Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI
MASALAH-MASALAH SOSIAL DILINGKUNGAN SETEMPAT MELALUI
PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV MI MA’ARIF BANGKOK
KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ARYFATULIA KHASANAH
NIM. 11511016
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan, dan sesungguhnya di sisih Allah lah pahala yang besar”. (Al Anfaal,
28)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ayahanda tercinta Kusrin dan Ibunda tercinta Siti Muzaimah kalian adalah
malaikatku di dunia, terimakasih atas perjuangannya dengan cucuran
keringat, kalimah do’a dan kasih sayangnya.
Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis
dalam menimba ilmu selama dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan
skripsi ini.
Adikku Tercinta Muhammad Arifin yang selalu menemani dan
memberikan motivasi tiada henti.
Bapak Dr. Ganang Trikora Waluyo, S.H yang selalu memberikan motivasi
dan dorongan.
Sahabat-sahabat PGMI angkatan 2011, khususnya PGMI A, sebagai teman
berdialektika diperkuliahan dan teman canda tawa.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul : “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Materi
Masalah-Masalah Sosial di lingkungan Setempat Melalui Pendekatan CTL pada
Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi serta memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I)
IAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmad Hariyadi M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti M.SI. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
vii
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd Selaku dosen pembimbing yang telah tulus
ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran serta
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta dan adikku tersayang.
7. Kepala MI Ma’arif Bangkok, guru, karyawan serta semua siswa siswi yang
telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan skripsi ini.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan
mendapatkan imbalan yang layak dari-Nya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini
masih kurang sempurna, maka dari itu apabila pembaca menemukan kekurangan,
mohon dengan hormat demi kesempurnaannya sudilah memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami dan
pembaca yang budiman. Semoga kita bersama mendapatkan Rahmad dan
petunjuk dari Allah SWT.
Salatiga, 30 Juni 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Khasanah, Aryfatulia. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Materi Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Setempat Melalui
Pendekatan CTL pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Jaka Siswanta,
M.Pd
Kata Kunci : Prestasi, lPS dan CTL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar IPS materi
masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa Kelas IV MI Ma’arif
Bangkok Karanggede dan untuk mengetahui peningkatan KKM kelas IPS materi
masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Bangkok Karanggede. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV yang berjumlah
14 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-
masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Data diambil dari hasil pos test, observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan rumus presentase = frekuensi : jumlah siswa x 100.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui penggunaan
pendekatan CTL materi masalah-masalah sosial dilingkungan setempat
mengalami peningkatan. Pada tahap pra siklus memperoleh nilai rata-rata 53.
Pada siklus I nilai rata-rata meningkat 63. Pada siklus II nilai rata-rata meningkat
75. Penerapan pendekatan CTL juga dapat Peningkatan ketuntasan pencapaian
nilai yaitu Pada siklus I jumlah siswa yang yang tuntas meningkat 57% atau 8
siswa, yang semula hanya 36% atau 6 siswa. Pada siklus II meningkat 100% atau
14 siswa.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 5
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 6
F. Definisi Operasional............................................................................. 7
G. Metode Penelitian................................................................................. 9
1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 9
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ............................................ 10
3. Langkah-langkah Penelitian ........................................................... 10
4. Instrumen Penelitian....................................................................... 13
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 13
6. Analisis Data .................................................................................. 14
H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Prestasi Belajar ............................................................... 17
x
1. Pengertian Peningkatan Prestasi Belajar ........................................ 17
2. Jenis Prestasi Belajar ...................................................................... 19
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................................ 24
B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................................................. 29
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan (IPS) .............................................. 29
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS) ......................................... 31
3. Ruang Lingkup IPS ....................................................................... 31
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD/MI ........... 33
5. IPS Materi Masalah-masalah sosial dilingkungan setempat ......... 35
C. Pendekatan CTL .................................................................................. 43
1. Pengertian Pendekatan CTL .......................................................... 43
2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan CTL ................................ 49
3. Langkah-langkah pendekatan CTL ............................................... 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ................................................................................. 55
1. Gambaran Umum MI Ma’arif Bangkok Karanggede ................... 55
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Ma’arif Bangkok Karanggede .............. 56
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 57
4. Keadaan Guru dan Siswa ............................................................... 58
5. Sarana-dan Prasarana .................................................................... 59
6. Struktur Organisasi ....................................................................... 61
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ................................................... 62
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ............................................................ 64
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ................................................... 73
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) .................................... 73
2. Deskripsi Hasil Siklus I .................................................................. 74
3. Deskripsi Hasil Siklus II ................................................................ 77
B. Pembahasan ......................................................................................... 79
xi
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................... 82
B. SARAN ................................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 10
Gambar 1.2 Foto Kegiatan Pembelajaran pada lampiran ................................ 113
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV
SD/MI Semester 2 .................................................................. 34
TABEL 3.1 Nama Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat ...................... 57
TABEL 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................. 58
TABEL 3.3 Daftar Guru dan Karyawan MI Ma’arif Bangkok .................. 59
TABEL 3.4 Daftar Keadaan Peserta Didik ................................................ 60
TABEL 3.5 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus ...................... 63
TABEL 3.6 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus ................ 64
TABEL 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ............................................................ 74
TABEL 4.2 Nilai Siswa Siklus I ................................................................ 76
TABEL 4.3 Nilai Siswa Siklus II ............................................................... 79
TABEL 4.4 Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ..................................... 81
TABEL 4.5 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan .................................. 82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) .............................. 86
Lampiran 2 Soal-soal .................................................................................. 110
Lampiran 3 Dokumentasi ............................................................................ 113
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa ...................................................... 117
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru ....................................................... 119
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 123
Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 123
Lampiran 8 Nilai SKK ................................................................................. 124
Lampiran 10 Surat Pembimbing .................................................................... 127
Lampiran 11 Lembar Konsultasi.................................................................... 128
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup............................................................... 130
15
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang membahas masalah ilmu
sosial dan kehidupan masyarakat dengan lingkungannya. ilmu pengetahuan sosial adalah
bentuk penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial yang lain yang dipadukan untuk diajarkan
pada sekolah mulai dari jenjang dasar sampai perguruan tinggi.
Ilmu Pengetahuan Sosial juga menjadi penyeimbang dari disiplin ilmu– ilmu
sosial yang lain yang menjadikan ilmu sosial mudah dipahami dan dipelajari oleh semua
kalangan masyarakat. Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
penggunaan konsep-konsep dari ilmu sosial yang terintegrasi dalam tema-tema tertentu
yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang rata-rata masih berusia antara 6-
12 tahun. Menurut Piaget (1963) anak dalam usia sekolah dasar berada dalam
perkembangan kemampuan intelektual kognitif pada tingkatan kognitif operasional.
Sehingga dalam pembelajaran IPS ditingkat dasar harus menggunakan pola pendekatan
lingkungan yang dimulai dari pengenalan diri, keluarga, masyarakat kemudian kehal yang
lebih jauh atau global.
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pelajaran yang merupakan fungsi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial, dinyatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan
bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat
yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan
psikologi sosial. Menurut (S. Nasution 1988:75) Ilmu Pengetahuan Sosial
di sekolah dasar pada hakekatnya harus memperhatikan kebutuhan peserta didik karena
16
usia pada anak di sekolah dasar rata – rata masih 6 – 12 tahun. Dalam usia ini anak masih
berada pada tahap perkembangan kemampuan intelektual kognitif.
Pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran bermakna bagi pserta
didik. Belajar adalah kegiatan aktif, belajar bukanlah suatu proses menggumpulkan
sesuatu, dan peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri. Sedangkan bagi guru
mengajar bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik,
mengajar berarti berpartisipasi dengan peserta didik dalam membentuk pengetahuan
membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.
Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator (Modul PLPG Kelompok Guru Kelas
Madrasah Ibtidaiyah, 2014:226)
Berdasarkan survey yang dilakukan melalui wawacara dengan guru kelas IV MI
Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali ditemukan beberapa
masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, diantaranya kurangnya
pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru sehingga perwujudan nilai-
nilai yang dikembangkan di sekolah belum mampu memberikan solusi terhadap persoalan
dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan sosial pada Ilmu Pengetahuan Sosial bagi
pendidikan dasar masih sangat memprihatikan ditambah dengan partisipasi dalam
berbagai kegiatan kemasyarakatan semakin menyusut. Hal tersebut dibuktikan dengan
data yang kurang memuaskan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menunjukkan
dari 14 siswa kelas IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
yang mencapai ketuntasan terdapat 6 siswa atau 42%. Sedangkan yang tidak tuntas
sebanyak 8 siswa atau 58%.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IV MI
Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede kabupaten Boyolali ditemukan beberapa faktor
17
yang mempengaruhi siswa mendapat nilai di bawah standar KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal), seperti siswa kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, sibuk
bermain sendiri, mengobrol dengan teman, dan menggambar sehingga menyebabkan
siswa kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru. Kurangnya kreatifitas guru
dalam mengajar menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik minat siswa sehingga
siswa cenderung pasif dan kurang tertarik dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Seorang guru harus memiliki kreatifitas dalam mengajar agar mampu menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih pendekatan yang tepat dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik agar diperoleh peningkatan prestasi belajar
siswa khususnya IPS. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat
aktif dalam pembelajaran akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat belajar yang tinggi karena
tanpa adanya minat belajar peserta didik tidak akan mau untuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu
pendekatan yaitu CTL (Contextual Teaching Learning) Pendekatan yang digunakan
untuk dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam menerima materi yang di
sampaikan oleh guru.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying),
bekerjasama (cooperating) dan mentransfer (transferring).
Dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, materi yang disajikan guru akan
lebih bermakna. Siswa akan menjadi peserta aktif dan membentuk hubungan antara
18
pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan siswa juga lebih
leluasa dan bebas mengekspresikan ide-idenya, sehingga peserta didik lebih dapat
menyatu dengan mata pelajaran yang mereka hadapi.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS
MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT
MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS IV MADRASAH
IBTIDAIYAH MA’ARIF BANGKOK KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
J. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumusan masalah
sebagai berikut : Apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial materi masalah-msalah sosial dilingkungan setempat pada siswa kelas
IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2015/2016?
K. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Materi Masalah-masalah sosial dilingkungan setempat melalui
pendekatan CTL pada siswa kelas IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
L. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
19
Hipotesis Tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi,
sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63).
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan yaitu:
“penggunaan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa kelas IV MI
Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2015/2016.”
Penerapan pendekatan CTL ini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis sebagai berikut:
1. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama dan kedua.
2. Nilai siswa kelas IV memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60 serta
tercapainya ketuntasan klasikal yang besarnya 85 % dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
M. Kegunaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan akan membawa beberapa manfaat
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan
b. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan yang diperoleh melalui penelitian
lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
20
Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS
melalui pendekatan CTL pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Bangkok
b. Bagi Guru
Memberikan kontribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan oleh guru
agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil belajar dapat tercapai.
c. Bagi Sekolah/Madrasah
Didapatkannya inovasi pembelajaran baru untuk perbaikan proses
pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Madrasah
N. Definisi Operasional
Lebih jelasnya akan penulis kutipakan menurut para ahli mengenai istilah-istilah
yang digunakan dalam pembahasan judul dari penelitian tersebut. Adapun istilah yang
terdapat dalam judul penelitian tersebut adalah:
1. Peningkatan
Peningkatan adalah usaha untuk mencapai suatu maksud (Suharso:2005:620)
bahwa upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran yang
menekankan pada proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan stategi yang
tepat dan waktu yang efektif. (Sumadayo, 2013 : 98).
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individu maupun kelompok ( Djamarah, 1994: 19). Belajar adalah suatu proses
yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia
yang melakukan dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan atau sikap (Suharsimi Arikunto, 1993: 19). Menurut Crow
and Crow dalam Educational Psikology (1984) belajar adalah perbuatan untuk
21
memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan dan berbagai sikap, termasuk penemuan
baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan dan menyesuaikan
dengan situasi baru (lilik Sriyati. ddk, 2008: 17). Perwujudan dari belajar adalah
prestasi belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun kelompok ( Djamarah, 1994: 19).
Prestasi belajar adalah hasil suatu proses pembelajaran baik berbentuk nilai
sikap dan prilaku peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
3. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari. dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri),
belajar kelompok (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment).
Pendekatan CTL adalah pembelajaran dengan cara melakukan suatu secara
langsung dengan cara-cara dan etika yang benar dan kemudian bisa diterapkan pada
kehidupan sehari-hari.
O. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas, pada tahap ini
peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu diperhatikan khusus untuk diamati.
Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (
Suyadi, 2011: 50) :
Gambar 1.1 Siklus penelitian
22
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Madrasah ini dipilih
menjadi tempat penelitian karena memerlukan pengembangan model
pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa. Dengan demikian tujuan
pembelajaran akan tercapai optimal.
b. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari bulan Oktober sampai dengan
Desember 2015 pada semester ganjil tahun 2015 di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2015.
c. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru Ilmu
Pengetahuan Sosial dan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok
Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2015 dengan jumlah siswa 14
yaitu 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini dikhususkan pada
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
?
23
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Masalah-masalah Sosial di
lingkungan setempat melalui pendektan CTL.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan CTL.
3) Mempersiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi guru dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan Pendekatan CTL.
5) Melakukan Evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan Pendekatan CTL
6) Membuat konsep pembelajaran yang inovatif dan kreatif dengan
menggunakan pembelajaran menggunakan pedekatan CTL.
b. Pelaksanaan
Guru mengadakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.
Hal-hal yang perlu di lakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Guru mengulas pelajaran yang kemarin dengan melontarkan beberapa
pertanyaan kepada siswa.
2) Guru menunjukkan beberapa contoh gambar kegiatan sosial budaya yang ada
di daerahnya.
3) Guru menjelaskan perbedaan kegiatan sosial untuk anak – anak dan orang tua
yang ada di lingkungan sekitar.
4) Guru menceritakan bentuk kegiatan sosial budaya yang ada di lingkungan
sekitar.
5) Guru memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan guru
kepada siswa dengan menunjukkan gambar.
6) Guru menyuruh siswa maju dan menceritakan kegiatan sosial yang ada di
sekitarnya dan temannya mengamati.
24
7) Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan sosial secara langsung yang
ada di lingkungan sekolah.
8) Guru menjelaskan makna dengan adanya kegiatan sosial dan perannya di
masyarakat.
9) Guru memberikan apresiasi untuk siswa yang aktif.
10) Guru memberikan latihan soal.
11) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok dan soal
yang telah diberikan.
12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab dan
meluruskan pemahaman.
c. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan
dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
d. Analisis atau Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap
semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan.
Pada tahap refleksi meliputi: (1) mencatat hasil observasi dan pelaksanaan
pembelajaran, (2) evaluasi hasil observasi, (3) analisis hasil pembelajaran.
Memperbaiki kelemahan pada siklus I, silus II.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Soal tes mata pelajaran IPS Materi masalah-masalah sosial dilingkungan setempat
melalui pendekatan CTL.
b. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan pendekatan CTL.
25
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, Instrumen yang akan peneliti
kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah silabus, Rencana pelaksanaan
Pembelajaran, dan nilai sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan
pendekatan CTL.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan dalam
pengumpulan data adalah:
a. Tes
Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru kepada siswa. Tes ini terdiri
dari tes objektif dan tes subjektif.
b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang
sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Observasi ini harus selalu diusahakan dalam situasi alami agar dapat memperoleh
data sebenarnya.
c. Dokumentasi
Intrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah
silabus, Rencana pelaksanaan Pembelajaran, dan nilai sebelum dilakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan CTL.
Silabus adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang digunakan peneliti
sebagai landasan dalam penyusunan RPP, sedangkan RPP digunakan peneliti
sebagai pedoman pembelajaran guru. Nilai siswa sebelum menggunakan
pendekatan CTL pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi masalah-masalah
26
sosial dilingkungan setempat untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
materi yang diajarkan oleh guru.
6. Analisis Data
a. Ketuntasan Belajar Individu
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu dengan
patokan pada nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60. Untuk menetukan
ketuntasan belalajar individu (siswa) dapat dihitung menggunakan persamaan
(Trianto, 2009: 241) :
KB =
X 100
Keterangan :
KB = ketuntasan Belajar
T = Jumlah Nilai yang diperoleh siswa
Tl = Jumlah Nilai maksimal
Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika nilai
perolehan siswa:
0 < KB < 60 = Siswa belum tuntas dalam belajar
60 ≤ KB ≤ 100 = Siswa sudah tuntas dalam belajar.
b. Prosentase Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKK)
Prosentase ketuntasan klasikal dapat dihitung menggunakan rumus
(Trianto, 2009: 241) :
P =
X 100 %
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi (siswa yang tuntas Belajar)
N = Jumlah keseluruhan siswa
27
Ketuntasan belajar secara klasikal berlaku jika dalam kelas tersebut
terdapat 85% yang telah mencapai kriteria ketuntasan Minimal (60).
P. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, subjek
penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan
analisis data.
Bab II kajian pustaka mencakup: Peningkatan prestasi belajar, Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), Pendekatan (Contextual Teaching and Learning) CTL.
Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus
meliputi rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data dan refleksi. Deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang
membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan
dan kegagalan dan berisi pembahasan.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
28
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Prestasi Belajar
1. Pengertian Peningkatan Prestasi Belajar
Peningkatan adalah pencapaian dalam proses, ukuran, sifat serta hubungan.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne
(1985:40). menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu :
kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan.
Menurut Bloom (1990:110) bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat
atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu,
yakni mengalami (Oemar Hamalik, 2005:27).
Menurut Poerwanto dalam file:///G:/Pengertian%20Prestasi%20 Belajar.htm
mendefinisikan prestasi belajar sebagai berikut: “hasil yang dicapai oleh seseorang
dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel
mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya”. Sedangkan menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah:
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi
29
belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.” Berdasarkan pengertian di atas,
maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi
belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap. Menurut Trianto (2008: 70) berdasarkan ketentuan
KTSP penentuan keberhasilan belajar di tentukan oleh masing-masing sekolah yang
dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal (KKM), dengan berpedoman pada
tiga pertimbangan yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda, fasilitas
(sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya dukung setiap sekolah juga berbeda. Maka
dalam penelitian ini sesuai dengan dengan KKM sekolah tempat penelitian di MI
Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran
IPS adalah 60 dan ketuntasan secara klasikal 85%. Jadi setiap siswa dikatakan
berhasil dalam pembelajaran apabila (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 60 % dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas belajarnya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar
adalah pencapaian hasil dari suatu proses yang terjadi karena adanya usaha yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang
diajarkan guna mencapai tujuan pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok.
2. Jenis Prestasi Belajar
30
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan
yang terjadi sebagai prestasi belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa
maupun karsa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data prestasi belajar siswa
adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi belajar)
dikaitkan dengan jenis-jenis prestasi yang hendak diukur (Muhibbin Syah, 2002:150).
Maka untuk lebih spesifiknya, penulis akan akan menguraikan ketiga ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai yang terdapat dalam teori Bloom
(http://id.wikipedia.org/wiki) berikut:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri
dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan
bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6).
1) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan
sebagainya.
Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal-
hal yang pernah dipelajaridan disimpan dalam ingatan. (WS Winkel,
1996:247)
2) Pemahaman (Comprehension)
31
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap
makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari.45 Pemahaman juga dikenali
dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel,
diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi atau penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem
yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di
dalam kondisi kerja (WS Winkel, 1996:247)
4) Analisis (Analysis)
Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik (WS Winkel, 1996:247) Di
tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk
dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali
serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang
rumit.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru (WS Winkel, 1996:247) Sintesis satu tingkat di atas
analisa. Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau
pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
32
mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi
yang dibutuhkan.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untik membentuk suatu
pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu (WS
Winkel, 1996:247) Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan
kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas
atau manfaatnya.
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri.
Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hail belajar atau kemampuan
yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan
ranah afektif terdiri dari aspek:
1) Penerimaan (Receiving/Attending)
Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangsangan itu, seperti buku pelajaran
atau penjelasan yang diberikan oleg guru. (WS Winkel, 1996:248)
2) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
3) Penghargaan (Valuing)
33
Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan
penilaian itu dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan,
sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten
dengan sikap batin. (WS Winkel, 1996:248)
4) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai
yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang
pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. (WS
Winkel, 1996:248)
5) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value
Complex)
Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai memiliki sistem nilai yang
mengendalikan tingkahlakunya sehingga menjadi karakteristik gaya
hidupnya. Karakterisasinya mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sedemikin rupa, sehingga menjadi milik pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupannya sendiri. (WS Winkel, 1996:248)
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
34
Alisuf Sabri (1996:99-100) dalam buku Psikologi Pendidikan
menjelaskan, bahwa : Keterampilan ini disebut motorik karena keterampilan ini
melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan
benar-benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampilan
motorik mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu
dengan mengadakan koordinasi gerakan-gerakan anggota tubuh secara terpadu.
Ciri khas dari keterampilan motorik ini ialah adanya kemampuan automatisme,
yaitu gerakan-gerik yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus
dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang berupa indeks prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang
merupakan satuan nilai yang menggambarkan mutu prestasi belajar siswa selama satu
semester, dalam rangka menyelesaikan program belajar yang dibebankan kepadanya,
selanjutnya prestasi belajar juga menunjukkan sejauh mana daya serap yang dicapai
siswa dalam belajar.
Daya serap yang tinggi akan digambarkan pada prestasi belajar yang tinggi.
Daya serap yang rendah akan digambarkan dengan prestasi belajar yang rendah pula.
Maka dalam hal tersebut dimana daya kemampuan seorang siswa yang berbeda-beda
dapat disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tingkat intelegensi siswa memang salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama, ada faktor-faktor lain yang
mendukung prestasi belajar yang diperoleh siswa. Seperti dinyatakan oleh Slameto
(1995:130) bahwa “Prestasi belajar siswa tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat
35
kemampuan intelektualnya, tetapi ada faktor-faktor lain, seperti : motivasi, sikap,
kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan dan lain-lain.”
Begitu pula Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:130) berpendapat
bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dilihat dari faktor dalam diri
(faktor internal) dan faktor dari luar diri (faktor eksternal) individu, yang penulis
ringkas penjelasannya sebagai berikut :
a. Faktor internal terdiri dari :
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan ataupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang
terdiri atas :
a) Faktor intelektif yang meliputi :
(1) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan yang nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
minat, kebiasaan, motivasi, emosi, kebutuhan dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor eksternal terdiri dari :
1) Faktor sosial yang terdiri dari :
a) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang merupakan salah satu lembaga yang
amat menentukan terhadap pembentukan pribadi anak, karena dalam
keluarga inilah anak menerima pendidikan dan bimbingan pertama kali
dari orangtua dan anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah
36
seorang yang masih dalam usia muda diberikan dasar-dasar kepribadian,
karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh yang datang dari
luar dirinya. Faktor ekonomi keluargapun sangat menentukan, belajar di
sekolah baik di desa apalagi di kota tak akan luput dari unsur biaya.
Keluarga yang memiliki perekonomian yang memadai akan turut
menjamin keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya.
b) Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang amat penting bagi
kelangsungan pendidikan anak. Sebab tidak semahal yang dapat diajarkan
di lingkungan keluarga karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki oleh orang tua. Sekolah bertugas sebagai pembantu dalam
memberikan pandidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa
yang tidak didapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk
memberikan penddidikan dan pengajaran di dalam keluarga.
c) Lingkungan masyarakat.
Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan
pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari
anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu
berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk
kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan
selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.
Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu
37
lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal
tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut
belajar sebagaimana temannya.
2) Faktor budaya, seperti : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti : fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklan.
4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.
Sedangkan Alisuf Sabri (1996:59) menggolongkan faktor internal dan
eksternal yang penulis rangkum sebagai berikut :
a. Faktor internal siswa
1) Faktor sosiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan
kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan siswa adalah minat,
intelegensia, motivasi dan kemampuan kognitif seperti : kemampuan persepsi,
ingatan, berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang
dimiliki siswa.
b. Faktor eksternal siswa
1) Faktor-faktor lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
faktor lingkungan alam atau non-sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang
termasuk lingkungan non sosial adalah keadaan suhu, kelembagaan udara,
waktu (pagi, siang, malam), tempat, letak gedung sekolah dan sebagainya.
2) Faktor-faktor instrumental
Faktor ini terdiri dari gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi pelajaran serta
38
strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan
prestasi belajar siswa.
B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial
humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya:2008:9).
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kombinasi atau hasil pemfusian atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi,
politik (Saidiharjo:1996:4) .
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu bidang kajian ilmu pengetahuan
yang dilakukan secara terpadu, dan merupakan hasil dari penyederhaan, adaptasi,
seleksi, dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dari
konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi serta disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama
(Rasimin, 2012: 56).
Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan
keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga Negara sedini
mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata,
tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berfikir kritis, sikap, dan
kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial
kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa
dimasyarakat.
Hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran ynag
berdasarkan realita kondisi sosial yang ada dilingkungan siswa, sehingga dengan
39
memberikan pendidikan diharapkan dapat melahirkan warga Negara yang baik dan
bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Karena pendidikan IPS
dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
nilai dan sikap, pengetahuan, serta kecakapan dasar siswa yang berpijak pada
kehidupan nyata.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan
yang diberikan dari sekolah dasar hingga menengah.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih guna menciptakan generasi yang
mandiri dan sejahtera. Sedang pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa
cinta dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia. Dalam struktur
KTSP di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan :
a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah dan keterampilan sosial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara lokal, regional, nasional maupun global.
3. Ruang lingkup IPS
Ruang lingkup pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah
yang tercantum dalam kurikulum, menurut Depdiknas (2006) sebagai berikut :
40
a. Manusia, tempat dan lingkungan
b. Waktu berkelanjutan dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Jika ditelaah lebih lanjud, ruang lingkup materi IPS di sekolah dasar dan
madrasah ibtidaiyah memiliki karakteristik:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah,
ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang
humaniora, pendidikan dan agama.
b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan
geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedimikian rupa sehingga
menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Standar kompetensi dan kompetensi IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial
yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat dan dan prinsip sebab akibat, kewilayahan,
adaptasi dan pengolahan lingkungan, struktur, proses, masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan, dan jaminan keamanan.
e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam
mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara
keseluruhan.
4. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS kelas IV SD/MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS kelas IV SD/ MI
dalam struktur Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (Permendikbud:2006:22):
41
Tabel 2.1 Standar kompetensi dan kompetensi
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
I Memahami sejarah,
kenampakan alam, dan
keberagaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten dan provinsi
1. Membaca peta lingkungan setempat
(kabupaten/ Kota dan Provinsi)
dengan menggunakan skala
sederhana.
2. Mendiskripsikan kenampakan alam di
lingkungan kabupaten/ kota dan
provinsi serta hubungannya dengan
keberagaman sosial dan budaya.
3. Menunjukkan jenis dan keberagaman
sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan
ekonomi di lingkungan setempat.
4. Menghargai keragaman suku bangsa
dan budaya setempat (kabupaten/ kota
dan provinsi).
5. Menghargai berbagai peninggalan
sejarah di lingkungan setempat
(kabupaten/ kota dan provinsi).
6. Meneladani kepahlawanan dan
patriotisme tokoh-tokoh
dilingkungannya.
II Mengenal sumber daya
alam, kegiatan
1. Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam
42
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
ekonomi dan kemajuan
teknologi di
lingkungan kabupaten/
kota dan provinsi.
dan potensi lain di daerahnya.
2. Mengenal pentingnya koperasi dalam
menigkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman mengggunakannya.
4. Mengenal permasalahan sosial di
daerahnya.
5. IPS Materi Masalah-Masalah Sosial Dilingkungan Setempat
a. Keadaan Penduduk
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia.
Sebelumnya adalah Cina, India, dan Amerika Serikat. Penduduk yang besar
merupakan modal pembangunan bangsa. Peningkatan kualitas penduduk harus
terus dilakukan. Hal tersebut merupakan kewajiban negara. Upaya tersebut di
antaranya melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Penduduk di Indonesia
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 0–14 tahun. Pada
kelompok ini penduduk belum dapat bekerja aktif.
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 14–49 tahun. Pada
kelompok ini penduduk dapat bekerja aktif.
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 50 tahun ke atas. Pada
kelompok ini penduduk tidak dapat bekerja aktif.
43
1) Persebaran Penduduk
Penduduk di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain
a. Kesuburan Tanah
Wilayah yang subur akan dipadati oleh penduduk. Pulau Jawa subur
karena terdapat banyak gunung berapi. Hasil letusan gunung berapi sangat
membantu kesuburan tanah.
b. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Hal
ini mendorong penduduk di luar Jawa untuk pindah ke Pulau Jawa.
c. Pembangunan Industri
Industri banyak didirikan di Pulau Jawa. Akibatnya, penduduk luar Jawa
datang mencari pekerjaan. Tidak meratanya penduduk menyebabkan
pembangunan yang tidak merata. Hal ini membuat pulau-pulau di luar
Jawa terhambat pembangunannya. Akibatnya, pembangunan di Indonesia
juga tidak berjalan lancar.
2) Pengangguran
Banyaknya pengangguran merupakan masalah sosial. Semua orang
membutuhkan makan, minum, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan
tersebut merupakan kebutuhan pokok. Jika tidak mempunyai pekerjaan yang
dapat mencukupi kebutuhan menjadi masalah dalam masyarakat.
Pengangguran menimbulkan masalah baru, yaitu kejahatan. Masyarakat
membutuhkan kehidupan yang aman, tenteram dan tertib. Untuk itulah kalian
harus belajar dengan rajin agar menjadi anak yang cerdas, terampil, dan
berbudi pekerti yang baik. Jika kita memiliki keahlian dan keterampilan tentu
44
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan demikian, dapat mencukupi
kebutuhan hidup serta menolong orang lain.
Pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja. Lapangan kerja yang
tersedia disesuaikan dengan kebutuhan. Uluran tangan wiraswasta untuk
menciptakan lapangan kerja sangat diperlukan.
3) Yatim Piatu atau Jompo
Masalah sosial lainnya adalah anak-anak yatim piatu dan orang tua
renta. Mereka tidak memiliki saudara dan tempat tinggal. Panti asuhan dan
panti jompo berguna untuk meringankan beban mereka. Uluran tangan orang-
orang mampu sangat membantu. Adakah kegiatan sosial di sekolahmu? Apa
bentuknya dan bagaimana caranya?
Orang yang sudah tua usianya, ingatannya sudah menurun. Kebutuhan
dan kesehatannya juga menurun. Orang yang jompo tidak dapat mencari makan
sendiri. Hal itu merupakan masalah sosial yang perlu sangat diperhatikan dan
mendapat pemecahan. Semuanya menyangkut hidup manusia sehingga
penanganannya bersifat kemanusiaan.
4) Sampah
Sampah adalah sisa hasil pemakaian produksi, baik rumah tangga
maupun industri. Masalah sampah dapat menjadi masalah sosial. Coba
bayangkan jika sampah rumah tangga dibiarkan saja tanpa dibersihkan.
Tentunya akan merusak pemandangan kota. Selain itu dapat menimbulkan bau
tidak sedap. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya mendorong kondisi tersebut. Jika kalian perhatikan banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan tanpa rasa bersalah.
Mungkin tanpa sadar kalian pun pernah melakukannya.
45
b. Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang
merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara
lain. Adapun migrasi internal merupakan perpindahan penduduk yang di sekitar
wilayah satu negara saja. Migrasi dapat menimbulkan beragam masalah sosial.
Akan tetapi, jika migrasi dikelola terpadu akan berdampak positif. Faktor
pendorong migrasi bermacam-macam. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Faktor-faktor pendorong (push factor) adalah sebagai berikut.
a) Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya
kesuburan tanah.
b) Menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh. Di antaranya hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.
c) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
d) Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu penduduk di daerah asal.
e) Alasan pendidikan, atau pekerjaan.
f) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
2) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah
46
a) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf
hidup.
b) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
c) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik ainnya.
d) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan menjadi daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk
bermukim di kota besar. (Dikutip dari www.datastatistik-indonesia.com).
Migrasi dikelompokan mejadi 2 diantranya adalah :
1) Migrasi Internal
Migrasi internal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya urbanisasi, reurbanisasi, transmigrasi, dan evakuasi.
a. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi kurang menguntungkan. Bagi desa yang ditinggalkan akan
mengalami kekurangan penduduk.
Tenaga kerja berkurang. Akibatnya, lahan pertanian di desa tidak
tergarap. Sementara di perkotaan yang didatangi penduduknya akan
semakin padat. Kaum urban biasanya tidak dibekali pendidikan yang
memadai. Di kota seringkali mereka menjadi beban pemerintah. Oleh
karena akan menambah jumlah pengangguran di kota. Untuk mengatasi laju
urbanisasi perlu bantuan semua pihak. Di antaranya pemerintah dan
pengusaha.
47
Pemerintah harus memerhatikan sarana prasarana di desa. Dengan
demikian, penduduk desa tidak lagi tergiur datang ke kota. Oleh karena
fasilitas di desa telah memadai.
Para pengusaha juga dapat berperan serta. Di desa dapat saja
dibangun industri. Dengan demikian, tenaga kerja di desa dapat
dipekerjakan. Selanjutnya, taraf hidup di desa akan meningkat.
b. Reurbanisasi
Reurbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Hal ini dapat saja terjadi. Umumnya penduduk yang ingin menikmati hari
tua adalah pelaku reurbanisasi.
c. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat
penduduknya ke wilayah yang penduduknya masih sedikit.
Jenis-jenis/macam-macam Transmigrasi adalah sebagai berikut.
g) Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang dibiayai oleh
pemerintah melalui depnakertans (departemen tenaga kerja dan
transmigrasi).
h) Transmigrasi Spontan/Swakarsa
Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan atas
keinginan diri sendiri. Namun, masih mendapatkan bimbingan sertqa
fasilitas penunjang dari pemerintah.
i) Transmigrasi Bedol Desa
48
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan secara
masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur
desanya. Biasanya transmigrasi bedol desa terjadi karena bencana alam
yang merusak desa tempat asalnya.
d. Evakuasi
Evakuasi dilakukan pada saat terjadi peristiwa berbahaya. Misalnya, saat
terjadi gempa, longsor, banjir atau bencana lainnya. Evakuasi merupakan
perpindahan penduduk ke daerah yang lebih aman.
2) Migrasi Eksternal
Migrasi eksternal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya imigrasi, emigrasi, repatriasi, dan remigrasi.
a. Imigrasi
Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara yang lain disebut
imigrasi. Misalnya penduduk Australia datang ke Indonesia untuk bekerja.
b. Emigrasi
Perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri disebut dengan
emigrasi.
c. Repatriasi
Repatriasi merupakan pemulangan penduduk dari suatu negara ke negara
asal. Hal ini dapat saja terjadi. Biasanya terjadi karena suatu negara
mengalami konflik politik berkepanjangan atau karena bencana alam.
d. Remigrasi
Remigrasi merupakan perpindahan penduduk kembali ke negara asalnya.
C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
1. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
49
Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) menurut Nurhadi dalam
Sugiyanto (2010:14) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa, dan juga mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri-sendiri.
Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2010:16) ada tiga pilar dalam sistem CTL
yaitu :
a. CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan. Kesaling-tergantungan
mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan
masalah dan ketika guru mengadakan pertemuan dengan rekannya. Hal ini tampak
jelas ketika subyek yang berbeda dihubungkan, dan ketika kemitraan
menggabungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komunitas.
b. CTL mencerminkan prinsip diferensiasi. Diferensiasi menjadi nyata ketika CTL
menantan para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-masing untuk
menghormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerja sama,
untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari
bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan.
c. CTL mencerminkan prinsip pengeorganisasian diri. Pengorganisasian diri terlihat
ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri
yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik, mengulas usaha-usaha mereka
dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi.
Menurut (Trianto 2007:170) tujuh komponen utama pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning) yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism)
Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun
sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
50
Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered dari pada teacher
centered. Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan
berbasis pada aktivitas siswa. Inquiry-Based Learning dan Problem-Based
Learning yang disebut sebagai strategi CTL menurut University of Washington
(dalam Trianto, 2008:26) diwarnai student centered dan aktivitas siswa.
Menurut Slavin dalam (Trianto 2008:170) ide-ide konstruktivis modern
banyak berlandaskan pada teori Vygotsky yang telah digunakan untuk menunjang
metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berbasis kegiatan, dan penemuan. Salah satu prinsip yang kunci yang diturunkan
dalam teorinya adalah penekanan pada hakikat social dari pembelajaran. Ia
mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih mampu. Landasan berfikir konstruktivisme agak berbeda
dengan pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil
pembelajaran.
Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.
Pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang
semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru.
Menurut peaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti
kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-
beda.pengalaman yang sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda-beda
oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda
b. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
51
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus
inkuiri terdiri dari :
1) Observasi (Observation)
2) Bertanya (Questioning)
3) Mengajukan dugaan ( Hyphotesis)
4) Pengumpulan data ( Data gathering)
5) Penyimpulan (Conclussion)
Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah
2) Mengamati atau melakukan observasi
3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lainnya
4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audien yang lain.
c. Bertanya (Questioning)
Questioning merupakan strategi utama yang berbasis CTL. Bertanya
dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Dalam sebuah
pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
2) Mengecek pemahaman siswa
3) Membangkitkan respon kepada siswa
4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
5) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
6) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siwa
52
7) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Prestasi belajar yang diperoleh dari
sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Di
ruang ini, di kelas ini, di sekitar sini, juga orang-orang yang ada di luar sana,
semua adalah anggota masyarakat-belajar. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila
ada proses komunikasi dua arah. Seorang guru yang mengajari siswanya bukan
contoh masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu
informasi hanya datang dari guru kearah siswa, tidak ada arus informasi yang
perlu dipelajari guru yang datang dari arah siswa. Dalam contoh ini yang belajar
hanya siswa, bukan guru. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok (atau lebih)
yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar satu sama lain.
Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi
yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang
diperlukan dari teman belajarnya.
e. Pemodelan (Modelling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada
model yang bisa ditiru oleh siswanya. Dalam pembelajaran CTL (Contekstual
Teaching And Learning) guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat
dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang bisa ditunjuk untuk memodelkan
sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya. Model dapat juga
didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya.
53
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir
ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang
baru, yang merupakan pemgayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Assesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan
siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami
proses pembelajaran dengan benar. Karena assesmen menekankan proses
pembelajaran, maka data maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari
kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan (performance) yang
diperoleh siswa. Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman atau orang lain.
Karakteristik penilaian autentik :
1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
3) Yang diukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta
4) Berkesinambungan
5) Terintegrasi
6) Dapat digunakan sebagai feed back
2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
a. Kelebihan
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
54
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi
itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya
akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah
dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pendekatan pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”
b. Kekurangan
1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam pendekatan CTL. Guru
tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai
individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang
dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”
penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing
siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar.
Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan
yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.
55
3. Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
Dalam penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
Kegiatan Pembelajaran Siklus I
a. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1) Guru mengucap salam
2) Guru meminpin hafalan surat – surat pendek
3) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
4) Guru memberikan motivasi
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan tentang masalah sosial,kegiatan sosial dan kegiatan
kebudayaan yang ada di masyarakat secara runtut dan jelas
b) Guru menjelaskan manfaat kegiatan sosial di masyarakat secara runtut dan
jelas
c) Guru menjelaskan bentuk – bentuk kegiatan sosial dalam masyarakat
secara runtut dan jelas
d) Guru menunjukkan gambar kegiatan sosial dan masalah sosial di
masyarakat
e) Guru menjelaskan bentuk –bentuk bencana alam dan pengaruhnya kepada
masyarakat
2) Elaborasi
a) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk mendiskusikan :
Menyebutkan contoh bentuk masalah – masalah sosial yang ada di
lingkungan sekitar, Menyebutkan contoh kegiatan sosial yang ada di
lingkungan sekitar, Menyebutkan contoh bencana alam yang di ketahui
56
b) Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil kerja kelompok
c) Guru menyuruh siswa untuk membaca hasilnya
d) Guru memberikan soal tentang materi yang baru saja di pelajari
3) Konfirmasi
f) Guru memberikan apresiasi kepada ke 2 kelompok
g) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok dan soal
yang telah diberikan
h) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab dan
meluruskan pemahaman
c. Kegiatan Akhir
i) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
j) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.
k) Guru menilai hasil pekerjaan siswa
l) Guru menutup dengan doa
m) Salam penutup
Kegiatan Pembelajaran Siklus II
a. Apersepsi
1) Guru mengucap salam
2) Guru meminpin hafalan surat – surat pendek
3) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
4) Guru memberikan motivasi
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
57
1) Guru mengulas pelajaran yang kemarin dengan melontarkan beberapa
pertanyaan kepada siswa
2) Guru menunjukkan beberapa contoh gambar kegiatan sosial budaya yang ada
di daerahnya
3) Guru menjelaskan perbedaan kegiatan sosial untuk anak – anak dan orang tua
yang ada di lingkungan sekitar
4) Guru menceritakan bentuk kegiatan sosial budaya yang ada di lingkungan
sekitar
a. Elaborasi
1) Guru memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan guru
kepada siswa dengan menunjukkan gambar
2) Guru menyuruh siswa maju dan menceritakan kegiatan sosial yang ada di
sekitarnya dan temannya mengamati
3) Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan sosial secara langsung yang
ada di lingkungan sekolah
4) Guru menjelaskan makna dengan adanya kegiatan sosial dan perannya di
masyarakat
b. Konfirmasi
1) Guru memberikan apresiasi untuk siswa yang aktif
2) Guru memberikan latihan soal
3) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok dan soal
yang telah diberikan
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab dan
meluruskan pemahaman
58
c. Penutup
1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran.
3) Guru menilai hasil pekerjaan siswa
4) Guru menutup dengan doa
5) Salam penutup
59
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum MI Ma’arif Bangkok Karanggede
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Bangkok Kecamatan Karanggede. Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok,
Karanggede, Boyolali adalah atas inisiatif para tokoh Nahdlatul Ulama di
Kecamatan Karanggede khususnya di Desa Bangkok yang mayoritasnya mengikuti
organisasi Nahdlatul Ulama dan belum adanya lembaga pendidikan tingkat dasar,
maka timbullah ide untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif yang bernaung di
bawah Yayasan LP Ma’arif NU.
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok tersebut didirikan di Dusun Bangkok
Desa Bangkok Kecamatan Karanggede tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1951. Pada
saat pertama berdiri Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok tersebut belum memiliki
gedung sendiri, untuk melaksanakan proses belajar mengajar menempati rumah salah
seorang penduduk.
Kemudian setelah mendapat tanah wakaf seluas 1.248 m2 dari salah seorang
tokoh masyarakat setempat, akhirnya para pengurus NU bekarjasama dengan warga
NU di Desa Bangkok, Perangkat Desa Bangkok, membangun sebuah gedung sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar sampai sekarang.
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok dalam perjalanannya sebagai lembaga
pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU telah mengalami pergantian
kepemimpinan sebanyak 6 kali. Adapun keenam kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Bangkok adalah sebagai berikut :
60
Tabel 3.1
NAMA KEPALA SEKOLAH YANG PERNAH MENJABAT
DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF BANGKOK (Monografi, Kantor MI
Ma’arif Bangkok 2015)
No. Nama Jabatan Periode Tahun Alamat
1. Sumyani Kepala Madrasah 1951-1966 Klari
2. Mujiono Kepala Madrasah 1966-1973 Bangkok
3. Harun Kepala Madrasah 1973-1984 Dologan
4. Sumyani Kepala Madrasah 1984-1990 Klari
5. Muljono Kepala Madrasah 1990-2008 Bangkok
6. Purwanto Kepala Madrasah 2008-Sekarang Dologan
2. Visi, Misi dan Tujuan MI Ma’rif Bangkok (Monografi, Kantor MI Ma’arif
Bangkok 2015)
Visi “Teguh iman dan unggul dalam mutu”
Misi adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan kompetensi pembelajaran
b. Peningkatan kualitas pendidikan
c. Pembinaan keagamaan dan ekstra kulikuler secara intensif
d. Transparansi menejemen Madrasah
Tujuan MI Ma’arif Bangkok
a. Terbentuknya pribadi siswa yang islami
b. Mencapai nilai ujian rata-rata 7.00 (tujuh koma nol-nol)
c. Tercapainya tri sukses pendidikan yang meliputi penampilan, disiplin, out put dan
out came.
61
d. Menjaga eksistensi madrasah
e. Memberikan pelayanan multiple intelligences siswa
f. Terpenuhinya kebutuhan secara prasarana pembelajaran dan tertib administrasi
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Ma’arif Bangkok
Karanggede. Waktu pelaksanaan dimulai tanggal 22 Oktober 2015 sampai dengan
tanggal 22 Desember 2015. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal IPS kelas
IV MI Ma’arif Bangkok Karanggede. Sehingga tidak mengganggu jadwal mata
pelajaran yang lainnya. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
1 27 Oktober 2015 Pelaksanaan Pra Siklus
2 3 Nopember 2015 Pelaksanaan Siklus I
3 10 Nopember 2015 Pelaksanaan Siklus II
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru adalah ujung tombak sebuah lembaga pendidikan, karena ditangan
guru keberhasilan proses belajar mengajar baik yang berkaitan dengan kualitas
guru maupun kuantitas guru. Kualitas meliputi kemampuan guru, kompetensi
guru, sehingga dengan demikian guru merupakan unsur yang sangat penting
dalam dunia pendidikan .
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok Karanggede memiliki tenaga
edukatif 8 orang, termasuk Kepala Madrasah. Sedangkan untuk membantu
kelancaran urusan administrasi, baik yang berhubungan guru maupun dengan
62
siswa, Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok Karanggede tidak mempunyai
tenaga administrasi khusus, namun untuk urusan administrasi tersebut dirangkap
oleh Kepala Madrasah dibantu beberapa guru. Untuk lengkapnya tenaga edukatif
dan tenaga administrasi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok Karanggede dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.3
DAFTAR GURU M I MA’ARIF
BANGKOK KARANGGEDE BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
NO NAMA BIDANG STUDI
1. Purwanto, S.Pd.I Kepala Madrasah
2. Muhjadi, S.Pd.I Wakil Kepala Madrasah
dan Guru Kelas III
3. Masruroh, S.Pd.I Guru Kelas I
4. Kapsim, S.Pd.I Guru Kelas IV
5. Budi Roemaniyati, S.Pd Guru Bidang Studi
6. Sri Wanti, S.Pd.I Guru Kelas II
7. Syamsul Ma’arif Guru Kelas VI
8. Bahriyati, S.Pd.I Guru Kelas V
(Monografi, Kantor MI Ma’arif Bangkok 2015)
b. Keadaan Siswa
Siswa merupakan subjek dalam pendidikan yang selalu membutuhkan
arahan, bimbingan dan didikan dari guru. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok,
Karanggede, Boyolali, mempunyai siswa sebanyak 103 siswa. Kondisi siswa
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok, Karanggede, Boyolali adalah sebagai
berikut :
63
Tabel 3.4
DAFTAR KEADAAN PESERTA DIDIK MI MA’ARIF
BANGKOK KARANGGEDE BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
No. Kelas Jumlah Siswa
1. I 20
2. II 18
3. III 15
4. IV 14
5. V 16
6. VI 20
Jumlah 103
(Monografi, Kantor MI Ma’arif Bangkok 2015)
5. Sarana dan Prasarana
Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Bangkok, Karanggede, Boyolali, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai serta pemanfaatannya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang
dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok, Karanggede, Boyolali antara lain :
(Profil MI Ma’arif Bangkok Tahun 2015)
a. Ruang Kepala Madrasah : 1 ruang
b. Ruang Tata Usaha : 1 ruang
c. Ruang Belajar : 6 ruang
d. Ruang Guru : 1 ruang
e. Ruang Perpustakaan : 1 ruang
f. Ruang Gudang : 1 ruang
g. Kamar Mandi/WC : 1 ruang
64
h. Musholla : 1 buah.
Sarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok, Karanggede,
Boyolali selain ruangan sebagaimana tersebut diatas, ditambah peralatan olah raga,
sarana ibadah, dan alat administrasi seperti ketik manual, komputer, mebelair, almari,
almari arsip dan lain sebagainya, yang kesemuanya demi kelancaran proses belajar
mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok, Kecamatan Karanggede,
Kabupaten Boyolali.
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat dalam gambar berikut :
Struktur Organisasi MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016
Keterangan :
: Garis Komando
----------------------------- : Garis Staf (Monografi, Kantor MI Ma’arif
Bangkok 2015)
Komite Madrasah
LP Ma’arif NU
Kepala Madrasah
Tata Usaha
Guru Kelas Guru Bidang
Studi
Wakil Kepala Madrasah
Siswa-siswa
65
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal merupakan tindakan awal pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
penelitian. prestasi belajar atau tes pra siklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
keadaan awal prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS di MI Ma’arif
Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil
pra siklus diperoleh melalui tes tertulis berupa prestasi belajar atau nilai sebelum
diadakan penelitian pada mata pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata Prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan yaitu 60. Sedangkan nilai yang diperoleh 25% dari seluruh total siswa. Hal
tersebut dikarenakan dalam penggunaan metode belum variatif sehingga prestasi
belajarnya masih kurang memuaskan. prestasi belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel: 3.5 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai KKM
Tidak tuntas Tuntas
1 Andika Saputra 65 - √
2 Ahmad Hafiz Anwar 40 √ -
3 Bilal Alif Alamsyah 45 √ -
4 Hikmah Juwita F. 75 - √
5 Lia Nur Fadhila 60 - √
6 M. Nurul Faizin 60 - √
7 M. Misbahul Munir 55 √ -
8 Madina Rizki A. 55 √ -
9 Naisa Yuni Lefiana 35 √ -
66
No Nama Nilai KKM
Tidak tuntas Tuntas
10 Nadil Aisyatul H 65 - √
11 Najatul Maiyah 45 √ -
12 Umi Chofidhoh Y. 60 - √
13 Umi Nurfaizatud D. 50 √ -
14 Wahyu Adi Pratama 35 √ -
Jumlah 745 8 6
Rata-rata 53 58% 42%
Dari data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel guna
mengklasifikasikan nilai prestasi belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel: 3.6 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus (Suharsimi
Arikunto:2007:10)
No Skor Kriteria
(Indikator)
Jumlah
Siswa Prosentase
1 90-100 Baik sekali (Sangat Baik) 0 0%
2 70-89 Baik (Tinggi) 2 14%
3 50-69 Cukup Baik (Cukup) 5 36%
4 ≤30-49 Kurang Baik (Rendah) 7 50%
Jumlah 14 100%
Dilihat dari tabel 5 di atas, masih banyak siswa yang belum tuntas, pada
proses pembelajaran pra siklus siswa tidak bersemangat dan bermalas-malasan karena
67
siswa merasa bosan dalam membaca materi. Selain itu siswa belum aktif dalam
bertanya dan merasa tekut saat diminta unjuk maju kedepan. Untuk itu untuk
menumbuhkan semangat siswa dalam memahami materi masalah-masalah sosial
dilingkungan sekitar maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL. perbaikan tersebut dilakukan melalui penelitian
tindakan kelas dengan dua tahap, yaitu pembelajaran siklus I, siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus I meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanan siklus I
b. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
c. Membuat instrument penelitian, yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dalam
pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan pembelajaran (lembar
observasi terlampir).
2) Tes Formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan siswa pada materi
yang telah disampaikan melalui pendekatan CTL (soal terlampir).
3) Menyiapkan bahan pendekatan CTL sebagai alat untuk menyampaikan materi.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, do’a, mengabsen siswa
2) Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan
materi masalah-masalah sosial dilingkungan setempat. Contoh siapa yang
pernah mengikuti kerja bakti di dusun?
68
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan di
capai.
4) Guru menjelaskan cakupan materi tentang masalah-masalah sosial
dilingkungan setempat melalui metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan
pendekatan CTL.
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
1) Guru menjelasakan tentang masalah sosial, kegiatan sosial dan kegiatan
kebudayaan yang ada di masyarakat secara runtut dan jelas
2) Guru menjelaskan manfaat kegiatan sosial di masyarakat secara runtut dan
jelas
3) Guru menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan sosial dalam masyarakat secara
runtut dan jelas
4) Guru menunjukkan gambar kegiatan sosial dan masalah sosial dimasyarakat
5) Guru menjelaskan bentuk-bentuk bencana alam dan pengaruhnya kepada
masyarakat.
Elaborasi
1) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk mendiskusikan :
menyebutkan contoh bentuk masalah-masalah sosial, dan kegiatan sosial serta
contoh bencana alam yang ada dilingkungan sekitar.
2) Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil kerja kelompok.
3) Guru menyuruh siswa untuk membaca hasilnya.
4) Guru memberikan soal tentang materi yang bari saja di pelajari.
Konfirmasi
1) Guru memberikan apersepsi kepada kelompok secara bergantian
69
2) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok dan soal
yang telah diberikan.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab dan
meluruskan pemahaman
c. Penutup ( 10 menit)
1) Guru menyimpulkan materi yang asudah disampaikan
2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran
3) Guru menilai hasil pekerjaan siswa
4) Guru menutup dengan doa
5) Salam penutup
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, antara lain:
a. Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
b. Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Hal-hal yang mendukung serta hal-hal yang menghambat suatu pelaksanaan
pembelajaran Siklus I akan dijadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada
siklus berikutnya.
a. Hal-hal yang mendukung:
1) Siswa duduk rapi pada tempat yang telah ditentukan
2) Semua siswa membawa buku IPS
3) Siswa nihil
70
b. Hal-hal yang menghambat :
1) Ada 2 siswa yang tidak fokus dalam pelaksanaan tahap survey sehingga siswa
kesulitan menerima penjelasan tentang sub yang akan dipelajari
2) Terdapat 2 siswa yang merasa malas untuk membuat pertanyaan sehingga
akan mengalami kesulitan pada tahap berikutnya
3) Ada 2 siswa yang tidak konsentrasi karena terganggu temannya
4) 1 siswa merasa tidak percaya diri saat mengungkapkan materi yang telah
dipahami
5) 1 siswa merasa bingung saat mereview materi yang telah dipelajari.
c. Ide Perbaikan
1) Mengalokasikan waktu sesuai yang ditentukan.
2) Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan pendekatan CTL.
3) Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang masih kurang pada
fokus setiap kegiatan pertahap
4) Memotivasi siswa yang kurang aktif.
D. Deskripsi Pelaksaan Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi :
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II
b. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran
c. Membuat instrumen penelitian, yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dalam
pembelajaran dan kegiatan guru selama kegiatan pembelajaran.
71
2) Tes formatif sebagai alat pengukur tingkat penguasaan siswa pada materi yang
telah disampaikan melalui pendekatan CTL.
3) Menyiapkan pedoman pelaksanaan pebelajaran berupa RPP siklus II.
4) Revisi siklus I yaitu :
a) Mengalokasikan waktu sesuai yang ditentukan.
b) Memberi arahan lebih detail lagi dalam penggunaan pendekatan CTL.
c) Memberi perhatian dan bimbingan terhadap siswa yang masih kurang pada
setiap kegiatan pertahap
d) Memotivasi siswa yang kurang aktif.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Salam, do’a, mengabsen siswa
2) Memberikan apersepsi dengan menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi
masalah-masalah sosial yang ada dilingkungan setempat. Contoh siapa yang
pernah melihat banjir?
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan di
capai.
4) Guru menjelaskan cakupan materi tentang masalah-masalah sosial
dilingkungan setempat melalui metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, mind
map, dan pendekatan CTL.
5) Mengidentifikasi dan perumusan masalah refleksi pada siklus I
6) Mempersiapkan penerapan pendekatan CTL dengan baik dari siklus
sebelumnya.
7) Merancang soal-soal untuk dikerjakan di siklus II.
72
8) Merancang lembar observasi siswa untuk mengetahui perubahan dan
perkembangan siswa pada siklus II
9) Merancang lembar observasi guru guna mengetahui perubahan dan
perkembangannya dalam proses pembelajaran pada siklus II
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
1) Guru mengulas pelajaran yang lalu dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswa
2) Guru menunjukkan beberapa contoh gambar kegiatan sosial budaya yang ada
di daerahnya
3) Guru menjelaskan perbedaan kegiatan sosial untuk anak-anak dan orang tua
yang ada dilingkungan sekitar
4) Guru menceritakan bentuk kegiatan sosial budaya yang ada dilingkungan
sekitar.
Elaborasi
1) Guru memancing siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru
kepada siswa dengan menunjukkan gambar.
2) Guru menyuruh siswa maju dan menceritakan kegiatan sosial yang ada
disekitarnya dan temannya mengamati.
3) Guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan sosial yang ada dilingkungan
sekolah.
4) Guru menjelaskan makna dengan adanya kegiatan sosial dimasyarakat.
Konfirmasi
73
1) Guru memberikan apresiasi untuk siswa yang aktif.
2) Guru memberikan latihan soal.
3) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok dan soal
yang telah diberikan.
4) Guru memberikan kesempatan kapada siswa untuk bertanya jawab dan
meluruskan pemahaman.
c. Penutup ( 10 menit)
1) Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
2) Guru memberikan komentar terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran
3) Guru menilai hasil pekerjaan siswa
4) Guru menutup dengan doa
5) Salam penutup.
d. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Mengamati tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas guru
dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
Dari hasil Penelitian ini menghasilkan beberapa deskripsi, yaitu:
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi kepada siswa
dengan menggunakan metode ceramah Tanya jawab dan diskusi. Dari dokumentasi
sebelum penerapan pendekatan CTL didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan
sebelum penerapan pendekatan CTL sebagai pemecah masalah. Nilai dalam penelitian
ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan pendekatan CTL untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria
Minimum (KKM) kelas IV MI Ma’rif Bangkok pada mata pelajaran IPS yaitu tidak
tuntas dan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 60.
Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai KKM Ket
Tuntas Tidak Tuntas
1 Andika Saputra 65 √ -
2 Ahmad Hafiz Anwar 40 - √
3 Bilal Alif Alamsyah 45 - √
4 Hikmah Juwita F. 75 √
-
5 Lia Nur Fadhila 60 √
-
6 M. Nurul Faizin 60 √
-
7 M. Misbahul Munir 55 -
√
8 Madina Rizki A. 55 -
√
9 Naisa Yuni Lefiana 35 -
√
75
No Nama Nilai KKM Ket
Tuntas Tidak Tuntas
10 Nadil Aisyatul H 65 √
-
11 Najatul Maiyah 45 -
√
12 Umi Chofidhoh Y. 60 √
-
13 Umi Nurfaizatud D. 50 - √
14 Wahyu Adi Pratama 35 - √
Jumlah 745 6 8
Rata-rata 53 42 % 58 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
belum tuntas belajarnya yaitu 6 siswa sebayak 42% dan yang belum tutas sebanyak 8
siswa atau 58 %. dari siswa yang ada di kelas IV MI Ma’arif Bangkok. Nilai rata-rata
kelasnya adalah 53.
2. Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I ini dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi.
Data instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran.
a. Perencanaan Penelitian Siklus I
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari pembelajaran I, soal tes formatif dan alat pembelajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi/pengamatan. Pada
siklus I ini peneliti menerapkan pendekatan CTL saat pembelajaran dan siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga guru hanya berperan sebagai
fasilitator.
b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 3
November 2015 di Kelas IV dengan jumlah 14 siswa, dalam hal ini peneliti
76
bertindak sebagai kolabolator dan guru yang mengajar. Adapun proses
pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang
direncanakan difokuskan pada penerapan pendekatan CTL sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar.
Penelitian pada siklus I telah menunjukkan bahwa penerapan pendekatan
CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi Masalah-masalah sosial di
ingkungan sekitar pada kelas IV, adapun hasil penelitian siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I
No Nama Nilai KKM
Ket Tuntas Tidak Tuntas
1 Andika Saputra 80 √ -
2 Ahmad Hafiz Anwar 50 - √
3 Bilal Alif Alamsyah 50 - √
4 Hikmah Juwita F. 90 √ -
5 Lia Nur Fadhila 70 √ -
6 M. Nurul Faizin 80 √ -
7 M. Misbahul Munir 50 - √
8 Madina Rizki A. 60 √ -
9 Naisa Yuni Lefiana 45 - √
10 Nadil Aisyatul H 70 √ -
11 Najatul Maiyah 50 - √
12 Umi Chofidhoh Y. 80 √ -
13 Umi Nurfaizatud D. 50 - √
14 Wahyu Adi Pratama 60 √ -
Jumlah 885 8 6
Rata-rata 63 57% 43%
77
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang tuntas
dalam sebanyak 8 siswa atau 57%. Dan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa atau 43%
dari jumlah siswa yang ada di kelas IV MI Ma’arif Bangkok. Nilai rata-rata kelasnya
adalah 63. Hal tersebut selain disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode pembelajaran baru, juga disebabkan karena siswa tidak fokus
terhadap instruksi guru mengenai penerapan pendekatan CTL.
Hasil ini masih di bawah indikator keberhasilan yang diharapkan disebabkan
oleh berbagai faktor baik dari siswa maupun faktor dari guru. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pada siklus I antara lain dari diri siswa yaitu penerapan
pendekatan CTL pada tahap survey dan Question yang belum maksimal. Hal ini
terlihat dari siswa yang masih banyak merasa bingung dalam memahami gambar dan
membuat pertanyaan, dan jawaban sehingga mengalami hambatan pada tahap
selanjutnya.
c. Refleksi
Penerapan pendekatan CTL pada siklus I masih belum dimengerti oleh
para siswa. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa tahap yang harus mereka lalui.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I
ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
1) Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan karena
Ada 2 siswa yang tidak fokus dalam pelaksanaan tahap survey sehingga siswa
kesulitan menerima penjelasan tentang sub yang akan dipelajari.
Siswa belum bisa mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan
masih banyak yang bingung.
78
2) Kemampuan siswa dalam memahami materi belum maksimal sehingga guru
harus mengulang-ulang tahap-tahap yang harus dilaksanakan saat mengamati
gambar.
3. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 November 2015, siklus II
dilaksanakan satu kali pertemuan dengan 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan
materi masalah-masalah sosial di sekitar. Pada siklus II guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakannya sebagai langkah-langkah
pembelajaran. Berdasarkan pengalaman dari siklus I, indikator prestasi belajar
pada siklus II adalah siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan masalah-masalah
sosial dilingkungan setempat.
Sedangkan proses pembelajaran menerapkan pendekatan CTL. Dalam
pembelajaran ini guru bertindak sebagai fasilitator. Kegiatan guru pada
pembelajaran ini lebih baik dari pada siklus I. hasil siklus II dapat dilihat di bawah
ini:
Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II
No Nama Nilai
KKM Ket
Tidak
Tuntas Tuntas
1 Andika Saputra 90 - √
2 Ahmad Hafiz Anwar 75 - √
3 Bilal Alif Alamsyah 75 - √
4 Hikmah Juwita F. 80 - √
5 Lia Nur Fadhila 75 - √
79
No Nama Nilai
KKM Ket
Tidak
Tuntas Tuntas
6 M. Nurul Faizin 75 - √
7 M. Misbahul Munir 75 - √
8 Madina Rizki A. 80 - √
9 Naisa Yuni Lefiana 75 - √
10 Nadil Aisyatul H 80 - √
11 Najatul Maiyah 75 - √
12 Umi Chofidhoh Y. 70 - √
13 Umi Nurfaizatud D. 60 √ -
14 Wahyu Adi Pratama 70 - √
Jumlah 1055 1 13
Rata-rata 75 7% 93%
Berdasarkan data di atas diketahui 1 siswa atau 7% yang tidak mampu
mencapai ketuntasan dan 13 siswa atau 93% mampu mencapai ketuntasan. Pada tes
pra siklus yang dilakukan sebelumnya didapati siswa yang memperoleh nilai tuntas
masih sedikit. Rata-rata yang diperoleh dari siklus II ini sebanyak 75. Perolehan rata-
rata pada pra siklus sebanyak 65. Sehingga rata-rata yang diperoleh pada siklus II
meningkat sebanyak 10. Pada siklus II ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan
prestasi belajar IPS melalui pendekatan CTL pada siswa kelas IV MI Ma’arif
Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data-data yang terkumpul,
maka diketahui bahwa penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran IPS dapat
80
meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa dapat menerima materi dengan baik. hal
ini dibuktikan dengan peningkatan prestasi belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung.
Peneliti bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan pada setiap siklus dan
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.4 Perbandingan Prestasi Belajar siswa
Pelaksanaan
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
Tuntas 5 siswa
(35%)
8 siswa
(57%)
13 siswa
(93%)
Tidak Tuntas 9 siswa
(65%)
6 siswa
(43%)
1 siswa
(7%)
Rata-rata Kelas 53 63 75
Berdasarkan perbandingan pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat
dinyatakan prestasi belajar IPS mengalami peningkatan dan ketuntasan belajar siswa
juga meningkat yaitu sebagai berikut:
Table 4.5 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan
No Tahapan
Nilai rata-
rata
Prestasi
Belajar
Peningkatan
Prestasi
Belajar
Ketuntasan
(%)
Peningkatan
Ketuntasan
(%)
1 Pra Siklus 53 35%
2 Siklus I 63 8 57% 22%
3 Siklus II 75 5 93% 36%
Jumlah
Peningkatan 36% 78%
Berdasarkan tabel di atas presentase peningkatan prestasi belajar IPS materi
masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa kelas IV MI Ma’arif
81
Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyoali pada pra siklus sebesar 35%,
siklus I sebesar 57%, siklus II sebesar 93%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat sebesar
78%.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Masalah-
masalah sosial di lingkungan sekitar dengan menggunakan Metode CTL Pada Siswa
Kelas IV MI Ma’arif Bangkok Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali maka penulis
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Metode CTL dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi Masalah-
masalah sosial dilingkungan sekitar pada MI Ma’arif Bangkok Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Prestasi belajar IPS
Pada tahap pra siklus memperoleh nilai rata-rata 53. Pada siklus I nilai rata-ratanya
meningkat menjadi 63, dan Nilai siklus II meningkat dari siklus pertama yaitu
meningkat menjadi 75.
2. Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi mata Pelajaran IPS materi
Masalah-masalah sosial di lingkungan setempat terbukti bahwa pada pra siklus
sebesar 35%, siklus I sebesar 57%, siklus II sebesar 93%. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar IPS materi masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat sebesar 78%.
Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil karena hasil siklus II
mencapai 93%, artinya 93% > 85% sudah mencapai nilai minimal untuk ketuntasan
kelas.
B. Saran
83
1. Para guru agar selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran yang sesuai dengan
karakter siswa supaya kebutuhan pendidikan siswa yang juga selalu berkembang
dapat terpenuhi.
2. Sebagai guru hendaknya selalu melibatkan siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas bukan sebaliknya guru yang aktif, tetapi guru sebagai fasilitator
agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan
perilaku yang baik.
3. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan
yang diperlukan.
4. Guru pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah khususnya terhadap siswa kelas IV dapat
menggunakan metode CTL dalam menyampaikan materi masalah-masalah sosial
dilingkungan setempat agar siswa mampu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran
dan mengoptimalkan prestasi belajar.
84
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2010. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Arikunto. 2008. Peneliitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muh Lisin. 2013. Strategi Belajar, (http://www.kajianpustaka.com/2013/04/ strategi-belajar-
sq3r.html?m=1, diakses 06 Mei 2015).
Nurrochim. 2013. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rajawali.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS. Salatiga : STAIN Salatiga Press.
Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : PT
Kharisma Putra Utama.
Susilaningsih, Endang. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching and Learning) di
Kelas, Cerdas Pustaka Publisher, Jakarta.
Wahab, Abdul Aziz. 2009. Metode dan Model-model Mengajar IPS. Bandung : Alfabeta
Wardhani, Igak. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Widyasmartaya. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta : Kanisius.
85
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkugan kabupaten/kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal permasalahan di daerahnya
Karakter siswa yang diharapkan
Kreatif.kerja keras,gemar membaca
C. Indikator
Mengelompokkan kegiatan sosial dan kegiatan budaya di daerahnya
Menjelaskan akibat terjadinya bencana alam dan pengaruhnya terhadap
kegiatan masyarakat
Menjelaskan manfaat kegiatan sosial di daerahnya
Menyebutkan bentuk – bentuk sosial budaya dalam masyarakat
D. Tujuan Pembalajaran
Siswa dapat Mengelompokkan kegiatan sosial dan kegiatan budaya di
daerahnya
Siswa dapat Menjelaskan akibat terjadinya bencana alam dan pengaruhnya
terhadap kegiatan masyarakat
Siswa dapat Menjelaskan manfaat kegiatan sosial di daerahnya
Siswa dapat Menyebutkan bentuk – bentuk kegiatan sosial budaya dalam
masyarakat
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Waktu
1. Apersepsi 15 menit
87
5) Guru mengucap salam
6) Guru meminpin hafalan surat – surat pendek
7) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran
8) Guru memberikan motivasi
2. Kegiatan Inti
d. Eksplorasi
n) Guru menjelaskan tentang masalah
sosial,kegiatan sosial dan kegiatan kebudayaan
yang ada di masyarakat secara runtut dan jelas
o) Guru menjelaskan manfaat kegiatan sosial di
masyarakat secara runtut dan jelas
p) Guru menjelaskan bentuk – bentuk kegiatan
sosial dalam masyarakat secara runtut dan jelas
q) Guru menunjukkan gambar kegiatan sosial dan
masalah sosial di masyarakat
r) Guru menjelaskan bentuk –bentuk bencana alam
dan pengaruhnya kepada masyarakat
e. Elaborasi
e) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok untuk
mendiskusikan :
Menyebutkan contoh bentuk masalah –
masalah sosial yang ada di lingkungan
sekitar
Menyebutkan contoh kegiatan sosial yang
ada di lingkungan sekitar
Menyebutkan contoh bencana alam yang di
ketahui
f) Guru meminta siswa untuk maju menuliskan hasil
kerja kelompok
g) Guru menyuruh siswa untuk membaca hasilnya
h) Guru memberikan soal tentang materi yang baru
50 menit
88
saja di pelajari
f. Konfirmasi
s) Guru memberikan apresiasi kepada ke 2 kelompok
t) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
kerja kelompok dan soal yang telah diberikan
u) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab dan meluruskan pemahaman
3. Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah
disampaikan
Guru memberikan komentar terhadap aktivitas
siswa saat pembelajaran.
Guru menilai hasil pekerjaan siswa
Guru menutup dengan doa
Salam penutup
5 menit
F. Materi Pembelajaran
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia.
Sebelumnya adalah Cina, India, dan Amerika Serikat. Penduduk yang besar
merupakan modal pembangunan bangsa. Peningkatan kualitas penduduk harus
terus dilakukan. Hal tersebut merupakan kewajiban negara. Upaya tersebut di
antaranya melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Penduduk di Indonesia
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 0–14 tahun. Pada
kelompok ini penduduk belum dapat bekerja aktif.
89
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 14–49 tahun. Pada
kelompok ini penduduk dapat bekerja aktif.
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 50 tahun ke atas. Pada
kelompok ini penduduk tidak dapat bekerja aktif.
5) Persebaran Penduduk
Penduduk di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain
a. Kesuburan Tanah
Wilayah yang subur akan dipadati oleh penduduk. Pulau Jawa subur
karena terdapat banyak gunung berapi. Hasil letusan gunung berapi sangat
membantu kesuburan tanah.
b. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Hal
ini mendorong penduduk di luar Jawa untuk pindah ke Pulau Jawa.
c. Pembangunan Industri
Industri banyak didirikan di Pulau Jawa. Akibatnya, penduduk luar Jawa
datang mencari pekerjaan. Tidak meratanya penduduk menyebabkan
pembangunan yang tidak merata. Hal ini membuat pulau-pulau di luar
Jawa terhambat pembangunannya. Akibatnya, pembangunan di Indonesia
juga tidak berjalan lancar.
6) Pengangguran
Banyaknya pengangguran merupakan masalah sosial. Semua orang
membutuhkan makan, minum, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan
90
tersebut merupakan kebutuhan pokok. Jika tidak mempunyai pekerjaan yang
dapat mencukupi kebutuhan menjadi masalah dalam masyarakat.
Pengangguran menimbulkan masalah baru, yaitu kejahatan. Masyarakat
membutuhkan kehidupan yang aman, tenteram dan tertib. Untuk itulah kalian
harus belajar dengan rajin agar menjadi anak yang cerdas, terampil, dan
berbudi pekerti yang baik. Jika kita memiliki keahlian dan keterampilan tentu
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan demikian, dapat mencukupi
kebutuhan hidup serta menolong orang lain.
Pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja. Lapangan kerja yang
tersedia disesuaikan dengan kebutuhan. Uluran tangan wiraswasta untuk
menciptakan lapangan kerja sangat diperlukan.
7) Yatim Piatu atau Jompo
Masalah sosial lainnya adalah anak-anak yatim piatu dan orang tua
renta. Mereka tidak memiliki saudara dan tempat tinggal. Panti asuhan dan
panti jompo berguna untuk meringankan beban mereka. Uluran tangan orang-
orang mampu sangat membantu. Adakah kegiatan sosial di sekolahmu? Apa
bentuknya dan bagaimana caranya?
Orang yang sudah tua usianya, ingatannya sudah menurun. Kebutuhan
dan kesehatannya juga menurun. Orang yang jompo tidak dapat mencari makan
sendiri. Hal itu merupakan masalah sosial yang perlu sangat diperhatikan dan
mendapat pemecahan. Semuanya menyangkut hidup manusia sehingga
penanganannya bersifat kemanusiaan.
8) Sampah
Sampah adalah sisa hasil pemakaian produksi, baik rumah tangga
maupun industri. Masalah sampah dapat menjadi masalah sosial. Coba
bayangkan jika sampah rumah tangga dibiarkan saja tanpa dibersihkan.
91
Tentunya akan merusak pemandangan kota. Selain itu dapat menimbulkan bau
tidak sedap. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya mendorong kondisi tersebut. Jika kalian perhatikan banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan tanpa rasa bersalah.
Mungkin tanpa sadar kalian pun pernah melakukannya.
c. Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang
merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara
lain. Adapun migrasi internal merupakan perpindahan penduduk yang di sekitar
wilayah satu negara saja. Migrasi dapat menimbulkan beragam masalah sosial.
Akan tetapi, jika migrasi dikelola terpadu akan berdampak positif. Faktor
pendorong migrasi bermacam-macam. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
3) Faktor-faktor pendorong (push factor) adalah sebagai berikut.
a) Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya
kesuburan tanah.
b) Menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh. Di antaranya hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.
c) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
d) Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu penduduk di daerah asal.
92
e) Alasan pendidikan, atau pekerjaan.
f) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
4) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah
e) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf
hidup.
f) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
g) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik ainnya.
h) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan menjadi daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk
bermukim di kota besar. (Dikutip dari www.datastatistik-indonesia.com).
Migrasi dikelompokan mejadi 2 diantranya adalah :
3) Migrasi Internal
Migrasi internal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya urbanisasi, reurbanisasi, transmigrasi, dan evakuasi.
a. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi kurang menguntungkan. Bagi desa yang ditinggalkan akan
mengalami kekurangan penduduk.
Tenaga kerja berkurang. Akibatnya, lahan pertanian di desa tidak
tergarap. Sementara di perkotaan yang didatangi penduduknya akan
semakin padat. Kaum urban biasanya tidak dibekali pendidikan yang
memadai. Di kota seringkali mereka menjadi beban pemerintah. Oleh
93
karena akan menambah jumlah pengangguran di kota. Untuk mengatasi laju
urbanisasi perlu bantuan semua pihak. Di antaranya pemerintah dan
pengusaha.
Pemerintah harus memerhatikan sarana prasarana di desa. Dengan
demikian, penduduk desa tidak lagi tergiur datang ke kota. Oleh karena
fasilitas di desa telah memadai.
Para pengusaha juga dapat berperan serta. Di desa dapat saja
dibangun industri. Dengan demikian, tenaga kerja di desa dapat
dipekerjakan. Selanjutnya, taraf hidup di desa akan meningkat.
b. Reurbanisasi
Reurbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Hal ini dapat saja terjadi. Umumnya penduduk yang ingin menikmati hari
tua adalah pelaku reurbanisasi.
c. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat
penduduknya ke wilayah yang penduduknya masih sedikit.
Jenis-jenis/macam-macam Transmigrasi adalah sebagai berikut.
g) Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang dibiayai oleh
pemerintah melalui depnakertans (departemen tenaga kerja dan
transmigrasi).
h) Transmigrasi Spontan/Swakarsa
94
Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan atas
keinginan diri sendiri. Namun, masih mendapatkan bimbingan sertqa
fasilitas penunjang dari pemerintah.
i) Transmigrasi Bedol Desa
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan secara
masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur
desanya. Biasanya transmigrasi bedol desa terjadi karena bencana alam
yang merusak desa tempat asalnya.
d. Evakuasi
Evakuasi dilakukan pada saat terjadi peristiwa berbahaya. Misalnya, saat
terjadi gempa, longsor, banjir atau bencana lainnya. Evakuasi merupakan
perpindahan penduduk ke daerah yang lebih aman.
4) Migrasi Eksternal
Migrasi eksternal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya imigrasi, emigrasi, repatriasi, dan remigrasi.
a. Imigrasi
Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara yang lain disebut
imigrasi. Misalnya penduduk Australia datang ke Indonesia untuk bekerja.
b. Emigrasi
Perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri disebut dengan
emigrasi.
c. Repatriasi
Repatriasi merupakan pemulangan penduduk dari suatu negara ke negara
asal. Hal ini dapat saja terjadi. Biasanya terjadi karena suatu negara
mengalami konflik politik berkepanjangan atau karena bencana alam.
95
d. Remigrasi
Remigrasi merupakan perpindahan penduduk kembali ke negara asalnya.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Kerja Kelompok
96
Soal Siklus I
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2. Sebutkan contoh masalah sosial yang ada di lingkungan sekitarmu 3 saja!
3. Apa yang dimaksud dengan kegiatan sosial?
4. Sebutkan contoh kegiatan sosial yang ada di lingkungan sekitarmu 2 saja!
5. Apa yang dimaksud bencana alam?
6. Apa yang menyebabkan selokan menjadi macet?
7. Sebutkan bencana alam yang kamu ketahui 3 saja?
8. Sebutkan manfaat kegiatan sosial di masyarakat!
9. Siapa yang memimpin kegiatan sosial di masyarakat?
10. Apa yang menyebabkan hutan menjadi terbakar dan gundul?
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Bangkok
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
H. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkugan kabupaten/kota dan provinsi.
I. Kompetensi Dasar
Mengenal permasalahan di daerahnya
Karakter siswa yang diharapkan
Kreatif.kerja keras,gemar membaca
J. Indikator
Menunjukkan tempat kegitan sosial dan budaya di daerahnya
Membedakan kegiatan sosial dan budaya untuk anak – anak dan orang tua
Menceritakan kegiatan sosial dan budaya yang pernah dilihatnya di depan
kelas atau kelompoknya
K. Tujuan Pembalajaran
Siswa dapat Menunjukkan tempat kegitan sosial dan budaya di daerahnya
Siswa dapat Membedakan kegiatan sosial dan budaya untuk anak – anak dan
orang tua
Siswa dapat Menceritakan kegiatan sosial dan budaya yang pernah dilihatnya
di depan kelas atau kelompoknya
98
L. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Waktu
4. Apersepsi
9) Guru mengucap salam
10) Guru meminpin hafalan surat – surat pendek
11) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian,
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran
12) Guru memberikan motivasi
15 menit
5. Kegiatan Inti
g. Eksplorasi
v) Guru mengulas pelajaran yang kemarin dengan
melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa
w) Guru menunjukkan beberapa contoh gambar
kegiatan sosial budaya yang ada di daerahnya
x) Guru menjelaskan perbedaan kegiatan sosial
untuk anak – anak dan orang tua yang ada di
lingkungan sekitar
y) Guru menceritakan bentuk kegiatan sosial
budaya yang ada di lingkungan sekitar
h. Elaborasi
Guru memancing siswa untuk menjawab
pertanyaan yang di lontarkan guru kepada siswa
dengan menunjukkan gambar
Guru menyuruh siswa maju dan menceritakan
kegiatan sosial yang ada di sekitarnya dan
temannya mengamati
Guru mengajak siswa untuk melakukan
kegiatan sosial secara langsung yang ada di
lingkungan sekolah
Guru menjelaskan makna dengan adanya
kegiatan sosial dan perannya di masyarakat
51 menit
99
i. Konfirmasi
z) Guru memberikan apresiasi untuk siswa yang
aktif
aa) Guru memberikan latihan soal
bb) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
kerja kelompok dan soal yang telah diberikan
cc) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jawab dan meluruskan
pemahaman
6. Penutup
Guru menyimpulkan materi yang sudah
disampaikan
Guru memberikan komentar terhadap aktivitas
siswa saat pembelajaran.
Guru menilai hasil pekerjaan siswa
Guru menutup dengan doa
Salam penutup
5 menit
M. Materi Pembelajaran
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia.
Sebelumnya adalah Cina, India, dan Amerika Serikat. Penduduk yang besar
merupakan modal pembangunan bangsa. Peningkatan kualitas penduduk harus
terus dilakukan. Hal tersebut merupakan kewajiban negara. Upaya tersebut di
antaranya melalui peningkatan pendidikan dan kesehatan. Penduduk di Indonesia
dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 0–14 tahun. Pada
kelompok ini penduduk belum dapat bekerja aktif.
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 14–49 tahun. Pada
kelompok ini penduduk dapat bekerja aktif.
100
• Kelompok usia belum produktif, berada di rentang usia 50 tahun ke atas. Pada
kelompok ini penduduk tidak dapat bekerja aktif.
9) Persebaran Penduduk
Penduduk di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain
a. Kesuburan Tanah
Wilayah yang subur akan dipadati oleh penduduk. Pulau Jawa subur
karena terdapat banyak gunung berapi. Hasil letusan gunung berapi sangat
membantu kesuburan tanah.
b. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sekolah dan perguruan tinggi yang berkualitas berada di Pulau Jawa. Hal
ini mendorong penduduk di luar Jawa untuk pindah ke Pulau Jawa.
c. Pembangunan Industri
Industri banyak didirikan di Pulau Jawa. Akibatnya, penduduk luar Jawa
datang mencari pekerjaan. Tidak meratanya penduduk menyebabkan
pembangunan yang tidak merata. Hal ini membuat pulau-pulau di luar
Jawa terhambat pembangunannya. Akibatnya, pembangunan di Indonesia
juga tidak berjalan lancar.
10) Pengangguran
Banyaknya pengangguran merupakan masalah sosial. Semua orang
membutuhkan makan, minum, pakaian serta tempat tinggal. Kebutuhan tersebut
merupakan kebutuhan pokok. Jika tidak mempunyai pekerjaan yang dapat
mencukupi kebutuhan menjadi masalah dalam masyarakat.
101
Pengangguran menimbulkan masalah baru, yaitu kejahatan. Masyarakat
membutuhkan kehidupan yang aman, tenteram dan tertib. Untuk itulah kalian
harus belajar dengan rajin agar menjadi anak yang cerdas, terampil, dan berbudi
pekerti yang baik. Jika kita memiliki keahlian dan keterampilan tentu dapat
menciptakan lapangan kerja sendiri. Dengan demikian, dapat mencukupi
kebutuhan hidup serta menolong orang lain.
Pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja. Lapangan kerja yang
tersedia disesuaikan dengan kebutuhan. Uluran tangan wiraswasta untuk
menciptakan lapangan kerja sangat diperlukan.
11) Yatim Piatu atau Jompo
Masalah sosial lainnya adalah anak-anak yatim piatu dan orang tua
renta. Mereka tidak memiliki saudara dan tempat tinggal. Panti asuhan dan
panti jompo berguna untuk meringankan beban mereka. Uluran tangan orang-
orang mampu sangat membantu. Adakah kegiatan sosial di sekolahmu? Apa
bentuknya dan bagaimana caranya?
Orang yang sudah tua usianya, ingatannya sudah menurun. Kebutuhan
dan kesehatannya juga menurun. Orang yang jompo tidak dapat mencari makan
sendiri. Hal itu merupakan masalah sosial yang perlu sangat diperhatikan dan
mendapat pemecahan. Semuanya menyangkut hidup manusia sehingga
penanganannya bersifat kemanusiaan.
12) Sampah
Sampah adalah sisa hasil pemakaian produksi, baik rumah tangga
maupun industri. Masalah sampah dapat menjadi masalah sosial. Coba
102
bayangkan jika sampah rumah tangga dibiarkan saja tanpa dibersihkan.
Tentunya akan merusak pemandangan kota. Selain itu dapat menimbulkan bau
tidak sedap. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah
pada tempatnya mendorong kondisi tersebut. Jika kalian perhatikan banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan tanpa rasa bersalah.
Mungkin tanpa sadar kalian pun pernah melakukannya.
d. Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang
merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara
lain. Adapun migrasi internal merupakan perpindahan penduduk yang di sekitar
wilayah satu negara saja. Migrasi dapat menimbulkan beragam masalah sosial.
Akan tetapi, jika migrasi dikelola terpadu akan berdampak positif. Faktor
pendorong migrasi bermacam-macam. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
5) Faktor-faktor pendorong (push factor) adalah sebagai berikut.
a) Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya
kesuburan tanah.
b) Menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya
makin susah diperoleh. Di antaranya hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.
103
c) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk
pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
d) Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga
mengganggu penduduk di daerah asal.
e) Alasan pendidikan, atau pekerjaan.
f) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
6) Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah
i) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf
hidup.
j) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
k) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya
iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik ainnya.
l) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan menjadi daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk
bermukim di kota besar. (Dikutip dari www.datastatistik-indonesia.com).
Migrasi dikelompokan mejadi 2 diantranya adalah :
5) Migrasi Internal
Migrasi internal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya urbanisasi, reurbanisasi, transmigrasi, dan evakuasi.
a. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi kurang menguntungkan. Bagi desa yang ditinggalkan akan
mengalami kekurangan penduduk.
104
Tenaga kerja berkurang. Akibatnya, lahan pertanian di desa tidak
tergarap. Sementara di perkotaan yang didatangi penduduknya akan
semakin padat. Kaum urban biasanya tidak dibekali pendidikan yang
memadai. Di kota seringkali mereka menjadi beban pemerintah. Oleh
karena akan menambah jumlah pengangguran di kota. Untuk mengatasi laju
urbanisasi perlu bantuan semua pihak. Di antaranya pemerintah dan
pengusaha.
Pemerintah harus memerhatikan sarana prasarana di desa. Dengan
demikian, penduduk desa tidak lagi tergiur datang ke kota. Oleh karena
fasilitas di desa telah memadai.
Para pengusaha juga dapat berperan serta. Di desa dapat saja
dibangun industri. Dengan demikian, tenaga kerja di desa dapat
dipekerjakan. Selanjutnya, taraf hidup di desa akan meningkat.
b. Reurbanisasi
Reurbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari kota ke desa.
Hal ini dapat saja terjadi. Umumnya penduduk yang ingin menikmati hari
tua adalah pelaku reurbanisasi.
c. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat
penduduknya ke wilayah yang penduduknya masih sedikit.
Jenis-jenis/macam-macam Transmigrasi adalah sebagai berikut.
g) Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang dibiayai oleh
pemerintah melalui depnakertans (departemen tenaga kerja dan
transmigrasi).
105
h) Transmigrasi Spontan/Swakarsa
Transmigrasi spontan adalah transmigrasi yang dilakukan atas
keinginan diri sendiri. Namun, masih mendapatkan bimbingan sertqa
fasilitas penunjang dari pemerintah.
i) Transmigrasi Bedol Desa
Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan secara
masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur
desanya. Biasanya transmigrasi bedol desa terjadi karena bencana alam
yang merusak desa tempat asalnya.
d. Evakuasi
Evakuasi dilakukan pada saat terjadi peristiwa berbahaya. Misalnya, saat
terjadi gempa, longsor, banjir atau bencana lainnya. Evakuasi merupakan
perpindahan penduduk ke daerah yang lebih aman.
6) Migrasi Eksternal
Migrasi eksternal dapat dikelompokkan ke dalam empat macam. Di
antaranya imigrasi, emigrasi, repatriasi, dan remigrasi.
a. Imigrasi
Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara yang lain disebut
imigrasi. Misalnya penduduk Australia datang ke Indonesia untuk bekerja.
b. Emigrasi
Perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri disebut dengan
emigrasi.
106
c. Repatriasi
Repatriasi merupakan pemulangan penduduk dari suatu negara ke negara
asal. Hal ini dapat saja terjadi. Biasanya terjadi karena suatu negara
mengalami konflik politik berkepanjangan atau karena bencana alam.
d. Remigrasi
Remigrasi merupakan perpindahan penduduk kembali ke negara asalnya.
N. Metode Pembelajaran
4. Ceramah
5. Tanya jawab
6. CTL
O. Media dan Alat Pelajaran
1. Media dan alat
Papan nama
Smile
Mind map
Gambar
2. Sumber Belajar
Buku paket Ilmu Pengetuan social kelas IV Erlangga
Buku paket IPS kelas IV BSE
P. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
Tes tertulis
107
108
SOAL SIKLUS II
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Manusia adalah mahluk sosial
artinya....
a. Manusia adalah seorang pribadi
b. Manusia mampu hidup tanpa
orang lain
c. Manusia harus hidup bersama
orang lain
d. Manusia tidak bisa hidup sendiri
membutuhkan orang lain
2. Masalah pribadi berbeda dengan
masalah sosial.berikut ini yang
merupakan masalah pribadi adalah....
a. Perampokan
b. Kemacetan lalu lintas
c. Tidak naik kelas
d. Kebakaran
3. Lembaga yang mengelola sampah
adalah .....
a. Dinas kehutanan
b. Dinas kebersihan
c. Dinas perhubungan
d. Dinas kesehatan
4. Ada bermacam – macam masalah
sosial.berikut yang termasuk masalah
sosial adalah...
a. Pencurian
b. Tidak naik kelas
c. Tidak masuk sekolah
d. Malas sekolah
5. Kemiskinan dan pengangguran dapat
menyebabkan terjadinya masalah
sosial berikut...
a. Pencurian dan perampokan
b. Rendahnya mutu penduduk
c. Rendahnya tingkat pendidikan
d. Majunya suatu bangsa
6. Perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain disebut...
a. Transmigrasi
b. Urbanisasi
c. Imigrasi
d. Emigrasi
7. Ada macam – macam fasilitas
umum,contohnya adalah...
a. Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas)
b. Mobil pribadi
c. Kolam renang pribadi
d. Rumah penduduk
8. Contoh prilaku yang tidak tertib dan
tidak disiplin adalah...
a. Menyalakan lampu pada malam
hari
b. Menyebrang menggunakan
zebracross
c. Melawan arus lalu lintas
d. Menghormati pengguna jalan
lainnya
9. Salah satu tindakan yang harus
dilakukan ketika ada kebakaran
adalah...
a. Dibiarkan saja
b. Membantu memadamkan api
c. Melihat petugas pemadam
kebakaran
d. Menggunakan kesempatan
mencuri
10. Angka kelahiran yang tinggi dan
angka kematian yang rendah akan
menyebabkan terjadinya...
a. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi
b. Pertumbuhan yang rendah
c. Pengangguran kerja
d. Peningkatan kerja
109
II. Isilah titik – titik dibawah ini dengan benar !
1. Perpindahan penduduk dari desa ke kota disebut...
2. Limbah pabrik dapat menyebabkan...
3. Aksi pencurian,penjambretan,dan teror termasuk masalah...
4. Mengambil barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilaiknaya
disebut...
5. Tingkat pendidikan suatu masyarakat sehingga menyebabkan...
6. Asap knalpot kendaraan bermotor menyebabkan ....
7. Tidak naik kelas,malas ke sekolah dan suka terlambat mengumpulkan
tugas adalah contoh masalah ...
8. Sambungan arus pendek atau konsleting dapat menyebabkan ...
9. Sampah yang menumpauk dipemukiman warga menyebabkan ...
10. Hutan yang gundul dapat menyebabkan...
III. Jawablah soal – soal berikut !
1. Sebutkan 5 contoh masalah diskitarmu !
2. Apa saja penyebab terjadinya pencemaran sungai !
3. Apa yang kamu lakukan jika didesamu tidak aman !
4. Sebutkan 5 contoh masalah pribadi !
5. Sebutkan usaha yang dilakukan pemerintah menghadapi masalah
kependudukan !
110
Kunci jawaban
I. Pilihan ganda
1) D
2) C
3) B
4) A
5) A
6) D
7) A
8) C
9) B
10) A
II. Essay
1. Urbanisasi
2. Pencemaran lingkungan
3. Sosial
4. Mencuri
5. Pengangguran
6. Polusi udara
7. Masalah sosial disekolah
8. Kebakaran
9. Pencemaran lingkungan dan banjir
10. Banjir dan tanah longsor
III. Uraian
1. Masalah sosial
a) Pencurian
b) Kebakaran
c) Perampokan
d) Tawuran
e) Kebanjiran
2. Terjadinya pencemaran sungai
a) Pembuangan limbah industri
b) Mengobati ikan dengan dengan pestisida berbahaya
c) Pembuangan sampah ke sungai
3. Mengadakan ronda malam
4. Masalah Pribadi
a) Tidak mengerjakan PR
b) Terlambat sekolah
c) Malas sekolah
d) Tidak naik kelas
e) Bangun kesiangan
5. Usaha pemerintah adalah
a) Mencanangkan program KB
b) Merekrut warga untuk bertransmigrasi
c) Mencanangkan program wajib belajar 9 tahun
111
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
112
113
114
115
116
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CTL
Siklus I
Nama Madrasah : MI Ma’arif Bangkok
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/2
Materi : Masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
Hari / Tanggal : Rabu, 3 November 2015
Jam Pelajaran Ke : 4-5
Berikut ini daftar pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan CTL yang
dilakukan oleh guru dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan memberikan
tanda chek () pada kolom yang sesuai.
No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian
K C B
1 A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan untuk mengetahui konsep-konsep
prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
2 B. Pembelajaran
1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas
2. Memberikan permasalahan terkait materi yang
akan dipelajari.
3. Memberi penjelasan singkat tentang prosedur
kerja dalam pembelajaran dengan CTL
117
No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian
K C B
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
5. Guru mengamati, membimbing dan mengarah
kan siswa pada saat kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL
6. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerjasama dalam mempelajari materi
dengan pendekaktan CTL
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan hasil.
8. Guru meminta kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi.
9. Guru menyatukan berbagai pendapat dari siswa
3 C. Penutup
1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh
materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
2. Memberikan tugas/posttest
Keterangan:
K = Kurang
Q = Cukup
B = Baik
118
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CTL
Siklus II
Nama Madrasah : MI Ma’arif Bangkok
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/2
Materi : Masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
Hari / Tanggal : Rabu, 10 November 2015
Jam Pelajaran Ke : 4-5
Berikut ini daftar pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan CTL yang
dilakukan oleh guru dalam kelas. Berikan penilaian anda dengan memberikan
tanda chek () pada kolom yang sesuai.
No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian
K C B
1 A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan untuk mengetahui konsep-konsep
prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
2 B. Pembelajaran
1. Mengorganisasi kelompok dan fasilitas
2. Memberikan permasalahan terkait materi yang
akan dipelajari.
3. Memberi penjelasan singkat tentang prosedur
kerja dalam pembelajaran dengan CTL
119
No Aspek Yang Dinilai Skala Penilaian
K C B
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
5. Guru mengamati, membimbing dan mengarah
kan siswa pada saat kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan CTL
6. Guru memeberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerjasama dalam mempelajari materi
dengan pendekaktan CTL
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan hasil.
8. Guru meminta kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi.
9. Guru menyatukan berbagai pendapat dari siswa
3 C. Penutup
1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh
materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
2. Memberikan tugas/posttest
Keterangan:
K = Kurang
Q = Cukup
B = Baik
120
121
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Aryfatulia Khasanah Fakultas : Tarbiyah/PGMI
NIM : 11511016 Dosen Pembimbing : Jaka Siswanta, M.Pd
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 Piagam Penghargaan OPAK STAIN
Salatiga 2011
20 - 22 Agustus
2011
Peserta 3
2
Sertifikat Achievement Motivation
Training (AMT)” Membangun
Mahasiswa Cerdas Emosi,Spiritual
dan Intelektual (AMT)
23 Agustus 2011 Peserta
2
3 Piagam Penghargaan Orientasi Dasar
Keislaman (ODK) STAIN Salatiga
24 Agustus 2011 Peserta 2
4 Sertifikat Seminar Entrepreneurship
dan Koperasi
25 Agustus 2011 Peserta 2
5
Sertifikat Pendidikan dan Latihan
Calon Pramuka Pandega ke – 21
(PLCPP XXI)
30 September – 03
Oktober 2011
Peserta
2
6
Piagam Penghargaan Satuan Tugas
Resimen Mahasiswa Sat.953
“KALIMOSODO”
26 Oktober 2011 Peserta
2
7
Sertifikat Seminar Nasional AL
KHIDMAH KAMPUS KOTA
SALATIGA “Wacana Islam
Nusantara Dalam Menjaga
Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI”
31 Oktober
Peserta
8
9
Sertifikat Workshop Nasional 2 hari
Bisa Ngomong Inggris Bisa Kuasai
500 kosakata Bisa Kuasai Grammar
11 Desember 2011 Peserta
8
122
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
10
Piagam Penghargaan Seminar
Nasional Ekonomi Syariah
“Ekonomi Syariah : bukan Ekonomi
Biasa
2 Juni 2012 Peserta
8
11
Sertifikat Pelatihan Mengatasi
Kecemasan Tampil di Depan Umum
STAIN Salatiga
9 Juni 2012 Peserta
2
12 Sertifikat UPT Perpustakaaan
STAIN Salatiga
13 September 2012 Peserta 2
13
Sertifikat Seminar Nasional “Peran
Lembaga Perbankan syariah dengan
adanya otoritas jasa keuangan (UU
No.21 Tahun 2011 tentang OJK)
HMJ Syariah STAIN Salatiga
29 November 2012 Peserta
8
14 Sertifikat Anggota Karang Taruna
Pokja IV Karanggede
15 Februari 2013 Anggota 3
15
Piagam Penghargaan Seminar
Nasional Pelantikan Pengurus
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Salatiga Periode 2013 – 2014 HMI
Cabang Salatiga
23 Februari 2013 Peserta
8
16
Piagam Penghargaan seminar
Bahaya NAPZA,HIV/AIDS & PIK
SAHAJASA STAIN Salatiga
29 April 2013 Peserta
2
17
Sertifikat Seminar Pendidikan HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga
2 Mei 2013 Peserta
2
18 Sertifikat seminar “EPST,It’s Your
Chance to Express and Show Up
11 Mei 2013 Peserta 2
123
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
Your Skill”CEC STAIN Salatiga
19
Sertifikat Sosialisasi & Silaturahim
Nasional HMJ Tarbiyah & Syariah
STAIN Salatiga
30 September 2013 Peserta
8
20
Sertifikat Seminar Nasional HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga “Guru
Kreatif dalam Implementasi
Kurikulum 2013”
18 November 2013 Panitia
8
21
Sertifikat Seminar Parenting
Education Karang Taruna Pokja IV
Karanggede
25 Maret 2014 Panitia
3
22
Sertifikat seminar Nasional Talk
Show Spirit of Global
Entrepreneurship KOPMA
“FATAWA” STAIN Salatiga
7 April 2014 Peserta
8
23
Sertifikat Seminar Nasional
“Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui
Profesionalitas Pendidikan HMJ
Tarbiyah STAIN Salatiga
13 November 2014 Peserta
8
24
Sertifikat Seminar Nasional
Entrepreneurship Racana Kusuma
Dilaga – Woro Srikandhi STAIN
Salatiga
16 November 2014 Peserta
8
25
Piagam Penghargaan Program Kerja
Bidang Kesehatan Bakti Sosial
Daerah “Donor Darah” Karang
Taruna Poja IV Karanggede
10 Desember 2015 Panitia
3
26 Sertifikat Pelatihan Penguatan
Semangat Bela Negara di Padepokan
13 Desember 2015 Peserta 2
124
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
Musa Asy’arie Yogyakarta Moeda
Institute
27
Sertifikat Kegiatan Maulid Nabi Di
Masjid Al Hidayah Karanggede.
Karang Taruna Pokja IV Karanggede
19 Desember 2015 Panitia
2
28
Ijazah Kursus Pembina Pramuka
Mahir tingkat Dasar (KMD) Kwartir
Cabang 1109 Boyolali.
25 Desember 2015 Peserta
8
125