20
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Penyakit pencernaan Sub topik : Gastritis Sasaran : Keluarga klien Tempat : Ruang.............. Hari/Tanggal : ..................... Waktu : 30 menit 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui penyakit gastritis dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan timbulnya serangan dan tindakan apa saja yang yang harus dilakukan selama tidak ada maupun ada serangan.. 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Dapat menyebutkan Pengertian Gastritis 2. Dapat menyebutkan Patofisiologi Gastritis 3. Dapat menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis 4. Dapat menyebutkan Penyebab Gastritis 5. Dapat menyebutkan Proses Penyakit Gastritis 6. Dapat menyebutkan Faktor Resiko Gastritis 7. Dapat menyebutkan Dampak Gastritis 8. Dapat menyebutkan Pengobatan Gastritis 9. Dapat menyebutkan Pecegahan Gastritis

Satuan Acara Penyuluhan Gastritis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Pencernaaan

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik: Penyakit pencernaan

Sub topik: Gastritis

Sasaran: Keluarga klien

Tempat: Ruang..............

Hari/Tanggal : .....................

Waktu : 30 menit

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui penyakit gastritis dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan timbulnya serangan dan tindakan apa saja yang yang harus dilakukan selama tidak ada maupun ada serangan..

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Dapat menyebutkan Pengertian Gastritis

2. Dapat menyebutkan Patofisiologi Gastritis

3. Dapat menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis

4. Dapat menyebutkan Penyebab Gastritis

5. Dapat menyebutkan Proses Penyakit Gastritis

6. Dapat menyebutkan Faktor Resiko Gastritis

7. Dapat menyebutkan Dampak Gastritis

8. Dapat menyebutkan Pengobatan Gastritis

9. Dapat menyebutkan Pecegahan Gastritis

10. Dapat menyebutkan Penanganan Gastritis

3. SASARAN: Keluarga klien

4.MATERI

1. Pengertian Gastritis

2. Patofisiologi Gastritis

3. Tanda dan Gejala Gastritis

4. Penyebab Gastritis

5. Proses Penyakit Gastritis

6. Faktor Resiko Gastritis

7. Dampak Gastritis

8. Pengobatan Gastritis

9. Pecegahan Gastritis

10. Penanganan Gastritis

4. KEGIATAN PENYULUHAN

NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

1.

3 menit

Pembukaan:

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2.

15 menit

Pelaksanaan:

Menjelaskan tentang:

1. Pengertian Gastritis

2. Patofisiologi Gastritis

3. Tanda dan Gejala Gastritis

4. Penyebab Gastritis

5. Proses Penyakit Gastritis

6. Faktor Resiko Gastritis

7. Dampak Gastritis

8. Pengobatan Gastritis

9. Pecegahan Gastritis

10. Penanganan Gastritis

Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya

Memperhatikan penjelasan

Memperhatikan dan memberikan pertanyaan

3.

10 menit

Evaluasi:

Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada ibu yang dapat menjawab pertanyaan.

Menjawab pertanyaan

4.

2

menit

Terminasi:

Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

5. MATERI PENYULUHAN GASTRITIS

1. Pengertian

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492).

Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar Keperawatan Medikal Beda).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).

Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :

1. Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :

1. Gastritis Eksogen akut. Biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanisme iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).

2. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan).

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory(H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2. Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.

Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

3. Tanda dan Gejala

a. Nyeri pada ulu hati

b. Biasanya disertai kram pada perut

c. Lesu, mual dan muntah

d. Rasa penuh pada perut walaupun belum makan

e. Nafsu makan cenderung turun sehingga tubuh cenderung kurus

f. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan

g. Kembung

h. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

i. Kehilangan berat badan

4. Penyebab

a. Pola makan yang salah atau tidak teratur

b. Merokok, minum minuman beralkohol dan minuman yang mengandung kafein.

c. Mengalami stress psikologis

d. Kebanyakan minum obat obatan yang merangsang pengeluaran asam lambung ( misal : antalgin, aspirin, dexametason ).

e. Infeksi bakteri.

f. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus

g. Penggunaan kokain.

h. Kelainan autoimmune.

Penyebab Gastritis dapat dibedakan menurut klasifikasinya:

a. Gastritis AkutPenyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.

b. Gastritis KronikPenyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

5. Proses Penyakit

a. Gastritis akut

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung.Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

1. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit

2. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

b. Gastritis Kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

6. Faktor Resiko

1. Pola Makan

Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.

2. Kopi

Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.

3. Teh

Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku The Miracle of Enzyme menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara teratur, sering menderita penyakit yang disebut gastritis. Sebagai contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).

4. Rokok.

Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya seperti gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol, perylene, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid, arsen, benzopyrene, urethane, coumarine, ortocresol, nitrosamin, nikotin, tar, dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan hidrokarbon, oksigen radikal, dan substansi racun lainnya turut bertanggung jawab pada berbagai dampak rokok terhadap kesehatan (Budiyanto, 2010).

5. Obat-Obatan.

Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Suyono, 2001). Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Asam asetil salisilat merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) turunan asam karboksilat derivat asam salisilat yang dapat dipakai secara sistemik. Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakhidonat.

6. Stress

a. Stress Psikis

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara efektif dengan cara diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup (Friscaan, 2010).

b. Stress Fisik

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Anonim, 2010).

Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.

Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut

7. Alkohol

Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu alkohol dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat dalam bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier, 2002).

8. Infeksi Helicobacter pylori

Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.

Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi Helicobacter pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya gastritis .

9. Usia.

Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda.

Sebaliknya, jika mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Kejadian gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6 hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis adalah refluks kronik cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Suyono, 2001).

7. Dampak dari Gastritis

a. Peradangan saluran cerna yang menyebabkan muntah dan berak darah

b. Syok

c. Luka pada lambung

d. Dapat menyebabkan Ca lambung ( kanker lambung ).

e. Menyebabkan anemia karena kekurangan vitamin B12 ( terdapat pada telur, ikan laut, daging, susu).

8. Pengobatan

Obat-obatan yang biasanya diberikan dokter bertujuan untuk mengembalikan kesimbangan asam dalam lambung baik berupa obat-obat yang menetralkan asam lambung seperti antasida atau yang mengurangi produksi dari asam lambung yang ada seperti cimetidine atau ranitidine.

Obat-obat untuk maag umumnya dimakan 2 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Adapun tujuan obat tersebut diminum 2 jam sebelum makan adalah untuk menetralisir asam lambung karena pada saat tersebut penumpukan asam di dalam lambung telah cukup banyak dan pada orang yang menderita maag didalam lambungnya telah terjadi luka-luka kecil di dinding lambung yang apabila terkena asam dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan keluhan perih, sedangkan obat yang diminum 2 jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung dari asam yang akan terus diproduksi. Selama 2 jam sesudah makan asam yang ada dilambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga ternetralisir dan tidak melukai dinding lambung namun setelah 2 jam lambung kembali akan memproduksi asam padahal makanan yang telah dicerna didalam lambung mulai kosong dan masuk ke usus.

Kategori obat pada gastritis:

a. Antasid: menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri

b. Acid blocker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi, misal Ranitidin

c. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung, misal Omeprazole

d. Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus, misal Sukralfat

e. Antibiotik : menghancurkan bakteri, misal Amoksisilin, Metronidazol

Gastritis bisa disembuhkan, meski tidak bisa sembuh total. Cara-cara mudah untuk mengobati penyakit ini dapat kita lakukan dengan :

1. Makan dengan porsi kecil tapi sering

2. Menghindari alkohol dan kopi

3. Menghindari makanan yang panas dan pedas

4. Makan teratur sesuai dan tepat waktu

5. Minum obat bila maag kambuh

6. Istirahat cukup

7. Hindari stress

9. Pencegahan Gastritis

a. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.

b. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi

c. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan dengan mendekatkan diri pada Tuhan ).

d. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal, makan pedas, asam dan kopi ).

e. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi

f. Minum Madu

10. Penanganan Gastritis

a. Makanlah 3 kali makanan seimbang dalam sehari

b. Makan snack diantara waktu makan jika itu mengurangi rasa sakit

c. Hindari makan-makanan yang memperberat nyeri perut.

d. Lakukan relaksasi dan hindari stress

e. Usahakan dapatkan obat antasida

f. Jika merokok hentikan merokok.