Upload
nigeli-tosaga-budianto
View
34
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SARSF
Citation preview
BAB I
STATUS PASIEN NEUROLOGI
A. IDENTITAS
Nama / Umur : Tn. RD (28 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Depok, Jawa Barat
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
No. CM : 311294
B. ANAMNESA
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 2 April 2015
KELUHAN UTAMA
Nyeri Pinggang kiri sejak 7 bulan yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri paha kiri bagian belakang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nyeri pinggang kiri dirasakan sudah 7 bulan yg lalu sebelum masuk rumah sakit
(SMRS). Nyeri menjalar sampai ke paha kiri bagian belakang dan hilang timbul. Nyeri
dirasakan muncul jika berdiri lama. Nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum. 4 bulan
SMRS, pasien mengeluhkan nyeri pinggang yang tak tertahankan hingga pasien sulit
bangun dari tempat tidur dan jika berjalan semakin nyeri. Ketika pasien batuk, bersin dan
mengejan, pasien merasakan nyeri. Pasien memberikan nilai nyeri 8. Nyeri dirasakan
setelah bangun tidur secara tiba-tiba. Sebelumnya pasien bermain futsal, tidak pernah
jatuh. 2 hari sebelum main futsal pasien menendang sofa tetapi menggunakan kaki kanan.
Nyeri sampai membuat pasien mengeluarkan keringat menahan sakit, tidak kuat berdiri
1
dan berjalan. Pasien mengaku jika kambuh semakin nyeri sampai terbangun pada malam
hari karena nyeri muncul kembali. Keluhan nyeri berkurang ketika pasien tidur
tengkurap. Belum pernah ada riwayat jatuh sebelumnya. Pasien memiliki hobi bermain
futsal. Riwayat trauma disangkal. Pasien tidak mengangkat benda berat sebelumnya.
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan semakin memberat, pasien tidak
bisa jongkok sama sekali, sehingga pasien BAB menggunakan WC duduk. Nafsu makan
pasien tidak berkurang, gejala tidak didahului dengan demam, mual, muntah, batuk,
kelemahan anggota gerak serta baal. Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK.
Pasien adalah seorang wiraswasta dibidang printing kaos. Pasien mengaku
sering berdiri lama dengan intensitas yang tinggi.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat jatuh pada daerah pinggang disangkal
Riwayat nyeri kepala disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat sakit kencing manis disangkal
Riwayat stroke disangkal
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat kejang disangkal
Riwayat stress emosi disangkal
Riwayat keganasan atau tumor disangkal
Riwayat batuk lama disangkal
Riwayat merokok +
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Disangkal adanya sakit yang serupa
RIWAYAT KELAHIRAN/PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN
Tidak ada kelainan
C. PEMERIKSAAN STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : overweight (BMI 26.3)
2
Tanda vital
TD. Kanan : 130/70 mmHg
TD. Kiri : 130/70 mmHg
Nadi kanan : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual
Nadi kiri : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual
Pernafasan : 20 x/menit teratur, abdominothorakal.
Suhu : 36.9 ˚C per axilla.
Kepala : Normocephal ; Konjungtiva anemis - / - ; Sklera
ikterik - / -
Limfonodi : Tidak teraba pembesaran
Thoraks : Hemitoraks kanan dan kiri simetris saat statis
dan dinamis
o Jantung : BJ I - II reguler, gallop (-), murmur (-)
o Paru : Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, BU(+) normal, nyeri tekan (-)
o Hepar : Tidak teraba pembesaran
o Lien : Tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : Akral hangat, sianosis -/-, oedem -/-, capillary
refill < 2 detik
STATUS PSIKIATRIS
Tingkah laku : normal
Perasaan hati : Euthym
Orientasi : Baik
Jalan fikiran : koheren
Daya ingat : Baik
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis, GCS : 15 ( E4M6V5)
Sikap tubuh : Lurus dan simetris
Cara berjalan : normal
3
Gerakan abnormal: Tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba
Nyeri tekan : -
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebra : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
GEJALA RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk : (-) (-)
Laseque : (-) (+)
Kernig : (-) (+)
Braggard : (-) (+)
Patrick : (-) (+)
Kontrapatrick : (-) (+)
Brudzinsky I : (-) (-)
Brudzinsky II : (-) (-)
Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis
NERVUS CRANIALIS Kanan Kiri
N.I Daya Penghidu Normal/Normal
N.II Daya Penglihatan Normal/Normal
Penglihatan Warna Normal/Normal
Lapang Pandang Normal/Normal
4
N.III Ptosis -/-
Gerakan mata ke medial Normal/Normal
Gerakan mata ke atas Normal/Normal
Gerakan mata ke bawah Normal/Normal
Ukuran Pupil + (3 mm) + (3mm)
Reflek cahaya Langsung + +
Reflek cahaya konsensuil + +
Strabismus divergen -/-
N.IV Gerakan mata ke lateral
bawah +/+
Strabismus konvergen -/-
Menggigit Normal/Normal
Membuka mulut Normal/Normal
N.V Sensibilitas muka Normal/Normal
Reflek kornea + +
Trismus -/-
N.VI Gerakan mata ke lateral
bawah +/+
Strabismus konvergen -/-
N.VII Kedipan mata Normal/Normal
Lipatan nasolabial Simetris/simetris
Sudut mulut Simetris/simetris
5
Mengerutkan dahi Normal/Normal
Menutup mata Normal/Normal
Meringis Normal/Normal
Menggembungkan pipi Normal/Normal
Daya kecap lidah 2/3 depan Normal/Normal
N.VII
I
Mendengar suara berbisik +/+
Mendengar detik arloji +/+
Tes Rinne Tidak dilakukan
Tes Schawabach Tidak dilakukan
Tes Weber Tidak dilakukan
N.IX Arkus Faring Normal/Normal
Daya kecap lidah 1/3
belakang
Normal/Normal
Reflek muntah +
Sengau -
Tersedak -
N.X Denyut nadi 90x/mnt regular
Arkus Faring Simetris/simetris
Bersuara Normal/Normal
Menelan Normal/Normal
N.XI Memalingkan kepala Normal/Normal
Sikap bahu Normal/Normal
Mengangkat bahu Normal/Normal
6
Trofi otot bahu Eutrofi/Eutrofi
N.XII Sikap Lidah Normal/Normal
Artikulasi Normal/Normal
Tremor Lidah -/-
Menjulurkan Lidah Normal/Normal
Trofi otot lidah Eutrofi/Eutrofi
Fasikulasi Lidah -/-
M O T O R I K :
Gerakan : Bebas Bebas
Bebas Terbatas
Kekuatan :
Tonus : Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Trofi : Eutrofi Eutrofi
Eutrofi Eutrofi
REFLEKS FISIOLOGIS :
Refleks Tendon
Refleks biceps : + + /+ +
Refleks triceps : ++ / ++
7
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Refleks patella : + + / ++
Refleks achilles : ++ / ++
Refleks Permukaan
Dinding perut : +
Cremaster : Tidak dilakukan
Spincter anii : Tidak dilakukan
REFLEKS PATOLOGIS : Kanan Kiri
Hoffman Trommer : - -
Babinski : - -
Chaddock : - -
Openheim : - -
Gordon : - -
Schaefer : - -
Klonus paha : - -
Klonus kaki : - -
SENSIBILITAS :
Eksteroseptif
Nyeri : Terasa pada dua sisi
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : berkurang pada sisi belakang paha
kiri
Propioseptif
Vibrasi : Terasa pada dua sisi
Posisi : Dalam batas normal
Tekan dalam : Terasa pada dua sisi
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN :
Test Romberg : dalam batas normal
8
Test Tandem : dalam batas normal
Test Fukuda : dalam batas normal
Disdiadokokenesis : dalam batas normal
Rebound phenomen : dalam batas normal
Dismetri : dalam batas normal
Test Telunjuk hidung : dalam batas normal
Test Telunjuk telunjuk : dalam batas normal
Test Tumit lutut : dalam batas normal
FUNGSI OTONOM :
Miksi
Inkontinentia : Tidak ada
Retensi : Tidak ada
Anuria : Tidak ada
Defekasi
Inkontinentia : Tidak ada
Retensi : Tidak ada
FUNGSI LUHUR :
Fungsi bahasa : Baik
Fungsi orientasi : Baik
Fungsi memori : Baik
Fungsi emosi : Baik
Fungsi kognisi : Baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
9
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 12,7 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 7,4 4,0-10 ribu
Eritrosit 4,13 4,0-6,2 juta
Hematokrit 37,1 40-58 %
Trombosit 270 200-400 ribu
MCV 89,8 80-90 mikro m3
MCH 30,8 27-34 pg
MCHC 34,2 32-36 g/dl
RDW 13,0 10-16 %
MPV 7,5 7-11 mikro m3
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 87 70-100 mg/dl
Ureum 25,8 10-50 mg/dl
Creatinin 0,80 0,62-1,1 mg/dl
SGOT 20 0-50 U/L
SGPT 24 0-50 IU/L
Protein total 6,84 6-8 g/dl
Albumin 4,37 3,4-4,8 g/dl
10
Globulin 2,47 2.0-4.0 g/dl
Hasil MRI Vertebrae Lumbosacral
11
12
13
14
Kesan :
Kedudukan tulang baik
Tak tampak listesis
Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1
Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1 disertai penyempitan foramen
neuralis kanan kiri
R E S U M E :
Anamnesa :
Seorang pasien usia 28 tahun datang ke poli saraf RSPAD dengan keluhan
nyeri pinggang kiri menjalar sampai ke paha kiri bagian belakang. Keluhan nyeri
pinggang sudah dirasakan sejak 7 bulan yg lalu. Namun, 4 bulan SMRS keluhan
semakin berat hingga menyebabkan pasien terbangun pada malam hari karena
punggung terasa nyeri, susah berjalan, dan susah jongkok. Jika pasien tidur
tengkurap, keluhan membaik dan terasa agak enak.
Pemeriksaan :
Status Internis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : overweight
Tanda vital
TD. Kanan : 130/70 mmHg
TD. Kiri : 130/70 mmHg
Nadi kanan : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual
Nadi kiri : 84 x/menit regular, isi cukup, ekual
Pernafasan : 20 x/menit teratur, abdominothorakal.
Suhu : 36.9˚C per axilla.
Status psikiatris : dalam batas normal
Status Neurologis
Kesadaran : E4M6V5 GCS : 15
Nervus Cranialis
Dalam batas normal
15
Motorik :
Gerakan : Bebas Bebas
Bebas Terbatas
Kekuatan :
Refleks fisiologis :
Refleks Tendon
Refleks biceps : + +/++
Refleks triceps : ++/ ++
Refleks patella : ++ /++
Refleks achilles : ++/ ++
Refleks patologis : -
Pemeriksaan kaku kuduk +, Laseque -/+, Kernig -/+, Braggard -/+,
patrick -/+, kontrapatrick -/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 12,7 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 7,4 4,0-10 ribu
Eritrosit 4,13 4,0-6,2 juta
Hematokrit 37,1 40-58 %
Trombosit 270 200-400 ribu
16
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
MCV 89,8 80-90 mikro m3
MCH 30,8 27-34 pg
MCHC 34,2 32-36 g/dl
RDW 13,0 10-16 %
MPV 7,5 7-11 mikro m3
Kimia Klinik
Gula Darah Sewaktu 87 70-100 mg/dl
Ureum 25,8 10-50 mg/dl
Creatinin 0,80 0,62-1,1 mg/dl
SGOT 20 0-50 U/L
SGPT 24 0-50 IU/L
Protein total 6,84 6-8 g/dl
Albumin 4,37 3,4-4,8 g/dl
Globulin 2,47 2.0-4.0 g/dl
MRI Lumbosacral:
Kesan :
Kedudukan tulang baik
Tak tampak listesis
Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1
Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1 disertai penyempitan foramen
neuralis kanan kiri
17
D I A G N O S I S :
Diagnosis Klinik : Low back pain acute on chronic menjalar sampai paha kiri
Diagnosis topik : Radiks nervus spinalis L5-S1
Diagnosis etiologik : Hernia Nukleus Pulposus
TERAPI
Pada penderita ini diberikan terapi :
1. Farmakologis
Ketorolac tab 3x10 mg
Ranitidin tab 2x150mg
Diazepam tab 2x2mg
Tramadol 1x50 mg
2. Non Farmakologis
Tirah baring
Fisioterapi
P R O G N O S A :
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad cosmeticum : ad bonam
18
BAB II
ANALISA KASUS
DISKUSI I (ANAMNESIS)
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi
terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.1
Pada kasus ini nyeri pinggang bawah dirasakan seperti ditusuk-tusuk yang
menjalar ke bagian ujung kaki sesuai dengan dermatom sarafnya. Nyeri sudah dirasakan
pasien sejak 7 bulan yang lalu sehingga pada kasus ini dikategorikan sebagai nyeri
pinggang bawah kronis. Dimana nyeri pinggang bawah dikatakan kronis apabila sudah
lebih dari atau sama dengan 3 bulan lamanya.1
Ada beberapa etiologi nyeri pinggang bawah yang bersifat kronis, yaitu Tumor
Spinal, osteoartritis dan hernia nukleus pulposus. pada diskusi I ini kita belum bisa
19
memastikan etiologi nyeri pinggang bawah yang terjadi pada pasien ini apa, karena harus
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosa.
Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinik dan penyebab
terjadinya :
1.1. Definisi Low Back Pain (LBP)
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta
(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. LBP atau nyeri punggung
bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas
tubuh yang kurang baik.1
1.2. Klasifikasi Low Back Pain (LBP)1
Berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.2.1. Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba
dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.
Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat
kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah
lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
1.2.2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa
nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi
karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan
tumor.
20
1.3. Penyebab Low Back Pain (LBP)1
Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya LBP, antara lain:
1.3.1. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Kelainan-kelainan
kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah bagian
karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain
yang disertai dengan scoliosis ringan.
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu,
namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian
bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida.
Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-gejala berat sepert club foot, rudimentair
foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan
menimbulkan keluhan.
Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:
a. Penyakit Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana
arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae. Walaupun kejadian ini terjadi
sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-
kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau
tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.1
gejala klinis dari penyakit ini adalah:
1). Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada
dan panggul terlihat pendek.
2). Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang
menimbulkan skoliosis ringan.
3). Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
21
4). Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina
dan garis depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari
garis spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya.
b. Penyakit Kissing Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus bersentuhan.
Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang ditimbulkan adalah low
back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi
lateral.
c. Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V
Penyakit ini disebabkan karena processus transversus dari vertebra lumbal ke
V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum.
1.3.2. Low Back Pain karena Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP (Bimariotejo,
2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan
aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya
trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh
dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat
memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.1
Secara patologis anatomis, pada low back pain yang disebabkan karena trauma,
dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:1
a. Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca
Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os
sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi
supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint
terbatas.
b. Perubahan pada sendi Lumba Sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan
dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri
yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan
gerak.
22
1.3.3. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada
tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah
punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian
tubuh lain.1
Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan
jaringan antara lain:
a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi
berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi. Selain
itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang
belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri
pada tulang belakang hingga ke pinggang.
b. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai
dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat
beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
c. Penyakit Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai
dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
1.3.4. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada
bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan sebagainya
(Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam
waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP.
Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada
tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.
23
1.4. Faktor Resiko Low Back Pain (LBP)
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Sifat dan
karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri
terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai. Nyeri ini
terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain
sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
DISKUSI II (PEMERIKSAAN)
Hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik.
Berbagai pemeriksaan khusus yang dapat membangkitkan nyeri menunjukkan hasil
positif, dijumpai pula adanya spasme otot yang jelas.
Medula spinalis berakhir setinggi corpus vertebra LI-2 (conus terminalis). Di bawah
conus ada sekumpulan radiks yang saling berdekatan yang berjalan ke ventrokaudal,
untuk selanjutnya meninggalkan kanalis spinalis menuju ganglion spinalis melewati
kantung duramater pada pintu keluar foramen. Karena arahnya yang ventrokaudal, maka
jika ada protrusi atau prolaps dorsolateraldari diskus akan lebih menekan segmen
berikutnya, daripada segmen tingkatnya sendiri.2 Hasil MRI pada pasien ini didapatkan
Degenerasi diskus intervertebralis L5-S1. Bulging pada diskus intervertebralis L5-S1
disertai penyempitan foramen neuralis kanan kiri.
24
Pada kasus ini, dari hasil MRI menunjukkan ada proses degeneratif pada diskus
intervertebralis pada L5-S1 dan didapatkan bulging pada diskus intervertebralis L5-S1
disertai penyempitan foramen neuralis kanan kiri, sehingga menimbulkan kelainan
berdasarkan dermatomal persarafannya. Pada kasus ini nyeri dirasakan menjalar sampai
ke ujung kaki, sesuai dengan dermatom persarafannya.
Hernia Nukleus Pulposus 3
Hernia nukleus pulposus merupakan sesuatu gangguan yang melibatkan ruptur
annulus fibrosus sehingga nukleus pulposus menonjol (bulging) / mengalami herniasi dan
menekan akar saraf spinal, menimbulkan nyeri dan defisit neurologi.
Prevalensi dari HNP antara 1- 2 % populasi dunia. HNP lumbalis paling sering (90%)
mengenai diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1. Sebagian besar HNP terjadi pada L4-
L5, dan L5-S1 karena:
25
a. Daerah lumbal, khususnya L5-S1 berfungsi sebagai penyangga berat
tubuh
b. Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat
tinggi
c. Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena lig.
Longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior
diskus
d. Daerah lumbal, terutama L4-L5 dan L5-S1, karena daerah tersebut terjadi
transisi dari segmen yang lebih banyak bergerak ke segmen yg kurang
bergerak
Dapat dilihat pada pasien ini berdasarka hasil MRI menunjukkan lokasi yang terkena
terdapat di L5-S1 yang sesuai prevalensi paling banyak diderita.
HNP memiliki derajat dalam perjalanan penyakitnya yang pertama akan terjadi
Protuded intervertebral disc yaitu nukleus menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus
fibrosus, kedua prolapsed intervertebral disc yaitu nukleus berpindah , tetapi masih dalam
lingkaran anulus fibrosus, kemudia extruded intervertebral disc yaitu nukleus keluar dari
serat-serat anulus fibrosus, jadi di bawah ligamentum longitudinale posterior, lalu terjadi
squestrated intervertebral disc yaitu nukleus telah menembus ligamentum longitudinale
posterior.
26
Terdapat beberapa faktor risiko dari HNP ini, diantaranya umur, Body Mass
Index, merokok, dan faktor fisik dari pekerjaan. Pada pasien ini terdapat faktor risiko
yaitu merokok, dikarenakan kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan
vasokonstriksi sehinggan aliran darah pada vertebrae berkurang dan dapat membuat
annulus fibrosus ruptur. Beberapa literatur juga menyebutkan bahwa efek batuk dari
merokok dapat menyebabkan terjadinya herniasi. Faktor risiko lainnya pada pasien ini
yang intensitas berdiri lama sehingga memperparah rasa nyerinya.
Oleh karena itu dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
dapat disimpulkan pasien didiagnosis hernia nukleus pulposus
27
DISKUSI III (TERAPI)
Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi
simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan
menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi.4
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan
nyeri neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat
pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada penderita ini terapi yang
digunakan adalah kombinasi analgesia dan muscle relaxant agent.
Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas. Spasme
otot paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks pertahanan tubuh untuk
mengurangi gerakan tubuh.
Ketorolac 3x10 mg
Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi
penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu
penggunaan maksimal selama 5 hari. Ketorolac selain digunakan sebagai anti
inflamasi juga memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti
morfin pada keadaan pasca operasi ringan dan sedang.5
Ranitidin 2x150 mg
Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang
menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi
sekresi asam lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang
diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah
36–94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6–8 jam. Ranitidine diabsorpsi
50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2–3 jam setelah
pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan
dan antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi
melalui urin.5
Diazepam 2x2mg
Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu
potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai
mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu
28
N-desmetildiazepam dan oxazepam. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1
– 2 jam pemberian oral. Waktu paruh bervariasi antara 20 – 50 jam sedang waktu
paruh desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan fungsi
hati.5
Tramadol 1x50 mg
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat
sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu
tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari saraf aferen yang sensitif
terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. Tramadol peroral
diabsorpsi dengan baik dengan bioavailabilitas 75%. Tramadol dan metabolitnya
diekskresikan terutama melalui urin dengan waktu 6,3 – 7,4 jam.5
Edukasi dan Tirah Baring
Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal
tubuh juga sangat diperlukan. Semua penderita nyeri pinggang bawah akut
dianjurkan untuk memulai aktivitas kehidupan sehari-harinya seawal mungkin.
Meta analisa yang dilakukan olah Hagen, dkk (2002) menyimpulkan bahwa tidak
ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay active terhadap outcome
NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan aktivitas hidup sehari-hari
akan lebih meningkatkan kepuasan pasien.6
Fisioterapi 7,8
Terdapat beberapa ketentuan fisitoterapi jika seseorang menderita HNP,
diantaranya:
Imobilisasi
Korset dengan kontrol fleksi-ekstensi-rotasi
Rest : tidur dengan alas tidur yang padat (min 2 minggu)
Mengurangi atau menghilangkan nyeri
Obat-obatan : muscle relaxant, analgetik, anti-inflamasi
Modalitas : terapi panas, TENS, traksi lumbal
29
Latihan peregangan dan penguatan
Latihan fleksibilitas
Proper Back Mechanic
Larangan melakukan manipulasi batang tubuh berlebihan
(membungkuk, memutar)
Mempertahankan postur yg baik (saat diam, beraktifitas)
Saran yg ergonomis
Terapi panas dengan menggunakan short wave diathermy fungsinya sebagai
muscle relaxant sehingga otot tidak menegang pada saat terapi selanjutnya yaitu traksi
lumbal. Traksi lumbal dengan cara menggunakan alat traksi, bagian tubuh tertentu ditarik,
pada hal ini memfokuskan pada lumbal. Lalu TENS berfungsi untuk mengalihkan nyeri,
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Pada penderita ini tidak direncanakan untuk dikerjakan tindakan pembedahan.
Tindakan pembedahan pada kasus-kasus HNP hanya diindikasikan pada keadaan berikut
ini : sindroma equina, adanya defisit neurologis yang progresif, defisit neurologis yang
bermakna, dan nyeri hebat yang menetap 4-6 minggu terapi konservatif. Kajian yang
dilakukan oleh Birkmeyer, dkk (1999) menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti yang
mendukung bahwa tindakan pembedahan lebih baik daripada terapi konservatif.8
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Bimariotejo. (2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 4 April 2015 dari www.backpainforum.com.
2. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
3. Hartwig MS. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Price SA, Wilson LM (editor). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (Alih bahasa: Pendit BU, Hartanto H, Wulansari P, Maharani DA). Edisi 6 volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
4. Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.
5. Daniel. (2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 4 April 2015 dari http://www.majalah.farmacia.com/default.as p .
6. Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low Back Pain. Diambil 4 April 2015 dari http://inna-ppni.or.id .
7. Setyawan. (2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 4 April 2015 dari www.artikel_nyeri.com .
8. Soeharso. (1978). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
31