Upload
riedho-lita
View
82
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kortikosteroid merupakan obat yang mempunyai khasiat dan indikasi klinis yang sangat luas. Kortikosteroid sering disebut sebagai life saving drug.
REFERAT PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID DALAM BIDANG DERMATOLOGI
Oleh: Ratih Kusuma D, S.Ked J510145023Ristira Rahmanti , S. Ked J510145013
PEMBIMBING:
dr. Hj. Flora Ramona S.P., M.Kes, SpKK
dr. Ratih Purwaningtyas, SpKK
BAB IPENDAHULUAN
Kusta atau Morbus hansen adalah penyakit kronik granulomatosa yang secara primer menyerang saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotel, mata, otot, tulang, dan testis
Penyebab: Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat
Berdasarkan cara penggunaannya kortikosteroid dapat dibagi dua yaitu
kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid topikal. Kortikosteroid topikal adalah obat
yang digunakan di kulit pada tempat tertentu dan merupakan terapi topikal
Efek pengobatan kortikosteroid adalah sebagai antiinflamasi, antialergi atau imunosupresif
Terapi dengan obat ini bukan merupakan terapi kausal
melainkan terapi pengendalian atau paliatif
BAB IIDAFTAR PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI:• Cara penularan secara klasik
kontak langsung, inhalasi yaitu droplet
• Masa tunas nya sangat bervariasi antara 40 hari sampai 40 tahun, umumnya beberapa tahun, rata-rata 3-5 tahun
• usia 25-35 tahun terbanyak• Laki-laki : perempuan = 1:1
FarmakologiSemua hormon steroid sama-sama mempunyai rumus bangun siklopentanoperhidrofenantren 17-karbon dengan 4 buah cincin.Modifikasi dari struktur cincin dan struktur luar mengakibatkan perubahan pada efektivitas dari steroid tersebuT. Hormon steroid adrenal disintesis dari kolestrol yang terutama berasal dari plasma. Korteks adrenal mengubah asetat menjadi kolestrol, yang kemudian dengan bantuan enzim diubah lebih lanjut menjadi kortikosteroid dengan 21 atom karbon dan androgen lemah dengan 19 atom karbon. Sebagian besar kolesterol yang digunakan untuk steroidogenesis ini berasal dari luar (eksogen), baik pada keadaan basal maupun setelah pemberian ACTH.
Mekanisme Kerja
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein.
Molekul hormon memasuki jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target
Kemudian bereaksi dengan reseptor steroid
Kompleks ini mengalami perubahan bentuk, lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin.
Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik.
Klasifikasi
PENGGUNAAN KLINIKKortikosteroid topikal bersifat paliatif dan supresif terhadap penyakit kulit dan bukan merupakan pengobatan kausal
Kortikosteroid yang memberi banyak efek mineralkortikoid jangan dipakai pada pemberian long term (lebih daripada sebulan). Pengobatan kortikosteroid pada bayi dan anak harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Penggunaan pada anak-anak memiliki efektifitas yang tinggi dan sedikit efek samping terhadap pemberian kortikosteroid topikal dengan potensi lemah dan dalam jangka waktu yang singkatKortikosteroid topikal tidak seharusnya dipakai sewaktu hamil kecuali dinyatakan perlu atau sesuai oleh dokter untuk wanita yang hamil
Kortikosteroid dapat menyebabkan gangguan mental bagi penggunanya. Rata-rata dosis yang dapat menyebabkan gangguan mental adalah 60 mg/hari, sedangkan dosis dibawah 30 mg/hari tidak bersifat buruk pada mental penggunanya.
Dosis dan Mekanisme Pemberian
kortikosteroid topikal dipilih yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga murah
beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan : jenis penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, luas, dalam, dan lokasi lesi, umur penderita
Salep (ointments): bahan seperti lemak, pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega
Bahan dasar vaselin, lanolin atau minyak.
Terbaik untuk pengobatan kulit kering dan tebal
Salep mampu melembabkan stratum korneum sehingga meningkatkan penyerapan dan potensi obat
Krim: suspensi minyak dalam air.
Memiliki komposisi yang bervariasi dan biasanya lebih berminyak dibandingkan ointments tetapi berbeda pada daya hidrasi terhadap kulit.
Secara kosmetik lebih baik dibandingkan ointments
Krim terdiri dari emulsi dan bahan pengawet yang mempermudah terjadi reaksi alergi pada beberapa pasien
Lotion (bedak kocok) tediri atas campuran air dan bedak, yang biasanya ditambah dengan gliserin sebagai bahan perekat.
Lotion mirip dengan krim. Lotion terdiri dari agents yang membantu melarutkan kortikosteroid dan lebih mudah menyebar ke kulit
Lotion tidak mengandung minyak tetapi kandungannya terdiri dari air, alkohol dan propylene glycol
Gel berbentuk solid pada suhu kamar tetapi mencair pada saat kontak dengan kulit
Lotion penyerapan yang lebih rendah dibandingkan ointment tetapi berguna pada pengobatan area rambut
dianjurkan pemakaian salep 2-3 x/hari sampai penyakit sembuh. Perlu dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis.
Lama pemakaian kortikosteroid topikal sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat
beberapa cara pemakaian dari
kortikosteroid topikal•Jangan berikan kortikosteroid topikal poten pada bayi dan anak•Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40 gram per minggu. Sebaiknya jangan lebih lama dari 2 minggu. Bila lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari golongan sedang•Jangan berfikir kortikosteroid topikal adalah obat yang efektif untuk semua dermatosis.
Kortikosteroid sistemik dapat diberikan secara intralesi, oral, intramuskular, intravena
Pemilihan preparat yang digunakan tergantung dengan keparahan penyakit
Kortikosteroid biasanya digunakan setiap hari atau selang sehari
Dosis yang paling kecil dengan masa kerja yang pendek dapat diberikan setiap pagi untuk meminimal efek samping
dosis rendah dari prednison (2,5 sampai 5mg) pada malam hari sebelum tidur dapat digunakan untuk memaksimalkan supresi adrenal pada kasus akne
Penggunaan glukokortikoid jangka panjang perlu dilakukan penurunan dosis secara perlahan-lahan untuk mencari dosis pemeliharaan dan menghindari terjadi supresi adrenal
Cara penurunan yang baik dengan mengganti dari dosis tunggal menjadi dosis selang sehari diikuti dengan penurunan jumlah dosis obat
Kerugian pemberian dosis selang sehari ialah pada hari bebas obat penyakit dapat kambuh. Untuk mencegahnya, pada hari yang seharusnya bebas obat masih diberikan kortikosteroid dengan dosis yang lebih rendah daripada dosis pada hari pemberian obat. Kemudian perlahan-lahan dosisnya diturunkan.
Berbagai penyakit yang dapat diobati dengan kortikosteroid beserta dosisnya
Nama penyakit Macam kortikosteroid dan dosisnya sehari
DermatitisErupsi alergi obat ringan
SJS berat dan NETEritrodermiaReaksi lepra
DLEPemfigoid bulosaPemfigus vulgarisPemfigus foliaseus
Pemfigus eritematosaPsoriasis pustulosa
Reaksi Jarish-Herxheimer
Prednison 4x5 mg atau 3x10mgPrednison 3x10 mg atau 4x10 mg
Deksametason 6x5 mgPrednison 3x10 mg atau 4x10 mg
Prednison 3x10 mgPrednison 3x10 mgPrednison 40-80 mgPrednison 60-150 mgPrednison 3x20 mgPrednison 3x20 mgPrednison 4x10 mgPrednison 20-40 mg
MONITORuntuk mengurangi potensi terjadinya efek samping adalah riwayat pribadi dan keluarga dengan perhatian khusus kepada penderita yang memiliki predisposisi diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, glaukoma dan penyakit yang terpengaruh dengan pengobatan steroid
Jika dilakukan pengobatan jangka lama perlu dilakukan pemeriksaan mata, test PPD, pengukuran densitas tulang spinal dengan menggunakan computed tomography (CT), dual-photon absorptiometry, atau dual-energy x ray absorptiometry (DEXA)
Hal-hal yang perlu di monitor selama penggunaan glukokortikoid jangka panjang
No. Efek samping Monitor1.2.3.4.
5.6.
7.
8.
HipertensiBerat badan meningkatReaktivasi infeksiAbnormalitas metabolik
OsteoporosisMata KatarakGlaukoma
Ulkus peptik
Supresi kelenjar adrenal
Tekanan darahBerat badanPPD, (12 hari setelah pemakaian prednison)Elektrolit, lipid, glukosa (t.u penderita diabetes dan hiperlipidemia) Densitas tulang
Pemeriksaan slit lamp (setiap 6 sampai 12 bulan)Tekanan intraokular (saat bulan pertama dan ke enam)Pertimbangkan pengunaan antagonis H2 atau proton pump inhibitorDosis tunggal di pagi hari, periksa serum kortisol pada jam 8 pagi sebelum tapering off.
Efek SampingTempat Macam efek samping
1. Saluran cerna
2. Otot3. Susunan saraf pusat
4. Tulang
5. Kulit
6. Mata7. Darah8. Pembuluh darah9. Kelenjar adrenal bagian kortek
10. Metabolisme protein, KH dan lemak
11. Elektrolit
12. Sistem immunitas
Hipersekresi asam lambung, mengubah proteksi gaster, ulkus peptikum/perforasi, pankreatitis, ileitis regional, kolitis ulseratif.Hipotrofi, fibrosis, miopati panggul/bahu.Perubahan kepribadian (euforia, insomnia, gelisah, mudah tersinggung, psikosis, paranoid, hiperkinesis, kecendrungan bunuh diri), nafsu makan bertambah.Osteoporosis,fraktur, kompresi vertebra, skoliosis, fraktur tulang panjang.Hirsutisme, hipotropi, strie atrofise, dermatosis akneiformis, purpura, telangiektasis.Glaukoma dan katarak subkapsular posteriorKenaikan Hb, eritrosit, leukosit dan limfositKenaikan tekanan darahAtrofi, tidak bisa melawan stresKehilangan protein (efek katabolik), hiperlipidemia,gula meninggi, obesitas, buffalo hump, perlemakan hati.Retensi Na/air, kehilangan kalium (astenia, paralisis, tetani, aritmia kor)Menurun, rentan terhadap infeksi, reaktivasi Tb dan herpes simplek, keganasan dapat timbul.
•Efek samping lain adalah sindrom Cushing yang terdiri dari moon face, buffalo hump,
penebalan lemak supraklavikula, obesitas
sentral, striae atrofise, purpura, dermatosis akneformis dan hirsustisme, gangguan menstruasi, nyeri kepala, psedudotumor serebri, impotensi, hiperhidrosis, flushing, vertigo, hepatomegali dan keadaan aterosklerosis dipercepat. Pada anak memperlambat pertumbuhan
Efek Samping Dari Penggunaan Singkat Steroids SistemikEfek samping pemberia steroid sistemik dalam satu bulan atau kurang jarang terjadi. Namun masalah yang mungkin timbul adalah: •Gangguan tidur •Meningkatkan nafsu makan •Meningkatkan berat badan• Efek psikologis, termasuk peningkatan atau penurunan energi
Efek samping yang jarang tetapi lebih mencemaskan dari penggunaan singkat kortikosteroids termasuk: mania, kejiwaan, jantung, ulkus peptik, diabetes dan nekrosis aseptik yang pinggul
Efek Samping Penggunaan Steroid dalam Jangka Waktu yang Lama
Pengurangan produksi kortisol sendiri. Selama dan setelah pengobatan steroid, maka kelenjar adrenal sendiri memproduksi sedikit kortisol
Osteoporosis terutama pada perokok, perempuan postmenopausal, orang tua, orang-orang yang kurang berat atau yg tak bergerak, dan pasien dengan diabetes atau masalah paru-paru
Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
Otot lemah, terutama di bahu dan otot paha
Meningkatkan risiko diabetes mellitus
Kenaikan lemak darah (trigliserida)
Redistribusi lemak tubuh: moon face, punuk kerbau dan truncal obesity
Retensi garam: kaki bengkak, menaikkan tekanan darah, meningkatkan berat badan dan gagal jantung
Gemetar dan tremor
Penyakit mata, khususnya glaukoma (peningkatan tekanan intraocular) dan katarak subcapsular posterior
Efek psikologis termasuk insomnia, perubahan mood, peningkatan energi, kegembiraan, delirium atau depresi
Nyeri kepala dan menaikkan tekanan intrakranial
Peningkatan resiko infeksi internal, terutama ketika dosis tinggi diresepkan (misalnya tuberkulosis)
Ulkus peptikum, terutama pada pengobatan yang menggunakan anti-inflamasi
Ada juga efek samping dari mengurangi dosis; termasuk kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi dan depresi
Secara umum efek samping dari kortikosteroid topikal termasuk atrofi, striae atrofise, telangiektasis, purpura, dermatosis akneformis, hipertrikosis setempat, hipopigmentasi, dermatitis peroral
•Penipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan aktivitas kinetik dermal, penurunan ketebalan lapisan keratosit, pendataran dari konvulsi dermo-epidermal•Inhibisi dari melanosit. Komplikasi ini muncul pada keadaan oklusi steroid atau injeksi steroid intrakutan.
Efek Epidermal
• Terjadi penurunan sintesis kolagen dan berkurangnya substansi dasar. Ini menyebabkan terbentuknya striae.
• Jaringan parut
Efek Dermal
• Vasodilatasi yang terfiksasi. • Fenomena rebound
Efek Vaskular
Pencegahan
•Diet tinggi protein dan rendah garam•Pemberian KCl 3 x 500 mg sehari untuk orang dewasa, jika terjadi defisiensi Kalium•Obat anabolik•ACTH diberikan 4 minggu sekali, yang biasa diberikan ialah ACTH sintetik yaitu synacthen depot sebanyak 1 mg. Pada pemberian kortikosteroid dosis tinggi dapat diberikan seminggu sekali•Antibiotik perlu diberikan jika dosis prednison melebihi 40 mg sehari•Antasida
• keadaan infeksi jamur sistemik
• herpes simpleks keratitis• hipersensitivitas
kontraindikasi absolut
•dengan alasan sebagai life saving drugs•hipertensi, tuberculosis aktif, gagal jantung, riwayat adanya gangguan jiwa, positive purified derivative, glaucoma, depresi berat, diabetes, ulkus peptic, katarak, osteoporosis, kehamilan
kontraindikasi relatif
BAB IIIKESIMPULAN
Kortikosteroid merupakan pengobatan yang paling sering diberikan kepada pasien. Kortikosteroid adalah derivat dari hormon kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Kortikosteroid terbagi kepada dua golongan utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid
Berdasarkan potensi klinisnya dibedakan ke dalam beberapa golongan yaitu super poten, potensi tinggi, potensi medium, dan potensi lemah.
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein yang mana terjadi induksi sintesis protein yang merupakan perantara efek fisiologis steroid.
Efek katabolik dari kortikosteroid bisa dilihat pada kulit sebagai gambaran dasar dan sepanjang penyembuhan luka serta mengurangi akses dari sejumlah limfosit ke daerah inflamasi yaitu di daerah yang menghasilkan vasokontriksi
Efek klinis dari kortikosteroid topikal berhubungan dengan empat hal yaitu vasokontriksi, efek anti-proliferasi, immunosupresan, dan efek anti-inflamasi
• Untuk tiap penyakit pada tiap pasien, dosis efektif harus ditetapkan dengan trial and error, dan harus dievaluasi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan penyakit
• Suatu dosis tunggal besar kortikosteroid umumnya tidak berbahaya
• Penggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi spesifik, tidak membahayakan kecuali dengan dosis sangat besar
• Bila pengobatan diperpanjang sampai 2 minggu atau lebih hingga dosis melebihi dosis substitusi, insidens efek samping dan efek letal potensial akan bertambah
• Kecuali untuk insufisiensi adrenal, penggunaan kortikosteroid bukan merupakan terapi kausal ataupun kuratif tetapi hanya bersifat paliatif karena efek anti-inflamasinya
• Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis besar, mempunyai resiko insufisiensi adrenal yang hebat dan dapat mengancam jiwa pasien
dapat diajukan
minimal 6 prinsip
terapi yang perlu
diperhatikan sebelum
obat kortikoster
oid
Efek samping dapat terjadi apabila penggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan serta pada potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan sangat oklusif.
Dapat dibagi beberapa tingkat yaitu efek epidermal, dermal, dan vaskular.
Efek samping lokal meliputi atrofi, telangiektasis, striae atrofise, purpura, dermatosis acneformis, hipertrikosis setempat, hipopigmentasi, dan dermatitis perioral
TERIMA KASIH