30
LI 1 KLB 1.1 DEFINISI Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu (Kep. Dirjen PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam epidemiologi. Istilah ini juga tidak jauh dari istilah wabah yang sring kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kedua istilah ini sering digunakan akan tetapi sering kali kita tidak mengetahui apa arti kedua kata tersebut.Menurut UU : 4 Tahun 1984, kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. 1.2 KATEGORI Karakteristik Penyakit yang berpotensi KLB : Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian. Klasifikasi KLB menurut Penyebab: 1. Toksin a. Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella. b. Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Clostridium perfringens. c. Endotoxin. 2. Infeksi : Virus, Bacteri, Protozoa, Cacing. 3. Toksin Biologis : Racun jamur, Alfatoxin, Plankton, Racun ikan, Racun tumbuh- tumbuhan 4. Toksin Kimia Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam- logam lain cyanida. Zat kimia organik: nitrit, pestisida. Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya Klasifikasi menurut Sumber KLB 1. Manusia, ex: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis. 2. Kegiatan manusia, ex : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek, penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun). 3. Binatang, ex : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh : Leptospira, Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan ikan/plankton 4. Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya), ex : Salmonella, Staphylokok, Streptokok. 5. Udara, ex : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara. 6. Permukaan benda-benda/alat-alat, ex : Salmonella. 7. Air, ex : Vibrio Cholerae, Salmonella. 8. Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng. 1.3 FAKTOR 1. Herd Immunity yang rendah 1

SKENARIO 2 KEDKOM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mandiri

Citation preview

LI 1 KLB1.1 DEFINISIKejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu (Kep. Dirjen PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam epidemiologi. Istilah ini juga tidak jauh dari istilah wabah yang sring kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kedua istilah ini sering digunakan akan tetapi sering kali kita tidak mengetahui apa arti kedua kata tersebut.Menurut UU : 4 Tahun 1984, kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

1.2 KATEGORIKarakteristik Penyakit yang berpotensi KLB : Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian.

Klasifikasi KLB menurut Penyebab: 1. Toksin a. Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus, Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella.b. Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, Clostridium perfringens.c. Endotoxin.2. Infeksi : Virus, Bacteri, Protozoa, Cacing. 3. Toksin Biologis : Racun jamur, Alfatoxin, Plankton, Racun ikan, Racun tumbuh-tumbuhan 4. Toksin Kimia Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain cyanida. Zat kimia organik: nitrit, pestisida. Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN, dan sebagainya

Klasifikasi menurut Sumber KLB 1. Manusia, ex: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air seni, muntahan, seperti Salmonella, Shigella, Staphylococus, Streptoccocus, Protozoa, Virus Hepatitis. 2. Kegiatan manusia, ex : Toxin biologis dan kimia (pembuangan tempe bongkrek, penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan ikan dengan racun). 3. Binatang, ex : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat, contoh : Leptospira, Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit lainnya, keracunan ikan/plankton 4. Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya), ex : Salmonella, Staphylokok, Streptokok. 5. Udara, ex : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran udara. 6. Permukaan benda-benda/alat-alat, ex : Salmonella. 7. Air, ex : Vibrio Cholerae, Salmonella. 8. Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.1.3 FAKTOR1. Herd Immunity yang rendah Yang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.

2. Patogenesiti Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.

3. Lingkungan Yang Buruk Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun perkembangan organisme tersebut. Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian.

Jenis penyakit yang menimbulkan KLB : Penyakit menular : Diare, Campak, Malaria, DHF Penyakit tidak menular : Keracunan, Gizi buruk Kejadian bencana alam yang disertai dengan wabah penyakit 1.4 PENCEGAHANPengendalian KLBTindakan pengendalian KLB meliputi pencegahan terjadinya KLB pada populasi, tempat dan waktu yang berisiko (Bres, 1986). Dengan demikian untuk pengendalian KLB selain diketahuinya etiologi, sumber dan cara penularan penyakit masih diperlukan informasi lain. Informasi tersebut meliputi :1. Keadaan penyebab KLB2. Kecenderungan jangka panjang penyakit3. Daerah yang berisiko untuk terjadi KLB (tempat)4. Populasi yang berisiko (orang, keadaan imunitas)Penanggulangan wabah : Upaya penanggulangan wabah meliputi penyelidikan epidemiologis, pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat wabah, penyuluhan kepada masyarakat dan upaya penanggulangan lainnya Penyelidikan epidemiologis :A. Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah;B. Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah;C. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah;D. Menentukan cara penanggulangan. Hal ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan:a. Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk;b. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis;c. Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.

Tindakan pemeriksaan, pengobatan, perawatan, isolasi penderita dan tindakan karantina dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, atau di tempat lain yang ditentukan. Tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan terhadap masyarakat yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah. Tidakan pemusnahan penyebab penyakit dilakukan terhadap:A. bibit penyakit/kumanB. hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit. Pemusnahan harus dilakukan dengan cara tanpa merusak lingkungan hidup atau tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit. Penanganan jenazah akibat wabahA. Pemeriksaan jenazah oleh pejabat kesehatan;B. Perlakuan terhadap jenazah dan penghapus hamaan bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai upaya penanggulangan wabah dilakukan oleh pejabat kesehatan dengan mengikutsertakan pejabat instansi lain, lembaga swadaya masyarakat, pemuka agama dan pemuka masyarakat. Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan mendayagunakan berbagai media komunikasi massa baik Pemerintah maupun swasta.

Prosedur Penanggulangan KLB1. Masa pra KLBInformasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :a. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.b. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.c. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakatd. Memperbaiki kerja laboratoriume. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lainTim Gerak Cepat (TGC) Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :a. Pengamatan :Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluargaPengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.b. Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannyaPencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.c. Penyuluhan baik perorang maupun keluargad. Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap.2.Pembentukan Pusat RehidrasiUntuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.Tugas pusat rehidrasi :a. Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.b. Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.c. Memberikan data penderita ke Petugas TGCd. Mengatur logistike. Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.f. Penyuluhan bagi penderita dan keluargag. Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).h. Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

1.5 WABAH, MORBIDITAS, MORTALITASWabah adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan, mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.

Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :Wabah harus mencakup: Jumlah kasus yang besar. Daerah yang luas Waktu yang lebih lama. Dampak yang timbulkan lebih berat.

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit.Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi.InsidensiAdalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk ). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :1. Incidence Rate Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit.Rumus incidence rate=jumlah penderita baru : jumlah penduduk yg mungkin terkena penyakit x KKonstanta ( 100%, 1000 ) Manfaat Incidence Rate adalah :a. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapib. Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapic. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan.2. Insidens kumulatif (Incidence Risk)Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi penyakit dalam periode waktu tertentu.Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena penyakit Denominator haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak lanjut)a. Subyek bebas dari penyakit pada awal studib. Subyek potensial untuk sakitc. Sedikit atau tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan karena kematian, tidak lama berisiko, hilang dari pengamatan.d. Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satue. Merujuk pada individuf. Mempunyai periode rujukan waktu yang ditentukan dengan baik Incidence risk=jml kasus insidens selama periode waktu tertentu : jml orang yg berisiko pada permulaan waktu3. Attack RateYaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama.Manfaat Attack Rate adalah memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.Rumus :Attack Rate=jml penderita baru dlm satu saat : jml penduduk yg mungkin terkena penyakittersebut pada saat yg samax XK4. Secondary Attack RateAdalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).Rumus :SAR=jml penderita baru pd serangan kedua : jml penduduk- penduduk yg terkena serangan pertama x XK

PrevalensiAdalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Prevalens tergantung pada 2 faktor :1. Berapa banyak orang jumlah orang yang telah sakit2. Durasi/lamanya penyakitSecara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :Period Prevalen RateYaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.Rumus :Periode Prevalen Rate=jml penderita lama & baru : jml penduduk pertengahan x XKPoint Prevalen RateAdalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.Rumus :Point Prevalen Rate=jml penderita lama & baru saat itu : jml penduduk saat itu x XKHubungan Antara Insidensi Dan PrevalensiAngka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/durasi penyakit. lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis.Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus: P = I x D P = Prevalensi I = Insidensi L = Lamanya Sakit

Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak menunjukkan perubahan yang mencolok.2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok.

Untuk Mengukur Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas )Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandardisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi.Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :a. Degenerasi organ vital & kondisi terkait.b. Status penyakit.c. Kematian akibat lingkungan atau masyarakat ( bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan, bencana alam, dsb.)Macam macam / jenis angka kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara lain :Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan.Istilah crude digunakan karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variabel lain.Rumus : CDR/AKK=jml seluruh kematian : jml penduduk pertengahan x XKPerinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal (AKP)PMR adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ( WHO, 1981 ).Manfaat PMR adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah :a. Banyaknya Bayi BBLRb. Status gizi ibu dan bayic. Keadaan social ekonomid. Penyakit infeksi, terutama ISPAe. Pertolongan persalinanRumus :PMR/AKP=jml kematian janin yg dilahirkan pd usia kehamilan 28 minggu+dg jml kematian bayi yg berumur kurang dr 7 hari yg di catat selama 1tahun : jml bayi lahir hidup pd tahun yg sama x XKNeonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN)Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Manfaat NMR adalah untuk mengetahui :a. Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal.b. Program imunisasi.c. Pertolongan persalinan.d. Penyakit infeksi, terutama saluran napas bagian atas.Rumus :NMRAKN=jml kematian bayi umur kurang dr 28 hari : jml lahir hidup pd tahun yg sama x XKInfant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi ( AKB)Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Manfaat IMR adalah sebagai indikator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat.Rumus :IMR/AKB=jml kematian bayi umur 0-1 th : jml kelahiran hidup pd th yg sama x XKUnder Five Mortality Rate ( Ufmr ) / Angka Kematian BalitaAdalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaat UFMR adalah untuk mengukur status kesehatan bayi.Rumus :UFMR=jml kematian balita yg cacat dlm 1 thn : jml penduduk balita pd thn yg sama x XKAngka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Rumus :pasca-neonatal mortality rate=jml kematian bayi usia 28 hari-1 thn : jml kelahiran hidup pd thn yg sama x XK

Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati. Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda tanda kehidupan biasanya ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter.Angka Kematian Janin adalah proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.Rumus :Angka kematian janin=jml kematian janin dlm periode tertentu : total kematian janin+janin lahir hidup periode yg samax XKMaternal Mortality Rate ( Mmr ) / Angka KematianAdalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :a. Sosial ekonomib. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifasc. Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamild. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifasRumus :MMR=jml kematian ibu hamil, persalinan&dan nifas dlm 1 thn : jml lahir hidup pada thn yg samax XKAge Spesific Mortality Rate ( ASMR / ASDR )Manfaat ASMR/ASDR adalah :a. Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur.b. Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.c. Untuk menghitung rata rata harapan hidup.Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu tertentu (1tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut.Rumus :CSMR=jml seluruh kematian karena sebab penyakit tertentu : jml penduduk yg mungkin terkenapenyakit pd pertengahan tahunx XK

Case Fatality Rate ( CFR )Adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.Rumus :CFR = jml kematian karena penyakit tertentu : jml seluruh penderita penyakit tersebut XK

LI 2. PUSKESMAS2.1 DEFINISI1. Dr AZRUL AZWAR, MPH ( 1990 )Pusat Kesehatan Masyarakat : adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.2. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1981Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) adalah : suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok3. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.Puskesmas adalah : suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu.1. Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.2. Departemen Kesehatan RI 1991Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.2 TUJUAN1. TujuanMendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.2. Fungsi PuskesmasPusat pembangunan berwawasan kesehatan.Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu : Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :1) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.3) Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

2.3 VISI MISI3. Visi : Tercapainya kecamatan sehatMasyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.4. Misi :1.Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.2.Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.3.Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.4.Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.2.4 PROGRAM PUSKESMASPusat pelayanan kesehatan strata pertama.Yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :1) Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)2) Pelayanan kesehatan perorangan(private goods)Program Pokok Puskesmas1. Promosi Kesehatan2. Kesehatan Lingkungan3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular4. Kesehatan Keluarga Dan Reproduksi5. Perbaikan Gizi Masyarakat6. Penyembuhan Penyakit Dan Pelayanan Kesehatan1. Promosi KesehatanA. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.B. TujuanTercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.C. Sasarana. Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kaderb. Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan dalam gedung Penyuluhan luar gedungPenyuluhan kelompok : Kelompok posyandu Penyuluhan masyarakat Anak sekolahPenyuluhan perorangan : PHNc. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)d. Advokasi program kesehatan dan program prioritasKampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba, P2M DBD, HIV, malaria, diaree. Promosi kesehatan tentang narkobaf. Promosi tentang kepesertaan jamkesmasg. Pembinaan dana sehat/jamkesmas2. Kesehatan LingkunganA. PengertianBerdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaanParadigma Sehat yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting.Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.B. Tujuan Tujuan UmumKegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Tujuan Khusus1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat kesehatan yang optimal2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan permukiman yang berlaku.4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum.C. KegiatanKegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas meliputi:1. Penyehatan air2. Penyehatan makanan dan minuman3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah5. Penyehatan pemukiman6. Pengawasan sanitasi tempat umum7. Pengamanan polusi industri 8. Pengamanan pestisida9. Klinik sanitasi3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular1. Penyakit MenularAdalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan.2. Kejadian Luar Biasa (KLB)Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun tertentu.3. Wabah Penyakit MenularAdalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang mennular)4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya:a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan.b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb.c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.5. Program PencegahanAdalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.6. Cara Penularan Penyakit MenularDikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:a. Penularan secara kontakb. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemarc. Penularan melalui vektord. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.7. Surveilans Evidemiologi Penyakit MenularAdalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).B. Program Pemberantasan Penyakit Menulare. Program imunisasif. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBCg. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)h. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumoniai. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diarej. Program rabiesk. Program Surveilansl. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

4. Kesehatan Keluarga dan ReproduksiA. PengertianKesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no 23 th 1992). Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO)B. TujuanTujuan UmumMeningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluargaTujuan Khusus1. Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi 2. Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan, tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat3. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas4. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif5. Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman6. Pencegahan dan penanganan engguguran kandungan yang tidak dikehendaki7. Pelayanan infertilitas8. Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia lanjut pada usia lanjut penapisan masalah malignasiC. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan Keluarga dan Reproduksi Sesuai dengan intervensi nasional penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di indonesia berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara Asia Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi adalah:1. Kesehatan Ibu Dan Anak2. Kesehatan Anak Usia Sekolah3. Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS)4. Keluarga Berencana5. Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)D. Indikator keberhasilanIndikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari:1. Angka Kematian Bayi2. Angka Kematian Ibu3. Prosentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan Tinggi Yang Normal4. Prosentase Ibu Hamil Dengan Anemia5. Prosentase Balita Dengan Berat Badan Dan Tinggi Sesuai Umur Kesehatan ibu dan anakA. PengertianAdalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmas2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolahB. TujuanTujuan UmumTerciptanya pelayanan berkualitas denagn partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade kuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.

Tujuan Khususa. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai kebutuhanc. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penagganan kedaruratan kebidanan neonatal d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutane. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam upaya KIAf. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal sakitg. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizih. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anaki. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

C. SasaranAdalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan beraada di wilayah kerja Puskesmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.Kesehatan Anak Usia SekolahA. PengertianUpaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan perguruan agama. Anak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai proses tumbuh kembang di bagi 3 subkelompok yaitu: 1. Pra-remaja (7-9 tahun)2. Remaja (10-19 tahun)3. Dewasa Muda (20-21 tahun)B. Tujuan Tujuan UmumMeningkatkan derajat kesehatan peserta didik, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnyaTujuan Khususa. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinssip hidup sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan sekolah, perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakatb. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalah gunaan narkotika dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan sebagainyac. Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi peserta didik ddik sekolah dan diluar sekolahd. Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di sekolahC. Sasaran Masyarakat sekolah dari tingkat pendidik dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah termasuk perguruan agama,beserta lingkungannya, serta perguruan tinggi (tingkat 1 dan 2)Kesehatan RemajaA. PengertianAdalah pembinaan yang meliputi perencanaan, penilaian, pembimbingan dan pengendalian segala upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja dan peningkatan peran serta aktif remaja dalam perawatan kesehatan diri dan kesehaatan keluarga, dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas ssektoralB. Tujuan Tujuan UmumMeningkatnya kemampuan hidup sehat remaja sebagai unsur kesehatan keluarga, guna membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran aktifnya dalam pembangunan nasionalTujuan Khususa. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang perkembangan biologik yang terjadi pada dirinyab. Menurunnya angka kehamilan dikalangan remajac. Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat kehamilan remajad. Menurunnya angka kejadian Penyakit akibat hubungan seksual(PHS) di kalangan remaja e. Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam upaya pembinaan kesehatan remaja. C. SasaranSasaran untuk wilayah Puskesmasa. Sasaran Remaja Remaja berusia 10-19 tahun dan belum kawin dalam institusi pendidikan formal dan non formal di wilayah Puskesmas Remaja berusia 10-19 tahun dan belum kawin dalam kelompok pekerja Remaja berusia 10-19 tahun dalam kelompok masyarakat (Olahraga, Kesenian, PMI Remaja, Pramuka, Karang Taruna)b. Sasaran Pembina Remaja Perkumpulan orang tua murid Pimpinan/supervisor/pembimbing kegiatan remaja Pimpinan kelompok pekerja/industri yang beranggotakan remajac. Sasaran Pengelola Kegiatan Pimpinan pengelola program/upaya pelayanan kesehatana. Petugas Pelayanan KesehatanKeluarga BerencanaA. PengertianAdalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasionalB. TujuanTujuan UmumAdalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunya kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak antar kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtra.Tujuan Khususa. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada pasangan usia subur dan keluarganyab. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai dengan kebutuhanc. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda kontrasepsid. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutane. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam upaya KBf. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia subur, serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan fungsi reproduksinyag. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas dan merunjuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan h. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan lanjutnyaC. Sasarana. Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia suburb. Calon pasangan usia suburc. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menoupausd. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmase. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB.

5. Perbaikan Gizi masyarakat A. PengertianAdalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakatB. ProgramUpaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi: 1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)2. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)3. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:a. Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)b. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)c. Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)d. Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)e. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lainf. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih4. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)

C. TujuanTujuan UmumMenanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakatTujuan Khususa. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benarsesuai denagn gizi seimbangb. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari berbagai institusi pemerintahan serta swastac. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakatd. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizie. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.D. SasaranSasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain:a. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolahb. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)c. Semua penduduk rawan gizi (endemik)d. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizie. Pekerja penghasilan rendah.

2. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan1. Pelayanan Medik Rawat JalanA. PengertianAdalah pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan (dokter) baik secara sendiri ataupun atas koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya, untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan penyakit yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan tidak memandang umur dan jenis kelamin, yang dapat diselenggarakan pada ruang praktek.B. TujuanTujuan UmumTujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baikTujuan Khususb) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri, trutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan penyakitc) Meningkatkan kesehatan pengguna jasa pelayanan, dan komunikasi yang dilayani oleh Puskesmasd) Terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:i. Mengurangi penderitaan karena sakitii. Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacataniii. Memulihkan kesehatan fisik, psikis dan sosiale) Menurunnya angka morbidilitas penyakit di wilayah kerja Puskesmas.C. SasaranSasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial.

2. Pelayanan Kedaruratan MedikA. PengertianAdalah pelayanan medik terdepan yang merupakan penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik berkenaan dengan perubahan keadaan baik fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari pengguna jasa pelayanan, yang terjadi mendadak, yang tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan di mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik untuk menyelamatkan kehidupan.B. TujuanTujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan.C. Prinsip KerjaPelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja khusus yang harus dilaksanakan, yaitu:a. Pertolongan harus cepat dan tepatb. Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat primer, yaitu :a. Menstabilkan kondisi medik untuk evakuasi ke tempat rujukanb) Memperbaiki jalan nafas dan pernafasan spontan, agar terjaminnya oksigenasi yang adekuat ke seluruh tubuh terutama otakc) Memperbaiki sirkulasi darahd) Menghilangkan dan mengurangi rasa nyerie) Melakukan tindakan invasif medik yang diperlukanc. Memberikan informed consent kepada keluarga penderita

3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan MulutA. PengertianAdalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-masing, gguna mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam prosedur pelayanan di kamar praktek dan dengan pembinaan kesehatan wilayah setempat.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi:a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi dengan program-program lain di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi esensial yang terbanyak di butuhkan oleh masyarakat dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan khusus, tindakan, pengobatan dan pemulihan masalah kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan asuhan sistemik kesehatan gigi dan mulut.B. TujuanTujuan UmumTujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimalTujuan Khususa. Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam kemampuan pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan mulut dalam mencari pertolongan sedini mungkinb. Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan, keluarga dan komunikasinyac. Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:i. Menghentikan perjalanan penyakit gigi dan mulut yang dideritaii. Terhindarnya/berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi dan mulutiii. Mengurangi penderita karena sakitiv. Mencegah timbul dan berkembangnya penyakit ke arah kecacatanv. Memulihkan kesehatan gigi dan mulutd. Menurunnya prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat terutama pada kelompok masyarakat yang rawanC. SasaranKelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yaitu:a. Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)b. kelompok ibu hamil dan menyusuic. Anak pra sekolahd. Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendahe. Lansia2.5 RUJUKANSistem Rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di wilayah mereka berada.Sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 23 tahun 1972 tentang system rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat kemampuannya. Tujuan DepkesMeningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan mekanisme rujukan berjenjang antar puskesmas dengan RS Dati II, RS Dati I dan RS tingkat pusat dan labkes dalam suatu system rujukan, sehingga dapat mendukung upaya mengurangi kematian ibu hamil dan melahirkan dan angka kematian bayi.Tugas Sistem RujukanMemeratakan pelayanan kesehatan melalui system jaringan pelayanan kesehatan mulai dari Dati II sampai pusat karena keterbatasan sumber daya daerah yang seyogyanya bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnyaSyarat Rujukan Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab baik yang merujuk maupun yang menerima rujukan . Adanya pencatatan tertentu : Surat rujukan Kartu Sehat bagi klien yang tidak mampu Pencatatan yang tepat dan benar Kartu monitoring rujukan ibu bersalin dan bayi (KMRIBB) Adanya pengertian timbal balik antar yang merujuk dan yang menerima rujukan Adanya pengertian tugas tentang system rujuikan Sifat rujukan horizontal dan vertical (kearah yang lebih mampu dan lengkap).Jenis Rujukan Rujukan medis Rujukan pasien Rujukan pengetahuan Rujukan laboratorium atau bahan pemeriksaan Rujukan kesehatan Rujukan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan, misalnya : pengiriman dokter ahli terutama ahli bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam dan dokter anak dari RSU Provinsi ke RSU Kabupaten. Pengiriman asisten ahli senior ke RS Kabupaten yang belum ada dokter ahli dalam jangka waktu tertentu. Pengiriman tenaga kesehatan dari puskesmas RSU Kabupaten ke RS Provinsi. Alih pengetahuan dan keterampilan di bidang klinik, manajemen dan pengoperasian peralatan. Rujukan manajemen Pengiriman informasi Obat, biaya, tenaga, peralatan Permintaan bantuan : survei epidemiologi, mengatasi wabah (KLB)Alur Rujukan

Manfaat RujukanDari sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan :1) Membantu penghematan dana karena tidak perlu menyediakan berbagai macam alat kedokteran pada setiap sarana kesehatan.2) Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, kemudian terdapat hubungan antara kerja berbagai sarana kesehatan yang tersedia.3) Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama aspek perencanaan.Dari sudut masyarakat sebagai jasa pelayanan :1) Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang.2) Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.Dari sudut tenaga kesehatan :1) Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif, semangat kerja, ketekunan dan dedikasi.2) Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui jalinan kerjasama.3) Memudahkan/meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

LI 3 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI3.1 DEFINISIPenyelidikan epidemiologi (PE) adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.3.2 TUJUAN DAN MANFAATManfaat EpidemiologiManfaat Epidemiologi antara lain:1. Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan2. Dapat menerangkan penyebab masalah kesehatan3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah penyakit4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatana. Epidemi (singkat dan tinggi)b. Pandemi (peningkatan yang sangat tinggi dan telah amat luas)c. Endemi (frekuansi tetap dalam waktu yang lama)d. Sporadik (berubah-ubah menurut perubahan waktu) Tujuan Penyelidikan Epidemiologi (PE)Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari penyakit itu.3.3 LANGKAH-LANGKAHKegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) Tahap Survei pendahuluan:a. Menegakan diagnosa b. Memastikan adanya KLBc. Buat hypotesa mengenai penyebab, cara penyebaran, dan faktor yg mempengaruhinya Tahap pengumpulan data :a. Identifikasi kasus kedalam variabel epid(orang, tempat, waktu )b. Tentukan agen penyebab, cara penyebaran, dan faktor yg mempengaruhinya.c. Menentukan kelompok yang rentan/beresikoTahap pengolahan data :Lakukan pengolahan data menurut variabel epidemiologi, menurut ukuran epid (Angka insiden, Angka prevalen, Case fatality), menurut nilai statistik (Mean, median mode,deviasi)Lakukan analisa data :1. Menurut variabel epid, menurut ukuran epid, menurut nilai statistik. 2. Bandingkan nilai-nilai tsb dengan kejadian atau nilai-nilai yg sudah ada Buat intepretasi hasil analisa Buat laporan hasil PE

1. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan : a. Tindakan penanggulangan : 1. Pengobatan penderita 2. Isolasi kasus b. Tindakan pencegahan : 1. Surveilans yg ketat 2. Perbaikan mutu lingkungan 3. Perbaikan status kesehatan masyarakat 3.4 INDIKASI Pencegahan & Penanggulangan Laporan masyarakat, politik, serta kepentingan legal aspek On the Job Traning Penelitian Masalah Program Pemberantasan LI 4 ASPEK SOSBUD DALAM PENCARIAN PENGOBATANPerilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif dapat dilihat oleh orang lain. Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat yang dimaksud yaitu perilaku seseorang yang sehat dan meningkatkan kesehatannya tersebut. Perilaku sehat mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah, atau penyebab masalah (perilaku preventif). Contoh dari perilaku sehat ini antara lain makan makanan dengan gizi seimbang, olah raga secara teratur, dan menggosok gigi sebelum tidur.

Yang kedua adalah perilaku sakit. Perilaku sakit adalah perilaku seseorang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan melalui sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit.

Secara lebih detail, Becker (1979) membagi perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan menjadi tiga, yaitu: 1. perilaku kesehatan : hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Contoh : memilih makanan yang sehat, tindakan-tindakan yang dapat mencegah penyakit. 2. perilaku sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang individuyang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Contoh pengetahuan individu untuk memperoleh keuntungan. 3. perilaku peran sakit : segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesehatan.

Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan paradigma sehat.Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.

Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan masyarakat

Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalahsebagai berikut. 1. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. 2. Tingkat pengetahuan masyarakat yang belum memadai terutama pada golongan wanita. 3. Kebiasaan negatif yang berlaku di masyarakat, adat istiadat, dan perilaku yang kurang menunjang dalam bidang kesehatan.

Kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan.Aspek sosial budaya yang berhubungan dengan kesehatanAspek soaial budaya yang berhubungan dengan kesehatan anatara lain adalah faktorkemiskinan, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, pelacuran dan homoseksual.

Respon seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut :1. Pertama, tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa. Alasannya antara lain bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan bahwa tanpa bertindak apapun gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Tidak jarang pula masyarakat memprioritaskan tugas-tugas lain yang dianggap lebih penting daripada mengobati sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya.Alasan lain yang sering kita dengar adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan tidak simpatik, tidak responsif, dan sebagainya. Dan akhirnya alasan takut dokter, takut pergi ke rumah sakit, takut biaya, dan sebagainya. 2. Kedua, tindakan mengobati sendiri, dengan alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian pengobatan keluar tidak diperlukan. 3. Ketiga, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional. Untuk masyarakat pedesaan khususnya, pengobatan tradisional ini masih menduduki tempat teratas dibanding dengan pengobatan-pengobatan yang lain.Dukun yang melakukan pengobatan tradisional merupakan bagian dari masyarakat, berada di tengah-tengah masyarakat, dekat dengan masyarakat, dan pengobatan yang dihasilkan adalah kebudayaan masyarakat, lebih diterima oleh masyarakat daripada dokter, bidan, farmasis, dan sebagainya yang masih asing bagi mereka, seperti juga pengobatan yang dilakukan dan obat-obatnya pun merupakan kebudayaan mereka. 4. Keempat, mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat dan sejenisnya, termasuk ke tukang-tukang jamu. Obat-obat yang mereka dapatkan pada umumnya adalah obat-obat yang tidak memakai resep sehingga sukar untuk dikontrol. Namun demikian, sampai sejauh ini pemakaian obat-obat bebas oleh masyarakat belum mengakibatkan masalah yang serius. Khususnya mengenai jamu sebagai sesuatu untuk pengobatan makin tampak peranannya dalam kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam. 5. Kelima, mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit. 6. Keenam, mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktik. Dari uraian di atas tampak jelas bahwa persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit adalah berbeda dengan konsep kita tentang sehat-sakit itu. Demikian juga persepsi sehat-sakit antara kelompok-kelompok masyarakat pun akan berbeda-beda pula.

Persepsi masyarakat terhadap sehat-sakit erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Kedua pokok pikiran tersebut akan mempengaruhi atas dipakai atau tidak dipakainya fasilitas kesehatan yang disediakan. Apabila persepsi sehat-sakit masyarakat belum sama dengan konsep sehat-sakit kita, maka jelas masyarakat belum tentu atau tidak mau menggunakan fasilitas yang diberikan. Bila persepsi sehat-sakit masyarakat sudah sama dengan pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan akan mereka pergunakan.

Perilaku pencarian pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor besar yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor need. 1. Faktor predisposing adalah predisposisi seseorang untuk menggunakan pelayanan yaitu faktor demografi,faktor struktur sosial, dan faktor keyakinan terhadap kesehatan 2. Faktor Enabling merupakan kemampuan seseorang untuk mencari pelayanan berupa sumberdaya keluarga atau sumber daya masyarakat. 3. Faktor need adalah kebutuhan seseorang akan pelayanan

Komunikasi Komunikasi kesehatan disebut juga promosi kesehatan. Karena komunikasi merupakan kegiatan untuk mengondisikan fakktor-faktor predisposisi. Kurangnya pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, adanya tradisi, kepercayaan yang negative tentang penyakit, makanan, lingkungan, dan sebagainya, mereka tidak berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu maka diperlukan komunikasi, pemberian informasi-informasi tentang kesehatan. Untuk berkomunikasi yang efektif para petugas kesehatan perlu dibekali ilmu komunikasi, termasuk media komunikasinya.

Pola Pikir Perilaku pencarian Pengobatan (Health Seeking Behavior) adalah pola atau perilaku pencarian pelayanan kesehatan di masyarakat. Dua hal yang perannya kuat dalam menentukan pengambilan keputusan tentang pengobatan.

Pertama adalah persepsi mereka terhadap penyakit. Orang yang mempesepsikan penyakitnya sebagai penyakit ringan cenderung untuk memilih pengobatan sendiri (self medication) misalnya dengan mencari obat di warung atau apotik, orang yang mengganggap penyakit mereka serius, biasanya tiga hari sampai seminggu tidak sembuh cenderung untuk memilih datang ke dokter atau layanan kesehatan, tetapi mereka yang menganggap penyakitnya sangat serius atau kronis seperti diabetes, stroke dan hipertensi justru memilih pengobatan alternatif baik itu tabib, pengobatan herbal, maupun dukun.

Kedua adalah persepsi mereka tentang layanan kesehatan profesional. Mereka yang mempersepsikan bahwa pengobatan profesional sulit untuk dijangkau, mahal dan tidak efektif cenderung untuk lari ke pengobatan sendiri dan pengobatan alternatif. Pada penderita penyakit kronis yang sifatnya degeneratif seperti penyakit diabetes dan darah tinggi atau strok, tampaknya kebanyakan mengangap bahwa penyembuhan melalui usaha medis adalah sia-sia.

Kebiasaan Aspek social dan budaya mempengaruhi kesehatan. Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit. Masing-masing suku memiliki cara yang beda-beda dalam pengobatan penyakitnya yang tidak berhubungan dengan ilmu kedokteran.

Penanggulangan Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas perlu ditunjang dengan adanya penelitian-peneliatian sosial budaya masyarakat, persepsi dan perilaku masyarakat tersebut terhadap sehat-sakit. Bila diperoleh data bahwa masyarakat masih mempunyai persepsi sehat-sakit yang berbeda dengan kita, maka kita dapat melakukan pembetulan konsep sehat-sakit itu melalui pendidikan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, pelayanan yang kita berikan akan diterima oleh masyarakat.

Dampak Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu: 1. Environment atau lingkungan. 2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance. 3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya. 4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,promotif,kuratif,rehabilitatif.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.LI 5 CAKUPAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN SERTA IMUNISASISuatu pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila:1. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous)Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.2. Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate)Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan mesyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.3. Mudah dicapai (accessible)Ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik.4. Mudah dijangkau (affordable)Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti itu harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah kesehatan yang baik.5. Bermutu (quality)Mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standart yang telah ditetapkan.Prinsip pelayanan prima di bidang kesehatan1. Mengutamakan pelangganProsedur pelayanan disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan, bukan untuk memeperlancar pekerjaan kita sendiri. Jika pelayanan kita memiliki pelanggan eksternal dan internal, maka harus ada prosedur yang berbeda, dan terpisah untuk keduanya. Jika pelayanan kita juga memiliki pelanggan tak langsung maka harus dipersiapkan jenis-jenis layanan yang sesuai untuk keduanya dan utamakan pelanggan tak langsung.2. System yang efektifProses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah system yang nyata (hard system), yaitu tatanan yang memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit dalam organisasi. Perpaduan tersebut harus terlihat sebagai sebuah proses pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar dimata para pelanggan.3. Melayani dengan hati nurani (soft system)Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan, yang diutamakan keaslian sikap dan perilaku sesuai dengan hati nurani, perilaku yang dibuat-buat sangat mudah dikenali pelanggan dan memperburuk citra pribadi pelayan. Keaslian perilaku hanya dapat muncul pada pribadi yang sudah matang.4. Perbaikan yang berkelanjutanPelanggan pada dasarnya juga belajar mengenali kebutuhan dirinya dari proses pelayanan. Semakin baik mutu pelayanan akan menghasilkan pelanggan yang semakin sulit untuk dipuaskan, karena tuntutannya juga semakin tinggi, kebutuhannya juga semakin meluas dan beragam, maka sebagai pemberi jasa harus mengadakan perbaikan terus menerus.5. Memberdayakan pelangganMenawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumberdaya atau perangkat tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari.

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan, kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan.(A.Aziz, 2008)Jenis Imunisasi Dasar, dan PemberianDi Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan leh emerintah/ imunisasi dasar dan ada juga yang hanya anjuran. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B, sedangkan imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mecegah suatu kejadian luar biasa atau penyakit endemik atau untuk kepentingan tertentu misal imunisasi meningitis pada jamaah haji.Jenis-Jenis Imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive immunization) Imunisasi pasif ini adalah Immunoglobulin jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak).b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B (Notoatmodjo. 1997)Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengerhui oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu : Tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi Potensi antigen yang disuntikkan Waktu pemberian imunisasi Status nutrisi terutama protein karena protein diperlukan untuk sintesis antibodiImunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah diantaranyaa. BCG 1xb. Hib 3xc. Polio 3xd. DPT 3xe. Campak 1xSelain imunisasi wajib di atas, ada imunisasi yang dianjurkan diantaranya : MMR Tifoid Varicella HibPerencanaan Program VaksinansiPada program imunisasi menentukan jumlah sasaran merupakan suatu unsur yang paling penting. Menghitung jumlah sasaran ibu hamil didasarkan 10 % lebih besar dari jumlah bayi. Perhitungan ini dipakai untuk tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.Sasaran Imunisasi Ibu Hamil = 1,1 x Jumlah bayiMenentukan Target CakupanMenentukan target cakupan adalah menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan untuk mengetahui kebutuhan vaksin yang sebenarnya. Penetapan target cakupan berdasarkan tingkat pencapaian di masing-masing wilayah kerja maksimal 100 %.Target Cakupan Imunisasi Ibu Hamil yang akan dicapai :TT 1 Ibu hamil = 90% TT2 + (Plus TT3+TT4+TT5)=80%Menghitung Indeks Pemakaian Vaksin (IP)Menghitung indeks pemakaian vaksin berdasarkan jumlah cakupan imunisasi yang dicapai secara absolut dan berapa banyak vaksin yang digunakan.Dari pencatatan stok vaksin setiap bulan diperoleh jumlah ampul/vial vaksin yang digunakan. Untuk mengetahui berapa rata-rata jumlah dosis diberikan untuk setiap ampul/vial, yang disebut Indeks Pemakaian Vaksin (IP) dapat dihitung : Jumlah suntikan (cakupan) yang dicapai tahun laluIP Vaksin = -----------------------------------------------------------------------------Jumlah vaksin yang terpakai tahun lalu

Menghitung Kebutuhan Vaksin1. Setelah menghitung jumlah sasaran imunisasi, menentukan target cakupan dan menghitung besarnya indeks pemakaian vaksin, maka data-data tersebut digunakan unuk menghitung kebutuhan vaksin.2. Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke kabupaten/kota.(Depkes RI, 2005).

Sebelum menghitung jumlah vaksin yang kita perlukan, terlebih dahulu dihitung jumlah kontak tiap jenis Rumusnya :Jumlah Kontak = Jumlah sasaran x Target cakupanUntuk menghindari penumpukan vaksin, jumlah kebutuhan vaksin satu tahun harus dikurangi sisa vaksin tahun lalu. Rumus Kebutuhan Vaksin ; Jumlah kontakKebutuhan Vaksin =--------------------- =....ampul/vialIP

LI 6 PANDANGAN ISLAM TENTANG MENJAGA KESEHATAN DAN BEROBATIslam memandang konsep pencegahan tersebarnya penyakit dengan melakukan sistem karantina. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Jika kalian mendengar wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu." (HR. Bukhari Muslim). Selain itu, Nabi SAW juga bersabda, "Orang yang melarikan diri dari tempat wabah adalah seperti orang yang melarikan diri dari pertempuran di jalan Allah. Dan barangsiapa yang sabar dan tetap di tempatnya, maka dia akan diberi pahala dengan pahala seorang yang mati di jalan Allah".Dengan demikian, sistem karantina ini, dimana semua orang yang menderita wabah dicegah meninggalkan tempat tersebut, dan pengunjung juga dicegah masuk, sekarang telah diberlakukan di seluruh dunia. Pada zaman Nabi SAW dan sebelum Pasteur berhasil menemukan keberadaan mikroba, orang berfikir bahwa wabah penyakit yang terjadi itu disebabkan oleh setan dan bintang-bintang. Menurut mereka, wabah tersebut tidak berhubungan dengan kebersihan atau perilaku tertentu, sehingga mereka melakukan ritual magis untuk mengatasinya. Dalam kondisi wabah seperti itu, Nabi SAW melakukan sistem karantina yang merupakan dasar pencegahan modern setelah penemuan mikroba yang menyebabkan penyakit. Nabi SAW memerintahkan para sahabat, "Jika kalian mendengar tentang wabah wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kalian berada, maka janganlah kalian jangan meninggalkan tempat itu." Hal ini merupakan proses pengisolasian wabah agar tidak menular ke tempat lain dan menjadi pandemi.Untuk memastikan perintah dilakukan dengan baik, Rasulullah akan memerintahkan mendirikan tembok di sekitar daerah wabah dan menjanjikan kepada orang-orang yang sabar dan tinggal di daerah wabah dengan pahala sebagai mujahit di jalan Allah. Sementara mereka yang melarikan diri dari tempat tersebut diancam dengan malapetaka dan kebinasaan. Jika orang yang sehat diperintahkan untuk tetap tinggal dengan orang sakit di suatu daerah wabah, pasti ia akan menganggap bahwa hal tersebut sebagai sebuah bualan belaka. Dan karena didasari keinginan untuk hidup, maka pasti ia akan melarikan diri ke tempat lain. Namun orang muslim tidak boleh melarikan diri dan meninggalkan tempat wabah sesuai dengan instruksi nabi. Orang-orang nonmuslim mengejek tindakan itu hingga mereka kemudian menemukan bahwa mereka yang tampak sehat dan tampa gejala dapat saja menjadi pembawa kuman yang dimungkinkan akan menjadi carrier dan mentransfer wabah ke tempat lain jika mereka pindah kesana. Mereka akan bergerak bebas dan berbaur dengan orang yang sehat, sehingga mereka dapat menyebabkan orang lain terserang penyakit. Rasulullah mencegah hal tersebut bahkan menjanjikan pahala syahid jika orang tersebut tetap tinggal dan meninggal karenanya.

Menjaga kesehatan dan berobatSudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:Dari Ibn Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku.Nabi menjawab: Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.(HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Quran.Nilai Sehat dalam Ajaran IslamMenurut penelitian Ali Munis, dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran Universitas Ain Syams Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern menemukan kecocokan terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek pcngobatan yang berhubungan dengan spesialisasinya.Sebagaiman disepakati oleh para ulama bahwa di balik pengsyariatan segala sesuatu termasuk ibadah dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan psikis (kejiwaan). Pada saat orang-orang Islam menunaikan kewajiban-kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.Kesehatan JasmaniAjaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.Pertama;Mengatur Pola Makan dan MinumDalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.(QS. Abasa : 24 )Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam :

(Q.SAl-Baqarah: 168)Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu"dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya(Q.S. Al-Maidah: 88)Maka, makanlah dari rizki yang diberikan Allah kepadamu yang halal lagi baik, dan bersyukurlah atas nikmat Allah jika benar ibadah(pengabdian)-mu hanya kepada-Nya semata(An-Nahl :114)Kedua;Keseimbangan Beraktivitas dan IstirahatPerhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibatyang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi:Bahwa badanmu mempunyai hakIslam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain tidak mau menggauli istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits:Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di szam? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak(HR Bukhari dan Muslim).Ketiga;Olahraga sebagai Upaya Menjaga KesehatanAktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut deporte yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(QS.Al-Anfal :6o):Nabi menafsirkan kata kekuatan (al-Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah memanah. Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits:Nabi berkata: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sang gupi Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah,(HR Muslim, al-Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al-Darimi)Keempat;Anjuran Menjaga KebersihanAjaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.Imam al-Suyuthi, Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari taabbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda:Dari Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: Kunci shalat adalah bersuci(HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)

BEROBATHUKUM BEROBATPara fuqoha (ahli fiqih) bersepakat bahwa berobat hukum asalnyadibolehkan, kemudian mereka berbeda pendapat (mengenai hukum berobat) menjadi beberapa pendapat yang masyhur:1. Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnyawajib,dengan alasan adanya perintah Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam untuk berobat dan asal hukum perintah adalah wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafiiyah, dan madzhab Hanabilah.2. Pendapat kedua mengatakansunnah/ mustahab,sebab perintah Nabishallallahu alaihi wa sallamuntuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena ada hadits yang lain Rosulullohshallallahu alaihi wa sallammemerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafiiyah.3. Pendapat ketiga mengatakanmubah/ boleh secara mutlak, karena terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah).4. Pendapat kelima mengatakanmakruh, alasannya para sahabat bersabar dengan sakitnya, Imam Qurtubirahimahullahmengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu Masud, Abu Dardaradhiyallahu anhum, dan sebagian para Tabiin.5. Pendapat ke enam mengatakanlebih baik ditinggalkan bagi yang kuat tawakkalnyadan lebih baik berobat bagi yang lemah tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafiiyah.