35
STATUS PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. P Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 31 tahun Agama : Islam Pendidikan : SLTP Pekerjaan : - Bangsa/suku : Indonesia/Jawa Alamat : Piring, Murtigading, Sanden Tanggal masuk rumah sakit : 19 September 2012 2. ALLOANAMNESIS Diperoleh dari 1 Nama Ny. S Umur 56 th Jenis kelamin Perempuan Alamat Piring, Murtigading, Sanden Pekerjaan pedagang Pendidikan SMP Hubungan Ibu Kandung Lama Kenal Dari lahir sampai sekarang Sifat Perkenalan Dekat Tempat Wawancara Rumah pasien 1

Presus Nad

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skizoafektif tipe manik

Citation preview

Page 1: Presus Nad

STATUS PSIKIATRI

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. P

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 31 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : -

Bangsa/suku : Indonesia/Jawa

Alamat : Piring, Murtigading, Sanden

Tanggal masuk rumah sakit : 19 September 2012

2. ALLOANAMNESIS

Diperoleh dari 1

Nama Ny. S

Umur 56 th

Jenis kelamin Perempuan

Alamat Piring, Murtigading, Sanden

Pekerjaan pedagang

Pendidikan SMP

Hubungan Ibu Kandung

Lama Kenal Dari lahir sampai sekarang

Sifat Perkenalan Dekat

Tempat Wawancara Rumah pasien

a. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)

Pasien datang ke rumah sakit karena obat habis dan ingin meminta obat.

Pasien merasa masih sering mendngar suara-suara yang tidak bisa didengar

1

Page 2: Presus Nad

orang lain (halusinasi auditorik) dan merasa setiap hari dapat berbincang-

bincang dengan mantan pacarnya melalui radio, bantal atau benda-benda mati

lainnya.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)

Autoanamnesis

Pasien mengatakan sejak tahun 1998 atau pada umur 16 tahun Ny.P

dibawa ke RS Sardjito oleh keluarganya dikarenakan tiba-tiba mengamuk

tanpa sebab.

Sebelumnya Ny.P tidak pernah berperilaku seperti itu. Kejadian ini

bermula ketika Ny.P berusia 16 tahun, OS mengaku mempunyai teman

dekat laki-laki dan berpacaran selama 6 bulan, kemudian pacarnya

meninggalkannya tanpa sebab dan tidak pernah menemuinya lagi. Setelah

kejadian itu OS selalu sedih, murung, dan menangis terus setiap hari

sampai akhirnya dia pergi meninggalkan rumah untuk mencari pacarnya ke

alamat yang dulu pernah diberikan padanya. Setelah itu OS sudah tidak

begitu mengingat kejadian yang sebenarnya. Yang dia tau dia diperiksakan

oleh keluarganya ke RS sardjito karena dia sakit dan di rawat selama ± 3

minggu. Pada saat itu yang dia ingat adalah OS selalu merasa pacarnya

selalu mengajaknya bicara melalui radio, bantal atau benda mati lainnya.

Kadang-kadang OS juga merasa melihat sosok pacarnya berada di

hadapannya. OS mengaku tidak pernah mempunyai ide untuk mengakhiri

hidup. OS juga menuturkan tidak ada pikiran – pikiran luar yang masuk

dalam pikirannya dan mengendalikan pikirannya (tidak ada yang

mengendalikan pikirannya).

Setelah keluar dari RS Sardjito, pengobatan dilanjutkan di

puskesmas dan kontrol secara rutin dikarenakan keluhannya (halusinasi)

masih ada bahkan sampai saat ini.

Pada tahun 2002 pasien dibawa oleh keluarganya ke RSJ Grhasia

dengan keluhan yang sama yaitu mengamuk-ngamuk dan menangis. Dan

pada saat itu OS didapatkan tengah hamil. Menurut penuturannya, OS

merasa yakin bahwa dia hamil dengan pacarnya, melalui bayangan

2

Page 3: Presus Nad

pacarnya yang muncul setiap malam mendatanginya dan merasa

berhubungan sex selayaknya suami istri. Sampai sekarang pun OS merasa

bahwa bapak dari anaknya adalah mantan pacarnya tersebut. OS dirawat di

Grhasia ± 1 bulan setelah kondisinya tenang dan melakukan pengobatan

jalan di puskesmas dan rajin control sampai awal tahun 2011 OS mulai

control di poli jiwa RS Panembahan Senopati Bantul sampai sekarang.

Sekarang OS merasa keadaannya sudah lebih tenang, merasa

emosinya lebih terkontrol, akan tetapi masih tetap mengalami halusinasi-

halusinasi setiap harinya. Masih merasa bapaknya anaknya mengajaknya

berbicara dan mendatanginya. Akan tetapi justru hal itu kadang sangat

membuat OS merasa sedih karena mengingat bapaknya anaknya OS telah

berkeluarga dan dia harus membesarkan anaknya sendiri tanpa suami dan

hanya bersama ibu OS. Untuk aktivitas sehari – hari, OS membantu

tetangganya bersih-bersih rumah (menyapu, ngepel, mencuci piring)

dengan gaji perbulan Rp 150.000, 00. Dengan ibunya yang seminggu 1 kali

menjual beras ke Jogja dan juga dengan ditunjang oleh kakak OS yang

bekerja di luar kota, OS dan Ibu OS dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari

serta membesarkan anak OS dan menyekolahkannya yang saat ini telah

berusia 10 tahun (5 SD).

Alloanamnesis 1

Pada tahun 1998 (OS usia 16 tahun), OS mulai mengalami

perubahan tingkah laku setelah OS mengenal lelaki yang akhirnya menjadi

pacar OS melalui sanggar latihan silat dan ditinggal pacarnya ke luar kota

yang kabarnya telah menikah dengan wanita lain. Sejak saat itu OS mulai

depresi, sedih, menangis terus-menerus dan kadang emosinya meluap-luap

hingga suatu hari (± hampir 1 bulan) sampai akhirnya suatu hari

mengamuk hebat. Sehingga OS dirawat di RS Sardjito ± 3 minggu hingga

keadaannya lebih tenang. Ibu OS juga sering melihat OS berbicara sendiri

dan tertawa sendiri dengan radio, bantal atau benda mati lainnya.

Sebelumnya OS belum pernah berperilaku seperti ini. Sehari-hari

OS adalah tipe anak yang ceria dan terbuka terhadap keluarga. Menurut

3

Page 4: Presus Nad

penuturan ibunya, OS tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti

NAPZA. Dan juga tidak merokok.

Pada tahun 2002 OS tiba-tiba mengalami gejala yang sama seperti

tahun 1998 sampai OS pergi meninggalkan rumah selama 2 minggu

kemudian OS dibawa ke RSJ Grhasia dan di rawat di sana. Diduga

pemicunya adalah OS merasa mudah tersinggung atas omongan-omongan

tetangga-tetangganya mengenai kondisi OS, sehingga OS mengamuk. Dan

beberapa minggu kemudian keluarga baru tau kalau OS tengah hamil. Dan

sampai sekarang pun keluarga masih belum tau siapa bapak dari anak yang

dikandung. Yang mana diyakini OS adalah pacarnya yang menghamilinya

melalui radio.

Setelah keluar dari RSJ, OS rajin control dan meminum obat dari

dokter. Walaupun halusinasi-halusinasinya masih tetap ada, akan tetapi OS

sudah tidak pernah mengamuk lagi. Menurut penuturan ibu nya, OS masih

sangat perhatian terhadap anaknya dan penurut terhadap ibunya.

Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi Sosial

dan Kemandirian)

Sistem Saraf : nyeri kepala (+/-), demam (-), tremor (-)

Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), edema kaki (-)

Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek(-)

Sistem Digestiva : BAB normal, mual (-), muntah (-), diare

(-), sulit makan (-), Sakit perut (-)

Sistem Urogenital : BAK normal

Sistem Integumentum : warna biru pada kuku (-), gatal pada

kulit (-), biru-biru (-)

Sistem Muskuloskeletal : edema (-), nyeri sendi (-), bengkak

sendi (-), nyeri otot (-), kelemahan otot

(-).

Secara organik, tidak terdapat kelainan apapun. Kecuali OS akhir-

akhir ini kadang mengeluhkan sakit kepala, akan tetapi tidak terdapat

4

Page 5: Presus Nad

hambatan yang mengganggu dalam fungsi sosial dan kemandirian yang

disebabkan oleh gangguan nyeri kepalanya.

Secara sosial Ny.P sudah dapat bergaul secara normal, meski

kadang masih merasa sedikit tersinggung apabila ada yang membicarakan

mengenai kondisi OS dan keluarganya sekarang, akan tetapi hal ini sudah

tidak membuat OS mengalami emosi yang meluap-luap sampai

mengamuk-ngamuk diluar batas kewajaran. OS juga sudah dapat

melaksanakan aktivitas sehari – hari, tanpa paksaan atau perintah dari

orang lain.

Grafik Perjalanan Penyakit

Gejala Klinis

Mental Health Line/Time

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2011 2012

Fungsi Peran

c. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu

1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit

- Faktor Organik

Panas, kejang, dan trauma fisik sebelum mengalami gangguan di

sangkal oleh OS.

- Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)

Menurut OS dan ibu OS, OS adalah seorang pribadi yang senang dan

tidak sulit untuk berteman atau berkenalan dengan orang-orang baru.

5

Page 6: Presus Nad

- Faktor Predisposisi

Penyakit herediter disangkal oleh narasumber.

- Faktor Presipitasi

Dari penuturan narasumber alloanamnesis, narasumber merasa pasien

mengalami perubahan dimulai ketika ia ditinggal oleh pacar

pertamanya.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya, yaitu tahun 1998, 2012.

- Riwayat Sakit Berat/Opname (-)

d. Riwayat Keluarga

Pola Asuh Keluarga

o Alloanamnesis 1

Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Pasien adalah anak

perempuan dan kakak ke-1 nya laki-laki, yang ke-2 perempuan,

kemudian adik ke-1 nya meninggal sejak bayi, dan adik ke-2 nya laki-

laki. Pasien berasal dari keluarga sederhana, Ayah OS adalah petani

dan Ibunya dulu buruh tani, sekarang berjualan beras seminggu 1x. 1

tahun yang lalu ayah OS menikah lagi, pasien hanya bersekolah

hingga kelas 1 SMA dikarenakan mulai “sakit”. Akan tetapi kakak-

kakak OS yang telah berkeluarga dan bekerja cukup membantu

perekonomian keluarga.

Dalam keluarga, hubungan OS paling dekat dengan ibu kandungnya.

Keluarga pasien termasuk keluarga yang rajin untuk shalat atau

beribadah. Keluarga pasien sangat peduli dan mengkhawatirkan

keadaan pasien dan selalu mengupayakan yang terbaik untuk

kesehatan OS.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil alloanamnesis dengan ibu kandung pasien, beliau mengatakan

keluarga tidak ada yang memiliki kelainan serupa dengan pasien.

Silsilah Keluarga

Dari hasil alloanamnesis dengan ibu kandung pasien, kami hanya dapat

6

Page 7: Presus Nad

informasi silsilah keluarga mulai dari orang tua mereka bukan dimulai dari

kakek nenek.

e. Riwayat Pribadi

Riwayat Kelahiran

Dari alloanamnesis pada ibu kandung pasien, pasien lahir secara normal di

dukun, tak ada kelainan, sewaktu kecil imunisasi lengkap.

Latar Belakang Perkembangan Mental

Menurut pengakuan ibu kandung pasien, perkembangan mental pasien

sejak kecil sama dengan teman-teman sebayanya yang berada di sekitar

tempat tinggal mereka.

Perkembangan Awal

Tumbuh kembang seperti anak-anak pada umumnya.

Riwayat Pendidikan

SD : lulus dengan baik

SMP : lulus dengan baik

SMA : tidak selesai

Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual

Agama Islam

Rajin Sholat

Kecenderungan ke arah fanatisme agama disangkal.

Hubungan Sosial

7

55

60

31

1 37 35

23

Page 8: Presus Nad

Menurut penjelasan dari narasumber dan ibu kandung pasien,

pasien mudah bersosialisasi sebelum sakit, setelah sakit OS lebih memilih

sering di rumah dikarenakan malu dengan tetangga-tetangga.

Akan tetapi menurut pengakuan pasien, akhir-akhir ini OS merasa

mudah sekali menyukai lawan jenis, dan mengaku banyak mempunyai

teman lawan jenis, dan OS merasa beberapa dari mereka menyukainya.

Akan tetapi dia sadar menurutnya tidak ada yang benar-benar serius untuk

menikahinya.

Riwayat Perkawinan :

Pasien belum pernah menikah, akan tetapi sudah mempunyai putra yang

sekarang berusia 10 tahun.

Riwayat Perkembangan Seksual

Pasien hamil diluar nikah pada saat dia berusia 20 tahun, dan hingga saat

ini belum ada yang tahu siapa yang menghamilinya, dikarenakan pada saat

itu OS telah sakit (mengalami gangguan jiwa).

Situasi Kehidupan Sekarang

OS sekarang tinggal serumah bersama ibu kandung, anak kandung, adik

kandung dan kakek kandung (ayah dari ayah OS). OS merasa kecewa

dengan ayah kandungnya yang menikah lagi 1 tahun yang lalu dan lebih

perhatian terhadap istri ke-2 nya dari pada dengan istri pertama nya (ibu

OS). Akan tetapi secara keseluruhan OS masih merasa nyaman dengan

keluarganya yang ada saat ini. Dengan kondisi OS sehari-hari aktivitasnya

adalah membantu bersih-bersih rumah tetangganya. Dengan gaji Rp.

150.000,00 sebulan. Dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari OS

dibantu oleh kakak-kakak OS yang sudah bekerja.

Status Sosial Ekonomi :

Keluarga Ny.P adalah keluarga yang kurang mampu, dilihat dari pekerjaan

orang tua OS sebagai buruh tani. Rumah yang kecil sederhana dengan

lingkungan dan sanitasi yang kurang baik.

Riwayat Khusus

Pengalaman militer (-)

Urusan dengan polisi (-)

8

Page 9: Presus Nad

Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis

Alloanamnesis 1 : dapat dipercaya

Kesimpulan Alloanamnesis

Sejak tahun 1998 pasien mengalami gangguan jiwa (skizoafektif), dan pernah

mondok di Sardjito tahun 1998. Pernah mondok di RSJ. Grasia tahun 2002

dengan gejala yang sama dan didapatakan OS tengah hamil tanpa diketahui

siapa ayah janin yang dikandung.

Opname di sardjito dikarenakan OS mengamuk, sedih dan menangis terus-

terusan, serta mucul halusinasi-halusinasi.

Keluarga pasien berasa dari keluarga social ekonomi menengah kebawah, akan

tetapi cukup perhatian akan kesehatan dan keadaan OS.

3. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Present

i. Status Internus

Tanggal Pemeriksaan : 26 agustus 2012

Keadaan Umum : Compos Mentis (tidak tampak sakit jiwa).

Bentuk Badan : tidak ditemukan kelainan.

Berat Badan : tidak dilakukan pengukuran

Tinggi Badan : tidak dilakukan pengukuran

Tanda Vital

- Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

- Nadi : 78 x/menit.

- Respirasi : 20 x/menit.

- Suhu : afebris

Kepala :

- Inspeksi wajah : tidak ditemukan adanya kelainan

- Mata : conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Leher :

- Inspeksi : leher tampak bersih dan tidak Nampak benjolan

JVP : tidak dilakukan pemeriksaan

9

Page 10: Presus Nad

Thorax

- Sistem Kardiovaskuler : S1 S2 reguler

- Sistem Respirasi : wheezing (-), RBK (-), vesikuler (+)

Abdomen

Sistem Gastrointestinal : bising usus (+), NT (-)

Sistem Urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

- Sistem Muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan

Sistem Integumentum : tidak ditemukan kelainan

Kelainan Khusus: (-)

Kesan Status Internus :

dalam batas normal, meskipun

ada beberapa pemeriksaan

yang tidak dilakukan karena

tidak tersedianya tempat.

ii. Status Neurologis

Kepala dan Leher : Dalam batas normal

Tanda Meningeal : (-)

Nervi Kranialis : tidak dilakukan.

Kekuatan Motorik : dalam batas normal

Sensibilitas : dalam batas normal

Fungsi Saraf Vegetatif : dalam batas normal.

Refleks Fisiologis : tidak dilakukan

Refleks Patologis : Hoffman-Trommner (-)

Gerakan Abnormal : (-)

Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: (-)

Kesan Status Neurologis : pemeriksaan yang dilakukan dalam batas

normal.

B. Status Psikiatri

Tanggal Pemeriksaan : 21 September 2012

10

Page 11: Presus Nad

1. Kesan Umum

Seorang perempuan, sesuai umur, make up berlebihan, tampak gembira,

pwnampilan dan rawat diri baik, dan tampak bersemangat dalam

menceritakan keluhannya sambil tertawa berlebihan.

2. Pembicaraan

Kuantitas : Logorhoe OS menjawab panjang lebar dan penuh

semangat hingga sulit untuk di putus.

Kecepatan Produksi : Spontan

Kualitas : inkoheren (+/-) kadang-kadang pembicaraannya tidak bisa

di pahami

Irrelevant (+/-) kadang-kadang pembicaraannya tidak

nyambung, jawaban tidak sesuai dengan

pertanyaan.

Flight of ideas (+)

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sikap : kooperatif selama pemeriksaan

Saat bercerita menunjukkan ekspresi ( gerakan tubuh yang sedikit

berlebihan).

4. Mood dan Afek

Mood : Elasi OS tampak gembira, dan merasa percaya diri saat

bercerita

Afek : inapropiate saat OS menceritakan bahwa dia tidak mempunyai

semangat hidup lagi, OS malah tertawa.

5. Berpikir

- Bentuk Pikir : non realistis

- Isi pikir : waham kebesaran (-), kendali pikir (-), idea of

reference (-).

Ingin menikah.

- Progresi pikir : asosiasi longgar (-), inkoheren (+/-), flight of

idea(+).

11

Page 12: Presus Nad

6. Persepsi

Halusinasi :

Halusinasi auditorik (+) OS selalu mendengar bisikan-bisikan dari

telinganya dan berbicara melalui radio, bantal.

Halusinasi visual (+) OS sering melihat sosok mantan pacarnya.

Halusinasi taktil (+) OS merasa sering melakukan hubungan sex

bersama pacarnya walaupun tanpa terlihat wujudnya.

Ilusi (-)

7. Sensori dan Fungsi Intelektual

- Kesadaran Compos Mentis, GCS = E4V5M6

- Orientasi & Memori

Orientasi : Orang : baik OS dapat mengenal orang dengan

baik

Waktu : baik OS dapat membedakan waktu pagi,

siang, sore dan malam

Tempat : baik OS mengetahui dimana sekarang ia

berada.

Situasi : baik OS dapat membedakan suasana di

rumah sakit dan tempat lain.

Memori jangka pendek, jangka panjang dan segera : baik

- Konsentrasi & Perhatian Normovigilitas

- Pemikiran abstrak Tidak terdapat gangguan

- Informasi dan intelegensi Tidak terdapat gangguan

8. Insight derajad 2 (Agak sadar bahwa dirinya sakit & butuh bantuan,

tapi saat yg sama juga menyangkal)

9. Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan

- Tampak bahagia dan selalu bersemangat ketika bercerita

- Sering menganggap banyak laki-laki yang mendekatinya dan

menyukainya.

- Selalu gampang menyukai laki-laki yang baru ditemuinya

- Cara berdandan yang berlebihan.

12

Page 13: Presus Nad

10. IQ

Tidak dapat dilakukan tes.

C. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA

Seorang wanita 31 tahun Sikap baik, pakaian biasa akan tetapi cara

berdandan yang agak berlebihan, pasien tidak seperti orang sakit. pendidikan

terakhir SMP, tidak tamat SMA dengan keluhan terdapat halusinasi-halusinasi.

Riwayat kehidupan pribadi, pasien dikenal sebagai anak yang menurut kepada

orang tuanya. Selama bersekolah di SD, SMP dan SMA, nilai pasien tidak

pernah di bawah rerata dan selalu naik kelas. Pasien dikenal sebagai pribadi

yang ceria dan terbuka.

Hasil pemeriksaaan status mentalis didapatkan: seorang wanita, sesuai

umur, perawatan diri baik. Kesadaran kualitatif berubah. Dapat duduk dengan

tenang selama wawancara walaupun dengan ekspresi gerakan tangan yang

agak berlebihan, dan dapat menjawab spontan, kadang irrelevan serta

logorhea. Mood senang, afek meningkat, kesesuaian: sesuai. Bentuk pikiran

dereisme, isi pikiran didapatkan waham kebesaran (+). dengan arus assosisi

baik. Didapatkan halusinasi pendengaran, sentuhan dan penglihatan.

Kesadaran baik dan kognitif baik, pengendalian impuls tidak terganggu, daya

nilai sosial tidak terganggu dan uji daya nilai baik, penilaian realita terganggu.

Tilikan derajat 2.

D. Formulasi Diagnostik

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan

psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan

(distress) dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan

sehari-hari yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status internus tidak ditemukan kelainan yang

mengindikasikan gangguan medis umum yang berkaitan dengan gejala psikis.

Dan pada pemeriksaan status neurologis dalam batas normal. Berdasarkan data

ini, kemungkinan organik sebagai penyebab kelainan secara fisiologis yang

13

Page 14: Presus Nad

mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini bisa disingkirkan.

Dengan demikian diagnosis ganggua mental organic. (F00-09) dapat

disingkirkan.

Dari wawancara tidak didapatkan riwayat penggunaan zat-zat aditif dan

psikoaktif sebelumnya, sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku

akibat zat psikoaktif, (F10-F19) dapat disingkirkan.

Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan status

mental, Pada pasien ini, terdapat peningkatan perasaan yang menonjol, akan

tetapi terkadang menjadi begitu sensitive dan mudah tersinggung, serta jelas

terdapat gejala-gejala skizofrenia (halusinasi –halusinasi).

Pada PPDGJ III, dapat dikategorikan sebagai skizoafektif tipe Manik (F

25.0).

E. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : Skizoafektif tipe manik (F25.0)

Aksis II : tidak ada diagnosa (Z 03.2)

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan lain ( ditinggal oleh pacarnya)

Aksis V : skala GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

F. DIAGNOSIS BANDING

a. F.30. 2 Mania dengan gejala psikotik

Berdasarkan tabel Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder

edisi 3 yang direvisi (DSM-III-R), kriteria diagnostik episode mania adalah

sebagai berikut :

a. Suatu masa yang berbatas jelas dengan afek yang abnormal, menetap,

ekspansif, dan iritabel.

b. Saat terjadinya gangguan afek, sedikitnya ada 3 dari gejala di bawah ini

(4 bila afeknya hanya iritabel) dan cukup dirasakan oleh lingkungannya.

i. Harga diri yang dibesarkan atau grandiosis

ii. Kebutuhan tidur berkurang

iii. Suka bicara lebih dari biasanya dan ada dorongan untuk bicara terus

iv. Loncat pikir atau ia merasa alur pikirnya seperti berpacu.

14

Page 15: Presus Nad

v. Mudah teralihkan perhatiannya

vi. Bertambahnya kegiatan yang bertujuan atau agitasi psikomotor.

vii. Ikut serta secara berlebih pada kegiatan yang menggembirakan yang

beresiko tinggi untuk mengakibatkan penderitaan.

c. Gangguan afek yang cukup gawat menyebabkan gangguan yang nyata

dalam fungsi kerja, kegiatan social, atau hubungan dengan orang lain,

atau membutuhkan perawatan inap demi mencegah menciderai diri atau

orang lain.

d. Pada saat tiada gangguan afek yang menonjol, tak ada halusinasi atau

waham selama 2 minggu.

e. Tidak bertumpang tindih pada skizofrenia, gangguan skizofreniform,

gangguan waham, atau gangguan psikotik yang tak ditentukan.

f. Tak dapat dibuktikan bahwa factor organic menyebabkan atau

mempertahankan gangguan itu.

Setelah menegakkan diagnosa suatu episode mania, maka harus

dibedakan antara hipomania, episode mania dengan tanpa gejala psikotik,

dan episode mania dengan gejala psikotik.

Dari ICD-10 Classification of Mental and Behavioral Disorders:

Diagnostic Criteria for Research, disebutkan pedoman diagnostic episode

mania dengan gejala psikotik :

A. Suasana perasaan meningkat dengan jelas, ekspansif, atau iritabel, dan

abnormal bagi pribadi yang bersangkutan. Perubahan suasana perasaan

harus nyata dan menetap sekurangnya selama 1 minggu ( kecuali jika

cukup berat dan membutuhkan perawatan rumah sakit).

B. Setidaknya ada 3 tanda yang harus menyertai ( 4 bila afeknya hanya

iritabel ) :

1. Peningkatan aktivitas atau kegelisahan fisik.

2. Suka bicara ( ada dorongan untuk bicara terus )

3. flight of ideas atau alur pikirnya seperti berpacu.

4. hilangnya larangan sosial normal, menyebabkan perilaku yang tidak

sesuai kepada keadaan

15

Page 16: Presus Nad

5. kebutuhan tidur berkurang

6. meningkatnya harga diri atau grandiositas

7. distraktibilitas atau perubahan terus-menerus dalam aktivitas dan

rencana.

8. Perilaku sembrono atau membabibuta dengan resiko yang tidak

diketahui

9. Kecerobohan seksual.

C. Episode tidak dihubungkan dengan penggunaan zat psikoaktif atau

gangguan mental organic lain.

D. Episode tidak bertumpang tindih dengan kriteria skizofrenia atau

gangguan skizoafektif tipe mania.

E. Waham atau halusinasi muncul.

Dari Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ( PPDGJ ) III,

pedoman diagnosis untuk Mania dengan Gangguan Psikotik :

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1

(Mania tanpa gejala psikotik )

Harga diri yang membubung dan gagasan kebesaran dapat berkembang

menjadi waham kebesaran ( delusion of grandeur ), iritabilitas, dan

kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ). Waham

dan halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut(mood

congruent).

b. F.31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manic dengan gejala psikotik

Pedoman diagnostik gangguan bipolar (F 31.2) menurut PPDGJ-III, yaitu :

(i) episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua) yang menunjukkan

suasana perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,

dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana

perasaan (mood) serta peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau

hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan

(mood) serta penurunan enersi dan aktivitas (depresi).

16

Page 17: Presus Nad

(ii) Yang khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar

episode, dan insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama

disbanding dengan gangguan suasana perasaan (mood) lainnya.

(iii) Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung

antara 2 minggu sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan).

(iv) Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk mania dengan

gejala psikotik (F 30.2).

(v) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,

manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

Gangguan ini perlu dibedakan dengan gangguan Skizoafektif Tipe

Manik (F. 25.0), yaitu : (i) kategori ini digunakan baik untuk episode

skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang

dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik, (ii) afek harus

meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu

menonjol dikombinasikan dngan iritabilitas atau kegelisahan yang

memuncak, (iii) dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu

atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.

G. PEMBAHASAN

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang

ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala

gangguan afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi

empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe

skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin

merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan

gangguan skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling

mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan

yang menetap ketiga kemungkinan pertama.

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik

gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode

penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam

beberapa hari. Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode

17

Page 18: Presus Nad

penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan

pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.

Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,

perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala

gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR,

merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi

beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi

nkriteria baik episode manik maupun depresif dan menentukan lama setiap

episode secara tepat. Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik,

pemeriksaan medis lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab

organik. semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia

dan gangguan mood perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu kelompok, pasien

dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara

prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan

mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki

prognosis yang lebih buruk dari pada pasien dengan gangguan depresif

maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik dari pada

pasien dengan skizofrenia.

GEJALA KLINIS

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik

gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode

penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam

beberapa hari. Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode

penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan

pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.

Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,

perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala

gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.

Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan

jiwa (PPDGJ-III):

18

Page 19: Presus Nad

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua

gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu

dari luar dirinya (withdrawal); dan

- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya;

b) - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- “delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk

kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau

penginderaan khusus)

- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c) Halusinasi Auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku

pasien, atau

- Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara), atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal

keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di

atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau

berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) .

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa

19

Page 20: Presus Nad

kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-

valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus;

f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak

relevan, atau neologisme;

g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan

stupor;

h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja

sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh

depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam

mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed

attitude) dan penarikan diri secara sosial.

H. TERAPI

Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah

perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial.

1. Pengobatan Psikososial

Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan keterampilan

sosial, dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang psikiatri sulit memutuskan

diagnosis dan prognosis gangguan skizoafektif yang sebenarnya,

ketidakpastian tersebut harus dijelaskan kepada pasien. Kisaran gejala mungkin

sangat luas, karena pasien mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi

20

Page 21: Presus Nad

mood yang terus berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami kesulitan

untuk menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan pasien tersebut.

2. FARMAKOTERAPI

Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan

farmakoterapi berupa lithium carbonate, carbamazepine (tegretol), valproate

(Depakene), ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu obat saja tidak

efektif.

Pada pasien ini, terapi yang di dapat adalah :

Depakote 250mg 1 x 1

Persidal 2 mg 2 x 1

Trihexipenidile 2 mg 2 x 1

I. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad fungsionam: dubia ad bonam

Ad sanationam: dubia ad bonam

Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam karena tidak ada riwayat

gangguan psikiatri dalam keluarga dan gangguan premorbid minimal. Bila

penderita taat menjalani terapi, adanya motivasi dari penderita sendiri untuk

sembuh, serta adanya dukungan dari keluarga maka akan membantu perbaikan

penderita.

21

Page 22: Presus Nad

FA

KT

OR

PR

EM

OR

BID

Indikator Pada Pasien Prognosis

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Percaya Diri

Tidak ada

Perhatian cukup

tidak ada

Ada

Menengah kebawah

Ada

Tidak Menikah

baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

jelek

Baik

FA

KT

OR

MO

RB

ID

10.

11.

12.

13.

14.

obat

15.

16.

gejala

17.

Remaja akhir-Dewasa

Kronik

psikotik

Baik

Baik

Baik

Tidak

Meningkat

Jelek

Jelek

Jelek

Baik

baik

Baik

Baik

Baik

Kesimpulan prognosis: Dubia ad bonam

J. RENCANA FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta

efektivitas obat, dan kemungkinan munculnya efek samping dari terapi yang

diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: Presus Nad

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI. 1993. “Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III”. Cetakan Pertama. Jakarta :

Depkes RI.

2. Buku ajar psikiatri. Fakultas Kedokteran Indonesia

3. Soewandi, 2002, Simtomatologi Dalam Psikiatri, Yogyakarta: FKUGM

4. Maramis, Wily & Maramis Albert. 2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2.

surabaya: Airlangga University Press.

23