of 129 /129
PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE (TEKA-TEKI SILANG) TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V SD INPRES PERUMNAS III KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ZULKARNAIN 10540 9144 14 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Juli, 2018

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN

  • Author
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN

BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V
SD INPRES PERUMNAS III KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Juli, 2018
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar
SURAT PERNYATAAN
Nama : ZULKARNAIN
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Strategi pembelajaran
Crossword puzzle (Teka-Teki Silang) Terhadap Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD
Inpres Perumnas III Kota Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan kepada Tim
penguji adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya
bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juli 2018
Yang membuat pernyataan
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259 Telp (0411)-860132, 90221 Makassar
SURAT PERJANJIAN
Nama : ZULKARNAIN
Dengan ini menyatakan bahwa:
menyusunnya sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi
dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juli 2018
Yang membuat perjanjian
Hati menjadi tentram (Q.S. ar-Rad 13: 28)
Aku percaya bahwa apapun yang Aku terima saat ini adalah
yang terbaik dari Allah
untukku pada waktu yang telah ia tetapkan
Kupersembahkan
Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta
Atas segala tetesan keringat, do’a, dan pengorbanannya,
Kakakku tersayang
Serta sahabat
vii
ABSTRAK
Puzzle (Teka-Teki Silang) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Nursalam dan
pembimbing II Hj.Rosleny B.
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar”. Dengan demikian
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen bentuk Pre Test Post
Test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding
(kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
IPS kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar. Satuan eksperimen dalam
penelitian ini adalah murid Kelas V sebanyak dua puluh orang. Penelitian
dilaksanakan selama lima kali pertemuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar siswa
dengan menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang). Dengan kata lain, terdapat perubahan pada siswa yaitu pada awal kegiatan
pembelajaran ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan lain atau bersikap
cuek selama pembelajaran berlangsung tetapi setelah menggunakan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Siswa juga mulai aktif dan
percaya diri untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan
kegiatan permainan, mereka mengaku senang dan sangat menikmati permainan
yang dilakukan sehingga termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses
pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa tidak lagi keluar masuk pada
saat pembelajaran berlangsung dan tidak lagi merasa bosan atau pun tertekan
ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Kata kunci: Pra-eksperimen, Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-
Teki Silang).
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain kata Syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas Nikmat, Rahmat dan Ilham-Nya yang masih memberikan
kesehatan kepada kita semua, bisanya mata kita untuk melihat, telinga untuk
mendengar, kaki untuk melangkah semua itu adalah nikmat dari Allah SWT yang
ketika salah satu nikmat itu dicabut oleh Allah SWT maka dapat dipastikan
penulis tidak akan dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini, makanya Allah
SWT berfirman dalam Surah Ar – Rahman surah nomor ke 55 yang artinya
“Maka Nikmat Tuhanmu mana lagi yang Engkau Dustakan, bahkan Allah SWT
mengatakan kalimat tersebut 31 kali dalam Surah Ar – Rahman, menandakan
betapa pentingnya kita untuk bersyukur kepadanya.
Tak lupa pula kita kirimkan dan kita haturkan salam dan shalawat atas
junjungan kita Nabi Muhammad SAW dialah manusia terbaik dimuka bumi ini,
dialah sang Revolusioner sejati yang telah merubah peradaban – peradaban dunia,
yang telah menggulung tikar – tikar Kejahiliyaan. Dialah yang telah merubah dari
tebing – tebing Kehancuran menuju puncak Kejayaan.
Rasa terima kasih penulis juga sampaikan kepada Kedua orang tua
Ayahanda Sabaruddin Rahmat dan Ibunda Erni Sari, yang sangat berjasa dalam
kehidupanku yang tidak dapat diuraikan satu persatu dan senantiasa menyertai
dengan doa.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembimbing I
Dr. H. Nursalam, M.Si dan. Pembimbing II, Dr. Hj. Rosleny B, M.Si. yang telah
ix
ix
penyusunan proposal ini sampai tahap penyelesaian.
Penulis juga menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada Dr.H.
Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah,S.Pd., M.A., Ph.D. Ketua
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Fitriani Saleh, S.Pd., M.Pd. Sekertaris
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak – bapak dan Ibu Dosen Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Darsa yang telah ikhlas mentransfer ilmunya kepada
penulis, serta staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan
bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga kepada Asril Wahyudi , S.Pd. Kepala Sekolah
SD Inpres Perumnas III Makassar atas bantuannya, Bahria, S.Pd Wali kelas V
guru – guru lainnya yang telah memberikan kesempatan dan arahan kepada
penulis, Siswa – siswi SD Inpres Perumnas III Makassar atas kerjasama, motivasi
serta semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Rekan seperjuangan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2014 terkhusus Kelas 14 D
Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih solidaritas yang diberikan
selama menjalani perkuliahan, semoga keakraban dan kebersamaan kita tidak
berakhir sampai disini. Sahabat – sahabatku yang setia dan tulus memberikan
doa, dukungan dan masukan kepada penulis demi terselesainya proposal ini serta
x
x
seluruh keluarga besar. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak
sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dar
– NYA.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selamaa saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah – mudahan dapat memberi
manfaat bagi para membaca, terutama bagi diri pribadi penulis, Aamiin
Makassar, Februari 2018
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 9
2. Hakikat Belajar............................................................................ 12
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 25
1. Populasi........................................................................................ 28
D. Instrumen Penelitian.......................................................................... 30
F. Teknik Analisis data........................................................................... 32
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 36
1. Deskripsi Hasil Prestest IPS Siswa kelas V SD Inpres
Perumnas III Makassar sebelum di terapkan strategi
Crossword Puzzle ........................................................................ 39
SD Inpres Perumnas III Makassar setelah diterapkan strategi
Crossword Puzzle ........................................................................ 39
3. Deskripsi Aktifitas Belajar IPS Siswa kelas V SD Inpres
Perumnas III Makassar selama diterapkan model
Crossword Puzzle......................................................................... 43
Siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar........................ 45
B. Pembahasan ....................................................................................... 48
A. Kesimpulan ....................................................................................... 52
B. Saran .................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55
3.1 Keadaan populasi siswa kelas V SD Inpres Perumnas III
Makassar tahun ajaran 2017/2018 ......................................... 32
3.2 Sampel Penelitian siswa kelas V SD Inpres Perumnas III
Makassar tahun ajaran 2017/2018 ......................................... 33
3.3 Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 35
3.4 Standar Ketuntasan Hasil Belajar .......................................... 39
4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Pretest ....................................... 42
4.2 Perhitungan mencari mean (rata-rata) nilai pretest .............. 43
4.3 Tingkat Hasil Belajar Pretest dan Posttest ............................ 44
4.4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS....... 45
4.5 Statistik Skor Hasil Belajar Pretest dan Posttest .................. 46
4.6 Perhitungan mencari mean (rata-rata) nilai pretest dan
posttest .................................................................................. 47
4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS....... 48
4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa .................... 49
4.10 Analisis skor Pre-test dan Post-test ...................................... 52
xv
xv
xvi
xvi
Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pretest dan Posttest
Mencari harga “Md”
Dokumentasi
Persuratan
1
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui perbaikan
proses belajar mengajar dalam berbagai konsep dan wawasan baru dalam proses
belajar mengajar di sekolah muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan memiliki tujuan,
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yang menyatakan: Pendidikan tersebut
dilakukan manusia dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan taraf hidupnya,
melalui proses pendidikan diharapkan manusia menjadi cerdas atau memiliki
kemampuan, yang biasa dikenal dengan istilah skill dalam menjalani kehidupan.
Salah satu agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka setiap warga negara
harus ikut berupaya meningkatkan mutu pendidikan nasional tersebut. Pendidikan
Usia sekolah dasar merupakan usia yang aktif untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak-anak. Potensi yang dikembangkan baik psikis dan fisik
yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian,kognitif,
bahasa, fisik/motorik dan seni.
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan
olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. Dari pernyataan tersebut,
2
salah satu mata pelajaran yang wajib ada di pendidikan dasar yaitu Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) atau social studies adalah tentang manusia.
Tidak ada bagian dari kurikulum yang amat memperhatikan masalah hubungan
manusia selain studi social atau IPS, yang memang dirancang untuk membantu
kita semua memahami baik diri kita sendiri maupun orang lain dimulai dari
lingkungan keluarga, tetangga sampai pada mereka yang hidup jauh. Wahab
(Gunawan 2011:16). Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu social
dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Somantri (Sapriya
2016:11).
IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan
satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. Sanusi
dalam Gunawan (2011:19) ilmu-ilmu social terdiri atas disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat
perguruan tinggi, makin lanjut, makin ilmiah sehingga ilmu social bersifat
interdisipliner. Sementara itu IPS merupakan sub program pada tingkatan
pendidikan dasar dan menengah, maka lahirlah nama Pendidikan IPS. Somantri
(Gunawan 2011:17). Adanya mata pelajaran IPS di semua jenjang pendidikan
menandai bahwa IPS sangat penting untuk dipelajarai. Mata pelajaran IPS
merupakan mata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat yang
3
dinamis sehingga dengan mempelajari IPS siswa menjadi tahu tentang kondisi
sosial dan dapat menghadapi perubahan.
Salah satu upaya untuk menunjang keberhasilan proses belajar dan
pembelajaran, seorang guru harus memiliki kompetensi profesional, yaitu guru
harus mampu mengolah materi dan mampu menciptakan proses pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa antusias untuk menerima
pelajaran. Idealnya dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
siswa diajak untuk melihat realita keadaan di sekitarnya dan memberikan
pengalaman yang membekas di benak siswa. Siswa diajak terjun langsung di
daerah sekitarnya untuk mengamati fakta dan ikut serta memanfaatkan sumber
daya alam secara optimal..
Pendidikan IPS memiliki empat tujuan, yaitu knowledge, skill, attitude, dan
value. Knowledge, sebagai tujuan utama pendidikan IPS membantu siswa
mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya. Skill, mecakup keterampilan
berpikir (thinking skills). Attitude, terdiri atas tingkah laku berpikir (intellectual
behavior) dan tingkah laku sosial (social behavior). Value, yaitu nilai yang
terkandung dalam masyarakat, diperoleh dari lingkungan masyarakat maupun
lembaga pemerintahan (Susanto, 2013).
dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang
akan diajarkan. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling
berpengaruh dalam proses belajar dan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut
adalah: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran.
4
Terkait tentang ketiga komponen tersebut maka guru harus mampu memadukan
dan mengembangkannya, agar kegiatan pembelajaran menuai hasil yang
maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
Seorang guru harus dapat menentukan strategi yang paling cocok untuk
digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri jika dalam
penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah guru harus
memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu metode
mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi mengajar
tertentu yang secara teoritis dapat dipertanggung jawabkan untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran.
manusia yang berkualitas berbagai hal dilakukan dalam rangka meningkatkan
hasil belajar di antaranya, penambahan fasilitas belajar, penataran guru-guru
(Program Bermutu), pelatihan pembelajaran, pengadaan media pembelajaran dan
masih banyak usaha-usaha lainnya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun
instansi-instansi lain yang peduli tentang pendidikan.
Masalah utama dalam pembelajaran dan pengajaran pada pendidikan
formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
tampak dari hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan karena proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru
dan tidak memberikan akses bagi anak didik berkembang secara mandiri melalui
5
proses berfikir Trianto (2009:5). Hal lain yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar peserta didik adalah adanya metode atau strategi pembelajaran yang
kurang efektif dan efisien, misalnya metode atau strategi pembelajaran yang
monoton dari waktu ke waktu, tidak adanya penggunaan suatu alat bantu dalam
proses pembelajaran, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan
peserta didik sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang minat belajar
Berdasarkan observasi di SD Inpres Perumnas III Makassar diperoleh
informasi bahwa kurang tertarik untuk belajar IPS hanya sebagian kecil siswa
yang melibatkan diri secara aktif selama proses belajar mengajar berlangsung
antara lain: mengajukan pertanyaan, mengerjakan tugas, berdiskusi dan
melakukan suatu kegiatan, kurang terjalin kerja sama antara siswa yang satu
dengan yang lainnya, hal ini ditandai dengan perolehan hasil belajar IPS siswa
sekitar 60% masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
70 dan 40% berada diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .
Observasi lebih lanjut diketahui bahwa penggunaan media pengajaran
dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, guru kurang mengaktifkan siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sehingga guru pada umumnya
hanya mengajar dengan metode penugasan dan ceramah saja. Dengan metode
ceramah, seorang guru hanya berperan mentransfer ilmu yang dimilikinya tanpa
mempertimbangkan aspek kesiapan siswa akibatnya siswa bersifat pasif karena
hanya mendengarkan dan mencatat informasi sepenuhnya dari guru saja, tidak
terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa, salah satunya dikarenakan
siswa merasa segan untuk bertanya kepada guru sehingga pembelajaran bersifat
6
monoton yang mengakibatkan siswa merasa bosan dan rendahnya hasil belajar
IPS siswa dikelas V SD Inpres Perumnas III Kecamatan Rappocini Kota
Makassar yang merupakan tempat kegiatan magang 1 dan 2 dan observasi awal.
Banyak strategi yang dapat diterapkan di dalam pembelajaran. Salah
satunya yaitu strategi pembelajaran Crossword Puzzle membantu siswa dapat
belajar secara optimal karena menyenangkan dan menyerupai bermain tebak kata
melalui teka-teki silang. Selain itu, strategi Crossword Puzzle merupakan salah
satu penerapan dari strategi pembelajaran aktif, sehingga siswa akan tetap aktif
dalam mengikuti pembelajaran. Namun, kenyataannya strategi Crossword
Puzzle masih belum terlalu populer untuk pendidikan di Indonesia.
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) termasuk dalam jenis permainan
dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun koran yang biasanya
hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi sekaligus untuk mengasah
otak Crossword puzzle (Teka-Teki Silang) yang semula hanya untuk mengisi
waktu luang, dapat digunakan untuk media latihan soal-soal bagi siswa dengan
harapan dapat menarik perhatian siswa dan menumbuhkan minat siswa dalam
pembelajaran IPS.
Claire (2010:6) Crossword puzzle atau teka-teki silang adalah sebuah
teka-teki kata dalam kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang
tujuannya untuk menulis satu huruf di setiap persegi putih untuk membuat kata-
kata dengan diberikan petunjuk pertanyaan. Kotak hitam menandakan dimana
kata berakhir. Sedangkan Strategi Crossword Puzzle menurut Silberman (2016:
7
mendesain tes uji pada teka teki silang.
Alasan pemilihan strategi Crossword Puzzle atau teka-teki silang yaitu strategi
ini belum pernah diterapkan oleh guru kelas dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Selain itu juga strategi ini cocok diterapkan dikelas rendah maupun
dikelas tinggi baik secara individu maupun kelompok.
Penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle diharapkan pendidikan
tidaklah menjemukan, siswa akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran,
dengan demikian materi yang disampaikan akan mudah diterima oleh siswa.
Berdasarkan uraian terdahulu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
(Teka-Teki Silang) Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa
Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar?
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki silang) terhadap peningkatan hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar.
8
2. Manfaat Praktis
terhadap pelaksanaan yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran
b. Mempermudah pemahaman siswa untuk mempelajari IPS dalam
penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang)
pembelajaran melalui pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang) demi peningkatan kemampuan belajarnya.
9
A. Kajian Pustaka
mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media,
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya
sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan pernanan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru
sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Sanjaya (Suprihatiningrum 2016:76).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin-
disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan
pendidikan Somantri (Sapriya 2016:11). IPS adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di
masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembang sejarah dan kegiatan
ekonomi masyarakat. Menurut Sumaatmadja (Gunawan 2011:19) secara mendasar
IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku
dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha
memenuhi kebutuhan materialnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan
10
kejiwaanya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya.
Pembelajaran IPS akan terus berkembang karena kehidupan masyarakat
global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu pembelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis. Nursalam (2018:11) Pembelajaran IPS dapat diajarkan dengan
berbagai model, metode dan strategi maupun media pembelajaran, agar
mempermudah siswa dalam memahami pelajaran IPS. Salah satu usaha untuk
mengakomodir kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPS, guru
hendaknya mampu membuat pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan
dan memberikan dampak yang efektif pada siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang
disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dan mempunyai tujuan agar
peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai (values) sehingga dapat menjadi
warga negara yang baik berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai
untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi di tunjang
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Desain pembelajarn yang baik,
11
ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
proses pembelajaran. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi
menyatakan mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan
sebagai berikut :
dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sehari-hari (sosial).
kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat
lokal, nasional, global.
pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:
1) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social
science jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi 2) IPS yang
bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata
pelajaran yang disajikan guru sekaligus harus ditempatkan dalam
konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang
tepat. 3) IPS merupakan suatu penyederhanaan dan penyaringan
terhadap ilmu-ilmu socsial yang penyajiannya di sekolah disesuaikan
dengan kemampuan guru dan daya tangkap siswa. 4) IPS yang
mempelajari “closed areas: yaitu masalah-masalah sosial yang
pantang untuk dibicarakan di muka umum
Setiap pembelajaran memiliki tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan adanya tujuan pembelajaran dapat dijadikan sebagai arah
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.
12
kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi (Solihatin dan Raharjo, 2007:
14).
dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan kemampuan
intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai
anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS bertujuan untuk mendidik dan membekali siswa agar dapat
mengembangkan kemampuan diri yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat
diterapkan di dalam kehidupannya. Dalam pembelajaran IPS diharapkan guru
dapat mendidik dan memberi bekal kepada siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan agar dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
2. Hakikat Belajar
dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa
tersebut. Hilgard (Suprihatiningrum 2016:13) mengatakan bahwa “belajar
merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan.
Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh
pertumbuhan atau keadaan, sementara seseorang seperti kelelahan atau dibawah
pengaruh obat-obatan”.
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan
dan nilai-sikap. Oleh karena itu, siswa atau seorang yang belajar akan berhasil jika
terjadi proses perubahan tingkah laku dan ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu
yang belajar.
dan melibatkan unsur kognitif. Sedangkan Witherington (Ibrahim 2015:2) Belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu
pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau
pemahaman. Oleh karena itu, guru mengatur acara pembelajaran yang sesuai
dengan fase – fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki.
Berdasarkan uraian beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan
perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang
positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
3. Hasil Belajar
belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance).
14
pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran
nilai dari metode (strategi) alternative dalam kondisi yang berbeda.
Purwanto (2009:48) mengemukakan bahwa dalam usaha memudahkan
memahami dan mengukur perubahan perilaku maka perilaku kejiwaan manusia
dibagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kalau belajar menimbulkan perubahan, maka hasil belajar merupakan hasil
perubahan perilakunya.
pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya
kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Dalam siklus input-proses-hasil,
hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses.
Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya Purwanto (2011:44).
Bloom et al (Kurniawan 2014:11). megelompokkan hasil belajar itu
menjadi menjadi tiga bagian yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik
1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
15
2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima spek,
yakni penerimaan, jawabanatau reaksi, penelitian, organisasi, dan
internalisasi.Dalam aspek afektif terdiri atas 5 level, yaitu:
a) Penerimaan (Receiving/ Attending), yaitu memperhatikan,menyimak, dan
mendengarkan.
menjawab pertanyaan.
diperoleh.
diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik.
e) Karakteristik (Characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter
seseorang.
3) Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif. Sampson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu:
a) Kesiapan (Set), yaitu dengan menyiapkan alat untuk demonstrasi, kesiapan
dalam menerima pelajaran.
melakukan sesuatu tanpa melihat contoh.
16
tertentu.
c) Menciptakan (Origination), yaitu sudah sampai pada taraf mahir dapat
membuat variasi sendiri.
Tiga ranah yang dikemukakan oleh Benyamin Bloom yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik merupakan ranah yang dapat dilakukan oleh
siswa. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan belajar
mengajar. Pada penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai
materi pelajaran.
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bias diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi dalam dunia pendidikan diartikan sebagai a plan, method, or
series of aktivities designed to achieves a pacticular educational goal. J.R.David
(Sanjaya 2009:126). Dengan demikian strategi pembelajan dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertenru.
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
17
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dick dan Carey (Sanjaya 2009:126) juga
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
merupakan rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip
dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif.
Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar.
Hammalik (Suprihatiningrum 2016:149) strategi pembelajaran adalah
keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa
dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dick dan Carey
(Suprihatiningrum 2016:150) juga berpendapat bahwa strategi pembelajaran
adalah komponen materi dan prosedur atau cara yang digunakan untuk
memudahkan siswa belajar.
pembelajaran dari beberapa ahli, ia menyimpulkan bahwa ;
a. Strategi belajar mengajar adalah rencana dan cara-cara membawakan
pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan tujuan pengajaran
dapat tercapai secara efektif.
b. Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
c. Pola dan urutan perbuatan guru-siswa merupakan suatu kerangka umum
kegiatan belajar mengajar yang tersusun dalam suatu rangkaian bertahap
menuju tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang strategi pembelajaran di atas
maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pada intinya merupakan
langkah-langkah pembelajaran, aktivitas guru-siswa dalam setiap langkah
pembelajaran, dalam setiap tahap aktivitas ada metode yang digunakan, dan
ditambah dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk setiap langkah dan
aktivitas guru-siswa.
Pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) adalah sebuah teka-teki kata dalam
kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk menulis satu
huruf disetiap persegi putih untuk membuat kata-kata dengan diberikan petunjuk
pertanyaan. Kotak hitam menandakan dimana kata berakhir Claire (2010:6).
Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah salah satu strategi
yang berasal dari strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaaan semua potensi yang dimiliki
siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
19
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
Crossword Puzzle (Teka Teki Silang), melibatkan partisipasi siswa aktif
sejak kegiatan pembelajaran dimulai. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga
hasil belajar dapat dimaksimalkan.
Puzzle dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan
menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahkan
strategi ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.
Sedangkan menurut Silberman (2016:256) mendesain tes uji pada teka-teki silang
mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung peserta didik. Teka-teki silang
dapat diselesaikan secara individu atau secara tim.
Crossword Puzzle (Teka Teki Silang), melibatkan partisipasi murid aktif
sejak kegiatan pembelajaran dimulai. Murid diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan ini muridakan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga
hasil belajar dapat dimaksimalkan.
pembelajaran untuk meninjau ulang (review) materi-materi yang sudah
disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan murid dalam mengingat
20
kembali materi apa yang telah disampaikan. Sehingga, murid mampu mencapai
tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Fungsi dari teka teki silang itu sendiri yaitu membangun saraf-saraf otak
yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak kembali
optimal karena otak dibiasakan untuk terus menerus belajar dengan santai.
Karena belajar dengan santai inilah yang dapat membuat murid menjadi lebih
paham dan mudah masuk dalam ingatan murid sehingga murid tidak mudah lupa
dengan materi yang sudah diajarkan.
b. Langkah-langkah Strategi Crossword Puzzle
Langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran aktif Crossword
Puzzle yang sama juga dikemukakan oleh Silberman (2016:256) yaitu sebagai
berikut:
1) Menjelaskan beberapa istilah atau nama-nama penting yang terkait dengan
mata pelajaran yang telah diajarkan.
2) Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana dengan menyertakan
sebanyak mungkin unsur pelajaran. (Jika terlalu sulit membuat crossword
puzzle (teka-teki silang), maka diselingi dengan unsur-unsur yang
menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan pelajaran).
3) Membuat contoh-contoh item teka-teki silang dengan mengunakan diantara
macam-macam berikut ini:
a) Definisi singkat
21
4) Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada peserta didik, baik
secara individual maupun kelompok.
5) Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim dengan
benda yang paling konkrit
Dalam pelaksanaan strategi ini juga ada beberapa variasi yang dapat
dilakukan berdasarkan pendapat Silberman (2016:257) diantaranya:
1) Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk menyelesaikan
teka-teki silang.
2) Sederhanakan teka-teki dengan menentukan satu kata yang menjadi kunci
untuk seluruh pelajaran. Tulislah teka-teki itu secara silang horisontal.
Gunakan kata yang meringkas poin-poin lain dalan sesi latihan dah susunlah
kata itu secara verbal ke dalam kata kunci.
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
Kelebihan dari pembelajaran dengan crossword puzzle menurut pendapat
Ghanoe (Fatwayani 2013:16) antara lain:
1) Dapat mengasah daya ingat
Ketika teka-teki disodorkan, anak akan menyisir semua pengalaman
pengalamannya hingga waktu itu. Selanjutnya ia akan memilah-milih semua
pengalamannya itu sekiranya cocok (sesuai) untuk menjawab teka-teki yang ada.
22
Dengan demikian, manfaat teka-teki sebagai pengasah daya ingat telah didapatkan
oleh seorang anak.
2) Belajar klasifikasi
nama benda dan sebagainya. Ketika anak disodori teka-teki tersebut, maka
seorang anak juga mendapatkan kesempatan untuk beradu pengetahuan dengan
lawan mainnya.
disodorkan, seorang anak akan mengulas kembali seluruh pengalamannya dan
menganalisis pengalaman-pengalaman itu. Mana yang cocok untuk menjawab dan
makna yang cocok untuk beragumentasi terhadap jawaban yang dipilihnya.
4) Menghibur
Ketika anak sedang diberi teka-teki untuk dijawab, secara tidak langsung
ia akan melupakan ingatan-ingatan tertentu. Jika anak sedang cemas misalnya,
kecemasan itu akan terganti dengan kesibukannya dalam mencari jawaban dari
teka-teki yang ada.
5) Merangsang kreativitas
Secara tidak langsung anak juga akan dibantu teka-teki untuk menyalurkan
potensi-potensi kreatifitas yang dimilikinya. Di dalam mempertahankan jawaban
misalnya, anak akan belajar beragumentasi, memilih bahasa yang mudah
23
dipahami orang lain dan mencari cara-cara alternatif untuk menjawab. Tidak
jarang ketika mencari jawaban soal, seorang anak akan menemukan pertanyaan-
pertanyaan baru yang belum tentu didapatkan sebelumnya.
Beberapa kekurangan strategi pembelajaran crossword puzzle diantaranya:
1) Siswa dituntut untuk berkonsentrasi secara matang;
2) Banyak memakan waktu dalam mengisi teka teki silang;
3) Persiapan materi pembelajaran yang akan disampaikan guru harus matang.
4) Siswa menjadi kurang fokus terhadap materi yang disampaikan langsung oleh
guru dikarenakan lebih fokus untuk mengisi teka-teki silang.
5) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan
Crossword Puzzle dan jumlah siswa yang relatif besar sulit melibatkan
seluruhnya.
Penelitian tentang strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang) sudah banyak yang lakukan. Meskipun demikian, penelitian ini masih
tetap menarik untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian yang menjadi kajian adalah
penelitian Astuti (2014) dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V SD
3 Temulus Mejobo Kudus”
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) berpengaruh terhadap minat belajar siswa
kelas V SDN 3 Temulus. (2) Siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap
mata pelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle
24
ketertarikan siswa, sehingga hasil belajar siswa cenderung lebih tinggi dari
sebelum diterapkannya strategi tersebut.
Rosanti (2015) Keefektifan Strategi Crossword Puzzle Terhadap Aktivitas
dan Hasil Belajar Awan Dan Cuaca Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri
Pegirikan 03 Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil penelitian keefektifan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa kelas
III SD Negeri Pegirikan 03 Kabupaten Tegal pada pembelajaran IPA materi
hubungan awan dan cuaca.
Pada Mata Pelajaran Geografi Kompetensi Dasar Persebaran Biosfer Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS MA Mathalibul Huda Mlonggo Kabupaten
Jepara. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pembelajaran Crossword Puzzle,
ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan strategi pembelajaran
Crossword Puzzle pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar persebaran
biosfer terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS MA Mathalibul Huda Mlonggo
Kabupaten Jepara
penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Penggunaan Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar
25
mendukung satu sama lain. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS diperlukan
kesetimbangan antara keduanya. Salah satu komponen pengajaran adalah
pemanfaatan berbagai strategi pembelajaran secara dinamis dan kemampuan guru
untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok
bahasan IPS.
Salah satu upaya untuk menghilangkan anggapan siswa bahwa IPS itu
membosankan, maka hal-hal yang biasa menjadi kegemaran atau kesukaan siswa
diterapkan pula dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang biasa kita sebut
belajar sambil bermain. Siswa tidak akan merasa jenuh atau kesulitan dalam
memecahkan dan mengerjakan soal-soal IPS. Crossword Puzzle adalah salah satu
alternatif tersebut.
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) adalah sebuah teka-teki kata dalam
kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk menulis satu
huruf disetiap persegi putih untuk membuat kata-kata dengan diberikan petunjuk
pertanyaan. Keunggulan Crossword Puzzle adalah strategi pembelajaran yang
bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan bagi para siswa.
Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah salah satu strategi
yang berasal dari strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaaan semua potensi yang dimiliki
26
siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang dijadikan penulis
sebagai landasan berpikir yang selanjutnya mengarahkan penulis untuk
menemukan data dan informasi guna memecahkan masalah yang telah
dikemukakan. Adapun landasan berpikir yang dijadikan pegangan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian pada bagian di atas, maka dapat dijadikan hipotesis
bahwa ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-
Teki Silang) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD
Inpres Perumnas III Makassar.
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan Sugiyono (2016: 107).
Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Perumnas III kecamatan Rappocini
Kota Makassar. Adapun dasar pertimbangan pengambilan lokasi dikarenakan
hasil belajar IPS masih rendah khususnya pada siswa kelas V SD Inpres Perumnas
III dan sistem pembelajaran lebih berpusat pada guru.
2. Desain Penelitian
One-Group Pretes-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2016:111)
O1 X O2
O1 = Tes hasil belajar siswa sebelum diajar melalui strategi pembelajaran
Crossword Puzzle (Pretest)
O2 = Tes hasil belajar siswa setelah diajar melalui strategi pembelajaran
Crossword Puzzle (Posttest)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2016:117). Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam peneletian secara keseluruhan siswa Kelas V SD Inpres
Perumnas III Makassar kecamatan Rappocini berjumlah 40 siswa. Untuk lebih
tepatnya lihat tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 : Keadaan populasi siswa kelas V SD Inpres Perumnas III tahun
ajaran 2017/2018
29
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono (2016:118). Dalam penelitian ini menggunakan teknik
proposive sampling yaitu penunjukan sampel dengan cara mengambil subjek
bukan berdasarkan strata, random atau daerah melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan tertentu Arikunto (2013:183). Tekhnik ini dilakukan karna beberapa
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penentuan sampel dalam penelitian
ini diawali dengan pertimbangan bahwa sebagian siswa kelas V yang dijadikan
sebagai sampel penelitian memiliki krateria yang hampir sama, hal yang
dipertimbangkan diantaranya adalah hasil belajar yang dicapai kelas. Adapun
tabel potensi kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar sebagai berikut.
Tabel 3.2 : Sampel penelitian siswa kelas V SD Inpres Perumnas III tahun
ajaran 2017/2018
Sumber : Tata usaha SD Inpres Perumnas III Makassar (2018)
Jadi sampel dari penelitian ini sebagian siswa kelas V SD Inpres Perumnas
III Makassar kecamatan Rappocini dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang siswa.
30
didefinisikan sebagai berikut:
(teka-teki silang) adalah salah satu strategi yang berasal dari strategi
pembelajaran aktif (active learning) berupa sebuah teka-teki kata dalam
kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk menulis
satu huruf disetiap persegi putih untuk membuat kata-kata dengan diberikan
petunjuk pertanyaan.
2. Hasil belajar siswa adalah hasil pengukuran yang diperoleh siswa melalui
suatu tes yang dilakukan setelah pembelajaran berlangsung pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) teka-teki silang yang
menggambarkan tingkat penguasaan materi pelajaran pada siswa.
D. Instrument Penelitian
1. Tes Hasil belajar
Tes hasil belajar dengan jenis pretest dan posttest. pretest dilaksanakan
sebelum strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki silang) diterapkan,
sedangkan posttest dilaksanakan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang).
31
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword
puzzle (Teka-Teki Silang). Lembar observasi merupakan gambaran keseluruhan
aspek yang berhubungan dengan kurikulum yang menjadi pedoman dalam
pembelajaran. Lembar observasi ini berisi item-item yang akan diamati pada saat
terjadi proses pembelajaran.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan
dilakukan sebagai berikut:
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum diterapkannya Strategi
Pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang).
2. Treatment (pemberian perlakuan)
Puzzle (Teka-Teki Silang) pada pembelajaran IPS.
3. Tes akhir (posttest)
pengaruh penggunaan Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang) Terhadap hasil belajar siswa kelas V.
32
penelitian yang diperoleh peneliti.
F. Teknik Analisis Data
menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan
digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua
nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan apakah ada perbedaan antara nilai
yang didapatkan antara nilai pretest dengan nilai post test. Pengujian perbedaan
nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu
digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-
langkah analisis data eksperimen dengan model eksperimen One Group Pretest
Posttest Design adalah sebagai berikut. Persentase (%) nilai rata-rata
= x 100%
Arikunto (2006:306)
N = Banyaknya sampel responden.
Guna memperoleh gambaran umum rendahnya hasil belajar siswa kelas V
SD Inpres Perumnas III Kota Makassar, sebelum dan sesudah diberikan
penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang), maka
untuk keperluan tersebut dilakukan perhitungan rata-rata skor dengan rumus:
Me =
Keterangan :
N = Banyaknya siswa
tersebut berdasarkan Depdiknas (2006) yang dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.4. Standar Ketuntasan Hasil Belajar
Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
0 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 100
Sangat Rendah
Hasil belajar siswa yang diarahkan pada penggunaan hasil belajar secara
individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilai minimal
70 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak
sekolah.
∑Xi
N
34
Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas klasikal apabila minimal 70% dari
jumlah siswa telah mencapai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
2. Analisis Data Statistik Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Dalam
penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t).
Dengan tahapan sebagai berikut:
Keterangan:
Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑X 2 d : jumlah kuadrat deviasi
X1 : hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)
X2 : hasil belajar setelah perlakuan (posttest)
N : jumlah subjek pada sampel
d.b. (derajat bebas) : ditentukan dengan N-10
b. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md =
Keterangan:
∑d : jumlah dari gain (posttest – pretest)
N : jumlah subjek pada sampel
35
∑X 2 d = {d
N : jumlah subjek pada sampel
d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria pengujian yang
signifikan:
Jika thitung > ttabel maka artinya perbedaan antara hasil pretest dengan posttest
signifikan. Tetapi jika thitung < ttabel maka artinya perbedaan antara hasil pretest
dengan posttest tidak signifikan.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pretest IPS Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota
Makassar sebelum diterapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres
Perumnas III Kota Makassar, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui
instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar siswa berupa nilai dari kelas
V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar.
Data perolehan skor hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III
Kota Makassar dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.1. Skor Nilai Pretest
No Nama Siswa Nilai
Sumber : Hasil Olahan Data
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari siswa kelas V SD
Inpres Perumnas III Kota Makassar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.2. Perhitungan untuk mencari mean ( rata – rata ) nilai pretest
Pretest
Posttest
Sumber : Hasil Olahan Data
No Nama Siswa Nilai
38
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 1385, sedangkan
nilai dari N sendiri adalah 20. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
= ∑
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar sebelum penerapan
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) yaitu 69.2. Adapun
dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan
(Depdikbud), maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Tingkat hasil belajar Pretest
No Interval Pretest Posttest Kategori Hasil
Belajar Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1
2
3
4
5
Sumber : Hasil Olahan Data
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pretest dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat rendah yaitu 5%, rendah 50%, sedang 25%,
tinggi 20% dan sangat tingggi berada pada presentase 0,00%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum
39
tergolong rendah.
Sumber : Hasil Olahan Data
Apabila Tabel 4.4 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang
mencapai atau melebihi nilai KKM (70) 75%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar belum
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang
tuntas hanya 45% 75%.
2. Deskripsi Hasil Belajar Posttest IPS Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas
III Kota Makassar setelah diterapkan strategi pembelajaran Crossword
Puzzle (Teka-Teki Silang)
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan posttest. Perubahan tersebut dapat dilihat dari data
berikut ini.
Data perolehan skor hasil belajar kelas V SD Inpres Perumnas III Kota
Makassar setelah penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang):
70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 9 45 18 90
Jumlah 20 100 20 100
40
No Nama Siswa Nilai
41
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest dari siswa kelas V SD
Inpres Perumnas III Kota Makassar:
Tabel 4.6. Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai posttest
Pretest Posttest
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari data hasil post-test di atas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ =
1690 dan nilai dari N sendiri adalah 20. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
84,5
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari hasil
belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar setelah penerapan
staregi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) yaitu 84,5 dari skor
ideal 100. Adapun di kategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan
kebudayaan (Depdikbud), maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
42
Belajar Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1
2
3
4
5
Sumber : Hasil Olahan Data
Berdasarkan data yang dapat dilihat pada tabel di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap post-test dengan menggunakan
instrumen test dikategorikan sangat tinggi yaitu 35%, tinggi 45%, sedang 10%,
rendah 10%, dan sangat rendah berada pada presentase 0,00%. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil siswa setelah diterapkan
stategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) tergolong tinggi.
Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPS
Sumber : Hasil Olahan Data
Apabila Tabel 4.8 dikaitkan dengan indikator kriteria ketuntasan hasil
belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti yaitu jika jumlah siswa yang
mencapai atau melebihi nilai KKM (70) 75%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar telah
Skor Kategorisasi Pretest Posttest
70 ≤ × ≤ 100 Tuntas 9 45 18 90
Jumlah 20 100 20 100
43
memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal karena siswa yang
tuntas adalah 90% 75%.
3. Deskripsi Observasi Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres
Perumnas III Kota Makassar Pra dan Pasca dalam strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
selama 3 kali pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
No
saat pembelajaran
3. Siswa yang aktif
4. Siswa yang tidak
Aktif
kegiatan kelompok 17 19 19 18,33 91,66 Aktif
6. Siswa yang aktif
7. Siswa yang mengajukan
Aktif
44
No
8.
9.
Rata-rata 80,35 Aktif
menunjukkan bahwa:
b. Persentase siswa yang mampu mengikuti arahan guru denganbaik 91,66%
c. Persentase siswa yang aktif mengikuti kegiatan permainan 93,3%
d. Persentase siswa yang tidak memperhatikan pada saat permainan berlangsung
6,66%
f. Persentase siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan 93,3%
g. Persentase siswa yang mengajukan diri untuk menyelesaikan tes 71,66%
h. Persentase siswa yang mampu mengungkapkan perasaan dan pendapatnya
setelah melakukan kegiatan permainan 88,33%
45
i. Persentase siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 86,6%
menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
yaitu 80,35%
Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu
siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif
75% baik untuk aktivitas siswa perindikator maupun rata-rata aktivitas siswa,
dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan
aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 80,35% sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) telah mencapai
kriteria aktif.
4. Pengaruh Penerapan Strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang) pada Siswa Kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar
Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “ada pengaruh dalam
menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas V SD Inpres Perumnas III Kota
Makassar”, maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah
teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.
46
No X1 (Pre-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 75 85 10 100
2 60 80 20 400
3 65 100 35 1225
4 65 85 20 400
5 75 90 15 225
6 80 100 20 400
7 65 80 15 225
8 65 95 30 900
9 65 95 30 900
10 80 100 20 400
11 65 85 20 400
12 80 85 5 25
13 80 60 -20 400
14 65 85 20 400
15 50 85 35 1225
16 65 90 25 625
17 70 80 10 100
18 65 75 10 100
19 70 75 5 25
20 75 60 -5 25
1.380 1.690 320 8500
Sumber : Hasil Olahan Data
Md = ∑
16
47
∑ = ∑ (∑ )
( )
=
t =
4. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan table distribusi t dengan taraf
signifikan = 20 – 1 = 19 maka diperoleh t 0,05 = 2,09
Setelah diperoleh tHitung= 5,36 dan tTabel = 2,09 maka diperoleh tHitung >
tTabel atau 5,36 > 2,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam menerapkan strategi pembelajaran
48
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
IPS kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar.
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.
Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang
terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.
Penelitian dilaksanakan pada kelas V SD Inpres Perumnas III Makassar
yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang). Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) dapat digunakan sebagai strategi
pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang
sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan partisipasi siswa secara
aktif semenjak awal.
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) adalah sebuah teka-teki kata dalam
kotak hitam dan putih yang berbentuk persegi yang tujuannya untuk menulis satu
huruf disetiap persegi putih untuk membuat kata-kata dengan diberikan petunjuk
pertanyaan. Kotak hitam menandakan dimana kata berakhir Claire (2010:6).
Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) adalah salah satu strategi
yang berasal dari strategi pembelajaran aktif (active learning). Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaaan semua potensi yang dimiliki
siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran.
49
Crossword Puzzle (Teka Teki Silang), melibatkan partisipasi siswa aktif
sejak kegiatan pembelajaran dimulai. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Dengan ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga
hasil belajar dapat dimaksimalkan.
pembelajaran crossword puzzle ini, siswa diberi penugasan secara individual
untuk mengerjakan soal teka-teki silang. Durasi mengerjakan penugasan ini,
diberi batas sampai 35 menit kemudian dikumpulkan.
Adapun dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
crossword puzzle , siswa kelas V sebagian besar mengerjakan penugasan teka-teki
silang dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, kelemahannya siswa menjadi agak
ribut ketika ada pertanyaan yang sulit. Sebagian kecil ada yang menoleh dan
meminta jawaban kepada temannya
Berdasarkan hasil pre-test, hasil belajar siswa tergolong rendah yaitu
terdapat sembilan orang siswa masih dibawah KKM. Hal ini dapat juga dilihat
dari rendahnya persentase tingkat hasil belajar siswa. Melihat dari hasil presentase
yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar siswa sebelum diterapkan
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) tergolong rendah.
Selanjutnya berdasarkan hasil posttest hasil belajar siswa tergolong tinggi
dan hanya dua orang siswa yang belum tuntas atau masih dibawah KKM jadi
setelah diterapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan sebelum penerapan
50
kategori hasil belajar IPS siswa juga meningkat yakni sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus
uji t, dapat diketahui bahwa ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar siswa SD Inpres
Perumnas III Makassar. Dengan kata lain thitung lebih besar dibandingkan ttabel,
maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima yang berarti
bahwa ada pengaruh dalam menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle
(Teka-Teki Silang) terhadap hasil belajar siswa.
Hasil analisis diatas yang menunjukkan adanya pengaruh penggunaan
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) sejalan dengan hasil
observasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi terdapat perubahan pada
siswa yaitu pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa siswa yang melakukan
kegiatan lain atau bersikap cuek selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat
dilihat pada pertemuan pertama siswa yang melakukan kegiatan lain sebanyak 2
orang, sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 1 siswa yang melakukan
kegiatan lain pada saat permainan berlangsung. Pada awal pertemuan, hanya
sedikit siswa yang aktif mengikuti pembelajaran. Akan tetapi sejalan dengan
diterapkannya strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) siswa
mulai aktif.
Hasil observasi menunjukkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab
pada saat diajukan pertanyaan dan siswa yang mengajukan diri untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Siswa juga mulai aktif dan percaya diri untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan kegiatan permainan,
51
sehingga termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Proses pembelajaran yang
menyenangkan membuat siswa tidak lagi keluar masuk pada saat pembelajaran
berlangsung dan tidak lagi merasa bosan atau pun tertekan ketika mengikuti
proses pembelajaran di kelas.
diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh dalam menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelasV SD Inpres
Perumnas III Kota Makassar.
menggunakan strategi pembelajran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)pada
siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar sebelum
penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
dikategorikan rendah. Hal ini ditunjukkan dari perolehan persentase hasil
belajar siswa yaitu sangat rendah 5%, rendah 50%, sedang 25%, tinggi 20%
dan sangat tingggi berada pada presentase 0,00%. Observasi pada saat pretest
siswa mengalami kesulitan belajar, seperti siswa kurang memerhatikan
pelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak semua siswa
fokus dalam memperhatikan penjelasan karena suasana pembelajaran yang
kurang kondusif, dan tidak menyenangkan sebab komunikasi antara siswa
dan guru yang kurang baik, disertai rasa malu-malu bertanya dari siswa untuk
mengemukakan pendapatnya sehingga membuat hasil belajar IPS kurang
terarah.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar setelah
menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
53
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Perumnas III
Kota Makassar dapat dilihat dari perolehan persentase yaitu sangat tinggi
35%, tinggi 45%, sedang 10%, rendah 10%, dan sangat rendah berada pada
presentase 0,00%. Berdasarkan hasil dari hasil observasi rata-rata persentase
jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai
90% . Hal ini dapat menunjukkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab
pada saat diajukan pertanyaan dan siswa yang mengajukan diri untuk
melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa juga mulai aktif dan percaya diri
untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) telah mencapai
kriteria aktif.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki
Silang)berpengaruh terhadap hasil belajarsetelah diperoleh tHitung= 5,36 dan
tTabel = 2,09 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 5,36 > 2,09.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penerapan strategi
pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) yang mempengaruhi hasil
belajarsiswa kelas V SD Inpres Perumnas III Kota Makassar, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Inpres Perumnas III Kota
Makassar, disarankan menerapkan strategi pembelajaran Crossword Puzzle
54
belajar.
Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) ini dengan menerapkan pada materi
lain untuk mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan strategi
pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Kepada Sekolah, strategi pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
dengan berbantuan media pembelajaran dapat dijadikan sebagai sebuah
strategi dalam pembelajaran IPS yang dapat memotivasi belajar IPS siswa
dan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
55
Rajawali press.
Jakarta; PT. Rineka Cipta
B. Uno Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Buzan, Tony 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2007).
Claire, Elizabeth. 2010. Easy English Crossword Puzzles. United States of
America; Eardley Publications Saddle Brook.
Gunawan, Rudy.2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung;
CV.Alfabeta
Ibrahim, Masud 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Makassar; Universitas
Muhammadiyah Makassar
Said, Alamsyah dan Andi Budimanjaya. 2016. Active Learning 95 Strategi
Mengajar Multiple Intelligences. Jakarta; Prenadamedia Group
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta
Sanjaya, Wina. 2009. strategi pembelajaran berorientasi standar pendidikan.
Jakarta; Kencana Pernada Media Group
Sapriya. 2016. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung; PT.Remaja
Rosdakarya Offset
IPS. Jakarta; PT Bumi Aksara.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung; Alfabeta
56
Supriatna N, S. Mulyani, dan A. Rokhayati. 2007. Pendidikan IPS di SD.
Bandung; Upi Press
Media
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.
Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.3.
Jakarta: Balai Pustaka.
Kencana Predana Media Group
Astutik Fidiana. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
(Teka-Teki Silang) Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V SD 3 Temulus
Mejobo Kudus. Naskah Publikasi.
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS MA Mathalibul Huda
Mlonggo Kabupaten Jepara, Skripsi; Universitas Negeri Semarang.
Nursalam, Nursalam; Suardi, Suardi. Perbandingan Pretest Dan Posttest Melalui
Penggunaan Media Power Point. Produktif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Teknologi Informasi, 2018, 2.1: 11-17.
Rosanti, Maya. 2015. Keefektifan Strategi Crossword Puzzle Terhadap Aktivitas
dan Hasil Belajar Awan Dan Cuaca Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Negeri Pegirikan 03 Kabupaten Tegal, Skripsi; Universitas Negeri
Semarang.
Lampiran 1
SD INPRES PERUMNAS III MAKASSAR
NO. NAMA SISWA L/P
1 Ahmadinejadi L
3 Muh Fahril L √ √ √ √ √
5 Muh Fitrah L √ √ √ √ √
6 Muh Ilham L √ √ √ √ √
8 Muh Nabil L √ √ √ √ √
9 A Aryuda L √ √ √ √ √
10 Sayid Khaerul L √ √ √ √ √
11 Muh Alif L √ √ √ √ √
12 Muh Dafa L √ √ √ √ √
18 St. Nursiah P √ √ √ √ √
s : sakit
i : izin
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas/Semester : V / I
Pertemuan : I (Pertama)
A. Standar Kompetensi
nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
sungai.
b. Produk : Mengetahui jenis-jenis kenampakan alam wilayah Indonesia
2. Afektif
jawab dan penugasan.
3. Psikomotorik
D. Tujuan Pembelajaran
Indonesia
dalam kegiatan pembelajaran, tanya jawab dan penugasan.
b. Sosial : siswa mampu Bekerja sama dan saling menghormati selama
proses pembelajaran berlangsung.
E. Materi Pembelajaran : Kenampakan alam wilayah Indonesia.
F. Model dan metode Pembelajaran :
1. Model : Crossword Puzzle (Teka Teki Silang)
2. Metode : ceramah, penugasan, kerja kelompok dan tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
silang
gunung, tanjung dan sungai) di Indonesia
b. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
c. Setiap kelompok mendapat materi yang berkaitan dengan kenampakan
alam wilayah Indonesia.
e. Guru membuat soal dalam bentuk tek teki Silang
f. Setiap perwakilan kelompok secara bergantian maju ke papan tulis
untuk mengisi jawaban.
3. Kegiatan akhir
benar.
1. Media : Gambar
2. Sumber : Materi dari internet dan Buku IPS Untuk SD/MI Kelas 5 penulis
Siti Syamsiyah, dkk.
3. Penilaian Aspek psikomotorik berupa kemampuan siswa membedakan
jenis-jenis kenampakan alam buatan sesuai gambar serta mengerjakan
soal secara baik dan benar.
Makassar, 2018
Menyetujui,
MATERI AJAR
Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang nampak dipermukaan
bagian bumi atau alam. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan peraiaran.
Berikut contoh kenampakan alam yang ada di indonesia, yaitu :
Manfaat pegunungan antara lain: untuk usaha perkebunan bunga, sayuran,
tanaman industri, sebagai tempat peristirahatan, camping dan wisata alam, serta
tempat tumbuh hutan sebagai daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar
tidak punah.
2. Gunung
Gunung adalah suatu bentuk permukaan tanah yang letaknya jauh lebih
tinggi daripada tanah-tanah di daerah sekitarnya. Gunung pada umumnya lebih
besar dibandingkan dengan bukit, tetapi bukit di suatu tempat bisa jadi lebih
tinggi dibandingkan dengan apa yang disebut gunung ditempat yang lain. Gunung
pada umumnya memiliki lereng yang curam dan tajam atau bisa juga dikelilingi
oleh puncak-puncak atau pegunungan. Pada beberapa ketinggian gunung bisa
memiliki dua atau lebih iklim, jenis tumbuh- tumbuhan, dan kehidupan yang
berbeda.
Tanjung adalah sebutan untuk bagian dari wilayah daratan yang berbentuk
memanjang dan menjorok ke wilayah lautan. Tanjung banyak ditemui di sekitar
pantai, terutama di pulau-pulau kecil atau pulau besar yang berada di wilayah
kepulauan. Namun tanjung juga ada yang besar. Tanjung yang besar disebut
semenanjung, misalnya tanjung harapan dan semenanjung malaka.
Contoh gambar tanjung
Isilah kolom teka teki silang di bawah ini dengan benar !
1. 2.
4. Aliran air yang besar terjadi karena alam
Menurun
2. Lebih besar dari bukit, memiliki lerang yang tajam dan curam.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : V / I
Pertemuan : II (Kedua)
A. Standar Kompetensi
nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
(Danau, Teluk dan Selat).
2. Afektif
jawab dan penugasan.
3. Psikomotorik
D. Tujuan Pembelajaran
2. Afektif
dalam kegiatan pembelajaran, tanya jawab dan penugasan.
b. Sosial : siswa mampu Bekerja sama dan saling menghormati selama
proses pembelajaran berlangsung.
3. Psikomotorik
Siswa dapat mengerjakan soal teka teki silang dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran : Kenampakan Alam Danau, teluk dan Selat
F. Model dan metode Pembelajaran :
1. Model : Crossword Puzzle (Teka Teki Silang)
2. Metode : ceramah, penugasan dan tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
b. Guru membagikan kertas yang berisi materi pembelajaran.
c. Siswa mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan danau, teluk dan
selat
pembelajaran berlangsung.
e. Setelah selesai, siswa mengumpulkan catatan yang telah mereka buat
f. Guru menguji kemampuan siswa dengan memberikan kertas yang
berisi soal teka teki silang untuk mereka kerjakan.
g. Guru membahas jawaban teka teki silang bersama siswa
4. Kegiatan akhir
a. Menyimpulkan pelajaran
H. Media dan Sumber Belajar
Buku BSE IPS Kelas V penulis Sitti Syamsiah, dkk
Media : Gambar Danau, Teluk dan Selat
I. Penilaian
3. Penilaian Aspek psikomotorik berupa kemampuan siswa membedakan
antara danau, selat dan teluk sesuai gambar serta mengerjakan soal secara
baik dan benar.
Menyetujui,
MATERI AJAR
Danau adalah cekungan lereng yang terjadi karena peristiwa alam yang
menjadi penampungan dan penyimpanan air yang berasal dari hujan, mata air atau
air sungai.
Danau berisi sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu
tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran
sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana
rekreasi, dan olahraga. Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak
berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Sebuah danau
periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice cap" atau
gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.
Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti
Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat
musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk
penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll),
persediaan air, dll. Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan
Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di Amerika
Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di
Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.
Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang
disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh
para astronom sebagai danau. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan :
1. danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi
karena pergeseran / patahan
2. danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme /
gunung berapi
aktivitas tektonisme dan vulkanisme
4. danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai
terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi
5. danau karst yaitu danau yang terbentuk akibat pelarutan tanah kapur
6. danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es / keringnya
daerah es yang kemudian terisi air
7. danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia.
Berikut nama-nama danau di Indonesia, yaitu :
1. Danau Airhitam - ada di Sumatera Selatan
2. Danau Ancueloot - ada di Nangroe Aceh Darussalam
3. Danau Anggi Giji - ada di Papua
4. Danau Anggi Gita - ada di Papua
5. Danau Bambenan - ada di Kalimantan Tengah
6. Danau Bangkau - ada di Kalimantan Selatan
7. Danau Batu Jai - ada di Nusa Tenggara Barat
8. Danau Batu - ada di Bali
9. Danau Bekuan - ada di Kalimantan Barat
82. Danau Toba - ada di Sumatera Utara
Berikut adalah salah satu contoh gambar danau, yaitu :
Gambar danau kelimutu
Selat adalah laut yang sempit yang menghubungkan pulau satu dengan
pulau yang lainnya. Indonesia memiliki banyak selat karena Indonesia terdiri dari
beriburibu pulau besar dan kecil. Contoh selat di Indonesia adalah Selat Sunda
yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatra.
Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh
daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak
dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk jg merupakan kebalikan dari tanjung, dan
biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Contoh
teluk di Indonesia adalah teluk Jakarta dan teluk penyu.
Contoh gambar teluk penyu
Isilah kolom Teka Teki Silang di bawah ini !
2.
1.
3.
Pertanyaan :
Mendatar :
1. Laut sempit yang menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya.
3. Tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada 3
sisinya.
Menurun
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas/Semester : V / I
Pertemuan : III (Ketiga)
A. Standar Kompetensi
nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan
alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
waktu di Indonesia (Persebaran flora dan fauna).
C. Indiakator
1. Kognitif
b. Produk : Mengetahui persebaran flora dan fauna di indonesia
2. Afektif
jawab dan penugasan.
3. Psikomotorik
D. Tujuan Pembelajaran
b. Produk:Mampu Mengetahui persebaran flora dan fauna di Indonesia.
2. Afektif
dalam kegiatan pembelajaran, tanya jawab dan penugasan.
b. Sosial : siswa mampu Bekerja sama dan saling menghormati selama
proses pembelajaran berlangsung.
3. Psikomotorik
Siswa dapat mengerjakan soal teka teki silang dengan baik dan benar
E. Materi Pembelajaran : Persebaran flora dan fauna di Indonesia
F. Model dan metode Pembelajaran :
1. Model : Crossword Puzzle (Teka Teki Silang)
2. Metode : ceramah, penugasan dan tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Guru menjelaskan materi tentang persebaran flora dan fauna di
Indonesia
b. Guru membagikan kertas yang berisi materi pembelajaran.
c. Siswa mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan flora dan fauna
d. Guru memperlihatkan gambar flora dan fauna serta persebarannya
e. Siswa mencatat hal-hal yang mereka ketahui dari penjelasan guru.
f. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan selama proses
pembelajaran berlangsung.
g. Setelah selesai, siswa mengumpulkan catatan yang telah mereka buat
h. Guru menguji kemampuan siswa dengan memberikan kertas yang
berisi soal teka teki silang untuk mereka kerjakan.
i. Guru membahas jawaban teka teki silang bersama siswa
7. Kegiatan akhir
a. Menyimpulkan pelajaran
H. Media dan Sumber Belajar
Buku BSE IPS Kelas V penulis Sitti Syamsiah, dkk
Media : Gambar Flora dan Fauna
I. Penilaian
dalam membantu teman yang kurang memahami materi pelajaran.
3. Penilaian Aspek psikomotorik berupa kemampuan mengetahui persebaran
flora dan fauna sesuai gambar serta mengerjakan soal secara baik dan
benar.
Menyetujui,
MATERI AJAR
Isilah kolom Teka Teki Silang di bawah ini
Pertanyaan :
Mendatar :
cukup panjang.
*Selamat Bekerja*
Post-test
Lampiran 10 : Menentukan harga t Hitung
Lampiran 11 : Tabel Distribusi T
Lampiran 1
TEKS PRETEST
Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang
paling tepat !
1. Gambar atau lambang tertentu pada peta untuk mewakili objek tertentu
dinamakan ....
a. Segitiga merah c. Segitiga hitam
b. Garis merah d. Kotak merah
3. Berikut ini adalah gunung-gunung berapi di Indonesia, kecuali ....
a. Gunung Sinabung c. Gunung Muria
b. Gunung Merapi d. Gunung Merbabu
4. Pegunungan Jayawijaya terletak di pulau ....
a. Sumatra c. Papua
b. Kalimantan d. Jawa
a. Sungai Bengawan Solo c. Sungai Mahakam
b. Sungai Batanghari d. Sungai Kapuas
6. Sungai terpanjang di pulau Jawa adalah ....
a. Sungai Bengawan Solo c. Sungai Ciliwung
b. Sungai Barito d. Sungai Citarum
7. Daratan yang menjorok ke laut dinamakan ....
a. Lembah c. Selat
b. Teluk d. Tanjung
a. Jawa Tengah c. Jawa barat
b. Jawa timur d. Banten
9. Berikut ini adalah manfaat dari danau, kecuali untuk ....
a. Irigasi pertanian
10. Laut yang menjorok ke daratan dinamakan ....
a. Selat c. Teluk
....
a. Padi c. Kaktus
b. Bakau d. Sayuran
12. Bagian permukaan bumi yang memiliki ketinggian antara 0 – 200 meter di
atas permukaan laut dinamakan ....
a. Sumatra
b. Papua
c. Bali