3
EPIDEMIOLOGI Data Statistik Amerika Serikat Ulkus dekubitus adalah komplikasi yang sering terjadi pada fasilitas perawatan akut maupun kronik. Telah diperkirakan bahwa terdapat 1 juta kasus ulkus dekubitus yang ada di negara Amerika Serikat. Namun, informasi pasti pada epidemiology kondisi ini masilah sangat terbatas. Insiden dari ulkus dekubitus yang tercatat yaitu berkisar antara 2,7%- 29%. Pasien perawatan ICU memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap ulkus dekubitus dengan angka insidens sebesar 33%. Pada tahun 1999, Survey prevalensi nasional ke 5 untuk ulkus dekubitus melaporkan bahwa angka prevalensi tertinggi yaitu pada pasien ICU yaitu 21.5%. kelompok umur pasien yang tersering mengalami komplikasi ini yaitu berkisar antara usia 71-80 tahun. Pasien manula dengan perawatan akut untuk prosedur ortopedi non elektif memiliki resiko yang lebih tinggi menderita ulkus dekubitus dibandingkan pasien lainnya, dengan angka insidens sebesar 66%. Pada sebuah penelitian pada 658 pasien dengan usia 65 tahun keatas yang akan menjalani operasi fraktur panggul, Baumgarten dkk menemukan bahwa sekitar 36,1% akan menderita ulkus dekubitus dalam 32 hari setelah kepulangan dari rumah sakit. Pada pasien dengan gangguan neurologis, angka kejadian ulkus dekubitus berkisar antara 7-8%, dengan resiko berkisar antara 25-85%. Ulkus dekubitus juga terdata sebagai salah satu penyebab kematian pada 7-8% pasien dengan paraplegia. Pasien-pasien ini juga memiliki angka rekurensi tertinggi sebesar 80%. Pada pasien dengan cedera tulang belakang (Spinal Cord Injury), angka insidens untuk ulkus dekubitus berkisar antara 25-66%. Sebuah studi prevalensi ulkus dekubitus dengan cedera tulang belakang (spinal cord injury), menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat keparahan tertinggi dari cedera tulang belakang, memiliki resiko yang lebih besar terjadinya ulkus dekubitus dibandingkan dengan pasien

REFERAT EPID

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

EPIDEMIOLOGIData Statistik Amerika SerikatUlkus dekubitus adalah komplikasi yang sering terjadi pada fasilitas perawatan akut maupun kronik. Telah diperkirakan bahwa terdapat 1 juta kasus ulkus dekubitus yang ada di negara Amerika Serikat. Namun, informasi pasti pada epidemiology kondisi ini masilah sangat terbatas. Insiden dari ulkus dekubitus yang tercatat yaitu berkisar antara 2,7%-29%. Pasien perawatan ICU memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap ulkus dekubitus dengan angka insidens sebesar 33%.Pada tahun 1999, Survey prevalensi nasional ke 5 untuk ulkus dekubitus melaporkan bahwa angka prevalensi tertinggi yaitu pada pasien ICU yaitu 21.5%. kelompok umur pasien yang tersering mengalami komplikasi ini yaitu berkisar antara usia 71-80 tahun. Pasien manula dengan perawatan akut untuk prosedur ortopedi non elektif memiliki resiko yang lebih tinggi menderita ulkus dekubitus dibandingkan pasien lainnya, dengan angka insidens sebesar 66%. Pada sebuah penelitian pada 658 pasien dengan usia 65 tahun keatas yang akan menjalani operasi fraktur panggul, Baumgarten dkk menemukan bahwa sekitar 36,1% akan menderita ulkus dekubitus dalam 32 hari setelah kepulangan dari rumah sakit.Pada pasien dengan gangguan neurologis, angka kejadian ulkus dekubitus berkisar antara 7-8%, dengan resiko berkisar antara 25-85%. Ulkus dekubitus juga terdata sebagai salah satu penyebab kematian pada 7-8% pasien dengan paraplegia. Pasien-pasien ini juga memiliki angka rekurensi tertinggi sebesar 80%. Pada pasien dengan cedera tulang belakang (Spinal Cord Injury), angka insidens untuk ulkus dekubitus berkisar antara 25-66%.Sebuah studi prevalensi ulkus dekubitus dengan cedera tulang belakang (spinal cord injury), menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat keparahan tertinggi dari cedera tulang belakang, memiliki resiko yang lebih besar terjadinya ulkus dekubitus dibandingkan dengan pasien dengan tingkat keparahan yang lebih rendah dari cedera tulang belakang. Dari 100 pasien dengan ulkus dekubitus, 33 orang terklasifikasi menderita ulkus dekubitus grade 2 atau lebih. Pasien kulit hitam memiliki ulkus yang lebih parah dibandingkan dengan grup ras yang lainnya.Beberapa penulis berspekulasi bahwa untuk mendeteksi adanya eritema pada kulit akan lebih sulit pada pasien dengan hiperpigmentasi kulit. Oleh karena kulit kemerahan yang tidak memucat adalah sebuah warning sign dari perkembangan ulkus dekubitus, kesulitan untuk mendeteksi eritema pada pasien kulit hitam dapat menyebabkan kegagalan dalam mengenali grade I dari ulkus dekubitus.ANGKA STATISTIK INTERNASIONALSebuah studi jerman yang meneliti 18000 pasien perawatan jangka lama, menemukan bahwa angka prevalensi menurun dari 12.5% pada tahun 2002 menjadi 5% pada tahun 2008. Penurunan prevalensi ini disebabkan karena adanya strategi manajemen yang lebih efektif dan adanya pencegahan yang lebih baik.Demografi yang Berkaitan dengan Usia Prevalensi dari ulkus dekubitus tampaknya memiliki hubungan yang erat dengan usia. Terdapat sedikit peningkatan prevalensi pada usia decade ketiga dengan trauma neurologi. Immobilitas dan berkurangnya sensasi membuat pasien-pasien ini memiliki resiko lebih tinggi menderita ulkus dekubitus. Pengobatan dari ulkus ini mempunyai kesulitan dalam hal financial, dimana salah satu rumah sakit melaporkan pengeluaran rata-rata untuk pengobatan yaitu sekitar $78,000 untuk setiap pasien dengan ulkus dekubitus.Pada pasien dengan kategori usia 40-75 tahun ke atas, angka insiden pun meningkat. 2/3 dari pasien akan menderita ulkus dekubitus pada usia 70 tahun ke atas. Demografi yang Berkaitan dengan Jenis Kelaminpada kebanyakan pasien muda yang menderita ulkus dekubitus adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki. Pada pasien yang lebih tua, kebanyakan pasien yang menderita ulkus dekubitus adalah pasien dengan jenis kelamin perempuan.Demografi yang Berkaitan dengan RasPenelitian dari Howard dan Taylor menemukan bahwa insiden ulkus dekubitus lebih tinggi pada pasien kulit hitam dibandingkan pasien kulit putih dengan angka 4,7% pada kulit hitam dan 3,4% pada pasien kulit putih.