Upload
muhamad-jainudin
View
240
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
RANGKUMAN
MATERI PRAKTIKUM SISTEM CHASIS, SUSPENSI DAN KEMUDI
Digunakan untuk memenuhi tugas praktikum sistem chasis, suspensi dan kemudi
yang Dibina oleh Drs.H. Darmadji Adi S., M.Pd.
Oleh:
Muhamad Jainudin (209513421931)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
November 2011
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Sedangkan menurut Menurut Jerry Fitzgerald, Ardra F. Fitzgerald dan Warren
D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai urut-urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan Apa (What) yang harus dikerjakan,
Siapa (Who) yang mengerjakannya, Kapan (When) dikerjakan dan Bagaimana
(How) mengerjakannya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefiniskan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 2
BAB II
RANGKA
A. Fungsi Rangka
Rangka merupakan bagian kendaraan yang berfungsi sebagai tmpat atau
dudukan bodi mobil, dan untuk mengikat komponen-komponen kendaraan
seperti motor, sistem pemindah tenaga, dan sistem kemudi.
B. Jenis-Jenis Rangka
1. Konstruksi composite (terpisah).
Konstruksi ini juga disebut dengan konstruksi biasa atau konstruksi
konvensional merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan
rangkanya terpisah. Pertautan/penyambungan antara bodi dan rangka
menggunakan baut dan mur atau dengan keling. Biasanya untuk
meningkatkan kenyamanan saat digunakan, maka diantara bodi dan rangka
dipasang karet sebagai alat peredam getaran. Konstruksi bodi dan rangka
yang terpisah ini memberikan kemudahan dalam penggantian bagian bodi
kendaraan yang mengalami kerusakan, terutama bodi bagian bawah atau
putusnya rangka. Jenis-jenis rangka composite adalah:
a. Rangka Bentuk H
Rangka model ini merupakan bentuk dasar rangka kendaraan, yaitu
terditi dari dua buah balok memanjang uang dikeling menjadi satu.
Rangka model ini konstruksinya sangat sederhana, banyak digunakan.
Gambar 1. Rangka bentuk H
b. Rangka perimeter
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 3
Rangka perimeter merupakan penyempurnaan bentuk H, bodi
menempel pada pinggir rangka sehingga posisi lantai dapat diturunkan.
Penurunan lantai kendaraan akan menurunkan titik pusat berat kendaraan
dan tinggi kendaraan berkurang sehingga pengemudian mantap, ruang
penumpang menjadi lebih leluasa, banyak digunakan untuk sedan.
Gambar 2. Rangka bentuk perimeter
c. Rangka bentuk X
Konstruksi rangka balok terdiri atas dua batang rangka utama
berbentuk
balok memanjang disatukan dibagian tengah. Tempat pertautan dengan
bodi dan pintu dapat dibuat rendah sehingga memudahkan keluar-masuk
kendaraan, kuat terhadap puntiran, digunakan untuk sedan tipe lama.
Gambar 3. Rangka bentuk X
d. Rangka bentuk tulang punggung/tubular (Back Bone)
Konstruksi rangka merupakan rangka model tunggal, bagian tengah
memikul beban (punggung) dan lengan yang menonjol sebagai
pemegang bodi. Rangka ini sisi-sisi penampang depan dan belakangnya
merupakan daerah yang lurus sebagai pengaman bila terjadi tubrukan.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 4
Rangka dibengkokkan ke atas dan kebawah sebagai tempat poros
belakang dan komponen sistem suspensi bagian depan. Konstruksi
rangka semacam ini juga memungkinkan titik pusat berat kendaraan
dibuat lebih rendah.
Gambar 4. Rangka bentuk turbular
e. Rangka model lantai
Bodi dan rangka dilas menjadi satu, sehingga merupakan bentuk yang
diintegrasikan, memungkinkan ruang interior dibuat luas. Kelebihan lain
penggunaan konstruksi rangka model ini adalah memiliki ketahanan yang
cukup baik terhadap bengkokan dan puntiran.
2. Konstruksi monocoq (menyatu).
Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangka
tersusun menjadi satu kesatuan. Semua bagian karoseri seperti pintu, atap,
fender, dan lantai berfungsi sebagai rangka. Karena bodi dan rangka
menyatu, maka bentuknya dapat menjadi lebih rendah dibanding dengan
tipe composite sehingga titik berat gravitasi lebih rendah menyebabkan
kendaraan akan lebih stabil. Konstruksi jenis ini menyerupai kontruksi
jembatan di mana titik tumpu kontruksi terletak pada roda belakang dan
depan dengan kebanyakan bahan yang di pakai adalah besi plat putih.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 5
Gambar 5. Konstruksi Monocoque
Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
a. Bodi Rigid
Bodi rigid yaitu rangka dan bodi yang telah menyatu secara kuat,
tetapi pada keperluan – keperluaan khusus diberikan tambahan penguat.
Gambar 7. Bodi Rigid
b. Rangka parsial
Rangka parsial yaitu tidak seluruh bagian bawah bodi diberikan
rangka. Hanya bagian depan atau belakang bodi diberikan penguat
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 6
sebagai dudukan motor atau komponen sistem suspense.
Gambar 8. Bodi Parsial
Pemasangan rangka memperkuat kontruksi bodi antara bodi dan rangka
dipasang karet-karet untuk meredam getaran karoseri yang ditimbulkan
suspensi.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 7
C. Sifat-Sifat Rangka
1. Composite
a. Konstruksi Sederhana
b. Dapat dipakai universal/bak penumpang bebas
c. Kuat menahan berat
d. Kuat menahan beban lengkung dan puntir
e. Kurang aman untuk penumpang jika terjadi tabrakan
2. Monocoque
a. Kontruksi Rumit
b. Tidak dapat dimodifikasikan (diubah menjadi bak penumpang)
c. Dapat menerima beban lengkung dan punter
d. Ringan
e. Reparasi sulit jika terjadi kecelakaan
f. Lebih aman bagi penumpang jika terjadi tabrakan
D. Penggunaan konstruksi rangka
1. Composite
Pada kendaraan sedan tipe lama, kendaraan penumpang dan mobil
angkutan barang. (misal truck, bus, pick up dan lain sebagainya).
2. Monocoque
Mobil penumpang (sedan) umumnya Bus, bahkan beberapa kendaraan
MPV (Multi Purpose Vehicle) mulai menerapkan konstruksi monocoq body.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 8
BAB V
SUSPENSI
A. Penggunaan konstruksi rangka
Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan,
getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat
meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Sistem suspensi
kendaraan terletak di antara bodi/chassis (kerangka) dengan roda.
B. Tujuan
Tujuan utama dari sistem suspensi yaitu memberi kenyamanan dan keamanan dalam
berkendara. Suatu sistem suspensi harus dapat:
1. Menyerap kejutan dari permukaan jalan agar tidak diteruskan ke kerangka mobil dan
penumpang.
2. Mampu menahan efek gaya yang ditimbulkan pada saat pengereman, akselerasi, atau
pada saat membelok.
3. Menjaga ban agar selalu kontak terhadap jalan setiap saat.
Syarat yang disebut di atas sangatlah sulit untuk diwujudkan secara sempurna oleh
karena itulah setiap model sistem suspensi memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-
masing.
C. Prinsip Kerja Suspensi
Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda yang dirancang untuk
menyerap kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata sehingga menambah kenyamanan
dan stabilitas kendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkeram roda terhadap jalan.
Oskilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan dengan bodi berpengaruh besar
pada kenyamanan kendaraan.
D. Oskilasi menurut konstruksi:
1. Sprung Weight dan Unsprung Weight
Gambar 9. Sprung weight dan unsprung weight
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 9
2. Pitching
Adalah gerakan atau bergoyangnya bagian depan dan belakang kendaraan keatas dan
kebawah terhadap titik pusat grafitasi kendaraan. Gejala ini terjadi ketika kendaraan
melalui jalan yang bertonjolan atau jalan berlubang. Disamping itu pitching terjadi pada
kendaraan yang mengalami pegas/spring lemah.
Gambar 10. Pitching
3. Rolling
Adalah bila kendaraan membelok atau melalui tonjolan jalan, maka pegas pada satu
sisi kendaraan mengembang dan pegas/spring pada sisi lainya mengkerut.kendaraan ini
mengakibatkan body rolling pada arah samping ( sisi ke sisi ).
Gambar 11. Rolling
4. Bouching
Adalah gerakan naik turun body kendaraan secara keseluruhan. Gejala ini mungkin
terjadi pada kecepatan kendaraan tinggi dan pada jalan bergelombang, demikian pula
bila pegas suspensi lemah.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 10
Gambar 12. Bounching
5. Yawing
Adalah gerakan body kendaraan mengarah memanjang ke kanan dan ke kiri
terhadap titik berat kendaraan. Yawing kemungkinan terjadi pada jalan yang
menyebabkan pitching.
Gambar 13. Yawing
6. Hopping
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda keatas dan kebawah
yang biasanya terjadi pada jalan-jalan yang berombak pada kecepatan sedang
dan tinggi.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 11
Gambar 14. Hopping
7. Tramping
Tramping adalah gerakan oskilasi turun-naik pada arah yang berlawanan pada roda-
roda kiri dan kanan, menyebabkan roda roda kiri dan kanan melompat terhadap
permukaan jalan. Keadaan ini mudah terjadi pada kendaraan ynag menggunakan
suspensi poros rigid (rigid axle suspension).
Gambar 15. Tramping
E. Komponen Suspensi
Komponen suspensi adalah sebagai berikut:
Gambar 16. Komponen Suspensi
1. Pegas
Pegas berfungsi untuk menyerap kejutan dari jalan yang tidak rata dan sebagai
peredam roda-roda agar tidak diteruskan secara langsung ke bodi kendaraan. Pegas-
pegas yang ada di pasaran sekarang ini banyak sekali jenis dan bentuknya, tetapi
menurut tipenya pegas dibagi 2 yaitu pegas logam dan pegas non-logam.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 12
a. Pegas logam
1) Pegas daun
Pegas daun (leaf spring) di buat dari sejumlah lembaran baja pegas yang diikat
menjadi satu dan pada umumnya pegas daun yang terpanjang adalah yang paling
lembut. Makin banyak jumlah daun pegasnya, semakin keras pegas dan
kenikmatan berkendara akan berkurang.
Gambar 17. Pegas Daun
Karakteristik dari pegas daun yaitu mampu mengontrol oskilasinya sendiri
melalui gesekan bagian dalam pegas dan memiliki kemampuan cukup untuk
memikul beban yang berat sukar untuk menyerap getaran yang kecil, pegas daun
umumnya digunakan pada kendaraan berat.
2) Pegas Koil
Pegas koil dibuat dari batang baja khusus. Bila beban bekerja pada sebuah
pegas koil, seluruh batang terpuntir. Dengan cara ini energi disimpan dan kejutan
diredam.
Gambar 18. Pegas Koil
Karakteristik pegas koil yaitu:
a) Tingkat penyerapan energi per unit
b) Pegas dapat dibuat lembut
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 13
c) Karena tidak ada gesekan dalam pegas koil, maka pegas koil harus
menggunakan shock absorber
d) Tidak ada penahan gaya lateral
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 14
3) Pegas Batang Torsi
Pegas batang torsi terdiri atas sebatang baja pegas yang menggunakan
elastisitas puntir untuk menahan puntiran. Salah satu ujung dipasangkan pada
frame dan ujung lainnya ke komponen yang menahan puntiran.
Gambar 19. Pegas Batang Torsi
Karakteristik pegas batang torsi:
a) Susunan sistem suspensinya sederhana
b) Memerlukan shock absorber karena batang torsi tidak dapat mengontrol
oskilasi.
b. Pegas Bukan Logam
1) Pegas Karet
Pegas karet (rubber spring)berfungsi untuk menyerap oskilasi yang
ditimbulkan melalui gesekan pada saat berbenturan karena adanya gaya dari luar.
Pegas karet (rubber pring)berfungsi untuk menyerap oskilasi yang ditimbulkan
melalui gesekan pada saat berbenturan karena adanya gaya dari luar. Keuntungan
pegas karet yaitu :
a) Dibuat dalam bentuk tertentu
b) Tidak berisik selama digunakan
c) Tidak memerlukan pelumas
Pegas ini hanya digunakan sebagai pegas tambahan, spacer, bantalan, stopper
dan penyangga untuk komponen suspensi.
2) Pegas Udara
Pegas udara mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Bila kendaraan ada beban, pegas akan lembut sekali
b) Tinggi kendaraan dapat dibuat tetap meskipun beban berubah, dengan
menambah tekanan udara
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 15
Gambar 20. Pegas Udara
2. Shoc Absorber
Shoc Absorber biasa dikenal sebagai shocbreker.Fungsi dari shock absorber adalah
untuk meredam oskilasi dengan cepat agar memperoleh kenikmatan berkendaraan dan
kemampuan ban terhadap jalan. Menurut cara kerjanya shock absorber dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Tipe Single Action b. Tipe Multiple Action
Gambar 21. Tipe Single Action Gambar 22. Multiple Action
Menurut konstruksinya Shock absorber dibagi menjadi 2 macam yaitu tipe twin
tube dan tipe mono tube.
3. Ball joint
Ball joint berfungsi untuk menerima beban vertikal dan lateral juga sebagai sumbu
putar pada saat kendaraan membelok.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 16
Gambar 23. Ball Joint
Keterangan :
1. Stud
2. Karet penutup
3. Dudukan
4. Rumah
5. Bantalan Karet (Rubber
Cushion)
Karena ball joint sebagai sumbu putar, ball joint membutuhan pelumasan. Pada ball
join terdapat gemuk yang berfungsi untuk melumasi bagian yang bergesekan
4. Strut bar
Strut bar (batang penahan) berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak
maju atau mundur saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata. Strutbar
(batang penahan) dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikat ke
bracket strutbar yang diikat ke bodi (batang penahan) berfungsi untuk menahan lower
arm agar tidak bergerak maju atau mundur saat menerima kejutan dari permukaan jalan
yang tidak rata.
Gambar 24. Strut Bar
5. Stabilizer bar
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan
memperbaiki sifat jalan belok kendaraan.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 17
Gambar 25. Stabilizer Bar
Pada umumnya, saat kendaraan membelok pegas roda bagian luar tertekan dan pegas
bagian dalam mengembang. Akibatnya stabilizer akan terpuntir karena salah satu
ujungnya tertekan ke atas dan ujung yang lain tertekan ke bawah. berfungsi untuk
mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan.
6. Lateral Control Rod
Lateral Control Rod dipasang diantara axle dan bodi kendaraan. Tujuannya untuk
menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping
Gambar 26. Lateral Cotrol Rod
7. Bumper
Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang, pegas mengerut dan
mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat merusak komponen suspensi, karena
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 18
itu dipasanglah Bumper untuk melindungi komponen suspensi saat pegas mengerut atau
mengembang di luar batas maksimumnya.
F. Fungsi suspensi ada 3 macam:
1. Menyerap getaran, oskilasi dan kejutan akibat pengaruh dari permukaan jalan yang
tidak rata
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi
3. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara roda
G. Jenis Suspensi
1. Suspensi Rigid
Suspensi tipe ini, roda kiri dan roda kanan dihubungkan oleh axle tunggal. Suspensi
jenis ini banyak digunakan untuk mobil berat.
Gambar 27. Suspensi Rigid
Sifat-sifat suspensi Rigid :
a. Gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
b. Konstruksi sederhana, perawatan mudah
c. Gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
d. Memerlukan ruang pemegasan yang besar
e. Massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
f. Bodi sedikit miring pada saat belok
2. Suspensi Independen
Suspensi tipe ini, roda kanan dan kiri bergerak bebas (independen) karena tidak
dihubungkan dengan satu axle. Suspensi ini banyak digunakan pada kendaraan berskala
kecil.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 19
Gambar 28. Suspensi Independen
Sifat-sifat suspensi independen :
a. Gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
b. Konstruksi agak rumit
c. Membutuhkan sedikit tempat
d. Jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
e. Titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
f. Pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan roda)
g. Perawatan lebih sulit
H. Jenis Suspensi konstruksinya
1. Sistem supensi depan
Macam-macam suspensi roda depan :
a. Tipe Mac Pherson Strut
Suspensi tipe ini tidak memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih sederhana
dari pada tipe double wishbone. Tipe ini dapat diservis dengan lebih mudah karena
memiliki komponen yang lebih sedikit. Umumnya digunakan pada suspensi depan
kendaraan FF .
Gambar 30. Mac Pherson Strut
Keterangan :
1.Stabilizer
2.Lower arm
3.Coil spring
4.Peredam kejut
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 20
b. Tipe Mac Pherson dengan lower arm berbentuk L
Suspensi jenis ini banyak digunakan pada kendaraan mesin depan penggerak
belakang. Keuntungannya dapat menahan gaya dari arah samping maupun arah
depan belakang sehingga tidak memerlukan strut bar.
Gambar 31. Tipe Mac Pherson dengan lower arm berbentuk L
c. Tipe double wisbone dengan pegas koil
Terdiri atas upper dan lower arm yang menopang roda dan knuckle yang
menghubungkan lengan-lengan. Lengan-lengan menerima gaya longitudinal dan
latitudinal, memungkinkan pegas untuk menopang beban vertical saja. Pada tipe ini
banyak digunakan untuk kendaraan jenis FR
Gambar 32. Doubel Wisbone dengan Pegas
Coil
Keterangan :
1. Stabilizer
2. Lower arm
3. Coil spring
4. Peredam kejut
d. Tipe double wisbone dengan batang torsi
Suspensi tipe ini bagian depan batang torsi dibubungkan ke upper arm, bagian
belakang batang torsi di hubungkan ke body. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan
lebih mudah. Tipe ini banyak digunakan untuk truk kecil.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 21
Gambar 33. Doubel Wisbone dengan Batang Torsi
2. Sistem suspensi belakang
Macam-macam suspensi roda belakang:
a. Tipe Pegas daun paralel
Setiap ujung axle yang menggabungkan kedua roda dipasang pada pegas daun.
Pegas daun yang paralel satu sama lain, didudukkan membujur pada bodi kendaraan.
Gambar 34. Tipe Pegas Daun Paralel
Keterangan :
1. Rumah axle belakang
2. Peredam kejut
3. Pegas daun
b. Tipe 4 Link
Control arm atas dan bawah dipasang membujur pada bodi kendaraan pada setiap
ujung axle, dan lengan yang satu lagi dipasang secara melintang dari satu ujung axle
ke bodi.
Gambar 35. Tipe 4 link
Keterangan :
1. Coil spring
2. Lateral control rod
3. Upper control arm
4. Shock absorber
5. Lower control arm
c. Tipe Semi-Trailing Arm
Lengan suspensi belakang dipasang pada sudut yang telah ditentukan pada member
suspensi belakang guna menahan gaya lateral yang lebih besar.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 22
Gambar 36. Tipe Semi Training Arm
Keterangan :
1. Peredam kejut
2. Stabilizer
3. Coil spring
4. Member suspensi belakang
5. Lengan suspensi belakang
d. Tipe Doble Wisbone
Suspensi jenis ini mempunyai tiga suspensi arm (satu upper dan dua lower arm)
yang diposisikan tegak lurus dengan garis tengah kendaraan dan sebuah strut rod
yang sejajar dengan garis tengah kendaraan.
e. Tipe Stut Dual Link
Suspensi jenis ini banyak digunakan di mobil mesin depan penggerak depan.
Roda-roda ditopang oleh dua suspension arm dan stud rod. Suspension arm terletak
hampir tegak lurus dengan garis tengah kendaraan, sedangkan sedangkan strut rod
sejajar dengan garis tengah kendaraan.
Gambar 37. Tipe Stut Dual Link
f. Tipe Arm dengan twist beam
Suspensi jenis ini banyak digunakan untuk mobil kecil dengan penggerak roda
depan. Bagian belakang arm dihubungkan dengan jalan di las pada axle beam.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 23
Gambar 38. Arm dengan Twist Beam
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 24
BAB VI
PEGAS, PEMEGASAN DAN PEREDAM GETARAN
A. Fungsi Pegas berdasarkan jenisnya
1. Macam-macam Pegas
a. Pegas Daun
Pegas daun mempunyai beberapa fungsi. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Meneruskan gerakan dan beban kendaraan dari rangka kendaraan
ke rumah aksel dan roda-roda
2) Menahan gaya tekan yang, berubah-ubah dan mengakibatkan
timbulnya gaya perlawanan yang berubah-ubah pula yang disebut
pemegasan
3) Mencegah terjadinya tekanan ke samping, sehingga kendaraan
akan tetap stabil.
Gambar 39. Konstruksi Pegas Daun
b. Pegas koil
Gambar 40. Pegas Koil
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 25
Pegas koil mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagi
berikut:
1) Mengadakan pemegasan dan menahan beban tegak lurus. tetapi
tidak dapat menahan tekanan samping
2) Menambah kemampuan cengkeraman ban terhadap permukaan
jalan. seperti fungsi pegas yang lain
3) Menyerap kejutan dai jalan dan getran roda - roda agar tidak
diteruskan ke body secara langsung. Seperti fungsi-fungsi pegas
yang lain.
c. Pegas batang torsi
Pegas batang torsi mempunyai beberapa fungsi, di antaramya adalah
sebagai beikut:
1) Seperti halnya fungsi pegas koil, apabila dipuntir akan kembali
pada bentuk semula dengan memegas
2) Menahan gerakan ke atas atau ke bawah roda-roda sehingga timbul
penyerapan. Seperti pegas-pegas yang lain.
Gambar 41. Kontsruksi Pegas Batang Torsi
d. Batang stabilisator
Pegas batang stabilrsator mempunyai beberapa fungsi diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Mencegah kendaran melayang pada saat membelok
2) Mengendalikan lengan-lengan suspensi agar dapat bergerak naik
turun dengan stabil
3) Meningkatkan cengkeraman ban terhadap jalan
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 26
Gambar 42. Batang Stabilisator
2. Konstruksi dan cara kerja pegas
a. Pegas Daun
1) Konstruksi:
a) Pegas berbentuk semi eIips terdiri dai 3 sampi 10 lembar daun
baja tipis dengan tebal 3 sampai 6 mm
b) Pegas dibuat dengan panjang berbeda, diikat menjadi satu
c) Pada kedua ujung daun pegas terpanjang (main leaf)digulung
membentuk mata pegas sebagai tempat pemasangan pada
rangka
Gambar 43. Konstruksi Pegas Daun
2) Cara kerja:
Bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan
jalan maka diteruskan kerumah poros belakang yang
mengakibatkan pegas daun terjadi pemanjangan atau pegas
berubah bentuk dari elip mendekati lurus ( pemegasan pegas daun)
yang konstruksinya dilengkapi dengan ayunan pegas
Untuk memperhalus proses pemegasan pegas daun yang
berlebihan maka suspensi ini dilengkapi peredan getaran yang
dipasangkan antara penopang pegas daun dengan (frame).
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 27
b. Pegas koil
1) Konstruksi:
a) Pegas dibuat dari sebuah batang baja panjang digulung berulir
b) Pegas ditempatkan di antara lengan-lengan atas dan bawah atau
di atas lengan atas
c) Lengan-lengan kontrol bagian luar dipasangkan pada knakel
kemudi dan pada bagian dalam dipasangkan pada bagian
menyilang (cross member) rangka
d) Pada bagian tengah pegas koil dipasangkan peredam getaran.
Pada bagian bawah tertahan lengan bawah dan bagian atas
tepasang pada bagian menyilang rangka
Gambar 44. Konstruksi Pegas Koil
Poros kaku dengan pegas koil untuk mengadakan
pemegasan dan menahan beban tegak lurus, tetapi tidak dapat
menahan gaya samping atau tekanan samping.
Apabila pegas koil digunakan pada suspensi belakang,
harus dilengkapi komponen yang lain seperti : laterar rod dan
stabilisator.
2) Cara kerja:
Bila roda-roda belakang menerima kejutan dari permukaan
jalan akan diteruskan kerumah poros roda belakang yang
mengakibatkan pegas koil mengalami pemendekan dan
pemanjangan ( konstanta pegas) untuk mengurangi ayunan pegas
(oksilasi) yang berlebihan pada suspensi ini dilangkapi peredam
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 28
getaran yang dipasangkan antara rumah poros dengan kerangka
(frame) kendaraan.
c. Pegas batang torsi
1) Konstruksi:
a) Pegas dibuat dari batang baja yamg elastis terhadap puntiran
b) Pada ujung pegas depan dipasangkan pada lengan bawah
c) Pada ujung pegas beIakang dipasangkan pada rangka
Gambar 45. Konstruksi Pegas Batang Torsi
2) Cara Kerja
Bila roda-roda depan menerima kejutan dari permukaan jalan dan
diteruskan ke lower arm maupun upper arm melalui knuckle
kemudi. Gaya yang diterima lower arm ditahan dengan
kemampuan puntiran pegas torsi yang dipasangkan antara lower
arm dengan kerangka (frame). Untuk memperhalus proses
pemegasan (puntiran) pegas torsi maka peredam getaran
dipasangkan untuk memperhalus proses pemegasan yang
dipasangkan antara lower arm dengan frame kendaraan tipe double
wishbone dengan pegas batang torsi pegas digantikan oleh pegas
torsi yang berbentuk seperti pipa bulat memanjang, cara kerjanya
dia akan berputar saat berpegas, daya putar balik itu merupakan
daya pegasnya. izusu panther memakai suspensi ini.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 29
Gambar 46. Pegas Koil
d. Pegas batang stabilisator
1) Konstruksi:
a) Batang baja elastic dipasangkan pada rangka melalui bantalan
karet
b) Pada kedua ujung batang dipasangkan pada lengan-lengan
bawah
Gambar 47. Konstruksi Pegas Batang Stabilisator
2) Cara kerja:
Pada saat salah satu roda terpegas (misal: pada saat kendaraan
belok ), maka bagian melintang stabilisator menerima beban puntir
karena gaya pada kedua sisi memanjang berlawanan arah.
Karena salah satu sisi stabilisator berhubungan langsung dengan
bodi, maka gaya Fa menarik bodi ke bawah gaya Fb mengangkat
bodi ke atas, sehingga kecenderungan “ Rolling “ berkurang
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 30
B. Peredam Getaran
1. Nama bagian peredam getaran jenis dua tabung
a. Tutup
b. Tabung luar
c. Tabung dalam
d. Silinder luar
e. Silinder dalam
f. Piston dilengkapi lubang-lubang kecil
Gambar 48. Peredam Getaran Jenis Dua Tabung
Sifat peredam getaran model ini:
a) Pemindahan panas kurang baik
b) Dapat timbul gelombang udara ( kavirasi )
c) Harga murah
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 31
Bagian Bagian Peredam Kejut
Gambar 49. Bagian Peredam Kejut
Sifat – sifat dari peredam getaran model ini :
a. Pemindahan panas baik
b. Tidak timbul kavitasi ( gelembung udara )
c. Volume oli besar pada ruang kerja
d. Tekanan gas merapat = 120 bar
Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada
bagian atasnya terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka
kendaraan. Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang
dipasangkan dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang
bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini
membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.
Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung.
Piston adalah kmponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun
di saat shock absorber bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak
shock absorber dan sekaligus ruang untuk piston bergerak naik turun.
1. Batang piston
2. Tutup
3. Paking
4. Cincin “O”
5. Bantalan
6. Katup tidak kembali
7. Piston
8. Katup utama
9. Pegas katup
10. Mur piston
11. Silinder
12. Silinder luar
13. Katup tidak kembali
14. Katup dasar (base)
15. Pegas katup
16. Rumah katup dasar
17. Ruang udara
18. Batas fluida
19. Fluida
20. Cincin
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 32
Shock absorbers bekerja dalam dua siklus yakni siklus kompresi dan siklus
ekstensi.
a. Siklus kompresi (penekanan)
Saat shock absorber ditekan karena gaya osilasi dari pegas suspensi,
maka gerakan yang terjadi adalah shock absorber mengalami pemendekan
ukuran. Siklus kompresi terjadi ketika piston bergerak ke bawah, menekan
fluida hidrolik di dalam ruang bawah piston. Dan minyak shock absorber
yang berada dibawah piston akan naik keruang atas piston melalui lubang
yang ada pada piston.
Sementara lubang kecil (orifice) pada piston tertutup karena katup
menutup saluran orifice tersebut. Penutupan katub ini disebabkan karena
peletakan katup yang berupa membran (plat tipis) dipasangkan dibawah
piston, sehingga ketika minyak shock absorber berusaha naik ke atas maka
katup membran ini akan terdorong oleh shock absorber dan akilbatnya
menutup saluran orifice. Jadi minyak shock absorber akan menuju ke atas
melalui lubang yang besar pada piston, sementara minyak tidak bisa keluar
melalui saluran oriface pada piston. Pada saat ini shock absorber tidak
melakukan peredaman terhadap gaya osilasi dari pegas suspensi, karena
minyak dapat naik ke ruang di atas piston dengan sangat mudah.
b. Siklus ekstensi (memanjang)
Pada saat memanjang piston di dalam tabung akan begerak dari bawah
naik ke atas. Gerakan naik piston ini membuat minyak shock absorber
yang sudah berada diatas menjadi tertekan. Minyak shock absorber ini
akan mencari jalan keluar agar tidak tertekan oleh piston terus. Maka
minyak ini akan mendorong katup pada saluran oriface untuk membuka
dan minyak akan keluar atau turun ke bawah melalui saluran oriface.
Pada saat ini katup pada lubang besar di piston akan tertutup karena
letak katup ini yang berada di atas piston. Minyak shock absorber ini akan
menekan katup lubang besar, piston ke bawah dan mengaakibat katup ini
tertutup. Tapi letak katup saluran oriface membuka karena letaknya berada
di bawah piston, sehingga ketika minyak shock menekan ke bawah katup
ini membuka.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 33
Pada saat ini minyak shock absorber hanya dapat turun ke bawah
melalui saluran orifice yang kecil. Karena salurannya yang kecil, maka
minyak shock absorber tidak akan bisa cepat turun ke bawah alias
terhambat. Di saat inilah shock absorber melakukan peredaman terhadap
gaya osilasi pegas suspense.
Cara kerja dari shock absorber tersebut di atas merupakan shock
absorber yang bertipe single action, sedangkan untuk shock absorber
bertipe double action tidak menggunakan saluran besar pada piston,
kedua-duanya hanya berupa saluran orifice saja. Sehingga saat kompresi,
shock absorber akan melakukan peredaman terhadap gaya osilasi pegas
suspensi.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 34
BAB VII
SISTEM KEMUDI
A. Pengertian dan Cara Kerja Sistem Kemudi
1. Pengertian
Sistem kemudi merupakan suatu system yang mempunyai fungsi untuk
merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar
roda kemudi.
2. Cara Kerja
Bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang
kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi
kemudi), kemudian steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga
dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering
lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke
roda-roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai
besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada
kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion.
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi
persyaratan seperti berikut:
a) Baik
b) Usaha pengemudian yang baik
c) Recovery ( pengembalian ) yang halus
d) Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin
B. Batang Kemudi
1. Perbedaan Batang Kemudi Biasa Dengan Pengaman Batang Kemudi
a. Batang kemudi biasa
Batang kemudi yang ridak dilengkapi dengan pengaman pada batang
kemudi, sehingga apabila terjadi benturan pada kendaraan dapat
menyebabkan celaka pada pengemudi
b. Batang pengemudi dengan pengaman
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 35
1) Dapat memendek pada saat roda kemudi mendapat benturan keras
dari pengemudi
2) Pengurangan panjang dapat menghindari penekanan balik ke
pengemudi yang berarti keamanan
2. Pemasangan Roda Kemudi
a. Titik tumpu bawah (lower fulcrum type)
Titik tumpu untuk penyetelan kemiringan poros utama kemudi
berada di bagian bawah poros utama kemudi. Oleh karena itu tinggi
dan posisi roda kemudi dapat diubah-ubah.
Gambar 50. Pemasangan roda kemudi jenis titik tumpu bawah
b. Titik tumpu atas (lower fulcrum type)
Sambungan universal poros utama kemudi berada di dalam tutup
kolom kemudi. Sambungan ini membentuk titik tumpu untuk
penyetelan sudut kemudi ke atas atau ke bawah.
Gambar 51. Pemasangan roda kemudi jenis titik tumpu atas
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 36
3. Jenis Pengaman Batang Kemudi
a. Braket Bengkok (bending bracket type)
Pada kolom kemudi dipasangkan braket dan sambungan antara
poros utama kemudi bawah dan atas menggunakan pena plastic.
Apabila terjadi benturan pada bagian depan kendaraan, gaya dorong
diteruskan oleh gigi kemudi ke poros utama yang menyebabkan pena
plastic patah. Kemudian poros utama bawah bergeser ke atas masuk
ke dalam poros utama atas. Sedangkan apabila badan pengemudi
membentur roda kemudi, braket akan keluar dari kapsul melepaskan
pena plastik. Seiring dengan itu, kolom kemudi dan braket akan
membengkok. Dengan demikian, braket dan pena plastik dapat
meredam gaya benturan dan menggunakan pengemudi.
Gambar 52. Cara kerja pengaman jenis braket bengkok
b. Peluru Baja (steel ball type)
Kolom kemudi yang dibuat menjadi dua potong, diantara
sambungan di bagian luar ditempatkan peluru-peluru baja di bagian
luar ditempatkan peluru-peluru baja di dua tempat, yaitu sambungan
antara poros utama kemudi bawah dan atas dan juga digunakan pena
plastik.
Apabila terjadi benturan pada bagian depan kendaraan, gaya
dorong diteruskan oleh gigi kemudi ke poros utama kemudi yang
kemungkinan menyebabkan terjadinya benturan pada pengemudi
melalui roda kemudi.
Dengan dorongan badan kemudi, pena-pena plastik akan terputus
menyebabkan poros utama atas dan kolom kemudi terdorong. Peluru-
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 37
peluru yang ada pada kolom kemudi-kemudi berfungsi untuk
meredam gaya benturan dan mengamankan pengemudi.
Gambar 53. Cara kerja pengaman jenis peluru baja
C. Macam-Macam Kemudi
Pada dasarnya system kemudi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sistem kemudi secara manual
a. Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan roda kemudi
b. Pengemudi lebih lebih cepat lelah
2. System kemudi yang memakai power steering
a. Mengurangi daya pengemudian (steering effort)
b. Kestabilan ynag tinggi selama pengemudian
1. Macam-macam system kemudi secara manual
a. Kemudi Rak dan Pinion
1) Cara kerja
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar.
Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping
dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda
depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda
tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang
sama.
2) Nama Komponen
Komponen utama kemudi rak dan pinion adalah:
a) Pinion (steering pinion)
b) Batang Rak (Steering rcak)
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 38
c) Sambungan peluru bagian dalam
d) Sambungan peluru pada ujung tie rod
e) Tie rod
f) Rumah gigi kemudi
g) Penekan dengan kelengkapan
Gambar 54. Kemudi rak pinion
Gambar 55. Komponen kemudi rak pinion
3) Konstruksi
Gigi pinion dipasangkan pada ujung poros utama kemudi,
bersinggungan dengan rak yang ujung-ujungnya terdapat
sambungan peluru. Masing-masing sambungan peluru ini
dipasangkan dengan tie rod ke knakel kemudi. Gigi pinion pada
bagian atas ditahan oleh bantalan dan bagian bawah ditahan
menggunakan bantalan atau bantalan logam (bushing).
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 39
Rak bekerja di dalam bantalan logam pada rumah gigi kemudi.
Penekanan bentuk garpu (yoke) beserta oegas beban dan
kelengkapannya bertugas menopang rak terhadap gigi pinion. Di
samping enahan persinggungan antara rak dengan gigi pinion juga
untuk menghilangkan jarak main (free play) kedua gigi tersebut.
Pegas beban pada garpu penekan dapat disetel melalui tutup
berulir yang dipasangkan pada rumah kemudi. Beban awal gigi
pinion disetel menggunakan cincin bantalan yang dipilih. Tetapi
ada juga gigi kemudi yang disetel dengan penyetel berulir atau
sim.
4) Keuntungan dan kerugian system kemudi rak dan pinion
a) Keuntungan
Konstruksi sederhana dan ringan
Persinggungan antara gigi pinion dan rak terjadi secara
langsung, sehingga respon pengemudian terjadi secara
langsung pula
Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga kemudi
menjadi sangat ringan
b) Kerugian
Bentuk roda gigi relatif kecil, sehingga kemudi jenis ini
hanya dapat digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil
sampai sedang
Persinggungan antara gigi-gigi terjadi secara langsung
sehingga keausan relatif cepat terjadi
Bentuk gigi rak adalah lurus (spur gear), sehingga cepat
menyebabkan cepatnya keausan pada rak
b. Kemudi cacing dan rol
1) Cara Kerja
Gerak putar roda kemudi dirubah menjadi gerak ayun pada lengan
pitman dan, melalui roda gigi cacing rol.
2) Nama Komponen
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 40
a) Roda cacing (worm gear) dan poros gigi kemudi (input shaft)
b) Tutup gigi cacing
c) Rol bergigi (roller) dan poros pitman
d) Tutup rol bergigi beserta baut penyetel dan mur pengunci
e) Bantalan
f) Sim penyetel
g) Rumah gigi kemudi
Keterangan:
1. Roda cacing (worm)
2. Rol bergigi
3. Poros pitman
4. Cincin pengunci
5. Mur
6. Lengan pitman
7. Bantalan (bushing)
8. Sekrup penyetel
9. Mur pengunci
10. Bantalan
11. Roda cacing
12. Bantalan
13. Sim penyetel
14. Bantalan
15. Rumah gigi kemudi
16. Kelengkapan rol
bergigi
Gambar 56. Komponen kemudi cacing
dan rol
3) Keuntungan dan Kerugian
a) Keuntungan
Ringan (bobot massanya)
Sederhana
b) Kerugian
Berat (dalam bekerja)
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 41
Produksi gigi cacing mahal
Sudut belok relatif kecil
c. Kemudi Cacing dan Mur Bola Bersirkulasi
Gambar 57. Kemudi Cacing dan Mur Bola Bersirkulasi
1) Cara Kerja
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama
yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di
ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak roda
gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari
roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman (pitman
arm).
Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung
(relay rod), tie rod, lengan idler (idler arm) dan lengan nakel arm
dihubungkan dengan ujung pitman arm. Mereka memindahkan
gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball
joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk
peredam kejut.
2) Nama komponen
a) Gigi cacing dan gigi poros kemudi (input shaft)
b) Gigi sektor dan poros sector
c) Mur peluru
d) Peluru dan penghantar peluru
e) Tutup gigi sektor besreta penyetel bantalan poros kemudi dan
mur pengunci
f) Baut penyetel
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 42
g) Bantalan
h) Rumah gigi kemudi
3) Konstruksi
Gigi cacing membawa mur persegi besar. Mur mempunyai
sejumlah gigi yang bersinggungan dengan gigi-gigi sektor.
Gesekan antara gigi cacing dan mur dipisahkan oleh peluru-peluru
baja yang berputar di alur-alur antara gigi cacing dan mur. Alur-
alur dibuat terpisah terhadap gigi cacing, dan secara terpisah pula
oleh alur-alur yang dibuat di dalam mur peluru. Dengan konstruksi
seperti ini mur peluru sebenarnya terpasang pada lintasan peluru
di gigi cacing. Apabila gigi cacing di putarkan, peluru-peluru akan
bergulung sepanjang alur-alur dan mur bergerak naik atau turun
pada gigi cacing. Mur peluru yang bersinggungan dengan gigi
sektor, memutarkan poros sektor dan menggerakkan poros pitman.
Bantalan peluru poros utama kemudi disetel menggunakan
penyetel berulir yang terdapat di bagian atas rumah gigi kemudi.
Sedangkan, gigi sektor disetel persinggungan menggunakan baut
penyetel pada tutup gigi sektor.
4) Keuntungan dan Kerugian
a) Keuntungan
Komponen gigi kemudi yang relatif besar, bisa digunakan
pada mobil yang berukuran sedang, mobil penumpang
besar, dan kendaraan komersial
Rangkaian antara gigi menggunakan bantalan peluru yang
bergulung, menyebabkan
Keausan relatif kecil dan pemutaran roda kemudi relatif
ringan
b) Kerugian
Hubungan antara gigi sektor dan gigi pinion tidak langsung,
melainkan dengan bantuan mur dan peluru, menyebabkan
konstruksi yang rumit
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 43
Konstruksi yang rumit menyebabkan servis pada kemudi
memerlukan perhatian khusus
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 44
BAB VIII
PENGUAT TENAGA KEMUDI
A. Komponen dan Fungsi Tenaga Penguat Tenaga Kemudi
1. Identifikasi Komponen
Jenis penguat tenaga kemudi dibagi menjadi 2:
a. Tenaga penguat jenis Integral
b. Tenaga penguat jenis linkage
Gambar 58. Komponen Fungsi Tenaga Penguat Tenaga Kemudi
2. Fungsi dan Prinsip Kerja
a. Fungsi
Fungsinya untuk membantu memperingan pengemudian kendaraan
b. Prinsip Kerja
Gerakan Pengemudi => Poros utama kemudi => Gigi kemudi
(katup control meruba aliran minyak dan pergerakan piston pada
silinder tenaga) => Lengan pitman => Lengan kemudi =>Roda-
roda
B. Penguat Tenaga Kemudi Dengan Pompa Baling-Baling
1. Identifikasi komponen dan fungsi
Identifikasi komponen dan fungsinya
a. Rotor : Tempat dan memutar baling-baling
b. Baling-baling : Membawa minyak bertekanan
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 45
c. Cincin oval : Membentuk celah sebagai tempat/rumah
d. Saluran in-out : Tempat masuk dan keluar minyak
e. Katup control : Pengatur minyak bertekanan ke gigi kemudi
f. Rumah pompa : Tempat komponen pompa
g. Reservoar : Tempat minyak
2. Prinsip Kerja
Rotor berputar, antara rotor bulat dengan cincin oval membentuk celah
yang bias mengecil dan membesar. Saat celah mengecil, minyak
masuk,begitu pula sebaliknya.
Gambar 59. Prinsip kerja kemudi dengan pompa bolang-baling
3. Sistem Penguat tenaga kemudi dengan pompa baling-baling jenis
slipper
a. Fungsi : menaikkan tekanan sampai 453,6 kg
b. Cara kerja
Slipper dengan pegas dipasang untuk membuat kontak antara
cincin oval dengan rotor lebih kuat. Saat rotor berputar,celah yang
lebih besar yang berisi minyak terbawa slipper berpegas ke saluran
ke pena pengukur. Katup control mengatur minyak bertekanan ke
roda gigi
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 46
Gambar 60. Pompa baling-baling jenis slipper
C. Penguat Tenaga Kemudi dengan Pompa Rotari
1. Identifikasi komponen dan fungsinya
a. Rotor dalam : membawa minyak bertekanan
b. Rotor luar : Membentuk celah dan membawa minyak
c. Saluran in-out : tempat masuk dan keluar minyak
d. Katup aliran : pengatur in-out minyak ke gigi kemudi
e. Rumah pompa : tempat komponen pompa
f. Reservoir : tempat minyak
Gambar 61. Prinsip kerja tenaga dengan pompa rotor
2. Cara kerja
Rotor luar diputarkan oleh rotor dalam yang berputar di dalam rumah
pompa, yang putarannya lebih banyak dari rotor dalam. Cairan masuk
terjebak pada celah antara cuping yang berlawanan, karena putaran,
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 47
celah menyempit. Begitu saluran keluar terbuka, minyak ditekan
keluar.
D. Penguat Tenaga Kemudi dengan Pengatur Sistem Bola
1. Identifikasi komponen
a. Rotor
b. Bola-bola
c. Cincin pompa
d. Saluran in-out
e. Katup control aliran
f. Rumah pompa
g. Reservoir
Gambar 62. Penguat tenaga kemudi dengan pengatur sistem bola
2. Cara Kerja
Cara kerjanya hamper sama dengan cara kerja penguat enaga kemudi
menggunakan baling-baling
E. Penguat Tenaga Kemudi dengan Pangatur Sistem Flapper
Cara kerja :
1. Pada saat kemudi netral
Flapper no.1 dan Flapper no.2 dalam keadaan tidak bekerja,sehingga
seluruh katup pengatur pada badi katup terbuka (minya mengalir ke
reservoir) => silinder tenaga tidak ada tekanan, piston diam
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 48
Gambar 63. Penguat tenaga kemudi dengan pengatur sistem flapper
pada saat kemudi netral
2. Pada saat kemudi belok ke kanan
a) Flapper no.1 diputar ke kanan => V1 (close) V2 (Open)V3 (Open)
V4 (semi-open)
b) Cairan dalam saluran naik,tekanan sebelah kanan mendorong
piston ke kiri
Gambar 64. Penguat tenaga kemudi dengan pengatur sistem flapper
pada saat kemudi belok ke kanan
3. Pada saat kemudi belok ke kiri
a. Flapper no.1 diputar ke kiri => V1 (open) V2 (close)
V3 (open) V4 (full-open)
b. Minyak di dalam saluran akan naik,tekanan sebelah kiri
mendorong piston ke kanan
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 49
Gambar 65. Penguat tenaga kemudi dengan pengatur sistem flapper
pada saat kemudi belok ke kiri
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 50
BAB IX
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SUSPENSI
A. Pemeriksaan dan Perbaikan Suspensi
1. Memeriksa dan mengganti bantalan karet pada lengan-lengan suspensi
Gambar 66. Komponen lengan suspensi
Keterangan :
1. Mur
2. Pin
3. Baut
4. Penggerak aksel
5. Pegas daun
6. Pin gantungan
7. Bantalan karet
8. Plat penahan
a. Langkah kerja
Angkat mobil bagian belakang sampai roda menggantung dan beri
penyangga pada bodi / kerangka.
b. Pembongkaran bantalan karet depan
1) Lepas mur dan baut pengikat pin bagian depan pegas daun
2) Tahan aksel belakang dengan dongkrak
3) Keluarkan pin dan satu sisi bantalan karet
4) Turunkan aksel belakang dan keluarkan satu sisi bantalan karet pegas
daun
c. Pemeriksaan
1) Bersihkan busing pegas daun dan pin (pakai skrap segitiga)
2) Periksa kondisi pin, bila bengkok atau aus, ganti!
3) Periksa kondisi ulir pada pin, rusak, ganti!
4) Bantalan karet yang rusak, retak dan aus, ganti!
d. Pemasangan
1) Beri sedikit vet silikon pada busing pegas daun dan pin
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 51
2) Pasang kembali bantalan karet, sesuai langkah kebalikan
pembongkarannya
e. Pembongkaran bantalan karet belakang
1) Lepas mur klem gantungan dan keluarkan plat penahan
2) Tahan aksel belakang dengan dongkrak
3) Keluarkan pin gantungan dan perhatikan posisinya, bila perlu beri
tanda!
4) Keluarkan bantalan karet
2. Memeriksa dan mengganti bantalan karet pada stabilisator:
a. Pembongkaran
1) Angkat mobil dan beri penyangga pada rangka / bodi
2) Lepas baut penahan batang stabilisator pada lengan bawah suspensi
3) Keluarkan bantalan karet dan ring penahan
4) Beri tanda pada batang stabilisator, agar tidak terbalik
5) Lepas klem batang stabilisator
6) Keluarkan batang stabilisator dan bantalan karet
b. Pemeriksaan
1. Batang Stabilisator
a) Keausan pada bagian ujungnya, aus yang berlebihan, ganti!
b) Keretakan dan kebengkokan batang stabilisator
2. Bantalan karet dan baut penahan :
a) Bantalan karet yang retak, aus, sobek, ganti!
b) Baut penahan bengkok dan ulirnya rusak, ganti!
Catatan :
a) Pembersihan tempat-tempat bantalan karet sebelum penggantian
bantalan
b) Sebelum pemasangan bantalan baru, tempat-tempat bantalan
diberikan pelumas khusus
3. Petunjuk pemasangan
a) Beri sedikit vet silikan pada busing bantalan karet
b) Kembalikan tanda batang stabilisator seperti semula
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 52
c) Batang stabilisator harus tegak lurus dengan baut penahan pada
lengan bawah suspensi.
d) Lakukan langkah pemasangan sesuai urutan kebalikan
pembongkaran
Gambar 67. Batang stabilisator
Keterangan :
1. Batang stabilisator
2. Baut penahan
3. Lengan suspensi atau rangka
3. Pemeriksaan dan Perbaikan Suspensi Independen
a. Lengan kontrol dan lengan kemudi diperiksa dari kekendoran.
b. Bantalan karet diperiksa dari keausan/kerusakan.
c. Sambungan peluru diperiksa dari keausan.
d. Karet penutup debu diperiksa dari kerusakan/sobek.
e. Komponen suspensi dan komponen kemudi secara bersama-sama
diperiksa geometri rodanya.
Pembongkaran komponen awal harus dilakukan sebelum membongkar
komponen suspensi berikutnya, yaitu:
a. Roda yang berhubungan dengan komponen suspensi.
b. Baut-baut pengikat peredam getaran.
c. Batang stabilisator dari lengan kontrol.
d. Komponen rem yang berhubungan dengan komponen suspensi.
e. Komponen kemudi yang berhubungan dengan suspensi.
4. Pembongkaran, Pemasangan, dan Penggantian Komponen Suspensi Mac
Pherson.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 53
Gambar 68. Suspensi Mac Person
a. Pembongkaran suspensi Mac Pherson, peredam getaran, dan pegasnya
dilepas bersama-sama dengan menggunakan alat khusus penekan pegas.
Setelah lengan-lengan dan komponen suspensi yang lain, baut-baut
pengikat peredam getaran dilepaskan.
b. Pemasangan kembali suspensi Mac Pherson
a. Pembongkaran
1) Angkat mobil (bagian bodi) dengan dongkrak atau lift.
2) Lepas roda depan.
3) Lepas kaliper rem dan ikat dengan kawat pada bodi
4) Lepas pipa rem, bila perlu Lepas ball joint tie – rod dari lengan
nakel kemudi
5) Lepas pin pengunci dan mur poros penggerak
6) Lepas mur pengikat ball joint lengan bawah
7) Beri tanda pemasangan pada pemegang nakel kemudi dengan
eksenter penyetel camber
Gambar 69. Tanda Penyetelan
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 54
8) Lepas kedua baut pengikat nakel kemudi
9) Lepas nakel kemudi dari poros penggerak, (ikat dengan kawat
poros penggerak pada bodi)
10) Lepas ketiga mur pengikat peredam getaran pada bodi
11) Lepas unit peredam getaran
12) Jepit unit peredam getaran pada ragum
Gambar 70. Jepit unit peredam getaran
Terlebih dulu pasang baut dan dua mur diantara pemegang nakel
kemudi.
13) Tekan pegas koil dengan alat pengetes sampai karet penahan
bebas
14) Lepas mur pengikat naf suspensi dari poros peredam getaran.
Gunakan alat khusus pemegang dudukan pegas koil, agar mur
pengikat tidak ikut berputar bersama – sama poros
15) Lepas naf suspensi, dudukan pegas, karet penahan dan bemper.
16) Perhatikan posisi dan susunannya komponen tersebut.
17) Lepas pegas koil bersam – sama alat pengepres
Bila peredam getaran bocor atua rusak, jangan memperbaiki
dengan mengisi cairan lagi, ganti peredam getaran yang bocor
dengan satu unit peredam getaran baru. Peredam getaran berisi
gas
Gambar 71. koil
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 55
Hindarkan batang torak yang terentang dari benturan atau
kotoran, agar batang torak selalu bersih dan tidak lecet.
Cara memeriksa :
Saat batang torak ditekan tahanannya sangat berat danbila dilepas
batang torak secara perlahan – lahan kembali terentang sampai batas
maksimum, berarti baik saat batang torak di tekan tahanannya ringan
dan bila di lepas tidak kembali, brati ada kebocoran gas dan harus
diganti.
b. Pemeriksaan
1) Periksa keretakan di sekitar lubang baut pemegang nakel kemudiz
Gambar 72. Lubang baut pemegang nakel
Bila pemegang nakel retak, jangan di las. Tetapi ganti pemegang
nakel bersama – sama tabung penghantar.
2) Periksa keretakan dudukan pegas koil, bila retak ganti
3) Periksa keretakan / kerusakn akibat korosi pada bodi tempat tiga
baut penunjang naf suspensi, bila retak / rusak perbaiki dengan las
4) Kondisi karet penahan, karet penutup debu dan bemper, bila rusak
ganti
5) Kondisi bantalan naf suspensi, bila macet atau aus ganti
c. Pemasangan
1) Langkah pemasangan adalah kebalikan pembongkaran.
Komponen–komponen yang diperhatikan.
2) Komponen – komponen yang dipasang harus bersih.
3) Komponen kanan dan kiri jangan sampai tertukar.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 56
4) Pasang pegas koil yang masih dipres pada tabung pengantar dan
perhatikan ujung pegas koil harus berpasangan dengan alur pada
dudukan bawah.
5. Suspensi Wishbone dengan pegas daun (contoh: Kijang)
Gambar 73. Suspensi Wishbone
Keterangan
1. Knuckle arm
2. Ball joint
3. Lengan atas
4. Lengan bawah
5. Peredam getaran
6. Pegas daun
7. Kerangka
8. Pegas Penahan
9. Mur Bushing
10. Batang Engsel
Sebelum pembongkaran, terlebih dulu lakukan pemeriksaan
terhadap keausan / kelonggaran batang engsel dan ball joint seperti
pada job servis 60 45 10 82
a. Pembongkaran
1) Angkat mobil dan beri penyangga tiga kaki pada kerangka
dengan posisi yang benar.
2) Lepas roda depan
3) Lepas tromol dan plat pembawa (bila rem cakram, lepas
kaliper rem)
4) Catatan: tidak perlumelepas slang rem. Kaliper dan plat
pembawa harus diikat pada rangka
5) Lepas ball joint tie – rod
6) Lepas peredam getaran
7) Lepas stabilisator bila ada
8) Angkat dan tumpu lengan bawah suspensi dengan dongkrak,
agar ball joint bawah bebas.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 57
Gambar 74. Penumpuan lengan bawah dengan dongkrak
AWAS: Mobil jangan sampai terangkat!
9) Lepas pin pengunci dan mur, kemudian dengan menggunakan
alat khusus bukalah ball joint bawah
10) Lepas ball joint atas dengan cara yang sama melepas ball joint
bawah
11) Lepas knuckle arm
12) Turunkan dongkrak pelan – pelan sampai pegas daun bebas.
Gambar 75. Pegas daun terlepas
13) Longgarkan mur penahan baut batang engsel atas suspensi
14) Lepas shim penyetel camber / caster.
Hal yang harus diperhatikan adalah:
a) Shim penyetel jangan sampai hilang
b) Catat posisi dan ukur ketebalan shim penyetel, agar sudut
camber / caster tidak berubah
15) Lepas lengan atas suspensi dan beri tanda (kanan atau kiri)
pada batang engsel dengan lengan
16) Lepas ball joint lengan atas suspensi
17) Lepas nipel dan mur bushing batang engsel pada kedua ujung
lengan atas
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 58
18) Keluarkan batang engsel dan karet penutup debu
19) Lepas lengan bawah suspensi. Hal yang membedakan pada
batang engsel tidak ada shim penyetel dan ball joint diikat
dengan baut
20) Lepas pegas daun.
Gambar 76. Pelepasan pegas daun
b. Pemeriksaan
Bersihkan semua bagian yang akan dilakukan pemeriksaan, adapun
hal yang perlu diperiksa adalah:
1) Keausan dan kerusakan ulir batang engsel dan mur bushing,
bila rusak diganti (sney lagi ulir batang engsel).
Gambar 77. Ulir batang engsel
2) Periksa keausan dan kemacetan ball joint
3) Tekan /tarik peredam getaran (posisi tegak lurus) dengan
tangan perlahan – lahan sampai pembatas
4) Bila tahanannya berat dan gerakannya lembut berarti baik
5) Bila tahanannya ringan sekali dan gerakkannya tersendat –
sendat berarti ada udara didalam tabung peredam getaran
(bocor/jelek)
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 59
Gambar 78. Kondisi tahanan
6) Pada posisi kerja peredam getaran digerakkan sedikit saja (2-3
cm)
7) Bila tahanan ringan atau tersendat – sendat berarti jelek. Bila
tahanan besar dan lembut berarti baik
8) Periksa keretakan dan kerusakan lengan atas dan bawah.
Keretakan sering terjadi di sekitar ball joint dan pengantar
batang engsel. Kondisi karet – karet penahan debu, pegas
penahan dan bantalan – bantalan karet bila rusak ganti
9) Kondisi ulir – ulir pada rangka dan baut, bila kotor atau aus
ulir tersebut harus di tap atau di sney lagi
c. Pemasangan
Langkah pemasangan adalah kebalikan dari pembongkaran,
adapun hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Beri semua pelumasan (vet) pada mur, baut batang engsel dan
ball joint
2) Jangan sampai tertukar komponen – komponen kanan dan kiri
(lihat tanda)
3) Cocokkan dulu baut dan mur (ulir halus / kasar) sebelum
memasang
4) Kembalikan posisi shim penyetel sudut camber & caster
seperti semula
5) Momen pengencangan mur bushin
Lengan bawah: 280 – 320 Nm
Lengan atas: 180 – 200 Nm
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 60
6) Ingat! Batang engsel harus dapat berputar lembut setelah
pengencangan
7) Momen pengencangan mur ball joint 70 – 90 Nm, Jangan lupa
memasang pin pengunci
8) Momen pengencangan baut dan mur
8 mm = 15 – 22 Nm
10 mm = 32 – 52 Nm
12 mm = 80 – 115 Nm
6. Suspensi wishbone dengan pegas koil
Gambar 79. Suspensi Whisbone
dengan pegas koil
1. Pegas koil
2. Karet penahan
3. Bushing karet
4. Peredam getaran
5. Ball joint
6. Knuckle arm
7. Lengan atas
8. Lengan bawah
9. Cincin eksenter penyetel
caster/camber
Langkah pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan adalah
sama dengan pegas daun. Tetapi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Gunakan alat pengepres pegas koil, sebelum
melepas mur pengikat ball joint.
Gambar 80. Pengepres pegas
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 61
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 62
BAB X
PEMERIKSAAN DAN PEMERIKSAAN KOMPONEN SISTEM KEMUDI
SERTA PEMERIKSAAN FUNGSI PENGUAT TENAGA KEMUDI
A. Memeriksa dan mengganti bantalan (bushing) lengan kemudi pada lengan idel
(idler arm)
Gambar 81. Lengan idel
1. Bantalan pada lengan idel diperiksa dari :
a. Kendor pada mur penguncinya
b. Aus pada bidang logam
c. Aus pada bagian karetnya
d. Rusak keseluruhan bantalan
e. Lemah keseluruhan bantalan
f. Jarak main berlebihan
2. Mengganti bantalan lengan kemudi pada lengan idel
a. Membuka mur-mur pengikat pada komponen lengan kemudi
b. Mengeluarkan lengan idel dari rangkaian lengan kemudi
c. Mengeluarkan bantalan lengan idel menggunakan pesawat tekan
hidroulis, atau puler (untuk jenis yang lain)
d. Memasang bantalan baru menggunakan pesawat tekan hidroulis atau
puler
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 63
Gambar 82. Memeriksa dan mngganti bantalan lengan idel
3. Memeriksa dan mengganti sambungan peluru lengan kemudi
a. Sambungan peluru lengan kemudi diperiksa dari:
1) Kendor pada mur penguncinya
2) Aus
3) Rusak
4) Lemah
Gambar 83. Pemeriksaan sambungan peluru
b. Mengganti sambungan peluru lengan kemudi
1) Membuka mur-mur pengikat sambungan peluru
2) Melepaskan sambungan peluru dari lengan kemudi dan knakel kemudi
menggunakan puler (SST)
Gambar 84. Melepaskan sambungan peluru
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 64
3) Membuka mur-mur pengunci klem
4) Melepaskan ujung-ujung tie rod (bersama-sama sambungan peluru)
dari tabung penyetel
5) Mengganti sambungan peluru (bersama-sama tie rod), dengan jalan :
a) Memasang tie rod pada tempatnya (tabung penyetel)
b) Mengeraskan mur-mur pengunci klemMemasang sambungan
peluru pada komponen lengan kemudi dan knakel kemudi
Gambar 85. Tie rod dengan tabung penyetel
B. Overhaul Kemudi
1. Membongkar, memeriksa, mengganti bantalan, dan memasang komponen
jenis cacing dan rol
a. Membongkar komponen
1) Membuka tutup rol bergigi beserta baut penyetel dan mur pengunci
2) Mengeluarkan dengan mendorong rol bergigi beserta poros pitman
3) Membuka tutup gigi cacing beserta simnya
4) Mengeluarkan dengan mendorong gigi cacing
5) Mengeluarkan bantalan-bantalan
6) Mengeluarkan sil (perapat cairan pelumas)
b. Memeriksa bantalan
Bantalan pada kemudi cacing dan rol terdiri dari:
1) Bantalan peluru (ball bearing) yang terdapat pada poros rol bergigi
2) Bantalan gulung (roller bearing) tirus yang terdapat pada poros gigi
cacing
3) Bantalan logam (metal bushing) yang terdapat pada poros rol bergigi
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 65
4) Bantalan peluru dan bantalan gulung diperiksa dari aus, rusak, dan
kemungkinan perputaran tidak sempurna
5) Bantalan logam diperiksa dari aus, rusak, dan celah antara poros dan
lubang bantalan
c. Membongkar komponen
1) Mengganti bantalan dan memasang kembali komponen
2) Memasang kembali komponen adalah kebalikan dari pada saat
membongkar
3) Memasang sil
4) Memasang bantalan logam pada rumah dan tutupnya
5) Memasang bagian luar bantalan gulung (outer race) pada rumah gigi
kemudi dan tutupnya
6) Memasang bagian dalam bantalan guulung (inner race) pada poros
gigi cacing
7) Memasang bantalan peluru rol bergigi pada poros rol bergigi
8) Memasang gigi dan menyetelnya
9) Memasang rol bergigi dan menyetelnya
Gambar 86. Kemudi cacing dan rol
2. Membongkar, memeriksa, mengganti bantalan, dan memasang komponen
kemudi jenis cacing dan mur bola bersirkulasi
a. Membongkar komponen
1) Tempatkan gigi-gigi kemudi di tengah-tengah. Hal ini diperlukan
untuk memudahkan pengeluaran gigi sector, dan tidak merusakkan
rumah gigi kemudi
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 66
2) Melepaskan baut-baut tutup gigi sektor dan mur pengunci baut
penyetel
3) Metutup gigi sektor melalui baut penyetel
4) Melepaskan gigi sektor dan porosnya
5) Mengendorkan mur pengunci sekrup penyetel bantalan gigi cacing (
adjusting screw lock nut)
6) Melepaskan sekrup penyetel bantalan (adjusting screw)
7) Mengeluarkan gigi cacing dan mur pelurunya dengan bantalan yang
berada di ujung gigi cacing. Jaga agar mur peluru tidak bergerak
naik turun, sehingga tidak merusakkan pengantar peluru
8) Melepaskan mur peluru dari gigi cacing, dengan cara melepaskan
baut-baut pemegang pengantar peluru dan pengantar pelurunya.
Dengan cara menggerak-gerakkan poros gigi cacing, peluru akan
keluar dari lubang-lubang peluru. Setelah peluru ke luar semua, mur
peluru akan meluncur keluar dari poros cacing
9) Melepaskan sil (perapat) ujung gigi sektor
10) Melepaskan dua buah bantalan gulung (roller bearing) poros gigi
sektor
11) Melepaskan sil poros gigi cacing
12) Melepaskan dua buah bagian luar bantalan (outer race) poros gigi
cacing
13) Melepaskan dua buah bagian dalam bantalan (inner race) poros gigi
cacing
b. Memeriksa bantalan
Bantalan pada kemudi cacing dan mur bola bersirkulasi terdiri dari:
1) Bantalan gulung (dua buah) untuk poros gigi sektor
2) Bantalan peluru (dua buah) untuk poros gigi cacing
3) Bantalan gulung dan bantalan peluru diperiksa dari aus, rusak,
kemungkinan perputaran tidak sempurna, dan kerusakan yang lain.
4) Mengganti bantalan dan memasang kembali komponen
c. Memasang Komponen
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 67
Memasang kembali komponen adalah kebalikan dari pada saat
membongkar
1) Memasang kembali gigi cacing pada mur peluru dengan cara
memasukkan peluru-peluru pada pengantar dari lubang-lubang peluru
pada mur peluru
2) Memasang bagian luar bantalan gigi cacing
3) Memasang bagian dalam bantalan poros gigi cacing
4) Memasang bantalan gulung poros gigi sektor
5) Memasang sil-sil pada rumah gigi kemudi
6) Memasang gigi cacing dan mur peluru, sekrup penyetel bantalan dan
mur pengunci serta kelengkapannya, kemudian menyetelnya.
7) Memasang gigi-gigi sektor, tutup dan baut penyetel, serta mur
pengunci, kemudian menyetelnya.
Gambar 87. Memasang gigi sektor
3. Membongkar, memeriksa, mengganti bantalan, dan memasang komponen
kemudi jenis rak dan pinion.
a. Membongkar komponen
1) Memasang rumah gigi kemudi pada penyangga yang dibuat khusus,
atau dijepit pada ragum dengan pelindung bahan lunak
2) Memberikan tanda pada sambungan peluru di ujung tie rod dengan
batang rak. Hal ini diperlukan pada saat pemasangan kembali, agar
posisi keduanya teta pada tempat yg sama
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 68
Gambar 88. Sambungan peluru tie rod
3) Melepaskan mur pengunci dari ujung tie rod
4) Melepaskan klip-klip pengikat penutup debu dari tie rod dan rmh
gigi
5) Melepaskan penutup debu
6) Melepaskan kedua tie rod dari ujung-ujung batang rak dengan cara
melepaskan sambungan-sambungan peluru pada ujung bagian dalam
tie rod
7) Mengendorkan mur pengunci pengantar rak
8) Melepaskan pengantar rak dari rumah gigi kemudi, bersama pegas
dan spaser
9) Melepaskan sirklip penahan bantalan poros pinion ari rumah gigi
10) Melepaskan pinion dan bantalan
11) Melepaskan rak dari rumah gigi kemudi
12) Melepaskan bantalan gulung poros pinion dari rumah gigi
13) Melepaskan bantalan peluru dari poros pinion
14) Melepaskan sil (perapat) dari rumah gigi kemudi
15) Melepaskan bantalan logam (bushing) rak
b. Memeriksa bantalan
Bantalan pada kemudi rak dan pinion terdiri dari:
1. Bantalan gulung (satu buah) untuk ujung pinion
2. Bantalan peluru (satu buah) untuk poros pinion
3. Bantalan lengan (bushing) untuk rak
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 69
Bantalan jarum dan peluru diperiksa dari aus, rusak, kemungkinan
perputaran tidak sempurna, dankerusakan yang lain. Bantalanlogam
diperiksa dari aus atau celah antara bantalan dan batang rak.
c. Mengganti bantalan dan memasang kembali komponen
Memasang kembali komponen adalah kebalikan dari pada saat
membongkar.
1. Memberikan pelumas pada komponen selama proses perakitan
2. Memasang bantalan logam pada rumah rak
3. Memasang bantalan gulung pada rumah gigi kemudi
4. Memasang sil pada rumah gigi kemudi
5. Memasang bantalan peluru pada poros pinion
6. Memasang rak dan rumahnya, dengan menempatkan bagian yang
bertakik sehingga pinion dapat di ditempatkan
7. Memasang pinion pada rumah gigi dengan ujung pinion aman berada
di bantalan bawah
Gambar 89. Pemasangan pinion
8. Memasang sekrup penyetel bantalan pinion dengan kelengkapan paa
rumah gigikemudi, kemudian menyetelnya
9. Memasang pengantar rak dan kelengkapannya
10. Memasang penutup debu dan klip pengikat
11. Memasang tie rod pada batang rak
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 70
Gambar 90. Pemasangan tie rod
4. Memeriksa Fungsi Penguat Tenaga Kemudi
a. Memeriksa sabuk penggerak pompa
Sabuk penggerak pompa harus dipriksa dan digani bila:
1) Pecah-pecah
2) Mengkilat/terbakar
3) Kerusakan lain
Apabila sabuk penggerak bunyi pada saat kendaraan sedang
membelok, berarti sabuk dalam keadaan kendor, karena itu perlu
disetel. Penyetelan dapat dilakukan menggunakan alat khusus uji
keegangan sabuk.
b. Memeriksa kondisi cairan
Dalam keadaan suhu kerja (40° - 80° C), periksa cairan dari adanya busa.
Bila ada, berarti terdapat angin di dalam sistem kemudi, untuk itu
keluarkan anginnya.
Demikian juga, cairan harus diperiksa ketinggiannya dengan batang ukur
(dipstick). Berikan cairan bilamana diperlukan, dengan ATF jenis
Dexron, atau sesuai spesifikasi.
c. Memeriksa tekanan kerja
Dengan mengukur tekanan kerja sistem kemudi, akan dapat diketahui
adanya gangguan. Apakah ganguan ada pada pompa, saluran, atau gigi
kemudi. Yang perlu diperlukan paa saat memeriksa tekanan kerja, yaitu
sambunga pada saluran, putaran motor, dan panas cairan. Disamping
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 71
tekanan cairan, tegangan sabuk dan ketinggian caran harus siperiksa dan
dalam keadaan sesuai spesifikasi.
Langkah – langkah pemeriksaan tekanan kerja:
1) Lepaskan saluran tekanan dari rumah pompa
2) Pasangkan meter tekanan dan kran, antara saluran (yang dilepas) dan
saluran ke luar pompa
3) Untuk pemeriksaan teliti, perlu bantuan termometer dan tachometer
Gambar 91. Termometer dan tachometer
4) Mengeluarkan angin yang (kemungkinan) ada pada sistem, dengan
jalan mengidupkan motor dan memutar kemudi ke kanan dan ke kiri
brkali-kali. Periksa ketinggian cairan, tambahkan bilamana perlu, dan
biarkan meter katup sampai cairan mencapai suhu spesifikasi
5) Mengukur tekanan cairan pada pompa
Dalam keadaan tertutup kran (tidak boleh lebih dari 10 detik).
Tekanan cairan pompa 72 kg/cm² (1022 psi) atau lebih. Apabila
tekanan tidak mencapai angka standar, berarti ada masalah pada
pompa
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 72
Gambar 92. Penunjukan tachometer
6) Mengukur tekanan cairan pada rumah gigi kemudi. Dalam keadaan
kran terbuka, dan roda kemudi pada posisi terkunci penuh; tekanan
cairan lebih dari 72 kg/cm² (1022 psi).
Gambar 93. Mengukur tekanan cairan
7) Mengukur perbedaan tekanan padakondisi putaran tanpa beban
(pemeriksaan kerja katup kontrol aliran).
Dalam keadaan kran terbuka, dengan putaran motor 1000 rpm,
ukurlah tekanan cairan. Masih dalam keadaan kran terbuka, dengan
putaran meter 3000 rpm; ukurlah tekanan cairan. Hasil perbedaan
pengukuran tekanan adalah kuran dari 5 kg/cm² (71 psi). Apabila hasil
pengukuran tidak dalam rentang angka tersebut, periksa katup kontrol
aliran.
sistem kemudi, chasis, dan suspensi | muhamad jainudin | 209513421931 73