31
SYARAT – SYARAT TEKNIS PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan ini adalah PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SMK SULTAN AGUNG PASAL 2 : JENIS DAN MUTU BAHAN a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember1980 dan Keppres Nomor 16/1994 dan Keppres 24/1995. b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapat ijin dari Pengawas ( secara tertulis ). c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis. d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus 1

( Rks ) bangunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RKS

Citation preview

SYARAT – SYARAT TEKNIS

PASAL 1 : LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Pekerjaan ini adalah PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SMK SULTAN AGUNG

PASAL 2 : JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember1980 dan Keppres Nomor 16/1994 dan Keppres 24/1995.

b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapat ijin dari Pengawas ( secara tertulis ).

c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.

d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan-bahan bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dengan mutu 1 (satu) untuk dipergunakan.

e. Bila Kontraktor telah mendatangkan/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 1 x 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan

f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan standard. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh tersebut disimpan sebagai dasar

1

penolakan bila teryata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.

g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan Pemberi Tugas

PASAL 3 : URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyelesaian :

Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang,alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Kontraktor dan untuk semua alat-alat-tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.

3.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan :

a. Kuantitas dan Kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki Pemberi Tugas.

c. Segala pernyataan mengenai kualitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan kepada Pemborong tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini, dan harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan meskipun ada tidak kesesuaian antara harga itu dengan apa yang tercantum perkiraan apapun.

d. Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti ketetapan-ketetapan yang tetap dari syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini,

2

segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

PASAL 4 : GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya. Kontraktor tidak boleh merubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pemimpin Proyek atau Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pelaksanaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

4.2. Gambar-gambar Tambahan

Bila Direksi menganggap perlu maka Kontraktor membuat tambahan detail (gambar pelaksanaan). Yang disahkan oleh Konsultan Perencana, Gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing

Kontraktor harus membuat As Built Drawing, tampilan As Built Drawing tersebut berisi bentuk / keadaan pelaksanaan oleh Kontraktor terhadap pekerjaan yang terpasang, yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan disetujui secara tertulis oleh Direksi.

4.4. Gambar – gambar ditempat Pekerjaan

Kontraktor harus menyimpan di lokasi pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule, dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika Pemberi Tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

4.5. Contoh Barang/Bahan yang ditawarkan

a. Dalam masa Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan bahan-bahan/barang yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan.

b. Barang / bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan / upah adalah mengikat, Kontraktor harus

3

menawarkan harga-harga tersebut sesuai dengan RKS dan Berita Acara Penjelasan.

c. Contoh barang / bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis.

PASAL 5 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIPERGUNAKAN

Berlaku dan mengikat didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

a. Pedoman pelaksanaan APBN / Keppres No. 42 Tahun 2002.b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI ) tahun 1971.c. PUPBB ( Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan – Bahan Bangunan ) NI. 3/56.d. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) 1987.e. Peraturan Muatan Indonesia ( PMI. 70 ) NI. 18 tahun 1970.f. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ) NI. 5 tahun 1961.g. Peraturan-peraturan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota

setempat mengenai bangunan-bangunan.

PASAL 6 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang dipakai / diikuti.

b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.

c. Bila ukuran- ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang yang dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar maka RKS yang diikuti.

d. Bila Kontraktor meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada baik mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka Kontraktor berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas / Pemimpin Proyek secara tertulis.

e. Kontraktor berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah Kontraktor menerima dokumen dari Pemimpin Proyek dan hal tersebut akan dibahas dalam Rapat Penjelasan.

4

f. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Penjelasan.

PASAL 7 : JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat Kontraktor akan memulai pelaksanaan dilapangan harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Time Schedule / Curva S secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak, dan harus disyahkan oleh Kepala Dinas PU Daerah setempat dan PPTK.Time Schedule tersebut harus selalu berada di lokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan dilapangan dengan diberi tanda garis warna merah. Bila terdapat / terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

PASAL 8 : KEKUASAAN KONTRAKTOR DILAPANGAN

Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon rumah (bila ada) kepada Direksi.

PASAL 9 : PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

9.1. Keamanan dan Kesejahteraan

Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas pekerjaan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib, koordinasi dengan Pemerintah setempat.

9.2. Terhadap Wilayah Orang Lain

Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

9.3. Terhadap Milik Umum

Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik ndan

5

sebagainya yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

9.4. Terhadap Bangunan Yang Ada

Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembangunan dan sebagainya ditambah kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Kontraktor dalam arti kata yang luas. Itu semua diperbaiki (Kontraktor) hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

PASAL 10 : LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN

Kontraktor harus membuat laporan harian dan mingguan. Laporan kemajuan pekerjaan tersebut sekurang-kurangnya mengenai keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian selama 1 ( satu ) minggu dimana disediakan disalah satu kemajuan sebagai berikut :I. Jumlah pegawai/tenaga kerja yang dipekerjakannya selama kurun waktu

yang dimaksud pada Time Schedule.II. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.III. Bahan-bahan dan barang-barang perlengkapan yang telah masuk dan

diterima ditempat pekerjaan,serta dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan volume pekerjaan yang dicapai.

IV. Keadaan cuaca.V. Kunjungan Tamu-Tamu yang ada hubungannya dengan proyek.VI. Kunjungan Tamu-Tamu lain.VII. Kejadian Khusus yang mempengaruhi kelancaran pekerjaan.VIII. Foto-foto ukuran kartu pos sesuai dengan petunjuk Pengawas.IX. Pengesahan Pengawas lapangan / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

PASAL 11 : ALAT – ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

a. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan / menyiapkan alat-alat, baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton molen dan sebagainya.

b. Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpast) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpast instrument Theodolite dibawah pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan, sedangkan hasil yang dicapai menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6

PASAL 12 : PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. Pemimpin Kegiatan berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan di dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Kontraktor, untuk disempurnakan sesuai kontrak.

b. Pemimpin Kegiatan berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.

c. Pemimpin Kegiatan boleh ( tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan ) mengeluarkan perintah yang dikehendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan

PASAL 13 : PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

a. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis dari Pemimpin Kegiatan atas dasar rapat Direksi.Selanjutnya perhitungan penambahan / pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak ( dalam kontrak ), dan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani kedua belah pihak.

b. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Direksi secara tertulis, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

PASAL 14 : CARA – CARA DAN SYARAT PELAKSANAAN

14.1. Pekerjaan Persiapan & Pendahuluan

a. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan di lokasi sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai dengan persiapan – persiapan pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat dan Pengelola yang bersangkutan,terutama tentang dimana harus membangun sementara (bouwkeet) bahan – bahan bangunan,jalan masuk dan sebagainya.

7

b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

c. Untuk menghindari keraguan kontruksi, maka sebelum pada tiap – tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

14.2. Pekerjaan Bowplank & 0 Bangunan

d. Tiang bouwplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm. Papan 2/20 cm dari kayu papan meranti diketam halus dan bagian atasnya harus dipasang datar dengan waterpast instrumen.

e. Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak minimum 2.00 m dari as bengunan.

f. Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya hingga selesai pemasangan trassram tembok.

g. Pemasangan papan bouwplank bagian atasnya dipasang sama dengan duga 0.00 bangunan 0.00 bangunan baru sama dengan 0.00 bangunan ruang kelas di dekatnya.

h. Bila terjadi ketidaksesuaian antara batas – batas / letak tanah yang tersedia dengan apa yang terlukis dalam gambar maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.

14.3. Pekerjaan Tanah & Pekerjaan Urugan

i. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran

j. seperti sisa – sisa tumbuhan,akar – akaran dan lain sebagainya.

k. Urugan tanah dgunakan tanah urug dilakukan pada seluruh permukaan lokasi sesuai dengan gambar dan dilakukan sebaik – baiknya dan dipadatkan

l. Dalamnya parit pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail. Hal – hal yang menyimpang akan di perhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau kurang

8

m. galian cukup lebar untuk dapatnya pekerja dengan baik serta sisi – sisinya tidak mudah gugur.

n. Galian tanah untuk pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar baik ukuran maupun kedalaman tanah bekas galian harus dibuang dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali ke dalam lubang parit pondasi.

o. Jika direksi menganggap pondasi sudah cukup mengeras,urugan dilakukan selapis demi selapis dengan pasir urug yang sudah dipilih (bersih) dan ditumbuk hingga padat

p. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan pasir urug (sirtu) hingga mencapai tanah asli,baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan dan disiram dengan air hingga sesuai gambar.

q. Dibawah lantai keramik sampai tanah asli, diurug dengan pasir urug setebal 20 cm dan dilakukan selapis demi selapis,disiram dan ditumbuk padat, sedangkan dibawahnya diurug dengan tanah urug biasa setebal 35 cm atau sesuai gambar. Untuk dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah dipadatkan 20 cm atau sesuai gambar.

r. Pemborong harus menyediakan mesin – mesin pompa yang bekerja baik untuk menguras / mengeringkan genangan – genangan air pada galian dan lubang – lubang pondasi akibat hujan, air sumber atau sebab – sebab lain (Pondasi) harus dikerjakan dalam keadaan parit galian yang kering.

14.4. Pasangan Batu Bata ( Tembok ) dan Keramik

s. Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali ,ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana gambar.

t. Pasangan pondasi adalah pondasi batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana pondasi. Pondasi batu kali belah dengan perekat 1 pc : 4 ps dan kemudian diplester halus dengan perekat 1 pc : 3 ps, bagian bawah dipasang lapisan batu kosong (aanstamping) tebal 20 cm dan dibawahnya dipasang dengan pasir urug 10 cm yang disiram air dan ditumbuk hingga padat dan rata

9

u. Celah – celah yang besar antara batu diisi dengan batu kerikil yang dikocakpadat.

v. Batu – batu pondasi tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hingga padat.

14.5. Pasangan Batu Bata ( Tembok ) dan Keramik

w. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang harus rapat air dibuat dengan campuran ( adukan ) perekat 1 pc : 4 ps.

x. Tembok harus dipasang tegak lurus, siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak dengan maksimum pecah dari batu bata 20 %.

y. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasang direndam air lebih dahulu hingga kenyang.

z. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang, Berukuran sama,tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut Pemeriksaan direksi.

aa.Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam, serta tidak terjadi pasangan yang berubah.

bb. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah-pecah.

cc.Pasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum tinggi 1,00 m untuk setiap hari.

dd. Perancah (andang) tidak boleh dipasang dengan menembus tembok.

14.6. Bahan-bahan Pasangan / Beton

Bahan-bahan pasangan / beton pada umumnya mempergunakan bahan yang memenuhi syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang mendapat persetujuan Direksi secara tertulis :

a. Kerikil Beton :Berasal dari hasil pecahan dari batu kali/gunung (stinsnlaag) atau boleh memakai kerikil cruser/ batu pecah mesin beton dengan ukuran 1-3 cm bersudut, padat dan bersih dari segala kotoran, serta

10

mempunyai gradasi dan kekuatan sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

b. Pasir Pasang :Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus memakai pasir pasang (bukan pasir urug) berbutir kasar /keras, tajam, bersih dan tidak mengandung debu.

c. Pasir Cor :Berbutir sangat kasar tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor beton ( lihat PBI 1971 ).

d. Semen (PC) :Hasil produksi lokal dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras (swiping). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis, Merk yang dipakai Semen Gresik, Tiga Roda atau sejenis dengan persetujuan Direksi.

e. AirAir yang digunakan untuk mencampur, pasangan, plesteran maupun penyiraman (curing) harus air tawar yang bersih, tidak mengandung minyak, garam dan zat organik lainnya (lihat PBI 1971).

14.7. Pekerjaan Beton dan Beton Bertulang

a. Campuran beton yang dipergunakan untuk semua pekerjaan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps 3 kr, ukuran beton beserta penulangannya sesuai gambar.

b. Kontraktor tidak diperbolehkan mengecor sebelum begisting dan pasangan besi beton diperiksa dan disetujui Pengawas secara tertulis.

c. Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus menggunakan semen PC produksi dalam negeri standart SNI dan harus memakai satu macam merk dengan jenis dan kualitas yang sama (harus mendapat persetujuan Direksi )

d. Kerikil untuk semua pekerjaan beton / beton bertulang dapat memakai kerikil ukuran 1 s/d 3 cm. Padat dan bersih dan tidak keropos, bersih dari debu dan sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu.

e. Pasir cor harus dipakai pasir khusus untuk beton, berbutir tajam bersih dari segala kotoran dan tidak boleh tercampur oleh bahan-bahan lain.

11

f. Untuk mengaduk semua campuran beton harus memakai air bersih dan tawar dengan kadar air pada campuran sederhana supaya beton tidak terlalu cair ( PBI 1983 ).

g. Pembongkaran papan bekisting dapat dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan dari Pengawas.

h. Pemasangan papan-papan bekisting dipakai papan Meranti tebal 2 cm disusun secara rapat.

i. Setelah pekerjaan bekisting dibongkar semua bidang yang terlihat ada lubang-lubang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesi 1 pc : 2 ps.

j. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1983.

k. Semua pekerjaan beton bertulang pengecorannya harus menggunakan pengaduk Mixer / Molen.

l. Untuk menentukan perbandingan campuran beton harus menggunakan kotak takaran dari kayu papan dengan ukuran yang telah disesuaikan.

m. Penyambungan pekerjaan beton harus dilakukan dengan perekatan dan pembersihan permukaan serta disiram air semen pekat / kental.

n. Bila pada pembongkaran begisting terdapat keropos kecil harus secara langsung diperbaiki dengan seizing pengawas lapangan, bila keropos besar harus segera dibongkar dan dicor ulang.

o. Pekerjaan pengecoiran tidak dibenarkan dilakukan pada saat hujan, kecuali diberi pelindung hingga aman.

14.8. Penulangan Beton .

Ukuran dan gambar penulangan beton dapat disesuaikan dengan gambar yang ada.

a. Beton untuk Struktur menggunakan mutu beton K225.

b. Beton untuk Non Struktur menggunakan mutu beton K175.

12

c. Besar ukuran beton beserta penulangan tersebut diatas tetap dilaksanakan, apabila gambar rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas.

d. Beton ring balk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian atas termasuk tembok-tembok akhiran pada tembok gewel-gewel.

e. Tulangan untuk beton harus menggunakan besi / tulangan yang baru, bersih dari segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.

14.9. Pekerjaan Plesteran

a. Pekerjaan beton yang akan diplester, sebelumnya permukaan harus dibuat kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.

b. Campuran spesi untuk plesteran beton dibuat 1 pc : 2 ps sedang untuk plesteran tembok dilaksanakan campuran 1pc : 4 ps hasil ayakan yang dihaluskan dan selalu ditakar.

c. Semua pekerjaan Plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, dan merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak kemudian. Jika terjadi retak-retak, kontraktor harus segera memperbaikinya.

d. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan jalur-jalur instalasi listrik, sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.

e. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok, baik yang tampak maupun yang tidak tampak antara lain : tembok-tembok diatas langit-langit maupun tembok gewel, bagian dalam dan sebagainya.

f. Untuk menyelesaikan sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan plesteran 1 pc : 2 ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

g. Pada KM/WC plesteran 1 pc : 2 ps dibuat 1 m dari lantai

h. Benangan menggunakan campuran 1 Pc : 2 Psr dengan acuan kesikuan dan kesentrisan dari sudut benangan yang dilaksanakan.

i. Kol-kolan menggunakan campuran 1 Pc : 2 Psr dan sesuaikan dengan gambar.

13

14.10. Pekerjaan Lantai

a. Untuk lantai seluruh ruangan termasuk selasar depan dipasang keramik 30 x 30 cm kualitas baik,

b. Untuk papan nama depan menggunakan keramik UK 60X60 Motif granite seperti tertera pada RAB dan analisa bahan

c. Untuk lantai seluruh ruang KM/WC dipasang keramik 20 x 20 kualitas baik dengan acuan keramik mempunyai warna/ tidak polos, bercorak tekstur/ motif.

d. Untuk dinding ruang KM/WC dipasang keramik 20 x 25 dengan tinggi 170 cm, kualitas baik dengan acuan keramik mempunyai warna/ tidak polos, bercorak tekstur/ motif.

e. List keramik Dinding KM/WC menggunakan ukuran 8 x 20 cm sedangkan keramik dinding ruangan menggunakan ukuran 8 x 40 cm dengan acuan mempunyai warna/ tidak polos bercorak, bertekstur/ motif.

f. Semua jenis keramik sebelum dipasang harus diasistensikan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu ke Direksi.

g. Hubungan antara dinding dan lantai ruangan dilaksanakan dengan kol-kolan dan dicat warna hitam dengan tinggi 8 cm masuk 1 cm dari plesteran tembok.

h. Semua keramik harus berkualitas baik ( KW I ) dan Kontraktor memperlihatkan contohnya kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

i. Sesudah pemasangan keramik cukup kering dipasang nat dan natnya harus tertutup secara penuh.

j. Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna menurut pendapat yang telah disetujui oleh Direksi.

14

14.11. Pekerjaan Pintu dan Jendela

a. Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type yang mana semua ini terlihat pada gambar rencana bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail. Pemborong harus melaporkan kepada pengawas. Untuk seluruh kusen digunakan alumunium coklat ( YKK ) dengan ukuran kuzen 5 x 10 cm dengan tebal plat 1.2 mm, daun pintu tebal plat 1 mm,ukuran slimar pintu 4 x 10 cm tebal plat 1 mm, slimar jendela ukuran 3 x 6 cm dengan tebal plat 1 mm, semua dimensi maupun ukuran sesuai gambar kualitas baik ( pruduk pabrikasi ).

b. Ukuran alumunium kusen adalah 5 x 10 cm.

c. Rangka daun pintu alumunium dan rangka jendela dibuat dari alumunium YKK warna coklat kualitas baik. Ukuran-ukuran untuk ambang daun pintu luar 10 cm. Untuk ambang bawah 10 cm dan untuk ambang daun jendela 3 x 6 cm, sedang penutup daun pintu dipakai alumunium dengan tebal plat 1 mm, dan dari kaca riben tebal 5 mm atau dibuat dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.

d. Pekerjaan kusen maupun daun-daun dan jendela, harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku dan baik hingga dapat dipasang secara waterpast dan tegak lurus.

d. Pekerjaan semua kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan Direksi, dan semua kusen tidak boleh dipaku, harus dinabol/ sekrup kecuali pada saat pemasangan untuk keperluan alat-alat bantu.

e. Pemasangan semua kusen-kusen harus dipasang ditengah-tengah tebal tembok hingga mendapatkan benangan luar dan dalam.

f. Untuk mendapatkan ikatan yang kuat dengan tembok/beton,kusen harus dipasang skrup dengan dimensi sesuai gambar, sebanyak yang diperlukan, sedang untuk beton duk pada pintu-pintu dipakai campuran perekat 1 pc : 2

14.12. Cat Tembok

a. Yang termasuk pada pekerjaan cat tembok ini adalah semua dinding yang tampak dari luar dan dalam maupun plafond. Sebelum dicat harus diplamir hingga rata dengan plamir yang sesuai dengan catnya.

15

b. Untuk cat listplank beton menggunankan cat exterior kualitas baik seperti terterra pada analisa di RAB

c. Untuk seluruh dinding harus dicat dengan cat tembok buatan pabrik : Decolith, Paragon.

d. Sebelum memulai dengan memplamir tembok, maka tembok yang belum diplester dengan rata dan sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan).

e. Bahan plamir tembok yang dipergunakan untuk tembok bagian luar, alkali ditambah semen putih dan lem. Tembok bagian dalam 1 kg cat emulsion ditambah 2 kg semen putih dan air secukupnya.

14.13. Pekerjaan Kaca

a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca Ryben kualitas baik, yang harus mendapat persetujuan dari Pengawas.

b. Seluruh kaca dilaksanakan sesuai dengan gambar dengan ketebalan 5 mm dan 9 mm.

c. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul sedemikian rupa, sehingga tidak bergetar.

d. Semua kaca setelah terpasang harus dibersihkan dari cat atau lainnya yang menempel pada kaca.

14.14. Pekerjaan Alat pengunci dan penggantung

a. Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang engsel, grendel, kunci, hak angin dan pegangan jendela, semua dari kualitas buatan dalam negeri.

b. Semua kunci-kunci dipasang buatan dalam negeri merk SES, 2kali putaran ukuran besar, warna kuning komplit.

c. Semua pintu harus dipasang engsel buatan dalam negeri merk ARCH, masing-masing 3 biji tiap pintu sedangkan untuk daun jendela masing-masing 2 biji.

d. Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

16

e. Untuk pintu doble (ganda) dilengkapi dengan kunci merk SES, 2 kali putaran, ukuran besar, warnanya kuning komplit.

14.15. Pekerjaan Sanitasi

Untuk melengkapi KM/WC ada penambahan kloset jongkok, bak mandi, urinoir & wastafel

Untuk kloset di sambungkan ke saptiktank sedangkan untuk wastafel dan urinoir langsung ke sumur resapan

Di sekeliling bangunan juga di pasang saluan yang di putus dengan bak control terhubung langsung dengan sumur resapan

Untuk detail semur resapan dan sapticktang tertera di gambar

14.16. Pekerjaan Listrik

14.16.1. Titik LampuTitik lampu yang digunakan adalah :

- Lampu Hemat Energi Philip 18 watt- Lampu TL 20 watt- Saklar tunggal- Saklar ganda - Stop kontak - Box Panel

Kebutuhan semua ruang sesuai dengan gambar, dan merk harus melalui persetujuan Direksi.

14.16.2. Instalasi Listrik

a. Untuk keperluan ini Pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatur) yang mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mengadakan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas secara tertulis.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pihak ketiga (instalatur) harus membuat gambar/diagram instalasi (Kir listrik) dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan Pengawas.

14.16.3. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi

a. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

b. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Pengawas.

17

c. Menurut peraturan-peraturan Listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL) tahun 1987.

14.16.4. Penjelasan Dari Bahan-Bahan

a. Pemakaian bahan-bahan harus barang baru yang tidak ada cacat, berkualitas baik dan memenuhi syarat keamanan kerja.

b. Sebelum bahan-bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan terlebih dahulu kepada Pengawas untuk diperiksa kualitasnya dan mendapat persetujuan.

c. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan las dop.

d. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas tembok, maka itu dimasukkan dalam pipa sebagai pengaman.

e. Sambungan kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.

f. Tarikan kawat diatas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh rusak karenanya.

14.16.5. Pemasangan Skakelar, Stop Kontak, Sekringkast, dll.

a. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 12 Amp dari Ebonit putih merk Bronco harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu macam, tidak boleh dicat atau diduco, semua pasangan dalam (inbouwmounting).

b. Untuk skakelar seri supaya dipasang memakai double truimel.

c. Tinggi skakelar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk dari PLN setempat (menurut ketentuan A.V.E) atau 1,50 m dari lantai.

d. Sekering yang digunakan jenis MBC merk Presto lengkap.

14.16.6. Jenis Lampu Yang Digunakan

a. Semua lampu dipasang menempel pada plafond, sedang jenis lampu lainnya ditempatkan sesuai dengan gambar.

b. Pemasangan Lampu hemat energi 18 watt merk Philip dipasang menempel pada plafond.

18

c. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.

d. Seluruh penerangan harus dilengkapi dengan bola lampu lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan, dipasang sampai menyala, bila didalam lokasi tersebut belum ada aliran listriknya, Pemborong tetap memasang seluruh intalasi lengkap termasuk jaringan instalasi antar gedung hingga menyala.

14.16.7. Ukuran Isolasi

Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 1/2 Ohm sampai 0,3 Ohm.

14.16.8. Pengujian

Saluran instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah bekerja sempurna, dalam segala hal harus memakai syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan-peraturan PLN setempat.

14.16.9. Jumlah Titik Lampu Yang Diperlukan

Jumlah titik lampu, stop kontak, skakelar yang dibutuhkan dan jenisnya disesuaikan dengan gambar yang ada.

14.17. Meubelair

Pekerjaan meubelair untuk kursi meja siswa & guru menggunakan bahan yang baik

Untuk semua meja kursi menggunakan kayu jati dengan kualitas yang baik dengan ukuran dan spek yang tertera di gamabar

Sedangkan untuk papan absensi dan whitboard menggunakan bahan papan 2/10 dengan kualitas baik dan triplek putih

19

BAB IVP E N U T U P

1. Apabila didalam Spesifikasi teknis tidak disebutkan hal-hal yang harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata harus dilaksanakan / diselesaikan oleh Pemborong, maka harus dianggap sebagaimana telah dimuat di dalam spesifikasi ini.

2. Sebelum pekerjaan diserahkan, pemborong diharuskan merawat bangunan, membersihkan dari kotoran dan merapikan kekurangan-kekurangan yang ada.

3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Dibuat oleh,Konsultan Perencana

CV. INDRA KENCANA GROUP

20