36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA ST. RML DENGAN POST OPERASI KATARAK DI WISMA BIMA PSTW “BAHAGIA” MAGETAN TANGGAL 04 – 08 MARET 2002 OLEH: IMANUDDIN NIM. 010030189- B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2002

Post Operasi Katarak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 1/35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA ST. RML

DENGAN POST OPERASI KATARAK 

DI WISMA BIMA PSTW “BAHAGIA” MAGETAN

TANGGAL 04 – 08 MARET 2002

OLEH:

IMANUDDIN

NIM. 010030189- B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2002

Page 2: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 2/35

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, IdaSang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kertha wara nugraha – Nya,

atas berkah dan anugerah – Nyalah maka penyusunan laporan individu

dengan judul “ Peran Perawat Dalam Penanggulangan Masalah

Keperawatan Pada Klien Lansia Ibu Jaikem Dengan Post Operasi Katarak

Di Wisma Pandu, PSTW “ Bahagia” Magetan tanggal 03 – 07 Desember

2001” ini dapat penulis selesaikan.

Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih

kepada pihak – pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran ,masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan

baik, yaitu:

1. Bapak Joni Hariyanto, SKp dan Ibu Esty

 Yunitasari, SKp selaku pembimbing atas masukan dan bimbingannya

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Drs. Fadli Havera beserta seluruh staf  

pengelola PSTW “ Bahagia” Magetan atas kesempatan dan ijinnya

sehinggapenulis bisa mengenyam praktek di panti tersebut.

3. Seluruh Pendamping wisma dan pekerja sosial

atas bantuannya baik secara moriil maupun material kepada penulis

sehingga kegiatan praktek keperawatan gerontik ini dapat berjalan

dengan baik.

4. Seluruh rekan – rekan mahasiswa seangkatan

atas bantuan dan dukungannya sehingga penyusunan laporan ini

terselesaikan tepat waktu.

 Tak lupa penulis mohon maaf apabila selama mengenyam praktek

keperawatan gerontk ini, banyak melakukan kesalahan baik yang

disengaja maupun yang tidak disengaja kepada seluruh pihak.

Demikian penghantar ini penulis sajikan, semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukan dan sarannya sangat

penulis harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih sempurna.

Penulis,

Subhan

NIM. 010030170 B

Page 3: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 3/35

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul..................................................................................... i

Halaman Judul Dalam........................................................................... ii

Kata Pengantar..................................................................................

iii

Daftar Isi............................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1

1.2 Tujuan Kegiatan................................................................... 3

1.3 Manfaat.................................................................................. 3

1.4 Sistematika Laporan............................................................ 3

BAB 2 KONSEP TEORI......................................................................... 5

2.1 Konsep Teori Lansia........................................................... 5

2.2 Konsep Penyakit Katarak................................................... 11

2.3 Konsep AsuhanaKeperawatan Pada Pasien

Dengan Post Operasi Katarak...........................................

13

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................20

3.1 Pengkajian............................................................................ 20

3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan

Prioritas Keperawatan.......................................................... 26

3.3 Perencanaan........................................................................ 28

3.4 Implementasi........................................................................ 34

3.5 Evaluasi................................................................................. 35

BAB 4 PENUTUP................................................................................... 36

4.1 Kesimpulan........................................................................... 36

4.2 Saran..................................................................................... 36

Daftar Pustaka...................................................................................... 37

Lampiran – lampiran............................................................................. 38

Satuan Acara Penyuluhan................................................................... 38

Lampiran Materi: Perawatan Mata Post Operasi Katarak..................... 41

Page 4: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 4/35

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang disertai keberhasilan pemerintah dalam

pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai

bidang, yaitu adanya kemajuan eknomi, kemajuan ilmu pengetahuan

serta keberhasilan dalam program kesehatan. Keberhasilan tersebut

berdampak terhadap meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat.

Peningkatan umur harapan hidup masyarakat di Indonesia dapat

dilihat pada tabel berikut:

 Tabel 1.1 Angka Harapan Hidup di Indonesia

I. TAHUN Laki-laki Perempuan Total1971

1980

1990

1995

2000

20052010

2015

2020

44,2

50,6

58,1

61,5

63,3

64,966,4

67,7

69,0

47,2

53,7

61,5

65,4

67,2

68,870,4

71,7

73,0

45,7

52,2

59,8

63,5

65,3

66,968,4

69,8

71,7Sumber: BPS, 1992, 1993 Keterangan: Angka harapan hidup sejak

lahir

Saat ini, jumlah orang lanjut usia di selluruh dunia diperkirakan

ada 500 juta dengan usia rata – rata 60 tahun dan diperkirakan pada

tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika

Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari

pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50

tahun sehingga istilah “Baby Boom” pada masa lalu berganti menjadi

“Ledakan penduduk lanjut usia”.

Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber

lain, dapat diketahui jumlah dan prosentase populasi lansia di Indonesia

pada tahun 2000 – 2020 sesuai pada tabel berikut ini:

 Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 –2020

II. TAHUN Jumlah Lansia Persentase2000 (d) 15.262.199 7,28%

2005 (d) 17.767.709 7,97%2010 (d) 19.936.859 8,48%

Page 5: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 5/35

2015 (d) 23.992.553 9,77%2020 (d) 28.822.879 11,34%

Sumber: (a) Biro Pusat Statistika, 1974; (b) Biro Pusat Statistika,1983; (c)

Biro Pusat

Statistika, 1992; (d) Ananta dan Anwar, 1994. Dikutip oleh Djuhari dan

Anwar, 1994

Meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh:

1) Majunya pelayanan kesehatan

2) Menurunnya angka kematian bayi daan anak

3) Perbaikan gizi dan sanitasi

4) Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi

Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan

secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,

ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari

pertanian ke industri maka pola penyakit pada lansia juga bergeser dari

penyakit menular menjadi degeneratif.

Survei rumah tangga tahun 1980, angka kesakitan penduduk usia

lebih dari 55 tahun sebesar 25,70% diharapkan pada tahun 2000 nanti

angka tersebut menjadi 12,30% (Depkes RI, Pedoman Pembinaan

Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan I, 1992).

Perawatan terhadap pasien lansia merupakan tanggung jawab

keluarga dan pemerintah khususnya Dinas social dan tenaga kesehatan.

Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia

untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan

seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan

hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional,

sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.

Berkaitan dengan peran pemberi asuhan keperawatan, perawat

sebagai salah satu kompetensi yang harus diemban, maka dirasa perlu

untuk mengadakan praktek keperawatan klinik khususnya pada klien

lansia sebagai konteks keperawatan gerontik, maka pada kesempatan

mengenyam tahap profesi ini, mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya,

Angkatan I, kelompok I, diterjunkan secara langsung di Panti Sosial

 Tresna Werdha “ Bahagia” di Kabupaten Magetan, guna mendapat

pengalaman secara langsung mengenai perubahan – perubahan yang

terjadi pada lansia serta konsep asuhan keperawatan pada klien lansia

yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan.

1.2Tujuan

Page 6: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 6/35

 Tujuan umum

Meningkatkan derajat kesehatan para lanjut usia.

 Tujuan khusus

•Mampu melakukan pengkajian pada lansia

• Mampu merumuskan diagnosa keperawatan lansia

• Mampu menyusun rencana keperawatan.

• Melakukan tindakan keperawatan pada lansia

• Mampu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang

diberikan.

1.3Sistematika Laporan

Sistematika laporan kegiatan ini adalah:

1) Bab 1 Pedahuluan memuat: Latar Belakang, Tujuan Kegiatan, dan

Sistematika Laporan.

2) Bab 2 Konsep Teori memuat: Konsep Lansia, Konsep dan asuhan

keperawatan pada gastritis.

3) Bab 3 Asuhan Keperawatan Gerontik memuat: Pengkajian,

Perumusan Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi

dan Evaluasi.

4) Bab 4 Penutup, memuat: Kesimpulan dan Saran.

Page 7: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 7/35

BAB 2

KONSEP TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat:

Konsep Lansia, Konsep dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Hipertensi.

2.1 Konsep Teori Lansia

2.1.1 Batasan Lansia

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai

59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahu

3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

2.1.2 Proses Menua

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa

anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini

berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua

berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran

fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan

pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai

fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

Meskpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai

organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia

lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:

1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,

2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari –

hari,

3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat

(Rahardjo, 1996)

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan –

perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus –

menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang

berhasil maka timbullah berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip

oleh MunandarAshar Sunyoto (1994) menyebutkan masalah – masalah

yang menyertai lansia yaitu:

1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan

Page 8: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 8/35

pada orang lain,

2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan

total dalam pola hidupnya,

3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti merekayang telah meninggal atau pindah,

4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang

yang bertambah banyak dan

5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh

dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan

bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama

minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilansemakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat,

terakhir minta terhadap kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya

cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada

diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat

secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik

secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya.

Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990)

mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan

mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya

mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah

memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh

perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag

diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan

masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial

(Goldstein, 1992)

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian.

Ciri – ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979,

Munandar, 1994) adalah:

1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.

2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

3) Selalu mengingat kembali masa lalu

4) Selalu khawatir karena pengangguran,

5) Kurang ada motivasi,

6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik,

dan

7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara

lain adalah: minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi,

Page 9: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 9/35

kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan

yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri

dan orang lain.

2.1.3 Teori Proses Menua1) Teori – teori biologi

a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk

spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari

perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA

dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai

contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi

penurunan kemampuan fungsional sel).

b) Pemakaian dan rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah

(rusak)

c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu

zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap zat

tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.

d) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ

tubuh.

e) Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan

tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel

tubuh lelah terpakai.

f) Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal

bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-

bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat

menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

g) Teori rantai silang

Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan ikatan

yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan

kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

h) Teori program

Page 10: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 10/35

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2) Teori kejiwaan sosial

a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang

sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan

sosial.

Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut

usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu

agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia

b) Kepribadian berlanjut (continuity theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut

usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini

menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang

lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

c) Teori pembebasan (disengagement theory)

 Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,

seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas

sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :

1. kehilangan peran

2. hambatan kontak sosial

3. berkurangnya kontak komitmen

2.1.4 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian

kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)

1) Permasalahan umum

a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.

b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga

yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.

c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.

d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional

pelayanan lanjut usia.

e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2) Permasalahan khusus :

a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah

baik fisik, mental maupun sosial.

Page 11: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 11/35

b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.

d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.

e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatananmasyarakat individualistik.

f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia

2.1.5 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

1) Hereditas atau ketuaan genetik

2) Nutrisi atau makanan

3) Status kesehatan

4) Pengalaman hidup5) Lingkungan

6) Stres

2.1.6 Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

1) Perubahan fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh,

diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan,

kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro

intestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

2)Perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

a) Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.

b) Kesehatan umum

c) Tingkat pendidikan

d) Keturunan (hereditas)

e) Lingkungan

f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan

ketulian.

g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan

dengan teman dan famili.

i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan

terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.

2) Perubahan spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya

(Maslow, 1970)

Page 12: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 12/35

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini

terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan

Zentner, 1970)

2.1.7 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada LansiaMenurut the National Old People’s Welfare Council ,

dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu :Depresi mental

1) Gangguan pendengaran

2) Bronkhitis kronis

3) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.

4) Gangguan pada koksa / sendi pangul\Anemia

5) Demensia

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Batasan Hipertensi

Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang

persisten . Pada orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau

di atas 140 mm Hg dan tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm

Hg , menurut American Heart Association, rata-rata dari dua kali

pemeriksaan yang berbeda dalam dua minggu. Menurut

Pusdiknakes Depkes disebutkan hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik diatas standar dihubungkan dengan usia.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan

menjadi dua golongan besar, yaitu :

1. Hipertensi esensial (hipertensi

primer / idiopathic) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya, sebanyak 90 % kasus.

2. Hipertensi sekunder yaitu

hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain , sebanyak 10% .

2.2.2 Faktor Predisposisi

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti

penyebabnya data-data penelitian telah menemukan beberapa

faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi . Faktor-

faktor tersebut antara lain :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa sesorang akanmemiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

Page 13: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 13/35

adalah : umur, jenis kelamin dan ras. Umur yang bertambah

akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Tekanan darah

pria umumnya lebih tinggi dibandingkan tekanan darah

wanita.Juga statistik di Amerika menunjukan prevalensihipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lipat

dibandingkan dengan orang kulit putih.

3. Kebiasaan Hidup.

Kebiasaan hidup yang yang sering menyebabkan hipertensi

adalah :

1) Konsumsi garam yang tinggi, dari statistik diketahui

bahwa suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi

garam rendah jarang menderita hipertensi. Dari duniakedokteran juga telah dibuktikan bahwa ,pembatasan

garam dan pengeluaran garam / natrium oleh obat

diuretik akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut.

2) Kegemukan atau makan berlebihan ; dari penelitian

kesehatan terbukti ada hubungan antara kegemukan

dan hipertensi . Meskipun mekanisme bagaimana

kegemukan menimbulkan hipertensi belum jelas, tetapi

sudah terbukti penurunan berat badan dapat

menurunkan tekanan darah.

3) Stres dan ketegangan jiwa ; sudah lama diketahui bahwa

ketegangan jiwa seperti rasa tertekan, murung, rasa

marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah dapat

mmerangsang kelenjar anak ginjal melepaskaqn hormon

adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat

serta lebih kuat , sehingga tekanan darah akan

meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama , tubuh

akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga tinbul

kelainan organis atau perubahan patologis (Dr. Hans

Selye: General Adaptation Syndrome, 1957). Gejala yang

muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag.

4) Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya

tekanan darah adalah sebagai berikut : merokok: karena

merangsang sistem adrenergik dan meningkatkan

tekanan darah ; minum alkohol, minum obat-obat,misal;

ephedrin, Prednison, epinefrin.

2.2.3 Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung

dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi

Page 14: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 14/35

umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan

perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena

vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh

darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama makaakan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh

darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi

tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka

sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga

terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya

sklerosis koroner.

2.2.4 Usaha Pencegahan Hipertensi.

Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian jugaterhadap hipertensi.pada umumnya, orang akan berusaha

mengenali hipertensi jika dirinya atau keluarganya sakit keras atau

meninggal dunia akibat hipertensi.

Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,

hanya diperlukan disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup

sehat, sabar, dan ikhlas (jawa; nrimo) dalam mengendalikan

perasaan dan keinginan atau ambisi. Di samping berusaha untuk

memperoleh kemajuan, selalu sadar atau mawas di ri untuk ikhlas

menerima kegagalan atau kesulitan.

Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi

agar penyakitnya tidak menjadi lebih parah , tentunya harus disertai

pemakaian obat-obatan yang harus ditentukan oleh dokter. Agar

terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan

pencegahan yang baik (Stop high blood pressure), antara lain

dengan cara sebagai berikut :

1. Mengurangi konsumsi garam

2. Menghindari kegemukan

3. Membatasi konsumsi lemak

4. Olahraga teratur

5. Makan banyak sayur segar

6. Tidak merokok dan tidak minum alkohol

7. Latihan relaksasi atau meditasi

8. Berusaha membina hidup yang positif.

2.2.4 Penanggulangan Hipertensi

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi

menjadi dua penatalaksanaan yaitu : Penatalaksanaan

Nonfarmakologis dan farmakologis

Page 15: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 15/35

2.2.4.1 Penatalaksanaan Nonfarmakologis :

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebetulnya bukan suatu

penyakit, tetapi hanya merupakan suatu kelainan dengan gejala

gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah yang timbul. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan

tekanan darah saja, tetapi juga mengurangi dan mencegah

komplikasi akibat hipertensi agar penderita bertambah kuat

(Barry,1987).

Penatalaksanaan nonfarmakologi adalah dengan jalan

memodifikasi gaya.

2.2.4.2 Penatalaksanaan farmakologis

Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumurhidup penderita. Pengobatan obat standar yang dianjurkan oleh

Komite Dokter Ahli Hipertensi ( Joint National Commite On

Detection, Evaluation and Treatment of high Blood Pressure, USA,

1988) menyimpulkan bahwa obat diuretik, Penyekat Betha ,

Antagonis kalsium, atau penghambatan ACE, dapat digunakan

sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan

penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita. Bila

tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis

obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau

menambahkan obat golongan lain atau mengganti obat pertama

dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah

adalah kurang dari 140/90 mm Hg dengan efek samping

minimal. Penurunan tekanan dosis obat dapat dilakukan pada

golongan hipertenssi ringan yang sudah terkontrol dengan baik

selama 1 tahun.

2.2.5 Komplikasi

Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung

koroner, cedera cerebrovaskuler, dan gagal ginjal. Hipertensi

menetap yang disertai dengan peningkatan tahanan perifer

menyebabkan gangguan paada endothelium pembuluh darah

mendorong plasma dan lipoprotein ke dalam intima dan lapisan

sub intima dari pembuluh darah dan menyebabkan pembentukan

plaque /aterosklerosis. Peningkatan tekanan juga menyebabkan

hiperplasi otot polos , yang membentuk jaringan parut intima dan

mengakibatkan penebalan pembuluh darah dengan penyempitan

lumen. (Underjillet all.,1989) dikutip dari Carpenito (1999).

Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol

adalah

Page 16: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 16/35

1. Krisis Hipertensi

2. Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung

koroner dan penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk

utama penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi.3. Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor

resiko paling penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari

stroke bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah.

4. Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan

perubahan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul

sebagai akibat tekanan arteri yang meningkat dan kembali

normal apabila tekanan darah diturunkan.

5. Nefrosklerosis karena hipertensi.6. Retinopati hipertenssi.

2.3 Kosep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian klien dengan hipertensi

- Aktifitas/ istirahat

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

 Tanda: Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung

- Sirkulasi

Gejala: Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.

 Tanda: Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.

- Integritas Ego

Gejala: Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.

 Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.

- Eliminasi

Riwayat penyakit ginjal, obstruksi.

- Makanan/ cairan

Gejala: Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun),

riwayat penggunaan diuretik.

 Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.

- Neurosensori

Gejala: Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan

penglihatan.

 Tanda: Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori,

perubahan retina optik.

Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.

- Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala: Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/

Page 17: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 17/35

masssa.

- Pernafasan

Gejala: Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk

dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok. Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/

penggunaan alat bantu pernafasan.

- Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi, cara brejalan.

Pemeriksaan Diagnostik 

- Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas).- BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.

- Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat diakibatkan oleh

peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

- Kalsium serum

- Kalium serum

- Kolesterol dan trygliserid

- Px tyroid

- Urin analisa

- Foto dada

- CT Scan

- EKG

Prioritas keperawatan:

- Mempertahankan/ meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

- Mencegah komplikasi.

- Kontrol aktif terhadap kondisi.

- Beri informasi tentang proses/ prognose dan program pengobatan.

2. Diagnosa Keperawatan:

Intoleran aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2.

 Tujuan/ kriteria:

- Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ diperlukan.

- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktifitas yang dapat diukur.

- Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.

Intervensi:

- Kaji respon terhadap aktifitas.

- Perhatikan tekanan darah, nadi selama/ sesudah istirahat.

- Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.

- Instruksikan tentang tehnik menghemat tenaga, misal: menggunakan

Page 18: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 18/35

kursi saat mandi, sisir rambut.

- Melakukan aktifitas dengan perlahan-lahan.

- Beri dorongan untuk melakukan aktifitas/ perawatan diri secara

bertahap jika dapat ditoleransi.- Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.

Diagnosa Keperawatan:

Nyeri (akut), sakit kepala sehubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

Hasil yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.

Intervensi:

- Pertahankan tirah baring selama fase akut.

- Beri tindakan non farmakologik untuk menghilangkan nyeri sepertipijat punggung, leher, tenang, tehnik relaksasi.

- Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan

nyeri kepala,misal: membungkuk, mengejan saat buang air besar.

- Kolaborasi dalam pemberian analgetika, anti ancietas.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi

motorik sekunder terhadap kerusakan neuron motorik atas.

Kriteria:

Klien akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi:

1) Ajarkan klien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada

ekstremitas yang tidak sakit pada sedikitnya empat kali sehari.

R/ Rentang gerak aktif meningkatkan massa, tonus dan kekuatan

otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.

2) Lakukan latihan rentang gerak pasif pada ekstremitas yang sakit

tiga sampai empat kali sehari. Lakukan latihan dengan perlahan

untuk memberikan waktu agar otot rileks dan sangga ekstremitas di

atas dan di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi dan

 jaringan.

R/ Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak

digunakan. Kontraktur pada otot fleksor dan adduktor dapat

terjadi karena otot ini lebih kuat dari ekstensor dan abduktor.

3) Bila klien di tempat tidur lakukan tindakan untuk meluruskan postur

tubuh.

R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi neurosensori yang

berkepanjangan dapat menyebabkan kontraktur permanen.

4) Siapkan mobilisasi progresif.

R/ Tirah baring lama atau penurunan volume darah dapat

Page 19: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 19/35

menyebabkan penurunan tekanan darah tiba-tiba (hipotensi

orthostatik) karena darah kembali ke sirkulasi perifer.

Peningkatan aktivitas secara bertahap akan menurunkan

keletihan dan peningkatan tahanan.5) Secara perlahan bantu klien maju dari ROM aktif ke aktivitas

fungsional sesuai indikasi.

R/ Memberikan dorongan pada klien untuk melakukan secara

teratur.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit

lapang pandang, motorik atau persepsi.

Kriteria hasil:- Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.

- Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.

- Meminta bantuan bila diperlukan.

Intervensi:

1) Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan.

R/ Membantu menurunkan cedera.

2) Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien

untuk melakukan:

- Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.

- Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.

- Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan

dengan lotion emoltion.

R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien

terhadap suhu.

3) Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan

pengunaan alat bantu.

R/ Penggunaan lat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat

meyebabkan regangan atau jatuh.

4) Anjurkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di

rumah.

R/ Klein dengan masalah mobilitas, memerlukan [emasangan alat

bantu ini dan

3. Pelaksanaan

a. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,

adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi,

obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

Page 20: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 20/35

2. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga

agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.

3. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

4. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendahgaram.

5. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui

menderita hipertensi berupa:

- Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat

maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan

primer.- Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol

secara normal dan stabil mungkin.

- Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus

dikontrol.

- Batasi aktivitas.

Page 21: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 21/35

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2002 pada pukul

11.00 WIB.

3.1.1 Pengumpulan data

1) Data biografi klien

a) Nama : Tn. S

b) Tempat dan tanggal lahir : - / umur 67 tahun

c) Pendidikan terakhir : SD tidak tamat

a) Agama : Islam

b) Satus perkawinan : Duda

c) TB/BB : 155 cm / 37 kg

d) Penampilan umum : Bersih dan rapi, badan kurus.

e) Ciri – ciri tubuh : jalan masih tegak, rambut

sebagian memutih

f) Alamat : Karang Patian – Pulung -

Ponorogo.

g) Orang yang dekat dihubungi: Tn. Ip.

h) Hubungan dengan klien : Cucu.

i) Alamat : Purwantoro - Ponorogo.

2) Riwayat keluarga

 

Keterangan:

= laki - laki = Tn. S

= perempuan = Perempuan

meninggal

3) Riwayat pekerjaan

Pekerjaan sebelumnya Tukang Kayu .

Page 22: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 22/35

4) Riwayat lingkungan hidup

Sekarang klien tinggal di Wisma Kunthi bersama lansia yang

lain orang. Jumlah kamar 6 buah dengan kondisi kamar cukupbersih, peralatan makan tertata rapi di atas meja, tidak ada

pakaian kotor yang menumpuk atau tergantung, kondisi tempat

tidur bersih. Pertukaran udara an cahaya matahari baik.

 Tingkat kenyamanan dan privacy terjamin.

4) Riwayat rekreasi

Klien senang nonton TV .

5) Sistem pendukung

Di panti ada seorang perawat lulusan SPK yang bertugasmengurusi masalah kesehatan. Hampir semua kebutuhan

terpenuhi karena panti menyiapkan kebutuhan lansia serta

kegiatan terjadwal secara teratur. Apabila lansia mengalami

masalah kesehatan yang serius panti melakuykan rujukan ke

puskesmas maupun rumah sakit.

6) Deskripsi kekhususan

Klien mengatakan selalu melakukan solat 5 waktu dan

mendapat pembinaan mental dan rohani setiap minggu.

7) Status kesehatan

Klien mengatakan pernah mengalami sakit punggung setahun

yang lalu. Sekarang klien mngeluh Pusing, Kalau beraktivitas

cepat merasa lelah, penglihatan kabur, kadang – kadang terasa

lemah diseluruh tubuh .

8) A D L (activity daily living)

Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien

diskor dengan A karena berdasarkan pengamatan mahasiswa,

klien mampu memenuhi kebutuhan makan, kontinen,

berpindah, ke kamar kecil dan berpakaian secara mandiri.

Psikologis kien meliputi:

• Persepsi klien terhadap penyakit: klien

memandang penyakitnya hanya biasa.

• Konsep diri baik karena klien mampu

memandang dirinya secara positif dan mau menerima

kehadiran orang lain.

• Emosi klien stabil

• Kemampuan adaptasi klien baik.

• Mekanisme pertahanan diri: klien mengatakan

Page 23: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 23/35

senang tinggal di panti.

9) Tinjauan sistem

a) Keadaan umum: klien tampak bersih.

b) Tingkat kesadraan : CM (compos mentis)c) Skala koma glasgow: E=4, V=5, M=6, total15

d)  Tanda – tanda vital: N: 80 x/mnt; S: 37,20C, RR: 16 x/mnt;

 TD: 170/90 mmHg.

e) Sistem pengelihatan: Baik, mata kiri dan kanan tidak ada

kelainan, visus normal.

f) Pendengaran: klien dapat mendengar dengan baik.

g) Sistem kardiovaskuler:

- Inspeksi: pergerakan dada simetris.

- Perkusi: terdapat suara pekak.

- Auskultasi: Irama jantung teratur, suara S1S2

tunggal.

- Sistem pernafasan:

- Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, tidak ada

retraksi otot bantu pernafasan.

- Perkusi: Suara paru ka/ki sama sonor.

- Auskultasi: vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

h) Sistem integumen

Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+),

peningkatan pigmen (-), dekubitus (-), bekas luka (-). Palpasi:

turgor kulit normal.

i) Sistem perkemihan

Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi,

frekuensi 3-4 x/hari, Ngompol (-)

 j) Sistem muskuloskletal

ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan,

kemampuan menggenggam kuat, otot ekstremitas ka/ki

sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.

k) Sistem endokrin

Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi:

tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

l) Sistem immune

Klien mengatakan tidak mengerti imunisasi, sensitivitas

terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan

imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.

m) Sistem gastrointestinal

Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari

Page 24: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 24/35

dapur umum panti dengan frekuensi 3 kali sehari dan setiap

makan hanya ¼ porsi. Kebiasaan minum kopi (-), susu (-),

peristaltik (+). Klien mengatakan bab tiap hari sekali

dengan konsistensi lembek.n) Sistem reproduksi

Klien mengatakan memiliki 2 orang anak putra dan putri.

o) Sistem persyarafan

Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil.

Respon klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang

normal dan jelas, suara pelo (-). Interpretasi klien terhadap

lawan bicara cukup baik.

10) Status kognitif/afektif/sosiala) Short potable mental status questionaire (SPMSQ)

dengan kesalahan 6, karena klien sekolah SD tidak

tamat.

b) Mini mental state exam (MMSE) dengan skore 9, karena

klien memang tidak mengerti.

11) Data penunjang

 Tida ditemukan adanya hasil pemeriksaan penunjang.

Page 25: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 25/35

3.1.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah1.

2.

DS:

- Klie

n mengeluh cepat merasa

lelah kalau bekerja,

 Jantung berdebar – debar,

sering berkeringat.

DO:

-  Tek

anan darah 170 / 90

mmHg, Nadi 80

kali/menit,.

DS:

- Klie

n mengatakan perut

terasa panas, punggungsakit.

DO:

- Skal

a nyeri 4 pada skala 0-10.

Ekspresi tangan

memegangi daerah sakit,

eksprsi wajahmenyeringai.

3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan Prioritas keperawatan

3.2.1 Diagnosa Keperawatan

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan panas daerah perut, nafsu makan menurun akibat

skunder dari peningkatkan asam lambung ditandai oleh klien

mengatakan perut terasa panas dan nafsu makan menurun, BB

Page 26: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 26/35

= 37 kg.

2) Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai

oleh klien sering memegangi daerah perut, ekspresi wajah

menyeringai. 

Page 27: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 27/35

3.3 Perencanaan

V. N

O

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1.

2.

2.

Perubahan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

b.d. perut

terasa

pana dan

nafsu

makan

menurun

akibat

skunder

dari

peningkat

an asam

lambung.

Nyeri

berhubung

an dengan

iritasi

mukosa

lambungditandai

oleh klien

sering

memegan

gi daerah

perut,

ekspresi

wajahmenyering

ai.

Setelah

diberikan

tindakan

selama 2 hari,

: terjadi

peningkatan

nafsu makan.

-

Panas perut

hilang/berk

urang.

-

Makan habis

1 porsi.

-

Nafsu makan

meningkat.,

Nyeri

berkurang/hil

ang

Kriteria hasil:

klien

melaporkanpenurunan

nyeri

progresif dan

penghilangan

nyeri setelah

intervensi.

 Jelaskan

proses

terjadinya

panas pada

daerah perut

dan

penurunan

nafsu

makan.

Hindari

untuk

mengkonsu

msi

makanan

yangmerangsang:

pedas,

asam.

Anjurkan

untuk

meningkatka

n frekuensidengan

aturan porsi

kecil tapi

sering.

Kolaborasi

untuk

pemberian

Antasida.

Membantu

memberikan

pemahaman

sehingga

klien lebih

kooperatif.

Mencegahpeningkatkan

asam lambng.

Meningkatkan

asupan

sehingga

kebutuhan

mencukupi.•

Untuk

menetralkan

asam

lambung.

 

• Mengetahui

adaptasi

klien

terhadap

nyeri.

• meningkatka

n

pemahaman

sehingga

klien lebih

kooperatif 

terhadap

Page 28: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 28/35

•Kaji toleransi

klien

terhadapnyeri yang

dialami.

 Jelaskan proses

terjadinya nyeri.

.

• Bantu klien

dalam

mengidentifik

asi tindakan

penghilangan

nyeri yang

efektif.

.

• Lakukan

tindakan

penghilanga

n nyeri:

teknik

relaksasi,

distraksi.

.

tindakan

• Membantu

dalam

membuatdiagnosa dan

kebutuhan

terapi

• beberapa

tindakan

penghilang

nyeri non

invasif 

adalah

tindakan

mandiri yang

dapat

dilaksanakan

perawat

dalam usaha

meningkatka

n

kenyamanan

pada klien

Page 29: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 29/35

3.4 Implementasi

Waktu/tgl Implementasi Evaluasi5 – 03 --2002

12.00

6 – 03– 2002

07.00.

07.30

08.00-10.30

11.00

7– 03 – 200208.00

• Memb

erikan HE tentang:

- Proses

terjadinya panas daerah

perut dan penurunan

nafsu makan.

• Mengk

aji ulang tentang:

- Keluhan panas daerah perut

dan nafsu makan.

- Memb

erikan obat analgetik :

Decolgen ½ tablet 3 x

sehari.

•Meliba

tkan klien untuk kegiatan

senam.

• Melak

ukan pemeriiksaan fisik,

dan melibatkan klien dalam

kegiatan rekreasi.

• Memot

ivasi klien untuk

menghindari makanan

pedas, asam.

• Memot

ivasi untuk meningkatkan

frekuensi makan, bila perlu

4-5 kali.

• Menda

mpingi klien makan dan

memotivasi klien untuk

• K 

lien kooperatif.

• K 

lien tampak serius

memperhatikan.

• K 

lien mengatakan tidakpanas lagi, tapi nafsu

makan masih

menurun.

• K lien menyatakan

mencoba.

• Klien mampu

Page 30: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 30/35

11.00

makan lebih banyak.

• Menge

valuasi porsi makan .

• Melibatkan klien untuk

mengikuti kegiatan senam.

• Memotivasi klien untuk

makan lebih banyak.

• Mendampingi klien makan

siang dan memotivasi

untuk meningkatkan porsi

makan .

• Melakukan terminasi dan

evaluasi.

mengikuti senam

sampai habis.

• Klien makan ½ porsidan minum 2 gelas dari

pagi.

• Klien makan ½ porsi 3

x sehari.

3.5 Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi1.

2.

Pertubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d

panas daerah perut danpenurunan nafsu makan

akibat skunder

peningkatan asam

lambung.

Nyeri berhubungan

dengan iritasi mukosalambung.

Tanggal: 7 Maret 2002-03-14

S: Klien mengatakan panas perut

berkurang dan nafsu makansudah ada peningkatkan.

O: Setiap makan habis ½ porsi .

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Rencana dapt diteruskan.

S: Klien mengatakan nyeri

berkurang.

O: Klien tidak memegangi daerahperut .

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Rencana diteruskan.

Page 31: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 31/35

Page 32: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 32/35

Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan

Hidup Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair.

Surabaya

Nugroho Wahyudi (1992). Perawatan Usia Lanjut, EGC. Jakarta

Nugroho Wahyudi (1999). Keperawatan Gerontik. EGC. Jakarta

Hardiwinoto dan Tony Setyobudi (1999). PAnduan Gerontologi. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Boedhi Darmojo dan Hadi MArtono (1999). Buku Ajar Gerontologi. FKUI. Jakarta.

Depkes RI Badan Litbangkes. (1986). Survei Kesehatan Rumah Tangga.

 Jakarta

Depsos RI. (----). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan

Sosial Lanjut Usia Dalam Panti. Depsos RI. Jakarta

Page 33: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 33/35

4. Daftar Pustaka

Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman

Penatalaksanaan Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis danPenatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara,

 Jakarta.

Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada

Praktek Klinik , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of 

 Aging. Little Brown and Company. Boston

Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman

Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Evelyn C.pearce (1999),  Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis,

Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James

Veldman. EGC. Jakarta

Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik ,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book.

Missouri

Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik . Gramedia. Jakarta

Penyusun,

Mahasiswa PSIK II, Gerbong I,

  Subhan

NIM. 010030170 B

Page 34: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 34/35

Lampiran Materi

PERAWATAN MATA POST OPERASI KATARAK 

BAGI KLIEN LANSIA DENGAN KATARAK 

1. Tujuan perawatan mata post operasi

katarak 

a) Mencegah terjadinya resiko infeksi akibat interupsi

pembedahan pada mata yang katarak.

b) Meningkatkan kemampuan penglihatan secaraoptimal.

c) Menunjang pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari –

hari secara mandiri.

2. Pembatasan aktifitas sementara bagi

klien post operasi katarak 

a) Berbaring atau tidur pada sisi yang dioperasi

b) Mengangkat beban berat > 10 kilogram

c) Membungkuk melewati pinggang.

d) Mandi keramas

e) Mengedan

f) Melakukan pijatan atau memijat.

g) Mengucek – ucek atau menggosok – gosok mata.

h) Terpapar sinar matahari secara langsung.

3. Teknik perawatan mata post operasi

katarak secara sederhana

 b)  Alat dan bahan yang diperlukan:

- Air hangat kuku dalam tempat yang bersih.

- Boorwater kalau ada.

- Kapas bersih

- Handuk bersih

- Obat salp mata

c) Persiapan sebelum melakukan perawatan mata

- Cuci tangan sebelum melakukan perawatan

mata.

- Rapikan rambut agar tidak mengenai mata

Page 35: Post Operasi Katarak

7/29/2019 Post Operasi Katarak

http://slidepdf.com/reader/full/post-operasi-katarak 35/35

d) Cara perawatan mata secara sederhana

- Basahi kapas dengan air hangat atau boorwater,

peras sedikit supaya kapas tidak terlalu basah.- Usapkan kapas secara perlahan – lahan kepada

mata yang akan dibersihkan dengan cara mengusap dari bagian

dalam mata ke arah luar dengan sekali usapan. Bila kapas

dirasa telah kotor, ganti dengan yang baru,

- Setelah bersih, keringkan mata dengan cara

mengusap perlahan – lahan dengan handuk bersih atau dengan

cara menekan – nekan secara perlahan – lahan serta kelopak

mata menutup.- Beri obat salp mata, tunggu sampai meresap.

- Hindari dari paparan sinar matahari langsung

atau dari zat alergen lain.