Upload
vitha-trie
View
162
Download
4
Embed Size (px)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HALUSINASI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Ariska Fitriyani
Danang Tri Saputra
Diyan Dwi Astuti
Lilis Mei Lisa
Meilani Megasari
Mujahidin Al Fath
Novita Tri Kurniasari
Nur Endah Sari
Puput Dwi Nastuti
Yossy Arum T
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik / Judul : Gangguan Jiwa
B. Sub topic : Halusinasi
C. Hari / tanggal : Rabu, 21 Maret 2012
D. Waktu : 15 Menit ( 09.00 - 09.15 WIB)
E. Sasaran : Keluarga Klien Ny . A
F. Pelaksana : Mahasiswa
G. Tempat : RSJ Surakarta
H. Tujuan
1. TIU
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga klien
TIK
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit keluarga klien Ny. A
diharapkan dapat mampu memahami :
a. Mengetahui pengertian halusinasi
b. Mengetahui penyebab halusinasi
c. Mengetahui tanda-tanda halusinasi
d. Mengetahui penatalaksanaan halusinasi
I. Latar Belakang
Menarik diri mekanismenya, klien dengan menarik diri, berdiam diri tidak
ingin berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain preokupasi dengan
pikirannya sendiri yang akhirnya menimbulkan halusinasi. Halusinasi
merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Schizofrenia. Dari
seluruh klien Schizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan
jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik
depresif dan delerium.
J. Seleksi pasien dan keluarga
1. Kondisi pasien Ny.A kooperatif
2. Pasien dan keluarga bersedia mengikuti pendidikan kesehatan
3. Proses seleksi dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan
K. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan : RSJ Surakarta
2. Lama pelaksanaan pendidikan kesehatan : 15 menit (09.00 – 09.15)
3. Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan : Rabu, 20 maret 2010
L. Metode Pelaksanaan : Ceramah dan Tanya jawab
M. Media dan Alat : Leaflet dan lembar balik
N. Pengorganisasian
1. Penyuluh : a. Mujahidin Al Fath
b. Lilis Meilisa
c. Novita Tri Kurniasari
2. Fasilitator : a. Meilani Megasari
b. Diyan Dwi Astuti
3. Observer : a. Nur Endah Sari
b. Ariska Fitriyani
4. Keluarga : a. Danang Tri Saputra
b. Puput Dwi Nastuti
c. Yossy Arum T
O. Setting Tempat
Keterangan :
P : Penyuluh
F : Fasilitator
K : Keluarga
O : Observer
P. Strategi dan Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon TTD
1 5 menit Pre interaksi
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan maksud dan
tujuan
d. Menanyakan kesiapan pasien
e. Memilih media yang sesuai
(telah disiapkan)
- Menjawab
salam dan
Mendengarkan
2 5 menit Interaksi
a. Menjelaskan tentang
pengertian dari halusinasi
b. Menjelasklan tentang
penyebab halusinasi
c. Menjelaskan tentang tanda-
tanda halusinasi
- Keluarga
klien
mendengark
an dan
memperhati
kan
P
F&K
O
d. Menjelaskan tentang
penatalaksanaan halusinasi
3 5 menit Terminasi
a. Merapikan alat
b. Menyimpulkan hasil
penyuluhan kesehatan
c. Evaluasi keberhasilan
penyuluhan kesehatan
d. Memberikan saran
e. Salam penutup
- Keluarga
klien dapat
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh penyuluh
Q. Evaluasi
1. Apa pengertian halusinasi?
2. Apa penyebab halusinasi ?
3. Apa tanda gejala dari halusinasi ?
4. Bagaimana penatalaksanaan halusinasi ?
R. Daftar Pustaka
Stuart and sudden. 1997. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa,Alih Bahasa
Hapid AYS,Jakarta : EGC
Harnawatiaj. 2007. Halusinasi. http://harnawatiaj .blogspot.com/ halusinasi.
Html (diakses tanggal 17 maret 2008)
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi
dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi
pada halusinasi terjadi tanpa adanya timulus eksternal yang terjadi. Stimulus
internal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien.
B. Penyebab
Faktor predisposisi (Stuart and Laraia, 1998)
1. Genetis
Telah diketahui secara genetis skizofrenia diturunkan melalui
kromosom tertentu. Namun demikian yang beberapa menjadi faktor
penentu diduga letak gen skizofrenia ada di kromosom G. Dengan
konsultasi genetik tambahan 4,8,15 dan 22 (burkanan and carpenter,
2000). Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami
skizofrenia sementara di zygote peluangnya 15%. Anak yang salah
satu orang tuanya skizofrenia berpeluang 15%.Sementara kedua
orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%.
2. Neurologis
Kortek prefrontal dan limbik pada skizofrenia tidak pernah
berkembang penuh. Ditemukan jug pada klien skizofrenia terjadi
penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransiter
juga ditemukan tidak normal khususnya dopamine, serotinin, dan
glutamat.
FAKTOR PRESIPITASI
1. Berlebihnya proses informasi pada system syaraf yang menerima
dan memproses informasi di Thalamus dan frontal otak.
2. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3. Gejala pemicu
Menurut Stuart and Laraia (2001) dan Stuart and Sundeen (1998),
gejala pemicu tersebut adalah :
a. Kesehatan
Nutrisi, kurang tidur, kelelahan, infeksi, obat-obatan system
syaraf pusat, kurang latihan, hambatan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan.
b. Lingkungan
Lingkungan yang memusuhi (kritis), masalah di rumah
tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan,
poloa aktivitas sehari-hari, kurangnya dukungan social,
tekanan kerja, stigmatisasi kemungkinan, kurangnya alat
transportasi, ketidak mampuan mendapat pekerjaan.
c. Sikap dan Perilaku
Merasa tidak mampu, putus asa, merasa gagal, kehilangan
kendali diri, merasa punya kekuatan berlebih dengan gejala
tersebut, merasa malang tidak dapat memenuhi kebutuhan
spiritual, bertindak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku
agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan
dan penanganan gejala.
C. Tanda Gejala
1. Berbicara atau tertawa sendiri.
2. Menarik Diri.
3. Klien tidak dapat membedakan realita dan kenyataan.
4. Sulit tidur
5. Gelisah
6. Duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu.
D. Penatalaksanaan
1. Menciptakan Lingkungan Terapeutik
Suasana diciptakan untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan
ketakutan pasien akibat halusinasi
2. Program Terapi
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah tersebut
4. Memberi aktivitas pada pasien
Kegiatan ini dapat membantu mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan
memupuk hubungan dengan orang lain.
5. Melibatkan keluarga dalam proses perawatan