Upload
tiopenagil
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
Penjelasan Umum
1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah
- PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JIDES KELOMPOK TANI
LASONGKO, DUSUN SALUANNA DESA BURAU, KEC. BURAU
1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Cipta
Karya).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik
lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di
Indonesia (A.V. 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen
harus baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika
menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material
maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi
maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi
resmi sebagai berikut :
PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
PBI : Peraturan Beton Indonesia
SII : Standar Industri Indonesia
HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
JRA : Japan Road Association
2
SSPC : Steel Structures Painting Council
ASBR : (Water and Power Resources Service, United States
Departement of the Interior (Formerly United States
Bureau of Reclamation).
AWS : American Welding Society
ASTM : American Society for Testing and Materials
AISA : American Iron and Steel Institute
ACI : American Conrete Institute
JCEA : Japan Civil Engineer Association
AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion
Officials
JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
1.3. Pekerjaan Pendahuluan
a. Dalam waktu 14 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus
mengirimkan Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan
Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang telah diajukan
dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program
Pelaksanaan:
Mobilisasi/Demobilisasi
Survey dan Testing Lapangan
Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau
S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan
material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. direksi keet, dengan ketentuan sebagai berikut :
Ukuran bangunan 3 x 4 m untuk Direksi Keet
Tiang dari kayu kelas III Lokal ukuran 10/10 cm.
3
Rangka atap dan dinding kayu dari kayu kelas III Lokal ukuran 5/10 dan
5/7 cm.
Pada lantai digunakan Rabat Beton 1pc : 3psr : 5krl
Dinding terbuat dari tripleks 3 mm yang dilengkapi pintu dan jendela
yang cukup untuk penerangan jendela udara.
Atap seng gelombang BJLS 0,20 / BWG 34.
Ruang Direksi Dilengkapi kursi meja ½ biro, papan tempel ukuran 122 x
244 cm, White board ukuran 122 x 122 cm, gambar pelaksanaan dan
bester serta jadwal pelaksanaan pekerjaan, perlengkapan P3K/obat-
obatan.
Contoh material yang akan digunakan/diuji.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun
penggandaannya oleh kontraktor.
Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-
syarat administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set
untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang
harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer
Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
1.4. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan
format yang telah disetujui oleh Direksi.
a. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail-detail penting dari unsur teknik.
b. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :
Kondisi musim/cuaca
Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
4
Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume
setiap hari.
Kejadian yang menghambat pekerjaan.
Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan
(progres) pekerjaan.
Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
e. Laporan Mingguan
Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui
dan membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari
kontraktor dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran
pekerjaan.
d. Laporan Bulanan
Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat
laporan dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan
tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.
Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan
tersebut.
Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap
kegiatan utama.
Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan
pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.
Rencana kerja bulan berikutnya.
Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang
baru didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan
pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak
digunakan.
5
Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar
volume (Bill of Quantity).
Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta
intensitas hujan setiap hari.
Daftar kecelakaan :
Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
Kerusakan pekerjaan
Kerusakan hunian, material dan peralatan.
Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan
dan jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.
Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode
berikutnya.
Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
e. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum
dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai
pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu titk dan arah yang sama.
Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada
Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
Ukuran foto 3R
Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
Nomor foto dan tanggal pengambilan
Nama kontraktor
Nama proyek
Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan
mudah disimpan.
1.5. Gambar-Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-
ukurannya maupun dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar rencana
tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan
6
kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari
Direksi dalam bentuk tertulis.
a. Format Gambar
Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus
disiapkan oleh kontraktor menggunakan bahasa Indonesia, bila ada
gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A3 , kecuali
ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh
kontraktor, ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
Direksi.
Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar
teknik. Urutan penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor
bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan sendiri
bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran
indeks gambar harus diserahkan kepada direksi.
b. Gambar di lapangan
Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi
oleh direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu
selalu dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh
Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.
7
Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis
konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi
atau petunjuk direksi.
Gambar Kerja (Working Drawing)
Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan
gambar tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan
(construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang
digunakan (bar bending schedule, list of material, dll), juga
mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur
kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan
oleh Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap
untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila
ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis
yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini
merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah
memperhatikan kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test
laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan
gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis
dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-
perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai
dasar acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment)
Kontraktor.
Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari
tiap seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-
gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah
areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat
penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan
8
lainnya yang diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik
dari segi lokasi maupun konstruksinya.
Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
1. Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti
seksama dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan
dengan gambar kerka yang telah disetujui, supaya dicantumkan
perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan
sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya
untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.
2. Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan
diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka
dalam jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah
memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-
benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di
samping untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka
kepada Direksi/Engineer.
3. Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas A3 yang berkualitas
baik dari memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar
terlaksana yang telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
4. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah
terima pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar
terlaksana lengkap yang terdiri dari :
a. 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas A3 berkualitas baik.
b. 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A3)
c. 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi
A3.
9
Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang
masih diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode
pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan
pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer.
1.6. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik
yang harus diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran
maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-
raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus mendiskusikan atau
minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara
dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat “kekuatan”
dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu
bagian dari dokumen proyek.
1.7. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 14 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor
diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap
kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau
menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi
teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis, menjelaskan secara
terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal
khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di
lapangan seperti dapat diperiksa di dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi
harus diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan
kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM
sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-
patok dalam waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya.
Pematolan dilakukan oleh kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila
10
dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan
dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan
sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi
untuk pengecekan.
1.8. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor
mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda
pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek
dan foto keadaan.
1.9. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti
yang ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral
dan alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman
diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral
sampai dengan S.400 ,berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh
dipergunakan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat
baik dan bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah
disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat
sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
11
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah
pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata
20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu-bata kualitas baik
dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III Lokal.
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung
lumpur. Sumber quarry yang direkomendasikan mengunakan pasir dari
daerah tomoni.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan
Bangunan Indonesia.
h. Timbunan Pilihan
Timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi
ketentuan SNI 03-1744-1989 dan SNI 03-1742-1989 atau disetujui secara
tertulis oleh Direksi pekerjaan.
1.10. Sumber Material
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang
memenuhi syarat dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber
(asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil
contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan
persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.
1.11. Pemeriksaan testing dan persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan
tersebut dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut
menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam
tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk
dibawah ke job site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan
kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.
12
1.12. Penyimpanan Material
1) Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan
komposisi (segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang
ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti
rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan,
menjadi tanggungan kontraktor.
2) Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
lalu lintas dan tidak mengurangi mutu material dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3) Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan
memberikan contoh bahan.
4) Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas
tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak
waktu ditolak bahan material tersebut.
1.13. Persyaratan Material
Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Material yang dipakai sebagai bahan
pasangan adalah Batu gnung/Batukali yang penggunaannya masing-masing
dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Bina Marga dan diupayakan
bahan yang berada di sekitar lokasi.
1.14. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya
retribusi dan sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/
penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata
pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus
diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.
13
Pasal 2
Penjelasan Khusus
A. Lingkup Pekerjaan
- PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JIDES KELOMPOK TANI LASONGKO,
DUSUN SALUANNA DESA BURAU, KEC. BURAU
B. Umum
1. Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi adalah tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan. Cakupan Kegiatan Mobilisasi adalah sebagai berikut :
Peralatan
Mobilisasi peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan
tersebut akan digunakan dalam kontrak ini.
Fasilitas Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet Untuk Pengelolaan dan
pengawasan Proyek. direksi Keet Harus ditempatkan sesuai dengan lokasi
umum dan denah lapangan yang telah disetujui oleh Direksi dan
penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja.
Material Dan ukuran bangunan tersebut telah dijelaskan pada pasal 1
Penjelasan Umum.
Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi meliputi Pembongkaran tempat kerja oleh kontraktor
pada saat akhir kontrak, termasuk pemindahan semua peralatan, instalasi,
dan perlengkapan lainnya dari lokasi pekerjaan dan pengembalian kondisi
tempat kerja menjadi kondisi seperti semula.
14
2. Pemeliharaan lalu lintas
Kegiatan pemeliharaan lalu lintas untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan
pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam
kondisi aman dan dapat digunakan.
3. Rekayasa lapangan
Kegiatan rekayasa lapangan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli
yang ditunjukkan dalam gambar dengan segala kebutuhan aktual lapangan.
C. Pekerjaan Galian
1. Uraian
Pekerjaan harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan, atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dalam kontrak ini. Galian struktur
mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut
atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai galian biasa atau galian batu tidak dapat dimasukkan
dalam galian struktur. Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu Oleh Direksi pekerjaan.
2. Prosedur Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan
lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen. Pekerjaan galian
harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap bahan di
bawah atau di luar batas galian. Galian untuk saluran harus cukup ukurannya
sehingga memungkinkan pemasangan dengan benar, pengawasan, dan
pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya –
biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai ,
juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dan
perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan akhir
tersebut akan dilakukan. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat
15
organik, tanah gambut, sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya
dan tanah kompresif yang menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau
yang dapat mengakibatkan kegagalan atau penurunan yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat
untuk digunakan sebagai timbunan. Permukaan galian tanah yang telah
selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus
memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari
permukaan itu tanpa terjadi genangan.
D. Pekerjaan Timbunan Piihan
Jenis timbunan pilihan ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi
pekerjaan. Dalam segala hal semua timbunan pilihan bila diuji sesuai dengan
SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100 %, kepadatan kering maksimum
sesuai dengan SNI-03-1742-1989.
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang
tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
pekerjaan.
Penghamparan timbunan harus ditempatkan disisi luar sayap pasangan lining
saluran dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang diisyaratkan..
Setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui oleh
Direksi pekerjaan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar
air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar .Apabila pada daerah
pemadatan terdapat struktur bangunan maka pemadatannya mengunakan
tenaga manual.
16
E. Pasangan Batu Kali
1. Uraian
Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang retak atau ipis dan harus dari
jenis yang diketahui awet. Bila perlu batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis dan lemah. Batu harus rata, lancip, atau
lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang
bersama-sama. Batu harus memiliki ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar
tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang
satu setengah kali lebarnya.
2. Prosedur Pelaksanaan
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu
pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar
dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu harus dipasang dengan
muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. Batu harus ditangani
hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru
dipasang tidak diperkenankan. Tebal landasan adukan harus pada rentang 2
cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa
seluruh rongga antara batu terisi penuh. Dinding dari pasangan batu harus
plesteran top (kepala saluran) dan lantai, serta siaran ( voeg ) yang
ditunjukkan pada gambar yang telah ditentukan.
F. Pekerjaan Beton
1. Uraian
Pekerjaan yang diisyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan
seluruh struktur beton termasuk tulangan sesuai dengan spesifikasi dan sesuai
dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yamg ditunjukkan dalam
gambar dan sebagaimana yang diperlukan Direksi Pekerjaan.
17
2. Prosedur Pelaksanaan
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO jenis IA, IIA, IIIA, dan IV. Terkecuali diperkenankan
bahan tamabahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam
campuran tidak boleh digunakan.
Air yang digunakan dalam campuran haruslah bersih dan bebas dari bahan
yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik.
Untuk agregat kasar dan halus harus sesuai dengan gradasi yang telah
ditentukan. Agregat kasar harus dipilih sedemikina sehingga ukuran partikel
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak minimum antara baja tulangan atau baja
tulangan dengan acuan.
Sebelum pengecoran dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
Acuan yang dibuat harus kokoh dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dibongkar tanpa merusak beton.
Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya agar mudah dalam pembongkaran.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi ( Construction Joint ) yang telah disetujui sebelumnya
atau sampai selesai.
18
Pasal 3
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan
A. Pekerjaan Pembersihan
1. Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari
tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-
bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor
harus dicuci dan dibersihkan.
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
B. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pembersihan daerah Proteksi telah selesai dikerjakan
b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
C. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi,
pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang
menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai
syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian
kontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua
kalinya menjadi tanggungan rekanan.
19
Pasal 4
P e n u t u p
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan
diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula
untuk kontrak.
3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat
Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).