66
ABSTRAK (judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/) Ihda maratush Skolihah. B 100060067. Studi Empiris Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. 2010. Skripsi S1. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisisi dimana banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan sumber dana hutang baik disebabkan oleh karena keterbatasan dana sendiri maupun asumsi untuk mengurangi pajak, sehingga dirasa penting untuk dikaji tentang struktur modal yang ada pada perusahaan dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal dari luar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh faktor-faktor struktur aktiva (tangible assets), ukuran perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta periode tahun 2006- 2008, (2) Faktor yang paling dominan dari variabel struktur aktiva (tangible assets), ukuran perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2006-2008. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta khususnya dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2006-2008, yang berkaitan dengan total asset (TA), current asset (CA), fixed asset (FA), total liabilities (TL), current liabilities (CL), capital, sales, earning before interest and taxes (EBIT), dan net profit margin (NPM). Teknik analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda, dan uji-F, uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor Tangible asset (FTA), Firm size (SIZE), Operating leverage (DOL), Profitabilitas (NPM), Likuiditas (CR), dan Growth sales (GS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DTA) pada perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2006-2008, (2) Apabila faktor-faktor struktur modal tidak bekerja secara serempak, maka yang berpengaruh hanyalah tangible asset (FTA), firm size, dan likuiditas (CR). Hal ini sebagaimana terlihat dalam uji-t yaitu nilai signifikansi t yang lebih kecil dari 0,5 hanya tangible assets (FTA) yaitu sebesar 0,000, firm size (SIZE) sebesar 0,023, dan likuiditas (CR) sebesar 0,000, (3) Bersasarkan persamaan regresi yang diperoleh yaitu DTA = 0,75 - 0,569 FTA + 0,37 Size + 0,14 DOL -0,55 NPM 0,161 CR + 0,13 GS, maka terlihat bahwa koefisien regresi terbesar adalah pada variabel tangible assets (FTA) dalam bentuk pengaruh positif, selanjutnya adalah variabel NPM dalam bentuk pengaruh negatif, selanjutnya adalah SIZE dalam bentuk pengaruh positif, selanjutnya adalah CR dalam bentuk pengaruh negatif, selanjutnya adalah DOL dalam bentuk pengaruh positif dan terakhir adalah GS dalam bentuk pengaruh positif. Kata Kunci: Struktur modal, perusahaan manufaktur

Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

  • Upload
    rahyu

  • View
    1.093

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

download gratis skripsi ekonomi akuntansi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufajtur di bursa efek jakarta (BEJ)

Citation preview

Page 1: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

0

ABSTRAK

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

Ihda maratush Skolihah. B 100060067. Studi Empiris Faktor Yang

Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Jakarta. 2010. Skripsi S1. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisisi dimana banyak

perusahaan-perusahaan yang menggunakan sumber dana hutang baik disebabkan

oleh karena keterbatasan dana sendiri maupun asumsi untuk mengurangi pajak,

sehingga dirasa penting untuk dikaji tentang struktur modal yang ada pada

perusahaan dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi

dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal dari luar.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh faktor-faktor

struktur aktiva (tangible assets), ukuran perusahaan (size), operating leverage,

profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap

struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta periode tahun 2006-

2008, (2) Faktor yang paling dominan dari variabel struktur aktiva (tangible

assets), ukuran perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan

pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2006-2008.

Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan

adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta khususnya dari Indonesian Capital Market

Directory tahun 2006-2008, yang berkaitan dengan total asset (TA), current asset

(CA), fixed asset (FA), total liabilities (TL), current liabilities (CL), capital,

sales, earning before interest and taxes (EBIT), dan net profit margin (NPM).

Teknik analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda, dan uji-F, uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor Tangible asset

(FTA), Firm size (SIZE), Operating leverage (DOL), Profitabilitas (NPM),

Likuiditas (CR), dan Growth sales (GS) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal (DTA) pada perusahaan manufaktur di BEJ

tahun 2006-2008, (2) Apabila faktor-faktor struktur modal tidak bekerja secara

serempak, maka yang berpengaruh hanyalah tangible asset (FTA), firm size, dan

likuiditas (CR). Hal ini sebagaimana terlihat dalam uji-t yaitu nilai signifikansi t

yang lebih kecil dari 0,5 hanya tangible assets (FTA) yaitu sebesar 0,000, firm

size (SIZE) sebesar 0,023, dan likuiditas (CR) sebesar 0,000, (3) Bersasarkan

persamaan regresi yang diperoleh yaitu DTA = 0,75 - 0,569 FTA + 0,37 Size +

0,14 DOL -0,55 NPM – 0,161 CR + 0,13 GS, maka terlihat bahwa koefisien

regresi terbesar adalah pada variabel tangible assets (FTA) dalam bentuk

pengaruh positif, selanjutnya adalah variabel NPM dalam bentuk pengaruh

negatif, selanjutnya adalah SIZE dalam bentuk pengaruh positif, selanjutnya

adalah CR dalam bentuk pengaruh negatif, selanjutnya adalah DOL dalam bentuk

pengaruh positif dan terakhir adalah GS dalam bentuk pengaruh positif.

Kata Kunci: Struktur modal, perusahaan manufaktur

Page 2: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

1

BAB I

PENDAHULUAN

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan perusahaan akan modal untuk melakukan

pengembangan-pengembangan usaha merupakan kebutuhan yang sifatnya

cukup urgen. Berbagai perusahaan melakukan upaya-upaya tertentu untuk

mencukupi kebutuhan modalnya, diantaranya dengan membuat hutang-

hutang pada perusahaan pendanaan, ataupun dengan pembiayaan sendiri.

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam

kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur

yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi

kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan

usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri, modal

saham maupun dengan hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang

jangka panjang.

Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan

hutang, tanpa disadari secara berangsur-angsur akan menimbulkan kewajiban

yang makin berat bagi perusahaan saat harus melunasi hutang tersebut. Tidak

jarang perusahaan-perusahaan yang akhirnya tidak mampu memenuhi

kewajiban tersebut, dan bahkan dinyatakan pailit. Hingga kini belum ada

rumus matematik yang tepat untuk menentukan jumlah optimal dari hutang

dan ekuitas dalam struktur modal (Seitz, 1984:301). Pedoman umum

1

Page 3: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

2

hanyalah mencari hutang sebanyak mungkin tanpa meningkatkan risiko atau

menurunkan fleksibilitas perusahaan.

Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat

menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya

dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika

perusahaan meningkatkan leverage maka perusahaan ini dengan sendirinya

akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Sebaliknya, perusahaan

harus memperhatikan masalah pajak, karena sebagian ahli berpendapat bahwa

penggunaan modal yang berlebihan akan menurunkan tingkat profitabilitas.

Untuk itu sebagian manajer tidak sepenuhnya mendanai perusahaannya

dengan modal tetapi juga disertai penggunaan dana melalui hutang baik itu

hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang karena terkait dengan

sifat penggunaan dari hutang tersebut yaitu bersifat mengurangi pajak. Hal ini

merupakan salah satu alasan mengapa banyak perusahaan menggunakan

hutang sebagai sumber pendanaannya. Sebagaimana dikemukakan oleh

Franco Modigliani dan Merton Miller adalah bapak dari teori struktur modal

(Groth dan Anderson, 1997) dalam Theory of Investment, mereka

mengemukakan teori struktur modal dengan berbagai asumsi yang tidak

mungkin terjadi, akan tetapi sangat membantu dalam memahami bagaimana

perusahaan menentukan bauran pendanaan yang berasal dari hutang dan

ekuitas secara benar. Asumsi-asumsi yang mendasari adalah (Megginson,

1997:316):

Page 4: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

3

1. Semua aktiva berujud dimiliki oleh perusahaan.

2. Pasar modal sempurna (tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi, dan

tidak ada biaya kebangkrutan).

3. Perusahaan hanya dapat menerbitkan dua macam sekuritas, yakni ekuitas

yang berisiko dan hutang bebas (tanpa) risiko.

4. Individu maupun perusahaan dapat meminjam atau meminjamkan uang

dengan tingkat suku bunga bebas risiko.

5. Para investor mempunyai ekspektansi yang sama (homogen) terhadap

keuntungan perusahaan di masa yang akan datang.

6. Semua perusahaan tidak mengalami pertumbuhan (arus kas diasumsikan

konstan dan perpetual, dan semua laba dibagikan dalam bentuk dividen).

7. Semua perusahaan dapat dikelompokkan dalam satu kelompok kembalian,

dan kembalian saham dari semua perusahaan dalam kelompok tersebut

adalah proporsional.

Terdapat asumsi bahwa maka nilai perusahaan yang tidak menggunakan

hutang (unlevered firm) sama persis dengan perusahaan yang menggunakan

hutang (levered firm) (Megginson, 1997:316).

Menurut Ferri & John (1979 dalam Muhammad Rizal, 2002)

struktur keuangan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain klasifikasi

industri, ukuran perusahaan, risiko bisnis (business risk), dan operating

leverage. Sedangkan Rajan & Zinggales (1995 dalam Muhammad Rizal,

2002: 23) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan dengan

leverage perusahaan yaitu tangible asset, the market to book ratio (investment

Page 5: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

4

opportunity), ukuran perusahaan (firm size) dan profitabilitas perusahaan.

Sedangkan Wald (1999 dalam Muhammad Rizal, 2002:44) mengatakan

bahwa struktur modal berhubungan dengan tingkat long term debt / asset

ratio, resiko perusahaan, profitabilitas, firm size dan growth. Menurut Ghosh,

Cai dan Li (2000 dalam Rizal, 2002:26) bahwa asset size, beban research dan

development, beban periklanan, beban penjualan dan koefisien variasi dari

cash flow digunakan dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal. Sedangkan Ozkan (2001 dalam Rizal, 2002:28) menemukan

bahwa profitability, liquidity dan growth mempunyai pengaruh yang negatif

terhadap struktur modal.

Mengingat bahwa saat ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

yang menggunakan sumber dana hutang baik disebabkan oleh karena

keterbatasan dana sendiri maupun asumsi untuk mengurangi pajak, maka

penting untuk dikaji tentang struktur modal yang ada pada perusahaan dalam

upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan

modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal dari luar. Sebagaimana

disebutkan Weston dan Brigham (1990:24) bahwa kebijakan mengenai

struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian-

penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga

memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin

tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi

meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga

saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang

Page 6: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

5

mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga

memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal

suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang

mempengaruhinya.

Penggunaan modal yang berasal dari pembuatan hutang dengan

perusahaan-perusahan finansial (lising) ini banyak dijumpai pada perusahaan

maufaktur yang ada di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2006-2008.

Dengan demikian, maka analisis struktur modal bagi perusahaan manufaktur

di Bursa Efek jakarta tahun 2006-2008 ini sangat penting dilakukan untuk

meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajemen dalam hal

sumber biaya dari hutang dengan perusahaan pembiayaan. Atas dasar kondisi

ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Studi

Empiris Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.

B. Identifikas Masalah

Berdasarkan atas uraian yang telah dikemukakan dalam

latarbelakang masalah, dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan modal yang bersumber dari hutang merupakan hal yang

dianggap cukup menguntungkan baik bagi perusahaan-perusahaan yang

mengalami keterbatasan sumber dana internal maupun oleh perusahaan-

perusahaan yang ingin meminimalkan biaya pajak. Hal ini mengakibatkan

banyak perusahaan menjadikan sumber dana hutang sebagai alternatif

Page 7: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

6

yang cukup sering diambil untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan

perusahaan.

2. Penggunaan sumber dana hutang yang dilakukan tanpa memperhitungkan

kemampuan perusahaan dan struktur modalnya dapat berakibat pada

tingginya resiko beban perusahaan dan ketidak efektifan penggunaan

sumberdaya finansial.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah

yang telah diuraikan, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta

(BEJ) periode tahun 2006-2008 dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain

struktur aktiva (tangible assets), ukuran perusahaan (size), operating

leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan (growth

sales)?

2. Dari keseluruhan variabel di atas, variabel manakah yang paling

berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Jakarta tahun 2006-2008?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk

mengetahui hal-hal berikut:

Page 8: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

7

1. Pengaruh faktor-faktor struktur aktiva (tangible assets), ukuran

perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan

pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur modal

perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta periode tahun 2006-2008.

2. Faktor yang paling dominan dari variabel struktur aktiva (tangible

assets), ukuran perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas,

likuiditas, dan pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur

modal perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2006-2008.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

beberapa aspek sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah penegtahuan yang

berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam

suatu perusahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagai Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rujukan dalam pembuatan

keputusan tentang penggunaan dana hutang dalam upaya untuk

menyesuaikan terhadap struktur modal yang ada dalam perusahaan

sehingga terbentuk keputusan yang lebih efektif.

Page 9: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

8

b. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk

dilakukannya penelitian lanjutan tentang struktur modal dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya sebagai penelitian pendalaman yang

lebih spesifik.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab satu, pendahuluan yang berisi latarbelakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab dua, landasan teoretik yang berisi teori-teori tentang modal,

konsep modal hutang dan struktur modal, faktor yang mempengaruhi struktur

modal, penelitian terdahulu, dan hipotesis penelitian.

Bab tiga, metodologi penelitian yang berisi pendekatan penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

Bab empat, hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil

penelitian dan pembahasan.

Bab lima, penutup berisi kesimpilan, implikasi hasil penelitian, dan

saran.

Page 10: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

A. Kajian Teori

1. Konsep Tentang Modal

Dalam ilmu ekonomi, istilah capital (modal) merupakan

konsep yang pengertiannya berbeda-beda, tergantung dari konteks

penggunaannya dan aliran pemikiran (school of thought) yang dianut.

Secara historis konsep modal juga mengalami perubahan/perkembangan

(Snavely, dalam Encyclopedia Americana 1980:595). Dalam abad ke-16

dan 17 istilah capital dipergunakan untuk memnunjuk kepada (a) stok

uang yang akan dipakai untuk membeli komoditi fisik yang kemudian

dijual guna memperoleh keuntungan, atau (b) stok komoditi itu sendiri.

Pada waktu itu istilah “stock” dan istilah “capital” sering dipakai secara

sinonim. Perusahaan dagang Inggris yang didirikan dalam masa itu atas

dasar saham misalnya, dikenal sebagai “join stock companies” atau

“capital stock companies”.

Adam Smith dalam The Wealth of Nation (1776 dalam

Wirdadi, 2008:3) juga menggunakan istilah capital dan circulating

capital. Pembedaan ini didasarkan atas kriteria sejauh mana suatu unsur

modal itu terkonsumsi dalam jangka waktu tertentu (misal satu tahun).

Jika suatu unsur modal itu dalam jangka waktu tertentu hanya

terkonsumsi sebagian sehingga hanya sebagian (kecil) nilainya menjadi

9

Page 11: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

10

susut, maka unsur itu disebut fixed capital (misal mesin, bangunan, dan

sebagainya). Tetapi jika unsur modal terkonsumsi secara total, maka ia

disebut circulating capital (misal tenaga kerja, bahan mentah dan sarana

produksi). Pembedaan semacam ini (yang juga masih umum

dipergunakan sampai sekarang), mendapat kritik dari Marx (Bottomore

1983, dalam Wirdadi 2008: 4).

John Stuart Mill dalam Principle of Political Economy (1848)

menggunakan istilah “capital” dengan arti: (1) barang fisik yang

dipergunakan untuk menghasilkan barang lain, dan (2) suatu dana yang

tersedia untuk mengupah buruh. Pada akhir abad ke-19, modal dalam arti

barang fisik yang dipergunakan untuk menghasilkan barang lain,

dipandang sebagai salah satu di antara empat faktor utama produksi (tiga

lainnya adalah tanah, tenaga kerja dan organisasi atau managemen). Para

ahli ekonomi neo-klasik pun menggunakan pandangan ini, misalnya

Alfred Marshall dalam Principles of Economies 1890 (Wirdadi: 2008:4).

Sekarang, “modal” sebagai suatu konsep ekonomi

dipergunakan dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang

sederhana, misalnya Mubyarto (1973 dalam Wirdadi, 2008:4)

memberikan definisi modal sebagai barang atau uang, yang bersama-

sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang

baru. Dalam artian yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan ekonomi

non-Marxian pada umumnya, modal mengacu kepada asset yang dimiliki

seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera dikonsumsi

Page 12: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

11

melainkan disimpan atau dipakai untuk menghasilkan barang/jasa baru

(investasi). Dengan demikian, modal dapat berwujud barang dan uang.

Akan tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat disebut modal.

Sejumlah uang itu menjadi modal apabila uang tersebut ditanam atau

diinvestasikan untuk menjamin adanya suatu kembalian (rate of return).

Dalam arti ini modal juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang

dapat berupa alat-alat finansial seperti deposito, stok barang, ataupun

surat saham yang mencerminkan hak atas sarana produksi, atau dapat

pula berupa sarana produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa

pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu keuntungan.

Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup

durable (fixed) capital dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin,

peralatan transportasi, kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya

yang dipergunakan untuk memproduksi barang/jasa baru; dan non

durable (circulating) capital, dalam bentuk barang jadi ataupun setengah

jadi yang berada dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi.

Terdapat pula adanya penggunaan istilah capital untuk

mengacu kepada arti yang lebih khusus, misalnya social capital dan

human capital. Istilah yang pertama mengacu kepada jenis modal yang

tersedia bagi kepentingan umum, seperti rumah sakit, gedung sekolahan,

jalan raya dan sebagainya, sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada

faktor manusia produtif yang secara inherent tercakup faktor kecakapan

dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan pendidikan misalnya,

Page 13: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

12

disebut sebagai suatu investasi dalam “human capital” (Schultz 1961,

dalam Mubyarto 1973:98).

Para ahli ekonomi non-Marxian pada umumnya mengikuti

pengerian-pengertian di atas, sedangkan Marx menggunakan istilah

capital untuk mengacu kepada konsep yang berbeda. Modal bukanlah

barang, melaikan hubungan (produksi) sosial yang menampakkan diri

sebagai barang. Memang, berbicara tentang modal berarti berbicara

tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi asset yang menghasilkan

uang itu mewadahi hubungan khusus antara si pemilik dengan yang

bukan pemilik sedemikian rupa sehingga bukan saja bahwa uang dibuat,

tetapi juga bahwa hubungan-hubungan pemilikan pribadi yang

melahirkan proses tersebut secara terus-menerus terlestarikan (Bottmore

1983:60). Dengan demikian, capital adalah suatu konsep abstrak yang

manifestasinya dapat berupa barang atau uang. Karena itu, ia merupakan

kategori yang kompleks, yang tidak cukup diterangkan hanya dengan

satu definisi. Konseptualisasi Marx mengenai capital barangkali dapat

dijabarkan secara sederhana dalam enam butir pokok berikut ini

(Bottomore 1983:60-63):

a. Transformasi uang menjadi modal berjalan melalui proses tertentu,

terdiri dari dua rangkaian transaksi dalam suasana sirkulasi, yaitu:

(1) menjual komoditas (K) dan uang yang diterima (U) dipakai untuk

membeli komoditas lain; dan (2) membeli komoditas untuk

kemudian dijual lagi (Secara bagan: K-U-K; dan U-K-U).

Page 14: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

13

b. Dalam rangkaian transaksi itu faktor nilai menjadi penting, sebab

terutama dalam U-K-U, transaksi itu hanya bermakna jika jumlah

uang pada titik akhir menjadi lebih besar daripada jumlah asal (kalau

tidak, ya bagaimana keuntungan dapat diperoleh). Kalau pertukaran

itu merupakan pertukaran nilai yang setara, bagaimana tambahan

uang bisa diperoleh. Sebaliknya, kalau tidak setara, berarti nilai itu

sendiri tidak tercipta. Marx menjawab persoalan ini dengan

menerapkan nilai-guna. Nilai guna mempunyai sifat menciptakan

nilai tambahan atau nilai-lebih. Komoditas yang mempunyai nilai-

guna seperti itu adalah tenaga kerja.

c. Jalur K-U-K, secara tipikal mengacu kepada transaksi pengupahan

tenaga kerja. Buruh menjual tenaganya untuk memperoleh sejumlah

uang (berupa upah) yang pada gilirannya dipakai untuk membeli

barang lain (pangan dan lain-lain kebutuhan) yang diperlukan untuk

dapay mereproduksi tenaganya. Karena itu dalam transaksi ini, uang

sama sekali tidak bertindak sebagai modal. Namun, jika dilihat dari

arah transaksi yang terbalik dan nilai dimasukan, maka uang di sini

dapat disebut sebagai unsur modal yang oleh Marx disebut dengan

istilah variable capital (VC). Tetapi VC dilihat dari si pengupah.

d. Sebaliknya, jalur U-K-U meupakan transaksi yang mencakup

pembelian sarana produksi yang kemudian diolah menjadi produk

yang kemudian dijual untuk memperoleh uang lebih banyak. Jadi,

berbeda dengan upah yang dibelanjakan untuk membeli barang yang

Page 15: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

14

dikonsumsi dan kemudian lenyap sama sekali, dalam jalur U-K-U ini

uang hanya merupakan advance untuk kemudian muncul kembali

dalam jumlah yang lebih banyak. Disinilah uang ditranformasikan

menjadi capital dalam suatu proses historis ketika tenaga kerja

menjadi komoditas. Hal ini terkait dengan konsep freedom makna

ganda.

e. Modal (dalam konsep Marx) adalah nilai yang membengkak sendiri

(self expanding value) atau nilai dalam gerak (value in motion).

f. Ada sepasang konsep lagi dari Marx yang sering dikacaukan

penggunaannya dengan konsep fixed dan circulating capital dari

ekonomi non-Marxian, yaitu apa yang disebut constant capital (CC)

dan variable capital (VC). CC adalah bagian dari modal yang

dikeluarkan (advance) untuk diubah menjadi sarana produksi yang

dalam proses produksi tidak mengalami perubahan nilai. Artinya,

nilai sarana produksi itu disimpan dalam nilai produk yang

dihasilkan, suatu proses pengalihan “nilai” melalui proses kerja.

Proses produksi adalah transformasi nilai-guna. Nilai-guna dari

barang (sarana produksi) yang diolah, dikonsumsi. Tetapi nilai

barang itu sendiri dialihkan ke dalam produk baru. Demikian tentang

CC. VC adalah bagian dari modal yang dikeluarkan untuk diubah

menjadi tenaga kerja yang dalam proses produksi kegiatannya

menuju kepada dua arah, yaitu produksi nilai setaranya sendiri, dan

Page 16: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

15

di lain pihak menghasilkan “nilai-tambah”, yang besarnya beragam

menurut keadaan.

2. Konsep Modal Hutang dan Struktur Modal

Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) dikelompokkan

dalam dua jenis, yaitu hutang dan ekuitas (modal sendiri). Hutang

mempunyai keunggulan berupa (Brigham and Gapenski, 1997:767-768):

a. Bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah,

b. Kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak

perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju,

c. Kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat

mengendalikan perusahaan dengan penyertaan dana yang kecil.

Meskipun demikian, hutang juga mempunyai beberapa kelemahan,

yaitu:

a. Hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu,

b. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya

akan meningkatkan biaya modal,

c. Bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat

memenuhi beban bunga maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan

tindakan likuidasi.

Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan merupakan

bahasan utama dari keputusan struktur modal (capital structure decision).

Bauran modal yang efisien dapat menekan biaya modal (cost of capital),

yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi netto dan meningkatkan

Page 17: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

16

nilai perusahaan. Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas disebut

unlevered firm, sedangkan yang menggunakan bauran ekuitas dan

berbagai macam hutang disebut levered firm.

Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari

kreditur (hutang) pada umumnya didasarkan pada pertimbangan: murah.

Dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil

dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut. Sesuai dengan

EBIT-EPS Analysis (Gitman, 1994:465-468), bila biaya bunga hutang

murah, perusahaan akan lebih beruntung menggunakan sumber modal

berupa hutang yang lebih banyak, karena menghasilkan laba per saham

yang makin banyak. Sebagai gambaran mengenai EBIT-EPS Analysis

dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Contoh Analisis EBIT-EPS

Page 18: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

17

Penggunaan hutang yang makin banyak, dicerminkan oleh debt ratio

(rasio antara hutang dengan total aktiva) yang makin besar, pada

perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan

menghasilkan laba per saham (EPS) yang lebih besar. Gambaran

semacam ini yang banyak diacu oleh perusahaan-perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan modalnya.

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ghosh (2000,

dalam Susetyo, 2006:14), struktur modal adalah perbandingan antara

hutang perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets).

Pengertian lain adalah struktur modal merupakan proporsi atau bauran

dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan

dana perusahaan.

Terkait dengan struktur modal, terdapat beberapa teori sebagai

berikut:

a. Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan

William H. Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz,

1998, dalam Saidi, 2001:87), manajemen merupakan agen dari

pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pedagang saham

berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga

mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan

fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan

Page 19: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

18

pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui

cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan,

dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.

Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut

dengan biaya agensi.

Biaya agensi menurut (Horne dan Wachowic, 1998:482

dalam Saidi, 2001:88) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan

pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen

bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan

dengan kreditor dan pemegang saham. Menurut (Horne dan

Wachowicz 1998, dalam Saidi, 2001:88), salah satu pendapat dalam

teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan,

biaya yang timbul pasti tanggungan pemegang saham. Sebagai

misal, pemegang obligasi, mengantisipasi biaya pengawasan, serta

membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang

timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin

rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya pengawasan

berfungsi sebagi insentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam

jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta pemegang

obligasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

obligasi yang beredar.

Page 20: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

19

b. Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 1999

dalam Saidi, 2001:92) adalah suatu tindakan yang diambil

manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang

bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam

(Brigham dan Houston, 1999 dalam Saidi, 2001:92), perusahaan

dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari

penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang

diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang

melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan

prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual

sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan

umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen

memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu

perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari

biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan

saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat

menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

c. Asymmetric Information Theory

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi

menurut (Brigham dan Houston, 1999;35 dalam Saidi, 2001:94)

adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda

(yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang

Page 21: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

20

dimiliki investor. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak

manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para

pemodal. Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir

bahwa harga saham saat ini sedang over value (terlalu mahal). Kalau

hal ini yang diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan

berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru sehingga dapat

dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya.

Tetapi, pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan

menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga

saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak

manajemen). Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga

saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu

emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

d. Pecking Order Theory

Teori ini menyatakan bahwa: (a) Perusahaan menyukai

internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan

berwujud laba ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (eksternal

financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas

yang paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan

obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi

(seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum

mencukupi, saham baru diterbitkan. Sesuai dengan teori ini, tidak

ada suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal

Page 22: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

21

sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari

dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal

dari luar perusahaan.

Menurut Myers (1996) perusahaan lebih menyukai

penggunaan pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal

dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan

sumber pendanaan dengan mengacu pada packing order theory

adalah internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity

(modal sendiri) (Kaaro, 2003 dalam Saidi, 2001:95).

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan

perusahaan untuk tidak perlu membuka diri lagi dari sorotan

pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan

tanpa memperoleh sorotan dan publisitas publik sebagai akibat

penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk

hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah

pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari

biaya emisi saham baru (Suad Husnan, 1996:325), hal ini disebabkan

karena penerbitan saham baru akan menurunkan haraga saham lama.

Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan

ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga

saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan

adanya informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak

pemodal.

Page 23: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

22

3. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Maness (1988 dalam Aditya, 2006:24), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi penentuan struktur modal yang optimal,

yaitu:

a. Stabilitas Penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman

memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya

tidak stabil.

b. Operating Leverage

Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk

menaikkan penggunaan leverage keuangan (hutang).

c. Corporate Taxes

Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika

menggunakan hutang. Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi,

maka keuntungan menggunakan hutang akan lebih tinggi, semua yang

lainnya dianggap sama.

d. Kadar resiko dari aktiva

Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva didalam perusahaan

adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu

aktiva didalam perusahaan, makin besar derajat resikonya, dan

perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang

tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak

Page 24: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

23

digunakannya suatu aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat

digunakan.

e. Lenders dan rating agencies

Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka pihak

lenders akan mulai meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating

agencies akan mulai menurunkan rating pada tingkat hutang

perusahaan.

f. Internal cash flow

Tingkat internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat

menjastifikasi sebuah tingkat leverage lebih stabil

g. Pengendalian

Banyak perusahaan sekarang meningkatkan tingkat hutangnya dan

memulai dengan menerbitkan hutang baru hingga repurchase

outstanding commonstock. Tujuan dari peningkatan hutang tersebut

adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sedangkan

pembelian kembali saham bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat

pengendalian.

h. Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar

keuangan dapat mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika

tingkat suku bunga tinggi, mungkin keputusan pendanaan lebih

mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance dengan

long-term debt atau equity jika kondisi pasar memungkinkan.

Page 25: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

24

i. Preferensi pihak manajemen

Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen

mempunyai peran dalam hubungannya dengan kombinasi debt-equity

perusahaan pada struktur modalnya.

j. Debt covenant

Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat

hutang dan terwujud melalui serangkaian kesepakatan (debt

covenant).

k. Agency cost

Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan guna memonitor

kegiatan pihak manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka

selaras dengan persetujuan antara manajer, kreditur dan juga para

shareholders.

l. Profitabilitas

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal

financing yang lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang

(rasio hutang).

B. Penelitian Terdahulu

Januarino Aditya (2006) melakukan penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Jakarta tahun 2000-2003. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Variabel terikat yang

digunakan adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,

operating leverage dan pertumbuhan penjualan. Hasil yang diperoleh yaitu

Page 26: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

25

hanya ada empat variabel bebas yang berpengaruh secara parsial terhadap

variabel terikat struktur modal yaitu variabel struktur aktiva, ukuran

perusahaan, profitabilitas dan likuiditas. Sedangkan untuk kedua variabel

lainnya yaitu operating leverage dan pertumbuhan penjualan tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal.

Arief sustyo A (2006) melakukan penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go publik di

Bursa Efek Jakarta tahun 2000-2003. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui secara empiris pengaruh dari risiko bisnis, struktur aktiva,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur go

public di BEJ pada periode 2000-2003. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa: (1) Resiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 86.9%

dari variasi yang terjadi dalam struktur modal perusahaan ditentukan atau

disebabkan oleh variasi yang terjadi pada resiko bisnis, struktur aktiva,

profitabilitas dan ukuran perusahaan. (2) Resiko bisnis berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, (3) Struktur aktiva

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, (4)

Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal

perusahaan, (5) Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap struktur modal perusahaan.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Manajer keuangan pada umumnya berusaha untuk memenuhi suatu

sasaran tertentu mengenai perimbangan antara besarnya hutang jumlah modal

Page 27: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

26

sendiri yang tercermin dalam struktur modal perusahaan. Perlu

diperhitungkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur, seperti

disajikan pada gambar 2. berikut:

(Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian)

Semakin tinggi struktur aktiva (semakin besar jumlah aktiva tetap)

maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan modal

asing semakin sedikit) atau struktur modalnya makin rendah. Untuk SIZE,

semkain besar ukuran perusahaan (semakin besar total assetnya) maka akan

semakin kecil kebutuhan akan penggunaan modal hutang. Untuk operating

average (DOL), perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih

mampu untuk menaikkan penggunaan hutang (mempengaruhi struktur

modalnya). Untuk profitabilitas (NPM), perusahaan dengan profitabilitas

yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang lebih besar dapat

menurunkan penggunaan hutang (berpengaruh terhadap struktur modalnya).

Untuk likuiditas (CR), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi

atas investasi akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Untuk

pertumbuhan penjualan (GS), perusahaan yang memiliki pertumbuhan

Struktur Aktiva (FTA)

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Degree of Operating Leverage (DOL)

Profitabilitas

Likuiditas

Growth Sales (GS)

Struktur Modal (DTA)

Page 28: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

27

penjualan tinggi akan memiliki keamanan yang lebih baik dalam membuat

hutang sehingga berpengaruh terhadap struktur modalnya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah dan tujuan penelitian, dibuat

hipotesis penelitian yaitu:

H1: Struktur aktiva (tangible assets) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta

(BEJ).

H2: Ukuran perusahaan (firm size) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta

(BEJ).

H3: Operating Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

struktur modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta (BEJ).

H4: Profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur

modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta (BEJ).

H5: Likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal

perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta (BEJ).

H6: Pertumbuhan penjualan (growth sales) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di bursa

Efek Jakarta (BEJ)

H7: Struktur aktiva (tangible assets), ukuran perusahaan (size), operating

leverage, profitabilitas, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan

(growth sales) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur

modal perusahaan manufaktur di bursa Efek Jakarta (BEJ)

Page 29: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode

kuantitatif, data-data yang digunakan adalah data numerik atau berasal dari

data non matematis seperti yang dirubah menjadi data matematis melalui

scorring, untuk kemudian diolah dengan cara matematis. Hasil analisis data

yang berupa nilai-nilai kuantitatif selanjutnya akan ditranformasikan kedalam

penjelasan kualitatif agar lebih mudah difahami.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta yang dilakukan pada

tahun 2009.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh unsur kajian, yaitu seluruh perusahaan

manufaktur di Bursa Efek jakarta (BEJ). Oleh karena cukup banyaknya jumlah

perusahaan yang terdaftar di BEJ, maka dilakukan pengambilan sampel yang

memungkinkan untuk dilaksanakannya penelitian. Pengambilan sampel

dilakukan dengan purposif sampling dengan mendasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan berikut:

28

Page 30: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

29

1. Ketersediaan laporan keuangan selama tiga tahun yaitu dari tahun 2006-

2008.

2. Penggunaan modal hutang dari perusahaan pembiayaan.

3. Kemudahan untuk memperoleh data.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder. yaitu data dokumen

yang telah dikumpulkan pihak lain. Data sekunder tersebut berupa laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek

Jakarta khususnya dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2006-

2008, yang berkaitan dengan total asset (TA), current asset (CA), fixed

asset (FA), total liabilities (TL), current liabilities (CL), capital, sales,

earning before interest and taxes (EBIT), dan net profit margin (NPM).

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan dokumentasi yaitu pengumpulan melalui dokumen laporan

keuangan perusahaan.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai

(Nasir, 1988: 151). Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak

terpengaruh oleh variabel lainnya, sedangkan variabel terikat adalah variabel

yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Sebagai variabel terikat adalah

Page 31: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

30

struktur modal yang berkaitan dengan jumlah utang jangka pendek yang

bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.

Sedangkan sebagai variabel bebas adalah struktur aktiva (tangible assets),

ukuran perusahaan (size), operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan

pertumbuhan penjualan (growth sales).

1. Struktur Modal dapat diukur dengan rasio debt to total assets (DTA),

diformulasikan :

2. Tangible Assets (FTA), pada penelitian ini diproyeksikan antara Fixed

Asset (FA) terhadap Total Asset (TA) selama periode tahun 2006 sampai

dengan tahun 2008. Data Fixed Asset dan Total Asset diambil dari

Indonesian Capital Market Directory tahun 2006-2008. . Tangible assets

(FTA) diformulasikan sebagai berikut:

3. Firm Size (SIZE). Firm size (SIZE) diproyeksikan antara LogNatural dari

total assets. Formulasinya:

SIZE =Ln (TA)

4. Data tentang Ukuran Perusahaan tidak terdapat dalam Laporan

Keuangan Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan di Bursa Efek

Jakarta khususnya dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2006-

2008.

5. Operating Leverage (DOL). Operating Leverage (DOL) yaitu tingkat

Page 32: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

31

biaya modal yang dioperasikan. Variabel tersebut diformulasikan :

6. Profitabilitas (NPM). Profitabilitas (NPM) adalah tingkat keuntungan

bersih yang mampu dihasilkan perusahaan dalam menjalankan

operasinya. Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini dapat diukur

dengan menggunakan rasio net proft margin yang menghitung sejauh

mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat

penjualan tertentu. Formulasinya :

7. Likuiditas (CR). Likuiditas (CR) diproyeksikan antara current assets dan

current liabilities.

8. Growth Sales (GS). Growth Sales (GS) dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan prosentase kenaikan atau penurunan penjualan dari

suatu periode ke periode berikutnya. Formulasinya:

F. Teknik Analisis Data

Untuk melaksanakan analisis data yang dilakukan dengan teknik

Anova dua arah, maka beberapa persyaratan yang harus dipenuhi adalah data

harus berdistribusi normal, dan homogen (Budiyono, 2003: 1005).

Page 33: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

32

1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari

instrumen penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam statistik,

salah satu syarat untuk dilakukannya uji regresi adalah data harus

tersebar normal. Uji Normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors dengan

mengacu pada rumus (Sudjana, 2002:466):

L=max zizi SF

Dimana:

n

zyangzzzBanyaknyaS in

zi

,..., 21

ziF = zizP dan nilai zi dicari dengan s

xxizi

Keterangan:

Xi = nilai (skor) yang diamati

= rata-rata skor yang diamati

n = Banyaknya data

s = Varians data

zi = Skor standarisasi untuk xi

Apabila nilai L max yang diperoleh dari perhitungan < nilai L tabel, maka

dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Untuk mendapatkan

keakuratan perhitungan dan kemudaan bagi peneliti, uji Normalitas ini

akan dilakukan dengan program SPSS 15 untuk memperoleh hasil yang

lebih akurat.

Page 34: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

33

2. Uji Homogenitas

Data yang homogen adalah data yang memiliki varians-varians yang

sama. Varians merupaka ukuran rata-rata penyimpangan nilai setiap data

terhadap nilai rata-rata dari data tersebut. Uji homogenitas dilakukan

dengan rumus Bartlett:

X2 = (2,303/c) (f log MS error - fi log si

2)

Keterangan:

f = Derajat kebebasan untuk MS Error, yaitu sebesar k – 1

fi = Derajat kebebasan untuk xi

si = varian untuk xi

n = Banyaknya seluruh amatan

ni = Banyaknya amatan pada sampel ke i

c =

)11

()1(

11

ffks j

MS error = SSJ/f

SSJ = X2j –{(Xj)

2} / nj

Apabila nilai X2 hasil perhitungan < dari X

2 tabel, maka dikatakan bahwa

data memiliki varians yang homogen. Uji ini akan dilakukan dengan

SPSS 15 untuk memperoleh hasil yang akurat.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (dalam jumlah lebih dari satu) terhadap variabel dependen,

digunakan rumus : (Budiyono, 2000 : 275) :

Page 35: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

34

Y = a + 1X1 + 2X2+...+nXn

Keterangan :

Y : Variabel terikat (dalam hal ini adalah struktur modal

a : Konstanta

1 : Koefisien regresi variable bebas ke-1

n : Koefisien regresi variable bebas ke-n

X1 : variabel bebas ke-1

Xn : variabel bebas ke-n

Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan variabel

independen (komunikasi, kepemimpinan, dan kompensasi) terhadap

variabel dependen (kinerja pegawai) dengan mengunakan rumus

determinasi (R2) Hadi (1984:25) :

R = 2

2211

Y

YXYXYX nn

keterangan :

R2 : koefisien determinasi linier berganda

1 : Koefisien regresi variable bebas ke-1

n : Koefisien regresi variable bebas ke-n

X1 : variabel bebas ke-1

Xn : variabel bebas ke-n

Page 36: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

35

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh secara

bersama antara variabel terikat terhadap variabel bebas. Test (uji)

keberartian koefisien korelasi melalui pengujian hipotesis dengan

mengunakan rumus sebagai berikut (Budiyono, 2000 : 292):

F = )1)(1(

/2

2

knr

kr

Keterangan :

r2

= koefisien korelasi

k = banyaknya variabel bebas

n = banyaknya sampel

Formula hipotesis adalah :

Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh variabel X 1, dan X2

terhadap variabel Y.

Ho : 0, artinya terdapat hubungan varibel varibel X 1 dan X2

terhadap variabel Y..

Ho diterima apabila F hitung < F tabel

Ho ditolak apabila F hitung F tabel

b. Uji t (t test).

Uji t test ini digunakan untuk menguji nilai pengaruh variabel

independen terhadap dependen secara parsial (individual). Nilai t

hitung digunakan rumus (Santosa, 2000:168).

t hitung = r

nr

1

2

Page 37: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

36

Kesimpulan Uji :

Ho diterima apabila t hitung < t tabel.

Ho ditolak apabila t tabel t tabel .

Page 38: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

A. Diskripsi Data

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari sebelum 1

Januari 2006 dan tetap terdaftar sampai 31 desember 2008. Jumlah populasi

perusahaan adalah 32 perusahaan, dengan jumlah sampel yang digunakan

adalah delapan perusahaan dengan berbagai pertimbangan sebagaimana telah

diuraikan dalam bab sebelumnya.

Deskripsi data diuraikan berdasarkan pengamatan sejumlah

variabel yang digunakan dalam penelitian yang meliputi satu variabel

dependen yaitu struktur modal (DTA) dan enam variabel independen yaitu

tangible assets (FTA), firm size (SIZE), degree of operating leverage (DOL),

profitabilitas (NPM), likuiditas (CR), dan growth sales (GS). Data-data

variabel tersebut diperoleh melalui perhitungan data-data akuntansi keuangan

yang berupa total hutang (liabilities), total aktiva, aktiva tetap, aktiva lancar,

perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) pada tahun perhitungan

dengan tahun sebelumnya, hutang lancar, laba bersih, penjualan pada tahun

perhitungan, penjualan pada tahun sebelum tahun perhitungan, serta

perubahan penjualan pada tahun perhitungan dengan penjualan tahun

37

Page 39: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

38

sebelumnya (data terlampir). Berikut adalah tabel proses dan hasil

perhitungan nilai-nilai variabel yang diteliti:

Tabel 4.1. Perhitungan Tahun 2006

PERUSA HAAN DTA=[1]/[2] FTA= [3]/[2] SIZE=Ln [2] DOL=[5]/[11] NPM=[7]/[8] CR=[4]/[6]

GS=([9]-[10])/[10]

TRIAS 0,517199327 0,70672374 28,33435531 0,026226284 0,021492253 1,059464743 0,116942397

ALKA 0,889197883 0,082341119 25,66174187 0,005360494 0,004894649 1,33324545 1,300889393

BTII 0,492735544 0,278864902 28,48456016 1,05875593 0,46108306 1,607266513 0,2851525

BTONM 0,238835504 0,410136998 24,23999474 -0,45681925 0,01428545 2,826273062 0,052449703

ABBA 0,427080891 0,695286123 25,73516297 -0,68150688 0,010145017 1,184991005 0,099281571

VOKS 0,449254595 0,258592693 26,88011784 0,441220647 0,038712035 1,764222289 0,14472353

MULTI 0,662331423 0,545378128 29,64315257 -0,02339895 0,01373558 1,361416275 0,214884788

BAJ 0,712907921 0,695265421 27,5601844 0,151842111 0,019272855 1,252901717 0,047126694

RATA-RATA 0,548692886 0,45907364 27,06740873 0,065210048 0,072952612 1,548722632 0,282681322

(Sumber: data Diolah)

Keterangan:

[1] = Total Liabilities [7] = Laba Bersih

[2] = Total Aktiva [8] = Penjualan Bersih

[3] = Aktiva Tetap [9] = Penjualan Tahun perhitungan

[4] = Aktiva Lancar [10] = Penjualan tahun sebelumnya

[5] = Perubahan EBIT [11]= Selisih Penjualan

[6] = Hutang Lancar

Nilai [1] –[11] terdapat dalam tabel rekapitulasi data penelitian

Tabel 4.2. Perhitungan Tahun 2007

PERUSA HAAN DTA=[1]/[2] FTA= [3]/[2] SIZE=Ln [2] DOL=[5]/[6] NPM=[7]/[8] CR=[4]/[6]

GS=([9]-[10])/[10]

TRIAS 0,541297322 0,661310129 28,39135518 -0,01469361 0,011858872 1,075914763 0,239825822

ALKA 0,84624394 0,086417851 25,74030651 0,002635065 0,005166029 1,412075742 -0,170115847

BTII 0,600555735 0,228608114 28,98147074 0,023778885 0,052969118 3,532448559 13,53188748

BTONM 0,259397869 0,260484959 24,56205554 0,195998049 0,076245297 3,151541823 1,012115918

ABBA 0,441895875 0,588455315 25,79327604 0,588283251 0,028191194 1,509941776 0,184649809

VOKS 0,616304915 0,169788845 27,4142 -0,12292843 0,039525481 1,394466496 0,477535428

MULTI 0,60429598 0,554272337 29,75168593 0,022625014 0,004123373 1,376497996 -0,760315064

BAJ 0,552858646 0,552243427 28,02687418 -0,05124193 0,034197636 1,612798425 0,258540341

RATA-RATA 0,557856285 0,387697622 27,33265302 0,080557037 0,031534625 1,883210698 1,846765486

(Sumber: data Diolah)

Page 40: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

39

Tabel 4.3. Perhitungan Tahun 2008

PERUSA

HAAN DTA=[1]/[2] FTA= [3]/[2] SIZE=Ln [2] DOL=[5]/[6] NPM=[7]/[8] CR=[4]/[6] GS=([9]-[10])/[10]

TRIAS 0,519475733 0,664738177 28,40060404 0,005813235 0,032041945 1,01359662 0,210070056

ALKA 0,810706455 0,097099657 25,78980518 0,018156961 0,00351245 1,522160579 -0,086715964

BTII 0,611673625 0,314769758 29,12516758 -0,02724159 0,040253473 2,478300908 0,29541919

BTONM 0,216576682 0,143032396 24,97900357 0,305179603 0,120789962 4,32149803 0,496412227

ABBA 0,288350643 0,562258687 26,14494693 0,068718226 0,01430115 2,188495331 0,283968934

VOKS 0,729347185 0,214583486 27,78385192 -0,07320277 0,002310042 1,10021648 0,668926751

MULTI 0,637571903 0,539140985 29,88270989 -0,00451858 0,002891944 1,829619635 0,195311898

BAJ 0,618136277 0,580262546 28,1609138 -0,18344084 0,021250822 1,047467597 0,149366288

RATA-RATA 0,553979813 0,389485711 27,53337536 0,013683031 0,029668974 1,937669397 0,276594922

(Sumber: data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.1., tabel 4.2., dan

tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata struktur modal (DTA) perusahaan yang

diteliti dari tahun ke tahun mulai dari tahun 2006 sampai tahun 2008 secara

umum tidak memiiki pola kenaikan atau penurunan yang konstan. Dari tahun

2006 ke 2007, nilai rata-rata struktur modal yang diukur dengan DTA

mengalami kenaikan dari 0,548692886 atau 0,55 menjadi 0,557856285 atau

sebesar 0,56. Sementara itu, pada tahun 2008 nilai rata-rata struktur modal

(DTA) ini mengalamu penurunan kembali menjadi 0,553979813 atau sebesar

0,55. Dengan demikian, nilai struktur modal (DTA) pada tahun 2008 dapat

dikatakan kembali ke posisi semula yaitu sama dengan nilai pada tahun 2006.

Nilai tangible assets (FTA) dari tahun 2006 sampai tahun 2008

cenderung mengalami penurunan, yaitu dari 0,45907364 atau 0,46 pada tahun

2006 menjadi 0,387697622 atau 0,39 pada tahun 2007, dan pada tahun 2008

Page 41: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

40

hampir tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 0,389485711 atau 0,39.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1. Fluktuasi faktor-faktor struktur modal.

Nilai rata-rata firm size dari tahun 2006 sampai 2008 sebagaimana

ditunjukkan dalam grafik memiliki kecenderungan kenaikan yang lebih jelas

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 nilai rata-rata firm size sebesar

27,06740873 atau 27, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 27,33265302

atau 27,3 dan meningkat lagi pada tahun 2008 menjadi 27,53337536 atau

27,5.

Kondisi nilai tingkat biaya modal (degree of operating laverage

/DOL) merupakan kondisi yang paling berbeda dengan faktor struktur modal

lainnya. Hal ini terjadi karena perhitungan DOL dilakukan berdasarkan

perhitungan perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam tahun

0

5

10

15

20

25

30

2006 2007 2008

Rata-rata DTA

Rata-Rata FTA

Rata-Rata SIZE

Rata-Rata DOL

rata-Rata NPM

Rata-Rata CR

Rata-Rata GS

Page 42: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

41

perhitungan terhadap tahun berikutnya, di mana pada beberapa perusahaan

nilai ini sempat mengalami nilai yang negatif. Nilai negatif ini terjadi akibat

menurunnya laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap EBIT tahun

sebelumnya. Perhitungan DOL juga dilakukan berdasarkan atas perubahan

nilai penjualan bersih pada tahun perhitungan dengan tahun sebelumnya, di

mana pada beberapa perusahaan sempat mengalami nilai negatif yang berarti

terjadinya penurunan nilai penjualan bersih dari tahun sebelumnya. Kedua hal

ini mengakibatkan nilai DOL sempat mengalami penurunan drastis. Nilai

DOL pada tahun 2006 sebesar 0,065210048 atau 0,06, dan pada tahun 2007

naik menjadi 0,080557037 atau 0,08 dan pada tahun 2008 turun drastis

menjadi 0,013683031 atau 0,01 akibat banyaknya nilai DOL yang negatif

pada tahun 2008 ini. Nilai negatif dalam perhitungan ini hanyalah

menunjukkan adanya penurunan EBIT pada tahun perhitungan terhadap tahun

sebelumnya.

Nilai rata-rata profitabilitas (NPM) dari tahun 2006 sampai 2008

cenderung mengalami penurunan. Nilai rata-rata NPM tahun 2006 adalah

0,072952612 atau sebesar 0,73 sedangkan pada tahun 2007 turun drastis

menjadi 0,031534625 atau sebesar 0,032 dan pada tahun 2008 turun lagi

menjadi 0,029668974 atau sebesar 0,30.

Nilai rata-rata current ratio (CR) dari tahun 2006-2008 justru

mengalami peningkatan yaitu dari 1,548722632 atau sebesar 1,55 menjadi

1,883210698 atau sebesar 1,88 pada tahun 2007 dan naik lagi menjadi

1,937669397 atau sebesar 1,94.

Page 43: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

42

Kondisi rata-rata growth sales (GS) mengalami perubahan dari

tahun ke tahun yaitu dari 0,282681322 atau sebesar 0,28 pada tahun 2006

naik menjadi 1,846765486 atau sebesar 1,85 pada tahun 2007 dan turun lagi

menjadi 0,276594922 atau sebesar 0,28 pada tahun 2008.

B. Analisis Data

Untuk melakukan analisis data, dilakukan dengan prosedur sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dalam uji prasyarat

statistik yaitu untuk mengetahui apakan nilai-nilai yang akan diuji secara

statistik berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi

normal, maka data harus ditransformasikan kedalam bentuk data

logaristmis sehingga dapat diuji secara statistik parametrik, sedangkan

apabila data telah berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji statistik

berikutnya. Pengujian dilakukan dalam signifikansi 5% atau pada derajat

kepercayaan 95%. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

4.3, yang kesemuanya dilakukan dengan menggunakan software statistik

SPSS 15 berikut:

Page 44: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

43

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Struktur Modal (Debt To Total Assets) ,101 24 ,210 ,964 24 ,527

Tangible Assets ,118 24 ,065 ,892 24 ,065

Firm Size ,147 24 ,194 ,942 24 ,182

Tingkat Biaya Modal ,141 24 ,061 ,855 24 ,060

Profitabilitas ,053 24 ,099 ,428 24 ,096

Likuiditas (Current ratio) ,147 24 ,071 ,794 24 ,060

Growth sales ,094 24 ,081 ,322 24 ,068

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa nilai signifikansi uji

(sig) pada kolom Kolmogorov-Smirnov yang telah di koreksi dengan uji

Lilliefoers (a) menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel

struktur modal adalah 0,210, tangible assets adalah 0,65, firm size adalah

0,194, tingkat biaya modal adalah 0,061, profitabilitas adalah 0,099,

likuiditas adalah 0,071, dan growth sales adalah 0,081memiliki nilai

signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Semua variabel tersebut memiliki

nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, maka secara statistik

diyakini bahwa data hasil perhitungan adalah berdistribusi normal.

Dengan demikian, data ini tidak perlu ditransformasikan kedalam bentuk

logaritma untuk uji statistik berikutnya.

2. Uji Homogenitas

Uji ini juga dilakukan pada signifikansi 5% atau pada derajat

kepercayaan 95%. Uji ini dilakukan untuk menguji tingkat keseragaman

Page 45: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

44

tingkat penyimpangan data dari nilai rata-ratanya (keseragaman varians).

Hal ini merupakan salah satu prasyarat untuk uji statistik parametrik yaitu

data harus homogen atau memiliki varians yang seragam pada signifikani

5%. Adapun hasil uji homogenitas yang dilakukan dengan SPSS 15

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Data Based on Mean 7,091 6 161 ,766

Based on Median 4,782 6 161 ,587

Based on Median and with adjusted df 4,782 6 33,001 ,645

Based on trimmed mean 5,273 6 161 ,887

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 yang disajikan tersebut, terlihat bahwa

nilai signifikansi pada based of mean adalah 0,766. Nilai tersebut lebih

besar dari niali standar yang ditetapkan dalam statistik yaitu 0,05

sehingga secara statistik diyakini bahwa data memiliki varians yang

homogen. Dengan demikian, maka data yang diperoleh memenuhi kriteria

untuk diuji secara statistik.

3. Uji Regresi

Uji regresi dilakukan untuk mengetahui formulasi empiris atas pengaruh

yang ditimbulkan variabel bebas yaitu tangible assets (FTA), firm size

(SIZE), degree of operating leverage (DOL), profitabilitas (NPM),

likuiditas (CR), dan growth sales (GS) terhadap variabel terikatnya yaitu

Page 46: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

45

struktur modal yang diukur dengan ratio debt to total assets (DTA).

Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui persamaan matematis

yang dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya perubahan nilai

pada variabel terikat yaitu struktur modal apabila terjadi perubahan nilai

atau fluktuasi pada variabel-variabel bebasnya. Adapun berdasarkan hasil

perhitungan yang dilakukan dengan SPSS 15, diperoleh nilai-nilai

sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi

Variabel bebas Bilangan

Konstant

(a)

Koefisien Regresi

(b)

Tangible assets (FTA) 0,75 -0,569

Firm Size (Size) 0,037

Tingkat biaya modal (DOL) 0,014

Profitabilitas (NPM) -0,555

Likuiditas (CR) -0,161

Growth Sales (GS) 0,013

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan atas hasil tersebut, maka persamaan matematis

yang menggambarkan pengaruh yang ditimbulkan variabel bebas terhadap

variabel terikatnya adalah dapat digambarkan dengan persamaan:

DTA = 0,75 - 0,569 FTA + 0,37 Size + 0,14 DOL -0,55 NPM – 0,161 CR

+ 0,13 GS.

Persamaan empiris tersebut menjelaskan bahwa tangible assets (FTA)

memiliki koefisien regresi yang bernilai negatif yaitu -0,569. Intepretasi

dari hasil ini untuk FTA adalah jika:

Page 47: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

46

a. Nilai FTA berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar -0,569 x 1 yaitu menurun sebesar -0,560 (FTA naik

menyebabkan DTA turun).

b. Nilai FTA berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai

DTA berubah menjadi -0,569 x -1 yaitu naik sebesar 0,569 (FTA turun

mengakibatkan DTA naik).

Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, nilai tangibel assets

menyebabkan adanya pengaruh terbalik terhadap struktur modal (DTA),

yaitu apabila terjadi kenaikan pada FTA akan berakibat pada menurunnya

nilai DTA dan sebaliknya bila terjadi penurunan pada nilai FTA akan

berakibat pada naiknya nilai DTA.

Firm size (SIZE) dalam persamaan regresi yang diperoleh

menunjukkan nilai yang positif yaitu 0,37. Intepretasi dari hasil ini

adalah:

a. Nilai SIZE berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar 0,37 x 1 yaitu naik sebesar 0,37 (SIZE naik

menyebabkan DTA naik)

b. Nilai SIZE berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai

DTA berubah menjadi 0,37 x -1 yaitu turun sebesar 0,37 (SIZE turun

mengakibatkan DTA turun)

Hal ini berarti bahwa firm size menimbulkan pengaruh searah, yaitu

apabila terjadi kenaikan nilai firm size akan mengakibatkan naiknya nilai

Page 48: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

47

DTA. Demikian pula sebaliknya, apabila terjadi penurunan nilai firm size

akan berakibat pada menurunnya nilai DTA.

Untuk tingkat biaya modal (degree of operating laverage /DOL)

dalam persamaan regresi yang diperoleh juga menunjukkan nilai yang

positif yaitu 0,14. Intepretasi dari hasil ini adalah:

c. Nilai DOL berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar 0,14 x 1 yaitu naik sebesar 0,14 (DOL naik

menyebabkan DTA naik)

d. Nilai DOL berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai

DTA berubah menjadi 0,14 x -1 yaitu turun sebesar -0,14 (DOL turun

mengakibatkan DTA turun)

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif atau searah dari DOL

terhadap struktur modal (DTA) yang berarti bahwa setiap kenaikan DOL

akan mengakibatkan naiknya nilai DTA, dan sebaliknya setiap penurunan

DOL berpengaruh terhadap penurunan nilai DTA.

Koefisien regresi profitabilitas (NPM) menunjukkan nilai negatif

yaitu -0,55 sebagaimana variabel tangible assets (FTA). Intepretasi dari

hasil ini adalah:

a. Nilai NPM berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar -0,55 x 1 yaitu menurun sebesar -0,55 (NPM naik

menyebabkan DTA turun).

Page 49: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

48

b. Nilai NPM berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai

DTA berubah menjadi -0,55 x -1 yaitu naik sebesar 0,55 (NPM turun

mengakibatkan DTA naik).

Dengan demikian, maka NPM sebagaimana FTA menimbulkan pengaruh

terbalik terhadap DTA, yaitu setiap kenaikan NPM akan mengakibatkan

penurunan nilai pada DTA, dan sebaliknya setiap penurunan NPM akan

berakibat pada naiknya DTA.

Nilai koefisien regresi untuk current ratio dalam penelitian ini

juga negatif yaitu – 0,161. Intepretasi dari hasil ini adalah:

a. Nilai CR berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar -0,161 x 1 yaitu menurun sebesar -0,161 (CR naik

menyebabkan DTA turun).

b. Nilai CR berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai DTA

berubah menjadi -0,161 x -1 yaitu naik sebesar 0,161 (CR turun

mengakibatkan DTA naik).

Sebagaimana dengan FTA dan NPM, nilai CR yang negatif ini

menunjukkan pengaruh terbalik, yaitu setiap kenaikan CR akan

mengakibatkan penurunan DTA sedangkan setiap penurunan CR akan

mengakibatkan kenaikan DTA.

Sementara itu, nilai koefisien regresi growth sales (GS) bernilai

positif yaitu 0,13. Intepretasi dari hasil ini adalah:

Page 50: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

49

a. Nilai GS berubah sebesar 1 (mengalami kenaikan), maka nilai DTA

berubah sebesar 0,13 x 1 yaitu naik sebesar 0,13 (GS naik

menyebabkan DTA naik)

b. Nilai DOL berubah sebesar -1 (mengalami penurunan), maka nilai

DTA berubah menjadi 0,13 x -1 yaitu turun sebesar -0,13 (GS turun

mengakibatkan DTA turun)

GS memiliki pengaruh positif terhadap DTA, yaitu setiap kenaikan GS

akan mengakibatkan kenaikan DTA dan setiap penurunan GS akan

mengakibatkan penurunan DTA.

Untuk melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai

struktur modal, DTA dapat dilihat dengan tabel intepretasi atas rumus

regresi DTA = 0,75 - 0,569 FTA + 0,37 Size + 0,14 DOL -0,55 NPM

– 0,161 CR + 0,13 GS seperti yang telah dilakukan diatas, sebagai berikut:

Tabel 4.7. Intepretasi Hasil Regresi

Perubahan

Faktor Strukrur

Modal

Perhitungan

Perubahan Struktur

Modal (DTA)

Hasil DTA

Perubahan

FTA

1 (naik)

-1(turun)

-0,569 x 1

-0,569 x -1

-0,569 (turun)

0,569 (naik)

Perubahan

SIZE

1 (naik)

-1 (turun)

0,37 x 1

0,37 x -1

0,37 (naik)

-0,37(turun)

Perubahan

DOL

1 (naik)

-1 (turun)

0,14 x 1

0,14 x -1

0,14 (naik)

-0,14 (turun)

Perubahan

NPM

1 (naik)

-1 (turun)

-0,55 x 1

-0,55 x -1

-0,55 (turun)

0,55 (naik)

Perubahan

CR

1 (naik)

-1 (turun)

-0,161 x 1

-0,161 x -1

-0,161 (turun)

0,161 (naik)

Perubahan

GS

1 (naik)

-1 (turun)

0,13 x 1

-0,13 x 1

0,13 (naik)

-0,13 (turun)

(Sumber: data diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan dalam intepretasi rumus regresi tersebut,

terlihat bahwa untuk perubahan faktor struktur modal dari 1 sampai -1,

Page 51: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

50

kisaran perubahan struktur modal yang terbesar adalah sebesar -0,569

sampai 0,569, yaitu akibat perubahan pada faktor FTA. Hal ini

menunjukkan bahwa FTA memiliki pengaruh terbesar dalam menciptakan

perubahan pada DTA dibandingkan dengan faktor lainnya.

Adapun bagaimana kemungkinan penggunaan persamaan regresi

tersebut, apakah dapat digunakan apabila faktor struktur modal digunakan

hanya dilihat satu per satu dan apakah dapat digunakan apabila semua

faktor struktur modal digunakan secara bersamaan, dikaji melalui uji-t dan

uji-F selanjutnya.

4. Uji-t

Uji-t parsial dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

tiap-tiap faktor-faktor struktur secara sendiri-sendiri terhadap struktur

modal perusahaan. Apabila suatu faktor struktur modal secara statistik

diyakini memiliki pengaruh yang signifikan secara sendiri terhadap

struktur modal, maka faktor tersebut memiliki peranan dalam merubah

nilai struktur modal apabila terjadi fluktuasi pada faktor tersebut,

meskipun tidak terdapat perubahan nilai pada seluruh faktor lainnya.

Sementara itu, apabila secara statistik suatu faktor struktur modal diyakini

tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap struktur modalnya,

maka terjadinya perubahan nilai atau fluktuasi pada faktor tersebut tidak

dapat digunakan untuk memprediksi perubahan yang terjadi pada struktur

modalnya, kecuali atas keteribatan fluktuasi pada faktor-faktor lainnya

(hal inipun dapat dibenarkan hanya apabila secara statistik diyakini

Page 52: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

51

terdapat pengaruh signifikan dari seluruh faktor struktur modal secara

bersama-sama terhadap struktur modalnya). Adapun hasil uji-t dilakukan

dengan prasyarat uji sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2007: 24):

a. Jika t hitung > t tabel (untuk t positif) atau t hitung < -t tabel (untuk t negatif)

maka Ho (yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat) ditolak, dan H1 (yang

menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel bebas

terhadap variabel terikat) diterima.

b. Jika t hitung < ttabel (untuk t positif) atau t hitung > -t tabel (untuk t negatif)

maka Ho (yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat) diterima, dan H1 (yang

menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel bebas

terhadap variabel terikat) ditolak.

Tabel 4.8. Hasil Uji-t

t-hitung

t tabel

(sig 5%,

n=8 Sig.

Kesimpulan uji Keterangan

Tangible Assets

(FTA) -5,214 2,31 0,000

t hitung < - t tabel

Sig < 0,05

Ho(1): ditolak

H1(1): diterima

Ada pengaruh

Signifikan negatif

Firm Size

(SIZE) 2,506 2,31 0,023

t hitung > t tabel

Sig < 0,05

Ho(2): ditolak

H1(2): diterima

Ada pengaruh

signifikan positif

Tingkat Biaya

Modal

(DOL)

0,164 2,31 0,872 thitung < t tabel

Sig >0,05

Ho(3): diterima

H1(3): ditolak

Tidak ada pengaruh

signifikan

Profitabilitas

(NPM) -1,773 2,31 0,094

t hitung > - t tabel

Sig > 0,05

Ho(4): diterima

H1(4): ditolak

Page 53: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

52

Tidak ada pengaruh

signifikan

Likuiditas (CR) -5,211

2,31 0,000

t hitung < - t tabel

Sig < 0,05

Ho(5): ditolak

H1(5): diterima

Ada pengaruh

Signifikan negatif

Growth sales

(GS) 1,392 2,31 0,182

t hitung < t tabel

Sig > 0,05

Ho(6): diterima

H1(6): ditolak

Tidak ada pengaruh

signifikan

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan atas hasil analisis tersebut, maka diyakini bahwa

secara statistik, tangible assets (FTA), firm size (SIZE), dan likuiditas

(CR) secara sendiri-sendiri atau secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap struktur modal yang diukur dengan DTA, sedangkan

untuk tingkat biaya modal (DOL), pofitabilitas (NPM), dan growth sales

(GS) secara sendiri-sendiri atau parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal (DTA). Dengan demikian, maka apabila terjadi

perubahan individual pada FTA, SIZE, dan CR, maka hal ini dapat

digunakan untuk memprediksi perubahan nilai pada struktur modalnya

(DTA), sedangkan apabila terjadi perubahan individual pada DOL, NPM,

dan GS, maka hal ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi

perubahan pada nilai struktur modalnya (DTA).

Adapun positif atau negatifnya nilai t menunjukkan

bagaimana model pengaruh individual yang ditimbulkan oleh faktor

struktur modal terhadap struktur modalnya. Nilai t yang negarif

menunjukkan pengaruh yang terbalik, sedangkan nilai t yang positif

menunjukkan pengaruh yang searah. Adapun berdasarkan atas hasil uji t

Page 54: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

53

sebagaimana dalam tabel 4.7, dan hasil analisis terhadap hipotesis

penelitian, yaitu untuk faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal, terlihat bahwa nilai t adalah positif untuk firm size (SIZE),

sedangkan untuk tangible assets (FTA) dan likuiditas (CR) adalah negatif

(untukfaktor-faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal, tidak dilakukan analisis). Dengan demikian, firm size (SIZE)

memiliki pengaruh parsial atau individual yang positif terhadap struktur

modal, dengan pengertian apabila terjadi kenaikan nilai pada SIZE akan

mengakibatkan kenaikan nilai pada struktur modalnya, dan apabila terjadi

penurunan nilai pada SIZE akan mengakibatkan penururunan nilai pada

struktur modalnya. Sementara itu, untuk tangible assets (FTA) dan

likuiditas (CR) memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modalnya,

dengan pengetian bahwa apabila terjadi kenaikan nilai pada FTA ataupun

CR maka akan mengakibatkan penurunan nilai pada struktur modalnya,

dan sebaliknya apabila terjadi penurunan nilai pada FTA atau CR maka

akan mengakibatkan kenaikan nilai pada struktur modalnya.

5. Uji Varians (F)

Uji-F untuk mengetahui signifikansi pengaruh yang ditimbulkan

oleh seluruh faktor struktur modal secara bersamaan terhadap struktur

modalnya. Pengertian secara bersamaan atau simultan disini adalah

apabila terjadi perubahan nilai secara serentak atau apabila seluruh faktor

struktur modal dilibatkan dalam memprediksi nilai struktur modalnya.

pada Uji-F ini menentukan apakah persamaan empiris yang diperoleh dari

Page 55: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

54

analisis regresi dapat digunakan secara terpercaya guna memprediksi

perubahan nilai yang terjadi pada struktur modal apabila terjadi perubahan

nilai secara bersama-sama pada semua faktor struktur modalnya.

Berdasarkan atas hasil yang diperoleh dari analisis uji-F yang dilakukan

dengan SPSS 15, diperoleh hasil seperti berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji-F

Fhitung Ftabel Sig. Kesimpulan Uji Keterangan

10,877 4,15 0,000 F hitung > F tabel

Sig < 0,05

Ho(7): ditolak

H1(7): diterima

Ada pengaruh

signifikan

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan hasil analisis uji sebagaimana dalam tabel 4.8. tersebut,

maka secara statistik diyakini bahwa variabel tangible assets (FTA), firm

size (SIZE), degree of operating leverage (DOL), profitabilitas (NPM),

likuiditas (CR), dan growth sales (GS) secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh terhadap struktur modal yang diukur dengan ratio debt to

total assets (DTA) dalam signifikansi 5%. Model pengaruh yang

ditimbulkan yaitu apakah dalam bentuk pengaruh positif dan negatif,

terlihat dalam positif atau negatifnya koefisien regresi sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya.

Kontribusi pengaruh variabel-variabel bebas tersebut dalam

mempengaruhi struktur modal ditunjukkan dengan nilai determinal (R

square) dalam tabel 4.6. berikut:

Page 56: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

55

6. Uji Determinan (R2)

Uji determinan merupakan uji untuk mengetahui seberapa kontribusi dari

faktor-faktor struktur modal dalam mempengaruhi nilai struktur modalnya

serta seberapa besar kontribusi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Adapun hasil perhiungan yang dilakukan dengan SPSS 15 adalah sebagai

berikut

Tabel 4.10. Hasil Uji Determinan

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,891(a) ,793 ,720 ,0968137

a Predictors: (Constant), Growth sales, Tingkat Biaya Modal , Firm Size, Tangible Assets, Likuiditas (Current ratio), Profitabilitas

(Sumber: Data diolah)

Berdasarkan hasil dalam tabel tersebut, terlihat bahwa nilai R square atau

R2 adalah 0,793 atau 79,3%. Dengan demikian, perubahan-perubahan

nilai DTA dalam penelitian ini 79,3% diakibatkan oleh perubahan dalam

tangible assets (FTA), firm size (SIZE), degree of operating leverage

(DOL), profitabilitas (NPM), likuiditas (CR), dan growth sales (GS).

Dengan kata lain, seluruh variabel tersebut secara bersama-sama

memiliki kontribusi sebesar 79,3% terhadap nilai struktur modal (DTA),

sedangkan 20,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari tangible assets (FTA), firm size (SIZE), degree of operating

Page 57: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

56

leverage (DOL), profitabilitas (NPM), likuiditas (CR), dan growth sales

(GS).

Dalam penelitian ini, struktur modal diukur dengan ratio debt to

total asset (DTA) sebagai perbandingan total hutang (liabilities) terhadap

total asset sebagaimana konsep yang dijelaskan oleh Susetyo (2006: 14).

Dengan kata lain, struktur modal dianggap sebagai banyaknya hutang yang

ditanggung oleh setiap nilai asset perusahaan yang dimiliki.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perusahaan manufaktur

di BEJ untuk tahun 2006 sampai 2007, struktur aktiva (tangible assets /FTA)

secara bersamaan dengan faktor struktur modal lainnya berpengaruh secara

negatif terhadap struktur modal (DTA), dengan kekuatan pengaruh yang

terbesar berdasarkan intepretasi yang dilakukan dari rumus regresi yang

diperoleh. Dalam hasil uji-t parsial, terlihat bahwa tangible asset juga

berpengaruh signifikan dengan nilai t yang negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa struktur aktiva secara sendiri (tidak bersamaan dengan faktor struktur

modal lainnya) juga berpengaruh secara negatif terhadap struktur modalnya.

Struktur aktiva (FTA) merupakan rasio antara fixed asset (aktiva tetap)

terhadap total asset. Berdasarkan hasil penelitian, pada perusahaan

manufaktur di BEJ, rasio ini berpengaruh secara terbalik yaitu semkin besar

struktur aktiva akan mengakibatkan menurunnya struktur modal. Dengan

demikian, maka dapat difahami bahwa pada perusahaan manufaktur di BEJ,

semakin besar proporsi aktiva tetap (fixed asset) terhadap total assetnya akan

berakibat pada menurunnya nilai rasio total hutang terhadap total assetnya.

Page 58: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

57

Arti lain adalah apabila total aktiva tidak mengalami perubahan, maka

meningkatnya nilai aktiva tetap pada perusahaan manufaktur di BEJ justru

cenderung menurunkan jumlah total hutangnya. Hal ini berarti bahwa pada

perusahaan manufaktur di BEJ yang memiliki aktiva tetap tinggi justru

cenderung tidak banyak membuat hutang pada pihak lain. Hal ini

kemungkinan terjadi akibat perusahaan yang memiliki fixed assets yang

tinggi meskipun diartikan mereka memiliki collateral assets yang tinggi

justru merasa labih baik jika melakukan pembiayaan sendiri dalam

mengoperasikan perusahaan dibanding dengan harus membuat hutang.

Sementara itu, menurut konsep yang dikemukakan Brigham (1984) hal ini

terlihat berkebalikan, yaitu perusahaan yang besar atau yang cenderung

memiliki fixed assets yang tinggi memiliki kemampuan membuat hutang

yang lebih besar, karena perusahaan pemberi hutang memiliki jaminan

collateral assets yang lebih baik dengan banyaknya fixed assets perusahaan.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan

manufaktur yang besar di BEJ tidak mengoptimalkan kemampuannya dalam

membuat hutang dengan pihak lain karena merasa lebih baik melakukan

pembiayaan sendiri.

Sementara itu, Firm Size dalam penelitian ini bersama-sama

dengan faktor struktur modal lainnya memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap struktur modalnya (DTA). Firm size atau ukuran

perusahaan dalam hal ini diukur berdasarkan lognatural atas total assets nya.

Semakin besar total assets perusahaan maka diyakini sebagai perusahaan

Page 59: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

58

yang berukuran lebih besar. Dengan ditemukannya kondisi bahwa pada

perusahaan manufaktur di BEJ berpengaruh positif terhadap struktur modal

(yang merupakan rasio total hutang terhadap total assetnya), maka dapat

diambil pengertian bahwa semakin besar ukuran perusahaan manufaktur di

BEJ maka semakin besar tingkat hutang per nilai assetnya. Hal ini

menunjukkan bahwa kebijakan perusahaan dalam membuat hutang dengan

pihak lain lebih banyak mempertimbangkan nilai total asset yang dimiliki

dibandingkan dengan melihat fixed asset perusahaan semata. Hasil uji-t

parsial menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan apabila firm

size berdiri sendiri atau tidak bersamaan dengan faktor struktur modal

lainnya. Pengaruh positif ini ditunjukkan dengan nilai t yang positif. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat hutang kepada pihak

lain, perusahaan juga sering memperhatikan firm size secara saja tanpa harus

memperhatikan faktor lainnya, meskipun hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa perusahaan juga cenderung memperhatikan firm size dikaitkan dengan

faktor-faktor lainnya secara bersamaan.

Tingkat biaya modal (degree of operating leverage /DOL) dalam

penelitian ini secara bersamaan dengan faktor lainnya memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap struktur modal dalam bentuk pengaruh yang positif.

Akan tetapi, tingkat biaya modal ini secara sendiri tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal, yang ditunjukkan dengan nilai

signifikansi yang lebih besar dari 0,05 dalam uji-t parsial. Tingkat biaya

modal dalam penelitian ini merupakan rasio perubahan laba sebelum bunga

Page 60: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

59

dan pajak (EBIT) dari tahun sebelumnya terhadap perubahan penjualan bersih

dari tahun sebelumnya. Dengan kata lain, tingkat biaya modal merupakan

kepekaan EBIT terhadap penjualan perusahaan. Operating laverage juga

merupakan biaya tetap yang harus ditutup berapapun besar volume

kegiatannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa

semakin besar kepekaan EBIT terhadap penjualan di perusahaan manufaktur

BEJ berpengaruh terhadap semakin besarnya struktur modal atau rasio hutang

perusahaan terhadap total assetnya. Apabila operating laverage dipahami

identik dengan besarnya biaya operasi, maka dapat disimpulkan bahwa pada

perusahaan manufaktur di BEJ, semakin besar biaya operasinya maka

semakin besar minat perusahaan dalam membuat hutang. Dengan demikian,

perusahaan manufaktur di BEJ cenderung memperhatikan biaya operasi yang

tercermin dalam degree of operating laverage dalam memperhatikan faktor-

faktor struktur modal secara bersamaan. Hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa DOL tidak berpengaruh secara signifikan apabila berdiri sendiri tidak

bersamaan dengan faktor lainnya, menunjukkan bahwa perusahaan cenderung

tidak memperhatikan DOL secara tersendiri akan tetapi terintegrasi dengan

faktor-faktor lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif yang

signifikan dari profitabilitas (NPM) secara bersamaan dengan faktor lainnya

terhadap struktur modal. Profitabilitas dalam penelitian ini dipahami sebagai

rasio laba bersih terhadap penjualan yang terjadi. Berdasarkan hasil

penelitian, terlihat bahwa perusahaan manufaktur di BEJ cenderung

Page 61: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

60

menaikkan hutang apabila nilai rasio laba bersih terhadap penjualannya

menurun dan sebaliknya cenderung meningkatkan hutang apabila rasio laba

bersih terhadap penjualannya menurun. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan manufaktur di BEJ cenderung memandang bahwa terjadinya

penurunan tingkat laba bersih terhadap penjualan merupakan salah satu

kebutuhan terhadap ditingkatkannya jumlah hutang yang tercermin dalam

struktur modalnya (DTA). Demikian juga peningkatan terhadap rasio laba

bersih terhadap penjualan cenderung dianggap semakin rendahnya kebutuhan

perusahaan dalam membuat hutang kepada pihak lain. Profitabilitas ini secara

sendiri tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan

manufaktur di BEJ. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung jarang

mempertimbangkan pembuatan hutang hanya berdasarkan profitabilitas

perusahaan semata, akan tetapi lebih memperhatikan integrasinya dengan

faktor struktur modal lainnya.

Variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) secara

bersama-sama menunjukkan adanya pengaruh negatif yang signifikan

terhadap faktor struktur modal perusahaan manufaktur di BEJ. Likuiditas

merupakan rasio antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan.

Dengan pemahaman ini, hasil penelitian dapat dimaknai bahwa semakin besar

nilai aktiva lancar per hutang lancarnya, maka akan berakibat pada semakin

menurunnya nilai total hutang terhadap total asetnya, dan sebaliknya semakin

kecil nilai aktiva lancar per hutang lancarnya maka berdampak pada semakin

tingginya nilai total hutang per total assetnya. Pengertian lain dari hasil

Page 62: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

61

penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur di BEJ, semakin besar

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban justru berpengaruh

terhadap semakin rendahnya rasio hutang terhadap total assetnya (struktur

modalnya). Hal ini menunjukkan beberapa kemungkinan, diantaranya adalah

semakin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban identik dengan

semakin besarnya kemampuan perusahaan dalam melakukan pembiayaan,

sehingga justru berakibat pada menurunnya rasio hutang yang dibuat per nilai

asset totalnya. Kemungkinan lain adalah perusahaan-perusahaan manufaktur

di BEJ cenderung membuat hutang dengan nilai yang jauh dibawah

kemampuannya membayar kewajiban, peningkatan kemampuannya dalam

membayar kewajiban tidak diikuti dengan meningkatnya jumlah hutang yang

dibuat perusahaan. Kemungkinan lain adalah perusahaan manufaktur di BEJ

yang memiliki kemampuan pengembalian rendah justru merasa perlu

mengotimalkan jumlah hutangnya berdasarkan kemampuannya

mengembalikan, sedangkan perusahaan yang memiliki kemampuan

membayar kewajiban tinggi justru lebih menekan pembuatan hutang pada

pihak lain. Likuiditas dalam penelitian ini secara sendiri tidak berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian, besar

kemungkinan bahwa perusahaan manufaktur di BEJ lebih cenderung

memikirkan faktor-faktor likuiditas secara bersamaan dibandingkan dengan

kemungkinan memikirkan likuiditas secara sendiri dalam membuat hutang

dengan pihak luar.

Page 63: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

62

Variabel pertumbuhan penjualan (growth sales) dalam penelitian

ini secara simultan dengan faktor lainnya memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEJ. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan cukup

menentukan struktur modal perusahaan. Semakin besar tingkat pertumbuhan

penjualan perusahaan, maka kemauan atau keberanian perusahaan

manufaktur di BEJ dalam membuat hutang menjadi lebih tinggi.

Page 64: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan dalam bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor Tangible asset (FTA), Firm size (SIZE), Operating

leverage (DOL), Profitabilitas (NPM), Likuiditas (CR), dan Growth sales

(GS) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal (DTA) pada perusahaan manufaktur di BEJ tahun 2006-2008. Hal

ini dibuktikan dengan nilai F hitung 10,877 yang lebih besar dari nilai F

tabel 4,15, dan dibuktikan dengan nilai signifikansi uji sebensar 0,000

yang lebih kecil dari nilai kritis 0,05.

2. Apabila faktor-faktor struktur modal tidak bekerja secara serempak,

maka yang berpengaruh hanyalah tangible asset (FTA) dengan nilai

t hitung -5,214 yang lebih kecil dari –t tabel -2,31 dan signifikani 0,000 yang

lebih kecil dari 0,05, firm size dengan t hitung 2,506 yang lebih besar dari t

tabel 2,31 dan signifikansi 0,023 yang lebih kecil dari 0,05, serta likuiditas

(CR) dengan nilai t hitung -5,211 yang lebih kecil dari –t tabel yaitu -2,31

dan signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

3. Bersasarkan intepretasi atas persamaan regresi yang diperoleh yaitu DTA

= 0,75 - 0,569 FTA + 0,37 Size + 0,14 DOL -0,55 NPM – 0,161 CR +

0,13 GS, faktor struktur modal yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

63

Page 65: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

64

struktur modal adalah tangibel asset (FTA), yang dibuktikan dengan

intepretasi uji regresi yang mampu menciptakan perubahan DTA terbesar

yaitu dalam range -0,569 sampai 0,569 untuk perubahan faktor struktur

modal dari -1 sampai 1.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Perusahaan perlu memperhatikan tangibel assets (FTA), firm size (SIZE),

tingkat biaya modal (DOL), profitabilitas (NPM), dan growth sales dalam

rangka meningkatkan nilai struktur modal (DTA).

2. Optimalisasi faktor-faktor struktur modal seharusnya dilakukan dengan

memperhatikan positif atau negatifnya pengaruh yang ditimbulkan

terhadap DTA.

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

Page 66: Studi Empiris Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

65

(judul + file lengkap lain di: http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/)

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I., 1993, Corporate Financial Distress and Bankruptcy: A

Complete Guide to Predicting & Avoiding Distress and Profiting from

Bankruptcy, Second Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Brigham, Eugene F., and Louis C. Gapenski, 1997, Financial Management:

Theory and Practice, Eighth Edition, Orlando, Florida: The Dryden

Press.

Brigham, Eugene F., and Michael C. Ehrhardt, 2005, Financial Management:

Theory and Practice, Eleventh Edition, South-Western, Australia:

Thomson Learning.

Frank, Murray Z., and Vidhan K. Goyal, 2003, Capital Structure Decisions,

Working paper, Faculty of Commerce, University of British Columbia,

and Department of Finance, Hong Kong University of Science and

Technology, 1 – 55.

Gitman, Lawrence J., 1994, Principles of Managerial Finance, Seventh Edition,

Atmaja, Setia L, (1999), Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Andi Offset

yogyakarta.

Riyanto Bambang, (1990), Dasar-dasar Pembelanjaan, Yayasan Badan Penerbit

Gajah Mada.

Sartono Agus, Ragil sriharto, (1999), “Faktor-faktor Penentu Struktur Modal

Perusahaan Manufaktur diIndonesia”, Sinergi Vol 2 No.2.

Sartono, R.Agus, (1990), Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE,

Yogyakarta.

Sutrisno, (2000), Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi), Ekonisia,

Yogayakarta.

Weston, J. Fred, Eugene F.Brigham, (1990), Manajemen Keuangan Edisi

Sembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta