22
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal. Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis (Townsend, 2004). Hernia inguinalis lateralis adalah kelainan bedah yang paling sering terjadi pada anak-anak. Literature tentang hernia telah dikenal sejak lebih dari 20 abad, dan telah banyak tehnik yang digunakan. Galen pada 1

lapkas hernia inguinalis lateralis.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat. Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis (Townsend, 2004).Hernia inguinalis lateralis adalah kelainan bedah yang paling sering terjadi pada anak-anak. Literature tentang hernia telah dikenal sejak lebih dari 20 abad, dan telah banyak tehnik yang digunakan. Galen pada tahun 176 setelah Masehi yang pertama kali menggambarkan pathogenesis dari hernia inguinalis lateralis ketika dia memaparkan tentang processus vaginalis sebagai saluran kebawah yang merupakan jalur turunnya testis dari rongga peritoneum ke scrotum (processus vaginalis peritonei). Terapi bedah hernia inguinalis lateralis didokumentasikan pertama kali pada abad ke V oleh Susruta dari india yang dikenal sebagai bapak Bedah India (Veen dkk, 2007).

BAB IITINJAUAN TEORII. DefinisiHernia inguinalis lateralis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum dan terjadi perlengketan (Sjamsuhidajat, 2007).Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus atau lateralis menyelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga perut melalui anulus inguinalis externa atau medialis (Arif Mansjoer dkk, 2001).

II. EpidemiologiHernia inguinalis dibagi menjadi hernia inguinalis lateralis dan hernia inguinalis medialis dimana hernia inguinalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dan sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia inguinalis lebih banyak ditemukan pada pria dan untuk hernia femoralis lebih sering pada wanita. Sedangkan jika ditemukan hernia inguinalis pada pria kemungkinan adanya hernia inguinalis atau berkembangnya menjadi hernia inguinalis sebanyak 50 %. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia inguinalis 7 : 1. Prevalensi hernia inguinalis pada pria dipengaruhi oleh umur (Townsend, 2004). Semua hernia inguinalis lateralis terjadi karena adanya patent processus vaginalis, tapi tidak semua pasien dengan patent processus vaginalis berkembang menjadi hernia. Pada beberapa penelitian hernia dewasa insidens patent processus vaginalis 12 14% dan secara klinis didapatkan hanya 8 12 % dari pasien tersebut yang berkembang menjadi hernia. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terbukanya kanalis interna tidak sertamerta menimbulkan hernia. Mungkin terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi timbulnya hernia (Wessem V, 2003).III. KlasifikasiHernia inguinalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) dan Hernia Inguinalis Medialis (HIM). Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat (Medscape).

Tabel 1. Perbedaan HIL dan HIMTipe DeskripsiHubungan dengan vasa epigastrika inferiorDibungkus oleh fascia spermatica internaOnset biasanya pada waktu

Hernia inguinalis lateralis

Penonjolan melewati cincin inguinal dan biasanya merupakan kegagalan penutupan cincin inguinalis interna pada waktu embrio setelah penurunan testis

Lateral

Ya

Congenital dan bisa pada waktu dewasa.

Hernia inguinalis medialis

Keluarnya langsung menembus fascia dinding abdomen

Medial

Tidak

Dewasa

Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding posterior, meliputi: Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal. Tipe 2 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang membesar. Tipe 3a adalah hernia inguinalis indirek. Tipe 3b adalah hernia indirek yang menyebabkan kelemahan dinding posterior. Tipe 3c adalah hernia femoralis.Tipe 4 memperlihatkan semua hernia rekuren.

Gambar 1. Perbedaan antara Hernia Inguinalis Medialis (Direct inguinal hernia), dan Hernia Inguinalis Lateralis (Indirect inguinal hernia).

IV. Etiologi dan Faktor Risiko1. Faktor congenitalPada pria terdapat suatu processus yang berasal dari peritoneum parietalis, yang dalam masa intra uterin merupakan guide yang diperlukan dalam desenskus testikulorm, processus ini seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke skrotum, processus ini tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 2 hari sebelum kelahiran, processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir masih tetap terbuka.2. Faktor utamaTerjadi setelah operasi sebagai akibat gangguan penyembuhan luka.3. Faktor umur dan jenis kelaminHernia dapat dijumpai pada setiap usia. Untuk hernia inguinalis lateralis, insiden tertinggi pada anak muda. Insiden tinggi pula terjadi pada orang dengan usia 50 60 tahun dan berangsur-angsur menurun pada kelompok lansia dan pria lebih banyak dari pada wanita.4. Faktor adipositasPada orang gemuk jaringan lemaknya tebal tetapi dinding ototnya tipis sehingga mudah terjadi hernia.5. Faktor kelemahan muskulo aponeurosisBiasanya ditemukan pada orang kurus.6. Faktor tekanan intra abdominalDitemukan pada orang-orang dengan batuk yang kronis, juga pada penderita dengan kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat, gangguan defekasi, pada orang yang sering mengangkat berat dan adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus, kehamilan dan ascites (medscape).

V. Manifestasi Klinis1. Pada orang dewasaa. Laki-laki1) Benjolan di daerah inguinal dapat mencapai skrotum.2)Benjolan timbul bila berdiri atau mengejan dan bila berdiri lama/mengejan kuat maka benjolan makin membesar.3) Terasa nyeri bila terjadi incarserata dan terasa kram apabila benjolannya besar.b. WanitaBenjolan dapat mencapai labium majus.2. Pada anak-anakBila menangis, timbul benjolan pada abdomen bagian bawah, dapat mencapai skrotum atau labium majus, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong hernia masuk ke dalam kavum abdomen.

VI. DiagnosisPemeriksaan FisikPada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat. Kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa. Hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis. Pada inspeksi Pasien saat berdiri, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang berbentuk elips dan susah menghilang pada saat berbaring. Pada palpasi Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia inguinalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi (Lawrence dkk, 2003).Kadangkala hernia dicurigai berdasarkan riwayat saja dan tidak dapat dilihat pada saat pemeriksaan. Tanda yang lain adalah Silk Glove Sign dimana pada pemeriksaan teraba penebalan dari spermatic cord yang dapat dipalpasi saat spermatic cord melintasi tuberculum pubicum. Hal ini menunjukkan adanya kantung hernia sekitar spermatic cord dan akan tampak jelas pada hernia unilateral karena dapat dibandingkan dengan sisi yang sehat (Lou dkk, 2007).

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut: Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi. Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia. Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan testis.Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan Spontaneous Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga extraperitoneal. VII. PenatalaksanaanPengobatan konservatif hanya terbatas, mulai tindakan melakukan reposisi, dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi, meliputi:- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya. - Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam.Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi pada anak-anak dan hernioraphy (herniotomi dan hernioplasti) pada orang dewasa. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi dan kantong hernia dijahit setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong).Hernioplasti dengan polypropylene mesh mencegah terjadinya peregangan sewaktu rekonstruksi dinding belakang kanalis inguinal sehingga perasaan nyeri pasca operasi dapat berkurang dengan nyata. Diikuti pemulihan dan kembali kepada aktivitas rutin yang lebih dini, serta pencegahan rekurensi jangka panjang. Pemulihan dan kemampuan kerja setelah operasi ternyata sangat dipengaruhi oleh rasa sakit. Untuk mencegah rekurensi jangka panjang penggunaan material harus cukup lebar untuk menutup seluruh defek miopektineal (dengan ukuran 10 x 5 cm), tidak terjadi lipatan-lipatan, dan melingkari bagian dari spermatik kord di daerah kanalis inguinal interna.

Gambar 2, Anatomy Normal canalis inguinalis, kondisi sebelum operasi pada hernia inguinalis dan post operasi pada hernia inguinalis dengan menggunakan mesh.

VIII. KomplikasiHernia inkarserasi : Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang Tidak dapat direposisi Adanya mual, muntah dan gejala obstruksi usus. Hernia strangulasi : Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik Adanya gangguan sistemik pada usus (Kirby dkk 2002).

DAFTAR PUSTAKA

1. Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB Saunders Company. 795-8012. Inguinal Hernia: Anatomy and Management http://www.medscape.com/viewarticle/420354_43. Lou CC, Chao HC. Prevention of unnecessary contralateral exploration using the silkglove sign (SGS) in pediatric patients with unilateral inguinal hernia. Eur J Pediatr 2007;166(7):6679.4. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, Media Aesculapius, Jakarta.5. Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, penerbit EGC, Jakarta.6. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.7. van Veen RN, van Wessem KJ, Halm JA, et al. Patent processus vaginalis in the adult as a risk factor for the occurrence of indirect inguinal hernia. Surg Endosc 2007;21(2):2025.8. van Wessem KJ, Simons MP, Plaisier PW, et al. The etiology of indirect inguinal hernias: congenital and/or acquired? Hernia 2003; 7(2):769.9. Way, Lawrence W. 2003. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Eleventh edition. New York. Mc Graw-Hill. 783-789.

STATUS PASIENI. Anamnesis PribadiNama: Taman HappyUmur: 75 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiStatus Perkawinan: MenikahAgama: IslamTgl masuk : 14-04-2015Jam Masuk : 13.15 WibII. Anamnesa PenyakitKeluhan utama: Benjolan di daerah kemaluan Telaah: Os datang ke RSUD DR. R.M Djoelham Binjai dengan keluhan benjolan di daerah kemaluan bagian kanan, benjolan diketahui 1 tahun yang lalu dan semakin lama semakin membesar. Os tidak merasakan nyeri pada benjolan. BAB (+)N, BAK (+)N. Rencana operasi pada tanggal 15-4-2015.RPT: Riwayat operasi hernia inguinalis lateralis sinistraRPO : -

III. Status Present Keluhan UmumSensorium : Compos MentisTekanan darah: 130/80 mmhgPulse: 84 x/iRR: 20 x/iT: 36,5oC

IV. Status GeneralisKepala Bentuk: normal, simetris Rambut: hitam lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabut Muka : bulat simetris Mata : konjungtiva anemis (-) sklera ikterik (-), refleks cahaya (+/+) Telinga: liang telinga lapang, serumen (-), sekret (-) Hidung: septum tidak deviasi (-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-) Mulut: mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-), gusi tidak ada perdarahan, faring tidak hiperemisLeher Trakhea: di tengah KGB :tidak membesar JVP: tidak meningkat Thoraks Bentuk : normal, simetris Retraksi suprastrernal: (-) Retraksi interkostal: (-)Jantung Inspeksi: iktus cordis terlihat Palpasi: iktus cordis teraba Perkusi: Batas atas jantung atas: ICS II linea parasternalis dextra Batas jantung kanan: ICS IV linea parastrernalis dextra Batas jantung bawah : ICS V linea parastrernalis sinistraParu Inspeksi: bentuk dan pergerakan hemithoraks kiri sama dengan kanan Palpasi: fremitus taktil dan vokal hemithoraks kiri sama dengan kanan Perkusi: sonor Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+)Abdomen Inspeksi: asites (-), sikatrik (-) Palpasi: nyeri tekan epigastrium (-) Perkusi: tympani Auskultasi : bising usus (+)NGenitalia eksternaKelamin: Terlihat benjolan di daerah skrotum sebelah kanan dan tidak ada tanda-tanda peradangan.EkstremitasSuperior: edema (-), sianosis (-)Inferior : edema (-), sianosis (-)V. RESUMEOs datang dengan keluhan benjolan di daerah kemaluan bagian kanan, diketahui 1 tahun yang lalu dan semakin lama semakin membesar. Os tidak merasakan nyeri pada benjolan. BAB (+)N, BAK (+)N.

VI. DIAGNOSA BANDING 1. Hernia Inguinalis Lateralis2. Hernia Inguinalis Medialis

VII. DIAGNOSA SEMENTARA Hernia Inguinalis Lateralis Dextra

VIII. ANJURAN Cek Darah Lengkap dan Urin lengkap CT/BT KGD EKG Foto Thoraks AP

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan LaboratoriumHasilUnitNilai Normal

Leukosit6,9103/ul4.0-10.0

Hb12.1g/dl12.0-16.0

Hematokrit32.8%40.0-50.0

Trombosit174103/ml150-450

Eritrosit3,78106/ul4.00-5.50

LED5,5mm/jamLk