Upload
arifsetyoh
View
131
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PRESENTASI KASUS BANGSAL
I S K H I A L G I A
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam
Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Di RSUD Salatiga
Diajukan Kepada :
Yth. Dr. Gama Sita Setya Pratiwi, Sp.S.
Disusun Oleh :
Gatot Tri Wibowo
2000 031 0058
KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN
ILMU PENYAKIT SARAF
DI RSUD SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2 0 0 1
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri pada pinggang dan tungkai merupakan masalah kesehatan yang nyata.
Ia merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza. Sekitar 65% - 80%
manusia dapat mengalami nyeri pinggang dan tungkai pada satu waktu selama
hidupnya. Kebanyakan nyeri pinggang dan tungkai jarang mengakibatkan kecacatan
(Zuljasri Albar, 2000).
Sindrome Ishialgia dan sebagian penyakit adalah penyakit adalah penyakit
yang jarang diamati perjalanan penyakitnya pada anak-anak, juga untuk menjelaskan
etiologi, keutamaan gejala klinik dan pengobatan. Mula-mula syndrome Iskialgia
diderita oleh 14 anak antara umur 8 sampai 15 tahun. Gejala kliniknya yaitu kelainan
syaraf selama 1 periode untuk 5 tahun. Semua pasien-pasien telah dilakukan
radiografi untuk pemeriksaan lumbal di tulang vertebralis. Pada 10 pasien dilakukan
CT dibagian lumbal pada columna vertebralis telah dapat diangkat keluar. Kedua
adalah dilakukan Saccocaudografi yang diperiksa EMG (untuk 8 pasien) telah dapat
diangkat keluar.
Iskhialgia banyak sekali dijumpai di dalam klinik. Sembarang nyeri atau rasa
tidak enak ditungkai, baik yang terasa setempat maupun yang menjalar sampai lutut
atau lipatan tutut saja ataupun yang menjalar ke selangkangan dianggap sebagai
iskhialgia. Bahkan iskhialgia dianggap sinonim dari HNP ( Hernia Nukleus Pulposis)
(Zuljasri Albar, 2000).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI DAN ANATOMI
Definisi dari Iskhialgia yaitu nyeri yang menjalar dari daerah
vertebralumbosakralis ke distal sepanjang tungkai. Atau ditinjau dari arti katanya
maka iskhialgia ialah nyeri yang terasa sepanjang n. iskiadus.
Berkas saraf yang menyandang nama itu ialah seberkas saraf sensorik dan
motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan keluar pada permukaan
belakang tungkai di pertengahan lipatan pantat.
Pada apeks spasium poplitea ia bercabang dua dan lebih jauh ke distal tidak
ada berkas saraf yang menyandang nama n.iskiadicus itu. Nama kedua cabang itu,
yang merupakan lanjutan n. iskiadicus ialah n. pereneus komunis dan n.tibialis. Oleh
karena itu, iskhialgia harus didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanjang
n.iskiadicus dan lanjutannya sepanjang tungkai (Mardjono,M dan Sidharta,P. 1997).
B. PATOFISIOLOGI
Iskhialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal
dari radiks posterior :L.4 sampai dengan S.3 Dan ini dapat terjadi pada setiap bagian
n-iskiadikus sebelum dia muncul pada permukaan belakang tungkai.
Pada tingkat tertentu terdapat lesi iritatif yang dapat mengakibatkan iskhialgia.
- Pada tingkat diskus intervertebral antara L.4 – S.1 dapat terjadi HNP ( Hernia
Nukleus Pulposus). Radiks posterior L5.S1 dan S.2.
- Pada perjalanan melalui permukaan dalam dari pelvis, n. iskiadicus dapat terlibat
di dalam artritis sakroiliaca atau bursitis m. piriformis.
Karena “entrapment neuritis” itu, suatu jenis iskhialgia dapat bangkit dan
bertolak dari daerah sekitar garis artikulasio sakroiliaca atau m. piriformis.
- Di sekitar sendi panggul n. iskiadicus dapat terlibat dalam peradangan
“entrapment neuritis” n. iskhiadicus terjadi, iskhialgia yang bangkit bertolak di
daerah sekitar pinggul.
Dari uraian diatas, dari lokasi bertolaknya nyeri yang menjalar sepanjang
tungkai maka sindroma iskhialgia dapat dideferensiasi dalam 3 golongan yaitu :
1. Iskhialgia sebagai perwujudan neuritis nervus iskhiadicus primer.
Timbul tanpa didahului oleh “low back poin” yang kronik atau sub akut,
melainkan sebagai kelanjutan suatu penyakit “upper respiratory track infection”
pada umumnya. Nyeri tekan ditemukan sepanjang n. iskhiadicus sampai n.
tibialis / peroneus.
2. Iskhialgio akibat “entrapment neuritis” juga timbul tanpa low back pain yang
mendahuluinya. Ia bangkit sebagai manifestasi rematismus. Ini berarti bahwa
iskhialgianya bergandengan dengan sendi panggul yang terkena koksartritis atau
bursitis. Bursitis m. piriformis, tuberitis atau artritis sakroiliaka.
3. Iskhialgia sebagai perwujudan radikulitis atau radikulopathia dapat disebabkan
oleh HNP atau tumor di sekitar radiks L.4, L.5.S1 atau S.2. Dalam hal ini “ low
back pairi” hampir selamanya mendahului mula timbulnya iskhialgia. Nyeri yang
berdiasi itu bertolak dari radiks yang terkena HNP atau tumor yaitu daerah
vertebra lumbosakralis (Juwono, T. 1991).
Ditinjau dari segi anatomic maka iskhialgia dapat karena perangsangan
terhadap radiks yang ikut menyusun nervus nervus Iskhiadikus. Dalam hal ini lesi
yang paling sering ditemukan adalah protusio discus intervertebralis. Iskhialgia
semacam itu dikenal sebagai sebagai iskhialgia diskogenik. Selain itu iskhialgia
dapat timbul karena gangguan non diskogenik, yaitu akibat perangsangan serabut-
serabut sensorik perifer yang menyusun nervus Iskhiadicus. Proses patologik yang
bersifat neoplasmatik, infeksi, toksik infeksi atau imunologik dapat merangsang
serabut-serabut yang terkumpul dalam nervus iskhiadikus pada tingkat pleksus
lumbosakralis, pelvis, persendian sakroiliaka persendian panggul atau sepanjang
perjalanan nervus Iskhiadikus. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka keluhan
nyeri pada iskhialgia dapan dikelompokkan sebagai berikut :
1. Iskhialgia yang disebabkan karena lesi diskogenik
a. H.N.P
2. Iskhialgia yang disebabkan karena lesi nondiskogenik
a. Mekanik
- Spondiloartritis deformans lumbal
- Spondililistesis
- Tumor intraspinal
- Fraktur spinal lumbosakral
b. Non Mekanik
- Medical Sciatica
- Artritis Sakroiliaka
C. GEJALA DAN TANDA
Gejala-gejala yang timbul pada iskhialgia didapatkan dari hasil anamnesis,
sebagian besar penderita memberikan keluhan sebagai berikut :
- Nyeri yang bersifat menusuk tajam bagaikan “ nyeri gigi” terasa berpangkal
pada bagian bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokong.
- Lipatan lutut terasa ngilu
- Maleolus eksterna parestesia atau hipestesia
- Bila radiks yang terkena L.5 dan S1 maka hipestesia atau parestesia menuju
ke jari ke 4 atau ke 5.
Bila radiks antara L.4 – L.5 iskhialgia berupa parestesia pada kulit dorsum
pedis sampai ke ibu jari kaki.
- Keluhan tentang sakit pinggang sebelumnya.
- Adanya riwayat trauma seperti menahan diri waktu terpeleset terkilir,
mengangkat beban berat, jatuh ataupun kecelakaan lalu lintas.
Tanda - tanda dari ischialgia ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan yaitu :
1. Gaya jalan yang khas yakni sedikit membungkuk dan miring ke sisi
tungkai yang nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut serta kaki yang
berjingkat. Sikap tersebut ialah sikap yang sesuai untuk mencegah
timbulnya nyeri, sebab sikap tegak nyeri akan bangkit.
2. Lordosis yang mendatar dengan motilitas tulang belakang tumbal terbatas.
3. Skoliosis bersifat sementara dengan bonkavitas menghadap ke sisi tungkai
yang nyeri.
4. Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah daripada sisi yang sehat. Hal
ini disebabkan oleh tonus otot-otot gluteal yang bertonus rendah karena
radiks dorsalis mengalami kompresi dari penonjolan nuklues pulposus.
5. Test Lasegve menimbulkan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus
iskiadicus atau dari pinggang bagian bawah sampai lipatan bokong.
6. Adakalanya test lasegve silang positif (pengangkatan tungkai yang sehat
dalam sikap lurus menimbulkan nyeri dibokong yang sakit.
7. Test Naffziger dan tindakan valsava dapat menimbulkan iskhialgia atau
parestesia sepanjang perjalanan n. iskhiadicus.
8. Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L.5 –
S.1 terkena.
9. Pemeriksaan sensibilitas kulit biasanya tidak menghasilkan defisit sensorik
secara eksplisit. Pada HNP yang sudah lama dapat ditemukan dermatoma
L.5 – S.1 yang anestetik atau hipestesik.
10. Pada foto rontgen tulang belakang lumbo – sakral dapat terlihat penipisan
diskus intervertebralis antara L.4 – L.5 atau L.5 – S.1
(Sidharta,P. 1995 dan Zuljasri Albar, 2000).
D. DIAGNOSA
Diagnosa iskhialgia dapat ditegakkan melalui :
- Gejala-gejala yang dapat diperoleh dari anamnesis maupun gejala nyeri yang
menjalar dari daerah vertebra lumbosakralis ke distal sepanjang tungkai
merupakan gejala dari iskhialgia. Dari pemeriksaan, test naffziger sangat
bermanfaat untuk diagnosis kasus-kasus rangsangan akar saraf lumbal,
terutama untuk kasus-kasus yang ragu-ragu didiagnosis banding dengan
penyakit lain. Test lasegve sangat baik untuk ischialgia yang belum lama
terjadinya. Waktu tersebut bukan dihitung sejak pertama kali serangan, tetapi
ischialgia yang terjadi pada serangan yang terakhir (Sidharta,P. 1999).
E. TERAPI
Terapi pada iskhialgia terdapat 2 tahap yaitu :
1. Terapi konservatif
a. Istirahat mutlak ditempat tidur.
b. Analgetika non adikitif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
c. Fisioterapi untuk mencegah atropi otot-otot dan dekalsifikasi sebaiknya
setelah nyeri hilang.
d. Termoterapi
e. Obat antireumatika pada medical siatika (iskhialgia akibat faktor kausal
tidak bersifat diskugenik atau mekanik).
2. Terapi Operatif
Apabila seseorang menderita ischialgia sudah dilakukan tindakan konservatif
namun sering terjadi kekambuhan atau bila kasus ischialgia karena HNP
masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit motorik sudah jelas
atau menganggu maka pertimbangan untuk operasi atau tidak sebaliknya
dibicarakan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio – ekonomik yang
ikut menentukan operasi secepatnya atau tidak ialah profesi penderita
(Mardjono, M dan Sidharta, P. 1997).
F. PROGNOSA
Prognosa biasanya baik, tergantung dari ketepatan dan terapi yang diberikan.
BAB III
KESIMPULAN
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar dari daerah vertebralumbalis ke distal
sepanjang tungkai atau nyeri yang terasa sepanjang nervus iskhiadicus. Merupakan
masalah kesehatan yang banyak terjadi dan butuh penanganan yang tepat baik
konservatif maupun operatif agar dapat dicapai kesembuhan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Zuljasri Albar, 2000, Sistema Pendekatan Pada Nyeri Pinggang, dalam Cermin Dunia Kedokteran No. 129, tahun 2000, hal. 14 – 19.
2. Sidharta, P. 1999, Sakit Kaki, dalam Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, PT. Dian Rakyat, Jakarta, hal. 236 – 249.
3. Juwono, T. 1991, Evaluasi Dan Diagnosis Klinik Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Lumbal, dalam Medika No. 6 Tahun 17, Juni, 1991, hal. 442 – 8.
4. Mardjono, M dan Sidharta, P. 1997, Iskhialgia, dalam Neurologi Klinis Dasar, Ed.6, Cet.7, PT. Dian Rakyat, Jakarta. hal. 95 – 103.
5. Sidharta, P. 1995, Iskhialgia, dalam Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, PT. Dian Rakyat, Jakarta, hal. 523 – 4.
PRESENTASI KASUS PASIEN BANGSAL
ISCHIALGIA
Anamnesis : Autoanamnesis
No. CM : 730512
Tanggal : 6 Februari 2007
Jam : 08.45 WIB
Ruang : Cempaka
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Tr
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Polobogo, RT6/RW1 Getasan
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
II. DATA SUBYEKTIF
Keluhan Utama : Nyeri pinggang yang menjalar kebawah.
Lokasi : Pinggang sampai kiri sampai kaki kiri
Kualitas : Nyeri terasa kemeng terus-menerus menjalar
sampai bagian bawah.
Kuantitas : Penderita tidak mampu berjalan karena rasa
sakit yang dirasakan.
Kronologis : Pasien post opname di BPRSUD Salatiga kira-
kira 1minggu yang lalu dengan keluhan yang
sama yanitu nyeri pada pinggang bawah
menjalar sampai kaki bagian kiri. 3 Hari
sebelum masuk Rumah Sakit tiba-tiba pasien
merasa sakitnya kumat lagi setelah bekerja
disawah. Pasien merasa Boyok bagian kiri
bawah terasa nyeri sekali, nyeri dirasakan
menjalar sampai kebagian kaki kiri bawah. 2
HSMRS penderita minta tukang pijat untuk
menyembuhkan sakitnya. Akan tetapi keluhan
tidak berkurang justru semakin memberat. 1
HSMRS penderita sudah tidak bisa berjalan
dan nyeri yang dirasakan tidak mampu ditahan
oleh pasien. Keesokan harinya pasien dibawa
ke poliklinik saraf, oleh Dr Spesialis Saraf
pasien diminta untuk mondok.
Faktor yang memperberat : aktivitas yang berat
Faktor yang memperingan : -
Gejala penyerta : -
Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (-) hiperkolestrolemia (-), DM (-)
trauma (-), Jantung (-), sebelumnya tidak
pernah menderita sakit serupa, tidak pernah
sakit waktu kencing, tidak linu baik lutut
ataupun sendi-sendi lain, tidak pernah
mengalami fraktur atau trauma sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit serupa.
Riwayat sosial ekonomi : Pasien adalah seorang Petani dengan gaji atau
pendapatan tidak menentu setiap bulan.
III. DATA OBYEKTIF
A. Status present
Tekanan darah : 135/85 mmHg
Denyut nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
B. Status Internus
Kepala : Mesosepal, bentuk simetris.
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-),
bentuk vertebra normal, nyeri tekan vertebra(-).
Dada : Jantung dan Paru dalam batas normal
Abdomen : Hepar dan lien dalam batas normal.
C. Status Psikis
Dalam batas normal
D. Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis dan GCS : E4 M6 V5 = 15
Kualitatif : Tingkah laku baik.
Orientasi : Tempat, orang, waktu, (baik)
Daya ingat : baru dan lama (baik)
Syaraf-Syaraf Otak
N I (Olfaktorius) Kanan Kiri
Daya Penghidu + +
N II (Optikus)
Daya penglihatan + +
Pengenalan warna + +
Medan penglihatan + +
N III (Okulomotorius)
Ptosis - -
Gerakan bola mata ke
Superior + +
Inferior + +
Medial + +
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupil bulat bulat
Reflek cahaya langsung + +
N IV (Troklealis)
Gerak bola mata kelateral bwh + +
Diplopia - -
N V (Trigeminus)
Menggigit + +
Membuka mulut + +
N VI (Abdusens)
Gerakan mata ke lateral + +
N VII (Facialis)
Kerutan kulit dahi + +
Kedipan mata + +
Lipatan nasolabial + +
Sudut mulut + +
Mengerutkan dahi + +
Mengerutkan alis + +
Menutup mata + +
Meringis + +
Menggembungkan pipi + +
N VIII (Akustikus)
Mendengar suara + +
N IX (Glosofaringeus)
Sengau - -
Tersedak - -
N X (Vagus)
Denyut nadi 72x/menit 72x/menit
Bersuara + +
Menelan + +
N XI (Assesorius)
Memalingkan kepala + +
Sikap bahu N N
Mengangkat bahu N N
Trofi otot bahu eutrofi eutrofi
N XII (Hipoglosus)
Sikap lidah N N
Tremor lidah - -
Menjulurkan lidah + +
Trofi otot lidah eutrofi eutrofi
BADAN
Trofi otot punggung : eutrofi
Nyeri membungkukkan badan : -
KOLUMNA VERTEBRALIS
Bentuk : Normal
Nyeri tekan : -
ANGGOTA GERAK ATAS
Inspeksi: Drop hand : -/-
Pitcher hand : -/-
Claw hand : -/-
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Gerakan +/+ +/+
Sensibilitas +/+ +/+
Kekuatan 5/5 5/3
Biseps Triseps Radius Ulna Patella
Achilles
Reflek Fisiologi +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+
Reflek Patologis Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaefer - -
Gonda - -
Hoffman-Tromner - -
Bing - -
Rosolimo TDL TDL
MendelBedrew TDL TDL
Tes Petrick - +
Tes Kontra Petrick - +
Tes Lasegue + +
Tes Nafsiger - -
Tes Valsava - -
IV. RESUME
Anamnesis (subyektif)
Pasien adalah seorang laki-laki, usia 50 tahun, datang ke Poliklinik Saraf
RSUD Salatiga dengan riwayat nyeri pada pinggang bagian bawah menjalar sampai
kaki bagian kiri, tidak ada riwayat trauma, tidak ada riwayat fraktur, tidak linu baik
lutut atau sendi-sendi lain, riwayat hipertensi (-), hiperkholesterolemia (-), riwayat
jantung (-).
Pemeriksaan Fisik (Obyektif)
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis GCS: 15
Vital sign : Tekanan darah : 130/85 mmHg
Denyut nadi : 72 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
Status Internus : dalam batas normal
Status Psikis : dalam batas normal
Status Neurologik : Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4 M6 V5 = 15
Nervus Cranialis I-XII : dbn .
Motorik ekstremitas atas dan bawah :
Ekstremitas atas : dbn.
Ekstremitas bawah : Nyeri pada pinggang bawah
menjalar sampai kaki. Sensoris (+) sama kanan kiri,
Tes Lasegue (-/+), Tes Patrik (-/+), Tes Kontra Patrik
(-/+),
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Gerakan +/+ + /+
Kekuatan 5/5 5/3
Tonus N N
Sensibilitas + +
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
KESIMPULAN (Assesment)
Diagnosis klinis : Iskhialgia
Diagnosis topik : Vertebrae Lumbosakralis
Diagnosis etiologi : Suspek Koksartritis
TERAPI
3. Terapi konservatif
f. Istirahat ditempat tidur.
g. Analgetika dan neurotropik vitamin
Mefenamic Acid 400 mg
Diazepam 0,5 mg
Vitamin B1,B6,B12
h. Fisioterapi untuk mencegah atropi otot-otot dan dekalsifikasi sebaiknya
setelah nyeri hilang.
i. Termoterapi
j. Obat antireumatika pada medical siatika (iskhialgia akibat faktor kausal
tidak bersifat diskugenik atau mekanik).
4. Terapi Operatif (tidak dilakukan)
PLANNING
1. Foto Rontgen Lumbo Sakralis AP/Lateral
2. Laboratorium : darah rutin, urin rutin.