14
BAB I PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 20 mengenai perkiraa n kasus TB se!ara global disebu tkan bah"a pada tahu n 200 terdapa t insidensi TB sebany ak #$%&'$2 juta kasus per tahun$  sedangkan pada tahun 200' terdapat $ juta kematian akibat TB. iabetes *ellitus (*) merupakan salah satu faktor resiko paling penting dalam terjadinya perburukan TB. Hubungan antara TB dan * telah lama diketahui karena pada kon dis i dia bet es ter dap at pen eka nan pad a resp on imu n pen deri ta yan g sela nju tny a aka n mempermudah terjadinya infek si oleh mikobakt eri  Mycobacterium tuberculosis  (*.tb) dan kemudian berkembang menjadi penyakit tuberkulosis. +asien dengan diabetes memiliki risiko terkena tub erkulo sis sebesar 2,- kal i lipat dib and ing kan den gan ora ng tan pa dia bet es. 2 nterak si antara penyaki t kronik seperti TB deng an * perlu mendapatk an perhatian lebih lanjut karena kedua kondisi penyakit tersebut seringkali ditemukan se!ara bersamaan yaitu sekitar /2$$ terutama pada orang dengan risiko tinggi menderita TB. ,2  ia bet es mel litu s tel ah dil apo rka n dap at mempen gar uhi gej ala kli nis TB sert a  berhubungan dengan respons lambat pengobatan TB dan tingginya mortalitas. +eningkatan reak ti1 asi TB jug a tela h di! atat pad a pen der ita *. ebali kny a jug a bah "a penyak it tuber kulosi s dapat meng induksi terjadi nya intoleransi gluko sa dan mempe rburu k kontr ol glikemik pada pasien dengan *$ namun akan mengalami perbaikan dengan pengobatan anti TB (O3T).  4paya pen!egahan dan pengendalian dua penyakit mematikan * dan TB sangat  penting untuk menurunkan mortalitas karena TB$ oleh karena itu penting untuk diketahui  bagaimana mekanisme * dapat menyebabkan TB dan bagaimana TB dapat mempengaruhi kontrol glikemik pada penderita *. TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 1

patofisiologi tb pada dm

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 1/14

BAB I

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi

masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia. Berdasarkan laporan

World Health Organization  (WHO) tahun 20 mengenai perkiraan kasus TB se!ara global

disebutkan bah"a pada tahun 200 terdapat insidensi TB sebanyak #$%&'$2 juta kasus per 

tahun$ sedangkan pada tahun 200' terdapat $ juta kematian akibat TB.

iabetes *ellitus (*) merupakan salah satu faktor resiko paling penting dalam

terjadinya perburukan TB. Hubungan antara TB dan * telah lama diketahui karena pada

kondisi diabetes terdapat penekanan pada respon imun penderita yang selanjutnya akan

mempermudah terjadinya infeksi oleh mikobakteri  Mycobacterium tuberculosis  (*.tb) dan

kemudian berkembang menjadi penyakit tuberkulosis. +asien dengan diabetes memiliki risiko

terkena tuberkulosis sebesar 2,- kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.2

nteraksi antara penyakit kronik seperti TB dengan * perlu mendapatkan perhatian lebih

lanjut karena kedua kondisi penyakit tersebut seringkali ditemukan se!ara bersamaan yaitu

sekitar /2$$ terutama pada orang dengan risiko tinggi menderita TB.,2 

iabetes mellitus telah dilaporkan dapat mempengaruhi gejala klinis TB serta berhubungan dengan respons lambat pengobatan TB dan tingginya mortalitas. +eningkatan

reakti1asi TB juga telah di!atat pada penderita *. ebaliknya juga bah"a penyakit

tuberkulosis dapat menginduksi terjadinya intoleransi glukosa dan memperburuk kontrol

glikemik pada pasien dengan *$ namun akan mengalami perbaikan dengan pengobatan anti

TB (O3T). 4paya pen!egahan dan pengendalian dua penyakit mematikan * dan TB sangat

 penting untuk menurunkan mortalitas karena TB$ oleh karena itu penting untuk diketahui

 bagaimana mekanisme * dapat menyebabkan TB dan bagaimana TB dapat mempengaruhi

kontrol glikemik pada penderita *.

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 1

Page 2: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 2/14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. RESIKO TUBERKULOSIS PADA DIABETES MELLITUS

5umlah penyakit tidak menular ter!atat sebesar / dari seluruh beban penyakit yang

ada di negara berkembang pada tahun ''0 sedangkan penyakit menular masih menempati

urutan pertama sebagai masalah di bidang kesehatan$ namun pada tahun 2020 akan terjadi

kondisi sebaliknya yaitu persentase penyakit tidak menular diperkirakan akan meningkat

menjadi sebesar 6'. *eningkatnya industrialisasi dan urbanisasi menyebabkan

meningkatnya angka obesitas dan diabetes. +ada tahun 2000 terdapat sekitar juta orang

yang menderita diabetes yang jumlahnya akan terus meningkat menjadi -66 & //0 juta di

tahun 20-0$ tiga perempat dari jumlah penderita diabetes tersebut hidup di negara

 berkembang. ementara itu TB masih menjadi penyakit dengan angka kematian yang tinggi$

terdapatnya komorbid seperti diabetes menyebabkan penatalaksanaan dan kontrol penyakit

TB menjadi sulit. Beberapa penelitian menemukan bah"a kombinasi penyakit TB dan *

sering ditemukan baik di negara berkembang maupun di negara maju.

Tahun '-/$ 7oot melakukan penelitian tentang Tuber!ulosis (TB) dan iabetes

*ellitus (*) menemukan bah"a kejadian TB pada orang de"asa dengan * ternyata

 banyak ditemukan dari yang diperkirakan serta risiko untuk terkena TB sangat tinggi pada

 penderita * anak,anak dan remaja. +enyakit TB ini lebih sering ditemukan pada penderita

* dengan kontrol glikemik yang buruk. 7oot juga menyatakan bah"a pada pertengahan

abad ke,'$ pasien * yang bisa lolos dari koma diabetikum pada akhirnya akan meninggal

karena penyakit TB.  +enelitian yang dilakukan di +hiladelphia pada tahun '%2

mengungkapkan bah"a dari -.06 penderita * terdapat sekitar #$/ yang menderita TB

 paru dibandingkan dengan /$- penderita TB dari 6 orang tanpa *. Tuberkulosis

lebih banyak mun!ul pada penderita * yang telah memiliki penyakit * selama lebih dari

0 tahun yaitu sekitar dibandingkan penderita * kurang dari 0 tahun yaitu hanya

sekitar % saja yang menderita TB.

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 2

Page 3: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 3/14

II.2. PATOGENESIS

II.2.1. Gangguan Fungsi Imun Pada Dia!"!s M!##i"us

iabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan

sistem imunitas selular. Terdapat penurunan jumlah sel limfosit T dan netrofil pada pasien

* yang disertai dengan penurunan jumlah T helper (Th) dan penurunan produksi

mediator inflamasi seperti T89 :$ ;,< serta ;,6. ;imfosit Th mempunyai peranan

 penting untuk mengontrol dan menghambat pertumbuhan basil *.tb$ sehingga terdapatnya

 penurunan pada jumlah maupun fungsi limfosit T se!ara primer akan bertanggungja"ab

terhadap timbulnya kerentanan pasien * untuk terkena TB. 9ungsi makrofag juga

mengalami gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menghasilkan reactive

oxygen species$ fungsi kemotaksis dan fagositik yang menurun. nfeksi oleh basil tuberkel

akan menyebabkan gangguan yang lebih lanjut pada sitokin$ makrofag,monosit dan populasi

sel T =/>=#. ?eseimbangan antara sel limfosit T =/ dan =# memainkan peranan

 penting dalam mengatur pertahanan tubuh mela"an mikobakteri dan menentukan ke!epatan

regresi pada TB aktif.

erajat hiperglikemi juga berperan dalam menentukan fungsi mikrobisida pada

makrofag. +ajanan kadar gula darah sebesar 200 mg se!ara signifikan dapat menekan

fungsi penghan!uran oksidatif dari makrofag. +enderita * yang kurang terkontrol dengan

kadar hemoglobin terglikasi (Hb3!) tinggi menyebabkan TB menjadi lebih parah dan

 berhubungan dengan mortalitas yang lebih tinggi. elain terjadi kerusakan pada proses

imunologi$ pada pasien * juga terdapat gangguan fisiologis paru seperti hambatan dalam

 proses pembersihan sehingga memudahkan penyebaran infeksi pada inang. @likosilasi non

enAimatik pada protein jaringan menginduksi terjadinya gangguan pada fungsi mukosilier 

atau menyebabkan neuropati otonom diabetik sehingga menyebabkan abnormalitas pada

tonus basal jalan napas yang mengakibatkan menurunnya reaktifitas bronkus serta bronkodilatasi. @angguan fungsi imun dan fisiologi paru pada pasien * dijelaskan pada

tabel .

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 3

Page 4: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 4/14

Tabel . @angguan 9ungsi mun dan 9isiologis +aru +enderita *

K!#ainan $ungsi imun%#%gi &a'u &ada DM Dis$ungsi $isi%#%gis &a'u &ada DM

@angguan kemotaksis$ perlengketan$

fagositosis dan mikrobisida polimorfonuklear 

  7eaktifitas bronkial berkurang

+enurunan monosit perifer dengan gangguan

fagositosis

+enurunan elastic recoil  dan 1olume paru

Buruknya fungsi transformasi sel blast

menjadi limfosit

  +enurunan kapasitas difusi

=a!at fungsi opsonisasi =-. umbatan mukus pada saluran napas

+enurunan respons 1entilasi terhadap

hipoksemia

iabetes melitus dianggap oleh WHO sebagai suatu penyakit imunodefisiensi

sekunder yang karakteristik oleh adanya resolusi bila kausa yang mendasarinya dieliminasi$

 perlangsungan lebih lama dan lebih berat serta infeksi sering rekuren$ gangguan salah satu

respon imun biasanya granulosit +*8 dan atau aktifitas subset limfosit. Bila mengenai +*8

maka manifestasi kemotaksis dan fagositosis terganggu. ;eukosit +*8 ditarik ketempat

infeksi oleh substansi kemotaksis yang disekresikan oleh mikroorganisme dan oleh aktifasikomplemen dan faktor faktor yang diindus se!ara lokal oleh +*8. +ada penelitian in 1itro

sel sel pasien * mempunyai kemotaksis yang menurun$ terutama pada keadaan * yang

tidak terkontrol. 9agositosis pada * juga terganggu dikaitkan dengan defek intrinsik dari

+*8. Hiperglikemia juga berkaitan dengan killing a!ti1ity dari enAim lisosom yang

menurun. 8ormalisasi kadar glukosa darah akan segera meningkatkan aktifitas membunuh

dalam /# jam.-

II.2.2. Hi&!'g#i(!mia a(ia" Tu!')u#%sis

+enelitian di ndonesia yang dilakukan oleh 3lisjahbana dkk. menemukan - pasien

TB ternyata memiliki *$ jumlah ini lebih besar bila dibandingkan kontrol tanpa TB dengan

usia dan jenis kelamin yang sama yaitu hanya sebesar -$2 yang memiliki *$ dari -

 pasien tersebut ternyata 60 didiagnosis sebagai pasien * baru. +enelitian di 8igeria juga

mendapatkan hasil bah"a pada pasien TB yang disertai dengan gangguan toleransi glukosa

ternyata setelah - bulan diberikan pengobatan TB hasil tes toleransi glukosa kembali normal.

+enelitian di TanAania pada %06 pasien TB paru dengan sputum bakteri tahan asam (BT3)

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 4

Page 5: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 5/14

 positif$ ' di antaranya diketahui menderita *. iabetes mellitus yang didiagnosis melalui

tes toleransi glukosa oral (TT@O) pada pasien TB tambahan memberikan peningkatan

 pada pre1alens * menjadi /. @angguan toleransi glukosa (@T@) terdapat pada #2 pasien

(6$2).  ebagai perbandingan sur1ei TT@O serupa yang dilakukan @uptan dan hah pada

suatu komunitas mendapatkan pre1alens * hanya sebesar 0$' dan @T@ sebesar #$#.

@angguan toleransi glukosa pada TB jauh lebih tinggi dibandingkan dengan *. Walaupun

@T@ dapat kembali normal pada sejumlah besar kasus TB dengan kemoterapi yang efektif$

namun persentase yang lebih tinggi pada @T@ adalah signifikan karena menurut  National 

 Diabetes Data roup dari National !nstitutes o" Health ,% persen dari pasien dengan @T@

dapat berkembang menjadi * setiap tahunnya. ata,data yang telah ditemukan di atas

menekankan pentingnya dilakukan uji penapisan * pada pasien TB.

+ada umumnya efek hiperglikemia memudahkan pasien * terkena infeksi. Hal ini

disebabkan karena hiperglikemia mengganggu fungsi neutrofil dan monosit (makrofag)

termasuk kemotaksis$ perlengketan$ fagositosis dan mikroorganisme yang terbunuh dalam

intraselular.  Hal inilah menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepekaan pasien *

terhadap infeksi.-

II.2.* In"%#!'ansi G#u(%sa Pada Tu!')u#%sis

Terdapatnya kondisi seperti stres akut merupakan penyebab penting pada

 perkembangan @T@. emam$ inaktifitas yang berlarut,larut dan malnutrisi dapat merangsang

hormon stres seperti epinefrin$ glukagon$ kortisol dan hormon pertumbuhan yang bekerja

se!ara sinergis meningkatkan kadar gula darah lebih dari 200 mg. ?adar plasma ;, dan

T89 : juga meningkat pada penyakit berat yang dapat merangsang sekresi hormon anti,

insulin. 4sia$ penyakit komorbid dan alkohol juga dapat mempengaruhi respons inang. ?adar 

serum hormon adrenokortiko,tropin$ kortisol dan T- ditemukan menurun pada pasien TB$

kelainan ini menyebabkan kemampuan respons inang terhadap stress menjadi terganggu.

 9ungsi endokrin pankreas dapat mengalami gangguan pada kasus TB yang berat dan

ternyata insidens pankreatitis kronis yang disertai dengan kalsifikasi lebih tinggi pada kasus

* dengan TB$ mendorong suatu keadaan defisiensi insulin absolut. ?elompok protein

transporter asam lemak yang terdapat pada basil tuberkel kemungkinan dapat menyebabkan

disregulasi homeostasis energi pada penyakit TB. @en protein transporter asam lemak dari

mikobakterium yang diekspresikan pada hepatosit mamalia dapat meningkatkan ambilan

asam lemak rantai panjang. 3sam lemak rantai panjang merupakan sumber energi penting

 pada sebagian besar organisme serta berfungsi pula sebagai hormon darah yang mengatur 

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 5

Page 6: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 6/14

 berbagai fungsi penting seperti metabolisme glukosa di hepar. +ada pasien TB terdapat

gangguan metabolisme lipid tersebut.

II.2.+. K!'usa(an &an('!as a(ia" "u!'(u#%sis

eorang ahli patologi r. +hillip !h"arA membuat hipotesis bah"a TB dapat

menyebabkan * karena terdapat amiloidosis pada pankreas. Otopsi yang dilakukan pada

-- kasus amiloid berusia 6,# tahun$ !h"artA menemukan lesi TB yang berasal dari

infeksi TB saat anak,anak dan 22/ kasus diantaranya terdapat amiloidosis pankreas.

ebagian besar pasien yang diotopsi tersebut didiagnosis * sebelum kematiannya sehingga

diduga amiloidosis pada sel,sel langerhans pankreas tersebut yang menyebabkan *.

*enurut !h"artA sebagian besar kasus amiloidosis pada pankreas yang menyebabkan *harus dianggap sebagai kelainan imunologi yang disebabkan TB. iabetes mudah ditemukan

dengan uji laboratorium rutin$ namun TB tidak mudah untuk ditemukan sehingga proses

kerusakan tersebut berlangsung se!ara tersembunyi yang memerlukan "aktu bertahun,tahun

sampai kelainan tersebut ditemukan.

!h"artA menjelaskan terdapat dua mekanisme TB dapat menyerang pankreas yaitu

melalui reaksi imunobiologi toksik,alergi sebagai respon terhadap TB sistemik yang disebut

sebagai pankreatitis$ mikroba menyerang pankreas melalui toksin *.tb dan produk,produk 

inflamasinya dalam peredaran darah sehingga meningkatkan kerentanan inflamasi (reaksi

hipersensiti1itas) dan menimbulkan amiloidosis. !h"artA mengakui fakta bah"a mikroba

tidak perlu selalu ditemukan dalam jaringan pankreas akan membingungkan para ilmu"an

untuk generasi mendatang karena mereka akan menduga bah"a amiloidosis ini adalah suatu

 penyakit autoimun akibat ketidakmampuan untuk mengenali infeksi TB tersebut.

*ekanisme yang lain dan lebih sedikit kemungkinan terjadinya yaitu serangan

mikobakteri se!ara langsung ke organ pankreas melalui penyebaran tuberkel bakteri dalam

darah maupun melalui penetrasi jaringan perkejuan kelenjar getah bening abdominal yang

ada disekitar pankreas. el,sel langhans dan epiteloid$ merupakan tanda infeksi pada infeksi

TB$ biasanya tidak ditemukan pada jaringan pakreas$ namun terjadinya perkejuan dapat

mendorong timbulnya kalsifikasi dan amiloidosis pada pankreas. ;aAarus dan 9olk 

melaporkan bah"a ketika pankreas mengalami kalsifikasi maka terdapat 2-,%0 insidens

*.

II.* FAKTOR, FAKTOR -ANG BERHUBUNGAN TERJADIN-A TUBERKULOSIS

PARU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 6

Page 7: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 7/14

. 9aktor 4mur 

ebagaimana telah dibahas sebelumnya bah"a pada penderita diabetes mellitus

terdapat kondisi hiperglikemia akan dapat menjadi predisposisi kerusakan pada fungsi

monosit,makrofag. i sisi lain anusantoso (''') menyatakan proses penuaan dapat

menyebabkan perubahan,perubahan pada sistem pernapasan yang mengakibatkan

 penurunan fungsi paru$ berupa penurunan kekuatan dan kekakuan pada otot

 pernapasan$ menurunnya akti1itas silia$ berkurangnya elastisitas paru dan reflek batuk 

 juga akan menurun. *aka kondisi umur tua dan diabetes mellitus$ keduanya akan

sama,sama memperlemah sistem pertahanan tubuh dan hal ini juga diperkuat oleh

;akshmi dan *urthy$ ''' menyatakan bah"a umur pasien dan derajat diabetes

mellitus merupakan faktor yang signifikan menyokong terjadinya infeksi tuberkulosis.

engan demikian dapat disimpulkan bah"a semakin tua umur seorang penderita$

maka keampuhan sistem imunitas tubuhnya akan semakin berkurang./

2. 9aktor 5enis ?elamin

*enurut 3A"ar (''') kondisi perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi

 penyebaran suatu masalah kesehatan$ diantaranya terdapatnya perbedaan kebiasaan

hidup antara "anita dan pria. ?aum pria lebih banyak yang merokok daripada kaum

"anita. elanjutnya terdapat perbedaan tingkat kesadaran berobat antara "anita dan

 pria. +ada umumnya kaum "anita lebih memiliki kesadaran yang baik untuk berobat

daripada kaum pria. Hal yang tak kalah pentingnya adalah terdapatnya perbedaan

ma!am pekerjaan$ karena memang kaum pria yang lebih banyak bekerja.

@uptan dan hah (2000) melaporkan bah"a perbandingan angka kejadian

tuberkulosis paru pada penderita diabetes mellitus untuk pria dan "anita masing,

masing adalah 0 dan #$. *aka dengan demikian angka kejadian tuberkulosis

 paru lebih tinggi pada penderita diabetes mellitus laki,laki daripada "anita./

-. 9aktor +engetahuan

e!ara umum Cunus dkk (''2) menyatakan bah"a faktor pengetahuan yang

kurang dari masyarakat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya

angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tuberkulosis paru di ndonesia./

/. 9aktor +ekerjaan

 8otoatmodjo ('') menyatakan bah"a jenis pekerjaan dapat berperan di dalam

timbulnya penyakit melalui beberapa jalan$ meliputi faktor lingkungan lingkungan

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 7

Page 8: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 8/14

 pekerjaan$ stress kerja$ akti1itas pekerjaan$ dan kerumunan dalam suatu tempat

 pekerjaan akan dapat terjadi proses penularan penyakit di antara para pekerja./

%. 9aktor osial Dkonomi

3ditama (''0) menyatakan akibat status sosial ekonomi yang rendah$ maka

seseorang akan sulit untuk menjangkau fasilitas kesehatan$ tidak mampu membeli

obat,obatan$ tidak dapat memperoleh pendidikan yang tinggi$ serta tidak mempunyai

tempat tinggal yang layak. ementara Cunus dkk (''2) juga menyatakan bah"a

kemiskinan mengharuskan bekerja keras (se!ara fisik)$ sehingga akan menurunkan

daya tahan tubuh./

6. 9aktor *alnutrisi

?ejadian tuberkulosis paru pada penderita diabetes mellitus adalah faktor 

malnutrisi$ maka pada semua kasus diabetes mellitus terdapat beberapa derajat

malnutrisi akibat defek pada metabolisme.4

. 9aktor ;ama +enyakit

Bou!ot dkk ('%2 dikutip dalam 7om E @aray$ 200/) juga menyatakan bah"a

terdapat peningkatan penyakit tuberkulosis paru pada pasien yang telah menderita

diabetes mellitus lebih dari 0 tahun./

II.+. ASPEK KLINIS TB PARU DAN PASIEN DM

@uptan dan hah (2000) menyatakan bah"a gejala penyakit diabetes mellitus yang

disertai oleh tuberkulosis paru penyakit akan saling menutupi$ di antaranya pada kedua

 penyakit tersebut se!ara bersamaan terdapat penurunan berat badan$ kehilangan nafsu makan

dan kelelahan umum. ;ebih lanjut @uptan dan hah (2000) menyatakan bah"a kondisi ini

lebih umum terjadi pada usia di atas /0 tahun dan pria memiliki resiko yang agak lebih besar 

dari pada "anita. +asien tuberkulosis paru yang menderita diabetes mellitus memiliki kondisiklinik yang lebih berat se"aktu terjadinya onset penyakit$ apalagi dengan derajat keterlibatan

dan kerusakan paru yang lebih besar . 4

II.. GAMBARAN RADIOLOGI PASIEN TB PARU , DM

@ambaran radiologi pasien TB ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya lama sakit

dan status imunologi pasien. +ada tahun '2$ osman dan teidl melaporkan bah"a pada

sebagian besar pasien TB,* memiliki pola radiologi khusus yang terdiri dari konfluen$

ka1itas$ dan lesi berbentuk baji menyebar dari hilus menuju bagian tepi$ terutama pada Aona

 bagian ba"ah paru$ sementara pada pasien TB non * lesi biasanya berupa infiltrat di lobus

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 8

Page 9: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 9/14

atas paru. +enelitian yang dilakukan di +akistan oleh 5abbar$ dkk pada - pasien TB,*

mendapatkan gambaran radiologi sebagian besar melibatkan lapang ba"ah paru yaitu

sebanyak -6$ lesi bilateral didapatkan pada / pasien$ efusi pleura sebanyak -2 pasien.

;esi juga disertai dengan ka1itas yang se!ara signifikan lebih sering ditemukan pada laki,laki

sebanyak -2 dibandingkan dengan perempuan sebanyak %.

3nand dkk. meneliti gambaran radiologi %0 pasien TB paru dengan * menemukan

 bah"a #/ terdapat lesi TB di bagian lapang ba"ah paru$ lebih banyak dibandingkan dengan

lesi yang terdapat di lapang atas paru yang hanya sebesar 6. ;esi bilateral sebanyak -2$

20 pasien terdapat ka1itas pada paru dengan sebagian besar letak ka1itas terdapat di lapang

 ba"ah paru yaitu #0$ lesi nodular ditemukan pada -6 pasien dan lesi eksudatif pada -6

 pasien. *ereka menyimpulkan bah"a gambaran radiologis pasien TB paru dengan *

!enderung atipikal oleh karena itu bila menemukan pasien * dengan gambaran lesi di

lapang ba"ah paru harus dipikirkan kemungkinan infeksi TB sehingga dapat dilakukan

diagnosis serta penanganan yang tepat. 

+ada beberapa penelitian yang lain juga ditemukan gambaran radiologis yang umum

ditemukan pada pasien TB,* adalah berupa lesi yang mengenai banyak lobus serta ka1itas

multipel. ndi1idu usia tua !enderung mengalami lesi di lobus ba"ah paru$ kemungkinan hal

ini disebabkan karena terjadi perubahan tekanan oksigen al1eolar di lobus ba"ah paru yang

disebabkan oleh pengaruh usia atau penyakit *.

@ambaran 7adiologi pada pasien TB dengan iabetes *ellitus %

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 9

Page 10: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 10/14

II./. PENATALAKSANAAN

II./.1. In"!'a(si Oa" An"i Tu!'(u#%sis 0OAT d!ngan Oa" Hi&%g#i(!mia O'a# 0OHO

Terdapat interaksi obat antara O3T dengan OHO$ selain itu toksisitas obat juga

harus dipertimbangkan ketika memberikan terapi se!ara bersamaan pada TB,*. +asien TB,

* juga memperlihatkan respon terapi yang lebih lambat terhadap O3T bila dibandingkan

dengan pasien non *. 7ifampisin merupakan suatu Aat yang bersifat inducer  kuat terhadap

enAim mikrosomal hepar yang terlibat dalam metabolisme suatu Aat termasuk enAim sitokrom

+/%0. nduksi pada enAim,enAim tersebut menyebabkan peningkatan metabolisme obat,

obatan lain yang diberikan bersamaan dengan rifampisin sehingga mengurangi efek 

 pengobatan yang diharapkan. 7ifampisin dapat menurunkan kadar OHO dalam darah pada

golongan sulfonilurea (gliklaAid$ gliburide$ glpiAide dan glimepirid) dan biguanid.

+enurunan kadar OHO dalam darah yang disebabkan oleh rifampisin besarnya

 ber1ariasi antara 20,0. Takayasu dkk. mengamati bah"a rifampisin menginduksi

hiperglikemia fase a"al yang dihubungkan dengan peningkatan penyerapan di usus$ namun

tidak ada kasus diabetes yang nyata dan dia berpendapat bah"a rifampisin tidak 

diabetogenik. Dfek rifampisin se!ara langsung maupun tidak langsung terhadap kontrol

glikemik menyebabkan perlunya monitoring kadar gula disertai dengan penyesuaian dosis

OHO terutama pada pasien TB,*. soniasid (8H) dapat menyebabkan toksisitas berupa

neuropati perifer yang dapat memperburuk atau menyerupai neuropati diabetik$ sehingga

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 10

Page 11: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 11/14

harus diberikan suplemen 1itamin B6 atau piridoksin selama pengobatan TB pada pasien

*.  Obat anti TB lain sangat jarang mengganggu kadar gula darah. osis tinggi 8H

mungkin dapat menyebabkan hiperglikemia dan pada kasus yang jarang * mungkin

menjadi sulit untuk dikontrol pada pasien yang menggunakan +iraAinamid. 

iabetes mellitus juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada farmakokinetik 

O3T mengakibatkan peningkatan risiko gagal pengobatan pada pasien TB,*. iabetes

mellitus mempunyai efek negatif terhadap pengobatan TB terutama pada pasien,pasien *

dengan kontrol glikemik yang buruk sehingga angka kegagalan dan kekambuhan TB lebih

tinggi dibandingkan dengan pasien TB non *. Terdapatnya *$ berat badan yang lebih

 besar dan kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan rendahnya konsentrasi rifampin

 plasma. +enelitian 8ijland dkk. mendapatkan kadar rifampisin plasma %- lebih rendah pada

 pasien TB,* dibandingkan dengan pasien TB non *. Hal ini menunjukkan bah"a pada

 pasien TB,* yang lebih berat memerlukan dosis rifampin yang lebih besar dan kontrol

glikemik yang lebih baik untuk meningkatkan konsentrasi obat dalam plasma. iabetes

melitus juga dapat menyebabkan perubahan penyerapan obat oral$ penurunan ikatan protein

dengan obat$ insufisiensi ginjal$ perlemakan hati dan gangguan bersihan obat.

II./.2. P'insi& P!ng%a"an TB DM

+engobatan * pada TB paru meliputi pengobatan terhadap *,nya dan pengobatan

terhadap TB parunya. +engobatan * adalah sama saja pengobatan * pada umumnya

yang meliputi peren!anaan makan>diet$ anti diabetes oral maupun insulin. +eren!anaan

makan selain untuk menormalkan kadar glukosa darah$ juga untuk mengembalikan berat

 badan ke BB ideal. -

ebagai petunjuk atau guidellines untuk pengelolaan * selama infeksi adalah

sebagai berikut pada pasien yang berobat jalan tindakan adalah monitor kadar glukosa

 plasma sekurang,kurangnya / jam terakhir$ pada pasien yang sudah mendapat insulin$ dosis

insulin ditingkatkan untuk mengantisipasi hiperglikemia persisten$ pertahankan asupan

!airan$ kendalikan * seoptimal mungkin kadar @+ #0,0' mg>dl$ @2++ 0,// mg>dl$

Hb3! F6$%$ kolesterol total F200 mg>dl$ ;; F00 mg>dl$ H; G /% mg>dl$ Tg F %0

mg>dl$ *T #$%,2- dan Td F-0>#0 mmHg. 3"asi bila timbul muntah,muntah atau terjadi

hiperglikemia berat atau hipoglikemia dan tindaki segera. +ada pasien ra"at inap tindakan

adalah monitor kadar glukosa plasma / jam terakhir$ tingkatkan dosis insulin untuk mengatasi

hiperglikemia bila perlu berikan insulin atau tetes. +ada pasien yang memakai obat

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 11

Page 12: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 12/14

hiperglikemia oral pertimbangkan untuk mengganti atau menambah dosis insulin$

 pertahankan hidrasi dan pemberian !airan intra1ena bila diperlukan.-

+engobatan TB,* meliputi pengobatan terhadap * dan pengobatan TB paru

se!ara bersamaan. Terdapat beberapa prinsip dalam penatalaksaan pasien TB,*$ yaitu ,%

. +aduan O3T (obat anti TB) pada prinsipnya sama dengan TB tanpa *$ dengan syarat

kadar gula darah terkontrol.

2. +asien * dengan kontrol glikemik yang buruk harus dira"at untuk menstabilkan kadar 

gula darahnya dan pengobatan harus dilanjutkan selama ' bulan.

-. nsulin sebaiknya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

/. Obat hipoglikemi oral hanya digunakan pada kasus * ringan karena terdapat interaksi

7ifampisin dengan OHO golongan sulfonilurea sehingga dosisnya harus dinaikkan.

%. ?eseimbangan glikemik harus ter!apai karena penting untuk keberhasilan terapi O3T.

Target yang harus di!apai yaitu kadar gula darah puasa F20 mg dan Hb3! F.

6. ?emoterapi yang efektif dan baik sangatlah penting$ lakukan monitoring terhadap efek 

samping obat terutama efek samping terhadap hepar dan system saraf. +ertimbangkan

 penggunaan piridoksin pada pemberian 8H terutama untuk pasien dengan neuropati

 perifer.

. Hati,hati memberikan terapi etambutol sehubungan efek sampingnya pada mata$ karena

 penyandang * juga sering terjadi komplikasi pada mata.

#. +enanganan penyakit komorbid$ malnutrisi dan rehabilitasi pada alkoholisme harus

dilakukan.

'. Berikan terapi suportif se!ara aktif pada pasien *.

II./.*. P!m!'ian insu#in &ada &asi!n "u!'(u#%sis d!ngan dia!"!s m!#i"us

+engobatan pasien ini dengan menggunakan insulin karenaI pertama$ efek rifampisin

terhadap obat hipoglikemik oral dimana rifampisin dapat memper!epat metabolisme obat,

obat anti diabetik oral$ menginaktifasi sulfonilurea dan meningkatkan kebutuhan insulin.

ebaliknya 8H dapat mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan bekerja antagonis

dengan sulfonilurea. Walaupun jarang$ 8H dapat menyebabkan pankreatitis$ menghambat

efek metformin pada absorbsi glukosa diusus$ mengganggu absorpsi karbohidrat di usus dan

 bekerja antagonis dengan sulfonilurea. ?eduaI +emberian sulfonilurea pada * dengan TB

 paru adalah kontraindikasi karena TB dianggap penyakit dengan infeksi serius yang

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 12

Page 13: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 13/14

inter!urrent. edang biguanid tidak diberikan karena pada umumnya TB paru mempunyai

keluhan nafsu makan menurun$ BB menurun dan adanya malabsorbsi glukosa$ dan ketigaI

terdapatnya indikasi penggunaan insulin.-  

+enatalaksanaan * pada TB harus agresif$ karena kontrol glikemik yang optimal

memberikan hasil pengobatan yang lebih baik. Terapi insulin harus segera dimulai dengan

menggunakan regimen basal bolus atau insulin  premixed . The #merican #ssociation o" 

$linical %ndocrinology merekomendasikan penggunaan insulin analog atau insulin modern

karena lebih sedikit menyebabkan hipoglikemia$ penggunaan insulin manusia tidak 

dianjurkan. ?ebutuhan insulin pada a"al penyakit biasanya tinggi namun akan menurun

kemudian seiring dengan ter!apainya koreksi glukotoksisitas dan terkontrolnya infeksi.

7asionalisasi  penggunaan insulin pada * tipe 2 yang disertai TB aktif adalah

. nfeksi TB yang berat.

2. Hilangnya jaringan dan fungsi pan!reas seperti pada TB pan!reas atau defisiensi endokrin

 pankreas.

-. ?ebutuhan diet kalori dan protein yang tinggi serta kebutuhan akan efek anaboli!.

/. Terdapat interaksi antara OHO dan O3T.

%. Terdapatnya penyakit hepar yang menyertai menghambat penggunaan OHO.

 

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 13

Page 14: patofisiologi tb pada dm

7/25/2019 patofisiologi tb pada dm

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-tb-pada-dm 14/14

DAFTAR PUSTAKA

. +ramesh"ari$ 3.. Hubungan Tuber!ulosis +ada iabetes *ellitus. 20-. epartemen

+ulmonologi dan lmu 7espirasi$ 9?4>74+ +ersahabatan. 5akartaI ndonesia.

2. =ahyadi$ 3$ enty. Tuber!ulosis +aru +ada +asien iabetes *ellitus. 20.

epartemen lmu +enyakit alam$ 9akultas ?edokteran uni1ersitas ?risten 3tma

5aya, 7 3tma 5aya. 5akartaI ndonesia.

-. idarta$ +. +engelolaan * Tipe yang isertai TB +aru BT3 +ositif. 200'. =ited 2#

5uni 20/. 31ailable from

http>>""".usebrains."ordpress.!om>200'>0'>2'>pengelolaan,dm,tipe,,yang,

disertai,tb,paru,bta,positif.

/. Bonas$ 3. Tuberkulosis +ada +enderita iabetes *ellitus.200'. =ited 2# 5uni 20/.

31ailable from  http>>""".ansharbonassilfa."ordpress.!om>200'>0/>>tuberkulosis,

dan,diabetes,mellitus.

%. ubagyo$ 3hmad. TB dan * Bila *enyerang Bersamaan. 20-. =ited 2# 5uni 20-.

31ailable from http>>""".klikparu.!om>20->06>tb,dan,dm,bagaimana,bila,

menyerang.html

TB Paru dengan Diabetes Mellitus | 14