12

RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis
Page 2: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL

FIQIYAH UNTUK UAS

INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH

Maqasid al-Shari’ah

Secara etimologis “Maqasid” dari kata dasar arab “qasada” (maksud atau tujuan).

Kata “qasd” (posisi diantara berlebih-lebihan dan kikir, dapat juga diartikan sebagai

keadilan)

Secara terminologis

- Ibnu Asyur : Maqasid syari’ah adalah makna atau hikmah yang bersumber dari Allah swt.

yang terjadi pada seluruh atau mayoritas ketentuan-Nya.

- Al-Fasi : Maqasid shari’ah ialah tujuan atau rahasia Allah swt. Dalam setiap hukum

syariat-Nya.

- Ar-Risuni : Maqasid shari’ah yaitu Tujuan yang ingin dicapai oleh syariat ini untuk

merealisasikan kemaslahatan hamba.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan maqasid shari’ah ke beberapa point berikut:

a. Tujuan umum yang hendak dicapai oleh shari’ah

b. Nilai yang dibangun oleh shari’ah Kepentingan umum yang terintegrasi secara umum

(maslahah)

c. Amar ma’ruf

d. Nahi mungkar

Shari’ah

Secara etimologis, shari’ah adalah:

Jalan menuju sumber air, jalan yang lurus yang diikuti.

Secara teknikal, Desain dari suatu hukum, atau sistem hukum. Seperti yang tertera

pada Q.S. al-Maidah ayat 48.

Dari pengertian tersebut dapat diturunkan pengertian shari’ah sebagai berikut:

Page 3: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

a. Berisi hukum, aturam, regulasi, perintah, kewajiba, panduan, prinsip, ideologi,

keimanan dan tingkah laku yang mengatur kehidupan manusia dalam berbagai aspek

di kehidupan.

b. Meliputi semua aspek kehidupan manusia di muka bumi.

c. Meliputi kehidupan di dunia dan akhirat

d. Shari’ah merupakan keseluruhan hukum yang telah ditentukan oleh Allah sementara

fiqh merupakan hasil dari ijtihad para mujtahid

e. Fiqh meliputi permasalahan manusia yang membutuhkan pendalaman hukum lebih

lanjut

Pentingnya Implementasi Maqasid syariah dalam Ijtihad

Peran penting Maqasid syariah dalam ijtihad

a. Menentukan level kemaslahatan dan kemafsadahan yang timbul dari permasalahan

yang ada.

b. Mengidentifikasi tujuan dibalik diperlakukannya suatu hukum dan membantu dalam

menetapkan keakuratan suatu hukum.

c. Untuk mengetahui penyebab utama diperlakukannya suatu hukum.

d. Dan terakhir yaitu untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam ijtihad

Pentingnya Implementasi Maqasid syariah dalam Mengembangkan Ekonomi dan

Bisnis Islam

Peran Penting Maqasid Syariah dalam Ekonomi dan Keuangan Islam

a. Hubungan antara tujuan dari maqasid syariah dan tujuan dari transaksi bisnis itu

sendiri penting. Hal itu disebabkan karena harta termasuk dalam aspek maqasid

syariah dan harus dilindungi agar tidak terjadi kekacauan di masyarakat.

b. Transaksi bisnis baik lokal maupun internasional harus berdasarkan prinsip-prinsip

dari hukum Islam. Hal itu disebabkan karena maqasid syariah juga berperan sebagai

pedoman dalam melakukan kegiatan untuk melindungi dan memelihara harta.

c. Tujuan dari transaksi bisnis ini adalah kelanjutan dari tujuan umum yang hendak

dicapai dari maqasid syariah.

d. Aturan-aturan dari transaksi bisnis harus berada di dalam aturan dari maqasid syariah.

e. Maqasid syariah menjamin bahwa prinsip syariah dan penerapannya cocok.

Maqasid Al-Shari’ah dan Ekonomi Islam

Page 4: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

Menurut Umer Chapra = tujuan dari sebuah sistem ekonomi ditentukan dari

worldview-nya.

Prof. Alparslan = Worldview adalah asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk

aktivitas-aktivitas ilmiah dan teknologi, setiap aktivitas manusia akhirnya dapat

dilacak pada pandangan hidupnya dan dalam pengertian itu maka aktivitas manusia

dapat direduksi menjadi pandangan hidup.

Ditinjau melalui worldview Islam, tujuan sistem ekonomi merupakan turunan dari tujuan

syariah.

Tiga konsep fundamental.islamic worldview :

Tauhid (keesaan Allah)

Khilafah (kekhalifan manusia sebagai perpanjangan tangan Allah di dunia)

‘Adalah (keadilan)

Ketiga aspek tersebut menjadi serangkaian pedoman agar kita mengerti tujuan diciptakannya

manusia. Tujuan dari penciptaan manusia sendiri terdapat dalam Al-Qur’an.“Dan aku tidak

menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz-

Dzariyat, 51:56)

Tujuan dari penciptaan manusia = aspek ke-tauhid-an dengan cara beribadah kepada Allah

SWT = Manusia dalam memenuhi tujuan tersebut harus memahami konsep khilafah yang

berlandaskan aturan-aturan Allah SWT = jika manusia telah bertindak sesuai aturan-aturan

difirmankan

Allah pada Al-Qur an.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qasas, 28:77)

Kriteria Maqasid Syariah

Terdapat beberapa kriteria penting dari maqasid syariah yaitu:

1. General Maqasid/ Umum/`Ammah

Tujuannya adalah untuk mencapai dan mewujudkan keseluruhan syari'ah.

Page 5: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

a. Setiap kesepakatan harus jelas

b. Setiap kesepakatan bisnis harus adil

c. Komitmen dengan kesepakatan

d. Melindungi hak kepemilikkan

e. Ketentuan-ketentuan akad syariah

f. Harta itu harus terdistribusi

g. Kewajiban bekerja dan memproduksi

h. Investasi harta

i. Investasi dengan akad mudharabah

2. Specific Maqasid/Khusus

Tujuannya adalah Berhubungan dengan bagian tertentu dari hukum seperti tujuan syari'at di

bidang keuangan, pernikahan, bidang ekonomi, dll.

Di antara Maqasid khusus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Maqashid pelarangan riba dalam Q.S Ali Imran: 130 (tentang larangan memakan riba

yang berlipat-lipat) Maqashid yang ingin dicapai adalah untuk memiliki empati dan

kepedulian sosial (muwasat) dan menjauhkan diri dari praktik ribawi yang mengambil

hak orang lain secara tidak adil.

2. Maqashid pelarangan riba dalam Q.S al-Baqarah: 275 (tentang riba tidak sama dengan

jual beli) Perbedaan antara jual beli adalah perbedaan antara kondisi pembeli dan

peminjam, karena kebutuhan peminjam untuk menutupi hajat dirinya dan

keluarganya. Sedangkan pembeli melakukan transaksi jual beli karena kelebihan

harta. Jadi, pembeli merupakan indikator dari kecukupan sedangkan peminjam

indikator kefakiran. Oleh karena itu Allah swt. mengharamkan riba karena

mengeksploitasi hajat orang fakir dan sebaliknya Allah menghalalkan jual beli untuk

membantu orang yang membutuhkan.

3. Maqashid pelarangan riba qardh

- Menghindari terjadinya praktik kedzaliman terhadap pelaku bisnis.

- Riba jahiliah dilarang karena terjadi pelanggaran kaidah “setiap pinjaman yang

memberikan manfaat kepada kreditor adalah riba”.

- Mencegah para rentenir berbuat dzalim kepada peminjam karena riba berarti

pemberi pinjaman mengeksploitasi peminjam.

4. Maqashid pelarangan riba’ buyu’

Page 6: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

Menghindarkan gharar dalam transaksi jual beli karena memunculkan ketidakadilan

bagi kedua belah pihak akan nilai masing-masing barang yang dipertukarkan.

Maqashid lain agar uang tidak dijadikan komoditas yang diperjual belikan.

5. Maqashid syariah larangan praktik talaqqi rukban (praktik jual beli dimana pembeli

mencegat penjual sebelum penjual memasuki pasar). Praktik ini mengakibatkan

supply dan demand tidak bertemu sehingga tidak terjadi pasar yang sehat yang bisa

menentukan harga secara adil.

6. Maqashid larangan gharar

Larangan gharar memiliki tujuan bahwa transaksi gharar dalam kualitas, kuantitas,

harga, dan waktu penyerahan memiliki objek akad yang tidak pasti ada dan tidak pasti

diterima pembeli atau harga dan uang tidak pasti diterima penjual sehingga tujuan

pelaku akad melakukan transaksi menjadi tidak pasti. Maqashid lain pelarangan

gharar adalah agar tidak ada pihak-pihak akad yang dirugikan karena tidak

mendapatkan haknya dan agar tidak terjadi perselisihan dan permusuhan diantara

mereka.

3. Partial Maqasid

Tujuan = menunjukkan maqsad (tujuan) dan hikmah di balik diberlakukannya keputusan

tersebut, seperti tujuan larangan riba dalam transaksi keuangan, tujuan dari larangan najjash

dalam lelang (inflasi buatan dari harga tanpa niat untuk membeli).

4. Definitive Maqasid (Maqasid Pasti)

Menurut Ashur maslahah ini telah didirikan pada bukti eksplisit yang menghalangi

interpretasi apapun.

Contoh : Firman Allah dalam surah Al-Imran (3:97) "Padanya terdapat tanda-tanda yang

nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasuki (Baitullah) menjadi amanlah

dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia yang sanggup mengerjakannya;

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya, Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

5. Spekulative Maqasid (Maqasid spekulatif )

Menurut Ashur, maslahah ini bersifat dugaan, terdiri dari alasan yang dilaksanakan

hanya sebagai dugaan atau hal-hal yang mungkin belum terjadi.

Contohnya; menjaga dan megawasi rumah di perkotaan ketika seseorang merasa takut dan

Page 7: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

tidak aman.

6. Illusion Maqasid (Maqasid khayalan )

Menurut Ashur, untuk mencari keuntungan(kesenangan) seseorang, tetapi ketika

diselidiki hal tersebut menjadi berbahaya.

Contoh; mengkonsumsi obat-obatan narkotika seperti ganja. Dikonsumsi untuk memberi

kesenangan , meskipun tidak mendapatkan keuntungan (kesenangan) tetapi hal tersebut

berbahaya.

7. The Necessities or Essential (Daruriyyat)

Daruriyyat, Penegakan kemaslahtan agama dan dunia. Jika daruriyah hilang maka

kemaslahatan dunia dan akhirat juga hilang, sehingga muncul kerusakan.

8. The Needs (Hajiyyat)

Hajiyyat, hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan

kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Bahaya yang ditimbulkan jika

hajiyyat tidak terlaksana maka akan mengganggu kemaslahatan umum.

9. Complementary (Tahisiniyyat)

Tahisiniyyat, melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dan untuk menghindari hal-hal

yang buruk dalam kehidupan.

MAQASID SYARIAH AND THE DOCTRINE OF MASLAHAH

Imam Al Syatibi, maslahah dalam pengetian secara syar‟ii mengambil manfaat dan

menolak kemafsadatan (kerusakan) yang tidak hanya bersandar kepada akal sehat,

tetapi dalam rangka memelihara hak hamba.

Imam Al Ghazali, maslahah sebagai sebuat ungkapan yang menunjukkan adanya

(usaha) mengambil manfaat dan menolak mudharat dalam rangka memelihara tujuan-

tujuan syarak.

Al-Syatibi menyatakan bahwa tidak semua maslahah secara duniawi dapat diketahui

oleh akal, namun hanyalah sebagian dan lainnya diketahui melalui syariat. Jika akal

dapat mengetahui segala kemaslahatan duniawi secara mutlak, syariat hanya berfungsi

Page 8: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

sebagai pedoman ukhrawi, padahal syariat bermaksud menegakkan keduanya,

kehidupan duniawi dan ukhrawi (Yusdani :hal, 6)

Kiteria Maslahah

Kriteria maslahah (dlawabith al-maslahat) menurut Al-Syatibi :

1. Maslahah itu harus bersifat mutlak, artinya bukan relatif atau subyektif yang

akan membuatnya tunduk kepada hawa nafsu.

2. Maslahah itu bersifat universal (kulliyah) dan universalitas ini tidak

bertentangan dengan sebagian juziyat-nya. (Asmuni, Penalaran Induktif

Syatibi dan Perumusan al-maqosid menuju ijtihad yang Dinamis)

Kriteria maslahah menurut Al Ghazali ;

1. Kemaslahatan menurut manusia ukurannya adalah akal dan perasaan

2. Kemaslahatan menurut ukurannya adalah wahyu

Konsep Istislah dan Maslahah Mursalah

Istislah menurut bahasa “Mencari kemaslahatan”Mencari kemaslahatan”

Menurut ahli Usul fiqh Istislah adalah menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada

nasnya atau tidak ada ijma’ terhadapnya, dengan berdasarkan pada kemaslahatan semata

(yang oleh syara’ah tidak dijelaskan ataupun dilarang).

Imam al-Ghazali memandang bahwa suatu kemaslahatan harus sejalan dengan tujuan

Syara’ah.

Contoh : Zaman jahiliyah wanita tidak mendapatkan bagian harta warisan yang menurut

mereka sesuai dengan adat-istiadat mereka, tetapi pandangan ini tidak sejalan dengan

kehendak syara’ah, karenanya tidak dinamakan mashlahah.

Tujuan dari hukum Islam untuk mencapai kemaslahatan umat manusia dunia maupun

akhirat. Kemaslahatan ini merupakan lima tujuan syara yaitu : terpeliharanya agama, jiwa,

akal, keturunan, dan harta serta upaya untuk mencegah segala bentuk kemudharatan yang

berkaitan.

Pendapat Para Ulama :

Ulama Hanafiyah mengatakan bahwa untuk menjadikan mashlahah al-mursalah

sebagai dalil disyaratkan mashlahah tersebut berpengaruh pada hukum.

Page 9: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

Ulama Malikiyah dan Hanabilah menerima mashlahah al-mursalah sebagai dalil

dalam menetapkan hukum. Menurut mereka mashlahah al-mursalah merupakan

induksi dari logika sekumpulan nash, bukan dari nash yang rinci seperti yang berlaku

dalam qiyas.

Imam Syathibi mengatakan: keberadaan dan kualitas mashlahah al-mursalah itu

bersifat pasti (qath‟ii), sekalipun dalam penerapannya bisa bersifat zhanni(relatif).

al-mursalah adalah hujjah syar’iyyah yang

dijadikan dasar pembentukan hukum dan kejadian yang tidak ada hukumnya dalam

nash atau ijma atau qiyas atau istishan disyariatkan padanya kemaslahatan umum.

Al-Ghazali juga mengatakan bahwa yang hajjiyah, apabila menyangkut kemaslahatan

orang banyak bisa menjadi dharuriyyah

Untuk bisa menjadikan mashlahah al-mursalah sebagai dalil dalam menetapkan hukum,

ulama Malikiyah dan Hanabilah mensyaratkan tiga syarat, yaitu :

Kemaslahatan itu haruslah merupakan suatu kemaslahatn yang hakiki,dan bukan suatu

kemaslahatan yang bersifat dugaan saja.

Bahwa kemaslahatan ini adalah kemaslahatan umum, dan bukan kemaslahatan

pribadi.

Bahwa pembentukan hukum berdasarkan kemaslahatan ini tidak bertentangan dengan

hukum atau prinsip yang telah berdasarkan nash atau ijma‟i.

Ada beberapa syarat yang dikemukakan al-Ghazali terhadap kemaslahatan yang dapat

dijadikan hujjah dalam mengistinbatkan hukum, yaitu :

Mashalahah itu sejalan dengan jenis tindakan-tindakan Syara‟ah

Mashlahah itu tidak meninggalkan atau beetentangan dengan nash syara‟i

Mashlahah itu termasuk kedalam kategori mashlahah yang dharuri(berlaku sama

untuk semua orang)

Alasan Jumhur Ulama dalam menetapkan mashlahah dapat dijadikan hujjah dalam

menetapkan hukum, antara lain adalah :

Page 10: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

Hasil induksi terhadap ayat atau hadist menunjukkan bahwa setiap hukum

mengandung kemaslahatan bagi umat manusia. Dalam hubungan ini Allah berfirman

Bahwasannya kemaslahatan umat manusia selalu baru dan tidak ada habis-habisnya.

Bahwa pembentukan hukum berdasarkan kemaslahatan ini tidak bertentangan dengan

hukum atau prinsip yang telah berdasarkan nash atau ijma.

Jumhur ulama juga beralasan dengan merujuk kepada beberapa perbuatan sahabat,

seperti Umar ibn al-Khaththab ra. memberi bagian zakat kepada para mu‟iallaf. Abu

Bakar ra. mengumpulkan al-Qur’an atas saran Umar ibn al-Khaththab. Umar bin

Khattab ra. menuliskan al-Qur’an pada satu logat bahasa demi memelihara tidak

terjadi perbedaan bacaan al-Qur’an itu sendiri.

Alasan para ulama yang menerima Istislah sebagai dalil syara’ah:

Kemaslahatan yang diharapkan manusia itu tumbuh dan bertambah.

Kalau diamati benar-benar, para sahabat dan tabi‟ah beserta imam-imam mujtahid,

mereka telah menetapkan hukum-hukum dengan berdasarkan para kemaslahatan.

Alasan ulama yang menolak Istislah sebagai dalil syara’ m Syafi‟ah

Syari’ah islam mempunyai tujuan menjaga tujuan kemaslahataan manusia.

Kalau menetapkan hukum berdasarkan pada kemaslahatan semata yakni yang terlepas

dari syara‟ah, sudah barang tentu akan dipengaruhi oleh hawa nafsu.

Ruang Lingkup Penerapan Maslahah Mursalah

Ruang lingkup penerapan Maslahah Mursalah dikalangan kelompok pemegangnya terbatas

pada bidang mu’amalah saja, kemaslahatan dalam bidang inilah yang mungkin ditemukan

dan diketahui.

Mashlahah yang tidak diakui ajaran syari‟ah :

Kepentingan yang bertentangan dengan mashlahah yang diakui terutama pada tigkat

pertama. Mashlahah ini disebut Mashlahah al-Mulghah. Mashlahah al-Mulghah kemaslahatan

yang ditolak oleh syara‟, karena bertentangan dengan ketentuan syara‟ah. Misalnya,

penetapkan hukuman puasa dua bulan berturut-turut bagi seseorang (penguasa Spayol) yang

melakukan hubungan seksual dengan istrinya di siang hari Ramadhan.

Page 11: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

Mashlahah yang tidak diterima dan tidak diakui :

Mashlahah al-Mursalah, yaitu kemaslahatan yang keberadaannya tidak didukung syara‟ah

dan tidak pula dibatalkan/ditolak syara’ah. melalui dalil yang rinci. Kemashlahatan dalam

bentuk ini terbagi kedalam dua macam yaitu :

Mashlahah al-gharibah, yaitu kemashlahatan yang asing, atau kemashlahatan yang

sama sekali tidak ada dukungan dari syara , baik secara rinci maupun secara umum.

Kemaslahatan seperti ini tidak ditemukan dalam praktek, sekalipun ada dalam teori.

Mashlahah al-Mursalah, yaitu kemaslahatan yang tidak didukung oleh sekumpulan

makna nash.

Kriteria Maslahah Dan Mafsadah

1. Manfaat atau bahayanya benar-benar ada dan bersifat terus-menerus, seperti

mengambil manfaat udara dan sinar matahari atau membakar sebuah kebun dengan

tujuan hanya untuk merusaknya.

2. Keberadaan manfaat atau pun bahayanya terlihat jelas pada sebagian besar keadaan

dan dapat diketahui dengan akal sehat, seperti menyelamatkan orang yang tenggelam

di laut.

3. Tidak ada kemungkinan untuk tergantikannya sifat manfaat ataupun bahaya yang

terdapat di dalamnya. Contohnya di dalam khamr terdapat manfaat yaitu

membangkitkan keberanian dan mudharat yaitu merusak akal, hanya saja sisi

mudharatnya tetap tidak bisa digantikan dengan sisi kemaslahatannya.

4. Manfaat dan bahayanya tampak sama besarnya, namun salah satunya dapat

dimenangkan dengan bantuan murajjih seperti kewajiban memberikan ganti rugi atas

perusakan harta seseorang dengan sengaja.

5. Manfaatnya ada dan tetap sedangkan nilai bahayanya berubah-ubah ataupun

sebaliknya, seperti bahaya yang dihasilkan dari peminangan seseorang terhadap

wanita yang berada dalam pinangan orang lain.

Aplikasi Maslahah dalam Keuangan Islam

1. Implementasi Valid (Sesuai dengan aturan Syariah dan untuk tujuan Maslahah)

Penggunaan interest rate sebagai patokan

Penggunaan

janji sebagai komponen alat dalam pertukaran mata uang

Page 12: RANGKUMAN I- - IBEC FEB UI · 2019. 12. 2. · RANGKUMAN I-LEARN USHUL FIQH DAN QAWA’IDUL FIQIYAH UNTUK UAS INTRODUCTION TO MAQASID SYARIAH Maqasid al-Shari’ah Secara etimologis

2. Implementasi Invalid (Tujuannya untuk maslahah namun tidak sesuai dengan aturan

syariah)

Mengatur ulang tanggal pembayaran dalam Murabahah

Sekuritisasi dalam piutang Murabahah