62
i PROSEDUR KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DALAM SERTIFIKASI GURU MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO TAHUN 2008 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Profesi Ahli Madya (A.Md) di bidang Manajemen Administrasi Oleh: Kristianto Agung Wibowo D1507107 PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PROSEDUR KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN …/Prosedur... · Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana prosedur kerja yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Embed Size (px)

Citation preview

i

PROSEDUR KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN

DALAM SERTIFIKASI GURU MELALUI PENILAIAN

PORTOFOLIO TAHUN 2008

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Profesi

Ahli Madya (A.Md) di bidang Manajemen Administrasi

Oleh:

Kristianto Agung Wibowo

D1507107

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

PERSETUJUAN

PROSEDUR KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DALAM

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO TAHUN 2008

Disusun Oleh :

Kristianto Agung Wibowo

D1507107

Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Pada Program studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

iii

PERNYATAAN

Nama : Kristianto Agung Wibowo

NIM : D1507107

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul ” PROSEDUR KERJA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DALAM SERTIFIKASI GURU

MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO TAHUN 2008” adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi

dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir da gelar yang saya peoleh

dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, Juni 2010

Yang Membuat Pernyataan,

Kristianto Agung Wibowo

iv

PENGESAHAN

PROSEDUR KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DALAM

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENILAIAN PORTOFOLIO TAHUN 2008

Disusun Oleh :

Kristianto Agung Wibowo

D1507107

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Program Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari : Selasa

Tanggal : 29 Juni 2010

v

MOTTO

v Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar

kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala tindakanmu, maka Ia

akan meluruskan jalanmu.

(Amsal 3: 5-6)

v Yakinkan dunia bahwa aku bisa.

(Penulis)

v Everything is a fun

(Penulis)

vi

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

My Lord, Yesus Kristus

Ibu dan Bapak tercinta, yang sudah membesarkanku sampai sekarang ini.

Terima kasih atas segalanya, perhatian, semangat, kasih sayang , dan doa restu

yang kalian berikan selama ini.

Kakak, adik dan keluarga besarku, terima kasih untuk semangat dan dukungan

kalian.

Anak-anak KHC, terima kasih buat kebaikan, perhatian, semangat dan masukan

yang telah kalian berikan selama ini.

Temen-temen MA A 2007, terima kasih buat kebersamaan dan kekompakannya

selama ini.

Almamaterku

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

rahmat, berkah, nikmat dan karunia­Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ”Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam Sertifikasi

Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008”.

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana prosedur

kerja yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dalam penyelenggaraan

sertifikasi guru di Kabupaten Klaten, sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan

program Diploma Tiga jurusan Manajemen Administrasi guna memperoleh sebutan

Ahli Madya.

Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari berbagai

hambatan yang tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, dengan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Supriyadi, SN, SU, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Sakur, M. Si, Ketua program Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Ali, M.Si, selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini.

4. Pimpinan dan pegawai Dinas Pendidikan Kabupeten Klaten yang telah

membantu dan memberi kemudahan dalam penelitian.

5. Orang tua, kakak, dan saudara-saudaraku semuanya.

6. Teman-teman Manajemen Administrasi 2007.

7. Teman-teman KHC Klaten

8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tetapi secara nyata telah

membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan pengorbanan yang telah

diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari Tuhan yang

Maha Esa. Amin.

viii

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata

sempurna. Maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

perbaikan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya serta

pihak­pihak yang berkepentingan dengan penulisan Tugas Akhir ini.

Surakarta, Juni 2010

Kristianto Agung Wibowo

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

PERNYATAAN……………………………………………………….. ii

PERSETUJUAN...................................................................................... iii

PENGESAHAN ………………………………………………………. iv

MOTTO………………………………………………………………… v

PERSEMBAHAN.…………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………… vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………… xii

ABSTRAK…………………………………………………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...…….……………………….. 1

B. Perumusan Masalah..…………………………………… 4

C. Tujuan Pengamatan.……………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. Pengertian Prosedur……………………………………. 5

B. Sertifikasi Guru………………………………………… 8

C. Pengertian dan Fungsi Portofolio………………………. 12

D. Prosedur Dalam Sertifikasi…………………………….. 14

E. Metode Pengamatan…………………………………… 15

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI………………………..

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten……………………………………………………. 19

B. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten........... 20

C. Bagan Organisasi................................................................ 22

D. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. 24

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN……………

A. Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Dalam Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio

x

Tahun 2008……................................................................ 29

B. Faktor Penghambat Dinas pendidikan Kabupaten Klaten

Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Penilaian

Portofolio Tahun 2008……………………………………. 42

C. Langkah-Langkah Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Melalui Portofolio Tahun 2008...............................……… 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………… 45

B. Saran………………………………………………………….. 46

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 47

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………... 49

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui penilaian

Portofolio………………………………………………… 9

Gambar 2.2 Model Analisis Interaktif.................................................... 18

Gambar 3.1 Bagan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten…. 22

Gambar 4.1 Tata cara pemberian nomor peserta sertifikasi…………… 35

Gambar 4.2 Prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten…….. 41

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel contoh penyusunan daftar urut guru PNS untuk SD

berdasarkan prioritas…………………………………………. 31

Tabel 4.2 Tabel contoh penyusunan daftar urut guru NON-PNS untuk

SMP berdasarkan prioritas…………………………………… 31

Tabel 4.3 Kuota peserta sertifikasi kabupaten klaten tahun 2008……… 33

Tabel 4.4 Jumlah peserta lulus portofolio................................................ 39

Tabel 4.5 Hasil PLPG kabupaten klaten……………………………….. 39

Tabel 4.6 Hasil PLPG mengulang 2 kabupaten klaten………………… 40

xiii

ABSTRAK

Kristianto Agung Wibowo, D1507107, Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008, Tugas Akhir, Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009.

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Sertifikasi guru 2008 merupakan kali ketiga pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia namun dalam penyelenggaraannya masih ditemui berbagai kekurangan dan hambatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dalam sertifikasi guru 2008 sehingga diharapkan dapat menjadi acuan dalam upaya peningkatan penyelenggaraan sertifikasi guru selanjutnya.

Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan telaah dokumen. Data diolah menggunakan model analisis data interaktif untuk memperoleh makna data yang sebenarnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik interaktif, dengan melalui tiga tahapan yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan. Mereduksi data adalah kegiatan memilah, mempertajam, memfokuskan, dan mengorganisasikan data untuk mempermudah penarikan simpulan. Menampilkan data berarti memperlihatkan data yang sudah terorganisasi berkenaan dengan masalah yang diteliti. Menarik simpulan merupakan kegiatan terakhir dalam analisis data, yaitu adalah kegiatan memberi makna pada suatu fenomena yang diteliti.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara menyeluruh prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam sertifikasi guru 2008 sudah berjalan cukup baik. Namun dalam sosialisasi sertifikasi guru belum optimal karena masih adanya beberapa hambatan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan peningkatan sosialisasi agar sertifikasi guru tahun-tahun berikutnya menjadi lebih baik lagi.

xiv

ABSTRACT Kristianto Agung Wibowo, D1507107, The Working Procedures Of Klaten

District Education Office In Teacher Certification Assessment Through of Portfolio In 2008, Final Task, Management Administration of Faculty of Social Science and Political Science of Sebelas Maret University, Surakarta, 2010.

Certification of teachers is the government's efforts in improving teacher quality that is expected to improve the quality of learning and education quality in Indonesia on an ongoing basis. Teacher certification in 2008 is the third time implementation of the certification of teachers in Indonesia but still operate in a variety of shortcomings and obstacles encountered. The purpose of this study was to determine the working procedures of Klaten District Education Office in teacher certification in 2008 expected to be a reference in an effort to increase further the implementation of teacher certification.

The study was conducted using a qualitative descriptive method by using primary and secondary file obtained through interviews and document review. File is processed using an interactive file analysis models to obtain the true meaning of file. File analysis techniques used in this study is to use interactive techniques, with three stages namely (1) reduce of file, (2) presents of file, and (3) draw conclusions. Reducing of file is sorting activities, sharpen, focus, and organize file to facilitate the drawing conclusion. Displaying of file means file shows that have been organized with respect to the problem being investigated. Interesting conclusion is the last activity in file analysis, which is an activity gives meaning to a phenomenon.

The results of this study can be summarized overall work procedure Klaten District Education Office in teacher certification in 2008 has been running pretty good. But in the socialization of teacher certification is not optimal because there is still some resistance. Therefore it needs improvement and increased socialization to teacher certification in the following years became better.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan kita hari-hari ini

sedang mengalami pengerposan, ini sungguh memprihatinkan (Kompas,4 maret

2010, hal D). Peran dunia pendidikan menjadi sangat strategis dalam

mengantisipasi persaingan di era global melalui peningkatan kualitas sumber daya

manusia yang cerdas dan kompetitif sehingga diharapkan mampu bersaing

dengan bangsa lain. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional

memiliki tugas, fungsi, dan kewajiban dalam peningkatan sumber daya manusia

dengan pemberdayaan pendidikan baik formal maupun non formal. Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia tidak lepas dari peran

guru dalam membentuk sumber daya manusia yang melalui proses pendidikan itu

sendiri. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

2

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam dunia pendidikan

sekarang ini terjadi perubahan dalam segala hal salah satu diantaranya adalah

guru semakin dituntut untuk berkualitas agar dapat menjadi pelayan publik yang

baik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru mengamanatkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Lebih dari 1,3 juta

guru di Indonesia tidak layak mengajar karena alasan kurang memenuhi standar

kualifikasi dan kompetensi, seperti yang di kutip Kompas ( 9 maret 2010).

Mengingat pentingnya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka

pemerintah membuat suatu kebijakan peningkatan kualitas dan profesionalisme

guru dengan program kualifikasi guru D4/S1 yang dilanjutkan dengan program

sertifikasi guru dan program tunjangan profesi bagi peningkatan kesejahteraan

guru. Sertifikasi guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik bagi guru

dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

yang telah terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru dalam

jabatan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 18 Tahun 2007, yang dilakukan dalam bentuk portofolio.

Dalam realisasinya, sertifikasi guru melibatkan banyak instansi terkait

meliputi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Dinas Pendidikan

Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Asesor, Guru peserta sertifikasi, dan

pihak-pihak lain yang terkait (www.sertifikasiguru.org).

Namun dalam penyelenggaraannya terjadi banyak hal dalam proses

sertifikasi guru melalui penilaian portofolio, adanya berbagai masalah dalam

pelaksanaan sertifikasi guru melalui portofolio. Tidak lancarnya pelaksanaan

sertifikasi guru di pengaruhi pelaksanaan tugas masing-masing instansi terkait

dalam penyelenggaraan program ini.

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten merupakan organisasi publik yang

mengimplementasikan kebijakan publik sebagai bagian dari Departemen

Pendidikan Nasional yang melaksanakan tugasnya di Kabupaten Klaten. Dinas

3

inilah yang merealisasikan sertifikasi guru di Kabupaten Klaten. Pelaksanaan

sertifikasi guru 2008 oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dilakukan pada

1204 orang guru yang termasuk dalam kuota jumlah peserta sertifikasi guru 2008

yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (Ditjen PMPTK) untuk kota Surakarta yang berdasar penghitungan

peserta dari seluruh data guru yang ada pada SIMPTK Ditjen PMPTK Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten mempunyai peranan penting dalam keberhasilan

pelaksanaan sertifikasi guru 2008. Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan

sertifikasi guru 2008 dipengaruhi oleh prosedur kerja yang dilakukan Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten. Dari data yang di peroleh, sampai bulan februari

2009 telah ada 2669 orang guru di kabupaten Klaten yang telah lulus sertifikasi.

Dilihat dari kondisi ini, banyaknya guru yang telah lulus sertifikasi tidak

lepas dari prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang cukup baik

dalam pelaksanaan sertifikasi guru melalui penilaian portofolio. Selanjutnya

menjadi tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten untuk meningkatkan kerja

Dinas Pendidikan untuk mewujudkan guru di Kabupaten Klaten yang berkualitas

dan professional.

Walaupun sudah cukup baik dalam pelaksanaan sertifikasi guru 2008,

selama ini masih di temui hambatan-hambatan berkaitan dengan sertifikasi guru.

Seperti yang di ungkapkan Bapak Tugiman, S.Sos, ketua panitia sertifikasi guru di

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten berikut ini:

“...yang pasti itu masalah dana mas. Dana kurang, untuk mengcopy buku pedoman sertifikasi ini contohnya. sehingga dalam sosialisasi sertifikasi kepada guru-guru itu kurang maksimal. Selain itu juga hambatan dari peserta sertifikasinya sendiri...” (wawancara dengan Bapak Tugiman, S.Sos, 18 Februari 2010)

Dari penjabaran tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul

“Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam Sertifikasi

Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008”

4

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dalam

sertifikasi guru melalui penilaian portofolio tahun 2008?

2. Faktor­faktor apakah yang menjadi penghambat Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten dalam pelaksanaan sertifikasi guru melalui portofolio tahun 2008?

3. Apa sajakah langkah / upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten untuk mengatasi hambatan tersebut ?

C. Tujuan Pengamatan

Berdasarkan latar balakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan

pengamatan adalah:

1. Untuk menambah wacana penulis dalam pelaksanaan sertifikasi guru dan

mengetahui prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dalam

sertifikasi guru melalui penilaian portofolio, faktor-faktor penghambat, serta

upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten dalam

menangani hambatan dalam pelaksanaan sertifikasi guru 2008.

2. Dari hasil pengamatan, di harapkan dapat manjadi acuan bagi Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten untuk mancapai keberhasilan sertifikasi guru di

tahun berikutnya.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. Pengertian Prosedur

Kata prosedur berasal dari bahasa inggris yaitu ”procedure”. Menurut

Kamus Inggris Indonesia, John M. Echols dan Hassan (1995: 448) procedure

berarti cara jalan, tata cara yang tepat, aturan ketentuan yang dipakai. Akan tetapi

kata procedure tersebut lazim digunakan dalam kosa kata bahasa Indonesia yang

dikenal dengan kata prosedur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 703) prosedur diartikan

sebagai berikut:

a. Tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas.

b. Metode langkah demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu

problem.

Pengertian prosedur menurut Moekijat dalam Kamus Management (1984:

475-476) adalah sebagai berikut:

a. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah

tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah

ditentukan.

b. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologis) kepada

tugas-tugas yang menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas demikian

dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan

terlebih dahulu.

c. Suatu prosedur adalah serangkaian dari pada tugas-tugas yang saling

berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk

melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan.

d. Urutan secara chronolgis (menurut waktu) dari pada tugas-tugas ini

merupakan ciri dari pada setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi

bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan.

6

e. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana pekerjaan

akan diselesaikan.

Dalam Intisari Manajemen, Harold koontz (1989: 124) menjelaskan bahwa

prosedur adalah rencana yang menetapkan suatu metode penanganan yang

dibutuhkan untuk aktivitas-aktivitas yang akan datang. Ia merupakan pedoman

untuk bertindak, bukan untuk berpikir, dan ia menguraikan cara yang tepat untuk

menyelesaikan suatu kegiatan tertentu. Ia merupakan urut-urutan kronologis dan

tindakan-tindakan yang dibutuhkan.

Menurut Kamus Administrasi Perkantoran prosedur merupakan suatu

rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan

yang merupakan suatu kebulatan. Misalnya prosedur membuat surat pada suatu

perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan

mengenai cara menyusun konsep suratnya, cara mengetiknya pada kertas surat

atau cara menakliknya yang kesemuanya telah pasti. Rangkaian prosedur menjadi

suatu sistem, The Liang Gie (1977: 263).

Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan

serangkaian tugas atau tahap yang berurutan dengan berhubungan satu sama lain

sebagai suatu cara atau metode dalam menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan

aturan yang berlaku untuk mencapai suatu tujuan. Suatu prosedur tidak dapat

berdiri sendiri karena sudah merupakan suatu kebulatan dimana faktor-faktor

didalamnya saling mempegaruhi dan mempunyai ketergantungan satu sama lain,

karena keseluruhan yag bekerja bersama-sama akan mencapai hasil yang lebih

baik daripada bila bekerja sendiri-sendiri, karena dalam kehidupan organisasi

manusia bukanlah suatu individu yang lepas dari satu sama lain namun terjalin

dalam suatu format kerjasama guna mencapai tujuan pribadi dan tujuan organisasi

dimana ia berada.

Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini bagan-bagan prosedur yang

dikemukakan oleh The Liang Gie (1981: 174-176), yaitu sebagai berikut:

a. Bagan Aliran Pekerjaan (Work Flow Chart)

Bagan aliran pekerjaan menunjukan berjalannya suatu pekerjaan dari instansi

ke instansi serta instansi-instansi mana saja yang ikut serta melaksanakan.

7

Dengan ini dapat diketahui urut-urutan penyelesaian suatu tugas yang agak

luas yang berpindah-pindah tangan dari instansi yang satu ke instansi yang

lain.

b. Bagan Aliran Formulir (Form Distribution Chart)

Bagan aliran formulir menunjukan berapa rangkap suatu formulir yang

beredar dan instansi-instansi mana saja yang menerima formulir itu. Dengan

ini dapat diketahui penggunaan sesuatu tembusan warkat yang tepat, sehingga

tidak terjadi duplikasi atau penghamburan benda, waktu dan tenaga dalam

mempersiapkan warkat tersebut.

c. Bagan Rangkaian Kerja (Flow Process Chart)

Bagan rangkaian kerja menunjukan urut-urutan pelaksanaan sesuatu pekerjaan

dari permulaan sampai selesainya. Dengan ini dapat diketahui pola-pola

perbuatan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja, jangka waktunya dan

jarak yang ditempuh oleh pekerjaan itu. Sekaligus dapat pula diketahui kalau

ada kekembaran, kemacetan dan kesulitan-kesulitan lainnya dalam langkah-

langkah penyelesaian pekerjaan itu. Untuk menyusun bagan rangkaian kerja,

maka setiap pekerjaan dibedakan dalam 5 pola perbuatan:

1 Pengerjaan (Operation)

Perbuatan yang menciptakan, mengubah atau menyusun sesuatu hal.

2 Pengangkutan (Transport)

Perbuatan yang memidahkan sesuatu dari tempat yang satu ke tempat yang

lain.

3 Pemeriksaan (Inspection)

Perbuatan yang menyelidiki sesuatu hal untuk mengetahui kebenaran isi,

mutu, jumlah atau segi-segi lainnya.

4 Penahanan (Delay)

Suatu keadaan dimana sesuatu tertahan sehingga untuk sementara tidak

dapat dilanjutkan pekerjaannya.

5 Penyimpanan (Storage)

Perbuatan yang menaruh sesuatu untuk waktu yang lama dan sifatnya

tetap.

8

B. Sertifikasi Guru

Pengakuan kedudukan guru sebagai pendidik profesional seyogyanya

dapat dibuktikan secara objektif. Untuk membuktikan tingkat profesionalitas guru

tersebut, sejak tahun 2007 di Indonesia dilakukan uji kompetensi guru yang lebih

dikenal “Uji Sertifikasi Guru”. Uji sertifikasi adalah suatu pengujian melalui tes

terhadap para guru di Indonesia. Bagi yang lulus uji kompetensi selanjutnya

diberikan sertifikat pendidik profesional. Bagi yang belum lulus diberikan diklat

dengan nama Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru, Arif Rohman (2009: 154-

155).

Sertifikasi guru seperti dinyatakan dalam undang-undang Nomor 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru.

Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

guru sebagai tenaga profesional Sertifikat pendidik ditujukan untuk guru dalam

masa jabatan yang telah memenuhi persyaratan tertentu.

Dalam Panduan Sertifikasi Guru, Suyatno (2008: 2) menjelaskan bahwa

sertifikat pendidik adalah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi

penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru

yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikasi pendidik

diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru. Sertifikat

adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu adalah

benar adanya. Sertifikasi adalah proses pembuatan dan pemberian dokumen

tersebut. Guru yang telah mendapat sertifikat berarti telah mempunyai kualifikasi

mengajar seperti yang dijelaskan di dalam sertifikat itu.

Latar belakang diadakannya program Sertifikasi Guru adalah :

a. Memenuhi kebutuhan Bisnis (Legal Liability Scheme)

b. Mengantisipasi Globalisasi

c. Perlu pengakuan formal bagi lulusan Perguruan Tinggi untuk menjadi Tenaga

Profesional

d. Bukti Kemandirian Profesional di bidangnya (http://sertifikasi.iagi.or.id/).

9

Dalam Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2008:

5) menyebutkan bahwa peserta sertifikasi adalah guru dalam jabatan yang

berstatus guru PNS dan bukan PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidikan,

baik yang di selenggarakan pemerintah/pemerintah daerah, maupun masyarakat

yang memilikai izin operasional dari pemerintah daerah.

Sesuai Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian

Portofolio (2008: 5) sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui penilaian

portofolio dan jalur pendidikan. Pemberian sertifikasi bagi guru dilakukan melalui

sebuah proses pembuktian penguasaan kompetensi guru atau uji sertifikasi guru.

Uji sertifikasi guru bagi guru dalam jabatan dilakukan melalui penialaian

portofolio. Kepada guru yang telah terbukti menguasai kompetensi dan

dinyatakaan lulus diberikan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik dikeluarkan

oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi yang ditetapkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional.

Berikut ini gambar alur sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian

portofolio:

Gambar 2.1: Alur sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio

10

Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio

sebagaimana gambar diatas sebagai berikut:

1. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan

mengacu pedoman penyusunan portofolio.

2. Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepad dinas

pendidikan kabupaten/kota untuk diteruskan kepada rayon LPTK

penyelenggara sertifikasi untuk di nilai.

3. Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi terdiri atas LPTK induk dan LPTK

mitra.

4. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai angka

minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh serttifikasi

pendidik.

5. Apabila skor hasil penilaian portofolio telah mencapai batas kelulusan, namun

secara administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi

kekurangan tersebut.

6. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi belum mencapai angka

minimal kelulusan, maka rayon LPTK menetapkan alternatif sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk

melengkapi kekurangan portofolio. Apabila dalam kurun waktu satu bulan

peserta tidak mampu melengkapi akan diikutsertakan dalam Pendidikan

dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG).

b. Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dan di akhiri

dengan uji kompetensi. Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh

sertifikat pendidk. Peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali (untuk

materi yang belum lulus ).

Dalam Panduan Sertifikasi Guru, Suyatno (2008,2-3) menyebutkan

banyak sekali tujuan sertifikasi guru, yaitu:

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Agen

pembelajaran berarti pelaku proses pembelajaran. Bila belum layak, guru

11

perlu mengikuti pendidikan formal tambahan atau pelatihan professional

tertentu.

2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. Mutu siswa sebagai hasil

proses pendidikan juga ditentukan oleh guru dan mutu prses pembelajaran,

baik proses pembelajaran dilingkup sekolah maupun lingkup nasional.

3. Meningkatkan martabat guru. Dengan segala pendidikan formal dan pelatihan

yang telah diikuti, diharapkan guru mampu memberi lebih banyak kepada

kemajuan siswa. Dengan memberi lebih banyak, martabat kita sebagai guru

akan meningkat.

4. Meningkatkan profesinalitas guru. Mutu profesionalitas guru banyak

ditentukan oleh pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri oleh guru

bersangkutan. Sertifikasi guru hendaknya dapat kita jadikan sebagai langkah

awal menuju guru yang professional.

Dalam buku yang sama, Suyatno (2008:3) juga menyebutkan manfaat

sertifikasi, yaitu:

1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat

merusak citra profesi guru. Saat ini guru dituntut menerapkan teori dan praktik

kependidikan yang telah teruji ke dalam pembelajaran di kelas.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas

dan professional. Mutu pendidikan di sekolah ditentukan oleh mutu guru dan

mutu proses pembelajaran di kelas. Melalui sertifikasi, masyarakat akan

menilai sekolah tertentu berdasarkan mutu kedua faktor ini, bukan berdasar

promosi yang gencar yang dilakukan sekolah bersangkutan .

3. Meningkatkan kesejahteraan guru. Hasil sertifikasi guru dapat dengan mudah

digunakan untuk menentukan besarnya imbalan yang pantas diberikan kepada

masing-masing guru. Dengan sertifikasi, dapat terhindar dari guru hebat hanya

mendapat imbalan kecil. Sebaliknya, dapat pula terhindar dari guru ecek-ecek

mendapat imbalan besar.

12

C. Pengertian Dan Fungsi Portofolio

Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan

kata benda bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’,

Wakhinuddin S (2009).

Istilah portofolio banyak digunakan pada berbagai bidang, misal bidang

keuangan / perbankan, politik dan pemerintahan, manajemen dan pemasaran, seni,

dan bidang pendidikan. Oleh karena itu pengertian portofolio sangat tergantung

pada bidang apa istilah portofolio tersebut digunakan. Dalam bidang pendidikan,

portofolio diartikan sebagai sekumpulan informasi pribadi yang merupakan

catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam pendidikannya.

Portofolio ini sangat berguna untuk berbagai keperluan seperti akreditasi

pengalaman seseorang, pencarian kerja, melanjutkan pendidikan, pengajuan

sertifikasi kompetensi, dan lain-lain (Http://id.wikipedia.org/wiki/portofolio).

Sesuai Panduan Penyusunan Portofolio (2008: 1), portofolio adalah bukti

fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai

selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.

Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru

yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran. Keefektifan

pelaksanaan peran sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetansi

guru yang bersangkutan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi

pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Sertifikasi melalui penilaian portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 18 tahun 2007. Penilaian portofolio

merupakan Pengakuan Atas pengalaman professional guru dalam bentuk penilaian

terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

Dalam Panduan Penyusunan Portofolio (2008: 3-7) secara lebih rinci

menjelaskan tentang komponen portofolio sebagai berikut:

1. Kualitas akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru

pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi.

13

2. Pendidikan dan pelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang

pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan

kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik.

3. Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan

satuan pendidikan formal tertentu.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan

dilaksanakan untuk 1 topik atau kompetensi tertentu, sedangkan pelaksanaan

pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

5. Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap

kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi ketaatan

menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan,

keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik

dan saran, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerja sama.

6. Prestasi akademik

Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam pelaksanaan

tugasnya sebagai agen pembelajaran yang mendapat pengakuan dari

lembaga/panitia penyelenggara.

7. Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi adalah hasil karya atau aktivitas guru yang

menunjukan adanya upaya pengeembangn profesi.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam forum ilmiah.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah keikutsertaan

guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial.

10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

14

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah penghargaan

yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam pelaksanaan tugas sebagai agen

pembelajaran dan memenuhi kriteria kuantitatif dan kualitatif.

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru dalam jabatan sesuai dengan

Panduan Penyusunan Portofolio (2008: 1) adalah untuk menilai kompetensi guru

sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pendagogik dinilai antara lain melalui

dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan

pengawas. Kompetensi professional dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, prestasi akademik, dan karya

pengembangan profesi.

Dalam sumber yang sama berkaitan dengan sertifikasi guru, secara lebih

spesifik portofolio berfungsi sebagai:

1. Wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang

meliputi produktifitas , kuatitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan

pendukung;

2. Informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan

kompetensi seorang guru bila di bandingkan dengan standar yang telah

ditetapkan;

3. Dasar menentukan kelulusan seseorang yang mengikuti sertifikasi (layak

mendapatkan sertifikasi guru atau belum);

4. Dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk

menetukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kagiatan pembinaan dan

pemberdayaan guru.

D. Prosedur Kerja Dalam Sertifikasi

Pengertian prosedur kerja secara umum merupakan serangkaian cara kerja

atau proses yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, sehingga

15

menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus

ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu pekerjaan.

Dalam penyelenggaraan sertifikasi guru, yang dimaksud prosedur yang

tepat untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten adalah suatu tata cara, aturan,

dan tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan pelaksanaan sertifikasi guru

dengan serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urut-urutan

waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan dan

harus dikelola.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten menggunakan bagan prosedur yang dikemukakan oleh The Liang Gie,

yaitu Bagan Rangkaian Kerja (Flow Process Chart), yaitu Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten dalam penyelenggaraan sertifikasi guru menggunakan urut-

urutan pelaksanaan suatu pekerjaan dari permulaan sampai selesainya sehingga

dapat diketahui pola-pola perbuatan yang dilakukan setiap bagian yang

melaksanakan pekerjaan itu, sehingga dapat diketahui apabila terdapat kesulitan-

kesulitan dalam pelaksanaannya.

E. Metode Pengamatan

Berdasarkan dari Perumusan Masalah dan Tinjauan Pustaka yaitu untuk

mengetahui bagaimana prosedur kerja, serta kendala yang dihadapi Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten dalam sertifikasi, maka dalam pengamatan ini

terdapat beberapa hal yang menyangkut masalah tata kerja untuk memahami

obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, antara lain :

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi Penelitian ini bertempat di Kantor Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten, yang beralamatkan di Jalan Pemuda No.151 Klaten. Telp.

(0272) 321780, Fax. 320575

2. Jenis Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan guna mengetahui permasalahan yang ada

di lapangan. Jenis pengamatan ini bersifat ” Deskriptif Kualitatif ” yaitu

16

menggambarkan realita yang ada tentang sifat – sifat individu, keadaan dan

gejala lainnya dalam masyarakat atau memaparkan lokasi yang diamati (

orang, lembaga dan lainnya )

3. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari Informasi-informasi. Adapun jenis

sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan, sebagai berikut :

a. Data Primer

Data yang diperoleh dari sumber secara langsung melalui wawancara dan

pengamatan kepada narasumber / informan Pegawai Unit Umum dan

Kepegawaian Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten mengenai Sertifikasi

Guru.

b. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dan diperoleh secara tidak langsung melalui

dokumen dan arsip yang berhubungan dengan sasaran pengamatan yaitu

masalah tentang Setifikasi Guru di Kabupaten Klaten

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data dalam

pengamatan ini adalah, sebagai berikut :

a. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara

secara langsung terhadap responden (Unit Kepegawaian, Staff

Kepegawaian, peserta sertifikasi) untuk memperoleh penjelasan atau

keterangan – keterangan di lokasi yang berhubungan dengan sertifikasi

guru.

b. Telaah Dokumen

Telaah dokumen dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen

sertifikasi guru, buku tentang sertifikasi guru, serta data lain yang

berfungsi sebagai bahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

17

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengolah hasil pengamatan

sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan persoalan yang diajukan

dalam menyusun hasil pengamatan ini.

Dalam pengamatan ini teknik analisis data menggunakan dengan

model interaktif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis

melalui 3 (tiga) komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan

simpulan dan verifikasi (HB. Sutopo, 2006: 114-116)

Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi dengan proses

pengumpulan data sehingga merupakan suatu siklus. Komponen-komponen

dalam analisa data tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses

seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstrakan data kasar yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan. Dalam proses ini berlangsung

terus sepanjang pelaksanaan pengamatan. Bahkan diawali sebelum

pelaksanaan pengumpulan data sampai laporan akhir pengamatan selesai

disusun.

b. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan pengamatan dapat dilakukan.

Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan

sebagai pertanyaan pengamatan, sehingga narasi yang tersaji merupakan

deskripsi mengenai kondisi rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap

permasalahan yang ada.

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Dari awal pengumpulan data pengamat sudah harus memahami apa arti

dari berbagai hal yang ia temui. Konklusi-konklusi yang ada tetap

dibiarkan, pada awalnya kurang jelas kemudian semakin meningkat secara

eksplisit dan juga memiliki landasan yang semakin kuat. Simpulan akhir

tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.

18

Gambar 2.2 Model Analisis Interaktif

Reduksi Data

Pengumpulan Data

Penarikan Simpulan/Verifi

kasi

Sajian Data

19

BAB III

DISKRIPSI INSTANSI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Pada mulanya keberadaan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten adalah

merupakan penggabungan dari beberapa unsur kantor-kantor pendidikan yang

berada di Kabupaten Klaten, sehingga pada tahun 1976 ada penggabungan dari

beberapa Kantor Pendidikan antara lain Kantor Dikjora, Kantor Dikdas, Kantor

Penmas, Kantor Kebudayaan, dan Kantor Binmudora dilebur / digabung menjadi

satu dan berubah nama menjadi Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Klaten yang berdomisili di Jln. Mawar No.25 Klaten yang

operasionalnya melayani TK, SD, SKB, SLTP dan SLTA dibantu Kantor

Departemen dan Kebudayaan yang berada di Kecamatan se-Kabupaten Klaten,

sedangkan untuk melayani operasional Sekolah Dasar adalah cabang Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten dibantu ranting Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Kecamatan se-Kabupaten Klaten, yang pada tahun 1992 cabang

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten berubah nama menjadi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat II Kabupaten Klaten.

Pada Tahun 1985 Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten

menempati gedung baru di Jl. Pemuda Selatan No.151 Klaten yang beralamatkan

di Desa Tegalyoso, Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten dan pada akhir

tahun 1999 nama Kantor Depdikbud berubah nama menjadi Kantor Departemen

Pendidikan Nasional Kabupaten Klaten.

Sejalan dengan era Reformasi yang bermuara pada Otonomi Daerah pada

tahun 2001 Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Klaten dan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat II Kabupaten Klaten digabung

dengan satu nama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten sesuai

dengan Perda Kab. Klaten Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja (SOT) yang bertugas melaksanakan kewenangan di

bidang Pendidikan dan Kebudayaan, maka operasionalnya dari TK, SD,

20

SLTP,SLTA menjadi satu dan ditambah pembinaan teknis terhadap cabang Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) se-Kabupaten Klaten.

Hal ini adalah merupakan langkah-langkah perubahan dalam struktur

organisasi dan tata kerja instansi yang bertujuan untuk meningkatkan jenjang

produktivitas kerja pegawai, kalau mengingat sarana dan prasarananya untuk

mengoptimalkan produktivitas kerja pegawai tidak memadai, maka gedung

tempat bekerja dibagi 2, yang satu bertempat di gedung Exs. Kantor Departemen

Pendidikan Nasional Kabupaten Klaten (Jln. Pemuda Selatan No. 151 Klaten)

yang ditempati Kepala Dinas, Pengawas Sekolah (SLB, SLTP, SLTA), Bagian

Tata Usaha, Subdin Pendidikan Menengah Umum dan Subdin Pendidikan

Menengah Kejuruan, sedangkan yang satunya menempati di gedung Eks. Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat II Kabupaten Klaten (Jln. Mawar

No.25 Klaten) yang telah berubah nama Jalan menjadi Jln. Dewi Sartika N0.25

Klaten yang ditempati oleh Subdin Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, Subdin

Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olah Raga dan Subdin Kebudayaan yang

akhirnya pada tahun 2003 Subdin-subdin yang menempati di Gedung Eks. Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat II Kabupaten Klaten Jln. Dewi

Sartika No.25 Klaten pindah ke Gedung Eks. Departemen Transmigrasi dan

Perdagangan Kabupaten Klaten dan lokasinya hamper menjadi satu dengan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Klaten yang berada di Jln. Pemuda

selatan No.151 Klaten.

B. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Visi : Mewujudkan pendidikan yang bermutu,kompetitif dan berakhlak mulia.

Misi :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada semua jenjang

pendidikan.

b. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

21

c. Meningkatkan kualitas tamatan

d. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik secara utuh

e. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas pendidikan untuk

mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral

f. Penguatan tata kelola akuntabilitas dan pencitraan public

g. Pemerataan dan perluasan akses di semua jenjang pendidikan

h. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan

22

C. Bagan Organisasi

Gambar 3.1: Bagan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

23

Penjelasan Bagan Organisasi:

Ø Ka. Dinas Pendidikan : SUNARDI, S.Pd,M.M.

Ø Sekretaris Dinas Pendidikan : DRS. PANTORO

Ø Ka. Subbag Perencanaan : LISTYOWATI SRI MURWANI, S.E.M.Si

dan Pelaporan

Ø Ka. Subbag Keuangan : WIJIYONO, S.E.

Ø Ka. Subbag Umum : SRI NUGROHO, S.IP, M.M.

dan Kepegawaian

Ø Ka. Bidang Pendidikan Dasar : DRS. BUDIYANTO, M.Pd

Ø Ka. Seksi TK dan SD : DRS. TRI MARGIYANTO

Ø Ka. Seksi SMP dan SLB : DRS. H. SUTARTO, M.M.

Ø Ka. Seksi Sarana dan Prasarana : SUDIRNO, S.S.M.M.

Ø Ka. Bidang Pendidikan : DRS.AGUS SUKAMTO

Menengah

Ø Ka. Seksi SMA : DRS. LASA, M.M.

Ø Ka. Seksi SMK : DRS. BURHANUL ARIFIN, M.M.

Ø Ka. Seksi Sarana dan Prasarana : MUZAYIN, S.H.M.Si

Ø Ka. Bidang PMPTK : DRS. YUYUF BUDI P, MT

Ø Ka. Seksi Pengembangan Profesi : DJAELANI, SH.M.M.

Ø Ka. Seksi Pendidik : DRS. SRIYANTO, M.M.

Ø Ka. Seksi TK : DRS. TRIYANTO HS, M.Si

Ø Ka. Pendidikan Non Formal : DRS. H. SUNARYO

Ø Ka.Seksi Pendidikan Masyarakat : P. TOTOK WIHARTANTO

Pendidikan Usia Dini

dan Kesetaraan

Ø Ka. Seksi Perpustakaan : DRS. KRISHANANTO P, M.M.

24

D. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Di dalam menjalankan operasionalnya suatu Instansi perlu sekali memiliki

pembagian tugas dan wewenang diantaranya tiap bagian yang ada dalam instansi

tersebut untuk melaksanakan, maka suatu instansi perlu mengadakan

pengorganisasian yang baik.

Susunan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten merupakan suatu

kebijaksanaan yang dilakukan untuk kepentingan pencapaian tujuan Instansi

tersebut, sedangkan Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang ada

pada sekarang ini berdasarkan Perda No. 11 Tahun 2008 yang diundangkan pada

tanggal 28 November 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten.

a) Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, terdiri dari :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan

urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan, meliputi perumusan

kebijakan teknis perencanaan, Pelaksanaan dan pengendalian bidang

pendidikan , pemberian bimbingan dan pembinaan pegawai dan UPTD.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang mempunyai tugas

mengelola urusan administrasi ketatausahaan, meliputi urusan umum dan

kepegawaian, keuangan, perencanaan dan pelaporan.

1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub bagian Perencanaan dan pelaporan dipimpin oleh Kepala

Sub Bagian yang mempunyai tugas melakukan tugas-tugas dan fungsi

menyusun rencana program kegiatan, pengumpulan, pengolahan data

dan informasi, evaluasi dan pelaporan kegiatan dinas.

2. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,

mempunyai tugas sebagai Pejabat Penatausaha Keuangan ( PPK ) yang

melakukan fungsi pengelolaan keuangan dinas.

25

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas melakukan surat menyurat,

penggandaan, ekspedisi, kearsipan, rumah tangga, penggandaan dan

pemeliharaan perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan

administrasi kepegawaian.

c. Bidang Pendidikan Dasar

Bidang Pendidikan Dasar dipimpin oleh Kepala Bidang yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas ( Pengelolaan TK,

SD, SMP, PLB)

1. Seksi Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar

Seksi Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar dipimpin

oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas bidang Pendidikan Dasar, meliputi pengelolaan Kurikulum

dan pembinaan kesiswaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah

Dasar.

2. Seksi Sekolah Menengah Pertama dan Pendidikan Luar Biasa

Seksi Sekolah Menengah Pertama dan Pendidikan Luar

Biasa dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas bidang pendidikan dasar, meliputi

pengelolaan kurikulum dan pembinaan kesiswaan Sekolah

Menengah Pertama dan Pendidikan Luar Biasa.

3. Seksi Sarana Prasarana

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh Kepala Seksi

yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang

pendidikan dasar, meliputi pengelolahan sarana dan prasarana

pendidikan dasar.

d. Bidang Pendidikan Menengah

Bidang pendidikan menengah dipimpin oleh Kepala Bidang yang

melaksanakan sebagian tugas dinas, meliputi pengelolaan Sekolah

Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan

26

1. Seksi Sekolah Menengah Atas

Seksi Sekolah Menengah Atas di pimpin oleh Kepala Seksi

yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang

pendidikan menengah, meliputi pengelolaan kurikulum dan pembinaan

kesiswaan Sekolah Menangah Atas.

2. Seksi Sekolah Menengah Kejuruan

Seksi Sekolah Menengah Kejuruan dipimpin oleh Kepala Seksi

yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang

pendidikan menengah, meliputi pengelolaan kurikulum dan pembinaan

kesiswaan Sekolah Menengah Kejuruan.

3. Seksi Sarana Prasarana

Seksi sarana Prasarana dipimpin oleh Kepala Seksi yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pendidikan

menengah, meliputi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

e. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Bidang peningkatan Mutu Pendidik Tenaga Kependidikan

dipimpin oleh Kepala bidang yang mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dinas, meliputi pengembangan dan peningkatan mutu

pendidik, tenaga Kependidikan dan Pengembangan Profesi

1. Seksi Pengembangan Profesi

Seksi Pengembangan Profesi dipimpin oleh Kepala Seksi yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, meliputi pengelolaan

pembinaan dan pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan

2. Seksi Pendidik

Seksi Pendidik dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengelola tenaga pendidik

3. Seksi Tenaga Kependidikan

27

Seksi Tenaga Kependidikan dipimpin oleh Kepala Seksi yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengelola tenaga

kependidikan

f. Bidang Pendidikan Non Formal

Bidang Pendidikan Non formal dipimpin oleh Kepala Bidang

yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas, meliputi

pengelolaan Pendidikan masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan

Kesetaraan.

1. Seksi Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan

Kesetaraan

Seksi Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Anak Usia Dini dan

Kesetaraan dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas bidang Pendidikan Non Formal,

meliputi pengelolaan Pendidikan masyarakat, Pendidikan Anak Usia

Dini dan Kesetaraan

2. Seksi Perpustakaan Sekolah

Seksi Perpustakaan Sekolah dipimpin oleh Kepala Seksi yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendidikan

Non Formal yang mengelola perpustakaan sekolah.

g. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas )

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas sesuai bidang keahliannya berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas

b) Tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Pendidikan.

c) Untuk menyelenggarakan tugas, Dinas mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan

28

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan bidang pendidikan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

29

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Dalam Sertifikasi

Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008.

Penyelenggaraan sertifikasi guru dalam jabatan melalui portofolio tahun

2008 melibatkan berbagai institusi pemerintah, salah satunya adalah Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota. Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten merupakan

bagian dari Departemen Pendidikan Nasional yang melaksanakan tugas dan

kewajibannya dalam peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan melalui

pemberdayaan pendidikan. Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten melaksanakan

peran departemen pendidikan dalam sertifikasi guru kabupaten Klaten, khususnya

sertifikasi guru melalui penilaian portofolio. Dalam sertifikasi guru melalui

penilaian portofolio tahun 2008, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan prosedur kerja sebagai berikut :

1. Membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) tingkat Kabupaten Kota

Panitia sertifikasi guru Kabupaten Klaten terdiri dari:

1 Tugiman, S.Sos (Ketua)

2 Sukina

3 Minik Nisang Rahayu

4 Sri Watini

5 Ike Handayani

Panitia tersebut mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a) Membuat daftar prioritas peserta sertifikasi guru

Pembuatan daftar prioritas peserta sertifikasi guru berdasarkan

kriteria yang ditetapkan oleh Ditjen PMPTK dan kesepakatan tingkat

provinsi. Penetapan peserta dilakukan secara terbuka dan transparan

dengan melibatkan beberapa unsur terkait yaitu perwakilan dari kepala

sekolah, guru, pengawas, PGRI, dan asosiasi Guru lainnya.

30

Penentuan calon peserta sertifikasi guru dalam jabatan

menggunakan sistem ranking bukan berdasarkan seleksi atau tes.

Penyusunan ranking calon peserta sertifikasi secara berurutan adalah:

1 Masa kerja sebagai guru, di hitung sejak yang bersangkutan bekerja

sebagai guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS.

2 Usia, di hitung berdasarkan tanggal, bulan, tahun kelahiran guru

yang tercantum dalam akta kelahirannya atau bukti lain yang sah.

3 Pangkat / Golongan terakhir yang dimiliki guru saat di calonkan

sebagai peserta sertifikasi. Kriteria ini khusus untuk guru PNS.

4 Beban mengajar per minggu yang di emban oleh guru saat

didaftarkan sebagai peserta sertifikasi.

5 Tugas tambahanyang di emban oleh guru pada saat guru yang

bersangkutan di usulkan sebagai calon peserta sertifikasi. Tugas

tambahan yang dimaksud misalnya kepala sekolah, ketua program /

jurusan, pendidikan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala

unit produksi satuan pendidikan, kepala perpustakaan sekolah, atau

ketua program keahlian.

6 Prestasi kerja yang pernah diraih guru atau pembimbingan yang

dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun

internasional. Disamping itu prestasi kerja termasuk kinerja guru

dalam melaksanakan tugas sehari-hari

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten membuat daftar urutan

prioritas guru, apabila ada guru memiliki masa kerja yang sama maka

diurutkan berdasarkan kriteria berikutnya yaitu usia. Apabila masa

kerja dan usia sama maka berdasarkan golongan beban mengajar,

demikian seterusnya

Berikut contoh penyusunan daftar urut guru berdasarkan

prioritas:

31

1. Penyusunan daftar urut guru PNS SD untuk sekolah dasar

Tabel 4.1: Tabel contoh penyusunan daftar urut guru PNS untuk SD berdasarkan prioritas

2. Penyusunan daftar urut guru SMP bukan PNS

Tabel 4.2: Tabel contoh penyusunan daftar urut guru NON-PNS untuk SMP berdasarkan

prioritas

32

b) Menetapkan peserta sertifikasi guru

Penetapan peserta sertifiksi guru sesuai dengan kuota melalui

surat keputusan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Penetapan

calon peserta oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten untuk guru TK,

SD, SMP, SMA, SMK mengikuti tahapan sbg berikut :

1 Mendata guru berprestasi peringkat 1 tingklat provinsi, peringkat 1, 2,

dan 3 tingkat nasional dan guru yang memperoleh penghargaan

tingkat internasional yang belum mengikuti sertifikasi melalui

portofolio dan melalui jalur pendidikan tahun sebelumnya. Untuk

tahun 2008 tidak ada guru berprestasi peringkat 1 provinsi, peringkat

1, 2, dan 3 tingkat nasional maupun guru yang memperoleh

penghargaan tingkat internasional.

2 Mengelompokan data guru yang memenuhi persyaratan menurut

status guru (PNS/ bukan PNS) serta jenis pendidikan ( TK, SD, SMP,

SMA, SMK ).

Dalam sertifikasi, guru harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1 Sesuai dengan kriteria dan urutan prioritas

Syarat / kriteria peserta:

a. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau

diploma 4 (D-IV) dari program studi yang terakreditasi.

Dalam sertifikasi guru tahun 2008 di Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten, semua peserta sertifikasi memiliki

kualifikasi akadenik S1 dan tidak ada D-IV

b. Mengajar di sekolah umum di bawah binaan Depdiknas.

c. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau guru yang

diperbantukan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan

oleh masyarakat.

33

d. Guru bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY)

atau guru yang diangkat oleh pemda yang mengajar pada

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah.

e. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal 5 tahun pada satu

sekolah atau sekolah yang berbeda dalam yayasan yang sama.

f. Memiliki Nomor Unik Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

(NUPTK).

2 Masih aktif mengajar.

3 Tidak akan di alih tugaskan pada jabatan lain baik fungsional

maupun struktural.

3 Menyusun daftar urut guru yang memenuhi persyaratan dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Daftar urut guru dibuat per jenis dan jenjang pendidikan ( TK,

SD, SMP, SMA, SMK ).

b. Daftar guru PNS di buat dengan urutan prioritas.

c. Daftar guru bukan PNS di buat dengan urutan prioritas

4 Menetapkan guru peserta sertifikasi sesuai kuota

Kuota peserta sertifikasi ditetapkan oleh LPMP dan setiap

tahun berubah-ubah. Pada tahun 2008 kuota peserta sertifikasi

diklaten sebanyak 1204, dengan rincian sebagai berikut:

TK SD SMP SMA SMK

PNS 324 472 182 81

Non-PNS 4 2 62 33 44

Jumlah 4 326 534 215 125 1204

Tabel 4.3: Kuota peserta sertifikasi kabupaten klaten tahun 2008

34

Cara menetapkan peserta sertifikasi sesuai kuota adalah

sebagai berikut:

a. Guru berprestasi peringkat 1 tingkat provinsi, peringkat 1, 2, dan

3 tingkat nasional dan guru yang memperoleh penghargaan

tingkat internasional diprioritaskan menjadi peserta,

b. Sisa kuota per jenis dan jenjang pendidikan ditetapkan

berdasarkan urutan priorita penetapan peserta,

Contoh penetapan peserta sertifikasi guru SD di kabupaten

Klaten (PNS) tahun 2008:

Kuota sertifikasi guru SD (PNS) di kabupaten Klaten = 324

guru SD berprestasi tingkat provinsi = 0

Urutan langkah penetapan adalah sebagai berikut :

a. Tidak ada guru berprestasi, sehingga semua peserta sertifikasi

ditetapkan dari daftar urut guru.

b. Berdasarkan daftar urut guru SD ( PNS ) kabupaten Klaten

ditetapkan 261 guru peserta yang diambil dari nomor urut 1

sampai dengan 261.

Berdasarkan data peserta tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten menerbitkan Surat Keputusan Guru peserta sertifikasi beserta

lampiran daftar nama peserta sertifikasi guru (Lampiran 1).

Surat keputusan Guru peserta sertifikasi yang sudah

ditandatangani kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten tersebut

beserta lampirannya kemudian di kirim ke:

1. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

2. LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) jawa tengah

direktorat profesi pendidik, up.subdit program, komplek depdiknas

c) Menetapkan nomor peserta sertifikasi guru di wilayah Kabupaten Klaten

Penetapan nomor peserta sertifikasi guru berdasarkan rentang

yang di buat oleh LPMP. Nomor peserta terdiri dari 14 digit yang

masing-masing digit diisi dengan rumusan kode digit sebagai berikut:

1. digit 1 dan 2 diisi dengan kode tahun pelaksanaan sertifikasi guru.

35

2. digit 2, 3 dan 4 diisi dengan kode provinsi.

3. digit 5 dan 6 diisi dengan kode kabupaten.

4. digit 7, 8, dan 9 diisi dengan kode bidang studi yang disertifikasi.

5. digit 10 diisi dengan kode peserta sertifikasi.

6. digit 11, 12, 13 dan 14 diisi dengan nomor urut peserta yang diberikan

LPMP.

Tata cara pemberian nomor peserta sertifikasi dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 4.1: Tata cara pemberian nomor peserta sertifikasi

d) Menerima dokumen dari ditjen PMPTK atau Dinas Pendidikan Provinsi

sebagai berikut:

1 Pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 terdiri dari :

Buku 1 : Pedoman Penetapan Peserta.

Buku 2 : Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Melalui Penilaian Portofolio.

Buku 3 : Panduan Penyusunan Portofolio.

Buku 4 : Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Melalui Penilaian Portofolio Untuk Guru.

Buku 5 : Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan

Latihan Profesi Guru (PLPG).

36

Buku 6 : Pedoman Penyelenggaraan Program

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui

Jalur Pendidikan.

Buku 7 : Rambu-Rambu Penyusunan Kurikulum

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui

Pendidikan.

2 Fomat A1 (Lampiran 2) dan Format A2 (Lampiran 3) untuk

sejumlah peserta.

3 Jadwal pelaksanaan sertifikasi guru.

e) Mengkomunikasikan pedoman sertifikasi guru dalam jabatan melalui

penilaian portofolio untuk guru (buku 4), dan panduan penyusunan

portofolio (buku 3) sejumlah peserta sertifikasi guru yang ada di wilayah

Kabupaten Klaten.

f) Mendistribusikan nomor peserta, Panduan penyusunan portofolio (buku

3), pedoman sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio

untuk guru (buku 4), Format A1 dan Format A2 kapada guru yang

masuk kuota.

g) Melakukan sosialisasi kepada guru di wilayah kabupaten klaten.

Sosialisasi sertifikasi dilaksanakan setelah penetapan peserta

sertifikasi. Hal ini dimaksudkan untuk pemfokusan sosialisasi pada

peserta sertifikasi di tahun 2008, sekaligus untuk penghematan biaya

dalam sosialisasi sertifikasi.

Dalam sosialisasi sertifikasi, meteri yang disosialisasikan

mencakup :

1 Prosedur dan tata cara pendaftaran,

2 Prosedur dan tata cara sertifikasi guru dalam jabatan,

3 Peranan lembaga-lembaga terkait (dinas pendidikan provinsi, dinas

pendidikan kabupaten klaten, LPTK penyelenggara, LPMP)

4 Syarat mengikuti sertifikasi,

5 Prosedur penyusunan portofolio dan penjelasan tentang rubrik

portofolio, dan

37

6 Jadwal penyerahan dokumen portofolio.

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten melakukan sosialisasi

sertifikasi dengan beberapa cara, yaitu:

a. Mengumpulkan calon peserta sertifikasi yang kemudian di berikan

penjelasan mengenai pentingnya sertifikasi, prosedur sertifikasi

dan hal-hal yang berkaitan dengan sertifikasi.

b. Membuka kesempatan bagi calon peserta sertifikasi untuk

berkonsultasi mengenai sertifikasi.

Dalam sosialisasi sertifikasi, peserta sertifikasi diwajibkan

membayar uang pendaftaran sebesar Rp 200.000,00 untuk mengganti

biaya operasional dalam penyelenggaraan sertifikasi, misalnya untuk

mengganti biaya fotokopi buku-buku pedoman sertifikasi, biaya untuk

sosialisasi, dan lain-lain.

h) Menugaskan kepala sekolah untuk memverifikasi kebenaran dan

keabsahan dokumen-dokumen yang diserahkan oleh guru. Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten berhak memberikan sangsi kepada kepala

sekolah yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.

i) Menugaskan pengawas untuk melakukan penilaian pelaksanaan

pembelajaran dan kompetensi kepribadian dan sosial (penilaian atasan)

secara objektif. Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten berhak memberikan

sangsi kepada pangawas yang tidak melakukan tugas ini dengan baik.

j) Mengecek kebenaran dokumen-dokumen dari guru

Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Format A1 dan Format A2 yang telah diisi oleh guru

b. Dokumen portofolio rangkap 2.

c. Pasfoto terbaru bewarna ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar. Di bagian

belakang setiap foto di tulis identitas peserta (nama dan nomor

peserta)

k) Memverifikasikan kebenaran dan keabsahan dokumen-dokumen

portofolio dengan melibatkan pengawas sebelum diserahkan ke LPTK.

38

l) Membuat rekapitulasi peserta sertifikasi guru menggunakan format B1

(Rekap Peserta Sertifikasi Kabupaten Klaten) (Lampiran 4). dokumen

dibuat dalam bentuk hardcopy dan softcopy excel.

m) Menyerahkan kepada LPMP dokumen-dokumen sebagai berikut:

1 Format A1 yang telah diisi oleh peserta sertifikasi disertai dengan

rekapitulasinya (Format B1 pada Lampiran 4 yang telah diisi )

dalam bentuk hardcopy dan softcopy excel.

2 Format A2 yang telah diisi oleh peserta sertifikasi disertai

rekapitulasinya (Format B1 pada Lampiran 4 yang telah diisi).

Penyerahan dokumen tersebut disertai dengan Berita Acara Serah

Terima Berkas Sertifikasi Guru (BA-PF: 1) pada Lampiran 5.

n) Menghimpun dokumen portofolio yang telah disusun oleh peserta

sertifikasi guru (dua rangkap untuk setiap guru secara tidak terpisah).

o) Merekap peserta yang menyerahkan dokumen portofolio dengan Format

B1 pada Lampiran 4.

p) Menyerahkan dokumen-dokumen kepada rayon LPTK sebagai berikut:

1 Portofolio, masing-masing peserta rangkap dua

2 Rekapitulasi peserta berdasarkan nomor peserta ( Format B1 pada

Lampiran 4 yang telah diisi).

3 Pas photo terbaru peserta, bewarna, ukuran 3X4 cm, sebanyak 4

lembar. Di bagian belakang setiap pas photo dituliskan identitas

peserta (nama dan nomor peserta).

Penyerahan dokumen tersebut disertai dengan berita acara serah

terima dokumen portofolio (BA-PF: 2 pada Lampiran 6)

q) Menyerahkan rekapitulasi peserta sertifikasi guru (Format B1 pada

Lampiran 4) yang telah diisi ke dinas pendidikan provinsi. Penyerahan

disertai dengan Berita Acara Serah Terima Dokumen (BA-PF: 1A di

Lampiran 7).

r) Menerima dokumen rekapitulasi hasil penilaian portofolio dan sertifikasi

pendidik (bagi peserta yang lulus) dari rayon LPTK penyelenggara

39

sertifikasi (pada Lampiran 8 yang telah diisi LPTK penyelenggara).

Berikut ini jumlah guru kabupaten klaten yang lulus penilaian portofolio:

Lulus Portofolio PLPG Diskualifikasi

TK 2 2 1

SD 225 100 1

SMP 275 258 1

SMA 100 114 1

SMK 38 86 1

Jumlah 640 560 4

Tabel 4.4: Jumlah peserta lulus portofolio

s) Menindaklanjuti hasil portofolio sebagai berikut:

1 Meneruskan pengumuman hasil sertifikasi guru kepada peserta

sertifikasi.

2 Meminta peserta sertifikasi yang lulus menunggu pengumuman lebih

lanjut untuk memperoleh sertifikat pendidik dan nomor registrasi

dari depdiknas.

3 Menyerahkan sertifikat pendidik kepada peserta yang lulus melalui

sekolah tempat peserta bertugas.

4 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan peserta yang harus

melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio,

selanjutnya diserahkan kembali ke rayon LPTK.

5 Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan peserta yang harus

mengikuti PLPG.

PLPG diadakan dalam beberapa tahap. Untuk peserta yang tidak

lulus PLPG diberikan kesempatan ujian ulang 2 kali. Berikut ini hasil

penilaian PLPG kabupaten klaten tahun 2008:

Lulus Tidak lulus

Tahap 1 dan 2 94 180

Tahap 3 dan 4 29 257

Tabel 4.5: Hasil PLPG kabupaten klaten

40

Lulus Tidak lulus

Tahap 1 dan 2 138 42

Tahap 3 dan 4 49 208

Tabel 4.6: Hasil PLPG mengulang 2 kabupaten klaten

Untuk yang tidak lulus PLPG sejumlah 250 orang tersebut

disuruh untuk mengikuti sertifikasi tahun berikutnya.

t) Mengambil bendel pertama dokumen portofolio yang memuat bukti fisik

asli untuk komponen 2 dan 8, minimal setelah 2 minggu dari

pengumuman kelulusan.

2. Mengendalikan kualitas penyelenggaraan sertifikasi guru sesuai dengan

pedoman dan kewenangan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

Dalam mengendalikan kualitas penyelenggaraan sertifikasi guru,

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten menyarankan para guru agar memenuhi

syarat peserta sertifikasi.

3. Memproses tunjangan bagi guru yang telah lulus sertifikasi.

Memberikan tunjangan profesi kepada para guru yang telah lulus

sertifikasi sebesar satu kali gaji pokok. Bagi guru lulus uji sertifikasi

menunjuk surat kepala dinas pendidikan jawa tengah bahwa pembayaran

melalui Bank Jateng.

Bagi yang belum mempunyai rekening Bank Jateng disuruh

membuka rekening Bank Jateng.

Dari penjelasan diatas, prosedur kerja yang dilakukan Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten dalam sertifikasi guru melalui portofolio dapat digambarkan

sebagai berikut :

41

Gambar 4.2 : Prosedur kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Menbentuk Panitia Sertifikasi

Mengikuti sosialisasi serifikasi guru dari PMPTK

Menetapkan dan menyerahkan data peserta sertifikasi ke Dinas Pendidikan Provinsi

Melaksanakan sosialisasi sertifikasi guru

Mengumpulkan berkas portofolio dari guru

Menerima informasi LPTK pelaksana

Menyerahkan berkas portofolio ke LPTK

Menerima hasil sertifikasi guru dari provinsi kemudian menyerahkan kapada para guru

42

B. Faktor Penghambat Dinas pendidikan Kabupaten Klaten Dalam

Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio Tahun 2008

Pelaksanaan sertifikasi guru oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

tidak lepas dari hambatan dalam memberikan pelayanan bagi peserta sertifikasi

guru. Dari hasi wawancara salah satu panitia sertifikasi, Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten mengalami beberapa hambatan antara lain:

1. Dana

Kurangnya dana dari Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten yang

dialokasikan untuk penyelenggaraan sertifikasi guru. Dalam penyelenggaraan

sertifikasi guru di Kabupaten Klaten, dana diperoleh dari uang pendaftaran

guru peserta sertifikasi, akan tetapi dana tersebut diperoleh pada saat

sosialisasi sertifikasi. Oleh karena itu, untuk menyelenggarakan sertifikasi,

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten menggunakan dana dari Dinas itu sendiri

yang kemudian akan diganti setelah pembayaran uang pendaftaran dari guru

peserta sertifikasi

2. Sumber daya manunia

Penyelenggaraan sertifikasi guru 2007 oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten memerlukan sumber daya manusia untuk melaksanakan

operasionalisasi program di lapangan, baik untuk melaksanakan sosialisasi,

pemberkasan, dan berbagai aktivitas dalam menyampaikan informasi dan

berbagai arsip dari pusat kepada guru dan sebaliknya, juga pada berbagai

pihak yang terkait dalam pelaksanaan program ini. Panitia sertifikasi guru di

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten hanya teriri dari 5 orang, sehingga dalam

mengurusi masalah tersebut terasa berat.

3. Tingkat Pemahaman yang berbeda-beda antar peserta sertifikasi

Kurang optimalnya pelaksanaan sertifikasi guru juga dipengaruhi

karena terbatasnya informasi yang dimiliki para peserta sertifikasi.

Keterbatasan informasi dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman yang

berbeda antar peserta dalam menangkap arti dan maksud dari sosialisasi yang

telah diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Mungkin juga

43

dipengaruhi oleh minimnya upaya sosialisasi yang diselenggarakan dengan

alasan tidak tersedianya dana bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten untuk

menyelenggarakan sosialisasi sehingga dalam pelaksanaannya terpaksa

dipadatkan untuk memenuhi seluruh tujuan sosialisasi.

“..kan tingkat pemehaman seseorang itu berbeda-beda, jadi dalam sosialisasi sertifikasi ada yang paham ada yang enggak.” (wawancara dengan Bapak Tugiman, S.Sos, 18 Februari 2010)

C. Langkah-Langkah Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Mengatasi

Hambatan Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Portofolio Tahun

2008

Memang tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan sertifikasi guru

terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan kurang optimalnya kerja Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten namun adanya berbagai hambatan seharusnya dapat

diminimalisir dengan mengoptimalkan daya dukung dan kemampuan yang telah

dimiliki, seperti:

1 Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang telah ada

Upaya dalam mengantisipasi keterbatasan yang ada dalam

menyelenggarakan sertifikasi guru dalam hal keterbatasan dana yang berakibat

pada minimnya fasilitas dan sarana prasarana untuk operasionalisasi ditangani

dengan penggunaan sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten.

2 Memelihara hubungan baik antara guru dengan Dinas Pendidikan Kabupaten

Klaten

Hubungan yang terjalin baik antara para guru dengan Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten cukup membantu dalam penyelenggaraan

sertifikasi guru karena dengan berbagai keterbatasan dan tuntutan kebutuhan

yang ada hubungan yang baik dapat melahirkan kerjasama yang baik antara

guru dan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten untuk bekerjasama dan saling

melengkapi dalam penyelenggaraan sertifikasi guru. Keberadaan Dinas

44

Pendidikan Kabupaten Klaten cukup penting sebagai mediator program dan

kerjasama guru semakin memperlancar jalannya sertifikasi. Peran aktif para

guru dalam mencari informasi seputar sertifikasi guru sangat membantu

memperlancar pelaksanaan sertifikasi guru karena penyampaian informasi dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten hanya dilakukan melalui sosialisasi yang

dibatasi waktu dan penyelenggaraannya. Maka untuk mengatasi hal tersebut

para guru datang langsung ke Dinas untuk mencari informasi tentang

sertifikasi guru.

3 Media komunikasi

Komunikasi antar guru juga dapat dipermudah dengan adanya

teknologi komunikasi yang sudah ada seperti handphone yang dirasa cukup

berperan dalam memperlancar komunikasi antar guru peserta sertifikasi

terutama bagi yang mengalami kesulitan memperoleh informasi langsung dari

Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Peserta sertifikasi yang kurang paham

juga diperbolehkan untuk berkomunikasi lewat handphone dengan panitia

sertifikasi Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 dilaksanakan sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yang dilakukan

dalam bentuk portofolio.

Berdasarkan pembahasan tehadap temuan-temuan yang penulis dapatkan

pada saat melakukan pengamatan terhadap prosedur kerja yang dilakukan Dinas

Pendidikan Kabupaten Klaten dalam sertifikasi guru melalui portofolio tahun

2008, prosedur yang digunakan sesuai dengan alur prosedur yang telah ditetapkan.

Prosedur kerja tersebut yaitu dengan membentuk panitia sertifikasi guru yang

mempunyai tugas membuat daftar prioritas peserta sertifikasi, menetapkan peserta

sertifikasi, menetapkan nomor urut peserta sertifikasi di wilayah kabupaten klaten,

menerima dokumen dari ditjen PMPTK, mengkomunikasikan buku pedoman

sertifikasi, mendistribusikan nomor peserta sertifikasi, melaksanakan sosialisasi

sertifikasi di wilayah Kabupaten Klaten, menugaskan kepala sekolah untuk

memverifikasi kebenaran dokumen portofolio guru, menugaskan pengawas untuk

melakukan penilaian atasan, mengecek kebenaran dokumen portofolio guru,

membut rekapitulasi peserta sertifikasi, menghimpun dokumen portofolio,

menyerahkan dokumen portofolio kepada rayon LPTK, menerima rekapitulasi

peserta sertifikasi guru, menerima rekapitulasi hasil penilaian portofolio dan

sertifikasi pendidik, menindaklanjuti hasil portofolio, bagi yang lulus diberikan

tunjangan profesi, sedangkan yang tidak lulus di suruh untuk melengkapi

dokumen portofolio atau mengikuti PLPG.

Dalam pelaksanaan sertifikasi guru di Kantor Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten tidak terlepas dari berbagai kendala atau hambatan. Kendala

yang dihadapi dalam pelaksanaan sertifikasi guru di Kantor Dinas Pendidikan

Kabupaten Klaten meliputi keterbatasan dana yang dialokasikan untuk sertifikasi

46

guru, jumlah panitia sertifikasi guru yang menangani program ini, tingkat

pemahaman guru yang berbeda-beda.

B. Saran

Mengingat tingkat pemahaman guru peserta sertifikasi yang berbeda-beda

dalam menangkap arti dan maksud dari sosialisasi sertifikasi, dan masih banyak

guru yang kurang paham saat di jelaskan dalam sosialisasi sertifikasi, maka

penulis menyarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten membuka konsultasi

bagi guru yang belum paham saat diadakannya sosialisasi sertifikasi.

47

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Mediatama.

Harold Koontz, Cyril O’Donell, Heinz Waihrich. 1989. Intisari Manajemen.

Jakarta: Bina Aksara. (Penerjemah: A. Hasyim Ali)

H. B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan

Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Pusat Penelitian UNS Press.

John M. Echols dan Hassan. 1995. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia.

Moekijat. 1984. Kamus Management. Bandung: Penerbit Alumni.

Suyatno.MP.d. 2008. Panduan Sertifikasi Guru. Jakarta : PT. Indeks.

The Liang Gie.1986. Kamus Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Nur Cahaya.

The Liang Gie. 1981. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sumber Dokumen:

Pedoman Penetapan Peserta. 2008. Departemen Pendidikan Nasional.

Pedoman Penyusunan Portofolio. 2008. Departemen Pendidikan Nasional.

Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio. 2008.

Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

48

Sumber lain:

Kompas. “Rapuhnya Dunia Pendidikan Kita”. 4 Maret 2010 hal D.

Kompas. “Lebih Dari 1,3 Juta Guru Tidak Layak Mengajar”. 9 maret 2010 hal 12.

Wakhinuddin S. “Pengertian Portofolio”. Di akses 23 juli 2009, 6:24 am.

Diarsipkan di bawah: EVALUASI HASIL BELAJAR, PENELITIAN,

Pendidikan. (http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/)

(Http://id.wikipedia.org/wiki/portofolio)

(http://sertifikasi.iagi.or.id/)

(www.sertifikasiguru.org)