Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SIDOARJO
Jl. Mayjend Sungkono No. 46 Sidoarjo, Kab Sidoaarjo
Telp. 031-8941051, Fax , 0318947911
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS KESEHATANJl. Mayjend Sungkono 46 Sidoarjo
Telepon. 031-8941051Email : [email protected] Website : sidoarjokab.go.id
Nomor
Sifat
Lampiran
Perihal
:
:
:
:
050/9290/438.5.2/2020
Penting
1 (satu) bendel
Perubahan RENSTRA ke IV
Dinas Kesehatan
Yth
Sidoarjo, 29 Desember 2020
Kepada
Sdr. Kepala BAPPEDA
Kabupaten Sidoarjo
di
SIDOARJO
Menindaklanjuti surat Saudara Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Kabupaten Sidoarjo tanggal 19 Oktober 2020 Nomor :
050/6944/438.6.1/2020, bersama ini kami kirimkan Rencana Strategis
(RENSTRA) Perubahan ke IV Dinas Kesehatan, sebagaimana terlampir.
Demikian atas perhatiannya disampaikan terimakasih
KEPALA DINAS KESEHATAN
drg. SYAF SATRIAWARMAN.,Sp.ProsPembina utama mudaNIP.196307181991031004
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE sesuai dengan Undang
Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, tandatangan secara elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat
hukum yang sah.
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat, rahmat, dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Review ke IV Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo ini.
Rencana Strategis (Renstra) Review ke IV ini disusun dalam rangka implementasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 70 dan 90 Tahun 2019 tentang Kodefikasi, Klasifikasi,
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD)
Kabupaten Sidoaro Tahun Anggaran 2021. Dokumen Renstra ini merupakan salah satu
dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka waktu 5 (lima) tahunan. Oleh karena itu,
dokumen Renstra ini memuat tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang
akan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Dokumen ini dapat dijadikan
pedoman bagi Dinas Kesehatan khususnya dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo umumnya,
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
bagi seluruh masyarakat khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas masukan yang diberikan selama
penyusunan dokumen ini. Akhir kata, kami harapkan dokumen Renstra Review ke IV ini dapat
memberikan masukan yang bermanfaat untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah yang Terpilih Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
KEPALA DINAS KESEHATAN
drg. SYAF SATRIAWARMAN.,Sp.Pros
Pembina utama muda
NIP.196307181991031004
2
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR TABEL 3
DAFTAR GAMBAR 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
5
5
1.2 Landasan Hukum 7
1.3 Maksud Dan Tujuan 9
1.4 Sistematika 10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN
SIDOARJO
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
12
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan
2.2.1 Sumber Daya Manusia 26
2.2.2 Sarana dan Prasarana 28
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan 33
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Kesehatan
63
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih 68
3.3.Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 70
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis 74
3.5.Penetapan Isu Stratejik 76
BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN 78
4.1. Tujuan Dan Sasaran Dinas Kesehatan 79
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 82
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
6.1. Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
88
3
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1. Jenis, Jumlah Personil Dinas Kesehatan, Puskesmas dan
Instalasi Farmasi Kesehatan (GFK) Sidoarjo Tahun 2019 26
Tabel 2.2 Jumlah dan Jenis Asset Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo 28
Tabel 2.3 Nama Puskesmas dan Pustu di Kabupaten Sidoarjo 29
Tabel 2.4 Nama Puskesmas dan Kondisinya di Kabupaten Sidoarjo 32
Tabel 2.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas (IKU) Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011-2015 34
Tabel 2.4 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 48
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011-2015 55
Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo 63
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas
Kesehatan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Sidoarjo
69
Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan
Pendorong Keberhasilan Penanganannya
70
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo 80
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo 84
4
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
th.2019
13
Grafik 2 Angka Kematian Bayi Tahun 2016 – 2018 35
Grafik 3 Angka Kematian Ibu Tahun 2016 – 2018 36
Grafik 4 Penyebab Kematian Ibu Tahun 2018 36
Grafik 5 Angka Keberhasilan Pengobatan TB Paru 40
Grafik 6 Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk 42
Gambar 5.2. Logical Framework Sasaran 1 Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo
85
Gambar 5.3. Logical Framework Sasaran 2 Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo
87
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya yang diharapkan akan mampu memberikan dukungan
terhadap peningkatan keluarga sehat dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) disusun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
mengamanatkan bahwa setiap Kementrian/Lembaga diwajibkan untuk menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang selanjutnya disebut Rencana
Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra K/L), yang merupakan dokumen
perencanaan kementrian/lembaga untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi kementrian/lembaga yang disusun dengan berpedoman
pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Uraian tersebut dapat dijelaskan pada
Gambar di abwah ini:
Gambar 1.1 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
6
Undang-Undang Pasal 4 Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-pokok Kesehatan
mengatakan bahwa Pemerintah memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
rakyat dengan menyelenggarakan dan menggiatkan usaha-usaha dalam lapangan,
seperti : a) pencegahan dan pemberantasan penyakit, b) pemulihan kesehatan, c)
penerangan dan pendidikan kesehatan pada rakyat, d) pendidikan tenaga kesehatan,
e) perlengkapan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, f) penyelidikan-penyelidikan, g)
pengawasan, dan h) lain-lain usaha yang diperlukan. Selanjutnya ditambahkan pula
dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 bahwa Pemerintah berusaha
mencukupi keperluan rakyat yang pokok untuk hidup sehat, yang terdiri dari
sandang-pangan, perumahan dan lain-lain, serta melakukan usaha-usaha untuk
mempertinggi kemampuan ekonomi rakyat. Sehingga dalam kaitannya dengan
Undang Undang tersebut, demi terwujudnya derajat kesehatan, terjaminnya
ketersediaan pelayanan kesehatan yang optimal merata dan bermutu serta
terjaminnya kualitas sumberdaya kesehatan, khususnya dalam lingkup Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo 2016 - 2021
adalah dokumen resmi perencanaan yang menjadi arah dan tujuan bagi seluruh
komponen Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) nya dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, disusun
Berdasarkan pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-
2021, Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Kesehatan yaitu (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; (b)
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan; (c)
pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Kesehatan (d) Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan Bupati Sesuai tugas dan fungsing dalam mewujudkan visi Bupati
Sidoarjo Kaupaten Sidoarjo Yang Mandiri Sejahtera dan Madaninya.
7
Lebih lanjut Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo juga merupakan
sinergisme Perencanaan Pembangunan Kesehatan Nasional, Renstra Kementrian
Kesehatan 2015-2019 dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 –
2019. Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dilakukan melalui
satu proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas
Kesehatan, UPTD dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku kepentingan
lainnya melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan fasilitasi hingga tersusunnya
Renstra Dinas Kesehatan.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo 2016-2021 merupakan hasil
analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program dan kegiatan yang
dirinci pertahun selama 5 tahun dan merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk
berusaha mencapai sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah
disepakati, sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan
dan monitoring/evaluasi serta laporan pertanggunjawaban Kepala Dinas Kesehatan
kepada Bupati dan Masyarakat.
1.2 Landasan Hukum
Renstra Review ke IV Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 - 2021
disusun berdasarkan sejumlah peraturan yang digunakan sebagai rujukan, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban
Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
DITAMBAH
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN;
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005–2025;
8
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial;
11. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
16. Undang Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjnag
Nasional 2005- 2025
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 43 tahun 2016 tentang Standar
pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019;
19. Peraturan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei
Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
21. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2012 tentang Pembagian Jasa Pelayanan
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo;
22. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan;
23. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2013 tentang Sistem Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo;
9
24. Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2016 RPJMD Kabupaten Sidoarjo Tahun
2016-2021
25. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo
26. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 92 Tahun 2016 tentang Pembentukan Unit
Pelaksanan Teknis Pada Dinas Daerah dan Badan Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
27. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat daerah
28. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas PP 18
Tahun 2016
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah
31. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah
1.3 Maksud Dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan UPTD-nya
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga tujuan
pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan UPTD-
nya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah:
a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan kebutuhan
10
daerah dibidang kesehatan;
b. Sebagai bahan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan UPTD-
nya;
c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan UPTD-nya;
d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait berperan
aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Sehingga tercapainya sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo secara
stimultan tersebut, akan memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian sasaran
bahkan tujuan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Dengan kata lain, harapannya akan
mampu mewujudkan pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
1.4 Sistematika
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016 –2021
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan sebagai
penjabaran RPJP dan RPJMD Kabupaten Sidoarjo yang disesuaikan dengan
tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan, landasan hukum yang merupakan
dasar penyusunan Renstra, maksud dan tujuan Renstra disusun serta
sistematika penyusunan.
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo dan UPTD-nya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo serta menjelaskan capaian-capaian indikator penting yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan rencana strategis periode sebelumnya,
mengemukakan capaian program prioritas Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo dalam Renstra dan RPJMD sebelumnya. Dan juga mengulas
hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi
melalui Rencana Strategis ini.
11
BAB III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, telaahan visi, misi dan program Kepala
Daerah terpilih, telaahan Rencana Strategis Kementerian Lembaga dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan isu-isu strategis.
BAB IV : TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah Pada bagian ini
dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah
Perangkat Daerah
BAB V : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah
kebijakan Perangkat Daerah dalam lima tahun mendatang.
BAB VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VII: KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Perangkat Daerah yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Perangkat Daerah
dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VIII PENUTUP
12
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 11 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo dan
Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2018 tentang Perubahan kedua atas Peraturan
Bupati Sidoarjo Nomor 69 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan organisasi,
Tugas, Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Dinas
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
13
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo th.2019
SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN PELAPORANETIK DWI K, SKM
KEPALA DINAS KESEHATAN
drg. SYAF SATRIAWARMAN, Sp. Pros
BIDANG
PELAYANAN KESEHATANdr. IDONG DJUANDA
SEKSI
Pelay anan kesehatanPrimerST ANIS S, SKM, M. Kes
SEKSI
Pelay ananKesehatanRujukan
UMI SIYAMIYATI,SKM
SEKSI
Pelay anankesehatanTradisional
EMI SRIWAHYUNI, Amd.
Far., M.Si.
SEKSI
Pencegahan & PengendalianPeny akit Menular
SRI YULIWATI, SKM
SEKSI
Pencegahan & PengendalianPeny akit Tidak menular &
kesehatan jiwa
DIDIK SUJARWO, SKM
SEKSI
Surv eylance & ImunisaiQUDROTIN, S.Keb
BIDANG PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
dr. ATHOILLAH, M.Kes
BIDANG
SUMBER DAYA KESEHATANDra. IDA ERNANI, Apt.,M.Kes
SEKSI
SDM KESEHATAN MOCHAMAD TAUCHID, SH
SEKSI
KEFARMASIANDra. NOOR LAILY , Apt
SEKSI
ALAT KESEHATAN PONTJORINI,SKM, M.Kes
SEKSI
Promosi kesehatan & Pemberdayaan MasyarakatENDANG SAWITRI, B.Sc
SEKSI
Kesling, kesehatan kerja & olahraga
SUPAAT SETIAHADI, SKM.,MKes
SEKSI
KESEHATAN KELUARGA & GIZI SRI ANDARI E, SKM, MM
BIDANG
PEMBERDAYAAN KESMASdr. ZUHAIDA, M.Kes
Plt. SEKRETARIS
dr. ZUHAIDA, M.Kes
SUB BAG UMUM DAN
KEPEGAWAIANNUR FADILAH, SKM
SUB BAGIAN
KEUANGAN I’IEN W IDJAJANTI, SE
UPTD
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
14
2.1. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo terdiri dari:
1. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten.
Untuk melaksanakan tugas, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan bidang kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan bidang kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi dinas kesehatan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugasnya.
2. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas memimpin, koordinasi, pengawasan,
evaluasi dan penyelenggaraan kegiatan Dinas Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala
Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan program bidang kesehatan dan kesekretariatan;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dinas;
d. Pembinaan pelaksanaan tugas bawahan;
e. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugasnya.
Kepala Dinas berwenang menandatangani izin bidang kesehatan yang tidak
ditangani oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
3. Sekretariat mempunyai tugas menyusun perencanaan, pelaporan, umum,
kepegawaian dan keuangan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Sekretariat
mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dan laporan;
b. Pelayanan administrasi umum dan kepegawaian;
15
c. Pengelolaan administrasi keuangan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugasnya.
3.1 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan
dan dokumentasi;
b. Melaksanakan pengelolaan barang
c. Menerima dan mengkoordinasikan tindaklanjut pelayanan permohonan
perizinan dan pengaduan masyarakat
d. Melaksanakan pembinaan dan administrasi kepegawaian;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
3.2 Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan administrasi keuangan;
b. Melaksanakan laporan pengelolaan keuangan;
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
3.3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kebutuhan anggaran;
b. Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka penyusunan dokumen
perencanaan program;
c. Menyusun laporan dinas;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugasnya.
4. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas dalam bidang Pelayanan Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14,
Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi:
16
a. penyusunan kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan;
b. pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugasnya.
4.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan
Primer dan jaminan kesehatan primer;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis dan koordinasi program Pelayanan
Kesehatan Primer yang meliputi puskesmas, puskesmas pembantu,
ponkesdes, klinik dan praktek perorangan serta mutu, akreditasi dan
fasilitas pelayanan kesehatan primer, pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K), penguatan manajemen Puskesmas dengan pendekatan
keluarga, rumusan pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis
serta standar operasional prosedur program Pelayanan Kesehatan Primer
yang meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, ponkesdes, klinik
dan praktek perorangan serta mutu, fasilitasi akreditasi pelayanan
kesehatan primer, rekomendasi operasional fasilitas pelayanan kesehatan
primer;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis pelayanan kesehatan
primer;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
4.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan
Rujukan;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis dan koordinasi pelayanan
medik dan keperawatan, penunjang medik, gawat darurat terpadu,
pengelolaan rujukan dan pemantauan rumah sakit termasuk fasilitasi mutu
dan akreditasinya, pemantauan dan evaluasi Unit Transfusi Darah,
17
rekomendasi pendirian rumah sakit, rekomendasi operasional rumah
sakit, rekomendasi operasional sarana penunjang rumah sakit;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis pelayanan kesehatan
rujukan;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
4.3. Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan
tradisional;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis dan koordinasi pelayanan
kesehatan tradisional emperis, komplementer, dan integrasi termasuk
fasilitasi mutu, pelaksanaan registrasi dan perizinan pelayanan kesehatan
tradisional, pedoman umum, petunjuk pelaksaanan, petunjuk teknis, serta
standar operasional prosedur program pelayanan kesehatan tradisional
emperis, komplementer, dan integrasi termasuk fasilitasi mutu;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis pelayanan kesehatan
tradisional;
d. melaksanakan tugas ketatauusahaan bidang;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugasnya.
5. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dinas dalam bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pencegahan dan pengendalian penyakit;
b. pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugasnya.
18
5.1. Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis surveilans dan
imunisasi;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan tehnis kegiatan surveilans dan
imunisasi, pengendalian faktor resiko, pendayagunaan sumber daya dan
fasilitas pelayanan kesehatan haji, koordinasi lintas program dan lintas
sektor kegiatan surveilans dan imunisasi, pengendalian faktor resiko,
pendayagunaan sumber daya dan fasilitas pelayanan kesehatan haji;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis surveilans dan
imunisasi;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
5.2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, koordinasi lintas program dan lintas sektor kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
d. melaksanakan tugas ketatausahaan bidang;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugasnya.
5.3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
19
b. menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya, gangguan indera dan fungsional,
penyakit gigi dan mulut, koordinasi lintas program dan lintas sektor
kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular,
kesehatan jiwa, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya,
gangguan indera dan fungsional, penyakit gigi dan mulut;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas dinas dalam bidang Sumber Daya Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis sumber daya kesehatan;
b. pelaksanaan kegiatan sumber daya kesehatan;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan sumber daya kesehatan;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugasnya.
6.1. Seksi Kefarmasian mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis kefarmasian;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis kefarmasian, meliputi;
1. pelaksanaan teknis dan koordinasi program dan lintas sektor
pembinaan dan pengendalian tata kelola, produksi dan distribusi
obat publik, obat tradisional, dan kosmetika, makanan pelayanan
kefarmasian;
2. perencanaan, pengadaan, pengelolaan obat buffer, obat program
kesehatan, obat untuk penanggulangan kejadian luar biasa dan
bencana, obat yang bersifat insidentil;
20
3. fasilitasi standarisasi dan perijinan farmasi dan makanan, usaha
mikro obat tradisional;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis kefarmasian;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
6.2. Seksi Alat Kesehatan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis alat kesehatan;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis alat kesehatan, meliputi;
1. pelaksanaan teknis dan koordinasi lintas program dan lintas sektor
pembinaan, pengendalian dan pengawasan tata kelola, produksi,
distribusi alat kesehatan;
2. fasilitasi standarisasi dan pemrosesan rekomendasi perijinan
produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga (toko alat kesehatan, perusahaan rumah
tangga alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga) ;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis alat kesehatan;
d. melaksanakan tugas ketatausahaan bidang;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
6.3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis sumber daya manusia
kesehatan;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis sumber daya manusia kesehatan,
meliputi;
1. pelaksanaan program perencanan, dan koordinasi lintas program
dan lintas sektor pendayagunaan dan pengembangan
sumber daya manusia kesehatan;
2. fasilitasi standarisasi dan perizinan tenaga kesehatan, penilaian
angka kredit jabatan fungsional dan fasilitasi koordinasi
pelaksanaan pelatihan teknis program bagi tenaga kesehatan
21
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis sumber daya manusia
kesehatan;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
7. Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas dinas dalam bidang Kesehatan Masyarakat
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Bidang
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis kesehatan masyarakat;
b. pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat;
c. pelaporan pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugasnya.
7.1. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai
tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, meliputi: pelaksanaan teknis dan koordinasi
lintasi program dan lintas sektor promosi kesehatan, komunikasi,
informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
e. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
f. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, meliputi: pelaksanaan teknis dan koordinasi
22
lintasi program dan lintas sektor promosi kesehatan, komunikasi,
informasi dan edukasi kesehatan, advokasi dan kemitraan, potensi
sumber daya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
g. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
7.2. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai
tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga, meliputi: pelaksanaan teknis dan koordinasi
lintas program dan lintas sektor konseling dan inspeksi kesehatan
lingkungan air, penyehatan udara, tanah, pangan, kawasan, sanitasi
dasar, vektor penyakit, pengamanan limbah dan radiasi, kesehatan okupasi
daan surveilans; intervensi sanitasi total berbasis masyarakat dan
kapasitas kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga;
d. melaksanakan tugas ketatausahaan bidang;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugasnya.
7.3. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis kesehatan keluarga dan
gizi;
b. menyiapkan bahan pelaksanaan teknis kesehatan keluarga dan gizi,
meliputi; pelaksanaan teknis dan koordinasi lintas program dan lintas
sektor kesehatan maternal, neonatal, balita, anak prasekolah, usia sekolah,
23
remaja, usia reproduksi dan keluarga berencana, lanjut usia,
perlindungan keluarga serta gizi masyarakat;
c. menyiapkan bahan laporan pelaksanaan teknis kesehatan keluarga dan
gizi;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai
dengan tugasnya.
8. Unit Pelaksana Teknis merupakan unsur pelaksana teknis Dinas
Kesehatan yang melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Bidang
Pelayanan Kesehatan.
Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan pembinaan teknis
dilaksanakan oleh Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya.
UPT pada Dinas Kesehatan meliputi 26 Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas, 56 Pukesmas Pembantu dan 1 Instalasi Farmasi
Organisasi dengan tugas pokok dan fungsi yang ada diharapkan mampu
mendukung tercapainya tujuan dan sasaran Pemerintah dan OPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
8.1. Puskesmas sebagaimana Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 34 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 15 Tahun 2019
Tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Daerah Dan Badan Daerah
Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mempunyai fungsi:
a. menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan layanan puskesmas;
b. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya;
c. menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya;
d. melaksanakan perencanaan UKM dan UKP sesuai analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan;
e. melaksanakan advokasi, sosialisasi, komunikasi, informasi, edukasi
dan pemberdayaan kesehatan masyarakat;
f. menggerakkan masyarakat untuk identifikasi dan penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat bersama sektor terkait;
24
g. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
i. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan termasuk dukungan
terhadap Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan respon penanggulangan
penyakit;
k. melaksanakan pencatatan pelaporan evaluasi terhadap akses mutu dan
cakupan pelayanan kesehatan;
l. rehabilitasi/ perawatan gedung dan pembangunan gedung mengikuti pedoman
Puskesmas sebagai BLUD.
m. melaksanakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan;
n. menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan memelihara sarana
prasarana;
o. membuat laporan kepada Kepala Dinas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku;
p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai bidang
tugasnya.
8.2. UPTD Instalasi Farmasi Sebagaimana Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 34
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 15
Tahun 2019 Tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Daerah Dan
Badan Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, mempunyai
tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan layanan UPTD Instalasi
Farmasi
b. melaksanakan seleksi obat publik untuk pelayanan kesehatan dasar,
bahan kimia kesehatan, bahan medis habis pakai (BMHP);
c. melaksanakan perhitungan kebutuhan obat publik untuk pelayanan
kesehatan dasar;
d. melaksanakan penerimaan, penyimpanan, perawatan, pendistribusian
dan pengamanan obat publik;
25
e. melaksanakan pencatatan, pelaporan, monitoring, supervise dan
evaluasi obat publik untuk pelayanan kesehatan dasar, bahan kimia
kesehatan, bahan medis habis pakai (BMHP);
f. melaksanakan monitoring, evaluasi penggunaan obat rasional di
pelayanan kesehatan dasar;
g. melaksanakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan;
h. menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan memelihara sarana
prasarana;
i. menginventarisir sarana prasarana yang kurang atau rusak serta
mengusulkan pemenuhan atau perbaikannya;
j. membuat laporan kepada Kepala Dinas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku;
k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
8.3. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Sebagaimana Peraturan Bupati
Sidoarjo Nomor 34 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Sidoarjo Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada
Dinas Daerah Dan Badan Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo , mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan laboratorium kesehatan
masyarakat;
b. melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pemusnahan reagansia
dan sampel sesuai standar prosedur yang ditetapkan;
c. melaksanakan pengambilan sampel air, makanan minuman, swab
peralatan masak dan swab terhadap penjamah makanan baik rutin terkait
surveillance dan standarisasi maupun atas permintaan masyarakat dan
institusi sesuai standar prosedur yang ditetapkan;
d. melaksanakan pemeriksaan mikrobiologi, fisika maupun kimia untuk
tiap-tiap sampel sesuai standar prosedur yang ditetapkan;
e. melaksanakan kontrol mutu internal maupun eksternal sesuai prosedur
yang ditetapkan;
26
f. melaksanakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan;
g. menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan memelihara sarana
prasarana;
h. menginventarisir sarana prasarana yang kurang atau rusak serta
mengusulkan pemenuhan atau perbaikannya;
i. membuat laporan kepada Kepala Dinas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai
dengan bidang tugasnya.
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya merupakan salah satu bentuk modal dasar bagi setiap organisasi
baik swasta maupun pemerintahan. Sumber daya dapat berupa sumber daya
manusia dan sumber daya asset/modal. Sumber daya manusia berkaitan dengan
sekelompok orang yang berperan aktif dalam mencapai tujuan organisasi. Berkaitan
dengan hal tersebut maka dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo memiliki sumber daya manusia yang dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Tenaga medis, terdiri dari : dokter, dokter spesialis dan dokter gigi;
b. Tenaga paramedis yang terdiri dari : perawat (AKPER, SPK), perawat gigi (D3,
SPRG), bidan (AKBID, P2B);
c. Tenaga pembantu paramedis : pekarya kesehatan;
d. Tenaga non medis – penunjang , antara lain : farmasi (Akademi Farmasi, SMF),
analis (D3 Analis, SMAK), gizi (AKZI, SPAG);
e. Tenaga non medis : SKM, kesehatan lingkungan (AKL, APK, SPPH);
f. Tenaga non kesehatan
Adapun jumlah personil Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo (termasuk
UPTD Kesehatan) dapat dilihat dari Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jenis, Jumlah Personil Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Instalasi
Farmasi Kesehatan (GFK) Sidoarjo Tahun 2019
27
No. Uraian
Jumlah Personil
Dinkes Puskes
mas
GFK Sarana
Pelayanan
Kesehatan
lainnya
Total
1. Dokter 3 100 1210 1310
2. Dokter spesialis - 0 490 490
3. Dokter gigi - 37 338 375
4. Apoteker 2 5 3 208 218
5. Akademi Farmasi
(D3,SMF)
1 47 4 269 321
6. SKM 19 6 37 62
7. Kesling (AKL,APK,SPPH) 2 21 1 24
8. Perawat (Akper,SPK) 4 325 1492 1817
9. Perawat gigi (D3, SPRG) 34 34
10. Bidan (Akbid,P2B) 4 364 214 578
11. Analis Kesh (D3, SMAK) 46 46
12. Gizi (AKZI,SPAG) 39 41 80
13. Pekarya Kesehatan 0 0 0
14. Tenaga non Kesehatan 46 233 7 286
15. Dokter PTT Pusat 0 Dr 2
Drg 1
0
16. PTT Daerah
0 Dr 18
Drg 15
Bidan
58
0
1.452
Yang dimaksud dengan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya adalah Klinik dan
atau bentuk Layanan Kesehatan Lainnya yang dimiliki oleh pihak swasta dan atau
perorangan yang memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat Sidoarjo.
Jumlah Personil medis dan para medis pada Puskesmas tersebar pada
sejumlah 26 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu (Pustu), rata - rata setiap
Puskesmas akan memiliki personil 3 dokter umum, 1 dokter gigi, 1 tenaga farmasi
(D3,SMF), 8 – 12 perawat, 8 – 12 bidan.
Menurut Permenkes 75 Tahun 2014 ratio ideal kecukupan dokter dibanding
dengan jumlah penduduk adalah 1 : 100.000 penduduk, sehingga kecukupan ideal
dokter di Kabupaten Sidoarjo diluar Rumah sakait yang memiliki jumlah penduduk
lebih kurang 2.1 juta, seharusnya kecukupan dokter pada angka 2.100 dokter. Namun
demikian jumlah personil medis dan paramedis pada masing – masing Puskesmas
telah mampu mendukung optimalisasi layanan kesehatan masyarakat dan secara
jumlah telah sesuai/ memenuhi kecukupan dengan parameter akreditasi maupun
28
parameter ketentuan lainnya dan bagi Puskesmas besar apabila dirasa kekurangan
personil tenaga medis dan para medis atas persetujuan Kepala Dinas Kesehatan
dapat merekrut personil/pegawai tidak tetap dengan biaya insentif dari Puskesmas
sebagai BLUD.
Pada dasarnya keberadaan sumber daya manusia personil yang ada pada
Dinas Kesehatan dan Puskesmas telah mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang baik bagi masyarakat.
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Sedangkan mengenai asset/modal dapat dilihat dari komponen yang
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, seperti sarana dan
prasarana. Berikut di bawah ini asset/modal yang dimiliki Dinas Kesehatan:
Tabel 2.2 Jumlah dan Jenis Asset Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
No. Uraian Jumlah Keterangan kondisi
1. Puskesmas 26
2. Puskesmas Pembantu 56 Kondisi Baik: 19
Rusak Ringan: 19
Rusak sedang:15
Rusak berat :3
-
3. Puskesmas Keliling (Roda 4)
26
Di
Puskesmas
- Kondisi Baik: 7
- Rusak Ringan: 19
- Rusak berat:10
4. Ambulance Di Puskesmas 44 Di Dinas
Kesehatan
- Kondisi Baik 25
- Rusak ringan : 9
- Rusak berat : 10
5. Kendaraan Bencana double
cabin
1 Di Dinas
Kesehatan
6. Kendaraan Roda 2 100
Di
Puskesmas
- Kondisi Baik 36
- Rusak Ringan 31
- Rusak sedang 18
- Rusak Berat 15
7. Kendaraan Roda 2
41
Di Dinas
Kesehatan
- Kondisi Baik: 13
- Rusak Ringan:26
- Rusak Berat:2
8. Peralatan Kesehatan
Penting pada Puskesmas:
- Tensimeter
267
Di
Puskesmas
-Kondisi Baik : 225
-Rusak ringan : 16
-Rusak berat : 26
29
-Stetoskop 250 -Kondisi Baik : 240
-Rusak ringan : 8
-Rusak berat : 12
-ECG 29 -Kondisi Baik : 20
-Rusak ringan : 5
-Rusak berat : 4
-Hematologi analyzer 24 -Kondisi Baik : 20
-Rusak ringan : 3
-Rusak berat : 1
-Dopler 36 -Kondisi Baik : 31
-Rusak ringan : 1
-Rusak berat : 4
9. Peralatan Kantor yang
Penting pada Dinas
Kesehatan:
- Genset
- Komputer
- Printer
1
79
51
Di Dinas
Kesehatan
. Baik : 70
Rusak ringan : 3
Rusak : 4
Peralatan Kantor yang
Penting pada Pukesmas :
- Genset
- Mesin antrian
26
26
Di
Puskesmas
Baik
Baik
(Sumber : Profil Kesehatan Kabipaten Sidoarjo Th. 2018)
Kondisi Mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi baik hanya sebanyak 7
mobil. Sedangkan mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi rusak ringan dan berat
sebanyak 19 mobil. Itupun mobil pengadaan sebelum tahun 2017, yang sudah
melebihi jangka waktu 10 tahun diartikan secara ekonomi sudah melebihi masa
manfaat pada tingkat kewajaran, sedangkan untuk mobil ambulance kondisi rusak
ringan dan rusak berat hanya sebanyak 19 kendaraan, jumlah kendaraan tersebut
kurang optimal untuk mendukung layanan kesehatan pada 26 Puskesmas dan 56
Puskesmas Pembantu.
30
Tabel 2.3 Nama Puskesmas dan Pustu di Kabupaten Sidoarjo
NO Nama Puskesmas No Nama Pustu
1. Puskesmas Sidoarjo 1 Pustu Bluru Kidul
2. Puskesmas Sekardangan
3. Puskesmas Urangagung 2. Pustu Cemengkalang
4. Puskesmas Buduran 3. Pustu Sidokepung
4. Pustu Damarsi
5. Pustu Pagerwojo
6. Pustu Siwalanpanji
5. Puskesmas Candi 7. Pustu Sidodadi
8. Pustu Kalipecabean
9. Pustu Sumorame
10. Pustu Balonggabus
6. Puskesmas Porong 11. Pustu Glagah Arum
12. Pustu Pamotan
7. Puskesmas Kedungsolo 13. Pustu Candi Pari
8. Puskesmas Tanggulangin 14. Pustu Randegan
15. Pustu Kalisampurno
16. Pustu Kalitengah
9. Puskesmas Tulangan 17. Pustu Kepunten
18. Pustu Medalem
10. Puskesmas Kepadangan 19. Pustu Kedondong
20. Pustu Kebaron
11. Puskesmas Jabon 21. Pustu Semambung
22. Pustu Trompoasri
31
23. Pustu Keboguyang
12. Puskesmas Krembung 24. Pustu Kedung Sumur
25. Pustu Ploso
26. Pustu Tambakrejo
13. Puskesmas Krian 27. Pustu Terik
28. Pustu Jatikalang
14. Puskesmas Prambon 29. Pustu Bulang
30. Pustu Jedongcangkring
31. Pustu Temu
15 Puskesmas Tarik 32. Pustu Tarik
33. Pustu Kalimati
34. Pustu Mliriprowo
16. Puskesmas Balongbendo 35. Puskesmas Seketi
36. Pustu Suwaluh
37. Pustu Ciro
17. Pustu Sedati 38. Pustu Kalanganyar
39. Pustu Pabean
18. Puskesmas Wonoayu 40. Pustu Plaosan
41. Pustu Simoangin-angin
42. Pustu Pilang
43. Pustu Wonokasihan
19. Puskesmas Taman 44. Pustu Wage
45. Pustu Sadang
46. Pustu Kletek
20. Puskesmas Trosobo 47. Pustu Krembangan
32
21. Puskesmas Waru 48. Pustu Tambak Sumur
49. Pustu Ngingas
22. Puskesmas Medaeng 50. Pustu Janti
23. Puskesmas Gedangan 51. Pustu Panggul
24. Puskesmas Sukodono 52. Pustu Plumbungan
53. Pustu Jogosatru
54. Pustu Masangan Wetan
25. Puskesmas Barengkrajan 55. Pustu Panokawan
26. Puskesmas Ganting 56. Pustu Bangah
Tabel 2.4 Nama Puskesmas dan Kondisinya di Kabupaten Sidoarjo
No. Nama Puskesmas Luas Bidang Tanah
(m2) Kondisi Gedung
1 Tarik 3.000 Rusak Sedang
2 Prambon 1.965 Baik
3 Krembung 1.479 Rusak Ringan
4 Porong 2.890 Baik
5 Kedungsolo 1.096 Rusak Sedang
6 Jabon 1.997 Rusak Ringan
7 Tanggulangin 1.085 Baik
8 Candi 1.230 Baik
9 Tulangan 1.953 Baik
10 Kepadangan 441 Rusak Sedang
11 Wonoayu 1.340 Baik
12 Sukodono 587 Baik
13 Sidoarjo 3.230 Baik
14 Urangagung 720 Baik
15 Sekardangan 895 Rusak Sedang
16 Buduran 2.132 Baik
17 Sedati 1.189 Rusak Berat
18 Waru 2.782 Rusak Ringan
19 Medaeng 761 Rusak Sedang
20 Gedangan 1.500 Rusak Berat
21 Ganting 912 Rusak Sedang
22 Taman 2.955 Rusak Ringan
23 Trosobo 976 Rusak Sedang
24 Krian 3.040 Rusak Sedang
33
25 Barengkrajan 869 Baik
26 Balongbendo 2.955 Rusak Ringan
27 Gedung Dinas Kesehatan 3.450 Rusak Berat (Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Th. 2019)
Kondisi Puskesmas dengan kondisi baik : 11 Puskesmas, rusak ringan hanya
sebanyak 5 Puskesmas, rusak sedang : 8 Puskesmas sedangkan 2 Puskesmas dalam
kondisi rusak berat. Kondisi seperti ini perlu perbaikan atau pembangunan gedung
Puskesmas agar layanan kesehatan yang baik bagi masyarakat bisa terwujud.
Selain itu Gedung Dinas Kesehatan sendiri dengan luas , kondisi saat ini tidak
memenuhi syarat karena kondisi bangunan yang rusak berat, luasan di masing
ruangan sempit, lahan parkir yang kurang luas.
Dengan adanya pemenuhan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber
daya aset/modal seperti yang telah diuraikan di atas, maka Dinas Kesahatan
Kabupaten Sidoarjo melalui berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Adapun tujuan
dari pemenuhan sumber daya tersebut adalah untuk memudahkan akses masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan, yang senantiasa terus dioptimalkan baik
dari segi kualitas maupun segi kuantitas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Dalam mengukur kinerja pelayanan, Dinas Kesehatan menjelaskan dalam dua
indikator yaitu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu capaian indikator impact
dan capaian Indikator Kinerja yaitu capaian indikator outcome dari upaya pelayanan
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dan jajaran kesehatan
diseluruh Kabupaten Sidoarjo. Capaian tersebut yang dilaporkan Kepala Dinas
Kesehatan kepada Bupati dan masyarakat. capaian indikator-indikator tersebut
adalah sebagai berikut:
1.4.1 Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama Kesehatan merupakan indikator hasil dari semua
kegiatan yang telah dilaksanakan. Indikator tersebut diwakili dengan beberapa
indikator penting yaitu AKI per 100.000 KH, , Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Gizi Buruk, Cakupan penemuan TB Paru BTA +,
Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk. Berikut dibawah ini dijabarkan
34
tentang capaian kinerja Dinas Kesehatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama
Kesehatan:
Tabel 2.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas (IKU) Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2011-2015
NO.
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. AKI per
100.000 KH <97 <96 <92 <89 <87
78,1
9
95,8
3 72,82
80,0
2
72,0
9
2. AKB per
1.000 KH <16 <15 <14 <13 < 12 8,89
10,3
9 8,85 6,86 6,27
3.
Persentase
Balita Gizi
Buruk
<1% <1% <1% <1% <
1%
0,03
7
0,03
1 0,020
0,02
0
0,02
2
4.
Cakupan
penemuan TB
Paru BTA +
70% 75% 80% 85% 90% 37,6
2
33,0
5
5.
Angka
kesakitan
DBD per
100.000
penduduk
<55 <54 <53 <52 < 51 7,03 10,6
1 10,75 8,12
28,3
0
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (AKB) menunjukkan keberhasilan pelayanan
kesehatan suatu wilayah. Di Kabupaten Sidoarjo, target Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2018 adalah 5,6 per 1.000 kelahiran hidup, sedang realisasi
capaian sebesar 4,38 per 1.000 kelahiran hidup. Dibanding dengan capaian
tahun 2017 (5,45), capaian AKB tahun 2018 cenderung turun. Hal ini
disebabkan karena adanya beberapa upaya dalam penurunan angka kematian
bayi, antara lain:
Peningkatan ketrampilan petugas tentang manajemen Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR), asfiksia, dan penanganan kegawat daruratan bayi;
Adanya rujukan dini berencana;
Melaksanakan skill assesment pada gawat darurat neonatal dengan
sasaran tenaga kesehatan;
35
Melakukan Audit MaternalPerinatal (AMP) pada kasus near miss dan atau
kematian neonatal;
Pemberian pelayanan Ante Natal Care (ANC) terpadu (10 T);
Monev pasca latih.
Pengembangan aplikasi software si CANTIK (Sidoarjo Cegah Kematian Ibu
dan Anak) untuk pemantauan kesehatan anak (mulai dari lahir sampai
dengan balita), dipantau tumbuh kembangnya untuk mengantisipasi
terjadinya stunting.
Dibanding dengan capaian Angka Kematian Bayi nasional (24 per 1.00
Kelahiran Hidup), maka Kabupaten Sidoarjo dikatakan berhasil dalam
program penurunan AKB.
Perkembangan Angka Kematian Bayitahun 2016 sampai dengan tahun 2018
terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik 2
Angka Kematian Bayi Tahun 2016 – 2018
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa
kehamilan, persalinan dan masa nifas, kecuali kasus kecelakaan. Angka
kematian ibu di kabupaten Sidoarjo tahun 2018 sebesar 64,13 per 100.000
kelahiran hidup lebih rendah dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 82,62 per
100.000 kelahiran hidup.Dibanding target (71,4 per 100.000 kelahiran hidup),
4,3
5,45
4,38
0
1
2
3
4
5
6
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi
36
capaian Angka Kematian Ibu pada tahun 2018 di Kabupaten Sidoarjo
menurun. Terlebih jika dibanding dengan capaian nasional (305 per 100.000
Kelahiran Hidup), maka Kabupaten Sidoarjo bisa dikatakan cukup berhasil
dalam penanganan AKI. Ini dapat diartikan bahwa program-program yang
telah dilaksanakan dalam upaya penurunan AKI berhasil guna.
Perkembangan angka kematian ibu tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik 3
Angka Kematian Ibu Tahun 2016 – 2018
Adapun penyebab kematian ibu mayoritas disebabkan karena Pre
eklamsia/ eklamsiasebesar 48% menyusul karena perdarahansebesar 39%,
infensi 9% dan karena jantung 4%.
Lebih rinci penyebab kematian ibu digambarkan sbb:
Grafik 4
Penyebab Kematian Ibu Tahun 2018
79,40%
23,63%
12,30%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
48%
39%
9%4%
Pre eklamsia/ eklamsia
Perdarahan
Infeksi
Jantung
37
Masa kematian ibu mayoritas pada usia produktif (20 – 34 tahun) sebesar
69,6%, diatas 35 tahun 30,4%, terutama terjadi pada masa nifas.
Upaya – upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka
kematian ibu yaitu :
Pelaksanaan penerapan pelayanan standar ibu hamil (Ante Natal Care/
ANC terpadu-10T);
Peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan dalam APN (Peer Review
Asuhan Persalinan Normal), kelas ibu, kegawatdaruratan;
Pemanfaatan buku KIA bagi semua ibu dan tenaga kesehatan untuk
memperoleh informasi dan memantau kesehatan ibu hamil;
Refreshing deteksi risiko tinggi oleh masyarakat (kader kesehatan, PKK,
dll)
Optimalisasi dan Pemberdayaan Desa dengan P4K (Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) termasuk penempelan stiker
P4K dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat
ini dibentuk dalam Pokja I (Pendataan, Penandaan, Pendampingan), Pokja
2 ( Tabulin & Dasolin). Pokja 3 ( Donor Darah), Pokja 4 (Ambulance Desa);
Melakukan penilaian tatalaksana pada gawat darurat maternal dan
neonatal melalui skill assesment dengan sasaran tenaga kesehatan
(bidan);
Optimalisasi sistem rujukan : kolaborasi SI CANTIK dengan SIMANIS
RSUD, untuk kasus emergency/ rujukan darurat persalinan;
Melakukan pengkajian dan pembelajaran Audit MaternalPerinatal (AMP)
pada kasus near miss dan atau kematian ibu hamil, bersalin, ibu nifas dan
pada perinatal dan neonatal.
Optimalisasi jalinan kerjasama dan koordinasi di wilayah
Evaluasi dan optimalisasi Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi (Penakib) Kabupaten Sidoarjo;
38
Aplikasi Software Si Cantik (Sidoarjo Cegah Angka Kematian Ibu dan
Anak), program bayi sampai dengan anak.
3. Persentase Balita Stunting
Balita stunting adalah balita yang panjang badannya/ tinggi badannya
tidak sesuai dengan usia (Panjang badan menurut umur atau tinggi badan
menurut umur < -2 SD
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting bisa terjadi mulai dari dalam kandungan, bayi
baru lahir (dengan panjang badan < 48 cm) sampai dengan anak usia 2
tahun.
Kondisi di Kabupaten Sidoarjo, balita stunting tahun 2018 sebesar
23,74%, lebih baik dibandingkan dengan target (24%). Dengan angka ini,
dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sidoarjo berhasil dalam penanganan
masalah gizi. Keberhasilan ini adalah bentuk komitmen kuat Pemerintah
Daerah Sidoarjo untuk menanggulangi masalah gizi (stunting dan gizi buruk)
yang dituangkan dalam Perda No 1 Tahun 2016 tentang Perbaikan Gizi dan
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
4. Cakupan Desa dengan Universal Child Immunization (UCI)
Desa yang mencapai UCI (Universal Child Immunization) adalah desa
dimana 88% bagi di wilayah desa tersebut telah diimunisasi lengkap.
Sedangkan target desa/ kelurahan UCI tahun 2018 sebanyak 88%. Pada
tahun 2018, dari 353 desa/ kelurahan yang ada, terdapat 346 (98%) desa/
kelurahan yang telah mencapai UCI. Jika dibanding dengan capaian tahun
2017 sebanyak 93,48%, maka di tahu 2018 telah mengalami peningkatan
capaian. Adapun desa yang belum UCI tahun 2018 adalah :
- Desa Kedungbendo : Puskesmas Tanggulangin, dengan capaian UCI
sebanyak 94,7%
- Desa Renokenongo, Desa Jatirejo, Desa Siring, Desa Mindi, Desa Gedang,
Desa Juwet : Puskesmas Porong, dengan capaian UCI sebanyak 40%
39
Desa/ kelurahan yang belum UCI tersebut disebabkan oleh karena 6 desa
tersebut telah tenggelam oleh lumpur lapindo dan 2 desa penduduknya
tinggal 30 – 40% oleh karena dampak lapindo. Secara statistik/ administrasi,
desa/ kelurahan beserta penduduknya itu masih ada, namun secara riil,
penduduknya sudah tidak ada dan pindah ke wilayah lain.
Meskipun UCI di Kabupaten Sidoarjo sudah melebihi target, namun tetap
diwaspadai terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit PD3I (Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) terutama di puskesmas yang UCI
desanya belum mencapai target.
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas program imunisasi adalah
dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan, antara lain DQS (Distric Quality
Self Assesment), survei Effectif Vaksin Management (EVM), dan Rapid
Convenience Assesment (RCA) sweeping sasaran, Supervisi Supportif,
peningkatan kapasitas (knowledge skill) petugas dan pemantauan kualitas
penyimpanan vaksin, serta pemenuhan logistik pelayanan imunisasi, baik di
layanan pemerintah maupun swasta.
5. Angka Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan (insiden atau prevalensi) dari suatu
penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas
berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit di dalam
populasi, baik fatal ataupun tidak. Angka morbiditas lebih cepat menentukan
keadaan kesehatan masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak
penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai angka mortalitas
yang rendah.
A. Angka Kesakitan TB
Tuberkulosis alias TB atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-
paru sehingga disebut TB Paru. TB Paru masih menjadi momok penyakit
yang menakutkan bagi masyarakat dunia, terutama di Indonesia. Angka
keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan prosentase
40
pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakterilogis yang menyelesaikan
pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara
pasien baru TB Paru terkonfirmasi bakteriologis yang tercatat. Sembuh yaitu
pasien TB Paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif pada salah satu pemeriksaan sebelumnya. Pengobatan
lengkap yaitu pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan.
Grafik5
Angka Keberhasilan Pengobatan TB Paru
Tren angka keberhasilan pengobatan TB paru dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2018 cenderung fluktuatif. Realisasi angka keberhasilan
pengobatan TB paru tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 berturut-turut
adalah 86,44%, 89,64% pada tahun 2017 dan 88,34% pada tahun 2018.
Target angka keberhasilan pengobatan TB Paru Tahun 2018 adalah 90%.
Angka ini dinilai belum mencapai target yang ditetapkan. Adapun
ketidakberhasilan dalam pengobatan antara lain disebabkan karena dropout
(3,7%), gagal (0,8%), pindah (3,9%) dan meninggal (3,7%).
86,44%
89,64%
88,34%
84,00%
85,00%
86,00%
87,00%
88,00%
89,00%
90,00%
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
41
B. Angka Kesakitan HIV/AIDS
Pengendalian HIV/ AIDS merupakan salah satu isu strategis yang
tertuang dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo 2016 – 2021.
HIV/ AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang sama dengan
penyakit infeksi yang lain dan harus dilakukan upaya pencegahan
penularannya. Prevalensi HIV/AIDS adalah angka Perkiraan yang diperoleh
dari Jumlah kasus HIV dibagi dengan Populasi at Risk(populasi kunci). Pada
saat ini di Kabupaten Sidoarjo belum ada data tentang populasi kunci karena
tidak pernah dilakukan survei ke seluruh penduduk apakah memiliki
perilaku beresiko terhadap penularan HIV/ tidak.
Estimasi penemuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Sidorajo sampai dengan
tahun 2020 adalah 5.226 kasus. Adapun penemuan kasus kumulatif sampai
dengan tahun 2018 adalah 2.964. Penemuan tahun 2018 sendiri untuk HIV
adalah 461 kasus dan untuk AIDS sebanyak 201 kasus.
Tingginya penemuan kasus HIV/ AIDS disebabkan :
Semakin aktifnya system survelaince HIV/AIDS;
Semakin tingginya kesadaran penderita untuk memeriksakan diri;
Semakin meluasnya informasi tentang HIV-AIDS;
Semakin bertambahnya layanan tes HIV-AIDS.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan
masyarakat, penjangkauan dan pendampingan kelompok resiko tinggi dan
intervensi perubahan perilaku, layanan konseling dan testing HIV, layanan
Harm Reduction, pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit Infeksi
Menular Seksual (IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang
menunjang pemberantasan HIV/AIDS. Serta penambahan Klinik Inisiasi Anti
Retroviral Virus (ARV) yang saat ini menjadi 10 klinik, dinataranya
puskesmas Krian, Porong, Waru, Prambon, Krembung, Sukodono, Gedangan,
Sedati, Taman dan RSUD Sidoarjo.
C. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
42
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan
nyamuk dari genus aedes. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi.
Angka kesakitan DBD (Inciden Rate) di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018
adalah sebesar 12,3 per 100.000 penduduk, sedang targetnya untuk tahun
2018 adalah < 49 per 100.000 penduduk. Dibanding tahun 2017 (23,63 per
100.000 penduduk), angka ini cenderung turun
Perkembangan angka kesakitan DBD tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
terlihat pada grafik berikut ini :
Grafik6
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
Sumber data: Dinas Kesehatan
Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjodalam
menekan penyebaran dan penularan DBD, antara lain :
Meningkatkan kerjasama lintas sektor di tingkat kabupaten, kecamatan
dan desa;
Meningkatkan kerjasama dengan Rumah Sakit dan Puskesmas untuk
menetapkan wilayah sasaran pelaksanaan penanggulangan FOKUS;
Memotivasi petugas DBD Puskesmas untuk meningkatkan kualitas dan
frekuensi penyuluhan tentang DBD dan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) 3M Plus (Menguras, menutup, mengubur serta
mencegah gigitan nyamuk;
79,40%
23,63%
12,30%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
43
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD sehingga
masyarakat dapat mencegah secara dini DBD dengan meningkatkan
intensitas kegiatan PSN;
Meningkatkan kualitas SDM juru pemantau jentik (Jumantik)
Desa/Kelurahan melalui refreshing;
Memotivasi tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat di
sekitarnya melakukan gerakan 3M plus;
Memberdayakan masyarakat secara berjenjang tentang strategi satu
rumah satu jumantik.
Meskipun berhasil diturunkan, namun angka kesakitan DBD masih tetap
ada dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena, antara lain :
1. Pemahaman tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) belum
sepenuhnya benar, sehingga Pelaksanaan PSN masih kurang tepat;
2. Pelaksanaan PSN belum serentak dan berkesinambungan;
3. Persepsi Masyarakat untuk memutuskan mata rantai penularan masih
dominan dengan cara pengasapan, hal ini tampak pada Angka Bebas
Jentik (ABJ) masih <95%.
Adapun penyebaran kasus DBD terkonfirmasi terdapat pada semua wilayah
Puskesmas, terdiri dari :
1. Desa endemis terdiri dari 109 Desa/Kelurahan
2. Desa sporadis terdiri dari 222 Desa/Kelurahan
3. Desa potensial terdiri dari 16 Desa/Kelurahan
4. Desa bebas terdiri dari 6 Desa/Kelurahan (Desa yang tenggelam).
Kabupaten Sidoarjo mempunyai 5% Desa/Kelurahan Potensial. Desa
potensial adalah wilayah dengan ABJ < 95% sehingga potensial sebagai
wilayah endemis DBD, yang memungkinkan penularan DBD sangat tinggi.
Hal ini juga dipengaruhi olehcurah hujan dan mobilitas penduduk yang
tinggi, serta masalah lemahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan
PSN dengan benar, rutin dan berkesinambungan, juga lemahnya kesadaran
masyarakatmenjadikan anggota keluarganya menjadi pelaksana 1 R 1 J ( Satu
Rumah Satu Jumantik ).
44
6. Akreditasi Puskesmas
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah memenuhi
standar Akreditasi. Tujuan akreditasi adalah meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien; meningkatkan perlindungan bagi sumber daya
manusia kesehatan, masyarakat dan lingkungannya, serta Puskesmas, Klinik
Pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter
gigi sebagai institusi; dan meningkatkan kinerja Puskesmas, Klinik Pratama,
tempat praktik mandiri dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi dalam
pelayanan kesehatan perseorangan dan atau kesehatan masyarakat.
Terdapat 9 bab sebagai instrument penilaian akreditasi yang terdiri dari
administrasi manajemen, upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP).
1. Administrasi Manajemen meliputi sistem penyelenggaraan Puskesmas,
sarana prasarana, lokasi yang sesuai standar, ketenagaan dan
pemeliharaan sarana prasarana
2. Upaya kesehatan masyarakat meliputi sistem penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat, komunikasi koordinasi dengan lintas sektor
maupun lintas program, pelaksanaan dan evaluasi program di
masyarakat.
3. Upaya kesehataan perorangan meliputi layanan kinis sesuai standar, obat,
laboratorium, peralatan klinis, alat kesehatan sesuai standar, proses
peningkatan dan pengembangan kompetensi bagi tenaga klinis
4. Mutu yang merupakan mutu puskesmas secara keseluruhan yaitu
perbaikan mutu dan kinerja penyelenggaraan pelayanan Puskesmas baik
di masyarakat maupun klinis perorangan secara brkesinambungan
(continues quality improvement) untuk itu seluruh karyawan
berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan
Klasifikasi kelulusan akreditasi :
45
1. PARIPURNA Apabila semua standar dipenuhi lebih dari 80%
2. UTAMA Apabila sistem pengelolaan Puskesmas, ukm dan ukp
dijalankan lebih dari 80% dan mutu dijalankan lebih dari 60%
3. MADYA Apabila sistem pengelolaan Puskesmas, ukm dan ukp
dijalankan lebih dari 75% dan mutu dijalankan lebih dari 40%
4. DASAR Apabila sistem pengelolaan Puskesmas, ukm dan ukp
dijalankan lebih dari 75% dan mutu dijalankan lebih dari 20%
5. TIDAK TERAKREDITASI Apabila sistem pengelolaan Puskesmas,
ukm dan ukp dijalankan kurang dari 75% dan mutu dijalankan kurang
dari 20%
Sebanyak 26 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidoarjo semuanya telah
berstatus akreditasi pada tahun 2018.
Puskesmas yang telah terakreditasi sebanyak 26 tersebut, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Terakreditasi Utama sebanyak 2 Puskesmas.
2. Terakreditasi Utama sebanyak 14 Puskesmas
2. Terakreditasi Madya sebanyak 8 Puskesmas.
3. Terakreditasi Dasar sebanyak 2 Puskesmas.
Dinas Kesehatan berupaya untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan yang ada, melalui akreditasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan secara berkala
sesuai dengan standar yang ada.
2. pengajuan reakreditasi bagi Puskemas yang telah 3 tahun terakreditasi.
3. memotivasi Puskesmas untuk terakreditasi paripurna.
4. melakukan monitoring evaluasi pascaakreditasi untuk meningkatkan
pencapaian standar Akreditasi secara berkesinambungan.
7. Prosentase desa siaga aktif PurnamaMandiri
Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri adalah desa yang berada pada
tingkat perkembangan Purnama dan Mandiri.Hal ini sesuai dengan
46
Kepmenkes No. 1529 Tahun 2010. Adapun kriteria dari desa Siaga
AktifPurnama dan Mandiri yaitu adanya 8 Indikator, antara lain :
1. Forum desa berjalan
2. Kader kesehatan ada 6-8 orang
3. Adanya Kemudahan akses pelayanan kesehatan
4. Posyandu & Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
lainnya didesa tersebut aktif
5. Dukungan dana untuk kegiatan tingkat desa terpenuhi oleh Pemerintah
Desa dan kelompok masyarakat serta dunia usaha.
6. Adanya dukungan peran serta masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan.
7. Adanya Peraturan Kepala Desa atau Peraturan Bupati tentang hidup sehat
8. Adanya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tingkat
rumah tangga.
Pada tahun 2018, telah tercapai 98,3% desa/ kelurahan siaga, yang tersebar
dalam kategori pratama sebanyak 6%, madya 47%, purnama dan mandiri
46%. Dibanding tahun 2017 (44%) capaian tahun 2018 desa/ kelurahan siaga
dengan predikat purnama dan mandiri mengalami kenaikan.
8. Prosentase Penduduk Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pada tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia harus sudah mempunyai
Jaminan Kesehatan.Jaminan kesehatan tersebut bisa dari pemerintah maupun
swasta.Ini sesuai dengan Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2017 bahwa Bupati
dan walikota agar mengalokasikan anggaran dalam rangka pelaksanaan
program Jaminan Kesehatan Nasional, memastikan seluruh penduduknya
terdaftar dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional, menyediakan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar kesehatan dan sumber
daya manusia kesehatan yang berkualitas di wilayah masing-masing serta lain
hal sebagainya yang diatur dalam peraturan tersebut.
Pada tahun 2018sebanyak70,25 % penduduk Kabupaten Sidoarjo sudah
memiliki Jaminan Kesehatan baik yang berasal dari Pemerintah, swasta
maupun mandiri. Jaminan kesehatan dari pemerintah untuk masyarakat
47
miskin berasal dari pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang akan
diupayakan semuanya terintergrasi dalam BPJS. Hal ini sudah meningkat
dibanding tahun 2017yang masih mencapai65,68%.
Demikian juga dengan capaian IKU (AKI, AKB, Jumlah Puskesmas
Terakreditasi ,% Desa/Kel UCI Prosentase Desa / Kelurahan yang
melaksanakan Posbindu PTM, % Penanggulangan Kejadian Luar biasa < dari
24 jam , Angka Kesakitan HIV / AIDS, CNR seluruh kasus TB, Case Fatality Rate
DBD , Persentase desa STBM selama 5 tahun cukup optimal artinya target
renstra telah tercapai dan capaian kinerja melebihi target / parameter tingkat
nasional namun demikian karena indikator ini merupakan bagian dari
parameter keluarga sehat sehingga pada tahun ke depan tetap menjadi
prioritas untuk di pertahankan bahkan ditingkatkan capaiannya.
Secara umum, kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo selama
kurun 2011 – 2015 dapat ditinjau dari evaluasi Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo, dan indikator-indikator dalam Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan yang disajikan dalam matrik pada Tabel 2.4.
48
Tabel 2.4 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
No Indikator Kinerja Target Kinerja pada Tahun Ke- Realisasi Kinerja pada Tahun Ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1. a. Cakupan desa siaga aktif 40% 50% 60% 70% 80% 100% 99,43% 98,3% 98% 98,3%
b.Cakupan RT PHBS 65% 66% 67% 68% 70% 59,71% 53,63% 59,81% 62% 58,1%
c.Cakupan Posy PURI 46% 47% 49% 50% 52% 60,31% 63,36% 70,91% 77% 79,5%
2. a.Cakupan penjaringan
siswa kls I SD/sederajat
100% 100% 100% 100% 100% 94,94% 81,68% 98,15% 99% 99,2%
b.Cakupan kunjungan
pelayanan kesehatan
dasar bagi masy miskin
95% 100% 100% 100% 100% 419,53% 100% 69,07% 59% 100%
c.Cakupan pelayanan kesh
rujukan pasien masy
miskin
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
d.Cakupan penduduk
mempunyai jaminan
pemeliharaan kesh
20% 25% 30% 40% 50% 18,35% 25,11% 35,80% 41,48% 42,44
%
e.Cakupan pelayanan usia
lanjut
50% 52% 55% 57% 60% 43,65% 43,92% 49,72% 53% 65,55
%
3. a.Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
b.Cakupan MP ASI pd anak
6-24 bl
100% 100% 100% 100% 100% 91,72% 96,74% 95,2% 95,2% 100%
c.Prevalensi balita gizi
buruk
<1% <1% <1% <1% <1% 0,03% 0,031% 0,02% 0,02% 0,02%
d.Cakupan bayi mendapat
ASI eksklusif
65% 68% 72% 75% 80% 34,33% 50,75% 47,95% 54,6% 57,3%
e.Cakupan D/S 70% 70% 75% 80% 85% 74,8% 72,20% 74,3% 62% 60,1%
49
No Indikator Kinerja Target Kinerja pada Tahun Ke- Realisasi Kinerja pada Tahun Ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
f.Cakupan desa dg garam
beryodium baik
80% 83% 86% 88% 90% 82,31
%
g.Cakupan balita mendpt
kapsul Vit A
85% 89% 93% 97% 100% 98,42% 92,65% 78,3% 86,76% 82,75
%
h.Cakupan bumil mendpt
Fe 90 tablet
80% 80% 82% 84% 85% 85,15% 88,62% 85,07% 87,42% 89,1%
4. a.Persentase pejabat
fungsional mampu
mengumpulkan angka
kredit tepat waktu
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
b.Persentase nakes yang
memberikan pelayanan
kesehatan yang
mempunyai ijin
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. a.Ketersediaan obat per
kapita
Rp.6.500, Rp.7.000, Rp.
7.400,
Rp. 7.800, Rp.8.000
,
Rp.6.420, Rp.7.120, Rp.6.838, Rp.9.441, Rp9.0
00
b.Pemenuhan obat PKD
dan pendamping PKD
bagi Pusk dan
jaringannya
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
c.Makanan yg beredar
memenuhi persyaratan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
d.Produk PIRT yg
teregistrasi, aman, dan
sehat dikonsumsi masy
40%
40% 40% 40% 40% 100% 100% 100% 100% 100%
50
No Indikator Kinerja Target Kinerja pada Tahun Ke- Realisasi Kinerja pada Tahun Ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
e. Sarana pelayanan kesh
menggunakan
Perbekkes sesuai
standar
60% 60% 60% 60% 60% 100% 100% 65% 65% 67%
6. a.Sarana pelayanan kesh
swasta berizin
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
b.Sarana pelayanan
kesehatan swasta
terklasifikasi dan
terakreditasi
50% 50% 50% 50% 50% - - - - -
7. a.Cakupan rawat jalan
Puskesmas
15% 15% 16% 17% 17% 78,78% 69,01% 67,39% 73% 82%
b.Cakupan rawat inap
Puskesmas
0,9% 1,1% 1,2% 1,4% 1,5% 0,88% 0,72% 3,55 2,99 2,28%
c.Persentase Pusk dg
kondisi baik
70% 75% 80% 85% 90% 69,23% 70% 80% 80% 78%
d.Persentase Pustu dg
kondisi baik
55% 60% 65% 70% 75% 53,57% 54,50% 60% 70% 72%
e.Puskesmas dengan ISO 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
8. a.Cakupan Pusk
melaksanakan kesh
indra
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
b.Cakupan Pusk
melaksanakan kesh jiwa
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
c.Terlaksananya P3K
kegiatan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
51
9. a.AKI per 100.000 KH <97 <96 <92 <89 <87 78,19 96,2 72,82 80,02 72
No Indikator Kinerja Target Kinerja pada Tahun Ke- Realisasi Kinerja pada Tahun Ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
b.AKB per 1.000 KH <16 <15 <14 <13 <12 8,18 10,39 8,88 6,9 6.27
c.Cakupan K-4 91% 92% 93% 94% 95% 90,11% 99,54% 97,39% 95% 96,08
%
d.Cakupan linakes 93% 94% 94% 95% 95% 93,72% 108,25% 100,86% 99,3% 98,64
%
e.Cakupan komplikasi
kebidanan ditangani
80% 80% 80% 80% 80% 73,79% 79,9% 68,40% 64,6 78,67
%
f.Cakupan pelayanan nifas 95% 95% 95% 95% 95% 91,02% 99,21% 98,8% 96% 96,23
%
g.Cakupan neonatus
komplikasi ditangani
73% 75% 77% 80% 80% 75,65% 94,95% 66,5% 40% 47,48
%
h.Cakupan kunjungan bayi 90% 90% 90% 90% 90% 99,03% 104,11% 101,4% 101% 99,41
%
i.Cakupan pelayanan anak
balita
81% 83% 85% 87% 90% 64,63% 78,04% 83,57% 81,7% 77,17
%
j.Cakupan peserta KB aktif 70% 80% 80% 80% 80% 84,86% 84,21% 75,28% 71,5% 73,53
%
10. a.Angka kesakitan DBD per
100.000 pdd
<55 <54 <53 <52 <51 7,03 10,61 10,60 8,1% 28,3%
b.Cakupan penemuan TB
Paru BTA +
70% 75% 80% 85% 90% 42,54% 52,86% 54% 37% 43,69
%
c.Angka kesembuhan TB
Paru
80% 81% 82% 84% 85% 85,53% 87,73% 81,43% 87% 87%
d.Insidens diare per 1.000
pdd
350 337 324 306 285 49,93% 39,56% 37,6 214 214
52
e.Cakupan penanganan
pneumonia balita
70% 80% 90% 100% 100% 51,03% 100% 100% 100 113,89
%
No Indikator Kinerja Target Kinerja pada Tahun Ke- Realisasi Kinerja pada Tahun Ke-
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
f.Angka kesakitan
HIV/AIDS per 100.000
pdd
<0,2 <0,3 <0,4 <0,5 <0,5 38,69% 58,28% 52,26 64 22,1
11. a.Cakupan desa/kelurahan
UCI
≥95% ≥95% ≥95% ≥95% ≥95% 98,58% 99,15% 102,28 98,87% 98,3%
b.Cakupan penemuan AFP
per 100.000 pdd
usia<15 tahun
≥2 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 5,31 3,18% 1,79 1,98 1,74
c.Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yg
dilakukan PE <24 jam
≥90% ≥95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
12. a.Persentase pdd memiliki
akses air bersih
60% 63% 65% 68% 70% 60% 82,64% 97,8% 73,21% 79,48
%
b.Persentase pdd
menggunakan jamban
sehat
50% 55% 60% 65% 70% 80,52% 67,49% 92,4% 66,83% 68,81
%
c.Persentase rumah
memenuhi syarat
50% 55% 60% 65% 70% 68,06% 68,63% 68,63 73,33 74,43
%
d.Cakupan TTU memenuhi
syarat
50% 53% 55% 58% 60% 85,12% 100% 81,69% 84,90% 83,45
%
e.Cakupan TUPM
memenuhi syarat
50% 53% 55% 58% 60% 95,63% 100% 78,18 58,65%
53
Capaian kinerja SPM Th. 2019 (Standar Pelayanan Minimal ) bidang
kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut : .
i. Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil
dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai 97,67%.
ii. Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan dari
target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai 98,17%.
iii. Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai 103,07%.
iv. Persentase balita mendapatkan pelayanan kesehatan dari target
100 % pada tahun 2019 telah tercapai 96,23%.
v. Persentase anak usia pendidikan dasar mendapat skrining sesuai
standar dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai 76,94%.
vi. Persentase anak usia pendidikan dasar mendapat skrining sesuai
standar dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai 81,40%.
vii. Persentase penduduk umur 60 tahun keatas mendapat skrining
kesesuai standar dari target 100 % pada tahun 2019 telah
tercapai 94,35%.
viii. Persentase penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dari target 100 % pada tahun 2019
telah tercapai 58,28%.
ix. Persentase penderita diabetes mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai
113,80%
x. Persentase ODGJ berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dari target 100 % pada tahun 2019 telah tercapai
102,40%
xi. Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dari target
100 % pada tahun 2019 telah tercapai 54,23%
xii. Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar dari target 100 % pada tahun
2019 telah tercapai 64,66%
54
Selanjutnya, kinerja pelayanan Dinas Kesehatan juga dapat dilihat dari konteks
pengelolaan pendanaan Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan
pada periode sebelumnya yaitu tahun 2010-2015. Pentingnya analisis dalam
pengelolaan pendanaan karena untuk dapat mengidentifikasi potensi dan
permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan di Dinas Kesehatan. Analisis
pengelolaan pendanaaan tersebut dapat dilihat dari Tabel 2.5.
55
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011-2015
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
1. Program
Pelayanan
Administra
si
Perkantora
n
1.581.2
30.600
2.441.7
66.500
2.836.87
8.090
2.131.8
81.500
2.104.16
1.500
1.237.2
04.049
1.839.0
59.498
1.989.6
65.300
1.411.1
15.810
1.641.65
6.575
78,2 75,3 70,1 66,2 78,0
2. Program
Peningkata
n Sarana
Dan
Prasarana
Aparatur
2.010.3
14.800
1.252.6
16.000
3.700.24
0.000
9.992.5
18.900
4.798.00
4.300
1.717.2
70.450
936.07
0.500
3.231.8
06.845
6.884.1
80.331
3.641.15
8.475
85,4 74,7 87,3 68,9 75,9
3. Program
Peningkata
n Disiplin
Aparatur
256.52
5.000
334.53
0.000
281.370.
000
1.429.3
07.500
- 251.20
2.600
2.437.0
00
959.54
0.825
- 75,1 0,9 67,1
4. Program
Peningkata
n
Kapasitas
Sumber
Daya
430.89
0.400
850.00
7.000
1.090.74
7.000
1.544.41
4.000
401.539
.600
713.75
4.200
970.14
5.000
1.232.61
9.604
93,2 84,0 88,9 79,8
56
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Aparatur
5. Program
Peningkata
n
Pengemba
ngan
Sistem
Pelaporan
Capaian
Kinerja
Dan
Keuangan
142.81
0.000
270.728.
664
615.47
6.000
450.338.
000
126.27
5.000
254.34
9.500
362.83
6.575
238.030.
460
88,4 93,9 59,0 52,9
6. Program
Obat dan
Perbekala
n
Kesehatan
11.883.
107.33
6
13.548.
312.00
0
14.405.6
60.452
21.365.
648.35
6
20.586.1
45.928
11.660.
578.565
13.113.
298.16
6
14.339.
227.09
7
19.872.
268.08
3
20.496.6
14.700
98,1 96,8 99,5 93,0 99,6
7. Program
Upaya
Kesehatan
Masyaraka
t
13.094.
053.80
0
26.034.
024.20
0
67.022.8
13.586
61.863.
287.84
2
73.503.9
34.175
11.897.
374.618
19.317.
531.51
9
51.685.
064.36
2
50.769.
951.15
5
53.816.9
78.983
90,9 74,2 77,1 82,1 73,2
57
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
8. Program
Pengawasa
n Obat dan
Makanan
175.00
0.000
268.32
5.000
251.000.
000
312.29
9.000
373.898.
950
170.800
.700
221.63
6.800
219.13
9.800
254.29
4.200
316.980.
300
97,6 82,6 87,3 81,4 84,8
9. Program
Promosi
Kesehatan
dan
Pemberda
yaan
Masyaraka
t
1.231.3
20.000
492.06
0.000
640.180.
000
2.327.3
83.500
1.217.59
7.080
920.610
.000
391.52
3.500
532.99
3.050
926.69
8.800
991.035.
400
74,8 79,6 83,3 39,8 81,4
11. Program
Perbaikan
Gizi
Masyaraka
t
1.289.8
56.151
1.857.5
65.700
1.770.50
0.000
3.886.8
98.250
10.839.6
90.000
1.222.3
17.220
1.679.4
95.260
1.593.7
40.200
3.225.5
84.410
7.458.91
3.269
94,8 90,4 90,0 83,0 68,8
12. Program
pencegaha
n dan
penanggul
angan
penyakit
1.041.5
30.000
1.751.1
22.000
3.142.75
5.000
2.984.4
93.019
4.963.88
0.703
825.861
.350
1.492.7
56.900
2.861.8
16.246
2.749.6
98.350
4.561.29
9.054
79,3 85,2 91,1 92,1 91,9
58
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
menular
13. Program
standarisa
si
pelayanan
kesehatan
111.00
0.000
279,77
0,000
259.000.
000
612.64
0.000
631.697.
550
89.600.
000
131,15
5,000
176.91
2.500
319.83
5.000
590.918.
550
80,7 46,9 68,3 52,2 93,5
14. Program
pengadaan
,
peningkata
n dan
perbaikan
sarana dan
prasarana
puskesmas
/
puskesmas
pembantu
dan
jaringanny
a
505.28
0.000
16.198.
090.38
7
4.667.22
3.549
6.801.0
90.769
15.363.6
64.000
491.657
.000
14.570.
082.55
0
4.487.8
56.000
1.759.9
36.475
8.517.25
6.071
97,3 89,9 96,2 25,9 55,4
15. Program
peningkata
n
pelayanan
118.90
0.000
242.24
5.000
295.354.
900
432.68
6.600
1.059.08
4.600
102.798
.000
175.93
7.600
236.88
8.800
328.62
4.300
298.070.
400
86,5 72,6 80,2 75,9 28,1
59
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
kesehatan
lansia
16. Program
peningkata
n
keselamat
an ibu
melahirka
n dan anak
383.47
5.800
693.00
0.000
703.090.
000
1.190.7
15.050
1.508.28
8.550
348.508
.020
659.50
5.160
682.75
1.900
1.160.4
61.550
1.439.03
8.850
90,9 95,2 97,1 97,5 95,4
17. Program
peningkata
n
pelayanan
kesehatan
Anak Usia
Sekolah
142.00
0.000
1.234.2
48.000
187.250.
000
1.236.2
22.200
609.782.
400
129.104
.550
744.78
7.300
142.61
4.325
805.95
0.200
462.177.
600
90,9 60,3 76,2 65,2 75,8
18. Program
Peningkata
n derajat
kesehatan
masyaraka
t akibat
dampak
hasil
tembakau
dan atau
asap rokok
2.000.0
00.000
- 1.080.2
64.000
54,0
19. Program 1.256.30 33.132. 51.633.2 - 853.25 20.908. 31.807.8 67,9 63,1 61,6
60
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Jaminan
Kesehatan
2.000 312.00
0
51.646 3.070 450.40
6
89.183
20. Program
Peningkata
n
Pelayanan
Jamkesda
2.862.2
68.000
2.800.00
0.000
3.239.44
1.000
- 1.395.5
11.002
1.340.0
35.369
1.291.62
0.229
- 49,8 39,9
21. Program
Peningkata
n derajat
kesehatan
masyaraka
t akibat
dampak
hasil
tembakau
dan atau
asap rokok
3.369.02
2.634
3.369.0
22.634
2.006.66
1.086
- 2.174.1
45.734
210.10
3.000
330.522.
300
64,5 6,2 16,5
22. Penetapan
kawasan
tanpa asap
rokok dan
pengadaan
tempat
474.41
2.634
210.10
3.000
44,3
61
No Uaian
Program
Dinas
Kesehatan
Target Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 Realisasi Capaian Tahun 2011-2015 Prosentase Capaian Pada Tahun
2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
khusus
untuk
merokok
di tempat
umum
23. Peningkata
n derajat
kesehatan
masyaraka
t dengan
penyediaa
n fasilitas
perawatan
kesehatan
bagi
pender
2.894.6
10.000
- -
TOTAL 34.254.
483.88
7
69.837.
741.78
7
108.950.
115.875
156.54
6.151.1
20
196.433.
935.468
31.215.
224.122
57.626.
569.65
3
87.830.
317.73
1
114.24
9.564.8
39
139.132.
780.003
91,1 82,5 80,6 73,0 70,8
62
a. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan
Dalam Pengembangan pelayanan Dinas Kesehatan memiliki tantangan dan
peluang sebagai berikut :
Tantangan :
1. Penguatan jalinan kerjasama dan koordinasi dengan instansi/pihak terkait
diwilayah;
2. Menciptakan kerjasama lintas program dan lintas sektor secara terpadu dan
berkesinambungan di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa;
3. Peningkatan kerjasama antar fasilitas kesehatan, terutama Rumah Sakit dan
Puskesmas untuk menetapkan wilayah sasaran pelaksanaan penanggulangan
fokus;
4. Pemikiran masyarakat yang masih tradisional dalam menanggapi
penanganan penyakit, khususnya pada kasus penyakit DBD;
5. Optimalisasi saranan dan prasarana kesehatan.
Peluang :
1. Komitmen kepala daerah untuk mendukung program yang sesuai dengan
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan;
2. Tersedianya Pos Gizi untuk kegiatan pemulihan gizi;
3. Tingginya upaya peningkatan kapasitas kemampuan/keterampilan
tenaga kesehatan;
4. Dorongan atau motivasi masyarakat peduli kesehatan melalui intesifikasi
kegiatan masyarakat;
5. Berkembangnya kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan.
63
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo layaknya instansi atau satuan kerja
perangkat daerah lainnya juga tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
diharapkan atau tidak diharapkan tetap harus dihadapai. Berdasarkan pada capaian /
kondisi saat ini, terdapat permasalahan kesehatan sebagaimana tabel identifikasi
sebagai berikut :
Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo No Aspek Kajian Capaian
/
Kondisi
Saat ini
Standar
yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
1 2 3 4 5 6 7
1 Cakupan desa siaga
aktif
98,3% SPM 1. Sarana dan
Prasarana
fasilitas
kesehatan
2. Kualitas
sumber daya
aparatur yang
memadai
3. Ketepatan
kejelasan, dan
kecepatan
waktu
pelayanan dan
penanganan
4. Penerapan
teknologi dan
informasi
1. Kematian bayi yang
disebabkan oleh
faktor-faktor
bawaan anak sejak
lahir atau yang
diperoleh dari
orang tuanya, serta
pengaruh
lingkungan luar
2. Lemahnya
kesadaran
masyarakat untuk
ikut menekan
penyebaran
HIV/AIDS
1. Sejumlah 145 ribu
jiwa dari 2,1 juta jiwa
penduduk Kabupaten
Sidoarjo merupakan
LANSIA (Lanjut usia)
atau 6,86% dari jumlah
penduduk Kabupaten
Sidoarjo,
2. Angka kematian bayi
yang masih tinggi yang
disebabkan oleh 2 (dua)
macam, yaitu kematian
bayi endogen atau
kematian neonatal yang
disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang
diperoleh dari orang
tuanya pada saat
konsepsi. Dan kematian
bayi eksogen atau
kematian post- neonatal
disebabkan oleh faktor-
faktor yang bertalian
dengan pengaruh
lingkungan luar.
3. Meningkatnya usia
harapan hidup
berdampak pada
meningkatnya jumlah
Lansia, sehingga
2 Cakupan RT PHBS 58,1%
3 Cakupan Posy PURI 79,5%
4 Cakupan
penjaringan siswa
kls I SD/sederajat
99,2%
5 Cakupan kunjungan
pelayanan
kesehatan dasar
bagi masy miskin
100%
6 Cakupan pelayanan
kesh rujukan pasien
masy miskin
100%
7 Cakupan penduduk
mempunyai
jaminan
pemeliharaan kesh
100%
8 Cakupan pelayanan
usia lanjut
65,55%
9 Cakupan balita gizi
buruk mendapat
perawatan
100%
10 Cakupan MP ASI pd
anak 6-24 bl
100%
11 Prevalensi balita
gizi buruk
0,02%
12 Cakupan bayi
mendapat ASI
eksklusif
57,3%
13 Cakupan D/S 60,1%
14 Cakupan N/D 77%
15 Cakupan desa dg 82,31%
64
No Aspek Kajian Capaian
/
Kondisi
Saat ini
Standar
yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
1 2 3 4 5 6 7
garam beryodium
baik
munculnya upaya untuk
menjamin para Lansia
tetapmempunyai
kondisi fisik dan mental
yang prima, tetap sehat
dan berdaya.
4. Masih sulitnya
melakukan
pengendalian khusus
pada kasus penyebaran
HIV/AIDS.
16 Cakupan balita
mendpt kapsul Vit A
82,75%
17 Cakupan bumil
mendpt Fe 90 tablet
89,1%
18 Cakupan keluarga
sadar gizi
71,80%
19 Persentase pejabat
fungsional mampu
mengumpulkan
angka kredit tepat
waktu
100%
20 Persentase nakes
yang memberikan
pelayanan
kesehatan yang
mempunyai ijin
100%
21 Ketersediaan obat
per kapita
100%
22 Pemenuhan obat
PKD dan
pendamping PKD
bagi Pusk dan
jaringannya
-
23 Makanan yg
beredar memenuhi
persyaratan
-
24 Produk PIRT yg
teregistrasi, aman,
dan sehat
dikonsumsi masy
-
25 Sarana pelayanan
kesh menggunakan
Perbekkes sesuai
standar
-
26 Sarana pelayanan
kesh swasta berizin
100%
27 Sarana pelayanan
kesehatan swasta
terklasifikasi dan
terakreditasi
-
28 Cakupan rawat
jalan Puskesmas
82%
29 Cakupan rawat inap
Puskesmas
2,28%
30 Visit rate
Puskesmas
-
31 Persentase Pusk dg 78%
65
No Aspek Kajian Capaian
/
Kondisi
Saat ini
Standar
yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
1 2 3 4 5 6 7
kondisi baik
32 Persentase Pustu dg
kondisi baik
-
33 Puskesmas dengan
ISO
2
34 Cakupan Pusk
melaksanakan kesh
indra
100%
35 Cakupan Pusk
melaksanakan kesh
jiwa
100%
36 Terlaksananya P3K
kegiatan
100%
37 AKI per 100.000 KH 72
38 AKB per 1.000 KH 6.27
39 Cakupan K-4 96,08%
40 Cakupan Linakes 98,64%
41 Cakupan komplikasi
kebidanan ditangani
78,67%
42 Cakupan pelayanan
nifas
96,23%
43 Cakupan neonatus
komplikasi
ditangani
47,48%
44 Cakupan kunjungan
bayi
99,41%
45 Cakupan pelayanan
anak balita
77,17%
46 Cakupan peserta KB
aktif
73,53%
47 Angka kesakitan
DBD per 100.000
pdd
28,3%
48 Cakupan penemuan
TB Paru BTA +
43,69%
49 Angka kesembuhan
TB Paru
87%
50 Insidens diare per
1.000 pdd
214
66
No Aspek Kajian Capaian
/
Kondisi
Saat ini
Standar
yang
Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan SKPD INTERNAL EKSTERNAL
(KEWENANGAN
SKPD)
(DILUAR
KEWENANGAN SKPD)
1 2 3 4 5 6 7
51 Cakupan
penanganan
pneumonia balita
113,89
%
52 Angka kesakitan
HIV/AIDS per
100.000 pdd
22,1
53 Cakupan
desa/kelurahan UCI
98,3%
54 Cakupan penemuan
AFP per 100.000
pdd usia<15 tahun
1,74
55 Cakupan
desa/kelurahan
mengalami KLB yg
dilakukan PE <24
jam
100%
56 Persentase pdd
memiliki akses air
bersih
79,48%
57 Persentase pdd
menggunakan
jamban sehat
68,81%
58 Persentase rumah
memenuhi syarat
74,43%
59 Cakupan TTU
memenuhi syarat
83,45%
60 Cakupan TUPM
memenuhi syarat
-
Berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa
permasalahan kesehatan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Angka kematian bayi per akhir tahun 2015 sebanyak 6,27 per 1000 kelahiran
jauh lebih baik dari capaian rata – rata nasional yaitu sebanyak 22,23 per 1.000
kelahiran hidup
2. Angka Kematian Ibu tahun tahun 2015 tercapai sebesar 72,09 per 100.000
kelahiran hidup, angka ini menunjukkan keberhasilan yang baik karena jauh
dibawah rata- rata nasional 305 per 100.000 kelahiran hidup, walaupun angka
67
AKI dan AKB sangat bagus, namun demikian karena angka tersebut mendukung
status keluarga sehat, maka komitmen kami untuk terus mempertahankan
bahkan meningkatkan pada angka yang lebih baik.
3. Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita adalah
dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat Badan
menurut Umur (BB/U) maupun menurut Tinggi Badan (BB/TB). Kondisi ini
sangat perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan beberapa upaya yang
bisa dilakukan.
4. Meningkatnya usia harapan hidup berdampak pada meningkatnya jumlah
Lansia, Jumlah Lansia di Kabupaten Sidoarjo per akhir tahun 2015 lebih kurang
sebanyak 145 ribu jiwa(6,86%) dari 2,1 juta jiwa sehingga munculnya upaya
untuk menjamin para Lansia tetap mempunyai kondisi fisik dan mental yang
prima, tetap sehat dan berdaya. Cakupan pelayanan usia lanjut sampai dengan
akhir tahun 2015 baru pada angka 65% sehingga masih perlu dioptimalkan
5. Masih sulitnya melakukan pengendalian khusus pada kasus penyebaran
HIV/AIDS. Angka kesakitan HIV/AIDS per 100.000 pdd makin tahun makin
meningkat bahkan pada akhir tahun 2015 sudah mencapai angka 22,1 per
100.000 penduduk sementara angka nasional dipertahankan supaya tidak lebih
dari < 5 per 100.000 penduduk.
6. Cakupan Rumah tangga PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) yang pada akhir
tahun 2015 baru tercapai pada angka 58% artinya pada target keluarga sehat
PHBS dengan parameter antara lain Ibu melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan, bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat ASI
eksklusif, keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan jamban keluarga, ,
keluarga sudah memnajdi anggota jaminan kesehatan nasional, masih sangat
perlu dioptimalkan.
7. Cakupan Penduduk yang mempunyai Jaminan pemeliharaan kesehatan sampai
dengan akhir tahun 2015 masih pada kisaran angka 42,44 %
8. Jumlah Puskesmas yang telah terakreditasi pada tahun 2016 sebanyak 8 dari
26 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu, sehingga sebagai bentuk upaya
68
optimalisasi layanan kesehatan kepada masyarakat perlu dilakukan akreditasi
untuk semua Puskesmas secara bertahap
9. Kondisi Mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi baik dan rusak ringan hanya
sebanyak 18 mobil. Sedangkan mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi rusak
sedang dan berat sebanyak 13 mobil. Itupun mobil pengadaan sebelum tahun
2017, yang sudah melebihi jangka waktu 10 tahun diartikan secara ekonomi
sudah melebihi masa manfaat pada tingkat kewajaran, sedangkan untuk mobil
ambulance kondisi baik dan rusak ringan hanya sebanyak 11 kendaraan,
jumlah kendaraan tersebut kurang optimal untuk mendukung layanan
kesehatan pada 26 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu
10. Kondisi Puskesmas dengan kondisi baik dan rusak ringan hanya sebanyak 13
Puskesmas, sedangkan 4 Puksemas dalam kondisi rusak sedang dan 9
Puskesmas dalam kondisi rusak berat. Kondisi seperti ini perlu perbaikan atau
pembangunan gedung Puskesmas agar layanan kesehatan yang baik bagi
masyarakat terwujud.
11. Rencana pembangunan RS baru
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Berdasarkan kondisi masyarakat dan lingkungan Kabupaten Sidoarjo saat ini, visi
Kabupaten Sidoarjo sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD 2006-2025 adalah ”Mewujudkan Masyarakat yang Mandiri, Sejahtera, dan Madani”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Terpilih harus memiliki
visi yang sejalan dengan visi Kabupaten Sidoarjo. Oleh karena itu, visi Bupati dan Wakil
Bupati Sidoarjo Tahun 2016-2021 adalah:
”KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA
DAN BERKELANJUTAN”
Atas dasar Visi Bupati/Wakil Bupati terpilih tersebut diatas ditetapkanlah/ dijabarkan
ke dalam misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2016–2021 yaitu sebagai berikut:
69
1. Pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui penyelenggaraan pemerintahan
yang aspiratif, partisipasif dan transparan;
2. Meningkatnya perekonomian daerah melalui optimalisasi potensi basis Industri
pengolahan, pertanian, perikanan, pariwisata, UMKM dan Koperasi serta
pemberdayaan masyarakat;
3. MENINGKATNYA KUALITAS DAN STANDAR PELAYANAN PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN;
4. Meningkatnya tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berakhlaqul
Karimah, berlandasan keimanan kepada Tuhan YME, serta dapat memelihara
kerukunan, ketentraman, dan ketertiban;
5. Infrastruktur publik yang memadai dan berkualitas sebagai penunjang
pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Berdasarkan telaah visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Sidoarjo dan disesuaikan tugas pokok dan fungsi, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo mengakomodir misi ke 3 yaitu Meningkatnya Kualitas dan
Standar Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan. Hal tersebut diakomodir melalui
progam dan kegiatan yang telah dibuat dan dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo dalam rangka menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Hal
tersebut sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan di RPJMD mengenai pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan merata dengan ditandai meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat yang merata.
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Kesehatan Terhadap
Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sidoarjo
VISI: KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKELANJUTAN
No Misi dan Sasaran
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Misi 1
Pemerintahan yang bersih dan
akuntabel melalui
penyelenggaraan pemerintahan
yang aspiratif, partisipasif dan
transparan
Kerjasama antar
wilayah di
tingkat
kabupaten,
kecamatan dan
desa untuk
pemenuhan
Sulitnya
menciptakan
kerjasama lintas
program dan
lintas sektor
secara terpadu
dan
berkesinambung
an di tingkat
kabupaten,
kecamatan, dan
Penguatan
jalinan
kerjasama dan
koordinasi
dengan
instansi/pihak
terkait di
wilayah
kabupaten,
kecamatan, dan
desa
Tujuan:
1. Meningkatkan Tata Kelola
dan Pelayanan Publik
Pemerintahan Kabupaten
Sidoarjo yang Baik
70
VISI: KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKELANJUTAN
No Misi dan Sasaran
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
2.Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan Desa yang Baik.
Sasaran :
1.Meningkatnya tata kelola
pemerintahan Kabupaten
Sidoarjo yang baik.
2
Meningkatnya kualitas
pelayanan publik yang inovatif
dan merata
3. Terwujudnya tatakelola
pemerintahan desa yang baik
pelayanan
kesehatan
desa
Peningkatan
kerjasama antar
fasilitas
kesehatan,
terutama Rumah
Sakit dan
Puskesmas untuk
menetapkan
wilayah sasaran
penanggulangan
fokus
2
MISI 3
MENINGKATNYA KUALITAS
DAN STANDAR PELAYANAN
PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN
Pemenuhan
sarana dan
prasarana
kesehatan yang
masih perlu
dioptimalkan
Rendahnya
partisipasi
masyarakat untuk
peduli dengan
kesehatan
Perlunya
optimalisasi
sarana dan
prasarana
kesehatan
Pemikiran
masyarakat yang
masih tradisional
dalam
menanggapi
penyakit
Tersedianya
Pos Gizi untuk
kegiatan
pemulihan gizi
Dorongan atau
motivasi
masyarakat
peduli
kesehatan
melalui
intensifikasi
kegiatan
masyarakat
TUJUAN:
MENINGKATKAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA
SASARAN:
MENINGKATNYA DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
Misi 1 RPJPD 2005 – 2025 : Mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah secara
berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah.
3.3.Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi Renstra
K/L dan Renstra Provinsi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan
Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
No Sasaran Jangka Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Provinsi/Kabupaten/K
ota
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Menurunkan angka kematian
ibu dari 359 per 100.000
kelahiran hidup (SP 2010)
1. Meningkatkan
status kesehatan
masyarakat;
Belum
meratanya
Pemanfaatan buku
71
No Sasaran Jangka Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Provinsi/Kabupaten/K
ota
Sebagai Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
346 menjadi 306 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2012)
2. Meningkatkan
daya tanggap
(responsiveness)
dan perlindungan
masyarakat
terhadap resiko
sosial dan
finansial di
bidang
kesehatan.
jumlah
fasilitas
kesehatan
sehingga
masih
ditemukan
fasilitas
kesehatan
dengan jarak
yang terlalu
jauh;
Sulitnya
mengubah
persepsi
masyarakat
untuk hidup
bersih dan
sehat secara
terartur;
KIA bagi semua ibu
dan tenaga kesehatan
untuk memperoleh
informasi dan
memantau kesehatan
ibu hamil;
Pemberian pelayanan
ANC terpadu (10 T);
Peningkatan
ketrampilan petugas
tentang manajemen
BBLR, asfiksia, dan
penanganan kegawat
daruratan bayi;
Dukungan pemerintah
melalui intervensi
Pemberian Makanan
Tambahan (PMT)
Pemulihan dan
pemebrian vitamin
serta micro nutrien
(taburia, sirup zink,
sirup Fe, Vitamin A,
dsb)
2 Menurunnya angka kematian
bayi dari 32 menjadi 24 per
1.000 kelahiran hidup.
3 Menurunnya persentase BBLR
dari 10,2% menjadi 8%.
4 Meningkatnya upaya
peningkatan promosi
kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan
kegiatan promotif dan
preventif.
5 Meningkatnya upaya
peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat.
6 Menurunnya beban rumah
tangga untuk membiayai
pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan,
dari 37% menjadi 10%
7 Meningkatnya indeks
responsiveness terhadap
pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewajudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritime dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
Negara hukum.
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
Negara maritime.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional.
72
7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang
ingin diwujudkan Kabinet Kerja, yakni:
1) Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggir dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka Negara kesatuan.
4) Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sektor strategis
ekonomi domestic.
8) Melakukan revolusi karakter bangsa.
9) Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkontribusi dalam tercapainya
Misi Presiden utamanya pada misi ke 4 yaitu : “Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera” serta Nawa Cita terutama cita ke 5 yaitu “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan memiliki dua tujuan yaitu:
a. Pertama meningkatkan status kesehatan masyarakat dan;
b. Kedua, meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum
siklus kehdupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja, maternal, dan kolompok lansia.
73
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau
outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
adalah:
a. Menurunkan angka kematian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2010)
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
c. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
d. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
e. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,
maka ukuran yang akan dicapai adalah:
a. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
b. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo sebagai SKPD/OPD yang melaksanakan
salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan pemerintah daerah harus
memperhatikan rencana strategis Kementerian Kesehatan. Dalam artian arah
pembangunan kesehatan di Kabupaten Sidoarjo harus linier dengan Pemerintah Pusat
sekaligus Pemerintah Provinsi.
Dari gambaran Visi - Misi dan Tujuan Kepala Daerah terpilih, Tujuan Kementrian
Kesehatan dengan memperhatikan Misi dan Nawa Cita Presiden dan Visi – Misi,
Tujuan/Sasaran SKPD/OPD Provinsi banyak indikator yang saling terkait pada arah
membangun keluarga sehat dengan tingkat layanan yang optimal sehingga Survey
Kepuasaan Masyarakat terhadap Layanan Kesehatan cukup tinggi.
Kesimpulan dari telaahan Renstra Kementrian Kesehatan, SKPD/OPD Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur , dengan memperhatikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
74
Bupati/Wakil Bupati terpilih, terhadap tujuan dan sasaran yang dapat disinergiskan
adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan angka kematian ibu
2. Menurunkan angka kematian bayi
3. Menurunkan persentase BBLR
4. Meningkatkan upaya perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Meningkatkan pengendalian pada kasus penyebaran HIV/AIDS.
6. Meningkatkan Cakupan pelayanan usia lanjut
7. Mewujudkan semua Puskesmas terakreditasi
3.4. Penentuan Isu-isu Strategis
1. Metode penentuan isu strategis
Metode penentuan isu-isu strategis di pelayanan SKPD dilakukan dengan cara:
a. Dibahas melalui forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan
seluruh stake holder di Dinas Kesehatan,
b. Menggunakan metode pembobotan dengan cara sebagai berikut:
1) Menentukan skor terhadap masing-masing kriteria yang telah
ditetapkan, dengan mengisi tabel.
Tabel 3.4. Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis
No Kriteria Bobot
1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap
pencapaian sasaran RPJMD 20
2 Merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD 10
3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15
6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25
Total 100
2) Melakukan penilaian isu strategis terhadap kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan skala tersebut.
75
Tabel 3.5. Nilai Skala Kriteria Isu-Isu Strategis
No Isu Strategis Nilai skala Kriteria ke … Total
Skor 1 2 3 4 5 6
1 Angka kematian bayi
176 94 176 62 108 226 842
2 Angka kematian Ibu
183 93 174 67 108 227 852
3 Status gizi balita
169 77 187 81 111 210 835
4 Cakupan pelayanan usia
lanjut 123 76 175 69 106 178 727
5 Pengendalian HIV-Aids 165 81 154 69 105 209 783
6 Cakupan Rumah tangga
PHBS 180 69 174 71 121 221 836
7 Penduduk dengan
Jaminan pemeliharaan
kesehatan
171 61 160 63 118 204 777
8 Puskesmas yang telah
terakreditasi 163 71 186 60 104 197 781
9 Kondisi Mobil Puskesmas
Keliling 117 64 161 70 105 192 709
10 Kondisi fisik gedung
Puskesmas 153 53 159 66 110 175 716
3) Menghitung rata-rata skor/bobot setiap isu strategis dengan
mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi jumlah peserta
Tabel 3.6. Rata Rata Skor isu-Isu Strategis
No Isu-isu strategis Total Skor Rata-rata skor
1 Angka kematian bayi
842 84,2
2 Angka kematian Ibu
852
85,2
3 Status gizi balita
835
83,5
4 Cakupan pelayanan usia lanjut 727 72,7
5 Pengendalian HIV-Aids 783 78,3
6 Cakupan Rumah tangga PHBS 836 83,6
7 Penduduk dengan Jaminan
pemeliharaan kesehatan 777
77,7
8 Puskesmas yang telah terakreditasi 781 78,1
9 Kondisi Mobil Puskesmas Keliling 709 70,9
10 Kondisi fisik gedung Puskesmas 716 71,6
76
Berdasarkan Permasalahan pada Dinas Kesehatan yang dikaitkan dengan Tugas Pokok
dan Fungsi OPD dengan memperhatikan visi – Misi, Tujuan/Sasaran Bupati terpilih,
Renstra tingkat Kementrian dan Renstra SKPD/OPD Provinsi
3.5.Penetapan Isu Stratejik
Dari hasil forum Focussed Group Discussion (FGD), ditetapkan isu stratejik sebagai
berikut :
1. Angka kematian bayi per akhir tahun 2015 sebanyak 6,27 per 1000 kelahiran
jauh lebih baik dari capaian rata – rata nasional yaitu sebanyak 22,23 per
1.000 kelahiran hidup
2. Angka Kematian Ibu tahun tahun 2015 tercapai sebesar 72,09 per 100.000
kelahiran hidup, angka ini menunjukkan keberhasilan yang baik karena jauh
dibawah rata- rata nasional 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Walaupun angka AKI dan AKB sangat bagus, namun demikian karena angka
tersebut mendukung status keluarga sehat, maka komitmen kami untuk terus
mempertahankan bahkan meningkatkan pada angka yang lebih baik.
3. Cakupan Rumah tangga PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) yang pada akhir
tahun 2015 baru tercapai pada angka 58% artinya pada target keluarga sehat
PHBS masih sangat perlu dioptimalkan
4. Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi Balita
adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) maupun menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Kondisi ini sangat perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan beberapa
upaya yang bisa dilakukan.
5. Masih sulitnya melakukan pengendalian khusus pada kasus penyebaran
HIV/AIDS. Angka kesakitan HIV/AIDS per 100.000 pdd makin tahun makin
meningkat bahkan pada akhir tahun 2015 sudah mencapai angka 22,1 per 100
penduduk
6. Jumlah Puskesmas yang telah terakreditasi pada tahun 2016 sebanyak 8 dari
26 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu, sehingga sebagai bentuk upaya
77
optimalisasi layanan kesehatan kepada masyarakat perlu dilakukan akreditasi
untuk semua Puskesmas secara bertahap
7. Cakupan Penduduk yang mempunyai Jaminan pemeliharaan kesehatan
sampai dengan akhir tahun 2015 masih pada kisaran angka 42,44 %
8. Meningkatnya usia harapan hidup berdampak pada meningkatnya jumlah
Lansia, Jumlah Lansia di Kabupaten Sidoarjo per akhir tahun 2015 lebih
kurang sebanyak 145 ribu jiwa(6,86%) dari 2,1 juta jiwa sehingga munculnya
upaya untuk menjamin para Lansia tetap mempunyai kondisi fisik dan mental
yang prima, tetap sehat dan berdaya. Cakupan pelayanan usia lanjut sampai
dengan akhir tahun 2015 baru pada angka 65% sehingga masih perlu
dioptimalkan
9. Kondisi Puskesmas dengan kondisi baik dan rusak ringan hanya sebanyak 13
Puskesmas, sedangkan 4 Puksemas dalam kondisi rusak sedang dan 9
Puskesmas dalam kondisi rusak berat. Kondisi seperti ini perlu perbaikan atau
pembangunan gedung Puskesmas agar layanan kesehatan yang baik bagi
masyarakat terwujud.
10. Kondisi Mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi baik dan rusak ringan hanya
sebanyak 18 mobil. Sedangkan mobil Puskesmas Keliling dalam kondisi rusak
sedang dan berat sebanyak 13 mobil. Itupun mobil pengadaan sebelum tahun
2017, yang sudah melebihi jangka waktu 10 tahun diartikan secara ekonomi
sudah melebihi masa manfaat pada tingkat kewajaran, sedangkan untuk mobil
ambulance kondisi baik dan rusak ringan hanya sebanyak 11 kendaraan,
jumlah kendaraan tersebut kurang optimal untuk mendukung layanan
kesehatan pada 26 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu.
78
BAB IV
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN
Visi Misi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana tercantum dalam
Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sidoarjo periode
tahun 2016 – 2021, yaitu:
”KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA DAN
BERKELANJUTAN”
Visi tersebut mengandung tiga unsur pokok visi utama, yaitu ”Mandiri”,
”Sejahtera” dan ”Berkelanjutan”. Makna dari tiga unsur Visi tersebut adalah sebagai
berikut ;
a. Mandiri ; artinya mengandung cita-cita dan semangat kerja bahwa pada tahun
2021 Kabupaten Sidoarjo harus mampu mewujudkan masyarakat yang mampu
mengembangkan potensi diri, mampu mencukupi kebutuhannya sendiri secara
layak dengan mengoptimalkan berbagai keunggulan dan peluang yang dimiliki
guna mencapai kesejahteraan.
b. Sejahtera ; artinya makmur, aman, nyaman dan sentosa serta terlepas dari segala
macam gangguan (tenteram), baik material maupun spiritual pada dimensi
ekonomi, sosial, budaya, hukum dan HAM. Unsur visi ini menegaskan bahwa
Pasangan Kepala Daerah terpilih (KDH) untuk senantiasa mendedikasikan diri
pada perjuangan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo sampai
tahun 2021 pada segala aspek kehidupan. Aspek kehidupan seperti, kesehatan,
pendidikan, ekonomi, keadilan sosial budaya, stabilitas keamanan, ketertiban,
kedamaian dan peradaban akan mencapai puncak sehingga masyarakat akan
semakin beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis dan berbudaya tinggi
yang mampu berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan Kabupaten Sidoarjo.
c. Berkelanjutan ; adalah proses pembangunan yang berprinsip "memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa
depan" (Brundtland Report, PBB 1987). Pembangunan Berkelanjutan (sustainable
development) merupakan komitmen global dimana proses pembangunan tidak
semata-mata mengeksploitasi alam secara maksimal demi mengejar kebutuhan
79
masa kini saja, tetapi juga internalisasi konsep dan pola pembangunan yang
memperdulikan kelestarian lingkungan dan sosial serta dampak yang lain bagi
generasi masa depan. Unsur visi ini sangat strategis dan senada dengan komitmen
global tentang climate change.
Sedangkan “Inovatif” merupakan perspektif kerja dan spirit pasangan Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Sidoarjo yang menjadi pondasi pada implementasi ketiga
unsur Visi di atas, yaitu “mandiri”, “sejahtera” dan “berkelanjutan”. Perspektif dan
spirit baru ini diharapkan akan memberikan irama dan tenaga baru bagi eksekutif dan
legislatif dalam menciptakan terobosan-terobosan baru guna mewujudkan cita-cita
pembangunan Kabupaten Sidoarjo.
Sebagai penjabaran dari Visi RPJMD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2016-2021 yaitu ”KABUPATEN SIDOARJO YANG INOVATIF, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKELANJUTAN”, maka rumusan visi tersebut perlu dioperasionalisasikan ke dalam
beberapa Misi.
Adapun visi dan misi Dinas Kesehatan harus merujuk pada misi RPJMD utamanya
pada misi ke 3 yaitu:
“ MENINGKATNYA KUALITAS DAN STANDAR PELAYANAN PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN”
dengan tujuan : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan sasaran : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
4.1. TUJUAN DAN SASARAN DINAS KESEHATAN
Dalam rangka merealisasikan tugas pokok Dinas Kesehatan untuk mengatur
fungsi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sidoarjo, maka diperlukan rumusan tujuan
dan sasaran-sasaran strategis tahun 2016-2021 yang lebih jelas yaitu menggambarkan
ukuran-ukuran terlaksananya dukungan terhadap perwujudan capaian visi, misi,
tujuan dan sasaran Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Kabupaten
Sidoarjo.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo memperhatikan Visi – Misi Bupati terpilih adalah: “Meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat” dengan sasaran
80
“Meningkatnya pelayanan dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”
dengan didukung tatakelola keuangan dan tata kelola kinerja yang baik
Secara terinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo
No Tujuan Sasaran
Indikato
r
Sasaran
Target Capaian Setiap Tahun
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
Meningkat
kan
kualitas
kesehatan
masyaraka
t
Meningkat
nya
pelayanan
kesehatan
dan
kemandiri
an
masyaraka
t untuk
hidup
sehat
Persenta
se
Keluarga
Sehat
0
15
16
17
20
24
Rata –rata nilai
Survey
Kepuasa
n
Masyarak
at (SKM)
Puskesm
as
76,5
79
79,5
80
83
84
Keluarga Sehat adalah keluarga yang memenuhi IKS (Indeks Keluarga Sehat) ≥ 0,800 dari jumlah keluarga yang ada.
Adapun 12 Indikator keluarga sehat adalah :
1. Keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana)
2. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya (ANC) sesuai standar
3. Bayi mendapatkan Imunisasi lengkap
4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0 sd 6 bulan
5. Pemantuan pertumbuhan balita
6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur
81
8. Penderita gangguan jiwa berat yang diobati
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Mempunyai sarana air bersih
12. Menggunakan jamban keluarga
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah suatu survey kepada masyarakat untuk
mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas.
IKM merupakan Jumlah rata-rata hasil penghitungan survey Kepuasaan Masyarakat di
Puskesmas
Survei Kepuasan Masyarakat adalah kegiatan pengukuran secara komprehensif
tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yg diberikan oleh
penyelenggara pelayanan public.
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil pengukuran dari kegiatan survei kepuasan
masyarakat berupa angka. Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4
(empat) untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Puskesmas.
Unsur SKM meliputi
1. Persyaratan
2. Sistem, mekanisme dan prosedur
3. Waktu penyelesaian
4. Biaya/ tariff
5. Produk spesifikasi jenis pelayanan
6. Kompetensi Pelaksana
7. Perilaku pelaksana
8. Penanganan Pengaduan, saran dan masukan
9. Sarana & prasarana
IKM merupakan Jumlah rata-rata hasil penghitungan survei Kepuasaan Masyarakat di
Puskesmas.
Rata –rata nilai Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Puskesmas merupakan rata rata
IKM seluruh Puskesmas di wilayah Kab. Sidoarjo
82
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak
jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi
secara bertahap. Adapun isu-isu strategis yang tersebut dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
a. Kekuatan
1) Pengembangan dan pembinaan tenaga kesehatan,
2) Sarana dan prasarana kesehatan yang memadai,
3) Kepuasan masyarakat atas pelayanan yang cenderung meningkat setiap
tahunnya,
4) Dukungan anggaran pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang konsisten,
5) Sistem pengelolaan alat kesehatan yang terintregasi.
b. Kelemahan
1) Lemahnya kesadaran masyarakat untuk ikut menekan munculnya penyakit
HIV/AIDS,
2) Fasilitas kesehatan berupa rumah sakit milik pemerintah lebih sedikit
dibandingkan milik swasta.
c. Peluang
1) Adanya tuntutan pendirian Rumah Sakit Umum milik pemerintah,
2) Munculnya program keluarga sehat,
3) Kepemilikan jaminan kesehatan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten
Sidoarjo,
4) Kesehatan Lingkungan (ODF).
d. Ancaman/Tantangan
1) Menurunnya tingkat penanganan kasus gizi buruk/stunting,
2) Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular,
3) Belum adanya fasilitas kesehatan yang terakreditasi,
83
4) Masih banyaknya kasus penyakit HIV/AIDS,
5) Capaian AKI dan AKB stabil,
6) Penanganan penyakit menular/ tidak menular,
7) Adanya deklarasi bebas pasung
Selanjutnya, berdasarkan tujuan, sasaran dan indikator sasaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo maka dapat dirumuskan strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo. Berikut di bawah ini merupakan penjabaran tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo tahun 2016-2021.
84
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo
Tujuan
SKPD Sasaran SKPD
Indikator
Sasaran SKPD Strategi Kebijakan
Meningkatk
an kualitas
kesehatan
masyarakat
Indikator
Tujuan:
AHH
S.1 Meningkatny
a pelayanan
kesehatan
dan
kemandirian
masyarakat
utk hidup
sehat
Persentas
e Keluarga
Sehat
St.1 Mendorong
optimalisasi
cakupan
pelayanan
kesehatan ibu,
bayi, balita, anak
prasekolah, usia
produktif dan usila
dan Kesehatan
Nasional
K.1 Mengoptimalkan fasilitasi
monev dan pembinaan
untuk mendorong peran
serta masyarakat dalam
meningkatkan kualitas
kesehatan ibu, bayi, balita,
anak prasekolah usia
produktif dan usila
St.2 Menguatkan
pencegahan dan
pengendalian
penyakit menular
dan tidak menular
K.2 Mendorong fasilitasi, monev
dan pembinaa dalam rangka
pencegahan dan
pengendalian penyakit
menular dan tidak menular
Rata rata
Nilai
Survey
kepuasan
masyarak
at (SKM)
Puskesma
s
St.3 Mengembangkan
kualitas pelayanan
kesehatan
masyarakat ke
dalam cakupan
pelayanan
kesehatan yang
lebih luas
K.3 Mendorong optimalisasi
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan Primer, Rujukan
dan Pengobatan Tradisional
St.4 Meningkatkan
kualitas pelayanan
kesehatan melalui
pengembangan
kapasitas sumber
daya kesehatan
K.4 Meningkatkan Fasilitasi,
pembinaan dan
pengembangan kualitas
tenaga kesehatan dan sarana
kesehatan masyarakat serta
pemenuhan obat dan BMHP
K.5 Mendorong peningkatan
penyediaan sarana dan
prasarana pelayanan
kesehatan di puskesmas
85
Untuk menerjemahkan visi misi Kepala Daerah, berikut digambarkan
keterhubungan RPJMD dengan RENSTRA Dinas Kesehatan sebagi berikut :
Berdasarkan penjabaran tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas
Kesehatan, maka perlu dipahami sebuah desain yang dapat menggambarkan linieritas
antar sasaran Dinas Kesehatan hingga programnya. Berikut dibawah ini disusun Logical
Framework yang di golongkan berdasarkan setiap sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidoarjo sebagai berikut :
Gambar 5.2. Logical Framework Sasaran 1 Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Meningkatnya pelayanan kesehatan dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
PERSENTASE KELUARGA SEHAT
PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Target kinerja Program : 1. AKI 2. AKB 3. Presentase Balita stunting
4. Perseentase usia lanjut yang sehat 5. Persentase desa siaga aktif
purnama mandiri
Pro
gra
m
In
dik
ato
r
Sa
sara
n
S
asa
ran
Eselon
2 Impact
Eselon
3 Outcome
RPJMD RENSTRA
TUJUAN : Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia
TUJUAN : Meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat
Indikator tujuan : AHH SASARAN : Meningkatnya derajat
kesehatan
SASARAN : Meningkatnya
pelayanan kesehatan dan
kemandirian masyarakat utk
hidup sehat
86
Peningkatan
Kesehatan
Keluarga
Perbaikan
Gizi
Masyarakat
Pemberian
tambahan
nutrisi
Pengembanga
n media
promosi sadar
hidup sehat
Peningkatan
perilaku hidup
sehat
Penyelenggara
an
penyehatan
lingkungan
Penyelenggaraan
penyehatan
masyarakat pekerja
dan olahraga
Pembinaan
kesehatan
kerja &
olahraga
Eselon
4 Output
PROGRAM : PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Target Kinerja Program : 1. Perseentase desa/kel UCI 2. Persentase
penduduk >18 th dg Hipertensi 3. Persentase orang dg HIV positif
4. Angka keberhasilan pengobatan TB
Pencegahan dan
pengendalian
penyakit tidak
menular dan
Kesehatan indra
Pencegahan dan
pengendalian
kesehatan jiwa
dan Napza
Penyediaan/Pemeliharaan
sarana pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang terkena
penyakit akibat dampak rokok
Pembinaan dan
pelayanan
pencegahan,
pengendalian
penyakit menular
Operasion
al KPAD
Eselon
3 Outcome
Eselon
4
Output
Pembinaan Surveilance
dan Imunisasi
Pelayanan kesehatan
masyarakat di …(26) Puskesmas
87
Gambar 5.3. Logical Framework Sasaran 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Meningkatnya pelayanan kesehatan dan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
Rata - Rata Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM) PUSKESMAS
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Target Kinerja Program : 1. Persentase Puskesmas dg akreditasi
minimal dasar 2. Perseentase FKTL dg akreditasi 3. Persentasi
penduduk yg memiliki jaminan kesehatan 4. Persentase penyehat
tradisional yg memiliki STET
Pembinaan
Pelayanan
Kesehatan
Primer
Fasilitasi
Pelayanan
kesehatan
Ponkesdes
Pembinaan
pelayanan
kesehatan
rujukan
Fasilitasi dan
monev
penyelenggaraan
jaminan kesehatan
masyarakat
Pembinaan,
pelayanan
kesehatan
tradisional
K
eg
iata
n
Pro
gra
m
K
eg
iata
n
Pro
gra
m
K
eg
iata
n
P
rog
ram
Ind
ika
tor
Sa
sara
n
Eselon
2 Impact
Eselon
3 Outcome
Eselon
4 Output
PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN
Target kinerja Program : 1. Persentase Nakes yg meiliki ijin praktek 2.
Persentase Puskesmas yg memiliki alkes sesuai standar 3. Persentase
IRTP yg meiliki sertifikat / ijin edar 4. Persentase ketersediaan obat &
vaksin
Pembinaan dan
pengembangan
SDM tenaga
kesehatan
Monitoring
legalitas
tenaga
kesehatan
Penyediaan dan
pengelolaan
alkes di
Puskesmas
Pembinaan, pengawasan dan
legalitas alat kesehatan dan
PKRT di sarana produksi,
distribusi, dan falitas
kesehatan
Monitoring
legalitas sarana
kefarmasian dan
makmin
Penyediaan obat
dan bmhp (bahan
medis habis pakai)
Penyediaan
biaya
operasional
UPT Instalasi
Pengelolaan
distribusi obat
dan BMHP
Upaya Kesehatan masyarakat di Puskesmas
Target Kinerja Program : 1. Puskesmas terakreditasi
Penyediaan biaya Operasional
dan Pemeliharaan di …(26) Puskesmas
Peningkatan Mutu pelayanan
kesehatan yang didukung oleh
Sumber Daya Kesehatan PPK
BLUD …(26) Puskesmas
Eselon
3 Outcome
Eselon
4 Output
Eselon
3 Outcome
Eselon
4 Output
88
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
VI.1. Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan di Kabupaten Sidoarjo. Oleh karena itu,
berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan maka telah ditetapkan /disusun
program - program dan kegiatan - kegiatan yang berpedoman pada Kementrian
Menteri Dalam Negeri No. 050-3708 Tahun 2020 tentang hasil verifikasi dan
Validasi Pemutakhiran Klasifikasi , Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunandan Keuangan Daerah , dilakukan penyesuaian sesuai dengan
perkembangan dan kondisi di lapangan (existing) guna mendukung pencapaian tujuan
dan sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Secara Ringkasan di Dinas Kesehatan
pada tahun 2021 memiliki 4 Program, 16 kegiatan dan 84 sub kegiatan. Secara rinci
program/kegiatan, indikator kegiatan dan pendanaan indikatif Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo, dapat dilihat pada Tabel VI.1
PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
PROGRAM SEDIAAN FARMASI, ALAT
KESEHATAN DAN MAKANAN MINUMAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BIDANG KESEHATAN
4 Kegiatan
3 Kegiatan
6 Kegiatan
3 Kegiatan
65 SUB Kegiatan
6 SUB Kegiatan
10 SUB Kegiatan
3 SUB Kegiatan
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025
Persentase pemenuhan kebutuhan obat sesuai
perencanaan 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase obat terdistribusi ke puskesmas sesuai
jadwal 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase obat yang tersimpan sesuai standar
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pemenuhan kebutuhan vaksin
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase vaksin terdistribusi ke puskesmas sesuai
standar 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase vaksin yang tersimpan sesuai standar
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pemenuhan kebutuhan bahan habis pakai
sesuai perencanaan 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase bakan habis pakai terdistribusi ke
puskesmas sesuai jadwal 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase bahan habis pakai yang tersimpan sesuai
standar 100% 100% 100% 100% 100%
1 Pengadaan Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Jumlah Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang diadakan 3005 3035 3065 3095 3125
Jumlah alat kesehatan yang dikalibrasi
728 735 742 749 756
Jumlah alat kalibrator yang diadakan
3 3 3 3 3
Jumlah alat kesehatan dan alat penunjang medik di
fasyankes yang dipelihara27 fasyankes 27 fasyankes 27 fasyankes 27 fasyankes 27 fasyankes
Jumlah alat kesehatan yang dikalibrasi
728 735 742 749 756
1 Pengadaan Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
diadakan
2 Pemeliharaan Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah Sarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
dipelihara
3 Pengadaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diadakan
4 Pemeliharaan Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan Jumlah Prasarana dan Pendukung Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang dipelihara
5 Pembangunan Puskesmas Jumlah Puskesmas yang dibangun 4 2 7 7 7
6 Pengembangan Puskesmas Jumlah Puskesmas yang dikembangkan
7 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Puskesmas Jumlah Puskesmas yang direhabilitasi dan dipelihara 2 12
8 Pembangunan Fasilitas Kesehatan Lainnya Jumlah Fasilitas Kesehatan Lainnya yang dibangun
1. Persentase Keluarga
Sehat (KS)
2. Rata - rata nilai Survey
Kepuasan Masyarakat
(SKM) Puskesmas
Sasaran Strategis :
Meningkatnya pelayanan
kesehatan dan
kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat
MATRIKS RENSTRA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2021 - 2025
SUB KEGIATAN
1. SARANA & PRASARANA
PEMENUHAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN
DAN UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
PEMENUHAN UPAYA
KESEHATAN
PERORANGAN DAN
UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
Rasio Puskesmas
terhadap Jumlah
Penduduk
1. Penyediaan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan untuk
UKM dan UKP Kewenangan
Daerah Kabupaten/Kota
Pemeliharaan Rutin dan Berkala Alat Kesehatan/Alat Penunjang Medik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Rasio tempat tidur rumah sakit
Terhadap jumlah penduduk
2. Persentase kebutuhan obat
terpenuhi 3 .
Persentase Pemenuhan alat
kesehatan sesuai standar
1 Pengadaan Obat, Vaksin
2 Pengadaan Bahan Habis Pakai
2 Pengadaan dan Pemeliharaan Alat Kalibrasi
3
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
9 Pengembangan Fasilitas Kesehatan Lainnya Jumlah Fasilitas Kesehatan Lainnya yang
dikembangkan
10 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Lainnya Jumlah Fasilitas Kesehatan Lainnya yang direhabilitasi
dan dipelihara
1 Pengelolaan Data dan Informasi Kesehatan Jumlah Data dan Informasi Kesehatan yang dikelola
2 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Jumlah Sistem Informasi Kesehatan yang dikelola
4 4 4 4 4
3 Pengadaan Alat/Perangkat Sistem Informasi Kesehatan dan Jaringan
Internet
Jumlah Alat/Perangkat Sistem Informasi Kesehatan
dan Jaringan Internet yang diadakan
Jumlah penemuan pneumonia pada balita 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah penemuan Diare pada Balita 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah Balita diare yang diberi oralit 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Balita diare yang diberi zinc 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah layanan rehidrasi oral aktif (LROA) 100% 100% 100% 100% 100%
IR DBD < 49 /100.000
penduduk
< 49 /100.000
penduduk
< 45 /100.000
penduduk
< 40 /100.000
penduduk
< 40 /100.000
penduduk
CFR DBD < 1 % < 1 % < 1 % < 1 % < 1 %
Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) ≥ 95 % ≥ 95 % ≥ 95 % ≥ 95 % ≥ 95 %
Jumlah penderita TB tertangani sesuai standar 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase kegiatan PE kasus DBD 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase kegiatan Satu Rumah Satu Jumantik (1 R 1
J ) Desa/Kelurahan20% 20% 20% 20% 20%
Jumlah Ibu hamil mendapatkan skrening hepatitis 80% 80% 80% 80% 80%
Jumlah populasi beresiko terinfeksi hepatitis
mendapatkan skrening80% 80% 80% 80% 80%
Jumlah Balita dan anak sekolah yang mendapatkan
albendazol≥ 75 % ≥ 75 % ≥ 75 % ≥ 75 % ≥ 75 %
Persentase RFT Penderita Kusta ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
2. Penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan secara
Terintegrasi
Persentase Sistem Informasi
Kesehatan yang terselenggara
secara Terintegrasi
2. BIDANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
Persentase penderita
Tuberkulosis yang
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
Penyediaan Layanan
Kesehatan untuk UKM dan
UKP Rujukan Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
1. Persentase orang terduga TBC
yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar 2.
Persentase orang dengan risiko
terinfeksi HIV yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar pada
tahun N
1 Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Persentase pemeriksaan kontak dari kasus kusta baru 80% 80% 80% 80% 80%
Persentase kasus kusta yang dilakukan PFS secara
rutin90% 90% 90% 90% 90%
Persentase penderita baru pasca pengobatan dengan
score kecacatannya tidak bertambah atau tetap97% 97% 97% 97% 97%
Persentase kasus defaulter kusta < 5 % < 5 % < 5 % < 5 % < 5 %
Jumlah kasus malaria yang dilakukan PE dan diobati
sesuai standar100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah orang terduga TBC yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar
26623 26623 27432 27432 27432
Persentase CDR TB 87% 89% 89% 89% 89%
Persentase Angka keberhasilan pengobatan TB ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 % ≥ 90 %
Persentase penemuan suspect penderita TB 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pasien pengobatan ulang yang diperiksa
TCM
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pasien TB yang mengetahui status HIV 80% 80% 80% 80% 80%
3 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tahun N
44,76% 90% 90% 90% 90%
4 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk pada Kondisi Kejadian
Luar Biasa (KLB)
Jumlah orang yang terdampak dan berisiko pada
situasi KLB yang mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar pada tahun N 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase jamaah haji yang mendapatkan pelayanan
kesehatan terstandar100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah kasus dilakukan surveilance 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah kasus dilakukan analisa 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah kasus di intervensi 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah kasus di desiminasi 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah kasus diobservasi 90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah kasus yang dilakukan verivikasi data 95% 95% 95% 95% 95%
Jumlah kasus yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi95% 95% 95% 95% 95%
Jumlah kasus yang dikonfirmasi laboratorium 80% 80% 80% 80% 80%
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
5 Pengelolaan Surveilans Kesehatan
6 Pelaksanaan Kewaspadaan Dini dan Respon Wabah
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah kasus yang dilakukan penanggulangan sesuai
dengan kondisi80% 80% 80% 80% 80%
7 Pengelolaan Penelitian Kesehatan Jumlah penelitian kesehatan yang dikelola
75% 75% 75% 75% 75%
Jumlah spesimen kasus penyakit potensi wabah yang
diambil spesimen90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah spesimen kasus penyakit potensi wabah yang
dikirim ke BBLK90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah spesimen kasus penyakit potensi wabah yang
positif yang diintervensi90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah Desa ODF 150 desa 200 desa 250 desa 2300 desa 353 desa
Jumlah fasyankes yang pengelolaan limbah medisnya
sesuai standart100% 100% 100% 100% 100%
Prosentase pasar yang memenuhi syarat kesehatan
(pasar sehat)30% 30% 40% 50% 60%
Jumlah sarana kualitas air minum sesuai standart 85% layak 85% layak 85% layak 85% layak 85% layak
Jumlah TFU (Tempat Fasilitas Umum) yang memenuhi
syarat kesehatan60% 65% 70% 75% 85%
Jumlah Pos UKK aktif dengan kriteria madya,
purnama, mandiri10 pos UKK 12 pos UKK 18 pos UKK 26 pos UKK 35 pos UKK
Jumlah pembinaan K3 di Puskesmas 10 Puskesmas 10 Puskesmas 15 Puskesmas 20 Puskesmas 26 Puskesmas
Prosentase Jamaah Haji mendapat pembinaan dan
pemeriksaan kebugaran85% 85% 85% 85% 85%
Prosentase anak sekolah SD kelas 4,5,6 mendapat
pembinaan dan pemeriksaan kebugaran35% 35% 35% 35% 35%
3 Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Jumlah forum kabupaten kota sehat di tingkat desa
yang terbentuk 60% desa (212
desa)
60% desa (212
desa)
70 % desa (247
desa)
80 % desa (282
desa)
80 % desa (282
desa)
Jumlah pembinaan pelayanan hipertensi sesuai
standar terhadap petugas PTM
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Jumlah kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan
hipertensi sesuai standar di fasilitas pelayanan
kesehatan
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
hipertensi usia ≥
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
hipertensi usia ≥
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
hipertensi usia ≥
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
hipertensi usia ≥
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
hipertensi usia ≥
Persentase Desa ODF Prosentase TFU (Tempat Fasilitas
Umum) yang memenuhi syarat
kesehatan
1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olahraga
8 Pengambilan dan Pengiriman Spesimen Penyakit Potensial KLB ke
Laboratorium Rujukan/NasionalPengambilan dan Pengiriman Spesimen
Penyakit Potensial KLB ke Laboratorium Rujukan/Nasional
Persentase penderita
Diabetes Melitus yang
mendapatkan
pelayanan kesehatan
sesuai standar
1.Persentase penderita hipertensi
yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
2. Persentase penderita diabetes
melitus yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai
standar 3. Persentase
ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar 4. Persentase penyehat
tradisional yang memiliki STPT
(Surat Terdaftar Pengobat
Tradisional)
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi1
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah pelayanan terpadu (Pandu) PTM 26 Puskesmas 26 Puskesmas 27 Puskesmas 27 Puskesmas 27 Puskesmas
Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan
POSBINDU PTM
353
Desa/Kelurahan
353
Desa/Kelurahan
353
Desa/Kelurahan
353
Desa/Kelurahan
353
Desa/Kelurahan
Jumlah populasi usia ≥ 15 tahun yang dilakukan deteksi dini faktor risiko PTM
80% 80% 80% 80% 80%
Jumlah pembinaan pelayanan diabetes melitus
terhadap petugas PTM
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Jumlah kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan
diabetes melitus sesuai standar di fasilitas pelayanan
kesehatan
Layanan 26
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Layanan 27
Puskesmas dan
jaringannya
Jumlah penderita diabetes melitus yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
Diabetes Melitus
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
Diabetes Melitus
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
Diabetes Melitus
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
Diabetes Melitus
Jumlah estimasi
(angka
prevalensi)
penderita
Diabetes Melitus
Persentase obesitas pada penduduk usia ≥18 tahun 80% 80% 80% 80% 80%
Jumlah orang yang dilakukan skrining Napza dengan
menggunakan Assist di Fasyankes & sekolah100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
Persentase sekolah yang menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)1 media 1 media 1 media 1 media 1 media
Jumlah ODGJ berat yang ditemukan 0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2021 (4411)
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2022
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2023
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2024
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2025
Jumlah penderita ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
85 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
90 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
95 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
100 % dari
jumlah Estimasi
ODGJ yang
ditemukan
100 % dari
jumlah Estimasi
ODGJ yang
ditemukan
Jumlah ODMK yang ditemukan (5.8% x proyeksi
penduduk tahun
2021) x 70%
(5.8% x proyeksi
penduduk tahun
2022) x 70%
(5.8% x proyeksi
penduduk tahun
2023) x 70%
(5.8% x proyeksi
penduduk tahun
2024) x 70%
(5.8% x proyeksi
penduduk tahun
2025) x 70%
Jumlah Orang dengan Masalah Kesehatan Jiwa
(ODMK) yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
2 % dari jumlah
Estimasi ODMK
yang ditemukan
3 % dari jumlah
Estimasi ODMK
yang ditemukan
4 % dari jumlah
Estimasi ODMK
yang ditemukan
5 % dari jumlah
Estimasi ODMK
yang ditemukan
6 % dari jumlah
Estimasi ODMK
yang ditemukan
Jumlah pasien penyalahguna Napza yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
100% dari
jumlah pasien
yang datang di
poli napza
Jumlah penyuluhan tentang Napza 2 x / tahun 2 x / tahun 2 x / tahun 2 x / tahun 2 x / tahun
Jumlah ODGJ berat yang ditemukan
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2021
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2022
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2023
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2024
0.19% x proyeksi
penduduk tahun
2025
Jumlah penderita ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar
85 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
90 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
95 % dari jumlah
Estimasi ODGJ
yang ditemukan
100 % dari
jumlah Estimasi
ODGJ yang
ditemukan
100 % dari
jumlah Estimasi
ODGJ yang
ditemukan
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
3 Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA di Fasyankes dan Sekolah
4
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Masalah Kesehatan Jiwa
(ODMK)
5
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA6
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Persentase PAUD dan TK yang mendapatkan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
50 % dari total
PAUD & TK
50 % dari total
PAUD & TK
50 % dari total
PAUD & TK
50 % dari total
PAUD & TK
50 % dari total
PAUD & TK
Persentase kunjungan ke posyandu terkait penyuluhan
gigi dan mulut
30 % dari total
jumlah
Posyandu
30 % dari total
jumlah
Posyandu
30 % dari total
jumlah
Posyandu
30 % dari total
jumlah
Posyandu
30 % dari total
jumlah
Posyandu
Rasio gigi tetap yang ditambal terhadap gigi tetap
yang dicabut> 1 > 1 > 1 > 1 > 1
Persentase sekolah yang menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)65% 65% 65% 65% 65%
Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun
9,1 % dari
prevalensi
merokok
penduduk usia
10-18 tahun
9,1 % dari
prevalensi
merokok
penduduk usia
10-18 tahun
9,1 % dari
prevalensi
merokok
penduduk usia
10-18 tahun
9,1 % dari
prevalensi
merokok
penduduk usia
10-18 tahun
9,1 % dari
prevalensi
merokok
penduduk usia
10-18 tahun
Jumlah penduduk yang di deteksi dini gangguan
indera40% 40% 40% 40% 40%
Jumlah penemuan kasus refraksi 40% 40% 40% 40% 40%
Jumlah penemuan kasus katarak 40% 40% 40% 40% 40%
Jumlah penemuan kasus penyakit telinga 40% 40% 40% 40% 40%
Jumlah penemuan dan ditangani kasus serumen 40% 40% 40% 40% 40%
Jumlah Panti Sehat Berkelompok yang Berizin
6 6 6 8 10
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional
Berizin2 2 3 4 5
Jumlah Akupuntur melakukan Pelayanan Kesehatan
(Tradisional Lainnya) yang dibina2 2 6 6 6
Jumlah Griya Sehat yang melakukan Pelayanan
Kesehatan yang dibina1 1 1 2 2
Jumlah Puskesmas yang melakukan Pelayanan
Kesehatan (Tradisional Lainnya) Dalam Gedung2 2 15 20 26
Jumlah Penyehat Tradisional dibina
250 250 300 350 400
Jumlah Penyehat Tradisional difasilitasi dalam rangka
mendapatkan STPT50 50 75 75 75
Jumlah Kelompok Asman (Asuhan Mandiri) yang
dibentuk 50 50 50 75 75
Jumlah Puskesmas kesehatan yang re-akreditasi
24 26 27 27 31
7 Pengelolaan Upaya Kesehatan Khusus
8 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Akupuntur, Asuhan Mandiri
dan Tradisional Lainnya
3. BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT
1. AKI 2.
AKB
1. Presentase Puskesmas yang
memiliki akreditasi minimal madya
2. Presentase fasilitas kesehatan
primer swasta yang memiliki
akreditasi minimal dasar
1 Pelaksanaan Akreditasi Fasilitas Kesehatan di Kabupaten/Kota
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah Fasilitas Kesehatan yang dimonev pasca
akreditasi26 26 26 27 31
Jumlah sosialisasi dalam upaya pengurangan risiko
krisis kesehatan dan pasca krisis kesehatan yang
dilaksanakan
6 6 6 6 6
Persentase Faskes yang memiliki kesiapan
pengurangan resiko krisis kesehatan dan pasca krisis
kesehatan
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Jumlah Dokumen upaya pengurangan resiko krisis
kesehatan dan pasca krisis kesehatan
7 7 7 7 7
3 Penyediaan dan Pengelolaan Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Persentase laporan kejadian gawat darurat yang
membutuhkan pertolongan gadar pra fasilitas
pelayanan persekatan mendapatkan layanan sesuai
standar
90% 90% 90% 90% 90%
Jumlah klinik dan lab klinik yang diberikan
rekomendasi teknis ijin operasional50 50 50 50 50
Jumlah Puskesmas dan klinik yang difasilitasi untuk
registrasi200 200 15 5 5
Jumlah sarana fasilitas pelayanan kesehatan yang
dilakukan pemeliharaan0 0 0 0 0
Persentase Pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan
0 0 0 0 0
Prosentase penduduk yang mendapatkan Jaminan
Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah penduduk yang dibayarkan jaminan
kesehatannya oleh pemerintah
100% 100% 100% 100% 100%
6 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana
Persentase penduduk terdampak krisis kesehatan
akibat bencana dan/atau berpotensi bencana yang
mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun N 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan yang dibina 29 29 29 29 29
Jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan yang di monev 29 29 29 29 29
Jumlah workshop kesehatan rujukan terstandar yang
diselenggarakan1 1 1 1 1
8 Peningkatan Tata Kelola Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Jumlah dokumen tata kelola pelayanan kesehatan
primer dan rujukan yang disusun5 5 5 5 5
Jumlah workshop terstandar yang diselenggarakan
4 4 4 4 4
2 Pengelolaan Upaya Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan dan Pasca Krisis
Kesehatan
5 Pengelolaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Operasional Pelayanan Fasilitas Kesehatan Lainnya4
Penerbitan Izin Rumah Sakit
Kelas C dan D serta Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat
Daerah Kabupaten/Kota
1. Persentase fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan kelas C dan D
memiliki izin operasional
2. Persentase fasilitas pelayanan
kesehatan primer memiliki izin
operasional
7 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan
Perizinan Rumah Sakit Kelas C, D dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Lainnya
9 Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Kesehatan
akreditasi minimal dasar
3.Presentase penduduk yang
mendapatkan Jaminan Kesehatan
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah Fasilitas Kesehatan Primer yang dibina 238 238 217 217 220
Jumlah Fasilitas Kesehatan Primer yang di monev 238 238 217 217 220
Jumlah individu dari keluarga rawan yang mendapat
keperawatan kesehatan masyarakat (home care)21000 21000 21000 21000 21000
10 Penyiapan Perumusan dan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Jumlah dokumen kebijakan pelayanan kesehatan
rujukan yang disusun
5 5 5 5 5
Jumlah Ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
Jumlah Ibu Hamil komplikasi mendapatkan
pemeriksaan kesehatan rujukan
Jumlah desa/kelurahan dengan kelas ibu hamil yang
aktif
Jumlah Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) yang tersedia
Jumlah ibu hamil / ibu nifas yang memanfaatkan
rumah tunggu
Jumlah Ibu hamil yang diinput ke software sicantik
bumil
Jumlah ibu hamil/bayi baru lahir yang mendapatkan
buku KIA
Jumlah ibu bersalin mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar
Jumlah Ibu bersalin risti yang dirujuk dan
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di
fasyankes primer
Jumlah ibu nifas mendapat pelayanan kesehatan
sesuai standar
Jumlah ibu nifas risti yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar
Jumlah kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang
dilaksanakan
Jumlah bayi baru lahir yang mendapat pelayanan
sesuai standar
Penyediaan Layanan
Kesehatan untuk UKM dan
UKP Rujukan Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
1. Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar 2.
Persentase ibu bersalin yang
mendapatkan pelayanan persalinan
sesuai standar di fasilitas pelayanan
kesehatan 3.
Persentase bayi baru lahir yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir sesuai standar
4. Persentase balita yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 5.
Persentase anak usia pendidikan
dasar yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar 6.
Persentase penduduk usia
produktif yang mendapat
pelayanan skrining kesehatan
sesuai standar 7.
Persentase penduduk usia lanjut
yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar
1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
2 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
3 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah bayu baru lahir yang dipantau melalui
pendekatan MTBM
Jumlah bayi baru lahir (neonatal) risti yang
mendapatkan rujukan kasus neonatal komplikasi
Persentase balita yang mendapatkan pelayanan
sesuai dengan standar
Jumlah anak balita sehat yang di screening tumbuh
kembang
Jumlah balita sakit yang mendapatkan pelayanan
kesehatan di MTBS
Jumlah anak pra sekolah (60-7 bulan) yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
(screening perkembangan dan DDTK)
Jumlah anak prasekolah risti yang dirujuk ke
fasyankes lanjutan
Persentase anak usia pendidikan dasar yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
(penjaringan/ skrinning kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan berkala)
Jumlah anak usia pendidikan dasar diluar satuan
pendidikan dasar (pondok pesantren, panti, LKSA,
lapas/LPKA/Posyandu remaja) yang discreening/
penjaringan kesehatannya
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang risti dan
dirujuk ke fasyankes
Jumlah posyandu remaja yang ada di desa
Persentase puskesmas dengan PKPR
Jumlah anak remaja risti yang dirujuk ke fasyankes
Jumlah remaja yang mendapat konseling kesehatan
reproduksi
Jumlah Catin yang dilakukan screening dan
pemberian imuniasai TT (P2PM SURVIM)
Jumlah catin risti yang discreening dan dirujuk ke
fasyankes lanjutan
Jumlah catin yang mendapatkan konseling kesehatan
reproduksi
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Balita
5 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
6 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
4
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah catin yang mendapatkan edukasi mengenai
persiapan gizi seimbang untuk kehamilan mulai dari
catin hingga ibu hamil
Jumlah Peserta KB aktif
Jumlah Peserta KB dengan komplikasi dan efek
samping yang ditangani
Jumlah perempuan usia 30-50 tahun dilakukan
deteksi dini penyakit kanker payudara dan serviks di
FKTP (deteksi dini SADANIS dan Tes IVA)
Jumlah usia lanjut > 60 tahun yang mendapatkan
screening pelayanan kesehatan/ pemeriksaan
kesehatan (P3G) meliputi pemeriksaan status mental,
kognitif, dan tingkat kemandirian pada usia lanjut
Jumlah usia lanjut yang sehat
Jumlah bumil anemi yang diperiksa dan ditangani
Jumlah remaja putri yang mendapat TTD
Jumlah anak sekolah yang mendapatkan PMT
pemulihan
Jumlah Ibu hamil/ BUFASyang mendapatkan PMT
pemulihan
Jumlah Usia lanjut yang mendapatkan PMT pemulihan
Jumlah RT yang mengonsumsi garam beryodium
Prosentasi keberhasilan penimbangan (N/D) di
posyandu
Persentase partisipasi masyarakat (D/S) kehadiran di
posyandu
Jumlah balita gizi buruk yang dilacak dan
mendapatkan PMT
Jumlah baduta yang mendapatkan MPASI lokal
Jumlah balita yang dilakukan penimbangan serentak di
posyandu pada bulan Februari dan Agustus
7 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
1. Persentase balita stunting yang
ditangani (TB/U atau PB/U)
1 Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah balita stunting yang ditangani (TB/U atau
PB/U)
Jumlah partisipasi masyarakat (D/S) kehadiran di
posyandu
Jumlah keberhasilan penimbangan (N/D) di posyandu
Jumlah kasus gizi kurang (BGM Gakin) yang tertangani
Jumlah paket gizi mikro untuk baduta stunting/BGM
(800 anak x 2 paket)
Jumlah paket PMT bagi Baduta/Balita dengan status
KLB Gizi Buruk BB/PB atau BB/TB dengan Z-Score < -3
SD) 100% kasus KLB 0,1% balita di Timbang = 50 kasus
x 90 HMAx 1 pt tahap Rehabilitasi
Jumlah paket PMT bagi Baduta/Balita dengan status
KLB Gizi Buruk BB/PB atau BB/TB dengan Z-Score < -3
SD) 100% kasus KLB 0,1% balita di Timbang = 50 kasus
x 90 HMAx 1 pt tahap stabilisasi & Transisi
Jumlah paket PMT bagi Baduta/Balita dengan status
Pendek/stunting (PB/U atau TB/U Z-Score < -2 SD)
Gakin 100% (dari 37% = 3450 anak x 90 HM x 1 pt
Jumlah paket untuk pemberian PMT Pemulihan bagi
Ibu Hamil/ibu nifas KEK Gakin 207 x 90 HM x 1 pt
Jumlah paket untuk pemberian PMT Pemulihan balita
Gizi Kurang Anak Sekolah 940 anak x 90 HM x 1 pt
Jumlah paket untuk pemberian PMT Pemulihan balita
Gizi Kurang pada Baduta, Balita BGM 267 anak x 90
HM x 1 pt
Jumlah program edukasi / demonstrasi pada ibu
baduta terkait pemberian MPASI sesuai tumbuh
kembangnya 100% posyandu
Presentase ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 90
tablet
Persentase balita kurus (BB/PB atau BB/TB)
Persentase balita stunting (TB/U atau PB/U)
1 Pengendalian Perizinan Praktik Tenaga Kesehatan Jumlah Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan yang
diterbitkan sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku.
1.500 nakes 1.750 nakes 2.000 nakes 2.250 nakes 2.500 nakes
Jumlah Tenaga Kesehatan yang memiliki izin praktik 1.501 nakes 1.751 nakes 2.001 nakes 2.251 nakes 2.501 nakes
4. BIDANG PEMBERDAYAAN
DAN PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER DAYA
KESEHATAN
PROGRAM
PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER
DAYA MANUSIA
KESEHATAN
Rasio Dokter dibanding
Jumlah Penduduk
Pemberian Izin Praktik Tenaga
Kesehatan Di Wilayah
Kabupaten/Kota
Persentase Tenaga Kesehatan yang
memiliki izin praktik
2 Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan serta Tindak Lanjut
Perizinan Praktik Tenaga Kesehatan
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Jumlah pembinaan dan pengawasan perizinan tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah tenaga kesehatan mengikuti pelatihan 150 nakes 175 nakes 200 nakes 225 nakes 250 nakes
Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti kegiatan
bimbingan teknis 100 nakes 125 nakes 150 nakes 175 nakes 200 nakes
Jumlah jenis kegiatan pelatihan SDMKes yang
dilaksanakan6 kegiatan 7 kegiatan 8 kegiatan 9 kegiatan 10 kegiatan
Jumlah Sistem SDM Kesehatan yang dikelola 4 sistem 5 sistem 5 sistem 5 sistem 5 sistem
Jumlah dokumen Perencanaan dan Distribusi serta
Pemerataan
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang disusun
31 dokumen 34 dokumen 41 dokumen 48 dokumen 67 dokumen
Jumlah kebutuhan SDM Kesehatan yang dipenuhi
sesuai standart
31 faskes 34 faskes 41 faskes 48 faskes 56 faskes
Jumlah kegiatan rekruitmen yang dilaksanakan 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
6 Pembinaan dan Pengawasan Sumber Daya Manusia Kesehatan Jumlah Pembinaan dan Pengawasan Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang dilaksanakan
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah notifikasi pemenuhan komitmen sarana
kefarmasian
Jumlah kegiatan pendampingan dalam memfasilitasi
pemenuhan komitmen izin toko alat kesehatan dan
optikal
Jumlah sarana apotek yang lakukan pengendalian dan
pengawasan
Jumlah sarana toko obat yang dilakukan pengendalian
dan pengawasan
Jumlah sarana UMOT yang dilakukan pengendalian
dan pengawasan
Jumlah rekomendasi perizinan sarana kefarmasian
yang dikeluarkan
Jumlah rekomendasi perizinan toko alat kesehatan
dan optikal
4 Pengendalian dan Pengawasan serta tindak lanjut Pengawasan Sertifikat
Produksi Alat Kesehatan Kelas 1 Tertentu dan PKRT Kelas 1 Tertentu
Perusahaan Rumah Tangga
Jumlah pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
pada Sertifikat Produksi Alat Kesehatan kelas 1
tertentu
5 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kelas 1 Tertentu Perusahaan Rumah
Tangga
Jumlah pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
pada sarana PKRT kelas 1 tertentu
Penerbitan Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga
dan Nomor P-IRT sebagai Izin
Produksi, untuk Produk
Makanan Minuman Tertentu
yang dapat Diproduksi oleh
Industri Rumah Tangga
Persentase Sarana Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga dan Nomor
P-IRT sebagai Izin Produksi, untuk
Produk Makanan Minuman
Tertentu yang dapat Diproduksi
oleh Industri Rumah Tangga yang
bersertifikat
6 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dan Nomor P-IRT Sebagai Izin
Produksi, untuk Produk Makanan Minuman Tertentu yang dapat
Diproduksi oleh Industri
Rumah Tangga
Jumlah sarana IRT-P yang dilakukan pengendalian
dan pengawasan
PROGRAM SEDIAAN
FARMASI, ALAT
KESEHATAN DAN
MAKANAN MINUMAN
Persentase sarana
pelayanan kesehatan
yang berijin
Pemberian Izin Apotek, Toko
Obat, Toko Alat Kesehatan dan
Optikal, Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT)
Persentase Apotek, Toko Obat,
Toko Alat Kesehatan dan Optikal,
Usaha Mikro Obat Tradisional
(UMOT) yang memiliki
izin/tersertifikasi
1 Penyediaan dan Pengelolaan Data Perizinan dan Tindak Lanjut Pengawasan
Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, Usaha Mikro
Obat Tradisional (UMOT)
Perencanaan Kebutuhan dan
Pendayagunaan Sumberdaya
Manusia Kesehatan untuk UKP
dan UKM Manusia di Wilayah
Kabupaten/Kota
Pengembangan Mutu dan
Peningkatan Kompetensi
Teknis Sumber Daya Manusia
Kesehatan Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Persentase SDM Kesehatan yang
mendapatkan Pengembangan Mutu
dan Peningkatan Kompetensi
Teknis
3 Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis Sumber Daya
Manusia
Kesehatan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Pemberian Sertifikat Produksi
untuk Sarana Produksi Alat
Kesehatan Kelas 1 tertentu
dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga Kelas 1
Tertentu Perusahaan Rumah
Tangga
Jumlah izin edar yang dikeluarkan
untuk perusahaan perbekalan
kesehatan rumah tangga Alkes /
PKRT kelas tertentu
Persentase Fasyankes yang
tercukupi Kebutuhan SDM
Kesehatan
4 Perencanaan dan Distribusi serta Pemerataan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
5 Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai Standar
2 Fasilitasi Pemenuhan Komitmen Izin Apotek, Toko Obat, Toko Alat
Kesehatan dan Optikal, Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
3 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan Perizinan
Apotek, Toko Obat, Toko Alat Kesehatan dan Optikal, Usaha Mikro Obat
Tradisional (UMOT)
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
Penerbitan Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
antara lain Jasa Boga, Rumah
Makan/Restoran dan Depot Air
Minum (DAM)
Persentase Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) antara lain Jasa
Boga, Rumah Makan/Restoran dan
Depot Air Minum (DAM) yang
memiliki Sertifikat Laik Higiene
Sanitasi
7 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan
Penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) antara lain Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran dan
Depot Air Minum (DAM)
Jumlah Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak
Lanjut Pengawasan Penerbitan Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) antara lain Jasa Boga, Rumah
Makan/Restoran dan Depot Air Minum (DAM)
50% 50% 50% 50% 50%
Penerbitan Stiker
Pembinaan pada Makanan
Jajanan dan Sentra Makanan
Jajanan
Persentase Makanan
Jajanan dan Sentra Makanan
Jajanan yang memiliki stiker
pembinaan
8 Pengendalian dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Penerbitan Stiker
Pembinaan pada Makanan Jajanan dan Sentra Makanan Jajanan
Jumlah Pengendalian dan Pengawasan serta
Tindak Lanjut Penerbitan Stiker Pembinaan pada
Makanan Jajanan dan Sentra Makanan Jajanan35% 35% 35% 35% 35%
9 Pemeriksaan Post Market pada Produk MakananMinuman Industri Rumah
Tangga yang Beredar dan Pengawasan serta Tindak Lanjut Pengawasan
Jumlah sarana distribusi produksi makanan yang
diperiksa
10 Penyediaan dan Pengelolaan Data Tindak Lanjut Pengawasan Perizinan
Industri Rumah Tangga
Jumlah sarana IRT-P yang dilakukan tindak lanjut
Jumlah regulasi/kebijakan kesehatan yang dihasilkan
6 regulasi 6 regulasi 6 regulasi 6 regulasi 6 regulasi
Jumlah Desa Siaga Aktif 98% 99% 99% 99% 99%
Prosentase Rumah Tangga Sehat (10 indikator) 63% 63% 64% 64% 64%
Prosentase Institusi Pendidikan Klasifikasi IV 72% 73% 74% 75% 75%
Prosentase Pesantren Klasifikasi IV 40% 45% 50% 55% 55%
Jumlah kegiatan Promosi Kesehatan dan Gerakan
Hidup Bersih dan Sehat yang dilaksanakan
100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah promosi kesehatan (online dan offline) sebagai
media penyebarluasan informasi kesehatan yang
dilaksanakan
Frekuensi kegiatan promosi kesehatan (online dan
offline) sebagai media penyebarluasan informasi
kesehatan yang dilaksanakan
Prosentase Posyandu PURI 75% 76% 76% 77% 77%
Prosentase Poskesdes Aktif Strata Madya, Purnama.
Mandiri
98% 98% 98% 98% 98%
01 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan KantorJumlah komponen listrik /penerangan yang tersedia
02 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor yang
tersedia
03 Penyediaan Peralatan Rumah TanggaJumlah peralatan rumah tangga yang tersedia
04 Penyediaan Bahan Logistik Kantor 1. Jumlah BBM yang disediakan
2. Jumlah logistik rumah tangga kantor yang tersedia
05 Penyediaan Barang Cetakan dan PenggandaanJumlah cetak dan penggandaan yang tersedia
06 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undanganJumlah buku bahan bacaan, peraturan perundang-
undangan dan koran yang tersedia
07 Penyediaan Bahan/Material Jumlah bahan/material yang tersedia
08 Fasilitasi Kunjungan Tamu a. Jumlah jamuan rapat/tamu yang disediakan
b. Jumlah kunjungan tamu yang difasilitasi
09 Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
SKPDa. Persentase surat perintah tugas yang ditindaklanjuti
b. Jumlah rapat koordinasi dan konsultasi yang
diselenggarakan
01 Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Barang
Milik Daerah SKPD
Jumlah Laporan RKBMD yang disusun
02 Pengamanan Barang Milik Daerah SKPD 1. Jumlah BMD SKPD yang telah teregistrasi
2. Jumlah BMD SKPD yang telah tersertifikasi
03 Koordinasi dan Penilaian Barang Milik Daerah SKPD Jumlah BMD SKPD yang dilakukan penilaian
04 Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian Barang Milik Daerah
pada SKPD
Jumlah pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
BMD SKPD yang dilakukan
05 Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Barang
Milik Daerah pada SKPD1. Jumlah rekonsiliasi BMD SKPD yang dilakukan
2. .Jumlah laporan BMD SKPD yang disusun
BAGIAN KESEKRETARIATAN Tingkat kepuasan
aparatur perangkat
daerah terhadap
pelayanan
kesekretariatan
PROGRAM
PENUNJANG URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Administrasi Umum Perangkat
Daerah
Nilai Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM)
Administrasi Barang Milik
Daerah pada Perangkat Daerah
1. Persentase BMD SKPD yang telah
teregistrasi
2. Persentase BMD SKPD yang telah
tersertifikasi
PROGRAM
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG
KESEHATAN
Jumlah regulasi/kebijakan
kesehatan yang dihasilkan
Advokasi, Pemberdayaan,
Kemitraan, Peningkatan Peran
serta Masyarakat dan Lintas
Sektor Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Pelaksanaan Sehat dalam
rangka Promotif Preventif
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
Jumlah rumah tangga sehat
berPHBS
Persentase Desa Siaga
Aktif Purnama Mandiri
Jumlah UKBM yang dikembangkan
Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan, Advokasi, Kemitraan dan
Pemberdayaan Masyaraka
Bimbingan Teknis dan Supervisi Pengembangan dan Pelaksanaan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Penyelenggaraan Promosi Kesehatan dan Gerakan Hidup Bersih dan Sehat
1
2
3
Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan Post Market
pada Produksi dan Produk
Makanan Minuman Industri
Rumah Tangga
Persentase Produk Makanan
Minuman Industri Rumah Tangga
yang diperiksa
Pengembangan dan
Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota
PK KEPALA DINASIndikator Kinerja Kepala
DinasBIDANG PROGRAM
Indikator Kinerja
BidangKEGIATAN Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Sub Kegiatan 2021 2022 2023 2024 2025SUB KEGIATAN
06 Penatausahaan Barang Milik Daerah pada SKPD Jumlah laporan BMD SKPD yang disusun tepat waktu
07 Pemanfaatan Barang Milik Daerah SKPD 1. Jumlah barang milik daerah dalam kondisi baik
2. Jumlah BMD SKPD yang dimanfaatkan
01 Pengadaan Kendaraan Perorangan Dinas atau
Kendaraan Dinas Jabatan Jumlah mobil jabatan yang diadakan
05 Pengadaan Mebel
Jumlah meubeleur yang diadakan
02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Rekening listrik, air, telepon dan internet yang
terbayar
Jumlah Pengelola Keuangan yang terbayar
Jumlah Tenaga Non ASN yang terbayar
Jumlah Tenaga Keamanan Kantor yang terbayar
Jumlah Tenaga Kebersihan yang terbayar
01 Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, dan Pajak Kendaraan
Perorangan Dinas atau Kendaraan Dinas Jabatan 1. Jumlah kendaraan jabatan yang dipelihara;
2. Jumlah bahan peralatan dan bahan pembersih
kendaraan yang tersedia
3. Jumlah STNK kendaraan dinas yang lunas pajaknya
02 Penyediaan Jasa Pemeliharaan, Biaya Pemeliharaan, Pajak dan Perizinan
Kendaraan Dinas Operasional atau Lapangan
1. Jumlah kendaraan dinas/operasional yang
dipelihara;
2. Jumlah bahan peralatan dan bahan pembersih
kendaraan yang tersedia
3. Jumlah STNK kendaraan dinas yang lunas pajaknya
05 Pemeliharaan Mebel Jumlah mebeleur yang dipelihara
06 Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya Jumlah peralatan dan mesin lainnya yang dipelihara
09 Pemeliharaan/Rehabilitasi Gedung Kantor dan
Bangunan Lainnya
Jumlah luas gedung/kantor/rumah dinas/jabatan yang
dipelihara/rehabilitasi 1
10 Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
Gedung Kantor atau Bangunan Lainnya Jumlah sarana dan prasarana gedung kantor atau
bangunan lainnya yang dipelihara/rehabilitasi 1
02 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut
Kelengkapannya Jumlah pakaian dinas harian (PDH) yang diadakan
03 Pendataan dan Pengolahan Administrasi
Kepegawaiana. Jumlah administrasi kepegawaian yang disusun
b. Jumlah administrasi kepegawaian yang diolah
05 Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja PegawaiJumlah monitoring, evaluasi, dan penilaian kinerja
pegawai Perangkat Daerah yang dilakukan
10 Sosialisasi Peraturan Perundang-UndanganJumlah ASN yang mengikuti sosialisasi peraturan
perundang-undangan
11 Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-UndanganJumlah ASN yang mengikuti bimbingan teknis
implementasi peraturan perundang-undangan
1 Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah Jumlah dokumen perencanaan PD yang disusun tepat
waktu 13 dokumen 13 dokumen 13 dokumen 13 dokumen 13 dokumen
2 Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah Jumlah dokumen monev PD yang tersusun
6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen
01 Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASNJumlah ASN yang mendapatkan gaji dan tunjangan
02 Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Akhir Tahun SKPDJumlah laporan Keuangan Akhir Tahun yang tersusun 7 laporan 7 laporan 7 laporan 7 laporan
03 Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
Jumlah laporan Keuangan Bulanan/Semesteran PD
yang tersusun36 laporan 36 laporan 36 laporan 36 laporan
Perencanaan, Penganggaran,
dan Evaluasi Kinerja Perangkat
Daerah
1. Jumlah tahapan perencanaan
yang dilaksanakan
2. Jumlah rekomendasi hasil
evaluasi kinerja yang ditindaklanjuti
04 Penyediaan Pelayanan Jasa Umum Kantor
Persentase terpenuhinya jasa
penunjang perkantoran
Penyediaan Jasa Penunjang
Urusan Pemerintahan Daerah
Administrasi Keuangan
Perangkat Daerah
Persentase realisasi anggaran PD
Pemeliharaan Barang Milik
Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan Daerah
Jumlah barang milik daerah
penunjang urusan pemerintahan
daerah yang dilakukan
pemeliharaan
Administrasi Kepegawaian
Perangkat Daerah
1. Persentase ASN yang disiplin
2. Persentase ASN yang mengikuti
pelatihan yang bersertifikat
Pengadaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah
Jumlah dan Jenis BMD yang
diadakan