PPT RESPI SKE. 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

respirasi wrap up ppt

Citation preview

PowerPoint Presentation

Nebulizer

tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik sehingga dalam prakteknya dikenal 2 jenis alat nebuliser yaitu ultrasonic nebulizer dan jet nebuliser.

(+) tidak atau sedikit memerlukan koordinasi pasien, hanya memerlukan pernafasan tidal, beberapa jenis obat dapat dicampur (misalnya salbutamol dan natrium kromoglikat).(-) karena alat cukup besar, memerlukan sumber tenaga listrik dan relatif mahal.

Ultrasonic Nebulizer(+) tidak menimbulkan suara bising dan terus menerus dapat mengubah larutan menjadi aerosol(-) mahal dan memerlukan biaya perawatan lebih besar

Jet Nebulizer(+) relative lebih murah dan Bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping

Metered dosed inhaler aerosol (MDI)

Inhaler dosis terukur merupakan cara inhalasi yang memerlukan teknik inhalasi tertentu agar sejumlah dosis obat mencapai saluran pernafasan. Pada inhaler ini bahan aktif obat disuspensikan dalam kurang lebih 10 ml cairan pendorong (propelan) dan yang biasa digunakan adalah kloroflurokarbon (chlorofluorocarbon = CFC) pada tekanan tinggi.

MDI dengan spacerSpacer (alat penyambung) akan menambah jarak antara aktuator dengan mulut sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang dan akan dihasilkan partikel berukuran kecil yang berpenetrasi ke saluran pernafasan perifer. Hal ini merupakan kelebihan dari penggunaan spacer karena mengurangi pengendapan di orofaring

EasyhalerEasyhaler adalah inhaler serbuk multidosis yang merupakan alternatif dari MDI. Komponennya terdiri dari plastik dan cincin stainless steel dan mengandung serbuk untuk sekurang-kurangnya 200 dosis.Kelompok a 12Ketua: Dayu Fitria Indriati1102012049Sekretaris: Gina Maharani1102012099Anggota : Dewi Nur Azizah1102011077 Dila Rizky Pratiwi1102011080 Dea Ardelia Putri1102012050 Debby Elvira1102012051Gilang Mayasari 1102012098Giri Mahesa Putra Zatnika1102012100 Indah Larasati1102012123

Skenario 3SESAK NAPASAnak perempuan berusia 7 tahun dibawa ibunya ke Klinik YARSI dengan keluhan sulit bernapas. Pasien 3 hari sebelum ke klinik demam, batuk dan pilek. Sudah minum obat namun tidak ada perubahan. Menurut ibu, pasien menderita alergi makanan terutama ikan laut. Ayah pasien juga memiliki riwayat alergi.Pada inspeksi terlihat pernapasan cepat dan sukar, frekuensi napas 48x/menit, disertai batuk-batuk paroksismal, terdengar suara mengi, ekspirasi memanjang, terlihat retraksi daerah supraklavikular, suprasternal, epigastrium dan sela iga. Pada perkusi terdengar hipersonor seluruh toraks. Pada auskultasi bunyi napas kasar/mengeras. Terdengar juga ronkhi kering dan ronkhi basah serta suara lender dan wheezing. Pasien didiagnosis sebagai asma akut episodik sering.Penanganan yang dilakukan pemberian B-agonis secara nebulisasi. Pasien diobservasi selama 1-2 jam, respon baik pasien dipulangkan dengan dibekali obat bronkodilator. Pasien kemudian dianjurkan kontrol ke Klinik Rawat Jalan untuk reevaluasi tatalaksananya.

Sasaran belajarLI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan pada penderita PPOK (asma)LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan asma bronkialLO. 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi asma bronkial2.2. Memahami dan menjelaskan epidimiologi asma bronkial2.3. Memahami dan menjelaskan klasifikasi asma bronkial2.4. Memahami dan menjelaskan etiologi asma bronkial2.5. Memahami dan menjelaskan patogenesis dan patofisiologi asma bronkial2.6. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis asma bronkial2.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding asma bronkial2.8. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan asma bronkial2.9. Memahami dan menjelaskan pencegahan asma bronkial2.10. Memahami dan menjelaskan prognosis asma bronkial2.11. Memahami dan menjelaskan komplikasi asma bronkialLI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan terapi inhalasiLI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan fisiologi pernapasan pada penderita PPOK (asma)

Resistensi saluran napas mempengaruhi kecepatan aliranSeperti aliran darah melalui pembuluh darah bergantung tidak saja pada gradien tekanan tetapi juga pada resistensi terhadap aliran yang ditimbulkan oleh pembuluh, demikian juga aliran udara:F = P/RKetika PPOK, jenis apapun, meningkatkan resistensi saluran napas, ekspirasi menjadi lebih sulat daripada inspirasi. . Pada orang sehat, resistensi saluran napas selalu sedemikian rendah sehingga variasi kecil antara inspirasi dan ekspirasi tidak terasa. Namun, jika resistensi saluran napas meningkat secara bermakna seperti ketika serangan asma, perbedaan ini cukup terasa. Karena itu, orang dengan asma lebih mengalami kesulitan dalam menghembuskan daripada menghirup udara, menimbulkan mengi khas ketika udara dipaksa keluar melalui saluran napas yang sempit.

LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan asma bronkialLO. 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi asma bronkial

Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI, 2007), pada individu yang rentan, gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang bervariasi derajatnya.Definisi asma yang lengkap menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanisme terjadinya asma dikeluarkan oleh GINA (Global Initiative for Asthma). Asma didenfinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran respiratorik dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang yang rentan inflmasi ini menyebabkan episod wheezing berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam dan dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan saluran respiratorik yang luas namun bervariasi, yang paling tidak bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas saluran respiratorik terhadap berbagai rangsangan. (UKK Pulmonologi, 2004)2.2. Memahami dan menjelaskan epidimiologi asma bronkialDi Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti.Hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 melaporkan prevalensi asma sebesar 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil survey asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7-6,4%, sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8%.Berdasarkan gambaran tersebut, terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius. (Iris, 2008)

2.3. Memahami dan menjelaskan klasifikasi asma bronkial

Berdasarkan penyebab :Ekstrinsik (alergik)Intrinsik (non alergik)Asthma gabunganKlasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit menurut Global Initiative For Asthma Pada anak, secara arbiteri Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) mengklasifikasikan derajat asmaKlasifikasi asma menurut derajat seranganBerdasarkan gejala klinis :1. Serangan asma ringan2. Serangan asma sedang3. Serangan asma berat

2.4. Memahami dan menjelaskan etiologi asma bronkialFaktor Risiko AsmaFaktor GenetikAtopi/alergiHipereaktifitas bronkusJenis kelaminRas/etnikObesitas

2. Faktor lainAlergen makananAlergen obat-obat tertentuBahan yang mengiritasiEkspresi emosi berlebihAsap rokok pasif maupun aktifPolusi udaraFaktor cuacaStatus ekonomi2.5. Memahami dan menjelaskan patogenesis dan patofisiologi asma bronkial

2.6. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis asma bronkialManifestasi klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi, dan sesak napas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada, dan pada asma alergik mugkin disertai pilek atau bersin. Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret, tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulen. Ada sebagian kecil pasien asma yang gealanya hanya batuk tanpa disertai mengi, dikenal dengan istilah cough variant asthma. Bila hal yang terakhir ini dicurigai, perlu dilakukanpemeriksaan spirometri sebelum dan sesudah bronkodilator atau uji provokasi bronkus dengan metakolin.Pada asma alergik, sering hubungan antara pemajanan alergen dengan gejala asma tidak jelas. Terlebih lagi pasien asma alergik juga memberikan gejala terhadap faktor pencetus non-alergik seperti asap rokok, asap yang merangsang, infeksi saluran napas ataupun perubahan cuaca.2.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding asma bronkialAnamnesaKeluhan sesak nafas, mengi, dada terasa berat atau tertekan, batuk berdahak yang tak kunjung sembuh, atau batuk malam hari.Semua keluhan biasanya bersifat episodic dan reversible. Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi yang lain.Pemeriksaan FisikKeadaan umum: Penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi dudukJantung: Pekak jantung mengecil, takikardiParuInspeksi: Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong kebawahAuskultasi: Terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjangPerkusi : HipersonorPalpasi : Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan SputumPemeriksaan Darah

Pemeriksaan Penunjang LainPemeriksaan RadiologiPemeriksaan Tes KulitElektrokardiografiScanning paruSpirometri

Diagnosis bandingBronkitis KronisEmfisema paruGagal jantung kiriEmboli paru

Alur diagnosis

2.8. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan asma bronkial

Tujuan :meredakan penyempitan saluran respiratorik secepat mungkinmengurangi hipoksemiamengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnyarencana re-evaluasi tatalaksana jangka panjang untuk mencegah kekambuhan

Untuk menghilangkan gejala dan hipoksemia sesegera mungkin maka yang paling tepat adalah pemberian obat secara inhalasi. Keuntungan terapi inhalasi adalah obat langsung menuju sasaran, awitannya cepat, dosis minimal, dan efek samping minimal

Pada serangan asma terjadi keadaan bronkokonstriksi sehingga penanganan awal adalah pemberian bronkodilator, selain pemberian oksigen bila terjadi hipoksemia. Bronkodilator yang digunakan adalah agonis beta-2 seperti salbutamol, terbutalin, prokaterol, dan lain lain

Aplikasi Pemberian Agonis beta-2 dan Ipratropium Bromida pada Serangan AsmaBeberapa peneliti menggunakan kombinasi agonis beta-2 dan ipratropium bromida pada serangan asma baik ringan, sedang, maupun berat. Dosis agonis beta-2 yang digunakan adalah 2,5 mg sedangkan dosis ipratropium adalah 250 mikrogram.

Serangan Asma Ringan Dalam Pedoman Nasional Penanganan Asma Anak (PNAA), pemberian bronkodilator cukup dengan agonis beta-2 saja Serangan Asma SedangPada serangan asma sedang diberikan inhalasi agonis beta-2, steroid sistemik, dan oksigen serta penggantian cairan bila diperlukan. Inhalasi yang diberikan cukup agonis beta-2 sajaSerangan Asma Berat Pada tatalaksana serangan asma berat penggunaan agonis beta-2 bersama ipratropium bromida menjadi keharusan karena mempunyai beberapa keuntungan. Dengan penambahan ipratropium bromida pada inhalasi dengan agonis beta-2 mempunyai perbedaan yang cukup bermakna dalam hal peningkatan uji fungsi paru, yaitu PEFR (peak expiratory flow rate) dan FEV1 (forced expiratory volume in 1 second).Alur tatalaksana di ugd

Tahapan tatalaksana serangan asmaGINA membagi tatalaksana asma menjadi 2 yaitu tatalaksana dirumah dan di rumah sakit. Tatalaksana dilakukan oleh pasien (atau orang tuanya) dirumah. Hal ini dapat dilakukan oleh pasien yang sebelumnya telah menjalani terapi dengan teratur dan mempunyai pendidikan yang cukup. Pada panduan pengobatan dirumah, disebutkan bahwa terapi awal adalah inhalasi -agonis kerja cepat sebantak 2 kali dengan selang waktu 20 menit

Alur tatalaksana di rumah sakit

2.9. Memahami dan menjelaskan pencegahan asma bronkialUpaya pencegahan asma dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:Pencegahan primer ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dengan risiko asma (orangtua asma), Pencegahan sekunder ditujukan untuk mencegah inflamasi pada anak yang telah tersentisisasi Pencegahan tersier ditujukan untuk mencegah manifestasi asma pada anak yang telah menunjukkan manifestasi penyakit alergi. 2.10. Memahami dan menjelaskan prognosis asma bronkialMortalitas akibat asma jumlahnya kecil. Gambaran yang paling akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi berisiko yang jumlahnya kira-kira 10 juta penduduk. Angka kematian cenderung meningkat di pinggiran kota dengan fasilitas kesehatan terbatas. Informasi mengenai perjalanan klinis asma menyatakan bahwa prognosis baik ditemukan pada 5080% pasien, khususnya pasien yang penyakitnya ringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang masih menderita asma 710 tahun setelah diagnosis pertama bervariasi dari 2678% dengan nilai rata-rata 46%, akan tetapi persentase anak yang menderita ringan dan timbul pada masa kanak-kanak. Jumlah anak yang menderita asma penyakit yang berat relatif berat (6 19%). Secara keseluruhan dapat dikatakan 7080% asma anak bila diikuti sampai dengan umur 21 tahun asmanya sudah menghilang.

2.11. Memahami dan menjelaskan komplikasi asma bronkial

PneumothoraxPneumodiastinumEmfisemaAtelektasisBronchitisGagal nafasPerubahan bentuk thorax

LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan terapi inhalasi

Prinsip terapi inhalasiPrinsip farmakologis terapi inhalasi yang ideal untuk penyakit saluran napas adalah obat dapat sampai pada organ target dengan menghasilkan partikel aerosol berukuran optimal agar terdeposisi di paru,onset kerjanya cepat, dosis obat kecil, efek samping minimal karena konsentrasi obat di dalam darah sedikit atau rendah,mudah digunakan, serta efek terapeutik tercapai yang ditandai dengan tampaknya perbaikan klinis.Jenis terapi inhalasiNebulizerMetered dosed inhaler aerosol ( dengan atau tanpa spacer / alat penyambung)Dry powder inhaler

Cairan , Obat, WaktuNebulisasi jetNebulisasi ultrasonikGaram faali (NaCl 0,9%)5 ml10 mlb-agonis/antikolinergik/steroidLihat tabel 2Waktu10-15 menit3-5 menit

Takaran obat, cairan, dan waktu untuk nebulisasiNama generikNama dagangSediaanDosis nebulisasiGolonganb-agonisFenoterolBerotecSolution 0,1%5-10 tetesSalbutamolVentolinNebule 2,5 mg1 nebule (0,1-0,15 mg/kg)TerbutalinBricasmaRespule 2,5 mg1 repsuleGolongan antikolinergikIpratropium bromideAtrovenSolution 0,025%> 6 thn : 8-20 tetes6 thn : 4-10 tetesGolongan steroidBudesonideFluticasonePulmicortFlixotideRespuleNebuleObat untuk nebulisasi, jenis dan dosisDAFTAR PUSTAKASupriyatno, B. Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 5, Mei 2010Rahajoe, NN dkk. 2013. Buku Ajar Respirologi Anak. Ed.1 Cet. 4. Jakarta : Badan Penerbit IDAI