Upload
vuongkhanh
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANAN BURSA FABRlClUS
DALAM PRODUKSI ANTlBODl TERHADAP ANTIGEN NDV.
PADA AYAM KAMPUNG DAN WHITE LEGHORN
Oleh
SRI HARTlNl SJAHFRI SIKAR
F A K U L T A S PASCASARJANA
INSTlTUT P E R T A N I a N BOQOR
geoaq&ao bagi Blm. Ayah dan Itm p u g Saya homati dan cintai.
Untuk suami d m anak-amkku yang saya cintai dan kasihi,
S J m SIKAR
SJAHNITA dan SJAHFRIANI
SRI HARTINI SJAHFRI SIKAR. Peranan bursa Fabricius dalam produksi
antibodi terhadap antigen NDV pada ayam kampung dan White Leghorn.
Pembimbing : aTOKOWOERJ0 SASIRADIPRADJA (ketua), SOEWONDO
DJOJOSOEBAGIO, SOEHARDJO HARDJOSWORO. (alm. ) , AND1 HAKIM NASOETION, I)
HARIMOEKTI MARTWO dan MASDUKI PARTADIREWA (anggota).
Penelitian ini krtujuan untuk mencari infornrasi peranan
bursa Fabricius dalam produksi antibodi terhadap antigen vaksin
NDV pada ayam kampung dan White Leghorn sebagai pembanding, dengan
cara meneliti pertumbuhan bursa Fabricius, respons imun hmmral
dah pengaruh bursektani pada respons imun humoral terhadap
suntikan antigen pada stadia pertmhuhan bursa, serta meneliti
aspek serologis dan hematologis sebagai respons terhadap suntikan .
antigen pada anak ayam yang dibursektcmi pada rn 3 hari dan -a
embrio.
Seluruh penelitian dilakukan di Laboratorium Jurusa.n Fisio-
logi@n Farmakologi, Fakultas Kedokteran H e w a n , Institut Pertanian
Bogor, dengan menggunakan 715 ekor ayam kampung dan 624 ekor ayam
White Leghorn (W 36), 250 butir telur ayam kampung dan 250 butir
telur ayam White Leghorn. Antigen yang digunakan ialah vaksin NDV
strain La Sota produksi Labratorim Viriologi, Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor, dengan dosis 1280 HAU/O,2 cc
untuk ayam dewasa dan menjelang dewasa, dan 80 HAU/O,2 cc untuk
anak-anak ayam. Pengamatan pertumbuhan bursa Fabricius dengan
cara menimbang organ dan mengukur kedalaman bursa menurut
Kirkpatrick, titer antibodi terhadap antigen tersebut dengan
metcde HI prosedur beta, protein serum total dengan metode Biuret,
fraksi-fraksi protein serum dengan metode elektroforesis, jumlah
leukosit, limfosit, monosit, dan heterofil dengan hernositmeter
dan preparat ulas darah, serta berat organ pada akhir percobam
Hasil penelitian menun jukkan , anak ayam kampung mpunyai
bursa Fabricius lebih berat daripada White Leghorn, pada waktu
menetas. Wlr.sa Fabricius tumbuh cepat pada umur 2 sampai 4
minggu, mencapai berat maksimum pada uniur 13 minggu, lebih larnbat
daripada ayam White Legaorn, kemudian terjadi regresi yang
berjalan lebih lambat pula daripada ayam White Leghorn. Suntikan
antigen dengan dosis tersebut dapat menbbulkan respons imun
humoral pada ayam percobaan. Makin lanjut stadiun pertunbuhan
bursa Fabricius, makin tinggi produksi antibzdi terhadap antigen
vaksin NDV di dalam darahnya. Pada tmnmmya, titer HI-serum
antibodi pada ayam kampung lebih tinggi daripada ayam White
Leghorn. Tanpa bursa Fabricius, ayam-ayam dapat memproduksi
antihi terhadap antigen vaksin NDV, tetapi untuk produksi
antibodi yang optimum diperlukan adanya bursa Fabricius. Anak
ayam White Leghorn yang dibursektcini hormonal pada hari keempat
m a embrio, tidak dapat memproduksi antibodi terhadap suntikan
kedua antigen tersebut, tetapi ayam kampung dapat. Adanya
antibodi bawaan terhadap antigen NDV pada anak ayam menghambat
prcduksi antibodi terhadap antigen vaksin NDV yang disuntikkan,
dan besarnya hambatan tergantung pada tingginya pter antibodi
bawaan. Pada unnmmya kenaikan jumlah limfosit di dalam darah
sejalan dengan kenaikan titer HI-serum antibodi. JuniLah leukosit,
terutama limfosit pada ayam kampung lebih tinggi daripada ayam
White Leghorn. Kenaikan globulin serum pada mmmmya sejalan
dengan kenaikan titer HI-antibodi di dalam darah. Macam fraksi
globulin yang dihasilkan tergantung pada stadium pertumbuhan bursa
pada saat bursektani dilakukan, frekwensi suntikan antigen dan
bangsa ayam. Bursektd pada ayam yang bennnur 3 hari mengakibat-
kan timus bertambah beratnya, dan bursektani hormonal pada hari
keempat rrtasa embrio rnengakibatkan timus dan lirqxi berkurang
beratnya . Kesimpulan : Bila dibandingkan dengan White Leghorn, bursa
Fabricius pada ayam kampung yang baru menetas lebih berat.
Pertumbuhannya lebih lambat dan proses regresinya juga lebib
lambat. Peranan bursa Fabricius terhadap suntikan antigen vaksin
NDV ialah mengatur agar produksi antibodi terhadap antigen
tersebut dapat tetap dalam batas optimum (-tatis pmduksi
antibodi) pada ayam setelah menetas, dan pada m a s a embrio ber-
fungsi untuk menyiapkan sel-sel limfosit agar dapat berespons imun
terhadap antigen, dan kemudian berpartisipasi dalam produksi
antibodi bersama-sama dengan tenunan limfoid lainnya . Faktor-
faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah stadium pertumbuhan
bursa, umur ayam, bangsa ayam, antibodi bawaan, titer antibodi
sebelum disuntik ulang dan kepekaan individual.
Ayam kampung mempunyai potensi untuk berespons imun humoral
terhadap antigen vaksin NDV lebih baik daripada ayam White Leghorn
(W36).
iii
PERANAN BURSA FABRlClUS
DALAM PRODUKSI ANTIBODI TERHADAP ANTIGEN NDV.
PADA AYAM KAMPUNG DAN WHITE LEGHORN
Oleh
SRI HARTlNl SJAHFRI SIKAR
Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Fakultas Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor
FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul D i s e r t a s i : PERANAN BUEtSA FABRICIUS DBLBLI -1 ANTIBDDI 'EREMMP ANTIGEN NDV PADA AYAM KAMPUNG DAN m1m rJXaam.
1- m i + / Prof D r , D 3 ~ b u z z r 3 -a -
. aof Ik-Ir-hdi- =tim
1:-
Sri Hartini, dilahirkan pada tanggal 9 Maret 1931 di Semirang,
Jawa Tengah, dari ayah : Slamet calm.) dan ibu : Siti Soendari
(ah.). Menikah dengam Sjahfri Sikar pada tanggal 17 Februari
1960, dan mempunyai anak dua orang : Sjahnita dan Sjahfriani.
Pendidikan : Sekolah Rakyat 6 tahun, dan lulus pada tahun 1944 di
Semarang ; Sekolah Menengah Pertarm Negeri , lulus pada tahun 1948
di Wonosobo; Sekolah Menengah Atas Negeri, lulus pada tahun 1952
di Semarang; Fakultas Kedokteran Hewzn, Universitas Indonesia di
Bogor, dari tahun 1953, dan lulus sebagai Sarjana Kedokteran Hewan
pada tahun 1958, dan Dokter Hewan pada tahun 1960. Tugas belajar
di Amerika Serikat dari tahun 1964 sampai 1965, di, Rutgers
University, New Jersey, da.larn bidang Fisiologi.
Penelaman bekerja : Sejak tahun 1956 menjadi Asisten Edafiasiswa di
bagian Fisiologi, Fakultas Keddrteran Hewan, k d i a n menjadi
Asisten Luar Biasa pada tahun 1957. Pada tahun 1958 diangkat
menjadi Asisten Ahli, Lektor Muda pada tahun 1962, Lektor pada
tahun 1965, dan Lektor Kepala sejak tahun 1973 sampai sekarang di
bidang yang sam.
Menjabat sebagai Kepala Bagian / Ketua Lahoratorium Zoofisiologi,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor , se jak bhun 1966 sampi sekarang.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Eka yang telah me-
limpahkan n t - N y a kepada penulis, sehingga penelitian dan
penulisan disertasi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan -- -
setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. D j o k ~ ~ j o - -
Sastradipradja sebagai Ketua K d s i Penasehat, Prof. Dr. Soewondo
Djojosoebagio, Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion, Prof. Dr.
Harimoerti Martojo dan Prof. Dr. Masduki Partadiredja sebagai
Anggota, yang telah memberikan pengarahan, saran, nasehat serta
penbekalan informasi berupa karya-karya tulis yang sangat ber-
manfaat hagi penulis, sejak dari perencanaan penelitian sampai
disertasi ini selesai.
Penulis sangat berterima kasib dan menyampaikan penghargaan
setinggi-tingginya pula kepada Dr. Soehardjo Hardjosworo almarhm,
se- Anggota Komisi Penasefiat, yang dengan sabar dan pen*
pengertian telah memberikan petunjuk-petunjuk, saran, nasehat
serta dorongan pada w a k t u penelitian ini sedang berjalan, dan
dengan penuh perhatian mendiskusikan sebagaian hasil yang didapat-
kan dari penelitian ini, sampai wafatnya. Semoga arwahnya
mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan Yang M a h a Esa. Amin.
Terima kasih disampaikan kepada Pimpinan Institut Pertanian
Bogor, kepada Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Bogor, Dekan Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor,
yang telah memberikan kesenrpatan kepada penulis untuk mengikuti
program S g di Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor
sampai selesai.
Kepada Tim Manajemen Program Doktor (IMPD), Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Tonny Ungerer
selaku Ketua Lembaga Penelitian, Institut Pertanian m r , Prof.
Dr. Soewondo D j o josoebagio selaku Direktur Life Sciences, IUC
Bogor, penulis menyampaikan terirna kasih atas bantuan pembiayaan
untuk mnunjang terlaksananya dan penyelesaian penelitian ini.
Terima lw.sih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Drh.
Pieb Wibowo Moekti staf Lab. Virologi, Fakultas Kedokteran Hewan
IPB, yang telah mmbrikan bantuannya berupa vaksin NDV, yang
digunakan dalam penelitian ini. Penulis sangat berterima kasih
kepada Drh. Hast- MSC. yang telah memberikan petunjuk serta
infonmsi yang sangat bernranfaat dalam penelitian ini. Juga
kepada Drh. Ebmbng Juninran MSc,, Drh. Djoko Pamungkas, Drh. A.
Gani-Siregar serta staf lainnya di Jurusan Ilmu Penyakit Hewan dan
Kesehatan -t Veteriner, FKH-IPS, yang dengan rela membantu
penyelesaian disertasi i , saya sampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya.
Kepada Prof. Dr. Nawangsari Soegiri yang telah memberikan
kebebasan kepada penulis untuk dapat menggunakan alat elekt-
foresis sel- penelitian ini, dan bersama-sarm dengan Prof. Dr.
Aisjah Girindra selalu rnengingatkan dan memberikan dorongan kepada
penulis agar disertasi ini cepat diselesaikan, saya mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya.
Kepada rekan-rekan d i Ju rusan Fis iologi dan Farmakologi, FKH-
IPB, saya menyampaikan terima kasih d m penghargaan setinggi-
tingginya a t a s dorongan dan bantuannya sejak awal penel i t ian
sampai s e l e sa i , terutama kepada rekan-rekan tim pengajar Fis iologi
yang dengan penuh pengert i an dan kerelaannya te lah memberikam
kelonggaran dalam tugas pengajaran pada saa t penulis harus
menyelesaikan d i s e r t a s i i n i . Tidak lupa kepada para pegawai c i i
Jurusan i n i , terutama pegawai Fis iologi , saya sangat berterima
kasih c lan sangat rnenghargai bantuannya, melancarkan jalannya
penel i t ian i n i sejak awal sampai selesai. Tanpa bantuannya t idak
akan terselesaikan penel i t ian i n i .
Kepada Drh. Ipin kmggung USc. yang te lah mgnhantu memecahkan
masalah s t a t i s t i k dalam penel i t ian i n i , penulis sampaikan terima
kasih sebesar-besarnya.
Kepada Prof. Dr . Surnardi Sastrakusumah, Dr . Revianny
Widjqjakunmra, Ir. kstari Angka, yang t e l ah rnemberikan per-
hatiannya serta banixian bempa saran-saran dan informasi yang
sangat bermanfaat dalam penel i t ian dan penulisan karya i n i , saya
sampaikan terirna kasih yang t ak terhingga.
Kepada rekan-rekan d i Fakultas Kedokteran H e w a n , Fakultas
Peternakan, I n s t i t u t Pertanian Bogor, juga kepada semua f ihak yang
te lah memberikan bantuannya baik secara langsung maupun t idak
langsung , penulis menyampaikan terima kasih.
Kepada saudara Edwin dan kawan-kawannya, dan pak Suhli yang
telah menyiapkan disertasi ini , saya ucapkan terima kasih . Kepada keluarga dr. Suriawinata di Bogor, dan keluarga Thung
di USA saya sampaikan terima kasih yang tidak terhingga atas
bantuannya memberikan kemudahan untuk mendapatkan bahan-bahan
kimia dari luar negeri yang sangat diperlukan dalam penelitian
ini . Akhirnya saya sampaikan rasa terima kasih yang tak terbgga
serta penghargaan setinggi-tingginya kepada suami dsln an&-
an- yang dengan penuh pengertian telah berkorban dan memberikan
domngan, bantuan serta doanya sejak dari membuat rencana peneliti-
an sampai selesainya disertasi ini. Juga kepada saudara-saudaraku,
terima kasih atas dorongan clam doanya.
Tanpa ini semua rasanya tidak mungkin disertasi ini dapat
saya selesaikan.
Bogor, Juni 1987
1. Introduksi . . . . . . . . . . . . 2. Bursa Fabricius . . . . . . . . .
- bursa Fabricius . . . - P'eranan bursa Fabricius dalam sistem inun hmmrdl. . . . . . .
- lkrnman limfoid lainnya/temman liwfoid perifer . . . . . . . . .
3, K v seluler Sistem inun hmwral, . . . . . . . . . . . . . - Sel linrfosit . . . . . . . . . . - Sel Emkmfag . , . . . . . . . .
1- Respcms iaUn hun,ral primer dan selnrnder . . . . . . . . . . . . .
2- Faktor yaw mxeawasi respoas sel B.
111. EuUAN DAN MlimXX3 J?mELITIAN . . . . . . . . . . 27
Studi I -~~ t i f tentang bursa Fabricits dan organ linrfoid -Ya Pada ayare kaw=mz - White mrn aejak unrr satu hari sampai menjelang -. . . . .
Suntilran antigen pada ayam Ikampung dan W h i t e Legbrn ber- unn 24 minggu (periode invwlus i bursa Fabricilrs). . . . . . . . . . .
Hal-
Suntikan antigen pada ayam kuqnmme dan WJxite Leghorn be- 13 minggu dan 10 minggu (bursa Fabricius mencapai berat maksioun) - . . . . . . . . . . . . . 32
Suntikam antigen pada aYam -ng dan White Leghorn benxmlr 3 -1 (Periode - cepat hrrsa ~abricius). . . . . . . . . . . . . 32
Manran
hrl2oban III C- . . . . . . . . 37
Studi aspek hematologis dan serologis S t - W Z a i terhadap suntikan antigen vabsln NDV pada ayam kampune dan W h i t e Legborn yang d i t x l r s e ? pada mur 3 hari dan masa anbrio.
pada a m h n w r u g dan Wbi- w r n b e r u ~ ~ ~ - 3 hari, dam dinmtik antigen 7 hari 1 "an. . . . . . . . . . . .
R bornrmal pada hari -3t s t a d i ~ -20 dan disamtik antigen pada umr 3 hari setelah m t a s , (ayam
dan White Leghorn).
2. E4enentul-n titer antigen d i n NDV. 4dengam metode u.ji hema- glutinask <= H A test). . . . . . .
3. Menentukan titer antibodi terbadap antigen b i n N W di dalam sew dengan m e t o d e u.ji h a m t a t a n hemaglutinasi <HI- test) , prosedur beta- . . . . . . .
4. Tbtal -run protein . - - - - - - 5. Frabsi fraksi s3xzn protein * .
7, bedan dan organ- organ (1-, t-, adrenal, testis, hati). . . . . . . . . . .
b - b e r a t o r g a n . . - - . . . . . . c- bursa Fabricius . -
1. si?ksi . . . . . . . . . . . 2. keddlanan bursa Fabricius .
1. p e r t u n h b n l r r n s a ~ c i u s be- : . . . . a, berat organ - . - . . . - . . . . . . . . .
b. kedalanan bursa Fabricius - . . . . . . . . .
Hal-
3. Pe- tinms . . . . . . . . . . . . . . 4. Fe- adrenal . . . . . . . . . . . . . 5. P e r t u d m h n testis . . . . . . . . . . . . .
. Titer EI-se- antibodi terhadap antigen vaksin NDV dari ayam 2- clan White m m , pada = . . . . . . . . . . . . . . .
3. Total serun pxmtein pada : . . . . . . . . .
4- Jut&& leukceit pada pe- I1 C . . . . .
Titer H l - n m anti- terhadap antigen *in NDV pada ayam 1-lg dan Write . . . . . . . . . . = a-
- percobaan I11 C <pads ayam hnpmg)
1. Titer HI-run anti- te-p antigen vaksin IXW pada ayam kampmg . . . . . . . . Write Leghorn, pada :
4. Berat organ bursa Rxbricius, I*, t i n u s , hati, adrenal dan testis pada akhir : . . . . . . . . . . . . . . . .
Hal-
V. P E M B A B A S A N - . . , - - - - . - - 146
VI. J C E S l M E W L W D A N S A F t A N - , . . - . . . . . . 186
VII. D A I T A R R l S T A K A . . . - - . - . - - . - - - 188
1. Rata-rata berat bursa Fabricius (gram / 100 gr.BB) pada ayam White Leghorn jantan, ayam kampung jantan dan betina. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 53
2. Rata-rata kedalaman bursa Fabricius (mn) pada ayam White Leghorn jantan, ayam kampung jantan c lan betina., . 55
3. Rata-rata berat 1- (gram) c l a n % berat limpa terhadap berat badan dari ayam kampung (unsexed) dan White Leghorn jantan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
4. Rata-rata brat timus (gram) dan % berat timus terhadap berat badan pada ayam kampung (unsexed) ... 59
5. Rata-rata berat (gram) dan % berat adrenal terhadap berat badan dari ayam karnpung (unsexed) dan White ~eghorn jantan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6'
6. Rata-rata berat testis (gram) dan % berat testis terhadap brat badan pada ayam kampung dan White Leghorn... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
7. Rata-rata berat badan (gram) ayam kampung clan White Leghorn janfan dan betina berwrur satu hari sampai 15 minggu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64
8- Rata-rata ukuran kedal& bursa Fabricius (mn) ayam kampung dan White Leghorn pada percobaan I1 A (ayam bennnur24minggu). . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
9. Rata-rata ukuran kedalaman bursa Fabricius (m) pada percobam I1 B 1 , ayam kampung dan White Leghorn brumur13minggu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 74
10. Rata-rata ukuran kedalaman bursa Fabricius (mn) pada percobaan I1 B 2 , ayam kampung dan White Leghorn benunur 10 minggu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 75
Rata-rata ukuran kedalanrrn bursa Fabricius (m) pada ayam kampung dan White Leghorn (percobaan . . . I1 C) yang disuntik antigen pada umur 3 minggu. 78
Rata-rata total serum protein (gram %) pada a y m kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada mnm 13 mingg~ (per- cob- 11 B, ) - . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 80 Rata-rata total serum protein (gram 46) ayam kampung dam White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada umur 10 minggu (percobaan 11 B2). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82 Rata-rata total serum protein (gram %) ayam kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen . . . vaksin NDV pada umur 3 minggu (percobaan II C). 83
Fraksi-fraksi sennn protein (gram %) pada ayam kampung yang disuntik antigen vaksin NDV pada . . . . . . . . . . . umur 3 minggu (percobaan 11 C). 84
Rata-rata jumlah leukosit (ribu/m3 darah) dari ayam kampung yang disuntik antigen vaksin NDV pada umur 3 minggu (percobaan I1 C). . . . . . . . . 86 Rata-rata % dan jmlah (ribu/mn3 darah) sel limfosit, monosit dan heterofil di dalarn darah ayam kampung yang disuntik antigen vaksin NDV pada m m r 3 minggu (percobaan I1 C). . . . . . . . . 87 Rata-rata total serum protein (gram 46) di dalam darah anak ayam kampung yang dibursektcmi. pada umur 3 hari, dan disuntik antigen vaksin NDV 7 . . . . . . . . . . . hari kemudian ( percobaan IV A) 1 10
Rata-rata total s e m protein (gram %) di dalam darah anak aym White Leghorn yang dibursektani pada umur 3 hari, dan disuntik antigen vaksin NDV 7 hari kerrmdian (percobaan IV A). . . . . . . . 1 1 2
19 a. Rata-rata total serum (gram %) di dalam darah an& ayam kampung yang dibursektani embrional, dan disuntik antigen 3 hari setelah menetas (percobaan I V B ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 16
19b. Rata-rata total serum protein (gram %) di dalam darah anak ayam White Leghorn yang dibursektanl ernhrionnl, dan disuntik antigen 3 hari setelah . . . . . . . . . . . . . menetas (percobaan IV B). 1 2 7
20. Berat organ (gram / 100 gram B.B.) pada akhir percobaan bursektani pada hari keempat setelah . . . . . . . . . . . . menetas (percob- IV A). 142
21. Berat organ ( g r a m / 100 gram B.B.) pads akhir percobaan bursektomi hormonal pada hari keempat . . . . . . . . . . . masa embrio (percobam IV B) 144
Pertvmbuhan bursa ~abricius pada ayam White Leghorn jantan, ayam kampung jantan dan betina. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50 Titer HI-serum antibodi (W) dari ayam kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada wnur 24 minggu (perwbaan11A). . . . . . . . . . . . . . - . 66 Titer HI-serum antibodi (W) dari ayam kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada LIJILU- 13 minggu (percobaan I1 B,). . . . . . . . . . . . . . . . 67
Titer HI s e m antibodi (GWT) dari ayam kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada umur 10 minggu . . . . . . . . . . . . . . . (percobaan IIBZ). 67
Titer HI serum antibodi (CiMT) dari ayam kampung dan White Leghorn yang disuntik antigen vaksin NDV pada m m r 3 minggu . . . . . . . . . . . . . . . . (perwbaan 11 c) . 69
6 a dan b. Titer HI serum antibodi (W) pasca-in jeksi antigen vaksin NDV ke 1 dan 2 dari ayam kampung (gambar 6 a) dan White Leghorn (gambar 6 b) yang dibursektani pada umur 24 minggu (percobaan I11 A). . . . . . . . . . . . 90
7a dan b. Titer HI serum antibodi (-1 pasca-injeksi antigen vaksin NDV ke 1 dan 2 dari ayam kampung (gambar 7 a) dan White Leghorn (gambar 7 b) yang dibursektani pada umur 13
93 . . . . . . . . . . . minggu (percobaan I11 B,).
8 a clan b Titer HI d e m antibodi ((XI') pasca-injeksi antigen vaksin NDV ke 1 dan 2 dari ayam kampung (gambar 8 a) d m White Leghorn (gambar 8 b) yang dibursektcmi pada umur 10 . . . . . . . . . . . minggu (percobaan I11 B2). 96
Titer HI s e m antibodi (GMT) pasca injeksi antigen vaksin NDV ke 1. dan 2 dari ayam kampung yang dibursektomi pada 3 minggu (percobaan 111 C). . . . . . . . . . . . gg
10 a dan b. Titer HI serum antibodi (GMT) terhadap antigen vaksin NDV anak ayam kampung (K : garnbar 10 a) dan White Leghorn (L : gambar 10 b) yang dibursektani pada umur 3 hari clan disuntik antigen 7 hari kennrdian (percobaan IVA). . . . . . . . . . . . . . . 102
11 a dan b. Titer HI serum antibodi (GMT) terhadap antigen vaksin NDV anak ayam (K : -bar 11 a) dan White Leghorn (L : gambar 11 b) yang dibursektomi hormonal pada hari ke 4 masa anbrio, dan disuntik antigen vaksin NDV pada umur 3 hari setelah menetas (percobaan IV B). . . . . . . . . . . . . . . . 105 Fraksi-f raksi serum protein ayam kampung (K) yang dibursektani pada umur 3 hari, dan disuntik antigen vaksin NDV 7 hari kemudian (percobaan IV A). . . . . . . . . . . . . . . . 111 Fraksi-fraksi serum protein . ayam White Leghorn yang dibursektani pada wmr 3 hari, dan disuntik antigen vaksin NDV 7 hari . . . . . . . . . . kerrmdian (percobaan IV A). 113
Fraksi-fraksi serum protein ayam kampung (K) yang dibursektani hormonal pada hari ke 4 ma,sa embrio, dan disuntik antigen vaksin NDV pada umur 3 bar1 setelah menetas (percobaan IVB). . . . . . . . . . . . . . . . 117 Fraksi-fraksi sem protein ayam White Leghorn (L) yang dibursektani hormonal pada hari ke 4 ma,sa embrio, dan disuntik antigen vaksin NDV pada umur 3 hari setelah menetas (percobaan I V B ) . . . . . . . . . . . . . . . 122
14 a. Rata-rata jmnlah leukosit limfqsit, heterofil dan mnosit (ribu per mnQ darah) pada respons primer terhadap antigen vaksin NDV pada ayam kampung yang dibursektcmi umur 3 hari dan . . disuntik 7 hari kemudian (percobaan IV A). 125
14 b. Rata-rata jumlah leukosit, limfosit, heterofil dan monosit ribu per d darah) pada respons sekunder terhadap antigen vaksin NDV, pada ayam karnpung yang dibursektd mum? 3hari dan . . disuntik 7 hari kemudian (percobaan IV A). 126
15 a. Rata-rata jumlah leukosit limfosit, heterofil dam monosit (ribu per mnd darah) pada -pow primer terhadap antigen vaksin NDV, pada ayam White Leghorn yang dibursektani unrur 3 hari dan . . disuntik 7 hari kemudian (percobaan IV A). 131
15 b. Ffata-rata jumlah leukosit limfosit, heterofil, dan monosit (ribu per rn$ darah) pada respons sekunder terhadap antigen vaksin NDV, pada ayam White Leghorn yang dibursektcmi umur 3 hari dan di-tik antigen 7 hari kemudian (perwbaan IV A) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 132
16 a. Ftata-rata jumlah leukosit limfosft, hetemfil dan monosit (ribu per rnd darah) pada respons primer terhadap wtikan antigen vaksin NDV dari ayam kampung (K) yang dlbursektd homnal pada hari keempat m a s a embrio dan disuntik antigen pada miur 3 hari setelah . . . . . . . . . . . . . menetas (percobaan IV B). 134
16 b. Rata-rata jm1a.h leukosit, limfosit, heterofil dan monosit (ribu per mn 3 darah) pada respons sekunder terhadap suntikan vaksin NDV, dari ayam kampung (K) yang dibursektani hormonal pada hari keempat masa anbrio dan disuntik antigen pada aumur 3 hari setelah menetas . . . . . . . . . . . . . . . . . (percobaan IVB). 235
17 a. Rata-rata jumlah leukosi5, limfosit, heterofil dan monosit (ribu per m n darah) pada respons primer terhadap suntikan vaksin 'NDV, dari ayam White Leghorn (L) yang dibursektcmi hormonal pada hari keempat m a s a embrio dan disuntik antigen pada umur 3 hari setelah menetas (percobaan IV B). . . . . . . . . . . - . . . . . 138
17 b. Rata-rata jumlah leukosit limfosit, heterofil dan monosit (ribu per mn3' darah) pada respons sekunder terhadap suntikan vaksin N D V , dari ayam White Leghorn (L) yang dibursektani hormonal pada hari keempat masa embrio dan disuntik antigen pada umur 3 hari setelah menetas (percobaan IV B) . . . . . . . . . . . . . . . . . . 139