50
PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN APBN PENGANGGARAN APBN Sesi I Sesi I PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH 2008 2008

Perencanaan Dan Penganggaran Apbn-i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penganggaran APBN

Citation preview

  • PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN APBNSesi IPROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH2008

  • PENDAHULUANUU No. 17 Tahun 2003 terdapat beberapa perubahan substansial dalam sistem perencanaan dan penganggaran APBN yang perlu dipahami secara baik oleh semua pihak, terutama unit kerja pemerintah atau institusi yang melaksanakan kepentingan pemerintah dengan pembiayaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

  • Dasar HukumFormat, Struktur dan Siklus APBNKonsep Perencanaan dan PenganggaranPendekatan Sistem PenganggaranPenganggaran TerpaduPenganggaran Berbasis KinerjaKerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    Penerapan Sistem PenganggaranKlasifikasi Anggaran SESI ISESI 2

  • DASAR HUKUMUUD 1945, UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaa Pembangunan NasionalUU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahPeraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja PemerintahPeraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

  • UUD 1945 AMANDEMEN KE 4Pasal 23 ayat (1)APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan UU dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Pasal 23 ayat (2)RUU APBN diajukan oleh presiden untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan DPD.Pasal 23 ayat (3)Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.

  • UU No. 17/2003 Pasal 8Tugas Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal, antara lain:Menyusun Kebijaksanaan Fiskal & Kerangka Ekonomi MakroMenyusun Rancangan APBN dan Rancangan Perubahan APBNMengesahkan Dokumen Pelaksanaan AnggaranMelaksanakan fungsi Bendahara Umum NegaraMenyusun laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

  • UU No. 17/2003 Pasal 9:Tugas Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, antara lain :Menyusun rancangan anggaran kementerian/lembaga yang dipimpinnyaMenyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran Melaksanakan anggaran kementerian/lembaga Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnyaMenyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian/lembaga yang dipimpinnya

  • UU No.17/2003 Pasal 14 Dalam rangka penyusunan RAPBN, menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga tahun berikutnya.Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun.Rencana kerja dan anggaran dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.

  • PP No. 20 dan No. 21 Tahun 2004PP No. 20 Pasal 3 Ayat (2)Program dan kegiatan disusun dengan pendekatan berbasis kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran terpadu

    PP No.21Pasal 4RKA-KL disusun dengan menggunakan pendekatan a. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah;b. Penganggaran Terpadu; c. Penganggaran Berbasis KinerjaPasal 7 ayat (4)Menteri Keuangan menetapkan standar biaya, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus bagi pemerintah pusat setelah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait. Pasal 10 ayat (5)Kementerian Keuangan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan SE MENKEU Tentang Pagu Sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan standar biaya yang telah ditetapkan.

  • STRUKTUR DAN FORMAT APBN APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja

  • STRUKTUR APBNPendapatan Negara dan HibahBelanja NegaraSurplus/Defisit Anggaran Pendapatan Negara Hibah Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah-Pembiayaan Defisit=

  • FORMAT BARU BELANJA NEGARA SESUAI UU NO. 17/2003

    Pasal 11 ayat (5)Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

    Pasal 15 ayat (5)APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

  • PERBANDINGAN ANTARA FORMAT LAMA DAN FORMAT BARU DALAM BELANJA PEMERINTAHFORMAT LAMAKlasifikasi Jenis BelanjaDual BudgetingBelanja pusat terdiri dari 6 jenis belanjaKlasifikasi Organisasiterdiri atas 53 Departemen/ LembagaKlasifikasi Sektor terdiri atas 20 sektor dan 50 subsektorProgram merupakan rincian dari sektor pada pengeluaran rutin dan pembangunanNama-nama program antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan agak berbedaDasar AlokasiAlokasi anggaran berdasarkan sektor, subsektor dan programFORMAT BARUKlasifikasi Jenis BelanjaUnified BudgetingBelanja pusat terdiri dari 8 jenis belanjaKlasifikasi OrganisasiTerdiri atas 73 K/L (bagian anggaran)Tahun 2008 : 75 K/L (BA)Klasifikasi Fungsiterdiri atas 11 fungsi dan 79 subfungsiProgram pada masing Kementerian/lembaga digunakan sebagai dasar kompilasi klasifikasi fungsiNama-nama program telah disesuaikan dengan unified budgetDasar AlokasiAlokasi anggaran berdasarkan program kementerian/ lembaga

  • KLASIFIKASI BELANJA DALAM APBNMENURUT JENIS :Belanja Pegawai; Belanja Barang dan jasa; Belanja Modal; Bunga; Subsidi; Hibah; Bantuan Sosial; Belanja Lain-Lain. MENURUT FUNGSI :Pelayanan Umum Pemerintahan; Pertahanan; Hukum, Ketertiban dan Keamanan; Ekonomi; Lingkungan Hidup; Perumahan dan Pemukiman; Kesehatan; Pariwisata dan Budaya;Agama; Pendidikan; Perlindungan Sosial.

  • SIKLUS APBNPagu Sementara t+1(Pertengahan Juni)RAPBN t+1(Agustus)APBN T+1(Akhir Oktober)RAPBN-P t(Juli)APBN-P t(September)Pagu Indikatif t+1(Maret)(1)(2)(3)(4)(a)(b)(c)LKPP t-1

  • III. Konsep Perencanaan dan Penganggaran

  • KONSEP PERENCANAAN DAN PENGANGGARANRPJMRKPAPBNRenstra KLRanc. Renja-KLRKA-KL5 Tahun1 Tahun1 TahunPLATFORM PRESIDEN (VISI DAN MISI)KEPPRES RINCIANAPBNDOK. PELAKSANAANANGGARANRPJM = Rencana Pembangunan Jangka MenengahRKP = Rencana Kerja Pemerintah

  • HUBUNGAN ANTARA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DENGAN RENCANA KERJA KL DAN RENCANA KERJA SKPD(UU 25/2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL)

  • KementerianKeuangan (DJA)KementerianPerencanaanProses Perencanaan dan PenganggaranRenja-KLRKA-KLPembahasanRKA-KLPenelaahanRKA-KLPenelaahanRKA-KLHimpunan RKA-KL(Pertengahan Agustus)NK, RAPBNUU APBN(Akhir Oktober)PerpresRincian APBN(Akhir November)HimpunanRKA-KLKonsep DIPASEBPagu Indikatif(Maretl)SE MKPagu Sementara(pertengahan Juni)Kementerian/LembagaKementerian Perencanaan menelaah Renja-KL berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan(Pertengahan Juli)Menkeu (DJA) menelaah kesesuaian RKA-KL dengan Pagu Sementara, Standar Biaya, dan Prakiraan Maju

  • IV. Pendekatan Sistem Penganggaran

  • Pendekatan Sistem PenganggaranPENGANGGARAN TERPADU (UNIFIED BUDGET)3. PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA ( PERFORMANCE BASED BUDGETING )2. KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH ( MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK )

  • IV.1 Penganggaran TerpaduUnified Budget

  • PENGANGGARAN TERPADUPenyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya operasional yang berulang (recurrent) dipertimbangkan secara simultan.Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan di masa lampau menimbulkan peluang duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran. 3.Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan secara terintegrasi / terpadu dalam rangka mencapai sasaran prioritas nasional dan target prestasi kerja kementerian/lembaga yang dapat memuaskan masyarakat

  • Penganggaran TerpaduKeterpaduan pengelola kegiatanKeterpaduan jenis belanja dalam satu kegiatanKeterpaduan antar program/ kegiatan sesuai fungsi dari suatu kementerianKeterpaduan program / kegiatan antar kementerian negara/lembagaKeterpaduan program/kegiatan baik antar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

  • FORMAT LAMA(s/d 2004)FORMAT BARU(mulai TA 2005)Belanja Pemerintah Pusat :

    Pengeluaran RUTINa. Belanja Pegawaib. Belanja Barangc. Pembayaran Bunga Utangd. Subsidie. Pengeluaran Rutin Lainnya

    Pengeluaran PEMBANGUNANBelanja Pemerintah Pusat :

    Belanja PegawaiBelanja BarangBelanja ModalPembayaran Bunga UtangSubsidiBelanja HibahBantuan SosialBelanja Lain-lainFORMAT BELANJA NEGARA: LAMA VS BARU

  • KERANGKA IDEAL PENGANGGARAN TERPADU

  • IV.2 Penganggaran Berbasis Kinerja Performance Based Budget

  • Penganggaran Berbasis KinerjaMengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output) dan dampak (outcome)Berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapaiTerdapat keterkaitan output kegiatan dan sasaran program (cascade) Terdapat kepastian penanggung jawab keberhasilan suatu program

  • Anggaran Berbasis Kinerja Adalah Proses Penganggaran Yang Dapat Menjelaskan Hubungan Antara Proyeksi Biaya Yang Dibutuhkan Dengan Ekspektasi Hasil Yang Akan Dicapai Oleh Pengeluaran PemerintahDEFINISIKegiatan (activities) yang dibiayai anggaran akan menghasilkan Keluaran (Output), dan pada akhirnya kombinasi dari berbagai keluaran kegiatan tersebut dalam suatu program diharapkan menghasilkan Dampak Positif Program (Outcomes)

  • Anggaran Berbasis Kinerja yang efektif memiliki prinsip utama yaitu Kejelasan Hubungan (linkages) antara ukuran kinerja pada level operasional (dalam hal ini level sub-kegiatan atau kegiatan) dengan hirarki tujuan / sasaran yang lebih tinggi (level strategis), baik dari sisi organisasional maupun dari sisi Dampak Positif (outcomes)

  • LEVEL 1Strategic Outcomes(Sasaran Program)LEVEL 2Annual Outcomes, (Sasaran Tahunan)LEVEL 2LEVEL 3 Kegiatan dan OutputLEVEL 3LEVEL 3LEVEL 3Ilustrasi Pencapaian Sasaran Kebijakan Dalam Anggaran Berbasis Kinerja

  • ANGGARANINPUTOUTPUT(Keluaran)OUTCOMES / Dampak Positif Kebijakan Dasar :

    Bagaimana Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Anggaran

  • Jalan Raya (km) Dalam Kondisi BaikWaktu Tempuh Atau Jumlah Pengguna Jalan Keamanan dan kenyamanan bagi pengguna Jalan

    PEN-CAPAIAN VISI DAN MISI

    Darimana Titik Awal Pemikiran Dimulai ?

  • FOKUS PENGUKURAN KINERJA

    MENGUBAH FOKUS PENGUKURANbergeserBesarnya Jumlah Alokasi Sumber DayaHasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya

  • Persiapan Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja(Penjelasan PP 21/2004) Adanya rencana kerja yang mencerminkan komitmen kementerian negara/lembaga:Evaluasi terhadap program dan kegiatan harus dilakukan untuk menghilangkan program-program dan kegiatan-kegiatan yang tumpang tindih, dan untuk membuat sasaran program & kegiatan lebih transparan dan terukur.

    Penguatan kapasitas organisasi dalam mengembangkan Indikator Kinerja dan sistem pengukuran kinerja

    Peningkatan kualitas penyusunan kebutuhan biaya, sebagai pra-syarat untuk memperoleh pendanaan anggaran dengan mengutamakan kepada efektivitas kebijakan serta efisiensi pelaksanaan

    Uji coba, khususnya pada unit-unit yang berkaitan langsung dengan pelayanan masyarakat

  • Pengukuran KinerjaPengukuran kinerja diperlukan untuk menilai seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan Dengan diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan

  • INDIKATOR KINERJAUkuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan

    Indikator kinerja dikategorikan ke dalam kelompok : - masukan (input) - keluaran (output) - hasil (outcomes) - manfaat (benefit)

    Indikator Kinerja pada sisi penggunaan sumber daya adalah penetapan standar biaya dengan tingkat efisiensi yang maksimal

    Kinerja yang relatif lebih baik dapat diindikasikan dengan pencapaian target output/outcomes yang sama dengan tingkat penggunaan sumber daya yang lebih minimal dalam suatu kurun waktu tertentu

  • Indikator Kinerja dan Pengukuran Kinerja PP 21/2004 Pasal 7 ayat 2:Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan Penjelasan PP 21/2004 (Poin I.4):Kementerian/lembaga dituntut memperkuat diri dengan kapasitas dalam mengembangkan indikator kinerja, dan sistem pengukuran kinerja, dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya, sebagai persyaratan untuk mendapatkan anggaran

  • Indikator KinerjaAgar pengukuran dapat dilakukan, maka kinerja harus dapat dinyatakan dalam angka (kuantifikasi).

    Oleh karena itu diperlukan indikator-indikator yang dapat menunjukkan secara tepat tingkat prestasi kerja/kinerja.

    Macam Indikator Kinerja:Indikator Kinerja Kegiatan Indikator Kinerja Program Indikator EfisiensiIndikator Kualitas

  • KRITERIA PENETAPAN TARGET KINERJA Spesifik (Specific)Jelas, Singkat dan Tepat Sasaran

    Terukur (Measureable)Sebaiknya dapat dikuantifikasi

    Realistis (Achievable)Praktis dan Masuk Akal

    Relevan (Relevant)Merupakan kebutuhan aktual

    Jangka Waktu Pencapaian (Time Frame)Memiliki rentang waktu kebijakan yang spesifik untuk pencapaian target

  • Pedoman Memformulasikan Sasaran KebijakanRekomendasi ini memberikan 3 langkah dasar untuk mempermudah formulasi sasaran/target kebijakan:

    Identifikasikan Karakteristik hasil yang ingin dicapai, misalnya Jangka WaktuSiapkan Ukuran Kinerja dari karakteristik tersebut, misalnya persentase penyelesaian dalam 12 hari kerjaTentukan Target Tingkat Kinerja-nya, misalnya 85%

    Sehingga sasaran kebijakan dapat didefinisikan sebagai Dapat menyelesaikan 85% dari permohonan izin investasi baru dalam 12 hari kerja

  • IV.3Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah Medium Term Expenditure Framework

  • KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAHPasal 1 poin 5 PP 21/2004:KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan majuPrakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004):Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

  • Kaitan KPJM & Prakiraan Maju:

    2011

    2010

    2009

    2008Saat kebijakan diputuskan(R)APBNPrakiraan MajuDampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:KPJMPrakiraan Maju

  • Apakah yang dimaksud denganKerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) Medium Term Expenditure Framework (MTEF) adalah proses penyusunan anggaran yang memproyeksikan apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu dan berapa besar sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan proyeksi output tersebut, dalam kondisi keterbatasan sumber daya (budget constraint) tertentu...

  • Mengapa Perlu KPJM ?

    Rencana Pembangunan terkadang tidak menunjukkan keterkaitan yang jelas dengan ketersediaan sumber daya dalam kerangka ekonomi yang relatif lebih makro

    Keterkaitan antara proses perencanaan penganggaran dan implementasi kebijakan yang tidak jelas

    Perencanaan penganggaran tidak secara eksplisit menggambarkan hasil kebijakan / kinerja apa yang ingin dicapai, dalam kondisi keterbatasan sumber daya (resource constraint), lebih terkonsentrasi pada kontrol biaya input

  • Mengapa Perlu KPJM ? (2)Penyusunan anggaran terkadang hanya berbasis pada incremental (hanya dengan persentase pertumbuhan dari tahun lalu)

    Program /Kegiatan yang dibiayai anggaran terus berlangsung dari tahun ke tahun, pada saat yang sama, sumber daya semakin terbatas sehingga program / kegiatan prioritas menjadi under funded

    Rincian anggaran tidak menggambarkan kegiatan secara utuh, akan tetapi lebih kepada rincian belanja

  • Pada prinsipnya, KPJM terdiri atas:

    Estimasi Top - Down, mengenai ketersediaan sumber daya untuk pengeluaran publik yang konsisten dengan stabilitas Makro-Fiskal

    Estimasi Bottom Up, mengenai kebutuhan biaya untuk kebijakan pengeluaran, baik kebijakan yang ada saat ini, maupun yang kebijakan baru di masa mendatangTarget Kinerja / Sasaran Kebijakan kebijakan anggaran yang ingin dicapai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran

    Kerangka Kerja (framework) yang menggambarkan rekonsiliasi antara kebutuhan pendanaan anggaran dengan ketersediaan sumber daya (aggregate resources)

  • KPJMADALAH SUATU PROSES BERGULIR DAN BERKESINAMBUNGAN YANG MEMBANTU PEMERINTAH UNTUK MENDISIPLINKAN PENGELUARANNYA DAN FOKUS PADA UPAYA PENCAPAIAN TARGET-TARGET YANG TELAH DIGARISKAN DALAM RENCANA PEMBANGUNAN, BAIK DALAM JANGKA MENENGAH MAUPUN DALAM JANGKA PENDEKADALAH STRATEGI DALAM KEBIJAKAN PENGELUARAN PEMERINTAH YANG BERLANDASKAN KEPADA:1. Efektivitas Pemilihan Kebijakan (Analisis Opportunity Cost) 2. Efisiensi Pelaksanaan Kebijakan (Analisis Cost Efficiency)3. Fokus Pada Pencapian Target Tugas Pokok & Fungsi4. Penciptaan Sinergi Antara Level Kebijakan Strategis, Unit Perencanaan Penganggaran dan Unit Pelaksana Kebijakan5. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi Strategi

  • IlustrasiTahun anggaran berjalan 2006 & KPJM 2007-2009Tahun anggaran berjalan 2007 & KPJM 2008-2010Tahun anggaran berjalan 2008 & KPJM 2009-2011

    Sheet1

    2005 APBN2006 RAPBN20072008 ProyeksiThn berjalan (to):2006 Realisasi2007 APBN2008 RAPBN20092010 ProyeksiThn berjalan (to):2005 PAN2006 Realisasi2007 APBN2008 RAPBN20092010

    PrakiraanProyeksiPrakiraanProyeksiPrakiraan

    MajuMajuMaju2010

    tot+1t+2t+32006t-1t0t+1t+2t+32007t-2t-1tot+1t+2t+3

    Sheet2

    Medium term budget

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Subsidi

    Bantuan Sosial

    KPJM

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut jenis belanja

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Belanja Pegawaixxxxxxxxxxxxxxx

    Belanja Barangxxxxxxxxxxxxxxx

    Belanja Modalxxxxxxxxxxxxxxx

    Bantuan Sosialxxxxxxxxxxxxxxx

    KPJM

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Kegiatan A1xxxxxxxxx----

    Kegiatan A2xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A3--xxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A4----xxxxxxxxx

    Program B

    Kegiatan B1xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan B2------xxxxxx

    KPJMSkenario Dasar

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Pembangunan gedung X--1000250----

    Perawatan gedung X------0,50,5

    Program B

    Pendidikan-Pelatihan Y1,21,21,31,41,1

    Pendidikan Pelatihan Z0,5--0,5--0,6

    Program C

    Pengadaan mobil dinas----500----

    Perawatan mobil dinas----111

    Program D

    Kegiatan E2,52,52,52,52,5

    Kegiatan F3,13,02,72,51,8

    KPJMSkenario Dasar

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Kegiatan A1xxxxxxxxx----

    Kegiatan A2xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A3--xxxxxxxxxxxx

    Program B

    Kegiatan B1xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan B2------xxxxxx

    Sheet3 (2)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Macro-economic Framework

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Medium-term Fiscal Framework

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    Medium-term Budget framework

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Expenditure Framework (menurut fungsi dan jenis belanja)

    01. Pelayanan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    Medium-term Expenditure Framework (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    81. Perindustrian & Perdagangan

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    dst

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    Sheet3

    200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Macro-economic Framework

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Medium-term Fiscal Framework

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Medium-term Budget framework

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan

    Medium-term Expenditure Framework (menurut fungsi dan jenis belanja)

    01. Pelayanan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    02. Pertahanan

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Medium-term Expenditure Framework (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    81. Perindustrian & Perdagangan

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Sheet3 (3)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    Kerangka Ekonomi Makro Jangka Menengah

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Kerangka Fiskal Jangka Menengah

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Kerangka APBN Jangka Menengah

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut fungsi)

    01. Pelayanan Umum

    02. Pertahanan

    03. Ketertiban dan Keamanan

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut program)

    Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik

    Pemberdayaan Masyarakat

    Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

    Wajib Belajar Sembilan Tahun

    dst

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan

    Sheet3 (4)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    Kerangka Ekonomi Makro Jangka Menengah

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Kerangka Fiskal Jangka Menengah

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Kerangka APBN Jangka Menengah

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut fungsi)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    01. Pelayanan Umum

    02. Pertahanan

    03. Ketertiban dan Keamanan

    04. Ekonomi

    05. Lingkungan Hidup

    06. Perumahan dan Fasilitas Umum

    07. Kesehatan

    08. Pariwisata dan Budaya

    09. Agama

    10. Pendidikan

    11. Perlindungan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut organisasi dan jenis belanja)

    200420052006200720082009

    Kementerian/LembagaAktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    02. DPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    03. BPK

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    dst

    229. Komisi Pemilihan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    dst..

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut program)

    Kementerian/Lembaga200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    1Penyempurnaan & Penguatan Kelembagaan Politik

    2Peningkatan Kapasitas Politik & Hubungan Luar Negeri

    3Peningkatan Kerjasama Internasional

    .dst

    81Pengembangan Agribisnis

    82Peningkatan Ketahanan Pangan

    83Pembinaan dan Produksi Pertanian

    dst

    191Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

    192Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial

    193Pengembangan & Keserasian Kebijakan Kesejahteraan Rakyat

    Belanja untuk Daerah97

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan

    Sheet1

    2005 APBN2006 RAPBN20072008 ProyeksiThn berjalan (to):2007 Realisasi2008 APBN2009 RAPBN20102011 ProyeksiThn berjalan (to):2006 PAN2007 Realisasi2008 APBN2009 RAPBN20102011 Proyeksi

    PrakiraanProyeksiPrakiraanProyeksiPrakiraan

    MajuMajuMaju2010

    tot+1t+2t+32006t-1t0t+1t+2t+32007t-2t-1tot+1t+2t+3

    Sheet2

    Medium term budget

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Subsidi

    Bantuan Sosial

    KPJM

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut jenis belanja

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Belanja Pegawaixxxxxxxxxxxxxxx

    Belanja Barangxxxxxxxxxxxxxxx

    Belanja Modalxxxxxxxxxxxxxxx

    Bantuan Sosialxxxxxxxxxxxxxxx

    KPJM

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Kegiatan A1xxxxxxxxx----

    Kegiatan A2xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A3--xxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A4----xxxxxxxxx

    Program B

    Kegiatan B1xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan B2------xxxxxx

    KPJMSkenario Dasar

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Pembangunan gedung X--1000250----

    Perawatan gedung X------0,50,5

    Program B

    Pendidikan-Pelatihan Y1,21,21,31,41,1

    Pendidikan Pelatihan Z0,5--0,5--0,6

    Program C

    Pengadaan mobil dinas----500----

    Perawatan mobil dinas----111

    Program D

    Kegiatan E2,52,52,52,52,5

    Kegiatan F3,13,02,72,51,8

    KPJMSkenario Dasar

    Kementerian/Lembaga A

    Menurut program/kegiatan

    t0t+1t+2t+3t+4

    20052006200720082009

    Program A

    Kegiatan A1xxxxxxxxx----

    Kegiatan A2xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan A3--xxxxxxxxxxxx

    Program B

    Kegiatan B1xxxxxxxxxxxxxxx

    Kegiatan B2------xxxxxx

    Sheet3 (2)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Macro-economic Framework

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Medium-term Fiscal Framework

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    Medium-term Budget framework

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Expenditure Framework (menurut fungsi dan jenis belanja)

    01. Pelayanan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    Medium-term Expenditure Framework (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    81. Perindustrian & Perdagangan

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    dst

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    ..dst..

    Bantuan Sosial

    Sheet3

    200420052006200720082009

    AktualAPBNProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

    Medium-term Macro-economic Framework

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Medium-term Fiscal Framework

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Medium-term Budget framework

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan

    Medium-term Expenditure Framework (menurut fungsi dan jenis belanja)

    01. Pelayanan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    02. Pertahanan

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Medium-term Expenditure Framework (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    81. Perindustrian & Perdagangan

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Sheet3 (3)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    Kerangka Ekonomi Makro Jangka Menengah

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Kerangka Fiskal Jangka Menengah

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Kerangka APBN Jangka Menengah

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut fungsi)

    01. Pelayanan Umum

    02. Pertahanan

    03. Ketertiban dan Keamanan

    dst

    11. Perlindungan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut organisasi dan jenis belanja)

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    dst..

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut program)

    Penyempurnaan dan Penguatan Kelembagaan Politik

    Pemberdayaan Masyarakat

    Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

    Wajib Belajar Sembilan Tahun

    dst

    Belanja untuk Daerah

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan

    Sheet3 (4)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    Kerangka Ekonomi Makro Jangka Menengah

    Pertumbuhan ekonomi

    Laju inflasi

    Angka Pengangguran

    Tingkat Kemiskinan

    dll

    Kerangka Fiskal Jangka Menengah

    Rasio: Defisit APBN/PDB

    Rasio: Penerimaan perpajakan/PDB

    Rasio: Stok Hutang/PDB

    dll

    Kerangka APBN Jangka Menengah

    Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan Bukan Pajak

    Belanja Pemerintah Pusat

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut fungsi)

    200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    01. Pelayanan Umum

    02. Pertahanan

    03. Ketertiban dan Keamanan

    04. Ekonomi

    05. Lingkungan Hidup

    06. Perumahan dan Fasilitas Umum

    07. Kesehatan

    08. Pariwisata dan Budaya

    09. Agama

    10. Pendidikan

    11. Perlindungan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut organisasi dan jenis belanja)

    200420052006200720082009

    Kementerian/LembagaAktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    01. MPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    02. DPR

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    03. BPK

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    dst

    229. Komisi Pemilihan Umum

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    dst..

    229. KPU

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Belanja Modal

    Bantuan Sosial

    Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

    (menurut program)

    Kementerian/Lembaga200420052006200720082009

    AktualAPBNRAPBNProyeksiProyeksiProyeksi

    1Penyempurnaan & Penguatan Kelembagaan Politik

    2Peningkatan Kapasitas Politik & Hubungan Luar Negeri

    3Peningkatan Kerjasama Internasional

    .dst

    81Pengembangan Agribisnis

    82Peningkatan Ketahanan Pangan

    83Pembinaan dan Produksi Pertanian

    dst

    191Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

    192Peningkatan Kualitas Penyuluhan Kesejahteraan Sosial

    193Pengembangan & Keserasian Kebijakan Kesejahteraan Rakyat

    Belanja untuk Daerah97

    Defisit Primer

    Defisit APBN

    Pembiayaan