Author
ben-svhdy
View
260
Download
8
Embed Size (px)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK
DI RUMAH SAKIT
1. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan
dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang
menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami
akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan
(distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga
anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi
orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
2. TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak ≤ 7 tahun selama 60 menit, anak
diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut
lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat
dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal
atau sehat.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat
diruang yang sama
6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan
8. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.
9. Melatih sosial emosi anak.
3. MANFAAT TERAPI BERMAIN
1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan dan prosedur medis.
6. Memberi peralihan dan relaksasi.
7. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
8. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
9. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang
positif terhadap orang lain.
10.Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
11.Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).
4. RENCANA KEGIATAN TERAPI
1. Jenis Program Bermain
a. Mengenal dan mewarnai macam2 buah - buahan
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik halus
b. Melatih kreatifitas anak
3. Karaketristik Peserta
a. Usia ≤ 7 tahun
b. Jumlah peserta + 7 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Febuari 2013
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Kemuning Lt. 2 (Bedah Anak)/ RSHS
5. Metode
Demonstrasi, praktik
6. Alat-alat yang digunakan (Media)
a. Demonstrasi kreasi
- Kertas bergambar untuk diwarnai
- crayon
7. Orientasi dan Uraian Tugas
1) Struktur organisasi
a. Leader : M.Ramadan
b. Co. Leader : yeyen suryani
c. Fasilitator :
1. Een suhaenah
2. Deniey irwan
3. Jumiatul laelah
4. Hani nuroktavia
5. Shalihatin nisa
6. Yunita
d. Observer : Nur fitriaini
2) Uraian Tugas
(a) Leader
Menjelaskan tujuan bermain
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
(b) Co.Leader
Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.
(c) Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang
dijelaskan.
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
(d) Observer
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal.
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
Setting Tempat
Keterangan:
Leader :
Co leader :
Observer :
Vasilitator :
5. MATERI TERAPI BERMAIN
(Terlampir)
6. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi)
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan anak dan keluarga
5 menit Ruangan, alat-alat,
anak dan keluarga
sudah siap
2 Pembukaan (Orientasi)
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
5 menit Anak dan keluarga
menjawab salam,
anak saling
c. Anak yang akan bermain
saling berkenalan
d. Menjelaskan kepada anak dan
keluarga maksud dan tujuan
terapi bermain
berkenalan, anak
dan keluarga
memperhatikan
terapis
3 Kegiatan (Kerja)
a. Menjelaskan kepada anak dan
keluarga tujuan, manfaat bermain
selama perawatan, dan cara
permainan yang akan dilakukan
b. Mengajak anak untuk mengikuti
kegiatan bermain
DEMONSTRASI permainan
a. Didemonstrasikan mengenal dan
mewarnai bentuk-bentuk buah-
buahan oleh fasilitator
b. Mengajak anak untuky sesuai
dengan kratifitas masing-masing.
45 menit Anak dan keluarga
memperhatikan
penjelasan terapis,
anak melakukan
kegiatan yang
diberikan oleh
terapis, anak dan
keluarga
memberikan
respon yang baik
4 Penutup (Terminasi)
a. Memberikan reward pada anak
atas kemamuan mengikuti
kegiatan bermain sampai
selesai, serta memberikan
reward pada anak turut aktif
dalam lomba gosok gigi.
b. Mengucapkan terimakasih
c. Mengucapkan salam
5 menit Anak dan keluarga
tampak senang,
menjawab salam
7. EVALUASI YANG DIHARAPKAN
1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang
sudah diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
Mengetahui, Kelompok Mahasiswa
Pembimbing Praktek,
(………………………….) (…….…………………..)
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal, meskipun
tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia.
Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.
Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai
ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk
bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah selain
berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin, 2008),
bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui bermain
akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya
(Martin, 2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya
sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar
berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar
mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
B. FUNGSI BERMAIN
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak
dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan
sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir
anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian
hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal
sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi
dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di
kemudian hari anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi
sejak dini.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan
komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti
dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu
belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang
digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan
meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada
usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan
merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah
mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura
menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi
seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai
menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu
melakukan sosialisasi dengan teman dan orang
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai
belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi
objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif
melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian
dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya
stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur
diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di
sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.
C. MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
D. MACAM - MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton
televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk
aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya,
serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio,
tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi
ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan
yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-SEKOLAH)
1. Dari aspek fisik
Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan
motorik anak, baik kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat kematangan.
Untuk motorik kasar, anak sudah bisa berjalan, berlari, melompat, berdiri dengan
satu kaki, bahkan memanjat. Sedangkan untuk motorik halus, anak sudah bisa
menjimpit benda-benda kecil, semisal koin. Mulai usia 5 tahun ke atas seharusnya
anak sudah mampu memegang pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang
dewasa pada umumnya. Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan
benar ini bukan berarti anak juga wajib bisa menulis
2. Dari aspek sosial
Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman sebayanya.
Peran peer group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di rentang usia ini masih
soliter alias asyik dengan dunianya sendiri, khususnya bagi anak usia 4 tahun ke
atas, berarti dia mengalami keterhambatan dalam perkembangan social
3. Dari aspek kognisi
Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional. Dalam
bahasa awamnya, anak sudah dapat membayangkan objek tertentu atau seseorang
hanya dari deskripsi, nama atau suaranya.
4. Dari aspek bahasa
3-4 tahun
Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata
bahasanya pun meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa
mengatakan, "Aku mau makan pisang manis."
4-6 tahun
Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya, ketika
menjawab pertanyaan guru atau orang dewasa, ia sudah
bisa memilih kata yang lebih santun.
5. Dari aspek kepribadian
Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi
sebanyak dan sejauh mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh aturan-
aturan tertentu yang membatasi eksplorasinya.
I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)
1) Cross motor and fine motors
2) Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3) Sangat energik dan imaginative
4) Mulai terbentuk perkembangan moral
5) Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6) Assosiative play
7) Dramatic play
8) Skill play
9) Laki-laki aktif bermain di luar
10) Perempuan didalam rumah
Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:
1. Peralatan rumah tangga
2. Sepeda roda Tiga
3. Papan tulis/kapur
4. Lilin,boneka,kertas
5. Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI
Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat dating.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.
K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1) Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur yang
sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan usia dan
tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi silang
dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain
sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang tidak
menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang tua
dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan penyakit dapat
segera diketahui secara dini.
L. DAFTAR REFERENSI
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.
Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN
TERAPI BERMAIN PADA ANAK
Hari / Tanggal Kegiatan : ………………………………………
Jenis Terapi Bermain : ………………………………………
Ruangan : ………………………………………
Pembimbing Akademik : ………………………………………
Pembimbing Klinik : ………………………………………
Nama Anggota Kelompok :
Deniey irwan
Een suhaenah
Hani Nuroktavia
Jumiatul laelah
M.Ramadhan
Nurfitriaini
Shalihatin nisa
Yeyen Suryani
Yunita
N
oASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI
0 1 2
A. ALAT
1 Rancangan program bermain lengkap dan
sistematis
3
2 Alat bermain sesuai dengan umur/jenis
kelamin dan tujuan
2
B Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan kontrak waktu 2
2 Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk,
tidak rewel, keadaan umum membaik /
kondisi yang memungkinkan)
3
3 Menyiapkan ruangan dan alat-alat 2
4 Mencuci tangan 1
C Tahap Orientasi
1 Memberikan salam kepada anak dan
keluarga serta menyapa nama anak
1
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3
3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan
klien sebelum kegiatan dilakukan
1
D Tahap Kerja
1 Memberikan petunjuk pada anak cara
permainan
3
2 Mempersilahkan anak untuk melakukan
permainan sendiri atau dibantu
2
3 Memotivasi keterlibatan anak dan
keluarga
3
4 Memberikan pujian pada anak bila dapat
melakukan kegiatan
3
5 Mengobservasi emosi, hubungan 3
interpersonal, psikomotor anak pada saat
bermain
6 Meminta anak menceritakan apa yang
dilakukan/dibuatnya
3
7 Menanyakan perasaan anak setelah
bermain
3
8 Menanyakan perasaan dan pendapat
keluarga tentang permainan
2
E Tahap terminasi
1 Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan 3
2 Berpamitan dengan anak dan keluarga 1
3 Membereskan dan mengembalikan alat
ke tempat semula
2
4 Mencuci tangan 1
5 Mencatat jenis permainan dan respon
pasien serta keluarga kegiatan dalam
lembar catatan keperawatan dan
kesimpulan hasil bermain meliputi
emosional, hubungan interpersonal,
psikomotor dan anjuran untuk anak dan
keluara
3
TOTAL NILAI 50
…………., ……………………2012
Penilai,
(………………………………………)
PROPOSAL
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Deniey Irwan
Een Suhaenah
Hani Nuroktavia
Jumiatul laelah
M.Ramadhan
Nurfitri Aini
Shalihatin Nisa
Yeyen Suryani
Yunita
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKes FALETEHAN SERANG BANTEN
2013