13
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020 86 PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Siti Maghfiroh 1 , Octavia Lhaksmi Pramudyastuti 2 1 S1 Akuntansi, Universitas Tidar Magelang Jawa Timur Email: [email protected] 2 S1 Akuntansi, Universitas Tidar Magelang Email: [email protected] Abstract The purpose of this study is to evaluate the application of the inpatient receivables management system in the mental hospital prof. dr. Magelang Soerojo. The research methodology used a qualitative method, intended to describe and analyze the management of receivable accounts at the hospital prof. dr. Magelang Soerojo. The data used are primary data obtained from interviews with the Accounts Receivable Section Staff of RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. The results of this study indicate that Prof. Mental Hospital Dr. Soerojo Magelang has good management of inpatient accounts. Judging from the policy taken by the RSJ Prof.dr Soerojo Magelang in repatriating public patients with status of public patient receivables and recording of accounts receivable management of accounts receivable collection is carried out systematically and optimally. Suggestions for this research to the obstacles that are still faced by the manager of receivables are the renewal of the receivables card so as not to cause differences in the files received with the accounts receivable application. Renewal of the data responsible for the debt to simplify the process of collecting receivables and submission of receivables files on the same day the occurrence of receivables. Keywords: Hospital, Management of receivables, inpatient PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan gawat darurat. Rumah sakit didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan utama memberikan pelayanan berupa jasa kesehatan dalam bentuk perawatan, tindakan medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi medis untuk memenuhi kebutuhan pasien. Namun rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan medis saja tetapi juga non menis seperti pendidikan dan penelitian. Rumah sakit menentukan tarif terhadap pelayanan yang diberikan berbanding lurus dengan pelayanan yang didapat oleh masyarakat. Tarif rumah sakit telah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam SK Menteri Kesehatan atau Peraturan Daerah. Sumber pendapatan rumah sakit umumnya berasal dari pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Saat ini pendapatan rumah sakit tidak hanya dalam bentuk tunai saja (hard cash) melainkan juga dalam bentuk kredit/piutang yang dijamin pihak ketiga atau ditanggung sendiri akibat ketidak mampuan membayar keseluruhan tagihan. Sehingga pengelolaan pembayaran dalam bentuk kredit/piutang haruslah dilakukan sebaik mungkin karena mengingat dalam pengelolaanya menimbulkan biaya-biaya seperti biaya pembelanjaan piutang, biaya administrasi, biaya penagihan (Collection) serta kemungkinan piutang tersebut menjadi piutang tak tertagih (Sarwoko,1995 dalam Basuki, 2004). Piutang pasien merupakan sebagian besar harta lancar (Current asset) rumah sakit. Piutang memiliki sifat yang cukup likuid, dapat diartikan bahwa ketika pasien membayar kewajibannya tepat waktu tanpa tertunda, maka pihak manajemen rumah sakit dinilai sukses jika dapat menjaga kesinambungan modal kerja yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup rumah sakit tersebut. Artinya bila proporsi piutang pasien yang tertagih tepat waktu jumlahnya besar, maka kelangsungan operasional rumah sakit tidak akan terhambat, dan perputaran modal kerja tidak terganggu. (Hallatu,2000 dalam Eka Maesaroh, 2010).

PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

86

PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT JIWA

PROF. DR. SOEROJO MAGELANG

Siti Maghfiroh

1, Octavia Lhaksmi Pramudyastuti

2

1S1 Akuntansi, Universitas Tidar Magelang Jawa Timur

Email: [email protected] 2S1 Akuntansi, Universitas Tidar Magelang

Email: [email protected]

Abstract

The purpose of this study is to evaluate the application of the inpatient receivables

management system in the mental hospital prof. dr. Magelang Soerojo. The research methodology used a qualitative method, intended to describe and analyze the management of receivable accounts

at the hospital prof. dr. Magelang Soerojo. The data used are primary data obtained from interviews

with the Accounts Receivable Section Staff of RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. The results of this study indicate that Prof. Mental Hospital Dr. Soerojo Magelang has good management of inpatient

accounts. Judging from the policy taken by the RSJ Prof.dr Soerojo Magelang in repatriating public

patients with status of public patient receivables and recording of accounts receivable management of accounts receivable collection is carried out systematically and optimally. Suggestions for this

research to the obstacles that are still faced by the manager of receivables are the renewal of the

receivables card so as not to cause differences in the files received with the accounts receivable

application. Renewal of the data responsible for the debt to simplify the process of collecting receivables and submission of receivables files on the same day the occurrence of receivables.

Keywords: Hospital, Management of receivables, inpatient

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu unit

pelayanan kesehatan yang menyediakan

pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan, dan pelayanan gawat darurat. Rumah sakit

didirikan dan diselenggarakan dengan tujuan

utama memberikan pelayanan berupa jasa kesehatan dalam bentuk perawatan, tindakan

medis dan diagnostik serta upaya rehabilitasi

medis untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Namun rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan medis saja tetapi juga non menis

seperti pendidikan dan penelitian. Rumah sakit

menentukan tarif terhadap pelayanan yang diberikan berbanding lurus dengan pelayanan

yang didapat oleh masyarakat. Tarif rumah

sakit telah ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam SK Menteri Kesehatan atau

Peraturan Daerah.

Sumber pendapatan rumah sakit

umumnya berasal dari pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Saat ini pendapatan

rumah sakit tidak hanya dalam bentuk tunai saja

(hard cash) melainkan juga dalam bentuk kredit/piutang yang dijamin pihak ketiga atau

ditanggung sendiri akibat ketidak mampuan membayar keseluruhan tagihan. Sehingga

pengelolaan pembayaran dalam bentuk

kredit/piutang haruslah dilakukan sebaik

mungkin karena mengingat dalam pengelolaanya menimbulkan biaya-biaya

seperti biaya pembelanjaan piutang, biaya

administrasi, biaya penagihan (Collection) serta kemungkinan piutang tersebut menjadi piutang

tak tertagih (Sarwoko,1995 dalam Basuki,

2004).

Piutang pasien merupakan sebagian besar harta lancar (Current asset) rumah sakit.

Piutang memiliki sifat yang cukup likuid, dapat

diartikan bahwa ketika pasien membayar kewajibannya tepat waktu tanpa tertunda, maka

pihak manajemen rumah sakit dinilai sukses

jika dapat menjaga kesinambungan modal kerja yang dapat digunakan untuk kelangsungan

hidup rumah sakit tersebut. Artinya bila

proporsi piutang pasien yang tertagih tepat

waktu jumlahnya besar, maka kelangsungan operasional rumah sakit tidak akan terhambat,

dan perputaran modal kerja tidak terganggu.

(Hallatu,2000 dalam Eka Maesaroh, 2010).

Page 2: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

87

Sehingga pengelolaan piutang yang

baik, efesien dan efektif sangat dibutuhkan bahkan menjadi perhatian rumah sakit agar

rumah sakit mendapat pendapatan atau arus kas

yang digunakan untuk kelancaran operasional rumah sakit guna menunjang kualitas pelayanan

yang akan diberikan kepada masyarakat. Ada

tiga langkah utama yang dapat digunakan untuk mengelola piutang secara tepat, denagn

didukung oleh sistem informasi yang handal.

Langkah pertama selalu melakukan pencatatan

transaksi secara up to date digunakan untuk mengontrol dan mengendalikan piutang.

Langkah kedua adalah membuat surat tagihan

beserta kelengkapan dokumen tepat waktu dan akurat. Dan langkah ketiga, tagihan yang telah

dikirim wajib untuk dimonitor dan dilakukan

tindak lanjut penagihan dengan target waktu

sampai pembayaran terealisasi. Dengan mengambil sikap proaktif dan melakukan

proses yang tepat dalam pengelolaan piutang,

akan membantu manajemen dalam membuat keputusan yang tepat (Mehta,1977 dalam

Meijani Wibowo,2010).

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. SOEROJO Magelang yang terletak di kota Magelang Jawa

Tengah merupakan Unit Pelaksana Teknis di

Lingkungan Kementrian Kesehatan yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Pelayanan Kesehtan

Kementrian Kesehtan RI. Meskipun sebagai

Rumah Sakit “Pusat Rujukan Nasional” dibidang “Kesehtan Jiwa”, sejak 2009 telah

membuka palayanan kesehatan untuk pasien

umum (non jiwa) yang dilayani oleh dokter spesoalis dan sunspesilais. Hal ini tentu

membuat tingkat kunjungan pasien tinggi hal

ini pula akan berpengaruh terhadap jumlah

pendapatan rumah sakit. Rumah Sakit Prof. DR. SOEROJO

Magelang tidak menerapkan kebijakan

pembayaran uang muka untuk semua golongan masyarakat baik itu pelayanan jiwa

maupun non jiwa, terutama pasien jiwa dimana

memerlukan pelayanan dalam jangka waktu

yang lama, dan tidak semua pasien dalam kondisi ekonomi mampu dan ada yang tidak

memiliki anggota keluarga. Kebijakan terkait

persyaratan piutang tidak dilakukan dari awal berdirinya rumah sakit tentu akan berpengaruh

terhadap besarnya piutang di masa ini, dan

pencatatan piutang (manual) yang dilakukan sebelum digunakanya fitur piutang

menimbulkan kesulitan dalam pencarian data

yang menghambat proses penagihan yang

berakibat pada piutang tidak tertagih.

Pengurusan piutang ke Kantor pelayanan keuangan Negara dan lelang (KPKNL)

memerlukan proses yang panjang dan tidak

semua nilai nominal piutang dapat dilimpahkan, hanya nilai nominal yang tidak melebihi biaya

yang ditimpulkan saja. Kepengurusan piutang

macet dari tahun 2001-2017 tercatat 131 piutang yang terhapuskan mutlak dari 1000

sekian piutang macet. Hal ini tentu

berpengaruh terhadap piutang rumah sakit,

namun setatus rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum (BLU) yang tidak boleh

menolak pasien dan dituntut untuk

memberikan layanan yang tinggi. Dari latar belakang yang telah di uraikan diatas peneliti

ingin mengevaluasi bagaimana penerapan

sistem pengelolaan piutang rumah sakit, mulai

dari proses terjadinya piutang, mekanisme kebijakan rumah sakit untuk pemulangan pasien

yang masih memiliki tanggungan, proses

penagihan, penghapusan piutang, dan pembukuan piutang.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas

adapun rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimanakah pengelolaan piutang

pasien rawat inap pada Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimanakah pengelolaan

piutang pasien rawat inap pada Rumah

Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.

TINJAUAN LITERATUR

Rumah Sakit

Definisi rumah sakit menurut UU No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.

Manajemen Piutang Rumah Sakit Manajemen piutang rumah sakit

merupakan proses dari mendata,

mengumpulkan, dan menagih piutang atas terjadinya pelayanan yang telah diberikan

kepada pasien ruamh sakit. Manajem piutang

yang baik sangat penting agar terhindar dari

piutang yang macet.

Page 3: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

88

Definisisi Piutang dan Perilaku Piutang

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI (2002),

piutang merupakan hak yang mucul dari

penyerahan pelayanan jasa atau penyerahan uang, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara rumah sakit dan pihak lain, yang

mewawajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi pembayaran atau jasa yang telah

diterimanya atau hutangnya setelah jangka

waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.

Perilaku piutang dapat memberikan gambaran kepada manajemen mengenai

kegiatan-kegiatan yang terkait dengan

terjadinya piutang. Informasi ini dapat memberikan masukan yang berharga bagi

pengambilan keputusan. Dimulai dari kebijakan

piutang yang dibuat untuk memberikan

pedoman kerja bagi pengelolaan piutang. Perencanaan merupakan tahap lanjutan dari

kebijakan yang menetapkan besar dan waktu

pengumpulan piutang terkait dengan arus kas rumah sakit. Siklus piutang menggambarkan

proses terjadinya piutang sampai dengan

pelunasan piutang, tahap ini dapat mendeteksi keterlambatan yang terjadi. Tahap berikutnya,

pengumpulan dan penagihan piutang perlu

mendapat perhatian khusus karena dibutuhkan

kesabaran dan upaya maksimal untuk mencapai target. Sedangkan penilaian piutang dapat

memberikan gambaran jumlah piutang yang tak

tertagih karena kebijakan yang terlalu longgar atau kemampuan penagihan yang kurang

maksimal (Sabarguna, 2007).

Klasifikasi Piutang Jenis-jenis piutang meliputi piutang

usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain.

Piutang usaha (Account Receivable) merupakan

piutang yang diakibatkan oleh kegiatan usaha misalnya penjualan secara kredit, piutang usaha

umumnya dilakukan penagihan antara 30-60

hari. Piutang wesel (Notes Receivable) terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit

dan pemberian pinjaman uang kepada individu

atau perusahaan dengan menerbitkan surat

utang formal. Piutang lain-lain (Other Receivable) merupakan piutang yang tidak

termasuk kategori piutang usaha piutang wesel,

contohnya seperti uang muka pembelian, piutang deviden dan lain-lain.

Penggolongan piutang dan umur

piutang meliputi piutang lancar, piutang tidak lancar, piutang yang dihapuskan, dan piutang

yang dicadangkan. Piutang lancar merupakan

piutang dengan jangka waktu kurang dari satu

tahun dalam satu periode akuntansi sudah bisa

menjadi kas. Piutang tidak lancar merupakan piutang dengan jangka waktu lebih dari satu

tahun bisa mejadi kas. Piutang yang dihapuska

merupakan piutang yang tidak bisa ditagih karena pelanggan mengalami kebangkrutan.

Piutang yang dicadangkan dimaksudkan untuk

meminimalisir terjadinya piutang tak tertagih. Piutang dirumah sakit berdasarkan

sumber terjadinya piutang dikelompokan

menjadi dua jenis, yaitu piutang pelayanan dan

piutang lain-lain. Piutang pelayanan adalah piutang yang timbul karena penyerahan

pelayanan atau jasa dalam rangka kegiatan

rumah sakit, seperti piutang kepada pasien rawat inap dan rawat jalan. Piutang pelayanan

dialui pada saat pelayanan medis telah

diberikan tetapi belum menerima pembayaran

dari penggunaan jasa yang bersangkutan. Piutang pelayanan meliputi piutang asuransi,

piutang jaminan kesehatan, piutang jaminan

perorangan, dan piutang pelayanan lainya. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul di

luar kegiatan pelayanan medis, seperti piutang

karyawan dan piutang sewa. Piutang lain-lain diakui pada saat sewa telah diberikan kepada

penyewa atau uang pijaman telah diberikan

kepada karyawan.

Siklus Piutang Siklus piutang dirumah sakit

merupakan tahapan perlakuan dari proses

penerimaan adanya piutang sampai dengan adanya penutupan piutang. Siklus tersebut

sebagai berikut:

1. Siklus pertama adalah pendaftaran Tahap ini di diperlukan data pasien dan

penanggung jawab pasien secara lengkap

dan detail melaui wawancara secara

langsung oleh petugas yang terdidik dan menguasai peraturan rumah sakit. Data ini

digunakan untuk mentukan penggolongan

pasien. Ada tiga penggolongan bentuk pembiayaan pasien yaitu pasien dijamin

pihak ketiga, pasien gratis, dan pasien tanpa

jaminan atau membayar sendiri. Pasien yang

dijamin oleh pihak ketiga artinya biaya rumah sakit dibayarkan oleh pihak ketiga,

misalnya asuransi kesehatan dari tempat

kerja, BPJS, dan asuransi lainya. Pasien geratis artinya pasien tidak dibebankan akan

biaya atas pelayanan yang sudah digunakan.

Pasien tanpa jaminan atau membayar sendiri artinya pasien tidak ditanggung oleh

siapapun sehingga harus membayar biaya

atas pelayanannya

Page 4: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

89

2. Siklus kedua adalah pembebanan

Selama pasien dalam perawatan semua biaya pelayanan rutin maupun khusus yang telah

diberikan dicatat dan dimasukkan kedalam

rekening pasien. Semua biaya tersebut dimasukkan tepat waktu dan akurat sehingga

beban biaya dapat diketahui setiap saat, dan

saat itu pula terjadi pembebanan biaya kepada pasien.

3. Siklus ketiga adalah penagihan

Tahap penagihan merupakan proses untuk

mendapatkan pembayaran penuh atas pelayanan yang telah diberikan kepada

pasien. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam penagihan diantaranya identifikasi sumber pembiayaan, mengirim

tagihan awal, dan merancang prosedur

tagihan lanjutan. Sumber pembiayaan pasien

bisa dari asuransi pihak ketiga yamg membayar rumah sakit untuk klien mereka

berdasarkan atas pre-determine basis,

perusahaan asuransi swasta yang membayar tagihan klien mereka berdasarkan kontrak

antara klien dan perusahaan, membayar

sendiri baik itu dari teman atau pihak yang bertanggung jawan, dan sumber dari

organisasi yang membayar sebagian biaya

klien. Pengiriman tagihan awal dimaksudkan

untuk mendapatkan pembayaran secara keseluruhan, pengiriman tagihan harus

disertakan rincian biaya pada setiap jenis

pelayanan yang telah diberikan dan tanggal kesepakatan pembayaran yang telah

disetujui. Perancangan prosedur tagihan

lanjutan terjadi apabila pada tagihan awal baru sebagian biaya yang dilunasi atau

bahkan belum adanya pembayaran, oleh

karena itu dirancang prosedur lanjutan.

4. Tahap keempat adalah proses pembayaran Proses pembayaran dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Apabila pembayaran

dilakukan tanpa menggunakan asuransi maka pasien atau penanggung jawab dapat

melalukan pembayaran sesuai dengan aturan

rumah sakit, misalnya langsung datang ke

bagian kasir rumah sakit dengan menunjukan surat tagihan, melalui bank

yang telah ditunjuk oleh rumah sakit. Jika

pembayaran dijamin oleh pihak ketiga atau asuransi maka pihak rumah sakit akan

menerima pembayaran dari pihak ketiga

tersebut atas klaim yang telah dirimkan rumah sakit atas nama pasien yang

bersangkutan

5. Tahap kelima adalah penerimaan

pembayaran Tahap ini rumah sakit telah menerima

pembayaran atas pelayanan yang telah

diberikan atas klaim yang telah dikirimkan kepada pihak terkaiit. Penerimaan

pembayaran ini bisa berupa bentuk kas, cek,

maupun transfer dana melalui media elektronik

6. Tahap keenam adalah menutup piutang

Setelah terjadi penerimaan pembayaran atas

tagihan kepada pasien maupun pihak ketiga maka akan di jurnal oleh petugas

administrasi piutang per nama pasien.

Apabila tagihan tidak dibayarkan maka diakui sebagai piutang tak tertagih. Ketika

piutang tak tertagih suatu ketika ada

pembayaran akan diakui sebagai pendaptan

piutang tak tertagih.

Pengelolaan Piutang

Piutang merupakan aset yang cukup material. Sehingga diperlukan manajemen

pengelolaan piutang yang efektif dan efisien

agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan

perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran

kas. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi

pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut: Standar kredit, syarat kredit, Kebijakan

kredit dan pengumpulan piutang. Standar kredit

merupakan kualitas minimal kelayakan pemohon kredit yang dapat diterima oleh

perusahaan atau organisasi. Rumah sakit akan

menentukan kualitas kelayakan kredit agar tidak terjadi piutang tak tertagih berlebihan.

Syarat kedit merupakan ketentuan atau syarat-

syarat yang diberikan rumah sakit ketika timbul

piutang. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup kualitas jumlah piutang yang

diterima, periode kredit yang diberikan,

persyaratan khusus, dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pengumpulan piutang.

Piutang yang dikelola dengan baik

merupakan sumber pemasukan atau aliran

masuk bagi rumah sakit (Miler, 1981 Kitzing, 1981). Dengan demikian rumah sakit tidak

dapat mengabaikan piutang yang dimiliki

karena fungsi sosialnya. Piutang sendiri sangat mempengaruhi arus kas rumah sakit, hal ini

karena rumah sakit mempunyai kewajiban

jangka pendek yang harus dibayarkan kepada pihak lain. Oleh karenanya pengelolaan piutang

menjadi bagian yang penting dari pengelolaan

keuangan secara umum. Piutang yang tidak

Page 5: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

90

dikelola dengan baik akan menjadi piutang

yang tidak tertagih, yaitu sejumlah tagihan atas pelayanan yang tidak/belum dibayar dalam

jangka waktu satu tahun atau lebih.

Dengan pengelolaan piutang yang baik diharapkan terjadi pembayaran yang penuh

terhadap semua pelayanan yang telah diberikan

oleh rumah sakit. Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar

dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu

mendapat perhatian yang cukup serius agar

diperkirakan piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin (Syamsuddin,

1995).

Piutang rumah sakit merupakan harta lancar terbesar pada organisasi kesehatan dan

berdampak pada dana investasi. Kegagalan

pengelolaan piutang di rumah sakit akan

mengganggu arus kas masuk (cash flow) dan kelangsunagn kegiatan operasional rumah sakit.

Piutang rumah sakit timbul karena adanya

penyerahan pelayanan (jasa) dalam rangka kegiatan rumah sakit, seperti pelayanan kepada

pasien rawat jalan dan rawat inap. Peran

pengelolaan piutang di rumah sakit penting karena dua hal yaitu piutang merupakan sumber

pendapatan dan perlu penanganan yang baik

agar tidak menjadi piutang tak tertagih

Flowchar Sistem Pengelolaan Piutang Pasien

Rawat Inap Menurut Krismiajai (2010) Flowchart

atau bagan alir merupakan teknik analitis yang

digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.

Flowchart dapat membantu guna memberikan

solusi terhadap masalah yang mungkin bisa

terjadi dalam membangun sebuah sistem, flowchar digambarkan dengan simbol dimana

masing-masing simbol memiliki makna atau

arti yang menggambrkan sebuah proses. Simbol bagan alir (Flowchart) terdiri tiga kelompok

yaitu: Flow Direction Symbols, processing

Symbols, simbol Input atau Output. Dengan

flowchart setiap urutan proses dapat digambarkan dengan jelas sehingga dapat

mudah dipahami dan mudah dilihat berdasarkan

urutan langkah dari suatu proses. Berikut ini flowcaht yang menggambarkan sistem

pengelolaan piutang rawat inap di rumah sakit

jiwa prof. Dr. Soerojo Magelang.

Page 6: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

91

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap

Bagian Bangsal Bangian Kasir

Keterangan:

HP : Hasil pemeriksaan

PM : Diagnosis masuk

IP : Indikasi Pasien

KP : Kartu piutang

SP : Surat perjanjian

Pasien

Gambar 1

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap

Melengkapi dokumen

kepulangan

1

Identitas

pasien

HP

Mulai 1

HP

PM&TS

Identitas

pasien

Penataan rekening

tagihan

Rekening

tagihan

Membayar

lunas

Proses pembuatan KP

& SP

SP&KP 1

1

SP&KP 2

2 2

Kuwintansi

pelunasan SP&KP

3

2 3

PM&IP

Identitas pasien

Page 7: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

92

Gambar 2 Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap (Lanjutan)

Bagian Pengelola Piutang

Ya Ya Tidak

Keterangan: SP : Surat perjanjian KP : Kartu Piutang ST: Surat Tagihan RLPP : Laporan Rekapitulasi Pembayaran Piutang

2

SP & KP 1

Rekap piutang

Penyisihan piutang

Laporan Piutang

Bulanan

Membuat

surat

tagihan

ST 1 ST 2 ST 3

DIKIRIM

ST VIA

POS

Konfirmasi

pemabayaran

Bayar

Menerima

pembayaran

&mecocoka

n dengan

ST

Melakukan kunjungan ke

rumah pasien

Bayar

Menerima

pembayara n& mecocokan dengan

ST

Piutang

tidak

tertagih

4

4

Jumlah piutang

Page 8: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

93

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap

Bagian Pengelola Piutang (Lanjutan)

Tidak Ya Keterangan:

P PUPN : Panitia Urusan Piutang

Negara

KPKNL : Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan

PUPN/KPKNL Lelan

Gambar 3

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap (Lanjutan)

4

Menerima

pembayaran&men

cocokan dengan ST

Sesuai&

lunas

Menginput penerimaan

pelunasan piutang

Mencatat LRPP

Melakukan

konfirmasi

kepada pasien

Menginput pembayaran

tang telah diterima&sisa

piutang yang masih harus

diterima

Proses pembuatan

laporan piutang tahunan

Laporan piutang

tahunan Laporan piutang

tak tertagih

5

Page 9: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

94

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap

Bagian Akuntansi

Gambar 4

Flowchart Pengelolaan Piutang Pasien Rawat Inap (Lanjutan)

Berikut merupakan penjelasan alur

bagan prosedur pengelolaan piutang pasien

rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang dari bagian yang terkait

yaitu:

Bagian Bangsal 1. Pasien atau kelurga pasien datang ke bagian

bangsal untuk melengkapi dokumen

kepulangan 2. Dokumen tersebut meliputi Hasil

pemeriksaan, Diagnosis masuk, Indikasi

Pasien.

Bagian Kasir

1. Bagian kasir menerima dokumen dari bagian

bangsal 2. Bagian kasir melakukan penataan rekening

tagian atas pelayanan yang telah diberikan

3. Rekening tagihan dicetak dan diberikan

kepada pasien atau keluarga pasien guna melihat jumlah pembayaran yang harus

dibayar

4. Apabila terjadi pembayaran lunas maka akan diberikan kuwitansi pelunasan

5. Apabila tidak terjadi pelunasan kasir akan

membuatkan surat perjanjian dan kartu piutang rangkap 3

6. Surat perjanjian rangkap 1 diberikan ke

bagian pengelola piutang, rangkap 2

diberikan ke pasien, dan rangkap 3 diberikan ke bagian akuntansi.

Bagian Pengelola Piutang

1. Menerima Surat perjanjian dan kartu piutang 2. Melakukan rekap terhadap piutang

3. Hasil rekapan menunjukan jumlah piutang

4. Pembentukan penyisihan piutang 5. Pembuatan laporan piutang bulanan

6. Bagian pengelola piutang membuat surat

tagihan piutang 1,2, dan 3

7. Surat tagihan 1 dikirimkan pada awal bulan setelah terjadinya piutang, tangihan 2

dikirim setelah 3 bulan berikutnya, dan

tagihan 3 dikirim tiga bulan setelah tagihan 2. Surat tagihan dikrim melaui via pos

8. Melakukan konfirmasi pembayaran atas

tagihan 1, 2, dan 3 yang dikirmkan

9. Jika terjadi pembayaran maka akan dilakukukan pencocokan dengan surat

tagihan, untuk menghindari kekurangan dan

kelebihan pelunasan 10. Jika tidak terjadi pembayaran maka

dilakukan tindakan dengan kunjungan

kerumah pasien

3

SP & KP 3

Pencatatan

piutang

5

Selesai

Laporan piutang

tahuhan

Laporan keuangan

Page 10: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

95

11. Setelah dilakukan kunjungan terjadi

pembayaran maka akan diterima pembayaran dan melakukan pencocokan

kembali dengan surat tagihan, jika tidak

terjadi pembayaran maka setatus piutang menjadi piutang tak tertagih

12. Jika dilakukan pencocokan hasilnya tidak

sesuai dan masih ada kekurangan maka melakukan konfirmasi kepada pasien dan

menginput pembayaran yang telah diterima

serta sisa piutang yang masih harus diterima

13. Jika sesuai dan lunas dilakukan penginputan penerimaan pelunasan piutang

14. Dilakukan proses pencatatan laporan

rekapitulasi pembayaran piutang 15. Proses pembutan laporan piutang tahunan

yang berisi laporan piutang tahunan yang

diserahkan ke bagian akuntansi dan laporan

piutang tak tertagih ke Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) atau Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL).

Bagian akuntansi

1. Bagian akuntansi menerima surat perjanjian piutang dan kartu piutang

2. Dilakukan pencataatan piutang

3. Setelah terjadinya penerimaan pembayaran

piutang bagian akuntansi merima laporanan piutang tahunan sebagai lampiran dalam

laporan keuangan

4. Lapiran keuangan.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data Data primer berasal dari pengamatan

secara langsung pada objek penelitian yaitu

Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang.

Dikumpulkan melalui wawancara dengan staf pebgelola piutang. Data sekunder berasal dari

pihak luar.

Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data meliputi obsevasi secara

langsung pada bagian kasir untuk mengetahui

proses terjadinya piutang, wawancara dengan staf pengelola keuangan, dan dokumentasi

Model Penelitian

Penggunaan desain penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini maksudkan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan

piutang pasien rawat inap di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Setatus Rumah sakit jiwa prof. Dr.

Soerojo magelang sebagai rumah sakit Badan Layanan Umum (BLU) dalam pembiayaan

operasional diberikan wewenang untuk

memungut biaya atas pelayanan yang diberikan, melakukan penangguhan pembayaran, maupun

memberikan pembebasan sebagian atau seluruh

biaya pasien. Sumber pendapatan rumah sakit

prof. Dr. Soerojo magelang yang paling besar berasal dari pasien rawat inap, sehingga dapat

dikatakan jika piutang merupakan bagian

terbesar dari aktiva lancar. Piutang rumah sakit terjadi akibat adanya penundaan pembayaran

sebagian atau seluruh atas pelayanan yang

diberikan kepada rumah sakit maupun pihak

ketiga. Semakin meningkatnya aktivitas kunjungan pasien potensi terjadinya piutang

semakin besar. Hal tersebut menjadikan

pengelolaan piutang pasien rawat inap menjadi perhatian rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan dengan staf pengelola piutang diperoleh informasi terkait pelaksanaan

pengelolaan piutang di rumah sakit jiwa prof.

Dr. Soerojo magelang sebagai berikut:

1. Syarat-syarat pemberian piutang Sesuai dengan standar operasional

prosedur (SOP) pengelolaan piutang terkait

syarat-syarat pemberian piutang, rumah sakit mengambil kebijakan dalam memulangkan

pasien dengan status piutang dengan

terpenuhinya syarat sebagai berikut: surat perjanjian pasien atau penanggung utang

dengan pihak rumah sakit yang menyatakan

kesanggupan membayar dengan waktu jatuh

tempo yang telah ditentukan, rincian biaya yang menjadi kewajiban, kartu piutang, dengan

dilengkapi data identitas yang valid dari pasien

atau penanggung utang, surat keterangan tanda tidak mampu apabila tidak memiliki jaminan

kesehatan.

Dalam melakukan kebijakan tersebut

tidak terlepas dari penilaian yang dilakukan oleh bagian piutang dalam menganalisa pasien

umum tersebut. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan untuk penilaian tersebut antara lain :1) Analisa Komperhensif secara lengkap dan

objektif dengan melihat keadaan ekonomi

pasien/ keluarga pasien yang menyangkut mata pencaharian pasien/keluarga pasien, tempat

tinggal, setatus pasien dalam keluarga dan

kemungkinan ada bantuan dari pihak keluarga;

Page 11: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

96

2) Bukti pendukung, bertujuan untuk

memberikan bukti dari analisa komperhensif yang harus dilengkapi dengan bukti pendukung

yang sifatnya adalah pengakuan tertulis dari

lembaga/pihak yang kompeten dan diterima oleh umum (RT/RW kelurahan/Desa,

kecamatan dll); 3) Itikad Baik pasien/keluarga

pasien. 2. Proses Timbul Piutang

Proses terjadinya piutang di Rumah

sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang adalah :1)

Pasien datang ke RS tidak menggunakan jaminan baik dari BPJS ataupun dari Asuransi

lain sebagai penjamin disebut dengan pasien

umum; 2) Keluarga pasien datang kebangsal keperawatan untuk melengkapi semua dokumen

kepulangan; 3) Kebagian kasir untuk meminta

rincian tagihan pelayanan yang telah diberikan,

pasien atau keluarga pasien tidak bisa membayar sebagian atau keseluruhan biaya dari

tagihan tersebut; 4) Bagian kasir akan membuat

surat perjanjian atau kesanggupan membayar oleh pasien atau kelurga pasien; 5) Dalam hal

tersebut ada tiga rangkap, rangkap 1 untuk

bagian piutang sebagai verifikasi berkas piutang, rangkap 2 untuk pasien atau keluarga

pasien dan rangkap 3 untuk bagian akuntansi

dalam pembuatan laporan keuangan; 6) Terjadi

pencatatan dibagian piutang dan akuntansi; 7) Membuat kartu piutang.

3. Tata Cara Penagihan Piutang

Pihak rumah sakit mengharapkan adanya pemasukan uang ke kas yang akan

menambahkan pada jumlah pendapatan yang

diterima guna membiayai kegiatan operasional, akan tetapi realisasi dari harapan itu tidak

mengalami keseimbangan, karena rumah sakit

sering menerima pasien rawat inap yang tidak

bisa membayar sebagian atau keseluruhan tagihan, hal ini terjadi terutama pada

masyarakat yang taraf ekonomi menengah ke

bawah. Karena rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam artian rumah sakit

melayani semua golongan, terutama pasien jiwa

dalam satu tahun bisa terjadi piutang sampai

lima kali. Sehingga dibutuhkan cara penagihan semaksimal mungkin agar piutang dapat

menjadi pendapatan.

Tata cara penagihan piutang yang dilakukan oleh bagian pengelola piutang rumah

sakit jiwa prof. Dr. Soerojo magelang antara

lain : 1) Menerima dokumen-dokumen administrasi

pasien yang meminta penangguhan

pembayaran atau angsuran atau keringanan

biaya atas tagihan biaya pelayanan; 2) Verifikasi berkas dengan aplikasi piutang,

pada saat bagian kasir close bil secara

otomatis data akan mengalir ke aplikasi pitang ;

3) Entry ke monitoring piutang, dengan

menginput secara manual menggunakan aplikasi excel monitoring berdasarkan

berkas piutang ;

4) Membuat laporan piutang pasien, pelaporan

ini akan dikirimkan ke pelayanan kesehatan medik (Yankes) dikemenkes;

5) Membuat surat penagihan piutang jika

pasien atau penanggung utang jika belum melakukan pembayaran setelah jatuh tempo.

Berkaitan waktu penagihan piutang

didasarkan per bulan tidak sesuai tanggal jatuh

tempo yaitu 1 minggu, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi piutang tak tertagih. Jika dasar

penagihan berdasarkan per minggu akan terjadi

tagihan berikutnya yang terlewatkan. Dalam satu tahun pengelola piutang memiliki

kewajiban untuk penagihan sebanyak tiga kali,

penagihan ini dengan mengirimkan surat tagihan yang berisi rincian tagihan yang harus

dibayarkan. Siklus penagihan piutang yaitu: 1)

Pada tagihan ke 1 dikategorikan sebagai

piutang lancar, 2) tagihan ke 2 dilakukan tiga bulan setelah tagihan pertama, tagihan kedua

dikategorikan piutang kurang lancer, 3) tagihan

ke 3 dilakukan setelah tiga bulan tagihan kedua, dikategorikan piutang yang ditangguhkan dan

Piutang diatas dua belas bulan dikategorikan

piutang macet. Pada piutang macet dilakukan optimalisasi dengan kunjungan kerumah pasien

melalui pemerintah setempat. Ketika sudah

dilakukan optimalisasi akan tetapi belum ada

pelunasan piutang, kewajiban dari pengelola piutang yaitu Melimpahan kepengurusan

piutang ke KPKNL (Kantor Pelayanan

keuangan Negara dan Lelang). Adanya pelimpahan pengurusan piutang ke KPKNL

berarti piutang tersebut menjadi tanggungjawab

KPKNL dengan pasien atau penanggung utang.

Namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu adanya ketidak cocokan

antara kartu piutang dengan aplikasi piutang

terkait subsidi hal ini karena kartu piutang yang digunakan saat ini tidak menampilkan subsidi.

Kadang kala terjadi ketidak validan data

penanggung jawab pasien pada awal pendaftaran dengan data penanggung jawab

kepulangan hal ini membuat kesulitan dalam

melakukan penagihan. Terkadang bagian kasir

Page 12: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

97

terlambat setor berkas piutang ke bagian

piutang, seharusnya setelah adanya piutang kasir langsung setor ke bagian piutang hal ini

membuat adanya pembayaran yang terlambat

dicatat. 4. Proses Pelimpahan Piutang Tak Tertagih ke

Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan

Lelang (KPKNL) Proses pelimpahan pengurusan piutang

ke Kantor pelayanan keuangan Negara dan

lelang (KPKNL) ada prosedur dan syarat-syarat

yang harus diikuti diantaranya: pengelola piutang membuat surat pengantar perihal

pelimpahan penagihan piutang ke KPKNL dan

menyertakan dokumen piutang identitas diri dan alamat pasien atau penanggung utang, kartu

piutang, surat perjanjian piutang, rincian

tagihan biaya perawatan, surat tugas petugas

penagihan, berita acara, serta tuntutan yang telah dilakukan yaitu surat tagihan 1, 2, dan 3

serta berita acara kunjungan. Kantor pelayanan

keuangan Negara dan lelang (KPKNL) menerima pelimpahan pengurusan piutang

ditandai dengan adanya surat penerimaan

pengurusan piutang Surat penerimaan pengurusan piutag negara (SP3N) dari

pimpinan BLU.

SP3N dalam PMK 240 tahun 2016

tentang pengurusan piutang negara, pelimpahan piutang macet dibawah 8jt bisa diberikan surat

keterangan tidak mampu (SKTM) dari

pimpinan rumah sakit, dalam hal ini SP3N bisa menyusulkan SKTM. Setelah adanya surat

piutang Negara sementara belum dapat ditagih

(PSBDT) pengurusan pada Kantor pelayanan keuangan Negara dan lelang (KPNKL) telah

selesai. Pengelola piutang kemudian

mengusulkan SK penghapusan bersyarat yang

memuat persetujuan pimpinan BLU. Setelah turunya SK bersyarat menunggu sampai 2 tahun

untuk mengetahui adanya pelunasan piutang

atau tidak, apabila terjadi pelunasan maka dianggap sebagi penerimaan, dan apabila tidak

ada pelunasan maka pengelola piutang

mengusulkan penghapusan mutlak. Dengan

adanya PP 24 pengurusan penghapusan mutlak dipermudah dengan dibuatnya surat keterangan

tidak mampu membayar dari Direktur Utama

tanpa melihat nominal. Surat penghapusan mutlak ini ditunjukan kepada sekertaris jenderal

kesehatan biro cek in keuangan kemudian

diterbitkanya SK Penghapusan mutlak oleh mentri keuangan. Pengurusan piutang macet di

RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang tercatat tahun

2001 sd 2017 baru satu SK penghapusan mutlak

yang diterbitkan untuk 131 dari 1000 sekian

penanggung utang yang telah diserahkan pengurusanya ke Kantor Pelayanan Keuangan

Negara dan Lelang (KPKNL) Semrang. Jumlah

piutang yang telah dihapuskan cendrung kecil dikarenakan sebelum adanya SOP pengelolaan

piutang kurangnya dilakukan monitoring.

5. Pelaporan Piutang Dalam melaksakan pembukuan piutang

pasien umum rawat inap, hal yang dilakukan

oleh pengelola piutang adalah : 1) Monitoring

piutang, monitoring ini meliputi data kualitas piutang, data pembentukan penyisihan piutang

yang di dapat dari data harian; 2) Membuat

laporan piutang macet yang telah diserahkan ke Kantor pelayanan keuangan Negara dan lelang

(KPKNL) laporan ini memuat progres

penanganan piutang macet, nilai yang

diserahkan, dan saldo terakhir; 3) Support data ke Akuntansi sebagai lampiran laporan

keuangan; 5) Penyerahan data piutang macet ke

ke Kantor pelayanan keuangan Negara dan lelang (KPKNL).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti

menarik kesimpulan sebagai berikut : Persyaratan pemberian piutang telah sesuai

dengan standar operasional prosedur (SOP)

pengelolaan piutang BLU serta pengelola piutang melakukan penilaian piutang pasein

dengan cara menganalisis dari segi

perekonomian, hal tersebut digunakan untuk dasar penentuan pemberian nilai piutang.

prosedur pengajuan piutang terjadi di bagian

kasir mempermudah penanggung utang dalam

pelaksanaanya. Rumah sakit jiwa prof. De. Soerojo telah melakukan penagihan piutang

secara efektif dan seoptimal mungkin, dapat

dilihat dari tindakan terhadap piutang macet dilakukan kunjungan kerumah

pasien/penanggung utang sebelum dilimpahkan

kepengurusanya ke Kantor Pelayanan

Keuangan Negara dan Lelang (KPKNL). Proses pelimpahan piutang ke KPKNL telah dilakukan

sesuai prosedur dari pemerintah, dan telah

dilakukan monitoring untuk melihat perkembangan piutang yang sudah

dilimpahkan.

Saran Saran terhadap kendala yang masih

dihadapi bagian pengelola piutang yaitu

dilakukan pembenahan terhadap aplikasi kartu

Page 13: PENGELOLAAN PIUTANG PASIEN RAWAT INAP PADA …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 6, No. 2 , Juli – Desember 2020

98

piutang dengan dilakukanya pembaruan kartu

piutang guna tidak menimbulkan perbedaan antara berkas yang diterima dengan aplikasi

piutang. Pada bagian kasir sebaiknya meminta

ulang data penanggung jawab pasien ketika terjadi piutang agar mempermudah pembuatan

surat tagihan dan penyerahan berkas piutang

sebaiknya diserahkan ke bagian piutang pada waktu jam kerja akan selesai agar bisa

diperoses bagian piutang dihari berikutnya.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat

menganalisis lebih mendalam dan memperbanyak narasumber yang terlibat dalam

proses pengelolaan piutang agar informasi yang

didapat lebih terperinci.

DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Rina Khairunnisa. (2012). Gambaran

Proses Pencatatan Penagihan Piutang Pasien Jamkesmas Sktm & Gakin Dki

Rsup Fatmawati Tahun 2010. Skripsi,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Depok.

Gunawan, Hendrik. (2018). “Analisis Sistem

Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan

Provinsi Jawa Barat”. Artikel Program

Studi Manajemen STIE STEMBI.

Maesaroh, Eka. (2010). “Analisis Karakteristik

Pasien Terhadap Saldo Piutang Murni Pasien Rawat Inap di RSIA Kemuliaan

Tahun 2010”. Skripsi, Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia; Depok.

Pratama,puthut. (2020, Febuari). Pendapatan.

Dikutip 11 Mei 2020 dari puthutpratama04.blogspot:

http://puthutpratama04.blogspot.com/201

6/07/piutang.html.

Riadi, Muchlisin (2013, 21 September).

Pengertian, Jenis dan Pengelolaan

Piutang. Dikutip 10 Mei 2020 dari Kajian Pustaka:

https://www.kajianpustaka.com/2013/09/penger

tian-jenis-dan-pengelolaan-piutang.html.

Rinaldi, Ferry (2015, Maret). Pengertian Fungsi

dan Tujuan Manajemen Keuangan. Dikutip 11 Mei 2020 dari Kembar:

https://www.kembar.pro/2015/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan-manajemen-

keuangan.html.

Sabarguna, Boy S. “Manajemen Keuangan Rumah Sakit”. Yogyakarta: Konsorsium

RS Islam Jateng, 2007.

Syamsudin, Lukman 1995. Manajemen

Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi

Dalam Perencanaan, Pengawasan dan

Pengendalian Keputusan Edisi I. Jakarta;

seputarpengetahuan.co.id,“Pengertian Piutang,

Ciri, Jenis, Klasifikasi dan Pengelolaannya”,Agustus2017.

<https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/08/pengertian-piutang-ciri-ciri-jenis-

klasifikasi-pengelolaan-piutang.html>

[Diakses, 11 Mei 2020)

Sumberpengertian.id. " Pengertian Flowchart

Secara Umum dan Menurut Para Ahli

Lengkap", 3 Juni 2020. < https://www.sumberpengertian.id/pengert

ian-flowchart-menurut-para-ahli-

lengkap> [Diakses, 12 Mei 2020]

Studylibid.com. "Siklus Pendapatan",22 Maret

2019.

https://studylibid.com/doc/520437/siklus-

pendapatan> [Diakses, 10 Mei [2020]

Undang-undang Republik Indonesia No. 44

Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Wibowo, Meijani. (2010). “Analisis Pengelolaan Piutang Asuransi

Perusahaan Di Rumah Sakit Ibu Dan

Anak Hermin Bogor Tahun 2008-2009”. Tesis, Fakultas Ekonomi Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia;

Depok.