31
 ELEMEN MESIN I  NAMA : Ilham Romadhona  NIM : 02858 KELAS : C1 PEMBIMBING : Ir. Tarmono M.T. PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014

Rangkuman Elemen Mesin Bab UAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebuah rangkuman elemen mesin semoga bermanfaat

Citation preview

Elemen Mesin I

ELEMEN MESIN I

NAMA: Ilham RomadhonaNIM: 02858KELAS: C1PEMBIMBING: Ir. Tarmono M.T.

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESINSEKOLAH VOKASIUNIVERSITAS GADJAH MADA2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya rangkuman ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Rangkuman ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elemen Mesin I. Tujuan pembuatan rangkuman ini ialah untuk lebih memperjelas materi dari bab sambungan pasak, poros dan koplingSaya menyadari bahwa rangkuman ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik sangat saya harapkan demi memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada. Semoga rangkuman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 20 Juni 2014

Ilham Romadhona

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiI. Sambungan Pasak1a. Definisi2b. Macam Pasak Benam2c. Perhitungan Panjang Pasak4d. Contoh Soal6

II. Poros7a. Definisi8b. Macam-macam Poros8c. Ukuran Standar Poros8d. Tegangan pada Poros8e. Poros Transmisi9i. Poros dengan Puntiran Murni9ii. Poros dengan Beban Kombinasi Puntiran dan Lentur10iii. Poros Dukung (GANDAR)11iv. Poros dengan Beban Berfluktuasi12v. Perencanaan Poros Berdasar Kekakuan13f. Contoh-contoh Soal14

III. Kopling18a. Definisi19b. Macam-macam Kopling19c. Desain Kopling Flens21d. Dimensi Standar Desain Kopling Flens22e. Material yang Digunakan23

Elemen Mesin I2014f. Contoh Soal24D3 TEKNIK MESIN SEKOLAH VOKASI UGM 1

SAMBUNGAN PASAK

DefinisiPasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros. Pemilihan jenis pasak tergantung pada besarnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang disambung. Untuk daya yang kecil, antara nafroda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set screw).Dilihat cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan yaitu : Pasak MemanjangJenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :Sunk Keys (pasak benam)

Pasak benam ada beberapa jenis yaitu :a. Pasak benam segiempat (Rectangular Sunk Key)

b. Pasak Bujur Sangkar (Square Key)Bentuknya sama seperti rectangular sunk key, tetapi lebar dan tebalnya sama yaitu:

c. Paraller Sunk Key (pasak benam sejajar)Bentuknya sama seperti diatas, tapi penggunaan bila pemakaian diatas belum mampu memindahkan daya, maka pasak tersebut dipasang sejajar.

d. Pasak Berkepala (gib head key)Pasak ini digunakan biasanya untuk poros berputar bolak-balik

e. Pasak Tembereng (woodruff key)Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan punter/daya tidak terlalu besar.

f. Pasak Pelana (Saddle key)Jenis pasak ini pemakain umum untuk menjamin hubungan antara nafroda dengan poros.

g. Tangent KeyPemakaiannya sama dengan seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua buah berimpit.

h. Pasak Bulat (Round Keys)Jenis pasak ini, biasanya digunakan untuk memindahkan daya relative kecil.

i. Pasak Gigi (Splines)Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja putarannya bolak-balik.

Perhitungan Kekuatan Panjang Pasak

Gaya tangensial (Ft) = gaya geser (Fs)

Torsi yang ditransmisikan oleh poros:

Gaya tangensialakibat crushing (terjadikerusakan )

Torsi akibat gaya geser = torsi akibat crushing

Torsi vs tegangan geser pada pasak

Torsi vs torsional shear strength pada pasak

Maka:

a. Panjang pasak

b. Jika lebar pasak hasil perhitungan terlalu kecil dan tidak ada ditabel pasak, maka lebar pasak dihitung menggunakan hubungan :

Dalam pasak harus dicari panjang pasak berdasarkan tegangan geser yang terjadi (shearing stress) dan tegangan crushing (crushing stress) kemudian diambil panjang terbesarnya.

Contoh soal1. Pasak persegi panjang dipasang pada poros dengan diameter 50 mm, tegangan geser yang diijinkan tidak melebihi 4200 N/cm2dan crushing stress tidak melebihi 7000 N/cm2. Carilah panjang pasak yang paling aman.Jawab :

Untuk d=50 mm berdasarkan table pasak diperoleh : b = 16 mm = 1,6 cm dan t = 10 mm = 1 cm Torsi akibat tegangan geser (pasak):

Torsi akibat tegangan geser torsional (poros) :

Jika diasumsikan bahan pasak sama dengan bahan poros maka panjang pasak akibat geseran :

Panjang pasak akibat crushing stress

Dimensi pasak yang diperoleh :b = 16mmt = 10 mmL = 12 mm

Poros

DefinisiPoros adalah salah satu bagian dari mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya dari suatu mesin penggerak ke mesin yang digerakkan. Daya yang diteruskan poros oleh gaya tangensial dan resultan torsi ditentukan oleh daya yang diijinkan oleh poros itu sendiri untuk diteruskan ke bebeberapa mesin yang terhubung oleh poros.Macam-Macam Poros1. Poros transmisiMerupakan suatu poros yang mendukung beban puntir murni atau kombinasi antara beban puntir dan lentur2. SpindelMerupakan poros transmisi yang relatif pendek dan mendukung beban puntir murni.3. GandarMerupakan poros yang tidak berputar, yang mendukung beban lentur murni.Ukuran Standar Untuk PorosUntuk standar diameter poros, sebagai berikut : 25mm sampai 60mm dengan kelipatan selisih 5mm 60mm sampai 110mm dengan kelipatan selisih 10mm 110mm sampai 140mm dengan kelipatan selisih 15mm 140mm sampai 500mm dengan kelipatan selisih 20mm

Untuk standar panjang poros, adalah 5m, 6m, dan 7m.Tegangan Pada PorosTegangan yang terjadi pada poros antara lain :1. Tegangan geser yang disebabkan oleh perpindahan beban torsi2. Tegangan lentur yang disebabkan oleh gaya yang bekerja pada komponen mesin sepertigear, pulidll.3. tegangan yang disebabkan oleh kombinasi torsional and beban lentur.

Tegangan Kerja Maksimum Yang Diijinkan Poros TransmisiBerdasarkan American Society of Mechanical Engineers (ASME) kode untuk desain poros transmisi, tegangan kerja maksimum yang diijinkan dalam tegangan atau kompresi didapat:1. 112 MPa untuk poros tanpa pengurangan untuk lubang pasak.2. 84 MPa untuk poros dengan pengurangan untuk lubang pasak.

POROS TRANSMISI Poros dengan Puntiran Murnia. Poros pejal

Torsi yang dapat ditransmisikan :

Torsi yang akan ditransmisikan/perusak :

P: daya yang akan ditransmisikan (Watt)N: putaran poros (rpm)T: torsi yang akan ditransmisikan (N.mm)

b. Poros berlubang

Torsi yang dapat ditransmisikan :

do: diameter luar poros (mm)di: diameter dalam poros (mm)

Poros dengan Beban Kombinasi Puntiran dan Lentur

a. Jika poros terbuat dari bahan yang ulet (baja), diselesaikan dengan teori tegangan geser maksimum ( Teori GUESTS )

Poros pejal :Torsi ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

Te: torsi ekuivalen (N.mm)M: momen lentur (N.mm)T: momen puntir (N.mm)

Poros berlubang :Torsi ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

b. Jika poros terbuat dari bahan yang rapuh (besi tuang) diselesaikan dengan teori tegangan normal maksimum ( Teori RANKINES )

Poros pejal :Momen lentur ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

Me: momen lentur ekuivalen (N.mm): tegangan lentur poros (N/mm2)

Poros berlubang :Momen lentur ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

do: diameter luar poros (mm)di: diameter dalam poros (mm)k: di/do

Poros Dukung (GANDAR)Merupakan poros yang mendukung beban lentur murni.

Poros pejal :Momen lentur ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

M: momen lentur (N.mm): tegangan lentur poros (N/mm2)

Poros berlubang :Momen lentur ekuivalen yang dapat ditransmisikan :

do: diameter luar poros (mm)di: diameter dalam poros (mm)k: di/do

Poros dengan Beban BerfluktuasiPembahasan yang telah dilakukan di atas adalah poros dengan beban torsi dan momen lentur konstan.Jika terjadi fluktuasi beban baik torsi maupun lentur, maka perlu ditambahkan faktor yang berkaitan dengan fluktuasi torsi maupun lenturan.Jika : Km: factor momen lentur akibat kombinasi beban shock dan fatigue. Kt: faktor torsi/puntiran akibat kombinasi beban shock dan fatigue

Maka

Perencanaan Poros Berdasar KekakuanPada poros transmisi, sudut puntir yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 0.25 per meter.

: sudut puntir (rad)Ti: torsi (N.mm)L: panjang poros (mm)G: modulus kekakuan poros (N/mm2)J: momen inersia sudut (mm4)Besarnya sudut puntir ditentukan :

Momen inersia sudut

untuk poros pejal

untuk poros berlubang

Contoh-contoh soal1. Poros berputar 200 r/min untuk meneruskan daya : 20 kW. Poros dibuat dari mild steel dengan tegangan geser ijin 42 MPa. Hitunglah diameter poros!Jawab :

Diketahui :n = 200 r/minP = 20 kW = 20 000 W = 42 MPa

2. Hitung diameter poros pejal terbuat dari baja untuk menerskan daya 20 kW pada putaran 200 r/min. Tegangan geser maksimum bahan poros dari baja 360 MPa dan SF= 8. Hitung pula jika poros berlubang dengan rasio diameter dalam dan luar : 0,5!Jawab :

Diketahui :P = 20 kW = 20 000 Wn = 200 r/min= 360 MPaSF = 8

3. Dua buah roda dihubungkan dengan poros, menerima beban masing-masing 50 kN,sejauh 100 mm dari bagian tengah roda. Jarak antar sumbu roda 1400 mm. Hitung diameter poros jika tegangan lentur tidak boleh melebihi : 100 MPa.Jawab :

4. Sebuah poros terbuat dari Mild Steel digunakan untuk meneruskan daya 23 kW pada putaran 200 r/min. Jika beban momen lentur yang diterima poros sebesar 562,5 x 103Nmm, tegangan geser ijin 42 MPa dan tegangan tarik ijin 56 MPa, berapa diameter porosyang diperlukan jika beban berupa beban fluktuasi dengan tipe gradually applied loads ?Jawab :P = 23 kW = 23 000 Wn = 200 r/minM = 562,5 x 103 Nmm = 42 MPa = 56 MPaGradually applied loads, Km = 1,5danKt= 1 (lihat table)

Diameter poros diambil = 60 mm

Diameter poros diambil = 60 mm

Dipilih diameter poros berdasarkan Momen Ekuivalen d = 60 mm

KOPLING

DefinisiKopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft) dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya.A. Macam-macam Kopling Kopling dibedakan dalam dua kelompok besar :a. Kopling tetapb. Kopling tidak tetapKopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menghubungkan poros penggerak dengan poros yang digerakkan, agar torsi mesin penggerak dapat ditransmisikan ke mesin yang digerakkan. Untuk menghubungkan atau melepaskan poros penggerak dengan poros yang digerakkan, poros dalam posisi diam atau berhenti berputar.1. Kopling kaku Menghubungkan dua poros dengan sumbu harus segaris.a. Kopling tabungb. Kopling kompresic. Kopling flens2. Kopling luwesMenghubungkan dua poros dengan sumbu tidak harus segarisa. Kopling karet banb. Kopling gigi

Pembahasan kopling tetap difokuskan pada kopling flens

1. Kopling Flens protected2. Kopling Flens Unprotected

B. Desain Kopling Flens