Upload
clara
View
59
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
manajement
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi PerencanaanPerencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Husaini
Usman (2008:60) adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi
Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008:60) juga berpendapat bahwa
perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
Definisi perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses
penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan
yang baik (Soekidjo, 2003).
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung
beberapa unsur, diantaranya sejumlah kegiatan yang ditetapkan
sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut
masa depan dalam waktu tertentu (Usman, 2011:66).
Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan
pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari perencanaan.
Dalam perencanaan diperlukan pengawasan agar tidak terjadi
penyimpangan – penyimpangan.
3
4
2.2 Definisi Rawat Inap Rumah SakitRawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses
perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit
tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit .
Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini
dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang
sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat
mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat
Jalan, akan mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila
pasien tersebut memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau
menginap di rumah sakit.
Pasien rawat inap adalah pasien yang dinyatakan oleh dokter
yang memeriksa, baik yang masuk melalui rawat jalan maupun gawat
darurat, untuk diobservasi dan atau mendapatkan tindakan medis lebih
lanjut sehingga perlu dirawat inap.
2.3 Tujuan Perencanaan Penambahan Tempat Tidur
Seiring berjalannya waktu pertumbuhan penduduk yang semakin
padat juga akan mempengaruhi fasilitas kesehatan, apalagi jika jarak
anatar fasilitas kesehatan yang cukup jauh maka fasilitas ruang rawat pun
harus ditingkatkan. Seperti yang akan kami bahas yakni tentang
perencanaan penambahan tempat tidur di ruang rawat inap. Perencanaan
ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara jumlah penduduk dengan
tempat tidur di ruang rawat inap.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya KLB. Sehingga
setiap rumah sakit dapat menampung warga yang terkena penyakit. Dalam
perencanaan penambahan tempat tidur diutamakan pada ruang rawat inap
kelas III agar masyarakat menengah bawah juga bisa mendapatkan fasilitas
kesehatan. Yang dilakukan dengan perluasan area Rumah Sakit dan
5
penambahan fasilitas berupa gedung rawat inap baru yang berlokasi tepat
di sebelah timur bangunan Rumah Sakit yang sudah ada.
2.4 Manfaat Perencanaan Penambahan Tempat Tidur
1. Untuk menjangkau pasien dengan ekonomi menengah kebawah
2. Agar pasien didaerah tersebut dapat tertampung di Rumah Sakit
3. Menambah pendapatan Rumah Sakit
4. Menambah fasilitas Rumah Sakit
5. Untuk bisa menampung lebih banyak pasien, khususnya pasien dengan
ekonomi menegah kebawah
2.5 Pengkajian Rumah Sakit Saat Ini
1. Pengolahan dan Analisa Data
Data-data, baik data primer maupun sekunder yang diperoleh,
dikompilasi dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan
tabulasi dan grafis sehingga data-data tersebut mempunyai makna dan
dapat dievaluasi serta dianalisa lebih lanjut. Adapun analisa data yang
dilakukan adalah :
Melakukan analisa kegiatan pemanfaatan sarana pelayanan rawat
inap dengan menggunakan indikator penilaian pelayanan berupa
pemanfaatan tempat tidur (BOR) rata-rata perawatan hari per
pasien (ALOS), frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) serta
rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati (TOI) pada tiap-tiap
kelas perawatan rawat inap, dengan menggunakan data jenis
pelayanan, jumlah hari perawatan rawat inap, jumlah pasien dan
6
jumlah hari perawatan pasien selama 6 (enam) tahun terakhir, yaitu
tahun 2000-2005.
Melakukan perkiraan jumlah penduduk dan perkiraan jumlah hari
perawatan rawat inap untuk 10 (sepuluh) tahun yaitu tahun 2008 –
2017. Menggunakan metode peramalan (forecasting analysis).
Kebutuhan tempat tidur yang didapatkan dari hasil perkiraan
jumlah penduduk dan perkiraan jumlah hari perawatan rawat inap,
dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekstern
dan intern. Pendekatan ekstern menggunakan perbandingan jumlah
penduduk pada tahun 2017 dengan kebutuhan standar sarana
pelayanan minimal rumah sakit 1 (satu) TT untuk 1.500 penduduk,
sedangkan kebutuhan intern menggunkan pendekatan perkiraan
jumlah hari perawatan rawat inap tahun 2017 dibagi dengan BOR.
Kebutuhan ruangan didapatkan dari perkalian jumlah tempat tidur
untuk tiap-tiap ruangan kelas perawatan rawat inap dengan standar
luas ruangan.
Melakukan kajian rencana investasi dengan membandingkan dua
alternatif rencana investasi, yaitu alternatif 1, pembangunan
dilakukan dalam satu tahap dengan pendanaan proyek dilakukan
melalui 70 % pinjaman bank dan 30% modal pemerintah
kabupaten melalui APBD, alternatif 2, pembangunan dilaksanakan
dalam 3 tahap dengan pendanaan proyek investasi 100 % modal
pemerintah kabupaten yang bersumber dari APBD.
Untuk mengetahui rencana investasi pada peningkatan sarana
pelayanan rawat inap rumah sakit dilakukan dengan metode
penilaian investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan
Profitability Index (PI) dengan terlebih dah
7
2. Hasil Pengolahan Analisa Data
Tabel Kegiatan Pelayanan Rawat Inap Kelas Utama/VIP
No TahunIndikator Pelayanan
BOR (%) ALOS (Hari) BTO (Kali) TOI (Hari)
1 2000 32,24 4,73 22,65 10,92
2 2001 47,21 4,48 34,37 5,61
3 2002 45,78 4,36 31,98 6,19
4 2003 53,03 4,41 37,35 4,59
5 2004 74,70 4,40 55,48 1,66
6 2005 58,60 4,51 42,63 3,55
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 2 Kgiatan Pelayanan Rawat Inap Kelas I
No TahunIndikator Pelayanan
BOR (%) ALOS (Hari) BTO (Kali) TOI (Hari)
1 2000 50,89 5,39 34,27 5,23
2 2001 47,58 4,90 34,70 5,51
3 2002 61,16 4,97 39,20 3,62
4 2003 55,65 5,12 36,56 4,43
5 2004 59,32 5,51 38,55 3,85
6 2005 62,94 4,71 42,70 3,17
Sumber : Hasil Perhitungan
8
Tabel 3 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap Kelas II
No TahunIndikator Pelayanan
BOR (%) ALOS (Hari) BTO (Kali) TOI (Hari)
1 2000 33,31 5,44 22,64 10,75
2 2001 33,25 5,06 23,05 10,57
3 2002 33,56 4,89 22,74 10,67
4 2003 26,71 5,06 18,00 14,86
5 2004 35,56 4,98 25,05 9,39
6 2005 41,23 4,54 30,11 7,12
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap Kelas III
No TahunIndikator Pelayanan
BOR (%) ALOS (Hari) BTO (Kali) TOI (Hari)
1 2000 70,37 5,22 49,18 2,20
\2 2001 64,80 4,83 47,34 2,71
3 2002 71,14 4,77 47,41 2,22
4 2003 81,31 4,81 56,84 1,20
5 2004 77,28 4,98 53,86 1,54
6 2005 77,49 4,54 55,66 1,48
Sumber : Hasil Perhitunga
9
Tabel Hasil Perkiraan Jumlah Hari Perawatan Rawat Inap Tahun
2008-2017
No TahunPerkiraan Hasil Perawatan
VIP Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1 2008 2.849 5.910 5.865 28.517 43.141
2 2009 3.057 6.126 6.030 29.298 44.512
3 2010 3.265 6.342 6.195 30.080 45.882
4 2011 3.473 6.558 6.361 30.861 47.252
5 2012 3.681 6.774 6.526 31.642 48.623
6 2013 3.889 6.989 6.692 32.423 49.993
7 2014 4.097 7.205 6.857 33.204 51.364
8 2015 4.305 7.421 7.023 33.985 52.734
9 2016 4.513 7.637 7.188 34.767 54.104
10 2017 4.721 7.853 7.353 35.548 55.475
Sumber : Hasil Perhitungan
3. Kebutuhan Tempat Tidur
Berdasarkan hasil perkiraan jumlah penduduk dan jumlah hari
perawatan rawat inap maka dapat diketahui kebutuhan tempat tidur untuk
perawatan rawat inap RSU Kabupaten Bolaang Mongondow dengan
menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan intern yaitu pendekatan
menggunakan hasil perkiraan jumlah hari perawatan rawat inap dan
pendekatan extern dengan menggunakan hasil perkiraan jumlah penduduk.
Pendekatan Intern
Dari hasil perhitungan kebutuhan tempat tidur intern RSU
didapatkan kebutuhan jumlah tempat tidur sebanyak 179 TT dengan
jumlah tempat tidur pada tiap tiap kelas perawatan.
10
Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No. Jenis PelayananKelas Perawatan
Kelas VIP Kelas I Kelas II Kelas III
1. Penyakit Dalam 9 14 9 41
2. Bedah 2 - 5 19
3. Kesehatan Anak 2 - 4 16
4. Kebidanan dan Kand 2 12 5 39
Jumlah 15 26 23 115
Pendekatan Extern
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 228/Menkes/SK/III/2002 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Daerah, maka kebutuhan
Tempat Tidur (TT) adalah 1 TT untuk 1:500 penduduk dengan jumlah
pasien miskin 100% terlayani.
Kebutuhan TT Tahun 2017
= jumlah penduduk tahun 2017 / 1.500 penduduk
= 623.166 / 1.500
= 415 TT
Berdasarkan data laporan kegiatan tahun 2004 DPRS kabupaten
tangerang bahwa jumlah penduduk miskin kabupaten tangerang tahun
2004 adalah 154.315 jiwa (30.863 KK) atau sebesar 32,6% dari jumlah
penduduk tahun 2004, maka dengan menggunakan pendekatan
perbandingan prosentase jumlah penduduk miskin terhadap kebutuhan
tempat tidur maka kebutuhan TT untuk pasien miskin adalah: (1)
11
kebutuhan TT = 415 TT dan (2) penduduk miskin = 32,6%, sehingga
kebutuhan TT pasien miskin = 415 TT x 32,6% =135 TT.
Perhitungan penyediaan TT untuk pasien tidak ataub kurang
mampu Rumah Sakit pemerintah dilakukan sesuai dengan Permenkes RI
No 159b/Menkes/Per/II/1988, bahwa penyediaan TT untuk pasien tidak
atau kurang mampu sekurang-kurangnya 75%, sehingga kebutuhan
minimal TT (kelas III) yang harus disediakan RSU kabupaten tangerang
adalah 75% x 135 TT = 101,25 ≈ 101 TT.
Dari kedua pendekatan kebutuhan tempat tidur diatas diperoleh
bahwa kebutuhan ekstren adalah sebagai tanggung jawab Rumah Sakit
terhadap pelaksanaan fungsi sosial Rumah Sakit pemerintah terhadap
pasien yang tidak atau kurang mampu ( kelas III ) sedangkan kebutuhan
intern adalah sebagai jawaban dari kebutuhan nyata tempat tidur Rumah
Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Maka dalam perencanaan kebutuhan
tempoat tidur RSU Kabupaten Tang\erang didasarkan pada jumlah tempat
tidur 179 TT pada tahun 2017.
Kebutuhan Ruang Perawatan Ruang Inap
Pemenuhan kebutuhan ruang perawatan rawat inap didasarkan pada
perencanaan pembangunan kembali dengan kebutuhan tempat tidur sebanyak 179
TT. Kebutuhan ruang perawatan didapatkan darfi jumlah tempat tidur tiap-tiap
kelas perawatan sedangkan untuk kebutuhan luas ruangan didaasarkan pada
standar kebutuan luasan masing-masing kelas perawatan dengan mengikuti
ketentuan dari dirjen pelayanan medik. Sehingga jumlah kebutuhan minimal
luasan ruang pada tiap-tiap kelas perawatan
12
Tabel 8 Kebutuhan Ruang Perawatan Ruang Inap
No. Kelas Perawatan TT Luas Ruang (M2)
1 Kelas utama/VIP 15 322,5
2 Kelas I 26 390
3 Kelas II 23 230
4 Kelas III 115 920
Jumlah 179 1.862,5
RENCANA INVESTASI
Peningkatan sarana pelayanan rawat inap Rumah Sakit memerlukan dana
yang cukup besar, hal ini akan memberatkan beban anggaran pemerintah
Kabupaten Yangb memiliki kemampuan keuangan terbatas tetapi memiliki
berbagai priritas pengembangan pemerintah, dalam upaya menyiasati kondisi
tersebut, maka dalam melakukan rencana investasi akan dikaji bagaimana apabila
investasi dilakukan dengan dua alternatif, yaitu: (1) alternatif pertama adalah
pembangunan dilaksanakan dalam satu tahap dengan pendanaan proyek dilakukan
melalui 70% modal pinjaman bank dan 30%\ modal pemerintah kabupaten
melalui APBD dan (2) alternatif kedua adalah pembangunan dilaksanakan dalam
tiga tahap dengan pendanaan proyek 100% modal pemerintah kabupaten melalui
APBD.
Sebelum melakukan perhitungan-perhitungan dalam melakukan penilaian
investasi maka batasan serta asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan
rencana investasi adalah sebagai berikut : (1) tahun pembangunan dimulai pada
tahun 2007 (tahun ke 0) dengan, (2) tinjauan masa investasi selama 10 tahun, (3)
suku bunga pinjaman 12,5%,(4) MARR 12,5% (5) inflasi 7% pertahun
13
BIAYA INVESTASI
Estimasi biaya investasi terdiri dari biaya fisik bangunan, biaya utilitas,
biaya peralatan medik, biaya fasilitas penunjang pelayanan rawat inap, demolisi
serta ditambah dengan biaya perencanaan dan biaya manajemen konstruksi.
Berdasarkan perhitungan estimasi rencana anggaran biaya maka dapat
dilihat rencana anggaran biaya investasi untuk tiap-tiap alternatif seperti yang
terlihat pada tabel 9.
No. Uraian
Rencana Investasi
Alternatif 1 Alternatif 2
Jumlah\ Harga (Rp.) Jumlah Harga (Rp.)
1 Fisik Bangunan 7.632.225.000,00 8.343.439.000,00
2 Utilitas 1.755.411.750,00 1.918.990.970,00
3 Biaya Perencanaan 228.966.750,00 250.303.170,00
4 Biaya Manajemen Konstruksi 190.805.625,00 208.585.975,00
5 Peralatan Medik 1.069.360.000,00 1.147.077.500,00
6Fasilitas Penunjang
Pelayanan (Non Medik)128.278.750,00 131.555.275,00
7 Demolisi 53.604.050,00 58.039.180,00
Jumlah 11.058.651.925,00 12.057.991.070,00
PPn 10 % 1.105.865.192,00 1.205.799.107,00
Total 12.164.517.117,50 13.263.790.177,00
Sumber : Hasil Perhitungan
14
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Operasional terdiri dari biaya listrik,biaya air, biaya telpon, biaya
operasional kantor, gaji tenaga rumah sakit dan pemeliharaan bangunan gedung serta
asuransi, untuk proyeksi biaya operasional menggunakan asumsi peningkatan 10%
setiap 2 tahun. Adapaun biaya operasional pelayanan rawat inap dapat dilihat pada
tabel 10.
No Uraian Jumlah Harga (Rp.)
1 Biaya Listrik 23.250.000,00
2 Biaya Air 42.000.000,00
3 Biaya Telpon 18.000.000,00
4 Pemeliharaan Bangunan dan Peralatan 52.474.600,00
5 Operasional Kantor 25.000.000,00
6 Gaji dan Tunjangan Pegawai 1.391.700.000,00
7 A s u r a s i 133.563.937,50
Total 1.685.988.537,50
Sumber : Hasil Olahan
PENDAPATAN
Pendapatan pelayanan rawat inap dihitung berdaasarkan tarif yang telah
ditetapkan, yaitu peraturan bupati tangerang no.05 tahun 2012 tentang tarif
pelayanana rumah sakit badan pelayanan umum daerah pada rumah sakit umum
kabupaten tangerang. Cara perhitungan nya adalah perkalian tarif dengan hari
perawatan atau jumlah pasien dengan menggunakan persentase konstribusi
pendapatan terhadap komponen tarif serta asumsi kenaikan tarif untuk kelas
utama/VIP adalah 40% meningkat setiap 2 tahun, untuk kelas I adalah 40%
meningkat setiap 2 tahun, untuk kelas II adalah 30% meningkat setiap 2 tahun,
untuk kelas III adalah 20% meningkat setiap 2 tahun.
15
PENILAIAN INVESTASI
Penilaian investasi dilakukan dengan metode kriteria investasi (Investment
Criteria), Adapun metode penilaian kriteria investasi yang dipakai adalah Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan
Profitability Index (PI).
Berdasarkan pada teknik arus kas diskonto (discounted cash flow) maupun
teknik penambahan sederhana untuk memperkirakan nilai proyek maka penilaian
investasi untuk tiap-tiap alternatif adalah sebagai berikut :
1. Alternatif 1
Pembangunan dilaksanakan dalam satu tahap, sumber dana proyek
berdasar dari pinjaman bank dan APBD kabupaten dengan perbandingan
pendanaan investasi 70% pinjaman bank adalah sebasar
Rp.8.515.161.982,25 dan 30% modal pemerintah kabupaten dari APBD
untuk 1 tahun anggaran sebesar Rp. 3.649.355.135,25. Bunga pinjaman
bank yang digunakan 12,5% dengan masa tinjau investasi 10 tahun,
diperoleh hasil sebagai berikut :
NPV = Rp. 1.914.079.531.06
PP = Tahun ke 10
IRR = 17,38%
PI = 1,52
16
2. Alternatif 2
Pembangunan dilaksanakan dalam 3 tahap,sember dana proyek berasal
dari 100% pemerintah kabupaten melalui APBD, biaya investasi tahap 1
adalah Rp. 2.803.769.512,00 tahap 2 adalah Rp. 3.886.546.512.20 dan
tahap 3 adalah Rp. 6.530.445.705,30 dengan 12,5% dari masa tinjau
investasi 10 tahun, didapatkan dari hasil berikut :
NPV = Rp. 2.135.467.743,99
PP = Tahun ke 10
IRR = 16,28 %
PI = 1,75
PERBANDINGAN HASIL PENILAIAN INVESTASI TERHADAP
ALTERNATIF RENCANA INVESTASI
Metode Kriteria
Investasi
Alternatif Investasi
Alternatif 1 Alternatif 2Pemilihan
Alternatif
N\et Present
Value1.914.079.531,06 2.135.467.743,99 Alternatif 2
Playback Period 10 tahun 10 tahun Alt 1 & Alt 2
Internal Rate of
Return17,38 % 16,28 % Alternatif 1
Profitability
Indeks1,52 1,75 Alternatif 2
Berdasarkan hasil uraian tersebut di atas maka metode penilaian terhadap
pemilihan alternatif rencana investasi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan
menggunakan metode NPV sehingga yang terpilih adalah alternatif rencana
investasi 2 dengan pembangunan dilaksanakan dalam 3 tahap dan pendanaan
investasi berasal dari 100% modal pemerintah kabupaten tangerang melalui
APBD.