25
LAPORAN KASUS I KORPUS ALIENUM DI KORNEA OLEH: Baiq Gerisa R. F. H1A 004 006 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB 1

Referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lapsus Mata

Citation preview

Page 1: Referat

LAPORAN KASUS I

KORPUS ALIENUM DI KORNEA

OLEH:

Baiq Gerisa R. F.

H1A 004 006

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI BAGIAN

ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

OKTOBER 2009

1

Page 2: Referat

RINGKASAN AWAL

Subyek (S) :

Mata kiri seperti ada pasir (+), mata merah (-), nyeri (-), gatal (-), air mata normal,

penglihatan silau (+), penglihatan kabur (+). Riwayat trauma ringan pada mata kiri (+) 1 bulan

yang lalu. Riwayat terapi pengeluaran percikan batu (+), tetapi keluhan mata kabur (+) dan mata

mengganjal (+).

Obyek (O) :

Visus

VOD : 2/60,pinhole maju S – 9,00 6/12 S – 5,00

VOS : 6/30,pinhole maju S – 1,50 6/12

tes flourescein (+), terletak di tepi pupil pada pukul 07.00 dengan diameter ± 1x1 mm

Assesment (A) :

Korpus alienum di kornea

Planning (P) :

KIE : Menggunakan pelindung mata (kacamata) saat bekerja, segera membilas

dengan air bersih pada mata yang terkena percikan (tapi jangan digosok-gosok agar

luka tidak tambah dalam)

Medikamentosa : Tetes mata steroid + antibiotik

2

Page 3: Referat

PENDAHULUAN

Laki-laki berusia 22 tahun datang dengan keluhan pada mata kiri terasa seperti ada pasir, mata

merah (-), nyeri (-), gatal (-), air mata normal, penglihatan silau (+), tajam penglihatan tidak

normal (kabur). Pasien ini memiliki riwayat trauma ringan pada matanya. Dari hasil pemeriksaan

pada mata yaitu tes flourescein (+), terletak di tepi pupil pada pukul 07.00 dengan diameter ±

1x1 mm. Pasien ini tidak dilakukan eksterpasi dan diberi pengobatan tetes mata steroid dan

antibiotik.

3

Page 4: Referat

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Z

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pengrajin Batu

Alamat : Penujak

Tanggal pemeriksaan : 20 Oktober 2009

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Mata kiri terasa seperti ada pasir.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien merasa seperti ada pasir di mata kirinya, mata merah (-), nyeri (-), gatal (-), air

mata normal, penglihatan silau (+), tajam penglihatan dirasakan kabur. Sebelumnya satu

bulan yang lalu, pasien sedang bekerja mengecilkan batu dan terkena percikan batu pada

mata kiri. Kemudian mata kiri terasa sedikit nyeri, mata merah (+), air mata banyak,

penglihatan silau (+), mata bengkak (+), penglihatan dirasakan kabur. Satu minggu

kemudian pasien pergi berobat ke RSU Praya, menurut pasien di sana ia diberi obat dan

sisa percikan batu di keluarkan, tetapi 3 minggu kemudian keluhan mata terasa

mengganjal dan mata kabur masih dikeluhkan sehingga pasien pergi berobat ke RSUP

NTB.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah menderita gejala-gejala seperti yang dirasakan sekarang ini. Riwayat

hipertensi (-), DM (-), riwayat penyakit mata sebelumnya (-), riwayat alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada dari keluarga pasien yang menderita penyakit/gejala yang sama dengan yang

diderita oleh pasien saat ini.

4

Page 5: Referat

Riwayat Pengobatan Sebelumnya :

Pasien pernah berobat mata sebelumnya di RSU Praya tapi pasien lupa nama obatnya.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal pemeriksaan : 20 Oktober 2009

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Status lokalis :

No Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri

Visus 2/60,pinhole maju S

– 9,00 6/12 S –

5,00

6/30,pinhole maju S

– 1,50 6/12

Lapang pandang Normal Normal

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Palpebra superior

Edema

Hyperemia

Papil

Entropion

Silia

Pseudoptosis

Sikatrik

- -

- -

- -

- -

Normal Normal

- -

- -

5

Page 6: Referat

Palpebra inferior

Silia

Trikiasis

Hyperemia

Edema

Normal Normal

- -

- -

- -

Konjungtiva palpebra

Superior

Inferior

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)

Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-),

Konjungtiva bulbi

Injeksi konjungtiva

Injeksi silier

- -

- -

Kornea

Kejernihan

Permukaan

Infiltrate

Benda asing

Fluorescein

Tes Seidel

Jernih Jernih

Cembung Cembung

(-) (-)

(-) (+), warna putih, terletak di tepi pupil pada pukul 07.00,

diameter ± 1x1 mm

(-) (+)

(-) (-)

Bilik mata depan Kedalaman cukup Kedalaman cukup

6

Page 7: Referat

Hifema (-)

Hipopion (-)

Hifema (-)

Hipopion (-)

Iris Warna coklat

Iridodenesis (-)

Iridodialisis (-)

Sinekia (-)

Warna coklat

Iridodenesis (-)

Iridodialisis (-)

Sinekia (-)

Pupil

Bentuk

Refleks langsung

Refleks tidak langsung

Regular Regular

(+) (+)

(+) (+)

Lensa Jernih

Iris shadow (-)

Jernih

Iris shadow (-)

TIO (palpasi) Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

7

Page 8: Referat

IV. DIAGNOSIS

Korpus alienum di kornea

V. DIAGNOSIS BANDING

Keratitis, Benda asing intraokuler, erosi kornea.

VI. USULAN PEMERIKSAAN

Tidak adakarena pemeriksaan yang telah dilakukan sudah dapat menentukan diagnosis.

VII. PENATALAKSANAAN

KIE : Menggunakan pelindung mata (kacamata) saat bekerja, segera membilas

dengan air bersih pada mata yang terkena percikan (tapi jangan digosok-gosok agar

luka tidak tambah dalam)

Medikamentosa : Tetes mata steroid + antibiotik

VIII. PROGNOSIS

Prognosis pada kasus ini adalah baik

8

Benda asing

Fluorescein (+)

Page 9: Referat

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Kornea 1

Kornea adalah jaringan yang tranparan tidak mengandung pembuluh darah (avaskuler). Sifat

avaskuler ini penting untuk penerimaan transplantasi kornea oleh resipien dari donor siapapun tanpa

memandang kesamaan sifat genetis. Bentuk kornea bundar melengkung seperti kaca arloji. Pembiasan

cahaya/sinar terkuat dilakukan oleh kornea, di mana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan masuk

kornea. Pembiasan cahaya terutama terjadi di permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam

bentuk dan kejernihan kornea akan mengganggu pembentukan bayangan yang baik pada retina.

Jaringan kornea terdiri atas lima lapisan, yaitu (dari luar ke dalam) : 1

1. Epitel Kornea : Terdiri dari 5 lapisan sel skuamosa, yang tersusun sangat rapi dan merupakan

lanjutan dari epitel konjungtiva bulbi.

2. Membran Bowman : Letaknya di bawah epitel dan terdiri dari lamel-lamel tanpa sel atau nukleus

dan merupakan modifikasi dari jaringan stroma.

3. Jaringan Stroma : Terdiri dari jaringan yang tersusun sejajar dan sangat rapi dan 90% ketebalan

kornea adalah jaringan stroma. Karena inilah, kornea menjadi sangat jernih. Keratosit merupakan sel

stroma kornea yang merupakan fibroblast yang terletak di antara serat kolagen stroma.

4. Membran Descemet : Merupakan membran aseluler yang bersifat sangat elastik dengan ketebalan

± 40µm dan merupakan batas posterior dari stroma kornea yang dihasilkan sel endotel dan merupakan

membran basalnya.

5. Endotel : Berasal dari mesothelium, berlapis satu dengan bentuk heksagonal. Endotel melekat pada

membran descemet melalui hemidesmosom dan zonula okluden. Innervasi saraf sensorik untuk

kornea berasal dari percabangan pertama saraf Trigeminus (N.V) yaitu ophtalmicus. Di epitel kornea

tersebar akhiran saraf sensibel. Epitel kornea merupakan sawar yang andal bagi mikroorganisme yang

akan masuk kornea. Tetapi kalau epitel terkena trauma dan rusak, maka membran Bowman menjadi

kultur yang sangat baik untuk bermacam-macam mikroorganisme, terutama Pseudomonas

Aeruginosa.

9

Page 10: Referat

Trauma Mata2

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata.

Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan

sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.

Macam-macam bentuk trauma:

a. Fisik atau Mekanik

Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup

botol tidak dengan alat, ketapel

Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan

Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam,

terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin,

dan peluru karet

b. Khemis

Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur,

lem (perekat)

cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata

c. Fisis

Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari

Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi

Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma

Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda

asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan

beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan

10

Page 11: Referat

misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak

beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman

Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan

sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala

(retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan

menetap

Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma

khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita

nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat

menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan

BENDA ASING DI KORNEA

Pengertian3

Benda asing di kornea adalah adanya benda asing di kornea, dapat berupa logam, kaca,

bahan organik dll.

Pathofisiologi3

Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda asing

dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut

diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar.

Benda asing dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi

pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan

kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada COA dan terdapat

infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan

nekrosis jaringan

Etiologi dan faktor resiko3

Adanya benda asing di kornea disebabkan karena adanya bahan-bahan seperti logam, kaca,

bahan organik yang bersarang (menetap) di kornea. Hal ini terjadi oleh karena adanya

11

Page 12: Referat

trauma ringan oleh benda asing sehingga benda asing tersebut bersarang (menetap) di

kornea.

Gejala3

1. Nyeri

2. Sensasi benda asing

3. Fotofobia (silau)

4. Mata merah

5. Air mata banyak

Pemeriksaan fisik3

1. Visus normal atau menurun

2. Injeksi konjungtiva

3. Injeksi silier

4. Slit lamp

5. Flare (+)

6. Benda asing (+)

7. Defek epitel (+)

8. Fluorescein (+)

Diagnosis banding3 :

1. Benda asing intraokuler

2. Keratitis

12

Page 13: Referat

Penatalaksanaan5

1. Eksterpasi (mengeluarkan benda asing dari kornea)

2. Salep steroid + antibiotik

Teknik Eksterpasi4

1. Tetesi mata dengan anestesi mata

2. Basahkan fluorescein strip

3. Aplikasikan fluorescein strip pada kornea. Periksa kornea di bawah sinar UV

4. Periksa mata bagian bawah saat mata melirik ke atas

5. Periksa mata bagian atas saat mata melirik ke bawah

6. Jika benda asing berada di superfisial, irigasi mata dan bersihkan dengan menggunakan

cotton-bud aplikator (hati-hati,jangan sampai tertekan karena benda asing bisa masuk

lebih dalam lagi dan dapat menyebabkan abrasi kornea yang lebih luas)

7. apabila tidak berhasil dapat digunakan jarum gauge no. 25 atau 27 dengan cara

mengarahkan ke tepi (menjauhi kornea) dan arah bevel jarum miring untuk mengurangi

peluang terjadi perforasi kornea

Komplikasi3

1. Perforasi

2. Infeksi

Prognosis3

1. Baik, tetapi dapat menimbulkan sikatrik.

2. Buruk, bila telah terjadi perforasi dan infeksi. Luka tembus pada mata dan benda asing

intraokuler dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk.

13

Page 14: Referat

PEMBAHASAN

1. Apakah diagnosis dan pemeriksaan kasus ini sudah tepat?

Menurut Bashour M., 2008, adanya benda asing pada kornea dapat diketahui dari

gejala dan pemeriksaan yang dilakukan seperti sensasi benda asing, photopobia,dan lain-

lain. Pemeriksaan yang umum dilakukan adalah pemeriksaan visus, slitlamp, fluorescein

(+).

Anamnesis pada pasien didapatkan bahwa pasien datang ke Poli Mata RSUP NTB

dengan keluhan pada mata kirinya seperti ada pasir, mata merah (-) nyeri (-) gatal (-), air

mata normal, penglihatan silau (+), penglihatan kabur. Pasien memiliki riwayat trauma

ringan pada mata kirinya yaitu pada satu bulan yang lalu, pasien terkena percikan batu

saat pasien sedang bekerja mengecilkan batu. Kemudian mata kiri terasa nyeri, mata

merah (+), bengkak (+), air mata banyak, penglihatan silau (+), penglihatan kabur. Pasien

kemudian berobat ke RSU Praya satu minggu kemudian tetapi keluhan mata mengganjal

dan mata kabur tidak berkurang sehingga pasien pergi berobat ke RSUP NTB.

Pada pemeriksaan fisik di RSUP NTB, didapatkan hasil bahwa pada mata kiri pasien

terdapat benda asing berwarna putih yang berukuran diameter ± 1x1 mm, yang berada di

tepi pupil (± pukul 07.00). Kemudian dilakukan pemeriksaan fluorescein dan slitlamp dan

didapatkan hasil bahwa terdapat benda asing di kornea dan fluorescein (+) yaitu benda

asing dikelilingi oleh warna hijau, sedangkan benda asing tidak berwarna hijau.

Oleh karena itu, pada kasus ini didiagnosa sebagai korpus alienum di kornea.

2. Apa penyebab terjadinya kasus ini?

Korpus alienum di kornea yang terjadi pada pasien ini, disebabkan oleh adanya

benda asing yang bersarang di kornea karena adanya trauma ringan (Bashour M., 2008).

Hal ini diperoleh dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis, didapatkan

hasil bahwa pasien memiliki riwayat trauma pada mata kiri saat bekerja. Sedangkan pada

pemeriksaan fluorescein serta slitlamp didapatkan hasil fluorescein (+) dan benda asing

(+) berwarna putih dengan ukuran diameter ± 1x1 mm.

14

Page 15: Referat

3. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?

Penatalaksanaan pada kasus ini adalah diberi tetes mata yang mengandung steroid dan

antibiotik dimana steroid berfungsi sebagai anti radang dan antibiotik untuk mencegah

dan mengobati infeksi (Vaughan D. G., 2000). Pada pasien ini tidak dilakukan eksterpasi

yang kedua karena letak dari corpus alienum yang tidak berada pada axis visus tidak

terlalu mengganggu penglihatan dan jika dilakukan eksterpasi dikhawatirkan akan

membentuk suatu defek (kebocoran) yang lebih besar yang akan memperberat keadaan

kornea, tetapi apabila dalam 3 hari tidak ada penyembuhan sebaiknya tetap dilakukan

eksterpasi.

4. Apa prognosis kasus ini?

Prognosis pada kasus ini adalah baik, karena segera dilakukan tindakan eksterpasi (3

minggu yang lalu). Walaupun letaknya berada di tepi pupil tetapi benda asing tetap

berada di ekstra okuli sehingga prognosisnya baik.

15

Page 16: Referat

Ringkasan Akhir

Pasien rawat jalan dengan keluhan awal yaitu mata kiri terasa seperti ada pasir, mata merah (-),

nyeri (-), gatal (-), air mata normal, penglihatan silau (+), tajam penglihatan tidak normal

(kabur). Pasien ini memiliki riwayat trauma ringan pada matanya. Dari hasil pemeriksaan pada mata

yaitu tes flourescein (+), terletak di tepi pupil pada pukul 07.00 dengan diameter ± 1x1 mm.

Pasien ini tidak dilakukan eksterpasi dan diberi pengobatan tetes mata steroid dan antibiotik. Pasien

akan kembali lagi dalam waktu 3 hari untuk kontrol, dan apabila tidak ada perkembangan maka akan

dilakukan eksterpasi kedua untuk mengangkat sisa percikan benda asing (percikan batu).

16

Page 17: Referat

TINJAUAN PUSTAKA

1. Al Faqih M. A., 2002. Keratitis. Available on http://fkuii.org/tiki-

download_wiki_attachment.php?attId=2277&page=LEM%20FK%20UII

2. Anonim, 2008. Trauma Mata. Available on

http://www.rsmyap.com/component/option,com_frontpage/Itemid,1/

3. Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available on

http://emedicine.medscape.com/ article/ 1195581-overview

4. Cao, C. E., 2009. Foreign Body Removal, Cornea: Treatment & Medication. Available

on http://emedicine.medscape.com/article/82717-treatment

5. Vaughan D. G., 2000. Oftalmologi Umum. Jakarta : Widya Medika.

17