39
1. KONSEP DASAR STATUS GIZI 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentukvariabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu(Supariasa, dkk, 2007). Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir darikeseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya(Sediaoetama, 2010). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan danpenggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2005). 2. Metode Penilaian Status Gizi Secara umum peniliaan status gizi dapat dilihat dengan metode langsung dantidak langsung (Proverawati, 2010). Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001) dapat dilakukan dengan: a. Antropometri Kata antropometri berasal dari bahasa latin antropos yang berarti manusia (human being). Sehingga antropometri dapat diartikan sebagai pengukuran pada tubuh manusia (Soekirman, 2000). Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan komposis nyata dari tubuh (WHO cit Gibson, 2005). Pengukuran antropometri khususnya bermanfaat bila ada ketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa kasus, pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson, 2005).

PBL SKEN 3 kedkom 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl3

Citation preview

1. KONSEP DASAR STATUS GIZI1. Pengertian Status GiziStatus gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentukvariabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu(Supariasa, dkk, 2007).Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir darikeseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya(Sediaoetama, 2010).Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan danpenggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2005).

2. Metode Penilaian Status GiziSecara umum peniliaan status gizi dapat dilihat dengan metode langsung dantidak langsung (Proverawati, 2010). Untuk menilai status gizi digunakan dua metode penilaian status gizi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001) dapat dilakukan dengan:a. Antropometri Kata antropometri berasal dari bahasa latin antropos yang berarti manusia (human being). Sehingga antropometri dapat diartikan sebagai pengukuran pada tubuh manusia (Soekirman, 2000). Metode antropometri mencakup pengukuran dari dimensi fisik dan komposis nyata dari tubuh (WHO cit Gibson, 2005). Pengukuran antropometri khususnya bermanfaat bila ada ketidakseimbangan antara protein dan energi. Dalam beberapa kasus, pengukuran antropometri dapat mendeteksi malnutrisi tingkat sedang maupun parah, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson, 2005).Pengukuran antropometri memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu mampu menyediakan informasi mengenai riwayat gizi masa lalu, yang tidak dapat diperoleh dengan bukti yang sama melalui metode pengukuran lainnya. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan relatif cepat, mudah, dan reliable menggunakan peralatan-peralatan yang portable, tersedianya metode-metode yang terstandardisasi, dan digunakannya peralatan yang terkaliberasi. Untuk membantu dalam menginterpretasi data antropometrik, pengukuran umumnya dinyatakan sebagai suatu indeks, seperti tinggi badan menurut umur (Gibson, 2005).Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : b. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).c. Berat Badan Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).d. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun (Depkes RI, 2004).e. Lingkar Lengan AtasPengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi klien. Pada pasien yang tidak dapat diukur berat badannya (misalnya pada pasien bed rest on bed seperti stroke, dll), selain pengukuran albumin, cara ini merupakan cara yang cepat dan praktis. Nilai ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai standar sesuai golongan usianya.

f. Lingkar KepalaLingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.

g. Lingkar DadaBiasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relatif baik (well-nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relatif kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990)Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometri WHO-NCHSNoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.a. KlinisPemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.b. BiokimiaPenilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

c. BiofisikPenilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melibat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN (2001) dapat dilakukan dengan :1. Survey Konsumsi MakananSurvey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-besarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).2. Statistik VitalYaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.3. Faktor EkologiMalnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.

Z SCORE Pengukuran Skor Simpang Baku / SSB (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel diatas serta di interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks yang digunakanInterpretasi

BB/UTB/UBB/TB

1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi

RendahTinggiRendahSekarang kurang ++

RendahNormalRendahSekarang kurang +

2NormalNormalNormalNormal

NormalTinggiRendahSekarang kurang

NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang

3TinggiTinggiNormalTinggi, normal

TinggiRendahTinggiObese

TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.Untuk memperjelas penggunaan rumus Zskor dapat dicontohkan sebagai berikutDiketahui BB= 60 kgTB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahunTable weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSAgeStandard Deviations

Yrmth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

15031.639.948.356.769.281.694.1

Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

cm-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

145024.828.832.836.943.049.255.4

Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHSStatureStandard Deviations

Yr mth-3sd-2sd-1sdMedian+1sd+2sd+3sd

150144.8152.9160.9169.0177.1185.1193.2

Sumber: WHO, Measuring Change in Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baik Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 60 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD= status gizi gemuk

INDEKS MASSA TUBUH (BODY MASS INDEX)Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut : IMT Status GiziKategori

< 17.0Gizi KurangSangat Kurus

17.0 - 18.5Gizi KurangKurus

18.5 - 25.0Gizi BaikNormal

25.0 - 27.0Gizi LebihGemuk

> 27.0Gizi LebihSangat Gemuk

Sumber : Departemen Kesehatan RI

Klasifikasi status gizi1. Antropometri

Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHSNoIndeks yang dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi

1BB/U < -3 SDGizi buruk

- 3 s/d +2 SDGizi lebih

2TB/U < -3 SDSangat Pendek

- 3 s/d +2 SDTinggi

3BB/TB < -3 SDSangat Kurus

- 3 s/d +2 SDGemuk

Sumber : Depkes RI 2004.2. Z-ScoreInterpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)NoIndeks yang digunakanInterpretasi

BB/UTB/UBB/TB

1RendahRendahNormalNormal, dulu kurang gizi

RendahTinggiRendahSekarang kurang ++

RendahNormalRendahSekarang kurang +

2NormalNormalNormalNormal

NormalTinggiRendahSekarang kurang

NormalRendahTinggiSekarang lebih, dulu kurang

3TinggiTinggiNormalTinggi, normal

TinggiRendahTinggiObese

TinggiNormalTinggiSekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.Hasil pengukuran dikategorikan sbb :1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SDb. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD

2. TB/Ua. PendekBila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Tinggi Bila SBB > +2 SD3. BB/TBa. KurusBila SSB < -2 SDb. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SDc. Gemuk Bila SSB > +2 SD3. Indeks Massa Tubuh / Body Mass IndexIMT Status GiziKategori

< 17.0Gizi KurangSangat Kurus

17.0 - 18.5Gizi KurangKurus

18.5 - 25.0Gizi BaikNormal

25.0 - 27.0Gizi LebihGemuk

> 27.0Gizi LebihSangat Gemuk

Sumber : Departemen Kesehatan RI2. STATUS GIZI BURUK

Rendahnya status gizi berpengaruh terhadap kondisi kesehatan Balita, dampak gizi kurang (Supariasa, 2007) sebagai berikut:1. Perkembangan motorik tergangguFungsi zat gizi pada masa Balita adalah untuk perkembangan dan pertumbuhan. Gizi pada Balita juga digunakan untuk pemeliharaan tubuh. Kondisi kurang gizi berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan khususnya perkembangan motorik anak.2. Penyakit giziKondisi status gizi kurang apa bila terus berlanjut dapat mengakibatkan penyakit gizi seperti marasmus, kwashiokor dan marasmus kwashiorkor.3. Tingkat kecerdasanTingkat kecerdasan dipengaruhi oleh asupan zat-zat gizi dari pra konsepsi sampai dengan masa Balita, karena pertumbuhan otak paling cepat pada usia Balita. Oleh karena itu perkembangan otak optimla diperlukan kondisi status gizi yang baik.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status giziAda beberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung maupun tidka langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah giziyang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita anatar lain (Proverawati, 2010):a. PengetahuanDalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup. Keadaan ini menunjujkkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi makan anak., keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.b. PersepsiBanyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanyak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Kebiasaan atau pantanganBerbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makanan tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.d. Kesukaan jenis makanan tertentuKesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.e. Jarak kelahiran yang terlalu rapatBanyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang.f. Sosial ekonomiKeterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.g. Penyakit infeksiInfeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.

Klasifikasi Gizi Buruk

1. Kurang kalori ( marasmus)

Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak kurus dan keriput.

Etiologi : Penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung kalori Penyebab umum: Kegagalan menyusui anak : ibunya meninggal dan Tidak adanya makanan tambahan

Tanda & gejala Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng Kulit keriput , jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada Perut cekung Sering disertai penyakit kronis ; diare kronik

Patofisiologi Defisiensi kalori yang lama Penghancuran jaringan lemak (kebutuhan energy) Menghilangnya lemak dibawah kulit Penciutan/pengecilan otot Pelisutan tubuh yang menyeluruh

2. Kurang protein ( kwashiorkor )

Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung protein hewani. Penyakit ini biasanya diderita oleh golongan sosial ekonomi rendah.

Etiologi : Defisiensi asupan protein

Tanda & gejala Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat badan rendah maupun ada edema Edema pada kaki Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Cengeng Cracy papement Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok Pembesaran hati Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk Sering disertai infeksi anemia , diare.

3. Kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor )Etiologi, tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

Penatalaksanaan

Makanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein. Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula mula cair (seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi lembek)Prinsif pemberian nutrisi Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa Energy / kalori : 100 K kal / kg BB/ hari Protein : 1 1,5 g / kg BB / hari Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan sedang : 100 ml / kg BB / hari Edema BeratObati / cegah infeksi AntibioticBila tampak komlikasi : Cotrymoksasol 5 mlBila anak sakit berat : Ampicillin 50 mg / kg BB IM/ IV Setiap 6 Jam Selama 2 Hari

Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan Catat kenaikan BB anak tiap minggu

http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala%20jan%202010%20pdf/NUTRISI%20DAN%20GIZI%20BURUK.pdf Wawancara khusus untuk mengetahui tentang pola asuh dan pola makan dengan memakai instrumen Food Frequency Questioner (FFQ) : Wawancara masalah kesehatan kepada masing-masing tempat tinggal sasaran Melakukan pemeriksaan psikologis dan aktifitas anak-anak secara terpadu Melaksanakan pengukuran status gizi, meliputi : berat badan (BB), tinggi badan (TB), tebal lemak, kepadatan masa tulang, lingkar lengan atas (LILA) Melakukan pengambilan sampel darah kapiler (umur 6-23 bulan) dan darah vena (usia 2-12 bulan) untuk pemeriksaan golongan darah, hemoglobin serta kimia darah lengkap.Sebelum dilakukan pengambilan darah, kelompok sasaran penelitian itu diperiksa kesehatan jasmaninya oleh tim dokter, apakah ada indikasi medis untuk diambil spesimen darahnya. Untuk kelancaran kegiatan penelitian tersebut, tim peneliti mengharapkan bantuan bersama petugas puskesmas untuk menyiapkan tempat fokus penelitian untuk mengumpulkan sasaran, melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat di tempat penelitian.Pencegahan Gizi Buruk Secara teratur menimbang anak di Posyandu Berikan ASI saja pada bayi berusia 2 tahun Berikan makanan pendamping ASI sesuai usia dan kesehatan anak Berikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya Beritahukan petugas kesehatan/kader bila anak sakit atau mengalami gangguan pertumbuhan.Biasakan Makan Aneka Ragam Makanan Makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari 4 macam kelompok bahan makanan Makanan pokok (sumber zat tenaga): beras, jagung, ubi, singkong, mie, dll. Lauk pauk (sumber zat pembangun): ikan, telor, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan, tahu, dll). Sayuran dan buah (sumber zat pengatur): bayam, kangkung, wortel , buncis, kacang panjang, daun singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, dll. Dari tiap kelompok bahan makanan dan jenis yang dikonsumsi, maka makin banyak jenisnya makin baik dan ditambah dengan susu. Mencegah penyakit Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok do daerah leher, sehingga mengurangi daya tarik seseorang. Dan pertumbuhan anak tidak normal (kerdil).Biasakan makan pagi Untuk menjaga tubuh, agar dapat berkerja atau belajar dengan baik Membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran Membantu mencukupi zat gizi Menjaga kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarga, khususnya balita dan ibu hamil Ibu hanya memberikan ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan ASI, makanan bayi yang paling sempurna, murah dan mudah memberikannya ASI saja mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan normal sampai bayi berumur 4 bulan ASI yang pertama keluar (kolustrum) berwarna kekuningan, mengandung zat kekebalan untuk mencegah timbulnya penyakit. Oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi dan jangan sekali-kali dibuang Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi 0-4 bulan Dengan ASI mempererat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

3. Memahami dan Menjelaskan POSYANDU Pengertian

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

a) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita. b) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh. c) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan

a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas) b) Membudayakan NKKBS. c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. d) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempatpertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun masyarakat.

/Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja sebagaimana diuraikanantara lain:

Meja 1: pendaftaranMeja 2: penimbangan bayi dan anak balitaMeja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)Meja 4: peyuluhan perorangan

Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi. mTerhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa.

Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Kader KesehatanSebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain:L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehtan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat.Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader:Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela.

Tujuan pembentukan kaderDalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi:

a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain.b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upayamenamakan NKKBS.e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana.f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.

2. Dari Segi Kemasyarakatan

Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanyakader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.

Tugas kegiatan kaderTugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain:

a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: Melaksanan pendaftaran. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. Melaksanakan pencatatan hassil penimbangan. Memberikan penyuluhan. Memberi dan membantu pelayanan. Merujuk.

b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah: Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: Pemberantasan penyakit menular. Penyehatan rumah. Pembersihan sarang nyamuk. Pembuangan sampah. Penyediaan sarana air bersih. Menyediakan sarana jamban keluarga. Pembuatan sarana pembuangan air limbah. Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. P3K Dana sehat. Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Peranan Kadfe diluar Posyandu KB-kesehatan: Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMd, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotng ronyong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. Memberikan pelayanan yaitu :

Membagi obat Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan Mengawasi pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya Melakukan pencatatan, yaitu: KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan. Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. Melakukan pertemuan kelompok.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

a) Kesehatan ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah (ibu hamil) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus) PMT imunisasi. Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

b) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. c) Pemberian Oralit dan pengobatan. d) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang.N : Balita yang naik berat badannya.

Jenjang posyandu menurut konsep arrif dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

1. Posyandu Pratama (warna merah) : belum mantap.kegiatan belum rutin. kader terbatas

2. Posyandu Madya (warna kuning) : kegiatan lebih teratur Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu Purnama (Warna hijau) : kegiatan sudah teratur. cakupan program/kegiatannya baik. jumlah kader 5 orang mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri (warna biru) : kegiatan secara terahir dan mantap cakupan program/kegiatan baik. memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : Jumlah buka Posyandu pertahun. Jumlah kader yang bertugas. Cakupan kegiatan. Program tambahan. Dana sehat/JPKM.

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

4. Memahami dan menjelaskan PHBSTujuan PHBSUntuk meningkatkan pengetahuan,kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat,serta menigkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Sasaran PHBS

a. Tatanan Rumah TanggaSasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secarakeseluruhan dan terbagi dalam :1) Sasaran primerAdalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubahperilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalamkeluarga yang bermasalah)2) Sasaran sekunderAdalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluargayang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokohkeluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan danlintas sektor terkait, PKK3) Sasaran tersierAdalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalammenunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuktercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat,kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

b. Tatanan Institusi PendidikanSasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggotakeluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :1) Sasaran primerAdalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubahperilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompokdalam institusi pendidikan yang bermasalah).2) Sasaran sekunderAdalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusipendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tuamurid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatandan lintas sektor terkait, PKK3) Sasaran tersierAdalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalammenunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuktercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepaladesa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakatdan orang tua murid.Pentingnya PHBS

1. Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hakasasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkanproduktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijakmengatakan bahwa Sehat memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatansegalanya menjadi tidak berarti. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipeliharadan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan olehsemua pihak.1. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkanpembangunan nasional berwawasan kesehatan yang artinya setiap sektor harusmempertimbangkan dampak pembangunan terhadap kesehatan1. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehatmenjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga1. Cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai profil PHBSPropinsi Sulawesi Selatan tahun 2004 hanya kurang lebih 14 %1. Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud apabila adakeinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan dan lintassektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan menjadi salah satuagenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta didukung oleh masyarakat

Manfaat PHBS

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.1. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga1. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yangtadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah tangga1. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kotadibidang kesehatan1. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatanDapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

Indikator PHBS

1. Indikator PHBS Tatanan Rumah TanggaIndikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan ataupermasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada StandarPelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yangterdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rinciansebagai berikut :a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatanb. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinyac. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)d. Anggota keluarga tidak merokoke. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teraturf. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)g. Tersedia air bersihh. Tersedia Jambani. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghunij. Lantai rumah bukan dari tanah2. Indikator PHBS Tatanan Institusi PendidikanIndikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan ataupermasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikanadalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatananinstitusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswab. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelasc. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersihdan serasid. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baike. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersihg. Siswa tidak merokokh. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (min 10 org)

Kegiatan PHBS Kesehatan LingkunganKegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah: 1. Pembuatan standar kualitas air dan udara2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan 3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan 5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru 6. Pemeliharaan data dasar 7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat ditepati.

Adapun kegiatan kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu :a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban sehat 3. Memberantas jentik di rumah 4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 5. Tidak merokok

b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun 2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah 3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok 7. Membuang sampah pada tempatnya

c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok 2. Bebas jentik 3. Jamban Sehat 4. Kesehatan dan keselamatan kerja 5. Olah raga teraturd. Kegiatan PHBS di lingkungan umum1. Menggunakan jamban sehat 2. Memberantas jentik nyamuk 3. Menggunakan Air Bersih

e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan1. Menggunakan air bersih 2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat 3. Membuang sampah pada tempatnya 4. Tidak merokok 5. Tidak meludah sembarangan 6. Memberantas jentik nyamuk

Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusiaPHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.Indikator kesehatan lingkungan :1. Perumahan bersih dan sehat2. Penyediaan air bersih 3. Penanganan air limbah 4. Penanganan sampah 5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja) PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan pemukiman.

5. Memahami dan Menjelaskan Lingkungan SehatLingkungan SehatProgram pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Salah satu fenomena utama yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan adalah perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat dan upaya kesehatan. A. Pengertian Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termasuk manusia lainnya. Serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen dialam tersebut. Dalam Indonesia sehat 2010: lingkungan yang diharapkan adalah Yang kondusif bagi terwujudnya keadaan lingkungan yang bebas dari polusi Tersedianya air bersih Sanitasi lingkungan yang memadai Pemukiman yang sehat Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2010 adalah yang bersifat proaktif untuk : Memelihara dan meningkatkan kesehatan Mencegah terjadinya penyakit Melindungi diri dari ancaman penyakit berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan Prinsip-prinsip pembangunan kesehatan Dasar perikemanusiaan Dasar adil dan merata Dasar pemberdayaan dan kemandirian Dasar pengutamaan dan manfaat Sustainable development atau pembangunan berwawasan lingkungan pada dasarnya adalah pembangunan yang mampu membawa rakyat secara merata memperoleh kebutuhan hidupnya. Dalam arti terpenuhi kebutuhan materiil dan spiritual termasuk kualitas lingkungan yang layak huni tanpa terkena derita penyakit menahun dan makin subur sebagai sumber daya alam untuk kelangsungan kehidupan generasi penerusnya. Hygiene atau sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, social atau ekonomi yaitu mempengaruhi kesehatan manusia dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Ditinjau dari luasnya lingkup,maka masalah lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar: Lingkungan Rumah Tangga atau mikro (Mikro environtment) Lingkungan Khusus atau lingkungan kerja (Meso environtment) Lingkungan luas atau makro (makro environtment) Dengan membagi semua masalah lingkungan dalam tiga kelompok ini diharapkan upaya penanganan dapat dilakukan dengan lebih terarah. Lingkungan Mikro Masalah lingkungan yang tergolong dalam lingkup mikro atau lingkungan rumah tangga adalah : 0. Kualitas rumah 0. Penyediaan air minum 0. sanitasi makanan 0. pembuangan tinja 0. pembuangan sampah rumah tangga 0. pembuangan air kotor Masalah kesehatan mikro: 1 Kualitas rumah Keadaan perumahan adalah salah satu factor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat. Syarat rumah sehat (Winslow) Memenuhi kebutuhan fisiologis Memenuhi kebutuhan psikologis Harus dapat menghindarkan dari kecelakaan Harus dapat menghindarkan dari terjadinya penyakit Masalah perumahan : adanya rumah-rumah yang tidak sehat Upaya penanggulangannya : Pembangunan rumah-rumah sehat dengan harga terjangkau Penyuluhan pentingnya rumah sehat Penyuluhan modifikasi rumah sehat Menurunkan tingkat suku bunga : memudahkan kepemilikan rumah sehat

2. Penyediaan Air Minum Hidup kita tidak dapat lepas dari air. Air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci, membersihkan dan keperluan lainnya. Untuk itu diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya. Masalah penyediaan air minum : Belum tersedianya cukup air bersih (kualitas) bagi keperluan rumah tangga Persediaan air rumah tangga yang masih belum memenuhi syarat syarat kesehatan secara kualitas Sumber sumber air yang tercemar. Upaya penanggulangannya : Penyediaan tambahan air bersih bagi daerah yang kesulitan air Perbaikan mutu dan kinerja pelayanan air oleh pemerintah (PAM) Perbaikan sarana penyediaan air Penyuluhan tentang cara pemanfaatan sumber air dengan benar Penyuluhan tentang pembuatan sumur Penyuluhan tentang desinfeksi air sumur Purifikasi air (pengolahan air permukaan) 3 Sanitasi makanan Makanan yang sehat dan bergizi merupakan modal utama tubuh dalam metabolisme. Diperlukan sanitasi makanan yang baik agar makanan yang dikonsumsi benar-benar memenuhi persyaratan sehat yang dapat menjadikan jasmani kuat. Masalah : Pencemaran bahan bahan makanan penggunaan bahan-bahan pengawet dan pewarna pengolahan bahan makanan yang kurang benar penanggulangannya Upaya penyuluhan cara pemakaian pupuk dan pembasmi hama yang benar pada tanaman pencegahan penyakit pada ternak penyuluhan tentang bahan pengawet dan pewarna makanan pemeriksaan secara berkala pada jenis-jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat (BPOM) penyuluhan cara pengolahan bahan makanan yang benar

4 Pembuangan tinja Pembuangan kotoran (Feces dan urine) yang tidak menurut aturan, memudahkan terjadinya water borne disease Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan Ehlers dan steel) adalah : Tidak mengotori tanah permukaan Tidak mengotori air permukaan Tidak mengotori air dalam tanah Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain Pembuatannya mudah dan murah Masalah : Tidak tersedianya jamban (kakus) keluarga Adanya jamban yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan Penanggulangan: Penyediaan jamban sehat Penyuluhan tentang perlunya jamban sehat 5 Pembuangan sampah rumah tangga Sampah adalah semua zat / benda yang sudah tidak terpakai lagi. Garbage : sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang mudah membusuk Rubbish : sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang tidak mudah membusuk Dari sampah harus diperhatikan: Penyimpanan (Storage) pengumpulan (Collection) pembuangan (disposal) Masalah : Pembuangan sampah yang tidak tertib (kurang kesadaran) tempat sampah yang tidak dikelola dengan baik Penanggulangan : Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dengan benar pembuatan tempat sampah sementara pada tingkat keluarga pengelolaan tempat pembuangan akhir dengan baik pengolahan sampah daur ulang Pembuangan air limbah (sewage disposal) 6 Air limbah : excreto manusia, air kotor dari dapur , kamar mandi, WC, air kotor permukaan tanah dan air hujan Masalah : Pembuangan limbah rumah tangga yang tidak memenuhi sarat Penanggulangnnya: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengolahan limbah yang benar Lingkungan Meso Masalah yang masuk lingkungan meso (lingkungan kerja) adalah : Keselamatan kerja pencemaran di lingkungan kerja sanitasi di tempat kerja penyakit akibat kerja faal kerja/ ergonomi Permasalahan lingkup meso ini relatif lebih mudah diatasi karena menyangkut kondisi pekerjaan disuatu perusahaan yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang merupakan perhatian utama pemilik usaha. Tingkat tingkat pencegahan gangguan kesehatan dan kecelakaan akibat kerja Peningkatan kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan kepada pekerja Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja Perkembangan kejiwaan pekerja yang sehat Penyediaan perumbahan pekerja yang sehat Rekreasi bagi pekerja Penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang sehat Pemeriksaan sebelum bekerja Perhatian terhadap faktor faktor keturunan Perlindungan khusus (Specific protection) Pemberian imunisasi Hygiene kerja yang baik Sanitasi lingkungan kerja yang sehat Perlindungan diri terhadap bahaya bahaya pekerjaan Pengendalian bahaya akibat kerja agar dalam keadaan aman Perlindungan terhadap faktor karsinogen Menghindari sebab-sebab alergi Perserasian manusia (pekerja) dengan mesin Diagnosa dini dan pengobatan yang tetap (Early Diagnosis & Prompt Treatment) Mencari tenaga kerja baik perorangan atau kelompok terhadap gangguan gangguan penyakit tertentu General check up secar teratur dengan tujuan : Mengobati dan mencegah proses penyakit Mencegah penularan penyakit Mencegah komplikasi Penyaringan Pencegahan kecacatan (Disabillity Limitation) Proses yang adekuat untuk mencegah dan menghentikan proses penyakit Perawatan yang baik Penyediaan fasilitas untuk membatasi kecacatan dan mencegah kematian Pemulihan (Rehabilitation) Latihan dan pendidikan untuk melatih kemampuan yang ada Pendidikan masyarakat untuk menggunakan tenaga cacat Penempatan tenaga cacat secara selektif Terapi kerja di rumah sakit Penyediaan tempat kerja yang dilindungi Upaya - upaya pencegahan penyakit akibat kerja Substitusi Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali Ventilasi umum Yaitu mengalirkan sebanyak-banyaknya menurut perhitungan kedalam ruang kerja, agar bahan-bahan yang berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang membahayakan yaitu kadar pada nilai ambang batas. Ventilasi keluar setempat (local exhausters) Alat yang dapat menghisap udara dari suatu tempat kerja tertentu agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar Isolasi adalah cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan misal isolasi mesin yang hiruk pikuk sehingga kegaduhan yang disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja Pakaian / alat pelindung Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa kacamata, masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain khusus untuk pekerjaan tertentu pemeriksaan sebelum kerja yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun mentalnya pemeriksaan kesehatan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan. Disesuaikan dengan kebutuhan bisa 6 bulan / tahun sekali penerangan sebelum bekerja Bertujuan agar pekerja mengetahui dan mematuhi peraturan-peraturan sehingga dalam bekerja lebih hati-hati dan tidak terkena penyakit-penyakit akibat perkerjaan pendidikan kesehatan sangat penting untuk keselamatan dalam bekerja sehingga pekerja tetap waspada dalam melaksanakan pekerjaannya6. JIHAD SOSIAL

Jihad sosial yaitu sikap atau tindakan yang membutuhkan kesungguhan, seperti kesungguhan dalam bersumpah, kesungguhan orang tua dalam memaksa anaknya agar mengganti aqidah, kesungguhan seseorang meraih sesuatu dengan segala kemampuan.

Karakteristik Jihad1. Jihad dengan al-Quran(inilah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang. (Ibrahim[14]: 1)2. Jihad dengan hartaJihad dengan harta merupakan perjuangan yang memiliki dimensi spiritual yang sangat tinggi, sebab tidak semua orang memiliki kesadaran berkorban dijalan Allah dengan harta mereka. Atas dasar itu, maka setiap pengorbanan dengan harta di jalan Allah, diganjar oleh Allah dengan derajat dan kemuliaan (QS. al-Nisa [4]: 49-96) dan (QS. at-Taubah [9]: 20)3. Jihad dengan Jiwa (anfus)Jihad bil al anfus ,erupakan jihad tertinggi yang dilakukan sepanjang hayat manusia terutama dalam menjalankan tugas kekhalifannya di muka bumi

Dimensi-dimensi Jihad1. Jihad di Bidang Sosial PendidikanPendidikan merupakan proses pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sehingga pendidikan juga merupakan salah satu bentuk Jihad dalam kehidupan.2. Jihad di Bidang Sosial EkonomiJihad sosial ekonomi adalah gerakan memperjuangkan kehidupan ekonomi lebih baik.3. Jihad Sosial KemasyarakatanJihad sosial kemasyarakatan dilakukan sebagai bentuk upaya memberikan bantuan dan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah di bidang pelayanan kesehatan.

Hukum dan dalil jihad social :

Jika kita cermati dalil-dalil dalam al-Quran dan Sunnah sesungguhnya terdapat hukum-hukum yang dalil-dalilnya bersifat pasti dan tidak perlu dilakukan ijtihad. Ada ayat-ayat al-Quran yang maknanya qathi dan hadis-hadis Nabi saw. yang sumbernya tidak diragukan lagi (mutawatir) memang berasal dari beliau dan maknanya juga qathi. Dalil-dalil semacam itu adalah dalil-dalil qathi yang dapat dipahami begitu saja dan penolakan terhadapnya berarti bentuk kekufuran. Misalnya, masalah akidah, seperti keyakinan terhadap surga dan neraka, serta Yaumul Hisab, adalah masalah-masalah agama yang tidak dapat dibantah lagi kepastiannya sehingga kita tidak punya alasan untuk tidak meyakininya. Ada contoh beberapa hukum syara yang juga bersifat pasti dan tegas, dan penolakan terhadapnya akan menyebabkan kekufuran. Misalnya, al-Quran dan Sunnah menyebutkan sejumlah dalil menyangkut kewajiban menegakkan shalat. Penolakan atas kewajiban ini berarti kufur. Dalam surat al-Muminuun (23) ayat 1-2, misalnya, Allah Swt. berfirman,

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu dalam shalatnyaDalam hadis Nabi saw. yang diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal:

Perjanjian antara aku dan dirimu adalah shalat. Siapa saja yang melalaikan shalat maka ia melakukan tindakan kufur.Karena itu, hukum syara dalam masalah wajibnya shalat bersifat qathi.Contoh lain tentang aturan yang pasti adalah haramnya riba yang sudah begitu jelas ketika dalam surat al-Baqarah (2): 275 Allah Swt. berfirman:Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.Makna ayat ini sudah jelas dan pasti dan hanya dapat dimaknai sebagai larangan untuk berurusan dengan riba dalam segala bentuknya, baik itu melalui perbankan, meminjam dana dari IMF, maupun mendukung IMF melalui pemberian dana bantuan.Contoh lain hukum yang tidak dipertentangkan adalah masalah wajibnya shaum di bulan Ramadhan, haramnya orang-orang kafir menguasai negeri-negeri kaum muslim seperti al-Quds, wajibnya menegakkan hukum-hukum Allah swt, serta wajibnya melakukan jihad. Hukum-hukum tersebut bersifat pasti karena dalil-dalilnya qathi. Dalam masalah-masalah tersebut, tidak ada ruang bagi perbedaan pendapat atau pandangan.