Upload
alief-alfiansyah
View
201
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SMF bedah RSUD LAngsa
Citation preview
1
HERNIA INGUINALIS
Penyusun: Delvie Faria Mayangsari
15174130
Pembimbing:dr. Furqan Hasan, Sp.B
Laporan Kasus
Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama
IDENTITAS PASIEN Nama : Ridwan Umur : 32 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status : Belum nikah Alamat : Jambur Labu Agama : Islam Pekerjaan : Petani Suku: Aceh Pendidikan : SMP Masuk RS: 04 Oktober 2015
Anamnesa
Keluhan utama : Ada benjolan dilipatan paha kanan
Telaah : Pasien datang dengan keluhan ada benjolan dilipatan paha kanan. Benjolan yang dirasakan terasa nyeri, dan pasien juga mengeluhkan sesak nafas (+) setelah mengangkat benda yang berat-berat, demam (-), mual (-), muntah (-), sakit kepala (+), BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah mengeluhkan hal
seperti ini sebelumnya Riwayat DM (-) Riwayat Hypertensi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga menderita
penyakit yang sama Riwayat Penggunaan Obat
pasien menyangkal riwayat penggunaan obat
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Lemas Sensorium : Compos mentis GCS : 15 TD : 120/80 mmHg HR : 82 x/menit RR : 18 x/menit Temp : 36,8ºC
Status GeneralisataKepala : Rambut hitam, panjang,
tidak mudah dicabut.Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)Hidung : dbnTelinga : dbnMulut : dbnLeher : JVP tidak meningkat, tidak
ada pembesaran kelenjar .
Thorak Inspeksi : Iktus tidak terlihat Palpasi : iktus teraba 1 jari medial Perkusi : batas jantung normal Auskultasi : irama murni, teratur, bising (-) Paru Inspeksi : simetris kiri dan kanan Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama Perkusi : sonor Auskultasi : vesikuler, ronki (-), wheezing (-) Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik
Abdomen : Inspeksi : Tidak tampak
membuncit,darm contour (-), darm steifung (-)
Palpasi : Distensi (-), Nyeri tekan (-) dan tidak teraba massa
Perkusi : Tympani Auskultasi : Bising usus (+) normal
Status Lokalis Genitalia Eksterna : Regio Inguinal Inspeksi : terdapat massa di pelvis sinistra,
berwarna seperti warna kulit disekitarnya, tidak tegang dan tidak terdapat tanda radang.
Palpasi : teraba masa dengan ukuran + 4 cm, di daerah scrotum sinistra, permukaan rata, nyeri tekan (+), massa teraba tidak dapat digerakkan dan menetap tidak bisa dimasukkan.
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Hematologi
Hb : 13,9 Ht : 43,2 Leukosit : 6000 BSR : 10 Trombosit : 199.000 APTT : 28,0 Fibrinogen : 107 Protrombin time : 12,4 KGDS : 114
Diagnosis Diagnosis Banding :
Hernia Inguinalis Hidrokel Kriptorkismus Limfadenopati/limfadenitis inguinalis
Diagnosa Kerja - Hernia Inguinalis
Pemeriksaan Anjuran : USG abdomen
Penatalaksanaan
Rencana ops IVFD RL 20 gtt/i Cefotaxim 1 gram / 12 jam Ketorolak 1 ampul / 12 jam Ranitidin 1 ampul / 12 jam
Hernia Inguinalis Hernia inguinalis dapat dibedakan menjadi direk
dan indirek Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis
medialis, isi hernia menonjol langsung melalui trigonum Hesselbach .
Hernia inguinalis indirek atau hernia inguinalis lateralis, isi hernia keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus. Dari anulus inguinalis internus, hernia masuk ke kanalis inguinalis, dan jika berlanjut dapat keluar ke anulus inguinalis eksternus.
DEFINISIHernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi dari hernia tersebut
EPIDEMIOLOGIKasus bedah terbanyak kedua setelah appendicitis
Hampir 75% dari kasus hernia merupakan hernia inguinalis
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia inguinalis lateralis dan hernia inguinalis medialis
⅔ dari hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis dibandingkan hernia inguinalis medialis
Perbandingan antara pria : wanita = 7 : 1
Etiologi
Faktor yang dianggap berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka
peningkatan tekanan intra abdomen, dan Kelemahan dinding perut akibat usia. Kongenital
KLASIFIKASI
Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya:
-• Hernia kongenital, merupakan hernia
bawaan yang terjadi pada saat bayi berada dalam kandungan dan menetap sampai bayi lahir.
-• Hernia akuisita, merupakan hernia
dapatan, yang umumnya terjadi akibat faktor peningkatan tekanan intra abdomen.
Klasifikasi hernia berdasarkan letaknya:
•Hernia inguinalis-•Hernia umbilikalis-•Hernia femoralis-
KLASIFIKASI HERNIA BERDASARKAN SIFATNYA
Hernia reponibel, bila isi kantong hernia dapat keluar masuk ke dalam rongga.
Hernia irreponibel, bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan lagi ke dalam rongga.
Hernia akreta, bila terjadi perlekatan antara isi kantong pada peritoneum kantong hernia dan tidak disertai nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
Hernia inkarserata, bila isi kantong hernia terjepit oleh cincin hernia, sehingga
tidak dapat dikembalikan lagi, akibatnya terjadi gangguan
pasase dan tanda-tanda sumbatan usus.
Hernia strangulata, bila terjadi gangguan
vaskularisasi dari mulai bendungan sampai nekrosis, pada saat isi hernia terjepit
oleh cincinnya.
Gejala KlinisJenis Reponibel Nyeri Obstruksi Sakit Toksik
Reponible + - - - -
Irreponible
- - - - -
Inkarserata
- + + + -
Strangulata
- ++ + ++ ++
Perbedaan HIL dan HIMPerbedaan Hernia Inguinalis
LateralisHernia Inguinalis Medialis
Usia Pasien Usia berapapun, terutama muda
Lebih tua
Penyebab Dapat kongenital DidapatBilateral 20% 50%Penonjolan saat batuk
Oblik Lurus
Muncul saat berdiri Tidak segera mencapai ukuran terbesarnya
Mencapai ukuran terbesar dengan segera
Reduksi saat berbaring
Dapat tidak tereduksi segera
Tereduksi segera
Penurunan ke skrotum
Sering Jarang
Oklusi cincin internus Terkontrol Tidak terkontrol Leher kantong Sempit LebarStrangulasi Tidak jarang Tidak biasaHubungan dgn pemb. darah epigastric inferior
Lateral Medial
Pemeriksaan Fisik Inspeksi: Penonjolan di regio inguinalis
dari lateral atas ke medial bawah Palpasi:
Perkusi: Pekak Auskultasi: Hiperperistaltik
Pemeriksaan Penunjang Hasil lab: Leukositosis dengan shift to
the left Herniography Foto rontgen abdomen: abnormalnya
kadar gas dalam usus atau obstruksi usus
Penatalaksanaan
Penanganan di IGD: Memberikan sedasi dan analgetik Posisikan pasien berbaring terlentang
dengan bantal di bawah lutut Posisi Trendelenburg Kompres dingin selama 20-30 menit Konsul ke ahli bedah jika usaha
reduksi tidak berhasil dalam 2x percobaan
Pengobatan Operatif: Herniotomi Hernioplastik Hernioraphy
Laparoscopic
TAPP: melakukan trocar laparoscopic dalam cavum abdomen dan memperbaiki region inguinal dari dalam
TEP: prosedur laparoskopi langsung yang
mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk
diseksi
Prognosis Kekambuhan: 1-3% dalam waktu 10
tahun kemudian. Insidens residif bergantung umur, letak
hernia, teknik operasi, penyebabnya: Kelemahan pada saat melakukan
identifikasi kantong hernia Infeksi pada luka operasi Kondisi yang menyebabkan kenaikan
tekanan intra abdominal Kesalahan teknik operasi
TERIMA KASIH …
- sekian -