Click here to load reader
Upload
rinaldi-indra-santoso
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hasil praktikum
Citation preview
KEGIATAN 3
SISTEM KARDIOVASKULER
MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (Erythrocyte)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Menghitung jumlah SDM
B. DASAR TEORICairan darah atau sering disebut darah saja, pada semua hewan Vertebata
tersusun atas: plasma, sel darah merh (SDM), sel darah putih (SDP) dan
keeping-keping darah (trombosit). Plasma berfungsi sebagai medium cair
yang didalamnya terlarut protein (albumin, fibrinogen, dan globulin) sehingga
disebut protein plasma. Selain itu juga terlarut nutrient lainnya (glukosa, asam
lemak, dan kolesterol), vitamin, mineral, garam anorganik terutama sodium
klorida (NaCl), limbah metabolisme dan gas.Eritrosit pada manusia berbentuk diskus bikonkav, diameternya 6-9 m,
tebal bagian tengah 1 m, bagian tepi 2-2,5 m dan tidak berinti. Membrane
eritrosit tersusun atas fosfolipid layaknya membrane sel lainnya.
Sitoplasmanya terdiri atas hemoglobin (34 %), tidak terdapat mitokondria,
ribosom, reticulum endoplasmic, dan badan Golgi, sehingga metabolismenya
sangat terbatas dengan menggunakan enzim-enzim metabolism yang telah
ada. Kation yang terdapat dalam sitoplasma eritrosit antara lain K+, Na+,
Ca2+, Mg2+, dan anion dalam bentuk Cl-, HCO3-, Hb, fosfat anorganik dan
2,3-DPG.Bila suatu tetes darah segar diperiksa di bawah meja mikroskop, terlihat
sel-sel darah merah sebagai lempengan bikonkaf dengan diameter 8 m.
Dalam keadaan segar, mereka akan tampak lebih kehijauan daripada merah.
Lekuk pada bagian pusat tiap sel darah merah menimbulkan bintik terang,
yang pada penglihatan pertama disalahtafsirkan sebagai nucleus, akan tetapi
sel-sel darah merah pada mamalia tidak bernukleus. Seringkali mereka
melekat berpadu berbarisan, atau bila suatu tetesan darah mengering pada
tepinya, sel-sel merahnya kehilangan cairannya dan berubah bentuk.
37
Sel darah merah tidak berinti dan tidak dapat berproduksi atau melakukan
metabolisme ekstensif. Air menempati 70% dari volume sel, dan hemoglobin (
Hb ) menempati 25% volume, sementara kandungan lain seperti protein dan
lipid, termasuk kolesterol menempati sisa volume ( 5% ). Fungsi eritrosit
adalah mengangkut oksigen yang terikat pada hemoglobin. Walaupun fungsi
Hb yang utama adalah membawa oksigen dan karbokdioksida, Hb juga
memerankan bagian penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa
dalam tubuh.Bentuk eritrosit bikonkaf, seperti lempeng, memberi rasio luas
permukaan terhadap volemu sangat besar. Luas permukaan memungkinkan
pertukaran gas cepat dari interior ke eksterior dan sebaliknya. Molekul-
molekul gas yang terletak di interor tak pernah jauh dari permukaan sel.
Karenanya difusi dapat berlangsung sempurna secara cepat melalui membran-
membran. Bikonkafnya eritrosit juga memungkinkan sel untuk menata
ketidakteraturan osmotik yang dapat ditanggapinya dengan melakukan
perubahan volume, menggunakan sedikit atau tekanan pada membran. Untuk
wanita sehat memiliki kira-kira 4,5 juta eritrosit dalam setiap mm3 darah.
Sehingga konsntrasi eritrosit ada naracoba ini mendekati normal.Konsentrasi eritrosit selalu mendekati normal, setiap perubahan dari nilai
normal digunakan sebagai indikator bagi beberapa gangguan. Nilai normal
konstan konsentrasi eritrosit menggambarkan kenyataan bahwa laju produksi
dan dektruksi sel benar-benar seimbang. Pria sehat mempunyai kira-kira 5 juta
eritrosit dalam setiap mm3 darah.wanita sehat mempunyai kira-kira 4.5 juta
eritrosit dalam setiap mm3 darah. Pengaruh komulatif pemakaian dan
perusakan mencapai derajad kritis bagi setiap sel, pada titik ini eritrosit
dirusak dan dibersihkan dari peredaran oleh sel fagosit sistem
retikuloendotelial. Lama hidup eritrosit mengikuti distribusi dengan rata-rata
lama hidup kira-kira 127 hari.Keutuhan bentuk eritrosit sangat tergantung pada tekanan osmosis
medium sekitarnya. Pada kondisi hipotonik akan mengalami pembengkakan
kemudian ruptur ( hemolisis). Hemolisis pada isotonik terjadi karena agen-
agen yang merusak permukaan, seperti : sabun, detergen, atau kloroform.
Sitoskeleton berfungsi untuk mengatur bentuk membran eritrosit sehingga
38
bentuknya fleksibel. Krenasi terjadi jika sel darah merah berada dalam
lingkungan yang hipertonis.Umur (lifepan) eritrosit dalam sirkulasi berksar antara 120 hari pada laki-
laki dan 100 hari pada wanita. Setelah melampaui batas umur tersebut eritrosit
akan kehilangan kemampuan metabolismekemudian dihancurkan oleh limfe,
hati, sumsum tulang dan sel retikuloendothelial. Sebagian besar komponennya
akan dimanfaatkan kembali, seperti besi, hem, asam amino dan globin. Untuk
menjaga jumlah nornal eritrosit, tubuh harus menghasilkan sel dewasa baru
pada kecepatan 2 juta setiap detik. Pada orang dewasa, produksi eritrosit
mengambil tempat di jaringan mieloid yang terletak di sumsum tulang dari
tulang kranial, rusuk, dada, korpus vertebra, epifisis proksimal humerus, dan
femur.
C. METODE PRAKTIKUM1. Jenis kegiatan : pengamatan (observasi)2. Obyek pengamatan : sel darah merah (SDM)3. Alat dan bahan
a. Alat : 1) Toma hemasitometer 2) Pipet khusus bertanda 1013) Blood lancet steril disposible
b. Bahan :1) Darah probandus2) Alcohol3) Garam fisiologis4) Larutan Hayem
D. CARA KERJA- mensterilkan kulit ujung jari tengah atau ujung jari manis dengan kapas
alkohol dan membiarkan sampai mongering- menusuk ujung jari tengah atau jari manis naracoba dengan menggunakan
blood lancet steril sehingga darah keluar- menyiapkan pipet khusus untuk penghitungan sel darah merah dengan
tanda 101.- mengambil darah dari naracoba dengan menggunakan pipet khusus
sampai melebihi tanda 0,5 kemudian membersihkan ujungnya dengan
kertas tisu sehingga bersih dan darah tepat pada batas 0,5
39
- kemudian menghisap dengan segera larutan Hayem dengan pipet sampai
tanda 101, kemudian meletakkan pipet pada posisi horizontal.- memegang kedua ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk lalu
menggerakkan secara perlahan-lahan agar darah bercampur dengan
reagen- menyiapkan bilik hitung : sebelum dan sesudah memakai, membersihkan
bilik hitung dan kaca penutupnya dengan menggunakan kertas tissue
dengan hati-hati. - menaruh bilik hitung di meja mikroskop dan menjepitnya dnegan
seksama, kemudian mengamati bagian-bagian dari bilik hitung dengan
menggunakan perbesaran lemah (10 x 4) sampai jelas betul letak kotak-
kotaknya dan kegunaannya- meneteskan cairan darah yang telah dicampur dengan larutan Hayem
dalam pipet sebanyak satu tetes lewat tepi kaca penutup dari bilik hitung
sehingga cairan merata ke seluruh bilik hitung- memeriksa dengan perbesaran lemah (10 x 4) dan mencari kotak tengah
dari bilik hitung. Kotak tersebut masih dibagi lagi menjadi 25 kotak
kecil, tiap kotak kecil tersebut masih dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil- menggunakan perbesaran kuat (10 x 10) untuk menghitung jumlah SDM
dan alat penghitung hand tally counter.- untuk menghemat waktu biasanya dari 25 kotak kecil hanya dipilih lima
kotak sebagai sampel. Kotak tersebut dapat dipilih secara random atau
dipilih kotak pada bagian kanan atas, kiri atas, kanan bawah, kiri bawah
dan tengah- untuk menghindari penghitungan rangkap, maka sel-sel darah merah yang
menempel pada garis dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
menghitung sel-sel darah merah yang berada dalam kotak dan sel-sel
yang menempel pada garis atas dan kiri saja sedangkan yang menempel
pada garis kanan dan bawah tidak dihitung- setelah mengetahui jumlah SDM kemudian memasukkan ke dalam rumus
untuk mengetahui jumlah SDM per mm3 sebenarnya.
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Data hasil perhitungan sdm
Jenis Kelamin: Perempuan
40
Perempuan
No
NamaUmur
Kotak JumlahJumlah eritrosit(SDM/ mm3)
1 Galuh 19
Kiri Atas 60
= 363 x 10.000= 3.630.000 SDM/mm3
Kanan Atas 79Kanan Bawah 74
Kiri Bawah 55Tengah 95Total 363
2 Kurnia 18
Kiri Atas 73
= 360 x 10.000= 3.600.000 SDM/mm3
Kanan Atas 86Kanan Bawah 65
Kiri Bawah 71Tengah 65Total 360
3 Sari 18
Kiri Atas 87
= 459 x 10.000= 4.590.000 SDM/mm3
Kanan Atas 91Kanan Bawah 96
Kiri Bawah 82Tengah 103Total 459
4 Untsa 19
Kiri Atas 81
= 409 x 10.000= 4.090.000 SDM/mm3
Kanan Atas 89Kanan Bawah 75
Kiri Bawah 83Tengah 81Total 409
5 Dita 20
Kiri Atas 77
= 422 x 10.000= 4.220.000 SDM/mm3
Kanan Atas 97Kanan Bawah 80
Kiri Bawah 85Tengah 83Total 422
6 Aida 20
Kiri Atas 83
= 447 x 10.000= 4.470.000 SDM/mm3
Kanan Atas 97Kanan Bawah 72
Kiri Bawah 98Tengah 99Total 447
41
7 Citra 20
Kiri Atas 61
= 285 x 10.000= 2.850.000 SDM/mm3
Kanan Atas 55Kanan Bawah 57
Kiri Bawah 53Tengah 59Total 285
8 Vyta 19
Kiri Atas 71
= 380 x 10.000= 3.800.000 SDM/mm3
Kanan Atas 79Kanan Bawah 83
Kiri Bawah 73Tengah 74Total 380
9 Agustina 19
Kiri Atas 87
= 479 x 10.000= 4.790.000 SDM/mm3
Kanan Atas 84Kanan Bawah 77
Kiri Bawah 102Tengah 129Total 479
10
Fatharani 19
Kiri Atas 113
= 487 x 10.000= 4.870.000 SDM/mm3
Kanan Atas 89Kanan Bawah 100
Kiri Bawah 104Tengah 81Total 487
11 Asri 20
Kiri Atas 84
= 422 x 10.000= 4.220.000 SDM/mm3
Kanan Atas 107Kanan Bawah 79
Kiri Bawah 75Tengah 77Total 422
12
Noviana
20 Kiri Atas 743.730.000Kanan Atas 77
Kanan Bawah 76
Kiri Bawah 74Tengah 72Total
Total ( )Rata-Rata ( )
Laki-laki
42
No Nama
Umur
Kotak JumlahJumlah eritrosit(SDM/ mm3)
43
1 Hasbi 20
Kiri Atas 83
= 402 x 10.000= 4.020.000 SDM/mm3
Kanan Atas 79Kanan Bawah
80
Kiri Bawah 75Tengah 85Total 402
2 Joko 19
Kiri Atas 115
= 636 x 10.000= 6.360.000 SDM/mm3
Kanan Atas 101Kanan Bawah
118
Kiri Bawah 160Tengah 142Total 636
3 Rendra 19
Kiri Atas 73
= 382 x 10.000= 3.820.000 SDM/mm3
Kanan Atas 77Kanan Bawah
75
Kiri Bawah 79Tengah 78Total 382
4 Opik 20
Kiri Atas 79
= 544 x 10.000= 5.440.000 SDM/mm3
Kanan Atas 97Kanan Bawah
109
Kiri Bawah 105Tengah 154Total 544
5 Reza 20
Kiri Atas 82
= 448 x 10.000= 4.480.000 SDM/mm3
Kanan Atas 87Kanan Bawah
95
Kiri Bawah 87Tengah 97Total 448
6 Hanifudin 19
Kiri Atas 68
= 320 x 10.000= 3.200.000 SDM/mm3
Kanan Atas 60Kanan Bawah
56
Kiri Bawah 65Tengah 71Total 320
7 Dika 20 Kiri Atas 43 = 201 x 10.000= 2.010.000 SDM/mm3
Kanan Atas 42Kanan 51
44
BawahKiri Bawah 33Tengah 32Total 201
8 Rinaldi
Kiri Atas
= 363 x 10.000= 3.630.000 SDM/mm3
Kanan AtasKanan BawahKiri BawahTengahTotal
Total ( )Rata-Rata ( )Standar Deviasi (SD)
F. PEMBAHASANPraktikum mengenai sistem kardiovaskuler kali ini merupakan praktikum
mengenai penghitungan sel darah merah (erythrocyte) yang bertujuan untuk
menghitung jumlah sel darah merah pada darah manusia. Alat-alat yang
praktikan gunakan adalah toma hemasitometer (chounting chamber), pipet
khusus bertanda 101, bilik hitung, blood lancet steril (disposable), etil
alkohol 70%, kapas dan larutan hayem. Untuk penghitungan sel darah merah, terlebih dulu probandus harus
diambil darahnya dengan cara menyterilkan kulit ujung jari tengah dengan
kapas alkohol dan selanjutnya menusuk ujung jari tengah naracoba dengan
blood lancet steril (disposable) sehingga darah keluar dan mengambil darah
langsung dari naracoba dengan menggunakan pipet khusus sampai melebihi
tanda 0,5. Kemudian segera menghisap dengan pipet dan menghisap larutan
hayem sampai batas tanda 101. Setelah darah probandus tercampur dengan larutan hayem, selanjutnya
adalah meneteskannya ke dalam bilik hitung untuk selanjutnya diamati. Bilik
hitung ini kemudian diletakkan pada mikroskop dengan perbesaran awalnya
4X10. Setelah itu, menghitung jumlah SDM dengan perbesaran 10X10 dengan
menggunakan alat counter dan dipilh 5 kotak sampel. Sampelnya yaitu bagian
kanan atas, kiri atas, kanan bawah, tengah dan kiri bawah. setelah mengetahui
jumlah SDM maka segera memasukkan ke dalam rumus: Jumlah SDM/mm3 = SDM yang terhitung x 10 x 5 x 200
45
Bila suatu tetes darah segar diperiksa di bawah meja mikroskop, terlihat
sel-sel darah merah sebagai lempengan bikonkaf, yang menurut teori
diameternya 8 m. Dalam keadaan segar, sel darah merah ini akan tampak
lebih kehijau-hijauan daripada merah. Seringkali sel-sel ini melekat berpadu
berbarisan, atau bila suatu tetesan darah mengering pada tepinya, sel-sel
merahnya kehilangan cairannya dan berubah bentuk. Beberapa berbentuk
lainnya tidak teratur.Pada perhitungan sel darah merah ini digunakan sampel darah dari 20
probandus dengan 12 probandus berjenis kelamin perempuan dan 8 probandus
berjenis kelamin laki-laki. Untuk probandus perempuan, dari hasil
penghitungan menggunakan bilik hitung, didapatkan hasil sel darah merah
yang tertinggi adalah Fatharani (20 tahun) dengan jumlah sel darah merah
yang terhitung pada bilik hitung sejumlah 487. Dari hasil tersebut kemudian
dikalikan 10.000 untuk mengetahui jumlah eritrositnya dan hasilnya adalah
4.870.000 SDM/mm3. Kemudian untuk probandus yang memiliki jumlah sel
darah merah yang paling sedikit adalah Citra (20 tahun) memiliki jumlah sel
darah merah yang terhitung pada bilik hitung sejumlah 285. Dari hasil tersebut
kemudian dikalikan 10.000 untuk mengetahui jumlah eritrositnya dan hasilnya
adalah 2.850.000 SDM/mm3. Untuk wanita sehat memiliki kira-kira 4,5 juta
eritrosit dalam setiap mm3 darah.Untuk probandus laki-laki yaitu probandus yang memiliki jumlah sel
darah merah yang paling banyak adalah Joko (20 tahun) dari hasil
penghitungan menggunakan bilik hitung, didapatkan hasil jumlah sel darah
merah yang terhitung pada bilik hitung sejumlah 636. Dari hasil tersebut
kemudian dikalikan 10.000 untuk mengetahui jumlah eritrositnya dan hasilnya
adalah 6.360.000 SDM/mm3. Dan probandus yang memiliki jumlah sel darah
merah paling sedikit dibandingkan yang lainnya adalah Dika (20 tahun) dari
hasil penghitungan menggunakan bilik hitung, didapatkan hasil jumlah sel
darah merah yang terhitung pada bilik hitung sejumlah 201. Dari hasil tersebut
kemudian dikalikan 10.000 untuk mengetahui jumlah eritrositnya dan hasilnya
adalah 2.010.000 SDM/mm3. Apabila dibandingkan dengan kajian pustaka, pada pria sehat mempunyai
kira-kira 5 juta eritrosit dalam setiap mm3 darah. Pada dasarnya konsentrasi
46
eritrosit selalu mendekati normal, setiap perubahan dari nilai normal
digunakan sebagai indikator bagi beberapa gangguan . Nilai normal konstan
konsentrasi eritrosit menggambarkan kenyataan bahwa laju produksi dan
dektruksi sel benar-benar seimbang. Akan tetapi, pengaruh komulatif
pemakaian dan perusakan mencapai derajad kritis bagi setiap sel. Pada titik ini
eritrosit dirusak dan dibersihkan dari peredaran oleh sel fagosit sistem
retikuloendotelial. Lama hidup eritrosit mengikuti distribusi dengan rata-rata
lama hidup kira-kira 127 hari.Menurut Benson et al. (1999) beberapa faktor yang mempegaruhi jumlah
eritrosit antara lain :1. Fisiologis karena adaptasi terhadap lingkungan lokal, misalnya
adaptasipada tempat tinggi (pegunungan) atau sering disebut
physiological polycithemia.2. Patologis karena adanya tumor pada sumsum tulang, maka jumlah SDM
dapat mencapai 10-11 juta sel permm3, hal ini disebut polycithemia vera.
Dari semua hasil pembahasan di atas, jumlah sel darah merah probandus
yang dihitung dan tidak mencapai nilai kenormalan jumlah sel darah merah
kemungkinan terjadi karena probandus kurang sehat atau mungkin juga
disebabkan praktikan kurang cermat dalam melakukan prosedur praktikum
sehingga menghasilkan kesalahan data yang tidak diketahui.
G. KESIMPULANJumlah rata-rata sel darah merah pada naracoba wanita yang dijadikan
sampel sekitar 4.470.000 SDM/mm3 SDM/mm3. Hal ini berarti, pada setiapmm3 darahnya terdapat sekitar 4,47 juta eritrosit. Untuk wanita sehat memilikikira-kira 4,5 juta eritrosit dalam setiap mm3 darah, sehingga konesntrasieritrosit pada naracoba ini mendekati normal. Kemudian untuk naracoba laki-laki jumlah sel darah merahnya sekitar 5.440.000 SDM/mm3. Hal ini berarti,pada setiap mm3 darahnya terdapat sekitar 5,44 juta eritrosit. Untuk pria sehatmemiliki 5 juta eritrosit dalam setiap mm3 darah
DAFTAR PUSTAKA
Mehta, Atul dan Victoria Hoffbrand. 2006. At a Glance : Hematologi. Jakarta :
Erlangga.
47
Nurcahyo, Heru. 2008. Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta : FMIPA UNY
48