Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 22 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh:
HABIBULLAH
NIM. TM. 151218
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 22 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
HABIBULLAH
NIM. TM. 151218
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN
Sebagai ucapan terimakasih, cinta dan kasih sayang yang tulus, ku persembahkan
skripsi ini kepada:
(Ayahanda A. Rahman dan Ibunda Susi Yani)
Teruntuk kedua orang tuaku yang telah mengasuh, membesarkan, mendidikku
dengan sepenuh hati dan sabar tanpa lelah, selalu mendengarkan semua cerita suka
maupun dukaku walau terkadang aku mengeluh, serta selalu memberikan semangat,
dukungan dan doa yang tiada henti.
Skripsi ini juga kupersembahkan untuk kedua saudaraku Risa Octaria dan Lita
Tatia Ulfa Sari yang memberi dukungan dan doa yang tiada henti.
Skripsi ini juga kupersembahkan kepada saudara-saudaraku yang selalu
memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan sahabat-sahabat seperjuangan
matematika 2015 dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
MOTTO
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan , ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Dan Allah mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-
Mujadalah : 11)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Segala puji syukur kita hanturkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat serta anugerah dari Nya dan memberikan
kemudahan sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta
salam tidak lupa pula kita hanturkan kepada junjungan nabi agung kita yaitu nabi
besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhir kelak.
Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi
baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta civitas akademika.
3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd. selaku Ketua Prodi Tadris Matematika dan Ibu
Yusmarni, M.Pd selaku Sekretaris beserta staf dan dosen yang ada di Prodi
Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Jalaluddin, M.Pd.I selaku pembimbing I dan Bapak Betri Wendra,
M.Sc, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak M.Gazali, M.Pd, selaku validator yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya untuk membantu dalam pembuatan RPP dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Guru Matematika dan siswa siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 22 Kota Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis
dalam memperoleh data di lapangan.
7. Orang tua, keluarga dan teman-taman yang telah memberikan motivasi tiada
henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Matematika angkatan 2015 yang telah
menjadi partner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
ABSTRAK
Nama : Habibullah
Program studi : Tadris Matematika
Judul : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a
Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan desain True Experimental Design yaitu Only
Control Design, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik test soal.
Peneliti menemukan bahwa kelas eksperimen (VII D) lebih baik dari pada kelas
kontrol (VII G). Kelas eksperimen yang menerapkan model Make a Match
memperoleh nilai tertinggi , nilai terendah , dan rata-ratanya ,
sedangkan kelas kontrol yang menerapkan model Konvensional memperoleh nilai
tertinggi , nilai terendah ,dan rata-ratanya , dan terbukti bahwa nilai
kemampuan pemahaman konsep dengan menggunakan model Make a Match lebih
tinggi nilainya dibandingkan nilai kemampuan pemahaman konsep yang
menggunakan model Konvensional. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan uji t, penelitian menemukan bahwa dengan
, melalui proses interpolasi diperoleh taraf signifikan dan
taraf signifikan . Ternyata (
). Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang di
ajar menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan model
Konvensional pada siswa kelas VII D dan VII G di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 22 Kota Jambi.
Kata kunci : Make a Match, Konvensional, dan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika
ABSTRACT
Name : Habibullah
Education Program : Mathematics Education
Tittle : The Effect of Implementing the Make a Match Approach
to Understanding the Mathematics concept Ability
Student in Junior High School 22 Jambi City
This research discusses about the effect of implementing the Make a Match
Approach to Understanding the Mathematics concept Ability Student in Junior
High School 22 Jambi City. This research is a quantitative research using True
Experimental Design that is Only Control Design, while data collection is done by
test technique. The researchers found that the experimental (VII D) was better
than the control class (VII G). The experimental class that applied the Make a
Match model got the highest score of 92, the lowest score was 58, and the
average was 74,94, while the control class that applied the model got the highest
score of 83, the low 50, and the average was 66,56, the score of Make a Match
ability by using Make a Match model is higher than the score of ability to
understand the mathematical concepts ability by using convensional model. Based on
the calculation using t test, the research found that with ,
through interpolation process obtained significant level and
significant level . It turns out ). It is indicates that is accepted, it means that there is a significant
difference in understand the mathematical concepts ability of students mathematics
between who taught by Make a Match with Convensional at student in junior
high school 22 Jambi City.
Keywords: Make a Match , Convensional , and Understand the Mathematical
Concepts Ability
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
NOTA DINAS ... ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... ................................................................................ iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ... ........................................................................ v
PERSEMBAHAN... .................................................................................................... vi
MOTTO ... .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ... ............................................................................................ viii
ABSTRAK ... .............................................................................................................. x
ABSTRACT ... ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ... ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ... .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ... .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI, STUDI RELEVAN, KERANGKA FIKIR,
DAN HIPOTESIS ...................................................................................... 11
A. Deskripsi Teoritik .................................................................................. 11
B. Studi Relevan ......................................................................................... 19
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 22
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 25
B. Desain Penelitian ................................................................................... 25
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 26
D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian .......................................... 28
E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 29
F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 37
G. Hipotesis Statistik .................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 45
B. Uji Hipotesis .......................................................................................... 58
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 61
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 63
A. Kesimpulan ............................................................................................ 63
B. Saran ...................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Kelas .............................................................................................. 26
Tabel 3.2 Uji Normalitas Populasi... ........................................................................... 27
Tabel 3.3 Uji Homogenitas Populasi... ........................................................................ 27
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................................ 32
Tabel 3.5 Penskoran Soal ... ......................................................................................... 32
Tabel 3.6 Nilai Cohen’s ... ........................................................................................... 43
Tabel 4.1 Jadwal Pembelajaran .................................................................................... 45
Tabel 4.2 Nilai Test Eksperimen... ............................................................................... 46
Tabel 4.3 DF Kelas Eksperimen... ............................................................................... 48
Tabel 4.4 Nilai Test Kontrol ........................................................................................ 51
Tabel 4.5 DF Kelas Kontrol ... .................................................................................... 53
Tabel 4.6 Perbedaan Hasil Kelas Eksperimen dan Kontrol... ...................................... 56
Tabel 4.7 Uji Normalitas Posttest ................................................................................ 57
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Posttest............................................................................. 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 ................................................................................................................... 4
Gambar 1.2 ... ............................................................................................................... 5
Gambar 2.1 ... ............................................................................................................... 18
Gambar 2.2 ................................................................................................................... 18
Gambar 2.3 ... ............................................................................................................... 23
Gambar 3.1... ................................................................................................................ 25
Gambar 4.1 ... ............................................................................................................... 49
Gambar 4.2... ................................................................................................................ 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan unsur penting dalam pendidikan, bukan hanya
sekedar kemampuan berhitung saja, tetapi matematika juga memiliki pengaruh
terhadap penataan cara berpikir terutama dalam kemampuan menganalisis,
melakukan evaluasi hingga kemampuan memahami konsep serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika tumbuh dan berkembang
karena adanya proses berpikir. Pembelajaran matematika berkembang sesuai
dengan kurikulum yang mengatur, menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari
merupakan salah satu perkembangan dalam pembelajaran matematika.
Dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu diantara mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan persentase jam pelajaran yang lebih
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran
matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tersebut, jelas bahwa salah
satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan
memahami konsep matematika yang meliputi kemampuan menyatakan ulang
konsep yang telah dipelajari, kemampuan mengklasifikasikan objek-objek
berdasarkan konsep matematika, menerapkan konsep secara algoritma,
memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari, menyajikan
konsep dalam berbagai representasi dan mengaitkan berbagai konsep matematika
secara internal atau eksternal.
Pada pembelajaran matematika, dibutuhkan suatu pemahaman konsep
matematis yang matang agar siswa dapat memecahkan suatu permasalahan dalam
bidang matematika dengan baik. Pemahaman konsep memberikan pengertian
bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi dalam matematika. Jika siswa tidak memiliki pemahaman konsep
matematis yang baik maka siswa tersebut kurang mengerti akan konsep materi-
materi dalam matematika, sehingga siswa tidak dapat memecahkan permasalahan
matematika dengan baik.
Memahami konsep matematika merupakan salah satu syarat untuk dapat
menguasai matematika, karena konsep matematika merupakan objek pertama
yang dipelajari dalam matematika selain berhitung. Pada setiap pembahasan
materi baru, selalu diawali dengan pengenalan konsep, baik pengenalan konsep
secara induktif maupun secara deduktif. Pengenalan konsep secara induktif yaitu
berupa konsep-konsep yang menyangkut kehidupan sehari-hari, sedangkan
pengenalan konsep secara deduktif yaitu berupa pemaparan konsep, definisi, dan
istilah-istilah.
Dalam matematika, kesalahan pemahaman suatu konsep akan berpengaruh
terhadap pemahaman konsep berikutnya. Pemahaman konsep awal yang salah,
akan menyebabkan kesalahan pada pemahaman konsep selanjutnya, karena
matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Sehingga untuk meningkatkan
keberhasilan belajar matematika kemampuan pemahaman konsep harus
diperhatikan.
Mengingat begitu pentingnya pemahaman konsep matematika bagi siswa,
maka guru harus merancang pembelajaran dengan baik sehingga mampu
membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna. Karena
pemahaman konsep matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi
yang disampaikan oleh guru, karena guru merupakan pembimbing siswa untuk
mencapai konsep yang diharapkan.
Pada kenyataannya, meskipun para guru telah berusaha agar siswa
memiliki kemampuan sebagaimana yang diharapkan, namun masih terdapat
masalah dalam pembelajaran matematika. Sebagian besar siswa masih
menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dipelajari dan
menakutkan bagi mereka, sehingga berdampak negatif terhadap proses siswa
dalam pembelajaran matematika. Siswa menganggap bahwa pembelajaran
matematika yang diikuti di sekolah kurang menarik dan kurang menyenangkan.
Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika dan sulit untuk bisa
meyenangi matematika sehingga pada akhirnya mengakibatkan kemampuan
pemahaman konsep matematika menjadi kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika kelas VII
SMPN 22 Kota Jambi tahun ajaran 2018-2019, diperoleh informasi bahwa ada
beberapa masalah yang dihadapi siswa yaitu pengajaran matematika yang kurang
berhasil disebabkan oleh kurangnya kemampuan pemahaman siswa dalam konsep
yang diajarkan, dan pasifnya siswa di dalam kelas sehingga menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa dengan standar KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil
observasi penelitian awal pada materi trapesium, dalam kegiatan pembelajaran
lebih banyak guru yang menjelaskan sedangkan siswa hanya mendengarkan
penjelasan guru dan tidak terlibat aktif, hanya beberapa orang yang mau bertanya
atau memberikan tanggapannya ketika guru menjelaskan.
Guru telah berusaha agar siswa memiliki berbagai kemampuan
matematika termasuk kemampuan pemahaman konsep diantaranya dengan
memberikan tambahan latihan soal pemahaman konsep dengan memberikan
permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang
diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan memahami konsep yang
mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan bimbingan secara
individu kepada siswa. Pada kenyataannya, meskipun para guru telah
memberikan tambahan latihan soal dan melakukan bimbingan kepada siswa,
akan tetapi cara ini tidak berhasil untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematika karena pada akhirnya mereka mencontek jawaban siswa lain
yang mereka anggap benar.
Pada tanggal 13 Oktober 2018, peneliti kembali ke SMPN 22 Kota Jambi
untuk melakukan observasi di kelas VII. Observasi dilakukan untuk melihat
kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu memberikan soal dengan materi
trapesium kepada siswa kelas VII.
Adapun beberapa contoh jawaban siswa yang menjawab salah dapat
terlihat pada gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1 lembar jawaban siswa yang salah
Berdasarkan gambar 1.1 di atas dapat diamati langkah awal penyelesaian
siswa belum bisa mengerjakan dengan baik artinya siswa belum memahami cara
pengoperasian rumus dan menyatakan kembali sebuah konsep dengan baik dan
kesalahan siswa dalam menggunakan rumus atau alogaritma. Artinya, siswa
belum mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah
serta siswa belum mampu menyajikan konsep dalam berbagai representasi.
Adapun beberapa contoh jawaban siswa yang menjawab soal dengan benar
dapat terlihat pada gambar 1.2 berikut :
Gambar 1.2 lembar jawaban siswa yang benar
Berdasarkan gambar 1.2 di atas dapat diamati langkah awal penyelesaian
siswa sudah mengerjakan dengan baik artinya siswa memahami bagaimana cara
pengoperasian rumus dan menyatakan kembali sebuah konsep yang baik dan
siswa sudah benar dalam menggunakan rumus atau algoritma. Artinya, siswa
mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah serta
siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai representasi.
Ternyata siswa di SMPN 22 Kota Jambi tersebut masih menghafal rumus
tanpa memahaminya, selain itu siswa juga merasa kesulitan dalam menyelesaikan
soal yang berbeda dengan contoh soal yang telah diberikan guru, serta
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMPN 22 Kota Jambi
tersebut masih tergolong rendah, ini dilihat dari hasil jawaban siswa dari soal
latihan pada materi trapesium yang diberikan guru yang sesuai dengan
konsep yang ada, yang di ukur sesuai dengan indikator kemampuan
pemahaman konsep.
Dari hasil observasi terlihat bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat
menjawab soal bahkan ada yang tidak dapat memahami soal yang peneliti
berikan. Sehingga diperoleh seluruh siswa kelas VII yang memenuhi pemahaman
konsep sebesar 37,5%, dan seluruh siswa kelas VII yang tidak memenuhi
pemahaman konsep sebesar 62,5%. Karena keadaan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika setiap siswa berbeda-beda
dan tergolong masih rendah. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa diperlukan adanya upaya guru dalam proses
pembelajaran supaya siswa mudah dalam memahami soal yang diberikan.
Selain itu juga pembelajaran yang masih berpusat pada guru, serta kurang
terbiasanya siswa diberikan soal berupa pemahaman konsep dan kesulitan guru
dalam memilih model mengajar juga merupakan salah satu faktor menyebabkan
kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Model
pembelajaran yang biasa digunakan yakni menggunakan model Konvensional.
Yang mana pada pembelajaran ini guru memberikan penjelasan secara lisan
kepada siswa dan siswa mendengarkan dan mencatat seperlunya saja. Pada
umumnya siswa bersifat pasif, yaitu menerima apa saja yang dijelaskan guru.
Dengan demikian siswa tidak bisa kreatif dalam memberikan jawaban atau
pendapat, siswa masih bingung dalam memahami konsep-konsep matematika.
Oleh karena itu perlu suatu model yang bisa mengoptimalkan pembelajaran siswa,
dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide sendiri. Sehingga bisa
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Model pembelajaran kooperatif dapat membantu para siswa untuk
meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika, meningkatkan berfikir
kritis, meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah serta
meningkatkan pemahaman konsep terhadap materi yang dihadapi atau
didiskusikan. Model pembelajaran kooperatif telah terbukti dapat meningkatkan
berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep
(Erman, 2001).
Pada penelitian ini, peneliti ingin menggunakan model yang tepat sehingga
dapat menciptakan pembelajaran matematika yang lebih berperan aktif dalam
kemampuan pemahaman konsep yaitu model Make a match. Penerapan meodel
Make a match sangat cocok digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa, karena make a match merupakan model yang bisa dibilang
beda dengan model yang lain. Model ini selain bermanfaat memperdalam
pemahaman materi atau konsep matematika, model make a match juga bisa
dilaksanakan melalui permainan mencari kartu pertanyaan dan kartu jawaban.
Model pembelajaran ini dilakukan dengan cara sebagian siswa mendapat kartu
berisi soal dan sebagian lainnya mendapat kartu berisi jawaban. Sehingga ketika
model ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan menyenangkan,
dan model ini dilakukan secara berulang-ulang, setelah satu sesi berjalan, kartu
akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan jenis soal yang berbeda
dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami berbagai jenis soal. Penerapan
model Make a Match diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa
pada mata pelajaran matematika.
Karena proses pembelajaran model Make a Match ini menghendaki siswa
dapat bebas menikmati pelajaran dengan ekspresinya masing-masing tanpa
menghilangkan makna belajar itu sendiri. Sehingga siswa tidak hanya
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi bertanggung jawab terhadap
kelompok atau pasangannya. Model Make a Match ini dapat memupuk
pembelajaran kelompok kerja positif yang meniadakan persaingan individu.
Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara
sesama anggota memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami materi
pembelajaran dengan lebih baik. Proses pembelajaran tersebut dapat membantu
siswa yang kurang berminat menjadi lebih bersemangat dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a
Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas
VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat di identifikasi beberapa masalah-masalah sebagai berikut :
1. Guru masih menggunakan pendekatan Teacher Centre, dalam proses
pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif.
2. Siswa masih mengahafal rumus tanpa memahaminya.
3. Siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berbeda dengan
contoh.
4. Model pembelajaran yang digunakan guru matematika yang masih
menggunakan model konvensional.
5. Siswa yang kurang terbiasa mengerjakan soal-soal matematika .
C. Pembatasan Masalah
Agar dalam penelitian ini mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan,
maka permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini membatasi untuk kelas VII D sebagai kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran Make a Match dan kelas kontrol kelas VII
G menggunakan model Konvensional.
2. Kemampuan pemahaman konsep yang dilihat adalah kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa dari aspek kognitif.
3. Materi yang diajarkan pada penelitian ini yaitu Aritmatika Sosial.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas,
penulis rumuskan masalah yaitu “Apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas VII SMP N 22 Kota Jambi?” yang dijabarkan dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match?.
2. Berapa skor hasil kemampuan pempemahaman konsep matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional?.
3. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Make a Match
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?.
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui bukti berapa besar skor pengaruh penggunaan model
pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa.
b) Untuk mengetahui pertanyaan seberapa besar skor pengaruh penggunaan
model pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa.
c) Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa.
2. Manfaat Penelitian
a) Bagi Guru
Model pembelajaran Make a Match digunakan sebagai salah satu
alternatif pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
b) Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam
pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran Make a
Match. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
c) Bagi Siswa
Model pembelajaran Make a Match dapat memberikan pengalaman baru
bagi siswa dalam mempelajari matematika, dan membuat siswa
merasakan variasi belajar matematika sehingga siswa tidak merasa jenuh.
BAB II
KAJIAN TEORI, STUDI RELEVAN, KERANGKA PIKIR,
DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Pemahaman merupakan suatu kemampuan yang harus di miliki siswa
dalam setiap pembelajaran, karena dengan pemahaman siswa dapat mengerjakan
suatu pemecahan masalah yang bervariasi. Pemahaman adalah kemampuan yang
menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa
yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga,
yakni menterjemahkan, menginterprestasikan dan mengekstrapolasi (Abdul
Majid, 2014, hal. 46).
“Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat” (Anas Sudijono,
2011, hal.50). “Menurut Purwanto Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahuinya” (Angga Murizal dkk, 2012, hal. 19).
Berdasarkan pemahaman di atas, penulis menyimpulkan pemahaman
adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang
suatu yang diperolehnya. Menurut Kunandar (2014:168) Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan.
Kemampuan memahami juga dapat diartikan kemampuan mengerti tentang
hubungan antar faktor, konsep, pinsip, data, hubungan sebab akibat, dan penarikan
kesimpulan.
“Konsep adalah gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh
spesifik” (Robert E. Salvin, 2011, hal. 300). Menurut Fajar Shadiq, konsep berarti
ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklaifikasi suatu objek dan
menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari
konsep (Neneng Khoiriyah, 2017, hal. 8).
Penguasaan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga
dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan
pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa
menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep
atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai
susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya
sama.
Menurut NCTM dalam jurnal pendidikan matematika Vol. 3 (Mardiana,
2012, hal. 14) penilaian pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep matematika
siswa harus menunjukkan bahwa siswa dapat :
a. Memberi label, mengungkapkan dengan verbal, dan mendefinisikan dengan
konsep
b. Mendefinisikan dan mengembangkan contoh dan bukan contoh
c. Menggunakan model, diagram, dan simbol untuk mempresentasikan konsep-
konsep
d. Menterjemahkan dari suatu model representasi ke model lain
e. Mengenal berbagai makna dan interprestasi konsep
f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenali kondisi-kondisi yang
menggambarkan suatu konsep khusus.
g. Mengintegrasikan pengetahuan mereka tentang berbagai konsep.
Pemahaman konsep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam
pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat mengembangkan
kemampuannya dalam setiap materi pelajaran.
Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001:116), “pemahaman konsep
(conceptual understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi
dan relasi dalam matematika” (M. Afrilianto,2012, hal. 193). Apabila siswa dapat
memahami konsep dengan baik maka ia akan mampu menghubungkan
pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan lamanya dan selanjutnya
akan lebih mudah untuk menentukan serta melakukan operasi yang tepat untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan.
Sesuai dengan pendapat Hiebert, Carpenter, dan Goldin di atas, Bruner
(Hasanah, 2004:58) menuturkan bahwa untuk memahami konsep matematik yang
lebih penting bukanlah penyimpanan pengalaman masa lalu tetapi bagaimana
mendapatkan kembali pengetahuan yang telah disimpan dalam ingatan dan
relevan dengan kebutuhan serta dapat digunakan ketika diperlukan (Relawati,
2011, hal. 103).
Kemampuan Pemahaman konsep matematis merupakan suatu tujuan
penting dalam proses pembelajaran. Jadi , dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa
kemampuan pemahaman konsep matematis adalah kemampuan untuk memahami,
menjelaskan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika yang diingat dan
diketahui tanpa menghapal.
Adapun indikator kemampuan pemahaman konsep matematis (Karunia,
dkk. 2017, hal. 81), yaitu :
a. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan konsep matematika
c. Menerapkan konsep secara algoritma
d. Memberikan contoh atau kontra contoh dari konsep yang dipelajari
e. Menyajikan konsep dalam berbagai representasi, dan
f. Mengaitkan berbagai konsep matematika secara internal atau eksternal.
2. Model Pembelajaran Make a Match
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran kelas atau dalam
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Kemudian Joyce (1992) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, model dan teknik pembelajaran. Sementara itu Make a Match
adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan (Anita Lie, 2009).
Menurut Suyatno (2009) Make a Match adalah teknik pembelajaran
dengan cara guru menyiapkan kartu yang berisikan persoalan, permasalahan dan
kartu yang lain berisi jawaban sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya.
Prinsip–prinsip model Make a Match antara lain:
a. Anak belajar melalui berbuat
b. Anak belajar melalui panca indera
c. Anak belajar melalui bahasa
d. Anak belajar melalui bergerak.
Model pembelajaran Make a Match merupakan model yang menciptakan
hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang–senang
dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa
dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung.
Pembelajaran model Make a Match yaitu pembelajaran yang teknik
mengajarnya dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban
yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut.
Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan
salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemecahan
masalah siswa. Model pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran
menggunakan kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal
dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut.
Menurut Ramadan (2008) pada saat guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi konsep/topik tentang mencari pikiran utama dan pikiran penjelas dalam
wacana untuk sesi review (satu siswa berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa
kartu jawaban). Setelah guru memerintahkan siswa untuk mengambil kartu
tampak sebagian besar siswa bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu
kartu soal. Setelah siswa mendapatkan kartu soal masing-masing tampak
memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan
pasangannya ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokan
dengan kartu (kartu soal dan kartu jawaban) yang dimilikinya. Disinilah terjadi
interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk
membahas kembali soal dan jawaban. Guru membimbing siswa dalam
mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh
siswa.
Make a Match dikembangkan pertama kali pada tahun 1994 oleh Lorna
Curran, model Make a Match saat ini menjadi salah satu model penting dalam
ruangan kelas. Tujuan dari model ini antara lain :
a. Pendalaman materi
b. Penggalian materi
c. Edutaiment (suatu model pembelajaran yang dikombinasikan dengan
permainan).
Tata pelaksanaannya cukup mudah, tapi guru perlu melakukan beberapa
persiapan khusus sebelum menerapkan model ini. Beberapa persiapannya antara
lain :
a. Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari
(jumlah nya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam
kartu-kartu pertanyaan.
b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan
menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan
dan kartu jawaban berbeda warna.
c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi
bagi siswa yang gagal (di sisi, guru dapet membuat aturan ini bersama-sama
dengan siswa).
d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil
sekaligus untuk untuk penskoran persentasi.
Sintak model Make a Match dapat dilihat pada langkah-langkah kegiatan
pembelajaran berikut ini :
a. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi dirumah.
b. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B.
Kedua kelompok diminta untuk berhadapan-hadapan.
c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban
kelompok B.
d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan
kartu yang dipegang dengan kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan
batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
e. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di
kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,
guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada
kertas yang sudah dipersiapkan.
f. Jika waktu habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa
yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul sendiri.
g. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang
tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah
pasangan itu cocok atau tidak.
h. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan
pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
i. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakukan presentasi.
Model Make a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami
materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya.
Begitu juga model pembelajaran Make a Match, adapun kelebihan dan
kelemahannya adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Karena ada unsur permainan, model ini menyenangkan.
2) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan sebagai
pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam aktifitas pembelajaran.
3) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam kartu yang
ditemukannya.
4) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
5) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak siswa akan bekerja lebih baik,
sehingga proses belajar pun akan menjadi lebih baik.
6) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi.
7) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
8) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena dalam proses pembelajaran terjadi
interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa untuk membahas soal dan
jawaban yang dihadapi.
b. Kelemahan
1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
2) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan pelajaran yang
memadahi.
3) Memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu yang tersedia harus
dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses
pembelajaran.
3. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi
Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal.
Hubungan kausal merupakan bentuk hubungan yang sifatnya sebab akibat yang
memiliki satu variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan satu variabel
dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono 2013, hal 37).
Proses timbulnya variabel secara berurutan, variabel dilakukan sebagai
penyebab yang mendorong timbulnya variabel . Paradigma yang digunakan
dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana, dikarenakan paradigma ini
terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen Hal ini
dapat digambarkan pada 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Paradigma Sederhana
Keterangan :
: Penggunaan model pembelajaran Make a Match
→ : Hubungan sebab akibat (Pengaruh) penggunaan model pembelajaran
Make a Match terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa.
: Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Arah hubungan sebab akibat dimaksud sebagaimana gambar berikut: (Anas
Sudijono, 2015, hal. 181).
Korelasi Positif
atau
Gambar 2.2. Arah Korelasi Positif
Keterangan :
: Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match
: Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
“Jika penggunaan model pembelajaran Make a Match mengalami kenaikan atau
pertumbuhan maka akan berakibat pemahaman konsep matematis juga mengalami
kenaikan atau pertambahan. Jika penggunaan model pembelajaran Make a Match
mengalami penurunan atau pengurangan maka akan berakibat pemahaman konsep
matematis juga mengalami penurunan atau pengurangan”.
B. Studi Relevan
Tinjauan kepustakaan merupakan uraian sistematis tentang hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneltian terdahulu dan hubungannya dengan penelitian
yang akan dilakukan.
Pertama, Efektivitas model pembelajaran Make a Match terhadap
pemecahan masalah matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VII
Taman Dewasa Jetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model
pembelajaran Make a Match terhadap kemampuan memecahkan masalah
matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa, untuk mengetahui kemampuan
awal mana yang lebih baik antara siswa dengan kemampuan awal sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, untuk mengetahui apakah ada interaksi
antara pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa terhadap
kemampuan memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis, dengan sampel penelitian kelas VII A
sebanyak 26 siswa dan kelas VII B sebanyak 28 siswa. Teknik pengambilan
sampel secara cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik dokumentasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian ini adalah Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match tidak lebih efektif
digunakan jika dibandingkan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan
memecahkan masalah matematika siswa (Fα < Ftabel) yaitu 0,003958 <
4,061706; peserta didik yang mempunyai kemampuan awal sangat tinggi,
mempunyai kemampuan memecahkan masalah matematika yang tidak lebih baik
jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan awal tinggi, sedang, rendah, dan
sangat rendah Fhitung < Ftabel (0,1619 < 4,061706); Tidak ada interaksi antara
pembelajaran yang digunakan dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan
memecahkan masalah matematika siswa (0,026238 < 2,583667). Saran atas hasil
penelitian ini adalah guru bidang studi matematika, dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara Make A Match
menghendaknya benar-benar mempersiapkan secara maksimal.
Kedua, Dewi Rahmawati (2011), dalam penelitiannya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Pamahaman Konsep Matematika dengan Menggunakan
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi pada Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sleman
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini bertitik
tolak dari munculnya permasalahan yang dialami langsung oleh penulis pada
saatpembelajaran, yaitu rendahnya pemahaman konsep matematika Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara
kolaboratif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri
1 Seyegan Sleman Yogyakarta, dengan jumlah siswa 38 orang. Penelitian
dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep dan
observasi. Validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi
dengan metode Expert Jugment. Upaya yang digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep adalah dengan pemberian tugas dan resitasi. Tugas yang
diberikan adalah mempelajari konsep matematika dengan melaksanakan kegiatan
mengerjakan LKS yang berisi soal untuk mengarahkan dan menemukan konsep
yang dipelajari kemudian dilanjutkan dengan resitasi dari siswa. Untuk membantu
siswa mengerjakan tugas, guru juga menyediakan fasilitas berupa handout, buku,
atau sumber. Selain itu, guru juga memberikan bimbingan lebih dan mendorong
siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Resitasi dalam penelitian ini adalah
pertanggungjawaban dari siswa dengan melaporkan hasil pekerjaan siswa baik
secara tertulis atau lisan. Hasil penelitian dengan aspek pemahaman konsep adalah
hasil tes pemahaman konsep pada siklus 1 sebesar 72,8% dan masih tergolong
baik. Hasil tes pemahaman konsep pada siklus 2 sebesar 82,29% dan tergolong
baik sekali. Hasil observasi menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran
dengan metode pemberian tugas dan resitasi berjalan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah direncanakan dan siswa melaksanakan setiap kegiatan yang
menunjukkan aspek pemahaman konsep yang diamati. Persamaan penelitian di
atas dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang metode pemberian
tugas terhadap pemahaman konsep matematika. Sedangkan perbedaaanya adalah
penelitian di atas hanya menerapkan metode pemberian tugas. Serta jenis
penelitian yang digunakan adalah PTK.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Tadris Matematika yang bernama Zulfikfar Ahmad dengan
judul “ Studi Komparasi Prestasi Belajar Matematika Antara Peserta Didik Dari
MI dan SD Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match Pada Materi Pokok Operasi Pada Himpunan Dikelas VII Semester II MTs
Negeri Margadana Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011”, dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar matematika pada materi
pokok operasi pada himpunan dengan menerapkan model Make a Match antara
peserta didik lulusan dari SD dan peserta didik lulusan dari MI. Relevansi nya
terhadap penelitian ini adalah mempunyai variabel bebas (Independent Variabel)
yang sama,yaitu model pembelajaran Make a Match. Akan tetapi dalam penelitian
ini mempunyai dua variabel bebas yaitu model pembelajaran Teams Game
Tournament (TGT) dan Make a Match. Variabel terikatnya adalah hasil belajar
bukan prestasi belajar.
Keempat, “Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus I Kecamatan
Selat ” yang disusun Robet Artawa pada tahun 2012. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika yang
signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional kelas V di Gugus Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem tahun
pelajaran 2012/2013 dengan nilai t hitung sebesar 8,47 dan t tab = 2,00 maka t
hitung lebih besar dari t tab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang di belajarkan dengan model
pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disampaikan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Fikir
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran. Faktor yang perlu diperhatikan adalah penciptaan suasana belajar
yang efektif dan kondusif bagi keberhasilan pengalaman belajar siswa.
Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan
siswa dalam interaksi dengan materi.
Penciptaan suasana belajar yang efektif ditentukan oleh pemilihan model
pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan
dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan karakteristik siswa. Model
pembelajaran menentukan kejelasan penyampaian bahan pelajaran kepada siswa
sehingga pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa
dengan baik.
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses
pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat yang dilakukan
oleh guru. Sebagai upaya untuk meningkatakan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa Karena kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang masih rendah, maka dari itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang
tepat dan pelaksanaan yang optimal dari sebuah model. Untuk dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.
Model pembelajaran yang diharapkan mampu menciptakan kondisi
tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah seperti halnya peneliti
meneliti dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match meningkatkan
pemahaman konsep matematika.
Untuk mempermudah dalam pemahaman ini, maka alur kerangka berpikir
digambarkan secara praktis mengenai pengaruh model pembelajaran Make a
Match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP N 22 Kota
Jambi pada peta konsep berikut ini:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
yang diajukan, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
Pre-test
Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Pembelajaran
Model Pembelajaran
Proses Pembelajaran Dengan Model
Konvensional
Proses Pembelajaran Dengan
Model Make A Match
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Tes Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Tes Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa
Analisis
Kesimpulan
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data” (Sugiyono, 2017, hal. 63).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
= Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Penggunaaan Model Pembelajaran
Make a Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.
= Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Penggunaaan Model Pembelajaran
Make a Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMPN 22 Kota Jambi. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai selesai. Pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019.
B. Desain Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah True Experimental Design, dengan
menggunakan desain Postest-Only Control Design yaitu terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2015, hal.14).
Berikut ini merupakan desain penelitianya pada gambar 3.1:
Keterangan :
: Dua kelas yang masing-masing dipilih secara random
: Perlakuan dengan model Make A Match
: Perlakuan dengan model Konvensional
: Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan Model Make A Match
: Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan Konvensional
C. Populasi danTeknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi juga
merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 22 Kota Jambi.
Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas VII SMPN 22 Kota Jambi
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VII A 16 16 32
2
3
4
5
6
7
8
VII B
VII C
VII D
VII E
VII F
VII G
VII H
16
15
14
14
17
16
15
16
17
18
18
15
16
17
32
32
32
32
32
32
32
Jumlah 123 133 256
Sumber: Dokumentasi Guru SMPN 22 Kota Jambi
2. Teknik Pengambilan Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut” (Sugiyono, 2013, hal.118). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
adalah kelas VII D dan kelas VII G SMPN 22 Kota Jambi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster
random sampling. “Teknik klaster atau cluster sampling ini memilih sampel bukan
didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok subjek yang
secara alami berkumpul secara bersama” (Sukardi, 2011, hal. 61).
Pada penelitian ini kelas VII terdiri dari delapan kelas keseluruhan yang
berjumlah 256 siswa. Dari keseluruhan jumlah kelas tersebut dilakukan undian untuk
menentukan kelompok yang akan diteliti, dimana yang terpilih pertama sebagai kelas
eksperimen dan yang terpilih kedua sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dibutuhkan
dua kelas sampel yaitu kelompok eksperimen adalah kelompok yang menerapkan
model pembelajaran Make a Match sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok
yang tidak menerapkan model pembelajaran Make a Match.
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas dan
uji Homogenitas untuk mengetahui apakah sampel Normal dan memiliki varians
yang Homogen atau tidak, untuk uji Normalitas menggunakan uji Chi Kuadrat
karena sampel lebih dari 30 dan uji Homogenitas menggunakan uji Bartlet karena
populasi terdiri lebih dari dua kelompok atau kelas. Data yang digunakan adalah data
hasil observasi awal di SMPN 22 Kota Jambi. Berdasarkan hasil perhitungan, uji
Normalitas dan uji Homogenitas diperoleh datapada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Populasi
Data VII A VII B VII C VII D VII E VII F VII G VII H
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2 hitung 4,567 5,453 1,897 7,456 6,234 3,887 2,047 4,567
X2 tabel 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815 7,815
Kesimpulan
Keterangan :
Normal
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Populasi
Kelas N hitung X
2tabel
VII A 32
VIIB 32
VII C 32
VII D 32
VII E 32 8,891 14,067
VII F 32
VII G 32
VII H 32
Kesimpulan Homogen
Setelah uji homogenitas dilakukan, maka dilakukan pengundian dengan
cara memasukkan kertas berisikan nama kelas kedalam botol undian lalu di undi.
Kertas pertama yang keluar adalah Kelas VII D ditetapkan sebagai kelas
eksperimen, dan kertas kedua yang bertuliskan kelas VII G sebagai kelas Kontrol.
D. Variabel–variabel dan Perlakuan Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Jumlah
variabel dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh kecanggihan rancangan
penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan lebih
sedikit variabel dalam penelitian, dan sebaliknya makin canggih suatu rancangan
penelitian akan melibatkan lebih banyak variabel didalamnya (Puriaji S, 2015, hal
162).
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam–macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus,
predicator, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2013 , hal . 61).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat teridentifikasi bahwa penelitian
ini mengandung dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas yakni model Make a Match yang digunakan pada siswa
kelas VII D pada aritmatika sosial. Pelaksanaan di kelas disesuaikan dengan
karakteristik model Make a Match yang diterapkan sebanyak 3 kali pertemuan
hingga sub pokok aritmatika sosial selesai.
2. Variabel terikat yakni kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang dimaksud adalah
kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran matematika setelah
diberi perlakuan dan juga siswa yang tidak diberi perlakuan.
E. Instrumen Penelitian
1. Model Make a Match
a. Definisi Konseptual
Model pembelajaran Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curron.
Strategi ini dapat dilakukan dengan cara siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Strategi ini
bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan siswa
(Isjoni, 2010, hal. 77).
Teknik mencari pasangan atau Make a Match merupakan strategi yang
cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah
diberikan sebelumnya. Namun materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi
ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan
terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas siswa telah memiliki bekal
pengetahuan. Problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban dan soal yang
akan diberikan. Contoh penerapan model pembelajaran Make a Match dalam
kegiatan pembelajaran adalah ketika pembelajaran berlangsung guru memberikan
soal beserta pasangan jawabannya secara acak kepada siswa yang kemudian siswa
mencari pasangan dari jawaban atau soal yang telah diberikan. Kegiatan
pembelajaran harus membawa siswa dalam mencari pasangan jawaban atau soal
yang telah diberikan oleh guru.
Penerapan model Make a Match (dalam Isjoni, 2010, hal.77) dari
beberapa temuan bahwa model Make a Match dapat memupuk kerja sama siswa
dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokan kartu yang ada di tangan siswa,
proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih
antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada
saat mencari pasangan kartu (Isjoni, 2010, hal.77).
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan
salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Model pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran menggunakan
kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal dan kartu yang
lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut.
Langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:
j. Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi dirumah.
k. Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B.
Kedua kelompok diminta untuk berhadapan-hadapan.
l. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban
kelompok B.
m. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan
kartu yang dipegang dengan kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan
batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.
n. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di
kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing,
guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada
kertas yang sudah dipersiapkan.
o. Jika waktu habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa
yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul sendiri.
p. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang
tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah
pasangan itu cocok atau tidak.
q. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan
pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.
r. Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh
pasangan melakukan presentasi.
Model Make a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami
materi melalui permainan mencari kartu jawaban dan pertanyaan, sehingga dapat
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan.
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
a. Definisi Konseptual
Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu kemampuan yang
diharapkan dapat dicapai dalam belajar mata pelajaran matematika yaitu dengan
menunjukkan pemahaman konsep matematis yang dielajarinya, menjelaskan antar
konsep, dan mengapliksikan konsep secara akurat, efektif dalam pemecaham
masalah. Pemahaman konsep siswa adalah kemampuan siswa untuk menemukan,
menjelaskan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematatis dari
materi yang telah didapat dengan pengetahuannya sendiri tanpa sistem hafalan.
b. Definisi Operasional
Pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan
dalam memahami konsep-konsep dilihat dari penyelesaian soal yang diberikan,
apakah siswa tersebut bisa menyatakan ulang suatu konsep ke soal yang
diberikan.
c. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
pemahaman konsep. Jenis tes yang digunakan, yaitu tes kemampuan akhir (post-
test). Tes kemampuan akhir adalah tes kemampuan pemahaman konsep
matematika yang diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya proses
pembelajaran yang menerapkan model Make a Match untuk mengukur
kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian. Berikut adalah kisi-kisi
instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tabel 3.6
(Karunia & Ridwan Yudhanegara, 2015, hlm. 81).
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
No. Indikator pemahaman konsep matematis Butir
soal
Nomor
soal
1 Menyatakan ulang suatu konsep 1 1
2 Mengklasifikasikan objek-objek berdasar-
kan konsep matematika
1 5
3 Memberikan contoh atau non contoh dari
konsep yang telah dipelajari
1 2
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi
1 3
5 Menerapkan konsep secara algoritma 1 4
6 Mengaitkan berbagai konsep matematika
secara internal atau eksternal
1 6
Jumlah 6
Dalam penilaian ini peneliti menetapkan penskoran soal berdasarkan tahap
pemahaman konsep menurut (Abdul Majid, 2012, hlm. 195) seperti pada tabel 3.7
berikut:
Tabel 3.5
Penskoran Soal Berdasarkan Tahap-Tahap Pemahaman Konsep Matematis
No. Indikator Realisasi Skor
1 Menyatakan
ulang suatu
konsep
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun 1
belum dapat menyatakan ulang konsep
dengan tepat dan hanya sedikit yang
benar.
Telah dapat menyatakan ulang sebuah
konsep namun belum dapat
dikembangkan dan masih separuh yang
benar.
2
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi namun masih
Ada sedikit kesalahan
3
Telah dapat menyatakan ulang suatu
konsep sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek, telah dapat
dikembangkan dan jawaban benar.
4
2 Mengklasifika
sikan objek-
objek
berdasarkan
konsep
matematika
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematik telah muncul namun
belum dapat menganalisis suatu objek
dan mengklasifikasikanya menurut
sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki
sesuai dengan konsepnya dan hanya
sedikit yang benar.
1
Telah dapat menganalisis suatu objek
namun belum dapat
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang
dimiliki dan masih separuh yang benar.
2
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
3
sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu
yang dimiliki namun masih ada sedikit
kesalahan pada operasi matematis
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu
yang dimiliki dengan tepat dan jawaban
benar.
4
3 Memberikan
contoh atau
non contoh
dari konsep
yang telah
dipelajari
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyebutkan konsep yang
dimiliki oleh setiap contoh yang
diberikan dan hanya sedikit yang benar.
1
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek namun belum tepat dan
belum dapat dikembangkan dan masih
separuh yang benar.
2
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek namun
pengembangannya belum tepat dan
masih ada sedikit kesalahan.
3
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek dan telah dapat
dikembangkan dengan tepat dan
jawaban benar.
4
4 Menyajikan Tidak ada jawaban atau tidak ada ide 0
konsep dalam
berbagai
bentuk
representasi
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
dan hanya sedikit yang benar.
1
Dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
namun belum memahami logaritma
pemahaman konsep dan masih separuh
yang benar.
2
Dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
sebagai suatu logaritma pemahaman
konsep namun masih ada sedikit
kesalahan.
3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dengan benar.
4
5 Menerapkan
konsep secara
algoritma
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyajikan konsep
matematika dan hanya sedikit yang
benar.
1
Dapat menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau operasi
tertentu namun belum memahami
logaritma pemahaman konsep dan
masih separuh yang benar.
2
Dapat menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau operasi
tertentu namun masih ada sedikit
kesalahan
3
Mampu menerapkan konsep secara
algoritma dengan benar.
4
6 Mengaitkan
berbagai
konsep
matematika
secara internal
atau eksternal
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat mengaitkan berbagai
konsep matematika dan hanya sedikit
yang benar.
1
Dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika namun belum memahami
logaritma pemahaman konsep dan
masih separuh yang benar
2
Dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika namun masih ada sedikit
kesalahan
3
Mampu mengaitkan berbagai konsep
matematika dan memilih prosedur
dengan benar
4
Skor total 24
Skor =
d. Kalibrasi Instrumen
Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Pertanyaan dalam tes ini
berdasarkan materi yang telah dipelajari pada saat penelitian. Sebelum tes
dilakukan maka soal tes harus divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli yang
disebut validator.
Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar
ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul
menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk melihat baik atau tidaknya suatu tes
maka perlu dilakukan uji validitas instrumen. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2009). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan
validitas tes secara rasional yaitu validitas kontruksi dan validitas isi.
“Validitas kontruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli
tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberikan
keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan
mungkin dirombak total. Sedangkan validitas isi adalah uji validitas dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan”
(Sugiyono, 2009).
Secara teknis pengujian validitas kontruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.
Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian validitas dapat dilakukan
dengan mudah dan sistematis.
Berdasarkan hal tersebut maka sebelum melakukan riset lapangan, soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa akan diuji atau dinilai terlebih
dahulu oleh para ahli di bidang matematika.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data diawali dengan pengujian prasyarat analisis, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi
kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian
ini uji normalitas menggunakan rumus Chi-Kuadrat, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
Data berdistribusi normal
Data tidak berdistribusi normal
b. Menentukan Nilai Uji Statistik
1) Menentukan rata-rata ( )
2) Menentukan standar deviasi
3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektassi :
a) Menentukan skor besar dan skor kecil
b) Rentang
=∑
√ ∑ ∑
c) Menentukan banyak kelas
dengan n adalah banyaknya subjek
d) Menentukan panjang kelas
4) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan jalan, sebagai berikut :
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval ditambah 0,5
b) Mencari nilai Z score untuk kelas interval dengan rumus :
c) Mencari luas O-Z dari table kurva normal dari O-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas
d) Mencari luas tiap interval dengan jalan mengurangi angka-angka O-Z
yaitu angka baris pertama di kurangi angka baris kedua dikurangi angka
baris ketiga dan seterusnya.
5) Cari dengan rumus :
Cari dengan derajat bebas
dan taraf kepercayaan atau taraf signifikansi .
6) Kriteris Pengujian :
Jika
maka diterima
Jika
maka ditolak
7) Memberikan kesimpulan
∑
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
peneliti gunakan adalah uji beda varians.
Langkah-langkah yang digunakan yaitu:
1) Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil.
2) Membandingkan nilai dengan , dengan rumus :
untuk varians terbesar
untuk varians terkecil
Kedua variabel dikatakan homogen apabila pada taraf signifikansi
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika , Tidak Homogen
Jika , Homogen
3. Uji Hipotesis
Setelah data yang diperlukan terkumpul maka data tersebutakan di analisis
secara kuantitatif. Uji hipotesis dalam penelitia in menggunakan uji .
“ atau , adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan
untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa
di antara dua buah mean sampel dari populasi yang sama, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan”(Anas Sudijono, 2014, hal.278).
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel besar yang satu sama lain tidak
mempunyai hubungan, maka Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
: Mean untuk kelas eksperimen (Make a Match)
: Mean untuk kelas eksperimen (Konvensional)
: Standar Error kelas eksperimen (Make a Match)
: Standar Error kelas eksperimen (Konvensional)
Dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a. Mencari mean variabel I dengan rumus:
b. Mencari mean variabel II dengan rumus:
c. Mencari standar deviasi variabel I dengan rumus:
d. Mencari standar deviasi variabel II dengan rumus:
e. Mencari standar error mean variabel I dengan rumus:
∑
∑
√∑
(
∑
)
√∑
(
∑
)
√
f. Mencari standar error mean variabel II dengan rumus:
g. Mencari standar error perbedaan mean variabel I danvariabel II dengan rumus:
h. Mencari
Selanjutnya memberikan interpretasi terhadap dengan prosedur kerja
sebagai berikut:
1) Mencari
2) Berdasarkan besarnya tersebut, kita cari harga kritik “t” yang tercantum
dalam Tabel Nilai pada taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi
dengan catatan:
a) Apabila maka hipotesis nihil ditolak, berarti diantara ke dua variabel
yang kita selidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.
b) Apabila maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti diantara
ke dua variabel yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan mean yang
signifikan.
I. Menarik kesimpulan
4. Effect Size (Ukuran Efek)
Untuk melihat berapa besar pengaruh model pembelajaran Make a Match
terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dengan
menggunakan perhitungan Effect Size. Effect Size merupakan ukuran mengenai
√
√(
) (
)
besarnya efek suatu variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang
bebas dari pengaruh besarnya sampel. Pada uji t menggunakan rumus Cohen’s d
sebagai berikut: Dengan menggunakan rumus Cohen’s sebagai berikut: (Lee
A.Becker, 2000, hal.2)
Keterangan:
besar pengaruh perlakuan yang diberikan
: jumlah sampel kelas control
: jumlah sampel kelas eksperimen
t0 : hasil uji
Dengan kriteria nilai Cohens’s seperti pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.6
Cohen's
Standard Effect Size
Persentase
(%)
2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
Tinggi 1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
0,7 76
Sedang 0,6 73
0,5 69
0,4 66
0,3 62
Rendah 0,2 58
0,1 54
0,0 50
√
Klasifikasi perhitungan Effect Size menurut Cohen, yaitu :
Efek Kecil
Efek Sedang
Efek Tinggi.
F. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014, hal.96).
Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel, jika
penelitian tidak bekerja menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik.
dalam hipotesis statisik yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang
menyatakan tidak ada pengaruh antara sampel dan data populasi.
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:
Keterangan:
Skor rata-rata kelompok yang menggunakan model pembelajaran Make a
Match
Skor rata-rata kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran Make
a Match
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Make a
Match terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis siswa
Terdapat pengaruh yang signfikan antara model pembelajaran Make a Match
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.
Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan seminggu 2 kali pertemuan.
Selanjutnya setelah selesai melakukan proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan,
siswa diberikan tes akhir pada pertemuan ke-4 untuk mengetahui kemampuan
pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal pada materi aritmatika sosial.
Penelitian dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Guru yang mengajar matematika dikelas VII D dan VII G adalah ibu Miswani, S.Pd.
Kelas eksperimen adalah kelas VII D (32 orang) yang menerapkan model Make a
Match, sedangkan kelas kontrol adalah kelas VII G (32 orang) yang menerapkan
model Konvensional. Adapun jadwal pembelajaran yang telah dilakukan penulis
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jadwal Pembelajaran
Pertemuan Jam Pelajaran Kelas Eksperimen Jam Pelajaran Kelas Kontrol
Pertama 07.20 – 08.40 06 Februari 2019 13.00 – 15.00 04 Februari 2019
Kedua 08.50 – 11.10 08 Februari 2019 10.40 – 12.00 07 Februari 2019
Ketiga 07.20 – 08.40 13 Februari 2019 13.00 – 15.00 11 Februari 2019
Keempat 08.50 – 11.10 15 Februari 2019 10.40 – 12.00 14 Februari 2019
Instrumen pengumpulan data penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan
berupa tes uraian. Tes yang dipersiapkan penelitian berjumlah 6 soal untuk posttest
setelah materi selesai, peneliti mengadakan posttest untuk mengetahui berapa skor
kemampuan pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran. Data yang
diperoleh tersebut digunakan untuk melihat pengaruh kemampuan pemahaman konsep
siswa antara yang diajarkan dengan model Make a Match dan model Konvensional
pada siswa kelas VII di SMPN 22 kota jambi pada pokok bahasan aritmatika sosial.
Penulis melakukan perhitungan atau pengolahan data setelah data tes
kemampuan pemahaman konsep siswa didapatkan, dari hasil analisis data yang telah
dikumpulkan maka nilai akan dibandingkan dengan nilai . Jika nilai
lebih besar dari nilai maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam
skripsi ini diterima. Jika sebaliknya lebih kecil dari nilai maka hipotesis
alternatif ditolak dan hipotesis nol yang diterima.
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa yang Menggunakan
Model Pembelajaran Make a Match
Setelah penulis menerapkan model Make a Match dalam proses
pembelajarannya, penulis melakukan posttest untuk mengetahui skor kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pada materi Aritmatika Sosial dengan indikator
kemampuan pemahamn konsep matematis siswa sehingga diperoleh skor kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa yang selanjutnya di konversi untuk mendapatkan
nilai akhir siswa dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= Nilai Akhir
Tabel 4.2
Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas yang Diajarkan
Dengan Model Make a Match
No. Nama
Skor Jawaban Siswa
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
1 2 3 4 5 6
4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ADY 4 4 4 4 4 2 22 92
2 AT 4 2 4 4 4 2 20 83
3 CCLG 4 4 4 3 1 1 17 71
4 DA 4 4 4 2 2 2 18 75
5 DNS 4 2 4 4 2 2 18 75
6 DW 4 4 4 4 1 2 19 79
7 DAT 4 4 4 4 2 2 20 83
8 EMS 4 4 4 2 4 2 20 83
9 EG 4 2 4 2 2 1 15 62
10 EVH 4 3 4 4 2 2 19 79
11 FMM 4 2 4 2 2 2 16 67
12 HS 4 2 2 2 2 2 14 58
13 IRZ 4 2 4 4 1 1 16 67
14 IA 4 4 4 2 2 3 19 79
15 IGS 4 4 4 2 2 2 18 75
16 KA 4 4 4 4 2 4 22 92
17 KSN 4 4 4 2 3 2 19 79
18 LGP 4 3 4 4 2 2 19 79
19 LPN 4 4 4 4 4 2 22 92
20 MA 4 2 4 2 1 1 14 58
21 MS 4 2 4 2 2 2 16 67
22 NAK 4 3 4 3 2 2 18 75
23 NOF 4 3 4 4 2 2 19 79
24 MA 4 2 4 3 2 2 17 71
25 MJA 4 2 4 2 2 1 15 62
26 RBF 4 2 4 4 2 2 18 75
27 RTA 4 2 4 2 2 2 16 67
28 RFG 4 4 4 4 2 2 20 83
29 SAM 4 2 4 2 2 2 16 67
30 SH 4 4 4 3 2 2 19 79
31 TAB 4 4 4 4 2 2 20 83
32 TF 4 4 4 3 2 2 19 75
Dari tabel 4.2 di atas diperoleh:
a. Sebaran data
58 58 62 62 67 67 67 67 67 71 71
75 75 75 75 75 75 79 79 79 79 79
79 79 83 83 83 83 83 92 92 92
b. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar (
Skor terkecil )
c. Menentukan nilai rentang
.
d. Mencari banyak kelas (K)
K
(pembulatan).
e. Mencari nilai panjang kelas
i=
(pembulatan).
f. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
No. Interval F
Jumlah 32
∑ =2398 ∑ =182210
g. Membuat Grafik
Gambar 4.1 Grafik Skor Kelas Eksperimen
h. Mencari mean atau rata-rata
∑
(pembulatan).
i. Mencari median
(
)
(
)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
54.50 60.50 66.50 72.50 78.50 84.50 90.50 96.50
fre
kue
nsi
Mid point
Grafik Skor Kelas Eksperimen
.
j. Mencari modus
(
)
(
)
.
k. Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
√
(pembulatan).
l. Mencari standar error deviasi
√
√
√
(pembulatan).
2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan
model Konvensional
Setelah penulis menerapkan model Konvensional dalam proses
pembelajarannya, penulis melakukan posttest untuk mengetahui skor kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa dalam materi Aritmatika Sosial dengan
indikator kemampuan pemahaman konsep matematika siswa sehingga diperoleh
skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang selanjutnya di
konversi untuk mendapatkan nilai akhir siswa dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= Nilai Akhir
Tabel 4.4
Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas yang
Diajarkan Dengan Model Konvensional
No. Nama
Skor Jawaban Siswa
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
1 2 3 4 5 6
4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ABU 4 2 3 2 2 1 14 58
2 AHP 4 2 4 2 2 1 15 62
3 AK 4 1 2 2 1 1 12 50
4 AM 4 3 4 1 1 1 14 58
5 AP 4 4 4 2 2 1 17 71
6 AS 4 2 4 3 2 2 17 71
7 ASY 4 2 4 2 1 1 14 58
8 CAU 4 4 4 2 3 2 19 79
9 CLM 4 2 4 2 2 1 15 62
10 FRS 4 3 4 2 2 2 17 71
11 FBS 4 2 4 2 2 2 16 67
12 GAS 2 2 2 2 2 2 12 50
13 HCS 4 3 4 3 1 1 16 67
14 IJO 4 3 4 2 2 3 18 75
15 KH 4 4 4 2 2 2 18 75
16 MDA 4 4 4 3 2 3 20 83
17 MFD 4 2 2 2 1 2 13 54
18 MAG 4 3 2 2 2 1 14 58
19 MS 4 4 4 2 2 1 17 71
20 NSP 4 2 4 1 1 1 13 54
21 NFNK 4 4 4 3 3 2 20 83
22 PA 4 3 4 3 2 2 18 75
23 PS 4 2 3 2 2 1 14 58
24 RA 4 3 4 3 2 1 17 71
25 RJ 4 4 4 2 1 2 17 71
26 RVS 4 2 4 1 2 2 15 58
27 SRS 4 2 2 2 1 2 13 54
28 SSP 4 4 4 4 2 2 20 83
29 RZ 4 2 4 2 1 1 14 58
30 TRS 4 4 4 3 3 2 20 83
31 VEG 4 2 4 2 1 1 14 58
32 VVP 4 4 4 3 2 3 20 83
Dari tabel 4.4 di atas diperoleh:
a. Sebaran data
50 50 54 54 54 58 58 58 58 58 58
58 58 62 62 67 67 71 71 71 71 71
71 75 75 75 79 83 83 83 83 83
b. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar
Skor terkecil
c. Mencari nilai rentang
.
d. Mencari banyak kelas
(pembulatan).
e. Mencari nilai panjang kelas
(pembulatan).
f. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
NNo. Interval
Jumlah 32
=2130 ∑ =145062
g. Grafik poligon Distribusi Frekuensi
Gambar 4.2 Grafik Skor Kelas Kontrol
h. Mencari mean atau rata-rata
∑
(pembulatan).
i. Mencari median
(
)
(
)
.
j. Mencari modus
(
)
(
)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
46.5 52.5 58.5 64.5 70.5 76.5 82.5 88.5
fre
kue
nsi
Mid Point
Grafik Skor Kelas Kontrol
(
)
.
h. Standar Deviasi
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
√
(pembulatan).
i. Mencari standar error deviasi
√
√
√
(pembulatan).
3. Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang
diajarkan menggunakan Model Make a Match dengan yang di ajarkan
menggunakan Model Konvensional Pada Siswa Kelas VII SMPN 22 Kota
Jambi
Perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dari kelas
eksperimen (kelas yang menggunakan model Make a Match) dan kelas kontrol
(kelas yang menggunakan model Konvensional) dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.6
Perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dari kelas
eksperimen (kelas yang menggunakan model (Make a Match) dan kelas kontrol
(kelas yang menggunakan model Konvensional)
No. Ukuran Penetapan Kelas Eksperimen Kelas
Kontrol
1 Tertinggi 92 83
2 Terendah 58 50
3 Range 35 34
4 Mean 74,94 66,56
5 Median 74,75 66
6 Modus 74 58,07
7 Standar Deviasi 8,86 10,13
8 Standar Error 1,59 1,82
Berdasarkan dari tabel 4.5 nilai tertinggi dari kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan nilai tertinggi dari kelas kontrol yaitu nilai tertinggi dari kelas
eksperimen adalah dan nilai tertinggi dari kelas kontrol . Kemudian nilai
terendah kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan nilai terendah kelas
kontrol, yaitu nilai terendah dari kelas eksperimen adalah dan nilai terendah dari
kelas kontrol .
Selain itu, nilai rata-rata dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan
nilai rata-rata dari kelas kontrol, yaitu nilai rata-rata dari kelas eksperimen adalah
dan nilai rata-rata dari kelas kontrol . Ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Kemudian, range pada kelas eksperimen adalah 35 dan pada kelas kontrol 34.
Standar deviasi dari kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan standar deviasi yang
diperoleh dari kelas kontrol. Standar deviasi kelas eksperimen adalah
sedangkan standar deviasi kelas kontrol . Jika standar deviasi yang diperoleh
seperti ini, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari kelas eksperimen
lebih dekat kepada sifat homogen dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
kelas kontrol.
B. Uji Hipotesis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji kai kuadrat (chi
kuadrat). Uji kai kuadrat merupakan uji normalitas yang digunakan untuk menguji
sampel yang besar. Tujuan uji normalitas yaitu untuk mengetahui distribusi data
yang diteliti normal atau tidak. Ketentuan uji normalitas yaitu sebagai berikut :
Jika
artinya distribusi data normal
Jika
artinya distribusi data tidak normal
Uji Normalitas Postest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Posttest
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas terhadap varians-varians yang terdapat didalam populasi
yang diteliti dilakukan dengan menggunakan uji varians terbesar dibanding varians
terkecil. Adapun hasil perhitungan Uji Homogenitas data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut (perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 10).
No. Statistik Posttest
Eksperimen Kontrol
1 32 32
2 ̅ 74,94 66,56
3 8,99 10,29
4 2,06 6,19
5 7,82 7,82
6 Keterangan
7 Kesimpulan Data populasi berdistribusi normal
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas eksperimen dan Kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Berdasarkan tabel 4.6 Uji Homogenitas Menunjukkan bahwa hasil
perhitungan varians kelas eksperimen adalah sedangkan varians kelas
kontrol . Dengan membandingkan dengan diperoleh
dengan (untuk varians besar) dan
(untuk varians kecil), besar pembilang tidak
ada pada tabel maka digunakan interpolasi. taraf signifikansi ( ) maka
diperoleh . Hasil tersebut memberikan interpretasi bahwa
atau maka varians-varians dalam populasi yang diteliti adalah
homogen.
3. Uji hipotesis
Signifikan atau tidaknya penggunaan model Make a Match dan penggunaan
model Konvensional dapat diukur dengan menggunakan analisis parametrik dengan
rumus tes “ ” Hal ini peneliti lakukan untuk membandingkan antara kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa di kelas eksperimen dengan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa di kelas kontrol terlebih dahulu. Dari
perbandingan yang diperoleh dapat dilihat kemampuan pemahaman konsep
No. Statistik Nilai Postest
1
2
3
4
5 Perbandingan
6 Kesimpulan maka kedua sampel
penelitian bervarians homogen
matematika siswa yang diajarkan menggunakan model Make a Match dalam proses
pembelajarannya akan lebih baik dibandingkan yang menggunakan model
Konvensional.
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh:
Langkah-langkah perhitungan uji hipotesis menggunakan “ ” tes sebagai
berikut :
a. Mencari Standar error mean kelas eksperimen
√
√
√
(pembulatan).
b. Mencari Standar error mean kelas kontrol
√
√
√
(pembulatan).
c. Mencari Standar error perbedaan mean kelas eksperimen dan kelas kontrol
√(
) (
)
√
√
√
(pembulatan).
d. Mencari dengan rumus :
(pembulatan).
Karena “ ” yang diperoleh dalam perhitungan ( adalah lebih besar
dari pada (baik pada taraf maupun taraf signifikan 1%= 2,65
yaitu dengan demikian berarti ditolak dan diterima.
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan Make a Match dengan
Konvensional.
4. Effect Size ( Ukuran Efek)
Berdasarkan pengolahan data, dan karena terdapat pengaruh pada uji
hipotesis maka dilanjutkan dengan pencarian ukuran efek. Berdasarkan
pengolahan data, maka dapat diketahui:
= 32
= 32
= 3,47
ds √
= √
= √
= 3,47 √
= 3,47 0,25
= 0,8675 = 0,9.
Berdasarkan perhitungan diperoleh =0,9 maka menunjukkan efek yang
tinggi (besar ) karena t maka persentase 82%. Hal ini
membuktian bahwa penerapan Model Make a Match memberikan pengaruh yang
besar terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa dari pada yang tidak
menggunakan model Make a Match.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota
Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan model Make
a Match dan model Konvensional pada siswa kelas VII Sekolah Menengah
Pertama Negeri 22 Kota Jambi. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
menggunakan model Make a Match sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
model Konvensional. Proses pembelajaran ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan.
Di akhir pertemuan diberikan tes kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa (Posttest) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen berjumlah 32 siswa di peroleh hasil Posttest terendah ,
tertinggi dengan rata-rata hitung , standar deviasi Dan standar
error sebesar . Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa di
peroleh hasil Posttest terendah , tertinggi Dengan rata-rata , standar
deviasi dan standar error sebesar .
Dari skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
diperoleh terlihat bahwa nilai rata-rata siswa yang menerapkan model Make a
Match lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang menerapkan
model Konvensional yaitu dan standar deviasi yang diperoleh juga
lebih kecil menerapkan model Make a Match dibandingkan dengan model
Konvensional yaitu .
Selain itu, nilai median siswa yang menerapkan model Make a Match juga
lebih besar dibandingkan dengan yang menerapkan model Konvensional, yaitu
dengan nilai median siswa yang menerapkan model Make a Match adalah
dan nilai median siswa yang menerapkan model Konvensional
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajar dengan
Make a Match dengan Konvensional dilakukan analisis data dengan
menggunakan uji . Dari hasil perhitungan diperoleh lebih besar dari
pada (baik pada taraf signifikan 5% ataupun 1%). Hal ini menunjukkan
bahwa diterima. Dengan demi kian maka terdapat pengaruh yang signifikan
pengaruh penggunaan model Make a Match terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.
Selanjutnya pengolahan data dengan ukuran efek, diperoleh = 0,9 yaitu
mmembuktikan bahwa penggunaan model Make a Match memberi pengaruh
besar terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dibandingkan
yang tidak menggunakan model Make a Match di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 22 Kota Jambi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penyajian yang telah penulis uraikan
terkait dengan pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara
yang diajarkan dengan Make a Match dengan Konvensional pada siswa kelas VII
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi . maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang di ajar dengan Make
a Match pada pada materi aritmatika sosial diperoleh nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 58. Dari data tersebut diperoleh rata-rata kelas sebesar 74,94 dan
standar deviasinya 8,86. Sedangkan
2. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang tidak di ajar dengan
Make a Match pada pada materi aritmatika sosial diperoleh nilai tertinggi 83
dan nilai terendah 50. Dari data tersebut diperoleh rata-rata kelas sebesar 66,56
dan standar deviasinya 10,13.
3. Hasil pencarian “ ” tabel pada taraf signifikansi dan pada taraf
signifikansi 1% yaitu . Sedangkan perhitungan dengan
menggunakan uji tes “ ” untuk sampel besar yang satu sama lain tidak saling
berhubungan diperoleh harga , dengan demikian
. Hal ini menunjukkan bahwa diterima, artinya
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa antara yang di ajar dengan Make a Match dan Konvensional
pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Kota Jambi.
B. Saran
Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian maka peneliti ingin
menyampaikan beberapa saran dan semoga saran ini dapat diambil
manfaatnya tentang pengaruh kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa antara yang di ajar dengan Make a Match dengan
Konvensional pada siswa kelas VII di Sekolah Menengah Perama Negeri
22 Kota Jambi. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran yang
dapat diberikan sebagai berikut :
1. Bagi guru matematika diharapkan dapat menggunakan berbagai upaya
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa, salah satu alternatif tersebut yaitu menggunakan model Make a
Match.
2. Bagi kepala sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah
satu rujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika.
3. Bagi siswa diharapkan dapat lebih berani mengemukakan gagasan atau
ide yang dimiliki dalam menyelesaikan soal khususnya soal yang
menekankan pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
4. Kepada pembaca diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut
padapengaruh penggunaan model Make a Match di sekolah yang
berbeda dan pada mata pelajaran yang berbeda pula untuk melihat
keefektifan model pembelajaran ini.
5. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Afrilianto,M. (2012). Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategi
Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Metaphorical Thinking.
Infinity Journal, 1(2)
Ali Mudlofir, E. F. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori Ke Praktik.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Erman Suherman, d. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
KE Lestari, R.Y (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika
Aditama
Khoiriyah, N. (2017). Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Personalized
System Of Instruction Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Sarolangun.
Skripsi UIN STS Jambi
Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar) Peserta Didik
Berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Lestari, E.K & Mokhammad, R.Y. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Refika Aditama
Majid, A. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mardiana. (2012). Pemahaman Konsep & Komunikasi Matematik dengan
Pembelajaran Kooperatif Co-Op Co-Op. Jurnal Pendidikan Matematika,
vol.2. UIN STS Jambi
Murizal, A, dkk. (2012). Pemahaman Konsep Matematis & Modul Pembelajaran
Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1)
Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran . Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Relawati. (2011). Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write dan Kemampuan
Reprentasi Matematika.Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 2. UIN STS
Jambi
Riduwan. (2014). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian . Bandung:
Alfabeta.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Simorangkir, F. M. (2014). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa yang Diajarkan Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Konvesional. Jurnal Saintech Vol.06 No.04 Desember 2014.
Slavin, E. R. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.
Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tim Penulis (2017). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi.
Yamin, M. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi
(GP Press Group).
Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Referensi (GP Press Group.
Yamin, M. (2013). Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran . Jakarta:
Referensi (GP Press Group).
NILAI PRE TEST POPULASI
No.
Nama siswa kelas VII
C Nilai
No. Nama siswa VII D Nilai
1 ASP 55 1 ADY 50
No.
Nama siswa kelas VII
A Nilai
No. Nama siswa VII B Nilai
1 AAS 85 1 ADC 50
2 AF 85 2 AF 50
3 AP 71 3 AIF 52 4 AS 81 4 AN 81 5 ARS 65 5 ANN 63
6 CMT 60 6 ANR 52 7 DB 65 7 ATR 81 8 DMT 79 8 AZZ 63 9 DSW 85 9 BP 65
10 DZW 79 10 CM 65 11 FPY 60 11 DZS 65
12 GF 65 12 DJY 65 13 GH 85 13 HRA 56 14 HBS 73 14 HZH 73 15 HR 73 15 JRB 75
16 JC 60 16 KA 75 17 MAS 60 17 KRP 81
18 MAR 65 18 MAPP 67
19 MR 79 19 MEP 67
20 MRS 71 20 MZI 56 21 MTA 75 21 NK 77
22 NDP 58 22 PN 56 23 NF 75 23 RAS 73 24 NZ 75 24 RHP 60 25 RA 58 25 RS 58
26 RDY 56 26 RPP 73 27 SL 56 27 RR 79 28 SM 75 28 RU 52
29 TA 54 29 SJ 73 30 TAP 52 30 SP 73 31 TMA 52 31 SSP 81 32 WA 81 32 ZA 73
2 AF 80 2 AT 50
3 ANW 75 3 CCLG 52
4 ADTK 70 4 DA 81
5 DI 84 5 DNS 63
6 DG 65 6 DW 52
7 FA 65 7 DAT 81
8 FYA 65 8 EMS 63
9 FCD 66 9 EG 65
10 HA 68 10 EVH 65
11 IM 70 11 FMM 65
12 JLP 60 12 HS 65
13 KA 75 13 IRZ 56
14 LR 78 14 IA 73
15 LSR 55 15 IGS 75
16 MDW 72 16 KA 75
17 MRP 72 17 KSN 81
18 MAS 75 18 LGP 67
19 MS 60 19 LPN 67
20 NA 75 20 MA 56
21 NC 72 21 MJA 77
22 NAR 88 22 MS 56
23 NSR 72 23 NAK 73
24 PAM 78 24 NOF 60
25 PAP 80 25 NS 58
26 RP 72 26 RBF 73
27 RS 84 27 RTA 79
28 RY 84 28 RFG 52
29 RZ 62 29 SAM 73
30 RAP 78 30 SH 73
31 SRA 88 31 TAB 81
32 SPV 90 32 TF 73
No.
Nama siswa kelas VII
E Nilai
No. Nama siswa VII F Nilai
1 ASP 52 1 AH 81
2 AF 59 2 ANS 81
3 ANW 75 3 ATM 50
4 ADTK 84 4 CG 63
5 DI 52 5 DRS 73
6 DG 64 6 FNP 52
7 FA 75 7 FT 65
8 FYA 84 8 FPP 75
9 FCD 53 9 GMJ 50
10 HA 64 10 IRP 63
11 IM 78 11 IKA 73
12 JLP 55 12 JRLT 52
13 KA 64 13 KH 65
14 LR 78 14 MAH 75
15 LSR 55 15 MIH 56
16 MDW 64 16 NDH 67
17 MRP 78 17 RPD 77
18 MAS 59 18 RA 56
19 MS 72 19 RAU 73
20 NA 80 20 RN 79
21 NC 55 21 REV 52
22 NAR 67 22 RF 65
23 NSR 78 23 SRF 75
24 PAM 59 24 SM 58
25 PAP 75 25 SMU 73
26 RP 84 26 SAJ 81
27 RS 58 27 TAR 60
28 RY 70 28 TE 73
29 RZ 80 29 TI 81
30 RAP 59 30 TS 52
31 SRA 72 31 WW 65
32 SPV 84 32 WM 75
No.
Nama siswa kelas VII
G Nilai
No. Nama siswa VII H Nilai
1 ABU 55 1 AS 75
2 AHP 66 2 AIP 59
3 AK 75 3 CATS 84
4 AM 81 4 CS 59
5 AP 55 5 DWNS 72
6 AS 68 6 FAH 84
7 ASY 75 7 FG 84
8 CAU 80 8 FN 59
9 CLM 60 9 FS 72
10 FRS 70 10 GCFM 52
11 FBS 75 11 ICM 59
12 GAS 84 12 IJS 75
13 HCS 60 13 JDP 84
14 IJO 70 14 MA 52
15 KH 75 15 MRS 64
16 MDA 84 16 MPA 75
17 MFD 62 17 MK 84
18 MAJ 72 18 NPS 53
19 MS 81 19 NHR 64
20 NSP 90 20 NZ 78
21 NFNK 65 21 OBR 55
22 PA 72 22 OGN 64
23 PS 78 23 RP 78
24 RA 88 24 SU 55
25 RJ 65 25 STB 64
26 RVS 65 26 SAJ 78
27 SRS 72 27 SIA 58
28 SSP 72 28 SU 70
29 RZ 75 29 TPI 78
30 TRS 78 30 YR 70
31 VEG 88 31 ZTA 80
32 VVP 88 32 ZSRD 58
UJI NORMALITAS POPULASI
A. Uji Normalitas Siswa Kelas VII A
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar (
1. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah
Skor terbesar (
Skor terkecil =
2. Mencari nilai rentang
= 84 52
= .
3. Mencari banyak kelas
(pembulatan).
4. Mencari nilai panjang kelas
(pembulatan).
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 70 70 72 72 75
75 75 75 78 78 78 80 80 84 84
84 84
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII A
N No. I interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2212 155924
6. Menentukan rata-rata atau mean ̅
∑
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
(pembulatan).
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII A
Rata-rata =
Simpangan Baku ( ) =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII A Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
, yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari chi kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
7. Menentukan 2
tabel
, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat
2
tabel = pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII A berdistribusi
Normal.
B. Uji Normalitas Siswa Kelas VII B
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar = 81
Skor terkecil = 50
2. Mencari nilai rentang
.
3. Mencari banyak kelas
50 50 52 52 52 56 56 56 58 60
63 63 65 65 65 65 67 67 73 73
73 73 73 73 75 75 77 79 81 81
81 81
(pembulatan).
4. Mencari nilai panjang kelas
t
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII B
No. Interval
JUMLAH 32
=2130 =144630
6. Mencari mean atau nilai rata-rata
∑
= t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
( t .
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII B
Rata-rata =
Simpangan Baku =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII B Menggunakan Uji
Chi Kuadrat
Batas
Kelas Z Luas 0-Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5
dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris kedua dikurangi
baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan tanda yang berbeda
ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari chi kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
7. Menentukan 2
tabel
db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2
tabel
7,185 pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan,jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII B berdistribusi
Normal.
C. Uji Normalitas Siswa Kelas VII C
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar (
55 55 60 60 65 65 65 62
66 68 70 70 72 72 72 72
75 75 75 75 75 78 78 78
80 80 84 84 84 88 88 90
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 55
2. Menentukan nilai rentang
= 90 – 55 + 1
= 36.
3. Mencari banyak kelas
K = 1 + 3,3
= 1 + 3,3
= 1 + 3,3
= 1 + 4,9669949285
= 5,9669949285 6 ( t
4. Mencari nilai panjang kelas
I =
=
= 6.
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
No Interval
7656,25
63,5
JUMLAH 32
=2302 =168110
6. Menentukan rata-rata atau mean ( ̅)
∑
( t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t
8. Perhitungan Uji Normalitas Kelas VIII C
Rata-rata ( ) = 72
Simpangan Baku ( = 9
Perhitungan Uji Normalitas Kelas VII C Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
90,5 2,0069 0,4772 0,0673 2,1536 3 0,8464 0,7164 0,3326
84,5 1,3403 0,4099 0,1613 5,1616 5 -0,1616 0,0261 0,0051
78,5 0,6736 0,2486 0,2446 7,8272 7 -0,8272 0,6842 0,0874
72,5 0,0069 0,0040 0,2414 7,7248 8 0,2752 0,0757 0,0098
66,5 -0,6597 0,2454 0,1628 5,2096 5 -0,2096 0,0439 0,0084
60,5 -1,3264 0,4082 0,0690 2,208 4 1,7920 3,2113 1,4544
54,5 -1,9931 0,4772
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
2. Mencari nilai skor untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari Chi Kuadrat (2
hitung)
∑
7. Menentukan 2
tabel
db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2
tabel = 7,185
pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
maka didapati nilai 2 2
hitung tabel = ( ). Kriteria yang telah
ditentukan, jika 2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII
C berdistribusi Normal.
D. Uji Normalitas Kelas VII D
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar =
Skor terkecil =
2. Mencari nilai rentang
= 87 40
= 48.
3. Mencari banyak kelas
t
4. Mencari nilai panjang kelas
= 8.
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII D
No. I interval
1
2
3 540
4
40 40 46 46 46 50 50 55 55 55
60 60 60 62 63 63 63 63 65 70
70 70 70 70 70 70 75 75 75 76
85 87
5
6 5
JUMLAH 32
1960 124240
6. Menentukan rata-rata atau mean ̅
∑
.
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII D
Rata-rata =
Simpangan Baku =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII D Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas
0-Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
3
-
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32)
6. Mencari chi kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
7. Menentukan 2
tabel
diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat
2
tabel = pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII D berdistribusi
Normal.
E. Uji Normalitas Siswa Kelas VII E
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar =
Skor terkecil =
2. Mencari nilai rentang
= 84 52
= 33
3. Mencari banyak kelas
t
4. Mencari nilai panjang kelas
( t
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII E
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 64 70 72 72 75
75 75 75 78 78 78 80 80 84 84
84 84
No I interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2206 155090
6. Menentukan rata-rata atau mean ̅
∑
t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII E
Rata-rata (MA) =
Simpangan Baku ( =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII E Menggunakan Uji Chi
Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari chi kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
7. Menentukan 2
tabel
diperoleh berdasarkan tabel
kai kuadrat 2
tabel = pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka
didapati nilai 2 2
hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah
ditentukan, jika 2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data
kelas VII E berdistribusi Normal.
F. Uji Normalitas Populasi Kelas VII F
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar = 81
Skor terkecil = 50
2. Mencari nilai rentang
.
3. Mencari banyak kelas
( t
50 50 52 52 52 56 56 56 58 60
63 63 65 65 65 65 67 73 73 73
73 73 73 73 75 75 77 79 81 81
81 81
4. Mencari nilai panjang kelas (i)
( t
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII F
No Interval
JUMLAH 32
=2136 =145440
6. Mencari mean atau nilai rata-rata
∑
= t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
( t
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII F
Rata-rata ( ) =
Simpangan Baku ( =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII F Menggunakan Uji Chi
Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas
0-Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
843
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari chi kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
Menentukan 2
tabel
diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat
2
tabel = pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan,jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII F berdistribusi
Normal.
G. Uji Normalitas Siswa Kelas VII G
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 55
2. Menentukan nilai rentang
= 90 55 + 1
= 36.
3. Mencari banyak kelas
K = 1 + 3,3
= 1 + 3,3
55 55 60 60 62 65 65 65 66 68
70 70 72 72 72 72 75 75 75 75
75 78 78 80 81 81 84 84 88 88
88 90
= 1 + 3,3
= 1 + 4,9669949285
= 5,9669949285 t
4. Mencari nilai panjang kelas
I =
=
= 6.
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
No Interval
7656,25 63,5
JUMLAH 32
=2320 =170936
6. Menentukan rata-rata atau mean ̅
∑
t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
,395 t
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII G
Rata-rata ( = 72,5
Simpangan Baku ( = 9,395
Perhitungan Uji Normalitas Kelas VII G Menggunakan Uji Chi Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
90,5 1,9159 0,3186
0,0794 2,5408 4 1,4592 2,1292 0,8380
84,5 1,2772 0,3980
0,1623 5,193
6 5 -
0,1936 0,0374 0,0007 78,5 0,6386 0,2357
0,2357 7,542
4 7 -
0,5424 0,2941 0,0389 72,5 0,0000 0,0000
0,2357 7,542
4 7 -
0,5424 0,2941 0,0389
66,5 -
0,6387 0,2357
0,1623 5,193
6 5 -
0,1936 0,0374 0,0007
60,5 -
1,2772 0,3980
0,0739 2,364
8 4 1,6352 2,6738 1,1305 54,5 -1,915 0,4719
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan ( ) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari Chi Kuadrat (2
hitung)
∑
.
7. Menentukan 2
tabel
diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat
2
tabel = 7,815 pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = ( ). Kriteria yang telah ditentukan, jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII G
berdistribusi Normal.
H. Uji Normalitas Populasi Kelas VII H
Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar =
Skor terkecil =
2. Mencari nilai rentang
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 70 70 72 72 75
75 75 78 78 78 78 80 84 84 84
84 84
= 84 52 = 33.
3. Mencari banyak kelas
( t
4. Mencari nilai panjang kelas
t
5. Membuat tabel distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi Kelas VII H
No I Interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2224 157207
6. Menentukan rata-rata atau mean ̅
∑
( t
7. Menentukan simpangan baku
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t
8. Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII H
Rata-rata ( ) =
Simpangan Baku ( =
Perhitungan Uji Normalitas Populasi Kelas VII H Menggunakan Uji Chi
Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
8
2
8
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
3. Mencari luas dari tabel kurva normal dari dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari chi kuadrat (2
hitung)
∑
= 5,967.
7. Menentukan 2
tabel
diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat
2
tabel = pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = ≤ . Kriteria yang telah ditentukan, jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII H berdistribusi
Normal.
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas
untuk mengetahui bias atau tidaknya penelitian ini dilakukan di SMPN 22 Kota
Jambi Kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, dan VII H. Uji
Homogenitas ini dilakukan dengan cara mengambil nilai obeservasi awal siswa
kelas VII Tahun Ajaran 2018.
A. Sebaran Data
Kelas VII A
Kelas VII B
Kelas VII C
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 70 70 72 72 75
75 75 75 78 78 78 80 80 84 84
84 84
50 50 52 52 52 56 56 56 58 60
63 63 65 65 65 65 67 67 73 73
73 73 73 73 75 75 77 79 81 81
81 81
55 55 60 60 62 65 65 65 66 68
70 70 72 72 72 72 72 75 75 75
75 78 78 78 80 80 84 84 84 88
88 90
Kelas VII D
Kelas VII E
Kelas VII F
Kelas VII G
Kelas VII H
40 40 46 46 46 50 50 55 55 55
60 60 60 62 63 63 63 63 65 70
70 70 70 70 70 70 75 75 75 76
85 87
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 64 70 72 72 75
75 75 75 78 78 78 80 80 84 84
84 84
50 50 52 52 52 56 56 56 58 60
63 63 65 65 65 65 67 73 73 73
73 73 73 73 75 75 77 79 81 81
81 81
55 55 60 60 62 65 65 65 66 68
70 70 72 72 72 72 75 75 75 75
75 78 78 80 81 81 84 84 88 88
88 90
52 52 53 55 55 58 58 59 59 59
59 64 64 64 64 70 70 72 72 75
75 75 78 78 78 78 80 84 84 84
84 84
B. Mencari Skor Tertinggi Dan Terendah
Kelas VII A Kelas VII B
Skor terbesar = Skor Terbesar = 84
Skor terkecil = Skor Terkecil = 52
Kelas VII B Kelas VII F
Skor terbesar ( = 81 Skor Terbesar = 81
Skor terkecil = 50 Skor Terkecil = 50
Kelas VII C Kelas VII G
Skor terbesar = 90 Skor terbesar = 90
Skor terkecil = 55 Skor terkecil = 55
Kelas VII D Kelas VII H
Skor terbesar = Skor Terbesar = 84
Skor terkecil = Skor Terkecil = 52
C. Mencari Nilai Range Masing–Masing Kelas
Kelas VII A Kelas VII E
= 84 52 = 84 52 + 1
= 33 = 33
Kelas VII B Kelas VII F
= 81 50 + 1
= 32
Kelas VII C Kelas VII G
= 90 55 + 1 = 90 55 + 1
= 36. = 36.
Kelas VII D Kelas VII H
= 87 40 = 84 52 + 1
= 48. = 33.
D. Mencari Banyaknya Kelas
Kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H (32 Siswa)
( t
E. Mencari Nilai Panjang Kelas Masing–Masing Variabel
Kelas VII A :
=
= ( t
Kelas VII B :
=
= ( t
Kelas VII C:
=
= .
Kelas VII D :
=
= .
Kelas VII E :
=
= t
Kelas VII F :
=
= t .
Kelas VII G :
=
= .
Kelas VII H :
=
= ( t
F. Membuat Tabulasi Dengan Tabel Penolong dan Mencari Mean Untuk
Tiap Kelas
Distribusi Frekuensi Kelas VII A
( ̅) = ∑
=
= t
Distribusi Frekuensi Kelas VII B
( ̅) = ∑
=
= t
Distribusi Frekuensi Kelas VII C
No. Interval
7656,25
No. I interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2212 155924
No. Interval
JUMLAH 32
=2130 =144630
63,5
JUMLAH 32
=2302 =168110
( ̅) = ∑
=
= ( t
Distribusi Frekuensi Kelas VII D
No. I interval
1
2
3 540
4
5
6 5
JUMLAH 32
1960 124240
( ̅) =∑
=
= .
Distribusi Frekuensi Kelas VII E
No. I interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2206 155090
( ̅) = ∑
=
= t ).
Distribusi Frekuensi Kelas VII F
( ̅) = ∑
=
= t
Distribusi Frekuensi Kelas VII G
No Interval
7656,25
63,5
JUMLAH 32
=2320 =170936
( ̅) = ∑
= t
Distribusi Frekuensi Kelas VII H
No. I Interval
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
2224 157207
No Interval
JUMLAH 32
=2136 =145440
( ̅) = ∑
t .
G. Mencari Simpangan Baku Masing – Masing Kelas
Kelas VII A
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t .
Kelas VII B
√ ∑ ∑
√
√
√
√
t
Kelas VII C
√ ∑ ∑
J. Memasukkan Angka-Angka Statistik Untuk Uji Homogen Pada Tabel Uji
Bartlet
Kelas A 31 61,69
Kelas B 31 61,07
Kelas C 31 58,90
Kelas D 31 63,90
Kelas E 31 61,69
Kelas F 31 60,76
Kelas G 31 60,14
Kelas H 31 59,52
Jumlah 248 487,67
K. Menghitung Varians Gabungan
S2 =
( ) (
) ( ) (
) ( ) (
) ( )
=
= 96,02375 6,023 (pembulatan).
L. Menghitung Log S2
Log S2 = Log 6,02 = 1,982
M. Menghitung nilai B
B = Log S2 ∑ i 1) = 1,982 × 248 = 491,536
N. Menghitung X2
hitung
X2hitung = (ln 10) (B - ∑ i2)
= (2,3 )× (491,536 487,67)
= (2,3 )× (3,866)
= 8,891
O. Membandingkan X2hitung dengan X2tabel
Dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat bebas (db) = K 1 = 8 1 = 7,
maka didapat nilai X2tabel = 14,067 dengan kriteria :
Jika X2hitung 2tabel , maka tidak homogen,
Jika X2hitung 2tabel , maka homogen,
Ternyata perhitungan diatas diperoleh X2hitung = 8,891 artinya X2hitung 2tabel
atau 8,891 maka varians-varians adalah Homogen.
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa
No Indikator pemahaman konsep matematis Butir
soal
Nomor
soal
1 Menyatakan ulang suatu konsep 1 1
2 Mengklasifikasikan objek-objek berdasar-
kan konsep matematika
1 5
3 Memberikan contoh atau non contoh dari
konsep yang telah dipelajari
1 2
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi
1 3
5 Menerapkan konsep secara algoritma 1 4
6 Mengaitkan berbagai konsep matematika
secara internal atau eksternal
1 6
Jumlah 6
Rubrik Penskoran Pemahaman Konsep Matematis
No Indikator Realisasi Skor
1 Menyatakan
ulang suatu
konsep
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyatakan ulang konsep
dengan tepat dan hanya sedikit yang
benar.
1
Telah dapat menyatakan ulang sebuah
konsep namun belum dapat
dikembangkan dan masih separuh yang
benar.
2
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi namun masih
Ada sedikit kesalahan
3
Telah dapat menyatakan ulang suatu
konsep sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek, telah dapat
dikembangkan dan jawaban benar.
4
2 Mengklasifikas
ikan objek-
objek
berdasarkan
konsep
matematika
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematik telah muncul namun
belum dapat menganalisis suatu objek
dan mengklasifikasikanya menurut
sifat-sifat/ciri-ciri tertentu yang dimiliki
sesuai dengan konsepnya dan hanya
1
sedikit yang benar.
Telah dapat menganalisis suatu objek
namun belum dapat
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya yang
dimiliki dan masih separuh yang benar.
2
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu
yang dimiliki namun masih ada sedikit
kesalahan pada operasi matematis
3
Dapat menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-
sifat/ciri-ciri dan konsepnya tertentu
yang dimiliki dengan tepat dan jawaban
benar.
4
3 Memberikan
contoh atau
non contoh
dari konsep
yang telah
dipelajari
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyebutkan konsep yang
dimiliki oleh setiap contoh yang
diberikan dan hanya sedikit yang benar.
1
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek namun belum tepat dan
belum dapat dikembangkan dan masih
separuh yang benar.
2
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
3
dimiliki objek namun
pengembangannya belum tepat dan
masih ada sedikit kesalahan.
Telah dapat memberikan contoh atau
non-contoh sesuai dengan konsep yang
dimiliki objek dan telah dapat
dikembangkan dengan tepat dan
jawaban benar.
4
4 Menyajikan
konsep dalam
berbagai
bentuk
representasi
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
dan hanya sedikit yang benar.
1
Dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
namun belum memahami logaritma
pemahaman konsep dan masih separuh
yang benar.
2
Dapat menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis
sebagai suatu logaritma pemahaman
konsep namun masih ada sedikit
kesalahan.
3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dengan benar.
4
5 Menerapkan
konsep secara
algoritma
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyajikan konsep
matematika dan hanya sedikit yang
benar.
1
Dapat menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau operasi
tertentu namun belum memahami
logaritma pemahaman konsep dan
masih separuh yang benar.
2
Dapat menggunakan, memanfaatkan,
dan memilih prosedur atau operasi
tertentu namun masih ada sedikit
kesalahan
3
Mampu menerapkan konsep secara
algoritma dengan benar.
4
6 Mengaitkan
berbagai
konsep
matematika
secara internal
atau eksternal
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat mengaitkan berbagai
konsep matematika dan hanya sedikit
yang benar.
1
Dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika namun belum memahami
logaritma pemahaman konsep dan
masih separuh yang benar
2
Dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika namun masih ada sedikit
kesalahan
3
Mampu mengaitkan berbagai konsep 4
SOAL UJIAN ARITMATIKA SOSIAL
Petunjuk umum:
1. Tuliskan identitas secara lengkap pada lembar jawaban
2. Soal sebanyak 6 butir uraian dan semua harus dijawab
3. Dilarang membuka catatan dalam bentuk apapun
Kerjakanlah soal di bawah sesuai dengan langkah-langkah yang benar dan
jelas!
1. Jika x menyatakan besarnya modal yang dikeluarkan untuk suatu usaha, dan y
menyatakan besarnya pemasukan yang didapatkan. Tentukan hubungan diantara x
dan y menggunakan tanda hubung “ < “, “ > “, “ = “. Jika pada saat kondisi
berikut :
a. Jika x …… y , maka usaha untung.
b. Jika x …… y , maka usaha rugi.
c. Jika x …… y , maka usaha impas
2. Seorang pedagang buah-buahan membeli 10 kg jeruk dengan harga
Rp.110.000,00. Jika pedagang tersebut akan menjualnya dengan harga
Rp.12.000,00 per kg. Apakah pedagang tersebut memperoleh untung atau rugi ?
3. Dari contoh berikut manakah pernyataan yang bernilai benar dan bernilai salah :
Alvito membeli coklat dengan Bruto 20 gram, Netto 19, 75 gram, dan Tara 39,75
gram.
Rendy membeli wafer dengan Bruto 36 gram, Netto 25 gram, dan Tara 11 gram.
Haikal membeli Snack dengan Bruto 20 gram, Neto 5 gram, dan Tara 18 gram.
4. Sebuah Bank memberikan bunga sebesar 10% pertahun. Jika besar tabungan
sebesar Rp. 20.000.000,00. Besar bunga yang didapat dalam waktu tertentu
disajikan dalam table berikut:
Lama Menabung (bulan) Besar Bunga
3 Rp 500.000,00
6 Rp 1.000.000,00
9 Rp. 1.500.000,00
12 Rp 2.000.000,00
Dari data diatas, tentukan diagram batang !
5. Pak Utsman meminjam uang di Bank sebesar Rp. 30.000.000,00 dengan bunga
24% per tahun. Jika Pak Utsman akan meminjam selama 8 bulan. Berapakah
nominal total uang yang harus Pak Utsman kembalikan ?
6. Andi menabung sebesar Rp. 2000.000,00. Jika Bank memberikan bunga 12% per
tahun, saat pengambilan uang Andi berjumlah Rp. 2.120.000,00. Berapa lama
Andi menyimpan uang di Bank tersebut ?
JAWABAN UJIAN ARITMATIKA SOSIAL
No Indikator Kemampuan
Pemahaman Konsep
Jawaban skor
1 Menyatakan ulang suatu
konsep
1. Diketahui :
x = Besar Modal
y = Besar Pemasukan
Ditanya : Hubungan x, dan y
dalam kondisi untung, rugi, dan
impas menggunakan tanda hubung
“ >, <, = “.
Penyelesaian
Jika x < y, maka usaha untung.
Jika x > y, maka usaha rugi.
Jika x = y, maka usaha impas.
1
1
2
Total 4
2. Mengklasifikasikan objek-
objek berdasar-kan konsep
matematika
2. Diketahui :
Harga Beli (HB) Jeruk = Rp.
110.000,00/10 kg Harga Jual
(HJ) Jeruk = Rp. 12. 000,00/kg
Ditanya :
Apakah penjual mendapat
untung atau rugi ?
Penyelesaian :
= Rp 10.000,00
Karena Harga Jual (HJ) > Harga
Beli (HB) maka pedagang
mendapat untung.
1
1
2
Total 4
3. Memberikan contoh atau non
contoh dari konsep yang telah
dipelajari
3. a. Salah
b. benar
c. benar
4
Total 4
4. Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
4. Besar bunga berdasarkan lama
menabung disajikan pada
diagram batang
1
3
Total 4
5. Menerapkan konsep
secara algoritma
Diketahui:
Besar Pinjaman (M) = Rp.
30.000.000,00
Persentasi Bunga = 24%
pertahun
Lama Pinjaman = 8 bulan
Ditanya:
Total uang yang harus
dikembalikan Pak Usman ?
Penyelesaian
1
1
Besar bunga =
x b% x M
Besar Bunga =
x 24% X Rp
30.000.000,00
Besar bunga =
x
x Rp
30.000.000,00
Besar bunga = Rp 4.800.000,00
Maka
Total pembelian =
Rp30.000.000,00+4.800.000,00
Total Pengembalian =
Rp 34.800.000,00
Total Pengembalian
Jadi, Total uang yang harus
dikembalikan Pak Utsman adalah
Rp.34.800.000,00
2
Total 4
6.Mengaitkan berbagai konsep
matematika secara internal atau
eksternal
6. Diketahui : Besar Tabungan
Awal (M) = Rp.2000.000,00
Persentasi Bunga (b%) = 12% /
tahun
Besar Tabungan Akhir =
Rp.2.120.000,00
Ditanya : Lama (n) Andi
menyimpan uang di Bank tersebut ?
Penyelesaian
Besar bunga Rp 2.120.000,00 –
Rp.2.000.000,00 = Rp 120.000,00
Besar bunga =
x b% x M
Rp 120.000,00 =
X 12% X Rp
1
1
2
Nilai Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika siswa kelas Eksperimen
No Nama
Skor Jawaban Siswa
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
1 2 3 4 5 6
4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ADY 4 4 4 4 4 2 22 92
2 AT 4 2 4 4 4 2 20 83
3 CCLG 4 4 4 3 1 1 17 71
4 DA 4 4 4 2 2 2 18 75
5 DNS 4 2 4 4 2 2 18 75
6 DW 4 4 4 4 1 2 19 79
7 DAT 4 4 4 4 2 2 20 83
8 EMS 4 4 4 2 4 2 20 83
9 EG 4 2 4 2 2 1 15 62
10 EVH 4 3 4 4 2 2 19 79
11 FMM 4 2 4 2 2 2 16 67
12 HS 4 2 2 2 2 2 14 58
13 IRZ 4 2 4 4 1 1 16 67
14 IA 4 4 4 2 2 3 19 79
15 IGS 4 4 4 2 2 2 18 75
16 KA 4 4 4 4 2 4 22 92
17 KSN 4 4 4 2 3 2 19 79
18 LGP 4 3 4 4 2 2 19 79
19 LPN 4 4 4 4 4 2 22 92
20 MA 4 2 4 2 1 1 14 58
21 MS 4 2 4 2 2 2 16 67
22 NAK 4 3 4 3 2 2 18 75
23 NOF 4 3 4 4 2 2 19 79
24 MA 4 2 4 3 2 2 17 71
25 MJA 4 2 4 2 2 1 15 62
26 RBF 4 2 4 4 2 2 18 75
27 RTA 4 2 4 2 2 2 16 67
28 RFG 4 4 4 4 2 2 20 83
29 SAM 4 2 4 2 2 2 16 67
30 SH 4 4 4 3 2 2 19 79
31 TAB 4 4 4 4 2 2 20 83
32 TF 4 4 4 3 2 2 19 75
Nilai Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika siswa kelas Kontrol
No Nama
Skor Jawaban Siswa
Jumlah
Skor
Nilai
Konversi
1 2 3 4 5 6
4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 ABU 4 2 3 2 2 1 14 58
2 AHP 4 2 4 2 2 1 15 62
3 AK 4 1 2 2 1 1 12 50
4 AM 4 3 4 1 1 1 14 58
5 AP 4 4 4 2 2 1 17 71
6 AS 4 2 4 3 2 2 17 71
7 ASY 4 2 4 2 1 1 14 58
8 CAU 4 4 4 2 3 2 19 79
9 CLM 4 2 4 2 2 1 15 62
10 FRS 4 3 4 2 2 2 17 71
11 FBS 4 2 4 2 2 2 16 67
12 GAS 2 2 2 2 2 2 12 50
13 HCS 4 3 4 3 1 1 16 67
14 IJO 4 3 4 2 2 3 18 75
15 KH 4 4 4 2 2 2 18 75
16 MDA 4 4 4 3 2 3 20 83
17 MFD 4 2 2 2 1 2 13 54
18 MAG 4 3 2 2 2 1 14 58
19 MS 4 4 4 2 2 1 17 71
20 NSP 4 2 4 1 1 1 13 54
21 NFNK 4 4 4 3 3 2 20 83
22 PA 4 3 4 3 2 2 18 75
23 PS 4 2 3 2 2 1 14 58
24 RA 4 3 4 3 2 1 17 71
25 RJ 4 4 4 2 1 2 17 71
26 RVS 4 2 4 1 2 2 15 58
27 SRS 4 2 2 2 1 2 13 54
28 SSP 4 4 4 4 2 2 20 83
29 RZ 4 2 4 2 1 1 14 58
30 TRS 4 4 4 3 3 2 20 83
31 VEG 4 2 4 2 1 1 14 58
32 VVP 4 4 4 3 2 3 20 83
Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan data kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VII D dan VII G. Langkah-langkah
uji normalitas data sebagai berikut:
A. Uji Normalitas Siswa Kelas VII D
1. Sebaran data :
58 58 62 62 67 67 67 67 67 75
75 75 75 75 75 75 75 79 79 79 79 79 79 79 83 83 83 83 83 92
92 92
2. Mencari skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar (
Skor terkecil
3. Menentukan nilai rentang (R)
R = H L + 1
= 35.
4. Mencari banyak kelas (K)
(pembulatan).
5. Mencari nilai panjang kelas (i)
(pembulatan).
6. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen VII D
No. Interval f
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
∑ =2398 ∑ =182210
7. Mencari mean atau nilai rata-rata
∑
(pembulatan).
8. Menentukan simpangan baku (S)
√ ∑ ∑
√
√
√
√
(pembulatan).
Perhitungan Uji Normalitas data Kelas VII D
Rata-rata (M1) =
Simpangan baku (S1) =
Tabel 2
Perhitungan Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen VII D Menggunakan Uji Kai
Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
8. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
9. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
Batas Kelas XZ
S
10. Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dari 0 Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
11. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka
0 Z, yaitu angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris
kedua dikurangi baris ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan
tanda yang berbeda ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
12. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n = 32).
13. Mencari kai kuadrat ( 2
hitung )
∑
14. Menentukan 2
tabel
db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2
tabel =
pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel ( ). Kriteria yang telah ditentukan, jika
2 2
hitung tabel maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII D sebagai
kelas eksperimen berdistribusi normal.
B. Uji Normalitas Siswa Kelas VII G
1. Sebaran data
50 50 54 54 54 58 58 58 58 58 58 58 58 62 62 67 67 71 71 71 71 71 71 75 75 75 79 83 83 83
83 83
2. Mencari skor terbesar dan skor terkecil
Skor terbesar (H) =
Skor terkecil (L) =
3. Mencari nilai rentang (R)
.
4. Mencari banyak kelas (K)
(pembulatan).
5. Mencari nilai panjang kelas (i)
6. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol VII G
No. Interval
JUMLAH 32
=2130 ∑
=145062
7. Mencari mean atau nilai rata-rata
∑
(pembulatan).
8. Menentukan simpangan baku (S)
√ ∑ ∑
√
√
√
√
(pembulatan).
Perhitungan Uji Normalitas Sampel Kelas Kontrol VII G
Rata-rata (M2) =
Simpangan baku (S2) =
Tabel 4
Perhitungan Uji Normalitas Sampel Kelas Kontrol VII G Menggunakan Uji Kai
Kuadrat
Batas
Kelas Z
Luas 0-
Z
Luas
Tiap
Kelas
Interval
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
2. Mencari nilai Z-score untuk bataskelas interval denganrumus :Batas Kelas X
ZS
3. Mencari luas 0 Z dari tabel kurva normal dari 0 Z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0 Z, yaitu
angka baris pertama dikurangi angka baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris
ketiga begitu seterusnya. Kecuali untuk angka dengan tanda yang berbeda
ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden (n = 32).
6. Mencari kai kuadrat ( 2
hitung )
∑
.
7. Menentukan2
tabel
db = k - 3 = 6 - 3 = 3, diperoleh berdasarkan tabel kai kuadrat 2
tabel = pada
taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapati nilai
2 2
hitung tabel = . Kriteria yang telah ditentukan, jika 2 2
hitung tabel
maka dapat disimpulkan bahwa data kelas VII G sebagai kelas kontrol berdistribusi
normal.
Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan data kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VII D dan VII G. Langkah-langkah
uji homogenitas data sebagai berikut:
Membuat tabel distribusi frekuensi Kelas Eksperimen VII D
Menggunakan data kelas eksperimen yang sama dengan uji normalitas pada
lampiran 10.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen VII D
No. Interval F
1
2
3
4
5
6
JUMLAH 32
∑ =2398 ∑ =182210
2. Mencari mean atau nilai rata-rata
√∑
=
= 74,9375.
3. Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
√
(pembulatan).
4. Mencari nilai varians
∑
(
∑
)
(
)
(pembulatan).
Membuat tabel distribusi frekuensi Kelas Kontrol VII G
Menggunakan data kelas kontrol yang sama dengan uji normalitas pada lampiran
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol VII G
No. Interval
JUMLAH 32
=2130 ∑
=145062
2. √∑
=
= 66,5625.
3. Mencari standar deviasi
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
√
(pembulatan).
4. Mencari nilai varians
∑
(
∑
)
(
)
(pembulatan).
A. Menentukan
(pembulatan).
B. Membandingkan Ftabel dan Fhitung
Db pembilang = 32 1 =31 (untuk varians terbesar)
Db penyebut = 32 1 =31 (untuk varians terkecil)
Besar pembilang 31 tidak ada pada tabel maka digunakan interpolasi sebagai
berikut :
Diketahui :
.
Jadi, diperoleh Nilai Ftabel dengan pembilang 31 dan penyebut 31
adalah Ftabel= 1.83, Karena ( ) maka dapat
disimpulkan jika kedua data memiliki varians yang homogen.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara yang diajarkan dengan
Make a Match dengan Konvensional . Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada kelas
eksperimen dan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas
kontrol.
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh :
Langkah-langkah perhitungan uji hipotesis menggunakan “t” tes
sebagai berikut :
e. Mencari Standar error mean kelas eksperimen
√
√
√
(pembulatan).
f. Mencari Standar error mean kelas Kontrol
√
√
√
(pembulatan).
g. Mencari Standar error perbedaan mean kelas eksperimen dan kelas kontrol
√(
) (
)
√
√
√
(pembulatan).
h. Mencari todengan rumus :
(pembulatan).
i. Menentukan interpretasi terhadap to
db = (N1 + N2 2) = 32 + 32 2 = 62 ( Konsultasi Tabel nilai “t”
Ternyata dalam tabel tidak ditemui db sebesar 62,maka digunakan db yang
terdekat, yaitu df 60. Dengan Db sebesar 60 diperoleh ttabel sebagai berikut:
pada taraf signifikansi 5% = 2.00
pada taraf signifikansi 1% = 2.65
Kriteria pengujian untuk uji hipotesis sebagai berikut ;
hitung tabelt t maka Ho diterima dan Ha ditolak
hitung tabelt t maka Hoditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan perhitungan hipotesis dengan uji t didapati ,
dengan demikian . Hal ini
menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% dan 1% hitung tabelt t sehingga
diterima, artinya dengan kata lain rata-rata kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang diajarkan dengan Make a Match lebih baik daripada
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan
Konvensional.