41
BAB I STATUS PASIEN NEUROLOGI A. IDENTITAS Nama / Umur : Tn. RD (28 tahun) Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Depok, Jawa Barat Agama : Islam Status pernikahan : Menikah Suku bangsa : Jawa No. CM : 311294 B. ANAMNESA Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 2 April 2015 KELUHAN UTAMA Nyeri Pinggang kiri sejak 7 bulan yang lalu KELUHAN TAMBAHAN Nyeri paha kiri bagian belakang RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Nyeri pinggang kiri dirasakan sudah 7 bulan yg lalu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Nyeri menjalar sampai ke paha kiri bagian belakang dan hilang timbul. Nyeri dirasakan 1

Presus Saraf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SARSF

Citation preview

Page 1: Presus Saraf

BAB I

STATUS PASIEN NEUROLOGI

A. IDENTITAS

Nama / Umur : Tn. RD (28 tahun)

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Depok, Jawa Barat

Agama : Islam

Status pernikahan : Menikah

Suku bangsa : Jawa

No. CM : 311294

B. ANAMNESA

Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 2 April 2015

KELUHAN UTAMA

Nyeri Pinggang kiri sejak 7 bulan yang lalu

KELUHAN TAMBAHAN

Nyeri paha kiri bagian belakang

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Nyeri pinggang kiri dirasakan sudah 7 bulan yg lalu sebelum masuk rumah sakit

(SMRS). Nyeri menjalar sampai ke paha kiri bagian belakang dan hilang timbul. Nyeri

dirasakan muncul jika berdiri lama. Nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum. 4 bulan

SMRS, pasien mengeluhkan nyeri pinggang yang tak tertahankan hingga pasien sulit

bangun dari tempat tidur dan jika berjalan semakin nyeri. Ketika pasien batuk, bersin dan

mengejan, pasien merasakan nyeri. Pasien memberikan nilai nyeri 8. Nyeri dirasakan

setelah bangun tidur secara tiba-tiba. Sebelumnya pasien bermain futsal, tidak pernah

jatuh. 2 hari sebelum main futsal pasien menendang sofa tetapi menggunakan kaki kanan.

Nyeri sampai membuat pasien mengeluarkan keringat menahan sakit, tidak kuat berdiri

1

Page 2: Presus Saraf

dan berjalan. Pasien mengaku jika kambuh semakin nyeri sampai terbangun pada malam

hari karena nyeri muncul kembali. Keluhan nyeri berkurang ketika pasien tidur

tengkurap. Belum pernah ada riwayat jatuh sebelumnya. Pasien memiliki hobi bermain

futsal. Riwayat trauma disangkal. Pasien tidak mengangkat benda berat sebelumnya.

Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan semakin memberat, pasien tidak

bisa jongkok sama sekali, sehingga pasien BAB menggunakan WC duduk. Nafsu makan

pasien tidak berkurang, gejala tidak didahului dengan demam, mual, muntah, batuk,

kelemahan anggota gerak serta baal. Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK.

Pasien adalah seorang wiraswasta dibidang printing kaos. Pasien mengaku

sering berdiri lama dengan intensitas yang tinggi.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat jatuh pada daerah pinggang disangkal

Riwayat nyeri kepala disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat stroke disangkal

Riwayat sakit jantung disangkal

Riwayat kejang disangkal

Riwayat stress emosi disangkal

Riwayat keganasan atau tumor disangkal

Riwayat batuk lama disangkal

Riwayat merokok +

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Disangkal adanya sakit yang serupa

RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN

Tidak ada kelainan

C. PEMERIKSAAN STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Gizi : overweight (BMI 26.3)

2

Page 3: Presus Saraf

Tanda vital

TD. Kanan : 130/70 mmHg

TD. Kiri : 130/70 mmHg

Nadi kanan : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual

Nadi kiri : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual

Pernafasan : 20 x/menit teratur, abdominothorakal.

Suhu : 36.9 ˚C per axilla.

Kepala : Normocephal ; Konjungtiva anemis - / - ; Sklera

ikterik - / -

Limfonodi : Tidak teraba pembesaran

Thoraks : Hemitoraks kanan dan kiri simetris saat statis

dan dinamis

o Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)

o Paru : Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : supel, BU(+) normal, nyeri tekan (-)

o Hepar : Tidak teraba pembesaran

o Lien : Tidak teraba pembesaran

Ekstremitas : Akral hangat, sianosis -/-, oedem -/-, capillary

refill < 2 detik

STATUS PSIKIATRIS

Tingkah laku : normal

Perasaan hati : Euthym

Orientasi : Baik

Jalan fikiran : koheren

Daya ingat : Baik

STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran : Compos mentis, GCS : 15 ( E4M6V5)

Sikap tubuh : Lurus dan simetris

Cara berjalan : normal

3

Page 4: Presus Saraf

Gerakan abnormal: Tidak ada

Kepala

Bentuk : Normocephal

Simetris : Simetris

Pulsasi : Teraba

Nyeri tekan : -

Leher

Sikap : Normal

Gerakan : Bebas

Vertebra : Normal

Nyeri tekan : Tidak ada

GEJALA RANGSANG MENINGEAL

Kanan Kiri

Kaku kuduk : (-) (-)

Laseque : (-) (+)

Kernig : (-) (+)

Braggard : (-) (+)

Patrick : (-) (+)

Kontrapatrick : (-) (+)

Brudzinsky I : (-) (-)

Brudzinsky II : (-) (-)

Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis

NERVUS CRANIALIS Kanan Kiri

N.I Daya Penghidu Normal/Normal

N.II Daya Penglihatan Normal/Normal

Penglihatan Warna Normal/Normal

Lapang Pandang Normal/Normal

4

Page 5: Presus Saraf

N.III Ptosis -/-

Gerakan mata ke medial Normal/Normal

Gerakan mata ke atas Normal/Normal

Gerakan mata ke bawah Normal/Normal

Ukuran Pupil + (3 mm) + (3mm)

Reflek cahaya Langsung + +

Reflek cahaya konsensuil + +

Strabismus divergen -/-

N.IV Gerakan mata ke lateral

bawah +/+

Strabismus konvergen -/-

Menggigit Normal/Normal

Membuka mulut Normal/Normal

N.V Sensibilitas muka Normal/Normal

Reflek kornea + +

Trismus -/-

N.VI Gerakan mata ke lateral

bawah +/+

Strabismus konvergen -/-

N.VII Kedipan mata Normal/Normal

Lipatan nasolabial Simetris/simetris

Sudut mulut Simetris/simetris

5

Page 6: Presus Saraf

Mengerutkan dahi Normal/Normal

Menutup mata Normal/Normal

Meringis Normal/Normal

Menggembungkan pipi Normal/Normal

Daya kecap lidah 2/3 depan Normal/Normal

N.VII

I

Mendengar suara berbisik +/+

Mendengar detik arloji +/+

Tes Rinne Tidak dilakukan

Tes Schawabach Tidak dilakukan

Tes Weber Tidak dilakukan

N.IX Arkus Faring Normal/Normal

Daya kecap lidah 1/3

belakang

Normal/Normal

Reflek muntah +

Sengau -

Tersedak -

N.X Denyut nadi 90x/mnt regular

Arkus Faring Simetris/simetris

Bersuara Normal/Normal

Menelan Normal/Normal

N.XI Memalingkan kepala Normal/Normal

Sikap bahu Normal/Normal

Mengangkat bahu Normal/Normal

6

Page 7: Presus Saraf

Trofi otot bahu Eutrofi/Eutrofi

N.XII Sikap Lidah Normal/Normal

Artikulasi Normal/Normal

Tremor Lidah -/-

Menjulurkan Lidah Normal/Normal

Trofi otot lidah Eutrofi/Eutrofi

Fasikulasi Lidah -/-

M O T O R I K :

Gerakan : Bebas Bebas

Bebas Terbatas

Kekuatan :

Tonus : Normotonus Normotonus

Normotonus Normotonus

Trofi : Eutrofi Eutrofi

Eutrofi Eutrofi

REFLEKS FISIOLOGIS :

Refleks Tendon

Refleks biceps : + + /+ +

Refleks triceps : ++ / ++

7

5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

Page 8: Presus Saraf

Refleks patella : + + / ++

Refleks achilles : ++ / ++

Refleks Permukaan

Dinding perut : +

Cremaster : Tidak dilakukan

Spincter anii : Tidak dilakukan

REFLEKS PATOLOGIS : Kanan Kiri

Hoffman Trommer : - -

Babinski : - -

Chaddock : - -

Openheim : - -

Gordon : - -

Schaefer : - -

Klonus paha : - -

Klonus kaki : - -

SENSIBILITAS :

Eksteroseptif

Nyeri : Terasa pada dua sisi

Suhu : Tidak dilakukan

Taktil : berkurang pada sisi belakang paha

kiri

Propioseptif

Vibrasi : Terasa pada dua sisi

Posisi : Dalam batas normal

Tekan dalam : Terasa pada dua sisi

KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN :

Test Romberg : dalam batas normal

8

Page 9: Presus Saraf

Test Tandem : dalam batas normal

Test Fukuda : dalam batas normal

Disdiadokokenesis : dalam batas normal

Rebound phenomen : dalam batas normal

Dismetri : dalam batas normal

Test Telunjuk hidung : dalam batas normal

Test Telunjuk telunjuk : dalam batas normal

Test Tumit lutut : dalam batas normal

FUNGSI OTONOM :

Miksi

Inkontinentia : Tidak ada

Retensi : Tidak ada

Anuria : Tidak ada

Defekasi

Inkontinentia : Tidak ada

Retensi : Tidak ada

FUNGSI LUHUR :

Fungsi bahasa : Baik

Fungsi orientasi : Baik

Fungsi memori : Baik

Fungsi emosi : Baik

Fungsi kognisi : Baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

9

Page 10: Presus Saraf

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 12,7 14,0-18,0 g/dl

Leukosit 7,4 4,0-10 ribu

Eritrosit 4,13 4,0-6,2 juta

Hematokrit 37,1 40-58 %

Trombosit 270 200-400 ribu

MCV 89,8 80-90 mikro m3

MCH 30,8 27-34 pg

MCHC 34,2 32-36 g/dl

RDW 13,0 10-16 %

MPV 7,5 7-11 mikro m3

Kimia Klinik

Gula Darah Sewaktu 87 70-100 mg/dl

Ureum 25,8 10-50 mg/dl

Creatinin 0,80 0,62-1,1 mg/dl

SGOT 20 0-50 U/L

SGPT 24 0-50 IU/L

Protein total 6,84 6-8 g/dl

Albumin 4,37 3,4-4,8 g/dl

10

Page 11: Presus Saraf

Globulin 2,47 2.0-4.0 g/dl

Hasil MRI Vertebrae Lumbosacral

11

Page 12: Presus Saraf

12

Page 13: Presus Saraf

13

Page 14: Presus Saraf

14

Page 15: Presus Saraf

Kesan :

Kedudukan tulang baik

Tak tampak listesis

Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1

Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1 disertai penyempitan foramen

neuralis kanan kiri

R E S U M E :

Anamnesa :

Seorang pasien usia 28 tahun datang ke poli saraf RSPAD dengan keluhan

nyeri pinggang kiri menjalar sampai ke paha kiri bagian belakang. Keluhan nyeri

pinggang sudah dirasakan sejak 7 bulan yg lalu. Namun, 4 bulan SMRS keluhan

semakin berat hingga menyebabkan pasien terbangun pada malam hari karena

punggung terasa nyeri, susah berjalan, dan susah jongkok. Jika pasien tidur

tengkurap, keluhan membaik dan terasa agak enak.

Pemeriksaan :

Status Internis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Gizi : overweight

Tanda vital

TD. Kanan : 130/70 mmHg

TD. Kiri : 130/70 mmHg

Nadi kanan : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual

Nadi kiri : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual

Pernafasan : 20 x/menit teratur, abdominothorakal.

Suhu : 36.9˚C per axilla.

Status psikiatris : dalam batas normal

Status Neurologis

Kesadaran : E4M6V5 GCS : 15

Nervus Cranialis

Dalam batas normal

15

Page 16: Presus Saraf

Motorik :

Gerakan : Bebas Bebas

Bebas Terbatas

Kekuatan :

Refleks fisiologis :

Refleks Tendon

Refleks biceps : + +/++

Refleks triceps : ++/ ++

Refleks patella : ++ /++

Refleks achilles : ++/ ++

Refleks patologis : -

Pemeriksaan kaku kuduk +, Laseque -/+, Kernig -/+, Braggard -/+,

patrick -/+, kontrapatrick -/+

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Darah Rutin

Hemoglobin 12,7 14,0-18,0 g/dl

Leukosit 7,4 4,0-10 ribu

Eritrosit 4,13 4,0-6,2 juta

Hematokrit 37,1 40-58 %

Trombosit 270 200-400 ribu

16

5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

Page 17: Presus Saraf

MCV 89,8 80-90 mikro m3

MCH 30,8 27-34 pg

MCHC 34,2 32-36 g/dl

RDW 13,0 10-16 %

MPV 7,5 7-11 mikro m3

Kimia Klinik

Gula Darah Sewaktu 87 70-100 mg/dl

Ureum 25,8 10-50 mg/dl

Creatinin 0,80 0,62-1,1 mg/dl

SGOT 20 0-50 U/L

SGPT 24 0-50 IU/L

Protein total 6,84 6-8 g/dl

Albumin 4,37 3,4-4,8 g/dl

Globulin 2,47 2.0-4.0 g/dl

MRI Lumbosacral:

Kesan :

Kedudukan tulang baik

Tak tampak listesis

Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1

Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1 disertai penyempitan foramen

neuralis kanan kiri

17

Page 18: Presus Saraf

D I A G N O S I S :

Diagnosis Klinik : Low back pain acute on chronic menjalar sampai paha kiri

Diagnosis topik : Radiks nervus spinalis L5-S1

Diagnosis etiologik : Hernia Nukleus Pulposus

TERAPI

Pada penderita ini diberikan terapi :

1. Farmakologis

Ketorolac tab 3x10 mg

Ranitidin tab 2x150mg

Diazepam tab 2x2mg

Tramadol 1x50 mg

2. Non Farmakologis

Tirah baring

Fisioterapi

P R O G N O S A :

Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad cosmeticum : ad bonam

18

Page 19: Presus Saraf

BAB II

ANALISA KASUS

DISKUSI I (ANAMNESIS)

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi

terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.1

Pada kasus ini nyeri pinggang bawah dirasakan seperti ditusuk-tusuk yang

menjalar ke bagian ujung kaki sesuai dengan dermatom sarafnya. Nyeri sudah dirasakan

pasien sejak 7 bulan yang lalu sehingga pada kasus ini dikategorikan sebagai nyeri

pinggang bawah kronis. Dimana nyeri pinggang bawah dikatakan kronis apabila sudah

lebih dari atau sama dengan 3 bulan lamanya.1

Ada beberapa etiologi nyeri pinggang bawah yang bersifat kronis, yaitu Tumor

Spinal, osteoartritis dan hernia nukleus pulposus. pada diskusi I ini kita belum bisa

19

Page 20: Presus Saraf

memastikan etiologi nyeri pinggang bawah yang terjadi pada pasien ini apa, karena harus

dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosa.

Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinik dan penyebab

terjadinya :

1.1. Definisi Low Back Pain (LBP)

Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta

(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke

daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. LBP atau nyeri punggung

bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas

tubuh yang kurang baik.1

1.2. Klasifikasi Low Back Pain (LBP)1

Berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.2.1. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba

dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.

Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena

luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat

kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,

ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah

lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri

pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

1.2.2. Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa

nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset

yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi

karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan

tumor.

20

Page 21: Presus Saraf

1.3. Penyebab Low Back Pain (LBP)1

Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya LBP, antara lain:

1.3.1. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Kelainan-kelainan

kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah bagian

karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain

yang disertai dengan scoliosis ringan.

Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu,

namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian

bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida.

Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat sepert club foot, rudimentair

foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan

menimbulkan keluhan.

Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:

a. Penyakit Spondylisthesis

Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana

arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae. Walaupun kejadian ini terjadi

sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-

kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau

tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.1

gejala klinis dari penyakit ini adalah:

1). Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada

dan panggul terlihat pendek.

2). Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang

menimbulkan skoliosis ringan.

3). Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.

21

Page 22: Presus Saraf

4). Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina

dan garis depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari

garis spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya.

b. Penyakit Kissing Spine

Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus bersentuhan.

Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang ditimbulkan adalah low

back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi

lateral.

c. Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V

Penyakit ini disebabkan karena processus transversus dari vertebra lumbal ke

V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum.

1.3.2. Low Back Pain karena Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP (Bimariotejo,

2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan

aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan

kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya

trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh

dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat

memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.1

Secara patologis anatomis, pada low back pain yang disebabkan karena trauma,

dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:1

a. Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os

sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi

supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint

terbatas.

b. Perubahan pada sendi Lumba Sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan

dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri

yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan

gerak.

22

Page 23: Presus Saraf

1.3.3. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada

tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah

punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian

tubuh lain.1

Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan

jaringan antara lain:

a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi

berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi. Selain

itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang

belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri

pada tulang belakang hingga ke pinggang.

b. Penyakit Fibrositis

Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai

dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat

beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.

c. Penyakit Infeksi

Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh

bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai

dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.

1.3.4. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat

mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada

bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan sebagainya

(Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam

waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP.

Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada

tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.

23

Page 24: Presus Saraf

1.4. Faktor Resiko Low Back Pain (LBP)

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,

merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,

membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Sifat dan

karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri

terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai. Nyeri ini

terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain

sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.

DISKUSI II (PEMERIKSAAN)

Hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik.

Berbagai pemeriksaan khusus yang dapat membangkitkan nyeri menunjukkan hasil

positif, dijumpai pula adanya spasme otot yang jelas.

Medula spinalis berakhir setinggi corpus vertebra LI-2 (conus terminalis). Di bawah

conus ada sekumpulan radiks yang saling berdekatan yang berjalan ke ventrokaudal,

untuk selanjutnya meninggalkan kanalis spinalis menuju ganglion spinalis melewati

kantung duramater pada pintu keluar foramen. Karena arahnya yang ventrokaudal, maka

jika ada protrusi atau prolaps dorsolateraldari diskus akan lebih menekan segmen

berikutnya, daripada segmen tingkatnya sendiri.2 Hasil MRI pada pasien ini didapatkan

Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1. Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1

disertai penyempitan foramen neuralis kanan kiri.

24

Page 25: Presus Saraf

Pada kasus ini, dari hasil MRI menunjukkan ada proses degeneratif pada diskus

intervertebralis pada L5-S1 dan didapatkan bulging pada diskus intervertebralis L5-S1

disertai penyempitan foramen neuralis kanan kiri, sehingga menimbulkan kelainan

berdasarkan dermatomal persarafannya. Pada kasus ini nyeri dirasakan menjalar sampai

ke ujung kaki, sesuai dengan dermatom persarafannya.

Hernia Nukleus Pulposus 3

Hernia nukleus pulposus merupakan sesuatu gangguan yang melibatkan ruptur

annulus fibrosus sehingga nukleus pulposus menonjol (bulging) / mengalami herniasi dan

menekan akar saraf spinal, menimbulkan nyeri dan defisit neurologi.

Prevalensi dari HNP antara 1- 2 % populasi dunia. HNP lumbalis paling sering (90%)

mengenai diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1. Sebagian besar HNP terjadi pada L4-

L5, dan L5-S1 karena:

25

Page 26: Presus Saraf

a. Daerah lumbal, khususnya L5-S1 berfungsi sebagai penyangga berat

tubuh

b. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat

tinggi

c. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena lig.

Longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior

diskus

d. Daerah lumbal, terutama L4-L5 dan L5-S1, karena daerah tersebut terjadi

transisi dari segmen yang lebih banyak bergerak ke segmen yg kurang

bergerak

Dapat dilihat pada pasien ini berdasarka hasil MRI menunjukkan lokasi yang terkena

terdapat di L5-S1 yang sesuai prevalensi paling banyak diderita.

HNP memiliki derajat dalam perjalanan penyakitnya yang pertama akan terjadi

Protuded intervertebral disc yaitu nukleus menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus

fibrosus, kedua prolapsed intervertebral disc yaitu nukleus berpindah , tetapi masih dalam

lingkaran anulus fibrosus, kemudia extruded intervertebral disc yaitu nukleus keluar dari

serat-serat anulus fibrosus, jadi di bawah ligamentum longitudinale posterior, lalu terjadi

squestrated intervertebral disc yaitu nukleus telah menembus ligamentum longitudinale

posterior.

26

Page 27: Presus Saraf

Terdapat beberapa faktor risiko dari HNP ini, diantaranya umur, Body Mass

Index, merokok, dan faktor fisik dari pekerjaan. Pada pasien ini terdapat faktor risiko

yaitu merokok, dikarenakan kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan

vasokonstriksi sehinggan aliran darah pada vertebrae berkurang dan dapat membuat

annulus fibrosus ruptur. Beberapa literatur juga menyebutkan bahwa efek batuk dari

merokok dapat menyebabkan terjadinya herniasi. Faktor risiko lainnya pada pasien ini

yang intensitas berdiri lama sehingga memperparah rasa nyerinya.

Oleh karena itu dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

dapat disimpulkan pasien didiagnosis hernia nukleus pulposus

27

Page 28: Presus Saraf

DISKUSI III (TERAPI)

Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi

simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan

menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi.4

Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan

nyeri neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat

pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada penderita ini terapi yang

digunakan adalah kombinasi analgesia dan muscle relaxant agent.

Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas. Spasme

otot paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks pertahanan tubuh untuk

mengurangi gerakan tubuh.

Ketorolac 3x10 mg

Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi

penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu

penggunaan maksimal selama 5 hari. Ketorolac selain digunakan sebagai anti

inflamasi juga memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti

morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang.5

Ranitidin 2x150 mg

Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang

menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi

sekresi asam lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang

diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah

36–94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6–8 jam. Ranitidine diabsorpsi

50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah

pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan

dan antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi

melalui urin.5

Diazepam 2x2mg

Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu

potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai

mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu

28

Page 29: Presus Saraf

N-desmetildiazepam dan oxazepam. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1

– 2 jam pemberian oral. Waktu paruh bervariasi antara 20 – 50 jam sedang waktu

paruh desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan fungsi

hati.5

Tramadol 1x50 mg

Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.

Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat

sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu

tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari saraf aferen yang sensitif

terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Tramadol peroral

diabsorpsi dengan baik dengan bioavailabilitas 75%. Tramadol dan metabolitnya

diekskresikan terutama melalui urin dengan waktu 6,3 – 7,4 jam.5

Edukasi dan Tirah Baring

Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal

tubuh juga sangat diperlukan. Semua penderita nyeri pinggang bawah akut

dianjurkan untuk memulai aktivitas kehidupan sehari-harinya seawal mungkin.

Meta analisa yang dilakukan olah Hagen, dkk (2002) menyimpulkan bahwa tidak

ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay active terhadap outcome

NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan aktivitas hidup sehari-hari

akan lebih meningkatkan kepuasan pasien.6

Fisioterapi 7,8

Terdapat beberapa ketentuan fisitoterapi jika seseorang menderita HNP,

diantaranya:

Imobilisasi

Korset dengan kontrol fleksi-ekstensi-rotasi

Rest : tidur dengan alas tidur yang padat (min 2 minggu)

Mengurangi atau menghilangkan nyeri

Obat-obatan : muscle relaxant, analgetik, anti-inflamasi

Modalitas : terapi panas, TENS, traksi lumbal

29

Page 30: Presus Saraf

Latihan peregangan dan penguatan

Latihan fleksibilitas

Proper Back Mechanic

Larangan melakukan manipulasi batang tubuh berlebihan

(membungkuk, memutar)

Mempertahankan postur yg baik (saat diam, beraktifitas)

Saran yg ergonomis

Terapi panas dengan menggunakan short wave diathermy fungsinya sebagai

muscle relaxant sehingga otot tidak menegang pada saat terapi selanjutnya yaitu traksi

lumbal. Traksi lumbal dengan cara menggunakan alat traksi, bagian tubuh tertentu ditarik,

pada hal ini memfokuskan pada lumbal. Lalu TENS berfungsi untuk mengalihkan nyeri,

untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.

Pada penderita ini tidak direncanakan untuk dikerjakan tindakan pembedahan.

Tindakan pembedahan pada kasus-kasus HNP hanya diindikasikan pada keadaan berikut

ini : sindroma equina, adanya defisit neurologis yang progresif, defisit neurologis yang

bermakna, dan nyeri hebat yang menetap 4-6 minggu terapi konservatif. Kajian yang

dilakukan oleh Birkmeyer, dkk (1999) menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti yang

mendukung bahwa tindakan pembedahan lebih baik daripada terapi konservatif.8

30

Page 31: Presus Saraf

DAFTAR PUSTAKA

1. Bimariotejo. (2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 4 April 2015 dari www.backpainforum.com.

2. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.

3. Hartwig MS. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Price SA, Wilson LM (editor). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (Alih bahasa: Pendit BU, Hartanto H, Wulansari P, Maharani DA). Edisi 6 volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.

4. Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.

5. Daniel. (2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 4 April 2015 dari http://www.majalah.farmacia.com/default.as p .

6. Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low Back Pain. Diambil 4 April 2015 dari http://inna-ppni.or.id .

7. Setyawan. (2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 4 April 2015 dari www.artikel_nyeri.com .

8. Soeharso. (1978). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

31

Page 32: Presus Saraf