia (BI) yaitu berada diatas 8%.
2. ROA pada BNIS adalah sebesar 1.28%, dimana nilai ini lebih besar jika
dibandingkan dengan rata-rata rasio ROA pada BRIS yang hanya selisih
sedikit yaitu sebesar 0.85%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada periode
2012 hingga 2016 berdasarkan laporan keuangan triwulan, BNIS lebih baik
dibandingkan dengan BRIS dari segi pendapatan keuntungan. Karena
berdasarkan standar Bank Indonesia (BI), ROA terbaik berada pada posisi
1.5%.
77
3. NIM BNIS sebesar 8.65% dimana nilai tersebut lebih besar jika
dibandingakan rata-rata BRIS yang hanya sebesar 6.80%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa selama periode 2012 hingga 2016 BNIS lebih baik
dibandingkan BRIS dilihat dari segi NIM nya, Karena semakin tinggi rasio
NIM maka akan lebih baik pula kinerja suatu bank.
4. BOPO pada BRIS adalah sebesar 92.29%, dimana nilai ini lebih tinggi
dibandingan rata-rata rasio BOPO pada BNIS yang sebesar 87.90%. Ini
menunjukkan bahwa pada periode 2012 hingga 2016, BRIS lebih baik
dibandingkan dengan BNIS dari segi efisiensi pendapatan operasional dari
kegiatan operasional yang dijalankan. Meskipun begitu keduanya dalam
kondisi ideal, yaitu tidak lebih dari 92% seperti yang ditetapkan Bank
Indonesia (BI).
5. FDR pada BRIS sebesar 94.68% dimana nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata rasio FDR yang terdapat pada BNIS yaitu
sebesar 89.54%. Hal ini menunjukkan bahwa BRIS lebih baik dibandingkan
BNIS dalam hal likuiditas bank selama periode 2012 hingga 2016. Nilai rata-
rata dari rasio FDR BRIS dan BNIS sudah memenuhi standar yang ditentukan
oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 80% untuk batas bawah dan 110% untuk
batas atas.
78
B. Saran
Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Dunia Akademik
Agar bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dan sumber informasi sekaligus
data penunjang tentang fungsi dan peran serta manajemen perbankan syariah.
2. Bagi Dunia Praktis
a. Calon Investor
Dengan penelitian ini diharapkan semakin banyak dan bijak investor yang
ingin menanamkan modal pada kedua bank besar ini sehingga kerja sama
yang baik akan dapat dijalankan dengan efektif.
b. Bank Negara Indonesia Syariah
Secara umum, dari segi permodalan yaitu solvabilitas dan rentabilitas BNIS
lebih baik dari pada BRIS. Akan tetapi ada beberapa rasio yang nilainya lebih
rendah dari BRIS, yaitu rasio efisiensi (BOPO) dan rasio Likuiditas (FDR).
Untuk meningkatkan rasio-rasio tersebut, maka BNIS harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1) Rasio efisinsi (BOPO) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menekan
sekecil mungkin biaya operasional yang dikeluarkan untuk melakukan
kegiatan operasional. Pemilihan kegiatan operasional pun harus
dijalankan sesuai dengan sasaran dan efektif, agar laba yang didapatkan
meningkat dan pendapatan operasional juga besar.
79
2) Rasio Likuiditas (FDR) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara
menekan kenaikan dana yang disalurkan oleh bank melalui kredit atau
pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah. Sehingga kinerja keuangan
pada rasio likuiditas dapat ditingkatkan.
c. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Pada penelitian ini telah disimpulkan bahwa kinerja dari BNIS lebih baik
dibandingkan dengan BRIS. Sehingga yang perlu diperhatikan oleh BRIS
adalah dengan meningkatkan rasio rentabilitas (CAR), rasio solvabilitas
(ROA dan NIM) dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Rasio Solvabilitas (CAR) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan
mengelola modal yang dimiliki dengan efektif dan efisien sehingga
mampu menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian bank
yang disebabkan aktiva beresiko.
2) Rasio Rentabilitas (ROA) dapat ditingkatkan dengan lebih
memperhatikan pengelolaan asetnya sehingga laba yang dihasilkan besar
dan kinerja keuangan pada rasio ROA dapat ditingkatkan.
3) Rasio Rentabilitas (NIM) dapat ditingkatkan kualitasnya dengan
mengoptimalkan pendapatan operasional dalam pembentukan laba bersih
sehingga kinerja keuangan pada rasio NIM dapat ditingkatkan.
d. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Karena dalam penelitian ini menggunakan lima rasio dengan data triwulan
dalam mengukur kinerja keuangan BRIS dengan BNIS, maka diharapkan
80
peneliti yang akan datang mampu menggunakan lebih banyak rasio untuk
mengukur kinerja keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arinta Nena Y. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank
Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus Pada Bank Syariah
Mandiri Dan Bank Mandiri),” Jurnal Musqtasid, Vol. 7, No. 1. Juni,
2016.
Azizah Nur. “Analisis Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan
PT Bank Syariah Mandiri Tbk Periode 2010-2014,” Jurnal An-
Nisbah, Vol. 3, No. 1. Oktober, 2016.
Brigham, F. Eugene dan Houston, f. Joel. 2001. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Erlangga.
Burhanudin Widodo, “Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bank Muamalat
Indonesia Dengan PT Bank Mega,” skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung 2014.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Firmansyah Irman. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Muamalat Indonesia Dengan Bank Syariah Mandiri,” Jurnal
Akuntansi, Vol. 7, No. 1. Januari, 2012.
Fitriah Asri D, dan Kurniasih Afiati. “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRI Syariah),”
Jurnal Nisbah, Vol. 2, No. 2. Desember 2016.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMM
SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hodijah. ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank melalui pendekatan
likuiditas solvabiitas, dan rentabilitas pada bank muamalat indonesia,
Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah Indonesia,” skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2008.
Jahja Susilo A, dan Iqbal Muhammad. “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional,”
Jurnal Epistemé, Vol. 7, No. 2. Desember 2012.
Jonni, dan Haimans Alder. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan
Moneter. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kerlinger. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Mamahit Ferary MR, Mangantar Marjam, dan Van Rate P. “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Milik Pemerintah Dengan
Bank Milik Swasta Nasional Di Indonesia (Periode 2009-2014),”
Jurnal EMBA, Vol. 4, No. 1. Maret, 2016.
Muhamad Nur Fatih, “Perbandingan Kinerja Keuangan PT Bank Syariah
Mandiri Dengan PT Bank Muamalat Indonesia,” skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
2014.
Munadi M Meryho, Saerang S Ivonne, dan Mandagie Yunita. “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Dan Bank Mandiri(Persero)Tbk Periode 2012-2015,”
Jurnal EMBA, Vol. 5, No. 2. Juni, 2017.
Munawir, S. 2012. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Santoso, Singgih. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS
17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Jakarta: Salemba
Empat.
Solikah Maya H, Mardani Malavia R, dan Wahono Budi. “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan di Bursa Efek Indonesia),” Jurnal Warta Ekonomi Vol. 7,
No. 17. Februari 2017.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumantri Fazhar, dan Apriliani Dwi. “Perbandingan Kinerja Keuangan antara
PT. BCA Tbk. dengan PT. Bank Mandiri Tbk,” Jurnal Ecodemica,
Vol. 4, No. 2. September 2016.
Wahyuni Molli, dan Efriza Eka R. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Bank Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia,” Jurnal Social
Science and Business, Vol. 1, No. 2, 2017.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rekapan Data Penelitian
1. Bank Rakyat Indonesia Syariah
BRIS CAR ROA ROE NIM BOPO FDR
2012 MARET 14.34% 0.17% 1.41% 8.10% 99.15% 101.76%
JUNI 13.59% 1.21% 9.98% 7.68% 91.16% 102.77%
SEPTEMBER 12.92% 1.34% 11.40% 8.36% 89.95% 99.99%
DESEMBER 11.35% 1.19% 10.41% 7.15% 86.63% 103.07%
2013 MARET 11.81% 1.71% 18.63% 6.61% 85.54% 100.90%
JUNI 15.00% 1.41% 14.81% 6.57% 87.55% 103.67%
SEPTEMBER 14.66% 1.36% 13.16% 7.48% 80.80% 105.61%
DESEMBER 14.49% 1.15% 10.20% 6.27% 95.24% 102.70%
2014 MARET 14.15% 0.46% 4.07% 6.09% 92.43% 102.13%
JUNI 13.99% 0.03% 0.24% 5.97% 99.84% 95.14%
SEPTEMBER 13.86% 0.20% 0.49% 5.90% 97.35% 94.85%
DESEMBER 12.89% 0.08% 0.44% 6.04% 99.14% 93.90%
2015 MARET 13.21% 0.53% 6.07% 6.95% 96.13% 88.24%
JUNI 11.03% 0.78% 7.16% 7.11% 93.84% 92.05%
SEPTEMBER 13.82% 0.80% 6.71% 6.53% 93.97% 86.61%
DESEMBER 13.94% 0.77% 6.33% 6.38% 93.79% 84.16%
2016 MARET 14.66% 0.99% 7.51% 7.51% 90.70% 82.73%
JUNI 14.06% 1.03% 7.89% 6.49% 90.41% 87.92%
SEPTEMBER 14.30% 0.98% 7.51% 6.48% 90.99% 83.98%
DESEMBER 20.63% 0.95% 7.40% 6.38% 91.33% 81.42%
2. Bank Negara Indonesia Syariah
BNIS CAR ROA ROE NIM BOPO FDR
2012 MARET 19.07% 0.63% 4.23% 7.92% 91.20% 78.78%
JUNI 17.56% 0.65% 4.20% 9.97% 92.81% 80.94%
SEPTEMBER 22.08% 1.31% 8.64% 9.97% 86.46% 85.36%
DESEMBER 19.07% 1.46% 10.18% 11.03% 85.39% 84.99%
2013 MARET 18.68% 1.62% 13.98% 10.28% 82.95% 80.11%
JUNI 18.90% 1.24% 10.87% 9.07% 84.44% 92.13%
SEPTEMBER 16.63% 1.22% 11.54% 9.22% 84.06% 96.37%
DESEMBER 16.23% 1.37% 11.73% 9.51% 83.94% 97.86%
2014 MARET 15.67% 1.22% 10.51% 7.61% 89.41% 96.67%
JUNI 14.53% 1.11% 10.05% 7.42% 90.36% 98.98%
SEPTEMBER 19.35% 1.11% 9.99% 7.37% 90.54% 94.32%
DESEMBER 18.43% 1.27% 10.83% 8.15% 89.80% 92.60%
2015 MARET 15.40% 1.20% 9.29% 8.12% 89.87% 90.10%
JUNI 15.11% 1.30% 10.10% 8.15% 90.39% 96.65%
SEPTEMBER 15.38% 1.32% 10.48% 8.21% 91.60% 89.65%
DESEMBER 15.48% 1.43% 11.39% 8.25% 89.63% 91.94%
2016 MARET 15.85% 1.65% 13.54% 8.17% 85.37% 86.26%
JUNI 15.56% 1.59% 12.88% 8.19% 85.88% 86.92%
SEPTEMBER 15.82% 1.53% 12.50% 8.20% 86.28% 85.79%
DESEMBER 14.92% 1.44% 11.94% 8.32% 87.67% 84.57%
Lampiran 2 : Hasil Uji SPSS
1. Uji Normalitas
a. Bank Rakyat Indonesia Syariah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR ROA NIM BOPO FDR
N 20 20 20 20 20
Normal Parametersa
Mean 13.9350 .8570 6.8025 92.2970 94.6800
Std. Deviation 1.92082 .48041 .71378 4.89383 8.19760
Most Extreme Differences Absolute .253 .128 .206 .116 .191
Positive .253 .114 .206 .078 .134
Negative -.143 -.128 -.103 -.116 -.191
Kolmogorov-Smirnov Z 1.131 .573 .923 .518 .856
Asymp. Sig. (2-tailed) .155 .898 .362 .951 .456
a. Test distribution is Normal.
b. Bank Negara Indonesia Syariah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR ROA NIM BOPO FDR
N 20 20 20 20 20
Normal Parametersa Mean 16.9860 1.2835 8.6565 87.9025 89.5495
Std. Deviation 2.01921 .27095 1.01825 2.98335 6.17551
Most Extreme Differences Absolute .213 .179 .279 .193 .115
Positive .213 .090 .279 .136 .115
Negative -.113 -.179 -.103 -.193 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .953 .800 1.250 .865 .516
Asymp. Sig. (2-tailed) .324 .543 .088 .443 .953
a. Test distribution is Normal.
2. Uji Statistic Independent Sample t-Test
a. Rasio CAR Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
CAR BRIS 20 13.9350 1.92082 .42951
BNIS 20 16.9860 2.01921 .45151
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
CAR Equal variances assumed
2.365 .132 -4.896 38 .000 -3.05100 .62317 -4.31254 -1.78946
Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
CAR BRIS 20 13.9350 1.92082 .42951
Equal variances not assumed
-4.896 37.906 .000 -3.05100 .62317 -4.31264 -1.78936
b. Rasio ROA Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ROA BRIS 20 .8570 .48041 .10742
BNIS 20 1.2835 .27095 .06059
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
ROA Equal variances assumed
7.440 .010 -3.458 38 .001 -.42650 .12333 -.67617 -.17683
Equal variances not assumed
-3.458 29.977 .002 -.42650 .12333 -.67838 -.17462
c. Rasio NIM
Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
NIM BRIS 20 6.8025 .71378 .15961
BNIS 20 8.6565 1.01825 .22769
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
NIM Equal variances assumed
3.023 .090 -6.668 38 .000 -1.85400 .27806 -2.41690 -1.29110
Equal variances not assumed
-6.668 34.041 .000 -1.85400 .27806 -2.41906 -1.28894
d. Rasio BOPO Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
BOPO BRIS 20 92.2970 4.89383 1.09429
BNIS 20 87.9025 2.98335 .66710
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
BOPO Equal variances assumed
2.495 .123 3.429 38 .001 4.39450 1.28160 1.80004 6.98896
Equal variances not assumed
3.429 31.408 .002 4.39450 1.28160 1.78204 7.00696
e. Rasio FDR Group Statistics
BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
FDR BRIS 20 94.6800 8.19760 1.83304
BNIS 20 89.5495 6.17551 1.38089
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Differenc
e
Std. Error Differenc
e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
FDR Equal variances assumed
3.048 .089 2.236 38 .031 5.13050 2.29497 .48458 9.77642
Equal variances not assumed
2.236 35.312 .032 5.13050 2.29497 .47294 9.78806