20

RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

  • Upload
    others

  • View
    48

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad
Page 2: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS

Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing

1. - Akad Salam: Kata salam secara syara’ didefinisikan sebagai jual beli dengan

menerangkan spesifikasinya dimana pembeli membayar kontan harganya dan penjual

menyerahkan barangnya kemudian. Hukum akad salam adalah boleh, berdasarkan Al-

Qur’an, Hadist, dan ijma’ ulama.

Di antara dalil firman Allah Ta’ala: QS. Al-Baqarah: 282

dan hadis Nabi: Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: Nabi Saw tiba di Madinah pada

masa mereka biasa meminjam buah-buahan setahun dan dua tahun. Kemudian beliau

bersabda: Barang siapa yang meminjam/mengutang buah-buahan, maka hendaklah dia

mengutangnya dengan penakaran tertentu, dan dengan pertimbangan tertentu, hingga

batas waktu tertentu. (Muttafaq ‘alaih).

Dari Muhammad bin Abi Mujalid berkata, saya diutus oleh Abdullah bin Syaddad

kepada Abdurrahman bin Abza dan Abdullah bin Aufa, lalu aku bertanya tentang salaf?

Mereka menjawab: ketika itu kami mempunyai bagian harta rampasan perang dari

Rasulullah, lalu datang kepada kami sekelompok orang dari Syam, lalu kami

meminjamkan mereka gandum dan kismis. Aku bertanya lagi: Apakah mereka

mempunyai tanaman atau tidak? Kami jawab: kami tidak menanyakan hal tersebut

kepada mereka. (HR. Bukhari)

Dan Ijma’ ulama: Walaupun ada sebagian ulama yang tidak memperbolehkan akad

salam, jumhur ulama memperbolehkan akad salam dan Fatwa DSN MUI No. 05/DSN-

MUI/IV/2000.

Rukun dan syarat sah

Page 3: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

a. Orang atau pihak yang berakad, yakni penjual dan pembeli:

b. Barang yang diperjualbelikan:

c. Harga: Pembeli diwajibkan untuk membayar harga secara penuh di awal transaksi.

Akad salam batal jika pembeli menangguhkan pembayaran setelah akad terjadi

d. Penyebutan kriteria akad: Untuk menghindari gharar, barang yang diperjualbelikan

harus disebutkan kriterianya. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi peselisihan di

kemudian hari dan menyebabkan salah satu pihak terdzolimi. Yang harus

disebutkan di awal akad adalah spesifikan barang, takaran, dan waktu penyerahan.

Barang-barang yang terlalu spesifik seperti: “mobil ini”, “motor ini”, dan

sejenisnya tidak boleh dijual secara salam.

e. Tempo penyerahan barang: waktu penyerahan barang harus ditentukan di awal

akad dan merupakan waktu tertentu di masa yang akan datang. Jangka waktu

penyerahan barang diperlukan agar kewajiban penjual menjadi jelas kapan harus

dilunasi dan hak pembeli juga menjadi jelas kapan akan diterima.

f. Kebebasan penjual dalam penyediakan barang: penjual memiliki kebebasan penuh

untuk menyediakan barang dari sumber manapun dan dengan cara apapun.

g. Sesuai dengan hadis berikut: Dari Muhammad bin Abi Mujalid berkata, saya diutus

oleh Abdullah bin Syaddad kepada Abdurrahman bin Abza dan Abdullah bin Aufa,

lalu aku bertanya tentang salaf? Mereka menjawab: ketika itu kami mempunyai

bagian harta rampasan perang dari Rasulullah, lalu datang kepada kami

sekelompok orang dari Syam, lalu kami meminjamkan mereka gandum dan kismis.

Aku bertanya lagi: Apakah mereka mempunyai tanaman atau tidak? Kami jawab:

kami tidak menanyakan hal tersebut kepada mereka. (HR. Bukhari).

Akad salam

Page 4: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

a. Pertama, dalam akad salam yang dijual adalah spesifikasi barang dan bukan barang

spesifiknya. Misalkan ada 2 kontrak jual beli:

Kasus I: A bilang, “saya jual kambing ini (padahal milik C) ke Anda B seharga

Rp700.000 dan akan aku serahkan 1 minggu kemudian, apakah engkau mau?”

Kasus II: A bilang, “saya jual kambing yang seperti ini (sambil menunjuk

kambingnya C) seharga Rp700.000 dan akan aku serahkan 1 minggu kemudian,

apakah engkau mau?”

k larangan Rasulullah dan Kasus II adalah bentuk jual

beli salam yang dibolehkan

Perkataan “kambing yang seperti ini” tidak mewajibkan bagi A untuk menyerahkan

kambingnya B, namun A menjadi fleksibel untuk mencari kambing asal

spesifikasinya seperti kambing B. Sehingga gharar yg muncul akibat ketidakpastian

A mampu menyerahkan kambing 1 minggu kemudian menjadi terminimalisir

Sebaliknya, ketika A bilang “kambing ini” maka wajib bagi A menyerahkan

kambingnya B. Dalam kasus jual beli hasil pertanian, kontrak ini bermakna “saya

jual jagung 1 ton dari ladang ini, padahal jagungnya baru saja tumbuh”, maka ini

tidak lain adalah bentuk jual beli ijon yang terlarang.

b. Kedua, terdapat kemaslahatan bagi penjual dan pembeli.

Bagi penjual (lazimnya adalah petani), maka dia dapat memperoleh

dana/modal kerja sehingga dapat menghidupkan ladangnya.

Bagi pembeli, dia memperoleh keuntungan “hedging” karena ada jaminan

akan memperoleh bahan baku di waktu yang dijanjikan

tangkan

kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan bagi manusia

c. Ketiga, bentuk jual beli ini dilegalkan langsung oleh Rasulullah (lihat Bukhari II:35

no.2253; Muslim: 1604).

Beberapa ketentuan jual beli salam

a. Spesifikasi harus jelas terkait kualitas dan kuantitas barang

b. Waktu penyerahan barang harus jelas

c. Uang (pembayaran) harus diserahkan ketika kontrak juali beli secara kontan (tidak

boleh terhutang)

Page 5: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

d. Tempat penyerahan dapat bersifat fleksibel tergantung kesepakatan kedua pihak

e. Dibolehkan mengambil agunan (rahn) dan penjamin (kafalah)

f. Penjual (petani) tidak dipersyaratkan memiliki ladang pertanian (lihat Fathul Bari

IV: 430 no 2244; an Nasai VII:290)

Skema salam pada bank

1. Bank akan membeli barang

dari Nasabah A dengan pembayaran

atas harga secara penuh dan

penyerahan barang pada tanggal yang

telah disepakati.

2. Nasabah (penjual) akan

menyerahkan komoditas pada waktu

dan tempat yang telah ditentukan.

3. Bank akan menjual komoditas

tersebut kepada pihak ketiga C dengan

salah satu cara di bawah ini:

Salam paralel dengan C untuk

penerimaan pembayaran secara penuh;

mendapatkan janji untuk

membeli dari C dengan harga yang

telah ditentukan;

menunjuk A sebagai wakilnya

untuk menjual barang kepada pihak

ketiga mana pun;

menunggu hingga barang-

barangnya diterima dan kemudian menjualnya di pasar.

4. Setelah menerima penyerahan dari A pada tanggal yang telah ditentukan, Bank

dapat melakukan penyerahan kepada C atau pembeli lainnya.

Risiko pada Akad Salam

a. Jenis risiko yang melekat pada akad salam:

Page 6: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Risiko pembiayaan (default): debitur default segera setelah menerima

pembiayaan, debitur tidak mampu mengirimkan aset yang dijanjikan

Risiko terkait aset: tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ketika

akad terjadi, bank menanggung risiko kepemilikan aset

Risiko pasar: harga komoditas mengalami penurunan ketika akad salam jatuh

tempo

b. Mitigasi risiko:

Bank dapat meminta debitur menyediakan aset lain sebagai kolateral

Bank dapat meminta debitur menunjuk pihak ketiga sebagai penjamin

(kafalah)

Penggunaan kontrak salam pararel

Penetapan sanksi atau pinalti ketika terjadi keterlambatan pengiriman asset

= harus digunakan untuk kepentingan sosial

2. – Akad Istishna: Akad Istishna’ adalah akad yang terjalin antara pemesan sebagai pihak

pertama dengan seorang produsen suatu barang atau yang serupa sebagai pihak kedua, agar

pihak kedua membuatkan suatu barang sesuai yang diinginkan pihak pertama dengan harga

yang disepakati antara keduanya. (Badai’i Ash Shanaai’i oleh Al Kasaani 5/2 & Al Bahrur

Raa’iq oleh Ibnu Nujaim 6/185)

Pendapat pertama:

Istishna’ adalah akad yang tidak benar alias batil dalam syari’at Islam. Pendapat ini dianut

oleh para pengikut mazhab Hambali dan Zufar salah seorang tokoh mazhab Hanafi. (Al

Furu’ oleh Ibnu Muflih 4/18, Al Inshaf oleh Al Murdawi 4/300, Fathul Qadir oleh Ibnu

Humaam 7/114 & Al Bahrur Raa’iq oleh Ibnu Nujaim 6/185)

Dalil:

Hadits Hakim bin Hizam radhiallahu ‘anhu:

“Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (Riwayat Ahmad, Abu

Dawud, An Nasa’i, At Tirmizy, Ibnu Majah, As Syafi’i, Ibnul Jarud, Ad Daruquthny, Al

Baihaqy 8/519, dan Ibnu Hazem)

Pendapat kedua:

Page 7: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Istishna’ adalah salah satu bentuk akad salam, dengan demikian akad ini boleh dijalankan

bila memenuhi berbagai persyaratan akad salam. Dan bila tidak memenuhi persyaratan

salam, maka tidak dibenarkan alias batil. Ini adalah pendapat yang dianut mazhab Maliki

dan Syafi’i. (Mawahibul Jalil oleh Al hatthab 4/514, Al Muqaddamat Al Mumahhidaat

2/193, Al Muhazzab oleh Asy Syairozi 1/297, Raudhatut Thalibin oleh An Nawawi 4/26)

Dalil:

Ulama’ yang berfatwa dengan pendapat kedua ini berdalilkan dengan dalil-dalil yang

berkaitan dengan akad salam.

Bila pembeli tidak mendatangkan bahan baku (hanya membayar) maka termasuk akad

salam. Akan tetapi bila mendatangkan sendiri bahan baku maka termasuk akad ijarah.

Pendapat ketiga:

Istishna’ adalah akad yang benar dan halal, ini adalah pendapat kebanyakan ulama’ mazhab

Hanafi dan kebanyakan ulama’ ahli fiqih zaman sekarang. (Al Mabsuth oleh As Sarakhsi,

12/138, Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/114, Al Bahrur Raa’iq oleh Ibnu Nujaim 6/185,

Suq Al Auraaq Al Maaliyah Baina As Sayari’ah Al Islamiyyah wa An Nuzhum Al

Wad’iyyah oleh Dr. Khursyid Asyraf Iqbal 448).

Ketentuan akad istishna’

a. Ketentuan tentang barang

1. Barang dalam akad istishna’ adalah barang yang harus diproduksi atau

dikonstruksi terlebih dahulu.

2. Barang tersebut harus diketahui spesifikasinya (jenis, tipe, kualitas, dan

kuantitasnya).

3. Barang dalam akad istishna’ tidak boleh berupa barang yang sudah ada.

4. Penyerahan barang harus ditentukan waktu dan tempatnya

5. Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.

6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai

kesepakatan.

7. Dalam hal terdapat cacat, atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,

pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau

membatalkan akad.

Page 8: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

8. Barang tidak harus diproduksi oleh produsen sendiri kecuali dinyatakan dalam

kontrak bahwa produsen sendiri yang harus membuat barang.

9. Tidak boleh merupakan menukar barang kecuali dengan barang sejenis yang

sesuai kesepakatan.

b. Ketentuan dalam alat pembayaran dan harga

1. Pembayaran bisa berupa uang tunai, barang atau hak guna dari suatu aset

tertentu.

2. Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan hutang.

3. Harga harus disebutkan secara jelas di akad.

4. Harga boleh bervariasi tergantung tanggal penyerahannya.

5. Harga tidak boleh dinaikkan atau diturunkan kecuali ada persetujuan bersama

dikarenakan perubahan material atau perubahan harga bahan.

6. Harga tidak harus dibayar dimuka, boleh dibayar bertahap selama periode

tertentu atau sesuai dengan prosentase penyelesaian proyek.

7. Harga tidak boleh ditentukan berdasarkan biaya plus keuntungan seperti pada

akad murabahah karena biaya dalam akad istishna’ belum diketahui.

8. Diperbolehkan menggunakan urbun (uang muka).

Skema akad Istishna

a. Kontrak istishna merupakan gabungan 2 kontrak:

Ijarah atas jasa kontraktor dalam membangun rumah

Jual beli atas fisik rumah itu sendiri

b. Variasi bentuk:

Bentuk I: ijarah + jual beli muajjal

Bentuk II: ijarah + jual beli salam

Bentuk III: ijarah + jual beli muajjal (model cicilan)

c. Ketentuan akad istishna

Spesifikasi barang jelas dan harga disepakati di awal kontrak

Waktu penyerahan barang dan atau uang harus dinyatakan dalam

kontrak

Page 9: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Pembeli tidak diperbolehkan membayar dengan bahan material

untuk konstruksi barang. Jika pembeli yang menyediakan bahan baku,

maka kontrak istishna otomatis berubah menjadi ijarah murni

3. - Ijarah: secara terminology adalah akad pemindahan hak guna(manfaat) atas suatu barang

atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang sendiri.

Hukum:

a. Q.S Az-zukhruf (32): “… agar sebagian mereka dapat menggunakan

sebagian yang lain. Dan rahmat tuhanmu lebih baik dari apa yang

mereka kumpulkan”

b. HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “

Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”

c. Fatwa DSN NO. 09/DSNMUI/IV/2000.

Jenis ijarah

Berdasarkan manfaat:

a. Manfaat atas asset: asset dapat berupa asset tidak bergerak seperti rumah atau

bergerak seperti kendaaraan.

b. Manfaat atas jasa: berasal dari hasil karya atau pekerjaan seseorang

Berdasarkan istilah:

a. IMBT dikenal dengan financial lease. Dimana terjadi transfer

kepemilikan/kegunaan dari sebuah asset dengan harga sewa lebih tinggi dari nilai

pasar agar si penyewa terdorong untuk membeli asset tersebut diakhir periode.

b. Ijarah klasik dikenal dengan operating lease. Dimana bank akan menyewakan

asetnya hingga akhir periode sewa dan kepemilikan tetap pada bank.

Implementasi Ijarah

a. Ijarah klasik: akad pemindahan hak guna atas suatu asset dalam waktu tertentu

dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas asset.

b. Ijarah muntahia bittamlik(IMBT): merupakan ijarah dengan wa’aad dari pemberi

sewa berupa pemindahan kepemilikan obyek ijarah pada saat tertentu.

Page 10: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

c. Jual dan sewa kembali: terjadi dimana seseorang menjual asetnya kepada pihak lain

dan menyewa kembali asset tersebut. Transaksi ini harus merupakan transaksi yang

terpisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq)

4. Implementasi Ijarah, Salam dan Istishna

Trade Finance

Dalam corporate finance, trade finance adalah pembiayaan terstruktur untuk

menyediakan solusi jual beli dan working capital sekaligus. Salah satu bentuk trade

finance adalah project finance dimana bank menyediakan jasa konsultan, perencanaan,

strukturisasi dan jasa penjaminan untuk sebuah proyek dalam kerangka syariah.

Sektor yang membutuhkan project finance:

1. PPP (public private partnership)

2. Transportasi infrastruktur dan pengapalan

3. air, limbah dan lingkungan

4. minyak dan gas

5. Energi dan listrik

6. Telekomunikasi

Fee based services on Islamic Bank

1. Pentingnya Fee Based Services

Industri perbankan modern tidak hanya bergantung pada fungsi intermediasi saja

sebagai penyalur pembiayaan:

a. Sumber

b. Pada kasus Indonesia, tingkat persaingan antar bank cukup tinggi yang

menimbulkan tekanan pada pricing produk pembiayaan bank syariah

c. Bank syariah harus memperhitungkan pricing yang sesuai agar dapat menutup cost

of fundnya

Kinerja pembiayaan tidak sepenuhnya dapat dikontrol oleh bank syariah:

Page 11: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

a. Kredit macet tetap dapat terjadi meskipun bank telah menjalankan manajemen

risiko yang baik

b. Faktor eksternal seperti kondisi perekonomian, social, keluarga turut menentukan

kinerja pembiayaan

Pada fee based service, bank memiliki kontrol penuh terhadap revenue dan beban

terkait.

Bank dapat memilih “model bisnis”:

a. Fokus pada penyaluran pembiayaan

b. Fokus pada fee based services

c. Diversifikasi keduanya

Contoh bank yang

2. Contoh Fee Based Services

Jasa-jasa tradisional perbankan: Provisi dan komisi, Remittance, Letter of Credit,

Transfer (LLG dan RTGS), SDB, Jasa custodian, dan Jasa trustee.

Aktifitas Off Balance Sheet (Rekening administratif):

Stand by credit agreements, Interest rate swaps, Financial futures & option interest,

rate contracts, Forex contracts, Loan commitment, DLL

3. Fee Based Bank Syariah

Bank syariah semestinya banyak memanfaatkan fee based services:

- Banyak pilihan akad yang dapat digunakan

- Kombinasi antar akad dapat menghasilkan produk keuangan

yang menarik dan sesuai kebutuhan

Page 12: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Tabarru’ vs Tijarri

Jenis akad dalam produk jasa

Hawalah, kafalah, wakalah, qardh, rahn, dan jualah

Klasifikasi akad dalam jasa

a. Tabarru’: qardh, hawalah, kafalah, wakalah, rahn, jualah

b. Tijarah: ijarah, mudharabah muqayadah

Measurement of Islamic Bank Performance

1. Dasar Pengukuran Kinerja

a. PBI: NOMOR:9/1/PBI/2007 Tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

b. SEBI : No.9/24/DPbS Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah

c. Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 4 faktor pengukuran yaitu profil

risiko (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan

permodalan (capital).

2. Bukan CAMEL tapi RGEC (RBBS)

Page 13: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

a. 5 Januari 2011 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru mengenai penilaian

tingkat kesehatan bank umum melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.13/1/PBI/2011 yang menyebabkan terjadinya perubahan tata cara penilaian dan

pelaporan bank.

b. Munculnya peraturan ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian

tingkat kesehatan bank dengan pendekatan berdasarkan risiko dan menggunakan 4

faktor pengukuran yaitu profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG),

rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Keempat faktor ini adalah satu

kesatuan nilai yang akan menjadi hasil akhir peringkat tingkat kesehatan bank.

3. Faktor yang menjadi penilaian tingkat kesehatan bank untuk bank umum Syariah

a. Faktor yang menjadi penilaian Tingkat Kesehatan Bank untuk Bank Umum Syariah

adalah:

- Profil Risiko (risk profile),

- Good Corporate Governance,

- Rentabilitas (earnings), dan

- Permodalan (capital).

b. Sedangkan, untuk Unit Usaha Syariah faktor yang menjadi penilaian Tingkat

Kesehatan Bank hanya faktor Profil Risiko (risk profile).

4. Metode CAMELS

a. Penilaian “Capital” hanya menggunakan satu ukuran saja, yaitu CAR (Capital

Adequacy Ratio) yaitu “Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko”;

b. Penilaian “Asset Quality” berdasarkan kualitas aktiva produktif bank dengan

menggunakan dua indikator yaitu “Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan

terhadap aktiva produktif” dan “Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan”;

c. Penilaian “Management” menggunakan 250 pertanyaan, yang mencakup manajemen

permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan

manajemen likuiditas;

d. Penilaian “Earning” menggunakan dua ukuran yaitu ROA (rasio laba terhadap total

aset) dan BOPO (rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional); dan

Page 14: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

e. Penilaian “Liquidity” menggunakan LDR yaitu “rasio kredit terhadap dana yang

diterima” dan “Rasio kewajiban call money bersih terhadap aktiva lancar”

Selain perhitungan kuantitatif di atas, metode CAMEL memperhitungkan faktor lain, yaitu

pelaksanaan pemberian kredit usaha kecil (KUK); pelaksanaan pemberian kredit ekspor;

pelanggaran terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); dan

Pelanggaran terhadap Posisi Devisa Netto (PDN). Selain itu, tingkat kesehatan bank akan

diturunkan menjadi “tidak sehat” apabila ada perselisihan internal, campur tangan pihak

luar dalam manajemen, “window dressing” atau rekayasa keuangan, praktek “bank dalam

bank”, dan kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian sementara atau

pengunduran diri dari keikutsertaannya dalam kliring.

5. Metode RGEC

Tingkat kesehatan bank dilihat dari empat faktor penilaian dalam RGEC, yaitu:

1. Risk Profile menggunakan perhitungan rasio NPL (Non Performing Loan) dan LDR

(Loan to Deposit Ratio).

NPL = (Kredit bermasalah / total kredit) x 100%

LDR = (Jumlah dana yang diberikan/total dana pihak ketiga) x 100%

2. Good Corporate Governance

Good Corpotrate Governance(GCG) ditinjau dari sIsi pemenuhan prinsip – prinsip

GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen dari CAMELS namun telah

disempurnakan. Bank memperhitungkan dampak GCG perusahaan pada kinerja

GCG bank dengan 41 mempertimbangkan signifikan dan materialitas perusahaan

anak dan atau signifikasi kelemahan GCG perusahaan anak

3, Earnings menggunakan perhitungan ROA (Return On Assets), ROE (Return On Equity),

NIM (Net Interst Margin), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional).

ROA = (Laba sebelum pajak / Rata-rata total aset) x 100%

ROE = (Laba setelah pajak / total ekuitas ) x 100%

NIM = (pendapatan bunga bersih / aktiva produktif) x 100%

BOPO = ( biaya operasional + pendapan operasional / total aktiva ) x 100%

4. Capital menggunakan perhitungan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio).

CAR = (modal/ ATMR) x 100%

Page 15: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Asset and Liability Management (ALMA) on Islamic Bank

1. Scope of ALMA

a. Analisis rasio yang dilakukan untuk evaluasi kinerja keuangan bank biasanya

dilakukan hanya pada periode tertentu:

tahunan

an

dengan nilai pasar

b. Bank berbeda dengan perusahaan jenis lain seperti perusahaan jasa non bank dan

manufaktur:

Interaksi antara funding dan financing terjadi secara dinamis dan seringkali berubah

dalam hitungan hariKomposisi funding dan financing diisi oleh berbagai jenis

transaksi yang rate sensitive

c. ALMA sangat erat kaitannya dengan strategic balance sheet management

Memiliki cakupan analisis yang lebih strategis dibandingkan analisis rasio

Berguna untuk membuat berbagai keputusan penting terkait proses bisnis dari bank

d. Pembahasan dalam ALMA selalu terkait dengan match between assets and liabilities

dalam Neraca

e. Berbagai risiko muncul akibat adanya mismatch antara asset dan liability:

Liquidity risk

Market risk

Credit risk

Dll

f. ALMA bukan sekedar tools untuk mengurangi risiko, namun untuk mengatur risiko

agar tingkat profitabilitas dapat terus terjaga

g. Ingat, bank berada di antara dua unit ekonomi: deficit unit dan surplus unit:

Use of fund terdapat pada aset bank dan source of fund terdapat sisi kewajiban

Tugas bank adalah mengatur komposisi use of fund dan source of fund dalam

rangka mencapai target profitabilitas, tingkat risiko, maupun tingkat modal tertentu

Page 16: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

h. Asset-Liability Management involves the raising and use of funds:

-

dpk (pasar uang antar bank, pinjaman, ekuitas)

pembiayaan (surat berharga, penempatan pada bank lain, dsb

i. Secara spesifik, ALMA mencakup:

Strategic planning

Implementation

Control process

j. Asset and liability management sangat berkaitan dengan pengaturan/pengelolaan aset

dan kewajiban secara dinamis:

Dilakukan dalam jangka

Tidak dapat diukur hanya dengan ukuran-ukuran rasio berbasis akuntansi (laporan

keuangan)

Bersifat internal

pendek

k. Pada prakteknya, fungsi ALM biasanya dijalankan oleh ALCO (Asset Liability

Committee):

Terdiri dari CEO, CFO, Treasurer, Senior managers, bagian kredit, bagian deposit

dan investasi, banking and economic research

ALCO menetapkan tujuan untuk market risk dan liquidity risk

2. Interaksi antara asset dan management

a. Di masa lalu, sebelum tahun 1990-an, mayoritas bank menggunakan prinsip asset

management tanpa memperdulikan liability management:

Fokus pada komposisi portofolio pinjaman yang bank salurkan kepada debitur

Mengabaikan komposisi funding yang akan berimpilikasi pada cost of fund yang

harus bank bayarkan

b. Setelah tahun 1990-an, liability management mulai diperhatikan:

Cost of fund merupakan komponen biaya bank yang paling besar dan menentukan

keberlanjutan usaha bank

Page 17: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Bergerak dinamis dalam hitungan hari karena terkait aktivitas nasabah dalam

menarik simpanan dari bank

c. Secara teoritis, bank Islam yang ideal memiliki risiko ALMA yang rendah:

Prinsip hedging dari sisi maturity dapat selalu dilakukan

Mismatch maturity cenderung rendah

d. Equity contract pada asset dan liability mengurangi mismatch maturity:

Funding dengan mudharabah muqayyadah atau musyarakah dengan skema profit

-waktu

Financing dengan menyalurkannya kepada pembiayaan jangka panjang berbasis

trade financing atau investment financing

Risk sharing berjalan antara sisi aset dan liability

e. Distorsi kondisi teoritis pada bank Islam terjadi manakala:

Bank Islam sangat bergantung pada sumber dana jangka pendek

Profit loss sharing diganti dengan net revenue sharing

Treasury Management

1. Arti penting fungsi treasury dalam perusahaan

a. Dengan perubahan regulasi yang cepat dan meningkat dari waktu ke waktu, kepatuhan

dan teknologi di sektor keuangan, fungsi treasury menjadi mitra bisnis strategis di

semua bidang usaha, dan nilai tambah bagi divisi operasi perusahaan.

b. Misalnya, bekerja sama dengan departemen penjualan untuk menetapkan setiap

potongan penjualan dalam setiap kontrak yang baik hingga metode pembayaran yang

disepakati, bermanfaat bagi bisnis yang ditawarkan.

c. Kondisi pasar saat ini juga memperkuat kebutuhan untuk korporat dalam memastikan

bahwa posisi keuangan mereka dikelola seefisien mungkin, tanpa modal kerja

berlebihan dalam bisnis.

d. Pepatah lama 'uang adalah raja' tentu sebagai suatu hal yang relevan saat ini.

e. Departemen Treasury berfungsi untuk meng-cover dalam melengkapi lingkungan

keuangan, dari struktur modal dan investasi jangka panjang untuk likuiditas dan

manajemen modal kerja. Jika Treasury dapat mendorong perbaikan dalam siklus

Page 18: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Purchase-To-Pay dan Order-To Cash, disana akan ada efek langsung pada utang

keseluruhan dan persyaratan investasi, dengan demikian berdasarkan pada struktur

modal yang dibutuhkan dalam bisnis.

f. Pertanyaannya kemudian adalah: jika fungsi Treasury menjadi lebih dari mitra bisnis,

bagaimana departemen dapat mengatur waktu untuk memastikan penyelesaian

administrasi dari hari ke hari, proses pengolahan dan eksekusi transaksi, dengan

menggunakan sumber daya yang minimum?

Jawaban: Jawabannya adalah bahwa kebanyakan perusahaan besar mengotomatisasi

sebagian besar pengolahan keuangan dan administrasi tugas-tugas sehari-hari mereka,

yang didukung oleh standar kebijakan, pengendalian, dan proses monitoring,

embedding praktek keuangan terbaik di seluruh bisnis.

Mengintegrasikan sistem perusahaan dengan perbankan, dimana mencapai tingkat

signifikan secara otomatisasi, mengurangi jumlah waktu yang harus dihabiskan untuk

tugas-tugas seperti menghitung posisi kas harian.

g. Pada saat yang sama, penggunaan yang efisien dari sebuah sistem yang aman dapat

meminimalisir risiko operasional, meningkatkan keamanan operasional dan

memaksimalkan hal tersebut melalui suatu pengolahan.

h. Penambahan otomatisasi rekonsiliasi data rekening bank dan fungsi treasury dapat

mengelola pengecualian dari setiap item, memberi mereka waktu untuk memberikan

layanan bernilai tambah di seluruh perusahaan.

i. Kas dan likuiditas manajemen selalu menjadi tugas utama di setiap perusahaan untuk

memastikan debitur, kreditur dan saham yang dikelola seefisien dan seefektif mungkin.

Ketika lingkungan bisnis lebih menantang, korporasi dapat memperoleh keunggulan

kompetitif melalui pengelolaan yang optimal dari setiap aspek posisi keuangan mereka.

Sebagai salah satu contoh, disampaikan oleh treasurer sebuah perusahaan

multinasional, beliau berkomentar pada suatu konferensi Manajemen Kas baru-baru

ini,"Selama masa kesulitan, treasurer menunjukkan kebenaran dari suatu bisnis".

2. Pasar uang antar bank Syariah

a. Dalam ALMA, seringkali ditemukan kondisi dimana bank syariah mengalami

kelebihan atau kekurangan likuiditas

b. Likuiditas berbanding terbalik dengan profitabilitas

Page 19: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

Peningkatan likuiditas diiringi dengan penurunan profitabilitas dan sebaliknya

Terlalu banyak aset likuid dalam portofolio aset akan mengorbankan kesempatan

mendapatkan peningkatan earning

Terlalu banyak aset tidak likuid dalam portofolio akan mengorbankan kemampuan

bank syariah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek

c. Kebijakan umum terkait kelebihan atau kekurangan likuiditas:

Jika kekurangan likuiditas, bank syariah harus mencari sumber dana dari eksternal

Jika kelebihan likuiditas, bank syariah harus membeli instrument keuangan jangka

pendek yang likuid dan memberikan return sepadan

Kedua hal tersebut dapat dilakukan jika terdapat pasar uang antar bank syariah yang

likuid

3. Definisi Pasar uang antar bank Syariah

a. Menurut PBI No. 14/1/PBI/2012, pasar uang antarbank syariah (PUAS) adalah

kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah, baik

dalam Rupiah maupun valas

Instrumen PUAS adalah instrument keuangan berdasarkan prinsip syariah yang

diterbitkan oleh BUS dan UUS yang digunakan sebagai sarana transaksi di PUAS

b. Peserta PUAS:

Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, Bank

diperbolehkan menjadi peserta PUAS?, Bank asing

c. Pada saat penerbitan instrument PUAS:

BUS dan UUS dapat melakukan penempatan dana atau penerimaan dana

Bank konvensional dan bank asing hanya dapat melakukan penempatan dana

d. PUAS didukung oleh Fatwa DSN Nomor 78/DSN-MUI/IX/2010

Sertifikat PUAS adalah instrument bukti kepemilikan investasi yang

ditransaksikan dalam PUAS

Pialang adalah perantara perdagangan sertifikat PUAS, yang mendapatkan izin

dari Bank Indonesia

e. Beberapa sertifikat PUAS yang dapat digunakan adalah:

Page 20: RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS...RANGKUMAN MANAJEMEN PERBANKAN ISLAM UNTUK UAS Financing product on Islamic Bank: exchange based and lease based financing 1. - Akad

f. Fatwa No. 37/DSN-MUI/X/2002 menyatakan beberapa akad yang dapat digunakan

untuk transaksi PUAS:

Mudharabah, Musyarakah, Qardh, Wadiah, dan Sharf

Monitoring and corporate governance in Islamic bank

1. Tata kelola perusahaan adalah sistem dimana perusahaan bisnis diarahkan dan

dikendalikan. Struktur tata kelola perusahaan menentukan distribusi hak dan tanggung

jawab di antara para peserta di perusahaan, seperti dewan, manajer, pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya, dan merinci aturan dan prosedur untuk membuat

keputusan tentang urusan perusahaan. Dengan melakukan ini, itu juga menyediakan

struktur di mana tujuan perusahaan ditetapkan, dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut

dan memantau kinerja. Kehadiran sistem tata kelola perusahaan yang efektif, di dalam

perusahaan individu dan di seluruh perekonomian secara keseluruhan, membantu

memberikan tingkat kepercayaan yang diperlukan untuk berfungsinya ekonomi pasar

dengan baik. Akibatnya, biaya modal lebih rendah dan perusahaan didorong untuk

menggunakan sumber daya lebih efisien, sehingga mendukung pertumbuhan.orporate

Governance Definition

2. Corporate Governance in Islamic Banking

CG bukan hal baru dalam keuangan Islam. Memang, keuangan Islam menanamkan

prinsip dasar tata kelola perusahaan yang baik, menekankan tiga bidang utama

akuntabilitas, transparansi, dan kepercayaan.

Perbankan syariah menawarkan paradigma yang berbeda dari perbankan konvensional,

dan dari sudut pandang tata kelola perusahaan, perbankan ini memiliki sejumlah fitur

menarik karena partisipasi ekuitas, pengaturan pembagian risiko dan laba rugi menjadi

dasar pembiayaan Islam.

Pengaturan keuangan ini menyiratkan hubungan pemangku kepentingan yang berbeda,

dan oleh struktur tata kelola yang wajar, dari model konvensional karena deposan

memiliki kepentingan keuangan langsung dalam investasi bank dan partisipasi ekuitas.

Selain itu, bank syariah adalah subjek untuk lapisan tambahan pemerintahan yang

dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah.