10
1 Proposal Usaha Perkembangbiakan Belatung untuk Ternak Ikan Kelompok 12 A. Latar Belakang Pakan ikan secara fungsional dibagi menjadi tiga, yaitu pakan untuk benih, pembesaran dan pakan untuk induk. Pakan untuk pembesaran diperlukan dalam porsi sangat besar dan kecenderungannya dari segi harga makin mahal. Fenomena ini merupakan implikasi dari semakin menurunnya sumber daya alam sebagai bahan pakan untuk pembesaran, dan juga adanya kompetisi penggunaan yaitu sebagai sumber pangan untuk konsumsi manusia serta sumber pakan pada usaha peternakan. Sumber pakan untuk usaha pembesaran ikan yang selama ini dikembangkan adalah, pertama: pakan ikan yang terdiri dari berbagai bahan, kemudian dibentuk dalam bentuk bubur, pasta atau pelet; kedua: silase ikan; ketiga: trash fish dan animal offal. Dari ketiga sumber pakan ini diprediksi ke depan akan semakin langka seiring semakin intensifnya usaha produksi pembesaran ikan. Terkait dengan permasalahan ini perlu dicari sumber pakan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan ikan dengan ketersediannya dapat diusahakan dalam jumlah banyak. Limbah organik pertanian di Indonesia tersedia dalam jumlah banyak, seperti limbah bungkil kelapa sawit. Bungkil kelapa sawit merupakan residu dari ekstraksi minyak yang memiliki kandungan protein tinggi (200-500 g/kg) dan ME tinggi. Bungkil termasuk kedalam bahan pakan sumber protein sehingga dimanfaatkan para petenak untuk makanan hewan mamalia, namun untuk makanan ikan belum. Bahan ini masih memiliki kandungan protein cukup tinggi, bungkil kelapa sawit memiliki kandungan protein sekitar 18%. Namun protein ini tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh ikan, karena sistem pencernaannya termasuk monogastric. Untuk meningkatkan nilai gizi limbah tersebut dapat dirombak melalui proses biologis, yaitu digunakan sebagai media dan sumber makanan belatung, sehingga akan diperoleh bahan berupa belatung yang memiliki kandungan gizi cukup lengkap dengan kandungan protein lebih dari 42%. Kelebihan lain dari belatung ini memiliki kandungan antimikroba dan anti jamur, sehingga apabila dikonsumsi oleh ikan akan tahan terhadap penyakit bakterial dan jamur. Kelompok 12

Prsmphn Kel 2

  • Upload
    thy1495

  • View
    218

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas pemanfaatan sampah menjadi bahan daur ulang yang bernilai

Citation preview

Proposal Usaha

Proposal UsahaPerkembangbiakan Belatung untuk Ternak IkanKelompok 12

A. Latar BelakangPakan ikan secara fungsional dibagi menjadi tiga, yaitu pakan untuk benih, pembesaran dan pakan untuk induk. Pakan untuk pembesaran diperlukan dalam porsi sangat besar dan kecenderungannya dari segi harga makin mahal. Fenomena ini merupakan implikasi dari semakin menurunnya sumber daya alam sebagai bahan pakan untuk pembesaran, dan juga adanya kompetisi penggunaan yaitu sebagai sumber pangan untuk konsumsi manusia serta sumber pakan pada usaha peternakan.Sumber pakan untuk usaha pembesaran ikan yang selama ini dikembangkan adalah, pertama: pakan ikan yang terdiri dari berbagai bahan, kemudian dibentuk dalam bentuk bubur, pasta atau pelet; kedua: silase ikan; ketiga: trash fish dan animal offal. Dari ketiga sumber pakan ini diprediksi ke depan akan semakin langka seiring semakin intensifnya usaha produksi pembesaran ikan. Terkait dengan permasalahan ini perlu dicari sumber pakan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan ikan dengan ketersediannya dapat diusahakan dalam jumlah banyak.Limbah organik pertanian di Indonesia tersedia dalam jumlah banyak, seperti limbah bungkil kelapa sawit. Bungkil kelapa sawit merupakan residu dari ekstraksi minyak yang memiliki kandungan protein tinggi (200-500 g/kg) dan ME tinggi. Bungkil termasuk kedalam bahan pakan sumber protein sehingga dimanfaatkan para petenak untuk makanan hewan mamalia, namun untuk makanan ikan belum. Bahan ini masih memiliki kandungan protein cukup tinggi, bungkil kelapa sawit memiliki kandungan protein sekitar 18%. Namun protein ini tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh ikan, karena sistem pencernaannya termasuk monogastric.Untuk meningkatkan nilai gizi limbah tersebut dapat dirombak melalui proses biologis, yaitu digunakan sebagai media dan sumber makanan belatung, sehingga akan diperoleh bahan berupa belatung yang memiliki kandungan gizi cukup lengkap dengan kandungan protein lebih dari 42%. Kelebihan lain dari belatung ini memiliki kandungan antimikroba dan anti jamur, sehingga apabila dikonsumsi oleh ikan akan tahan terhadap penyakit bakterial dan jamur. Dari proses biologis ini, bahan bungkil yang merupakan media dan sisa proses metabolisme belatung dapat dijadikan sebagai sumber pakan ikan. Bahan pakan ini dapat dicerna oleh ikan dan memiliki kandungan nutrien cukup tinggi selain itu, merupakan jawaban atas alternatif pakan ikan yang bernilai ekonomis serta tinggi kandungan gizi. Disamping itu juga memanfaatkan limbah dari perkebunan kelapa sawit agar tidak dibuang percuma tetapi digunakan kembali sebagai sesuatu yan berguna dan bermanfaat bagi para peternak ikan.

B. Tujuan KegiatanTujuan dari kegiatan pengembangbiakan belatung ini adalah : Membuat inovasi pakan ikan yang murah dan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan memanfaatkan limbah bungkil kelapa sawit sebagai media tumbuh belatung

C. Gambaran Umum Lokasi Kota Mamuju Utara merupakan gabungan dari kecamatan Pasangkayu bersama kecamatan Sarudu, Baras dan Bambalamotu yang sebelumnya pernah menjadi bagian dari Kabupaten Mamuju sebelum dimekarkan pada tahun 2001. Jarak Pasangkayu yang juga ibu kota kabupaten dengan mantan induk sekitar 276 km. Jarak yang relatif dekat itu menghabiskan waktu tempuh 8-9 jam.

Hampir semua sektor pertanian melakukan cocok tanam kelapa sawit. Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat 2009 Sebesar 99.341 Ton, Perkebunan Swasta 2009 Sebesar 107.249 Ton, Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat Sebesar 101.328 Ton (Angka Sementara 2010), Perkebunan Swasta Sebesar 220.344 Ton (Angka Sementara 2010). sehingga cocok untuk dikatakan bahwa mamuju utara sebagai penggerak roda ekonomi melalui pertanian kelapa sawit.

Semakin besarnya produksi kelapa sawit, hasil olahannya menghasilkan suatu limbah, karena sebuah proses pengolahan pasti menghasilkan sisa atau limbah. Bungkil kelapa sawit merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit. Sejauh ini di daerah Kota Mamuju Utara bungkil kelapa sawit baru dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dijadikan tempe kedelai, serta serat bungkil di juga gunakan sebagai bahan meubel.

Belum adanya usaha pemanfaatan bungkil kelapa sawit sebagai pakan ikan di Kota Mamuju Utara membuat usaha ini nantinya akan dilirik oleh para konsumen pakan ikan. Hal ini dikarenakan rata rata dari masyrakat hanya menggunakan pelet atau silase ikan sebagai pakan ikan yang harganya dipasaran lebih mahal dan persediaan yang relatif sedikit serta kandungan gizi yang tidak memnuhi standar. Sedangkan kebutuhan akan pakan ternak saat ini mulai meningkat dengan menjamurnya peternak ikan di Kota Mamuju Utara. Melihat potensi pasar yang cukup menjanjikan kedepan, dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit berupa bungkil yang belum dikembangkan sebagai media tumbuh belatung untuk pakan ikan dengan nilai gizi serta nutrien yang tinggi tetapi harga produksi yang relatif murah dan harga dipasaran yang ekonomis tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi usaha ini kelak.

D. Gambaran KegiatanMenurut SNI (1996) bungkil kelapa adalah hasil ikutan yang didapat dari ekstraksi daging buah kelapa segar/kering. Mutu bungkil kelapa digolongkan dalam 2 tingkat. Kopra merupakan buah kelapa yang dikeringkan dan digunakan sebagai sumber minyak. Pengeringan kelapa tersebut biasanya dilakukan dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan pengering buatan (Woodrof,1979).

Menurut Child (1964) bahwa bungkil kopra masih mengandung protein, karbohidrat, mineral dan sisa-sisa minyak yang masih tertinggal. Karena kandungan protein yang cukup tinggi, maka bungkil kelapa cukup baik apabila digunakan sebagai makanan ternak.

Proses pembuatan bungkil ini didapat dilihat pada skema dibawah ini :KelapaPengeringan dengan sinar matahariPenghancuranPemasakan pada suhu 115,50CPengepresan Minyak Bungkil

Larva itu umumnya hidup pada daging yang membusuk. Khalayak umum biasanya menyebutnya belatung. Meski pada umumnya belatung sangat menjijikan, akan tetapi nilai manfaatnya sangat tinggi. Lalat yang diternakkan untuk memproduksi belatung bukan lalat hijau seperti yang banyak ditemukan di sampah-sampah pemukiman, tetapi lalat hitam (Black soldier) yang biasanya ditemukan di hutan hingga kurang menjijikkan.

Dari 4 Kg bungkil kelapa sawit kering dapat dihasilkan 1 kg daging belatung yang mengandung potein 40 persen. Proses produksi belatung ini dilakukan dengan membasahi bungkil kelapa sawit dengan air, kemudian disimpan dalam wadah besar dan dibiarkan terbuka selama 3-4 hari. Saat itulah, datang lalat ke dalam kaleng dan bertelur. Selang 2 3 pekan berikutnya telur serangga tersebut memproduksi belatung. Belatung itu nantinya dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung belatung dapat dijadikan pengganti tepung ikan sebagai bahan baku pembuatan pakan.

Budidaya belatung bisa dilakukan pada skala kecil dengan menggunakan drum/baskom dan skala besar pada bak-bak yang berukuran besar yang kedap air. Fermentasi bungkil kelapa sawit menggunakan air dengan perbandingan 1 bagian bungkil kelapa sawit dengan 2 bagian air. Bungkil yang telah dicampur air dimasukan dalam tong/baskom atau bak berukuran besar dan ditempatkan di ruangan terbuka. Agar media tidak terkena air hujan, wadah budidaya diberi atap sebagai pelindung. Disamping itu untuk memudahkan lalat Black soldier menempelkan telur maka di atas media fermentasi ditempatkan daun kering. Setelah 2 - 3 minggu pemeliharaan, belatung sudah bisa dipanen. Ukuran panen disesuaikan dengan bukaan mulut ikan yang akan diberi pakan belatung (jika belatung segar).

E. Perencanaan Biayaa. Analisa Sarana dan Prasarana

b. Analisa Penggajian

c. Analisa PendapatanHarga jual pakan ikan adalah Rp 10.000 per 1Kg pakan ikan.Dalam sekali produksi (1 Bulan), menghasilkan 250 Kg pakan Ikan.Pendapatan per bulan Rp 2.200.000 (Pendapatan yang diperoleh jika pakan terjual semua)Nb: sudah termasuk kerugian pakan ikan yang tidak terjual

Total Penjualan = Pedapatan per bulan X 12 Bulan (1 Tahun) = Rp 2.200.000 x 12 Bulan = Rp 26.400.000

Pendapatan bersih (Laba)= Total Penjualan per bulan (biaya penggajian & biaya variabel)= Rp 2.200.000 (Rp 545.000 + Rp 400.000)= Rp 1.255.000

Total Pendapatan per tahun (Bruto)= Pendapatan bersih per bulan x 12 bulan (1 tahun)= Rp 1.255.000 x 12= Rp.15.060.000

Total Pendapatan bersih pertahun= Total pendapatan pertahun (Bruto)- Biaya Tetap (per tahun) = Rp 15.060.000 Rp 4.220.000 = Rp 10.840.000

F. Prospek dimasa depanTarget pembeli di pasaran : Peternak ikan Masyarakat yang memiliki hobi memelihara ikan hias Distributor pakan ikan Pengusaha tempat pemancingan ikan.

Saat ini peternakan ikan semakin diminati oleh masyarakat. Oleh sebab itu kebutuhan pakan untuk ikan semakin bertambah dari ke hari. Mengingat pakan ikan pelet, silase ikan, dan trash fish memiliki nilai jual yang tinggi dan keberadaan yang langka, sehingga para peternak ikan tentunya membutuhkan pakan ikan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dengan harga yang relatif lebih murah. Jadi perlu dikembangkan suatu budidaya pakan ikan yang memiliki kualitas yang baik dengan harga yang ekonomis.

Pengembangan budidaya belatung memiliki prospek yang sangat baik untuk kedepannya, hal ini dikarenakan belatung dapat dikembangbiakan dari limbah organik yang berasal dari industri kelapa sawit. Limbah kelapa sawit yang akan difermentasikan menjadi belatung memliki kandungan gizi yang sangat tinggi untuk pertumbuhan ikan. bahan baku untuk mengembangbiakan belatung (bungkil kelapa sawit) memiliki harga yang cenderung murah bahkan dapat diperoleh secara gratis, sehingga tidak memerlukan biaya produksi yang cukup tinggi untuk pengembangbiakan belatung.

Jadi prospek kedepan usaha pakan ikan dari belatung ini sangat menjanjikan keuntungan yang besar, Mengingat semakin bertambahnya pengusaha peternak ikan, tempat pemancingan ikan maupun masyarakat dengan hobi memelihara ikan di rumah dengan kuantitas pakan ikan lain yang mulai langka dan mahal di pasaran.

G. Strategis PemansaranPengembangan Produk : Penambahan kualitas dan kuantitas dari produksi pakan ikan Pengembanganan wilayah pemasaran Direncanakan perluasan distribusi ke daerah daerah dan provinsi lain, dan bekerja sama dengan disributor distributor pakan ikan yang ada di daerah Sulawesi TengahKegiatan Promosi dan Pemasaran :1. Promosi penjualan : Via internet Produk sampel Diskon

2. Iklan : Brosur Spanduk Iklan di media cetak

3. Personal selling Lobi Presentasi produk

H. Analisa Resiko Usaha

I. PenutupUsaha perkembangbiakan belatung sebagai pakan ikan sangat menguntungkan karena memerlukan sedikit biaya untuk pembelian bahan baku, perawatan yang tidak begitu susah dan permintaan pasar yang semakin hari semakin meningkat dikalangan peternak ikan, sehingga dari usaha ini dapat menghasilkan untung yang besar dengan modal yang kecil.

Kelompok 12

9