28
REFERAT “Penyakit Yang Dapat Menyebabkan PROTEINURIA” Oleh: Mahdy Farras Pembimbing : Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur Universitas Muhammadiyah Jakarta 2015

REFERAT FARRAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdasdas

Citation preview

Page 1: REFERAT FARRAS

REFERAT“Penyakit Yang Dapat Menyebabkan

PROTEINURIA”

Oleh:Mahdy Farras

Pembimbing :

Rumah Sakit Umum Daerah CianjurUniversitas Muhammadiyah Jakarta

2015

Page 2: REFERAT FARRAS

Proteinuria

• Ekskresi protein urin lebih besar dari 150 mg / 24

jam

• Petanda kerusakan ginjal, baik sebagai kurangnya

penyerapan gangguan filtrasi atau kelainan sistemik.

• Asimptomatik – Simptomatik , tergantung spektrum

kerusakan ginjal.

Page 3: REFERAT FARRAS

Fisiologi ginjal (pembentukan urin)• Filtrasi glomerulus

Proses penyaringan besar-besaran plasma (hampir bebas protein) dari kapiler glomerulus ke kapsula bowman

• ReabsorpsiPerpindahan zat dari lumen tubulus ke plasma kapiler peritubulus

• SekresiPerpindahan zat dari plasma kapiler menuju lumen tubulus

Page 4: REFERAT FARRAS

Filtrasi glomerulus

• Aliran darah ginjal 1200 mL/ menit• Hanya 20 % plasma yang difiltrasi di glomerulus • Rata-rata GFR = 125 mL/ menit 180 L/ hari. • Total vol. Plasma ± 3L Ginjal memfiltrasi darah 60 x/ hari• Dipengaruhi oleh Tekanan filtrasi dan koefisien filtrasi– Tekanan filtrasi tekanan dan aliran darah ginjal– Koefisien filtrasi luas permukaan dan permeabilitas

kapiler

Page 5: REFERAT FARRAS

• Membran glomerulus (endotel, lamina basalis, celah epitel) permeabel terhadap molekul kecil tidak pada molekul besar.

• Filtrat glomerulus cairan bebas protein (kecuali albumin dan globulin) dan kristaloid

• Albumin ≤ 10 mg/ L melewati membran dengan endositosis di tubulus proksimal

Page 6: REFERAT FARRAS

Reabsorpsi

• 99 % cairan yang difiltrasi di glomerulus diserap kembali oleh tubulus, 1% diekskresi

• Komponen yang di reabsorpsi1. Natrium2. Glukosa3. Urea4. Protein Plasma

Page 7: REFERAT FARRAS

Transtosis protein plasma• Protein(BM kecil) yang

terfiltrasi akan di reabsorpsi di tubulus proksimal

• Protein terlalu besar untuk direabsorpsi melalui kanal atau dibawa oleh carrier masuk dengan cara endositosis di membran apikal & eksositosis di membran basolateral transitosis

Page 8: REFERAT FARRAS

Pada urin normal

• Protein– 60 % protein plasma– 40% sekresi dalam saluran kemih

• Kandungan– Albumin + 32 protein plasma lainnya.– 40% Albumin, 40%,Protein Tamm-Horsfall, 15 %

immunoglobulin, 5% protein plasma lain dan enzim

Page 9: REFERAT FARRAS

Patofisiologi• Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan

filtrasi dari protein plasma normal, terutama albumin.

• Kegagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah kecil protein normal

yang difiltrasi.4,6

Page 10: REFERAT FARRAS

Patofisiologi

• Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, Low

Molecular Weight Protein (LMWP) dalam

jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.

• Sekresi yang meningkat dari makuloprotein

uroepitel dan sekresi IgA dalam respon untuk

inflamasi.

Page 11: REFERAT FARRAS

Klasifikasi• Klinis :– Proteinuria sementara (transient)

• Tidak ditemukan pada tiap urin/ dalam kadar <1gram/ hari. setelah berolahraga, gagal jantung kongestif, demam, paparan terhadap udara dingin, dan stres emosional.

– Proteinuria orthostatik• Terjadi bila uji protein negatif pada posisi tidur, tetapi positif

pada urin pada posisi tegak. umumnya pada usia muda dan ditemukan jumlah protein dalam urin, 1gram/ hari yang disebabkan adanya perubahan hemodinamik pada ginjal.

– Proteinuria menetap (persistent)• bila semua sampel urin memberikan uji yang positif pada

minimal 2 atau lebih pemeriksaan protein dalam urinBiasanya ditemukan kelainan fungsi parenkim ginjal

Page 12: REFERAT FARRAS

EtiologiProteinuria fisiologis

•Proteinuria tidak selalu menunjukkan kelainan atau penyakit ginjal. Pada keadaan

fisiologis sering ditemukan proteinuria ringan yang jumlahnya kurang dari

200mg/hari dan bersifat sementara.

•Hal ini dapat terjadi keadaan demam tinggi, gagal jantung, latihan fisik yang berat,

transfusi darah/plasma, atau pasien yang kedinginan, serta pasien hematuria yang

ditemukan proteinuria massif yang disebabkan banyaknya eritrosit yang pecah

dalam urin (positif palsu proteinuria massif). Proteinuria fisiologis juga dapat

terjadi pada masa remaja dan juga pada pasien yang lordotik.4

Page 13: REFERAT FARRAS

Proteinuria Patologis

• Tidak semua penyakit ginjal menunjukkan proteinuria, misalnya penyakit ginjal

polikistik, penyakit ginjal obstruksi, penyakit ginjal akibat obat-obat analgetik dan

kelainan kongenital. Walaupun demikian, proteinuria adalah manifestasi besar

penyakit ginjal dan merupakan indikator perburukan fungsi ginjal.

• Baik pada penyakit ginjal diabetes maupun non diabetes, proteinuria dianggap sebagai

factor prognostic yang bermakna dan paling akurat. Resiko morbiditas dan mortalitas

kardiovaskular juga meningkat secara bermakna dengan adanya proteinuria.

Page 14: REFERAT FARRAS

Proteinuria patologis

• Proteinuria yang berat seringkali disebut

massif, terutama keadaan nefrotik, yaitu

protein dalam urin lebih dari 3-3.5 gram /24

jam pada dewasa atau 40mg/m2/jam pada

anak-anak., biasanya berhubungan secara

bermakna dengan lesi/kebocoran glomerulus.4

Page 15: REFERAT FARRAS

Cara pemeriksaan• Kualitatif– Kolorimetrik

• protein akan mengubah warna ( tetrabromofenol biru) yang dimasukkan ke dalam dipstick.

– Turbidimetrik• protein dalam urin dipresipitasi dengan menggunakan (Asam

sulfosalisilat) atau dipanasi (protein rebus)

Positif palsu Negatif palsu

Dipstick

Urin terlalu pekat Urin encer

Hematuria grossImmunoglobulin rantai

ringan

Asam

sulfosalisilat

Urin terlalu pekat

Urin encer

Hematuria gross

Kontras media radiologi

Kadar penisilin dan sefalosporin

tinggi

Page 16: REFERAT FARRAS

Skala Proteinuria

DerajatJumlah

Konsentrasi Harian

Negatif 5-20 mg/ dL -

1+ 30 mg/ dL <0.5 g/ hari

2+ 100 mg/ dL 0,5-1 g/ hari

3+ 300 mg/ dL 1-2 g/ hari

4+ >2000 mg/ dL >2 gr/ hari

Page 17: REFERAT FARRAS

• Kuantitatif– Idealnya dengan menampung urin 24 jam– Kurang akurat pada bayi dan anak rasio protein (mg/

DL) dibagi kreatinin (mg/ dL) pada satu pengeluaran urin. Rasio normal untuk anak kurang dari 2 tahun adalah < 0,5, untuk yang > 2tahun rasionya kurang dari 0,2.

Subyek Rasio protein/ kreatinin

Anak normal

< 2 tahun < 0,5

> 2 tahun < 0,2

Anak dengan proteinuria >1,5

Page 18: REFERAT FARRAS

Patofisiologi

• Proteinuria glomerular• Proteinuria tubular• Proteinuria overload• Proteinuria karena peubahan hemodinamik

Page 19: REFERAT FARRAS

Proteinuria Glomerular• paling umum dan berkaitan dengan ekskresi

protein >2 g/ 24 jam• Kerusakan dinding kapiler glomerulus (sawar

selektif ukuran dan muatan terhadap protein plasma)– Selektif : BM kecil (albumin)– Non selektif : BM besar (IgG)

• DD: glomerulonefritis, sindrom nefrotik, nefropati diabetikum

Page 20: REFERAT FARRAS

Proteinuria tubular• Lebih jarang , ekskresi protein <2 gram/ 24 jam• hanya 30-370 mikrogram diekskresi dalam urin

normal pada manusia, pada kerusakan tubulus proksimal mencapai 100 miligram.

• Petanda lain ekskresi lisozim dalam jumlah besar, protein pengikat retinol dan alfa1 mikroglobulin.

• DD : nefropati refluks, nekrosis tubular akut, penyakit ginjal polikistik

Page 21: REFERAT FARRAS

Proteinuria overload

• Protein dengan BM rendah yang difiltrasi normal oleh glomerulus kemudian direabsorpsi tubulus namun masih ditemukan dalam jumlah besar dan melewati daya reabsorpsi tubulus proteinuria overload

• DD : mieloma multipel (imunoglobulin rantai ringan),

leukemia mielositik (lisozim ), rhabdomiolisis (mioglobin)

Page 22: REFERAT FARRAS

Proteinuria hemodinamik• Perubahan-perubahan hemodinamik intrarenal

menimbulkan hiperfiltrasi dan hipertensi intraglomerular kerusakan kapiler glomerulus proteinuria

• DD : Hipertensi, gagal jantung kongestif, stress emosional.

Page 23: REFERAT FARRAS

Evaluasi

Negatif

Dipstick

Uji asam sulfosalisilat

Positif

BUN, kreatinin serum diikuti tiap 6 bulan

Protein, kreatinin dalam urin 24 jam

Proteinuria orthostatik

Uji proteinuria orthostatik

Positif

Negatif (selanjutnya tidak diuji)

Proteinuria persisten

Normal seluruhnya, hematuria -, silinder -

Hematuria, silinder

Urinalisis lengkap, urin pagi

Jumlah normalJumlah abnormal

Mungkin memerlukan uji tambahan

Page 24: REFERAT FARRAS

Pemeriksaan tambahan1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

2. Urinalisis

3. Proteinuria kuantitatif

4. Darah tepi lengkap

5. Kimia darah : K, Na, Cl, CO2, glukosa, BUN, kreatinin, asam urat, Ca, P, protein

total, albumin, kolesterol, dsb

6. Komplemen hemolitik serum

7. Uji antibodi antinuklir, anti streptokok (ASTO, Streptozim, anti DNA ase B)

8. Uji proteinuria selektif

9. Urin : Beta2 mikroglobulin, Alfa1 mikroglobulin, protein pengikat retinol, lisozim, dsb

10. Imuno elektroforesis urin

11. USG Abdomen

12. Biopsi ginjal

Page 25: REFERAT FARRAS

Diagnosa banding• Orthostatik• Transient

demam, olahraga, gagal jantung kongestif, kejang, stres emosional

• Persisten :– Glomerular• Kongenital/ herediter : Sindrom nefrotik kongenital, sindrom

Alport• Didapat

– Primer/ idiopatik : Kelainan minimal, glomerulosklerosis fokal segmental, glomerulonefritis membranoproliferatif, nefropati membranosa, glomerulonefritis proliferatif, nefropati IgA, glomerulonefritis kronik

Page 26: REFERAT FARRAS

• Sekunder– Infeksi : Glomerulonefritis akut pasca streptokokus, hepatitis B, malaria,

schistosomiasis, nefritis paru, endokarditis bakterial subakut, AIDS, dll– Kelainan Multisistem : SLE, Purpura Henoch-Schoenlein, Sindrom hemolitik

uremik, Diabetes Mellitus, Sindrom Good Pasture, amiloidosis– Obat-obatan : Penisilinamin, OAINS, kaptopril, garam emas, trimetadion,

merkuri– Neoplasma : Leukemia, limfoma, Karsinoma– Lain-lain : Cangkok ginjal kronik, nefropati refluks, trombosis vena renalis,

stenosis arteri renalis, hipertensi

– TubularNefritis interstisialis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, serkoidosis, nefrokalsinosis, hiperkalsemia, gout, hipokalemia, nefropati refluks, uropati obstruktif, obat-obatan (analgesik, aminoglikosida, siklosporin)

– Overload• Rantai ringan : Diskrasia sel plasma• Lisosim : Leukemia mielositik dan monositik• Mioglobin : Rhabdomiolisis• Hemoglobin : hemolisis

Page 27: REFERAT FARRAS

Penatalaksanaan• Pengobatan proteinuria didasarkan pada penyakit

yang mendasarinya.• Paling umum adalah nefropati diabetes kontrol

indeks glikemik.• Medikamentosa– angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor,– ACE inhibitor + antagonis aldosteron (spironolakton)/

angiotensin receptor blocker (ARB) mengurangi kehilangan protein.

– Proteinuria sekunder karena autoimun harus ditangani dengan steroid ditambah penggunaan ACE inhibitor.

Page 28: REFERAT FARRAS