Upload
oviamoi
View
362
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
simtomstologi
Citation preview
A. Definisi Simptomatologi
Simptomatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala.
Simptomatologi gangguan jiwa berarti ilmu yang mempelajari gejala-gejala gangguan
jiwa. Dalam kerja psikiatri (ilmu tentang cara pengobatan jiwa yang sakit),
mempelajari gejala-gejala sangat penting artinya. Tidak saja untuk menentukan atau
mengklasifikasikan gangguan yang dialami penderita, tetapi yang lebih penting
adalah untuk mengidentifikasi sebab-sebab dari gangguan tersebut (etiologi).
a) Sindrom
Sindrom/sindroma adalah kumpulan gejala yang membedakan antara penyakit
atau gangguan yang satu dengan yang lain. Misalnya ada sejumlah gejala (a,b,c).
Ketiga gejala tersebut dapat dipahami tentang adanya penyakit tertentu. Jadi
sifatnya khas dan menunjukkan suatu penyakit tertentu.
b) Sign
Sign adalah gejala-gejala yang dapat diobservasi (observable) dan pada umumnya
bersifat objektif (mengenai fisik).
c) Simptom
Simptom adalah gejala-gejala yang tidak dapat diobservasi (unobservable) oleh
orang lain, tetapi mungkin merupakan gejala bagi orang yang bersangkutan. Jadi
sifatnya subjektif, karena itu harus ditanyakan kepada yang bersangkutan.
d) Gejala primer primer & sekunder
Gejala primer dan sekunder dibedakan atas urutan munculnya gejala. Gejala
primer adalah gejala pertama yang dialami oleh seseorang, sedangkan gejala
sekunder gejala yang muncul kemudian. Misalnya seorang penderita insomnia
(sulit tidur) kemudian diikuti munculnya halusinasi. Ini berarti insomnia adalah
gejala primer dan halusinasi adalah gejala sekunder.
e) Gejala dasar dan gejala tambahan
Gejala dasar adalah gejala-gejala yang ada dalam tiap gangguan tertentu, terutama
setelah gangguan tersebut mencapai intensitas tertentu, atau gejala utama dari
suatu gangguan tertentu. Gejala ini penting untuk kepentingan diagnosis
sedangkan gejala tambahan adalah gejala-gejala yang belum tentu ada pada setiap
gangguan. Misalnya pada penderita skizophrenia, maka gejala dasarnya adalah
kerancuan pikiran, sedang gejala tambahannya dapat berupa halusinasi, ilusi, dan
sebagainya yang mungkin berbeda untuk setiap penderitanya.
f) Gejala organogenik dan gejala psikogenik
Perbedaan gejala ini berdasarkan pada asal atau sebabnya. Gejala organogenik
adalah gejala-gejala yang muncul sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi
organik. Sedangkan gejala psikogenik adalah gejala-gejala yang muncul dan
berasal dari adanya gangguan-gangguan dalam fungsi psikologis yang terutama
berakar pada alam kesadarannya. Misalnya, seseorang yang pusing karena banyak
pikiran, merupakan gejala psikogenik. Sedangkan orang yang pusing karena
keracunan makanan adalah gejala organogenik, sekalipun gejala yang
ditampakkan bersifat kejiwaan.
g) Gejala prodomal dan residual
Gejala prodomal adalah gejala-gejala yang ditunjukkan sebelum sakit, pada awal
sakit atau selama fase sakit. Sedangkan gejala residual adalah gejala-gejala yang
ditunjukkan sesudah fase sakit.
B. Beberapa macam-macam simtomatologi psikiatri antara lain :
1. Kesadaran
Persepsi yangg dimodifikasi oleh emosi dan pikiran diri seseorang, sensorium
sering di identikkan dengan kesadaran sensorium kearah kognitif.
a. Gangguan Kesadaran/ Conciousness
Jenis-jenis gangguan kesadaran:
1) Disorientasi, yaitu kesadaran pemahaman diri dalam lingkungan atau
gangguan orientasi waktu, tempat, orang dan situasional.
2) Pengaburan kesadaran, yaitu kejernihan ingatan yang tidak lengkap disertai
gangguan persepsi dan sikap.
3) Stupor, yaitu hilangnya reaksi ketidaksadaran terhadap lingkungan
sekelilingnya seperti orang yang tertidur lelap dimana ingatan, orientasi
dan pertimbangannya sudah hilang. Bila dirangsang hanya sedikit
memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka mata
sebentar kemudian tidur lagi.
4) Delirium, yaitu kebingungan, kegelisahan reaksi disorientasi yang disertai
rasa`takut dan halusinasi.
5) Twilight state, yaitu keadaan remang, gangguan kesadaran dengan
halusinasi.
6) Dream like state, yaitu keadaan mimpi, gangguan kesadaran pada epilepsi
psikomotor.
7) Somnolen yaitu kesadaran rendah sebelum koma seperti orang tidur, tidak
acuh terhadap sekelilingnya namun masih bereaksi terhadap rangsangan
yang kuat.
8) Koma vigil, yaitu pasien tertidur tetapi dapat dibangunkan, mutisme
akinetik.
9) Koma yaitu penurunan derajat kesadaran berat dan sudah tidak ada reaksi
terhadap rangsangan yang kuat.
b. Gangguan Atensi/Perhatian
Jenis-jenis gangguan atensi/perhatian:
1) Atensi/Perhatian, yaitu usaha yangg dilakukan untuk memusatkan pada
bagian tertentu dari pengalaman; kemampuan untuk tetap memfokuskan
perhatian pada`suatu aktifitas; kemampuan untuk berkonsentrasi.
2) Distrakbilitas, yaitu ketidakmampuan mengarahkan/memusatkan perhatian
dirinya, perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak
berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.
3) Inatensi Selektif, yaitu hambatan atensi/perhatian karena ada hal-hal yang
menimbulkan kecemasan.
4) Hipervigilensi/Kewaspadaan berlebih, yaitu perhatian atau konsentrasi yang
berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi
pada pasien paranoid dan cemas.
5) Trance/Keadaan tidak sadarkan diri, yaitu tidak sadarkan diri karena
perhatian terpusat dan kesadaran berubah; biasanya terlihat pada hipnosis,
gangguan disosiatif, & pengalaman religius yang luar biasa.
c. Gangguan Sugestibilitas.
Kepatuhan dan respon yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh.
1) Folie a deux (folie`a trois), yaitu penyakit emosional yang berhubungan
pada dua orang atau lebih, salah satu orang paranoid yang lain akan
menjadi paranoid.
2) Hipnosis, yaitu modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang
ditandai dengan peningkatan sugestibilitas.
2. Emosi
Suatu komplek keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik dan
perilaku yang berhubungan dengan afek dan mood.
a. Afek
Ekspresi emosi yang terlihat pemeriksa.
1) Afek yang sesuai (appropiate affect), yaitu irama emosi harmonis dengan
gagasan pikiran atau pembicaraan yang menyertai; afek yangg luas dan
penuh dimana rentang emosional yang lengkap diekspresikan secara
sesuai.
2) Afek tidak sesuai (inappropiate affect), yaitu ketidakharmonisan antara
irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang
menyertainya.
3) Afek tumpul (blunted affect) yaitu manifestasi penururan afek yang berat
pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar. Afek/emosinya
datar, tumpul, atau dingin.
4) Afek terbatas (restricted affect), yaitu penurunan intensitas irama perasaan
tidak separah afek tumpul.
5) Afek datar (flat affect), yaitu tidak ada ekspresi afek; suara yang monoton;
wajah tidak ada mimik.
6) Afek labil (labile affect), yaitu perubahan irama afek cepat dan tiba-tiba
yang tidak berhubungan dengan stimuli eksternal.
b. Mood
Emosi yang meresap dan dipertahankan, dialami secara subjektif,
dilaporkan pasien dan terlihat orang lain.
1) Mood disforik, yaitu perasaan yang tidak menyenangkan, sedih, merasa
bersalah dan marah.
2) Mood eutimik, yaitu mood rentang normal atau perasaan yang wajar.
3) Mood meluap-luap (expansive mood), yaitu ekspresi perasaan seseorang
tanpa pembatasan; sering kali dengan penilaian yang berlebih terhadap
kepentingan atau makna seseorang.
4) Mood irritabel (irritrable mood), yaitu perasaan yang mudah dibuat
marah atau diganggu dan mudah tersinggung.
5) Mood meninggi (elevated mood), yaitu mood yang lebih ceria dari
biasanya dengan suasana keyakinan dan senang.
6) Euforia, yaitu mood yang elasinya kuat disertai rasa kebesaran.
7) Ectasy, yaitu mood yang gembira luar biasanya disertai rasa gairah yang
tinggi.
8) Mood depresi, yaitu perasaan sedih yang psikopatologis ataupun tertekan.
9) Anhedonia, yaitu mood yang rendah disertai hilangnya minat dan
menarik diri dari semua aktifitas rutin dan menyenagkan, biasanya
disertai depresi.
10) Aleksitemia, yaitu seseorang tak mampu atau sulit menggambarkan atau
menyadari mood dan emosinya.
c. Emosi yang lain
1) Kecemasan, yaitu perasaan ketakutan disebabkan oleh dugaan bahaya
yang mungkin berasal dari luar atau dalam dirinya.
2) Kecemasan yang mengambang (free floating anxiety), yaitu rasa takut
yang meresap dan tidak terpusatkan yang tidak berhubungan dengan
gagasan.
3) Ketakutan, yaitu kecemasan oleh adanya bahaya yang dikenal secara
sadar dan realistik.
4) Agitasi, yaitu kecemasan berat yang disertai ketegangan dan kegelisahan
motorik.
5) Ketegangan (Tension), yaitu peningkatan aktivitas motorik dan
psikologis yang tidak menyenangkan.
6) Panik, yaitu puncak kecemasan; serangan kecemasan akut episodik dan
kuat disertai perasaan takut`dan disertai pelepasan otonomik.
7) Apati, yaitu irama emosi yang tumpul disertai ketidak-acuhan terhadap
lingkungannya.
8) Abreaksional, yaitu pelepasan/pelimpahan emosional setelah mengingat
pengalaman yang menakuntukan.
9) Ambivalensi, yaitu terdapat dua impuls/gagasan datang secara bersama
pada orang dan waktu yang sama.
10) Rasa malu, yaitu kegagalan membangun pengharapan diri.
11) Rasa bersalah, yaitu emosi sekunder karena melakukan sesuatu yang
dianggap salah.
d. Gangguan psikologis berhubungan dengan mood.
Suatu tanda disfungsi somatik (biasanya otonomik) pada seseorang dan sering
berhubungan dengan depresi dan juga disebut tanda vegetatif.
1) Anoreksia, yaitu hilangnya atau menurunnya nafsu makan.
2) Hiperfagia, yaitu meningkatnya nafsu makan dan asupan makan.
3) Insomnia, yaitu hilangnya atau menurunnya kemampuan untuk tidur
(early, midle dan late insomia).
4) Hiperinsomnia, yaitu tidur yang berlebihan.
5) Variasi diurnal, yaitu mood yang secara teratur berubah, terburuk saat
bangun tidur dan membaik pada siang hari.
6) Penururan libido, yaitu menurunnya minat, dorongan dan daya seksual
(saat depresi atau meningkat saat pada manik).
7) Konstipasi, yaitu ketidakmampuan atau kesulitan untuk defekasi.
3. Konasi/Perilaku Motorik.
Aspek jiwa dimana impuls, motivasi, harapan, dorongan, insting dan idaman
diekspresikan oleh perilaku dan atau aktivitas motorik seseorang.
1) Ekopraksi, yaitu peniruan gerakan yang patologis oleh seseorang dari orang
lain.
2) Katatonia, yaitu kelainan motorik oleh karena faktor psikogenik.
a) Katalepsi, yaitu suatu posisi tidak bergerak dan dipertahankan terus-
menerus.
b) Agitasi katatonik/furor katatonik, yaitu aktifitas motorik yang teragitasi,
tidak bertujuan dan tidak disebabkan oleh stimuli eksternal.
c) Rigiditas katatonik, yaitu penerimaan posisi atau postur tubuh yang kaku,
disadari, menentang usaha untuk digerakkan.
d) Stupor katatonik, yaitu penurunan aktivitas motorik nyata sampai
immobilitas dan tidak menyadari di sekelilingnya.
e) Posturing katatonik, yaitu postur yang tidak sesuai, kaku, disadari dan
dipertahankan agak lama.
f) fleksibilitas serea, yaitu posisi seseorang dapat diatur seperti lilin oleh
pemeriksa dan dipertahankan agak lama.
3) Negativisme, yaitu menahan tanpa motivasi terhadap semua usaha untuk
menggerakkan atau terhadap semua instruksi/perintah.
4) Katapleksi, yaitu hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yang
dicetuskan oleh keadaan reaksi emosional.
5) Stereotipik, yaitu pola tindakan fisik atau bicara yang terfiksasi dan berulang.
6) Manirisme, yaitu gerakan tidak disadari yang sudah mendarah daging dan
kebiasaan / gerakan menyeringai pd anak.
7) Otomatisme simbolik, yaitu tindakan-tindakan otomatis yang baiasanya
mewakili suatu aktivitas simbolik dan tidak disadari.
8) Otomatisme sugestik, yaitu tindakan-tindakan otomatis tidak disadari
mengikuti sugesti/kepatuhan otomatis mengikuti perintah.
9) Hipoaktivitas (hipokinesis), yaitu penurunan aktivitas motorik & kognitif
seperti retardasi psikomotor, bicara lambat dan pergerakan yang dapat terlihat.
10) Mimikri, yaitu aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada`anak-anak yang
tanpa disadari.
11) Agresi, yaitu tindakan yang kuat, diarahkan tujuan, bisa verbal atau fisik;
bagian afek motorik dari kekasaran, kemarahan atau permusuhan.
12) Acting out ( memerankan ), yaitu ekspresi langsung suatu harapan atau impuls
yang tidak disadari dalam bentuk gerakan; fantasi yang tidak disadari
dihidupkan secara impulsif dalam perilaku.
13) Abulia, yaitu penurunan impuls untuk bertindak/berfikir disertai ketidak
acuhan tentang akibat tindakan.
14) Over aktifitas :
a) Agitasi psiko motor, yaitu aktifitas motorik & kognitif berlebihan tidak
produktif, sebagai respon ketegangan internal.
b) Hiperaktivitas/hiperkinesis, yaitu kegelisahan, agresif, aktifitas destruktif
seringkali dengan patologi otak dasar.
c) Tik, yaitu gerakan motorik spasmodik yang tidak disadari.
d) Somnambulisme/sleep walking, yaitu tidur berjalan, aktifitas motorik saat
tidur.
e) Ataksia, yaitu kegagalan koordinasi gerakan otot.
f) Akatisia, yaitu perasaan subjektif ketegangan motorik karena obat
antipsikotik yang dapat menyebabkan kegelisahan, melangkah bolak-
balik, duduk dan berdiri berulang-ulang; dapat disalah artikan sebagai
agitasi psikotik.
g) Kompulsi, yaitu impuls tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan
segera dan berulang:
Dipsomania, yaitu kompulsif untuk minum alkohol.
Kleptomania, kompulsif untuk mencuri.
Nimfomania, kompulsif untuk melakukan koitus pada wanita.
Satiriasis, yaitu kompulsif untuk koitus pd pria.
Trikotilomania, yaitu kompulsif untuk mencabuti rambut.
Ritual, yaitu aktifitas kompulsif otomatik dalam sifat untuk
menurunkan kecemasan.
Berjudi patologis.
4. Berfikir
Aliran, gagasan simbol dan assosiasi yang diarahkan oleh tujuan dimulai oleh
suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi
pada kenyataan.
a. Gangguan umum bentuk fikir.
1) Berfikir psikosis, yaitu ketidakmampuan membedakan kenyataan dengan
fantasi, tes realitas terganggu dengan menciptakan realitas baru. Reality
test pemeriksan dan pertimbangan objektif tentang dunia diluar diri.
2) Berfikir dereistik (autistik), yaitu preokupasi dgn dunia dalam dan pribadi.
3) Berfikir tidak logis, yaitu berfikir mengandung kesimpulan yang salah
atau kontradiksi internal, berikir ini bersifat patologis jika nyata dan
tidak disebabkan oleh nilai kultural.
4) Berfikir magis, yaitu berfikir dimana fikiran, tindakan dan kata-kata
mempunyai kekuatan misalnya dapat mencegah penyebabkan suatu
peristiwa.
5) Proses berfikir primer yaitu istilah umum berfikir magis, dereistik, tidak
logis. Normal pd mimpi dan abnormal pd psikosis.
b. Gangguan spesifik proses/arus fikir.
1) Neologisme, yaitu kata baru diciptakan pasien, sering kombinasi
beberapa kata, tidak mengandung makna baru, menunjukkan keanehan
psikologik pasien.
2) Word salad/gado-gado kata, yaitu campuran kata dengan frase yang
membingungkan.
3) Inkoherensi, yaitu pembicaraan tidak logis, tidak dapat dimengerti yang
berjalan bersama kata yang diucapkan tidak logis, tanpa tata bahasa
sehingga terjadi disorganisasi bicara.
4) Assosiasi longgar/pengenduran assosiasi, yaitu arus fikir dimana
gagasan-gagasan bergeser dari subjek satu ke subjek lainnya yang tidak
berhubungan, lebih ringan dari inkoherensi.
5) Flight of ideas, yaitu verbalisasi atau pengucapan kata-kata yang cepat
dan terus menerus mengakibatkan pergeseran terus menerus dari satu ide
ke ide lainnya.
6) Sirkumtansial, yaitu bicara tidak langsung yang lambat dalam mencapai
tujuan (mutar-mutar); ditandai dengan pemasukan perincian-perincian
dan tanda kutip yang berlebihan.
7) Tangensial, yaitu ketidakmampuan untuk mempunyai assosiasi pikiran
yang diarahkan oleh tujuan; pasien bicara tidak ada titik awal yang
sampai pada titik akhir.
8) Perseverasi, yaitu respon terhadap stimulus sebelumnya yang menetap
setelah stimulus baru diberikan sehingga tampak pasien mengulangi
kalimat jawaban; kadang-kadang disertai gangguan kognitif.
9) Verbigerasi, yaitu pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang
tidak mempunyai arti.
10) Ekolalia, yaitu menirukan kata-kata atau frasa-frasa seseorang oleh
orang lain, cenderung berulang-ulang dan menetap dan bisa`intonasinya
terputus-putus.
11) Kondensasi, yaitu penggabungan beberapa kata menjadi satu kata.
12) Jawaban irrelevan, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan,
pasien mungkin mengabaikan atau tidak memperhatikan.
13) Glossolalia , yaitu ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui kata-kata
yang tidak dapat dipahami.
14) Assosiasi bunyi, yaitu assosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tapi
berbeda artinya, kata-kata tidak mempunyai hubungan logis sering
seperti sajak atau pantun.
Assoasiasi pengertian, yaitu ada kata-kata yang diidentikkan
persamaan fungsi, misalnya rajawali besi maksudnya adalah kapal
terbang.
Blocking, yaitu terputusnya aliran berfikir secara tiba-tiba sebelum
pikiran/gagasan diselesaikan, setelah periode terhenti singkat pasien
tidak tampak ingat apa yang telah dikatakan dan apa yang akan
dikatakan.
c. Gangguan spesifik isi fikiran.
1) Kemiskinan isi fikiran yaitu fikiran yang memberikan sedikit informasi
karena tidak ada informasi pengertian, pengulangan kosong atau frase
yang tidak jelas.
2) Grandiositas (gagasan berlebihan/gagasan mirip waham), yaitu keyakinan
palsu yang dipertahankan dan tidak beralasan, dipertahankan secara
kurang kuat dibandingkan dengan waham.
3) Preokupasi fikiran, yaitu pemusatan fikiran pada ide tertentu disertai
irama afektif yang kuat seperti kecenderungan paranoid ingin membunuh
atau bunuh diri.
4) Egomania, yaitu preokupasi pada diri sendiri yang patologis.
5) Monomania, yaitu preokupasi pada suatu objek tunggal.
6) Hipokondria, yaitu ketakutan/kecemasan yang berlebihan tentang
kesehatan diri pasien didasarkan bukan pd patologi organ yang nyata
tetapi pada interpretasi yang tidak realistik terhadap tanda atau suatu
sensasi fisik yang sebagai abnormal.
7) Obsesi, yaitu ide yang terpaku dan patologis dari suatu fikiran atau
perasaan yang tidak dapat ditentang dan dihilangkan dari kesadaran oleh
logika serta disertai kecemasan.
8) Fikiran kompulsi, yaitu kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu
impuls dimana bila ditahan akan timbul kecemasan; perilaku berulang
sebagi respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu tanpa
akhir yang sebenarnya dalam diri terjadi dimasa depan.
9) Koprolali, yaitu pengungkapan secara kompulsif dari kata-kata yang
cabul.
10) Waham, yaitu keyakinan palsu didasarkan pada keyakinan yang salah
tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan logika dan budaya serta
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
a) Waham yang kacau/bizzar delusion, yaitu keyakinan yang aneh,
mustahil dan sangat tidak masuk akal, misalnya fikiran pasien disedot
(thought withdrawl), fikirannya disisipi/ dimasuki (thought insertion),
fikiran disiarkan/ disebarkan (thought broadcast) atau fikiran
dipengaruhi/diatur (thought control ) mahluk lain.
b) Waham tersistematisasi, yaitu keyakinan adanya peristiwa yang
digabungkan oleh suatu tema/peristiwa tunggal, misalnya ada yang
memata-matainya mau menculik/membunuh.
c) Waham nihilistik, yaitu perasaan palsu bahwa dirinya atau orang lain
dan dunianya tidak ada atau berakhir.
d) Waham somatik, yaitu merasa bahwa fungsi/struktur organ tubuhnya
ada kelainan/perubahan yang patologis. contoh : keyakinan bahwa
otak pasien adalah berakar atau mencair.
e) Waham sejalan dengan mood, yaitu waham dengan isi yang tidak
punya hubungan dengan mood misalnya pasien depresi atau
merupakan mood netral.
f) Waham paranoid, yaitu berisi fikiran-fikiran paranoid yaitu waham
presekutorik (curiga akan dibunuh, akan disiksa, diganggu atau
ditipu), waham kebesaran (gambaran kepentingan, kekuatan atau
identitas seseorang yang berlebihan), waham referensi (setiap ada
kejadian ataupun selalu dihubungkan dengan dirinya, contoh: percaya
bahwa orang di TV atau di radio berbicara padanya atau
membicarakan dirinya), waham cemburu/ ketidaksetiakawanan
(setiap orang yang berhubungan dengannya tidak jujur), Waham
menyalahkan diri sendiri (keyakinan yang palsu tentang penyesalan
yang dalam dan bersalah), Waham pengendalian (perasaan palsu
bahwa kemauan, pikiran, atau perasaan pasien dikendalikan oleh
tenaga dari luar).
11) Erotomania, yaitu keyakinan bahwa seseorang sangat mencintai dirinya,
lebih sering terjadi pada wanita (juga dikenal sebagai Kompleks
Clerambault-Kandinsky.
12) Pseudologia phantastica, yaitu suatu jenis kebohongan dimana seseorang
tampak percaya terhadap kenyataan fantasinya dan bertindak atas
kenyataannya disertai dengan Sindroma Munchausen, berpura-pura sakit
yang berulang
13) Fobia, yaitu rasa takut yang persisten, irrasional, berlebihan dan selalu
terjadi terhadap sesuatu jenis stimulasi atau situasi tertentu;
menyebabkan keinginan menghindar stimulus atau situasi tersebut.
Fobia simplek, yaitu rasa takut yang jelas pada objek atau situasi
yang jelas, tunggal dan tidak berbahaya.
Fobia sosial, yaitu rasa takut pada keramaian/banyak orang.
Akrofobia, yaitu rasa takut ditempat yang tinggi.
Agorafobia, yaitu rasa takut pada tempat yang terbuka, biasanya
takut menyeberang jalan.
Klaustrofobia, yaitu takut pada tempat tertutup, biasanya pada lift.
Erithrofobia, yaitu takut pd warna merah, biasanya pd darah.
Panfobia, yaitu rasa takut terhadap segala sesuatu.
Xenofobia, yaitu rasa takut terhadap orang asing.
Zoofobia, yaitu rasa takut terhadap binatang.
Dll.
14) Noesis, yaitu suatu wahyu dimana terjadi pencerahan yang besar sekali
disertai dengan perasaan bahwa pasien dipilih untuk memimpin dan
memerintah
15) Unio mystica, yaitu suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik
bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu
gangguan isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau
lingkungan kultural
5. Bicara.
Gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan melalui bahasa, komunikasi dalam
penggunaan kata dan bahasa.
a. Gangguan bicara.
1) Tekanan Bicara, yaitu bicara cepat yaitu peningkatan jumlah dan kesulitan
untuk memutus pembicaraan.
2) Logorrhhea, yaitu suka banyak bicara, kwantitas bicara berlebih, bertalian
dan logis.
3) Miskin bicara (poverty of speech), yaitu pembatasan jumlah bicara yang
digunakan, jawaban mungkin monosillabic.
4) Bicara yang tidak spontan, yaitu respon verbal yang diberikan hanya jika
ditanya atu dibicarakan langsung; tidak ada bicara yang dimulai dari diri
sendiri.
5) Miskin isi bicara, yaitu kwantitas kata adekuat, tetapi sedikit memberi
informasi karena ketidak jelasan, kekosongan, atau frasa yang stereotipik.
6) Diprosodi, yaitu hilangnya irama bicara normal ( lawannya prosodi ).
7) Distartria, yaitu celat, cedal, kesulitan dalam artikulasi, bukan dalam
penemuan kata atau bahasa.
8) Gagap, yaitu pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang
sering dan menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas.
9) Kekacauan bicara, yaitu bicara`yang aneh dan disritmik, yang
mengandung semburan yang cepat dan menyentak.
b. Gangguan afasia
Gangguan dalam mengeluarkan bahasa.
1) Afasia motorik (afasia ekspresif, afasia kortikal, afasia tidak fasih, afasia
Broka), yaitu gangguan bicara disebabkan oleh gangguan kognitif dimana
pengertiannya tetap tetapi kemampuan untuk bicara terganggu, bicara
banyak berhenti, bicara susah, bicara tidak fasih adan ekspresif.
2) Afasia sensorik (afasia reseptif, afasia subkorteks, afasia Wernicke, afasia
fasih), yaitu kehilangan kemampuan organik untuk mencari kata, bicara
lancar dan spontan, tetapi membingungkan dan tidak mengerti yang
dibicarakan.
3) Afasia nominal (afasia anomia, afasia amnestik ), yaitu kesulitan untuk
menemukan nama yang tepat suatu benda.
4) Afasia sintatikal, yaitu ketidakmampuan menyusun kata-kata dalam urutan
yang tepat.
5) Afasia global, yaitu gabungan afasia motorik dan afasia sensorik.
6. Persepsi
Suatu proses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis;
suatu proses mental dimana stimulasi sensoris dibawa ke kesadaran.
a. Gangguan persepsi.
1) Halusinasi
Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai stimuli eksternal yang
nyata, mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang
pengalaman halusinasi.
a) Halusinasi hipnagogik yaitu halusinasi terjadi saat akan tertidur.
b) Halusinasi hipnopompik yaitu halusinasi terjadi saat bangun tidur.
c) Halusinasi visual yaitu halusinasi penglihatan dapat berupa orang,
benda (fisik) atau citra yang tidak berbentuk (kilatan), sering terjadi
pada kerusakan otak.
d) Halusinasi olfaktorik (cium) yaitu halusinasi membau sesuatu, sering
terjadi pada kerusakan otak.
e) Halusinasi akustik (auditorik) yaitu halusinasi dengar, ditemukan
lebih 99 % halusinasi.
f) Halusinasi kecap (gustatoris), yaitu halusinasi tentang rasa kecap
yang palsu; paling sering pada gangguan organik
g) Halusinasi somatik, yaitu sensasi palsu tentang sesuatu hal yang
terjadi di dalam atau terhadap tubuh, paling sering berasal dari
visceral (dikenal sebagai halusinasi kinestetik)
h) Halusinasi raba (taktil, haptik) yaitu halusinasi ada sesuatu rabaan
pada kulit, adanya gerakan dibawah kulit.
i) Halusinasi somatik (halusinasi kinestetik) yaitu halusinasi adanya
kejadian disuatu alat/bagian tubuhnya.
j) Halusinasi liliput (mikroskopik) yaitu halusinasi dimana benda yang
dilihat tapak lebih kecil ukurannya.
k) Halusinasi yg sejalan dg mood (mood-congruent hallucination) yaitu
halusinasi dimana isi halusinasi adalah konsisten dengan mood.
l) Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood-incongruent
hallucination) yaitu halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan
mood.
m) Halusinosis yaitu halusinasi oleh karena pengunaan alkohol yang
kronik.
n) Sinestesia yaitu halusinasi yang muncul diadahului halusinasi yang
lain, misalnya halusinasi visual didahului halusinasi pembauan.
o) Trailling phenomena yaitu halusinasi oleh karena pengguaan
obat/zat.
2) Illusi.
Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata.
b. Gangguan persepsi yang berhubungan dengan gangguan kognitif yaitu
ketidakmampuan mengenali, menginterpretasikan kepentingan kesan
sensorik.
1) Agnosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit): yaitu ketidakmampuan
mengenali suatu defek neurologis yang terjadi pada dirinya.
2) Somatopagnosia (autopagnosia) yaitu tidak mengenali bagian tubuhnya
sendiri.
3) Agnosia visual yaitu tidak mengenali benda/orang yang sudah
dikenalnya.
4) Astereognosia yaitu tidak mengenal benda melalui sentuhan/rabaan.
5) Prosopagnosia yaitu tidak mengenali wajah.
6) Apraksia yaitu ketidakmampuan mengerjakan tugas tertentu.
7) Stimultagnosia yaitu ketidakmampuan mengerti lebih satu elemen
pandangan visual pada`suatu waktu atau mengintegrasikan bagian-bagian
menjadi keseluruhan.
8) Adiadokokinesia yaitu ketidakmampuan untuk melakukan pergerakan yg
berubah dengan cepat
c. Gangguan persepsi yang berhubungan fenomena konversi dan disosiasi.
1) Anestesia histerik yaitu hilangnya modalitas sensorik disebabkan konflik
emosional.
2) Makropsia yaitu benda-benda yang dilihat tampak lebih besar dari yang
sebenarnya.
3) Mikropsia yaitu benda-benda yang dilihat tampak lebih kecil dari yang
sebenarnya.
4) Depersonalisasi yaitu perasaan subjektif dirinya berubah terhadap
lingkungannya.
5) Derealisasi yaitu perasaan subjektif lingkungannya berubah terhadap
dirinya.
6) Fugue yaitu mengambil identitas baru pada amnesia dari identitas lama,
pasien dapat bertindak dg identitas baru tersebut.
7) Kepribadian ganda (multiple personality) yaitu satu orang yang tampak
pd wkt yang berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian atau karakter
yang sama sekali berbeda ( gangguan disosiasi ).
7. Daya Ingat
Fungsi dimana informasi disimpan di otak dan selanjutnya diingat kembali ke
kesadaran.
a. Gangguan daya ingat
1) Amnesia yaitu ketidakmampuan sebagian atau seluruhnya untuk
mengingat pengalaman masa lalu, bisa organik atau psikogenik.
a) Amnesia anterograde, yaitu tidak mengingat sesuatu sebelum kejadian.
b) Amnesia retrograde, yaitu tidak mengingat ssesuatu sesudah kejadian.
2) Paramnesia yaitu pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan.
a) Fausse reconnaissance, yaitu pengenalan yang palsu
b) Pemalsuan retrospektif, yaitu ingatan secara tidak diharapkan menjadi
terdistorsi pada saat disaring melalui keadaan emosional, kognitif, dan
pengalaman pasien sekarang
3) Konfabulasi, yaitu cerita ada sesuatu tidak mempunyai dasar kenyataan.
4) Déjà vu yaitu merasa sudah melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum
melihatnya.
5) Deja etendu yaitu merasa sudah mendengar sesuatu tetapi sebenarnya
belum mendengarnya.
6) Jamais vu yaitu merasa belum melihat, sebenarnya sudah melihatnya.
7) Jamais etendu ( pense ) yaitu merasa belum mendengar, sebenarnya sudah
mendengarnya.
8) Hiperamnesia yaitu peningkatan derajat penyimpanan dan pengingatan.
9) Screen memory yaitu ingatan yang dpt ditoleransi secara sadar menutupi
ingatan yang menyakitkan.
10) Represi yaitu melupakan ingatan secara tidak sadar karena tidak dapat
diterima.
11) Letologika yaitu ketidakmampuan sementara mengingat nama suatu
orang/benda.
b. Tingkat daya ingat.
Daya ingat segera ( immediate ) yaitu mengingat hal-hal yang dirasakan
dalam beberapa detik sampai menit.
1) Segera (immediate) yaitu reproduksi atau pengingatan hal-hal yang
dirasakan dalam beberapa detik sampai menit
2) Daya ingat baru ( recent ) yaitu mengingat hal-hal yang dirasakan dalam
waktu hitungan hari/minggu/bulan.
3) Agak lama (recent past) yaitu pengingatan peristiwa yang telah lewat
selama beberapa bulan.
4) Jauh ( remote ) yaitu mengingat peristiwa jauh ( tahun ).
8. Intelegensia
Kemampuan untuk mengerti mengingat menggerakkan dan menyatukan secara
konstruktif pengalaman atau pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang
baru.
Intelegensia yaitu faktor bakat.
Intelektual yaitu faktor pendidikan.
a. Retardasi mental.
Kurangnya intelegensia sampai derajat dimana terjadi gangguan pada kinerja
sosial dan pendidikan.
Borderline yaitu dibawah rata-rata. IQ kurang 90.
1) R.M ringan yaitu IQ 55 - 79 ( debil ).
2) R.M sedang. IQ 30 - 50 ( imbecil ).
3) R.M berat yaitu IQ kurang 30 ( idiot ).
b. Demensia ( pikun ).
Perburukan fungsi intelektual secara global tanpa pengaburan kesadaran, terjadi
karena faktor kerusakan otak.
1) Diskalkulia ( akalkulia ) yaitu hilangnya kemampuan berhitung.
2) Disgrafia ( agrafia ) yaitu hilangnya kemampuan menulis atau
menyususn struktur kata.
3) Aleksia yaitu hilangnya kemampuan membaca, penglihatan baik.
c. Pseudo demensia.
Ada gejala dan tanda seperti demensia yang tidak disebabkan oleh kerusakan
otak dan sering disebabkan oleh depresi.
d. Berfikir konkrit.
Berfikir harfiah, penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian nuansa arti,
pikiran satu dimensi.
e. Berfikir abstrak.
Kemampuan untuk mengerti nuansa arti, berfikir multi dimensi dgn
kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis dgn tepat.
9. Tilikan ( Insight )
Kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatau
situasi spt kumpulan gejala.
a. Tilikan intelektual yaitu mengerti kenyataan objektif tentang suatu keadaan
tanpa kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna
untuk mengatasi situasi
b. Tilikan sesungguhnya yaitu mengerti kenyataan objektif tentang suatu situasi
disertai dengan daya pendorong motivasi dan emosi untuk mengatasi situasi.
c. Tilikan terganggu yaitu hilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan
objektif dari suatu situasi.
10. Pertimbangan ( Judgment ).
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan untuk bertindak secara tepat di
dalam situasi tersebut.
a. Pertimbangan kritis yaitu kemampuan menilai, melihat, dan memilih
berbagai pilihan didalam suatu situasi.
b. Pertimbangan otomatis yaitu kinerja reflek didalam suatu tindakan.
c. Pertimbangan terganggu yaitu hilangnya kemampuan untuk mengerti
suatu situasi dengan benar dan bertindak secara tepat.