Upload
ferry-juniansyah
View
377
Download
32
Embed Size (px)
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
1/38
1
FERRY JUNIANSYAH
1102011105
1. Memahami dan menjelaskan Masalah gizi pada anak
a.
DefinisiPengertian gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan menurut
Umur (BB/U)
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
2/38
2
berbagai faktor tersebut ,masukan kalori yang kurang dapat pula terjadi sebagai akibat
kesalahan pemberian makan karena tiadanya keakraban dalam hubungan orang tua dan
anak,penyakit metabolik,kelainan kongenital,infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lainnya.
Patofisiologi
Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada masukan yang kurang ,karena itu untuk pemenuhannya
digunakan cadangan protein sebagai sumber enegi.Penghancuran jaringan pada defisiensikalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi,tetapi juga memungkinkan sintesis
glukosa dan metabolit esensial lainnya,seperti berbagai asam amino.Karena itu pada marasmus
,kadang-kadang masih ditemukan kadar asam amino yang normal ,sehingga hati masih dapat
membentuk cukup albumin.
Gejala Klinis
Gambaran klinis memperlihatkn penampilan seorang anak yang kurus,semula anak rewel
,cengeng.Walaupun telah diberi minum ,dan sering bangun tengah malam.Pada tahap
berikutnya anak bersifat penakut,apatik,nafsu makan berkurang.Sebagai akibat kegagalan
tumbuh kembang akan terlihat berat badan menurun ,jaringan subkutan menghilang sehingga
turgor menjadi jelek dan kulit berkeriput .Pada keadaan yang lebih berat jaringan lemak pipi
pun menghilang ,sehingga wajah anak meyerupai wajah orang usia lanjut .Vena superfisialiskepala lebih nyata,fontanel cekung,tulang pipi dan dagu terlihat menonjol ,mata nampak lebih
besar dan cekung .Perut dapat membuncit atau mencekung dengan gambaran usus yang
nyata.Atrofi otot akan menimbulkan hipotoniaa .Kadang-kadang terdapat edema yang ringan
pada tungkai ,tetapi tidak pada muka.Suhu tubuh umumnya subnormal,nadi lambat dan
metabolisme basal menurun sehingga ujung tangan dan kaki terasa dingin dan nampak sianosis.
Penyakit Penyerta
Sering dijumpai adalah enteritis,infestasi cacing,tuberkulosis,defisiensi vitamin A karena pada
pemeriksaan anak dengan marasmus hendaknya diperhatikan kemungkinan adanya penyakit
tersebut yang akan mempengaruhi tindakan pengobatan .
Komplikasi Marasmus
Defisiensi vitamin A
Dermatosis
Kecacingan
Diare kronis
Tuberkulosis
b. Kwashiorkor
Keseimbangan nitrogen yang positif pada orang dewasa tidak diperlukan karena kebutuhan
protein sudah terpenuhi bila keseimbangan tersebut dapat dipertahankan.Pada anak bila
keseimbangan nitrogen yang positif tidak terpenuhi ,maka setelah beberapa saat ia akan
menderita malnutrisi protein yang mungkin berlanjut ke kwashiorkor.Meskipun sebab utama
penyakit ini adalah defisiensi protein,tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang
mengandung nutrient lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan ,maka akan
terdapat perbedan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
Kejadian
Sebab utama masukan protein yang kurang adalah kemiskinan.Bahan makanan yang bernilai
biologik tinggi sulit dijangkau oleh golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.Kwashiorkor sering ditemui di daerah miskin ,khususnya di negara afrika ,asia dan
amerika latin.
Etiologi
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
3/38
3
Selain oleh faktor sosio ekonomi dan budaya yang berperan adalah malnutrisi umumnya
keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik,malaabsorpsi
protein,hilangnya protein melalui air kemih,infeksi menahun,luka bakar,penyakit hati.
Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan,karena
persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.Kelianan yang mencolokadalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan
hati.Karena kekurangan protein dalam diet,akan terjadi kekurangan berbagai asam amino
esensial dalam serum yang diperlukan dalam sintesis dan metabolisme.Selama diet
mengandung cukup karbohidrat,maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam
amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke dalam jaringan
otot.Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kekurangan
produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat timbulnya edema.Perlemakan hati
terjadi karena gangguan pembentukan beta lippoprotein sehingga transport lemak dari hati ke
depot terganggu dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.
Gejala Klinis
1. Tampak sembab,letargik,cengeng,mudah terangsang.Pada tahap lanjut anak menjadi
apatik dan sopor.
2.
Pertumbuhan yang terhambat,berat badan dan tinggi badan menurun dibandingkan
dengan BB baku.
3.
Menunjukkan adanya edema,baik ringan ataupun berat.Edema ini muncul dini .Pertama
kali terjadi pada alat dalam ,kemudian muka,lengan,tungkai,rongga tubuh dan pada
stadium lanjut mungkin diseluruh tubuh.
4. Jaringan otot mengecil dengan tonus nya yang menurun ,jaringan subkutan tipis dan
lembek
5. Kelainan gastrointestinal yang mecolok seperti anoreksia dan diare.Intoleransi laktosa
sering dijumpai sehingga untuk mencegah diare pemberian susu sapi biasa harusdiencerkan.
6. Rambut berwarna pirang,berstruktur kasar dan kaku,serta mudah dicabut.Tarikan ringan
di daerah temporal dengan mudah dapat mencabut seberkas rambut tanpa reaksi
sakit.Pada kwashiorkor tahap lanjut rambut akan terlihat kusam,jarang,kering,halus dan
berwarna pucat atau putih.
7. Kelainan kulit tampak awal berupa kulit yang kering,bersisik dengan garis garis kulityang dalam dan lebar disertai denitamin B kompleks,defisiensi eritrpoietin dan
kerusakan hati.
8. Anak mudah tejangkit infeksi akibat defisiensi immunologik.Penyakit infeksi sering
bermanifestasi sebagai diare,bronkhopneumonia,tuberkulosis
9.
Sering disertai dengan defisiensi vitamin dan mineral lain dan dijumpai tanda defisiensi
vitamin A ,riboflavin,anemia defisiensi besi,anemia megaloblastik.
Pemeriksaan laboratorium
Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar albumin,kolesterol dan
glukosa dalam serum.Kadar globulin dapat normal atau meningkat sehingga perbandingannya
dapat terbalik yaitu kurang dari 1.
Kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih rendah daripada dari asam amino non
esensial.Kadar immunoglobulin serum normal bahkan dapat meningkat.Gangguan imunitas
seluler khususnya jumlah populasi sel T ,merupakan kelainan immunologik yang paling sering
dijumpai di MEP berat.Uji toleransi glukosa menunjukkan gambaran tipe diabetik.Terdapat
penurunan enzim dalam serum seperti amilase,esterase,kolin esterase,transaminase,fosfatasealkali ; aktivitas enzim pankreas dan xantin oksidase juga berkurang.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
4/38
4
Penyakit penyerta
Terdapat bersamaan dengan kwashiorkor adalah defisiensi vitamin A,infestasi
cacing,tuberkulosis,bronkhopneumonia dan noma.
Pengobatan
Prinsip pengobatan MEP adalah :
1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi,tinggi
kalori,cukup cairan ,vitamin dan mineral .
2. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap.
3. Makanan diberikan secara bertahap ,karena toleransi terhadap makanan sangat rendah.
4. Penanganan terhadap penyakit penyerta
5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga
Komplikasi kwashiorkor
Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya
sistem imun.Tinggi maksimal dan kemampuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapatdicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor .Bukti secara statistik mengemukakan bahwa
kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan ( bayi dan anakanak ) dapat menurunkan IQsecara permanen.
Komplikasi jangka pendek
1. Hipoglikemia
2. Hipotermia
3. Dehidrasi
4.
Gangguan fungsi vital
5. Gangguan keseimbangan
6.
Elektrolit asam basa7.
Infeksi berat
8. Hambatan penyembuhan penyakit
9. Penyerta
Komplikasi jangka panjang :
1. Stunting ( tubuh pendek )
2. Berkurang potensi
3. Tumbuh kembang
c. Marasmic Kwashiorkor
Terdapat gejala seperti edema,dermatosis,perubahan rambut,hepatomegali,perubahan
mental,hipotrofi otot,jaringan lemak subkutan berkurang ,kerdil ,anemia dan defisiensi
vitamin.Berat badan dengan edema kurang dari 60% nilai berat badan terhadap umum pada
standar yang baku.
Pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang ,yang umumnya berupa
anemia hipokromik atau normokromik.Pada uji faal tampak nilai albumin sedikit atau amat
merendah ,trigliserida normal dan kolesterol normal atau merendah.Kadar elektrolit K rendah
bahkan mungkin sangat rendah sedangkan kadar Na,Zn dan Cu bisa normal atau menurun.
Penatalaksanaan marasmic kwashiorkor dalam garis besarnya terdiri dari terapi
nutrisi,pengobatan terhadap penyakit penyerta dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.Keberhasilannya ditentukan dari faktor ekonomi sosio dan budaya keluarga sepertitingkat pendidikan ibu,penghasilan keluarga atau peran dan pengaruh anggota keluarga lain.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
5/38
5
Penyakit penyerta yang sering ditemukan adalah infeksi saluran nafas
atas,bronkhopneumonia,koch pulmonum,noma,otitis media supurativa,infeksi saluran
kemih,penyakit parasit dan diare
Terapi nutrisi diberikan dengan pemberian makanan tinggi energi tinggi protein seperti pada
marasmus dan kwashiorkor.Energi diberikan 150 kkal/kgBB/hari,protein sebanyak 3-5
g/kgBB/hari,sebagai tambahan diberikan KCL 75-100 mg/kgBB/hari,MgSO4 50% sebanyak0,25% ml/kgBB/hari secara IM dan roboransia.
d. Penatalaksanaan
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak sadar dan dapat
menerima makanan usahakan memberikan makanan sering/cair 23 jam sekali. Jika anaktidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36o Celcius. Pada keadaan ini anak
harus dihangatkan dgn cara ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu
ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakkan lampudi dekatnya. Selama masa penghangatan dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap
30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan stabil tetap dibungkus dengan
selimut/pakaian rangkap agar tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan dehidrasi adalah ada
riwayat diare sebelumnya, anak sangat kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki
teraba dingin,
anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan:
a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2jam sekali tanpa berhenti.
Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minumanak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral
khusus KEP disebut ReSoMal.
b.
Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit yang
diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena (infus)
RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP Berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya :
Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
Defisiensi Kalium (K) dan Magnesium (Mg).
Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk pemulihan
keseimbangan elektrolit diperlukan waktu minimal 2 minggu.
Berikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1
liter yang diencerkan 2x (dengan pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau
bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral
bentuk makanan lumat
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam
seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara rutin diberikan antibiotik spektrum
luar.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
6/38
6
6. Pemberian makanan, balita KEP berat
Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase:
a. Fase Stabilisasi (12 hari)Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak
yang sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang, Pemberian makanan harus dimulaisegera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein
cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, Formula khusus seperti formula WHO
75/modifikasi/modisko yang dilanjutkan dan jadual pemberian makanan harus disusun
agar dapat mencapai prinsip tersebut dengan persyaratan diet sbb: porsi kecil, sering, rendah
serat dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari, protein 11,5 gr/kgbb/hari, cairan 130ml/kg BB/hari (jika ada edema berat 100 ml/kg bb/hari),bila anak mendapat ASI teruskan,
dianjurkan memberi formula WHO 75/pengganti/modisco dengan gelas, bila anak terlalu
lemah berikan dengan sendok/pipet, Pemberian formula WHO 75/pengganti/modisco atau
pengganti dan jadual pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.
7.
Perhatikan masa tumbuh kejar balita
Fase ini meliputi 2 fase: transisi dan rehabilitasi :
a. Fase Transisi (minggu II)
1) Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan untuk menghindari
resiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam
jumlah banyak secara mendadak.
2) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 1.0 gr/100 ml) denganformula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka
waktu 48 jam . Modifikasi bubur/mknn keluarga dapat digunakan asal kandungan
energi dan protein sama
3) Naikkan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanyapada saat tercapai jumlah 30 ml/kg bb/kali pemberian (200 ml/kg bb/hari).
b. Fase Rehabilitasi (Minggu IIIVII)1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan
sering.
2) Energi : 150220 kkal/kg bb/hari.3) Protein : 46 gr/kgbb/hari.4) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan makanan formula
karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
5) Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga.
8.
Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikroSemua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan mineral, walaupun anemia biasa
terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau
makan dan BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian Fe pada masa stabilisasi dapat
memperburuk keadaan infeksinya .
Berikan setiap hari :
- Tambahan multivitamin lain
- Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat/sirup besi
- Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis tunggal.
- Vitamin A oral 1 kali.
- Dosis tambahan disesuaikan dgn baku pedoman pemberian kapsul vitamin A
9.
Berikan stimulasi dan dukungan emosional
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
7/38
7
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya
diberikan :
kasih sayang, ciptakan lingkungan menyenangkan,.lakukan terapi bermain terstruktur 15-
330 menit/har, rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatkan keterlibatan ibu
(memberi makan, memandikan, bermain)
10. Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
Bila BB anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat di rumah dan dipantau
oleh tenaga kesehatan puskesmas/bidan di desa.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
8/38
8
PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN SECARA UMUM
1. Pengertian
Berbagai pengawasan tentang PMT yang ada di Masus saat ini adalah.
PMT sebagai makanan tambahan bagi seseorang terhadap makanan sehari hari(splementation) untuk mengurangi kebutuhan gizinya.
Dengan demikian makanan yang diberikan berbentuk jajan atau makanan kecil, jumlahnya
sekelas untuk memenuhi kekurangan makanan seseorang terhadap kebutuhan yang dianjurkan.
PMT sebagai pengganti salah satu dari makan pagi siang, malam yang (subsituation). Dengan
demikian makanan yang diberikan dapat berbentuk susunan hidangan lengkap dalam jumlah
yang cukup besar. (Depkes, UNICEF, 1980).
2. Jenis PMT
PMT sebagai sarana pemilihan keadaan gizi, dalam arti kuratif dan rehabilaitas
meeruuupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian zat gizi beruupa makanan dari kelurga
daalam rangka Program UPGK.
PMT sebagai sarana penyuluhan merupakan salah satu cara penyuluhan gizi, khususnya
untuk meningkatkan keadaan gizi anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui (Depkes-UNICEF,1980)
3. Tujuan PMT
a. PMT sebagai sarana penyuluhan
Tujuan umumnya adalah memberikan pengtahuan dan menumbuhkan kesadaran maasyarakat
ke arah perbaikan cari pembagian pemberian makanan anak balita, ibu hamil dan ibu
menyusui, tujuan khususnya.
Adalah memperluas jangkauan pelayanan program UPGK serta mengumumkan kesadaran
masyarakat untuk menggunakan bahan makanan setempat dan dapat diusaahakan secara
swadana. (Depkes-UNICEF, 1980).
b. PMT sebagai sarana pemulihan
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
9/38
9
Tujuan umum dari PMT sebagai sarana pemulihan adalah memberikan makanan tambahan
kepada ibu hamil kurang Energi Kronis (KEK), ibu nifas KEK, bayi (6-11 bulan) dari keluarga
miskin sebagai upaya mempertahankan /meningkatkan status gizi GD. (Depkes, 1998).
Tujuan khususnya adalah :
Memperbaiki kedaan gizi yang menderita kurang gizi. (Depkes-UNICEF, 1980).
4. Sasaran Program PMT
Semua anak balita
Ibu hamil trimester III
Ibu menyusui yang anaknya berumur dibawah 150 hari (Depkes-UNICEF, 1980).PMT sebagai sarana penyuluhan diberikan kepada :
Seluruh bayi umur 6-11 bulan dari keluarga miskin
Seluruh anak umur 12-23 bulan dari keluarga miskin
Seluruh ibu hamil KEK dari keluarga miskin (Depkes, 1998)
MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN STATUS GIZI BAKU BENTUK PMTPEMULIHAN SESUAI DENGAN KETENTUAN DEPKES TAHUN 1998 TENTANG PMT
PEMULIHAN BENTUKNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Bentuk dan jenis makanan yang disajikan bukan berupa makanan llengkap sesuai nasi
dan lauknyya tetapi berupa bahan makanan camppppuran untuk bayi usia 6-11 bulan
dan berupa jajanan atau makanan kecil dengan tetap memperhatikan aspek mutu dan
keamanan pangan.
2.
BML dan makanan jajanan untuk PMT pemulihan hari menggunakan bahan hasil
pabrik atau industri yang dibeli atau industri yang dibeli atau didatangkan dari kota
seperti susu bubuk, susu kaleng, macam-macam mie instan, roti atau kue-kue produk
pabrik.
3.
BML dan jajanan PMT pemulihan harus mengandung energi 363,9 KKAI dan protein
masing-masing 12,5 grsm untuk umur 6-11 bulan dan 40 ggr untuk 12-23 bulan
4. Makanan PMT pemulihan tersebut diberkan setiap hari selama 90 hari.
1. Konsumsi Gizi
Tingkat konsumen ditentukan oleh kualitas hidangan. Kkualitas hiidangan menunjukkan
adanya ssemmmua zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangaan
dan perbandingan yang satu dengan yang lain. Kuantitas menuunjukkan kuantitum masing-
masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh baik daari suatu kualitas maupun kuantitas maka
tubuh mendapat kooondisi kesehatan gizi yang ssebaik-baiknya. (Djaeni Sediaoetama, MSc)
2. Konsumsi Energi
Energi adalah tenaga untuk melakukan perkerjaan, pangan merupakan bahan bakar yang
berfungsi sebagai sumber energi yang dipllukan tubuh untuk melaakukaan pekerjaan yang
penting. Energi yang dibutuhkan oleh individu untuk mempertahankan kehidupannya dalam
menunjang proses pertumbuhan, bisa berasal dari karbohidrat, lemak, protein. (Djaeni,
Sediaotama, 1991). Energi yang masuk melalui makanan yang dimakan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu.. Untuk mengetahui apakah orang tersebut kelebihan atau
kekurangan energi yang masuk dari makanan, maka digunakan petunjuk utama yaitu berat
badan (AnmadjauhiSediautama, 1987).Kebutuhan total energi pada individu dipengaruhi oleh tiga faktor (Hertog Nursanboto, 1992)
yaitu :
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
10/38
10
Metabolisme basah adalah jumlah panas yang dibutuhkan oleh tubuh dalam keadaan
istirahat total baik fisik, pencernaan, maupun emosinya.
Aktivitas fisik
Efek dinamik khusus pada makanan (SDA) : SDA adalah panas khusus yang
dibutuhkan untuk mencerna, menyerap dan memetabolisme zat gizi yang terdapat pada
makanan yang masuk ke dalam tubuh.Efek kekurangan energi pada tubuh akan menyebabkan terjadinya masalah gizi kurang.
Gizi kurang dapat terjadi akibat tingkat konsumsi yang memang tidak mencukupi atau
tingkat konsumsi mencukupi namun tubuh mengalami gangguan pencernaan sehingga
zat gizi yang masuk terbuang lagi dengan percuma.
3. Konsumsi Protrein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, disamping berfungsi
sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein
sebagai zat pembangun merupakan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi
didalam tubuh serta mengganti jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak.
Fungsi protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan yang baru dan mempertahankanjaringan yang telah ada.
Protein yang berasal dari protein hewani lebih tinggi nilainya daripada protein yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, karena protein hewani mengandung lebih lengkap asam-asam amino
essensial dan susunannya lebih mendekati sisman tubuh manusia.
Kebutuhan Energi dan Protein Anak Balita
Seperti diketahui kebutuhan energi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu BMR. Aktivitas fisik dan
SDA. BMR mempunyai nilai tertinggi pada masa pertumbuhan, sepanjang kehidupan manusia
BMR mencapai titik perkembangan tertinggi pada usia dua tahun dan memasuki tahun ketiga
kehidupannya. Kemudian grafik BMR secara perlahan-lahan menurun sampai masa remaja
(Hertos Nursanyoti, 1992).
Berdasarkan kebutuhan gizi yang dianjurkan (KGA) tahun 1993, kebutuhan energi dan protein
dapat dilihat dibawah ini :
- Umur 13 tahun : Kebutuhan energi 1250 kilo kalori dan kebutuhan protein 20 gr.- Umur 46 tahun : Kebutuhan energi 1750 kilo kalori dan kebutuhan protein 32 gr.
e. Prognosis
Dengan pengobatan adekuat ,umumnya penderita dapat di tolong walaupun diperlukan waktu
sekitar 2-3 bulan untuk tercapainya berat badan yang lumayan.Pada tahap penyembuhan yang
sempurna,biasanya pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dibandingkan dengan anak
sebayanya,Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami kelambatan yang
menetap,khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi.Retardasi perkembangan akanlebih nyata lagi bila penyakit ini diderita sebelum anak berumur 2 tahun ,ketika masih terjadi
proses proliferasi ,mielinisasi, dan migrasi sel otak
2. Memahami dan menjelaskan cara penilaian status gizi pada anak dan bumil
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu,
merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya
perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. (Supariasa, 2001:18). Status gizi terbaik
ialah kesehatan gizi optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya
tahan tubuh yang baik sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
11/38
11
Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :
1. Penilaian status gizi dan
2. Pemantauan status gizi
Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan
terletak pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titikwaktu dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran
tersebut. PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak
sebuah program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang
dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik
waktu tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian
MSG adalah trend dari 2 PSG
Metode PSG bila dikelompokkan terdiri atas :
1. PSG untuk perorangan, dan
2. PSG untuk kelompok / masyarakat
Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakitinfeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap
status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang
gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare, HIV/AIDS, tuberculosis, dan
beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada usus
dapat menyebabkan anemia. Penyakit Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih,
pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai
(Soekirman, 2000).
Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak,
serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah
tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta pelayanan
kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin tersedia
air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan
dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko
anak terkena penyakit dan kekurangan gizi (Unicef, 1998) Sedangkan penyebab mendasar atau
akar masalah gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana
alam, yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).
Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:
A. Faktor Eksternal
1) Pendidikan dan pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999, dalam
creasoft.wordpress.com)
Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan dengan
status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan
pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan ( Departemen gizi dan kesehatan
masyarakat, 2007).
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001,
dalam artikelpenjas.blogspot.com)
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
12/38
12
2) PekerjaanPekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan
keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).
3) BudayaBudaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998, dalam artikelpenjas.blogspot.com)
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan,
seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu
hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
B. Faktor Internal
1) UsiaUsia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)
2) Kondisi FisikMereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak
yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat
gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986)
3) InfeksiInfeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986 dalam
creasoft.wordpress.com)
Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh
dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu
yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan dengan
ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya
antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode
antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi,
antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson,
2005).
b. Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yangterjadi yang b erhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
13/38
13
Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut,
mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti
dan Triyanti, 2007).
c. Biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimiapemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang
lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat
diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi,
uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan
fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi
yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia
statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).
d. Biofisik
Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakandalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).
2.
Penilaian Tidak Langsung
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat
dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan
jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan
cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi
(Baliwati, 2004).
b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian menurut
umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan
angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat
terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan
lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk mengetahuipenyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat
berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).
Antopometri Gizi
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak
balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping
itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.
Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier dan
pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini
mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
14/38
14
dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi
yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.
a. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contohnya
panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanyamenunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita
waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan
adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila ukuran ini
rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering
digunakan adalah berat badan.
Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukurantubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah
dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu)
tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatannya
secara rutin.
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar negeri, tetapi
penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper" untuk mengukur tebal
lemak di bawah kulit.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudahada ambang batas yang jelas.
g. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap
gizi.
Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri, terdapat pula
beberapa kelemahan.
a.Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
15/38
15
samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.
b.Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan
spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
c.Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, danvaliditas pengukuran antropometri gizi.
d.Kesalahan ini terjadi karena:
1.pengukuran
2.perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3.analisis dan asumsi yang keliru
e.Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1.latihan petugas yang tidak cukup
2.kesalahan alat atau alat tidak ditera
3.kesulitan pengukuran
Jenis Parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:
Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di
bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang
edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan
jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di
lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4. Skalanya mudah dibaca.
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.
2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
16/38
16
Dacin
Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila
digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka
ketelitiannya 0,25 kg.
Tinggi Badan, tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran tubuh danpanjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat dijadikan indikator untuk menilai status gizi,
kecuali jika digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan. Penggunaan
tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya
terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di
negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah
berlangsung lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi terukur lebih
pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi tersebut tengah malnutrisi pascanatal,
melainkan dampak dari ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir
menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan dengan populasi "acuan"
berukuran lebih pendek tidak langsung berarti malnutrisi.
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tanganmerapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke
depan.
Lingkar Lengan Atas (LLA), dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah.
Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein (KEP)
wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan
status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat
mudah dan dapat dilakukan siapa saja.
Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil
maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut
adalah:
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang
mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan
dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yangmenderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak antara olekranon dan
tonjolan akromion. Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA, artinya wanita tersebut
mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan
perkembangan anak.
Lingkar Kepala, adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatanukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
17/38
17
kecil (Mikrosefalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala
tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Lingkar Dada, biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena
rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini, tulang
tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5
tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat
kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada.
Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.
Jaringan Lunak. Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian yang
cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot
dan lemak merupakan jaringan lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri
jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam pengukuran status gizi dimasyarakat
Lemak subkutan (Sub-Cutaneous Fat)
Penelitian komposisi tubuh, termasuk informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak
subkutan, dapat dilakukan dengan bermacam metode:
1.Analisis Kimia dan Fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi).
2. Ultrasonik.
3.Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer)
4.Radiological anthropometry (dengan mengunakan jaringan yang lunak)
5.Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)
Dari metode tersebut diatas, hanya antropometri fisik yang paling sering atau praktis
digunakan di lapangan. Bermacam-macam skin-fold calipers telah ditemukan, tetapi
pengalaman menunjukkan bahwa alat tersebut mempunyai standard atau jangkauan jepitan (20-
40 mm2), dengan ketelitian 0,1 mm, tekanan yang konstan 10 gram/mm2). Jenis alat yang
sering digunakan adalah Harpenden Calipers. Alat itu memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan.
Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara
beberapa parameter disebut Indeks Antropometri.
Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhiinterpretasi status gizi yang keliru. Masih banyak diantara pakar yang berkecimpung di bidang
gizi belum mengerti makna dari beberapa indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks
tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri
bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut denganBody Mass Index (Supariasa, 2001).
Indeks Massa Tubuh
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
18/38
18
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga
dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu
dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat
badan yang ideal atau normal.
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normalorang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body
Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT mempakan alat yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh
manusia dan ilmu. Artinya PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh
manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami
dalam menggunakan antropometri adalah konsep pertumbuhan.
Selain menggunakan konsep dasar pertumbuhan status gizi dapat ditentukan dengan :
Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB) dan Lingkar lengan atas. Untuk orang dewasalebih cocok menggunakan indeks perbandingan berat badan (kg) dengan tinggi badan (m)
kwadrat, yaitu (BB/TB2). Pengukuran status gizi dengan indeks BB/TB merupakan indikator
yang baik untuk menilai status gizi saat ini selain itu BB/TB juga merupakan indeks yang
independent terhadap umur (Supariasa, 2001: 58).
1. Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)
Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan
(Supariasa, 2001).
Klasifikasi Kategori IMT menurut CDC
2. LILA
Calon ibu harus sehat dan fit untuk hamil. Tentu saja, pertambahan berat badan selama
hamil harus dipantau cermat. Cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibuhamil adalah dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran LILA biasanya
dilakukan pada wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamil untuk memprediksi adanya
kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam waktu lama.
Ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil mulai trimester I
sampai trimester III. Kelebihannya jika dibandingkan dengan ukuran berat badan, ukuran LILA
lebih menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sendiri berat badan selama kehamilan
merupakan berat badan komulatif antara pertambahan berat organ tubuh dan volume darah ibu
serta berat janin yang dikandungnya. Kita tidak tahu pasti apakah pertambahan berat badan ibu
selama hamil itu berasal dari pertambahan berat badan ibu, janin, atau keduanya.
Selain itu, pembengkakan (oedema) yang biasa dialami ibu hamil, jarang mengenai
lengan atas. Ini juga yang menyebabkan pengkuran LILA lebih baik untuk menilai status giziibu hamil daripada berat badan.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
19/38
19
Setelah melalui penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai
berikut :
1. Jika LILA kurang dari 23,5 cm: status gizi ibu hamil kurang, misalnya kemungkinan
mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau anemia kronis, dan beresiko lebih tinggimelahirkan bayi BBLR.
2. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm: berarti status gizi ibu hamil baik, dan resiko
melahirkan bayi BBLR lebih rendah.
Apalagi, alat yang digunakan lebih ringan dibandingkan timbangan, dan mudah dibawa
kemana-mana. Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang 33 cm,
atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan pengukuran, ibu hamil
pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku lengan
kiri, jika ibu hamil yang bersangkutan tidak kidal.
Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal ini dilakukan
untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran otot akibat aktivitas, bukan
karena penimbunan lemak. Demikian juga jika lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan padalengan kanan.
Status Gizi Anak
Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat
kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang
dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkanstandar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan
oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan
(mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan
Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas
anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah
12 bulan.
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
20/38
20
Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB)
induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al, dalam,
Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :
NSBR
NMBRNISRujukanBakuSkor
NIS : Nilai Induvidual Subjek
NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan
Hasil pengukuran dikategorikan sbb
1. Untuk BB/Ua. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c.
Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/Ua. Pendek Bila SSB < -2 SD
b.
Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TBa.
Kurus Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gemuk Bila SSB > +2 SD
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes,2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjukan pada tabel 3.
Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
InterpretasiIndeks yang digunakan
BB/U TB/U BB/TB
Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal
Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah
Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah
Normal Normal Normal Normal
Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah
Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi
Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal
Obese Tinggi Rendah Tinggi
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
21/38
21
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber: Depkes RI, 2004
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam
pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur.Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang
tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang
mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung
dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat BadanBerat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian
dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam
penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan
karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi
kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu
(Djumadias Abunain, 1990).
c. Tinggi BadanTinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa laluterutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan
tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini
pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan
akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan
fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
22/38
22
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan
dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS
NoIndeks yang
dipakai
Batas
PengelompokanSebutan Status Gizi
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d +2 SD Gemuk
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut
Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-
nourished), sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yangpopulasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang
bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan
menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
23/38
23
Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh para
pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 1 diatas serta di interpretasikan
berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada tabel 2.
Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut
Diketahui BB= 60 kg TB=145 cmUmur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya
dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak laki-laki usia 15 tahun
Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS
Stature Standard DeviationsCm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Stature Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985
Jadi untuk indeks BB/U adalah
= Z Score = ( 60 kg56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah= Z Score = ( 145 kg169 ) / 8.1 = - 3.0 SD= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah= Z Score = ( 6036.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
24/38
24
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
25/38
25
3. Memahami dan menjelaskan PHBS dilingkungan keluarga dan Sekolah
PengertianPerilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain
itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalurkomunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasarkesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat menolong
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
26/38
26
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).
Tujuan PHBSMenurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkanderajat kesehatan yang optimal.
Strategi PHBSStrategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS
yaitu :
1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
practice).Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan
bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
proses pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu
kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini
pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan).
Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program
kesehatan yang didukungnya.
2.
Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong
untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di
rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan
bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu,
untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan
para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga
pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan
pendekatan masyarakat umum.
3.
Pendekatan Pimpinan (Advocacy)Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa
brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan
sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dananon pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui
advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya
berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya masalah, b) tertarik
untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk memecahkan
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
27/38
27
masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e) memutuskan tindak
lanjut kesepakatan.
Tatanan PHBSAda lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat umum,
tempat kerja, dan institusi kesehatan.
PHBS di Rumah TanggaKondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu
dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh
semua pihak.
Rumah Tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga,
yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota beserta jajaran sektor terkait
untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untukmenghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga.
Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan
informasi dan melakukan pendidikan kesehatan
Apa itu PHBS di Rumah Tangga?
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu tatanan rumah
tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan lingkungan sehat.
Perilaku sehat meliputi : Persalinan ditolong oleh petugas kesehatan, mengikuti KB, balita
diberikan ASI, balita ditimbang, sarapan pagi dan gosok gigi sebelum tidur.
Lingkungan sehat meliputi :Tersedia air bersih dan jamban, kesesuaian luas lantai dengan
jumlah penghuni serta lantai rumah bukan dari tanah.
Mengapa perlu PHBS di Rumah Tangga?
Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depanyang perlu dijaga, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya.
Berapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena gangguan berbagai
penyakit.
Angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan
PHBS.
Apa tujuan PHBS di Rumah Tangga?
Tujuan umum : Meningkatnya rumah tangga sehat di kabupaten/kota.
Tujuan khusus :
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
28/38
28
Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untukmelaksanakan PHBS.
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
Apa Manfaat PHBS di Rumah Tangga?
Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya dan tidak mudah sakit
karena faktor perilaku mempunyai andil dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (30-35%).
Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktifitas kerja anggota rumah tangga.
Dengan meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya dialokasikan untuk
kesehatan dapat ialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain
yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.
PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah daerah
kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 65% rumah tangga sehat pada
tahun 2010 (sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1457/Menkes/SK/X/2003 tentang kewenangan wajib standar Pelayanan Minimal (KW
SPM) bidang kesehatan).
Meningkatkan citra puskesmas dalam bidang kesehatan.
10 Cara H idup Bersih & Sehat di rumah Tangga
( Pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan)
( Balita diberikan ASI )
( Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesekatan )
( Tidak Merokok )
( lakukan aktivitas fisik setiap hari )
(makanlah dengan gizi seimbang < makan sayur dan buah setiap hari>)
( Tersedia air bersih )
( Tersedia jamban )
( Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni)
( Lantai rumah bukan dari tanah )
Siapa Pelaku dan Sasaran PHBS di Rumah Tangga?
Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu petugas kesehatn, petugas lintas sektor, tokoh masyarakat
dan kader kesehatan. Sasaran PHBS di rumah tangga yaitu seluruh anggota keluarga (Ibu,
bapak, anak, nenek, dll).
Tujuan PHBS
Tujuan umum:
Meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota di seluruh IndonesiaTujuan khusus:
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
29/38
29
Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk
melaksanakan PHBS
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat
Indikator PHBS
Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS di rumah
tangga. Namun, jika dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dantidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang
memenuhi hanya 7 indikator.
Indikator PHBS di rumah tangga adalah :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanadalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan
kebidanan, dokter umum dan bidan).
2. Memberi bayi ASI eksklusifadalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai
usia 6 bulan.
3. Menimbang balita setiap bulanadalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan
tercatat di KMS atau buku KIA.
4.
Menggunakan air bersihadalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhansehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air
terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa,
tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak
minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci
tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah
mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan
sabun.
6. Menggunakan jamban sehatadalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher
angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan
terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung,
jamban plengsengan.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan
pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M
plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.
8. Makan sayur dan buah setiap hariadalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang
mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun
keatas melakukan aktifitas fisil minimal 30 menit setiap hari.
10.Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun
keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya.PHBS di SekolahPengertian
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat (Depkes RI, 2007).
Tujuan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni:Tujuan Umum:
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
30/38
30
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan
mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah.b. Meningkatkan peran serta peran aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
ber-PHBS di sekolah.
c. Memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber-PHBS.
Manfaat
Manfaat bagi siswa :
a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b.
Meningkatkan semangat belajar
c. Meningkatkan produktivitas belajar
d.
Menurunkan angka absensi karena sakit
Manfaat bagi warga sekolah :
a.
Meningkatkan semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuanb.
Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
c. Meningkatkan citra sekolah yang positif
Manfaat bagi sekolah :
a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
b.
Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
Manfaat bagi masyarakat :
a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah
Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota :
a. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang
baik
b.
Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di sekolah
Sasaran
a. Siswa peserta didik
b. Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orangtua siswa)
c. Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)
Strata
Tabel Strata PHBS di Sekolah
Strata Pratama Strata Madya Strata Utama
Memelihara rambut agar
bersih dan rapi
Perilaku di strata pratama
ditambah :
Perilaku di strata
madya ditambah :
Memakai pakaian bersih
dan rapi
Memberantas jentik nyamuk Mengonsumsi jajanan
sehat di kantin sekolah
Memelihara kuku agar
selalu pendek dan bersih
Menggunakan jamban yang
bersih dan sehat
Menimbang berat
badan dan mengukur
tinggi badan setiap
bulan
Memakai sepatu bersih danrapi
Menggunakan air bersih
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
31/38
31
Berolahraga teratur dan
terukur
Mencuci tangan dengan air
mengalir dan memakai sabun
Tidak merokok di sekolah Membuang sampah ke
tempat sampah yang terpilah
(sampah basah, sampah
kering, sampah berbahaya)Tidak menggunakan
NAPZA
Indikator
a. Memelihara rambut agar bersih dan rapi
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih
adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan
kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal
seminggu sekali.
b. Memakai pakaian bersih dan rapi
Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan
rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika.Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS
minimal seminggu sekali.
c.
Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak
hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
d. Memakai sepatu bersih dan rapi
Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi
sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor.Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru
UKS minimal seminggu sekali.
e. Berolahraga teratur dan terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur
minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik
dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah
jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga
khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam
ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal
teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
f.
Tidak merokok di sekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok
berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu
batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin
(menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan
kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat
menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-
penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di
lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka
untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa
rokok/kawasan bebas asap rokok.g. Tidak menggunakan NAPZA
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
32/38
32
Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika
Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.
h. Memberantas jentik nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak
ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas
bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan airkulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah.
Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur
barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik
diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah,
cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk
melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
i. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan
tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar
dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang airbesar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau.
Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta
menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare,
disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban
yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah
antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk
laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.
j. Menggunakan air bersih
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di
lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air
sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air
dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak
minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia
dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.
k. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air
besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan
memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang
kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan
kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih
dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare,disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan
flu burung.
l. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia.
Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan
sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung
berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia
akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman
penyakit.
m. Mengonsumsi jajanan sehat dari kantin sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warungsekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
33/38
33
sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat
tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan
baik.
n.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat
pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar beratbadan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak
normal.
4. Memahami dan menjelaskan gaya hidup anak yang tidak sehat
BEBERAPA KEBIASAAN & GAYA HIDUP YANG SEMAKIN MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN &
KUALITAS HIDUP KELUARGA
ANAK-ANAK DI RUMAH:
1.DUDUK BERJAM-JAM KURANG AKTIF BERGERAK KARENA MENONTON TV
PAKAI REMOTE CONTROL, MAIN VIDEO GAMES & KOMPUTER
2. DUDUK BERJAM-JAM KURANG AKTIF BERGERAK KARENA MENONTON TV
PAKAI REMOTE CONTROL, MAIN VIDEO GAMES & KOMPUTER
3. SEMAKIN SERING MENGKONSUMSI JUNK FOOD YANG TINGGI LEMAK,KALORI, GARAM, RENDAH SERAT
4. SEMAKIN MALAS BERGERAK & LESU, BERISIKO TERHADAP KEGEMUKAN &
BERBAGAI PENYAKIT DEGENERATIF DI USIA MUDA
5.MENIRU KEBIASAAN MEROKOK ORTU & CENDERUNG MENJADI PEROKOK
PEMULA YANG LEBIH BERISIKO TERHADAP BERBAGAI PENYAKIT
6. TERPENGARUH OLEH STRESS YANG ANDA ALAMI & BAWA KERUMAH,
SEHINGGA MEREKA TURUT MENJADI STRESS DENGAN SEGALA DAMPAKNYA
Lalu kebiasaan buruk apa saja yang orang tua ajarkan secara tidak langsung atau tanpa mereka
sadari
1. Melewatkan sarapan
8/11/2019 PBL skenario 3 blok kedkom
34/38
34
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan
belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan tetap
rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas, mudah
tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk melakukan
kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.
Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja
dan anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat
seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan energi
mereka.
Solusi:
Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan sebelum berangkat
beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk sarapan singkat. Tak perlu
dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan karbohidrat (seperti sereal
berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum panggang dan telur rebus). Jangan
lupa juga tambahkan buah.
2. Kurang makan buah dan sayur
Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah
menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan sayur
sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke hingga
beberapa jenis kanker.
Solusi:
Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit:
sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan siang
(bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau mentimun pada
kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan malam.
Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan selalu
menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan nyemil buah
atau sayuran di depan anak, dengan begitu cep