26
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien pulang. 2.1.2. Jenis-jenis operasi 1. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2006) membagi menjadi: 1) Diagnostik: biopsi, laparotomi eksplorasi 2) Kuratif (ablatif): tumor, appendiktomi 3) Reparatif: memperbaiki luka multiple 4) Rekonstruktif: mamoplasti, perbaikan wajah. 5) Paliatif: menghilangkan nyeri, 6) Transplantasi: penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea). 2. Menurut Luas atau Tingkat Resiko: 1) Mayor Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Post Operasi

2.1.1 Definisi Post Operasi

Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai

saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi

selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Tahap pasca-operasi dimulai dari

memindahkan pasien dari ruangan bedah ke unit pasca-operasi dan berakhir saat

pasien pulang.

2.1.2. Jenis-jenis operasi

1. Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2006) membagi menjadi:

1) Diagnostik: biopsi, laparotomi eksplorasi

2) Kuratif (ablatif): tumor, appendiktomi

3) Reparatif: memperbaiki luka multiple

4) Rekonstruktif: mamoplasti, perbaikan wajah.

5) Paliatif: menghilangkan nyeri,

6) Transplantasi: penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau

struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).

2. Menurut Luas atau Tingkat Resiko:

1) Mayor

Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat

resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

9

2) Minor

Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi

lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.

2.1.3. Komplikasi Post operasi

Menurut Baradero (2008) komplikasi post operasi yang akan muncul

antara lain yaitu hipotensi dan hipertensi. Hipotensi didefinisikan sebagai

tekanan darah systole kurang dari 70 mmHg atau turun lebih dari 25% dari

nilai sebelumnya. Hipotensi dapat disebabkan oleh hipovolemia yang

diakibatkan oleh perdarahan dan overdosis obat anestetika. Hipertensi

disebabkan oleh analgesik dan hipnosis yang tidak adekuat, batuk, penyakit

hipertensi yang tidak diterapi, dan ventilasi yang tidak adekuat.

Sedangkan menurut Majid, (2011) komplikasi post operasi adalah

perdarahan dengan manifestasi klinis yaitu gelisah, gundah, terus bergerak,

merasa haus, kulit dingin-basah-pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernafasan

cepat dan dalam, bibir dan konjungtiva pucat dan pasien melemah.

2.2 Konsep Nyeri

2.2.1 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,

bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal

skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).

Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi keperawatan tentang nyeri adalah

apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya,

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

10

yang ada kapanpun individu mengatakkannya. Nyeri sering sekali dijelaskan

dan istilah destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit,

seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan

nyeri dengan intensitas sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan

keinginan kuat untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa

nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak

dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus

nyeri (Guyton & Hall, 1997).

2.2.2 Teori Rangsangan Nyeri

1. Teori pemisahan ( specificity theory )

Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medula spinalis ( spinal cord )

melalui kornu dorsalis yang bersinapsis di daerah posterior. Kemudian naik ke

tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di

korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

2. Teori Pola ( pattern theory )

Rangsangan nyeri masuk mellaui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan

merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respon yang

merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks cerebri, serta konstraksi

menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.

Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respon dari reaksi sel T.

3. Teori Pengendalian Gerbang ( gate control theory )

Menurut Melzack dan Wall (1965) yang dikutip oleh Qittum (2008),

mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

11

pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa

impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat

saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut

merupakan dasar teori menghilangkan nyeri. Menurut Teori ini nyeri

bergantung dari kerja saraf besar dan kecil. Keduanya berada dalam akar

ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktivitas

substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme

sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan

terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang ke korteks

cerebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medula spinalis melalui

serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada

serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka

pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan

mengahantarkan rangsangan nyeri. Sedangkan menurut Smelzer & Bare

(2002), Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak

pada fisiologi sistem saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf

perifer yang mempertahankan homeostatis lingkungan internal individu. Pada

saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan

substansi p, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan

vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan

berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah,

mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolism otot yang

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

12

menimbulkan pengiriman implus nyeri dari medulla spinalis ke otak dan

dipresepsikan sebagai nyeri.

4. Teori Transmisi dan Inhibisi.

Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls saraf, sehingga

transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik.

Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impulsimpuls pada

serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan

endogen opiate sistem supresif.

2.2.3 Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri tersebar pada kulit dan mukosa dimana reseptor

nyeri memberikan respon jika adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi

tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamine, bradikinin, prostaglandin dan

macam-macam asam yang terlepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan

akibat kekurangan oksigen. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau

mekanis (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri dapat dirasakan jika reseptor nyeri

tersebut menginduksi serabut saraf perifer aferen yaitu serabut A-delta dan

serabut C. Serabut A-delta memiliki myelin, mengimpulskan nyeri dengan

cepat, sensasi yang tajam, jelas melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi

intensitas nyeri. Serabut C tidak memiliki myelin, berukuran sangat kecil,

menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, visceral dan terus-menerus

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

13

(Potter & Perry, 2005). Ketika serabut C dan A-delta menyampaikan rangsang

dari serabut saraf perifer maka akan melepaskan mediator biokimia yang aktif

terhadap respon nyeri, seperti : kalium dan prostaglandin yang keluar jika ada

jaringan yang rusak. Transmisi stimulus nyeri berlanjut di sepanjang serabut

saraf aferen sampai berakhir di bagian kornu dorsalis medulla spinalis. Didalam

kornu dorsalis, neurotransmitter seperti subtansi P dilepaskan sehingga

menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari saraf 16 perifer ke saraf traktus

spinolatamus. Selanjutnya informasi di sampaikan dengan cepat ke pusat

thalamus (Potter & Perry, 2005).

2.2.4 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri

kronis.

1. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, tidak melebihi enam bulan, serta ditandai dengan adanya

peningkatan tegangan otot. Nyeri akut disebabkan oleh eksternal atau penyakit

dalam, dan daerah nyeri tidak diketahui dengan pasti (Hidayat,2011).

2. Menurut Long (1989) dalam Hidayat.A. (2011) Nyeri kronis merupakan nyeri

yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup

lama, yaitu lebih dari enam bulan. Nyeri kronis penyebabnya tidak diketahui

atau karena pengobatan yang terlalu lama, dan daerah nyeri sulit dibedakan

intensitasnya, sehingga sulit di evaluasi. Yang termasuk dalam kategori nyeri

kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan nyeri psikomatis.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

14

2.2.5 Persepsi Nyeri

Tabel 2.1 Pengkajian Nyeri (BCGuidelines.ca, 2011)

Onset Kapan nyeri muncul?

Berapa lama nyeri?

Berapa sering nyeri muncul?

Proviking Apa yang menyebabkan nyeri?

Apa yang membuatnya berkurang?

Apa yang membuat nyeri bertambah

parah?

Quality Bagaimana rasa nyeri yang dirasakan?

Bisakan di gambarkan?

Region Dimanakah lokasinya?

Apakah menyebar?

Severity Berapa skala nyerinya? (dari 0-10)

Treatment Pengobatan atau terapi apa yang

digunakan?

Understanding Apa yang anda percayai tentang

penyebab nyeri ini?

Bagaimana nyeri ini mempengaruhi anda

atau keluarga anda?

Values Apa pencapaian anda untuk nyeri ini?

2.2.6 Skala Intesitas Nyeri

1. Skala Intensitas Nyeri Deskriptif

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

15

Gambar 2.1 Skala intensitas nyeri Deskriptif

2. Skala intensitas nyeri numerik

Gambar 2.2 Skala intensitas nyeri numeric

3. Skala Analog Visual (VAS)

tidak nyeri nyeri sangat hebat

Gambar 2.3 Skala analog visual

2.2.7 Faktor-faktor Pengaruh Nyeri

1. Usia

Usia mempengaruhi seseorang bereaksi terhadap nyeri. Sebagai contoh anak-

anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata-kata mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan rasa nyarinya,

sementara lansia mungkin tidak akan melaporkan nyerinya dengan alasan nyeri

merupakan sesuatu yang harus mereka terima (Potter & Perry, 2006).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

16

2. Jenis kelamin

Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna

dalam merespon nyeri. Beberapa kebudayaan mempengaruhi jenis kelamin

misalnya ada yang menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan

tidak boleh menangis sedangkan seorang anak perempuan boleh menangis

dalam situasi yang sama (Rahadhanie dalam Andari, 2015).

3. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengruhi individu mengatasi nyeri.

Individu mempelajari apa yang ajarkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan

mereka (Rahadhanie dalam Andari, 2015).

4. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan

nyeri yang meningkat. Sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan

dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep

yang perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti

relaksasi, teknik imajinasi terbimbing (guided imaginary) dan mesase, dengan

memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain,

misalnya pengalihan pada distraksi (Fatmawati, 2011).

5. Ansietas

Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri. Namun nyeri juga dapat

menimbulkan ansietas. Stimulus nyeri mengaktifkan bagian system limbik

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

17

yang diyakini mengendalikan emosi seseorang khususnya ansietas (Wijarnoko,

2012).

6. Kelemahan

Kelemahan atau keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan

menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan

koping (Fatmawati, 2011).

7. Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Apabila individu sejak lama

sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh maka

ansietas atau rasa takut dapat muncul. Sebaliknya jika individu mengalami

jenis nyeri yang sama berulang-ulang tetapi nyeri tersebut dengan berhasil

dihilangkan akan lebih mudah individu tersebut menginterpretasikan sensasi

nyeri (Rahadhanie dalam Andari,2015).

8. Gaya koping

Gaya koping mempengaruhi individu dalam mengatasi nyeri. Sumber koping

individu diantaranya komunikasi dengan keluarga, atau melakukan latihan atau

menyanyi (Ekowati, 2012).

9. Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran dan sikap orang-orang terdekat sangat berpengaruh untuk dapat

memberikan dukungan, bantuan, perlindungan, dan meminimalkan ketakutan

akibat nyeri yang dirasakan, contohnya dukungan keluarga (suami) dapat

menurunkan nyeri kala I, hal ini dikarenakan ibu merasa tidak sendiri,

diperhatikan dan mempunyai semangat yang tinggi (Widjanarko, 2012).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

18

10. Makna nyeri

Individu akan berbeda-beda dalam mempersepsikan nyeri apabila nyeri

tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan hukuman dan tantangan.

Misalnya seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri yang

berbeda dengan wanita yang mengalami nyeri cidera kepala akibat dipukul

pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien berhubungan

dengan makna nyeri (Potter & Perry, 2006).

2.3 Konsep Kecemasan

2.3.1 Definisi Kecemasan

Cemas adalah rasa khawatir yang tidak diketahui sumbernya dan

semakin bertambah, sering dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan

ketidakberdayaan, serta tidak mempunyai tujuan atau obyek yang jelas.

Perasaan cemas ini bisa dirasakan oleh individu dan bisa disampaikan pada

orang lain. Cemas berbeda dengan rasa takut, yang bisa diartikan sebagai

penilaian seseorang terhadap adanya ancaman. Cemas merupakan respon

emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2007). Kecemasan merupakan

reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi

oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Depkes,

2008).

Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok

mengalami perasaan gelisah dan aktivasi sistem saraf autonom dalam merespon

ancaman yang tidak jelas. Kecemasan akibat terpejan pada peristiwa traumatik

yang dialami individu yang mengalami, menyaksikan atau menghadapi satu

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

19

atau beberapa peristiwa yang melibatkan kematian aktual atau ancaman

kematian atau cidera serius atau ancaman fisik diri sendiri (Dongoes, 2006).

2.3.2 Tahapan Kecemasan

Kecemasan diindentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu, ringan, sedang,

berat dan panik. Semakin tinggi tingkat kecemasan individu maka akan

mempengaruhi kondisi fisik dan psikis. Kecemasan berbeda dengan rasa takut,

yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Kecemasan merupakan

masalah psikiatri yang paling sering terjadi, tahapan tingkat kecemasan akan

dijelaskan sebagai berikut (Stuart, 2007) :

1. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan persepsi.

2. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

cemas sedang ditandai dengan peningkatan denyut nadi, berkeringat dan gejala

somatik ringan (Flashcard machine, 2011).

3.Kecemasan berat sangat mengurangi persepsi seseorang yang cenderung

memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik, dan tidak dapat berpikir tentang

hal lain.

4. Tingkat panik (sangat berat) berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan

teror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak

mempu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

20

2.3.3 Tanda dan Gejala Kecemasan

Menurut (Hawari 2011), ada beberapa tanda dan gejala yang sering muncul

pada orang yang mengalami kecemasan, berikut adalah tanda dan gejala

tersebut :

1. Mudah marah, merasa takut dengan pikiran sendiri, cemas, khawatir, dan

mempunyai firasat yang tidak baik.

2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.

3. Takut sendirian, merasa takut keramaian dan dengan kerumunan orang.

4. Tidak bisa tidur dan mimpi buruk.

5. Sulit konsentrasi dan mudah lupa.

6. Keluhan somatik seperti sakit otot dan tulang, telinga berdengung (tinitus),

berdebar debar, sesak nafas, adanya keluhan pencernaan, adanya keluhan

perkemihan, sakit kepala dll.

2.3.4 Penatalaksanaan kecemasan

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan kecemasan

umum adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasi psikoterapi,

farmakoterapi dan pendekatan suportif ( Smeltzer dan Bare, 2000).

1. Psikoterapi

Teknik utama yang digunakan adalah pendekatan perilaku misalnya relaksasi

dan bio feedback (proses penyediaan suatu informasi pada keadaan satu atau

beberapa veriabel fisiologi seperti denyut nadi, tekanan darah dan temperatur

kulit).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

21

2. Farmakoterapi

Dua obat utama yang dipertimbangkan dalam pengobatan kecemasan umum

adalah buspirone dan benzdiazepin. Obat lain yang mungkin berguna adalah

obat trisiklik sebagai contohnya imipraminde (tofranil) – antihistamin dan

antagonis adrenergik beta sebagai contohnya propanolol.

3. Pendekatan suportif

Dukungan emosi dari keluarga dan orang terdekat akan memberi kita cinta dan

perasaan bergai beban. Kemampuan berbicara kepada seseorang dan

mengespresikan perasaan secara terbuka dapat membantu dalam menguasai

keadaan.

2.3.5 Alat pengukur kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah

ringan, sedang, berat dan berat sekali. Menggunakan alat ukur (instrumen)

yang dikenal dengan nama Hamilton Ratting Scale for Anxiety (HRS-A)

(Hawari, 2013). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala meliputi gejala

perasaan cemas, gejala ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan

kecerdasan perasaan depresi, gejala somatik, gejala somatik fisik / somatik,

gejala kardiovaskuler dan pembuluh darah, gejala respiratori, gejala

gastrointestinal, gejala urogenital, gejala autonom, sikap dan tingkah laku.

Masing-masing kelompok diberi penilaian angka (skor) antara 0-4, yang

artinya adalah skor 0 untuk tidak ada gejala, skor 1 untuk gejala sedang, skor 2

untuk gejala berat, skor 4 untuk gejala berat sekali. Masing-masing nilai angka

(skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahan

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

22

tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : <14 tidak ada

kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang, 28-41

kecemasan berat, 42-56 kecemasan berat sekali panik (Hawari, 2013).

2.4 Konsep Teknik Distraksi ( Musik Klasik )

2.4.1 Definisi Musik

Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata

“terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu

atau menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah

fisik atau mental. Dalam kehidupan sehari-hari, terapi terjadi dalam berbagai

bentuk. Misalnya, para psikolog akan mendengar dan berbicara dengan klien

melalui tahapan konseling yang kadang-kadang perlu disertai terapi, ahli nutrisi

akan mengajarkan tentang asupan nutrisi yang tepat, ahli fisioterapi akan

memberikan berbagai latihan fisik untuk mengembalikan fungsi otot tertentu

(Djohan, 2006). Kata “musik” dalam “terapi musik” digunakan untuk

menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi

(Djohan, 2006). Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang

terorganisasi, yang terdiri atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya

(Aizid, 2011). Terapi music adalah terapi yang bersifat non verbal. Dengan

bantuan musik, pikiran-pikiran seseorang dibiarkan mengembara, baik untuk

mengenang hal-hal yang menyenangkan, mengangankan hal-hal yang diimpikan

dan dicita-citakan, atau langsung mencoba menguraikan permasalahan yang

sedang dihadapi (Djohan, 2006). Ketika musik diaplikasikan menjadi sebuah

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

23

terapi, maka ia dapat meningkatkan, memulihkan, serta memelihara kesehatan

fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual setiap individu (Aizid, 2011).

2.4.2 Cara Kerja Musik

Terapi musik dapat mengatasi stres pada bayi dan anak-anak setelah

diputarkan musik yang menenangkan dan lembut pada mereka, setidaknya

selama 20-30 menit, tetapi lebih lama lebih baik (Aizid, 2011). Beberapa cara

kerja musik sehingga dapat mempengaruhi kondisi tubuh, antara lain :

1. Menurunkan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres;

2. Mengalihkan perhatian seseorang dari rasa takut, cemas, tegang dan masalah

sehari-hari lainnya;

3. Mengaktifkan hormon endorfin (semacam protein yang dihasilkan di dalam

otak dan berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit);

4. Meningkatkan perasaan rileks;

5.Menyediakan “liburan mental mini” yang bahkan dapat membawa pikiran

seseorang menjauh dari rasa sakit fisik selama periode waktu tertentu;

6. Secara fisiologis memperbaiki sistem kimia tubuh, sehingga mampu

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung,

denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak (Aizid, 2011). Menurut Turana

dalam Aizid (2011) semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan sebagai

terapi, seperti lagu-lagu relaksasi, lagu populer, maupun music klasik. Akan

tetapi, yang paling dianjurkan menurutnya adalah musik atau lagu dengan

tempo sekitar 60 ketukan per menit yang bersifat rileks seperti music klasik.

Sebab, apabila temponya terlalu cepat, maka secara tidak sadar, stimulus yang

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

24

masuk akan membuat seseorang mengikuti irama tersebut, sehingga keadaan

istirahat yang optimal tidak tercapai. Di antara musik-musik klasik tersebut

yang sering kali menjadi acuan untuk terapi musik adalah musik klasik Mozart.

2.4.3 Musik Klasik Mozart

Musik klasik Mozart merupakan musik klasik hasil karya seorang

komponis Wolfgang Amadeus Mozart (bahasa Jerman) yang bernama asli

Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart. Wolfgang Amadeus

Mozart dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang

terpenting dan paling terkenal dalam sejarah (Latifah, 2006). Selain

menciptakan musik klasik yang sejalan dieranya, Mozart juga merupakan

komponis serba bisa dan menciptakan musik hampir di setiap genre yang ada

pada saat itu, termasuk simfoni, opera, konser solo, piano sonata, dan musik

paduan suara. Mozart turut mengembangkan dan mempopulerkan konser piano

yang saat itu masih tergolong baru. Mozart juga ikut menciptakan beberapa

musik religius, dansa, serenade, dan berbagai bentuk musik ringan yang

menghibur (Tanjung, 2014).

Ciri khas dari musik yang diciptakan Mozart dapat ditemukan pada

setiap karyanya. Kejernihan, keseimbangan, dan transparansi merupakan nuansa

yang selalu diangkat oleh Mozart, meskipun kadang hanya menggunakan nada-

nada yang sederhana. Saat mendengar lagu Mozart, pendengar bisa merasakan

kejeniusan bermusik lewat setiap nada yang dipilih. Mozart menyampaikan

emosi yang kuat dengan musik bernuansa kontras antara semangat dan

ketenangan (Tanjung, 2014). Banyak komponis yang begitu mengapresiasi

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

25

musik karya Mozart. Gioacinno Rossini, komponis musik klasik dari Italia,

menegaskan bahwa Mozart merupakan satu-satunya musisi yang memiliki

banyak ilmu lewat kejeniusannya. Musisi klasik lainnya seperti Ludwig van

Beethoven juga menyatakan kekagumannya kepada Mozart. Beethoven sering

menggunakan Mozart sebagai panutan dalam musiknya (Tanjung, 2014). Di era

musik klasik, tidak hanya Beethoven, seluruh musisi klasik yang terkenal

menaruh hormat atas karya yang diciptakan Mozart. Karya-karyanya (sekitar

700 lagu) secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, music kamar,

musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Banyak dari karya Mozart

dianggap sebagai standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik

zaman klasik (Rauscher, 2006).

2.4.4 Sejarah dan Perkembangan Terapi Musik

Kehadiran musik sebagai bagian dari kehidupan manusia bukanlah hal

yang baru. Setiap daerah dan budaya di dunia memiliki musik yang khusus

diperdengarkan atau dimainkan pada saat peristiwa-peristiwa bersejarah dalam

perjalanan hidup anggota masyarakatnya. Ada music yang dimainkan untuk

mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran seorang anak, ada juga musik yang

khusus mengiringi upacara-upacara tertentu seperti pernikahan dan kematian.

Musik juga menjadi pendukung utama untuk melengkapi dan menyempurnakan

beragam bentuk kesenian dalam berbagai budaya (Djohan, 2006: 23). Musik

yang merupakan kombinasi dari ritme, harmonik dan melodi sejak dahulu

diyakini mempunyai pengaruh terhadap pengobatan. Terapi musik adalah

keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang terapis untuk

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

26

meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan fisik, mental,

emosional dan spiritual. Terapi musik merupakan suatu proses multidisipliner

yang harus dikuasai oleh seorang terapis, namun elemen dasarnya adalah musik

itu sendiri. Seorang terapis harus menguasai teori, melakukan observasi,

mengetahui teknik evaluasi dan pengukuran, mengetahui metode riset dan

materi musik. Disamping itu seorang terapis diwajibkan menguasai setidaknya

satu alat musik pokok dan satu pilihan lainnya (Djohan, 2006: 25). Gagasan

untuk menggunakan musik sebagai alat penyembuhan dan perubahan perilaku

sudah dimulai sejak zaman Phytagoras dan Plato (Djohan, 2006: 28).

Phytagoras sudah memahami apa yang diketahui para ilmuwan saat ini bahwa

musik bisa mengubah perilaku. Phytagoras menganggap jagat raya sebagai

sebuah alat musik. Dia percaya adanya getaran kosmis yang bisa memasuki

manusia melalui pikiran. Orang yang selaras dengan getaran kosmis tersebut

adalah orang yang sehat (Merritt, 2003: 68). Sejak dahulu kala penggunaan

musik untuk menyembuhkan penyakit telah banyak dilakukan. Banyak contoh

dari berbagai macam kebudayaan yang berbeda telah didokumentasikan dengan

baik yang menyatakan bahwa musik merupakan kekuatan kuratif dan preventif.

Musik tradisi Shamanistik yang menggunakan alat pukul dan bunyi bunyian

perkusi, lagu dan himne untuk menghantar diri seseorang pada kondisi diluar

kesadaran (trance), sehingga dimungkinkan untuk mengakses kekuatan dan

spirit atau roh penyembuhan menjadi inspirasi bagi terapis musik dalam

menciptakan dan mengembangkan teknik terapi dan interaksi (Djohan, 2006:

33). Seiring dengan berubahnya zaman, ketertarikan akan penggunaan musik

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

27

dan pengaruhnya terhadap kesehatan mengalami perkembangan yang cukup

pesat. Terapi musik telah digunakan untuk menolong para veteran dan korban

Perang Dunia I dan II. Dengan penggunaan terapi musik ini, para veteran dan

korban dilaporkan lebih cepat dipulihkan dan sembuh.

2.4.5 Pengaruh Musik

Sebagian besar di antara kita menikmati mendengarkan music tanpa

sepenuhnya menyadari pengaruhnya. Berikut ini pengaruh music menurut

Campbell (2002: 79-84) sebagai media penyembuhan yang dapat menghasilkan

efek mental dan fisik, yakni: musik menutupi bunyi dan perasaan yang tidak

menyenangkan, musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang

otak, musik mempengaruhi perasaan, music mempengaruhi denyut jantung,

denyut nadi dan tekanan darah, music mengurangi ketegangan otot dan

memperbaiki gerak dan koordinasi tubuh, musik mempengaruhi suhu badan,

musik dapat meningkatkan tingkat endorphin, musik dapat mengatur hormon-

hormon yang berkaitan dengan stres, musik mengubah persepsi kita tentang

ruang, musik mengubah persepsi kita tentang waktu, musik dapat memperkuat

ingatan dan pelajaran, musik dapat meningkatkan produktivitas, musik

meningkatkan asmara dan seksualitas, musik merangsang pencernaan, music

meningkatkan daya tahan, musik meningkatkan penerimaan tak sadar terhadap

simbolisme, musik dapat menimbulkan rasa aman dan sejahtera. Secara umum

musik menimbulkan gelombang vibrasi, dan vibrasi itu menimbulkan stimulasi

pada gendang pendengaran. Stimulasi itu ditransmisikan pada susunan saraf

pusat (limbic system) di sentral otak yang merupakan ingatan lalu hypothalamus

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

28

atau kelenjar sentral pada susunan saraf pusat akan mengatur segala sesuatunya

untuk mengaitkan musik dengan respon tertentu. Campbell (dalam Raharja,

2009: 134) berpendapat bahwa music dapat menghilangkan stres sebelum ujian,

membantu pembentukan pola pikir, mempengaruhi perkembangan emosi,

spiritual, dan kebudayaan. Sedangkan Ortiz (dalam Raharja, 2009: 134)

menambahkan bahwa music juga dapat meningkatkan konsentrasi,

menenangkan pikiran, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi suara-suara

eksternal yang bisa mengalihkan perhatian.

2.4.6 Mekanisme Kerja Musik

Bagaimana sebenarnya mekanisme kerja musik dapat mengurangi rasa

sakit, stres, kecemasan maupun menurunkan tekanan darah masih dalam kajian

dan kontroversi. Dalam mengurangi rasa sakit, muncul beberapa teori yang

menyatakan bahwa musik mempengaruhi sistem autonomik, merangsang

kelenjar hipofisis yang menyebabkan keluarnya endorfin (opiat alami), sehingga

terjadi penurunan rasa sakit dan akan menyebabkan berkurangnya penggunaan

analgetik (Hatem et al., dalam Saing, 2007). Dalam hal penurunan tekanan

darah dan stres diduga bahwa konsentrasi katekolamin plasma mempengaruhi

aktivasi simpatoadrenergik, dan juga menyebabkan terjadinya pelepasan

stressreleased hormones. Pemberian musik dengan irama lambat akan

mengurangi pelepasan katekolamin kedalam pembuluh darah, sehingga

konsentrasi katekolamin dalam plasma menjadi rendah (Yamamoto et al., dalam

Saing, 2007). Hal ini mengakibatkan tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung

berkurang dan tekanan darah menjadi turun.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

29

2.4.7 Karakteristik Musik Klasik Untuk Relaksasi

Utomo (dalam Yuhana, 2010) mengatakan bahwa karakteristik musik

klasik yang menimbulkan relaksasi adalah musik klasik yang tempo lambat atau

musik klasik yang mempunyai bunyi lebih panjang dan lambat karena akan

menyebabkan detak jantung pendengarannya menjadi lebih lambat sehingga

ketegangan fisik menjadi lebih rendah dan menciptakan ketegangan fisik.

Menurut Wigram, dkk (dalam Djohan, 2006) bila elemen music stabil dan dapat

diprediksi, maka subyek cenderung merasa rileks. Musik-musik sedatif atau

musik relaksasi, seperti halnya musik klasik akan menurunkan detak jantung

dan tekanan darah, menurunkan tingkat rangsang secara umum sehingga

membuat tenang pendengarnya. Wigram menyebutkan elemen musik yang

menyebabkan relaksasi yaitu sebagai berikut: tempo yang stabil; stabilitas atau

perubahan secara berangsurangsur pada volume, irama, timbre, pitch, dan

harmoni; tekstur yang konsisten; modulasi harmoni yang terprediksi; kadens

(konfigurasi melodi atau harmoni yang menimbulkan kesan ketenangan dan

resolusi) yang tepat; garis melodi yang terprediksi; pengulangan materi struktur

dan bentuk yang tetap; timbre yang mantap; sedikit aksen.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

30

2.5 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian

No Judul Metode Hasil

1 Pengaruh Terapi

Murottal Al-

Qur’an Untuk

Penurunan Nyeri

Persalinan Dan

Kecemasan Pada

Ibu Bersalin

Kala I Fase Aktif

Desain penelitian : pre-

eksperimen

Sampel : 42 ibu

bersalin

Variabel :

-variabel independen :

pengaruh terapi

murrotal Al- Quran

-variabel dependen :

Nyeri Persalinan,

Kecemasan

Instrument : one group

pretest and posttest

design

Analisis/uji statistic :

-Analisis menggunakan

uji

Paired t test.

-Rancangan penelitian

yang digunakan adalah

two group comparrison

pretest-posttest design.

1. Analisis menggunakan uji

paired t test. Rata-rata intensitas

nyeri sebelum terapi murottal

adalah 6,57, rata-rata setelah

dilakukan terapi murottal adalah

4,93.

2. Uji Paired t test

menunjukkan bahwa ada

perbedaan rerata penurunan

intensitas nyeri persalinan kala I

fase aktif sebelum dan sesudah

dilakukan terapi murottal dengan

nilai p value<α (0,000<0,05).

3. Rata-rata kecemasan

sebelum terapi murottal adalah

26,67, rata-rata setelah dilakukan

terapi murottal adalah 20,52.

4. Uji Paired t test

menunjukkan bahwa ada

perbedaan rerata penurunan tingkat

kecemasan sebelum dan sesudah

dilakukan terapi murottal dengan

nilai p value<α (0,000<0,05).

2 Pengaruh

Distraksi

Desain penelitian :

kuantitatif

-Dari hasil penelitian ini dapat di

simpulkan bahwa ada pengaruh

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

31

Pendengaran

Terhadap

Intensitas Nyeri

Pada Klien

Fraktur

Sampel : 18 responden

dengan luka frakture

Variabel :

-variabel independen :

Pengaruh Distraksi

Pendengaran

-variabel dependen :

Intensitas nyeri, dan

Klien fraktur

Instrument : uji

Wilcoxon

Analisis/uji statistic :

-Penelitian ini dengan

menggunakan

rancangan quasi

eksperimen dengan

desain pre and post test

design

distraksi pendengaran terhadap

intensitas nyeri pada klien fraktur

di Rumah Sakit Nene Mallomo

Kabupaten Sidenreng Rappang

dengan uji Wilcoxon dengan nilai

P = 0,001.

3 Pengaruh Tehnik

Distraksi Dan

Relaksasi

Terhadap tingkat

Nyeri

Pada Pasien Postoperasi

Desain penelitian : pre-

eksperimen

Sampel : 140 responden

yang merupakan pasien

post operasi

Variabel : variabel

independen : Pengaruh

Tehnik Distraksi Dan

Relaksasi

-variabel dependen :

Tingkat Nyeri, Post

1). tingkat nyeri pasien post

operasi sebelum dilakukan

intervensi tehnik distraksi dan

relaksasi sebagian besar dengan

berada pada tingkat nyeri sedang

(NRS; 4-6) 62,9 % dari 140

responden,

2). Setelah di beri perlakuan yaitu

intervensi tehnik distraksi dan

relaksasi, tingkat nyeri

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

32

Operasi

Instrument : Numeric

Rating scale (NRS)

Analisis/uji statistic :

desain One-Group

Pretest-Post test

pasien post operasi di Rumah

sakit Immanuel Bandung

sebagian besar berada pada

tingkat nyeri ringan (NRS; 1-3),

yaitu 71,4% dari 140 responden

3). Ada perbedaan yang

signifikan rerata

penurunan tingkat nyeri

responden sebelum dan sesudah

diberikan tehnik relaksasi dan

distraksi pada

post operasi di Rumah Sakit

Immanuel Bandung, dengan nilai

signifikasi .000, sehingga Ho

ditolak Ha

diterima dengan demikian

terdapat pengaruh tehnik distraksi

dan relaksasi terhadap tingkat

nyeri.

4 Pengaruh Teknik

Relaksasi Nafas

Dalam dan

Masase

Terhadap

Penurunan Skala

Nyeri Pasien

Pasca

Apendiktomi di

Ruang Bedah

Penelitian ini

menggunakan desain

quasi eksperimen

dengan rancangan

pretest-posttest with

control group.

Teknik pengambilan

sampel adalah

purposive sampling

dengan sampel 20

Hasil penelitian inimenunjukkan perbedaan rata-rata

skala nyeri kelompok kontrol

pretest–posttest adalah 2,30 dan

perbedaan rata-rata skala nyeri

kelompok eksperimen sebelum

dan sesudah pemberian teknik

relaksasi nafas dalam dan masase

adalah 3.50.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Post Operasi adalah masa ... 2.pdf8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Operasi 2.1.1 Definisi Post Operasi Post Operasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan

33

RSUD Dr. M.

Zein Painan

orang.

Pengumpulan data di

lakukan dengan

menggunakan skala

deskripsi verbal (verbal

descriptor scale) untuk

skala nyeri.

5 Teknik Distraksi

Audio Visual

Menurunkan

Tingkat

Kecemasan

Anak Usia

Sekolah Yang

Menjalani

Sirkumsisi

Penelitian inimenggunakan quasyeksperimental non

randomized

pretestposttest

control group design.

Populasi dalam

penelitian ini adalah

anak usia sekolah yang

sedang menjalani

sirkumsisi.

Perbedaan perubahantingkat

kecemasan obyektif (denyut

nadipermenit) antara kelompok

kontrol dengan kelompok

perlakuan menunjukkan

perbedaan yang signifikan dengan

hasil uji statistik

Independent t-Test p=0,006 dan

nilai reratauntuk kelompok

perlakuan

menunjukkanpenurunan yang

signifikan dari 92,50menjadi

76,75. Pada kelompok kontrol

juga terdapat penurunan nilai

rerata namun tidak

signifikan dari 93,77 menjadi

92,15.