71
i KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Progam Studi Sastra Indonesia Oleh: Oleh Deri Risto NIM: 104114006 PROGAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

i

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO

DIALEK YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Progam Studi Sastra Indonesia

Oleh:

Oleh

Deri Risto

NIM: 104114006

PROGAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

iv

MOTTO

Apapaun yang terjadi hari ini, bersabarlah, memang tidak

mudah , tetapi bersabar akan menjadikanmu damai, dalam

kesulitan, dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses

walau pun ada masalah.

Mario Teguh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kepada Ayahku yang selalu memberi semangat,

motivasi, dan doa restunya, kepada Ibuku yang sudah

berada di Surga, kepada Kakekku yang selalu

memberiku motivasi, serta kepada Nenekku yang sudah

berada di Surga.

Teman-teman angakatan 2010 yang memberi

semangat, serta motivasi dalam proses pembelajaran.

Kepada Maria Noviani Budi Hastuti yang selalu ada

saat susah dan senang, serta membantu dalam proses

pembuatan tugas akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain. Kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Januari 2015

Penulis

Deri Risto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

vii

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Deri Risto

NIM : 104114006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Kalimat imperatif

dalam Bahasa Jawa Ngoko Dialek Yogyakarta” berserta perangkat yang

diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanataa

Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 12 Januari 2015

Yang menyatakan,

Penulis

Deri Risto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

viii

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Kalimat Imperatif dalam Bahasa

Jawa Ngoko Dialek Yogyakarta” dibuat untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Progam Studi Sastra Indonesia, Jurusan

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya kebaikan, bantuan, dan

dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagai pihak. Kebaikan,

perhatian, bantuan, dan dukungan tersebut selalu hadir dalam setiap langkah

penulis, terutama saat menjalani perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

Dalam kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memperlancar proses

penulisan skripsi ini.

1. Bapak Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum. selaku dosen pembimbing I

yang dengan penuh kesabaran, perhatian, dan ketelitian telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Bapak Dr. P. Ari Subagyo, M. Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini dan memberikan

petunjuk serta masukan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

ix

3. Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum., selaku Ketua Progam Studi Sastra

Indonesia dan penguji yang dengan sabar serta perhatian dalam membantu

proses penyusunan skripsi ini, dan segala masukan atau saran yang beliau

sampaikan.

4. Seluruh dosen Progam Studi Sastra Indonesia Drs. B. Rahmanto, M.Hum.;

Drs. F X Santoso, M.S.; S.E Peni Adji, S.S. M.Hum.; Dra. Fr. Tjandrasih

Adji, M. Hum.; Dr. Yosep Yapi Taum, M.Hum.; Prof. Dr. I Dewa Putu

Wijana, S.U, M.A. yang telah memberikan bekal kepada penulis. Segenap

karyawan fakultas sastra atas bantuannya selama ini.

5. Kedua orang tua penulis, Sodig Rahayu dan Murtriyatini (alm) atas dukungan

doa dan kasih sayang yang tiada hentinya.

6. Maria Noviani Budi Hastuti atas dukungan, doa, serta motivasi yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat

pada waktunya.

Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Skripsi ini mengandung banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk

perbaikan skripsi ini.

Penulis

Deri Risto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

x

ABSTRAK

Risto, Deri, 2010. “Kalimat Imperatif dalam Bahasa Jawa Ngoko Dialek

Yogyakarta” Skripsi Strata 1 (S1). Progam studi Sastra Indonesia. Jurusan

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.

Dalam skripsi ini dibahas tentang kalimat imperatif dalam bahasa Jawa

ngoko. Ada dua masalah yang dibahas. Pertama, apa saja jenis-jenis kalimat

imperatif dalam Bahasa Jawa berdasarkan penandannya? Kedua, apa saja maksud

yang terkandung dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa?.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

mendiskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada. Prosedur penelitian

terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan

pada tahap (iii) penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah metode simak. Teknik yang digunakan dalam tahap

pengumpulan data adalah teknik nonpartisipan atau teknik simak bebas libat

cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko yang terdapat dalam Risalah Penelitian dan Djoko Lodang.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan dan

metode agih. Metode padan digunakan untuk menganalisis apakah suatu kalimat

itu merupakan kalimat imperatif atau bukan.. Metode agih diterapkan dengan

teknik bagi unsur langsung dan teknik baca markah. Teknik bagi unsur langsung

diterapkan untuk melihat kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko secara

sintaksis, serta membagi kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko berdasarkan

jenis dan maksudnya. Teknik baca markah digunakan untuk menunjukkan

kejatian kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa Ngoko.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kalimat

imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

kalimat imperatif yang berpenanda dan kalimat imperatif yang tak berpenanda.

Kalimat imperatif yang berpenanda dapat dibedakan menjadi tujuh jenis (i)

kalimat imperatif yang berpenanda verba –a, (ii) kalimat imperatif berpenanda

verba –en, (iii) kalimat imperatif yang berpenanda verba –na, (iv) kalimat

imperatif yang berpenanda verba –ana, (v) Kalimat imperatif dengan penada

perintah aja, (vi) kalimat imperatif yang berpenanda verba ayo, dan (vii) kalimat

imperatif yang berpenanda verba mangga. Kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa

yang tak berpenanda dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut, (i)

kalimat imperatif yang predikatnya berupa verba perbuatan, (ii) kalimat imperatif

yang bersetruktur S-P, (iii) kalimat imperatif yang bersetruktur S-P-O, (iv)

kalimat imperatif yang predikatnya berupa verba pasif. Maksud yang terkandung

dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa Ngoko dapat dibedakan menjadi lima jenis

sebagai berikut, (i) kalimat imperatif yang mengandung maksud menyuruh, yang

ditandai oleh verba –a, -en, -na, (ii) kalimat imperatif yang mengandung maksud

melakukan tindakan secara berulang-ulang, yang ditandai oleh verba –ana, (iii)

kalimat imperatif yang mengandung maksud melarang, yang ditandai oleh verba –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xi

aja, (iv) kalimat imperatif yang mengandung maksud mengajak, yang ditandai

oleh verba ayo, (v) kalimat imperatif yang mengadung maksud mempersilahkan,

yang ditandai oleh verba mangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xii

ABSTRACT

Risto, Deri, 2010. “Imperative Sentences in Javanese Ngoko Dialect Yogyakarta”.

Undergraduate thesis (S1). Indonesian Literature Department. Faculty of

Literature, University of Sanata Dharma.

This thesis discusses about imperative sentences in Javanese Ngoko. There

are two problems that have been discussed in this study. The first problem is the

kinds of imperative sentence in Javanese based on its signifier. The second

question is about the meaning of Javanese’s imperative sentences.

This research belongs to a descriptive research; it is a research that is done

by describing the objects of the research based on their existing facts. There are

three procedures of this research, they are: (i) data collection, (ii) data analysis,

and (iii) the finding presentation. The researcher uses scanning methods for data

collecting technique. For data collecting technique, the researcher also uses non-

participant technique or scanning without conversation technique by analyzing or

making notes based on the data in the form of imperative sentences in Javanese

Ngoko in Risalah Penelitian and Joko Lodhang. The data analyzing technique of

this research is by using identity and distributional methods. The identity method

is used to analyze a sentence whether it is an imperative sentence or not. The

distributional method is used by applying immediate constituent and markers

analyzing technique. The immediate constituent analyzing technique is used to

observe syntactically the imperative sentences in Javanese and to separate the

imperative sentences in Javanese “ngoko” based on their kind and meaning. The

marker analyzing technique is used to show the illocutionary meaning of

imperative sentences in Javanese ngoko.

The findings of this research are as following explanation. First, there are

two types of Javanese imperative sentence; they are imperative sentence with

signifiers and without signifier. The imperative sentences using signifier can be

differentiated into seven (7) kinds of sentence, they are: (i) Imperative sentences

using verb a. (ii) imperative sentences using verb en. (iii) Imperative sentences

using verb na. (iv) Imperative sentences using verb ana. (v) Imperative sentences

using command aja. (vi) Imperative sentences using verb ayo, and (vii)

Imperative sentences using verb mangga. While the imperative sentences without

signifier can be categorized into four types, they are (i) imperative sentences using

verb. (ii) Imperative sentences using S-P structures. (iii) Imperative sentences

using S-P-O structures. (iv) Imperative sentences using passive verbs as

predicates. The meaning that contains in Javanese “ngoko” can be differentiate

into five kinds, they are (i) an imperative sentence that contains whole meaning,

this kind of sentence is signed by these verbs: a, -en, -na. (ii) an imperative

sentence that contains repeated actions meaning, this kind of sentence is signed by

a verb ana. (iii) an imperative sentence that contains command meaning, this kind

of sentence is signed by a verb aja. (iv) an imperative sentence that contains

invitation meaning, this kind of sentence is signed by the verb ayo. (v) an

imperative sentence that have excuse meaning, this kind of sentence is signed by

the verb mangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR LAMBANG

A. Daftar Singkatan

S : Subjek

O : Objek

P : Predikat

Ket : Keterangan

B. Daftar Lambang

* : Untuk menyatakan bawha ujaran tersebut tidak gramatikal

# : Tanda untuk mengakhiri suatu kalimat

2 : Nada sedang

3 : Nada tinggi

1 : Nada rendah

// : Jeda fungsional antar kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii

MOTTO .................................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................ x

ABSTRACT ............................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN DAN DAFTAR LAMBANG ......................................... xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6

1.5 Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 7

1.6 Landasan Teori ..................................................................................................... 9

1.6.1 Pengertian Kalimat Imperatif ...................................................................... 9

1.6.2 Jenis-jenis Kalimat Imperatif ...................................................................... 10

1.6.3 Pengertian Penanda ..................................................................................... 15

1.6.4 Pengertian Maksud ...................................................................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xv

1.7 Metode dan Teknik Penelitian ............................................................................. 17

1.7.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 17

1.7.2 Metode Analisis Data .................................................................................. 17

1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data ..................................................................... 19

1.8 Sistematika Penyajian .......................................................................................... 20

BAB II JENIS-JENIS KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA

JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA ............................................. 22

2.1 Pengantar .............................................................................................................. 22

2.2 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda ...................................................................... 22

2.2.1 Kalimat Imperatif Tidak Berpenanda yang Terdiri Dari Verba Perbuatan . 23

2.2.2 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berstruktur S-P .......................... 24

2.2.3 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berstruktur S-P-O ...................... 24

2.2.4 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berupa Verba Pasif Di- ............. 26

2.3 Jenis-jenis Kalimat Imperatif yang Berpenanda .................................................. 26

2.3.1 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –a ......................... 27

2.3.2 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –en ....................... 29

2.3.3 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –na ....................... 30

2.3.4 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran -ana ...................... 31

2.3.5 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Akhiran aja............................. 32

2.3.6 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Kata Perintah Ayo ............................ 34

2.3.7 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Kata Perintah Mangga ...................... 36

2.3.8 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –e ......................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

xvi

BAB III MAKSUD DALAM KALIMAT IMPERATIF BAHASA

JAWA NGOKO DALEK YOGYAKARTA ............................................ 38

3.1 Pengantar .............................................................................................................. 38

3.2 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Suruhan ...................................... 39

3.3 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Larangan .................................... 40

3.4 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Ajakan ........................................ 41

3.5 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Menyuruh Secara

Berulang-ulang ..................................................................................................... 42

3.6 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Mempersilahkan ........................ 43

3.7 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Permintaan ................................. 44

3.8 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Marah ......................................... 45

3.9 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Bantuan ...................................... 45

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 46

4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 46

4.2 Saran ..................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 49

LAMPIRAN .............................................................................................................. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Objek penelitian ini adalah kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko.

Kalimat imperatif merupakan kalimat yang dibentuk untuk memancing respon

yang berupa tindakan (Cook, 1969:49). Ramlan (1986:42-43) berpandangan

bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang mengharapkan tanggapan yang

berupa tindakan dari orang yang diajak bicara. Jadi dapat dikatakan bahwa

kalimat imperatif membutuhkan stimulus dan respon. Stimulus ada pada pihak

yang akan melakukan perintah atau pihak pertama, sedangkan respon ada pada

pihak kedua atau pihak yang diajak berkomunikasi. Contoh kalimat imperatif

dalam bahasa Jawa ngoko adalah sebagai berikut.

(1) Tan, mangana sega dhisik!

‘Tan, makanlah nasi dahulu’.

(2) Tut, njupuka panci!

‘Tut, ambilah panci’.

(3) Tri, ngombea obat ben cepet mari watukmu!

‘Tri, minumlah obat biar cepat sembuh batukmu’.

Contoh (1), (2), (3) merupakan kalimat imperatif karena merupakan

kalimat yang mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari mitra bicara.

Kalimat (1) penutur mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari mitra

bicara (Tan), agar melakukan tindakan, yaitu manggana sega dhisik! ‘makan nasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

2

dahulu’. Pada kalimat (2) penutur mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan

dari mitra bicara (Tut), melakukan tindakan yaitu njupuka panci! ‘ambilah panci’.

Pada kalimat (3) penutur mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari

mitra bicara (Tri), agar melakukan tindakan ngombea obat ben cepet mari

watukmu! ‘ minumlah obat biar cepat sembuh batukmu’. Selain itu, kalimat (1),

(2), dan (3) merupakan kalimat imperatif karena, memiliki pola intonasi sebagai

berikut.

(1a) Tan, mangana sega dhisik!

2 // 2 3 2 // 3 2 3 #

‘Tan, makanlah nasi dahulu’.

(2b) Tut, njupuka panci!

2 // 2 3 // 2 3#

‘Tut, ambilah panci’.

( 3c) Tri, ngombea obat ben cepet mari watukmu!

2 // 2 3 3 // 2 2 // 2 2 2 3 2 3 #

‘Tri, minumlah obat biar cepat sembuh batukmu’.

Kalimat (1a) memiliki pola intonasi sebagai berikut. 2 (nada sedang)

diikuti tanda // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) 2

(nada sedang) diikuti tanda // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3

(nada tinggi), 3 (nada tinggi) 2 (nada sedang) kemudian tanda # (tanda untuk

mengakhiri kalimat ).

Kalimat (2b) memiliki pola intonasi sebagai berikut 2 (nada sedang)

diikuti tanda // (jeda fungsional antar kalimat) 1 (nada rendah) 2 (nada sedang) 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

3

(nada tinggi) diikuti tanda // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3

(nada tinggi) dan tanda # (tanda untuk mengakhiri kalimat).

Kalimat (3c) memiliki pola intonasi sebagai berikut 2 (nada sedang) diikuti

tanda // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) 3 (nada

tinggi) // (jeda fungsional antar kalimat) 1 (nada rendah) 2 (nada sedang) tanda //

(jeda antar kalimat) 1 (nada rendah) 1 (nada rendah) 2 (nada sedang) 2 (nada

sedang) 3 (nada tinggi) 2 (nada sedang) 2 (nada sedang) 3 (nda tinggi) dan tanda #

(tanda untuk mengakhiri kalimat).

Kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko dipilih sebagai topik dalam

penelitian ini didasarkan alasan sebagai berikut. Pertama, kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko belum banyak diteliti. Hal ini terbukti baru ada beberapa

tulisan yang membahas kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko, tokoh ahli

bahasa yang membahas kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko diantaranya

Herawati, Poerwodarminto, Antunsuhana, dan Wening Hendri Purnami. Kedua,

menurut peneliti kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko memiliki fenomena

kebahasaan yang unik untuk diteliti. Fenomena kebahasaan yang unik tersebut

diataranya, kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko memiliki bermacam jenis,

memiliki pola intonasi kalimat yang sama, serta memiliki maksud yang berbeda-

beda. Ketiga, penelitian ini akan menghasilkan rumusan kaidah kalimat

imperatif dalam bahasa Jawa ngoko yang bermanfaat sebagai masukan

penyusunan Tata Bahasa Jawa.

Hal pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah jenis-jenis kalimat

imperatif dalam bahasa Jawa ngoko berdasarkan penandanya. Contoh jenis-jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

4

kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko berdasarkan penandanya adalah

sebagai beikut.

(4) Mangga lungguh ndhisik!

2 3 // 2 3 // 2 3 #

‘Silahkan duduk dahulu’.

(5) Aja ngrokok nang kene!.

2 3 // 2 3 // 2 3#

‘Jangan merokok di sini’.

(6) Ndhene saiki!.

2 3 // 2 3

‘Kesini sekarang.’

Kalimat (4) memiliki kebahasaan yang unik yaitu memiliki penanda

perintah Mangga, serta memiliki pola intonasi 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) //

(jeda fungsional anatar kalimat) 2 (nada sedang) 1 (nada rendah) // (jeda

fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) 2 (nada sedang) dan

tanda # (tanda untuk mengakhiri suatu kalimat).

Kalimat (5) memiliki fenomena kebahasaan fenomena yang unik yaitu

memiliki penanda perintah Aja, serta memiliki pola intonasi 2 (nada sedang) 3

(nada tinggi) // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) //

(jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi) dan tanda # (tanda

untuk mengakhiri suatu kalimat).

Kalimat (6) memiliki fenomena kebahasaaan yang unik yaitu tidak

memiliki penanda perintah, namun tetap memiliki pola intonasi seperti kalimat

imperatif. Pola intonasi kalimat (6) adalah sebagai berikut. 2 (nada sedang) 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

5

(nada tinggi) // (jeda fungsional antar kalimat) 2 (nada sedang) 3 (nada tinggi)

2(nada sedang) dan tanda # (untuk mengakhiri suatu kalimat).

Hal kedua yang dibahas dalam skripsi ini adalah maksud yang terkandung

di dalam kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko. Contoh maksud yang

terkandung di dalam kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko adalah sebagai

berikut.

(7) Mangga, tindak ndhisek!.

‘Silahkan, berangkat dulu!.’

(8) Jupukna gelas kae!

‘Ambilkan gelas itu!.’

(9) Aja turu nang kene!.

‘Jangan tidur di sini!.’

(10) Bungkusana permen kae!.

‘Bungskuslah permen itu!.’

Kalimat (7) merupakan kalimat imperatif yang memiliki maksud untuk

mempersilahkan seseorang, agar mitra bicara berangkat terlebih dahulu. Kalimat

(8) merupakan kalimat imperatif yang memiliki maksud untuk memerintah

seseorang untuk mengambilkan gelas. Kalimat (9) merupakan, kalimat yang

memiliki maksud untuk melarang seseorang agar tidak tidur disini!. Kalimat

(10) merupakan, kalimat imperatif yang memiliki maksud untuk menyuruh

seseorang agar melakukan tindakan secara berulang-ulang yaitu membungkus

permen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

6

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah

kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko. Secara khusus, permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:

1.2.1. Apa saja jenis-jenis kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko

berdasarkan penandannya?

1.2.2. Apa saja maksud yang ada di dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa

ngoko ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kalimat imperatif dalam

Bahasa Jawa ngoko. Secara khusus tujuan penelitian sebagai berikut:

1.3.1. Mendeskripsikan jenis- jenis kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko

berdasarkan penandanya.

1.3.2. Mendeskripsikan maksud kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini berupa deskripsi tentang kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko berdasarkan penanda perintah. Deskripsi ini mencakup

tentang jenis-jenis kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko dan maksud yang

terkandung di dalam kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko. Hasil

penelitian ini memberikan manfaat praktis dan manfaat teoritis. Manfaat teoretis

dari hasil penelitian ini memberikan masukan dalam bidang kajian sintaksis dan

pragmatik. Dalam bidang kajian sintaksis, deskripsi tentang kalimat imperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

7

dalam Bahasa Jawa ngoko memperkuat teori bahwa jenis kalimat ditentukan oleh

pola intonasi dan penandanya. Dalam bidang kajian pragmatik, dekripsi tentang

berbagai maksud yang dikandung dalam kalimat imperatif mengukuhkan teori

bahwa, penggunaan kalimat dalam berkomunikasi dilatar belakangi oleh maksud

penutur. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah, memberikan masukan

dalam penyusunan Tata Bahasa Jawa.

1.5 Tinjauan Pustaka

Topik tentang kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko telah

dikemukakan antara lain oleh Herawati (2012), Wening Handri Purnami (2009)

Poerwadarminto (1953:91-96) (dalam Herawati 2012:64), Antunsuhana (1956:36-

37) (dalam Herawati 2012: 64) dalam Risalah Penelitian, menguraikan kalimat

perintah dari segi seluk beluk pembentukan kalimat perintah dalam Bahasa Jawa.

Herawati membagi jenis-jenis kalimat perintah menjadi delapan jenis yaitu

kalimat perintah dengan penanda perintah –a, kalimat perintah dengan penanda –

en, kalimat perintah dengan penanda perintah -na, kalimat perintah dengan

penanda perintah –ana, kalimat perintah dengan penanda perintah aja, kalimat

perintah dengan penanda perintah ayo, dan kalimat perintah dengan penanda

perintah mangga.

Wening Handri Purnami dalam penelitian yang berjudul Fungsi Kalimat

Imperatif Wacana Hortatori Khotbah Jumat Agung dalam Bahasa Jawa

menjelaskan kalimat imperatf dalam bahasa Jawa ngoko dari segi jenis-jenis

kalimat imperatif. Beliau membagi kalimat imperatif menjadi sebelas jenis, yaitu

kalimat imperatif dengan penanda perintah –a, kalimat perintah dengan penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

8

perintah –i, kalimat perintah dengan penanda perintah –en, kalimat perintah

dengan penanda perintah –na, kalimat perintah dengan penanda perintah –ana,

kalimat perintah dengan penanda perintah N-/-a, kalimat perintah dengan penanda

perintah N-/-aken, kalimat perintah dengan penada perintah aja.

Poerwadarminta dalam buku Sarining Paramasastra Djawa (1953:91-96),

mengemukakan kalimat perintah dalam Bahasa Jawa ngoko dari segi arti. Beliau

memasukan kalimat perintah dalam jenis kalimat yang menerangkan perbuatan

yang harus dilakukan. Beliau membagi kalimat imperatif dalam bahasa Jawa

menjadi lima bagian. (i) kalimat perintah aktif (pakon tumandang) kalimat jenis ini

digunakan untuk menyuruh seseorang untuk melakukan suatu tindakan, (ii)

kalimat perintah patrap dugunakan untuk menyuruh bagaimana cara harus

bertindak. (iii) kalimat perintah pasif (pakon tanggap) mengacu pada sasaran

perbuatan atau penderita, (iv) kalimat yang menyatakan niat akan melakukan

suatu tindakan, dan (v) kalimat yang menyatakan suatu niat supaya terjadi.

Antunsuhana dalam buku yang berjudul Reringkesaning Paramasastra

Djawi II (1956:36-37), menjelaskan kalimat perintah dalam Bahasa Jawa ngoko

dari segi arti dan dari segi pemakaiannya. Beliau membagi kalimat imperatif

dalam bahasa Jawa menjadi dua jenis, yaitu (i) kalimat perintah aktif (pakon

tanduk) dan (ii) kalimat pasif (ukara pakon tanggap). Kalimat perintah aktif

merupakan kalimat yang digunakan apabila yang dipentingkan oleh penutur

berupa tindakan dari orang yang disuruh. Kalimat pasif merupakan kalimat yang

digunakan apabila yang dipentingkan adalah sesuatu yang dilakukan. Kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

9

perintah yang harus dilakukan (kalimat pasif) ditandai dengan kata keterangan

yang menyatakan suatu keharusan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Jawa

ngoko telah dibahas oleh beberapa ahli bahasa. Pembahasan tersebut meliputi

jenis-jenis kalimat imperatif, serta pola intonasi. Namun, pembahasan yang

dilakukan oleh para ahli bahasa belum menyentuh ke ranah maksud. Oleh karena

itu peneliti akan membahas mengenai maksud yang terkandung di dalam kalimat

imperatif dalam bahasa Jawa ngoko, jenis-jenis kalimat imperatif dalam Bahasa

Jawa ngoko berdasarkan penandanya, serta pola intonasi kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko.

1.6 Landasan Teori

Pada bagian landasan teori dipaparkan mengenai pengertian kalimat

imperatif, jenis-jenis kalimat imperatif, pengertian maksud, serta pengertian

penanda.

1.6.1 Pengertian Kalimat Imperatif

Menurut Ramlan (1993:37) dalam bukunya yang berjudul Sintakis,

berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat imperatif atau yang

disebut kalimat suruh merupakan kalimat yang mengaharapkan tanggapan berupa

tindakan dari mitra wicara. Adapun ciri kalimat imperatif ialah sebagai berikut.

Pertama memiliki pola intonasi 2 3 # atau 2 3 2 #. Angka 2 menunjuk nada

sedang. Angka 3 menunjuk nada tinggi. Tanda # (pagar) merupakan kesenyapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

10

akhir. Tanda // merupakan jeda fungsional antar kalimat. Berikut contoh intonasi

kalimat perintah dalam bahasa Jawa ngoko.

(6) ‘Pergilah !’.

[2] 3 #

(7) ‘Baca buku itu !’.

[2] 3 // [2] 1 #

Kedua, dalam tulisan kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!).

Berikut contohnya.

(8) ‘Pergilah !’.

(9) ‘Baca buku itu !’.

1.6.2 Jenis-jenis Kalimat Imperatif

Ramlan (1993:38-41) dalam bukunya yang berjudul Sintaksis

mengemukakan empat jenis kalimat perintah. Pertama kalimat suruh yang

sebenarnya. Kedua kalimat suruh persilahan. Ketiga kalimat ajakan. Keempat

kalimat larangan.

Kalimat suruh yang sebenarnya merupakan kalimat suruh yang ditandai

oleh pola intonasi 2 3 # atau 2 3 2 #. Selain itu, apabila P-nya terdiri dari kata

intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada

kata verbal itu untuk menghaluskan perintah. S-nya boleh dibuang. Berikut contoh

kalimat sururh yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

11

(1) Lerenna!

‘Beristirahatlah’.

(2) Lungguha!

‘Duduklah’.

(3) Tekaa kowe nang omahku!

‘Datanglah engkau ke rumahku’.

(4) Mangkata saiki wae!

‘Berangkatlah sekarang juga’.

Kalimat suruh persilahan merupakan kalimat yang ditandai dengan pola

intonasi 2 3 2 #, serta ditandai dengan kata silahkan atau dipersilahkan yang

diletakkan di awal kalimat. Berikut contoh kalimat sururh persilahan.

(5) Mangga bapak lenggah tengriki!

‘Silahkan bapak duduk disini’.

(6) Mangga Tuan mendet buku piyambak!.

‘Dipersilahkan Tuan mengambil buku sendiri’.

(7) ‘Mangga tindak omah kula!’.

‘Silahkan datang rumahku’.

(8) Mangga tindak rumiyen!.

‘Dipersilahkan berangkat dahulu’.

(9) Mangga leren!

‘Silahkan beristirahat’.

Kalimat suruh ajakan hampir sama, dengan kalimat suruh yang

sebenarnya. Kalimat suruh yang sebenarnya mengharapkan tanggapan atau respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

12

dari orang yang diajak berbicara. Perbedaanya apabila kalimat suruh yang

sebenarnya mengaharapkan tanggapan dari orang yang diajak berbicara, namun

pada kalimat suruh ajakan tidak hanya mengharapkan tanggapan atau respon dari

orang yang diajak berbicara, tetapi dari penuturnya. Jadi, kalimat suruh ajakan

mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari pihak pertama atau penutur

dan mitra bicara atau mitra tutur.

Kalimat ajakan ditandai oleh pola intonasi 2 3 2 #, tetapi ditandai dengan

kata-kata ajakan, seperti kata Ayo, yang diletakkan di awal kalimat. Partikel -lah

dapat ditambahkan pada kedua kata itu, menjadi marilah dan ayolah. kalimat

boleh di buang, boleh juga tidak. Sebagai contoh:

(10) Ayo, kita mangkat saiki!.

‘Mari, kita berangkat sekarang’.

(11) Ayo, sinau nang perpustakaan pusat!.

‘Mari, belajar ke perpustakaan pusat’.

(12) Ayo, kita dolanan bal-balan!.

‘Mari, kita bermain sepak bola’.

(13) Ayo, kita lungguh nang ngarep!

‘Mari, kita duduk di depan’.

Kalimat perintah atau kalimat suruh larangan merupakan kalimat yang

ditandai oleh pola intonasi perintah. Selain ditandai oleh pola intonasi perintah,

kalimat larangan juga ditandai oleh adanya kata jangan pada awal kalimat.

Partikel lah pada kalimat larangan boleh ditambahkan untuk memperhalus

larangan. Sebagai contoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

13

(14) Aja kowe maca buku kuwi!.

‘Jangan kamu membaca buku itu’.

(15) Aja kowe mangkat dewe!

‘Jangan kamu berangkat sendiri’.

(16) Aja seneng nglarani atine uwong!.

‘Jangan suka menyakiti hatinya orang’.

Peneliti menggunakan teori dari Ramlan dikarenakan kalimat imperatif

atau kalimat suruh yang akan dibahas dalam penelitian ini juga menganalisis

mengenai kalimat suruh ajakan, kalimat suruh larangan. Jadi peneliti merasa

bahwa teori Ramlan dirasa cocok apabila digunakan dalam penelitian ini.

Selain Ramlan yang membahas kalimat imperatif ialah Rahardi (2010:79-

83). Ia membagi kalimat imperatif menjadi lima macam, yaitu kalimat imperatif

biasa, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif pemberian izin, kalimat

imperatif ajakan, dan kalimat imperatif suruhan.

a) Kalimat Imperatif Biasa

kalimat imperatif biasa ialah, kalimat yang memiliki ciri-ciri (1)

berintonasi keras, (2) didukung dengan kata kerja dasar, (3) berpatikel pengeras –

lah. Kalimat imperatif jenis ini dapat berkisar antara imperatif yang sangat halus

sampai dengan imperatif yang sangat kasar. Contoh.

(17) Di, jupuken pelem kae!.

2 2 3 2 3 #

‘Di, ambilah buah manga itu’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

14

b) Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat imperatif permintaan ialah kalimat imperatif dengan kadar

suruhan yang sangat halus. Kalimat imperatif suruhan disertai dengan sikap

penutur yang lebih merendah dibandingkan dengan sikap penutur pada waktu

menuturkan kalimat imperatif biasa. Kalimat imperatif permintaan, ditandai

dengan pemakaian penanda kesantunan tolong, coba, harap, mohon, dan beberapa

ungkapan lain, seperti sudilah kiranya, sudilah seandainya, diminta dengan

hormat, dan dimohon dengan sangat. Contoh,

(18) Awakku ra penak, tulung ijenke sekolah!.

‘Badan saya tidak enak, tolong izinkan sekolah’.

c) Kalimat Imperatif Pemberian Izin

Kalimat imperatif jenis ini, memiliki maksud untuk memberika izin dan

ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan silahkan, biarlah, dan beberapa

ungkapan lain yang bermakna mempersilahkan, seperti diperkenankan, dan

diizinkan. Contoh.

(19) Mangga, mangan ndhisek!.

‘Silahkan makan dahulu’.

d) Kalimat Ajakan

Kalimat imperatif ajakan biasanaya digunakan dengan penanda kesantunan

ayo (yo), biar, coba, mari, harap, hendaknya, dan hendaklah. Contoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

15

(20) Ayo Jok mangan bakso Dab supri’.

‘Mari Jok makan bakso Dab supri’

e) Kalimat Imperatif Suruhan

Kalimat imperatif suruhan, biasanya, digunakan bersama dengan penanda

kesantunan ayo, biar, coba, harap, hendaklah, hendaknya, mohon, silahkan, dan

tolong. Contoh.

(21) Ayo turu wae, Radit ditunngu suwi!.

‘Mari tidur saja, Radit ditunggu lama’.

1.6.3 Pengertian penanda

Alat seperti afiks, konjungsi, preposisi dan artikel yang menyatakan ciri

gramatikal atau fungsi kata atau konstruksi Kridalaksana (1993:161). Jadi, kalimat

imperatif dalama bahasa Jawa ngoko memiliki afiks, diataranya afiks –a, -na, -en,

-ana. Selain memiliki afiks, kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko memiliki

perposisi yaitu kata Mangga, dan kata Ayo.

1.6.4 Pengertian Maksud

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat

(2008:865) kata maksud diartikan sebagai (1) ‘yang dikehendaki atau tujuan’, (2)

‘niat atau kehendak’, (3) ‘makna dari suatu perbuatan, perkataan, peristiwa’.

Brooks (1964:4) mengemukakan, maksud adalah hal yang dikehendaki, niat, atau

tujuan seorang penutur berkomunikasi dengan mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

16

Bagi penutur, maksud erupakan kehendak yang dijadikan pangkal tolak

melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Tuturan beserta informasi yang

dikandungnya adalah sarana mengungkapkan maksud. Bagi mitra tutur, maksud

merupakan sesuatu yang diperjuangkan untuk dipahami. Sarana untuk memahami

maksud itu adalah tuturan beserta informasi yang ada di dalamnya (Baryadi

2012:17).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan ciri-ciri maksud.

Pertama, maksud merupakan unsur luar-tuturan (ekstralingual). Kedua, maksud

bersifat subjektif, yaitu ada di dalam subjek penutur. Ketiga, maksud menjadi titik

tolak penutur melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Keempat, maksud

merupakan sesuatu yang dikejar untuk dipahami mitra tutur. Kelima, maksud

berada dibalik tuturan yang mengandung informasi. Keenam, maksud sangat

terikat konteks, yaitu diungkapkan dan dipahami melalui tuturan yang berada

dalam konteks tertentu. ( Baryadi 2012:17).

Maksud dapat diartikan makna kata. Bagi pembicara atau pendengar pada

waktu pertututran terjadi. (Kridalaksana 2008:149). Maksud merupakan sesuatu

yang diluar ujaran dilihat dari segi pengujar, orang yang berbicara. Di sini orang-

yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran entah berupa kalimat maupun frase,

tetapi yang dimaksudkannya tidak sama dengan makna lahiriah ujaran itu sendiri

( Chaer, 2009:37 ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

17

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini dilakukan melaui tiga tahap, yaitu pada tahap pertama

pengumpulan data, tahap kedua analisis data, dan pada taha yang ketiga penyajian

hasil analisis data. Berikut akan diuraikan masing-masing tahap dalam penelitian

ini.

1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Objek penelitian ini adalah kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko.

Objek penelitian ini berada di dalam data berupa kalimat. Data diperoleh dari

sumber tertulis yaitu tabloid Djaka Lodang dan Risalah Penelitian.

Data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kalimat, yang

mengandung kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak

langsung penggunaaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan

data adalah teknik nonpartisipan atau teknik simak bebas libat cakap dengan

mengamati dan mencatat data berupa kalimat-kalimat yang mengandung kalimat

imperatif dalam bahasa Jawa ngoko yang terdapat dalam Risalah Penelitian pada

kartu data (Sudaryanto, 1993:132-133). Data yang sudah terkumpul diklasifikasi

berdasarkan kategorinya dan jenisnya.

1.7.2 Metode Analisis Data

Langkah kedua adalah teknik analisis data. Setelah data diklasifikasikan,

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode padan. Metode padan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

18

merupakan metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan. Alat penentunya adalah

kenyataan yang ditunjukan oleh bahasa atau referen bahasa (Sudaryanto,1993: 13-

14). Karena kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko menyangkut intonasi

setiap kalimatnya, maka metode padan dipandang sebagai metode yang tepat.

Metode padan digunakan untuk menganalisis apakah suatu kalimat itu

merupakan kalimat imperatif atau bukan. Jika kalimat tersebut sesuai dengan

fungsi kalimat imperatif, maka kalimat tersebut dapat dianggap sebagai kalimat

imperatif.

(22) Tan, mangana sega ndhisik!.

‘ Tan, makanlah nasi dahulu’.

Kalimat (17) merupakan kalimat imperatif karena memiliki maksud untuk

memerintah, menyuruh mitra tutur (Tan) agar melakukan tindakan yaitu mangana

sega dhisik!. ‘Makanlah nasi dahulu!’. Dalam metode padan digunakan daya pilah

sebagai pembeda reaksi dan kadar keterdengaran. Adapun kaitan dengan mitra

wicara yaitu, dapat dibedakan reaksi yang bermacam-macam dari padanya

disamping kadar keterdengaran olehhnya. Sebagai contoh.

(23) Jok, jupukna beras!.

‘Jok, ambilkan beras’.

Kalimat (18) memiliki reaksi yaitu mitra wicara (Jok) agar bertindak

menuruti apa yang diucapkan oleh si pembicara. Selain itu kalimat (18) memiliki

kadar keterdengaran keras dan bertekananan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

19

Dalam penelitian ini juga digunakan metode agih, yaitu metode yang alat

penentunya merupakan bagian dari bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 13-15).

Teknik yang dipakai dalam metode agih ini adalah teknik baca markah (BM) dan

teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik baca markah (BM) digunakan untuk

menunjukkan kejatian kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko. Dalam

penelitian ini teknik BM diterapkan untuk melihat kalimat imperatif dalam bahasa

Jawa ngoko secara sintaksis. Dapat dilihat dari contoh berikut.

(19) Tri, ngombe obat!.

S P O

‘Tri, minum obat’.

Kalimat (19) merupakan kalimat imperatif, karena termasuk jenis kalimat

imperatif yang tidak berpenanda dan memiliki struktur kalimat yaitu S-P-O.

Teknik bagi unsur langsung (BUL) digunakan untuk membagi kalimat

imperatif dalam bahasa Jawa ngoko berdasarkan jenis dan maksudnya. Sebagai

contoh kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko Tan, mangana sega dhisik!

‘Tan, makanlah nasi dahulu’!. Kalimat Tan mangana sega dhisik! ‘Tan makanlah

nasi dahulu’! termasuk jenis kalimat imperatif yang berpenanda verba –a, serta

tergolong dalam jenis kalimat imperatif yang memiliki maksud untuk memerintah.

1.7.3. Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah tahap analisis data, selanjutnya adalah tahap penyajian hasil

analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan

metode formal dan informal. Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

20

metode informal, yaitu dengan kata-kata yang biasa yaitu kata-kata yang bersifat

denotatif dan bukan kata yang bersifat konotatif. Penyampaian hasil analisis data

dalam penelitian ini juga menggunakan metode formal, yaitu memanfaatkan

tanda, lambang, singkatan dan sejenisnya. Tanda yang digunakan meliputi tanda

(*) Sudaryanto (1993:145).

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini disususn dalam empat bab. Bab pertama

pendahulaun yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, landasan teori, manfaat penelitian, tinjuan pustaka, metode penelitian,

dan sistematika penyajian. Latar belakang menguraikan alasan mengapa penulis

melakukan penelitian ini. Rumusan masalah menjelaskan masalah yang

ditemukan dalam dan penyajian hasil analisis data penelitian ini. Tujuan penelitian

mendiskripsikan tujun diadakannya penelitian ini. Landasan teori menyampaikan

teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Manfaat penelitian memaparkan

manfaat yang diambil dari hasil penelitian. Tinjauan pustaka mengemukakan

pustaka yang pernah membahas kalimat imperatif dalam bahasa jawa. Metode

penelitian menguraikan metode yang digunkan dalam penelitian. Sistematika

penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam proposal ini.

Bab kedua, mengenai pembahasan. Pada bab ini, peneliti mulai

mengungkapkan jenis-jenis kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko

berdasarkan penandannya, serta maksud yang ada di dalam kalimat imperatif

Bahasa Jawa ngoko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

21

Bab ketiga, mengenai maskud dalam kalimat imperatif. Pada bab ini,

peneliti mengungkapkan maksud yang terdapat pada kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko, serta mengungkapkan jenis-jenis kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko berdasarkan penandannya.

Bab keempat, mengenai penutup. Pada bab ini dibagi menjadi dua, yaitu

kesimpulan dan saran. Pada kesimpulan peneliti memberrikan kesimpulan bahwa

kalimat imperatif dalam bahasa jawa ngoko memiliki berbagai jenis berdasarkan

penandannya. Pada bagian saran, peneliti memberikan rekomendasi apabila

kalimat imperatif dalam bahasa jawa akan diteliti lebih lanjut, maka peneliti

selanjutnya dapat menggunakan kajian semantik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

22

BAB II

JENIS-JENIS KALIMAT IMPERATIF

DALAM BAHASA JAWA NGOKO

DIALEK YOGYAKARTA

2.1 Pengantar

Berdasarkan ada tidaknya penanda, kalimat imperatif dalam bahasa Jawa

ngoko dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kalimat imperatif tidak

berpenanda dan kalimat imperatif yang berpenanda. Kalimat imperatif tidak

berpenanda adalah kalimat yang tidak mengandung penanda seperti mangan!

‘makan!’, bukak! ‘buka!’, dan jupuk! ‘ambil!’. Kalimat imperatif yang berpenanda

adalah kalimat imperatif yang mengandung penanda seperti –a, -na, -en, -ana, -

aja, -ayo, mangga.

2.2 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda

Kalimat imperatif tak berpenanda adalah kalimat yang tidak memiliki

penanda perintah. Kalimat jenis ini, tidak bisa lepas dari pola intonasi perintah,

serta tetap memiliki maksud untuk memerintah, melarangan, dan mengajak.

Selain itu kalimat imperatif yang tidak berpenanda hanya terdiri dari predikat dan

tidak diikuti subjek, predikat dalam kalimat imperatif tidak berpenanda berupa

verba perbuatan. Kalimat imperatif yang tidak berpenanda merupakan kalimat

intransitif. Struktur kalimat yaitu, subjek (S) dan predikat (P). Subjek berupa

orang kedua, sedangkan untuk predikat berupa verba perbuatan. Kalimat tidak

berpenanda merupakan kalimat transitif, struktur kalimatnya terdiri dari subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

23

(S), predikat (P), dan objek (O). Kalimat imperatif tidak berpenanda merupakan

verba pasif, struktur kalimatnya terdiri dari subjek (S) dan (P). Subjek berupa

orang kedua, sedangkan perdikat (P) berupa verba pasif. Kalimat imperatif dalam

bahasa Jawa ngoko yang tak berpenanda dapat dibedakan menjadi empat, yaitu

Pertama kalimat imperatif yang terdiri dari verba perbuatan. Kedua, kalimat

imperatif yang bersetruktur S-P. Ketiga, kalimat imperatif yang berstruktur S-P-O.

Keempat, kalimat imperatif yang terdiri dari verba pasif.

2.2.1 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berunsur Verba Perbuatan

Kalimat jenis ini, merupakan kalimat imperatif yang berupa verba

perbuatan. Sebagai contoh.

(1) Lungguh, ndhisik Jok!.

‘Duduk dulu Jok’.

(2) Cepet tangi, aja turu wae

‘Cepat bangun, jangan tidur terus’.

(3) Cepet lunga, es males aku ro kowe!.

‘Cepat pergi sudah malas saya sama kamu’.

(4) Adus Dit, selak kawanen!.

‘Mandi Dit, keburu kesiangan’.

Kalimat (1-4) merupakan kalimat imperatif yang tergolong kalimat berupa

verba dasar.

Namun kalimat (1-4) tidak bisa lepas dari pola intonasi kalimat perintah,

karena apabila kalimat (1-4) tidak memiliki pola intonasi kalimat perintah maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

24

kalimat tersebut tidak tergolong kalimat perintah. kalimat (1-4) walaupun tidak

disertakan penanda perintahnya, namun tetap memiliki maksud untuk menyuruh

seseorang agar, seseorang tersebut melakukan tindakan.

2.2.2 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berstruktur S-P

Kalimat jenis ini merupakan kalimat imperatif tak berpenada yang

memiliki struktur subjek (S) dan predikat (P), kalimat ini juga tidak lepas dari

pola intonasi kalimat perintah. Contoh:

(5) Tase di jupuk!

S P

‘Tas di ambil’

(6) Thiwule di pangan!.

S P

‘Tiwulnya ( thiwul ‘nama makanan’) di makan’.

Kalimat (5) dan (6) merupakan kalimat tanpa penanda perintah. Kalimat

ini memiliki struktur subjek (S), dan predikat (P) atau yang sering disebut dengan

kalimat intransitif. Subjeknya (S) berupa orang keduan dan predikat (P) berupa

verba perbuatan.

2.2.3 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berstruktur S-P-O

Kalimat jenis ini merupakan kalimat yang berstruktur subjek (S), predikat

(P), dan objek (O). Contoh:

(7) Ton, jupuk pelem iki!.

S P O

‘ Ton, ambilkan buah mangga ini’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

25

(8) Dit, gawe layangan!

S P O

‘Dit buat layang-layang’.

(9) Tri, ngombe wedang anget!

S P O

‘Tri, minumlah air (yang sudah direbus) hangat’.

(10) Jok mangan roti ndhisek

S P O

‘ Jok makanlah roti dulu’.

Kalimat (7), (8), (9), dan (10) merupakan kalimat imperatif yang verbanya

termasuk verba aktif transitif, karena dalam pemakainnya menuntut adannya

peran penderita atau yang disebut dengan objek (O). kalimat (7), (8), (9), dan (10)

merupakan kalimat imperatif tanpa penanda perintah, namun kalimat ini tetap

tidak bisa lepas dari pola intonasi kalimat perintah. Seperti halnya kalimat

imperatif yang merupakan penaggalan dari penanda perintah –a dan kalimat

imperatif yang merupakan penanggalan dari penanda perintah –en. Jadi walaupun

kalimat perintah diatas tidak disertakan penanda perintahnya, namun tetap kalimat

diatas memiliki maksud untuk menyuruh seseorang agar seseorang tersebut

melakukan tindakan untuk Jupuk pelem iki!. ‘mengambilkan buah mangga!’.(7).

Dit, gawe layangan ‘Dit, buatkan layang-layang!’. (8). Tri, ngombe wedang

anget!. ‘Tri, minumlah air hangat!’. (9). Jok mangan roti sek!. ‘ Jok makanlah

roti dulu!’. (10).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

26

2.2.4 Kalimat Imperatif Tak Berpenanda yang Berunsur Verba Pasif Di-

Kalimat imperatif jenis ini merupakan kalimat yang tanpa diikuti penanda

perintah, selain tidak diikuti penanda perintah kalimat ini memiliki verba pasif.

Contoh:

(11) Kambil kae dijupuk!.

‘Buah kelapa itu diambil’.

(12) Segane dipangan!.

‘Nasinya dimakan’.

Kalimat (11) dan (12) merupakan kalimat imperatif yang tanpa penanda

perintah. Walaupun tidak disertakan perintah penandanya namun tetap memiliki

maksud untuk menyuruh seseorang agar mengambilkan buah kelapa (11). Selain

itu kalimat (12) juga memiliki maksud memerintah yaitu menyuruh seseorang

agar memakan nasi. Kalimat (11) dan kalimat (12) merupakan kalimat pasif.

Karena dalam pemakaiannya menuntut adanya peran penderita yang mengisi

subjek (S). Contoh:

(11a) Jangane dinehke dhuwur meja!

S P Ket. tempat

‘Sayurnya ditaruh diatas meja’

(12b) Platarane disapu!.

S P

‘Halamannya disapu’.

2.3 Jenis-jenis Kalimat Imperatif yang Berpenanda

Kalimat imperatif yang berpenanda adalah Kalimat imperatif yang

memiliki verba yang diberi imbuhan peritah dan kata tertentu. Imbuhan perintah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

27

dalam kalimat imperatif meliputi imbuhan perintah –a, imbuhan perintah –na,

imbuhan perintah –en, dan imbuhan perintah –ana. Selain mendapat imbuhan

perintah, kalimat perintah juga mendapat imbuhan kata tertentu yang masih

meiliki maksud untuk memerintah yaitu kata aja dan kata ayo.

2.3.1 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –a

Kalimat imperatif yang berpenanda verba berakhiran –a adalah kalimat

imperatif yang pengisi predikatnya (P) berupa verba berakhiran –a. Kalimat

imperatif dengan penanda verba berakhiran–a dapat dibedakan menjadi dua yaitu,

verba aktif berakhiran –a yang tidak berawalan –N (nasal) dan verba aktif

berakhiran –a yang berawalan –N (nasal). Kalimat impeartif yang berpenanda

verba berakhiran –a disebut juga kalimat aktif, karena kalimat dengan penanda

perintah –a bisa juga menggunakan –N (nasal). Berikut ini contohnya.

(i) Kalimat imperatif berpenanda verba berakhiran –a yang tidak

berawalan –N (nasal).

Kalimat imperatif berpenanda verba berakhiran –a yang tidak berawalan –

N (nasal) adalah kalimat yang tidak memiliki awalan –N (nasal). Kalimat ini

memiliki verba tak transitif karena dalam pemakaianya tidak menuntut kehadiran

peran pelaku yang mengisi subjek (S), Nmun kehadiran objek (O) atau penderita

wajib hadir. Sebagai contoh.

(13) Adola kambil!.

P O

‘Jualah Buah kelapa’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

28

(14) Tukua beras !.

P O

‘Belilah beras’.

(15) Jupuka wedang!.

P O

‘Ambilkan minum’.

(ii) Kalimat imperatif berpenanda verba berakhiran –a yang berawalan

–N (nasal).

Kalimat imperatif berpenanda verba berakhiran –a yang berawalan –N

(nasal), merupakan kalimat yang memiliki awalan –N (nasal). Kalimat ini

biasanya berupa verba aktif. Berikut ini contohnya.

(16) Tan mangana sega ndisik!.

Tan makanlah nasi dahulu’.

(17) Tut njupuka panci!.

Tut ambilah panci’.

(18) Tri ngombea obat!.

Tri minumlah obat’.

Kalimat (16), (17), dan (18), merupakan kalimat imperatif yang

predikatnya berupa verba berakhiran –a yaitu, mangana ‘makanlah’ (16), njupuka

‘ambilah’ (18), ngombea ‘ambilah’ (17). Verba berakhiran –a pengisi predikat

kalimat imperatif seperti pada contoh (16), (17), dan (18) merupakan verba aktif

transitif karena dalam pemakaiannya menuntut adanya peran pelaku yang mengisi

subjek (S) dan peran penderita atau pasien yang mengisi objek (O). Dengan

demikian, kalimat imperatif yang berpenanda akhiran –a itu memiliki struktur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

29

yang sama dengan kalimat aktif transitif, yaitu S-P-O. Hal ini dapat ditunjukan

sebagai berikut.

(15a) Tan, mangana sega ndisik!.

S P O Ket

‘Tan, makan nasi dahulu’.

(16b) Tut, njupuka panci!.

S P O

‘Tut, ambil Panci’.

(17c) Tri, ngombea obat!.

S P O

‘Tri, minum obat’.

2.3.2 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –en

Kalimat imperatif yang berpenanda verba berakhiran –en merupakan

kalimat imperatif yang pengisi predikatnya (P) berupa verba berakhiran –en.

Kalimat jenis ini disebut kalimat pasif. Berikut ini contohnya

(18) Sis, pecahen asbak kuwi!.

Ket P S

‘Sis, pecahkan asbak itu’.

(19) Eko, jupuken tas kuwi!.

Ket P S

‘Eko, ambilkan tasi tu’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

30

2.3.3 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –na

Kalimat imperatif yang berpenanda verba akhiran –na adalah kalimat

imperatif yang pengisi predikatnya berupa verba berakhiran –na. Kalimat jenis ini

merupakan kalimat yang berciri benefaktif, atau kalimat perintah yang memiliki

kepentingan untuk orang yang menyuruh (penutur). Sebagai contoh.

(20) Nuk, tukakna Lombok!.

‘Nuk, belikan Cabai’.

(21) Tin, gawekna wedang!.

‘Tin, buatkan minum’.

(22) Bukana lawang kae ton!.

‘Bukakan pintu itu ton’.

(23) Bapak jupukna ciduk!

Ayah ambilkan gayung’.

Kalimat (20), (21), (22), dan (23) merupakan kalimat imperatif yang

predikatnya (P) berupa verba berakhiran –na, yaitu tukakna ‘belikan’ (20),

gawekna ‘buwatkan’ (11), bukakna ‘bukakkan’ (12), jupukna ‘ambilkan’ (13)

verba berakhiran –na pengisi predikat kalimat imperatif seperti pada contoh (20),

(21), (22), dan (23) merupakan verba aktif intransitif, karena dalam pemakaiannya

menuntut adanya pelaku yang mengisi subjek (S) dan peran penderita atau pasien

yang mengisi objek (O). Dengan demikian kalimat imperatif yang berpenanda

verba berakhiran –na memiliki struktur yang sama dengan kalimat aktif intransitif

yaitu S- P- O. hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

31

(20a) Nuk, tukakna lombok!.

O P S

‘Nuk, belikan cabai.’

(21b) Tin, gawekna wedang!.

O P S

‘Tin, buatkan minum’.

(22c) Ton, bukakna lawang !.

O P S

‘Ton, bukakan pintu’.

(23d) Bapak jupukna ciduk!

O P S

‘Ayah ambilkan gayung’

2.3.4 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –ana

Kalimat imperatif yang berpenanda verba berakhiran –ana adalah kalimat

imperatif yang pengisi predikatnya (P) berupa verba berakhiran –ana. Berikut

contohnya.

(24) Golekana seng jenenge joko, dekne nde utang ro aku!.

‘Carikanlah yang bernama Joko, dia punya hutang sama

saya’.

(25) Tris, tumpukan buku kae samakana!.

‘Tris, tumpukan buku itu sampulilah’.

(26) Tik, berase pususana!

‘Tik, beras itu bersihkanlah’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

32

Contoh kalimat (24), (25), (26) merupakan kalimat imperatif yang

predikatnya berupa verba berakhiran –ana yaitu, tulisana ‘tulisilah’ (24),

golekana‘carikanlah’ (25), dan pususana ‘bersihkanlah’ (26). Verba berakhiran -

ana pengisi predikat kalimat imperatif seperti pada contoh (24), (25), dan (26)

merupakan verba pasif. Karena dalam pemakainnya memiliki makna untuk

memerintah orang kedua. Sebagai contoh.

(24a) Lis, temboke tulisana!.

Ket S P

‘Lis, t emboknya tulislah’.

(25b) Tris, bukumu samakana!.

Ket S P

‘Tris, bukumu sampulilah’

(26c) Tik, berase pususana!

Ket S P

‘Tik, beras itu bersihkanlah’.

2.3.5 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Kata Larangan Aja

Kalimat imperatif yang berpenanda verba akhiran aja adalah kalimat

imperatif yang pengisi predikatnya (P) berupa verba pasif karena dalam

pemakainannya menggunakan verba kok dan makna kalimat dilakukan oleh orang

kedua baik tunggal, maupun jamak. Sebagai contoh:

(27) Sepedhane aja kokgawa!.

‘ Sepedanya jangan kamu bawa’.

(28) Bukune aja kokwaca saiki!.

‘Bukunya jangan kamu baca sekarang’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

33

(29) Rotine aja kokpangan!.

‘ Rotinya jangan kamu makan’.

(30) Aja dolanan, Mas” Swaraku isih dhuwur!.

‘Jangan bermain, Mas” Swara saya masih tinggi’.

(31) Aja nangis nang kene, Wi!.

‘Jangan menagis disini Wi’.

Kalimat (27), (28), dan (29) merupakan kalimat imperatif yang

predikatnya berupa verba pasif, yaitu kokgawa ‘kamu bawa’ (27), kokwaca ‘kamu

baca’ (28), kokpangan kamu makan’ (29). Verba pada kalimat (27), (28), dan (29)

merupakan verba pasif. Karena dalam pemakaiannya menggunakan verba kok,

serta maknanya menyatakan perbuatan yang dilakukan olah oleh orang kedua,

baik tunggal, maupun jamak. Sedangkan pada kalimat (30) dan (31) merupakan

kalimat imjperatif yang predikatnya berupa verba aktif yaitu nangis ‘menangis’

(31) dan dolanan ‘bermain’ (30). Walaupun kalimat (30) dan (31) merupakan

verba aktif, namun dapat digolongkan ke dalam verba pasif, karena menyatakan

perbuatan oleh orang kedua.

Kalimat perintah pada jenis ini, merupakan kalimat perintah yang

maknanya menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh orang kedua, baik tunggal

maupun jamak. Sebagai contoh.

(27a) Sepedhane aja kok gawa!.

S P

‘ Sepedanya jangan kamu bawa’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

34

(28b) Bukune aja kok waca saiki!.

S P Ket.

‘Bukunya jangan kamu baca sekarang’.

(29c) Rotine aja kok pangan!.

S P

‘ Rotinya jangan kamu makan’.

(30d) Aja dolanan, Mas” Swaraku isih dhuwur!.

P S Ket

‘Jangan bermain Mas” Swara saya masih tinggi’.

(31e) Aja nangis nang kene, Wi!.

P Ket S

‘Jangan menangis disini Wi’.

Kalimat (27-31) merupakan kalimat perintah karena maknanya

menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh orang kedua, baik tunggal maupun

jamak. Selain memiliki intonasi perintah, kalimat (27-31) diberi penanda perintah

aja.

2.3.6 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Kata Ajakan Ayo

Kalimat imperatif yang berpenanda kata perintah ayo merupakan kalimat

pasif, karena makna dari kalimat tersebut menunjuk kepada orang kedua, baik

tunggal maupun jamak. Di dalam bahasa Jawa ditemukan kailamat perintah

dengan penada perintah ayo. Kalimat imperatif yang berpenanda ayo ditandai

dengan kata ajakan yaitu kata ayo. Penanda perintah ayo dalam kalimat ini, tidak

dapat dihilangkan. Perintah dalam kalimat ini, bertumpu pada penanda perintah

ayo. Sebagai contoh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

35

(32) Ayo, kita kabeh nonton bal-balan!.

‘ Ayo, kita semua melihat sepak bola’.

(33) Ayo, diangkat lemarine!

‘Mari, diangkat almarinya’

(34) Mangkat ndhisik yo!.

‘Berangkat dahulu yuk’.

(35) Ayo Her saiki metu!.

‘Mari Her sekarang keluar’.

(36) Yen ngana ayo digoleki, Wi. Iki wes jam setengah papat!.

‘kalau begitu mari dicari, Wi. Ini sudah pukuletengah empat’.

(37) Wi, ayo boncengan wae!.

‘Wi, mari boncengan saja’.

Kalimat imperatif yang berpenanda verba ayo, merupakan kalimat pasif,

karena mengacu pada orang pertama dan orang kedua. Dalam kalimat imperatif

yang berpenanda ayo, pengisi subjek (S) dikenakan tindakan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dalam contoh berikut.

(32a) Ayo, kita kabeh nonton Bal-balan!.

S P O

‘Mari, kita semua melihat sepak bola’.

(33b) Ayo, diangkat lemarine!

P S

‘Mari, diangkat almarinya’.

(34c) Mangkat ndhisik yo Ton!’

O P S

‘Berangkat dahulu yuk Ton’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

36

(35d) Ayo Her saiki metu!.

S P

‘Mari Her sekarang keluar’.

(36e) Yen ngana ayo digoleki, Wi. Iki wes jam setengah papat!

P P S Ket. Waktu

‘Kalau begitu mari dicari ,Wi. Ini sudah pukul setengah empat’.

(37d) Wi, ayo boncengan wae!.

S P

‘Wi, mari boncengan saja’.

2.3.7 Kalimat Imperatif yang berpenanda Kata Perintah Mangga

Kalimat imperatif yang berpenanda kata perintah manga merupakan kalimat

yang memiliki makna untuk memerintah pada orang kedua. Kalimat imperatif

yang berpenanda verba akhiran manga, merupakan kalimat pasif. Sebagai contoh:

(38) Mangga, Pak dikon madhang sikek!

S P O Ket. Wkt

‘Silahhkan, Pak disuruh makan terlebih dahulu’.

(39) Mangga, Bu ditunggu kene!

S P Ket

‘Silahkan, Bu ditunggu disini’.

Kalimat (38) dan (39) merupakan kalimat imperatif yang berpenanda verba

Mangga ‘silahkan’. Selain itu kalimat imperatif yang berpenanda verba Mangga

‘Silahkan’, merupakan kalimat yang verbanya pasif intransitif karena dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

37

pemakainnya menuntut adanya peran pernderita atau yang disebut dengan objek

(O).

2.3.8 Kalimat Imperatif yang Berpenanda Verba Berakhiran –e

Kalimat imperatif yang berpenanda berakhiran –en merupakan kalimat

imperatif yang pengisi predikatnya (P) berupa verba berakhiran –en. Sebagai

contoh.

(40) Aku ngelak banget, gaweke wedang!.

‘saya haus sekali, buatkan minum’.

(41) Ton, aku jajakke bakso nang kantin!.

Ton, saya belikan bakso di kantin’.

Pada kalimat (40) dan (41) merupakan kalimat imperatif yang berpenanda

verba berkhiran –e. kalimat (40) dan (41) merupakn kalimat aktif, karea dalam

pemakainnya menuntut adanya peran pelaku pengisi (S) dan peran penderita

pengisi (0).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

38

BAB III

MAKSUD DALAM KALIMAT IMPERATIF

BAHASA JAWA NGOKO

DIALEK YOGYAKARTA

3.1 Pengantar

Kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko memiliki beberapa maksud.

yaitu Pertama, maksud untuk memerintah. Kedua, maksud untuk melarang.

Ketiga, maksud untuk mempersilahkan, keempat, maksud untuk meyuruh secara

berulang-ulang. Dan kelima, maksud untuk mengajak. Dalam bab ini akan dibahas

maksud kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko.

Kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko mengandung maksud untuk

menyuruh, melarang, menyuruh melakukan tindakan secara berulang-ulang,

ajakan, serta maksud untuk mempersilahkan. Kalimat imperatif dalam bahasa

Jawa ngoko yang mengandung maksud menyuruh adalah kalimat imperatif

dengan verba perintah –a, kalimat imperatif dengan penanda perintah –en, kalimat

imperatif dengan verba perintah –na.

Kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko yang mengandung maksud

untuk melakukan tindakan secara berulang-ulang adalah, kalimat imperatif dengan

verba perintah –ana. Kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko yang

mengandung maksud untuk melarang adalah, kalimat imperatif dengan verba

perintah –Aja ‘Jangan’. kalimat imperatif dalam bahasa jawa yang memiliki

maksud ajakan yaitu kalimat imperatif dengan verba perintah –Ayo ‘Mari’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

39

Kalimat imperatif dalam bahasa jawa yang memiliki maksud untuk

mempersilahkan yaitu kalimat imperatif yang berpenanda verba perintah Mangga

‘Silahkan’.

Bagi penutur, maksud merupakan kehendak yang dijadikan tolak ukur

melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Tuturan beserta informasi yang

dikandungnya adalah sarana mengungkapkan maksud. Bagi mitra tutur, maksud

merupakan sesuatu yang diperjuangkan untuk dipahami. Sarana untuk memahami

maksud itu adalah tuturan beserta informasi yang ada di dalamnya.

( Baryadi 2012:17 ).

3.2 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Suruhan

Kalimat imperatif yang mengandung maksud suruhan ialah kalimat

imperatif dengan verba akhiran –a, kalimat imperatif dengan verba akhiran –en,

kalimat imperatif dengan verba akhiran –na, dan kalimat imperatif dengan verba

akhiran

–ana. Contoh:

(1) Tut njupuka panci!.

‘ Tut ambilah panci’.

(2) Tan mangana sega dishik!.

‘Tan makanlah nasi dahulu’.

(3) Ton, platarane supunen!

‘Ton, halamannya disapu’.

(4) Tri, aku jupukna wedang!

‘Tri, saya diambilkan minuman’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

40

Maksud dari kalimat (40) adalah menyuruh seseorang yang bernama Ton,

untuk mengambilkan panci atau peralatan dapur. Dalam kalimat (41) mengandung

maksud untuk menyuruh seseorang yang bernama Tan, untuk makan nasi terlebih

dahulu. Maksud kalimat (42) adalah menyuruh seseorang yang bernama Ton,

untuk menyapu halaman. Maksud kalimat (43) adalah menyuruh seseorang yaitu

Tri untuk mengambilkan minum. Kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa Ngoko

yang mengandung maksud suruhan adalah kalimat imperatif yang berpenanda

verba akhiran –a dan -en, yaitu Njupuka ‘ambilah’ (40). Mangana ‘makanlah’

(41). Sapunen ‘sapulah’ (42). Jupukna ‘ambilkan’ (43).

3.3 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Larangan

Kalimat imperatif yang mengandung maksud larangan ialah kalimat

imperatif dengan verba aja. Kalimat jenis ini memiliki maksud untuk melarang

agar seseorang tidak melakukan sesuatu. Contoh:

(5) Aja, mbuang sampah sembarangan!

‘Jangan, membuang sampah sembarangan.’

(6) Wedange aja diombe

‘Minumanya jangan diminum.’

(7) Aja dolanan, Mas” Swaraku isih dhuwur!.

‘Jangan bermain, Mas” Swara saya masih tinggi!’.

(8) Aja nagis nang kene, Wi!.

‘Jangan menagis disini Wi’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

41

Pada kalimat (44) mengandung maksud, melarang seseorang agar tidak

membuang sampah sembarangan. Pada kailmat (45) mengandung maksud

melarang seseorang untuk tidak minum. Pada kalimat (46) mengandung maksud

melarang seseorang agar tidak bermain-main. Pada kalimat (47) mengandung

maksud melarang seseorang, agar tidak menangis. Kalimat imperatif yang

mengandung maksud melarang merupakan kalimat yang berpenanda verba – aja

‘jangan’.

3.4 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Ajakan

Kalimat imperatif yang mengandung maksud ajakan ialah kalimat

imperatif yang berpenanda verba Ayo ‘Mari’. Contoh:

(9) Ayo, kita kabeh nonton bal-balan!.

‘ Mari, kita semua melihat sepak bola’.

(10) Ayo, diangkat lemarine!

‘Mari, diangkat almarinya’.

(11) Ayo, lungguh nang ngarep!.

‘Mari, duduk di depan’.

(12) Bali ndhisik yo!.

‘Pulang dahulu yuk’.

(13) Ayo Her saiki metu!.

‘Mari Her sekarang keluar’.

(14) Yen ngana ayo digoleki, Wi. Iki wes jam setengah papat!.

‘Kalau begitu mari dicari , Wi. Ini sudah pukul setengah empat’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

42

(15) Wi, ayo boncengan wae!.

‘Wi, mari boncengan saja’.

Pada kalimat (48) mengandung maksud, mengajak orang pertama, orang

kedua, dan orang ketiga untuk menonton pertandingan sepak bola. Pada kailmat

(49) mengandung maksud mengajak orang pertama, orang kedua, dan orang

ketiga untuk bersama-sama mengangkat almari. Pada kalimat (50) memiliki

maksud untuk mengajak orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga untuk

duduk di depan. Pada kalimat (51) memiliki maksud untuk mengajak orang

pertama, orang kedua, dan orang ketiga untuk pulang terlebih dahulu. Pada

kalimat (52) memiliki maksud untuk mengajak orang pertama, orang kedua, dan

orang ketiga untuk keluar terlebih dahulu. Pada kalimat (53) memiliki maksud

untuk mengajak orang pertama dan seseorang yang bernama Wi, untuk mencari

seseorang karena sudah pukul setengah empat. Pada kalimat (54) memiliki

maksud untuk mengajak orang pertama dan orang kedua untuk berboncengan saja.

Kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa yang mengandung maksud ajakan adalah

kalimat yang berpenanda verba –ayo.

3.5 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Menyuruh Secara

Berulang-ulang

Kalimat imperif yang tergolong memiliki maksud menyuruh secara

berulang-ulan ialah kalimat imperatif dengan penanda verba –ana Contoh:

(16) Duwitku nang ndi, golekana Ton!.

‘Uang saya dimana, carikanlah Ton’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

43

(17) Tris, bukumu samakana!.

‘Tris, bukumu sampulilah.’

Pada kalimat (55) mengandung maksud menyuruh seseorang yang

bernama Ton, untuk membantu mencarikan uang. Pada kalimat (56) mengandung

maksud menyuruh seseorang yang bernama Tris, untuk meberi sampul pada buku

yang ia miliki secara berulang- kali. Kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa yang

mengandung maksud menyuruh secara berulang-kali adalah kalimat yang

berpenanda verba –ana yaitu golekana 'carikanlah' (55), samakana ‘sampulilah’

(56).

3.6 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Mempersilahkan

Kalimat imperatif yang tergolong memiliki maksud untuk mempersilahkan

adalah kalimat imperatif yang berpenanda verba Mangga ‘Silahkan’. Contoh:

(18) Mangga, dikon mangan ndhisek!

‘Silahhkan, disuruh makan terlebih dahulu’.

(19) Mangga, Bu ditunggu nang kene!

‘Silahkan, Bu ditunggu disini’.

(20) Mangga, mas mampir omah ku sikek!

‘Silahkan, mas datang kerumah saya dahulu’.

Pada kalimat (57) mengandung maksud untuk mempersilahkan orang

kedua, orang ketiga baik tunggal maupun jamak agar makan terlebih dahulu. Pada

kalimat (58) mengandung maksud untuk memepersilahkan kepada orang yang

lebih tua (Bu) agar menunggu terlebih dahulu. Pada kalimat (59) mengandung

maksud untuk mempersilahkan agar anak muda (Mas) berkunjung kerumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

44

penutur. Kaliamat imperatif dalam Bahasa Jawa Ngoko yang mengadung maksud

mempersilahkan adalah kalimat yang berpenanda verba mangga.

3.7 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Permintaan

Kalimat imperatif yang mengandung maksud permintaan, merupakan

kalimat imperatif yang berpenanda verba berakhiran –na, kata mbok…-na,

tulung…-e, tulung…-a. Sebagai contoh:

(21) Aku, ngeleh tukokna maeman!.

‘Saya, lapar belikan makanan’

(22) Aku pengen pelem, mbok opekna!.

‘Saya ingin buah mangga, tolong petikan’.

(23) Radit mau endi, tulung golekke!.

‘Radit tadi mana, tolong carikan’.

(24) Tulung der masakka, aku wes kaliren!.

‘ Tolong Der masak, saya sudah kelaparan’.

Pada kalimat (60) mengandung maksud permintaan yaitu, meminta mitra

wicara agar membelikan makanan. Pada kalimat (61) mengandung maksud

permintaan yaitu meminta mitra wicara agar memetikkan buah mangga. Pada

kalimat (62) megandung maksud permintaan yaitu meminta mitra wicara agar

mencari seseorang yang bernama radit. Pada kalimat (63) mgandung maksud

permintaan, yaitu meminta mitra wicara (Der) agar segera masak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

45

3.8 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Marah

Kalimat imperatif yang mengandung maksud marah merupakan kalimat

imperatif yang berpenanda verba berakhiran –en, -na. berikut contohnya.

(25) Panganen segane kuwi!.

2 3 2 3 2 3 #

‘Makanlah nasi itu’.

(26) Bukakna lawang!.

2 3 2 3 #

‘ Bukakkan pintu’.

Pada kalimat (64) megandung maksud marah, menyuruh menyuruh mitra

wicara agar makan nasi. Pada kalimat (65) mengandung maksud marah, yaitu

menyuruh mitra wicara agar membukakan pintu.

3.9 Kalimat Imperatif yang Mengandung Maksud Bantuan

Kalimat imperatif dalam bahasa jawa yang mengandung maksud meminta

bantuan adalah kalimat imperatif yang berpenanda verba berakhiran –en, kata

tulung. Berikut contohnya.

(27) Delo engkas ana amu, tulung disapu nggon ruang tamu!.

‘Sebentar lagi ada tamu, tolong disapu bagian ruang tamu’.

(28) Aku mangkel karo Anton, jiweten!.

‘Saya jengkel sama Anton, cubitkan’.

Pada kalimat (66) mengandung maksud permintaan, yaitu meminta tolong

kepada Mitra wicara agar menyapu ruang tamu karena sebentar lagi aka ada tamu

yang datang. Pada kalimat (67) mengandung maksud permintaan, yaitu meminta

kepada mitra wicara agar segera mencubit Anton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

46

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan tentang jenis-jenis kalimat imperatif

dalam Bahasa Jawa ngoko pada bab II dan maksud yang terkandung dalam

kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko pada bab III, dapat ditarik beberapa

kesimpulan. Pertama, bahwa kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kalimat imperatif yang berpenanda dan kalimat

imperatif yang tak berpenanda. Kalimat imperatif yang berpenanda dapat

dibedakan menjadi enam jenis Pertama, kalimat imperatif yang berpenanda verba

–a. Kedua, kalimat imperatif berpenanda verba –en. Ketiga, kalimat imperatif

yang berpenanda verba –na. Keempat, kalimat imperatif yang berpenanda verba –

ana. Kelima, Kalimat imperatif dengan penada perintah aja. Keenam, kalimat

imperatif dengan penanda perintah verba ayo. Ketujuh, kalimat imperatif dengan

penanda perintah mangga. Kedelapan kalimat imperatif yang berpenanda verba

berakhiran –e.

Kalimat imperatif dalam Bahasa Jawa ngoko yang tak berpenanda dapat

dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut., Pertama kalimat imperatif yang

predikatnya berupa verba perbuatan. Kedua, kalimat imperatif yang bersetruktur

S-P. Ketiga, kalimat imperatif yang bersetruktur S-P-O. Keempat, kalimat

imperatif yang predikatnya berupa verba pasif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

47

Kedua, maksud yang terkandung dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa

ngoko. Maksud dapat dimengerti sebagai kehendak yang dijadikan tolak ukur

untuk melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Tuturan beserta informasi yang

dikandungnya adalah sarana mengungkapkan maksud. Bagi mirta tutur, maksud

merupakan sesuatu yang diperjuangkan untuk dipahami. Sarana untuk memahami

maksud itu adalah tuturan beserta informasi yang ada di dalamnya (Baryadi

2012:17).

Maksud yang terkandung dalam kalimat imperatif Bahasa Jawa ngoko

dapat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut. Pertama kalimat imperatif

yang mengandung maksud menyuruh, kalimat jenis ini ditandai oleh verba –a, -

en, -na. Kedua, kalimat imperatif yang mengandung maksud melakukan tindakan

secara berulang-ulang, kalimat jenis ini ditandai oleh verba –ana. Ketiga, kalimat

imperatif yang mengandung maksud melarang, kalimat jenis ini ditandai oleh

verba –aja. Keempat, kalimat imperatif yang mengandung maksud mengajak,

kalimat jenis ini ditandai oleh verba ayo. Kelima, kalimat imperatif yang

mengadung maksud mempersilahkan, kalimat jenis ini ditandai oleh verba

mangga. Keenam, kalimat imperatif yang mengandung maksud bantuan, kalimat

jenis ini ditandai oleh kata tulung dan penanda verba berakhiran –e. Ketujuh

kalimat imperatif yang mengandung maksud permintaan kalimat jenis ini ditandai

oleh berpenanda verba berakhiran –na, kata mbok…-na, tulung…-e, tulung…-a.

Kedelapan kalimat imperatif yang mengandung maksud marah, kalimat jenis ini

ditandai oleh verba berakhiran –en, -na.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

48

4.2 Saran

Topik tentang kalimat imperatif dalam bahasa Jawa ngoko masih dapat

diperluas lagi permasalahannya. Sebagai contoh, kalimat Imperatif dalam bahasa

jawa krama dan krama inggil. Begitu pula dialek dapat diperluas tentang kalimat

imperatif dalam bahasa jawa diluar dialek yogyakarta.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

49

DAFTAR PUSTAKA

Baryadi. Praptomo, I. 2012. Bahasa, Kekuasaan, dan Kekerasan (edisi revisi).

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Dendy, Sugono, dkk (editor). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Herawati. 2012. Risalah Penelitian. Kalimat Imperatif dalam Bahasa Jawa.

Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta.

Kesuma, Jati, Mastoyo, Tri. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Jakarta:

Carasvatibooks.

Kridalaksana, Harimukti. 1993. Kamus Linguistik (edisi ketiga). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Purnami Hendri, Wening. 2009. Fungsi Kalimat Imperatif Wacana Hortatori

Khotbah Jumat Agung Dalam Bahasa Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa.

Rahardi, R. Kunjana. 2010. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Gelora

Aksara Pratama.

Ramlan, M. 1983. Sintaksis. Yogyakarta: Karyono.

Riyadi, Slamet. 1993. “Kalimat Perintah dalam Bahasa Jawa”. Dalam Widyaparwa.

Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa, hlm. 63-106

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

50

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

51

LAMPIRAN DATA

1. Ayo Her saiki metu!. (Djoko Lodang, 2 Mei 1992:23)

2. Yen ngana ayo digoleki, Wi. Iki wes jam setengah papat! (Djoko Lodang, 2

Mei 1992:33)

3. Wi, ayo boncengan wae!. (Djoko Lodang, 2 Mei 1992:33)

4. Aja dolanan, Mas” Swaraku isih dhuwur!. (Djoko Lodang, 2 Mei 1992:33)

5. Aja nagis nang kene, Wi!. (Djoko Lodang, 2 Mei 1992:33)

6. Tan mangana sega dhisik!. (Widyaparwa, 40 Maret 1998: 75)

7. Tut njupuka panci!. (Widyaparwa, 40 Maret 1998: 75)

8. Rin, ngombea obat, ben cepet mari watukmu!. (Widyaparwa, 40 Maret 1998:

75)

9. Lunga!. (Widyaparwa, 40 Maret 1998: 78 )

10. Pecahen asbak kuwi!. (Widyaparwa, 40 Maret 1998: 84)

11. Lis temboke tulisana!. (Wiyaparwa, 40 Maret 1998: 91)

12. Tris bukumu samakana!. (Wiyaparwa, 40 Maret 1998: 91)

13. Mangga lungguh ndhisik!

14. Aja ngrokok nang kene!.

15. Ndene saiki!.

16. Ton, jupuk pelem iki!.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

52

17. Dit, gawe layangan!

18. Tri, ngombe wedang anget!

19. Jok mangan roti sek!.

20. Mangga, dikon mangan sikek!

21. Mangga, Bu ditunggu nang kene!

22. Mangga, mas mampir omah ku sikek!

23. Ayo, kita kabeh nonton bal-balan!.

24. Ayo, diangkat lemarine!.

25. Ayo, lungguh nang ngarep!.

.

26. Bali ndhisik yo!.

27. Aja, mbuang sampah sembarangan!

28. Wedange aja diombe!.

29. Nuk, tukakna lombok!.

30. Tin, gawekna wedang!.

31. Bukana lawang kae ton!.

32. Bapak jupukna ciduk!

33. Lungguh!

34. Cepet tangi!.

35. Cepet lunga!.

36. Adus!.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

53

37. Tase di jupuk!

38. Thiwule di pangan!.

39. Jangane dinehke dhuwur meja!

40. Platarane disapu!.

41. Kambil kae dijupuk!.

42. Segane dipangan!.

43. Adola kambil!.

44. Tukua beras !.

45. Jupukna wedang!.

46. Tri ngombea obat!.

47. Sepedhane aja kokgawa!.

48. Bukune aja kokwaca saiki!.

49. Rotine aja kokpangan!.

50. Mangga, tindak rumiyen!.

51. Jupukna gelas kae!.

52. Aja turu nang kene!.

53. Bungkusana permen kae!.

54. Kowe tukua beras!.

55. Aku, tukokna sate!.

56. Jupukna kambil kae!.

57. Saponana, omah ngarep!.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

54

58. Aku, ngeleh tukokna maeman!.

59. Aku pengen pelem, mbok opekna!.

60. Radit mau endi, tulung golekke!.

61. Aku, ngeleh tukokna maeman!.

62. Tulung der masakka, aku wes kaliren!.

63. Panganen segane kuwi!.

64. Aku mangkel karo Anton, jiweten!.

65. Delo engkas ana tamu, tulung disapu nggon ruang tamu!.

66. Duwitku nang ndi, golekana Ton!.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA NGOKO DIALEK YOGYAKARTA Skripsi ... dan upayamu lebih lancar untuk tetap sukses walau pun ada masalah

55

BIOGRAFI

DERI RISTO (104114006) lahir di Bantul, 31

Maret 1992. Masuk Fakultas Sastra Jurusan Sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma pada tahun

2010. Tugas akhir yang berjudul “Kalimat

Imperatif dalam Bahasa Jawa Ngoko Dialek

Yogyakarta” mengantarkan penulis mendapatkan gelar sarjana. Jenjang

pendidikan yang ditempuh oleh penulis SD N 1 Gading (1997-2003),

SMP N 1 Kretek (2003-2007), kemudian melanjutkan di SMA Steladuce

3 Ganjuran (2007-2010). Penulis saat ini tinggal di sebuah desa kecil

yang berada di selatan Yogyakarta, tepatnya di desa Temu, Donotirto,

Kretek, Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI