30
KELOMPOK 1 PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DISUSUN OLEH: HENDRY SETIAWAN 511000101 DEA AMELIA 511000350 LINITA 511000047 NEVI 511000246 KELAS : B SORE SEMESTER : VI (GENAP) DOSEN : WIENDY WIRANTY, S.Pd. MATA KULIAH : BAHASA BANTU PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) PONTIANAK

Perkembangan Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

HENDRY SETIAWAN 511000101

DEA AMELIA 511000350

LINITA 511000047

NEVI 511000246

KELAS : B SORE

SEMESTER : VI (GENAP)

DOSEN : WIENDY WIRANTY, S.Pd.

MATA KULIAH : BAHASA BANTU

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI) PONTIANAK

2013

Page 2: Perkembangan Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yaitu

“Perkembangan Bahasa Indonesia”. Makalah ini diharapkan dapat membantu kita

semua dalam mempelajari serta mengetahui sejarah bahasa Indonesia. Didalam

menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak memiliki kekurangan.

Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan

saran. Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Wiendy

Wiranty, S.Pd selaku dosen mata kuliah bahasa bantu yang telah membimbing

dan membantu penulis menyelesaikan makalah ini, serta teman-teman yang selalu

memotivasi penulis. Saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan

penyusunan makalah ini.

Pontianak , Maret 2013

Penulis

i

Page 3: Perkembangan Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Masalah................................................................................................2

C. Tujuan..................................................................................................2

D. Manfaat................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4

A. Sejarah Bahasa Indonesia....................................................................4

B. Ejaan Bahasa Indonesia.......................................................................8

C. Kedudukan Bahasa Indonesia..............................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. Simpulan..............................................................................................16

B. Saran....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii

Page 4: Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan simbol-

simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan

gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Pada

waktu-waktu ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat

komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah selain ahli-ahli bahasa,

semua ahli yang bergerak dibidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

dirinya dalam bidang teori dan praktik bahasa. Semua orang menyadari bahwa

interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa

bahasa.

Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk,

dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi

mendatang. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Ia

memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan

serta latar belakangnya masing-masing.

Bila ditinjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga

sekarang, maka fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan

bahasa itu sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya

dapat yaitu, untuk menyatakan ekspresi diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat

untuk mengadakan integrasi dan adaptsi sosial, sebagai alat untuk mengadakan

kontrol sosial. Bahasa yang digunakan pertama-tama haruslah bahasa yang umum

dipakai, yang tidak menyalahi norma-norma umum yang berlaku.

Demikian pula dalam pergaulan umum, kalau bahasa yang dipergunakan

bukan merupakan bahasa yang umum berlaku, makasukar pula diperoleh

1

Page 5: Perkembangan Bahasa Indonesia

komunikasi yang lancar. Semua hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman. Oleh

karena itu, harus diketahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia, ejaan bahasa

Indoneisa, dan kedudukan bahasa indonesia.

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Sejarah Bahasa Indonesia?

2. Bagaimanakah Ejaan Bahasa Indonesia?

3. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan sejarah bahasa Indonesia.

2. Mendeskripsikan ejaan bahasa Indonesia.

3. Mendeskripsikan kedudukan bahasa Indonesia.

D. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini dibagi menjadi dua,yaitu manfaat

teoritis dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi perkembangan teori-teori bahasa dan sastra khususnya

perkembangan bahasa Indonesia.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi guru

Penelitian ini dapat menginspirasi guru dalam meningkatkan

efektivitas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

2

Page 6: Perkembangan Bahasa Indonesia

2) Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan penulis dalam pembelajaran bahasa

dan sastra Indoneia khususnya menambah pengetahuan dalam

perkembangan bahasa Indonesia.

3

Page 7: Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Diresmikannya bahasa

Indonesia sebagai bahas Nasional yaitu pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28

Oktober 1928. Dalam perjalanannya, perkembangan bahasa Melayu menjadi

bahasa Indonesia berlangsung secara perlahan-lahan tetapi terus menerus. Bahasa

Indonesia dengan perlahan-lahan tetapi tetap, berkembang dan tumbuh terus,

bahkan pada akhir-akhir ini perkembanngannya begitu pesat, sehingga bahasa ini

telah menjelma sebagai satuan bahasa baru.

Sejarah Awal Mula Bahasa Indonesia

Dewasa ini, bangsa Melanesia menggunakan bahasa Indonesia,

sebagaimana bahasa ini adalah “bahasa pemersatu”, yang mendapat tempat utama

dalam media komunikasi formal, baik sebagai bahasa teks maupun lisan,

disekolah, perkantoran dan tentu saja pada media cetak dan elektronik.

Memang ada sisi baiknya, bahwa ‘bahasa Indonesia’ memainkan peran

penting sebagai “jembatan” komunikasi menerobos diversitas linguistik yang

berbeda satu sama lain (termasuk di Papua), dan memungkinkan para penuturnya

menjangkau dunia pendidikan modern. Namun mesti disadari pula akan sisi

buruknya, terutama bahwa ‘bahasa Indonesia’ menjadi dominan sehingga bahasa-

bahasa lain keumgkinan akan tersisihkan. Entah bahasa Batak, Jawa, Bali dan

termasuk 250 bahasa etnis Melanesia di tanah Papua. Padahal Bahasa Indonesia

baru digunakan secara serius sejak 1950 di Papua oleh para pendakwah dan

pejabat kolonial dalam rangka ‘menyatukan’ wilayah Papua dengan wilayah

Hindia Belanda lainnya. Hal ini seiring dengan kebijakan diskriminasi kolonial

Belanda yang hanya memperbolehkan bahasa Belanda diajarkan pada garis

keturunan tertentu saja.

4

Page 8: Perkembangan Bahasa Indonesia

Apabila melihat lebih jauh ke masa sebelumnya, maka bangsa Melanesia

sebenarnya belum cukup dikenal para nasionalis Indonesia, selain sebagai koloni

Belanda yang dalam banyak hal tidak terlibat langsung dalam sejarah

kemerdekaan Indonesia. Diluar itu, wilayah ini cukup terisolir dari koloni Belanda

di sebelah barat, kecuali wilayah pesisir utara yang menjalin hubungan dagang

tradisional dengan Maluku. Selebihnya hanya bayang-bayang penjara besar –

Boven Digul, di tengah sebagian besar masyarakat yang masih hidup di zaman

batu (Benedict Andersson: 2002)

Ini berarti bangsa Melanesia, tidak terlibat dalam beberapa proses sejarah

penting, terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia. Pertama, saat bahasa

Indonesia dipermaklumkan sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda 1928,

tidak ada yang mewakili bangsa Papua dalam peristiwa tersebut, kedua, saat

bahasa Indonesia dianjurkan semasa pendudukan Jepang untuk menggusur bahasa

Belanda, hal itu tidak terjadi di Papua, apalagi karena pertimbangan militer dan

kondisi sosial politik waktu itu, Jepang membagi Hindia Belanda menjadi tiga

wilayah koloni terpisah, dan Papua berada dibawah Angkatan Laut yang berpusat

di Makasar, ketiga, saat bahasa Indonesia dipergunakan sebagai wahana

perlawanan menyerang kolonialisme yang dipuncaki proklamasi kemerdekaan RI

1945, justru bangsa Papua belum ‘mengenal’ NKRI.

Dari tiga fakta ini, bisa dibilang bahasa Indonesia adalah produk historis

yang dalam prosesnya tidak sepenuhnya melibatkan bangsa Melanesia. Barulah

pada tahun 1963 ketika Orde Lama mencanangkan operasi Trikora, dan disusul

pelaksanaan Pepera semasa Orde Baru tahun 1969 bahasa Indonesia mulai

dijadikan ‘bahasa resmi’ di Papua.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia yang

sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga

merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, ia hanya sebagian kecil dari

penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu

5

Page 9: Perkembangan Bahasa Indonesia

karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih

suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti

bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll. Untuk sebagian besar

lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa

Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek bahasa

Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia Kata “Indonesia” berasal

dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Indos yang berarti “India” dan nesos yang

berarti “pulau”. Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India, atau kepulauan yang

berada di wilayah India

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun

1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus

menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari

bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu

yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar

Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah,

“jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen

pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah

ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa

itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean

bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh

kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia”. atau

sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan,

Sumatra Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar

bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja

dalam masjarakat Indonesia”.

Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal

dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih

sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu

Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa

bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal

6

Page 10: Perkembangan Bahasa Indonesia

28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia

secara resmi diakui keberadaannya.

Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-

dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun

waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan

sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca

(bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya

sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya

bisa sampai sebanyak 360).

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional

kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya

sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun

beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang

dituturkan di Riau.

Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik

Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik

Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak

(golongan) mayoritas di Republik Indonesia.

2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa

Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang

dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun

pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat

menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.

3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak,

atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi),

7

Page 11: Perkembangan Bahasa Indonesia

ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari

Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut

oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang

paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien,

Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.

Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun

1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris.

Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan

menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-

negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan

semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.

Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi

seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan

persatuan dan kebangsaan.Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian

distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga

diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

B. Ejaan Bahasa Indonesia

Di dalam penulisan berupa karya ilmiah, kesusastraan, maupun penulisan

berita, diperlukan suatu acuan tentang tata cara penulisan dengan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu diperlukan ketentuan-

ketentuan untuk dijadikan pedoman berbahasa dan menjadi juklak bagi bangsa

Indonesia. Pedoman tersebut adalah ejaan.

Lalu apa definisi ejaan secara utuh? Ejaan merupakan tata cara penulisan

huruf, kata, dan kalimat sesuai dengan standardisasi yang telah disepakati dalam

kaidah Bahasa Indonesia. Harimurti Kridalaksana mendefinisikan ejaan sebagai

penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan;

yang lazimnya mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut

8

Page 12: Perkembangan Bahasa Indonesia

penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad; aspek morfologis yang

menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis; dan aspek sintaksis yang

menyangkut penanda ujaran tanda baca.

Ejaan sebagai pedoman berbahasa yang saat ini digunakan sebagai tolak

ukur, tercipta tidak luput dari hasil kesepakatan bersama oleh seluruh komponen

bangsa. Berbagai macam ejaan pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya,

hingga kini ditetapkan ejaan yang lebih sempurna. Adapun ejaan-ejaan yang

dimaksud adalah Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi, Ejaan

Pembaharuan, ejaan Melindo dan Ejaan LBK dan yang terakhir Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

1. Ejaan van ophuysen

Ejaan Van Ophuysen disebut juga sebagai Ejaan Balai Pustaka. Ejaan

yang dibuat oleh Ch. A. Van Ophuysen berlaku sejak tahun 1901 hingga

kemerdekaan Republik Indonesia berkumandang. Ejaan ini lebih berbau

Belanda, karena saat itu Indonesia sedang dikuasai oleh Belanda. Ciri

khususnya adalah huruf u ditulis dengan oe.

2. Ejaan Soewandi (Ejaan Republik)

Pada tahun 1947, ejaan bahasa Indonesia beralih menggunakan Ejaan

Republik atau Ejaan Suwandi. Ejaan ini dibuat saat Suwandi menjabat sebagai

menteri pendidikan dan kebudayaan. Ejaan Republik merupakan

penyederhana dari Ejaan Van Ophuysen. Misalnya seperti huruf oe diubah

menjadi u dan kata-kata yang disambung seperti berlari2-an menjadi berlari-

larian.

3. Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan LBK

Dalam perjalanannya, dengan kurun waktu antara tahun 1956 sampai

dengan tahun 1969, ejaan-ejaan itu belum memberikan kepuasan, baik

9

Page 13: Perkembangan Bahasa Indonesia

kepada para ahli bahasa maupun kepada masyarakat pengguna bahasa

Indonesia.

Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan LBK masih

mencerminkan kekurangan-kekurangan dan kesulitan-kesulitan bagi para

pemakai bahasa Indonesia, terutama dalam hal penulisannya. Ketiga ejaan

ini tidak pernah diresmikan oleh pemerintah karena pada waktu itu terjadi

gejolak poitik. Oleh karena itu, pada tahun 1972 diputuskan untuk

menggunakan ejaan baru, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yan

Disempurnakan (EYD).

4. Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Penyempurna dari ejaan-ejaan yang diterapkan sebelumnya dan sampai

sekarang masih digunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). EYD

diresmikan pada 17 Agustus 1972 berdasarkan Surat Keputusan Presiden No.

57 Tahun 1972. Ciri khusus EYD adalah perubahan huruf

seperti j, dj, nj, ch,tj, sj menjadi y, j, ny, kh, c,sy.

a. Kaedah Pemakaian Huruf

Abjad yang dipakai dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu:

21 huruf konsonan dan 5 huruf vokal. Semua huruf dapat digunakan secara

umum dalam kata, kecuali huruf q dan x. Keduanya khusus diperlukan untuk

nama dan keperluan ilmu. Di dalam bahasa Indonesia terdapat

pengombinasian dua huruf vokal yang disebut dengan huruf diftong.

Pengucapan bunyinya dilakukan secara luncur dan tingginya tidak sama.

Dengan kata lain, huruf vokal pertama pembunyiannya tinggi sedangkan huruf

vokal kedua rendah. Huruf diftong dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

Namun selain itu terdapat ejaan empat huruf konsonan khusus yang

tidak ada dalam abjad terpakai dan masuk kedalam pembendaharaan kata-kata

bahasa Indonesia. Ke empat ejaan tersebut adalah ny, sy, kh, dan ng. Ketika itu

10

Page 14: Perkembangan Bahasa Indonesia

para ilmuan dan masyarakat menyepakati bahwa ejaan dua konsonan tidak

dipisah pelafalannya, tetapi disan- dingkan atau digabung pengucapannya.

Kata nyonya misalnya. Bukan dibaca en-yo-en-ya, melainkan nyo-nya.

Dahulu ketika rezim Soeharto berkuasa, ke empat ejaan khusus sempat

ingin diubah menggunakan perlambangan. Menurut aturan PBB, “Jika suatu

negara ingin menyusun/ mengubah ejaan yang telah lama, hendaknya

dipertimbangkan bunyi dengan hurufnya”. Saat itu presiden berencana

membuat satu lambang untuk satu ejaan khusus. Akan tetapi di tengah

pencanangan aturan pengejaan baru, masyarakat yang anti dengan Soeharto,

tidak menginginkan ini terjadi. Jika ada penyusunan baru dalam ejaan, semua

mesin ketik saat itu juga harus dirombak sesuai dengan ejaan baru. Kejadian

ini pasti akan menimbulkan kemubaziran. Banyak mesin ketik harus ditarik

dari pasaran lalu diperbaharui dan ini tidak membutuhkan biaya yang sedikit.

Padahal keadaan perekonomian Indonesia saat itu sedang carut marut. Berikut

adalah ejaan baru menggunakan perlambangan yang di ajukan:

• ny → ή • kh → χ

• ky → ŝ • ng → ŋ

Kata-kata serapan yang diadaptasi dari bahasa asing contohnya pada

katamaghrib dan dharma, karena ejaan gh dan dh tidak terdapat pada ke 26

huruf dan ke empat ejaan huruf khusus, maka penulisan tersebut dianggap

tidak benar. Seharusnya huruf h dihi- langkan, hingga dapat

ditulis: magrib dan darma. Kemudian untuk penulisan sebuah nama diri atau

sebuah nama perusahaan yang tidak sesuai dengan pedoman Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan, tidak diupayakan untuk mengganti

pengejaannya. Ini karena ejaan penamaan mendapat payung hukum yang

berfungsi untuk memperbolehkan nama tersebut tetap sesuai dengan

pemberian semula, meskipun secara harfiah pedoman ejaannya tidak benar.

b. Pemenggalan Kata

11

Page 15: Perkembangan Bahasa Indonesia

Pemenggalan pada suatu kata dapat disebut juga sebagai penyukuan kata

yang setiap suku kata memiliki setidaknya satu konsonan dan satu bunyi

vokal. Berikut adalah macam-macam pemenggalan kata:

1) Apabila ada huruf konsonan di antara huruf vokal (VKV),maka

pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan (V-KV). Contohnya pada

kata anyir dan asyik, pemenggalannya menjadi a-nyir dan a-syik. Namun

ada pengecualian untuk penulisan pemenggalan,disaat posisi kata berada

dalam kata terakhir disebuah rangkaian kalimat yang ruangnya tidak lagi

bisa tertampung, maka kata tersebut tidak boleh dipenggal. Tetapi harus

dipindahkan ke baris selanjutnya. Karena satu huruf sebagai bagian dari

suku yang berdiri sendiri tidak boleh dipengggal.

2) Apabila ada dua huruf konsonan di antara huruf vokal (VKKV), maka

pemenggalan terjadi di antara konsonan (VK-KV). Contohnya pada

kata unsurdan makhluk, pemenggalannya menjadi un-sur dan makh-luk.

3) Apabila ada tiga huruf konsonan di antara huruf vokal (VKKKV), maka

pemenggalan terjadi di antara K1 dan K2(VK-KKV). Contohnya pada

katabentrok dan infra, pemenggalannya menjadi ben-trok dan in-fra.

4) Apabila ada suatu kata terdiri dari dua unsur, maka pemenggalan terjadi di

antara unsur-unsur atau gabungan unsur. Contohnya pada

kata introspeksi dankilo- gram, pemenggalannya menjadi in-tro-spek-

si dan ki-lo-gram.

5) Apabila di tengah atau di akhir kata ada huruf vokal berurutan, maka

pemenggalan terjadi di antara kedua huruf vokal. Contohnya pada

kata variasidan pendataan, pemenggalannya menjadi va-ri-a-si dan pen-

da-ta-an. Kemudian pada huruf diftong (ai, au, dan oi), pemenggalan tidak

dilakukan demikian. Karena huruf diftong tidak bisa dipisahkan. Misalnya

pada kata harimau, dapat dipenggal menjadi ha-ri-mau bukan ha-ri-ma-u.

C. Kedudukan

Dimaksud dengan kedudukan bahasa Indonesia disini adalah status relatif

bahasa sebagai sistem lambang budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai

12

Page 16: Perkembangan Bahasa Indonesia

sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan. Selain

berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan

sebagai bahasa Negara atau bahasa resmi, sesuai dengan ketentuan yang

tertera di dalam Undang - Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 yang

berbunyi: “Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia”.

1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan

Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal

25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa

nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

a. Lambang kebanggaan Nasional.

Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia

memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan

keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga,

menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan

terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri,

malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan

memelihara dan mengembangkannya.

b. Lambang Identitas Nasional.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan

lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat

mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak

sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri

kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa

Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang

sebenarnya.

Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang

sosial budaya dan bahasanya. Dengan fungsi ini memungkinkan

masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan

berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan,

13

Page 17: Perkembangan Bahasa Indonesia

cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa

Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa

bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena

dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia,

identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam

bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih

tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan

dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

c. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-

hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk

segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi

yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila

arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat

peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang

meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

2. Sebagai Bahasa Negara

Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang

diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975

dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa

Indonesia befungsi sebagai : 

a. Bahasa resmi kenegaraan.

Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah

digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI

1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara,

peristiwa serta kegiatan kenegaraan.

b. Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-

lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan

14

Page 18: Perkembangan Bahasa Indonesia

perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi

pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa

Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku

yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu

peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu

pengetahuan dan teknolologi (iptek).

Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.

Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan

penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu

hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media

komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar

isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh

masyarakat.

Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan serta teknologi modern.

Kebudayaan nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia

yang beragam pula. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar

jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik

melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah

maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia.

Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai

bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di

perguruan tinggi.

15

Page 19: Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan materi yang telah penulis paparkan maka

simpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Diresmikan sebagai bahasa

nasional yaitu pada hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

2. Ejaan bahasa Indonesia mengalami beberapa kali penyempurnaan. Nama-

nama ejaan dalam bahasa yang pernah digunakan, yaitu: Ejaan Van

Ophuysen, Ejaan Soewandi (Ejaan Republik), Ejaan Pembaharuan, Ejaan

Melindo, Ejaan LBK, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

3. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara atau bahasa resmi,

sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang-Undang Dasar

1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi “ Bahasa Negara adalah Bahasa

Indonesia.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,

penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Dan penulis berharap semoga makalah

ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan kepada pembaca agar

lebih dalam memahami dalam perkembangan bahasa Indonesia.

16

Page 20: Perkembangan Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Jakarta. Nusa Indah.

Nasucha, Yakub dkk. 2013. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah.

Yogyakarta: Media Perkasa.

http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-

indonesia.html diunggah tanggal 25 maret 2013 pukul 15.00 WIB

http://titi-share.blogspot.com/2012/04/asal-usul-dan-sejarah-bahasa-

indonesia.html diunggah tanggal 25 maret 2013 pukul 15.00 WIB

http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/02/mengenal-lebih-dalam-ejaan-dalam-

bahasa-indonesia-482763.html diunggah tanggal 25 maret 2013 pukul 15.00 WIB

http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-

indonesia.html diunggah tanggal 25 maret 2013 pukul 15.00 WIB

http://micxonmobile.blogspot.com/2012/10/kedudukan-bahasa-indonesia.html

diunggah tanggal 25 maret 2013 pukul 15.00 WIB