38
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. 1 Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan struktur anatomi pada regio inguinal. 1 Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia ingunalis atau KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 1

Referat Hernia Inguinalis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EMELIA

Citation preview

Page 1: Referat Hernia Inguinalis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.

Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan

masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya

tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah

operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika

Serikat.1

Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500

sebelum Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya

pengetahuan struktur anatomi pada regio inguinal.1

Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami

lebih jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia

inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana

hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis.

Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan

dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria

daripada wanita, untuk hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada

wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria kemungkinan adanya hernia

ingunalis atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak 50 %. Perbandingan

antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia ingunalis pada pria

dipengaruhi oleh umur. 1

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 1

Page 2: Referat Hernia Inguinalis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah

suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang

diliputi oleh dinding.1

2.2. Anatomi

Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting untuk

terapi operatif dari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentang posisi relative dari

saraf, pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia.3

* Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4

cm kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan

eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus.

Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri

testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster,

limfatik, dan prosesus vaginalis. 2,3,4

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis

inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis

inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding

inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior

(dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses

abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari sudut pandang

anatomi maupun bedah. 3,4

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum

Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum

inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut

sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia

indirect. 4

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 2

Page 3: Referat Hernia Inguinalis

Gambar 1. Segitiga Hesselbach's

* Aponeurosis Obliqus External

Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan

profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus abdominis,

mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external oblique aponeurosis

menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina

iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 3,4

Gambar 2. Otot Oblique

* Otot Oblique internus

Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis . bagian

medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis

transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined tendon.

adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh

banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien. 2,3,4

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 3

Page 4: Referat Hernia Inguinalis

* Fascia Transversalis

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan dari otot transversalis dan

aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan: "The

fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang

lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis

pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris. 3,4

Gambar 3. Fascia Transversalis

* Ligamentum Cooper

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh

ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting dalam metode

perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay. 3

* Preperitoneal Space

preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah dan

saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus cutaneous

femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral berasal dari

serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang

permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau melelui

perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior superior. 4

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan kadang dari

L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang

genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral masuk

ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui

preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.

Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan

lemak sangat bervariasi. 1,2,3,4

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 4

Page 5: Referat Hernia Inguinalis

2.3. Etiologi

Penyebab terjadinya hernia 1,2,3,4,5:

1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam

hidup.

2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.

3. Kongenital

a. Hernia congenital sempurna

Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat – tempat tertentu.

b. Hernia congenital tidak sempurna

Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek

pada tempat – tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 – 1 tahun)

setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh

kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).

4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi

disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :

Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering

mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.

Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang

sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena

banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban

kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.

Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.

Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.

Sikatrik.

Penyakit yang melemahkan dinding perut.

Merokok

Diabetes mellitus

2.4. Klasifikasi

Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan

Hernia Ingunalis Medialis (HIM). Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu

hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen.

Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 5

Page 6: Referat Hernia Inguinalis

berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri

mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia

inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. 3

Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.3

Tipe Deskripsi

Hubungan

dengan vasa

epigastrica

inferior

Dibungkus

oleh fascia

spermatica

interna

Onset biasanya

pada waktu

Hernia

ingunalis

lateralis

Penojolan melewati cincin

inguinal dan merupakan

kegagalan penutupan cincin

ingunalis interna pada waktu

embrio setelah penurunan

testis

Lateral Ya

Congenital

Dan bisa pada

waktu dewasa.

Hernia

ingunalis

medialis

Keluar langsung menembus

fascia dinding abdomen Medial Tidak Dewasa

Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:3

Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.

Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.

Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.

Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3

Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.

Kelas 2 : hernia indirek yang medium.

Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.

Kelas 4 : hernia femoralis.

Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:3

1. Hernia Indirek

hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.

hernia inguinalis indirek sliding.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 6

Page 7: Referat Hernia Inguinalis

2. Hernia Direk

Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum.

hernia divertikular di dinding posterior. Hernia inguinalis direk dengan pembesaran

difus di seluruh permukaan segitiga Hesselbach

Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:3

1. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.

2. Ukuran cincin interna.

3. Integritas dinding posterior dan kanal.

Gilbert membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek,

sedangkan tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.

Hernia tipe 1mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang

berdiameter

Hernia tipe 2(hernia indirek yang paling sering) mempunyai kantung peritoneal yang

melewati cincin interna yang berdiameter ≤ 2 cm

Hernia tipe 3

hernia mempunyai kantung peritoneal yang melewati cincin interna yang

berdiameter > 2 cm

menjadi hernia komplit dan sering menjadi slidinhernia.

Hernia tipe 4mempunyai robekan dinding posterior atau defek posterior multipel.

Cincin interna yang intak dan tidak ada kantung peritoneal.

Hernia tipe 5

merupakan hernia divertikuler primer. Pada hernia ini tidak terdapat

kantung peritoneal.

Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding

posterior, meliputi:3

Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.

Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar.

Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek.

Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior.

Tipe 3c adalah hernia femoralis.

Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 7

Page 8: Referat Hernia Inguinalis

Bagian – bagian hernia :

1. Kantong hernia

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia

memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.

2. Isi hernia

Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus,

ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).

3. Pintu hernia

Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

4. Leher hernia

Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.

5. Locus minoris resistence (LMR)

2.5 Patofisiologi Hernia Inguinalis

A.   Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)

Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor

peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum

Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis

subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani,

umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan

hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi. 4,5,6

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 8

Page 9: Referat Hernia Inguinalis

Gambar Hernia Inguinalis direct

B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh

epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,

yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak

tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 5,6

Hernia inguinalis indirekta congenital.

Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali

tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika

vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong

peritoneum tersebut. 1,2,3,4,5

Hernia inguinalis indirekta akuisita.

Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.

Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak

menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 9

Page 10: Referat Hernia Inguinalis

dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis. 1,2,3

Gambar hernia inguinais indirect

2.6. Gejala Dan Tanda Klinik

2.6.1. Gejala

Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha , pada beberapa orang adanya nyeri dan

membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan. Seringnya hernia ditemukan pada

saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa

pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis

lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya

hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring

untuk menguranginya.11

Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan

hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi

inkarserasi atau strangulasi.11

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 10

Page 11: Referat Hernia Inguinalis

2.6.2. Tanda

Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan

berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk

dilihat.kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke

annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat

sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada

cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan

pada tonjolandi kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.9

Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dilakukan dan ini tidak

terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia

ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama.

hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.9

Pada inspeksi pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat

simetris, dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada

saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan

yang yang bebentuk elip dan susah menghilang pada saat berbaring.9

Pada palpasi dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan

pada hernia inguinalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak

adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk

pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari maka itu

hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan

melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan

hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan

melewati Trigonum Hesselbach’s dan kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika

hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan

kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak

dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.9

2.7. Pemeriksaan Penunjang

2.7.1. Laboratorium

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:

- Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.

- Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan

menjadi dehidrasi.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 11

Page 12: Referat Hernia Inguinalis

- Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus

genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.8

2.7.2. Pemeriksaan Radiologis

Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha

atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.8 Pada

pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu

gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En

Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta

isinya ke rongga extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en masse :

Retropubic

Intra abdominal

Pre peritoneal

Pre peritoneal locule

2.8. Diagnosa Banding

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 12

Page 13: Referat Hernia Inguinalis

2.9. Penatalaksanaan Hernia

2.9.1. Penanganan DI IGD

Mengurangi hernia.

Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien

harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.

Menurunkan tegangan otot abdomen.

Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.

Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia

inguinalis.

Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan

menimbulkan proses analgesia.

Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti

kaki kodok)

Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang

berlanjutselam proses reduksi penonjolan

Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu

mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan

menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.

Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm

Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan

posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selama 20-30 menit.7

Konsul bedah jika :

Reduksi hernia yang tidak berhasil

Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk

Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi .

penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan

strangulasi hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya.

Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat

dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi

yang cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri.

Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan

penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko

infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 13

Page 14: Referat Hernia Inguinalis

Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi, dan nyeri pada hernia

maka operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk

mengurangi hernia inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul

dielevasikan dan di beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot.

Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada

gejala strangulasi.

Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus

masih hidup, ada tanda-tanda leukositosis.

Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.7

Indikasi operasi :

Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa

penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata,

strangulasi, yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya

peningkatan risiko infeksi dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.

pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan

inkarserata dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-

Madsen, Gavrilenko) bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka

mortalitas, dan morbiditas lebih rendah jika dilakukan cito surgery.

1) Konservatif :

Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong

sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan

lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.

Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,

pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil,

anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

Bantal penyangga , bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus

dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit

dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam.

2) Operatif

Anak-anak : Herniotomy : Karena masalahnya pada kantong hernia, maka

dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 14

Page 15: Referat Hernia Inguinalis

dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong

hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong. Karena herniotomi pada anak-

anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat direparasi sekaligus jika

hernia terjadi bilateral.

Dewasa :Herniorrhaphy :Perawatan kantung hernia dan isi hernia

Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson, Halsted / Kirchner,

Lotheissen-McVay (Cooper’s ligament repair), Shouldice, Tension free

herniorrhaphy)

Berliner repair

The Lichtenstein repair

The Wilkinson Technique

Abrahamson Nylon Darn Repair

Lichtenstein Plastic Screen Reinforcement

Klasifikasi dan terapi menurut Gilbert tipe I-IV

Rutkow Mesh-plug hernioplasty

Rives Prosthetic Mesh Repair

Stoppa Gerat Prosthetic for Reinforcement of the Visceral Sac

Minimally Invasive Surgery (Laparoscopy)

TAPP = Trans Abdominal Pre Peritoneal

TEP = Total Extra Peritoneal

2.9.2. Teknik-Teknik Operasi Hernia

Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara membuang kantung dan

memperbaiki dinding abdomen.

Teknik Operasi;

Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu :

Marcy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi kantungnya.melewati

ingunal yang dikombinasi dengan pengikatan cincin interna. Lebih sering digunakan pada

anak-anak.

Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint tendon

didekatkan dengan ligamentum Poupart’s dan spermatic cord diposisikan seanatomis

mungkin di bawah aponeurosis muskulus oblikuus eksterna.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 15

Page 16: Referat Hernia Inguinalis

Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya cara

Bassini.

Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon lebih

posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper.₉‚₁₄

Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik hernioraphy dapat dikelompokkan dalam 4

kategori utama:6

a. Kelompok 1 : Open Anterior Repair

Kel. 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan

pembukaan aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dan membebaskan funnikulus

spermatikus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis,

celah direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik Bassini

Komponen utama dari teknik ini adalah :

- Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis

hingga ke cincin eksternal.

- Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect

sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.

- Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia

transversalis)

- Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.

- Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot

transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis

lateral.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 16

Page 17: Referat Hernia Inguinalis

-

Gambar Bassini technique

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi

semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan

memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi

akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot

yang akan menyebabkan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.

Gambar McVay open anterior repair.

b. Kelompok 2 : Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah

lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space.

Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara

teknik ini dan teknik open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 17

Page 18: Referat Hernia Inguinalis

jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi

regional atau anastesi umum.

c. Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh

Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan

pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit

lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh

yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan

tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini

dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen. Beberapa ahli bedah meragukan

keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi

atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh telah mulai

menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer. Teknik ini dapat dilakukan

dengan anastesi lokal, regional atau general.

Gambar Setelah pemasangan Mesh13

d. Kelompok 4 : Laparoscopic

Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi

juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki

dengan menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum.

Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena

paparan usus terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies

dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau

total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar

laparoskopik dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini

memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 18

Page 19: Referat Hernia Inguinalis

pendekatan TEP adalah prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke

cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera

selama operasi.

Gambar  Laparoscopic mesh repair

2.10. Komplikasi

Hernia inkarserasi :

Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang

Tidak dapat direposisi

Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.

Hernia strangulasi :

Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik

Adanya gangguan sistemik pada usus.12

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 19

Page 20: Referat Hernia Inguinalis

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis.

Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah

yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai

tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah

inguinal.

Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis

directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia

obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada

laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.

Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap

terbuka).

Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi

strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 20

Page 21: Referat Hernia Inguinalis

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Ririn suri

Umur : 13 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : : -

Agama : Islam

Suku : Jawa

No RM :

Tgl MRS : , Juli 2013

Tgl KRS : , Juli 2013

II. ANAMNESIS

Heteroanamnesis dilakukan pada Ibu pasien pada tanggal Juli 2013

Riwayat Pribadi

Keluhan Utama: Benjolan dilipat paha kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita mengeluh ada benjolan dilipat paha kanan sejak 3 tahun yang lalu.

Benjolan tidak terasa nyeri, benjolan sebesar telur puyuh. Benjolan muncul pada

saat berdiri dan batuk menghilang pada saat pasien berbaring. Pasien juga

mengeluhkan perut terasa sakit yang hilang timbul. Keluhan mual-muntah (-), BAB

dan BAK tidak ada keluhan. Demam (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

Riwayat Pengobatan : -

Riwayat sosial ekonomi

Pasien hidup bersama ayah, ibu, dan 2 orang kakak. Ayah pasien bekerja sebagai

pedagang dengan penghasilan Rp 30.000 per hari.

III. PEMERIKSAAN FISIK

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 21

Page 22: Referat Hernia Inguinalis

(Dilakukan pada tanggal Juli 2013)

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Vital sign: HR : 104 x/menit

RR : 28 x/menit

t : 36˚C

Status generalis:

Kepala:

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : tidak ada sekret/bau/perdarahan

Telinga : tidak ada sekret/bau/perdarahan

Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa tidak pucat.

Leher:

KGB : tidak ada pembesaran

Tiroid : tidak ada pembesaran

Thoraks:

Cor:

I: ictus cordis tidak tampak

P: ictus codis teraba di ICS IV MCLS

P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL sinistra

A: S1S2 tunggal

Pulmo:

I: Simetris, tidak ada retraksi

P: Fremitus raba normal

P: Sonor

A: Vesikuler +/+, Ronkhi:-/- Wheezing : -/-

Abdomen:

I: Flat

A: Bising usus (+) normal

P: Timpani

P: Soepel, H/L tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas:

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 22

Page 23: Referat Hernia Inguinalis

Akral hangat + + Oedem - -

+ + - -

Status Lokalis:

Regio iliaka dekstra:

Dengan inspeksi dan palpasi ditemukan adanya benjolan dilipat paha kanan pada saat

berdiri dan menghilang pada saat berbaring, teraba adanya cincin hernia lateralis.

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium:

Hematologi

Hb : 12,9 gr/dl

Lekosit : 7,9 x 109 /L

Hitung Jenis : 10/-/4/30/50/6

Hematokrit : 3,6

Trombosit : 250 x 109 /L

CT : 8 menit

BT : 2 menit

Faal Ginjal

IV. ASSESMANT

Hernia inguinalis dekstra reponibel

V. PLANNING

Cek Laboratorium lengkap

Konsul anastesi

Pro – herniotomi

LAPORAN OPERASI HERNIOTOMI

1. Posisi supine dengan anestesi GA.

2. Desinfeksi lapangan operasi kemudian pasang duk steril

3. Insisi diperdalam sampai membuka fascia.

4. Identifikasi kantong hernia.

5. kantong hernia dibebaskan dan di ligasi.

6. dilakukan hernioplasti

7. Luka operasi dijahit lapis demi lapis

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 23

Page 24: Referat Hernia Inguinalis

Gambar 10. Operasi herniotomi

Tgl 9 juli 2013

S: -

O: Keadaan Umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Vital sign: HR : 100 x/menit

RR : 26 x/menit

t : 36,5˚C

Status generalis : dalam batas normal

Status lokalis : tetap

A : hernia inguinal reponibel dekstra

P : IVFD D:N 2:1 16 gtt

cefotaxime 500 mg/ 12 jam

tramadol ½ amp/ 12 jam

Pro - herniotomi

Konsul anastesi

Tgl 10 juli 2013

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 24

Page 25: Referat Hernia Inguinalis

S: nyeri luka operasi

O: Keadaan Umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Vital sign: HR : 100 x/menit

RR : 26 x/menit

t : 36,4˚C

Status generalis : dalam batas normal

Status lokalis : tetap

A : post herniotomi hari 1

P : IVFD D:N 2:1 16 gtt

cefotaxime 500 mg/ 12 jam

tramadol ½ amp/ 12 jam

Tgl 11 juli 2013

S: nyeri luka operasi berkurang

O: Keadaan Umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Vital sign: HR : 100 x/menit

RR : 26 x/menit

t : 36,5˚C

Status generalis : dalam batas normal

Status lokalis : tetap

A : post herniotomi hari 2

P : IVFD D:N 2:1 16 gtt

cefotaxime 500 mg/ 12 jam

tramadol ½ amp/ 12 jam

Tgl 12 juli 2013

S: nyeri luka operasi berkurang

O: Keadaan Umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Vital sign: HR : 100 x/menit

RR : 26 x/menit

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 25

Page 26: Referat Hernia Inguinalis

t : 36,5˚C

Status generalis : dalam batas normal

Status lokalis : tetap

A : post herniotomi hari 2

P : pasien berobat jalan

DAFTAR PUSTAKA

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 26

Page 27: Referat Hernia Inguinalis

1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17 th Edition.

Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.

2. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartz’s Principles of Surgery.

Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.

3. Inguinal Hernia: Anatomy and Management Accesed on 1st January 2011 Available at

http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4

4. Manthey, David. Hernias .2007. on 1st January 2011 Available at

http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm

5. Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science

and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.

6. Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah.

Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2004; hal. 523-38

7. Kerry V. Cooke.incarcerated hernia.2005. on 1st January 2011 Available at

http://www.webmed.com

8. Inguinal hernia. Accesed on 1st January 2011 Available at

http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms

9. Doherty GM. 2006. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current

Surgical Diagnosis and Treatment. Twelfth edition. New York. Mc Graw-Hill. 765-

777

10. Inguinal hernia. Accesed on 10 Juli 2013 Available at www.healthsystem.virginia.

11. Inguinal hernia. Accesed on 1st January 2011 Available at

http://www.webmed.comHernia

12. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York.

WB Saunders Company. 795-801

13. Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland.

WHO. 151-156.

14. Zinner, Michael J. 2001. Hernias. Maingot’s Abdominal Operation. Volume 1. Tenth

edition. New York. Mc Graw-Hill. 479-525.

KKS Ilmu Bedah RSUD Bangkinang Page 27