451
PE 2533 PE-2533 Si l & Si t Sinyal & Sistem 1 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Sinyal dan Sistem Telkom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Good

Citation preview

PE 2533PE-2533 Si l & Si tSinyal & Sistem

1 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Motivation

LTI System

H(z)+

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom2G(z)

TT 2223TT-2223 Sinyal & SistemSinyal & Sistem

BAB #1:BAB #1: PENDAHULUAN SINYAL & SISTEM

3 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Outline

Sinyal & SistemAnalisis Fourier Waktu KontinyuAnalisis Fourier Waktu DiskritTransformasi ZTransformasi LaplaceTransformasi LaplacePengenalan Filter

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom4

Tujuan

Mendefinisikan beberapa fungsit tik d t di k t kmatematika yang dapat digunakan untuk

mendeskripsikan berbagai variasi sinyalMengenali peristilahan yang menjelaskankarakteristik sistem yang pentingMengembangkan teknik untukmengklasifikasikan sistem sesuai dengang gkarakteristiknya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom5

Definisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom6

Definisi

Sistem dapat didefinisikan sebagaik l bj k disekumpulan objek yang disusun

membentuk proses dengan tujuan tertentu.Sebagai model matematik yangmenghubungkan antara input dan output,umum disebut I/O systemMasukan dari enviroment ke system danykeluaran dari system ke enviroment disebut sinyal.y

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom7

Definisi

Diskrit : hanya terdefinisi pada bilangani tinteger.Kontinyu : di luar definisi diskrit.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom8

Sinyal bisa digambarkan sebagai fungsikt /”ti i l ” d f i f k iwaktu/”time signals” dan fungsi frekuensi.

Sinyal fungsi waktu dapat dibedakanj di Si l W kt K ti (t) dmenjadi Sinyal Waktu Kontinyu (t) dan

Sinyal Waktu Diskrit (n).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom9

Sistem yang menghubungkan sinyal inputk ti d i l t t k tikontinyu dengan sinyal output kontinyudisebut Sistem Waktu Kontinyu (SWK) danSi t h b k i l i tSistem yang menghubungkan sinyal inputdiskrit dengan sinyal output diskrit disebutSi t W kt Di k itSistem Waktu Diskrit.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom10

x(t)

x(t) SWK y(t) y(t)=T(x(t))

t

y(n)

x(n) SWD y(n)

x(n)

y(n)=T(x(n))y(n) T(x(n))

n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom11

Sampling

Rekonstruksi

Waktu Kontinyu t Waktu Diskrit

t

Sampling

Pasangan

ℑ ℑ‐1

Kontinyu

Pasangan

ℑ ℑ‐1

Diskrit

Frekuensi KontinyuΩ

y

Frekuensi Diskritω

Rekonstruksi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom12

Si l i l DSinyal-sinyal Dasar

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom13

Sinyal impulse δ(t),δ(n) Sinyal impuls / delta kontinyu

)t(δ =

=0 t1,

δ(t)

Si l i l / d lt di k it

t1

=ainnyal t 0,

δ(t)

Sinyal impuls / delta diskrit

)n(δ = 0n1

n1

)(

=

=ainnyaln 0,0n 1,

(n)δ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom14

Setiap sinyal waktu diskrit dapat dinyatakan sebagaideretan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatuderetan sinyal impuls yang dikalikan dengan suatukoefisien (konstanta)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom15

Sinyal langkah satuan u(t),u(n)Sinyal impuls / delta kontinyu

)t(δ >=

=0 t1,

u(t)

Si l i l / d lt di k it

t1

=ainnya t 0,

u(t)l

Sinyal impuls / delta diskrit

)n(δ => 0n1

n1

)(

=>

=ainnyan 0,

0n 1,(n)u

l

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom16

Sinyal Segitiga

)t(∧

1

)t(∧

t-1 1

1t1-;1)( ≤≤−= ttλ 1t1 ;1)( ≤≤ttλ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom17

Sinyal Persegi Rect(t) atau Π(t)

π(t)( )

t-0,5 0,5

1 , -0,5 ≤ t ≤ 0,5Rect(t) = Π(t)=

0 , t lainnya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom18

Sinyal sinc atau [sin(t)/t]

sinc (t)

t0 1 32-1-2

~t~ t

tsin)t(csin <<π

π=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom19

Fungsi Genap &

Fungsi GanjilFungsi Ganjil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom20

Fungsi Waktu KontinyuSetiap fungsi / sinyal dapat dinyatakansebagai fungsi genap, fungsi ganjil ataubukan fungsi genap maupun ganjil. Berikutcontoh fungsi genap waktu kontinyu danfungsi ganjil waktu kontinyu.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom21

F i G W k K i F i G jil W k K iFungsi Genap Waktu Kontinyu Fungsi Ganjil Waktu Kontinyu

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom22

Pada dasarnya setiap sinyal dapatdi ik j di b i d b idiuraikan menjadi bagian genap dan bagianganjil. Diberikan sinyal g(t) dapatdi k ik k j l hdiekspresikan merupakan penjumlahanbagian genap dan bagian ganjil sebagaib ik tberikut :

g(t) = ge(t) + go(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom23

Dimana bagian genap dari g(t) adalah :

ge(t) = [g(t) + g(-t)]/2ge( ) [g( ) g( )]

Dan bagian ganjil dari g(t) adalah :

go(t) = [g(t) - g(-t)]/2go( ) [g( ) g( )]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom24

Sehingga bila diketahui bahwa g(t) adalah fungsi genap,maka :maka :

ge(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = g(t) dan go(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = 0ge( ) [g( ) g( )] g( ) go( ) [g( ) g( )]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom25

Begitu pula bila g(t) adalah fungsi ganjil,kmaka :

ge(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = 0 dan

go(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = g(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

26

Contoh soal 1.1.

Periksalah apakah g(t) = 4 cos (3πt)merupakan fungsi genap atau fungsi ganjil?merupakan fungsi genap atau fungsi ganjil?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom27

Solusi :Solusi :

ge(t) = [g(t) + g(-t)]/2 = [4 cos (3πt) + 4 cos (-3πt)]/2ge(t) [g(t) g( t)]/2 [4 cos (3πt) 4 cos ( 3πt)]/2= 8 cos (3πt)/2 = 4 cos (3πt)

Dango(t) = [g(t) - g(-t)]/2 = [4 cos (3πt) - 4 cos (-3πt)]/2 = 0

Jadi g(t) = 4 cos (3πt) adalah fungsi genap

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom28

Contoh soal 1.2.Gambarkan bagian genap dan bagian ganjil dari fungsiGambarkan bagian genap dan bagian ganjil dari fungsi

waktu diskrit berikut ini :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom29

Solusi :g(t) = 1, 0 ≤ t ≤ 1 maka bagian genap dari g(t) adalah ge(t) =

[g(t) + g(-t)]/2 dan bagian ganjil dari g(t) adalah go(t) = [g(t)- g(-t)]/2, dengan gambar sebagai berikut :g( )] , g g g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom30

Dengan cara yang sama dapat digambarkan bagian genapd i (t) d l h (t) [ (t) + ( t)]/2 d b i jil d idari g(t) adalah ge(t) = [g(t) + g(-t)]/2 dan bagian ganjil darig(t) adalah go(t) = [g(t) - g(-t)]/2, sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom31

Latihan :1 Jika g(t) adalah 7e-2t-3 tuliskan dan sederhanakan :1. Jika g(t) adalah 7e-2t-3 , tuliskan dan sederhanakan :

a. g(3) b. g(2-t) c. g(t/10 + 4) d. g(jt)

2 D i i i f i (t) k t l h ( t) (t) (t 1) d (2t)2. Dari masing-masing fungsi g(t), sketsalah g(-t), -g(t), g(t-1) dan g(2t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom32

Carilah bagian genap dan bagian ganjil dari fungsiberikut :berikut :

a. g(t) = 2t2 – 3t + 6 c. g(t) = sinc(t)b (t) 20 (40 t /4) d (t) t(2 t)(1 + 4t)b. g(t) = 20 cos (40πt – π/4) d. g(t) = t(2-t)(1 + 4t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom33

Seperti halnya fungsi waktu kontinyu, makaf i kt di k it d t dib d kfungsi waktu diskrit dapat dibedakanmenjadi fungsi genap, fungsi ganjil danb k f i jilbukn fungsi genap maupun ganjil.Namunseperti fungsi waktu kontinyu, setiapf i kt di k it d t di ik j difungsi waktu diskrit dapat diuraikan menjadibagian genap dan bagian ganjil. Berikut

t h f i d f i jil ktcontoh fungsi genap dan fungsi ganjil waktudiskrit.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom34

Fungsi Genap Waktu Diskrit Fungsi Ganjil Waktu Diskrit

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom35

Diberikan g(n) adalah fungsi waktu diskritk bil ( ) d l h b i d imaka bila ge(n) adalah bagian genap dari

g(n) dan go(n) adalah bagian ganjil dari g(n)kmaka :

ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 )]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom36

Bila g(n) adalah fungsi genap maka :Bila g(n) adalah fungsi genap maka :

g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = g(n) dan g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = 0ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n) dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0

Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka :Bila g(n) adalah fungsi ganjil maka :

g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = 0 dan g (n) = [g(n) + g( n)]/2 = g(n)ge(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = 0 dan go(n) = [g(n) + g(-n)]/2 = g(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom37

Contoh soal 1.3.Periksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakanPeriksalah apakah g(n) = sin (2πn/7)(1+n2) merupakan

fungsi genap atau fungsi ganjil?

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom38

Contoh soal 1.4.

Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil d i ( ) ( ) ( 4)dari g(n) = u(n) – u(n-4)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom39

Solusi :

Bagian genap dari g(n) Bagian ganjil dari g(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom40

Latihan :1 Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]1. Sketsalah bagian genap dan bagian ganjil dari g(n) = cos[2πn/4]2. Diberikan sinyal sebagai berikut :

Sketsalah a g(-n) b g(2-n) c g(2n) d g(n/2)Sketsalah a. g( n) b. g(2 n) c. g(2n) d. g(n/2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom41

Operasi SinyalOperasi Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom42

Sinyal dapat dioperasikan berdasar amplitudonyamaupun waktunya Pada kuliah ini operasi sinyalmaupun waktunya.Pada kuliah ini, operasi sinyalyang dibahas adalah berdasar waktunya seperti :

PencerminanPenskalaan WaktuPenskalaan WaktuPergeseran

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom43

Sinyal Waktu Kontinyu f(t)

±±=±±

abt(af)bat(f

Sinyal Waktu Diskrit f(n)

a

±±=±±

bn(af)ban(f ±±=±±

an(af)ban(f

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom44

Contoh soal 1.5.Diketahui sinyal waktu kontinyu f(t)Diketahui sinyal waktu kontinyu f(t)

<≤ 0t1- 1

t-1

1-0,5t

0 1 2

≤≤=

lainnya t 02t00,5t -1)t(f

a. f(2t)f(2t)

t

1-t1

( t)

≤≤−

≤=

lainnya t 0 1t 0 t1

0t 0,5 1)t2(f

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom45

-0,5 1 y

Bukti :

≤≤

≤≤=

0102t1- 1

≤≤−=

≤≤

401 202t0 )25,01

02

-

)2( tf

t

tf

=

≤≤−lainnya t 0

4t0 1 t

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom46

b. f(t/3)

t1 61−

( )tf31

≤≤−

≤≤

= 6t0 11

10t3-

)(1 ttf

c t(t 3)t

-3

6

lainny t 06

)(3f

c. t(t-3)

2,5-0,5t

f(t-3)

≤≤

≤≤ 3t2

03-t1- 1

t

,5 0,5t

2

≤≤−≤≤−−

lainnya t 05t3 t5,05,2

23-t0 )3t(5,01

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom47

y

d. f(t+3)f(t-4)

≤≤−−

≤≤=+ -1t4- t5,01

-4t5- 1)4t(f

e t(t 3)

t-5 -2

lainnya t 0

e. t(t-3)f(-t)

≤≤≤≤1t0

0-t1- 1

t

1+0,5t

≤≤+≤≤−−−

lainnyat02t2- t5,01 2-t0 )t(5,01)t(f

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom48

lainnya t 0

f. f(-0.5t) ≤≤ 0t-31-1

f(-0,5t)

1+0,25t

≤≤−−≤≤≤

− 2t-30 )t3(5,014 3t t 0t-31- 1

)t5,0(f

g f (3 t) = f (t 3)

t

≤≤+−lainnya t 0

3t1 t5,05,0

g. f (3-t) = f- (t-3)

-0,5+0,5t

≤≤43t t

0t-31- 1

t

≤≤+−≤≤−−−

lainnyat 03t1 t5,05,0

2t-30 )t3(5,01)t3(f

49 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

h. f (2t-3) = f2(t+0.2)

2,5-t

≤≤−−≤≤

≤≤

− 23-2t0 )3t2(5,011,5 t 1

03-2t1- 1

)3t2(f

i f ( 3t 4) = f[ 3(t+ )]

t11,5 2,5

≤≤−lainnya t 0

2,5t1,5 t5,2

i. f (-3t-4) = f[-3(t+ )]

≤≤

≤≤

31t

34-

04--3t1- 1

2

≤≤+≤≤−−−−−

lainnya t 0-4/3t 2- t5,13

2 4--3t0 )4t3(5,0133

)4t3(f

50

-2

Jangkung Raharjo [email protected] ;Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Sifat & Klasifikasi Sistem

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

51

a). Statis (memoryless) dan Dinamis (with)memory)

Sistem statis jika keluaran sistem hanyatergantung/hanya dipengaruhi padamasukan saat itu (memoryless), sedangkansistem dinamis jika keluaran sistem dapatmengingat masa lalu (with memory)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom52

b). Linieritas dan homogenitasSistem linier jika memenuhi prinsip superposisi

SWK)t(x1 )t(y1

SWK)t(x 2 )t(y2

)t(SWK )t(y)t(y 21 +

)t(x1)t(x 2

Dan homogenitasαx1(t)+ β x2(t) = αy1(t) + β y2 (t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom53

Mengapa diperlukan sistem yang linear ?

Pada gambar di bawah ini,pada gambar (a) terlihat bahwasuatu sinyal sebagai masukan sistem yang linear akany g y gdihasilkan sinyal output yang sama dengan sinyalinputnya, hanya mengalami penundaan (delay).Sedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyalSedangkan pada gambar (b) terlihat bahwa suatu sinyalsebagai masukan suatu sistem yang tidak linear akanmenghasilkan sinyal output yang mengalami distorsihphasa.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom54

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom55

Pergeseran WaktuSistem tak ubah waktu jika output sistem tidak berubah

bentuk walaupun inputnya digeser tetapi outputnya akanbergeser sejauh pergeseran input.g j p g p

)t(x )t(

x(t) y(t)

SWK)t(x1 )t(y1

0 1 0 2t

x(t-3) y(t)

SWK2 3 0 2

t4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom56

Dengan kata lain :

Jika y1 (t) adalah output sistem dengan input x1 (t)y2 (t) adalah output sistem dengan input x2 (t)y2 (t) adalah output sistem dengan input x2 (t)

dan x(t) = x1 (t-t0) maka y(t) = y1 (t – t0)

Sistem disebut LTW (Linear dan Tak Berubah terhadapW kt ) t LTI (Li Ti I i t) jik Li i d t kWaktu) atau LTI (Linear Time Invariant) jika Linier dan takubah waktu .

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom57

d). KausalitasSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapatSistem LTW disebut kausal adalah sistem yang dapat

direalisasikan. Sistem LTW disebut kausal bila keluaranpada waktu n=n0 (untuk SWD) hanya bergantung padaharga-harga dari masukan n<n0 (sebelumnya dansekarang)dan keluaran-keluaran sebelumnya.

Dengan kata lain bahwa keluaran saat ini y(n) (untuk SWD)hanya bergantung pada harga-harga dari masukan saatini x(n) dan atau masukan-masukan sebelumnya dan ataukeluaran-keluaran sebelumnya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom58

Kondisi Perlu dan Cukup (KPC) untuk menyatakankausalitas adalah :kausalitas adalah :

h (n) = 0 untuk n < 0 . h(n) adalah respon impuls sistem.Respons impuls SWD

h(n)

kausal

h(n)

Non kausal

Respons impuls SWK

n0

n0

kausal

h(t)

Non kausal

t

h(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom59

t0

t0

e). StabilitasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatasSistem LTW disebut stabil bila setiap masukan terbatas

menghasilkan keluaran terbatas “BIBO” Bounded inputBounded output.

Kondisi yang diperlukan dan cukup (KPC)untuk menyatakanstabilitas adalah :

untuk SWD( )∑

∞=

∞<n

nhuntuk SWD

untuk SWK

−∞=n

( )∫∞

∞<dtth

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom60

∫∞−

Contoh : Respons impuls LTW suatu SWDh(n)

Stabil

n0

.......

h(n)

Tidak Stabil

n0

.......

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom61

Stabilitas sistem dapat juga dilihat dari letakl d i f i t f i tpola dari fungsi transfer sistem:

Untuk SWK stabil, letak pole di sebelah kirisumbu imajinerUntuk SWD stabil, letak pole didalam, plingkaran satuan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom62

Jadi untuk kuliah sinyal dan sistem inii t l d l h LTW/LTI (Li isistem yang perlu adalah LTW/LTI (Linier

tak ubah waktu / linier time invariant)d ik k h i t t b tdengan memeriksa apakah sistem tersebutkausal dan stabil.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom63

Contoh soal 1.6.Diketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretanDiketahui suatu SWD yang merupakan transformasi deretan

masukan x(n) dengan hubungan input – output sebagaiberikut :y(n) = ax2(n-1)y(n) = ax(n-2) + bx(n+2)

P ik if t i t di tPeriksa sifat sistem diatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom64

Solusi :y(n) = ax2 (n 1)y(n) = ax2 (n-1)

LinearitasJika input x1(n) maka output y1 (n) = ax1

2 (n-1)Jika input x1(n) maka output y1 (n) ax1 (n 1)Input x2 (n) maka output y2 (n) = ax2

2 (n-1)Ambil x(n) = x3(n) = αx1 (n) + (3x2(n)Makay(n) = y3(n) = a [x(n-1)]2

= a [α x1(n-1) + β x2 (n-1)]2

= a [α2 x12 (n-1) + 2αβx1 (n-1) x2 (n-1) + β2 x2 (n-1)]

≠ y (n) + β y (n)≠ α y1(n) + β y2 (n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom65

Pergeseran waktuJika input x1 (n) maka output y1 (n) = a x1

2 (n-1)Jika input x1 (n-k) maka output y1(n) = a x1

2 (n-k-1)= y1 (n-k)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom66

KausalitasSyarat kausal : output saat ini hanyatergantung pada input saat ini dan/atauinput saat sebelumnya dan / atau outputsaat sebelumnya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom67

Stabilitasy(n) = a x2 (n-1) jika < M maka

Jadi sistem tsb adalah :nonlinier time invariant kausal stabil-nonlinier – time invariant – kausal – stabil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom68

y(n) = a x(n-2) + b x (n + 2)Bukti kausal dapat dilihat dari respons impuls

h(n)h(n)ab

20-2321

l

karena h(n) ada untuk n < 0causal non

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom69

Diambil x(n) = x3(n) = α x1(n) + β x2(n)maka y(n) = y (n) = α a x (n 2 + b x(n+2)+β a x (n 2) + bmaka y(n) = y3 (n) = α a x1(n-2 + b x(n+2)+β a x2(n-2) + b

x2 (n+2)= α y1(n) +β y2(n)y1( ) β y2( )

sistem LinierJika x(n) = x1(n) maka y(n) = y1(n) = ax1(n-2) +bx1(n+2)

Jika x(n) = x (n-k) maka y (n) = a x1 (n-k-2) + b x1 (n-k-2)= y1 (n-k-t)

Kesimpulan sistem : Linier, Tak ubah waktu, Non kausal, StabilStabil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom70

Sistem OperatorSistem Operator

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom71

Sistem operator :L = Output/Input =Fungsi alih sistem (fungsi transfer sistem)p p g ( g )Untuk SWK L(p) = N(p)/D(p) = Numerator/Denumerator

Dimana p = operator diferensial d/dtp-1 = operator integral ∫ ( ) dtp-1 = operator integral ∫ (.) dt

Untuk SWD L(q) = N(q)/D(q) = Numerator/DenumeratorDimana q = operator maju

q-1 = operator tundaq-1.x(n) = x(n-1)q.x(n) = x(n+1)q ( ) ( )

Untuk menganalisis suatu sistem maka buat dulu model matematis(hubungan input-outputnya).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom72

Contoh soal : 1.7.Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dariCarilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari

rangkaian berikut :RL

Ci (t))t(ϑ+

-

O t t i t i(t) i t i t (t)Output sistem = i(t); input sistem = v(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom73

Model matematis sistem :

∫ ∞−=++

t)t(vdt)t(i

C)t(Ri

dt)t(diL 1

)t(v)t(idtC

RdtdL

t=

++ ∫ ∞−

1

)t(v)t(ipC

RLp =

++ −11 p

Cp

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom74

Cp)t(ioutput 1L(p)= CCx

ppx

CpRLp)t(v

)t(iinputoutput

11

++==

12 ++ RCpLCppC

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom75

Contoh soal: 1.8.Carilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari SistemCarilah sistem operator (Fungsi transfer sistem) dari Sistem

Waktu Diskrit dengan hubungan input-output sebagaiberikut :

3y(n) + 4y(n-1) + 7y(n-2) = 2x(n) + 5x(n-1)Solusi :D k t did tDengan menggunakan operator q didapat :y(n)(3 + 4q-1 + 7q-2 ) = x(n) (2 + 5q-1)

74352

74352

2

2

2

2

21

1

+++

=++

+== −−

qqq

qqx

qqq

)n(x)n(y)q(L

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

76

Solusi Persamaan Diferensial ddan

Persamaan DifferencePersamaan Difference (Perbedaan) ( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom77

Persamaan Diferensial (u/ SWK)

Secara Umum Persamaan Diferensial Sistem WaktuKontinyu dapat dituliskan sebagai berikut :Kontinyu dapat dituliskan sebagai berikut :

)t(xb...dt

)t(xdb)t(ya)t(ydtda...

dt)t(yda

dt)t(yda m

m

mn

n

nn

n

n 0011

1

1 ++=++++ −

n = orde persamaan diferensial

n

koefisien penyebut & koefisien D(p)∑=

=i

ia0

koefisien pembilang & koefisien N(p)∑=

=m

iib

0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom78

Umumnya n > m, ambil p = d/dt maka :

[ ] [ ] )t(xb...pb)t(yapa...papa mm

nn

nn 001

11 ++=++++ −

011

1

011

1

apa...papabpb...pbpb

)p(D)p(N

)t(x)t(y)p(L n

nn

n

mm

mm

++++++++

=== −−

−−

Dimana : D(p) =N( )

011

1 apa...papa nn

nn ++++ −

N(p) =

L(p) = Sistem operator

011

1 bpb...pbpb mm

mm ++++ −

L(p) Sistem operator

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom79

Jadi : D(p) y(t) = N(p) x(t)Ada dua solusi yaitu solusi komplementer dan solusi partikuler.y p p1. solusi komplementer (yc(t)) jika input x(t) = 0

D(p) yc(t) = 0 yc(t) ≠ 0 maka D(p) =0

Jadi = 0011

1 apa...papa nn

nn ++++ −

∑n

AAAA )()()()(Didapat yc(t) =

Dimana : yi(t) = eri(t)

∑=

+++=i

nnii tyAtyAtyAtyA1

2211 )(...)()()(

yi( )

ri = akar-akar polynomial D(p)Ai = konstanta yang dihitung dari kondisi awali y g g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom80

Kemungkinan akar D(p) adalah riil atau kompleks dan simpel atau jamak Maka :atau jamak. Maka :yi(t) = erit untuk semua akar riil yang berbedayi(t) = ert , tert , t2ert , … , tm-1ert untuk m buah akar riil y ( )yi(t) = eαt cos βt ; eαt sin βt untuk akar komplek yang simple

jβr = α + jβyi(t) = eαt cos βt ; eαt sin βt r(1)

= teαt cos βt ; teαt sin βt r(2)= teαt cos βt ; teαt sin βt r(2)= tm-1eαt cos βt ; tm-1eαt sin βt r(m) untuk

akar kompleks yang sama sebanyak m buah.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom81

2. Solusi khusus (particular) jika input sistem ada , x(t) ≠ 0

D(p) yp(t) = N(p) x(t)

yp(t) = )t(x)p(L)t(x)p(D)p(N

=p

Kasus khusus jika input eksponensial maka output juga

)p(D

Kasus khusus jika input eksponensial maka output jugaeksponensial.Ambil x(t) = Aest maka yp(t) = L(p) x(t)p

p = sJangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom82

Jika input sinusoida maka dibuat menjadi bentukeksponensialeksponensial.

Ingat : ejΏt = cos Ωt + j sin ΩtJika x(t) = A cos Ω(t) = Re ( A ejΩt )( ) ( ) ( )Maka:

y(t)=L(p).x(t)|p = jΩ

Jika x(t) = A sin Ω(t) = Im (A ejΩt ) maka y(t) = L(p) x(t)|p = jΩ

Didapat :Solusi persamaan = solusi komplementer + solusi particular

y(t) = y (t) + y (t)Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom83

Contoh soal 1.9.

dengan y(0) = 4 dan dy/dt = 1tcoseydtdy

dtyd t 3502410 22

2−=++

y(t) ( p2 + 10p + 24 ) = 50 e-2t cos 3t

)p)(p(pp)p(D)p(N)Lp

461

24101

2 ++=

++==

x(t) = 50e-2t cos 3t = Re(50e-2t ej3t ) = Re(50e(-2+j3)t ) solusi komlementer x(t) = 0

y (t) = Ae-6t + Be-4tyc(t) = Ae-6t + Be-4t

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom84

solusi particulary (t) = ( L(p) x(t) )yp(t) = ( L(p) x(t) )

=

+

=

−−+− 35035050 2232 tsinejtcoseReeRe

ttt)j(

p=-2+j3

=

++−−−

=

++ 243020912424102 jj

Repp

Re

[ ] [ ]( )1813332550

181181

1813350 22

jtsinjtcosReejjx

jtsinjtcosRee tt

−−+=−−−−

+−+ −−

=

325181181 jj+

tcosetsine)tsintcos(e ttt 31323

13363183

132 222 −−− −=+−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom85

solusi lengkap

= tttt BeAetcosetsine)t(y 4622 31323

1336 −−−− ++−=

= tttttt BeAetcosetsinetsinetcosedt

)t(dy 462222 46313433

1323

137233

1336 −−−−−− −−++−=

994614641080 BABA)(dy=

y(0) = -2/13 + A + B = 4 - - > A + B = 54/13

139946146

134

131080

=+>−−=−−+= BABAdt

)(dy

y( )2A = -117/13 A= -9/2

dan B = 225/26

jadi tttt eetcosetsine)t(y 6422 922532336 −−−− +jadi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom86

eetcosetsine)t(y226

313

313

−+−=

Stabilitas SistemSWK stabil jika bagian riil akar-akar polinomial D(p) adalahSWK stabil jika bagian riil akar akar polinomial D(p) adalah

negatif (akar-akar polinomial D(p) terletak di sebelah kirisumbu imajiner). Pada sistem diatas pada p = -6 dan p =4 adalah negatif maka sistem stabil-4 adalah negatif, maka sistem stabil.sistem stabil, jika p = α + jβ stabil jika α < 0

Bidang p : Im (p)

d h t bil iil( )daerah stabil riil(p)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom87

Persamaan Perbedaan (u/ SWD)

Bentuk umum sistem LTW

∑ ∑= =

≥>−−−=−N

i

M

iii M)in(xb)in(ya

0 0

0

Untuk penyederhanaan , ambil a0 = 1y(n) + a1y(n-1) + … + aNy(n-N) = b0x(n) + … + bMx(n-M)

dengan operator q :dimana q-1 x(n) = x(n-1) dan q x(n) = x(n+1),maka didapat:

y(n) (1 + a1q-1 + … + aNq-N ) = x(n) (b0 + b1q-1 + … + bMq-M)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom88

NN

MM

qa...qaqqb...qbb

)q(D)q(N

)n(x)n(y)q(L −−

−−

++++++

=== 11

110

jadi : D(q) y(n) = N(q) x(n)jadi : D(q). y(n) = N(q). x(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom89

Seperti halnya SWK ,maka pada SWD juga ada dua macamsolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusisolusi yaitu solusi komplementer (solusi umum) dan solusipartikular (solusi khusus) :

y(n) = yc(n) + yp(n)

S l i k l t jik d t k ( ) 0Solusi komplementer jika deretan masukan x(n) = 0D(q) yc(n) = N(q).0 = 0, maka D(q) = 0 dengan solusi :

∑ ∑= =

==m

k

m

k

mkkkkc rA)n(yA)n(y

1 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom90

dimana rk = akar polynomial D(q) dengan solusi :(i) r riil dan tunggal y (n) = r n(i) . rk riil dan tunggal yk(n) = rk

n

(ii). rk riil dan jamak sejumlah m buahyk (n) = rn, nrn, n2rn,…,nm-1rnyk (n) r , nr , n r ,…,n r

(iii). rk kompleks tapi tunggal , rk = α + jβ = rejΦ

yk(n) = rn cos nφ dan rn sin nφ(iv). rk kompleks dan jamak sejumlah m buah

yk(n) = rn cos nφ ; rn sin nφ= nrn cos nφ ; nrn sin nφ

.= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n= nm-1rn cos nφ ; nm-1rn sin n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom91

Solusi khusus jika deretan masukan adaD(q) y (n) = N(q)x(n)D(q) yp(n) = N(q)x(n)

yp(n) = )n(x)q(L)n(x)q(Nyp(n)

Kasus khusus jika input eksponensial , ambil x(n) = A(s)n

)n(x)q(L)n(x)q(D

q=

didapat : yp(n) = L(q)x(n) q = s

Stabilitas sistem SWD stabil jika magnitudo akar polynomialD(q) < 1 (atau didalam lingkaran satuan).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom92

Contoh soal 1.10.y(n + 3) 8y(n + 2) + 37y(n+1) 50y(n) = 8(0 5)n y(0) = 2y(n + 3) – 8y(n + 2) + 37y(n+1) – 50y(n) = 8(0,5)n , y(0) = 2,

y(1) = 3, y(2) = 5dengan operator qg p qy(n) (q3 – 8q2 + 37q - 50) = 8(0,5)n

508 ),()(L)q(N)n(y n

D( ) ( 3 8 2 37 50) ( 2)( 2 6 25)

50378508

23 −+−=== − qqq

),()q(L)q(D)q(N

)n(x)n(y

D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom93

D(q) = (q3 – 8q2 + 37q –50) = (q – 2)(q2 – 6q + 25)Akar-akar D(q)

q1 = 2

q2,3 = 432

100366 jj±=

−±

q2 = 3 + j4 = 5 < 0,927 radq3 = 3 – j4 = 5 < -0,927 rad 3 jSolusi komplementer

yc(n) = A(2)n + B(5)n cos 0,927n + C(5)n sin 0,927n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom94

solusi partikulary (n) = L(q) x(n) =

50823

),( n

yp(n) = L(q) x(n) = q = s q = 0,5

50378 23 −+− qqq

yp(n) = nn

),(),(),(),(

),( 5026769

5050375085050823 −=

−+−

solusi total/lengkap

i)(C)(B)(A)()( nnnn 927059270525064 n,sin)(Cn,cos)(B)(A),()n(y nnnn 927059270525026764

+++−=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom95

64 CBA)( 2267640 =+++−= CBA)(y

32 B)( 392705927052267321 =+++−= ,sinC,cosBA)(y

5854612585461254162 =+++= sincosBA)(y 5854612585461254267

2 =+++−= ,sin,cosBA)(y

didapat : A = 2,1886B = 0,05108C = 0 35666C = 0,35666

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom96

Sehingga:

- cek stabilitas :

n,sin)(,n,cos)(,)(,),()n(y nnnn 92705356660927050510802188625026764

+++−=

cek stabilitas : Plot akar D(q) :

Im D(q) x

1 2 3 Re D(q)

xsistem tidak stabil (karena ada akar polinomial D(q) yang

terletak di luar lingkaran satuan)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom97

Realisasi SWD dan SWK

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom98

Syarat sistem dapat direalisasi jika kausal dapat direalisirdalam bentukdalam bentuk

struktur langsung tipe Istruktur langsung tipe IIg g p

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom99

Realisasi SWDStruktur Langsung Tipe I :Hubungan input output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskanHubungan input-output Sistem Waktu Diskrit dapat dituliskan

sebagai berikut

∑∑NN

∑∑==

−=−0i

i0i

i )in(xb)in(ya

Untuk penyederhanaan, ambil a0 = 1, sehingga didapathubungan berikut :

NN

)nn(xb...)1n(xb)n(xb

)in(ya)in(xb)n(y

n10

N

0ii

N

0ii

−++−+=

−−−= ∑∑==

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom100

)mn(ya...)1n(ya n1 −++−−

q-1 q-1

b1bN

+ + +

x(n)

y(n)

1

b0 q-1

q-1

aN aN-1

q-1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom101

Struktur Langsung Tipe IIMengacu pada hubungan input outpur SWD berikut iniMengacu pada hubungan input-outpur SWD berikut ini,

)in(xb)in(yaN

i

N

i −=− ∑∑

)(b)1(b)(b)nn(ya...)1n(ya)n(ya

)in(xb)in(ya

n10

0ii

0ii

=−++−+

∑∑==

)nn(xb...)1n(xb)n(xb n10 −++−+

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom102

[ ] [ ]n1n1 bbb)()( −−−−[ ] [ ]

n1

nn

110

nn

110

nn

110

qa1qb...qbb)n(y)q(N)q(L

qb...qbb)n(xqa_...qaa)n(y

=+++

===

+++=++

∑ −−−

−−−−

43421

43421)q(L

0ii

)q(L

n

0i

ii

nn

110

2

1

qaqaqa...qaa)n(x)q(D

)q(L

=+++

=== ∑∑ =

=

−−−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom103

Fungsi Transfer L(q) diuraikan menjadi 2, sehingga L(q) =L1(q) L2(q) Masing-masing fungsi transfer dapatL1(q). L2(q) . Masing masing fungsi transfer dapatdigambarkan struktur realisasinya dan kemudian digabungkembali, hingga didapat L(q) total.

∑∑

=ω⇒ω

===

n

0i

1in

1i

1 )n(xqa)n()n(x)n(

qa

1)q(L

ωω

=n

0ii

)in(a)n(x)n(

qa

∑ −ω−=ω i )in(a)n(x)n(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom104

x(n) ω(n)+

q‐1

q‐2

‐a1

q‐N

‐a2

‐aN

∑ ∑ −− ω=⇒==N N

1i

1i qb)n()n(yqb)n(y)q(L ∑ ∑

= =ω=⇒=

ω=

0i 0iii2 qb)n()n(yqb

)n()q(L

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom105

y(n)ω (n)

+b0

q-1

q-2

b1

q-N

b2

bN

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom106

Rangkaian total digabung :L(q) = L (q) L (q)L(q) = L1(q) . L2(q)

)n(y.)n()n(y ω=

)n()n(x)n(x ω

( )x (n) b0 y(n)

q‐1

b1‐a1

++b0

q‐2

b2‐a2

bN‐aN

q‐N

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom107

NN

Contoh soal 1.12.Buat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubunganBuat realisasi tipe I dan tipe II dari SWD dengan hubungan

input-output sebagai berikut:y(n) + 3y(n-1) + 5(n-2) + 7y(n-2) = 6 x(n) + 4 x(n-1)y( ) y( ) ( ) y( ) ( ) ( )

Jawab :Struktur langsung tipe I :y(n) = 6x(n) + 4x(n-1) – 3y(n-1) – 5y (n-2) – 7y(n-3)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom108

x (n)

q-1

6

4

+

q-1

y (n)

-3

q-1

-5

q-1

-7

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom109

Struktur langsung tipe II :y(n) [1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3] = x(n) [6 + 4q-1]y(n) [1 + 3q 1 + 5q 2 + 7q 3] = x(n) [6 + 4q 1]

1321321

q46x1q46)()n(y 1 −+=

+=

ω(n)/x(n) = 1/[1 + 3q-1 + 5q-2 + 7q-3]

321321q

q7q5q31q7q5q31)n(x −−−−−− ++++++

→ x(n) = ω(n) + 3ω(n-1) + 5ω(n-2) + 7ω(n-3)ω(n) = x(n)-3ω(n-1)-5ω(n-2)-7ω(n-3)

y(n)=6ω(n) + 4ω(n-1)⇒+=ω

−1q46)n()n(y

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom110

x (n)6ω

y(n)

q-1

43

++6ωn

q-2

4-3

-5

ωn-1

-7q-1

ωn-2

ωn-3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom111

Realisasi SWKSecara prinsip sama seperti SWD dimana q-1 diganti denganBentuk umum SWK LTWBentuk umum SWK-LTW

∑∑ =m in

i )t(xdb)t(yd

a; m ≤ n

∑∑==

=0i

ii0i

iidt

bdt

a

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom112

Ambil a-n = 1 dan m = n

∑∑−

==−=

1n

0ii

iii

in

0iin

n

dt

)t(ydadt

)t(xdbdt

)t(yd

n1n1

221

xdbxdbxdbdxb)t(xb +++++=−

nn1n1n221odt

bdt

b.......dt

bdt

b)t(xb +++++=−−

1n )(ddd −

1n

1n1n21o

dt

)t(yda........dtdya

dtdya)t(ya

−−−−−=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom113

Struktur langsung tipe I

bn-2

bn-1

bn

n

n

dtd

1n1n

dtd

2n2n

dtd

22

dtd

dtd

box (t) ∫ ∫ + 3y (t)∫∫

b1

b2

+

-an-1

-an-2

-a2

-a1-a0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom114

Contoh soal 1.13.Gambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaanGambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaan

diferensial berikut :

SWK – LTW : )t(x5dtdx3y50

dtdy37

dt

yd8

dt

yd2

2

3

3+=+++

2

2

3

3

dtyd8

dtdy37y50

dtdx3)t(x5

dtyd

−−−+=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom115

3

x (t) ∫ ∫ y (t)∫53

3

dtd

22

dd

dtd

x (t) ∫ ∫+

y (t)∫

‐8

+dt 2dt

‐37

‐50

Buat untuk struktur langsung tipe II nya

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom116

g g p yL(P) = L1(P) . L2(P) ….. Ln(P)

Contoh soal 1.14.Gambarkan struktur realisasi dari SWK dengan persamaan diferensialg p

berikut :d3y(t)/dt3 + 4d2y(t)/dt2 + 11dy(t)/dt + 15y(t) = 2 dx(t)/dt + 5 x(t)Realisasi langsungRealisasi langsungp=d/dt ; p-1 =[p3+ 4p2 + 11p + 15] y(t) = [2p + 5] x(t)k lik d 3

kalikan dengan p-3

[1 + 4 p-1 + 11 p-2 + 15 p-3] y(t) = [2 p-2 + 5 p-3] x(t)y(t) + 4 p-1 y(t) + 11 p-2 y(t) + 15 p-3y(t) = 2 p-2 x(t) + 5 p-3 x(t)y(t) = -4 p-1 y(t) + p-2 [5x(t) – 11y(t)] + p-3[5x(t) – 15 y(t)]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom117

x (t)

5 2

+ ∫p-3 p-2

+ ∫ p-1

+ ∫ py (t)

-15 -11 -4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom118

Respons ImpulseRespons Impulse

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom119

Respons impuls adalah respons sistem( t t i t ) jik k dib i(output sistem) jika masukannya diberisinyal impuls

δ(n)

SWD h (n)

δ(t)Respons impuls

SWK h (t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom120

Sistem sering digambarkan dengan responsSistem sering digambarkan dengan responsimpulsnya karena dengan respons impulsdapat dilihat apakah sistem tersebut kausaldapat dilihat apakah sistem tersebut kausaldan stabil atau tidak.

h(n) y (n)x (n)

SWD ⇒

h(t) y (t)x (t)SWK ⇒

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom121

Respons Impuls SWDDiketahui SWD - LTWy(n) + a y(n 1) + a y(n 2) + + a y(n N) = x(n)y(n) + a1 y(n-1) + a2 y(n-2) + ….+ an- y(n-N) = x(n)Respons impuls sistem adalah respons sistem (output) jika

x(n) = δ(n)( ) ( )Sehingga dapat dituliskan h(n) = y(n)

x(n) =δ (n)Jadih(n) + a1 h(n-1) + a2 h(n-2) + …. + aN h(n-N) = δ(n)k SWD k l > h( ) 0 t k <0karena SWD kausal ==> h(n) = 0 untuk n<0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom122

makan = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n 1) ; h(n 2) dst = 0n = 0 h(0) = δ(0) = 1 ; h(n-1) ; h(n-2) dst = 0n = 1 h(1) + a1 h(0) + 0 + ….+ 0 = δ(1) = 0n = 2 h(2) + a1 h(1) + a2 h(0) + … = δ(2) = 0n 2 h(2) a1 h(1) a2 h(0) … δ(2) 0… dstingat solusi persamaan y(n) = yc(n) + yp(n)p

D(q) y(n) = N(q) x(n)

m⇒yc(n) ⇒ D(q) yc(n) = 0 ⇒ D(q) = 0 maka yc(n) = ∑

=

m

1k

nkk rA

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom123

⇒yp(n) ⇒ yp(n) = L(q) x(n)q=s untuk x(n) = A(s)n

tetapi input disini bukan eksponesial maka y (n)=0tetapi input disini bukan eksponesial maka yp(n)=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom124

Contoh soal 1.15.y(n) 0 8y(n 1) + 0 15 y(n 2) = x(n)y(n) – 0,8y(n-1) + 0,15 y(n-2) = x(n)

Respons impulsh(n)-0,8 h(n-1) + 0,15 h(n-2) = δ(0)h(n) 0,8 h(n 1) 0,15 h(n 2) δ(0)

n=0 ⇒ h(0) – 0,8 h(-1) + 0,15 h(-2) = δ (0) = 1 ⇒ h(0) = 1n=1 ⇒ h(1) – 0,8 h(0) + 0,15 h(-1) = δ(1) = 0 ⇒ h(1) = 0,8n=2 ⇒ h(2) – 0,8 h(1) + 0,15 h(0) = δ(2) = 0 ⇒ h(2) = 0,8 x

0,8 – 0,15 = 0,49

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom125

solusiy (n) = nn

mn AAA )()(∑yc(n) =

dimana y(n) [1- 0,8 q-1 + 0,15 q-2] = x(n)

nn

k

nkk rArArA )()( 2211

1+=∑

=

dimana y(n) [1 0,8 q 0,15 q ] x(n)

qqq1 222

L(q) = )3,0q)(5,0q(q

15,0q8,0q

q

2

qxq15,0q8,01

12321 −−

=+−

=+− −−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom126

Jadiy (n) = A (0 5)n + B (0 3)nyc(n) = A (0,5)n + B (0,3)n

n=0 ⇒ y(n) = A + B = h(0) = 1n=1 ⇒ y(n) = 0,15A + 0,3 B = h(1) = 0,8n 1 ⇒ y(n) 0,15A 0,3 B h(1) 0,8

A + 0,6 B = 1,6A + B = 1

- 0,4B = 0,6 ⇒ B = -1,5A = 2,5

Maka y(n) = h(n0 = [2,5 (0,5)n – 1,5 (0,3)n] u(n) Bagaimana kalau imputnya superposisi ?Karena sistem linier maka outputnya juga superposisiKarena sistem linier maka outputnya juga superposisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom127

Contoh soal 1.16.y(n) 2y(n 1) + 1 31 y(n 2) 0 28 y(n 3) = x(n) + 3x(n 2)y(n) – 2y(n-1) + 1,31 y(n-2) – 0,28 y(n-3) = x(n) + 3x(n-2)

respons impuls didapat jika x(n) = δ (n) dan 3x(n-2) = 3δ(n-2)y(n) [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3] = x(n) [1 + 3 q-2]y(n) [1 2 q 1,31 q 0,28 q ] x(n) [1 3 q ]L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q) = [1 + 3 q-2] / [1 – 2 q-1 + 1,31 q-2 – 0,28 q-3]Kalikan L(q) dengan q3 / q3 , didapat :

q3q3 +

28,0q31,1q2q

q3q)q(L23 −+−

+=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom128

D(q) = q3-2 q2 + 1,31 q - 0,28 = (q - 0,5) (q - 0,7) (q - 0,8)yc(n)=A(0,5)n + B(0,7)n + C(0,8)nyc( ) ( , ) ( , ) ( , )

Input 1 : δ(n) maka h(n) = 2h(n-q) + 1,31 h(n-2)-0,28 h(n-3)=δ(n)]n = 0 ⇒ h(0) = 1n =1 ⇒ h(1) 2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n =1 ⇒ h(1) –2h(0) + 0 + 0 = 0 ⇒ h(1) = 2n = 2 ⇒ h(2) –2h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 0 ⇒ h(2) = 2,69

dimana

2/496/25

28,07,05,0)1(1)0(

−==

=++=

=++=BA

CBAhCBAh

3/6469,264,049,025,0)2( ==++= CCBAh

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom129

Jadi

untuk n ≥ 0nnn1 )8,0(

369)7,0(

249)5,0(

125)n(h +−=

Input 2 : 3δ(n-2)outputnya h(n) – 2h(n-1) + 1,31 h(n-2) – 0,28 h(n-3) = 3δ (n-2)n = 0 h(0) – 2h(-1) + 1,31 h(-2) – 0,28 h(-3) = 3δ (-2) = 0

h(0) = 0n = 1 h(1) – 2h(0) + 0 – 0 = 3δ (-1) = 0 ⇒ h(1) = 0( ) ( ) ( ) ( )n = 2 h(2) –2 h(1) + 1,31 h(0) – 0 = 3δ (0) = 3 ⇒ h(2) = 3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom130

Makah(0) = A + B + C = 0 A= 50h(0) = A + B + C = 0 A= 50h(1) = 0,5A + 0,7B + 0,8C = 0 B = -150h(2) = 0,25A + 0,49B + 0,64C = 3 C = 100h(2) 0,25A 0,49B 0,64C 3 C 100jadi

h2(n) = 50(0,5)n – 150 (0,7)n + 100 (0,8)n n ≥ 2Maka : h(n) = h1 (n) + h2 (n)

=+−= 1dan0nuntuk)80(64)70(49)50(25 nnn

≥+−=

=+−=

2 n untuk )8,0(3

364)7,0(2

349)5,0(6

325

1dan 0n untuk )8,0(3

)7,0(2

)5,0(6)n(h

nnn

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom131

Latihan :Carilah respons impuls sistem dengan persamaanCarilah respons impuls sistem dengan persamaan

perbedaan berikut :y(n) = x(n) +0,8 y(n-1)y( ) ( ) y( )25y(n) + 6y(n-1) + y(n-2) = x(n)2y(n) + 6y(n-2) = x(n) – x(n-2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom132

Respons Impuls SWKDari persamaan differensial

)t(ya)t(dtdya...............

)t(ydt

dadt

)t(yda o11n

1n1nn

nn ++++

)()(............)()(011

1

1 txbdttdxbtx

dtdb

dttxdb m

m

mm

m

m ++++ −

dalam operator p :L(p) = N(p)/D(p) = y(t)/x(t) → D(p) y(t) = N(p) x(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom133

Respons impuls h(t) = y(t) jika input x(t) = δ (t)dimanadimana

y(t) = h(t) = yc(t) + yp(t)

∑=

==n

1i

)t(ric ieA)t(y)t(h

r = akar dari polinomial D(p)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom134

Contoh soal 1.17.Carilah respons impuls dari SWK dengan persamaanCarilah respons impuls dari SWK dengan persamaan

diferensial berikut ini :

dxdyyd2)t(x3

dtdx2y3

dtdy4

dt

yd2

+=++

Solusi : y(t) [p2 + 4p + 3] = [2 p + 3] x(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom135

2 )1p)(3p(3p2

3p4p

3p2)P(L++

+=

++

+=

tt3c BeAe)t(y

3p4p

−− +=

++

t = 0 ⇒ yc(0) = A + B= 0

)(tdy

1/2B-1/2A1A 2

13)(

=→=−

=−−= BAdttdyc

y(t) =

1/2B =

t3t e21e

21 −− −

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom136

input (1) = 3 x(t) ⇒ h1(t) = t3t e23e

23 −− −

input (2) = ⇒ h2 (t) =

22

dtdx2 tt3 ee3

dt)t(dy2 −− −=p ( ) 2 ( )

jadi h(t) = h (t) + h (t)

dt dt

jadi h(t) = h1(t) + h2(t)

h(t) = [1,5 e-3t + 0,5 e-t] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom137

Konvolusi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom138

KonvolusiAdalah suatu operasi perkalian sekaligus penjumlahan

dalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasidalam kawasan waktu (SWD) atau suatu operasiperkalian sekaligus integral dalam kawasan waktu (SWK).Dapat digunakan untuk mendapatkan respons sistemt h d k b b J di k t f iterhadap masukan bebas. Jadi merupakan transformasidari masukan ke keluaran.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom139

Penjumlahan KonvolusiJika x(n) adalah input suatu SWD – LTW dan y(n) adalah

output sistem tersebut dimana y(n) = T [x(n)] maka :output sistem tersebut dimana y(n) T.[x(n)] , maka :

∑ ∑ −=−=~ ~

)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y

dimana operasi diatas didefinisikan sebagai operatork l i “ * ” hi

∑ ∑−= −=~k ~k

)k(h)kn(x)kn(h)k(x)n(y

konvolusi “ * ” , sehingga

∑ ∑∆

−=−==~ ~

)k(*)kn(x)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y

Dimana h (n) adalah respons impuls

∑ ∑−= −=~k ~k

)k()kn(x)kn(h)k(x)n(h)n(x)n(y

Dimana h (n) adalah respons impuls

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom140

Prinsif dan sifatnya sama dengan SWD dimana Σ digantid i t l

x[n] y[n]

dengan integral

SWDH[ ] y[ ]

x(n) * h(n) = y(n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom141

Sifat-sifat Konvolusi :Komutatif :

x(n) * y(n) = y(n) * x(n)Asosiatif :

x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)x(n) * [y(n) * z(n)] = [x(n) * y(n)] * z(n)Distributif untuk operasi penjumlahan

x(n) * [y(n) + z(n)] = x(n) * y(n) + x(n) * z(n)Memiliki elemen identity : δ(n)

x(n) * δ (n) = δ(n) * x(n) = x(n)Konvolusi dari suatu deretan pulsa sampling tertunda dengan x(n)p p g g ( )

x(n) * δ(n-k) = x(n-k)

Lihat lagi operasi pencerminan dan pergeseran

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom142

Contoh soal 1.18.x[n] y[n]

h(n)x[n] y[n]

Dengan input x(n) dan respons impuls h(n) seperti di bawahini, dapatkan output sistem y(n) = x(n)*h(n)

x (n) h (n)

32

n0 1 2

0,5

n0

1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom143

Jawab :

∑−=

−==~

~k)kn(h)k(x)n(h*)n(x)n(y

Disini k merupakan variabel penjumlahan untuk harga ntertentu. Misalnya diberikan harga suatu n=N0 makaj l hk k li t d t (k) djumlahkan semua perkalian antara deretan x(k) denganh(n0-k) untuk semua k [-~ , ~], dimana h(n0-k) = h-(k-n)yaitu pencerminan dari h(k) kemudian digeserkan sejauhy p ( ) g jn0.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom144

Dengan kata lain dapat dituliskan langkah-langkah penjumlahan konvolusi sebagai berikut :penjumlahan konvolusi sebagai berikut :

Gambarkan x(n) dan h(n)( ) ( )Ubah peubahnya dari n menjadi k, sehingga didapat x(k) dan h(k)L k k i t h d b tik l d i h(k)Lakukan pencerminan terhadap sumbu vertikal dari h(k) atau x(k) sehingga didapat h(-k) atau x(-k)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom145

Misalkan yang dicerminkan adalah h(k) maka didapat h(-k)dan x(k) Geser h(-k) untuk n =0 dan kalikan besarandan x(k). Geser h( k) untuk n 0 dan kalikan besaranpada h(-k) dan x(k) pada waktu yang sama danjumlahkan. Sehingga akan dikalikan h(-k) dengan x(k).G l i h( k) t k 1 k kit k likGeser lagi h(-k) untuk n=1, maka kita akan mengalikanh(1-k) dengan x(k), begitu seterusnya hingga antara h(n-k)dan x(k) tidak bersinggungan lagi.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom146

Integral KonvolusiPrinsif dan sifatnya sama dengan SWD dimana Σ diganti

dengan integral ∫dengan integral ∫

x(t) y(t)H

∫ ∫− −

εεε−=εε−ε∆=~

~

~

~

d)(h)t(xd)t(h)(x)t(h*)t(x)t(y

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom147

Secara grafis :Gambarkan x(ε) dan h(t ε) dimana h(t ε) = h (ε t ) yaituGambarkan x(ε) dan h(t0-ε) dimana h(t0-ε) = h-(ε-t0) yaituh(ε) yang dicerminkan kemudian digeser sejauh t0 laludiintegrasikan.Disini ε merupakan variabel integrasi, jadi set satu harga tkemudian lakukan operasi diatas dimana hasil integrasimerupakan luas dibawah kurvamerupakan luas dibawah kurva.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom148

Energi & Daya SinyalEnergi & Daya Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom149

Energi Sinyal

Energi sinyal waktu kontinyu x(t) didefinisikanb i E b ik tsebagai Ex berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom150

Energi Sinyal (cont’)

Satuan dari energi sinyal tergantung darit d i i l D l k tsatuan dari sinyal. Dalam kasus tegangan

sinyal v(t) yang diterapkan pada suatui t R i dib ik k i tresistor R, enrgi yang diberikan ke resistor

adalah sebesar :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom151

Analogi dengan sinyal waktu kontinyu, maka energi sinyalwaktu diskrit didefinisikan sebagai :waktu diskrit didefinisikan sebagai :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom152

Contoh 1.20.Carilah energi sinyal dari x(t) = 3 tri(t/4)Carilah energi sinyal dari x(t) = 3 tri(t/4)Solusi :Dari definisi energi :Dari definisi energi :

Menggunakan definisi sinyal segitiga :

Maka dapat didefinisikan sinyal tri(t/4) sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom153

Dan

S hi i i lSehingga energi sinyalnya :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom154

Contoh 1.21.Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Carilah energi sinyal waktu diskrit x(n) = (½)n u(n)Solusi :Dari definisi :Dari definisi :

= 1/[1-1/4] = 4/3

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom155

Daya Sinyal

Daya rata-rata sinyal waktu kontinyudid fi i ik b i b ik tdidefinisikan sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom156

Daya Sinyal (cont’)

D t t i l kt di k itDaya rata-rata sinyal waktu diskritdidefinisikan sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom157

Untuk sinyal periodik, maka daya rata-ratai l kt k ti i dik d l hsinyal waktu kontinyu periodik adalah

sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom158

Sedangkan untuk sinyal waktu diskritperiodik, daya rata-ratanya adalah :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom159

Contoh 1.22.Carilah daya sinyal x(t) = A cos (2πfo +θ)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom160

Solusi :Dari definisi daya sinyal waktu kontinyu periodik adalah :Dari definisi daya sinyal waktu kontinyu periodik adalah :Menggunakan identitas trigonometri :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom161

Didapat :

= A2/2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom162

Latihan :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :Carilah energi dan daya sinyal berikut ini :

x(t) = tri[(t-3)/10]x(n) = 10 sin (2πn/4)x(n) 10 sin (2πn/4)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom163

PE-2533 Sinyal dan SistemSinyal dan Sistem

BAB #2:BAB #2: ANALISIS FOURIER SINYAL

WAKTU KONTINYU

164 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Tujuan

Mengembangkan metode dari ekspresii l kt k ti d kt di k itsinyal waktu kontinyu dan waktu diskrit

sebagai kombinasi linear dari sinusoidal, riild k l kdan kompleksMemahami sifat-sifat umum dari sinyalMenerapkan metode untuk menentukanrespons dari sistem waktu kontinyu danp ywaktu diskrit

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom165

Deret Fourier WaktuDeret Fourier Waktu Kontinyuy(TFWK)( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom166

Analisis Fourier pada sinyal waktu kontinyub t j t k i d hk i l d ibertujuan untuk memindahkan sinyal darikawasan waktu ke kawasan frekuensi, yaitud k D t F i W ktdengan menggunakan Deret Fourier WaktuKontinyu (DFWK) untuk sinyal perodik, dand T f i F i W ktdengan Transformasi Fourier WaktuKontinyu (TFWK) untuk sinyal tidak periodik( i dik)(aperiodik).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom167

DFWK bentuk TrigonometriDiberikan contoh sinyal periodic x(t) berikut :

)(tx )(tx)(tx

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom168

Sinyal periodic x(t) dengan periode T berikut :x(t) = x(t+kT)x(t) = x(t+kT)

dapat dinyatakan dengan deret Fourier sebagai berikut :p y g g

∑∞

Ω+Ω+=1

000 ) sin cos()( nn tnbtnaatx

dengan ao, dan adalah koefisien Fourier yang ditunjukkan sebagai berikut:

=1n

sebagai berikut:

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom169

∫+−=Tt

tdttx

Ta 0

0

)(10

∫+− Ω=Tt

tn dttntxT

a 0

0

cos)(20

∫+− Ω=Tt

tn dttntxT

b 0

0

sin)(20∫tT 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom170

Deret x(t) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk alternative Trigonometri :Trigonometri :

∑∞

−Ω+= 00 )cos()( tndatx φ

Maka :

∑+

Ω+1

00 )cos()(n

nn tndatx φ

]sinsincoscos[)( 000 nnnn tcndtndatx φφ Ω+Ω+= ∑∞

1n+

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom171

Jadi secara sederhana hubungan koefisien dan terhadap dan dapat ditunjukkan sebagai berikut :dan dapat ditunjukkan sebagai berikut :

a d φcosanφn

nnn

nnn

dbda

φφ

sin cos

==

bndn

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom172

Integral penting :

∫+ =ΩTt

tdttn0

0

0 sin 0

∫+ =ΩTt

tdttnc0

0

0 os 0

∫+ =ΩΩTt

tdttmtn0

0

0 cos sin 00

mnjikamnjika

TdttmstnTt

t =≠

=ΩΩ∫+

2/0

in sin0

000

k0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom173mnjikamnjika

TdttmstnTt

t =≠

=ΩΩ∫+

2/0

in sin0

000

Contoh 2-1Dibawah ini diberikan contoh untuk memperoleh deretDibawah ini diberikan contoh untuk memperoleh deret

Fourier dari suatu sinyal kontinyu gelombang persegi.

(t)x(t)

t

1

t

-1

T-T

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom174

Deret Fourier bentuk trigonometri :

∑∞

=

Ω+Ω+=1

000 ) sin cos()(n

nn tnbtnaatx

1

0111

)(1

4/34/

00

0

=

∫∫

∫+

TT

Tt

t

dd

dttxT

a

0.1 .1 4/4/

=

−= ∫∫− TT

dtdtT

)2(cos1)2(cos12 4/34/ ππ dttndttnaTT

+ ∫∫

)2

sin(4

)(cos.1)(cos.14/4/

ππ

nn

dttT

ndttT

nT

aTTn

=

−+= ∫∫−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom175

2πn

222 4/34/

∫∫TT ππ 0)2(sin.1)2(sin.12 4/3

4/

4/

4/=−+= ∫∫−

dttT

ndttT

nT

bT

T

T

Tnππ

sehingga deret Fourier untuk gelombang persegi yangtersebut :

∑∞

Ω= cos)sin(4)( tnntx π∑=

Ω=1

0cos).2

sin()(n

tnn

txπ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom176

DFWK bentuk Eksponensial

2cos

00

0

tjntjn eetnΩ−Ω +

=Ω20

eettjntjn

2sin

00

0

Ω−Ω −=Ω

Substitusi ke persamaan sebelumnya :

j20

∑∞ Ω−ΩΩ−Ω

=

+

Ω+Ω+=1

000 ) sin cos()(

0000 tjntjntjntjnn

nn

eeee

tnbtnaatx

∑∞

Ω−Ω

=

++

−+=

−+

++=

0

10

)(

)22

(

00

0000

tjnnntjnnn

n

jj

n

jj

n

ejbaejbaa

jeebeeaa

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom177

∑=1

0 )22

(n

Disederhanakan :ac =

2)(

00

nnn

jbac

ac−

=

=

2)(

2nn

njba

c+

=−

Sehingga :2

∑−∞=

Ω−+=n

tjnnecatx 0

0)(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom178

Substitusikan danna nb

∫+ Ω−−=Tt

t

tjnn dtetxT

c 0

0

0 )(1

Hubungan antara koefisisen Fourier bentuk trigonometri dengan bentuk eksponensial ditunjukkan sebagai berikut :

nj

nnn cedjba n 2==− − φ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom179

Diberikan gelombang persegi dengan lebar pulsa ∆, tinggi A,dan periode T sebagai berikut :dan periode T, sebagai berikut :

(t)x(t)

t

1

t

-1

T-T

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom180

Maka :

2

2

2

002

2

00

0

0

1

.0 .0 1 )(1

Ω

− −

Ω−Ω−Ω−+ Ω−

++==

∫ ∫∫∫tj

T

T tjntjntjnTt

t

tjnn dtedtedtAe

Tdtetx

Tc

T

T

T

T

[ ] 0020

2

2

0

2

1

Ω−ΩΩ

Ω−

−=−

=

=

∆∫tjntjn

tjn

tjn

eeAeA

dtAeT

[ ]( )

( ) ( )22

00

0

0

0

2

sinc sin

22

∆Ω∆Ω

∆Ω

∆=

∆=

ΩΩ

nn

n

TA

TA

jjTnTjn

( )2 TT

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom181

Untuk n=0 dengan L'Hopital diperoleh , sehingga

( ) tjnn eAAx(t) 00 .sinc 2Ω

∞∆Ω∑ ∆

+∆

= ( )n

eTT

x(t) . sinc 2−∞=

∑+

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom182

Sifat sifat DFWKSifat-sifat DFWK

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom183

1. Diferensiasi dan Integrasi∞

Bila x(t) =Maka :

∑∞

−∞=

Ω

n

tjnn ec 0.

Maka :

tjnn

tjnn ectjnec

dd

ddx

00 ... 0Ω

∞∞Ω ∑∑ Ω==

Terlihat muncul komponen akibat diferensiasi.

nn

n jdtdt 0

∞−−∞=∑∑

tjn 0ΩDengan cara yang sama dapat dicari hasil integrasinya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom184

2. Pergeseran waktu

Bila

d

∑∞

−∞=

Ω−=n

tjnn ectx 0.)(

)()(dan

maka :

)()( τ−= txty

∑∞

−Ω−=−= tjnn ectxty )(0.)()( ττ

−∞=n

τ00.)( Ω−∞

−∞=

Ω∑= jn

n

tjnn eecty

muncul sebagai akibat pergeseran di kawasan waktuτ0Ω− jne

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom185

Respons Steady StateRespons Steady State

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom186

Sistem dengan notasi operator p sebagaib ik tberikut :

L(p) = y(t)/x(t) = N(p)/D(p)

Dimana D(p) dan N(p)adalah polinomialdalam operator diferensial pdalam operator diferensial p.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom187

Respons sistem y(t) = yc(t) + yp(t)

dimana yc(t) adalah solusi komplementer,yc( ) p ,yang didapat saat input masih samadengan nol dan yp(t) adalah solusig yp( )particular yang didapat saat input tidaksama dengan nol.g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom188

Respons steady state untuk inputk i l (t) A jΏt d l heksponensial x(t) = A ejΏt adalah :

yss = [N(p)/D(p)] x(t) setiap p digantidengan jΏ.g j

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom189

Input sinusoidal :)(cos)( φ+ΩtAtx )( cos)( φ+Ω= tAtx

tjtj eUeUtAtx )( cos)( Ω−∗Ω +=+Ω= φ

φjAeU 5.0=

φjAeU −∗ = 5.0

NN )()( tj

jp

tj

jp

UepDpNUe

pDpNty

)()(

)()()( Ω−

Ω−=

Ω

Ω=

+=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom190

Dapat dituliskan :

θ

)()()( j

jp

MepDpNty ==

Ω=

tjtj eYeYty )( Ω−∗Ω +=

)( )( φθθ +== jj MAeUMety

)( cos 2)( φθ ++Ω= tMAtyss

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom191

ContohRangkaian listrik seperti gambar di bawah dengan masukan

sistem sebagai berikut :sistem sebagai berikut :

)3

6cos8)4

3cos(2010)( ππ−+++= tttx

34

1 Mohm 1 Mohm

X(t) 1 υF 1 υF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom192

Rangkaian tersebut jika dinyatakan dalam operator p :

131

)()()(

maka , )()()13(

3

3

++==

=++

pptxtypL

txtypp

Dalam kasus ini, input terdiri atas tiga komponen, dengan frekuensi 0, 3,dan 6 radian

13)( ++ pptx

dan 6 radian.

3 113

1pp

=++

2974.2

33

0

1

8305.013

1

13

j

jp

jp

epp

pp

=++

++

=

=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom193

66658.2

63 0254.0

131 j

jp

epp

=++ =

Akhirnya tegangan keluaran steady-state diberikan oleh :

+−+

+++= 66658.2

36cos0203.02974.2

43cos609.1610 ππ ttyss

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom194

Daya rata-rata Sinyal Periodik

Teorema Parseval :

Tt1 0 2∫+

dttxT

Pt

)(1 0

0

2∫=

dengan T adalah periode

Tdengan T adalah periode

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom195

Daya rata-rata Sinyal Periodik

Sehingga jika x(t) adalah tegangan atauSehingga jika x(t) adalah tegangan atauarus, pada suatu resistor 1 ohm, makadaya rata ratanya adalah :daya rata-ratanya adalah :

1 ∑∫∞+

== n

Tt

tcdttx

TP 22 )(1 0

0

dengan adalah koefisien Fourier

−∞=nT 0

dengan adalah koefisien FourierJangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom196

Daya rata-rata Sinyal Periodik

Persamaan di atas juga mungkinPersamaan di atas juga mungkindiekspresikan dalam bentuk koefisien deretFourier trigonometri sehinggaFourier trigonometri, sehingga

22212

0 )( nn baaP ∑∞

++=1

20 )( nn

n baaP ∑=

++

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom197

Spektrum sinyalDiberikan gelombang persegi dengan lebar pulsa ∆, tinggi A,

dan periode T sebagai berikut :dan periode T, sebagai berikut :

(t)x(t)

t

1

t

-1

T-T

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom198

Didapat :Cn = [A∆/T] sinc[nΏo∆/2] dimana Ώo = 2π/TCn = [A∆/T] sinc[nΏo∆/2] dimana Ώo = 2π/TCn = [A∆/T] sinc[nπ∆/T]Gambarkan untuk ∆ = 0,1 dan T =0,5 maka :Gambarkan untuk ∆ 0,1 dan T 0,5 maka :Ώo = 2π/T = 2π/0,5 = 4π∆/T = 0,1/0,5 = 0,2nπ∆/T = 0,2 nπ = xx = π jika n =5

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi

Telkom199

Terlihat bahwa sinyal waktu kontinyu periodik mempunyaispektrum yang diskrit sebagai berikut :spektrum yang diskrit sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom200

Transformasi FourierTransformasi Fourier Waktu Kontinyuy

(TFWK)( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom201

TFWK untuk memindahkan sinyal waktu kontinyu (SWK)aperiodik / terbatas dari kawasan waktu ke kawasanaperiodik / terbatas dari kawasan waktu ke kawasanfrekuensi.

∑∞

Ω− tjnt 0)( ∑−∞=

Ω=n

tjnnectx 0)(

1∫

+ Ω−−=Tt

t

tjnn dtetxT

c 0

0

0 )(1

∞→→=Ω TT

untuk 020

π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom202

Sehingga untuk sinyal periodik sangat kecil.Konskuensinya spektrum diskret untuk fungsi periodikKonskuensinya, spektrum diskret untuk fungsi periodikakan digantikan dengan spektrum kontinyu untuk fungsiaperiodik. Dengan demikian persamaan deret Fourierb t k k l k h di ti d i t l D ibentuk komplek harus diganti dengan integral. Darimodifikasi persamaan diperoleh :

∫∞1

∫∞

∞−

Ω ΩΩ= deXtx tj)(21)(π

∫∞

∫∞

∞−

Ω−=Ω dtetxX tj)()(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom203

Pasangan TFWKPasangan TFWK

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom204

Sinyal Pulsa Persegix(t)x(t)

A

t

-T/2 T/2

Transformasi Fourier dari x(t) adalah :

TΩ∫

∞)

2(sinc)( TATdtAeX tj Ω

==Ω ∫∞

∞−

Ω−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom205

Sinyal eksponensial :x(t)

)()( tyetx at−=

x(t)1

0t

10

1)( )(

0

∞Ω+

−==Ω Ω+−

∞Ω−−∫ e

jadteeX tja

a

tjjat

|x(Ω)|tan-1(Ω/α)

0untuk 1 >Ω+

= aja

)arctan(1)(j Ω−

|x(Ω)|

Ω

1/a π/a

Ω)arctan(

22 )(1)( a

je

aX

Ω+=Ω Ω

0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom206

Sinyal eksponensial dua sisi : 0 ),()( >= − atyetx ta

0

)(

+=

Ω−Ω−∞

Ω∞

∞−

∫∫∫

dteAedteAe

dteAeX

tjattjat

tjta

22

0

2 Ω+

=Ω+

+Ω−

=

∞−∫∫

aA

jaA

jaA

x(t) x(Ω)

0

t Ω

0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom207

Sinyal Impulse : )(tδ

1)()( 00 ≅=−=Ω Ω−∞

∞−

Ω−∫ tjtj edtettX δ

x(t)=δ(t) |x(Ω)|

1

00Ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom208

Sinyal Sinc.Bila berbentuk persegi maka :)(ΩXBila berbentuk persegi maka :)(ΩX

deXtx tj

21)(

21)(

ππ ∫∞

∞−

Ω =ΩΩ=

WtWtAWdAeW

W

tj sincsin21

πππ ∫−

Ω =Ω=

x(Ω) x(t)

0

t

0W

Ω

W

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom209

Sifat sifat TFWKSifat-sifat TFWK

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom210

Linearitas

[ ][ ])()( 11 txFX =Ω

[ ])()( 22 txFX =Ω

[ ] [ ])()()()( 22112211 Ω+Ω=+ XaXatxatxaF[ ] [ ])()()()( 22112211

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom211

Pergeseran Waktu

Jika [ ])()( txFX =Ω

maka

[ ])()( txFX =Ω

maka

[ ] )()( 0 Ω=− Ω− XettF tjδ[ ] )()( 0 ΩXettF δ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom212

Pergeseran Frekuensi

Jika [ ])()( txFX =Ω

maka

[ ])()( txFX =Ω

maka

[ ] [ ])(0X tjΩ−ΩΩ[ ] [ ])(00 txeX tjΩ=Ω−Ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom213

Diferensiasi & Integrasi Kawasan Frekuensi

Jika [ ])()( txFX =Ω

maka

[ ]

maka

[ ])()(

tjtxFddX

−=ΩΩ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom214

Konvolusi kawasan waktu

Jika , , , x(t) dan h(t) [ ])()( txFX =Ω [ ])()( thFH =Ω [ ])()( tyFY =Ω

dihubungkan dengan integral konvolusi :

∫∞

∞−−= τττ dthxty )()()(

Maka :)()()( ΩΩ=Ω XHY

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom215

Konvolusi kawasan frekuensi

Jika [ ])()( txFX =Ωdan [ ])()( tyFY =Ω

maka

[ ] ∫∞

∞−−Ω= duuyuXtytxF )()(

21)()(π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom216

TFWK Sinyal ySinusoidal & Cosinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom217

TFWK sinyal sinusoidalTeorema Euler :

2cos

00

0

tjntjn eetnΩ−Ω +

jeet

tjntjn

2sin

00

0

Ω−Ω −=Ω

j

tjtj edetx 01)(1)( Ω∞ Ω =ΩΩ−Ω= ∫ δ edetx

2)(

2)( 0∞−

=ΩΩ−Ω= ∫ πδ

π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom218

Karena :

F [ ] 0Ω−Ω=Ω π20tje

Maka :

FDan

[ ] [ ] (( 00 ))cos Ω−Ω+Ω+Ω=Ω δδπt

F [ ] [ ] (( 00 ))sin Ω−Ω−Ω+Ω=Ω δδπjt

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom219

Gambar TFWK pada sinyal snusoidal

X(Ω)

ππ

X(Ω)jπ

−Ω0

Ω0

−Ω0 Ω0 00

Ω Ω

(a) (b)

a. Transformasi Fourier sinyal Cosinusoidal

−jπ(a) (b)

b. Transformasi Fourier sinyal Sinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom220

Energi SinyalEnergi Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom221

Kandungan energi sinyal didefinisikan sebagai :

∫∞

∞−= dttxE )(2

ΩΩ= ∫ ∫

∞−

∞−

Ω dtdeXtxE tj)(21)(2

π

Ω

Ω=

∫ ∫∞

∞−

∞−

Ω ddtetxX tj

1

)()(21 π

ΩΩ−Ω= ∫ ∞−dXX )()(

21 π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom222

PE-2533 Sinyal dan SistemSinyal dan Sistem

BAB #3:BAB #3:ANALISIS FOURIER SINYAL

WAKTU DISKRIT

223 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

TujuanMemahami prinsip dasar deret Fourier dan TransformasiFourier Waktu Diskrit serta dapat menerapkannya padaFourier Waktu Diskrit serta dapat menerapkannya padaberbagai Sinyal Waktu DiskritMemahami sifat-sifat deret Fourier dan TransformasiFourier Waktu Diskrit dan menerapkan dalam analisissinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom224

Deret Fourier Waktu Diskrit(DFWK)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom225

DFWK bentuk TrigonometriDiberikan sebuah sinyal waktu diskrit x(n) periodik dengan

periode N :periode N :x(n)=x(n+kN)

nx(n) = an cos ( 2πn/N)

n

x(n) = bn sin ( 2πn/N)n

0 17

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom226

DFWK : ∑∞

Ω+Ω+= 000 )sincos()( nn tnbtnaatxDFWK :

DFWD :

∑=

Ω+Ω+1

000 )sincos()(n

nn tnbtnaatx

∑∞

=

++=1

0 )sincos()(k

okok nkwbnkwaanxDFWD : Dimana frekuensi sudut = 2π/periode Ώ0 = 2π/T; ω0 =

2π/N

=1k

Bentuk-bentuk trigonometri yang penting :cos(Nω0n)=cos (2πn)=cos (0ω0n)

([N 1] ) ( )cos([N+1]ω0n)=cos(ω0n)cos([N+2]ω0n)=cos(2ω0n)

cos([N+k]ω0n)=cos(kω0n)cos([N k]ω0n) cos(kω0n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom227

DFWK bentuk EksponensialDFWK : ∑

−∞=

Ω−=n

tjnnectx 0)(

∫+ Ω−−=Tt

t

tjnn dtetxT

c 0

0

0 )(1

DFWD : ∑−

±±==1

0,....2,1,0,)( 0

N

kk neanx

njkω

=0k

( ) 1...2,1,0,10

1

0

−== −−

=∑ Nkenx

Na njk

N

nk

ω

0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom228

Disingkat penulisannya : ∑−

=

±±==1N

0k

knNk ,....2,1,0n,wa)n(x

( ) 1...2,1,0,1 1

0−== −

=∑ Nkwnx

Na kn

N

N

nk

0

πjN

j

N eew =∆

Nk2j

kN ew

π

=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom229

Bentuk DFWD cukup dianalisis 1 periode dari n =0 sampaidengan N-1 karena sifat eksponensial dan periodisitas :dengan N 1, karena sifat eksponensial dan periodisitas :

[ ] 122

0 ==

= kj

N

Nkj

Njk eee ππ

ω

Dimana k adalah integer sejumlah N dari 0 sampai N-1.

[ ]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom230

Respons Steady State thd masukan sinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom231

Sistem dalam notasi operator q : L(q) = y(n)/x(n) = N(q)/D(q)Respons sistem : y(n) = y (n) + y (n)Respons sistem : y(n) = yc(n) + yp(n)Respons steady state input eksponensial x(n) = Ayss(n) = [N(q)/D(q)] x(n) dimana q=

[ ]njke 0ω

[ ]0ωjeyss(n) [N(q)/D(q)] x(n) dimana qJika input sinusoidal maka ubah dahulu ke dalam bentuk

eksponensial

[ ]e

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom232

Contoh

Tentukan respon tunak (steady state) darii t kt di k it b ik tsistem waktu diskrit berikut :

y(n+2)-0.8y( n+1)+0.15y(n)= x(n)

dimana x(n) = 5 + 2 ej2πn/10

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom233

ContohJadi disini seolah-olah inputnya ada 2 buah yaitu x1(n) = 5

dan x2(n) = ej2πn/10dan x2(n) eDengan menggunakan operator q, dapat ditulis :

y(n)[q2 – 0,8 q + 0,15] = x(n)

1L(q) = y(n)/x(n)

( ) L( ) ( ) d j0

15.08.01

2 +−=

qq

yss1(n) = L(q) x1(n) dengan q = ej0

286,1435,0/515080

500 ==

+= jj

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom234

15.08,0 00 +− jj ee

yss2(n) = L(q) x2(n) dengan q = ej2π/10

102

104

102

15080

2=

jj

nj

eππ

π

102

1010

15,0)4.0sin8,02.0cos8,04,0sin4,0(cos2

15.08,0

+−−+=

+−nj

jje

eeπ

ππππ

)94,12,0(102

873,3488,0188,0

2

,),,,,(

−=+−

= nj

nj

ej

e

jj

π

π

Sehingga : yss(n) = )94,12,0(873,3286,14 −+ nje π

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom235

Transformasi Fourier Waktu Diskrit

(TFWD)( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom236

Tinjau sinyal waktu diskrit terbatas :x(n) ≠ 0 0 ≤ n ≤ Nx(n) ≠ 0 , 0 ≤ n ≤ N1

Buatlah x(n) menjadi sinyal periodik dengan periode N (dimana N> N1)( 1)

x(n) nN1-10(a)

)(~ nxN1-10-N N n(b)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom237

Dengan menggunakan analisis DFWD dapat ditulis :

∑−

ω=1N

)njk(k

0ea)n(x~ ∑=0n

)njk(1N

k0e)n(x~

N1a ω−

∑=0n

k )(N =

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom238

Karena =0, n> N1, maka

)(1

0)(1 njkN

k enxN

a ω−−

∑=0

)(n

k N =∑

knN

N

k wnxN

a −−

∑=1

)(1N

nk N =

∑0

)(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom239

Karena x(n) ≠ 0, 0 ≤ n ≤ N1 maka

knN

n

k wnxa −∞=

∑= )(1N

nk wnxN

a−∞=

∑ )(

)( 0)(1 njkn

ω−∞=

∑ )( 0)( njk

nk enxN

a ω

−∞=∑=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom240

Perlu diingat bahwa ω0 = 2π/N

Perlu diperhatikan bahwa akan mendekatipx(n) untuk nilai N yang semakin tinggi.

Sehingga dapat dinyatakan :

)n(x)n(x~limN

=∞→

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom241

N ∞→

Sedangkan bila N ~ maka ω0 0hi kt k tisehingga spektrumnya kontinyu.

n ∞=)( 0)(. njk

nk enxaN ω−

−∞=∑=n ∞=

)(n ∞=

∑ )()(. nj

nk enxaN ω−

−∞=∑=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom242

n ∞

)( ωjXN − )(. ωjk eXaN =

Dengan ω = k.ω0 inilah yang disebutsebagai Transformasi Fourier Waktu Diskritdari x(n).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom243

Kembali ke persamaan sebelumnya :

∑−

=1

)( 0)()(~ Nnjk

k eanx ω∑=0

)()(n

k eanx

∑−

=1

)(0

0)](1[)(~ NnjkekXnx ωω∑

=00 )]([)(

n N

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom244

)njkN

0~ ωω∑ )njk0

0n

0 0e)k(X2

)n(x~ ω

=

ωπ

ω=∑

Untuk N ~ maka ω0 0

Sehingga ω0 berubah menjadi suatu elemen frekuensi dω,dengan demikian :

1ωω

π= ∫

π ω2

0

)njk de)(X21)n(x

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom245

Jadi pasangan Transformasi Fourier WaktuDi k it (TFWD) d i d l hDiskrit (TFWD) dan inversenya adalahsebagai berikut :

)()()( njn

enxX ωω −∞=

∑= )()(n −∞=∑

π

∫21 ωω

ππ ω∫=

2

0

))(21)( deXnx njk

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom246

TFWDTFWD Sinyal SinusoidalSinyal Sinusoidal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom247

nj 0Ae)n(x ω=

∑∞

−∞=

π−ω−ωπδ=ωk

0 )k2(2)(X

( ) )ee(2AncosAnx njnj

000 ω−ω +=ω=

∑∞

−∞=

π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ=ωk

00 )k2()k2()(X

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom248

Dengan cara yang sama kita dapat menunjukkan bahwa TFWD dari fungsi sinusTFWD dari fungsi sinus

)ee()j2(

AnsinA)n(x njnj0

00 ω−ω −=ω=

Adalah :

)j2(

∑∞

−∞=

π−ω+ωδ+π−ω−ωδπ−=ωk

00 )k2()k2([j)(X

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom249

TFWD sinyal cosinusoidalX(n)

n

π π π ππ π

TFWD sinyal sinusoidal

n-2π 0 2π−ω0 ω0

π ππ

X(n)

n-2π 0

−π

−π−π

−ω0ω0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom250

Sifat sifat TFWDSifat-sifat TFWD

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi

Telkom251

a. Periodik atau berulang

X(ω+2π)=X(ω)b. Linearitasb. Linearitas

Jika dan[ ] )(X)n(x 11 ω=F [ ] )(X)n(x 22 ω=F

Maka :[ ] 11

[ ] )(Xa)(Xa)n(xa)n(xa 22112211 ω+ω=+F[ ] )()()()( 22112211

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom252

c. Pergeseran waktu dan frekuensimaka

Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(Xe)nn(x 0nj0 ω=− ω−F

Jika maka[ ] )(X)n(x ω=F [ ] )(X)n(xe 0nj 0 ω−ω=ω−F

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom253

d. Penskalaan waktu dan frekuensi

Jika [ ] )(X)n(x ω=F

maka

[ ] )(X)n(x ωF

[ ] )k/(X)nk(x ωFmaka [ ] )k/(X)nk(x ω=F

dimana k> 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom254

e. Differensiasi dan penjumlahan

Jika [ ] )(X)n(x ω=F

maka [ ] )(Xe1()1n(x)n(x )j ω−=−− ω−F

Dan

∑∑∞

−∞=ω−

−∞=

π−ωδπ+ω−

=

kj

n

m)k2()0(X)(X

e11)m(xF

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom255

f. Differensiasi dalam frekuensi

Jika [ ] )(X)n(x ω=F[ ] )()(

maka [ ])(d)(dXj)n(nx

ωω

=F)(d ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom256

g.Teorema Parseval

Jika [ ] )(X)n(x ω=F

maka

[ ] )()(

∫∑π∞ 2 22 1maka ∫∑

−∞=

ωωπ

=0

2

n

2 d)(X21)n(x

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom257

h. Konvolusi

Jika ∑∞

−= )kn(h)k(x)n(y

maka

−∞=k

)(X)(H)(Y ωω=ωmaka )(X)(H)(Y ωω=ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom258

i. Konvolusi Periodik/Konvolusi sirkular

)n(R)mn(x~)m(x~mnxmx)n(y N2

1N

1

Nk

21 −=⟩−⟨⟩⟨= ∑∑−+

dimana ,

)n(R)mn(x)m(xmnxmx)n(y N20m

11k

21 ⟩⟨⟩⟨ ∑∑=+

k adalah integer, ekspresi <r> adalah r modulo N untuk rinteger sembarang, N adalah perioda( ) ( ) d t t b tx1(n)=x2(n)= deretan terbatas

y(n) adalah respons sistem

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom259

PE-2533 Sinyal dan SistemSinyal dan Sistem

BAB #4:BAB #4: T f i ZTransformasi Z

260 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

TujuanMemahami sifat sifat Transformasi ZMemahami sifat-sifat Transformasi ZMemahami hubungan antara Transformasi Z denganTransformasi Fourier Waktun Diskrit serta hubungangTransformasi Z dengan Transformasi LaplaceDapat menggunakan Transformasi Z untuk memecahkanpersamaan perbedaan dengan kondisi awalpersamaan perbedaan dengan kondisi awal.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom261

Bila ada deretan x(n) maka TZ[x(n)] didefinisikan sebagai :

TZ 2 sisi∑∞=

−=n

nznTxzX ).()(TZ 2 sisi−∞=n

TZ 1 sisi∑∞=

=

−=n

n

nznTxzX0

).()(

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom262

Definisi diperluas :

TZ[h(n)] = H(z) = h(n) z-n∑∞

[ ( )] ( ) ( )

Untuk z = ejω didapat H(ejω)

∑−∞=n

Untuk z = ejω didapat H(ejω)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom263

S hi bil d h( ) d t dihit H( )Sehingga bila ada h(n), dapat dihitung H(z),kemudian z diganti dengan ejω didapatH( jω ) it R F k iH(ejω ) yaitu Respons Frekuensi.

Dengan kata lain, untuk mencari responsfrekuensi dapat dilakukan melalui TZ.p

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom264

Daerah KonvergensiDaerah Konvergensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom265

Daerah Konvergensi merupakan tempat kedudukan (harga-harga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaharga) dari z yang menyebabkan TZ nya berhargaberhingga.

a. Diberikan sinyal kausal x(n) = Aαn u(n), |α| >0 maka :

X( ) A ( ) A A A ( / )∑∞

∑∞

∑∞

∑∞

X(z) = Aαn u(n).z-n = Aαn z-n = A αn z = A (α/z)n

X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|

∑−∞=n ∑

=0n∑

=0n∑

=0n

X(z) akan berhingga bila (α/z) < 1 atau |z| > |α|Sehingga X(z) = , |z| > |α| dengan daerah konvergensidi setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari α.

11 −− zAα

di setiap titik di luar lingkaran dengan jari jari α.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom266

b. Diberikan sinyal antikausal x(n) = Aα-n u(-n), |α| >0 maka :

X(z) = Aα-n u(-n).z-n = Aα-n z-n = A α-n z-n = A (α.z)n∑∞

−∞=n∑

=0n∑

−∞=n∑

−∞=n

X(z) akan berhingga bila (αz) < 1 atau |z| < |1/α|Sehingga X(z) = , |z| < |1/α| dengan daerah konvergensiA

1disetiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari 1/α.

zα−1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom267

DeretanDeretan dalam Waktu Terbatasdalam Waktu Terbatas

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom268

Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,N2] dengan N1< N2 dan N1,N2 terbatas, maka :maka :

X(z) = x(n).z∑=

2

1

N

Nn

X(z) konvergen di setiap titik pada bidang z dengankemungkinan pengecualian di z = 0 atau z = ~.

( 3) 2 ( 2) 5 ( 1) 3 (0) 0 (1) 4 (2) 2 (3)x(-3) = 2, x(-2) = -5, x(-1) = 3, x(0) = 0, x(1) = 4, x(2) = 2, x(3)= -4, x(4) = -2

23

4

2

x(n)

0-1

-2

-3 1 2

3 4

5-4

-2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom269

-5

4321123 2424352)( −−−− −−+++−= zzzzzzzzX 2424352)( +++ zzzzzzzzX

Terlihat bahwa bila ada z berpangkatitif k tid k b l k kpositif, maka z = ~ tidak berlaku karena

hasilnya tak terhingga. Begitu pula bila adab k t ti k 0 tid kz berpangkat negative maka z = 0 tidak

berlaku karena hasilnya juga tak terhingga.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom270

Bila deretan dengan waktu terbatas adalahRespons Impuls h(n) dari suatu sistem linear danRespons Impuls h(n) dari suatu sistem linear dantak berubah terhadap waktu maka sistem tersebutdisebut dengan “SISTEM RESPONS IMULSgTERBATAS” (RIT) atau FINITE IMPULSERESPONSE SYSTEM (FIR SYSTEM).

Bila N1 = -~ dan/ N2 = ~ maka sistemnya disebutdengan “SISTEM RESPONS IMULS TAKTERBATAS” atau INFINITE IMPULSERESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM)RESPONSE SYSTEM (IIR SYSTEM).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom271

Deretan KausalDeretan Kausal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom272

Bila x(n) ≠ 0, n € [N1,~] dengan N1 ≥ 0 , maka :

X(z) = x(n).z-n∑∞

= 1Nn

Contoh : Diberikan sinyal x(n) = an u(n)

X(z) = , |z| > |α|11

1−− az

X(z) konvergen di setiap titik di luar lingkaran dengan jari-jari a. Bila a < |1|, maka sistem stabil.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom273

Deretan tidak KausalDeretan tidak Kausal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom274

Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, N1] dengan N1 <0 , maka :

X(z) = x(n).z-n∑−∞=

1N

n

Contoh : Diberikan sinyal x(n) = - bn u(-n-1)

X(z) = -bn.z - n = -b-n.z n = - b-n.z n = 1 - b-n.z n∑−

−∞=

1

n∑

=1n∑

=1n

∑∞

=0n

= 1 - (b-1.z) n∑∞

=0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom275

X(z) akan konvergen bila |b-1.z| < 1.

X(z) = 1 - = , |z| < |b|zb 111

−− bzz−

X(z) konvergen di setiap titik di dalam lingkaran dengan jari-jari b.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom276

Deretan Dua SisiDeretan Dua Sisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom277

Bila x(n) ≠ 0, n € [-~, ~], maka :

X(z) = x (n) z-n = x(n). z-n + x(n). z-n∑∞

−∞=n∑

=0n∑−

−∞=

1

n

Contoh :Diberikan sinyal x(n) = an u(n)

b ( 1) | | |b|= - bn u(-n-1) , |a| < |b|

X(z) = + = dengan ROC |a| < |z| < |b|z z 2( bazz −−X(z) = + = , dengan ROC |a| < |z| < |b|az − bz − ))(( bzaz −−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom278

TZTZ Beberapa SinyalBeberapa Sinyal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom279

a.Sinyal impuls

=

=ainnyaln00n 1,

(n)δ

X ( ) ( ) n 1

ainnyaln 0,

∑∞

X (z) = x(n) z-n = 1∑=0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom280

b. Deretan konstan∞== ,,.........2,1,0,)( nAnx

X(z) = z-n = A( 1 + z-1 + z-2 + …)∑∞

=0)(

nnx

= , |z| > |1|A , | | | |11 −− z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom281

c. Deretan eksponensialnrAnx )( u(n)

X (z) = A rn z-n = A (r z-1 )n = = , >

rAnx .)( =∑

=0n∑

=0n

11 −− rzA

rzAZ− z r

d. Deretan sinusoidal/cosinusoidal Diberikan sinyal cosinusoidal nAnx βcos.)( =Diberikan sinyal cosinusoidal

X(z) = TZ TZ [ ]nA βcos

+

22

njnj AeAe ββ

X(z) = (A/2)

− βjezz

−+ − βjez

z

−+− − ββ jj ezezAz=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom282

+−−

+− 12 2 ββ jj zezezezezAz

=

+−

−1cos2

cos222 2 β

βzz

zAz

= , > 1]1cos2

cos[2 +−

−ββ

zzzAz z

Im[z]lingkaransatuan

β

n Re[z]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom283

Diberikan sinyal sinusoidalX(z) =TZ [A sin ] = TZnβ

−AeAe njnj ββX(z) =TZ [A.sin ] = TZ

=

je

je

22

− ββ jj

zzA

= ; > 1

−− − ββ jj ezezj2

1cos2sin

2 +− ββ

zzAz z1cos2 +βzz

Im[z]lingkaransatuan

n Re[z]

β

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom284

Sifat-sifat TZSifat sifat TZ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom285

Linearitas(1)Bila deretan x(n) = αx1(n) + βx2(n), dengan α dan β konstan,

maka :maka :

X(z) = TZ [ ])()( 21 nxnx βα +( )

)()(

).().(

21

20

10

zXzX

znxznx n

n

n

n

βα

βα

+=

+= −∞

=

−∞

=∑∑

dengan X1(z) = TZ[x1(n)] , ROC R1 -< < R1+;

X ( ) TZ[ ( )] ROC R < <R d

)()( 21 β

zX2(z) =TZ[x2(n)] , ROC R2 -< <R2+ dan X(z) = Z [x(n)],

z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom286

Linearitas(2)Maka TZ[αx1(n) + βx2(n)] dengan ROC dari hasil TZ ini

diberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z)diberikan oleh irisan ROC dari X1 (z) dan ROC dari X 2 (z).ROC : max [R1 - ; R2-] < < min [R1+ ; R2+]z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom287

Pergeseran Deretan(1)Diberikan xk(n) = x(n-k) adalah deretan x(n) yang tergeser

sebesar k cuplikan dan bilasebesar k cuplikan dan bilaTZ[x(n)] = X(z) maka :TZ[x(n-k)] = Xk(z)[ ( )] k( )

= xk(n) z-n = x(n-k) z-n∑∞

−∞=n∑

−∞=n

Sebut n-k = m maka Xk(z) = x(m)z-(m+k)=z-k x(m) z-m∑∞

−∞=n∑

−∞=n

= z-k X(z)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom288

Pergeseran Deretan(2)Bila TZ[x(n)] = X(z) , Rx -< < Rx+;

Maka :z

Maka :TZ[x(n-k)] = z-k X(z), Rx -< < Rx+;

Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n-k) adalahz

Jadi daerah konvergensi (ROC) dari x(n) dan x(n k) adalahsama , dengan kemungkinan pengecualian di z = 0 dan z= ~.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom289

Perkalian n (diferensiasi)-1Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka :

TZ [ ] )()( zXdzdznnx −=

Bentuk umum : [ ] m

mmm

dzzxdznxn )()()( −=

Bukti TZ [ ] ∑∑∞

=

−−∞

=

− ==0

1

0)()()(

n

n

n

n znnxzznnxnnx

∑∑∞

−∞

−−

== 1 )())(( nn zdznxzznnxz ∑∑

==

−==00

).().)((nn

zdzznxzznnxz

)().( zXddzznx

ddz n −=

−= ∑

∞−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom290

0 dzdz n

=

Perkalian dengan rn

Jika : X(z) = TZ [x(n)], maka : TZ [ ] )()(rzXnxr n =

Bukti :

[ ] )().().()(00 r

zXrznxznxrnxr

n

n

n

nnn ∑∑∞

=

−∞

=

− =

==

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom291

Penjumlahan Konvolusi(1)Jika X (z) =TZ [x (n)] , ROC R1- < < R1+;

X (z)=TZ[ x (n)] ROC R < < RzzX (z)=TZ[ x (n)] , ROC R2 -< < R2+,

Maka :X1(z) X2(z) = TZ Bukti :

z

−∑

=021 )().(

kknxkx

Bukti :

TZ n

n kkzknxkxknxkx −

=

=

=∑ ∑∑

−=

− .)().()().(

0 021

021

,).()(0 0

21 knmzmxkxk n

km −== ∑ ∑∞

=

=

−−

[ ] [ ])().(

,).()(

21

0 021

zXzX

zmxzkxk n

mk

=

= ∑ ∑∞

=

=

−−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom292

Penjumlahan Konvolusi(2)Contoh :x(n) = u(n) maka X(z) = z-n = |z| > |1|1∑

x(n) = u(n), maka X(z) = z n = , |z| > |1|

h(n) = an u(n), maka H(z) = anz-n = , |z| > |a|, dengan

11 −− z∑=0n

∑∞ 1h(n) a u(n), maka H(z) a z , |z| |a|, dengan

a < 1, maka :∑

=0n 11 −− az

1 2zY(z) = X(z).H(z) = . = , |z| > |1|11

1−− z 11

1−− az

−− ))(( bzaz

z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom293

Teorema Nilai Awal (1)

Jika : X(z) = Z [x(n)], maka :

)(lim)0( zXxz ∞→

=

Penerapan utama dari sifat ini adalah untuk

z ∞→

Penerapan utama dari sifat ini adalah untukmenentukan nilai awal x(0) secaralangsung dari X(z) tanpa melakukanlangsung dari X(z), tanpa melakukanevaluasi inverse TZ.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom294

Teorema Nilai Awal (2)

Buktinya diberikan seperti berikut ini :Dari persamaan definisi TZSS,

X(z) = x(0) + x(1). z-1 + x(2).z-2 + x(3).z-3 + ....

Bila z , maka seluruh suku akan menjadit k il k li k t H l i isangat kecil, kecuali suku pertama. Hal ini

membuktikan persamaan nilai awal di atas.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom295

Teorema Nilai Akhir(1)Jika TZ [x(n)] = X(z) dan semua pole X(z) terletak didalam

lingkaran satuan dengan pengecualian yang mungkin darilingkaran satuan, dengan pengecualian yang mungkin daripole yang sederhana pada z = 1, maka nilai x(n) pada ndiberikan oleh :li x(n)=

Bukti :

xn→lim lim

z→1zz

X z−

1( )

Bukti :Dengan mempertimbangkan TZ , Dari sifat

pergeseran maka dapat dituliskan :)]()1([ nxnx −+

p g pTZ )]()1([ nxnx −+ )()]0()([ zXzxzzX −−=

nk

znxnx −−+= ∑ )]()1([lim

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom296

nkznxnx

=∞→

+∑ )]()1([lim0

Teorema Nilai Akhir(2)Hal ini dapat disusun kembali sebagai :

dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :

nk

nkznxnxxzXz −

=∞→

−+=−− ∑ )]()1([lim)0()()1(0

dengan pengambilan z pada kedua sisi, kita dapatkan :

...)]1()[...)]1()2([)]0()1([)0()()1(1

kxXkxxxxxzXzimlz→

+−−++−+−+=−

)(lim kxk ∞→

=

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom297

PenskalaanBila TZ[x(n)] = X(z) maka

TZ[αn x(n)] = αn x(n) z-n = x(n) (z/α)-n∑∞

=0n∑

=0n

= G(z/α)Dengan cara yang sama :

TZ[ x(n)] = G(z )nje 0ω0ωje−

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom298

LatihanCarilah hasil TZ dan daerah konvergensi dari sinyal :

x(n) = [3(4/5)n (2/3)2n] u(n)x(n) = [3(4/5)n – (2/3)2n] u(n)x(n) = 2n u(n) + 3n u(-n)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom299

Inverse Transformasi ZInverse Transformasi Z

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom300

Tujuan dari Inverse Transformasi Z adalahb lik d i k f k i ( )mengembalikan dari kawasan frekuensi (z)

ke kawasan waktu (n). Ada beberapat d I T f i Z t l imetode Inverse Transformasi Z, antara lain

:

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom301

Metode Penyesuaian Koefisien

Jika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0 1 2∑∞

−nJika X (z) = maka : x (n) = a untuk n=0,1,2,…

Contoh :

∑=0n

nnza

Contoh :X (z) =

lakukan pembagian :464

5323

2

++−−zzzzz

x (z) = 0z0 +3z-1 +7z-2 + …↑ ↑ ↑a0 a1 a2

x(0) x(1) x(2)↑ ↑ ↑

x(0) x(1) x(2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom302

Metode Deret TaylorMerefer pada suatu bilangan komplek c dimana |c| < 1.

= c−1

1∑

=0n

nc0n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom303

Metode Ekspansi ParsiilMetode ini merupakan metode yang paling popular, karena

cukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangcukup melihat pasangan TZ dan inversenya yangsederhana.

N )(iaX(z) =

(i) (i)

∑=

N

i 11)(1

)(−− zip

ia

)(iaa(i) pn(i)

Maka x(n) = a(i) pn(i) n ≥ 0

1)(1)(

−− zip

∑N

Maka x(n) = a(i) pn(i) , n ≥ 0= 0 , n < 0

∑=i 1

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom304

PE-2533 Sinyal & SistemSinyal & Sistem

BAB #5:BAB #5: TRANSFORMASI LAPLACETRANSFORMASI LAPLACE

305 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Tujuan

Memahami sifat-sifat Transformasi laplaceMemahami hubungan antara TransformasiLaplace dengan Transformasi FourierMemahami Transformasi Laplace untukmemecahkan persamaan diferensialpdengan kondisi awal

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom306

Pendahuluan

Pada analisis transien, rangkaian selaludih d k d bil k l kdihadapkan dengan bilangan kompleks σ +jΩ. Sedangkan Transformasi Fourier WaktuK ti (TFWK) h b k j d lKontinyu (TFWK) hanya bekerja dalamdaerah σ.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom307

Pendahuluan (cont’)

Transformasi Laplace, seperti halnya TFWKt f ik i l diyang mentransformasikan sinyal di

kawasan waktu ke kawasan frekuensi(d l f k i k l k )(dalam frekuensi kompleks).

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom308

Daerah KonvergensiDaerah Konvergensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom309

Diberikan fungsi kausal : g1(t) = A.eαt u(t), α>0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom310

Transformasi Laplace dari g1(t) adalah :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom311

Konvergen bila (α-σ) negative, sehingga σ> α.Jika σ> α e(α-σ)t mendekati 0 untuk t ~Jika σ> α e(α σ)t mendekati 0, untuk t ~.Daerah σ> α disebut Daerah KonvergensiJadiJadi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom312

Diberikan fungsi anti kausal : g2(t) = A.e-αtu(-t) = g1(-t) , α>0

Konvergen bila σ<-α

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom313

TZ nya adalah :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom314

Transformasi LaplaceTransformasi Laplace BilateralBilateral

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom315

TLB diturunkan dari TFWK :

∫∞

∞−

Ω−=Ω dtetxX tj)()(

∫∞

∞−

Ω ΩΩ= deXtx tj)(21)(π

Definisikan suatu fungsi y(t) = e-σt x(t) , dengan e-σt adalahfaktor konvergensi.

M k TFWK d i (t)Maka TFWK dari y(t) :∼ ∼

Y(Ω) = ∫ e-σt x(t) e-jΩt dt = ∫ x(t) e-(σ+jΩ)t dtY(Ω) = ∫ e x(t) e j dt = ∫ x(t) e ( j ) dt-∼ -∼

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom316

= X(σ+jΩ)∼

Jadi X(σ+jΩ)= ∫ x(t) e-(σ+jΩ)t dt-∼

= X(σ+jΩ)∼

x(t) = (1/2Π) ∫ X(σ+jΩ) e-(σ+jΩ)t dΩ-∼

Definisikan variabel frekuensi kompleks : s = σ+jΩ sehinggads = jdΩ dan dΩ = ds/j.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom317

Pasangan TLB :∼

X(s) = ∫ x(t) e-st dt -∼

∼X(t) =(1/2Πj) ∫ X(s) est ds

-∼Notasi : X(s) = ₤ [x(t)]

X(t) = ₤-1[X(s)]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom318

Konvergensi TLB : terintegrasi secara mutlak .

∼ 0 ∼∫ x(t) e-σt dt = ∫ x(t) e-σt dt + ∫x(t) e-σt dt < ∼∫ x(t) e dt ∫ x(t) e dt ∫x(t) e dt <

-∼ -∼ 0

Transformasi Laplace 2 sisi ada , bila :

∼X(s) = ∫ x(t) e-st dt terbatas

-∼

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom319

Maka X(s) dijamin ada bila :Maka X(s) dijamin ada bila :

∼ ∼∫ x(t) e-σt dt = ∫ x(t) e-σt dt terbatas

-∼ -∼

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom320

Sebagai contoh :

x(t) = A. eαt , untuk t > 0= A. eβt, untuk t < 0 , dimana A, α, β adalah bilangan riil. A. e , untuk t < 0 , dimana A, α, β adalah bilangan riil.

Maka : konvergen untuk α < σ < β

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom321

Transformasi Laplace Satu Sisi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom322

Definisi : diberikan suatu sinyal x(t) kausal, maka :∼

X(s) = ∫ x(t) e-st dt 00

σ+jΩ x(t) =(1/2Πj) ∫ X(s) est ds

σ-jΩ

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom323

Konvergensi TLSS jika :

lim e-σt x(t) = 0s→ ∼s

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom324

Transformasi LaplaceTransformasi Laplace beberapa Sinyalp y

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom325

Sinyal Impuls δ(t)∼

₤[δ(t)] = ∫ δ(t) e-st dt₤[δ(t)] = ∫ δ(t) e st dt 0

Ingat : δ(t) = 1 , t = 0Ingat : δ(t) 1 , t 0= 0 , t lainnya

Begitu pula e-st δ(t)= 1 , t = 0= 0 , t lainnya

∼₤[δ(t)] = ∫ δ(t) e-st dt

00

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom326

Sinyal Langkah Satuan u(t)∼

₤[u(t)] = ∫ u(t) e-st dt₤[u(t)] = ∫ u(t) e st dt 0

Ingat : u(t) = 1 , t ≥ 0Ingat : u(t) 1 , t ≥ 0= 0 , t < 0

Sehingga : ∼ ∼

₤[u(t)] = ∫ u(t) e-st dt = -(1/s) e-st = -(1/s) [e-∼ - e0]0 0

₤[u(t)] = 1/s₤[u(t)] = 1/s

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom327

Sinyal Ramp t.u(t)∼

₤[t.u(t)] = ∫ t. u(t) e-st dt [ ( )] ∫ ( )0

Untuk t ≥ 0 maka t. u(t) = t Sehingga : ∼

₤[t.u(t)] = ∫ t e-st dt 0

Ingat : ∼∫ xn.e-st dx = (n!)/(an+1)

0Untuk a > 0 dan n > 0

₤[t u(t)] = 1 !/(s1+1) = 1/s2₤[t.u(t)] = 1 !/(s1+1) = 1/s2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom328

Sinyal Ramp t.u(t)Dengan cara yang sama :

∼ ∼₤[tn.u(t)] = ∫ tn. u(t) e-st dt = ∫ tn. e-st dt

0 00 0

₤[tn.u(t)] = n !/(sn+1)

₤[tn 1 (t)/( 1)!] 1/ n₤[tn-1.u(t)/(n-1)!] = 1/sn

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom329

Sinyal Eksponensial(1)Bila f(t) = u(t) → F(s) = 1/s ,maka ₤[e-at.u(t)] = F(s+a)

Jadi : ₤[e-at.u(t)] = 1/(s+a)

Begitu pula untuk sinyal berikut ini :

₤[(1- e-at) u(t)] = ₤[u(t)] - ₤[e-at) u(t)= 1/s - 1/(s+a)

₤[(1- e-at) u(t)] = a/[s(s+a)]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom330

Sinyal Eksponensial(2)Dengan cara yang sama :

₤[(t. e-at) u(t)] = 1/(s+a)2

Dan

₤[(tn-1. e-at) u(t)/(n-1)!] = 1/(s+a)n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom331

Sinyal Sinusoidal&Cosinusoidal₤[sin Ωt u(t)] = ₤[u(t).(ejΩt – e-jΩt)/2j]

= (1/2j) ₤[ejΩt u(t)] ₤ [e-jΩt u(t)]= (1/2j) ₤[ejΩt u(t)] – ₤ [e jΩt u(t)]= (1/2j) [1/(s-jΩ) - 1/(s+jΩ)]

₤[sin Ωt u(t)] = Ω/(s2 + Ω2)

Dengan cara yang sama :

₤[ Ωt (t)] /( 2 Ω2)₤[cos Ωt u(t)] = s/(s2 + Ω2)₤[ e-at sin Ωt u(t)] = Ω/[(s+a)2 + Ω2]₤[ e-at cos Ωt u(t)] = (s+a)/[(s+a)2 + Ω2₤[ e cos Ωt u(t)] = (s+a)/[(s+a) + Ω

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom332

Sifat sifatSifat-sifat Transformasi LaplaceTransformasi Laplace

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom333

Jika ₤[x(t)] = X(s)₤[x1(t)] = X1(s)₤[x1(t)] X1(s)₤[x2(t)] = X2(s)

maka :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom334

Linearitas₤[a1 x2(t) + a2 x2(t)] = a1 X1(s) + a2 X2(s)

Contoh :₤[cos Ωt] = ₤ [0,5 ejΩt + 0,5 e-jΩt] = 0,5 ₤ [ejΩt] + 0,5 ₤ [e-₤[cos Ωt] ₤ [0,5 e 0,5 e ] 0,5 ₤ [e ] 0,5 ₤ [e

jΩt]= 0,5[1/(s-jΩ)] + 0,5[1/(s+jΩ)]= s/(s2 + Ω2)

₤[ i Ωt] ₤ [0 5 jΩt 0 5 jΩt] 0 5 ₤ [ jΩt] 0 5 ₤ [ jΩt]₤[sin Ωt] = ₤ [0,5 ejΩt - 0,5 e-jΩt] = 0,5 ₤ [ejΩt] - 0,5 ₤ [e-jΩt]= (0,5/j)[1/(s-jΩ)] + (0,5/j)[1/(s+jΩ)]= Ω /(s2 + Ω2)= Ω /(s + Ω )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom335

Pergeseran Waktu(1)Jika ₤[x(t) u(t)] = X(s) maka ₤[x(t-τ) u(t-τ)] = e-sτ X(s) , τ > 0

(Buktikan)(Buktikan)Sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut :

x(t) X(s)

δ(t-τ) e-sτ

u(t-τ) e-sτ (1/s)

(t-τ) u(t-τ) e-sτ (1/s2)

(t-τ)n u(t-τ) e-sτ (n!/sn+1)

e-a(t-τ) u(t-τ) e-sτ [1/(s+a)]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom336

Pergeseran Waktu(2)Pasangan sinyal dalam kawasan waktu dan sinyal dalam

kawasan frekuensi pada tabel di atas merupakankawasan frekuensi pada tabel di atas merupakanpasangan transformasi Laplace. Sehingga bila diketahuidalam sinyal dalam kawasan frekuensi maka dapat dicarii l d l k kt l b l dib hsinyal dalam kawasan waktu, walaupun belum dibahas

Invers Transformasi Laplace.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom337

Pergeseran FrekuensiBila y(t) = x(t) e-αt maka ₤[y(t)] = Y(s) = X(s+α) dimana X(s) = ₤[x(t)]dimana X(s) = ₤[x(t)]

Begitu pula :Begitu pula :

₤[ e-αt cos Ωt u(t)] = (s+α)/[(s+α)2 + Ω2]

Juga :₤[ e-αt sin Ωt u(t)] = Ω/[(s+α)2 + Ω2]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom338

Penskalaan

₤[x(at)] = (1/a) X(s/a)[ ( )] ( ) ( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom339

Diferensiasi Waktu∼

₤[dx(t)/dt] = ∫ dx(t)/dt e-st dt ambil u = e-st dan dv = dx(t)₤[dx(t)/dt] = ∫ dx(t)/dt. e st dt,ambil u = e st dan dv = dx(t) 0

Ambil u = e-st dan dv = dx(t)Ambil u e dan dv dx(t) b b b∫u dv = uv - ∫ v.du , du = -s e-st dt dan v = x(t) a a a

∼ ∼ ∫₤[dx(t)/dt] = e-st x(t) + s ∫ x(t) e-st dt

0 0₤[dx(t)/dt] = s X(s) x(0-)₤[dx(t)/dt] = s. X(s) – x(0-)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom340

Integrasi Waktut

Jika ₤[f(t)] = F(s) maka ₤[∫f(t) dt] = F(s)/sJika ₤[f(t)] = F(s) maka ₤[∫f(t) dt] = F(s)/s0

t ∼ tt tIngat ₤[∫f(t) dt] = ∫ [ ∫ f(t) dt] e-st dt

0 0 0t

Ambil u = ∫ f(t) dt → du = f(t) dt0

dv = e-st dt v = (1/s) e-stdv = e-st dt → v = -(1/s) e-st

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom341

PeriodisitasBila xp(t) adalah sinyal periodik dan x1(t) adalah sinyal

periode pertama dari x (t) dan ₤[ x1(t)]= X1(s) maka :periode pertama dari xp(t) dan ₤[ x1(t)] X1(s) maka :

₤[xp(t)] = [1/(1-e-Ts)] X1(s)

dengan T adalah periodeH l i i d t l bih dij l k b i b ik tHal ini dapat lebih dijelaskan sebagai berikut :Suatu fungsi periodik f(t) = f1(t) + f2(t) + .....Dengan f (t) adalah sinyal periode pertamaDengan f1(t) adalah sinyal periode pertama

f2(t) adalah sinyal periode keduadan seterusnya.dan seterusnya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom342

PeriodisitasSehingga f(t) dapat dituliskan sebagai berikut :f(t) = f (t) + f (t) + f (t) +f(t) = f1(t) + f2(t) + f3(t) + .....

= f1(t) + f1(t-T) u(t-T) + f1(t-2T) u(t-2T) + ....F(s) = F1(s) + F1(s) e-Ts + F1(s) e-2Ts + ....F(s) F1(s) F1(s) e F1(s) e ....

= F1(s) [1 + e-Ts + e-2Ts + ....]= [1/(1-e-Ts)] F1(s)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom343

Teorema Nilai Awal∼∫[(dx(t)/dt] e-st dt = s X(s) x(0)∫[(dx(t)/dt] e st dt = s X(s) – x(0)0

∼s → ∼ : limit ∫[dx(t)/dt] e-st dt = limit [s X(s)] – x(0)

0 s →∼= limit [s X(s)] – x(0)

s→ ∼

x(0) = limit x(t) = limit s X(s)t→ 0 s→∼t→ 0 s→∼

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom344

Teorema Nilai Akhir∼∫[(dx(t)/dt] e-st dt = s X(s) x(0)∫[(dx(t)/dt] e st dt = s X(s) – x(0)

0∼ ∼

limit ∫[(dx(t)/dt] e-st dt = ∫[(dx(t)/dt] = limit [dx(t)/dt] dts→0 0 0 t→∼

= limit [x(t) – x(0)]t→∼

limit x(t) = limit s X(s)t→∼ s→0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom345

Perkalian dengan t

Jika ₤[f(t)] = F(s) maka ₤[t. f(t)] = -dF(s)/dsDan secara umum dapat dituliskan sebagai :

₤[tn. f(t)] = (-1)n dn F(s)/ds

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom346

Pembagian dengan t

∼∫Jika ₤[f(t)] = F(s) maka ₤[f(t)/t] = ∫ F(s) ds0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom347

TransformasiTransformasi RangkaianRangkaian

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom348

Transformasi Sumber Ideal(1)Transformasi Laplace fungsi kawasan waktu :

V(s)= ₤ [v(t)] dan I(s) = ₤ [i(t)]

Dengan v(t) adalah sumber tegangan ideal dan i(t) adalah sumber arus ideal.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom349

Transformasi Sumber Ideal(2)Sumber Tegangan Independen Sumber Arus Independen

k tak berdimensi k tak berdimensik tak berdimensi k tak berdimensi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom350

Transformasi Sumber Ideal(3)Sumber Tegangan Independen Sumber Arus Independen

k dalam ohm k dalam ohm (Siemens)k dalam ohm k dalam ohm (Siemens)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom351

TransformasiTransformasi Elemen Pasif LinearElemen Pasif Linear

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom352

Untuk masing-masing elemen pasif, rasio tegangan terminalterhadap arus yang mengalor disebut IMPEDANSI Zterhadap arus yang mengalor disebut IMPEDANSI Z.

Sedangkan kebalikan impedansi disebut dengang p gADMITANSI Y.

D l d i dit li kDalam domain s dituliskan :Z(s) = V(s)/I(s) Volt/Ampere atau Ohm (Ω)Y(s) = I(s)/V(s) Ampere/Volt atau Siemens (S)Y(s) = I(s)/V(s) Ampere/Volt atau Siemens (S)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom353

Transformasi Resistor(1)Karakteristik terminal resistor dalam domain waktu :

R = v(t)/i(t)R = v(t)/i(t)v(t) = R. i(t)i(t) = (1/R). v(t) = G. v(t)i(t) (1/R). v(t) G. v(t)

Setelah ditransformasi Laplace :V(s)= R. I(s)I(s) = G. V(s)

Dari persamaan-persamaan di atas didapat :ZR(s) = R (Ω)YR(s) = G (S)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom354

Transformasi Resistor(2)Rangkaian di kawasan waktu dan di kawasan frekuensi

(model impedansi dan model admitansi) dapat ditunjukkan(model impedansi dan model admitansi) dapat ditunjukkanpada gambar berikut :

a). Rangkaian kawasan waktu b). Model Impedansi c). Model Admitansi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom355

Transformasi Kapasitor(1)

t

v(t) = (1/C) ∫ i(t) dt + v(t )v(t) = (1/C) ∫ i(t) dt + v(t0)

t0

i(t) = C. d v(t)/dti(t) C. d v(t)/dt

Transformasi Laplace :V(s)= I(s)/(C.s) + v(t0)/sI(s) = C[s.V(s) – v(t0)] = C.s.V(s) – C. v(t0)

Kondisi awal pada persamaan di atas bila dibuat = nol,maka V(s)= I(s)/(C.s)I(s) = C s V(s)I(s) = C.s.V(s)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom356

Transformasi Kapasitor(2)Sehingga dapat dituliskan :

Z (s) = 1/(C s) (Ω)Zc(s) = 1/(C.s) (Ω)Yc(s) = C.s (S)

a). Rangkaian Kapasitor di kawasan waktu b). Model Seri Kapasitor c). Model Paralel Kapasitorc). Model Paralel Kapasitor

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom357

ContohTentukan model seri dan model paralel dari kapasitor 2,5

mikro farad dengan tegangan awal 5 voltmikro farad dengan tegangan awal 5 volt.Solusi :Rangkaian tersebut dalam kawasan waktu adalah sebagaig g

berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom358

Impedansinya sebesar :

Impedansi tersebut diseri dengan sumber tegangan v(0)/s =5/s V.sec

Sehingga dapat digambarkan model seri sebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom359

Admitansi Y(s) = C.s = 2,5 10-6. s (S),diparalel dengan sumber arus C v(0) = (2 5 x 10-6 F) (5V) =diparalel dengan sumber arus C.v(0) = (2,5 x 10 6 F).(5V) =

12,5 mikro Ampere.secSehingga dapat digambarkan model paralel sebagai berikut :gg p g p g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom360

Transformasi Induktor(1)t

i(t) = (1/L) ∫ v(t) dt + i(t )i(t) = (1/L) ∫ v(t) dt + i(t0) to

v(t) = L. d i(t)/dtv(t) L. d i(t)/dt

Setelah ditransformasi Laplace :I(s) = V(s)/(L.s) + i(t0)/s V(s)= L [s.I(s) - i(t0) ] = L.s.I(s) - L. i(t0)

Impedansi : ZL(s) = L.s (Ω)Admitansi : YL(s) = 1/(L.s) (S)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom361

Transformasi Induktor-2

a). Rangkaian Induktor di kawasan waktu b). Model Paralel Induktorc). Model Seri Induktor)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom362

ContohTentukan model seri dan model paralel dari induktor 20 mH

dengan arus awal 0 3 Adengan arus awal 0,3 A.Solusi :Rangkaian tersebut dalam kawasan waktu adalah sebagaig g

berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom363

Impedansinya sebesar : Z(s) = L.s = 20.10-3 s (Ω)Admitansinya sebesar : Y(s) = 1/(L s) = 1/(20 10-3 s) = 50/sAdmitansinya sebesar : Y(s) = 1/(L.s) = 1/(20.10 3.s) = 50/s

(S)Sumber tegangannya : L.i(0) = (20.10-3)(0,3 A) = 6 mVsecg g y ( ) ( )( )Sumber Arus : i(0)/s = 0,3/s A secSehingga model paralel dan model seri dapat digambarkan

b i b ik tsebagai berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom364

Contoh Soal Aplikasi 1(1)Diberikan rangkaian sebagai berikut :

Buat rangkaian transformasinya!!!!Solusi :Untuk t < 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom365

Contoh Soal Aplikasi 1(2)

Untuk t ≥ 0Untuk t ≥ 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom366

Contoh Soal Aplikasi 2(1)Hitung dan gambarkan iL(t) dari rangkaian berikut ini :

Solusi :Untuk t < 0

iL(o-) = 10/(450+50) = 20 mA

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom367

Contoh Soal Aplikasi 2(2)

Untuk t ≥ 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom368

Contoh Soal Aplikasi 2(3)VT(s) = (5/s) + 400. 10-6 V secZ (s) = 1200 + 0 02 s + 50 = 0 02 [s + 62 5 103 ] ΩZT(s) = 1200 + 0,02 s + 50 = 0,02 [s + 62,5 .103 ] ΩIL(s) = VT(s)/ ZT(s) = 250/[s(s + 62,5 . 103 )] + 0,02/( s +

62,5 .103 ) A .sec)iL(t) = ₤-1 [250/s(s + 62,5 . 103)] + ₤-1 [0,02/(s + 62,5 .

103)] A[250/(62 5 103)] [1 62 5 103t] (t) 0 02= [250/(62,5 .103)] [1 – exp-62,5 . 103t] u(t) + 0,02. exp-

62,5 . 103t u(t) = [4 10-3 + 16 10-3 exp-62 5 103] u(t) [4. 10 16. 10 exp 62,5 . 10 ] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom369

Contoh Soal Aplikasi 2-4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom370

Latihan-1Buat rangkaian transformasi dari rangkaian berikut ini :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom371

Latihan-2Hitung dan gambarkan vc(t) untuk rangkaian berikut :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom372

Inverse Transformasi LaplaceInverse Transformasi Laplace Satu Sisi(ITLSS)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom373

Untuk mengembalikan dari spektrum (kawasan frekuensi) ke kawasan waktuke kawasan waktu

X(s) → x(t)( ) ( )

σ+jΩx(t) ≡ (1/2jΠ) ∫ X(s) est ds

σ-jΩ

Dapat diselesaikan melalui definisi di atas atau melihatpasangan TLSS-nya.pasangan TLSS nya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom374

Sinyal Transformasi Laplace

δ(t) 1

u(t) 1/s

(tne-at/n !) u(t) 1/[(s+a)n+1](t e /n !) u(t) 1/[(s a) ]

Cos Ωt u(t) s/[s2+Ω2]

Sin Ωt u(t) Ω /[s2+Ω2]

e-at Cos Ωt u(t) (s+a)/[(s+a)2+Ω2]

e-at Sin Ωt u(t) Ω /[(s+a)2+Ω2]

u(t)-2u(t-T0/2) + 2u(t-T0) - .... (/s) (1-e-sT0/2)/( 1+e-sT0/2)

(SinΩt - Ωt Cos Ωt) u(t) 2Ω3 / [s2 + Ω2]2

( i ) ( ) 2 / 2 2 2(Ωt SinΩt) u(t) 2Ω2s / [s2 + Ω2]2

Ωt e-at Sin Ωt u(t) [2Ω2(s+a)] / [(s+a)2 + Ω2]2

e-at (Sin Ωt - Ωt Cos Ωt) u(t) 2Ω3 /[(s+a)2 + Ω2]2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom375

( ) ( ) [( ) ]

Lebih mudah diselesaikan dengan carat khi d lih tterakhir dengan melihat :Bentuk polynomial X(s) = N(s)/D(s)Pasangan TransformasinyaBentuk X(s) = N(s)/D(s) dalam ekspansiBentuk X(s) N(s)/D(s) dalam ekspansiparsiil

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom376

a). Solusi dengan penyesuaian koefisien (cara langsung)Contoh :Contoh :Diberikan fungsi rasional : X(s) = (2s + 1)/(s3 + 3s2 -4s)Bentuk ekspansi parsiil :

X( ) (2 1)/[ ( 4)( 1)] A/ B/( 4) C/( 1)X(s) = (2s+1)/[s(s+4)(s-1)] = A/s + B/(s+4) + C/(s-1)= [A(s+4)(s-1) + B.s.(s-1) + C .s (s+4)]/[s(s+4)(s-1)]

(2s+1)/ [s(s+4)(s-1)] = [(A+B+C)s2 + (3A-B+4C)s – 4A]/[s(s+4)(s-1)]Maka : A+B+C = 0

3A-B+4C = 2-4A = 1→ A = 0 254A 1→ A 0,25B+C = 0,25-B+4C = 2,75C 3/5 0 6 d B 0 35C= 3/5 = 0,6 dan B = -0,35

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom377

X(s) = -0,25/s – 0,35/(s+4) + 0,6/(s-1)y(t) = [ 0 25 0 35 e-4t + 0 6 et] u(t)y(t) = [-0,25 – 0,35 e 4t + 0,6 et] u(t)

b). Ekspansi parsiil untuk akar D(s) simple poleb). Ekspansi parsiil untuk akar D(s) simple poleX(s) = N(s)/D(s) = A1/(s-p1) + A2/(s-p2) + ....+ Ak/(s-pk) + ...+

An/(s-pn)(s-pk) X(s) = (s-pk) A1 /(s-p1) + (s-pk) A2 /(s-p2) +...+(s-pk) Ak

/(s-pk) +...+ (s-pk) An/(s-pn)Maka :Maka :

Ak = (s-pk) X(s) s=pks pk

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom378

Contoh :Untuk kasus sebelumnya : X(s) = A/s + B/(s+4) + C/(s-1) =Untuk kasus sebelumnya : X(s) = A/s + B/(s+4) + C/(s 1) =

(2s+1)/[s(s+4)(s-1)]A = s X(s) = (2s+1)/[(s+4)(s-1)]= -0,25

s=0 s=0B = (s+4) X(s) = (2s+1)/[s(s-1)] = -7/20 = -0,35

s=-4 s=-4s 4 s 4C = (s-1) X(s) = (2s+1)/[s(s+4)] = 3/5 = 0,6

s=1 s=1Jadi :X(s) = -0,25/s - 0,35/(s+4) + 0,6/(s-1)x(t) = [ 0 25 0 35 e-4t + 0 6 et] u(t)x(t) = [-0,25 – 0,35 e 4t + 0,6 et] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom379

c). Akar D(s) multiple pole-simple

X(s) = A1/(s-p1) +...+ Ai,1/(s-pi) + Ai,2/(s-pi)2 + ....+ Ai,r/(s-pi)r + ...+ An/(s-pn)Dimana : Ai,r = (s-pi)r X(s)

s=pi

Ai,r-1 = (d/ds)[(s-pi)r X(s)]s=pis pi

Ai,r-2 = (1/2!)(d2/ds2)[(s-pi)r X(s)]s=pi

..

Ai,r-k = (1/k!)(dk/dsk)[(s-pi)r X(s)]s=pi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom380

X(s) = (2s2-3s)/(s3-4s2+5s-2) = (2s2-3s)/(s-2)(s-1)2 = A/(s-2) + A1 1/(s-1) + A1 2/(s-1)2A1,1/(s 1) + A1,2/(s 1)

Dimana :A1,2 = (s-1)2 X(s) = (2s2-3s)/(s-2)(s-2) = -1/(-1) = 1

s=1 s=1

A1,2 = (d/ds) [(2s2-3s)/(s-2)]= [(s-2)(4s-3) - (2s2-3s)]/(s-2)2 1 1s=1 s=1

= [(-1)1 – (-1)]/1 = 0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom381

A = (s-2) X(s) = (2s2-3s)]/(s-1)2 = (8-6)/1 = 2s=2 s=2s=2 s=2

Jadi X(s) = 2/(s-2) + 1/(s-1)2Jadi X(s) 2/(s 2) 1/(s 1)

x(t) = [2e2t + t et] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom382

d). Ekspansi Parsiil : D(s) kompleks konjugate simple polepole

Contoh :X(s) = (s+3)/[s2+4s+13] = (s+2)/[(s+2)2 + 32] + 1/[(s+2)2 + 32]

x(t) = [e-2t cos3t + (1/3) e-2t sin 3t] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom383

e). D(s) kompleks konjugate multiple poleContoh :Contoh :X(s) =[9s5+94s4+706s3+2628s2+4401s+3750]/[s(s+2)(s2+6s+25)2]Untuk (s2+6s+25)2 maka akar-akarnya -3+j4 dan -3-j4X( ) A/ B/( 2) (C jD)/( 3 j4) (C jD)/( 3 j4) (E jF)/( 3 j4)2 (EX(s)=A/s+B/(s+2)+(C+jD)/(s+3+j4)+(C-jD)/(s+3-j4)+(E+jF)/(s+3+j4)2+(E-

jF)/(s+3-j4)2

Dimana :A = s. X(s) = 3 E+jF = [(s+3+j4)2 X(s)] = 4+j3

s=0 s= 13-j4j

B = (s+2) X(s) = -2 C+jD = (d/ds) [s+3+j4)2 X(s)] = 2+j3s= 2 s= 3 j4s=-2 s= -3-j4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom384

Dimana :A = s X(s) = 3A = s. X(s) = 3

s=0B = (s+2) X(s) = -2B (s 2) X(s) 2

s=-2E+jF = [(s+3+j4)2 X(s)] = 4+j3

s=-3-j4C+jD = (d/ds) [s+3+j4)2 X(s)] = 2+j3

s=-3-j4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom385

Jadi :X(s) = 3/s 2/(s+2) + (2+j3)/(s+3+j4) + (2 j3)/(s+3X(s) = 3/s – 2/(s+2) + (2+j3)/(s+3+j4) + (2-j3)/(s+3-

j4)2+(4+j3)/(s+3+j4)+(4-j)/(s+3-j4)2

x(t) = [3-2e-2t+(2+j3)e-(3+j4)t+(2-j3)e(-3+j4)t+(4+j3)te-(3+j4)t+(4-j3)te(-3+j4)t] u(t)=[3 2e-2t+e-3t(4 cos4t+ 6 sin4t) +te-3t(8 cos4t + 6 sin4t)] u(t)=[3-2e 2t+e 3t(4 cos4t+ 6 sin4t) +te 3t(8 cos4t + 6 sin4t)] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom386

f). Metode GrafisUntuk mengevaluasi koefisien parsiil dari X(s) dengan caraUntuk mengevaluasi koefisien parsiil dari X(s) dengan cara

menggambarkan vektor diagram semua pole-zero sistem.Diketahui : X(s) = N(s)/D(s) = k[(s-z1)(s-z2)......(s-zm)]/[(s-( ) ( ) ( ) [( 1)( 2) ( m)] [(

p1)(s-p2)....(s-pn)]Nilai dari X(s) di s=s1 :X( ) k ( k li j k l ti k )/X(s1) = k (perkalian jarak langsung setiap zero ke s1)/

(perkalian jarak langsung setiap pole ke s1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom387

Evaluasi pole pk dari X(s)A = (s p ) X(s)Ak = (s-pk) X(s)

s=pk

Ak = k (perkalian jarak langsung setiap zero ke pk)/(perkalianAk k (perkalian jarak langsung setiap zero ke pk)/(perkalian jarak langsung setiap pole ke pk)

Contoh :X(s) = 12(s+1)(s+4)/[s(s+2)(s+1+j2)(s+1-j2)] = A/s + B/(s+2) + (C+jD)/(s+1+j2) + (C-jD)/(s+1-j2)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom388

Gambar semua pole dan zero :Kemudian evaluasi koefisien C-jD, berarti mengevaluasi ke vektor s+1-j2 j , g j

(letak pole di s = -1+j2). Hitung semua jarak dari setiap pole dan zero yang ada terhadap titik -1+j2. Didapat :

C-jD = 12 (√13 ∠33,7o)( 2∠90o)/[( 4∠90o)( √5∠153,4o)( √5∠26,6o)]j (√ , )( ) [( )( √ , )( √ , )]= 4,32∠-146,3o

= -3,6 – j2,4C+jD = 3 6 + j 2 4C+jD = -3,6 + j 2,4Dengan cara yang sama didapat :A = [(12) (1) (4)]/[(2) (√5)(√5)] = 4,6

√ √B = [(12) (1∠180o ) (2)]/[(2∠180o )(√5) (√5)] = 2,4

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom389

Jadi :

X(s) = 4,6/s + 2,4/(s+2) + (-3,6 + ( ) , , ( ) ( ,j2,4)/(s+1+j2) + (-3,6-j2,4)/(s+1-j2)

x(t) = [4,6 + 2,4 e-2t + (-3,6 + j2,4) e-(1+j2)t + (-

3 6 j 2 4) e(-1+j2)t] u(t)3,6 – j 2,4) e( 1+j2)t] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom390

Aplikasi TransformasiAplikasi Transformasi LaplaceLaplace

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom391

Solusi Pers Diferensial(1)Sifat diferensiasi : ₤[dx/dt] = s X(s) – x(0)Bentuk umum : ₤[dnx/dtn] = sn X(s) sn-1 x(0) sn-2 dx(0)/dtBentuk umum : ₤[dnx/dtn] = sn X(s) – sn 1 x(0) – sn 2 dx(0)/dt -

......- dn-1(0)/dtn-1

Contoh :Persamaan Diferensial Orde Dua : d2x(t)/dt2 + 4 dx(t)/dt + 3 x(t) = 2 Dengan x(0) = 2 dan dx(0)/dt = 1Transformasi Laplace-kan kedua sisi dan dimasukkan kondisi awal.a s o as ap ace a edua s s da d asu a o d s a as2 X(s) -2s -1 + 4[s X(s) -2] + 3 X(s) = 2/s

X(s) [s2 + 4s +3] = 2/s + 2s + 9X(s) = [2 + (2s + 9) s]/[s (s+3) (s+1)] = A/s + B/(s+3) + C/(s+1)X(s) = [2 + (2s + 9) s]/[s (s+3) (s+1)] = A/s + B/(s+3) + C/(s+1)A = s X(s) = 2/3

s=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom392

Solusi Pers Diferensial(2)

B = (s+3) X(s) = 7/6B = (s+3) X(s) = -7/6s=-3

C = (s+1) X(s) = 5/2s=-1

X(s) = (2/3)/s – (7/6)/(s+3) + (5/2)/(s+1)x(t) = [2/3 – (7/6) e-3t + (5/2) e-t] u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom393

Respons Impuls SistemContoh soal :Cari respons impuls h(t) dari persamaan diferensial sistem berikutCari respons impuls h(t) dari persamaan diferensial sistem berikut

ini :dy(t)/dt + 3y(t) = 2 x(t) + dx(t)/dt dengan y(0) = 0 dan x(0)= 0

Solusi :₤ : sY(s) – y(0) + 3Y(s) = 2X(s) + s X(s) – x(0)₤ : sY(s) y(0) + 3Y(s) 2X(s) + s X(s) x(0)

Y(s)[s+3] = X(s) [s+2]H(s) = Y(s)/X(s) = (s+2)/(s+3) = (s+3-1)/(s+3) = (s+3)/(s+3) –

1/(s+3)= 1 – 1/(s+3)

h(t) = δ(t) – e-3t u(t)h(t) δ(t) e u(t)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom394

Solusi Lengkap Rangkaian RLCSudah dibahas pada sub bab yang lain secara lengkap.

(sudah dibahas lengkap pada transformasi rangkaian)(sudah dibahas lengkap pada transformasi rangkaian)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom395

Analisis SWK(1)Diberikan Sistem Waktu Kontinyu Linear Tak Berubah

Terhadap Waktu (SWK LTW) ditunjukkan denganTerhadap Waktu (SWK LTW) ditunjukkan denganhubungan Input dan Output sebagai berikut :

anyn(t) +an-1yn-1(t) +…+ a0y(t) = b0x(t) + ….+ bmxm(t)Respons sistem y(t) = x(t) * h(t)Transformasi Laplace : [ansn +an-1sn-1 +…+ a0] Y(s) = [b0+b s + b sm] X(s)+b1s ….+ bmsm] X(s)Fungsi Transfer Sistem :

H(s) = Y(s)/X(s) = [b0 +b1s ….+ bmsm] / [ansn +an-1sn-1 +…+ a0]( ) ( ) ( ) [ 0 1 m ] [ n n 1 0]h(t) = ₤-1[H(s)]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom396

Analisis SWK(2)Respons steady state : Y(s) = H(s). X(s)

y(t) = ₤-1 [H(s).X(s)]

Stabilitas Sistem SWK : H(s) = N(s)/D(s)Stabilitas Sistem SWK : H(s) N(s)/D(s)SWK stabil jika dan hanya jika :

a). Stabil dalam arti BIBOb). Respons impuls secara mutrak terintegrasic). Limit h(t) = 0

t→∼d). Akar riil D(s) < 0e) Letak pole di sebelah kiri sumbu imajinere). Letak pole di sebelah kiri sumbu imajiner

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom397

PE 2 33PE-2533 Sinyal & SistemSinyal & Sistem

BAB #6:BAB #6: PENGENALAN FILTER

398 Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom

Tujuan

Mengenal jenis filter analog dan filter dijital. Mengenal karakteristik filter analog maupun filter dijital.Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing filter.g g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom399

Filter Analog

Filter analog yang sering digunakan sebagai C t t filt Dijit l R I lCounterpart filter Dijital Respons Impuls Tak Terbatas adalah :Filter ButterworthFilter ChebyshevyFilter Ellyptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom400

Gambar 6.1. Respons Frekuensi Filter(a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic(a) Butterworth (b) Chebyshev tipe-I (c) Chebyshev tipe-II (d) Elliptic

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom401

Filter Analog Butterworth

Filter yang akan kita rancang biasanya adalah filter yang sudah dinormalisasiyang sudah dinormalisasi.

Contoh : LPF dengan Frekuensi Cut Off fco = 1 rad/detrad/det

Filter frekuensi kendali (normalisasi)Filter frekuensi kendali (normalisasi).Respons Magnitude Squared :

|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom402

Filter Analog Butterworth (cont’)

Dengan Ω = frekuensi cut off (1 rad/s)n = derajad filter

H(s).H(-s) = 1/[1+(-s2)]n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom403

Filter Analog Butterworth (cont’)

Tempat kedudukan pole-pole filter Butterworth(a). n ganjil (b). n genap ( ) g j ( ) g p

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom404

Filter Analog Butterworth (cont’)Fungsi transfer Filter Butterworth dapat dituliskan :

nnH(s) = k0/[ Π (s-sk)]

k=1

dimana sk adalah pole-pole filter Butterworth

sk = exp [jπ(0,5 + (2k-1)/2n] dengan k = 1, 2, …, n

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom405

Filter Analog Butterworth (cont’)Fungsi Transfer Filter Butterworth juga dapat dinyatakan :

H(s) = 1/[ Π (s-sk)] = 1/Bn(s)LHPPoles

Dengan Bn(s) adalah polinomial Butterworth.Pole-pole sk dicari dari hubungan sebagai berikut :

Untuk n ganjil : 1 ∟ kπ/n ; k = 0, 1, 2, ..., 2n-1.

Untuk n genap : 1 ∟ π/2n + kπ/n ; k = 0, 1, 2, ..., 2n-1.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom406

Filter Analog Butterworth (cont’)

Polinomial Butterworth

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom407

Filter Analog Butterworth (cont’)

Polinomial Butterworth (lanjutan)Polinomial Butterworth (lanjutan)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom408

Filter Analog Butterworth (cont’)Sifat Filter Butterworth :

Hanya mempunyai poley p y pPada Ω =1 → H(Ω) = 1/√2 Derajad filter n menentukan karakteristik filter

Bila redaman pada Ωt > 1 (yaitu di daerah stopband) sebesar A db, maka dari hubungan :

|H(Ω )|2 = 1/[1+(Ω2)n], terlihat bahwa H(Ωt ) = 1/A

Sehingga didapat persamaan :

|(1/A)2|= 1/[1 + Ωt2n]|(1/A) | 1/[1 + Ωt ]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom409

Filter Analog Butterworth (cont’)Dari persamaan tersebut, derajad (orde) filter n dapat dicari :

n = log (A2 – 1)/(2 log Ωt)

Kuadrat respons frekuensi untuk berbagai orde filter

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom410

Filter Analog Butterworth (cont’)Contoh-contoh :

1). H(s) =k0/(s-s1) Orde-1

s1 = ejπ(0,5+0,5) = ejπ = -1

H(s) = k0/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k0=1

Didapat H(s) = 1/(s+1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom411

Filter Analog Butterworth (cont’)Contoh :

H(s) =k0/(s-s1) Orde-1

s1 = ejπ(0,5+0,5) = ejπ = -1

H(s) = k0/(s+1) pada s =0 maka H(s) = 1 sehingga k0=1

Didapat H(s) = 1/(s+1)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom412

Filter Analog Butterworth (cont’)Latihan : Diberikan LPF Butterworth dengan redaman pada Ωt > 3 rad/detik g p

sebesar 30 dbBerapakah orde filter tersebut?Carilah pole-pole filter tersebutCarilah pole pole filter tersebut.Carilah fungsi transfer filter tersebut.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom413

Filter Analog Butterworth (cont’)

Gain Filter Butterworth untuk berbagai orde ng

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom414

Filter Analog Chebyshev

Tipe I : Hanya mempunyai polep y p y p

Response Magnitude Squared :Response Magnitude Squared :

Hn(jΩ)2 = 1/ [1 + ε2Tn2(Ω)] n(j ) [ n ( )]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom415

Filter Analog Chebyshev (cont’)

n ganjil n genapKuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type I untuk orde n ganjil dan n genapKuadrat Respon Magnitude dari Filter Che Byshev type I untuk orde n ganjil dan n genap

Pada Ω = 1 → H(1)2 = 1/(1 +ε2)Ω = Ωr→ H(Ωr)2 = 1/A2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom416

Filter Analog Chebyshev (cont’)

(a). plot dari polinomial Chebyshev orde 5 yaitu T5(Ω)(b). plot kuadrat respons magnitudenya |H5(jΩ)|2( ) p p g y | 5(j )|

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom417

Filter Analog Chebyshev (cont’)Pole=pole dari Hn(s). Hn(-s) didapat dengan menentukan

akar-akar dari persamaan :akar akar dari persamaan :

1 + ε2 Tn2(s/j) = 0n ( j)

T t k d d k l l Filt Ch b h d l hTempat kedudukan pole-pole Filter Chebyshev adalahsebagai berikut :

Bila sk = σk + j Ωk dengan k = 1 2 n maka :Bila sk σk j Ωk dengan k 1, 2, …n, maka :

σk2/sinh Q + Ωk

2/cosh Q = 1k k

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom418

Filter Analog Chebyshev (cont’)Dimana :

σk = - sinh Q sin[(2k-1)π/2n] ; Ωk = cosh Q cos [(2k-1)π/2n]

sinh Q = (γ - γ-1)/2; cosh Q = (γ + γ-1)/2

γ = [(1 + √1 +ε2 )/ε]1/n

Tempat kedudukan pole pole filter Chebyshev merupakanTempat kedudukan pole-pole filter Chebyshev merupakan Ellyps.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom419

Filter Analog Chebyshev (cont’)

(a). Tempat kedudukan pole-pole (b). Dari H(s) untuk n=6, ε = 0,7647831

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom420

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Sifat-sifat Filter Chebyshev :T t k d d k l l did l lliTempat kedudukan pole-pole nya didalam ellipPassband tidak rata (tipe-I)Daerah Transisi curamFasanya terpengaruh ripple jugaAplikasi filter microwave

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom421

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Sifat filter Chebyshev ditentukan oleh :Derajad filter (n)Faktor ripple (ε)pp ( )Frekuensi daerah stopband (Ωr)Redaman pada stopband (A)Redaman pada stopband (A)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom422

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Bila Faktor ripple, Redaman stopband dan frekuensistopband diketahui maka orde (derajad) filterstopband diketahui, maka orde (derajad) filterdapat dicari dengan hubungan :

n = log (g +√ g2 -1)/[log(Ωr + √Ωr2 -1]

Dimana g = √[A2 1)/ε2]Dimana g = √[A2 – 1)/ε2]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom423

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Fungsi transfer Filter Chebyshev :D h k l lDengan hanya menggunakan pole-pole yang

terletak di sebelah kiri sumbu imajiner, makaFungsi transfer filter dapat dituliskan :Fungsi transfer filter dapat dituliskan :

Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0)Dimana K adalah konstanta sedemikian sehingga harga H(0)= 1 untuk n ganjil dan H(0) = 1/(1 +ε2)1/2 untuk n genap.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom424

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Sedangkan Vn(s) adalah polinomial dalam ssebagai berikut :sebagai berikut :

V ( ) b n 1 b bVn(s) = sn + bn-1 sn-1 +…+ b1s + b0

S hi K t t K d t d d hSehingga Konstanta K dapat dengan mudahditentukan sebagai berikut :

K V (0) b t k jilK = Vn(0) = b0 , untuk n ganjilK = Vn(0) / ( 1 + ε2)1/2 = b0 , untuk n genap

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom425

Filter Analog Chebyshev (cont’)

Derajad filter dapat ditentukan dari :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom426

Filter Analog Ellyptic

Respons Magnitude Squared untuk filter Elliptic dapat dituliskan sebagai :dapat dituliskan sebagai :

H (jΩ)2 1/ [1 + 2R 2(Ω)]Hn(jΩ)2 = 1/ [1 + ε2Rn2(Ω)]

Dimana Rn(Ω) adalah fungsi rasional Chebyshev b i f i Ω dit t k d isebagai fungsi Ω yang ditentukan dari

karakterisstik ripple.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom427

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Kuadrat Respons Magnitude untuk LPF Ellypticp g yp

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom428

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Kuadrat Respons magnitude Ternormalisasi

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom429

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Normalisasi frekuensi pada filter Ellyptic d l hadalah :

[Ω1Ω2]1/2 = 1

Ω1 = [Ω2/Ω1]

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom430

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Fungsi Transfer Filter Elliptic :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom431

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Parameter-paremeter filter Elliptic :εAΩrG1 dan G2

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom432

Filter Analog Ellyptic (cont’)

Dengan hubungan :

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom433

Filter Dijital

Pemfilteran Dijital :i l d kpemrosesan sinyal dengan menggunakan

program komputer yakni memproses suatu filedari sampel sampel sinyal dan menghasilkandari sampel-sampel sinyal dan menghasilkansuatu file baru dari sampel-sampel terfilter.Sehingga pemfilteran dijital dapatgg p j pdiimplementasikan pada suatu komputer dijital.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom434

Filter Dijital (cont’)

Dewasa ini ada kecenderungan untuki l t ik tmengimplementasikannya secara cepat,

untuk desain khusus dan murah sehinggai dit b hk d t Di it lsering ditambahkan dengan suatu Digital

Sinyal Prosessor (DSR) Chip.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom435

Filter Dijital (cont’)

Deskripsi Filter Dijitalp j

Blok Diagram Pemfilteran DijitalBlok Diagram Pemfilteran Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom436

Keuntungan Filter Dijital

Filter dijital dapat mempunyai karakteristik yang tidak dapat dipenuhi filter analog seperti responstidak dapat dipenuhi filter analog, seperti respons fasa yang benar-benar linear.Performansi filter dijital relatif tak berubah denganPerformansi filter dijital relatif tak berubah dengan perubahan lingkungan seperti variasi temperatur.Cut off daerah transisi dsb di bawah kontrolCut off, daerah transisi dsb di bawah kontrol komputer, sehingga dapat diset “high precission”. Kepresisian ditentukan panjang wordp p j g

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom437

Keuntungan Filter Dijital (cont’)

Fleksibilitas tinggi : cut off, daerah transisi dsbdapat bervariasi dengan perubahan kecil padadapat bervariasi dengan perubahan kecil padaprogram.Mudah membangun filter linear fasaMudah membangun filter linear fasaRespons Frekuensi dapat otomatis di “ajust” jikadiimplementasikan menggunakan prosesordiimplementasikan menggunakan prosesorterprogram (kasus Filter adaptif)Dapat memfilter sejumlah inputDapat memfilter sejumlah input

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom438

Keuntungan Filter Dijital (cont’)

Data terfilter & data tak terfilter dapat disimpan untuk keperluan yang akan datanguntuk keperluan yang akan datangDengan perkembangan teknologi elektronika, filter dijital dapat dipabrikasi dengan ukuran kecilfilter dijital dapat dipabrikasi dengan ukuran kecil, konsumsi daya rendah, harga murahMudah dalam pengembangan ke filter adaptifMudah dalam pengembangan ke filter adaptif.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom439

Keuntungan Filter Dijital (cont’)Dibanding dengan filter analog, filter dijital lebih banyak aplikasinya, antara lain :

Kompresi Data.Biomedical Signal Processing.Speech ProcessingSpeech Processing.Image Processing.Digital Audio.T l h E h C ll tiTelephone Echo Cancellation.Video Processing.Watermaking.Steganografi.Inverse Filteringdsbdsb

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom440

Gambaran Implementasi

Step 1 : Pada sampel sinyal x(n) diterapkanTransformasi Fourier sehingga didapat fungsi diTransformasi Fourier, sehingga didapat fungsi dikawasan frekuensi X(f).Step 2 : Terapkan fungsi “pemberat” H(f)Step 2 : Terapkan fungsi pemberat H(f)pada kawasan frekuensi, sehingga didapatkanX(f) yang terfilter.( ) y gStep 3 : Terapkan Inverse Transformasi Fourieruntuk mendapatkan sinyal y(n).p y y( )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom441

Gambaran Implementasi (cont’)

Implementasi Sederhana Pemfilteran DijitalImplementasi Sederhana Pemfilteran Dijital

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom442

Tipe Filter Dijital

Filter Respons Impuls Tak Terbatas (RITT)/I fi it I l R (IIR)/Infinite Impulse Response (IIR) :

~y(n) = ∑ h(k).x(n-k)

k=0Terlihat bahwa Respons Impuls IIR Filter TAK TERBATASSecara Praktis tidak feasibel menghitung output filter IIRdengan persamaan di atas, karena respons impulnyasangat panjang (teori : tak terbatas)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom443

Tipe Filter Dijital (cont’)

Sehingga Filtering IIR diekspresikan dalam bentuk Rekursif sebagai berikut :bentuk Rekursif sebagai berikut :

~y(n) = ∑ h(k) x(n k)y(n) = ∑ h(k).x(n-k)

k=0~ ~

= ∑ ak.x(n-k) - ∑ bk.y(n-k) k=0 k=1

ak dan bk adalah koefisien filter IIR

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom444

Tipe Filter Dijital (cont’)

Filter Respons Impulse Terbatas (RIT) / FiniteI l R (FIR)Impulse Response (FIR) :

N-1y(n) = ∑ h(k) x(n-k)y(n) ∑ h(k).x(n k)

k=0

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom445

Obyektif Filter FIR & IIRFIR Filter :

Sederhana (+)Sederhana (+)Stabil (+)Hampir selalu berfasa linear (+)Hampir selalu berfasa linear ( )Delay = 0,5 panjang h(n) (-)

IIR Filter :Orde rendah & Delay pendek (+)Sulit membuat fasa linear (-)Ada kemungkinan tak stabil (-)

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom446

Pertimbangan Pemilihan

1. Filter FIR dapat secara tepat mempunyaif li i lik i t k drespons fasa linear, implikasinya tak ada

distorsi fasa (Perlu dalam transmisi data,bi di l di it l di i ibiomedical, digital audio, image processingdsb.)

Fasa Filter IIR non linear

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom447

Pertimbangan Pemilihan (cont’)

2. Filter FIR direalisasikan non rekursifFilter FIR selalu stabilFilter IIR belum tentu stabil

3 Filter FIR banyak memerlukan koefisien3. Filter FIR banyak memerlukan koefisiendibanding Filter IIR. Kurang ekonomisdalam hal komputasi dan memorydalam hal komputasi dan memorypenyimpanan

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom448

Pertimbangan Pemilihan (cont’)

4. Filter analog dapat dengan mudahdit f d l ki l Filt IIRditransform dalam ekivalen Filter IIRmenyesuaikan spesifikasi.

Tak dapat dilakukan pada Filter FIR karenap ptak ada “analoque counterpart” nya

5. Dan sebagainya.

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom449

Kompromi (Pedoman Umum)

Penggunaan IIR FilterBil di l k filt d t ffBila diperlukan filter dengan cut off curam,terutama penggunaan karakteristik ellyptic akanmenggunakan koefisien yang lebih kecilmenggunakan koefisien yang lebih kecildibanding filter FIR

Penggunaan FIR FilterBila jumlah koefisien tidak terlalu besar danBila jumlah koefisien tidak terlalu besar dankhusunya bila diperlukan syarat tanpa distorsifasa (distorsi fasa yang kecil)( y g )

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom450

Terima KasihTerima Kasih

Jangkung Raharjo, [email protected], Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom451