Upload
kusumalaga-ramadhana-putra
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TB DM
Citation preview
Nama Peserta : Agus Susanto, dr.
Nama Wahana : RSI SITI AISYAH
Topik : Diabetes Mellitus Hipoglikemia dan Tuberkulosis Paru
Tanggal (kasus) : 4 Mei 2015
Nama Pasien : Ny. S, 62 tahun No. RM : 18.30.97
Tanggal Presentasi : 21 Mei 2015 Pendamping : dr. Anang Sigit Anoraga
Tempat Presentasi : Ruang Rapat RSI SITI AISYAH
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien wanita usia 62 tahun mengalami penurunan kesadaran, tampak badan lemah, keringat
dingin, dan susah diajak komunikasi. Riwayat menderita diabetes mellitus tipe 2 tak terkontrol.
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data
pasien :
Nama : Ny. S No. RM : 18.30.97
Nama klinik : RSI SITI AISYAH Telp : Terdaftar sejak :
4 Mei 2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien wanita usia 62 tahun dengan kesadaran menurun badan lemah pada seluruh tubuh. Tampak keringat
dingin dan pasien susah diajak komunikasi. Tidak ada keluhan pusing, mual, muntah, kelemahan separo
badan, kejang. Pasien merupakan penderita diabetes mellitus tipe 2 tidak terkontrol dan tuberkulosis paru
yang sedang menjalankan pengobatan.
2. Riwayat Pengobatan :
Riwayat Diabetes Mellitus (+)tidak terkontrol sejak ± 5 tahun
• Terkadang OS minum obat hipoglikemia oral
• Terkadang OS mendapat insulin à disuntikan malam hari 1 kali sebanyak 12 iu
Riwayat Tuberkulosis Paru
• 1 minggu sebelum masuk rumah sakit MRS, pasien terdiagnosis TB paru dan sudah mendapat
pengobatan FDC 1 x 2 tab selama 3 hari berturut-turut.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
› Riwayat Tuberkulosis (-) › Riwayat Penyakit Ginjal (-)
› Riwayat Hipertensi (-) › Riwayat Penyakit Hati (-)
› Riwayat Penyakit Jantung (-) › Riwayat Asma (-)
› Riwayat Alergi (-)
4. Riwayat Keluarga :
› Riwayat Diabetes Mellitus (-) › Riwayat Penyakit Ginjal (-)
› Riwayat Tuberkulosis (-) › Riwayat Penyakit Hati (-)
› Riwayat Hipertensi (-) › Riwayat Asma (-)
› Riwayat Penyakit Jantung (-) › Riwayat Alergi (-)
5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja sebagai petani tetapi sejak ± 4 bulan tidak berkerja karena penyakit yang diderita
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien telah menikah dan mempunyai 3 orang anak. Sekarang ini pasien tinggal bersama suaminya.
Lingkungan rumah dan sekitar tidak ada yang menderita batuk lama.
7. Riwayat Imunisasi : -
8. Lain-lain :
EKG : Sinus rhytm
Laboratorium :
4 Mei 2015Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi Hb 9.1 13,5-18 g/dL Leukosit 10900 4.000-11.000 sel/µL LED 20-42 2-13 mm/jam Diff count - Eosinofil 2.7 0-6 % - Basofil 0.8 0-2 % -neutrofil 81.1 42-85 % -Limfosit 7.2 11-49 % -Monosit 8.2 0-9% Hematokrit 29.8 40-54 % Trombosit 335.000 150.000-450.000 sel/µL
Eritrosit 5.07 4.4-5.9 juta sel/ µLMCV 89.8 82-100 fLMCH 27.4 27-32pgMCHC 30.5 32-36 g/dl
Kimia Darah
Fungsi hariSGPT 15.7 <31 U/LSGOT 26 <32 U/L
Gula Darah GDP 26 70-110 mg/dL
Fungis ginjalBUN 28.6 4.7 – 23.4 mg/dLcreatinin 15.7 0,7 – 1.2 mg/dL
ElektrolitNatrium 134 135 – 155 mmol/lKalium 4.3 3.5 – 5.5 mmol/lChlorida 102 98 -107 mmol/l
Foto Rontgen thorax tanggal 21 April 2015
6 Mei 2015
Gula darahGD2PP 249 <125 mg/dl
7 Mei 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai NormalHematologi Hb 8.8 13,5-18 g/dL Leukosit 11.100 4.000-11.000 sel/µL Diff count - Eosinofil 4.4 0-6 % - Basofil 0.4 0-2 % -neutrofil 85.4 42-85 % -Limfosit 5.3 11-49 % -Monosit 4.5 0-9% Hematokrit 29.1 40-54 % Trombosit 515.000 150.000-450.000 sel/µL
Eritrosit 3.51 4.4-5.9 juta sel/ µLMCV 82.9 82-100 fLMCH 25.1 27-32pgMCHC 30.2 32-36 g/dl
8 Mei 2015
Gula darahGDP 133 70-110 mg/dlGD2PP 205 <125 mg/dl
9 Mei 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai NormalHematologi Hb 11.6 13,5-18 g/dL Leukosit 7.600 4.000-11.000 sel/µL Diff count - Eosinofil 7.1 0-6 % - Basofil 1.1 0-2 % -neutrofil 78.3 42-85 % -Limfosit 7.5 11-49 % -Monosit 6.0 0-9% Hematokrit 36.9 40-54 % Trombosit 459.000 150.000-450.000 sel/µL
Eritrosit 4.42 4.4-5.9 juta sel/ µL
KesanTuberkulosis Paru Aktif
MCV 83.5 82-100 fLMCH 26.2 27-32pgMCHC 31.4 32-36 g/dl
Assessment
- Diabetes Mellitus tipe 2
- Hipoglikemia
- Tuberkulosis Paru
Plan
- Infus D40% 3 flas
- Infus D10% 20 tpm
- Injeksi ranitidine 2 x 1 Amp
- FDC 1 x 2 cap
- Cobazim 2 x 1
- Diet lunak DM 1900 kal
Daftar Pustaka :.
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta.
2. Wang CS, Yang CJ, Chen HC, Chuang SH, Chong IW, Hwang JJ, et al. Impact of type 2 diabetes
on manifestations and treatment outcome of pulmonary tuberculosis. Epidemiol Infect.
2009;137:203-10.
3. Department of Noncummunicable Disease Surveillance. Definition, Diagnosis, and Classification
of Diabetes mellitus and its Complications: Report of a WHO Consultation. Geneva: World Health
Organization; 1999.
4. American Diabetes Association. (2011, January). Diagnosis and classification of diabetes mellitus.
Diabetes Care. 34(Suppl 1):S62-S69.
5. Cahyadi, A. V. (2011, 4 April). Tuberkulosis Paru pada Pasien Diabetes Mellitus. J Indon Med
Assoc. 61 (4). 173-178.
6. Gustaviani, R. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi IV: Diagnosis dan Klasifikasi
Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1857-1859.
7. Mansjoer, A., Tritanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I., Setiowulan, W. et al. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran (Ed. 3). Jakarta: Media Aesculapius.
8. Idris F. 2004. Managament Public Private Mix-Penanggulangan Tuberkulosis Strategi Dokter
DOTS Dokter Praktik Swasta. Edisi 1. Jakarta: Cikal Media.
9. Dooley KE, Tang T, Golub JE, Dorman SE, Cronin W. Impact of Diabetes mellitus on treatment
outcomes of patients with active tuberculosis. Am J Trop Med Hyg. 2009;80(4):634-9.
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis penyakit diabetes mellitus hipoglikemia dan tuberkulosis paru
2. Mampu memberikan penatalaksanaan diabetes mellitus hipoglikemua dan tuberkulosis paru sesuai
dengan kompetensi dokter umum dan melakukan rujukan/konsultasi dengan tepat
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai diabetes mellitus
hipoglikemia dan tuberkulosis paru
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subyektif :
Sejak 2 jam SMRS pasien susah dibangunkan dan badan lemas semua. Saat dibangunkan pasien susah
diajak komunikasi, tampak badan lemas. Kemudian oleh keluarga dibawa ke RSI Siti Aisyah Madiun.
Pasien tampak mengantuk, berkeringat, susah diajak komunikasi, dan badan lemas semua.
Menurut keterangan keluarga, pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus, tidak ada keluhan lemah
badan separo, perot, pelo, muntah, kejang, demam maupun diare. Makan terakhir jam 20.00 WIB dan
jumlahnya sedikit. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan serupa.
Selain itu pasien sebelumnya menderita batuk sejak ± 4 bulan, batuk berdahak, warna putih pekat, batuk
darah (-), sesak nafas (-). Sebelumnya sering mengalami keringat malam tanpa aktivitas, penurunan berat
badan, nafsu makan menurun. Pasien sudah melakukan pemeriksaan foto rontgen paru dan cek darah
sewaktu pagi sewaktu dan hasilnya positif menderita tuberkulosis paru. Dan saat ini pasien sedang
menjalankan pengobatan tuberkulosis paru. Pasien baru pertama kali menderita tuberkulosis paru.
Pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol sejak ± 5 tahun.
Tidak ada riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, asma maupun alergi.
Pasien merupakan tamatan SD yang bekerja sebagai petani, akan tetapi sejak sakit selama 4 bulan pasien
sudah jarang bekerja. Pasien tinggal bersama suaminya tetapi anaknya selalu berkunjung untuk merawat
pasien. Dilingkungan rumah tidak ada yang mengalami sakit batuk lama. Gaya hidup pasien tidak pernah
makan makanan yang terlalu banyak dan manis-manis setelah mengetahui menderita diabetes mellitus.
2. Objektif :
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Somnolen à Kompos mentis
GCS : E3 V4 M5 à E4 V5 M6
Tanda vital : Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit, regular, isi cukup
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,8 °C
Antropometri : BB : 37 kg
TB : 140 cm Indeks Massa Tubuh : 18,88 (Normal Weight)
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor Ø 3mm/3mm, refleks cahaya langsung
+/+, edema -/-
Telinga: membran timpani intak, hiperemis -/-, sekret -/-
Hidung: sekret (-/-), hiperemis(-)
Mulut : sianosi (-), coated tongue (-)
Leher
KGB : tidak teraba
Trakea : deviasi (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Tampak simetris, retraksi (-)
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi :
› Atas SIC III
› Bawah SIC V
› Kiri SIC V LMC Sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar, tidak lebih tinggi dari pada dada, tidak ada jejas
• Auskultasi : BU (+) Normal
• Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan epigastrik (-)
Defans Muskular (-)
Hepar dan Lien tidak teraba
Nyeri ketok ginjal (-)
Tes undulasi (-)
• Perkusi : Timpani, asites (-), shifting dullness (-)
Ekstremitas : akral dingin, CRT < 2”, edema (-), eritema palmaris (-), atrofi (-), kuku murche (-)
3. Assessment :
Pasien mengalami penurunan kesadaran, badan lemas dan susah diajak komunikasi. Pasien tampak
berkeringat dan responnya menurun. Pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus dan pemakaian obat
tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukan 48 mg/dl yaitu hipoglikemia. Jadi
pasien ini terdiagnosis diabetes mellitus hipoglikemia.
Pasien juga mengeluh batuk-batuk sejak 4 bulan, batuk berdahak warna putih kental, sering
berkeringat malam hari, mengalami penurunan berat badan, dan sudah melakukan pemeriksaan foto
rontgen thorax dan cek dahak SPS yang hasilnya positif tuberculosis paru. Pasien baru pertama kali
mengalami keluhan serupa, jadi pasien terdiagnosis tuberculosis paru kategori 1.
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hipoglikemia adalah keadaan
dimana kadar glukosa secara abnormal rendah yaitu < 60 mg/dL. Hipoglikemia pada DM terjadi karena;
kelebihan obat / dosis obat: terutama insulin, atau obat hipoglikemia oral; kebutuhan tubuh akan insulin
yang relatif menurun: gagal ginjal kronik pasca persalinan; asupan makan tidak adekuat: jumlah kalori
atau waktu makan tidak tepat; kegiatan jasmani berlebihan.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Penyakit ini dapat menimbulkan gajala berupa batuk-batuk lebih dari 2 minggu, batuk
darah, sesak napas, nyeri dada, demam, malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun. Untuk
menegakkan penyakit tuberculosis, selain dari anamnesis dan gejala klinis perlu menggunakan
pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen dan pemeriksaan dahak sewaktu pagi sewaktu (SPS).
4. Plan :
Diagnosis : Diabetes Mellitus Hipoglikemia dan Tuberkulosis Paru
DM : Pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 2 jam post prandial, HbA1C
TB Paru : Pemeriksaan rontgen thorax dan cek dahak SPS post terapi fase insentif
Pengobatan :
› Diabetes Mellitus Hipoglikemia :
- Pasien mengalami penurunan kesadaran karena diabetes hipoglikemia jadi harus diberikan
glukosa secara intra vena, yaitu dengan D40%. Pasien diberikan D40% sampai pasien sadar
kemudian diberikan maintenance dengan infuse D10% dan dievaluasi gula darahnya sampai
pasien stabil.
› Tuberkulosis Paru
- Pasien juga mengalami tuberculosis paru, pasien diberikan obat anti tuberculosis berupa
kombinasi obat FDC (Fixed Drug Combination) yang berisi rifampisin, isoniazid, ethambutol,
pirazinamid. Berat badan pasien 37 kg sehingga sekali minum diberikan 2 tablet. Pemberian
obat anti tuberculosis selama 6 bulan yang terdiri dari 2 bulan fase intensif dan 4 bulan fase
lanjutan. Obat anti tuberculosis tidak boleh putus ditengah jalan.
› Untuk pengobatan tuberculosis dan DM harus dilakukan bersama-sama dan kadar gula darah harus
sering dikontrol karena obat anti tuberculosis mempengaruhi efektifitas obat DM.
Pendidikan :
- Edukasi tentang penyakit tuberkulosis meliputi cara pencegahan, cara penularan, faktor resiko,
komplikasi, dan prognosis penyakit tuberkulosis.
- Kontrol secara teratur di pelayanan kesehatan
- Minum OAT fase intensif secara teratur tiap hari sesuai anjuran yaitu 1 jam sebelum makan dan
pengawasan minum obat oleh anggota keluarga.
- Jangan membuang dahak sembarang tempat
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Memakai masker dan edukasi etika batuk
- Melakukan pemeriksaan sputum pada keluarga pasien jika ada anggota keluarga yang batuk
- Kontrol gula darah secara teratur
- Olahraga yang rutin, 3–5 kali per minggu dengan intensitas ringan sampai sedang durasi 30-60
menit
- Mengikuti senam DM atau senam kaki DM
- Perawatan kaki dan periksa mata secara berkala
- Minum obat diabetes secara teratur setiap hari
- Edukasi tentang penyakit Diabetes mellitus meliputi faktor resiko, komplikasi, pencegahan
terhadap komplikasi lebih lanjut.
- Atur pola makan dengan memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal (Diet DM yaitu diet rendah
karbohidrat)
-
Konsultasi dan Rujukan : Dilakukan konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam begitu
diagnosis diabetes mellitus hipoglikemia dan tuberculosis paru ditegakkan.
Dokter Pembimbing
dr. Anang Sigit Anoraga
Madiun, 21 Mei 2015Dokter Internsip
dr. Agus Susanto