170
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII SEMESTER II MTS RIYADLOTUL ULUM KUNIR DEMPET KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: HURUN „IN NIM: 111-13-178 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

SKRIPSIe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2220/1/FIX SKRIPSI... · 2018. 1. 29. · Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Media

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

    AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH

    SWT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF DENGAN MEDIA

    INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII SEMESTER II

    MTS RIYADLOTUL ULUM KUNIR DEMPET

    KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    HURUN „IN

    NIM: 111-13-178

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN

    AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA RASUL ALLAH

    SWT MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF DENGAN MEDIA

    INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII SEMESTER II

    MTS RIYADLOTUL ULUM KUNIR DEMPET

    KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    HURUN „IN

    NIM: 111-13-178

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2017

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

    MOTTO

    (٧) َفِإَذا َفَرْغَت َفاْنَصْب (٦ِإنَّ َمَع اْلُعْسِر ُيْسًرا )

    Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila

    kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

    sungguh (urusan) yang lain. (QS Al Insyirah: 6-7)

    “BERANGKAT DENGAN KEYAKINAN

    BERJALAN DENGAN PENUH KEIKHLASAN

    ISTIQOMAH DALAM MENGHADAPI COBAAN”

  • ix

    PERSEMBAHAN

    Alhamdullilahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT skripsi ini

    telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

    1. Abah Alfin dan Ibu Nursiyam, sebagai wujud baktiku padanya, yang

    senantiasa memberikan nasehat dan mencurahkan kasih sayang, serta tidak

    lelah mendoakan tanpa henti, agar saya bisa menjadi pribadi yang bermanfaat

    untuk sesama.

    2. Kakakku Mirza dan Mbak Nayla yang selalu mendukungku, selalu

    menberikan do‟a, memberiku semangat dan motivasi.

    3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu

    mendoakanku.

    4. Sahabat-sahabatku (mbak apip, mb nurul, mb afi, mb ela, mb eka, mb zubed

    dan mb chusna ) yang telah menemaniku dan memberiku semangat.

    5. Keluarga besar PPTQ Al-Muntaha yang saya sayangi.

    6. Teman-Teman PAI angkatan 2013

  • x

    KATA PENGANTAR

    بسم اهلل الرحمن الرحيم

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata

    Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT

    Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Media

    Index Card Match Siswa Kelas VIII Semester II MTs Riyadlotul

    Ulum Kunir Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran

    2016/2017”.

    Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi

    Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

    pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

    hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

    Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

    Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis

    sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,

    dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi

    ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis

    dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak

    terimakasih setulusnya kepada:

  • xi

    1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

    3. Ibu Rukhayati, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik dan Ketua

    Jurusan Pendidikan Agama Islam.

    4. Bapak Sutrisna, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang telah mengarahkan,

    membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan

    waktunya dalam penulisan skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

    akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

    bantuan kepada penulis.

    6. Bapak Moh Shonhaji, S.Ag., M.SI. selaku Kepala Sekolah MTs Riyadlotul

    Ulum Kunir beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis

    untuk melakukan penelitian di MTs Riyadlotul Ulum Kunir.

    7. Siswa-siswi kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir yang telah mendukung

    dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

    8. Teman – teman PAI 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka.

    9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

    baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa

    semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan

    dunia akhirat, amiin.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

    kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untukitu saran dankritik yang

  • xii

    membangun penulis harapkan dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di

    masa yang akan datang.

  • xiii

  • xiv

    ABSTRAK

    In, Hurun. 2017. ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT Menggunakan Metode

    Pembelajaran Kooperatif dengan Media Index Card Match

    Siswa Kelas VIII Semester II MTs Riyadlotul Ulum Kunir

    Dempet Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017”

    Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah

    dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    Pembimbing Sutrisna, M.Pd.

    Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Kooperatif, Media Index Card Match

    Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa

    kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir pada mata pelajaran aqidah akhlak

    menggunakan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index Card Match.

    Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah

    penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan media Index Card Match

    dalam pembelajaran aqidah akhlak materi iman kepada rasul Allah dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir Tahun

    Pelajaran 2016/2017?.

    Guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan

    kelas yang dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian

    kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah. 2) Acting,

    melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman

    kepada Rasul Allah. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan

    lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis hasil pengamatan. Subyek dalam

    penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs RU Kunir, yang berjumlah 30

    siswa, yang terdiri dari 16 siwa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini

    menggunakan metode pembelajaran kooperatif dengan media Index Card Match

    pada pembelajaran Aqidah Akhlak.

    Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran

    kooperatif dengan media Index Card Match dapat meningkatkan hasi belajar

    siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil nilai rata-rata siswa pada prasiklus

    adalah 58,33 siklus I 71 siklus II adalah 80,33 sedangkan siklus III adalah 87,

    artinya naik 12,67 dari prasiklus ke siklus I. Sedangkan pada siklus I ke siklus II

    mengalami kenaikan 9,33 dan dari siklus II ke siklus III mengalami kenaikan

    6,67.Dalam penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes

    formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 17

    siswa atau 56, 66% Pada siklus II 25 siswa yang tuntas atau 83,33%, Pada siklus

    III meningkat menjadi 93,33%. Nilai akhir hasil belajar siswa siklus III memberi

    bukti bahwa penggunaan Metode kooperatif dengan media Index Card Match

    pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Iman kepada Rasul Allah di kelas VIII

    MTs Riyadlotul Ulum Kunir mengalami peningkatan.

  • xv

    DAFTAR PUSTAKA

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii

    JUDUL ........................................................................................................ iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... vi

    MOTTO....................................................................................................... viii

    PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ................................................................................ x

    ABSTRAK .................................................................................................. xiii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xx

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

  • xvi

    B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 4

    E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

    F. Definisi Operasional........................................................................ 7

    G. Metode Penelitian............................................................................ 10

    H. Sistematika Penulisan...................................................................... 15

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori ................................................................................ 17

    1. Peningkatan Hasil Belajar ......................................................... 17

    a. Peningkatan ........................................................................ 17

    b. Hasil Belajar ........................................................................ 17

    c. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ............. 19

    d. Prinsip-Prinsip Belajar ........................................................ 26

    e. Tujuan Belajar ..................................................................... 28

    f. Penilaian Keberhasilan Belajar ........................................... 29

    g. Ciri-Ciri Belajar .................................................................. 31

    2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ................................................. 32

    a. Pengertian Aqidah Akhlak .................................................. 32

    b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ............................... 33

    3. Materi Iman kepada Rasul Allah SWT ..................................... 33

    a. Beriman Kepada Rasul Allah SWT .................................... 33

    b. Pengertian Nabi dan Rasul Allah SWT ............................... 34

  • xvii

    c. Pengertian Ulul „Azmi ........................................................ 37

    d. Sifat-Sifat Wajib Rasul Allah SWT .................................... 37

    e. Sifat-Sifat Mustahil Rasul Allah SWT ................................ 38

    f. Sifat-Sifat Jaiz Rasul Allah SWT ........................................ 39

    4. Metode Kooperatif .................................................................... 39

    a. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................ 39

    b. Pengertian Kooperatif ......................................................... 40

    c. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif ...................................... 41

    5. Media Index Card Match .......................................................... 43

    a. Pengertian Media ................................................................ 43

    b. Pengertian Index Card Match ............................................. 44

    c. Langkang-langkah Pembelajaran Index Card Match .......... 44

    d. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Index Card Match 45

    e. Manfaat Pembelajaran Index Card Match .......................... 46

    6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)........................................ 48

    a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal ............................. 48

    b. KKM Nasional, Kelas, dan Individu ................................... 48

    c. Fungsi KKM dan Penentuan KKM ..................................... 50

    B. Kerangka Berfikir............................................................................ 52

    BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN

    A. Subjek dan Tempat Penelitian ......................................................... 54

    1. Subjek Penelitian ....................................................................... 54

    2. Tempat Penelitian...................................................................... 56

  • xviii

    B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 56

    1. Deskripsi Siklus I ...................................................................... 57

    2. Deskripsi Siklus II ..................................................................... 62

    3. Deskripsi Siklus III ................................................................... 65

    BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Paparan Siklus................................................................. 69

    1. Prasiklus .................................................................................... 69

    2. Siklus I ...................................................................................... 73

    3. Siklus II ..................................................................................... 80

    4. Siklus III .................................................................................... 87

    B. Perbandingan Hasil Antar Siklus .................................................... 93

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 95

    B. Saran ................................................................................................ 96

    Daftar Pustaka

    Lampiran-Lampiran

    Daftar Riwayat Hidup

  • xix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Nama Siswa MTs RU Kunir ..................................................... 54

    Tabel 3.2 Jadwal Alokasi Waktu Penelitian ............................................. 56

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Prasiklus .............................................................. 69

    Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Prasiklus ....................................... 72

    Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I................................................................ 73

    Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I....................................... 76

    Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II.......................................................... 80

    Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II ........................................ 83

    Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus III .............................................................. 87

    Tabel 4.8 Data Perolehan nilai KKM Siklus III ........................................ 90

    Tabel 4.9 Perbandingan Nilai KKM Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan

    Siklus III .................................................................................... 93

    Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Kinerja Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

    dan Siklus III ............................................................................. 94

  • xx

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Prasiklus ............................... 72

    Gambar 4.2 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Prasiklus ............... 73

    Gambar 4.3 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus I ................................ 77

    Gambar 4.4 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ................. 77

    Gambar 4.5 Grafik Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus I .................. 78

    Gambar 4.6 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus II ............................... 84

    Gambar 4.7 Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ............... . 84

    Gamabar 4.8 Grafik Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus II .................. 85

    Gambar 4.9 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus III .............................. 90

    Gambar 4.10 Grafik Data pengamatan Kinerja Siswa Siklus III ............... 91

    Gambar 4.11 Grafik Data Pengamatan Kinerja Guru Siklus III ................ 91

  • xxi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

    Lampiran 2 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I

    Lampiran 3 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I

    Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus II

    Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II

    Lampiran 6 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II

    Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Pembelajaran

    Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaan Siklus III

    Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus III

    Lampiran 10 Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus III

    Lampiran 11 Penunjukan Dosen Pembimbing

    Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian

    Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing

    Lampiran 15 Daftar SKK

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berisikan interaksi antara

    peserta didik dengan para pendidik dengan berbagi sumber usaha manusia

    untuk membina kepribadiannya atau bisa diartikan sebagai usaha yang

    dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar mencapai tingkat

    hidup atau penghidupan yang lebih tinggi. Berbicara mengenai pendididkan

    tidak terlepas dari komponen pendidikan itu sendiri antara lain guru dan siswa

    melalui proses pembelajaran yang dapat berhasil dengan baik apabila guru

    mampu dan mau menguasai berbagai kemampuan untuk dapat

    mengembangkan diri secara profesional, sejalan dengan program tersebut

    diatas, penulis melakukan perbaikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    mata pelajaran Aqidah Akhlak.

    Dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam

    banyak yang menganggap hanya pelajaran yang membosankan, sulit, males

    untuk dipelajari dan tidak termasuk pelajaran yang menetukan saat ujian akhir

    nasional, sehingga hal tersebut mempengaruhi semangat belajar mata

    pelajaran agama Islam dan membuat peserta didik mengabaikan pelajaran

    tersebut atau dengan kata lain tidak sering dipelajari dirumah.

    Dengan adanya masalah ini maka sebagai seorang guru harus dapat

    milihat dan mengevaluasi pembelajaran pendidikan agama salah satunya

    adalah pembelajaran Aqidah akhlak merupakan bagian dari pembelajaran

  • 2

    agama Islam yang mampu mengarahkan dan menghantarkan peserta didik ke

    fitrah yang benar. Masalah lain dalam penyampaian materi pelajaran adalah

    minimnya media pembelajaran yang tepat untuk dapat mencerna makna

    materi. Dan salah satunya adalah dengan cara memilih metode pembelajaran

    baru dan bervariasai yang disesuakan dengan materi yang akan disampaikan

    agar suasana di dalam proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan,

    membuat peserta didik tertarik ingin tahu dan mempelajarinya dan materi

    yang disampaikanpun dapat difahami dan tercapai sesuai yang diinginkan.

    MTs Riyadlotul Ulum adalah salah satu sekolah swasta yang terletak

    di desa Kunir kecamatan Dempet kabupaten Demak ini adalah satu-satunya

    MTs di desa Kunir, Berdasarkan hasil observasi penulis di Madrasah tersebut

    dapat disimpulkan bahwa kebanyakan proses pembelajaran Mata Pelajaran

    Aqidah Akhlak jarang sekali menggunakan metode pembelajaran yang

    menarik karena metode yang kurang menarik dan hanya beberapa siswa yang

    aktif, kreatif dan paham dalam materi Aqidah Akhlak yang diajarkan guru

    tersebut. Guru Mata pelajaran tersebut lebih sering menggunakan metode

    ceramah, hal ini dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

    diterapkan untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah 70. Dari hasil

    wawancara pada bulan maret diketahui bahwa dari sejumlah 30 siswa, 8

    siswa memperoleh nilai KKM dan 22 siswa yang lain belum memenuhi KKM

    yang ditentukan. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 58,33%, selain itu, di

    MTs Riyadlotul Ulum Kunir dempet demak pada siswa kelas VIII belum

    memakai kurikulum 2013, sehingga masih menggunakan kurikulum KTSP.

  • 3

    Menurut guru tersebut dia menggunakan metode tersebut karena

    metode tersebut sangatlah praktis, tidak membuang-buang waktu dan tidak

    mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi pada dasarnya guru tersebut tidak

    mempertimbangkan kedepannya apakah siswa yang diajarkan itu memahami

    materi yang disampaikan.

    Untuk membangkitkan dan menyemangati agar siswa dapat mencapai

    tujuan belajarnya, maka diperlukan akan adanya metode-metode belajar anak

    yang lebih aktif dan menyenangkan, maka perlu adanya pembelajaran yang

    menjadikan peserta didik menjadi tambah semangat untuk belajar. Maka dari

    itu penulis akan menerapkan metode pembelajaran Kooperatif dengan media

    Index Card Match dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Aqidah

    Akhlak, sehingga penulis mengharapakn dengan penerapan metode tersebut

    akan menghasilkan pembelajaran pendidikan yang sesuai dengan harapan.

    Penyampaian materi Aqidah Akhlak dengan metode pembelajaran Kooperatif

    dengan media Index card match dan ini mengajak siswa untuk ikut berperan

    aktif dalam melaksanakan pembelajaran, karena didalam metode ini terdapat

    beberapa metode dan teknik yang dapat menciptakan suasana belajar yang

    efektif, strategi ini sangat tepat jika diterapkan pada pembelajaran Aqidah

    Akhlak, karena dalam strategi ini mengajak seluruh seluruh siswa aktif dalam

    pembelajaran.

    Dari uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan

    penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah

    Akhlak Materi Iman Kepada Rasul Allah SWT Menggunakan Metode

    Pembelajaran Kooperatif dengan Media Index Card Match Siswa Kelas

  • 4

    VIII Semester II MTs Riyadlotul Ulum Kunir Dempet Kabupaten Demak

    Tahun Pelajaran 2016/2017”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan rumusan

    masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan metode pembelajaran

    Kooperatif dengan media Index Card Match dapat meningkatkan hasil

    belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada rasul AllahSWT

    pada siswa kelas VIII semester II di MTs Riyadlotul Ulum Desa Kunir

    Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun pelajaran 2016/2017?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarakan Rumusan diatas peneliti bertujuan Untuk mengetahui

    peranan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index Card Match

    dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi

    iman kepada rasul Allah SWT pada siswa kelas VIII semester II di MTs

    Riyadlotul Ulum Desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tahun

    pelajaran 2016/2017.

    D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

    penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi

    tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan yang dipahami sebagai suatu

    dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan

    (Basrowi, 2008: 90). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

  • 5

    a. Penggunaan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index

    Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan peningkatan

    hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada rasul

    Allah SWT pada kelas VIII semester II di MTs Riyadlotul Ulum kunir

    tahun pelajaran 2016/2017.

    b. Penggunaan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index

    Card Match dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada

    rasul Allah SWT dapat mencapai target Kriteria Ketuntasan Maksimal

    (KKM) Madrasah (70)

    2. Indikator Keberhasilan

    Penerapan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index

    Card Match dapat dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan

    dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah

    sebagai berikut:

    a. Ada perubahan hasil belajar berkelanjutan (continue) dari siklus

    pertama kesiklus dua dan seterusnya.

    b. Siswa kelas VIII memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal Sekolah (70)

    dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi Iman kepada rasul Allah

    SWT.

    c. Mencapai persentasi yang telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau

    dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut

    tuntas mencapai KKM kelas. (Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

    SMP, 2008:11)

  • 6

    E. Manfaat penelitian

    Penelitian ini dapat bermanfaat baik teoritik dan praktis.

    1. Secara Teoritik

    Penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi baru

    bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses

    kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Aqidah

    Akhlak untuk meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian dapat melihat

    apakah penerapan metode pembelajaran Kooperatif dengan media Index

    Card Match dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada siswa

    kelas VIII di MTs Riyadlotul Ulum Kunir. Apabila siswa tertarik untuk

    belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta

    sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam

    kehidupan sehari-hari.

    2. Secara Praktis

    Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan

    penilitian ini dapat memberikan manfaat kepada:

    a. Siswa

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa yang

    mengalami kesulitan belajar,diharapkan dapat memudahkan bagi

    siswa dan dapat memberikan suasana pembelajaran yang

    menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

  • 7

    b. Guru

    Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

    memperkenalkan belajar Aqidah Akhlak melalui penerapan metode

    pembelajaran Kooperatif media Index Card Match dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga

    dapat tercipta pembelajaran yang aktif dan efesien.

    c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah

    (MTs)

    Sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan maju

    sekolah dimasa mendatang, dijadikan sebagai contoh bentuk

    peningkatan yang berbasis Madrasah dalam upaya peningkatan hasil

    belajar, serta sebagai motivasi untuk menyediakan sarana prasarana

    sekolah untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

    F. Devinisi Operasional

    Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan

    definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar

    tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.

    Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

    mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah semua efek

    yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan

    metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda (Muhibbin, 2010:

  • 8

    16). Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 20) “ Hasil belajar pada

    hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seorang setelah

    berakhirnya aktifitas belajar.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang

    diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru

    sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2. Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

    bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok kelompok kecil secara kolaboratif (Rusman, 2011: 202).

    “Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama

    dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung

    jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama

    anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011: 203).

    3. Index Card Match

    Metode index card match adalah menjodohkan pasangan yang

    cocok dengan kartunya (soal jawab). Yang mana tujuan dari strategi ini

    adalah untuk mengoperasikam otak dan memacunya untuk berfikir cepat

    dalam mencari jawaban. Starategi ini membantu menghidupkan materi

    yang membosankan menjadi lebih menarik (Zaini, 2008: 48). Dalam

    metode ini Guru sebagai fasilator dan menjadi motivator siswa mencari

  • 9

    jawaban dengan menjodohkan. Strategi ini dapat mengasah otak dan

    indera sehingga menjadikan siswa aktif.

    4. Aqidah Akhlak

    Adapun pengertian mata pelajaran aqidah akhlak sebagaimana

    yang terdapat dalam kurikulum 2004 hal 21 adalah:

    Mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana

    dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati dan mengimani Allah SWT. Dan merealisasikannya dalam

    perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan

    dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam

    bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan aqidah

    disatu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan

    penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan

    bangsa.

    5. Kriteria Ketuntasan Minimal

    Menurut PERMENDIKNAS No 20 Tahun 2007 menyatakan

    bahwa Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan

    belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir

    jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu

    pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

    KKM Nasioanal adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang

    ditetapkan secara nasional adalah 75. KKM kelas adalah kriteria

  • 10

    ketuntasan minimal yang harus dicapai dalam suatu kelas. KKM kelas

    besarnya adalah 85% yang terhitung dari 0%-100%. Maka 85% dari

    jumlah siswa yang ada di kelas tersebut harus tuntas. KKM individual

    adalah kriteria ketuntasan minimal yang ideal harus dicapai setiap

    individu siswa. KKM belajar ideal adalah besarnya 75%. Setiap siswa

    harus memenuhi 75% setiap kali dilakukan penilaian yang terhitung dari

    angka 0-100. Maka nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam setiap

    kali penilaian sebesar 75.

    G. Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan tindakan, karena penelitian dilakukan untuk

    memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

    penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik

    pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

    Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk guru sebagai

    peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah guru. Tujuan

    utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran

    di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari

    perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

    1. Rancangan penelitian

    Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas,

    istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research

    (CAR). Menurut Basrowi (2006: 25), sebagaimana mengutip dari The

    First International Handbook of Action Research for Indonesian

  • 11

    Edukators, yang menyatakan batasan tentang Classroom Action

    Research (CAR) adalah bentuk pertisipasi, kolaborasi terhadap penelitian

    tentang pendidikan yang dilakukan disekolah dan diruang kelas oleh

    kelompok guru, kepala sekolah, dan karyawan yang bertindak sebagai

    fasilitator, dalam rangka memperoleh pandangan dan pemahaman baru

    tentang belajar mengajar untuk peningkatan sekolah secara menyeluruh.

    Dan menurut Arikunto (2007: 104) “Penelitian tindakan kelas

    adalah merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya mucul

    dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkuatan sehingga

    sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK

    diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang ahli.

    2. Tempat dan Subjek Penelitian

    a. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian ini bertempat di MTs Riyadlotul Ulum kunir

    tahun ajaran 2016/2017

    b. Subjek penelitian

    Subjek penelitian adalah siswa-siswi MTs Riyadlotul Ulum Kunir

    tahun ajaran 2016/2017.

    3. Langkang-langkah Penelitian

    Tahap-tahap dalam penelitian Tindakan kelas (PTK) terdiri dari

    empat tahapan penting (Arikunto, 2008:16)

  • 12

    a. Tahap Rencana (Planning)

    Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum

    seluruh rangkaian kegiatan dilakukan, kegiatan yang dilakukan

    adalah:

    1. Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Metode

    pembelajaran Kooperatif dengan media index card match,

    Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

    2. Mempersiapkan sumber belajar yang releven

    3. Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab

    4. Mempersiapkan perlengkapan media index card match, yang

    dibutuhkan

    5. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penelaian

    perhatian siswa.

    6. Menyususn lembar pengamatan aktivitas guru dalam

    pembelajaran

    7. Menyusun test formatif untuk siswa

    8. Target yang dihrapkan dalam penerapan metode pembelajaran

    Kooperatif dengan media index card match ini keberhasilan

    pembelajaran minimal memenuhi kriteria ketuntasan minimum.

    b. Tahap Tindakan (Action)

    Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan

    pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada

    RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga

  • 13

    kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian

    inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

    c. Tahap Pengamatan(observation)

    Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

    diamati, dicatat, dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan

    umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif

    siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, kondisi siswa

    mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

    d. Tahap Lefleksi (reflection)

    1. Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

    2. Evaluasi hasil observasi

    3. Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I

    siklus II dan Siklus III

    Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilakukan

    yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru.

    4. Instrumen Penelitian

    Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

    tindakan ini adalah:

    a. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

    pembelajaran kelas serta penelitian hasil belajar.

    b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu seperangkat

    pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar

    dan disusun untuk tiap putaran, masing-masing rencana pelaksanaan

  • 14

    pembelajaran (RPP) berisi standar kompetensi, kompetensi dasar,

    indikator penyampaian hasil belajar, tujuan khusus, kegiatan belajar

    mengajar dan beberapa soal latihan.

    c. Soal tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa

    nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi.

    d. Lembar observasi, untuk mengamati siswa dan guru selama

    pembelajaran Aqidah Akhlak, metode pembelajaran Kooperatif

    dengan media index card match berlangsung.

    5. Pengumpulan Data

    a. Observasi (Pengamatan)

    Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data

    untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

    sasaran (Arikunto, 2006: 127). Dalam pengambilan data dipandu

    dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti

    untuk memperoleh data peneliti, aktifitas siswa dan data

    keterampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

    b. Tes/Soal

    Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa

    terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Iman Kepada Rasul

    Allah SWT, Pada setiap siklus guru memberikan tes objektif yaitu

    pilihan ganda (multiple choice test) dan uraian untuk mengukur

    kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi.

  • 15

    c. Dokumentasi

    Dalam penelitian ini data yang akan diambil dari

    dokumentasi adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi

    sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.

    6. Analisis Data

    Analisis data sangat diperlukan untuk membuktikan kebenaran

    hipotesis yang telah dirumuskan atau untuk menarik kesimpulan.

    Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data

    yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:

    a. Data kuantitatif (nilai belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif.

    Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif.

    b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa hasil informasi berbentuk

    kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan

    dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif),

    pandangan atau sikap siswa terhadap belajar yang baru (afektif),

    aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar,

    kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis

    secara kualitatif.

    H. Sistematika Penulisan

    Yang pertama. Bagian awal, meliputi : judul, abstrak, pernyataan, nota

    pembimbing, kata pengantar, motto, persembahan, daftar isi, daftar

    gambar daftar tabel dan daftar lampiran.

    BAB I : Pendahuluan

  • 16

    Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

    Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Tindakan, Indikator

    Keberhasilan, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan

    Sistematika Penulisan Skripsi.

    BAB II : Kajian Pustaka

    Dalam bab ini penulis menguraikan studi kepustakaan yaitu

    tinjauan pustaka landasan teori dan Kerangka Berfikir yang

    penulis gunakan terkait teori dan penerapan metode

    pembelajaran kooperatif dengan media index card match.

    BAB III :Paparan Hasil Penelitian

    Meliputi pelaksanaan tindakan terdiri dari subjek penelitian,

    tempat penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data,

    analisis data dan tahap-tahap penelitian.

    BAB IV : Analisis Hasil Penelitian

    Dalam bab ini penulis memaparkan analisis hasil penelitian,

    antara lain mencakup deskripsi per siklus yang membahas

    mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan

    kegagalan dan berisi perbandingan hasil antar siklus.

    BAB V : Penutup

    Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan hasil

    penelitian dan saran-saran.

  • 17

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Peningkatan Hasil Belajar

    a. Peningkatan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diketahui bahwa,

    “Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat mendapat awalan pe dan

    akhiran an yang berarti keadaan yang menjadi meningkat dari tidak tahu

    menjadi tahu dari pasif menjadi aktif atau dari jelek menjadi baik dan

    sebagainya” (Poerwadarminto, 1990:995).

    Yang dimaksud peningkatan dalam penelitian ini adalah suatu

    usaha atau melakukan tindakan untuk menuju suatu tindakan yang lebih

    tingi dari usaha sebelumnya.

    b. Hasil Belajar

    Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2). Belajar juga dapat

    dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas atau proses untuk

    memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

    perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam konteks menjadi

    tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman,

  • 18

    kontak manusia dengan dengan alam diistilahkan dengan pengalaman

    (Suyono, 2014:9). Berdasarkan definisi belajar dari para ahli, maka

    belajar merupakan suatu aktivitas dan kegiatan belajar seseorang dalam

    upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan perubahan tingkah

    laku dari yang awalnya tidak tau menjadi tahu dan dari tidak busa

    menjadi bisa.

    Menurut Susanto (2013: 5), hasil belajar yaitu perubahan

    perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

    kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

    Implementasi dari belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar

    merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3)

    mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

    tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

    mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Dari definisi di atas peneliti simpulkan bahwa hasil belajar

    adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar

    mengajar atau setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna

    memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan

    tingkah laku yang relatif menetap dan tahan lama.

    Hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognifif,

    aspek afektif, dan aspek psikomotorik. (1) Aspek kognitif, kemampuan

    kognitif yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

    sintesis, dan evaluasi. (2) Aspek afektif, kemampuan afektif meliputi

  • 19

    penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap, organisasi, dan

    pembentukan pola hidup. (3) Aspek psikomotorik, kemampuan

    psikomotorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

    terbiasa, gerakan kompleks, gerakan penyesuaian dan kreativitas

    (Hamalik, 2003: 160).

    c. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan

    menjadi 2 jenis (Slameto, 1991:56), yaitu:

    1) Faktor Internal

    Faktor intern dibagi menjadi 3, yaitu :

    a) Faktor jasmaniah

    1. Faktor kesehatan

    Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya,

    proses belajar mengajar akan terganggu jika kesehatan

    seseorang terganggu. Oleh karena itu, agar dapat belajar

    dengan baik seseorang harus selalu menjaga kesehatan

    badannya.

    2. Cacat tubuh

    Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa

    yang cacat belajarnya akan terganggu dengan keadaan itu.

    Hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

    diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi

    pengaruh kecacatannya itu.

  • 20

    b) Faktor psikologis

    1. Intelegensi

    Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

    yaitu kecakapan untuk menyesuaikan ke dalam situasi yang

    baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan

    konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi

    dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar

    pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang

    sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi

    akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat

    intelegensi yang rendah.

    2. Perhatian

    Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

    itu semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau

    sekumpulan obyek.

    3. Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

    sangat berpengaruh terhadap proses belajar, bila bahan

    pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak

    akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya

    tarik baginya.

  • 21

    4. Bakat

    Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa

    sejak lahir (Ahmadi, 2004:82). Apabila bahan pelajaran yang

    dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasilnya lebih

    baik karena ia senang belajar dan selanjutnya lebih giat lagi

    dalam belajar.

    5. Motif

    Motif merupakan suatu pendorong untuk melakukan

    sesuatu dan motif erat sekali hubungannya dengan tujuan

    yang akan dicapai.

    6. Kematangan

    Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang,

    dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

    kecakapan baru.

    7. Kesiapan.

    Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau

    bereaksi.

    c) Faktor kelelahan

    Kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan

    jasmanidan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan

    lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan untuk membaringkan

    tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

  • 22

    kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

    menghasilkan sesuatu hilang.

    2) Faktor Eksternal

    Faktor ini dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

    a) Faktor keluarga

    1. Cara orang tua mendidik

    Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

    utama. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan

    berpengaruh terhadap belajarnya.

    2. Relasi antar keluarga

    Relasi antar keluarga yang terpenting adalah relasi

    orang tua dan anaknya, hubungan yang terbaik dalam

    keluarga adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih

    sayang.

    3. Suasana rumah.

    Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan

    suasana rumah yang tenang, sehingga anak akan betah tinggal

    di rumah dan anak dapat belajar dengan baik.

    4. Keadaan ekonomi keluarga.

    Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi

    kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan

    kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar

    seperti ruang belajar, alat tulis, buku-buku, dan lain-lain.

  • 23

    5. Pengertian orang tua.

    Dalam belajar anak perlu dorongan dan perhatian dari

    kedua orang tua.

    6. Latar belakang kebudayaan.

    Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

    mempengaruhi belajar, dalam keluarga anak perlu

    ditanamkan kebiasaan-kebiasaaan yang baik, agar mendorong

    anak giat belajar.

    b) Faktor sekolah

    (1) Metode mengajar

    Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang

    harus dilalui di dalam mengajar. Dalam proses belajar

    mengajar guru harus bisa menggunakan metode yang

    bervariasi, agar suasana pembelajaran menjadi efektif dan

    efisien, sehingga siswa tidak akan merasa bosan.

    (2) Kurikulum.

    Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

    diberikan kepada siswa.

    (3) Relasi guru dengan siswa.

    Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara

    akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang

    lancar. Siswa akan merasa jauh dari guru, maka akan segan

    berpartisipasi secar aktif dalam belajar.

  • 24

    (4) Relasi siswa dengan siswa

    Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah

    perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap

    belajar siswa.

    (5) Disiplin sekolah.

    Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan

    kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar

    siswa disiplin, gurubeserta staf yang lain harus disiplin pula

    (6) Alat pelajaran.

    Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap

    adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga

    siswa dapat menerima pelajaran dan dapat belajar dengan

    baik pula.

    (7) Waktu sekolah.

    Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar

    mengajar di sekolah. Jika siswa terpaksa masuk sekolah sore

    hari sebenarnya itu kurang baik, karena pada sore hari

    seharusnya waktu siswa untuk istirahat, tetapi terpaksa masuk

    sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil

    mengantuk dan sebagainya.

  • 25

    (8) Standard pelajaran di atas ukuran.

    Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai

    dengan kemampuan masing-masing, yang terpenting tujuan

    yang telah dirumuskan dapat tercapai.

    (9) Keadaan gedung.

    Dengan sejumlah siswa yang banyak serta variasi

    karakteristik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai

    di dalam setiap kelas.

    (10) Metode belajar.

    Cara belajar yang tepat akan efektif pada hasil belajar

    siswa, demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar.

    (11) Tugas rumah.

    Waktu belajar yang paling utama adalah di sekolah,

    disamping untuk belajar di rumah juga digunakan untuk

    kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu, guru seharusnya

    tidak memberikan tugas terlalu banyak.

    c) Faktor masyarakat.

    (1) Kegiatan siswa dalam masyarakat.

    Siswa harus dapat membatasi kegiatannya dalam

    masyarakat agar belajarnya tidak terganggu.

    (2) Media.

    Media yang baik dapat memberikan pengaruh yang

    baik terhadap siswa, sebaliknya media yang kurang baik juga

  • 26

    akan memberi pengaruh jelek pada siswa. Maka siswa perlu

    mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak

    orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah, dan

    masyarakat.

    (3) Teman bergaul.

    Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu

    diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan

    pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang

    tua dan pendidik.

    (4) Bentuk kehidupan masyarakat.

    Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga

    berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri

    dari orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan

    tidak baik akan berpengaruh terhadap siswa. Sebaliknya, jika

    lingkungan siswa adalah orang yang terpelajar, maka akan

    berpengaruh pula dengan hal-hal yang dilakukan oleh orang-

    orang di lingkungannya.

    d. Prinsip-Prinsip Belajar

    Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan

    para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga

    perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa

    prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar

  • 27

    dalam upaya pembelajaran. Prinsip belajar menurut (Dimyati,2006:42-

    49)

    1) Perhatian dan motivasi

    Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

    belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

    apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Disamping

    perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan

    belajar.

    2) Keaktifan

    Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa

    anak adalah makhluk yang aktif. Dalam setiap belajar, siswa selalu

    menampakkan keaktifannya.

    3) Keterlibatan langsung

    Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar jangan

    diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama

    keterlibatan mental emisional, kognitif, dan perolehan

    pengetahuan.

    4) Pengulangan

    Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya

    tersebut akan berkembang. Pengulangan untuk melatih daya-daya

    jiwa, pembentukan respons namun prinsip pengulangan masih

    tetap diperlukan sebagai dasar pembelajaran.

  • 28

    5) Tantangan

    Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang

    ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari

    bahan belajar. Maka timbullah motif untukmengatasi hambatan

    itu dengan mempelajari bahan ajar tersebut.

    6) Balikan dan penguatan

    Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapat

    nilai yang baik dalam ulangan.Inilah yang disebut penguatan

    negatif.Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar

    melalui penggunaan metode- metode

    e. Tujuan Belajar

    Menurut Sardiman (2014: 25-28), tujuan belajar secara umum

    ada tiga jenis, yaitu:

    1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan

    Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan

    pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat

    dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan

    kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya

    kemampuan berpikir akan memperkarya pengetahuan.

    2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

    Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga

    memerlukan suatu keterampilan.

  • 29

    3) Pembentukan Sikap

    Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi

    peserta didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam

    pendekatannya.

    f. Penilaian keberhasilan belajar

    Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

    belajar siswa. Menurut Yamin (2005: 146-148), penilaian

    keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan:

    1) Pertanyaan Lisan di Kelas

    Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep,

    prinsip, atau teori. Pertanyaan ini kita lemparkan kepada siswa

    siswa, kemudian diberikan kesempatan mereka untuk berpikir,

    kemudian kita pilih secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi.

    Jawaban tersebut diberi kebebasan mereka mengeluarkan

    gagasannya, benar atau salah jawaban yang didapat dari siswa,

    selanjutnya kita lempar lagi kepada siswa untuk mendapat

    klarisifikasi jawaban yang pertama. Setelah itu guru dapat

    menyimpulkan tentang jawaban siswa yang benar.

    2) Kuis

    Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam

    waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, pertanyaan tersebut

    berupa option atau jawaban singkat. Kuis ini untuk mendapat

  • 30

    gambaran materi sebelumnya, yang telah diajarkan kepada

    mereka. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya di awal

    pembelajaran. Jika sebagian siswa masih ada yang belum

    menguasainya, sebaiknya guru menjelaskan kembali secara

    singkat materi tersebut.

    3) Ulangan Harian

    Ulangan harian ini dapat dilakukan secara periodik,

    Misalnya 1 atau 2 setiap materi pokok yang selesai diajarkan.

    Dalam ulangan harian guru dapat membuat soal dalam bentuk

    objektif dan non objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya

    mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

    4) Ulangan Semester

    Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada

    akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari

    ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa

    berupa pilihan ganda atau uraian.

    5) Tugas Individu

    Tugas individu adalah tugas yang dibeerikan pada setiap

    siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran

    yang telah diberikan oleh guru. Tugas individu dapat diberikan

    setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal

    tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas

    membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sedangkan untuk

  • 31

    tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian

    objektif maupun non objektif.

    6) Tugas Kelompok

    Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai

    kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah

    uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai

    evaluasi.

    g. Ciri-ciri Belajar

    Dari definisi-devinisi belajar Menurut Baharudin dan Wahyuni

    (2008: 15) menyimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:

    1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku (change behavior)

    ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah

    laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu

    menjadi tahu.

    2) Perubahan tingkah laku dari hasil belajar relatif permane. Ini

    berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar

    untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

    3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

    berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa

    jadi bersifat potensial.

    4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

    pengalaman. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi

  • 32

    penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan

    semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.

    2. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    a. Pengertian Aqidah Akhlak

    Kata Aqidah berasal dari bahasa arab. Secara bahasa, Aqidah

    berarti sesuatu yang mengikat. Kata Aqidah sering juga disebut

    „aqoid, yaitu kata jamak dari Aqidah yang artinya simpulan. Kata lain

    yang serupa adalah i‟tiqod, mempunyai arti kepercayaan. Dari ketiga

    kata ini, secara sederhana mempunyai arti kepercayaan yang tersimpul

    dalam hati. Hal ini, seperti oleh ash Shiddieqy, bahwa Aqidah adalah

    sesuatu yang dipegang teguh dan terhujam kuat di dalam lubuk jiwa

    dan tidak dapat beralih dari padanya.

    Kata Akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab jama‟

    daribentuk mufradadnya khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai,

    tingkah laku atau tabiat. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang

    disebut Akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak

    itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itulah yang dinamakan

    Akhlak. Dalam penjelasan beliau, kehendak ialah ketentuan dari

    beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedangkan kebiasaan

    merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah

    melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan in

    mempunyai kekuatan, serta gabungan dari dua kekuatan ini

  • 33

    menimbulkan kekuatan yang lebih besar, kekuatan inilah yang

    dinamakan akhlak.

    Dari pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa Aqidah Akhlak

    adalah suatu kepercayaan seseorang sehingga menciptakan kesadaran

    diri bagi manusia tersebut untuk berpegang teguh terhadap norma

    norma dan nilai-nilai budi pekerti yang luhur tanpa membutuhkan

    pertimbangan dan pemikiran, sehingga muncul kebiasaan-kebiasaan

    dari seseorang tersebut dalam bertingkah laku.

    b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

    1) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan,

    dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

    pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah Islam

    sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

    keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT .

    2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

    menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik

    dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari

    ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam. (Permenag RI No. 2 Tahun

    2008:26)

    3. Materi Iman kepada Rasul Allah SWT

    a. Beriman kepada Rasul Allah Swt

    Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim

    untuk suatu tugas. Menurut istilah agama, Rasul adalah seorang lelaki

  • 34

    yang terpilih untuk menerima wahyu dari Allah dan ditugaskan untuk

    menyampaikan risalah kepada manusia.

    Iman kepada Rasul Allah, merupakan salah satu rukun iman.

    Keimanan seseorang itu tidak sah, sampai ia mengimani semua nabi

    dan rasul Allah dan membenarkan bahwa Allah telah mengutus mereka

    untuk menunjukkan, membimbing dan mengeluarkan manusia dari

    kegelapan kepada cahaya kebenaran. Seseorang tidak dikatakan

    beriman jika tidak mempercayai rasul-rasul Allah. Firman Allah:

    Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada

    Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan

    kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan

    sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-

    malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari

    Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-

    jauhnya”.(QS an-Nisa: 136).

    b. Pengertian Nabi dan Rasul Allah SWT

  • 35

    Nabi menurut bahasa adalah orang yang diberi atau menerima

    berita. Menurut istilah agama, nabi adalah seseorang yang menerima

    wahyu dari Allah berkenaan dengan syari‟at agama.

    Rasul menurut bahasa adalah utusan atau orang yang dikirim

    untuk suatu tugas. Menurut istilah agama rasul ialah seseorang yang

    menerima wahyu dari Allah berkenaan dengan syari‟at agama dan

    ditugaskan untuk menyampaikan kepada umat banyak. Menurut

    pendapat ini. Setiap Rasul adalah Nabi tetapi setiap Nabi belum tentu

    Rasul. Firman Allah:

    .......

    Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap

    umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan

    jauhilah Thaghut".

    Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    )رواه أحمد وحكيم(َتمَِّماَمَكاِرَماْلَأْخاَلِقُاُبِعْثُتِل ِإّنَما

    Artinya: “Bahwasanya aku diutus hanya untuk menyempurnakan

    akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad dan Hakim)

    Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, ketika Rasulullah ditanya tentang

    jumlah nabi dan rasul, beliau menjawab.

    ()رواه بخري مسلمَعَشَر َوَثَلاَثَة َواْلُمْرَسُلْىَن ِمْنُهْم َثَلاُثِماَئٍة ِماَئٌة َوِعْشُرْوَنَاْلًفا

  • 36

    Artinya:“ Jumlahnya nabi seratus dua puluh ribu orang dan yang

    menjadi rasul diantara mereka tiga ratus tiga belas orang

    (H.R. Bukhari Muslim)”.

    Diantara 313 rasul hanya sebagian kecil saja yang diterangkan di

    dalam al-Qur‟an, Adapun Nabi dan Rasul yang wajib diketahui, seperti

    yang telah diceritakan di dalam al-Qur‟an, berjumlah 25 (dua puluh

    lima) Nabi. Jumlah itulah yang wajib kita percayai dengan pasti hingga

    kini. Adapun nama-nama Nabi dan Rasul tersebut, sebagai berikut:

    1) Adam a.s 11) Yusuf a.s 21) Yunus a.s

    2) Idris a.s 12) Ayyub a.s 22) Zakaria a.s

    3) Nuh a.s 13) Syu‟aib a.s 23) Yahya a.s

    4) Hud a.s 14) Musa a.s 24) Isa a.s

    5) Shaleh a.s 15) Harun a.s 25) Muhammad saw

    6) Ibrahim a.s 16) Dzulkifli a.s

    7) Luth a.s 17) Dawud a.s

    8) Ismail a.s 18) Sulaiman a.s

    9) Ishaq a.s 19) Ilyas a.s

    10) Ya‟qub a.s 20) Ilyasa‟ a.s

    Dari 25 Nabi dan Rasul diatas, disini juga diterangkan nama-nama

    rasul yang menerima kitab Allah ada empat:

  • 37

    1) Taurat, kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa as.

    2) Zabur, kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud as.

    3) Injil, kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa as.

    4) Al-Qur‟an, kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

    c. Pengertian Ulul „Azmi

    Selanjutnya diantara 25 Rasul tersebut ada 5 Rasul yang

    mempunyai kelebihan istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul „Azmi,

    artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan. Mereka itu

    adalah:

    1) Nabi Nuh a.s,

    2) Nabi Ibrahim a.s,

    3) Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s

    4) Nabi Muhammad SAW.

    Mengingat pekerjaan para Rasul sebagai utusanAllah untuk

    memberi petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki

    masyarakat atau kaumnya.

    d. Sifat-Sifat Wajib Rasul Allah SWT

    Rasul itu harus memiliki sifat-sifat yang mulia, yang bisa

    dijadikan suri tauladan bagi umat manusia, sebagai berikut:

    1) Shiddiq = Benar/jujur

  • 38

    2) Amanah = Dipercaya

    3) Tabligh = Menyampaikan

    4) Fathanah = Cerdas

    Keempat sifat wajib bagi Rasul itu senantias melekat

    dalamdirinya. Seorang Nabi/Rasul adalahorang yang jujur, tidak

    mungkin berbohong. Selain itu, para Nabi/Rasul juga pasti dipercaya

    oleh para umatnya. Pengakuan semacam itu, bahkan tidak hanya setelah

    diangkat menjadi Nabi/Rasul, tetapi juga sejak masih muda belia.

    Sebagaimana yang terjadi pada Muhammad, dimana beliau diberi gelar

    oleh umatnya sebagai “al-amin” yang artinya “dapat dipercaya”.

    (Mahrus, 2009:78-80)

    e. Sifat-sifat Mustahil bagi Rasul Allah SWT

    Sifat Mustahil bagi rasul maksudnya adalah bahwa rasul tidak

    mungkin memiliki sifat-sifat yang bertentangan dengan sifat wajib.

    Sifat mustahil bagi rasul ada 4, yaitu:

    1. Kazib artinya dusta, rasul tidak mungkin memiliki sifat dusta, baik

    dalam perkataan maupun perbuatan.

    2. Khianat artinya curang, tidak mungkin seorang rasul bersifat curang

    atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang diberikan Allah SWT.

  • 39

    3. Kitman artinya menyembunyikan, para rasul diberi tugas

    menyampaikan wahyu, sehingga mustahil seorang rasul menambah

    atau mengurangi bahkan menyembunyikan wahyu Allah.

    4. Baladah artinya bodoh, mustahil seorang rasul bersifat bodoh, sebab

    seorang rasul memiliki tugas untuk mengatur dan membimbing

    orang lain dengan berbagai watak dan perilaku.

    f. Sifat Jaiz bagi Rasul Allah SWT

    Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat yang pada umumnya dimiliki

    manusia. Sebagian para rasul juga memiliki sifat yang pada umumnya

    dimiliki oleh manusia, diantaranya makan, minum, lapar, haus, tidur,

    mencari nafkah, berumah tangga, sakit dan sebagainya. Rasulullah

    SAW sebagai seseorang manusia tidak memiliki kekebalan terhadap

    senjata. Selain itu Rasulullah tidak segan-segan mengerjakan pekerjaan

    rumah, namun Allah telah menjadikan bahwa sifat jaiz yang dimiliki

    rasul tidak sampai merendahkan martabat kerasulannya.

    4. Metode Kooperatif

    a. Pengertian Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk

    mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan

    nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Wina

    Sanjaya, 2007: 147). Menurut Suprijono (2009:45) Metode

    pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

  • 40

    penuturan teori psikologi pendidikanda teori belajar yang

    dirancangnberdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

    impliksinya pada tingkat oprasional di kelas.

    Metode pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang

    digunakan untuk penyusunan kurikulum, mangatur materi, dan

    memberi petunjuk kepada guru kelas. Dengan demikian metode

    dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat

    penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada

    cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

    b. Pengertian Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

    bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok kelompok kecil secara kolaboratif (Rusman, 2011: 202).

    “Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama

    dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua

    tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan

    membantu sesama anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011:

    203).

    Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih

    diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-

    pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang

    dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang

  • 41

    dimaksud. Guru Biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

    akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55).

    Pelaksanaan Prosedur model pembelajaran kooperatif dengan

    benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model

    pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran

    efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan :

    1) Memudahkan siswa belajar, sesuatu yang bermanfaat, seperti,

    fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi

    bersama.

    2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang

    berkompeten menilai (Suprijono, 2011: 58).

    Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

    pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah suatu model

    pembelajaran yang menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh

    dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing

    antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum

    tahu. Dimana guru disarankan agar membagi siswa dalam kelompok-

    kelompok yang heterogen

    c. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif.

    Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang

    dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Hamruni,

    2011: 2119). Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi

  • 42

    pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses

    pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam

    kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan

    akademik dalam artian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga

    adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya

    ciri khas inilah yang menjadi ciri khas dari cooperative. Karakteristik

    atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagi berikut:

    1) Pembelajaran Secara Tim

    Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan

    secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.

    Olehkarena itu tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.

    Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

    pembelajaran.

    2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

    Manajemen seperti yang kita pelajari pada bab sebelumnya

    mempunyai tiga fungsi, yaitu:

    a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan

    menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai

    dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang

    sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,

    bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk

    mencapai tujuan dan lain sebagainya.

  • 43

    b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

    pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang

    agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

    c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam

    pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan

    baik melalui bentuk tes maupun nontes.

    3) Kemauan untuk Bekerja Sama.

    Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

    keberhasiloan secara kelompok, oleh karenanya prinsip

    kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran

    kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif

    tidak akan mencapai hasil yang optimal.

    4) Keterampilan Bekerja Sama

    Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktifitas

    melalui kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan

    demikian siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup untuk

    berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

    5. Media Index Card Match

    a. Pengertian Media

    Media menurut Sudarwan (1994:7) mengungkapkan bahwa

    “media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu yang lengkap

  • 44

    yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi

    dengan siswa atau peserta didik.

    Hamidjojo (1995:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran

    adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh guru dalam

    menyampaikan materi pelajaran, agar proses pembelajaran yang

    dilakukan dapat berhasil dengan baik.

    b. Pengertian Index Card Match

    Pembelajaran Index card match merupakan suatu metode yang

    cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang

    telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap

    bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan, siswa diberi tugas

    mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga

    ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

    Menurut Hisyam Zaini (2002:56) model Index card match

    (mencari Pasangan) adalah “ strategi yang cukup menyenagkan yang

    digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya”.

    Metode Index Card Match merupakan sebuah metode pembelajaran

    yang membantu siswa untuk mendapat pengetahuan, keterampilan,

    dan sikap secara aktif serta menjadikan belajar tidak terlupakan

    (Silberman, 2004:121).

    c. Langkang-langkah Pembelajaran Index Card Match

  • 45

    Langkah-langkah Metode Index Card Match menurut (Zaini, dkk,

    2002:64) adalah:

    1) Membuat potongan-potongan kertas sesuai dengan jumlah siswa.

    2) Kemudian potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua

    bagian yang separuh bagian berisi pertanyaan dan separuhnya lagi

    berisi jawaban.

    3) Sebelum dibagikan kepada setiap siswa, potongan-potongan kertas

    tersebut diacak terlebih dahulu sehingga antara jawaban dan soal

    akan tercampur.

    4) Setelah itu dibagikan kepada siswa dan setiap siswa mendapatkan

    satu kertas, separuh siswa akan mendapatkan pertanyaan dan

    separuhnya mendapatkan jawaban.

    5) Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktifitasberpasangan.

    6) Jika mereka sudah menemukan pasangannya mintalah untuk duduk

    berdekatan kemudian dijelaskan juga agar tidak memberitahukan

    materi yang didapat kepada teman yang lain.

    7) Setelah semua menemukan pasangannya dan duduk berdekatan,

    minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan

    pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang

    lain.

    8) Akhiri proses tersebut dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

    d. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Index Card Match

    1) Kelebihan Pembelajaran Index Card Match

  • 46

    a) Menumbuhkan sifat bekerja sama dalam menyelesaikan

    masalah.

    b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian

    siswa.

    c) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

    menyenangkan.

    d) Meningkatkan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan belajar.

    e) Tidak membutuhkan biaya mahal dalam membuatnya.

    2) Kekurangan Pembelajaran Index Card Match

    a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk

    menyelesaikan tugas.

    b) Guru harus meluangkan waktu lebih.

    c) Membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan.

    d) Guru harus memiliki ketrampilan yang memadai dalam

    pengelolaan.

    e. Manfaat Pembelajaran Index Card Match

    1) Otak bekerja secara aktif

    Dengan pembelajaran Index Card match siswa diajak

    belajar secara aktif, mereka diberi kesempatan untuk

    mengembangkan pemahaman materi ajar melalui keaktifan mereka.

    Dan mereka juga mempunyai tanggung jawab menguasai pelajaran

    untuk berdiskusi atau tanya jawab kepada temannya.

  • 47

    Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka

    mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara

    aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari

    materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa

    yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam

    kehidupan nyata (Zaini, 2008: 16).

    2) Hasil belajar yang maksimal

    Dengan strategi Index Card Match peserta didik dapat

    belajar secara aktif, sehingga mendorong mereka untuk lebih giat

    belajar baik secara mandiri maupun kelompok. Dengan demikian

    hasil belajar akan lebih maksimal. Penelitian menunjukkan bahwa

    memberi pertanyaan kepada peserta didik atau menyuruh mereka

    untuk mencari pasangan jawaban dari pertanyaan yang mereka

    miliki, mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman yang lebih

    bagus.

    3) Tidak mudah melupakan materi pelajaran

    Menurut Zaini ( 2008: 17), “Ketika peserta didik pasif atau

    hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat

    melupakan apa yang telah diberikan”.

    Dan dalam strategi Index Card Match ini siswa diajak serta

    untuk aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan

    demikian akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.

    4) Proses pembelajaran yang menyenangkan

  • 48

    Diterangkan oleh Zaini (2008: 16), “Strategi Index Card

    Match merupakan strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk

    belajar secara aktif. Dengan belajar aktif ini peserta didik diajak

    untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran.

    6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

    Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007, Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) adalah ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan

    oleh satuan pendidikan.

    KKM ditetapkan sebelum awal tahun ajaran, KKM disusun

    berdasarkan kemampuan anak setiap kelas. Penetapan nilai Kriteria

    Ketuntasan Minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar

    minimal pada setiap indikator untuk mencapai ketuntasan kompetensi

    dasar dan standar kompetensi.

    b. KKM Nasional, Kelas, dan Individu

    1) KKM Nasional

    KKM nasional disebut dengan KKM ideal. KKM nasional

    adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan secara nasional.

    (Permendiknas N0 20 Tahun 2007) Ketuntasan belajar setiap

    indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar

  • 49

    berkisar antara 0%-100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing

    masing indikator adalah 75%. Satuan pendidikan harus

    menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

    mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik

    serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

    pendidikan. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria

    ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria

    ketuntasan ideal (BNSP, 2006: 10).

    Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

    kriteria ketuntasan minimal nasional adalah 75%. KKM nasioanal

    dijadikan patokan dalam penentuan KKM di setiap satuan

    pendidikan. Setiap satuan pendidikan diharapkan dapat

    meningkatkan KKM agar dapat mencapai KKM nasional sebesar

    75%.

    2) KKM Kelas

    KKM kelas adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus

    dicapai dalam suatu kelas. KKM kelas adalah 85%, jadi siswa

    yang tuntas dalam SK/KD harus minimal 85% dari jumlah siswa.

    Subjek penelitian berjumlah 30 siswa, maka 85% dari 30 harus

    tuntas/lulus. 85% dari 25 siswa adalah

    Jadi siswa

    yang harus tuntas dalam SK/KD pelajaran tersebut dalam satu kelas

    harus mencapai 26 orang siswa. (Penetapan Kriteria Ketuntasan

    Minimal SMP, 2008:11)

  • 50

    3) KKM Individu

    Ketuntasan belajar individu adalah secara individu siswa

    dalam belajar dikatakan berhasil jika telah mencapa KKM yang

    telah ditentukan oleh sekolah, dalam hal ini KKM mata pelajaran

    Aqidah Akhlak di kelas VIII MTs Riyadlotul Ulum Kunir adalah

    70. Jadi apabila siswa kelas VIII nilai yang didapat dari mata

    pelajaran Aqidah Akhlak lebih atau sama dengan KKM yang telah

    ditetapkan maka siswa tersebut telah mencapai KKM Individu.

    c. Fungsi KKM dan Penentuan KKM

    1) Fungsi KKM

    a) Sebagai acuan bagi guru untuk menilai kompetensi peserta didik

    sesuai dengan kompetensi dasar (KD) suatu mata pelajaran atau

    standar nompetensi (SK).

    b) Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri

    dalam mengikuti pembelajaran.

    c) Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan

    SK/KD.

    d) Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi

    pembelajaran.

    e) Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik, dan

    masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid (Jaya, 2013).

    2) Penentuan KKM

  • 51

    Penentuan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok kerja

    guru yang disahkan oleh kepala sekolah/madrasah, selanjutnya

    disampaikan kepada pihak yang bersangkutan seperti: peserta

    didik, orang tua, dan dinas pendidikan, setelah itu dicantumkan

    dalam hasil belajar atau rapor. Yang menjadi pertimbangan dalam

    penentuan KKM adalah kompleksitas, daya dukung dan intake.

    Kompleksitas mengacu kepada tingkat kesulitan kompetensi dasar

    yang bersangkutan. Daya dukung meliputi kelengkapan mengajar

    seperti: buku, ruang belajar, laboratorium (jika diperlukan) dan

    lain-lain. Sedangkan intake merupakan kemampuan penalaran dan

    daya pikir peserta didik.

  • 52

    B. Kerangka Berfikir

    Iman kepada Rasul Allah SWT merupakan materi pelajaran Aqidah

    Akhlak yang mungkin mudah dipahami bagi kelas VIII MTs. Keaktifan siswa

    sangat diperlukan untuk membantu dalam memahami materi pelajaran.

    Peneliti menyadari dalam pembelajaran kurang siap dalam menyampaikan

    materi sehingga kurang mendukung dalam memahami materi. Untuk

    mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode Kooperatif dengan

    media Index Card Match yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan

    keterampilan siswa dalam memahami materi Iman Kepada Rasul Allah SWT.

  • 53

    KERANGKA BERFIKIR

    Kondisi

    Awal

    Tindakan

    Kondisi

    Akhir

    Guru hanya

    menggunakan metode

    ceramah

    Guru menggunakan

    metode Kooperatif

    media Index Card

    Match

    Diduga melelui

    penggunaan metode

    pembelajaran

    Kooperatif media

    Index Card Match

    dapat meningkatkan

    hasil belajar Aqidah

    Akhlak siswa kelas

    VIII semester II

    MTs Riyadlotul

    Ulum kunir Tahun

    Pelajaran 2016/2017

    Siswa kurang

    terlalu memahami

    iman kepada

    Allah

    Siklus I

    Metode kooperatif

    dengan media

    Index Card Match

    Siklus II

    Metode

    kooperatif

    dengan media

    Index Card

    Match

  • 54

    BAB III

    PAPARAN HASIL PENELITIAN

    A. Subjek dan Tempat Penelitian

    1. Subjek Penelitian

    Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII Madrasah

    Tsanawiyah yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 14

    perempuan yang pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa

    VIII A MTs Riyadlotuyl Ulum. Berikut nama siswa kelas VIII A MTs

    Riyadlotul Ulum Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.

    Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas VIII A MTs Riyadlotul Ulum Kunir

    Tahun Ajaran 2016/2017

    NO Nama Siswa Jenis Kelamin

    1 Adam Sehan Vebrian Laki-laki

    2 Ahmad Lutfi Khakim Laki-laki

    3 Ahmad Rouful Ulum Laki-laki

    4 Ananda Eko Prasetyo Laki-laki

    5 Aprilianingsih Perempuan

    6 Bagas Ardiyanto Laki-laki

    7 Bayu Eka Saputra Laki-laki

    8 Elsa Isnaiyah Perempuan

    9 Fajrul Riyal Laki-laki

  • 55

    10 Elya Mujaidah Perempuan

    11 Ida Muspita Sari Perempuan

    12 Irma Ravik Suryaningsih Perempuan

    13 Iva Lutfiyanti Perempuan

    14 Lutfi Ridho Laki-laki

    15 Mia Amelia Lisdatianing Perempuan

    16 Milkhatul Ipah Perempuan

    17 Misbakhul Qoir Laki-laki

    18 Muh Didik Saputra Laki-laki

    19 Muhammad Rudi Laki-laki

    20 Muhammad Soleh Laki-laki

    21 Muhammad Soni Setiawan Laki-laki

    22 Muhammad Wahyu Alfajri Laki-laki

    23 Niken Ayu Rahmawati Perempuan

    24 Risa Loka Daniar Perempuan

    25 Rizal Febriyanto Laki-laki

    26 Rysta Nugraheny Perempuan

    27 Silma Aulia Perempuan

    28 Sukmo Roid Laki-laki