209
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Annalita Arumsari NIM: 141134041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

  • Upload
    vandien

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN

MENCIPTA SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelas Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Annalita Arumsari

NIM: 141134041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus sumber hidup dan jalan kebenaran dan Bunda Maria.

2. Orang tua saya Bapak Yohanes Rame dan Ibu Michaela Poni yang sudah

membesarkan serta mendidik saya dengan penuh kasih sayang.

3. Kakak kandung saya Agustinus Daryanto dan semua keluarga yang

memberikan dukungan.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan.

5. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, almamater yang saya banggakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

v

MOTTO

“Di mana ada Kemauan Di situ ada Jalan”

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan

ucapan syukur”

(Filipi 4: 6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Januari 2018

Peneliti

Annalita Arumsari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Annalita Arumsari

Nomor Mahasiswa : 141134041

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEVALUASI DAN MENCIPTA SISWA KELAS V SD KANISIUS

SENGKAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Januari 2018

Yang menyatakan

Annalita Arumsari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGEVALUASI DAN MENCIPTA SISWA KELAS V SD KANISIUS

SENGKAN YOGYAKARTA

Annalita Arumsari

Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya

kemampuan IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan PISA tahun 2012

dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap

kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe

pretest-posttest non-equivalent group design. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

sebanyak 100 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelas V

B sebagai kelompok kontrol sebanyak 34 siswa dan kelas V C sebagai kelompok

eksperimen sebanyak 33 siswa. Treatment dilakukan pada kelompok eksperimen

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah

dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi kelas, tim, game,

turnamen, dan rekognisi tim.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model pembelajaran kooperatif

tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi. Rerata selisih skor

yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,05, SE = 0,10) lebih tinggi

daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,71, SE =

0,11). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t(65) = -2,25, p = 0,028 (p <

0.05); termasuk kategori efek kecil dengan r = 0,27 atau setara dengan 7,29% . 2)

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan

mencipta. Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,06,

SE = 0,10) lebih tinggi daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok

kontrol (M = 0,67, SE = 0,08). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (65) =

-2,92, p = 0,005 (p < 0.05); termasuk kategori efek menengah dengan r = 0,34

atau setara dengan 11%.

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT), kemampuan mengevaluasi, kemampuan mencipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

ix

ABSTRACT

THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE

LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE ON THE

ABILITY TO EVALUATE AND CREATE FOR THE FIFTH GRADE IN

SENGKAN YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL

Annalita Arumsari

Sanata Dharma University

2018

The background of this study wes directed to the concern about the low of

students science ability at Indonesia country according study to PISA 2012 and

2015. The aims of the study was to find out the effect of the implementation of

Teams Games Tournament type of Cooperative Learning model on the ability to

evaluate and create in subject for the five grade students in Sengkan Yogyakarta

Elementary School in odd semester 2017/2018.

This study used quasi experimental research with non-equivalent control

group design. The population used of this study were 100 students of the five

grade in Sengkan Elementary School. The samples in this study consist of 33

students of class V C as a experimental group and 34 students of class V B as a

control group. The treatment for the experimental group was TGT tipe of

Cooperative Learning model. There are five steps in TGT tipe of Cooperative

Learning model a presentation class, teams, games, tournament, rekognisi team.

The result of this study showed that 1) TGT tipe of Cooperative Learning

model affects on the ability to evaluate. The average score of the experimental

group (M = 1,052, SE =0,10) was higher than the average score of the control

group (M = 0,71, SE = 0,11). This difference was significant t (65) = -2,25, p =

0,028 (p < 0,05), however it did represent a small-sized effect r = 0,27. 2) TGT

tipe of Cooperative Learning model affects on the ability to create. The average

score of the experimental group (M = 1,06, SE =0,10) was higher than the

average score of the control group (M = 0,67, SE = 0,8). This difference was

significant t (65) = -2,92, p = 0,005 (p < 0,05), however it did represent a

medium-sized effect r = 0,34.

Keywords: Cooperative Learning model type Teams Games Tournament, the

ability to evaluate, ability to create.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan perlindungan-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat

waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

(TGT) TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA

SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA” disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing

I yang telah membimbing, mendukung, dan memberi perhatian dengan sabar

dan bijaksana.

5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing

II yang telah membimbing dengan penuh keceriaan dan kesabaran.

6. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku Dosen Penguji III yang telah

memberikan masukan pada penulisan penelitian ini.

7. Sri Wartini selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang

telah memberikan ijin melakukan penelitian dengan tangan terbuka.

8. Maria Karma Tresnamurti, S.Pd. Selaku Guru V yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian di kelas dan telah membantu pelaksanaan

penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa kelas V B dan V C SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran

2017/2018 yang bersedia terlibat dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xi

10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

11. Kedua orang tua, Yohanes Rame dan Michaela Poni yang dengan sabar dan

penuh kasih sayang mendampingi.

12. Kakakku Agustinus Daryanto dan keluarga besar saya yang telah menjadi

penghibur.

13. Teman dekatku Iputu William Reginald White yang selalu memberikan

dukungan semangat dan sabar menghadapi keluh kesahku.

14. Teman-teman penelitian kolaboratif payung Ria, Brigita, Tina, Sr.Yosefa,

Ruri, Galuh, There, Siska, Benita, Reina, Becky, Ayudya, Galih, Pipit, Ratna,

Sinta, Arin, Alvina, Karlina yang telah memberikan semangat dan bantuan

selama menyelesaikan skripsi.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran

dan kritik yang membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap

semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Definisi Operasional ................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

2.1 Kajian Teori ................................................................................................... 9

2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung ................................................................. 9

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 9

2.1.1.2 Model Pembelajaran ...................................................................... 12

2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif .................................................... 12

2.1.1.4 Metode Teams Games Tournament (TGT) ................................. 14

2.1.1.5 Taksonomi Bloom ....................................................................... 16

2.1.1.6 Hakikat IPA ................................................................................. 22

2.1.1.7 Materi Daur Air .............................................................................. 23

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xiii

2.2.1 Penelitian-Penelitian Mengenai Teams Games Tournaments ......... 24

2.2.2 Penelitian Tentang Kemampuan Mengevaluasi Dan Mencipta ...... 26

2.2.3 Literature map ................................................................................. 28

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 28

2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 31

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 31

3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 33

3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 33

3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 33

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 34

3.3.1 Populasi ................................................................................................. 34

3.3.2 Sampel .................................................................................................. 34

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 35

3.4.1 Variabel Independen ....................................................................... 35

3.4.2 Variabel Dependen .......................................................................... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36

3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 39

3.7.1 Uji Validitas .......................................................................................... 39

3.7.1.1 Validitas Permukaan ...................................................................... 39

3.7.1.2 Validitas Isi .................................................................................... 40

3.7.1.3 Validitas Konstrak .......................................................................... 41

3.7.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 42

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 42

3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan ................................................................ 43

3.8.1.1 Uji Asumsi ..................................................................................... 43

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................... 45

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................... 46

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 47

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ...................................................................... 48

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata pretest ke posttest I................. 48

3.8.2.2 Besar Efek Peningkatan ................................................................. 49

3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest......................................... 50

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 53

4.1.1 Implementasi Penelitian ........................................................................ 53

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 53

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 54

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ......................................................................... 60

4.1.2.1 Kemampuan Mengevaluasi ............................................................ 60

4.1.2.2 Kemampuan Mencipta ................................................................... 62

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ............................................................ 63

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 64

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 65

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 66

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 69

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 70

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ..................................................... 77

4.1.4.1 Uji Normalias Distribusi Data ..................................................... 77

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................... 78

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................... 79

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 82

4.1.5 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 83

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 90

4.2.1 Pengendalian Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian ............ 90

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT terhadap

Kemampuan Mengevaluasi............................................................................ 94

4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT terhadap

kemampuan Mencipta .................................................................................... 97

4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................................... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 104

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 104

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 105

5.3 Saran .......................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107

LAMPIRAN ........................................................................................................ 111

CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 34

Tabel. 3.2 Matriks Pengembangan instrumen ....................................................... 38

Tabel 3.3 Hasil Validitas Instrumen Aspek Mengevaluasi dan Mencipta ............ 41

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 42

Tabel 4.1 Selebaran Data Kelompok Kontrol ....................................................... 60

Tabel 4.2 Selebaran Data Kelompok Eksperimen ................................................ 61

Tabel 4.3 Selebaran Data Kelompok Kontrol ....................................................... 62

Tabel 4.4 Selebaran Data Kelompok Eksperimen ................................................ 63

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ....................................................... 66

Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................... 67

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 67

Tabel 4.9 Hasil Uji Effect Size .............................................................................. 69

Tabel 4.10 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................................... 70

Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttets I .......... 73

Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 74

Tabel 4.13 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 75

Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II ............................... 76

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 78

Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ..................................................... 79

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 80

Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 81

Tabel 4.19 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 83

Tabel 4.20 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................................... 83

Tabel 4.21 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttets I .......... 86

Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 87

Tabel 4.23 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 88

Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II ............................... 89

Tabel 4.25 Ancaman terhadap validitas internal ................................................... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen ................................................... 16

Gambar 2.2 Perubahan Paradikma Taksonomi Bloom Lama Dan Baru .............. 18

Gambar 2.3 Dimensi Proses Kognitif ................................................................... 21

Gambar 2.4 Daur air .............................................................................................. 24

Gambar 2.5 Bagan Penelitian yang Relevan ......................................................... 28

Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 32

Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian............................................................ 36

Gambar 4.1 Grafik Rerata Pretest-Posttest I ........................................................ 68

Gambar 4.2 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ............................... 69

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................... 70

Gambar 4.4 Grafik Gain Score ............................................................................. 72

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................... 76

Gambar 4.6 Grafik Rerata Pretest-Posttest I ........................................................ 81

Gambar 4.7 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest – Posttest I .............................. 82

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I..................... 83

Gambar 4.9 Gain Score kemampuan Mencipta .................................................... 85

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................. 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 112

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Melaksanakan Uji Validitas Soal..................... 113

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 114

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 118

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 121

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 140

Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 148

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 151

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................... 156

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement............................................ 163

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 165

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 166

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 167

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 168

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .................................................. 169

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 170

Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................. 172

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .......................... 174

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 175

Lampiran 4.8 Hasil Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..... 181

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest ....... 182

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................ 184

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 189

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................. 191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Triwiyanto, 2014: 113). Belajar adalah

suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian

(Suyono & Hariyanto, 2011: 9). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar adalah suatu proses yang dialami

setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat

meningkatkan keterampilan dalam hidup.

Jean Piaget menyatakan bahwa tahap operasional konkret terjadi pada

anak usia 7 sampai 11 tahun. Ciri utama pemikiran operasional konkret adalah

adanya transformasi reversibel (pemikiran dua arah) dan sistem kekekalan.

Meskipun kecerdasan pada tahap ini sudah sangat maju, namun cara berpikir

anak masih terbatas karena mereka masih menerapkan logika berpikir pada

barang-barang konkret. Tahap operasi konkret tetap ditandai dengan adanya

sistem operasi berdasarkan apa yang dilihat nyata (Suparno, 2001: 24). Cara

berpikir anak yang demikian berpengaruh juga pada gaya mengajar dan model

pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran IPA akan lebih baik lagi jika

diajarkan dengan model yang tepat dan disesuaikan dengan perkembangan anak.

Pembelajaran IPA merupakan integrasi antara proses inkuiri dan

pengetahuan sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

2

pengembangan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah (Herawati (2000: 113).

Hendro Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) memaparkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang

alam semesta dengan segala isinya. Samatowa (2011: 4) menjelaskan empat

alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah dasar yaitu, 1) Bahwa IPA berfaedah

bagi suatu bangsa, kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali tergantung

pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA karena IPA merupakan dasar

dari teknologi, 2) Jika IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang

dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang

bersifat hafalan belaka, 3) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan

yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara

keseluruhan, 4) Jika IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA

merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Dalam implementasinya, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di

SD secara umum kurang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

khususnya pada kategori kognitif kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Organization Economic Cooperation and Development (OECD) yang bernama

Programme for International Student Assessment (PISA) telah mengadakan

sebuah studi mengenai sistem pendidikan dan kemampuan dari siswa yang

diadakan tiap 3 tahun sekali. Studi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menghadapai tantangan pada kehidupan nyata. Studi

ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir tingkat

tinggi seperti kemampuan mengolah informasi, kemampuan melihat keseluruhan

masalah, dan kemampuan menarik benang merah dari berbagai data yang

tersedia. Pada hasil PISA tahun 2012, Indonesia berada pada periongkat 64 dari

65 negara dengan hasil skor literasi IPA sebesar 382 (OECD, 2013: 5). Pada

hasil PISA tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara

dengan hasil skor literasi IPA sebesar 403 (OECD, 2016: 5). Data tersebut

menunjukkan adanya peningkatan hasil skor literasi IPA dari 382 menjadi 403,

namun peringkat Indonesia masih berada di 10 besar terbawah dari 70 negara

peserta PISA tahun 2015. Peringkat tersebut menunjukkan bahwa para siswa di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

3

Indonesia mengalami kesulitan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi karena

soal-soal yang digunakan pada PISA memerlukan penalaran dan pemecahan

masalah. Hasil penelitian PISA tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia

mengalami permasalahan dalam bidang IPA.

Berdasarkan fakta di atas yang dikemukakan oleh PISA, pembelajaran IPA

belum dilaksanakan sesuai dengan harapan yaitu rendahnya kemampuan

mengevaluasi dan mencipta. Kegiatan pembelajaran masih berfokus pada guru,

siswa kurang terlibat mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran,

siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kegiatan pembelajaran terasa

menjemukan karena pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan guru dalam

mengajar.

Berdasarkan realita yang terjadi pada uraian di atas, perlu dilakukan

penelitian dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif untuk

membantu siswa mengembangkan proses kognitif pada kemampuan

mengevaluasi dan mencipta. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian menggunakan salah satu model pembelajaran yang

diduga dapat mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta yaitu

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran

kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap saling membantu

diantara kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan

sangat ditentukan oleh keterlibatan dari setiap anggota (Solihatin, 2007: 4).

Metode pembelajaran kooperatif dibedakan ke dalam dua kurikulum yaitu

ekstensif dan komprehensif (Slavin, 2005: 11- 12). Salah satu yang masuk ke

dalam kurikulum ekstensif adalah tipe Teams Games Tournament (TGT). Teams

Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda

(Slavin, 2008: 166-167). Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) menggunakan 5 langkah yaitu 1) presentasi di

kelas yang dilakukan oleh guru dengan memberikan materi, 2) belajar bersama

dalam tim guna mempersiapkan anggota untuk mengikuti game akademik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

4

selanjutnya guru memberikan soal pretest untuk menentukan kelompok

homogen, 3) game, guru mempersiapkan pertanyaan yang akan digunakan untuk

tournament, 4) turnamen yang dilakukan oleh kelompok homogen, 5)

perhitungan skor dan pemberian reward kepada kelompok yang memperoleh

skor tertinggi. Kuswana (2012: 2) mengatakan bahwa taksonomi diambil dari

bahasa Yunani tassein yang mengandung arti untuk mengelompokkan dan

nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan

suatu hal berdasarkan hierarki tertentu. Bloom 1989 (dalam Lord & Baviskar,

2007: 40) Benyamin Bloom mengembangkan sebuah seri dari enam tingkat

belajar yang berbasis pada tingkat kesulitan dalam mengembangkan kemampuan

intelektual dan keterampilan. Taksonomi bloom adalah alat untuk merancang,

menilai dan mengevaluasi pembelajaran siswa (Lord & Baviskar, 2007: 40).

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian

proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-

tujuan di bidang pendidikan (Anderson & Krathwohl, 2001: 43-45). Enam

katogeri kognitif yaitu; 1) mengingat, 2) memahami, 3) mengaplikasikan, 4)

menganalisis, 5) mengevaluasi, dan 6) mencipta (Anderson & Krathwohl, 2001:

46). Proses kognitif yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah kemampuan

mengevaluasi dan mencipta. Anderson dan Krathwohl (2001: 125) menyatakan

mengevaluasi berarti membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.

Mencipta merupakan kemampuan mengajak siswa membuat produk baru dengan

mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur

yang tidak pernah ada (Anderson & Krathwohl, 2001: 128).

Berbagai penelitian dan jurnal pernah diterbitkan untuk mendukung

pengembangan suatu kemampuan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), misalnya Nadrah, dkk (2017)

meneliti tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournaments (TGT) dan motivasi hasil fisika. Rosiana, Sugiharto, dan Nugroho

(2013) melakukan penelitian tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media modul untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa pada materi koloid. Purnamasari (2014) melakukan

penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

5

Tournaments (TGT) terhadap kemandirian belajar dan peningkatan kemampuan

penalaran dan koneksi matematika peserta didik SMPN 1. Berbagai jurnal

diterbitkan untuk mendukung kemampuan mengevaluasi dan mencipta seperti,

Susilo, Siswandari, Bandi (2014) melakukan penelitian tentang mengembangkan

modul pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan

mencipta siswa dalam pembelajaran Akuntansi. Sunaryo, (2014) melakukan

penelitian tentang meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematik siswa SMA melalui model pembelajaran berbasis masalah. Normaya,

(2015) melakukan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan model Ducama di sekolah

tingkat pertama. Keenam penelitian tersebut menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh

terhadap kemampuan dependen.

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan

mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design dengan tipe non-

equivalent pretest-posttest group design. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta sebagai tempat penelitian, karena SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

memiliki kelas paralel yaitu A, B, dan C di kelas 1-6 sehingga cocok untuk

dilakukan penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan adalah kelas V C

sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 33 anak dan kelas V B

sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 34 anak. Materi

pembelajaran IPA dibatasi pada Kompetensi Dasar 3.5 Mendeskripsikan siklus

air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan makhluk hidup.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa

kelas V di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2017/2018?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

6

1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa

kelas V di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan mengevaluasi

siswa kelas V di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2017/2018.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan mencipta siswa

kelas V di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2017/2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi siswa

Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

sehingga dapat mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Selain itu di dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk

berinteraksi dan menggunakan pendapat.

1.4.2 Bagi guru

Guru menambah pengetahuan tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sehingga dapat

digunakan sebagai bekal mengajar dan menambah variasi pembelajaran

untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta di

sekolah.

1.4.3 Bagi sekolah

Sekolah dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament (TGT) terhadap kemampuan mengevaluasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

7

mencipta sehingga model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berguna sebagai bekal mengajar dan mengembangkan

kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

1.4.4 Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sehingga

dapat digunakan sebagai bekal mengajar dan menambah variasi

pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan

mencipta di sekolah.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mendorong siswa untuk dapat mengembangkan hubungan antar kelompok,

saling bekerja sama sehingga memungkinkan siswa mengerti dan

memahami materi pembelajaran dengan benar dan tepat.

1.5.2 Metode Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk belajar dalam

kelompok kecil yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang

berbeda.

1.5.3 Metode Teams Games Tournament (TGT) menggunakan 5 langkah dalam

pelaksanaannya, yaitu: 1) presentasi kelas, 2) tim, 3) game, 4) turnamen,

dan 5) rekognisi tim.

1.5.4 Mengevaluasi adalah suatu proses mengukur dan menilai sebagai upaya

tindak lanjut untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses

pembelajaran.

1.5.5 Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan melakukan evaluasi

sebagai upaya tindak lanjut untuk mengetahui berhasil atau tidaknya

proses pembelajaran.

1.5.6 Mencipta adalah membuat keseluruhan yang baru, seperti dalam menulis,

melukis, memahat, membangun, dan seterusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

8

1.5.7 Kemampuan mencipta adalah kemampuan mensintesiskan informasi atau

materi untuk membuat sebuah keseluruhan yang baru, seperti dalam

menulis, melukis, memahat, membangun, dan seterusnya.

1.5.8 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

gejala-gejala alam yang terdapat di lingkungan sekitar yang melatih anak

untuk berpikir kritis dan objektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini akan disampaikan tentang kajian teori, kerangka berpikir,

dan hipotesis. Kajian teori berisi teori-teori yang mendukung dan beberapa kajian

penelitian yang relevan. Kerangka berpikir berisikan kerangka pemikiran dan

hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan masalah.

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Teori perkembangan anak yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori perkembangan kognitif Jean Piaget (1896-1980) dan teori perkembangan

Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934). Kedua teori tersebut digunakan peneliti

karena memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap mendasar

perkembangan anak yaitu tahap perkembangan kognitif. Tahap ini akan maksimal

jika didukung proses pembelajaran optimal pada zona perkembangan proksimal.

Vygotsky mengembangkan konsep zona perkembangan proksimal (Zone of

Proximal Development atau ZPD).

Piaget lahir di Neuchatel Swiss pada tahun 1896. Sejak kecil, Piaget

menunjukkan kemampuan sebagai ilmuwan yang sangat menjanjikan di masa

depan. Sejak umur 10 tahun Piaget sudah memunculkan ide dalam penelitiannya

hingga pada umur 23 tahun di mana dia mulai menetapkan sebuah rencana. Pada

tahun 1920 Piaget mulai belajar kepandaian anak (Crain, 2007: 167-168).

Tahapan perkembangan kognitif Piaget menunjukkan bagaimana pemikiran anak

bisa menanggapi perubahan benda dan bagaimana perubahan tersebut terjadi.

Piaget menekankan anak sebagai penjelajah dan penemu, serta menyusun sendiri

pengetahuan mereka.

Ada beberapa konsep yang perlu dipahami untuk mempelajari

perkembangan kognitif dan teori pengetahuan Piaget. Konsep-konsep tersebut

adalah inteligensi, organisasi, skema, asimilasi, akomodasi, ekuilibrasi, adaptasi,

dan pengetahuan figuratif serta operatif. 1) Konsep intelegensi membentuk

keadaan ekuilibrium, ke arah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

10

kognitif, dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antara organisme

dan lingkungan mengacu. 2) Konsep organisasi adalah suatu tendensi yang umum

untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik psikis

maupun psikologis, dalam suatu sistem yang lebih tinggi. 3) Konsep skema adalah

suatu struktur mental seseorang di mana ia secara intelektual beradaptasi dengan

lingkungan sekitarnya. 4) Konsep asimilasi adalah proses kognitif di mana

seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam

skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. 5) Konsep akomodasi

adalah proses dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru. 6) Konsep

ekuilibrasi adalah pengaturan diri mekanis yang perlu untuk mengatur

kesetimbangan proses asimilasi dan akomodasi. 7) Konsep adaptasi

(menyesuaikan diri) terjadi dalam proses asimilasi dan akomodasi. 8) Konsep

pengaturan figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap objek

yang dipelajari (Suparno, 2001: 19- 24).

Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) menyatakan adanya tahapan-tahapan

perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Tahap Sensorimotor

Tahap awal ini terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 2 tahun. Pada

tahap ini, anak akan menggunakan indera untuk mengenal lingkungannya, seperti

melihat, meraba, mendengar, dan lain-lain. Perkembangan gagasan anak

mengenai suatu benda dimulai dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi

“sudah mempunyai gagasan”. Menurut Piaget, mekanisme perkembangan

sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Perkembangan

kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan

akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau

kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.

2. Tahap Praoperasional

Tahap ini terjadi pada anak usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, Piaget

membagi perkembangan kognitif terhadap praoperasional menjadi dua bagian: 1)

usia 2 sampai 4 tahun dicirikan oleh perkembangan simbolis, artinya seorang anak

mulai dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan suatu benda. 2) usia 4

sampai 7 tahun dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

11

3. Tahap Operasional Konkret

Tahap operasional konkret terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Ciri

utama pemikiran operasional konkret adalah adanya transformasi reversibel (

pemikiran dua arah) dan sistem kekekalan. Meskipun kecerdasan pada tahap ini

sudah sangat maju, namun cara berpikir anak masih terbatas karena mereka masih

menerapkan logika berpikir pada barang-barang konkret. Tahap operasi konkret

tetap ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa yang dilihat nyata.

4. Tahap Operasional Formal

Tahap terakhir pada perkembangan anak menurut Piaget ini terjadi pada

anak usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, remaja sudah menggunakan logikanya

untuk berpikir. Pikirannya sudah dapat melampaui waktu dan tempat, anak sudah

dapat berpikir tentang sesuatu yang akan datang.

Teori perkembangan anak yang dimaksud adalah tahap-tahap pertumbuhan

atau perubahan yang terjadi pada seseorang selama hidup, dengan pertumbuhan

tersebut seseorang dapat menciptakan sesuatu sesuai dengan tahap

pertumbuhannya. Anak usia SD memiliki rentang usia 7-11 tahun sudah dapat

bepikir dengan logis mengenai peristiwa di sekitarnya maupun benda-benda

konkret. Dalam teori Piaget anak usia 7-11 tahun termasuk dalam tahapan

operasional konkret, sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan

tahap perkembangannya. Pada tahap ini siswa usia 7-11 tahun mulai memandang

“dunia” secara objektif dan berorientasi secara konseptual. Pada tahap operasional

konkret siswa dapat mengembangkan pikiran secara logis. Selain itu, hal ini juga

perlu diperhatikan bahwa adanya pembelajaran dan perkembangan yang maksimal

pada zona perkembangan proksimal.

Zona perkembangan proksimal Vygotsky menonjolkan potensi

perkembangan terbatas pada jarak antara tingkatan perkembangan aktual ( batas

bawah) dan tingkat perkembangan potensial (batas atas). Tingkatan

perkembangan aktual yaitu berupa pemecahan masalah yang dilakukan anak

secara mandiri. Tingkat perkembangan potensial yaitu berupa pemecahan masalah

anak yang dilakukan di bawah bimbingan orang dewasa, atau teman sebayanya

yang lebih maju. Jarak ini dinamakan sebagai zona perkembangan proksimal.

Zona perkembangan proksimal memaparkan bahwa anak berada dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

12

perkembangan sehingga membutuhkan bantuan dari guru dan teman sebaya yang

lebih banyak tahu untuk menyediakan perancah (scaffolding). Guru, orang tua,

dan teman sebaya yang lebih tahu dapat menyediakan perancah (scaffolding) guna

membantu anak menguasai materi yang kemudian membiarkan anak meneruskan

pembelajarannya sendiri (Salkind, 2009: 379). Peranan sosial dalam belajar anak

merupakan hal yang bernilai bagi anak untuk mendapatkan penguatan materi

(Salkind, 2009: 381).

2.1.1.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah sebuah rencana pembelajaran yang isinya

menggambarkan proses yang ditempuh dalam proses mengajar agar tercapai

perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan (Alma, 2008:

100). Rusman (2011: 133) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu

rancangan yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lainnya.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan

strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

1. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

2. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

(Ngalimun, 2012: 8).

Dari pendapat beberapa ahli maka peneliti berpendapat bahwa model

pembelajaran merupakan sebuah perencanaan pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap

saling membantu diantara kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

13

mana keberhasilan sangat ditentukan oleh keterlibatan dari setiap anggota

(Solihatin, 2007: 4). Hasan, Kosasih & Stahl (dalam Solihatin, 2007: 6) Suasana

belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang diantara sesama

anggota kelompok memungkinkan siswa mengerti dan memahami materi

pelajaran dengan baik. Kelompok belajar, sikap, nilai, dan moral dikembangkan

secara mendasar (Hasan, dalam Solihatin, 2007: 6). Pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pembelajaran (Slavin, 2005: 4).

Pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk mengembangkan

hubungan antarkelompok, saling bekerja sama dalam kelompok, membangkitkan

semangat belajar, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

2. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat dari pembelajaran kooperatif sebagai berikut (Sugiyanto, 2010: 43-44).

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik.

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,

jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa model

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

14

untuk dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, saling bekerja sama

sehingga memungkinkan siswa mengerti dan memahami materi pembelajaran

dengan benar dan tepat.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat variasi tipe yang dapat diterapkan,

yaitu di antaranya: 1) Student Team Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3)

Teams Games Tournament (TGT), 4) Group Investigation (GI), 5) Rotating Trio

Exchange, 6) Group Resume dan sebagainya. Dari beberapa variasi tipe

pembelajaran kooperatif tersebut yang digunakan peneliti adalah tipe Teams

Games Tournament (TGT).

2.1.1.4 Metode Teams Games Tournament (TGT)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe Teams Games

Tournament (TGT) untuk melakukan penelitian.

1. Pengertian Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau

ras yang berbeda (Slavin, 2008: 166-167). Metode ini menggunakan langkah dan

tim kerja yang sama seperti STAD, di mana siswa memainkan game akademik

dengan anggota lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Sama seperti

dalam STAD, tim yang mendapat skor tertinggi akan mendapatkan hadiah sebagai

penghargaan tim.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

Terdapat 4 langkah pembelajaran Team Games Tournament (TGT) utama

(Slavin, 2005: 166), yaitu:

a. Presentasi di kelas

Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan digunakan untuk

kegiatan Teams Games Tournaments (TGT).

b. Tim

Belajar bersama dalam tim guna mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengikuti game akademik (kelompok heterogen). Setelah belajar bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

15

kelompok, guru memberikan soal pretest untuk menentukan kelompok

homogen.

c. Game dan Turnamen

1) Pertanyaan-pertanyaan yang relevan, dirangkai untuk menguji

pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi di kelas.

2) Game dimainkan di atas meja dengan 5-6 siswa yang masing-masing

mewakili tim yang berbeda (kelompok homogen).

3) Dalam permainan meja turnamen pemain menentukan pembaca soal,

pemain pertama, penantang 1, penantang 2, penantang 3, dan penantang 4

dengan cara undian.

4) Pemain pertama mengambil nomor soal dan diberikan kepada pembaca

soal. Pembaca soal akan membacakan soal tersebut.

5) Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain 1.

6) Jika soal tidak dapat dijawab oleh pemain 1, maka soal dapat dilemparkan

pada penantang 1. Jika penantang 1 tidak dapat menjawab maka penantang

2 berhak menjawab, dan seterusnya. Meskipun demikian jika soal tidak

dijawab, soal tersebut dibiarkan saja. Jika soal berhasil dijawab, kartu soal

menjadi milik si penjawab.

7) Permainan meja turnamen berlangsung searah jarum jam, agar semua

mendapat giliran sebagai pemain, pembaca soal, dan penantang.

d. Rekognisi Tim

1) Pemain dalam kelompok turnamen akan kembali ke kelompok asal

(kelompok heterogen) untuk menghitung perolehan skor.

2) Kelompok dengan jumlah skor terbanyak memperoleh hadiah dari guru

sebagai penghargaan atas prestasinya.

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa Teams

Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa untuk belajar dalam kelompok kecil yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang berbeda.

Berikut adalah bagan penempatan pada meja turnamen model Teams Games

Tournament (TGT) (Slavin, 2005: 167).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

16

Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen

3. Manfaat Team Games Tournament (TGT)

Keunggulan Team Games Tournament (TGT) (Taniredja dkk, 2011: 72-73) :

a. Di dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi

dan menggunakan pendapat.

b. Rasa percaya diri siswa menjadi tinggi.

c. Motivasi belajar siswa bertambah.

d. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari.

e. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil.

f. Meningkatkan rasa simpati siswa kepada siswa dan siswa kepada guru.

2.1.1.5 Taksonomi Bloom

Kuswana (2012: 2) mengatakan bahwa taksonomi, diambil dari bahasa

Yunani tassein yang mengandung arti untuk mengelompokkan dan nomos yang

berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal

berdasarkan hierarki tertentu. Benyamin Samuel Bloom (1913-1999)

mengembangkan sebuah seri dari enam tingkat belajar yang berbasis pada tingkat

kesulitan dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan (Lord

TEAM A

TEAM B TEAM C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

17

& Baviskar, 2007: 40). Taksonomi Bloom adalah alat untuk merancang, menilai

dan mengevaluasi pembelajaran siswa (Lord & Baviskar, 2007: 40). Bowler

(dalam Kuswana, 2012: 2) mengungkapkan, taksonomi terdiri dari kelompok

(taksa), materi pembelajaran diurutkan menurut persamaan dan perbedaan. Prinsip

atau dasar klarifikasi (hukum), misalnya, persamaan dan perbedaan dalam

struktur, perilaku, dan fungsi. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan oleh

Bloom dibagi menjadi tiga domain/ ranah kemampuan intelektual (intellectual

behaviors) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Utari, 2011: 2). Ranah

kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan

dan keterampilan berpikir. Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi,

misalnya perasaan, nilai, minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah

psikomotorik berisi perilaku yang menekankan fungsi manipulatif dan

keterampilan motorik/ kemampuan fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin

(Utari, 2011: 2). Pada tahun 1994, seorang murid Bloom, Lorin Anderson

Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi

Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Revisi hanya dilakukan pada tahap

kognitif. Revisi tersebut meliputi:

1) Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).

2) Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding

(memahami).

3) Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).

4) Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).

5) Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan

perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).

6) Pada level 6, evaluation turun posisinya menjadi level 5, dengan sebutan

evaluating (menilai).

Taksonomi Bloom baru versi Krathwohl pada ranah kognitif terdiri dari

enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami), applying

(menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan

creating (mencipta) (Utari, 2011: 7). Sama dengan sebelum revisi, tiga level

pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

18

berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan

piramida, secara logika adalah sebagai berikut.

a. Sebelum memahami sebuah konsep maka harus mengingatnya terlebih

dahulu.

b. Sebelum menerapkan maka harus memahaminya terlebih dahulu.

c. Sebelum menganalisa maka harus menerapkannya dulu.

d. Sebelum mengevaluasi maka harus menganalisa dulu.

e. Sebelum berkreasi atau menciptakan sesuatu maka harus mengingat,

memahami, mengaplikasikan, mengalisis dan mengevaluasi (Utari, 2011: 8).

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa taksonomi

Bloom merupakan penggolongan tujuan pendidikan yang dibagi menjadi tiga

ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Berikut adalah perubahan paradikma taksonomi Bloom ranah kognitif versi lama

dan versi baru.

Gambar 2.2 Perubahan Paradikma Taksonomi Bloom Lama Dan Baru

(Sumber: httpswww.google.comsearchq=gambar+taksonomi+bloom+versi+lama&client=firefoxb-

ab&tbm=isch&tbs=rimgCVvPO_1DIEf3sIjjgiFFAqraB6pUag0VuVuu8Auz946F6bB0DqqvTMq

B8R7KMF0CzkdTeSgl3mmUsrqWCU2YOqcg0oyoSCeCIUUCqtoHqESnLme4CzkeoKhIJlRqD)

1. Kategori-Kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan

pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat

dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan (Anderson & Krathwohl, 2015: 43- 45).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

19

Kategori-kategori pada proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam

tujuan-tujuan di bidang pendidikan yaitu, mengingat, memahami dan

mengaplikasikan sedangkan, proses- proses kognitif yang jarang dijumpai yakni,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Mengingat adalah pembelajaran yang

tujuannya menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran sama

seperti materi yang diajarkan (Anderson & Krathwohl, 2015: 99). Memahami

adalah kemampuan mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik

yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran,

buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2015: 105). Mengaplikasikan

adalah proses kognitif yang melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu

untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah (Anderson &

Krathwohl, 2015: 109). Menganalisis adalah proses kognitif yang melibatkan

proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan

bagaimana hubungan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya (Anderson

& Krathwohl, 2015: 120). Mengevaluasi berarti membuat keputusan berdasarkan

kriteria dan standar (Anderson dan Krathwohl, 2015: 125). Mencipta merupakan

kemampuan mengajak siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi

sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada

(Anderson & Krathwohl, 2015: 128).

Di bawah ini akan dijelaskan kategori-kategori kognitif mengevaluasi dan

mencipta sebagai variabel dependen.

a. Kemampuan Mengevaluasi

Anderson dan Krathwohl (2015: 125) menyatakan mengevaluasi berarti

membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang sering

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Standar-standar

yang bisa digunakan bersifat kuantitatif atau kualitatif. Sumar dan Razak (2016:

177) mengatakan pengelolaan evaluasi merupakan salah satu langkah dalam

proses pembelajaran dan sekaligus merupakan bagian yang integral dalam proses

pembelajaran, yang pelaksanaannya harus sistematis dan kontinue. Inti pokok

kegiatan evaluasi adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana proses

pembelajaran telah mencapai sasaran. Kegiatan evaluasi berorientasi pada

kegiatan mengukur dan menilai sejauh mana program pembelajaran sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

20

tercapai (Harsanto, 2007: 168). Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses

kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria

internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria

eksternal).

1) Memeriksa

Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan

internal dalam suatu operasi atau produk. Memeriksa juga dapat terjadi

dalam penerapan solusi pada suatu masalah atau dalam pelaksanaan tugas,

yakni solusi atau tugas yang menguji konsisten implementasinya (misalnya

apakah ini sudah sesuai dengan apa yang telah saya lakukan sejauh ini?).

2) Mengkritik

Mengkritik melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses

berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Dalam mengkritik, siswa

mencatat diri-diri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat

keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik

merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis (Anderson &

Krathwohl, 2015: 125- 127).

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa kemampuan

mengevalusi adalah kemampuan melakukan evaluasi sebagai upaya tindak lanjut

untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.

b. Kemampuan Mencipta

Mencipta merupakan kemampuan mengajak siswa membuat produk baru

dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur

yang tidak pernah ada (Anderson & Krathwohl, 2015: 128). Walaupun

menciptakan produk-produk yang tak biasa, namun dalam prosesnya merujuk

pada tujuan pendidikan untuk menciptakan produk-produk yang semua siswa

dapat dan akan melakukannya. Mencipta berisikan tiga proses kognitif:

merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

1) Merumuskan

Merumuskan melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat

pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

21

merumuskan siswa diberi deskripsi tentang suatu masalah dan diharuskan

mencari beragam solusi.

2) Merencanakan

Merencanakan melibatkan proses merencanakan metode penyelesaian

masalah yang sesuai dengan kriteria-kriteria masalahnya, yakni membuat

rencana untuk menyelesaikan masalah. Dalam merencanakan, siswa diberi

soal dan mereka membuat metode penyelesaian masalah.

3) Memproduksi

Memproduksi melibatkan proses merencanakan rencana untuk

menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu.

Dalam memproduksi, siswa diberi gambaran tentang suatu produk dan

harus menciptakan suatu produk sesuai dengan gambaran itu.

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa kemampuan

mencipta adalah kemampuan mensintesiskan informasi atau materi untuk

membuat keseluruhan yang baru, seperti dalam menulis, melukis, memahat,

membangun, dan seterusnya.

Berikut adalah bagan taksonomi Bloom.

Gambar 2.3 Dimensi Proses Kognitif

(Sumber: http://www.google.com/search?q=gambar+taksonomi+bloom+revisi&client=ms-opera-

mobile&channel=new&prmd=inv&source+Inms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj95WykPPA

XhUFOI8KHUVzArLq_AUIESgB&biw=360&bih=532#imgrc=r335mxF5wG6G8M:)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

22

2.1.1.6 Hakikat IPA

IPA merupakan pengetahuan yang objektif dan rasional tentang alam

semesta dengan segala isinya (Darmojo, dalam Samatowa 2011: 2). IPA

membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Pembelajaran IPA merupakan integrasi antara poses inkuiri dan

pengetahuan sehingga pengembangan konsep IPA harus dikaitkan dengan

pengembangan keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah. Siswa dilatih untuk

mengembangkan keterampilan menjelajah lingkungan dan memecahkan masalah

(Herawati, 2000: 13). Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari

(Trianto, 2011: 53).

IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin

tahu anak didik secara ilmiah (Samatowa, 2011: 2). Hal ini akan membantu

mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas

berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. IPA merupakan

suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, IPA diajarkan

dengan mengikuti metode “menemukan sendiri” serta dihadapkan pada suatu

masalah (Samatowa, 2011: 4). IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif yang

diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka

IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.

Pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus

diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai

penjelasan logis. Anak juga didorong untuk mengembangkan cara berpikir logis

dan kemampuan untuk membangkitkan penjelasan ilmiah untuk alasan yang

bersifat hakiki dan praktis (Cullingford dalam Samatowa, 2009: 9).

Dari pendapat berbagai ahli maka peneliti berpendapat bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala alam yang terdapat di lingkungan sekitar yang melatih anak berpikir kritis

dan objektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

23

2.1.1.7 Materi Daur Air

Materi IPA yang digunakan untuk penelitian yaitu “Daur Air” dengan

Kompetensi Dasar 3.5 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada peristiwa

di bumi serta kelangsungan mahkluk hidup. Melalui pembelajaran ini diharapkan:

1) peserta didik mengetahui tentang proses daur hidup, dan 2) timbul rasa ingin

tahu tentang topik yang akan dibahas yaitu tentang daur air secara bertahap. Air

merupakan kebutuhan pokok manusia yang sifatnya harus dipenuhi karena

manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air yang dimanfaatkan manusia berasal dari

sumber air. Dikarenakan pentingnya dalam kehidupan, air perlu digunakan

sebaik-baiknya. Proses daur air meliputi air laut sungai menguap => uap air =>

naik menjadi awan => terjadi kondensasi => terbentuk butiran air => air mengalir

ke laut/ sungai ( Tim penyusun, 2004: 70). Daur air artinya peristiwa atau rentetan

kejadian alam yang terjadi terus-menerus dan berulang-ulang tanpa henti

(Hermana, 2009: 166).

Air yang ada di lautan dan daratan sebagian menguap akibat dari sinar

matahari. Uap air ini akan naik ke atmosfer untuk mengalami peristiwa

pengembunan menjadi titik-titik air yang kemudian mengumpul menjadi awan.

Pada lapisan tertentu di atmosfer bumi, terdapat lapisan udara yang bersuhu

sangat dingin. Pada lapisan inilah, butiran-butiran air tadi mengalami pembekuan

dan pemadatan atau mengalami kondensasi menjadi butiran-butiran es yang

sangat banyak hingga berubah menjadi hitam. Akibat kumpulan butiran-butiran es

ini akan memiliki massa yang sangat besar. Tentu saja massa air ini akan terkena

tarikan gravitasi bumi menuju pusat bumi dan jatuh menjadi air hujan (Hermana,

2009: 166). Air hujan ini kemudian jatuh ke berbagai permukaan bumi, ada yang

meresap ke dalam tanah, mengalir ke sungai, danau, dan ada juga yang jatuh

kembali ke lautan luas. Siklus ini akan terus berlangsung sehingga bumi tidak

akan pernah kering (Hermana, 2009: 166).

Hujan dapat membuat lingkungan menjadi segar, bersih, dan nyaman

(Hermana, 2009: 167). Hujan asam dapat mengebabkan kerusakan bangunan,

tumbuh-tumbuhan, dan mencemari lingkungan. Demikian juga jika hujan terlalu

lama dapat menyebabkan banjir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

24

Banjir disebabkan oleh sungai yang tidak mampu menampung aliran air

yang mengalir pada saat yang bersamaan dengan volume yang sangat besar.

Akibatnya air sungai meluap menjadi banjir yang merusak daerah pinggiran

sungai, daerah perkotaan, dan merusak apa saja yang dilaluinya (Hermana, 2009:

167).

Berikut adalah bagan siklus air.

Gambar 2.4 Daur air

(Sumber:http://www.google.com/search?q=gambar+daur+air&client=ms-opera-

mobile&channel=new&prmd=inv7source=lnms&tbm=isch&sa=X7ved=0ahUKEwiZsNbKkvPXA

hWFtY8KHZ3PBNYQ_AUIESgB7biw=360&bih=532#imgrc=6Gm4vZgtNJv04M:)

Air bagi kehidupan sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia,

hewan, dan tumbuhan. Aliran air sungai dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga

listrik. Air juga bermanfaat untuk kegiatan olahraga: selancar, berenang,

memancing, dan lain sebagainya (Hermana, 2009: 167).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian-Penelitian Mengenai Teams Games Tournaments

Nadrah, dkk (2017) bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan motivasi belajar siswa mata pelajaran

fisika siswa kelas X SMA N 2 Makassar. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dan variabel dependen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

25

yang digunakan adalah motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada fisika.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa menggunakan

angket, sedangkan tes prestasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Sampel yang

digunakan yaitu siswa kelas X SMA N 2 Makassar yang berjumlah 36 siswa

dipilih menggunakan teknik random sebagai sampel yang kemudian dibagi

menjadi dua cara model pembelajaran. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa 1)

hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT

lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional, 2) Siswa yang memiliki motivasi yang kuat untuk belajar fisika

mendapat hasil belajar yang tinggi, 3) siswa yang memiliki motivasi rendah untuk

belajar fisika dan diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT

memiliki hasil belajar yang signifikan lebih rendah dari siswa yang diajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional, 4) ada pengaruh interaksi antara model

pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar.

Rosiana, Sugiharto, dan Nugroho (2013) melakukan penelitian tentang

penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media modul untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi koloid. Penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

terdapat empat tahapan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3

SMAN 1 Kartasura tahun pelajaran 2011/ 2012. Data diperoleh melalui

pengamatan, wawancara, observasi, tes, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan kualitas proses belajar dilihat dari motivasi

berprestasi siswa di mana pada siklus I diperoleh 74,38% dan pada siklus II

diperoleh 76,65%. Sedangkan peningkatan kualitas prestasi belajar dapat dilihat

dari hasil tes kognitif dan afektif di mana pada siklus I diperoleh hasil secara

berturut-turut yaitu 57,50% dan 75,42% dan pada siklus II secara berturu-turut

yaitu 75,00% dan 77,16%. Kesimpulan penelitian ini adalah metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT dengan media modul dapat diterapkan untuk (1)

meningkatkan kualitas proses belajar siswa pad materi koloid di SMA N 1

Kartasura tahun ajaran 2011/ 2012, dan (2) meningkatkan kualitas prestasi belajar

siswa pada materi koloid di SMA N 1 Kartasura tahun ajaran 2011/ 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

26

Purnamasari (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap

kemandirian belajar dan peningkatan kemampuan penalaran dan koneksi

matematika peserta didik SMPN 1. Penelitian ini adalah penelitian kuasi

eksperimen. Desain penelitian menggunakan “Pre-test Post-test Control Group

Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMPN 1 kota

Tasikmalaya kelas VII dan mengambilan kelas sampel diambil secara random

sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa soal tes

kemampuan penalaran dan koneksi matematik serta angket kemandirian belajar

peserta didik pada pedoman observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: rata-

rata skor kemandirian belajar peserta didik pada pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournaments (TGT) termasuk kriteria tinggi, peningkatan

kemampuan penalaran dan koneksi matematik peserta didik yang mengikuti

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) lebih baik

daripada yang mengikuti pembelajaran langsung, tidak terdapat interaksi model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan model

pembelajaran langsung terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematik

peserta didik,serta terdapat interaksi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournaments (TGT) dan model pembelajaran langsung terhadap peningkatan

kemampuan koneksi matematik peserta didik.

2.2.2 Penelitian Tentang Kemampuan Mengevaluasi Dan Mencipta

Susilo, Siswandari, Bandi (2014) melakukan penelitian tentang

mengembangkan modul pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kemampuan mencipta siswa dalam pembelajaran Akuntansi. Sasaran penelitian

ini adalah siswa kelas XII IPS 1 SMA N 1 Slogohimo pada tahun ajaran

2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen tersebut valid

digunakan untuk penelitian dengan bahan ahli 83,16%, media spesial 84,17% dan

praktisi 88%. Hasil pengujian prestasi diperoleh persentase yang sangat baik yaitu

85,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa modul Ekonomi pada pembelajaran

Akuntansi berdasarkan pendekatan pembelajaran ilmiah sangat efektif dalam

meningkatkan kemampuan mencipta siswa dengan nilai signifikansi= 0,007 (sig-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

27

tailed < 0,05) pada kelas perlakuan. Selanjutnya, rata-rata nilai kemampuan

mencipta kelas perlakuan adalah 80,45 sedangkan kelas kontrol 69,17. Hal ini

menunjukkan bahwa pencapaian kelas perlakuan lebih tinggi daripada kelas

kontrol.

Sunaryo, (2014) melakukan penelitian tentang meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif matematik siswa SMA melalui model pembelajaran

berbasis masalah. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA di Kota

Tasikmalaya. Sampel penelitian siswa kelas X1, X2, X3, dan X4. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes kemampuan berpikir kritis dan

kreatif matematik siswa serta angket skala sikap yang digunakan untuk

mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah. Analisis

data menggunakan uji-t. Asosiasi antara sikap siswa pada penerapan model

pembelajaran berbasis masalah dan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan

kreatif matematik siswa menunjukkan assosiasi yang cukup kuat.

Normaya, (2015) melakukan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Ducama di

sekolah tingkat pertama. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian yang

bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, (2) mengetahui

respon siswa terhadap penerapan model Jucama dalam pembelajaran matematika,

dan (3) mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan respon

siswa terhadap model Jucama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 13 Banjarmasin. Teknik

pengumpulan data berupa tes dan angket. Teknik analisis data menggunakan

persentase dan uji korelasi pearson product moment. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa secara

keseluruhan berada pada kategori tinggi, (2) siswa memberikan respon setuju

terhadap pelaksanaan model Jucama dan (3) terdapat hubungan yang sangat kuat

antara kemampuan berpikir kritis dengan respon siswa terhadap model Jucama

Penelitian-penelitian relevan di atas menggunakan populasi siswa SD, SMP,

dan SMA. Dari penelitian-penelitian tersebut terdapat banyak model pembelajaran

kooperatif yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian. Dalam

penggunaannya model pembelajaran berpengaruh terhadap variabel dependen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

28

Pembelajaran

Kooperatif

Kemampuan

mengevaluasi dan

mencipta

Nadrah, dkk

(2016). Teams

Games

Tournaments

(TGT)- Motivasi

Belajar

Purnamasari (2014).

Teams Games

Tournaments

(TGT)-

Kemandirian

Belajar Siswa

Rosiana, Sugiharto,

dan Nugroho

(2013). TGT-

Prestasi Belajar

Siswa

Normaya, Karim

(2015) . Jucama-

Berpikir kritis

Sunaryo, Yoni

(2014). PBM-

Berpikir kritis

Susilo, Siswandari,

Bandi (2014).

PBM- Mencipta

Yang akan diteliti :

Teams Games Tournaments

(TGT)- kemampuan

mengevalusi dan mencipta

yang diteliti. Penelitian ini akan berfokus pada suatu penelitian eksperimen untuk

melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan

mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

2.2.3 Literature map

Gambar 2.5 Bagan Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa perkembangan

kognitif anak usia Sekolah Dasar (SD) masuk pada tahap operasional konkret. Hal

ini ditandai dengan perkembangan pemikiran yang dijalankan secara terbalik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

29

operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah konkret, pemikiran berbasis pengalaman. Untuk mendukung

perkembangan kognitif anak, diperlukan model pembelajaran yang tepat. Model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan anak adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang

ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran indivual. Di

mana guru terus memberikan informasi (guru sebagai pusat) dan peserta didik

hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model

pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk mengembangkan hubungan

antar kelompok, saling bekerja sama dalam kelompok, membangkitkan semangat

belajar, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa.

Di dalam model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe yang

ditawarkan guru untuk melakukannya dalam proses pembelajaran. Salah satu yang

sudah banyak digunakan dalam penelitian adalah model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT). Teams Games Tournament (TGT) adalah

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa dalam mengembangkan ranah

kognitif siswa khususnya kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan

mengevaluasi berorientasi pada kegiatan mengukur dan menilai sejauh mana

program pembelajaran sudah tercapai. Kemampuan mencipta merupakan

kemampuan mengajak siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi

sejumlah elemen atau bagian dari suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada.

Model yang diterapkan diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk belajar

dalam mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Penerapan

pembelajaran kooperatif tipe TGT menjadi solusi yang tepat untuk memfasilitasi

siswa dalam mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Model

pembelajaran kooperatif tipe TGT juga tepat diterapkan melalui pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

30

IPA. Hal ini dikarenakan mata pelajaran IPA mempelajari tentang alam dan segala

isinya yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis dalam mengembangkan

kemampuan kognitifnya. Ruang lingkup IPA untuk SD terbagi atas beberapa

konsep. Salah satunya adalah siklus air. Penelitian ini akan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPA pada materi siklus air.

Jika model pembelajaran kooperatif tipe TGT diterapkan dalam pembelajaran

IPA, maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan berpengaruh

terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta sesuai dengan materi yang

dipelajari.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi

siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2017/2018.

2.4.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa

kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

31

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini peneliti membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,

populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variabel penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,

Manion, & Morrison, 2007: 283). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi

atau mengubah satu variabel (disebut variabel bebas) guna melihat apakah

perubahan dalam perilaku (variabel terikat) muncul sebagai akibatnya. Jika

perubahan perilaku muncul kala variabel bebas dimanipulasi, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa variabel bebas menyebabkan perubahan pada variabel

terikat (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 272). Desain ini tidak menempatkan

sampel secara random karena peneliti tidak dapat menciptakan kelompok buatan

untuk eksperimen. Oleh karena itu, peneliti sering menggunakan kelompok utuh

(sekolah, perguruan tinggi, atau distrik sekolah) dalam penelitian eksperimental

(Creswell, 2015: 608). Pada tipe pretest-posttest non equivalent group design

penentuan kelompok eksperimen dilakukan tidak secara random.

Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen adalah kelompok kelompok yang diberi treatment

(perlakuan) selama pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT), sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi

treatment (perlakuan) karena pembelajaran kelompok pada kelompok kontrol

akan diajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Kedua

kelompok tersebut akan diberi pretest dan posttest. Tujuan diberikan pretest dan

posttest yaitu untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

32

Pemberian posttest bertujuan untuk mengetahui pengaruh treatment (perlakuan)

yang sudah dilakukan pada kelompok eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut (Cohen, Manion,

& Morrison, 2007: 283).

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X = Treatment atau perlakuan dengan model TGT

O1 =Rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 =Rerata skor posttest kelompok eksperimen

O3 =Rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 =Rerata skor Posttest kelompok kontrol

Garis putus-putus pada gambar desain penelitian di atas memiliki arti bahwa

cara penentuan kelompok tidak menggunakan cara random, namun dengan

mengambil kelompok-kelompok utuh yang sudah ada. Selain itu, garis putus-

putus tersebut juga memiliki fungsi untuk memisahkan antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 283).

Pengaruh kausal perlakuan dihitung dengan tiga langkah sebagai berikut

(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276).

1. Pada kelompok eksperimen, skor posttest dikurangi skor pretest.

2. Pada kelompok kontrol, skor posstest dikurangi skor pretest.

3. Hasil hitungan dari langkah I dikurangi hasil hitungan dari langkah II.

Dengan mengadaptasi rumus dari Campbell dan Stanley (1963), pengaruh

perlakuan diperlihatkan sebagai berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-

277).

Jika hasilnya lebih besar dari nol, ada pengaruh perlakuan.

Eksperimental O1 X O2

----------------------

Kontrol O3 O4

(O2 – O1) – (O4 – O3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

33

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang

terletak di Jalan Kaliurang KM 7 Condongcatur Kecamatan Depok Kabupaten

Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 55283. Jalan tersebut biasanya dilewati

untuk menuju ke kawasan Kaliurang Yogyakarta. SD Kanisius Sengkan ini

mempunyai 2 bagian, yaitu bagian induk dan bagian selatan. Bagian induk

digunakan untuk kelas 4-6 serta untuk pendaftaran siswa baru, sedangkan bagian

selatan untuk kelas 1-3. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai seperti

18 ruang kelas, laboratorium komputer, perpustakaan, ruang UKS induk dan UKS

kelas kecil, kantin, aula kecil, lapangan olahraga, lapangan upacara, lahan parkir,

dan tempat berdoa.

Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan Yogyakarta sebagai tempat

penelitian karena SD ini memiliki kelas paralel yang cocok digunakan untuk

penelitian eksperimen dan belum pernah mengimplementasikan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. SD Kanisius Sengkan Yogyakarta merupakan

SD yang memiliki paralel A, B, dan C dari kelas 1 hingga 6 sehingga keseluruhan

kelas ada 18 kelas. Tiap kelas di SD ini rerata berjumlah 25-30 siswa. Pekerjaan

orangtua setiap siswa sangat beragam yaitu pedagang, wiraswasta, PNS, pegawai

swasta dan lain-lain.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Waktu pengambilan data disesuaikan dengan jadwal kalender pendidikan SD

Kanisius Sengkan Yogyakarta yaitu dimulai pada tanggal 23 Oktober 2017

sampai pada tanggal 6 November 2017. Lama waktu pengambilan data pretest

dan posttest dalam rentang waktu dua minggu. Tingkatan ini dimaksudkan untuk

mengendalikan ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa sejarah, dan

maturasi. Berikut ini adalah tabel jadwal pengambilan data yang dilakukan oleh

peneliti di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

34

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Kegiatan Alokasi

waktu

Hari, Tanggal

Kelompok

kontrol

Pretest 2 x 40 menit Senin, 23 Oktober 2017

Pembelajaran 1 2 x 40 menit Rabu, 25 Oktober 2017

Pembelajaran 2 2 x 40 menit Kamis, 26 Oktober 2017

Pembelajaran 3 2 x 40 menit Jumat, 27 Oktober 2017

Pembelajaran 4 2 x 40 menit Senin, 30 Oktober 2017

Posttest I 2 x 40 menit Rabu, 1 November 2017

Posttest II 2 x 40 menit Senin, 6 November 2017

Kelompok

Eksperimen

Pretest 2 x 40 menit Senin, 23Oktober 2017

Materi pengertian dan proses siklus

air

2 x 40 menit Rabu, 25 Oktober 2017

Manfaat air dalam kehidupan

sehari-hari

2 x 40 menit Kamis, 26 Oktober 2017

Dampak peristiwa di bumi

berkaitan dengan siklus air

2 x 40 menit Sabtu, 28 Oktober 2017

Perencanaan dan pembuatan produk

alat penyaring air sederhana

2 x 40 menit Senin, 30 Oktober 2017

Posttest I 2 x 40 menit Rabu, 1 November 2017

Posttest II 2 x 40 menit Senin, 6 November 2017

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kelompok individu yang memiliki satu atau lebih

karakteristik yang sama dan itu menarik bagi peneliti. Populasi didefinisikan

sebagai kelompok individu yang setidaknya memiliki satu karakteristik umum

seperti usia, tingkat pendidikan, kemampuan belajar, dan lain sebagainya yang

membedakan dengan kelompok lainnya (Best & Kahn, 2006: 13). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V di SD Kanisius

Sengkan Yogyakarta yang berjumlah 100 siswa yang terdiri dari kelas V A, V B,

dan V C. Jumlah siswa kelas VA ada 33 siswa, jumlah siswa kelas VB ada 34

siswa, dan kelas VC ada 33 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang dipilih untuk observasi dan

analisis. Dengan mengamati karakteristik sampel, seseorang dapat memastikan

kesimpulan tentang karakteristik populasi yang dipilih serta perubahan-perubahn

yang terjadi (Best & Kahn, 2006: 13).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan desain non

probability sampling dengan tipe Convenience sampling. Pengambilan sampel

pada Convenience sampling dilakukan dengan menggunakan kelas yang tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

35

karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006:

18). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian. Sampel dalam

penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas V B sebagai kelompok kontrol

sebanyak 34 siswa dan kelas V C sebagai kelompok eksperimen sebanyak 33

siswa.

Pembelajaran pada kedua kelompok dilakukan oleh guru yang sama untuk

mengontrol ancaman terhadap validitas internal tipe implementasi. Selain itu guru

lebih mengenal karakteristik siswa yang digunakan sebagai penelitian sehingga

akan lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Selama pembelajaran peneliti

berperan sebagai observer yang mengamati jalannya pembelajaran yang terjadi di

dalam kelas.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah ciri khusus atau atribut seseorang atau organisasi yang dapat

diukur dan bervariasi. Variabel yang dapat diukur memiliki arti yaitu dapat

diakses dan diamati/diobservasi pada suatu instrumen. Variabel yang bervariasi

memiliki arti yaitu dapat memiliki nilai atau skor berbeda untuk individu yang

berbeda (Creswell, 2015: 234). Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel

terikat (dependent variable). Jenis tersebut digunakan dalam penelitian ini karena

sesuai dengan tujuan penelitian eksperimen yaitu melihat suatu pengaruh.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi perlakuan sehingga menimbulkan variabel dependen (Sugiyono,

2015: 61). Variabel independen dari penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif model Teams Games Tournament (TGT). Teams Games Tournament

(TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa

dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda (Slavin, 2008: 166-

167).

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

36

2015: 61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan

mengevaluasi dan kemampuan mencipta. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini terdapat dalam bagan sebagai berikut.

Variabel Dependen

Variabel Independen

Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes. Teknik tes digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai. Dilihat dari

wujud fisiknya, suatu tes tidak lain daripada sekumpulan pertanyaan yang harus

dijawab dan/ atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi

mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut

(Azwar, 2001: 2). Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012: 67). Dalam bentuk tes uraian itu peserta

didik dituntut berpikir tentang dan memergunakan apa yang diketahui yang

berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab (Nurgiantoro, 2011: 117).

Di bawah ini akan dijelaskan kelebihan bentuk tes uraian sebagai berikut.

1. Kelebihan Bentuk Tes Uraian

a. Melalui tes uraian, peserta didik dituntut untuk menerapkan pengetahuan,

menganalisis, menghubungkan, menilai, dan memecahkan permasalahan

sesuai dengan kemampuan cara berpikirnya.

b. Tes uraian memberi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan

jawabannya ke dalam bahasa yang runtut sesuai dengan gayanya sendiri.

Teams Games

Tournament (TGT)

Kemampuan mencipta

Kemampuan mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

37

c. Tes uraian memberi kesempatan peserta didik untuk memergunakan

pikirannya sendiri dan kurang memberikan kesempatan untuk bersikap

untung-untungan.

d. Bentuk tes uraian mudah disusun, maka tidak banyak menghabiskan

waktu (Nurgiantoro, 2011: 118).

Tes esai adalah berbentuk suatu pertanyaan atau perintah, biasanya dalam

kalimat pendek, yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban yang terurai

(Azwar, 2001: 106). Kemampuan mengevaluasi dan mencipta diukur dengan

menggunakan 6 soal uraian yaitu soal nomor 5a, 5b, 5c dan 6a, 6b, 6c. Soal uraian

tersebut diberikan kepada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes pretest dan

posttest. Tes pertama yang dilakukan adalah tes pretest untuk mengetahui keadaan

awal setiap kelompok sebelum diberi perlakuan. Kelompok eksperimen selama

pembelajaran akan diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT, sedangkan pada kelompok kontrol akan diberikan metode pembelajaran

konvensional (ceramah). Setelah dilakukan pembelajaran berbeda di masing-

masing kelompok kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui perbedaan

kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran. Dua minggu dilakukan

penelitian, siswa kelompok kontrol dan siswa kelompok eksperimen diberikan

soal untuk posstest II, pengerjaan soal posttest II ini bertujuan untuk lebih

mengetahui retensi pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Pada penelitian

ini diberikan posttest sebanyak dua kali dengan menggunakan soal yang sama

dengan pretest untuk melihat dampak perlakuan dan sudut pandang subjek yang

diteliti dan pengaruh perlakuan di kelas eksperimen.

Proses pembelajaran yang diberikan pada kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol langsung diberikan oleh guru kelas tersebut. Guru kelas

melaksanakan pembelajaran dan peneliti bertugas sebagai observer di belakang.

Semua instrumen maupun media pembelajaran disiapkan oleh peneliti. Proses

pengambilan data dilaksanakan dalam dua minggu untuk menghindari bias

(Krathwohl, 2004: 547).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

38

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen

penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian disusun berdasarkan

operasionalisasi variabel yang telah dibuat dengan disusun berdasarkan skala yang

sesuai. Fungsi instrumen adalah untuk mengungkapkan fakta manjadi data. Benar

tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data

(Indrawan, 2014: 113). Instrumen dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti.

Instrumen ini memiliki 18 soal essai yang masing-masing nomor mewakili

tingkat pemahaman yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta dalam penelitian payung. Instrumen ini digunakan

oleh tiga peneliti yang masing-masing meneliti dua kemampuan. Pembagian

instrumen di antaranya pada soal nomor 1a, 1b, 1c, 2a, 2b, 2c merupakan

instrumen kemampuan mengingat dan memahami. Soal nomor 3a, 3b, 3c, 4a, 4b,

4c merupakan instrumen kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Soal nomor

5a, 5b, 5c, 6a, 6b, 6c merupakan instrumen kemampuan mengevaluasi dan

mencipta. Tes essai yang digunakan oleh peneliti memuat dua kemampuan yaitu

kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta yang terdiri dari 6 soal essai

yaitu nomor 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c. Berikut adalah matriks pengembangan

instrumen pada penelitian ini yaitu pada kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

Tabel. 3.2 Matriks Pengembangan instrumen No Variabel Aspek Indikator Soal

1 Mengevaluasi Memeriksa Memeriksa kesimpulan

tindakan penghematan air

dalam kehidupan sehari-hari

5a

Mengkritik Mengkritik dampak negatif

yang terjadi akibat kegiatan

manusia

5b

Mengkritik usaha-usaha

mencegah terjadinya banjir

5c

2 Mencipta Merumuskan Merumuskan rumusan masalah

dan hipotesis

6a

Merencanakan Merencanakan 4 langkah

membuat alat penyaring air

sederhana

6b

Memproduksi Memproduksi alat penyaring air

sederhana

6c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen di dalamnya meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

Tujuannya untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Sebelum

diberikan kepada responden yang akan digunakan untuk penelitian, instrumen

penelitian ini perlu diujicobakan untuk menghindari isi pertanyaan yang kurang

jelas, bahasa yang digunakan dalam pembuatan pertanyaan kurang tepat, serta

pertanyaan-pertanyaan yang ambigu yang mengandung dua makna.

3.7.1 Uji Validitas

Definisi validitas yang lebih akurat berkisar pada defensibilitas

kesimpulan yang peneliti buat dari data yang dikumpulkan melalui penggunaan

instrumen. Instrumen adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur data.

Para peneliti kemudian menggunakan data ini untuk membuat kesimpulan tentang

karakteristik (kemampuan, prestasi, sikap dan sebagainya) yang memungkinkan

mereka menarik kesimpulan yang valid (Fraenkel, 2011: 76). Instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Penelitian ini menggunakan validitas permukaan, validitas isi, dan

validitas konstrak.

3.7.1.1 Validitas Permukaan

Validitas muka adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 163). Validitas permukaan merupakan validitas yang

menunjukkan apakah alat pengukur atau instrumen penelitian dari rupanya

tampak mengukur yang ingin diukur atau tidak (Cohen, Manion, & Morrison,

2007: 163). Validitas permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada

siswa. Validasi permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada enam

siswa kelas V. Validasi permukaan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Mei

2017 dengan waktu 2 x 35 menit. Keenam siswa dipilih berdasarkan rekomendasi

guru dan sesuai dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Keenam

siswa dikumpulkan pada tempat dan waktu yang sama untuk mengerjakan soal.

Selanjutnya ditanya apakah mereka dapat memahami kalimat soal yang dikerjakan

atau tidak. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa yaitu pada soal nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

40

5 dengan kata “hipotesis”. Selanjutnya peneliti mengubah kata “hipotesis”

menjadi “jawaban sementara”.

3.7.1.2 Validitas Isi

Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup

keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu (Azwar, 2001: 175).

Validitas isi yang mengukur sejauh mana alat isi pengukur tersebut mewakili

seluruh aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep yang akan diukur.

Validitas isi dapat dicapai dengan menyusun indikator konsep dan variabel yang

cukup luas, sehingga ia benar-benar dapat mengukur variabel yang

dioperasionalkan atau konkret (Martono, 2014: 100). Variabel isi dicapai dengan

membuat penilaian profesional atau expert judgement (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 162).

Validasi isi dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat dua ahli materi

yaitu satu dosen mata kuliah IPA Fisika dan guru kelas V SD N Jetis 1

Yogyakarta. Validitas yang akan dijabarkan adalah kemampuan mengevaluasi dan

mencipta. Soal nomor 5a dari kedua validator memberikan penilaian baik dan

instrumen layak diimplementasikan dengan revisi “perbaiki kalimat berikan 4

contoh” dan rerata skor dari kedua validator adalah 3,5. Soal nomor 5b dari kedua

validator memberikan penilaian baik dan instrumen layak diimplementasikan

dengan revisi “gunakan kata bagaimana” dan rerata skor dari kedua validator

adalah 3,5. Soal 5c dari kedua validator memberikan penilaian cukup baik dan

instrumen layak diimplementasikan dengan revisi “kalimat soal silahkan

diperbaiki” dan rerata skor dari kedua validator adalah 2,5. Soal 6a dari kedua

validator memberikan penilaian baik dan instrumen layak diimplementasikan

tanpa revisi dan rerata skor kedua validator adalah 3,5. Soal nomor 6b dari kedua

validator memberikan penilaian cukup baik dan instrumen layak

diimplementasikan dengan revisi “kalimat soal dibetulkan” dengan rerata skor

dari kedua validator adalah 2,5. Soal nomor 6c dari kedua validator memberikan

penilaian cukup baik dan istrumen layak diimplementasikan dengan revisi “

materi belum dijelaskan silahkan diberi pengantar sebelum uji soal” dengan rerata

skor dari kedua validator adalah 2,5 (lihat Lampiran 3.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

41

3.7.1.3 Validitas Konstrak

Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes

mengukur trait atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya. Untuk pengujian

validitas konstrak, diperlukan analisis statistik yang kompleks seperti prosedur

analisis faktor (Azwar, 2001: 175). Peneliti mengujikan tes kepada siswa kelas V

di SD Jetis 1 Yogyakarta. Peneliti memilih SD Jetis 1 sebagai SD untuk uji

validitas konstruk karena beberapa alasan yaitu (1) SD Negeri Jetis 1 memiliki

akreditasi A, sama seperti SD Kanisius Sengkan Yogyakarta, dan (2) SD N Jetis 1

memiliki kelas paralel. Kelas V terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas VA dan

kelas VB dengan jumlah seluruhnya ada 47 siswa. Validitas permukaan

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 dengan waktu 2 x 35 menit.

Setelah diujikan data tersebut ditabulasi kemudian peneliti menghitung

validitasnya menggunakan rumus korelasi dari Pearson. Validitas konstruk

dilakukan dengan menggunakan uji eksperimen empiris di lapangan dan korelasi

Pearson. Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM

SPSS Statistic 22 for Windows untuk mempermudah dalam perhitungan. Tingkat

signifikansi yang digunakan adalah 5%. Kriteria yang digunakan jika harga p <

0,05 maka suatu item dinyatakan valid, sedangkan p > 0,05 atau r hitung > r tabel

maka suatu item dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas

instrumen dan hasil uji validitas dari variabel mengevaluasi dan mencipta dapat

dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 3.5).

Tabel 3.3 Hasil Validitas Instrumen Aspek Mengevaluasi dan Mencipta

No Variabel Aspek r tabel r hitung p Keterangan

1. Mengevaluasi Memeriksa 0,2876 0,751 0,000 Valid

Mengkritik 0,2876 0,597 0,000 Valid

0,2876 0,675 0,000 Valid

2. Mencipta Merumuskan 0,2876 0,733 0,000 Valid

Merencanakan 0,2876 0,882 0,000 Valid

Memproduksi 0,2876 0,703 0,000 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti menggunakan dua variabel

yaitu variabel mengevaluasi dan mencipta dengan harga p < 0,05, maka semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

42

soal dari variabel mengevaluasi dan mencipta dinyatakan valid dengan taraf

signifikansi 5% (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan

bahwa 6 item soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan mengevaluasi

dan mencipta.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu

gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi

alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama Nasution

(dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012: 43). Pengujian reliabilitas yang

digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46)

menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach

> 0.60. Berikut ini adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s Alpha n Keterangan

Uji Reliabillitas Instrumen 0,816 6 Reliabel

Tabel di atas menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari keenam variabel yang

valid nilai Alpha Cronbach > 0.60 yaitu sebesar 0.816 sehingga instrumen

tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan layak ditetapkan dalam

penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan menghitung data agar dapat disajikan

secara sistematis dan dapat dilakukan interprestasi. Sebelum dilakukan analisis

data maka harus disiapkan variabel dan data-data yang akan dihitung. Pada

penelitian kuantitatif, analisis data bisa dilakukan secara manual dengan

menghitung menggunakan rumus-rumus statistik atau menggunakan program

bantu statistik (Priyatno, 2012: 1). Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

43

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam

penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik yang

digunakan peneliti adalah statistik inferensial, karena peneliti ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial meliputi statistik

parametrik dan statistik non parametris. Statistik parametris digunakan untuk

menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi

melalui data sampel, sedangkan statistik non parametris tidak menguji parameter

populasi melainkan menguji distribusi (Sugiyono, 2005: 210).

Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS 22 for Windows

dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis data meliputi beberapa langkah

pengujian data yang dilakukan adalah sebagai berikut.

3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk menentukan jenis uji

statistik dalam analisis selanjutnya. Kondisi yang ideal adalah jika data

terdistribusi secara normal. Jika data terdistribusi secara normal, analisis statistik

selanjutnya menggunakan statistik parametrik, dalam penelitian ini digunakan

independent samples t-test untuk data tidak berpasangan atau paired samples t-test

untuk data berpasangan. Jika data terdistribusi secara tidak normal, analisis

statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik, dalam penelitian ini

digunakan Mann-Whitney U-test untuk data tidak berpasangan atau Wilxocon

signed rank test untuk data berpasangan. Uji normalitas data menggunakan uji

One Samples Kolmogorov-Smirnov. Penggunaan One Samples Kolmogorov-

Smirnov bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan

(Sarwono, 2010: 27). Hipotesis statistik untuk uji normalitas distribusi data adalah

sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)

Hi : Ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang ada normal

atau tidak sebagai berikut (Priyatno, 2012: 136):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

44

1. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak

ada deviasi dari normalitas dengan kata lain terdistribusi normal.

2. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada

deviasi dari normalitas dengan kata lain data terdistribusi normal.

2.Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah skor rerata

dua kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi yang

ideal adalah jika variannya homogen. Pengujian ini diperlakukan terutama untuk

penggunaan statistik parametrik untuk data yang tidak berpasangan yaitu

independet samples t-test. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan

Levene’s test (Field, 2009: 340). Jika varian homogen, data yang digunakan

adalah data pada garis pertama dalam analisis output SPSS pada independent

samples t-test yang sebaris dengan keterangan equal variances assume dan jika

varian tidak homogen, data yang digunakan adalah data pada garis kedua dengan

keterangan equal variances non assumed. Hipotesis statistiknya adalah sebagai

berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest-

posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata pretest-posttest I

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai

berikut.

1. Jika harga p < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut

tidak homogen.

2. Jika harga p > 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, tidak ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut

homogen.

Untuk uji homogenitas varian, data diambil dari skor pretest-posttest I dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

45

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama. Kondisi yang ideal adalah jika kedua kelompok tersebut memiliki

kemampuan awal yang sama. Pengujian diperlukan karena teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan dengan teknik random sampling.

Teknik random sampling dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok

yang diambil sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen betul-betul

merupakan kelompok yang setara dan mewakili populasi (representatif).

Pengujian ini dilakukan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas internal

penelitian berupa ancaman karakteristik subjek (subject characteristics) yang

mungkin berbeda karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara random

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). Jika hasil pretest dari kedua kelompok

tersebut berbeda, hasil posttestnya juga mungkin akan berbeda. Teknik uji statistik

yang digunakan adalah jika distribusi data tidak normal digunakan Mann-Whitney

U-test. Uji statistik dilakukan dengan program SPSS 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95% untuk uji dua ekor atau p. Hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan rerata pretest yang signifikan antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan rerata pretest yang signifikan antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal adalah

sebagai berikut.

1. Jika harga p < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan

kemampuan awal yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan

awal yang berbeda.

2. Jika harga p > 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, tidak ada perbedaan

kemampuan awal yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan

awal yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

46

Untuk uji perbedaan kemampuan awal, data diambil dari skor pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Sesudah dilakukan uji asumsi, teknik statistik berikutnya dilakukan untuk

menguji signifikansi pengaruh perlakuan sebagai inti dari penelitian ini. Pengujian

ini dimaksudkan untuk memastikan apakah penerapan variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan yang terdapat pada variabel

dependen yang diteliti. Sesuai dengan desain penelitian dan perhitungan untuk

mencari pengaruh dengan (O2-O1)-(O4-O3), jika hasilnya lebih besar dari 0, ada

pengaruh perlakuan. Apakah pengaruhnya signifikan, uji statistik berupa uji

signifikansi pengaruh perlakuan membantu untuk memastikannya. Untuk itu

digunakan program SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk

uji dua ekor atau Sig. (2-tailed). Jika distribusi data normal, digunakan

independent samples t-test dan jika distribusi data tidak normal, digunakan Mann-

Whitney U-test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-

posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor

pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Jika harga p < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang

signifikan. Dengan kata lain penerapan variable independen berpengaruh

terhadap kemampuan dalam variabel dependen.

2. Jika harga p > 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, tidak ada perbedaan

yang signifikan. Dengan kata lain penerapan variable independen tidak

berpengaruh terhadap kemampuan dalam variabel dependen.

Untuk uji signifikansi pengaruh perlakuan, data diambil dari skor selisih pretest-

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesuai dengan desain

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

47

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Mengetahui apakah pengaruh suatu perlakuan secara statistik signifikan

tidak dengan sendirinya menunjukkan apakah pengaruh tersebut substantif atau

penting (Field, 2009: 56). Untuk itu diperlukan teknik pengujian untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh suatu perlakuan (effect size). Teknik yang

banyak digunakan adalah teknik koefisien korelasi Pearson (r) yang menggunakan

skala 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna). Teknik pengukuran efek ini

merupakan teknik yang berguna karena memberikan ukuran yang objektif untuk

memastikan besarnya efek dari suatu perlakuan. Cohen (1988, 1992, dalam Field,

2009: 57) memberikan kriteria sebagai berikut.

r = 0,10 : efek kecil atau setara dengan 1%

r =0,30 : efek menengah atau setara dengan 9%

r = 0,50 : efek besar atau setara dengan 25%

Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012: 253) memberikan penjelasan lebih lanjut

sebagai berikut.

No Harga r Interpretasi

1 0,00-0,40 Efek tidak penting secara praktis, bisa jadi masih penting secara teoretis untuk

membuat prediksi

2 0,41-0,60 Efek cukup besar secara praktis dan teoretis

3 0,61-0,80 Efek sangat penting, tetapi jarang dicapai dalam penelitian pendidikan

4 0,81-1,00 Mungkin terjadi kesalahan dalam penghitungan; jika tidak, efeknya memang

sangat besar

Untuk teknik pengujian besar pengaruh, jika distribusi data normal, digunakan

rumus korelasi Pearson berikut (Field, 2009: 332).

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

t : harga uji t (dari output SPSS dengan independent samples t –test)

df : derajad kebebasan (degree of freedom) yaitu (N-2 atau jumlah total

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dikurangi 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

48

Jika distribusi data tidak normal, digunakan rumus korelasi Pearson berikut (Field,

2009: 550).

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

Z : skor Z (dari output SPSS dengan Mann-Whitney U test)

N : jumlah selusuh responden dari kelompok kontrol dan kelompok

Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi (R2)

dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Persentase pengaruh = R2 x 100%

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata pretest ke posttest I

Uji persentase peningkatan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Untuk mengetahui apakah peningkatan tersebut signifikan, digunakan

paired sample t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon signed

rank test jika data terdistribusi tidak normal. Uji statistik menggunakan SPSS 22

for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk uji dua ekor atau Sig. (2

tailed). Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata pretest dan posttest I .

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest I .

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui peningkatan adalah sebagai

berikut:

1. Jika harga p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Jika rerata posttest I >

pretest, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

49

2. Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Jika rerata posttest I >

pretest, terdapat peningkatan skor yang tidak signifikan dari pretest ke posttest

I.

Untuk uji persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, data diambil

dari skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.2 Besar Efek Peningkatan

Uji statistik ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar efek

peningkatan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan kurang lebih sama dengan rumus

korelasi Pearson pada bagian sebelumnya dengan sedikit modifikasi.

Jika distribusi data normal, digunakan rumus korelasi Pearson berikut. (Field,

2009: 332).

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

t : harga uji t (dari output SPSS dengan paired samples t-test)

df : dejarad kebebasan (degree of freedom) yaitu (n-1)

jika distribusi data tidak normal, digunakan rumus korelasi Pearson berikut (Field,

2009: 550).

Keterangan:

r : korelasi Pearson yang digunakan untuk mengukur besar pengaruh (effect

size)

Z : skor Z (dari output SPSS dengan Wilcoxon signed rank test)

N : 2 x jumlah responden dalam 1 kelompok yang sama

Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi (R2)

dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Persentase pengaruh = R2 x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

50

3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest

Uji statistik ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada bias regresi

statistik yang bisa mengancam validitas internal penelitian (Fraenkel, Wallen, &

Hyun, 2012: 283). Ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa bias

regresi statistik ini bisa dijelaskan sebagai berikut. Kecenderungan umum bahwa

partisipan dengan hasil skor pretest yang sangat tinggi (mencapai skor tertinggi

dalam skala pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang rendah dan

sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala

pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang lebih tinggi merupakan

ancaman regresi statistik. Skor yang rendah pada pretest akan cenderung naik

mendekati mean pada posttest dan skor yang tinggi pada pretest akan cenderung

turun mendekati mean. Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian

terhadap kelompok yang di dalamnya ada siswa-siswa yang berkebutuhan khusus

slow learner dan talented. Pada pretest, siswa-siswa slow learner akan mendapat

skor yang sangat rendah. Sesudah treatment, mereka akan mendapat skor yang

lebih tinggi. Sementara yang talented biasanya akan langsung mendapatkan skor

yang sangat tinggi pada waktu pretest, tetapi akan mengalami penurunan pada

pretest. Jika perubahan yang terjadi pada posttest diklaim melulu sebagai hasil

treatment penelitian, kesimpulan tersebut bisa diragukan persis karena efek regresi

statistik ini. Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu

memiliki korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263).

Untuk itu digunakan program SPSS 22 for Windows dengan tingkat

kepercayaan 95% untuk uji dua atau Sig. (2-tailed) dengan menggunakan uji

korelasi Pearson. Pada kelompok kontrol, skor pretest dikorelasikan dengan skor

posttest I dan pada kelompok eksperimen dilakukan yang sama. Korelasi positif

berarti: jika skor pretest tinggi, tinggi juga skor posttestnya; jika skor pretestnya

rendah, rendah juga skor posttestnya. Korelasi negatif berarti: jika skor pretest

tinggi, skor posttestnya rendah; dan jika skor pretest rendah, skor posttestnya

tinggi. Kondisi dikatakan ideal jika korelasinya positif. Korelasi negatif

merupakan ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa regresi statistik.

Signifikansi berarti hasil korelasi tersebut bisa digeneralisasi pada populasi.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

51

P : jika harga p < 0,05

Q : jika r negatif

Hnull : Tidak Ada perbedaan hasil korelasi pretest dan posttest I dengan P dan

Q.

Hi : Ada perbedaan hasil korelasi pretest dan posttest I dengan P dan Q.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui bentuk korelasi adalah sebagai berikut:

1. Jika hasilnya P dan Q, Hnull diterima. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan

baik.

2. Jika hasilnya P dan Q, Hnull ditolak. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan dengan baik.

Untuk uji korelasi ini, data diambil dari skor pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Krathwohl berpendapat bahwa posttest II yang dilakukan beberapa waktu

sesudah posttest I bisa digunakan untuk memastikan dengan lebih akurat kekuatan

pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Dalam banyak kasus posttest I yang

dilakukan langsung sesudah treatment sering kurang akurat menggambarkan hasil

yang sesungguhnya karena efek emosi positif (euforia) yang timbul terhadap

treatment yang bisa jadi merupakan metode yang baru sama sekali yang belum

pernah dialami responden. Untuk itu dilakukan posttest II seminggu sesudah

posttest I sehingga ada jeda waktu yang cukup dapat menetralisasi efek emosi

yang mungkin timbul.

Teknik statistik menggunakan SPSS 22 for Windows dengan tingkat

kepercayaan 95% untuk uji dua ekor atau Sig. (2-tailed) baik untuk kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen. Jika data terdistribusi normal, digunakan

paired samples t-test dan jika data terdistribusi tidak normal, digunakan Wilcoxon

signed rank test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Hi : Ada penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah retensi perlakuan masih sekuat

posttest I adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

52

1. Jika harga p < 0,05 dan rerata posttest I > rerata posttest II, Hnull ditolak

dan Hi diterima. Artinya terdapat penurunan skor yang signifikan dari

posttest I ke posttest II.

2. Jika harga p > 0,05 dan rerata posttest I > rerata posttest II, Hnull diterima

dan Hi ditolak. Artinya tidak terdapat penurunan skor yang signifikan dari

posttest I ke posttest II.

Untuk uji retensi pengaruh perlakuan, data diambil dari skor posttest I dan posttest

II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil

penelitian berisi implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan

deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisi uji hipotesis

penelitian I dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih

lanjut. Pada pembahasan diuraikan perlakuan beserta dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas yang digunakan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Penentuan kedua kelompok tersebut dilakukan dengan

cara undian yang disaksikan oleh guru mitra serta kepala sekolah. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non probability

sampling dengan tipe convenience sampling. Tipe ini merupakan tipe pemilihan

sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan

kelas yang sudah tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih sampel

secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Pengundian yang dilakukan

menunjukkan hasil bahwa kelas V C sebagai kelompok eksperimen dan kelas V B

sebagai kelompok kontrol. Berikut ini akan didiskusikan populasi penelitian dan

pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas V A,

V B, dan V C. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V B dan

V C. Kelas V B sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 34 siswa yang terdiri

dari 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan sedangkan kelas V C sebagai

kelompok eksperimen dengan jumlah 33 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki

dan 15 siswa perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

54

Siswa pada kelompok eksperimen rata-rata berasal dari latar belakang

keluarga ekonomi menengah. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang

tua siswa antara lain wiraswasta, PNS, karyawan swasta, dan buruh. Latar

belakang pendidikan orang tua antara lain SD, SMP, SMA, D3, D4/S1, dan S2.

Pada saat treatment, semua siswa hadir di kelas, akan tetapi ada beberapa siswa

yang tidak hadir saat posttest I sebanyak 1 anak dan 2 anak saat posttest II.

Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas internal jenis

mortalitas. Mortalitas adalah perbedaan jumlah responden pada waktu pretest dan

posttest akibat karena sejumlah alasan (Creswell, 2006: 596-597). Untuk

mengatasi hal tersebut, solusi yang digunakan adalah data siswa yang tidak hadir

tersebut tetap dimasukkan dengan menggunakan skor rata-rata semua siswa yang

masuk berlaku untuk skor rata-rata siswa yang tidak masuk karena siswa-siswa

tersebut sudah mendapat treatment.

Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas V B sebagai kelompok

kontrol. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain

wiraswasta, PNS, karyawan swasta, pedagang, dan pensiunan. Latar belakang

pendidikan orang tua antara lain SMP, SMA, D3, D4/S1. Ketika dilakukan

treatment, semua siswa hadir di kelas, namun ada beberapa siswa yang tidak hadir

ketika pretest sebanyak 4 anak, posttest I sebanyak 4 anak dan ketika posttest II

sebanyak 5 anak. Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas

internal jenis mortalitas. Mortalitas adalah perbedaan jumlah responden pada

waktu pretest dan posttest akibat karena sejumlah alasan (Creswell, 2006: 596-

597). Untuk mengatasi hal tersebut, solusi yang digunakan adalah data siswa yang

tidak hadir tersebut tetap dimasukkan dengan menggunakan skor rata-rata semua

siswa yang masuk berlaku untuk skor rata-rata siswa yang tidak masuk karena

siswa-siswa tersebut sudah mendapat treatment.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian dimulai pretest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Pretest bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa.

Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 23

Oktober 2017 selama 2 jam pelajaran (2 x 40 Menit). Siswa mendapat arahan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

55

guru mengenai cara pengerjaan siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk

bertanya terkait soal-soal yang kurang dipahami. Guru mendampingi siswa selama

mengerjakan soal pretest. Guru yang mendampingi siswa saat pretest dan

pelaksanaan pembelajaran adalah guru yang sama. Peran peneliti dalam penelitian

adalah sebagai pengamat serta membantu menyiapkan saat pelaksanaan

pembelajaran serta mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. deskripsi

implementasi pembelajaran kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah

sebagai berikut.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode tradisional

yaitu ceramah. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada Kurikulum KTSP.

Waktu yang dibutuhkan pada setiap pembelajaran adalah satu penggalan (2 x 40

menit). Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan sub

materi yang berbeda di setiap pertemuannya oleh guru mitra di dalam kelas.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pada

pukul 11.40-13.00 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu pengertian dan proses

siklus air. Kegiatan awal yaitu apersepsi oleh guru. Guru melakukan tanya jawab

mengenai hujan. Kegiatan inti dilaksanakan dengan memberikan penjelasan

pengertian siklus air dan proses siklus air. Siswa menerima materi yang dijelaskan

oleh guru mitra dan mencatat hal-hal penting di buku masing-masing. Kegiatan

pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan dan memberikan umpan balik

kepada siswa mengenai pengertian siklus air dan proses siklus air.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pada

pukul 10.00-11.20 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah manfaat air dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi yaitu guru

melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan pemanfaatan air dalam

kehidupan sehari-hari. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menjelaskan

pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti, siswa

mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pemanfaatan air dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa mencatat hal-hal penting berdasarkan penjelasan guru.

Pembelajaran dikhiri dengan guru menyimpulkan dan memberikan umpan balik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

56

kepada siswa mengenai pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari yang bisa

dilakukan di rumah.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Oktober 2017 pada

pukul 08.20-09.00 WIB dilanjutkan setelah ada jeda istirahat 20 menit pada pukul

09.20-10.00 WIB. Sub materi yaitu tentang dampak kegiatan manusia yang dapat

berpengaruh terhadap proses siklus air. Apersepsi dilakukan guru dengan kegiatan

tanya jawab tentang bencana alam banjir yang terjadi di Indonesia. Pada kegiatan

inti, siswa mendengarkan ceramah dari guru mengenai kegiatan manusia yang

dapat berpengaruh terhadap proses siklus air serta cara menghemat air dalam

memenuhi kehidupan sehari-hari. Guru menuliskan materi yang disampaikan di

depan kelas kemudian siswa mencatat pada buku masing-masing. Kegiatan pada

pembelajaran ketiga diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang kegiatan

manusia yang dapat berpengaruh terhadap proses siklus air.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober 2017 pada

pukul 11.40-12.20 WIB. Sub materi yaitu tentang alat penyaring air sederhana.

Apersepsi dilakukan guru dengan kegiatan tanya jawab tentang pencemaran air

yang ada di lingkungan sekitar. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan ceramah

dari guru mengenai alat penyaring air sederhana dengan menunjukkan alat dan

bahan yang digunakan. Guru menuliskan materi yang disampaikan di depan kelas

kemudian siswa mencatat pada buku masing-masing. Kegiatan pada pembelajaran

keempat diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang alat penyaring air

sederhana.

Pada hari Rabu, 1 November 2017 siswa pada kelompok kontrol

mengerjakan soal posttest I untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah

menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Pada tanggal 6 November 2017,

siswa pada kelompok kontrol mengerjakan soal posttest II untuk mengetahui

kembali pemahaman siswa dalam beberapa waktu setelah mendapatkan

pembelajaran dengan metode ceramah. Soal yang dikerjakan siswa pada pretest,

posttest I dan posttest II merupakan soal yang sama berjumlah 6 butir soal uraian.

Soal nomor 5 digunakan untuk meneliti variabel mengevaluasi yang terdiri dari

tiga sub soal yaitu 5a, 5b, dan 5c. Soal nomor 6 digunakan untuk meneliti variabel

mencipta yang terdiri dari tiga sub soal yaitu 6a, 6b, dan 6c.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

57

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Waktu

pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 40

menit). Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan materi

pokok tentang siklus air dan sub materi yang berbeda-beda setiap pertemuan.

Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra di dalam kelas.

Pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu

pendahuluan, inti, dan penutup. Pendahuluan berisi salam, apersepsi, motivasi,

dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti berisi lima langkah model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yaitu presentasi di

kelas, pembagian tim, games, tournament, dan teams recognition. Kegiatan

penutup berisi penegasan, refleksi, dan tindak lanjut terhadap siswa.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 dari

pukul 08.20-10.00 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah pengertian dan proses

siklus air. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

hujan dan bagaimana hujan dapat terjadi, penyampaian tujuan pembelajaran

(orientasi) dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti kegiatan

pembelajaran (motivasi). Selanjutnya, kegiatan inti pertama adalah penyampaian

materi oleh guru. Guru memperlihatkan video tentang proses terjadinya hujan.

Siswa mengamati video terjadinya hujan tersebut. Siswa bertanya jawab dengan

guru mengenai peristiwa terjadinya hujan yang pernah dilihat di sekitar siswa.

Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah permainan domino, membacakan

aturan dan langkah pelaksanaan tournament, menjelaskan bahwa kemampuan

siswa setiap anggota kelompok akan mempengaruhi keberhasilan setiap

kelompok. Kegiatan inti kedua adalah pembagian tim yang dibentuk oleh guru.

Siswa di bagi ke dalam kelompok heterogen yang berjumlah 5 siswa. Kegiatan

inti yang ketiga adalah games. Kegiatan ini dilakukan dengan permainan domino

tentang proses siklus air yang dilakukan pada meja tournament sesuai kelompok

yang sudah ditentukan. Kegiatan inti yang keempat adalah pelaksanaan turnamen

yang dilakukan di meja sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Kegiatan inti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

58

yang kelima adalah team recognition. Kegiatan ini dilakukan untuk menghitung

jumlah skor kelompok saat tournament, kelompok dengan skor paling tinggi

mendapatkan reward berupa bolpoin. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru

merangkum materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan

refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 pukul

08.20-09.00 WIB dan dilanjutkan setelah jeda istirahat 20 menit pukul 09.20-

10.00 WIB dengan sub materi dampak kegiatan manusia yang berpengaruh pada

proses siklus air. Apersepsi dilakukan guru dengan menanyakan mengenai

kegiatan manusia dalam pemanfaatan air. Selanjutnya guru mengajak siswa

bermain konsentrasi sebagai motivasi awal. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan inti pertama adalah

penyampaian materi dampak kegiatan manusia yang dapat berpengaruh terhadap

proses siklus air oleh guru. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah

permainan pesan berantai, membacakan aturan dan langkah pelaksanaan

tournament, menjelaskan bahwa kemampuan siswa setiap anggota kelompok akan

mempengaruhi keberhasilan setiap kelompok. Kegiatan inti kedua adalah

pembagian tim yang dibentuk oleh guru. Siswa dibagi ke dalam kelompok

heterogen yang berjumlah 7 siswa. Kegiatan inti yang ketiga adalah games.

Kegiatan ini dilakukan dengan permainan pesan berantai tentang proses siklus air

yang dilakukan pada meja tournament sesuai kelompok yang sudah ditentukan.

Kegiatan inti yang keempat adalah pelaksanaan turnamen yang dilakukan di meja

sesuai kelompok homogen yang berjumlah 5 siswa. Kegiatan inti yang kelima

adalah team recognition. Kegiatan ini dilakukan untuk menghitung jumlah skor

kelompok saat tournament, kelompok dengan skor paling tinggi mendapatkan

reward berupa penggaris. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum

materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan refleksi atas

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Oktober 2017 pukul

07.40-09.00 WIB dilanjutkan setelah jeda istirahat 20 menit pukul 09.20-10.00

WIB dengan sub materi penghematan air dan pencemaran air. Apersepsi

dilakukan guru dengan menanyakan mengenai kegiatan penghematan air yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

59

pernah dilakukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru mengajak

siswa melakukan senam chicken dance sebagai motivasi awal. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

inti pertama adalah penyampaian materi penghematan air dan pencemaran air oleh

guru. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah permainan menyusun

puzzle, membacakan aturan dan langkah pelaksanaan tournament, menjelaskan

bahwa kemampuan siswa setiap anggota kelompok akan mempengarhi

keberhasilan setiap kelompok. Kegiatan inti kedua adalah pembagian tim yang

dibentuk oleh guru. Siswa dibagi ke dalam kelompok heterogen yang berjumlah 7

siswa. Kegiatan inti yang ketiga adalah games. Kegiatan ini dilakukan dengan

permainan menyusun puzzle gambar pencemaran air yang dilakukan pada meja

tournament sesuai kelompok yang sudah ditentukan. Kegiatan inti yang keempat

adalah pelaksanaan turnamen yang dilakukan di meja sesuai kelompok homogen

yang berjumlah 5 siswa. Kegiatan inti yang kelima adalah team recognition.

Kegiatan ini dilakukan untuk menghitung jumlah skor kelompok saat tournament,

kelompok dengan skor paling tinggi mendapatkan reward berupa gantungan

kunci. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum materi yang telah

dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan refleksi atas kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Senin, 30 Oktober 2017 pukul

09.20-10.40 WIB dengan sub materi percobaan alat penyaring air sederhana.

Apersepsi dilakukan guru dengan menunjukkan gambar seorang anak membuang

sampah di sungai lalu meminta siswa membuat sebuah pertanyaan berkaitan

dengan gambar tersebut. Selanjutnya guru mengajak siswa melakukan tepuk beat

sebagai motivasi awal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan

yang akan dilakukan. Kegiatan inti pertama adalah penyampaian materi

melakukan percobaan alat penyaring air sederhana dan membuat perumusan

masalah beserta hipotesis dari gambar pencemaran air oleh guru. Selanjutnya guru

menjelaskan langkah-langkah permainan “siapa cepat dia dapat” yaitu berebut

mengambil alat dan bahan untuk percobaan, membacakan aturan dan langkah

pelaksanaan tournament, menjelaskan bahwa kemampuan siswa setiap anggota

kelompok akan mempengarhi keberhasilan setiap kelompok. Kegiatan inti kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

60

adalah pembagian tim yang dibentuk oleh guru. Siswa dibagi ke dalam kelompok

heterogen yang berjumlah 7 siswa. Kegiatan inti yang ketiga adalah games.

Kegiatan ini dilakukan dengan permainan “siapa cepat dia dapat” untuk

mengambil alat dan bahan percobaan dilakukan pada meja tournament sesuai

kelompok yang sudah ditentukan. Kegiatan inti yang keempat adalah pelaksanaan

turnamen yang dilakukan di meja sesuai kelompok homogen yang berjumlah 5

siswa. Kegiatan inti yang kelima adalah team recognition. Kegiatan ini dilakukan

untuk menghitung jumlah skor kelompok saat tournament, kelompok dengan skor

paling tinggi mendapatkan reward berupa notebook. Pada kegiatan penutup, siswa

bersama guru merangkum materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan,

dan melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Pada deskripsi sebaran data, peneliti ingin memperlihatkan perbedaan data

yang diperoleh pada kelompok kontrol dan eksperimen untuk setiap indikator.

Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.

4.1.2.1 Kemampuan Mengevaluasi

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Selebaran Data Kelompok Kontrol

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Memeriksa

kesimpulan

tindakan

penghematan air

dalam

kehidupan

sehari-hari

23 10 1 0 34 9 12 8 5 34

2 Mengkritik

dampak negatif

yang terjadi

akibat kegiatan

manusia

27 7 0 0 34 12 14 5 3 34

3 Mengkritik

usaha-usaha

mencegah

terjadinya banjir

32 2 0 0 34 16 13 5 0 34

Jumlah 82 19 1 0 102 37 39 18 8 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

61

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 82 anak, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 19 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 1 anak, dan

yang mendapat nilai 4 tidak ada. Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol

pada ketiga indikator siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 anak, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 8 anak, dan

yang mendapat nilai 4 sebanyak 5 anak. Terjadi peningkatakan skor dari pretest

ke posttest. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada

pretest modusnya pada anak yang mendapat 1 sedangkan pada posttest I

modusnya pada anak yang mendapat nilai 2. Selain itu, siswa yang mendapat nilai

1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada

posttest I.

2.Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2 Selebaran Data Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Memeriksa

kesimpulan

tindakan

penghematan air

dalam

kehidupan

sehari-hari

11 21 1 0 33 1 6 15 11 33

2 Mengkritik

dampak negatif

yang terjadi

akibat kegiatan

manusia

12 19 2 0 33 5 12 11 5 33

3 Mengkritik

usaha-usaha

mencegah

terjadinya banjir

19 13 1 0 33 5 14 9 5 33

Jumlah 42 53 4 0 99 11 32 35 21 99

Pada tabel di atas terlihat hasil pengerjaan pretest kelompok ekspermen

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 42 anak, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 53 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 4 anak, dan

yang mendapat nilai 4 tidak ada. Hasil pengerjaan posttest I kelompok eksperimen

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 11 anak, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

62

mendapat nilai 2 sebayak 32 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 35 anak, dan

yang mendapat nilai 4 sebanyak 21 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada

pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 2 sedangkan pada posttest I

modusnya pada anak yang mendapat nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat nilai

1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada

posttest I.

4.1.2.2 Kemampuan Mencipta

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Selebaran Data Kelompok Kontrol

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Merumuskan

rumusan

masalah dan

hipotesis

24 6 5 0 34 7 19 7 1 34

2 Merencanakan 4

langkah

membuat alat

penyaring air

sederhana

21 10 3 0 34 10 21 3 0 34

3 Memproduksi

alat penyaring

air sederhana

23 10 1 0 34 5 14 11 4 34

Jumlah 68 26 9 0 102 22 54 21 5 102

Pada tabel di atas terlihat hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol pada

ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 68 anak, yang mendapat

nilai 2 sebanyak 26 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 9 anak, dan siswa yang

mendapat nilai 4 tidak ada. Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada

ketiga indikator siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 22 anak, yang mendapat

nilai 2 sebanyak 54 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 21, dan yang mendapat

nilai 4 sebanyak 5 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest. Hal

tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu pada pretest modusnya

pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest I modusnya pada anak

yang mendapat nilai 2. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang,

serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada posttest I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

63

2.Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Selebaran Data Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Merumuskan

rumusan

masalah dan

hipotesis

18 9 6 0 33 8 8 9 8 33

2 Merencanakan 4

langkah

membuat alat

penyaring air

sederhana

19 9 5 0 33 5 12 9 7 33

3 Memproduksi

alat penyaring

air sederhana

22 4 7 0 33 3 6 16 8 33

Jumlah 59 22 18 0 99 16 26 34 23 99

Pada tabel di atas terlihat hasil pengerjaan pretest kelompok ekspermen

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 59 anak, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 22 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 18 anak, dan

yang mendapat nilai 4 tidak ada. Hasil pengerjaan posttest I kelompok

eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 16 anak,

yang mendapat nilai 2 sebayak 26 anak, yang mendapat nilai 3 sebanyak 34 anak,

dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 23 anak. Terjadi peningkatan skor dari

pretest ke posttest. Hal tersebut terlihat dari perbedaan modus yang terjadi, yaitu

pada pretest modusnya pada anak yang mendapat nilai 1 sedangkan pada posttest

I modusnya pada anak yang mendapat nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat

nilai 1 dan 2 berkurang, serta siswa yang mendapat skor 3 dan 4 bertambah pada

posttest I.

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada

siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis di atas yaitu kemampuan

mengevaluasi, sedangkan variabel independen yaitu penerapan model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

64

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 1 soal uraian yaitu item

3 yang mengandung indikator memeriksa kesimpulan tindakan penghematan air

dalam kehidupan sehari-hari, mengkritik dampak negatif yang terjadi akibat

kegiatan manusia, mengkritik usaha-usaha mencegah terjadinya banjir.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statictics 22 for Windows dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui

data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji

perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,

dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut

yang terdiri dari 1) Perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I,

2) Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara skor

pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya

analisis parametrik (Priyatno, 2012: 132). Data skor pretest, posttest I, Posttest II,

dan selisih pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

diuji normalitasnya menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test. Kriteria

untuk menerima Hnull jika harga p > 0,05 maka tidak ada deviasi (penyimpangan)

dari normalitas distirbusi data, artinya data terdistribusi normal. Jika data

terdistribusi normal maka untuk analisis data selanjutnya menggunakan statistik

parametrik, namun jika data tidak terdistribusi normal maka analisis data

selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik (Priyatno, 2012: 11). Hasil uji

normalitas kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

65

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok Aspek p Keputusan

Kontrol

Pretest 0,00 Tidak normal

Posttest 1 0,15 Normal

Posttest 2 0,00 Tidak normal

Selisih Pretest-Posttest I 0,16 Normal

Eksperimen

Pretest 0,04 Tidak Normal

Posttest 1 0,62 Normal

Posttest 2 0,13 Normal

Selisih Pretest-Posttest I 0,06 Normal

Tabel 4.5 menunjukkan harga p > 0,05 untuk kelompok kontrol ada 2 aspek

yaitu posttest I dan selisih rerata skor pretest-posttest I sedangkan pada kelompok

eksperimen ada 3 aspek yaitu pretest, posttest I dan selisih rerata skor pretest-

posttest I. Hal tersebut berarti Hnull diterima dan Hi ditolak sehingga tidak ada

deviasi (penyimpangan) dari normalitas data atau data terdistribusi normal. Tidak

semua aspek memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya

menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test. Namun pada analisis

selisih pretest-posttest I menggunakan analisis statistik parametrik dengan

Independent Samples t-test karena dari kedua data berdistribusi data normal.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau

berbeda terhadap kemampuan mengevaluasi, sehingga kedua kelompok dapat

dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengontrol

ancaman terhadap validitas internal yaitu jenis pengujian (testing) dan

karakteristik subjek. Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil

posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest

(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Uji perbedaan kemampuan awal skor

pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji

statistik non parametrik dalam hal ini Mann Whitney U-test karena distribusi data

pretest pada kemampuan mengevaluasi tidak normal.

Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk melakukakn uji perbedaan

kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull

adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

66

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut (lihat

Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest

Uji Statistik p Keputusan

Mann Whitney U t-test 0,000 Ada perbedaan

Skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (Mdn = 1,67 SR = 1401,50)

berbeda dari skor yang dicapai pada kelompok kontrol (Mdn= 1,33 SR = 876,50).

Perbedaan skor tersebut siginifikan dengan Z = -3,617, p = 0,000 (p < 0.05)

maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara

skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan

mengevaluasi. Dengan demikian ancaman terhadap validitas internal berupa

testing dan karakteristik subjek tidak bisa dikendalikan dengan baik.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui

penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan mengevaluasi,

dengan melihat rerata selisih skor pretest dan posttest I kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan menggunakan

rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan mengurangi selisih skor posttest I –

pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I - pretest pada

kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil perhitungan lebih besar dari

0 maka ada pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I –

pretest pada kelompok eksperimen sebesar 1,0518 dan selisih skor posttest I –

pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,7115. Hasil perhitungan diperoleh angka

0,34 atau positif (didapat dari selisih 1,0518-0,7115), sehingga ada pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan

mengevaluasi. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, akan

dianalisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

67

berdistribusi normal. Analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik

parametrik dengan Independent samples t-test.

Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh

perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan

melihat harga p. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians

pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga p > 0,05 maka

terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan. Hasil uji asumsi

homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.7 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,52 0,47 Homogen

Tingkat kepercayaan Levene’s test yang digunakan 95% menunjukkan

bahwa F = 0,52 dan harga p = 0,47 (p > 0,05), hal ini berarti terdapat

homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik

yang digunakan Independent saples t-test yang diambil adalah data pada garis

baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Analisis selanjutnya menggunakan analisis parametrik yaitu Independent

samples t-test karena data terdistribusi normal dan homogen. Tingkat kepercayaan

yang digunakan 95% menyatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai

berikut (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji Statistik p Keputusan

Independent samples t-test 0,028 Ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,052, SE =

0,10) lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M =

0,71, SE = 0,11). Perbedaan skor tersebut siginifikan dengan t (65) = -2,25, p =

0,028 (p < 0.05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

68

mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan

yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hasil

perbandingan rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik

berikut.

Gambar 4.1 Grafik Rerata Pretest-Posttest I

Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dapat dilihat pada diagram berikut.

1,2559

1,9674 1,6164

2,6682

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Pretest Posttest 1

kel kontrol

kel Eksp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

69

Gambar 4.2 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui

besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

kemampuan mengevaluasi. Data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga

menggunakan rumus koefisien Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57).

Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji

besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan

menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r

(harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) selanjutnya dikalikan 100%

(Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi adalah r =

0,27 atau 7,29%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan

besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek kecil. Berikut hasil

perhitungan effect size terhadap kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.9 Hasil Uji Effect Size

Variabel t t 2

df r (effect

size) R

2 %

Kategori

Efek

Mengevaluasi -2,25 5,07 65 0,27 0,0729 7,29 Kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

70

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan

untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan mengambil data rerata

skor pretest ke posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan One

Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke

posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan

rerata pretest, selanjutnya dikalikan 100%. Hasil perhitungan persentase

peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut

(lihat Lampiran 4.7).

Tabel 4.10 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%) p Signifikansi

Pretest Posttest I

1 Kontrol 1,25 1,96 56,8 0,000 Signifikan

2 Eksperimen 1,61 2,66 65,2 0,000 Signifikan

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Tabel 4.10 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 1,25

dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 1,61, sedangkan rerata

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Kontrol Eksperiment

Rer

ata

Pretest

Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

71

posttest I pada kelompok kontrol sebesar 1,96 dan rerata posttest I pada

kelompok eksperimen sebesar 2,66. Gambar 4.3 menunjukkan grafik

perbandingan rerata skor pretest ke posttest I. Hasil perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 56,8%

sedangkan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen sebesar 65,2%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi

peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun pada

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi.

Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05) sedangkan pada hasil

uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol

menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok sama-sama

memiliki p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara rerata dan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan

dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 65,2%, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 56,8%. Hasil ini diperjelas pada gambar 4.2

menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I (gain score) pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

72

Gambar 4.4 Grafik Gain Score

Berdasarkan gambar 4.3 gain score terendah pada kelompok kontrol

sebesar -0,67, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 0,00. Gain score tertinggi

pada kelompok kontrol sebesar 2,07, sedangkan gain score tertinggi pada

kelompok eksperimen sebesar 2,67. Data tersebut memberikan keterangan bahwa

selisih pretest- posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih

besar daripada selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol.

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 0,97 pada kelompok kontrol ada 14

anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 20 anak. Nilai 0,97 merupakan

nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi.

Persentase gain score ≥ 0,97 pada kelompok kontrol 41% sedangkan kelompok

eksperimen sebesar 60,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok

eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberi dampak

pengaruh lebih besar daripada kelompok kontrol dengan metode ceramah.

2.Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan

menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon signed rank test karena data yang

1

8

4

1

4

1 1

2

4

2

1

4

1 1

4

8

9

4

2

1

3

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-0,7 -0,2 0,3 0,8 1,3 1,8 2,3 2,8

Fre

kue

nsi

Gain Score

kel kontrol

kel eks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

73

diuji adalah data berdistribusi tidak normal dan berasal dari kelompok yang sama

(Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah

95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p< 0,05 (Field,

2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada

tabel 4.11 berikut ini (lihat Lampiran 4.8.1).

Tabel 4.11 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttets I

No Kelompok Z N r R2

% Kategori Efek

1 Kontrol -4,234 68 -0,51 0,26 26 Kecil

2 Eksperimen -4,954 66 -0,61 0,37 37 Menengah

Persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terhadap kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen lebih besar

daripada persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok

kontrol. Besar pengaruh pada kelompok eksperimen sebesar 0,37 atau 37%

sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,26 atau 26%. Pada kelompok

eksperimen menunjukkan efek menengah sedangkan pada kelompok kontrol

menunjukkan efek kecil.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui korelasi pretest dan posttest I

positif dan signifikan. Positif artinya semakin tinggi pretest semakin tinggi pula

posttest I, signifikan artinya hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada

populasi. Uji korelasi ini juga dilakukan untuk mengontrol validitas internal

penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor

pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa

yang mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data

diambil dari rerata skor pretest dan rerata posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen yang berdiskusi normal, sehingga menggunakan rumus

Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga p <

0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat pada tabel 4.12 berikut

(lihat Lampiran 4.9.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

74

Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

No Kelompok Pearson

Correlation p Keputusan

1 Kontrol 0,57 0,00 Positif dan signifikan

2 Eksperimen 0,31 0,675 Positif dan tidak signifikan

Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga p pada kelompok

kontrol sebesar 0,00 (p< 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Kesimpulan

yang dapat ditarik adalah ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil

rerata pretest dan posttest I pada kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol.

Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,57, berarti korelasi

antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson

Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest

tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika

rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I

rendah pada kelompok kontrol.

Pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai p sebesar 0,675 (p > 0,05).

Data tersebut menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti

bahwa tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest

dan posttest I pada kemampuan mengevaluasi kelompok eksperimen. Hasil

Pearson Correlation pada kelompok eksperimen sebesar 0,31 berarti korelasi

antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson

Correlation menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest

tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika

rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I

rendah pada kelompok eksperimen. Ancaman terhadap validitas internal berupa

regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik jika korelasinya negatif dan

signifikan. Dengan demikian dalam penelitian ini ancaman terhadap validitas

internal berupa regresi statistik terkendali dengan baik.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

75

beberapa waktu. Uji retensi pengaruh dilakukan dengan memberikan posttest II

pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, minimal

dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Uji statistik menggunakan Wilcoxon

jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data

menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.13

berikut ini (lihat Lampiran 4.10.1).

Tabel 4.13 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%) p Keputusan

Posttest I Posttest II

1 Kontrol 1,96 1,46 -34,2 0,000 Ada

perbedaan

2 Eksperimen 2,66 2,28 -16,6 0,008 Ada

perbedaan

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa hasil uji retensi pengaruh perlakuan

skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan

mengevaluasi menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak

dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang

signifikan dari skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol terhadap

kemampuan mengevaluasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan

harga p sebesar 0,008 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang

dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I dan

posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi.

Persentase penurunan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol

lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -34,2% sedangkan pada

kelompok eksperimen sebesar -16,6%. Peningkatan skor pretest, posttest I, dan

posttest II terhadap kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

76

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II

Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau

tidak dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan

posttest II dengan menggunakan Wilcoxon karena data yang diuji adalah data

berdistribusi tidak normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji

signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.14 (lihat

Lampiran 4.10.1).

Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II

No Kelompok Rerata

p Keputusan Pretest Posttest II

1 Kontrol 1,25 1,46 0,042 Ada perbedaan

2 Eksperimen 1,61 2,28 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest

ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi

menunjukkan harga p sebesar 0,042 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II.

Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p <

0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan

antara skor pretest dan posttest II. Hal ini berarti bahwa pada kelompok

1,2559

1,9674

1,4691

1,6164

3,0633

2,5251

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

77

eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok

kontrol dengan model ceramah sama-sama efektif untuk meningkatkan

kemampuan mengevaluasi.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa

kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Variabel dependen pada hipotesis di atas yaitu kemampuan mencipta, sedangkan

variabel independen yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel

dependen terdiri dari 1 soal uraian yaitu item 3 yang mengandung indikator

merumuskan rumusan masalah dan hipotesis, merencanakan empat langkah

membuat alat penyaring air sederhana, dan memproduksi alat penyaring air

sederhana.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan

program statistik yaitu IBM SPSS Statictic 22 for Windoows dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui

data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk menentukan

analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik, 2) Uji

perbedaan kemampuan awal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal

pada kelompok kontrol dan eksperimen, 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan,

dan 4) Uji besar pengaruh perlakuan. Selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut

yang terdiri dari 1) Perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I,

2) Uji besar efek peningkatan skor pretest ke posttest I, 3) Uji korelasi antara skor

pretest ke posttest I, dan 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.4.1 Uji Normalias Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi dengan normal atau tidak, hal ini sebagai prasyarat digunakannya

analisis parametrik (Priyatno, 2012: 132). Kritera yang digunakan untuk

kesimpulan uji normalitas data adalah sebagai berikut: 1) Jika harga p > 0,05,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

78

distribusi data normal. Jika data terdistribusi normal, maka teknik statistik

inferensial yang digunakan yaitu statistik parametrik uji t (independent-samples t-

test dan paired-samples t-test). 2) Jika harga p < 0,05, distribusi data tidak normal.

Jika data terdistribusi tidak normal, maka teknik statistik yang digunakan yaitu

statistik nonparametrik dalam hal ini yaitu Mann-Whitney atau Wilcoxon

(Priyatno, 2012: 136). Hasil uji normalitas kemampuan mencipta pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini (lihat

Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kelompok Aspek P Keputusan

Kontrol

Pretest 0,00 Tidak normal

Posttest 1 0,02 Tidak Normal

Posttest 2 0,01 Tidak normal

Selisih Pretest-Posttest I 0,18 Normal

Eksperimen

Pretest 0,14 Normal

Posttest 1 0,01 Tidak Normal

Posttest 2 0,00 Tidak normal

Selisih Pretest-Posttest I 0,58 Normal

Tabel 4.15 menunjukkan harga p> 0,05 untuk 2 aspek yaitu selisih pretest

ke posttest I untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sedangkan aspek-

aspek lainnya tidak normal. Dua aspek yang normal akan dianalisis menggunakan

statistik parametrik sedangkan data yang tidak normal akan menggunakan non

parametrik. Field (2009: 326) mengatakan bahwa statistik parametrik Independent

samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang yang berbeda

yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan statistik non

parametrik Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok

yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok

eksperimen dengan kelompok eksperimen.

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau

berbeda terhadap kemampuan mencipta, sehingga kedua kelompok dapat

dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

79

ancaman terhadap validitas internal yaitu jenis pengujian (testing) dan

karakteristik subjek. Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil

posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest

(Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Uji perbedaan kemampuan awal skor

pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji

statistik non parametrik dalam hal ini Wilcoxon dengan Mann Whitney U-test.

Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk melakukakn uji perbedaan

kemampuan awal adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull

adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut (lihat

Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest

Uji Statistik p Keputusan

Mann Whitney U t-test 0,097 Tidak ada perbedaan

Skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 37,86 SR = 1249,50 )

berbeda dari skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 30,25, SR =

1028,50). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan Z = -1,661, p = 0,097

(p > 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji rerata pretest yaitu kedua kelompok

memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan mencipta. Dengan

demikian ancaman terhadap validitas internal berupa testing dan karakteristik

subjek bisa dikendalikan dengan baik.

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan

mencipta, dengan melihat rerata selisih skor pretest dan posttest I kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Hal yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan menggunakan rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan

mengurangi selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

80

skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277). Apabila

hasil perhitungan lebih besar dari 0 maka ada pengaruh. Hasil perhitungan

menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen sebesar

1,06 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,67.

Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,39 (didapat dari selisih 1.06-

0,67), maka ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

terhadap kemampuan mencipta. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya

signifikan atau tidak maka akan dianalisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi

normal. Analisis selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik dengan

Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda yaitu

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh

perlakuan, maka dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians terlebih

dahulu dengan melihat harga p Levene’s test. Jika harga p < 0,05 maka tidak

terdapat homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan sedangkan jika

harga p > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat

dilihat pada tabel 4.17 berikut ini (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p Keputusan

Levene’s Test for Equality of Variances 0,25 0,61 Homogen

Tingkat kepercayaan Levene’s test yang digunakan 95% menunjukkan

bahwa F = 0,25 dan harga p = 0,61 (p > 0,05), hal ini berarti terdapat

homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik

yang digunakan Independent saples t-test yang diambil adalah data pada garis

baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Analisis selanjutnya menggunakan analisis parametrik yaitu Independent

samples t-test karena data terdistribusi normal dan homogen. Tingkat kepercayaan

yang digunakan 95% menyatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi pengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

81

perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai

berikut (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji Statistik P Keputusan

Independent samples t-test 0,005 Ada perbedaan

Rerata skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,06, SE = 0,10)

lebih tinggi daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,67,

SE = 0,08). Perbedaan skor tersebut siginifikan dengan t (65) = -2,92, p = 0,005

(p < 0.05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mencipta

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik

dari hasil signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan mencipta. Hasil perbandingan rerata skor pretest ke posttest

I terhadap kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 4.6 Grafik Rerata Pretest-Posttest I

1,4297

2,1026

1,5858

2,6552

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Pretest Posttest 1

kel kontrol

kel Eksp

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

82

Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.7 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest – Posttest I

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan untuk mengetahui besar

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

kemampuan mencipta. Data yang diperoleh berdistribusi normal sehingga

menggunakan rumus koefisien Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57).

Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam melakukan uji

besar pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan didapat dengan

menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r

(harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) selanjutnya dikalikan 100%

(Field, 2009: 179). Besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta adalah r = 0,34

atau 11%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut hasil perhitungan

effect size terhadap kemampuan mencipta (lihat Lampiran 4.6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

83

Tabel 4.19 Hasil Uji Effect Size

Variabel t t 2

df r (effect

size) R

2 %

Kategori

Efek

Mengevaluasi -2,92 8,57 65 0,34 0,11 11 Menengah

4.1.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan

untuk mengetahui persentase peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan mengambil data rerata

skor pretest ke posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan One

Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke

posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan

rerata pretest, selanjutnya dikalikan 100%. Hasil perhitungan persentase

peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut

(lihat Lampiran 4.7).

Tabel 4.20 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%) p Signifikansi

Pretest Posttest I

1 Kontrol 1,42 2,10 47,8 0,000 Signifikan

2 Eksperimen 1,58 2,65 67,7 0,000 Signifikan

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Kontrol Eksperiment

Rer

ata

Pretest

Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

84

Tabel 4.20 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol sebesar 1,42

dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 1,58, sedangkan rerata

posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,10 dan rerata posttest I pada

kelompok eksperimen sebesar 2,65. Hasil perhitungan persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 47,8% sedangkan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

sebesar 67,7%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan mencipta.

Hasil uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05) sedangkan pada hasil

uji signifikansi rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol

menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05). Kedua kelompok sama-sama

memiliki p < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara rerata dan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan

dari skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mencipta pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 67,7%, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 47,8%. Hasil ini diperjelas pada gambar 4.6

menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah grafik yang

menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I (gain score) pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

85

Gambar 4.9 Gain Score kemampuan Mencipta

Berdasarkan gambar 4.9 gain score terendah pada kelompok kontrol

sebesar 0,00, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 0,00. Gain score tertinggi

pada kelompok kontrol sebesar 1,90, sedangkan gain score tertinggi pada

kelompok eksperimen sebesar 2,00. Data tersebut memberikan keterangan bahwa

selisih pretest- posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih

besar daripada selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol.

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 1,00 pada kelompok kontrol ada 12

anak, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 23 anak. Nilai 1,00 merupakan

nilai tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi.

Persentase gain score ≥ 1,00 pada kelompok kontrol 35,2% sedangkan kelompok

eksperimen sebesar 69%. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberi dampak pengaruh lebih

besar daripada kelompok kontrol dengan metode ceramah.

2.Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji yang digunakan

menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon signed rank test karena data yang

7

6

2

5

2

5

2

3

1 1

3 3 4

8 8

3

4

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 0,5 1 1,5 2

Fre

kue

nsi

Gain Score

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

86

diuji adalah data berdistribusi tidak normal dan berasal dari kelompok yang sama

(Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji ini adalah

95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p< 0,05 (Field,

2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I terdapat pada

tabel 4.21 berikut ini (lihat Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.21 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttets I

No Kelompok Z N r R2

% Kategori Efek

1 Kontrol -4,547 67 -0,55 -0,30 30 Menengah

2 Eksperimen -4,802 66 -0,59 -0,34 34 Menengah

Persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT terhadap kemampuan mencipta pada kelompok eksperimen lebih besar

daripada persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok

kontrol. Besar pengaruh pada kelompok eksperimen sebesar -0,34 atau 34%

sedangkan pada kelompok kontrol sebesar -0,30 atau 30%. Pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan efek menengah.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I

Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui korelasi pretest dan posttest I

positif dan signifikan. Positif artinya semakin tinggi pretest semakin tinggi pula

posttest I, signifikan artinya hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada

populasi. Uji korelasi ini juga dilakukan untuk mengontrol validitas internal

penelitian regresi statistik. Regresi statistik terjadi jika siswa yang mendapat skor

pretest tinggi juga mendapat skor posttest yang lebih rendah, sedangkan siswa

yang mendapat skor pretest rendah akan mendapat skor posttest lebih tinggi. Data

diambil dari rerata skor pretest dan rerata posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen yang berdiskusi normal, sehingga menggunakan rumus

Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga p <

0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat pada tabel 4.22 berikut

(lihat Lampiran 4.9.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

87

Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

No Kelompok Pearson

Correlation p Keputusan

1 Kontrol -0,07 0,66 Negatif dan tidak signifikan

2 Eksperimen 0,18 0,30 Positif dan tidak signifikan

Tabel 4.22 menunjukkan hasil uji korelasi antara pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Harga p pada kelompok kontrol

sebesar 0,66 (p > 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Kesimpulan yang

dapat ditarik adalah tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil

rerata pretest dan posttest I pada kemampuan mencipta kelompok kontrol. Hasil

Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar -0,07, berarti korelasi antara

rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang negatif. Hasil Pearson

Correlation menunjukkan nilai negatif artinya jika rerata skor siswa di pretest

tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika

rerata siswa di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I

rendah pada kelompok kontrol. Dengan kata lain ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik

dalam penelitian ini.

Pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai p sebesar 0,30 (p > 0,05).

Data tersebut menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti

bahwa ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan

posttest I pada kemampuan mencipta kelompok eksperimen. Hasil Pearson

Correlation pada kelompok eksperimen sebesar 0,18, berarti korelasi antara rerata

pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation

menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka

hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika rerata siswa

di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada

kelompok eksperimen. Ancaman terhadap validitas internal berupa regresi

statistik bisa dikendalikan dengan baik dalam penelitian ini. Dengan demikian

pengaruh penerapan variabel independen terhadap kemampuan mencipta bisa

dipercayai sepenuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

88

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan

posttest II pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, minimal dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Uji statistik

menggunakan Wilcoxon signed rank test jika data terdistribusi dengan tidak

normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan

95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009:

53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini (lihat Lampiran

4.10.2).

Tabel 4.23 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%) p Keputusan

Posttest I Posttest II

1 Kontrol 2,10 1,66 -20,9 0,000 Ada perbedaan

2 Eksperimen 2,66 2,38 -10,5 0,016 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa hasil uji retensi pengaruh perlakuan

skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan

mencipta menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan

Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang

signifikan dari skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol terhadap

kemampuan mencipta. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan

harga p sebesar 0,016 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang

dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I dan

posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta.

Persentase penurunan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol

lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -20,9% sedangkan pada

kelompok eksperimen sebesar -10,5%. Peningkatan skor pretest, posttest I, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

89

posttest II terhadap kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Pretest, Posttest I, dan Posttest II

Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau tidak

dengan pretest maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan

posttest II dengan menggunakan Wilcoxon karena data yang diuji adalah data

berdistribusi tidak normal dan dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah hasil uji

signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.24 (lihat

Lampiran 4.10.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Signifikansi Skor Pretest ke Posttest II

No Kelompok Rerata

p Keputusan Pretest Posttest II

1 Kontrol 1,42 1,66 0,012 Ada perbedaan

2 Eksperimen 1,58 2,38 0,000 Ada perbedaan

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest

ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mencipta

menunjukkan harga p sebesar 0,012 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima

1,4297

2,1026

1,6632 1,5858

2,6552

2,3891

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Kel Kontrol

Kel Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

90

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II.

Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p <

0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan

antara skor pretest dan posttest II. Hal ini berarti bahwa pada kelompok

eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok

kontrol dengan model ceramah sama-sama efektif untuk meningkatkan

kemampuan mencipta.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengendalian Ancaman terhadap Validitas Internal Penelitian

Pada penelitian eksperimen diperlukan kehati-hatian dalam menarik

kesimpulan pada sebuah penelitian eksperimen bahwa perubahan yang terjadi

pada variabel bebas disebabkan karena variabel terikat yang digunakan sebagai

treatment penelitian. Hal tersebut bisa terjadi jika terdapat variabel-variabel lain di

luar treatment yang ikut berpengaruh terhadap hasil penelitian sehingga

memunculkan keraguan terhadap hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam

kesimpulan penelitian yang bisa menjadi ancaman terhadap validitas penelitian.

Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-eksperimental dibandingkan

eksperimental murni karena dalam eksperimental murni seleksi sampel dilakukan

secara random dan lebih terkontrol (Campbell dan Stanley, 1963, Bracht dan

Glass, 1968, dan Lewis-Beck, 1993). Berikut jenis-jenis ancaman terhadap

validitas internal penelitian dan cara pengendaliannya.

1. Sejarah (history)

Setiap perlakuan atau kejadian terhadap kelompok yang sedang diteliti yang

terjadi diantara pretest dan posttest di luar treatment penelitian bisa

mempengaruhi hasil posttest pada variabel dependen (Johnson & Christensen,

2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Solusi yang bisa dilakukan

adalah dengan sama-sama mengikuti sebuah perlakuan baik kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen sehingga pengaruh terhadap hasil posttest akan seimbang

dan tingkat ancaman terhadap validitas internal rendah (Fraenkel, Wallen, &

Hyun, 2012: 283).

2. Difusi treatment atau kontaminasi (deffusion of treatment or contamination)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

91

Difusi treatment atau kontaminasi terjadi jika dua kelompok yaitu kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen saling berkomunikasi dan sama-sama

memperlajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen (Creswell,

2015: 597). Pengendalian terhadap ancaman seperti ini dengan cara memberikan

pengertian kepada kedua kelompok untuk tidak saling mempelajari treatment

yang diberikan pada kelompok eksperimen.

3. Maturasi (maturation)

Perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu penelitian

akan bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson &

Christensen, 2008: 261). Solusi atau pengendaliannya waktu pretest dan posttest

sama pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika diabaikan, tingkat

ancaman terhadap validitas internal penelitian rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun,

2012: 283).

4. Perilaku kompensatoris

Ancaman ini terjadi jika kelompok kontrol mengetahui treatment yang

diberikan pada kelompok eksperimen dirasa sangat berharga. Pengendaliannya

yaitu kelompok kontrol diberi pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga

akan mendapat treatment yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap

validitas internal penelitian rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun,

2012: 283).

5. Regresi statistik (statistical regression)

Ancaman ini merupakan kecenderungan umum bahwa partisipan dengan

hasil skor pretest yang tinggi biasanya memperoleh skor posttest yang lebih

rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah biasanya memperoleh skor

posttest yang lebih tinggi. Ancaman seperti ini dapat dikontrol dengan

menggunakan uji korelasi. Ancaman regresi statistik yang terjadi pada penelitian

ini yaitu pada kemampuan mengevaluasi kelompok eksperimen yang menyatakan

tidak ada hubungan antara rerata skor pretest dan posttest. Hal ini dikarenakan

kurangnya kecermatan dalam melihat skor rerata pretest maupun posttest I.

Pengendalian yang bisa dilakukan adalah kecermatan dalam melihat skor pretest

yang sangat tinggi atau sangat rendah dan membandingkannya dengan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

92

posttest. Jika diabaikan maka ancaman terhadap validitas internal penelitian

rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

6. Mortalitas (mortality)

Perbedaan jumlah responden pada waktu pretest dan posttest akibat

mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak bisa ikut posttest dapat

mempengaruhi validitas penelitian. Ancaman mortalitas terjadi karena tidak

hadirnya responden saat pretest atau posttest. Siswa yang tidak hadir saat posttest

I sebanyak 1 anak dan 2 anak pada saat posttest II pada kelompok eksperimen dan

terdapat 4 siswa yang tidak hadir saat pretest, 4 anak saat posttest I, dan 5 anak

pada saat posttest II pada kelompok kontrol. Ancaman ini dapat diatasi dengan

menggunakan data siswa yang tidak hadir tersebut tetap dimasukkan denga

menggunakan skor rerata semua siswa yang masuk berlaku untuk skor rata-rata

siswa yang tidak hadir karena siswa tersebut sudah mendapat treatment (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012: 282).

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga

hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 156). Ancaman ini dapat dikontrol dengan dilakukannya uji

perbedaan kemampuan awal yaitu melalui pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Pengendalian terhadap validitas internal berupa pengujian

ini dengan cara pengerjaan pretest yang juga dilakukan pada kelompok kontrol.

8. Instrumental (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman

terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262). Solusi

terhadap validitas internal berupa instrumentasi ini dengan cara menggunakan

instrumen yang sama ketika pretest dan posttest untuk kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

9. Lokasi (location)

Ancaman ini bisa terjadi jika antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menggunakan subjek yang berbeda (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012:

282). Pengendalian yang bisa dilakukan terhadap ancaman validitas internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

93

penelitian berupa karakteristik subjek ini adalah melakukan perbedaan

kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil dari

uji tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

memiliki kemampuan awal yang sama.

10. Karakteristik subjek (subject characteristics)

Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menjadi ancaman besar bagi validasi internal penelitian. Ancaman ini

bisa dikelompokkan dalam dua bagian. Yang pertama kemampuan awal yang

berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan mempengaruhi

hasil posttest. Solusi nya adalah pemilihan sampel kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dilakukan secara random. Ancaman yang kedua adalah

jumlah kelompok gander yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh terhadap posttest. Solusi yang dilakukan adalah

pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan

penyetaraan jumlah laki-laki dan perempuan pada kedua kelompok.

11. Implementasi (implementation)

Perbedaan guru mitra yang mengajar berpengaruh pada hasil posttest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengendalian untuk mengatasi hal

tersebut yaitu guru mitra yang digunakan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen harus sama. Perlu kontrol implementasi yang lebih cermat. Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian tinggi (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012: 284). Pada penelitian ini, guru yang mengajar adalah satu

guru untuk dua kelompok.

Di bawah ini disajikan tabel ancaman-ancaman terhadap validitas internal

penelitian yang dapat terkendali ataupun tidak terkendali sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

94

Tabel 4.25 Ancaman terhadap validitas internal

No Ancaman

Validitas

Tingkat

Ancaman

Terkendali

(ya/ tidak)

Keterangan

1. Sejarah Rendah √ Penelitian dilakukan dalam

waktu yang singkat (2 minggu).

2. Difusi treatment

atau kontaminasi

Rendah-

menengah

√ Tidak ada komunikasi tentang

CL ke kelompok kontrol secara

sistematis.

3. Maturasi Rendah √ - Penelitian dilakukakn

dalam waktu yang singkat

(2 minggu).

- Penggunaan pretest dan

posttest yang sama untuk

kelompok kontrol dan

eksperimen.

4. Perilaku

kompensatoris

Rendah-

menengah

× Kelompok kontrol tidak diberi

CL sesudah penelitian selesai.

5. Regresi statistik Menengah √ Hasil uji korelasi pretest-

posttest 1 positif dan signifikan

6. Mortalitas Menengah √ - Penelitian dilakukan dalam

waktu yang singkat (2

minggu).

- Skor dari 1 atau 2 siswa

yang tidak hadir saat pretest

ataupun posttest diisi

dengan skor rerata

keseluruhan siswa sehingga

nilainya netral.

7. Pengujian Rendah √ Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen sama-

sama diberi pretest.

8. Instrumental Rendah-

menengah-

tinggi

√ Digunakan instrumen yang

sama untuk pretest dan posttest.

9. Lokasi Menengah-

tinggi

√ Lingkungan dan kondisi ruang

kelas kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen kurang

lebih sama.

10. Karakteristik

subjek

Menengah-

tinggi

× Hasil pretest pada kemampuan

mengevaluasi dan mencipta

berbeda.

11. Implementasi Tinggi √ Pembelajaran

diimplementasikan oleh guru

yang sama untuk kelompok

kontrol dan kelompok

eksperimen.

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT terhadap Kemampuan

Mengevaluasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

95

Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Analisis

terhadap data penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian I. Hasil

analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mengevaluasi. Hal tersebut dibuktikan dengan harga p sebesar 0,028

(p < 0,05) artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, ada perbedaan

yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mengevaluasi.

Pada uji perbedaan kemampuan awal, siswa pada kelompok kontrol

memiliki kemampuan awal yang tidak sama dengan siswa pada kelompok

eksperimen. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga p yang diperoleh sebesar

0,000 (p > 0,05) yang artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen sehingga kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang

sama.

Setelah dilakukan treatment, model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan pengaruh kecil terhadap kemampuan mengevaluasi, yaitu dengan

harga r = 0,27 atau sama dengan 7,29%. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan pengaruh sebesar 7,29% terhadap kemampuan mengevaluasi,

sedangkan 92,71% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel

yang diteliti. Variabel lain tersebut misalnya intelegensi, motivasi, kesehatan

tubuh, lingkungan kelas, atau latar belakang siswa (Kasmadi & Sunariah, 2013:

151). Kedua kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada

kemampuan mengevaluasi, namun persentase peningkatan skor pada kelompok

eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih

besar yaitu 65,2% dibandingkan dengan persentase peningkatan skor pada

kelompok kontrol yang menerapankan metode ceramah yaitu 56,8%.

Untuk mengukur kemampuan mengevaluasi digunakan instrumen yang

sama pada pretest dan posttest I yaitu nomor 5a, 5b, dan 5c. Soal nomor 5a

membahas tentang tindakan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

96

pretest kelompok kontrol pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang

mendapat nilai 1 sebanyak 23 siswa. Pada posttest I kelompok kontrol modus

nilai meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak. Hasil

pretest kelompok eksperimen pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang

mendapat nilai 2 sebanyak 21 anak. Pada posttest I kelompok eksperimen modus

nilai meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 15 anak.

Soal nomor 5b membahas mengenai tentang mengkritik dampak negatif

yang terjadi akibat kegiatan manusia. Hasil pretest kelompok kontrol pada soal ini

modus nilai berada pada siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 27 anak. Pada

posttest I, modus nilai meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak

14 anak. Hasil pretest kelompok eskperimen pada soal ini modus nilai berada

pada siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 19 anak. Pada posttest I kelompok

eksperimen, modus nilai masih sama siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 12

anak.

Soal nomor 5c membahas tentang mengkritik usaha-usaha mencegah

terjadinya banjir. Hasil pretest kelompok kontrol pada soal ini modus nilai berada

pada siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 32 anak. Pada posttest I, modus nilai

tidak terjadi peningkatan siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 16 anak. Hasil

pretest kelompok eksperimen pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang

mendapat nilai 1 sebanyak 19 anak. Pada posttest I kelompok eksperimen, modus

nilai meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 14 anak.

Perbandingan rerata selisih skor pretest-posttest I terhadap kemampuan

mengevaluasi pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada gambar

4.2. Pada gambar tersebut terlihat bahwa selisih skor pretest-posttest I pada

kelompok eksperimen lebih besar daripada selisih skor pretest-posttest I pada

kelompok kontrol. Pada uji besar efek peningkatan skor pretest-posttest I

menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki efek menengah yaitu 37%

sedangkan kelompok kontrol memiliki efek kecil yaitu 26%.

Pada uji korelasi skor kelompok kontrol memiliki korelasi yang positif dan

signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan

harga p yang diperoleh sebesar 0,000 pada kelompok kontrol yang artinya Hnull

ditolak dan Hi diterima. Sedangkan kelompok eksperimen memiliki korelasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

97

positif dan tidak signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hal tersebut

ditunjukkan dengan harga p yang diperoleh 0,07 (p < 0,05) yang artinya Hnull

diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain, ada korelasi yang tidak signifikan

antara skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen. Positif memiliki arti

bahwa siswa yang mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi

pula pada posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi dan sebaliknya.

Signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan dapat digeneralisasikan untuk

populasi.

Setelah kurang lebih 1 minggu dari posttest I, kedua kelompok

mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol terdapat

penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Hal tersebut terlihat

dari harga p yang diperoleh sebesar 0,000 (p < 0,05) yang artinya Hnull ditolak dan

Hi diterima. Begitu juga pada kelompok eksperimen terdapat penurunan yang

signifikan dari dari posttest I ke posttest II. Hal tersebut terlihat dari harga p yang

diperoleh sebesar 0,008 (p > 0,05) yang artinya Hnull ditolak dan Hi diterima.

Selanjutnya, dilakukan analisis skor pretest dan posttet II untuk mengetahui

apakah capaian skor pada posttest II berbeda atau tidak berbeda dengan kondisi

awal pada pretest. Hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II pada kelompok

kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi menunjukkan harga p sebesar 0,042

(p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest II. Sedangkan pada kelompok

eksperimen menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan

Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest II. Hal ini berarti bahwa pada kelompok eksperimen dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok kontrol dengan model ceramah

sama-sama efektif untuk meningkatkan kemampuan mengevaluasi.

4.2.3 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT terhadap

kemampuan Mencipta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SD Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

98

Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018 Analisis terhadap

data penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian II. Hasil analisis

data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mencipta dengan p= 0,005 (p < 0.05) maka Hnull ditolak dan Hi

diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke

posttest I terhadap kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil signifikansi pengaruh

perlakuan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta.

Pada uji perbedaan kemampuan awal, siswa pada kelompok kontrol

memiliki kemampuan awal yang sama dengan siswa pada kelompok eksperimen.

Hal tersebut ditunjukkan dengan harga p yang diperoleh sebesar p = 0,097 (p >

0,05) maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji rerata pretest yaitu kedua kelompok

memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan mencipta.

Setelah dilakukan treatment, model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan pengaruh menengah terhadap kemampuan mencipta, yaitu dengan

harga r = 0,34 atau sama dengan 11%. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan pengaruh sebesar 11% terhadap kemampuan mencipta, sedangkan

89% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Variabel lain tersebut misalnya intelegensi, motivasi, kesehatan tubuh, lingkungan

kelas, atau latar belakang siswa (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Kedua

kelompok mengalami peningkatan skor yang signifikan pada kemampuan

mencipta, namun persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih besar yaitu 67,7%

dibandingkan dengan persentase peningkatan skor pada kelompok kontrol yang

menerapankan metode ceramah yaitu 47,8%.

Untuk mengukur kemampuan mencipta digunakan instrumen yang sama

pada pretest dan posttest I yaitu nomor 6a, 6b, dan 6c. Soal nomor 6a membahas

tentang rumusan masalah dan hipotesis pencemaran air. Hasil pretest kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

99

kontrol pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang mendapat nilai 1

sebanyak 24 siswa. Pada posttest I kelompok kontrol modus nilai meningkat

menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 19 anak. Hasil pretest kelompok

eksperimen pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang mendapat nilai 1

sebanyak 18 anak. Pada posttest I kelompok eksperimen modus nilai meningkat

menjadi siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 9 anak.

Soal nomor 6b membahas mengenai tentang perencanaan membuat alat

penyaring air sederhana. Hasil pretest kelompok kontrol pada soal ini modus nilai

berada pada siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 21 anak. Pada posttest I,

modus nilai meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 21 anak.

Hasil pretest kelompok eskperimen pada soal ini modus nilai berada pada siswa

yang mendapat nilai 1 sebanyak 19 anak. Pada posttest I kelompok eksperimen,

modus nilai masih sama siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 12 anak.

Soal nomor 6c membahas tentang membuat produk alat penyaring air

sederhana. Hasil pretest kelompok kontrol pada soal ini modus nilai berada pada

siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 23 anak. Pada posttest I, modus nilai

meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 14 anak. Hasil pretest

kelompok eksperimen pada soal ini modus nilai berada pada siswa yang mendapat

nilai 1 sebanyak 22 anak. Pada posttest I kelompok eksperimen, modus nilai

meningkat menjadi siswa yang mendapat nilai 3 sebanyak 16 anak.

Perbandingan rerata selisih skor pretest-posttest I terhadap kemampuan

mencipta pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.20.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa selisih skor pretest-posttest I pada kelompok

eksperimen lebih besar daripada selisih skor pretest-posttest I pada kelompok

kontrol. Pada uji besar efek peningkatan skor pretest-posttest I menunjukkan

bahwa besar efek peningkatan pada kelompok eksperimen yaitu 34% lebih besar

daripada kelompok kontrol yaitu 30%. Kedua kelompok sama-sama memiliki efek

menengah.

Pada uji korelasi skor kelompok kontrol memiliki korelasi yang negatif dan

tidak signifikan terhadap kemampuan mencipta. Hal tersebut ditunjukkan Harga p

pada kelompok kontrol sebesar 0,66 (p > 0,05), artinya Hnull ditolak dan Hi

diterima. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada korelasi atau hubungan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

100

signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I pada kemampuan mencipta

kelompok kontrol. Hasil Pearson Correlation pada kelompok kontrol sebesar -

0,07, berarti korelasi antara rerata pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang

negatif. Sedangkan kelompok eksperimen menunjukkan nilai p sebesar 0,30 (p >

0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti

bahwa ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan

posttest I pada kemampuan mencipta kelompok eksperimen. Hasil Pearson

Correlation pada kelompok eksperimen sebesar 0,18, berarti korelasi antara rerata

pretest dan posttest I menunjukkan hasil yang positif. Hasil Pearson Correlation

menunjukkan nilai positif artinya jika rerata skor siswa di pretest tinggi maka

hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, begitu juga sebaliknya jika rerata siswa

di skor pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah pada

kelompok eksperimen. Signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan dapat

digeneralisasikan untuk populasi.

Setelah kurang lebih 1 minggu dari posttest I, kedua kelompok

mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan mencipta menunjukkan harga p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor

posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan

skor yang signifikan dari skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol terhadap

kemampuan mencipta. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan

harga p sebesar 0,016 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Kesimpulan yang

dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I dan

posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta. Selanjutnya,

dilakukan analisis skor pretest dan posttet II untuk mengetahui apakah capaian

skor pada posttest II berbeda atau tidak berbeda dengan kondisi awal pada pretest.

Hasil uji signifikansi skor pretest ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan mencipta menunjukkan harga p sebesar 0,012 (p < 0,05), maka Hnull

ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

101

pretest dan posttest II. Sedangkan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga

p sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II. Hal ini berarti

bahwa pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dan kelompok kontrol dengan model ceramah sama-sama efektif untuk

meningkatkan kemampuan mencipta.

4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan mengevaluasi dan

mencipta siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan dengan model quasi

eksperimental tipe pretest-posttest non-equvalent control group design ini

dilakukan dengan menerapkan metode tradisional (ceramah) pada kelompok

kontrol dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelompok eksperimen.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok kontrol berbeda dengan

kelompok eksperimen. Kelas kelompok kontrol mengikuti pembelajaran dengan

mendengarkan penjelasan materi dari guru dan mencatat apa yang guru tulis di

papan tulis. Kelas kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif

dan bersemangat melalui kegiatan turnamen dengan didampingi guru.

Penelitian ini menunjukkan Teams Games Tournament (TGT) bisa menjadi

salah satu solusi untuk menjawab keprihatinan terhadap rendahnya kemampuan

IPA di Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh PISA tahun 2012 dan 2015.

Hasil PISA tahun 2012, Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara

dengan hasil skor literasi IPA sebesar 382 (OECD, 2013: 5). Pada hasil PISA

tahun 2015, Indonesia berada pada pada peringkat 62 dari 70 negara dengan hasil

skor literasi IPA 403 (OECD, 2016: 5). Data tersebut menunjukkan adanya

peningkatan hasil skor literasi IPA dari 382 menjadi 403, namun Indonesia masih

berada di 10 besar terbawah dari 70 negara peserta PISA tahun 2015. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi dan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Pada penelitian-

penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

102

tipe Teams Games Tournament (TGT) berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa mata pelajaran fisika (Nadrah, dkk, 2017). Selain itu model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan media modul untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi koloid (Rosiana, Sugiharto, &

Nugroho, 2013). Selain itu Purnamasari (2014) model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap kemandirian belajar dan

peningkatan kemampuan penalaran dan koneksi matematika peserta didik SMPN

1.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berpengaruh dengan efek kecil terhadap kemampuan

mengevaluasi dan berpengaruh dengan efek menengah terhadap kemampuan

mencipta. Dalam implementasinya pembelajaran kooperatif tipe TGT

memberikan pembelajaran secara konkret kepada siswa. Penelitian ini sejalan

dengan teori Piaget dan Vygotsky. Perkembangan kognitif anak SD pada usia 7-

11 tahun masuk tahap operasional konkret. Tahap operasional konkrit ditandai

dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa yang dilihat nyata (Suparno, 2001:

24). Selain itu, hal ini juga perlu diperhatikan bahwa adanya perkembangan dan

pembelajaran yang maksimal pada zona perkembangan proksimal pada teori

Vygotsky. Zona perkembangan proksimal memaparkan bahwa anak berada dalam

proses perkembangan sehingga membutuhkan bantuan dari guru dan teman

sebaya yang banyak tahu. Peranan sosial dalam belajar anak merupakan hal yang

bernilai bagi anak untuk mendapatkan penguatan materi (Salkind, 2009: 381).

Pembelajaran kooperatif tipe TGT melibatkan siswa untuk belajar bersama dalam

kelompok kecil.

Anderson dan Krathwohl (2015: 43-45) mengemukakan adanya kategori-

kategori pada proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di

bidang pendidikan yaitu, mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa kelas V SD Kanisius

Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

103

Tournament (TGT) memberikan efek kecil terhadap kemampuan mengevaluasi

dengan harga r = 0,27 atau setara dengan 7,29% dan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) memberikan efek menengah r =

0,34 atau setara dengan 11%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpulan berisi hasil penelitian dan serta menjawab hipotesis penelitian.

keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian

dilaksanakan. Saran berisi masukkan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT terhadap Kemampuan

Mengevaluasi

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada siswa kelas V SD

Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil

analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata selisih

skor yang dicapai pada kelompok eskperimen (M = 1,05, SE = 0,10) lebih tinggi

daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,71, SE =

011). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (65) = -2,25), p = 0,028 (p <

0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan

antara rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mengevaluasi

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Besar pengaruh penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap

kemampuan mengevaluasi adalah r = 0,27 atau 7,29% yang setara dengan efek

kecil.

5.1.2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TGT terhadap Kemampuan

Mencipta

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada siswa kelas V SD

Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil

analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata selisih

skor yang dicapai pada kelompok eskperimen (M = 1,06, SE = 0,10) lebih tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

105

daripada rerata skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 0,67, SE = 0,08).

Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t (65) = -2,92), p = 0,005 (p < 0,05)

maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara

rerata selisih skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan mencipta pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Besar pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap

kemampuan mengevaluasi adalah r = 0,34 atau 11% yang setara dengan efek

menengah.

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe TGT secara detail sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran siswa terlihat bingung.

5.2.2 Suasana kelas sangat ramai karena model pembelajaran kooperatif tipe TGT

ini menggunakan turnamen yang melibatkan siswa untuk aktif berturnamen

sehingga kemungkinan akan mengganggu kelas lain saat melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

5.2.3 Hasil penelitian terbatas pada siswa kelas V di SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018 sehingga tidak bisa

digeneralisasikan ke semua sekolah.

5.2.4 Ancaman terhadap perilaku kompensatoris tidak terkendali dengan baik

karena kelompok kontrol tidak mendapat treatment yang sama dengan

kelompok eksperimen sesudah penelitian selesai.

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti selanjutnya perlu melakukan koordinasi yang jelas dengan guru

mitra mengenai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak

mengalami kebingungan dengan cara melakukan sosialisasi kepada guru

mitra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

106

5.3.2 Peneliti selanjutnya bisa menggunakan ruang belajar yang tidak berdekatan

dengan kelas lain untuk menghindari kegaduhan saat melaksanakan

turnamen.

5.3.3 Penelitian ini perlu diujicobakan ke sekolah lain dengan penelitian yang

serupa dengan SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2017/2018.

5.3.4 Peneliti selanjutnya perlu diberikan treatment yang sama pada kelompok

kontrol sesudah penelitian selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

107

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2008). Guru menguasai metode dan terampil mengajar. Bandung:

Alfabeta.

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2015). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pembelajaran edisi 2. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Campbell, DT., & Stanley, JC. (2002). Experiment and quasi-experimental design

for research chicago: Rand McNally Publishing Company.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education

sixth edition. Canada: Routledge.

Crain, W. (2014). Teori perkembangan konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Cresswell, J. (2015). Riset pendidikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

riset kualitatif & kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: UNDIP.

Hariyanto & Suyono. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Harsanto. (2005). Melatih anak berpikir analisis, kritis, dan kreatif. Jakarta:

Gramedia.

Herawati, S. (2000). Pendidikan MIPA tingkat dasar dan menengah era

globalisasi di filipina. Prosiding, Seminar Nasional. Yogyakarta: FMIPA

UNY.

Hermana D. (2009). Ayo belajar ilmu pengetahuan alam IPA kelas 5 SD.

Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

108

Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi penelitian kuantitatif,

kualitatif, dan campuran untuk manajemen pembangunan dan pendidikan.

Bandung: Refika Aditama.

Jaice, B., Well, M., Calhoun, E. (2000). Model of teaching. London: Allyn and

Bacon.

Johnson, B. & Christense, L. (2008). Educational research 4th Ed.: quantitative,

qualitative, and mix-methods approaches. California: SAGE publication.

Kasmadi., & Sunariah, N.S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: Alfabeta.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Kuswana, WS. (2012). Taksonomi Bloom. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lord T & Baviskar S. (2007). Moving students from information recitation to

information understanding: exploiting Bloom’s taxonomy in creating

science questions. Journal of College Science Teaching. Diakses pada

tanggal 23 Mei 2017, dari http://jcst073_40.pdf

Nadrah, Tolla I, Ali MS & Muris. (2016). The Effect of cooperative learning

model of Teams Games Tournaments (TGT) and students’ motivation toward

physics learning outcome. The Journal Education. Received June 20, 2016.

From http://dx.doi.org/10.5539/ies.v10n2p123

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: pendekatan kualitatif dan

kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi.

Yogyakarta: BPFE.

Normaya & Karim. (2015). Kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

matematika dengan menggunakan model jucama di sekolah mengenah

pertama. Jurnal Pendidikan. Diakses pada tanggal 25 Mei 2017, dari

http://ppjp.unlam.ac.id

OECD. (2013). PISA 2012 result: What students know and can do: Students

performance in reading, mathematics, and science. Diakses pada tanggal 15

April 2017, dari www.oecd.ord/pisa/keyfindings/PISA-2012-results-

overview.pdf

OECD. (2016). PISA 2015 Result in focus. Diakses pada tanggal 15 April 2017

dari www.oecd.ord/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

109

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS dan prediksi prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan

tesis. Yogyakarta: Gava media.

Purnamasari, Y. (2014). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournaments (TGT) terhadap kemandirian belajar dan peningkatan

kemampuan penalaran dan koneksi matematika peserta didik SMPN 1 Kota

Tasikmalaya. Jurnal pendidikan dan keguruan. Vol.1 no.1 diakses tanggal 20

Mei 2017 dari http://www.pasca.ut.ac.id/journal/index.php/JPK/article/view/3

Rosiana W, Sugiharto, & Nugroho. (2013) Penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dengan media modul

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi kolor di SMA N 1

Kartasura tahun ajaran 2011/ 2012. Jurnal Pendidikan. Diunduh 31 Maret

2017 dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107576&val=406

Rusman. (2011). Metode pembelajaran: mengembangkan profesionalisme guru.

Jakarta: Raja Wali Pers.

Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan, jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

Sarwono. (2010). Belajar statistik menjadi mudah dan cepat. Yogyakarta: Andi

Offset.

Slameto, (2010). Belajar & faktor faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Slavin, R. E. (2005). Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik. Bandung:

Nusa Media.

Solihatin, Etin. (2007). Cooperative learning (analisis model pembelajaran IPS).

Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyanto. (2010). Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitaif,

kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sumar, WT., & Razak A. (2012). Strategi pembelajaran dalam implementasi

kurikulum berbasis soft skill. Diundur pada tanggal 4 April 2017 dari

http://books.google.co.id/books?id=7B6vDQAAQBAJ&pg=PA260&l

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

110

Sunaryo. (2014). Model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan

kemampuan bepikir kritis dan kreatif matematik siswa SMA di kota

Tasikmalaya. Jurnal pendidikan dan keguruan. Vol.1 no.2. Diakses tanggal

23 Mei 2017, dari

http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=2

64118

Suparno. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Susilo A, Siswandari & Bandi. (2014). Pengembangan modul berbasis

pembelajaran saintifik untuk peningkatan kemampuan mencipta siswa

dalam proses peningkatan akuntansi siswa kelas XII SMA N 1 Slogohimo.

Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol 26, No.1, Juni 2016, ISSN: 1412-3835.

Diakses pada tanggal 27 November 2017 dari

http://journals.ums.ac.id.jpis.articel

Taniredja & Tukira. (2012). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung:

Alfabeta.

Tim Penyusun. (2004). Memahami ilmu pengetahuan alam. Jakarta: Redaksi

kawan pustaka. Diunduh tanggal (...)dari

https://books.google.co.id/books?id=YfNFt_58tooC&pg=PT79&dq=proses+

daur+air&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiv0OexlZfTAhXFKo8KHX2hCMY

Q6AEIIzAC#v=onepage&q=proses%20daur%20air&f=false

Trianto. (2011). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:

Kencana.

Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Utari R. (2011). Taksonomi Bloom (Apa dan bagaimana menggunakannya?).

Pusdiklat: KNPK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

111

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

112

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

113

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Melaksanakan Uji Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

114

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

118

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

121

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

140

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

148

Lampiran 3.1 Soal Uraian

SOAL URAIAN

Bacalah soal-soal di bawah ini dan jawablah dengan tepat!

1. a. Pada siklus air terdapat beberapa proses. Uraikan 3 proses siklus air

secara urut!

b. Bagaimana definisi siklus air?

c. Perhatikan gambar bagan siklus air di bawah ini! Isilah dengan istilah-

istilah yang tepat untuk proses siklus air di setiap nomor pada bagan di

bawah ini!

2. a. Jelaskan proses terjadinya hujan secara urut dalam tiga kalimat!

b. Kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air diantaranya adalah

penebangan pohon di hutan-hutan. Banyaknya lahan yang gundul

menyebabkan ketidakseimbangan debit air. Jelaskan 3 akibat hujan lebat

pada lahan yang gundul!

c. Sebutkan dan jelaskan 4 contoh pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-

hari!

3. Bacalah peristiwa berikut dengan seksama!

1. ...........................

PROSES PENGEMBUNAN

2. ...........................................

PROSES JATUHNYA TITIK-

TITIK AIR

4. ...........................................

PROSES PENGUAPAN AIR

3. .....................................................

PROSES PENYARINGAN AIR

DALAM TANAH

PT Garuda adalah perusahaan yang bergerak pada bidang industri kayu.

PT Garuda selalu menebang pohon di hutan untuk mencari bahan baku

untuk memproduksi peralatan rumah tangga seperti lemari, kursi, dan

meja. Hutan yang selalu ditebangi PT Garuda kini menjadi sangat tandus.

Saat hujan lebat turun, daerah tersebut dilanda banjir dan tanahnya

longsor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

149

Setelah membaca peristiwa di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini!

a. Sebut dan jelaskan 4 kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah hutan

gundul!

b. Sebut dan jelaskan 4 upaya yang dapat dilakukan untuk menyuburkan

tanah!

c. Sebut dan jelaskan 2 peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya

penebangan pohon!

4. a. Amatilah kedua gambar berikut!

Bandingkan dan jelaskan 2 perbedaan pengaruh kegiatan manusia dalam

proses siklus air berdasarkan dua gambar di atas!

b. Deskripsikan 3 peran hutan dalam proses siklus air!

c. Di daerah Riau terjadi pembakaran hutan secara besar-besaran. Kegiatan

pembakaran lahan tersebut bertujuan untuk mengubah lahan perhutanan

menjadi tempat pembangunan hotel, perumahan, mall, dll. Para pengusaha

melakukan orasi (mengeluarkan pendapat) bahwa hutan tidak bermanfaat

untuk kesejahteraan manusia. Bagaimana pendapatmu? Jelaskan dalam 4

kalimat!

5. a. Berikan 4 contoh tindakan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

150

b. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana tanggapanmu terhadap

perbuatan anak tersebut? Jelaskan dalam 4 kalimat!

c. Doni sering membuang sampah di sungai, sehingga semakin lama sampah

menumpuk. Doni dan teman-temannya sering mandi di sungai tersebut.

Badan mereka menjadi sehat dan kuat. Bagaimana pendapatmu tentang

perbuatan Doni?

6. a. Pembuangan limbah rumah tangga, pembuangan limbah produksi pabrik,

kebocoran minyak dari kapal tanker, serta pembuangan sampah secara

sembarangan di sungai dapat menyebabkan air tercemar. Dari pernyataan

tersebut buatlah minimal 2 rumusan masalah (pertanyaan) menggunakan

kata tanya “apakah” dan 2 hipotesisnya (jawaban sementara terhadap

rumusan masalah)?

Contoh:

Rumusan masalah:

Apakah pembuangan limbah rumah tangga yang sembarangan dapat

mencemari lingkungan?

Hipotesis:

Pembuangan limbah rumah tangga yang sembarangan dapat mencemari

lingkungan.

b. Jelaskan 4 bahan untuk membuat alat penyaring air sederhana!

c. Gambarlah alat penyaring air sederhana menggunakan 4 bahan yang

dibutuhkan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

151

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN

1 a. Proses siklus air secara urut :

1) Air yang terkena panas matahari akan menguap membentuk uap air.

Peristiwa penguapan ini disebut evaporasi.

2) Uap air naik ke udara membentuk awan.

3) Semakin ke atas, udara semakin dingin sehingga terjadi kondensasi

dan terbentuklah embun.

4) Embun berubah menjadi titik-titik air.

5) Titik-titik air jenuh akan jatuh ke bumi. Peristiwa inilah yang disebut

hujan. Sebagian air hujan meresap ke dalam tanah. Sebagian lagi

akan mengalir di permukaan tanah.

b. Siklus air adalah perubahan yang terjadi pada air dari bumi ke atmosfer

secara berulang dalam suatu pola tertentu.

c. Istilah-istilah yang tepat untuk proses siklus air di setiap nomor pada

bagan daur air:

1. Kondensasi

2. Presipitasi

3. Infiltrasi

4. Evaporasi

2 a. Proses terjadinya hujan dalam 3 kalimat:

1) Air laut terkena panas matahari menguap menjadi awan. Awan ditiup

oleh angin, sehingga berkumpul di atmosfer. Makin naik ke atas,

suhu awan makin dingin. Awan yang suhunya dingin berkondensasi

menjadi titik-titik air.

2) Titik-titik air terbawa oleh angin dan jatuh menjadi hujan

3) Air hujan yang jatuh di darat masuk ke sungai. Air sungai mengalir

ke laut. Sebagian air hujan akan menjadi air tanah. Air tanah kelaut

sebagai sumber air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

152

b Akibat hujan lebat pada lahan yang gundul:

1) Pengikisan tanah.

Panas matahari yang terik menyebabkan tanah menjadi kering dan

retak. Ketika hujan turun, air hujan akan langsung jatuh ke tanah

akibatnya tanah akan terkikis.

2) Banjir.

Air yang mengalir saat hujan lebat tanpa terhalang oleh pohon di

hutan dapat menyebabkan banjir.

3) Mengurangi cadangan air dalam tanah.

Tidak adanya pepohonan menyebabkan air hujan tidak terserap oleh

tanah. Cadangan air tanah akan berkurang. Akibatnya, mata air

menjadi kering. Sungai dan danau juga menjadi lebih cepat kering.

4) Tanah longsor.

Letak geografis tanah yang miring apabila hujan lebat dapat

mengakibatkan terjadinya kelongsoran pada tanah karena air

langsung jatuh ke tanah tanpa diserap dengan bantuan pepohonan.

c Contoh pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari:

1. Air untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi,

serta mencuci.

2. Air untuk kegiatan pertanian dan perikanan

3. Air sebagai pembangkit listrik tenaga air

4. Air untuk sarana transportasi

5. Air untuk saran olah raga air dan rekreasi

3 a. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah hutan gundul:

- 1. Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih.

- 2. Menanam pohon kembali (reboisasi).

- 3. Menggunakan sistem tebang tanam.

- 4. Membajak lahan

5. Peremajaan tanah

b. Upaya yang dapat dilakukan untuk menyuburkan tanah:

Jawab:

1. Membajak/mencangkul lahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

153

2. Memberi kompos

3. Memberi pupuk kandang

4. Memberi kascing (materi/pupuk organik)

5. Pergantian tanaman secara periodic

c Peristiwa yang akan terjadi akibat banyaknya penebangan pohon:

1) Peristiwa banjir

Karena saat terjadi hujan lebat , air hujan yang turun kepermukaan

tanah tidak dapat diserap oleh akar pohon sehingga air yang turun

akan langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Keadaan

tersebut jika berlangsung dalam waktu yang lama maka air di

permukaan tanah akan semakin banyak dan dapat terjadi banjir.

2) Peristiwa tanah lonsor

Karena saat terjadi hujan yang lebat air akan mengalir dengan deras

di atas permukaan tanah tanpa dihalangi oleh pepohonan. Lama

kelamaan tanah akan terkikis atau terbawa oleh arus air hujan yang

terus mengalir di atas permukaan tanah.

4 a. Perbedaan pengaruh kegiatan manusia dalam proses siklus air

berdasarkan dua gambar:

Pengaruh penanaman pohon

(mendukung proses siklus air)

Pengaruh pembuatan

aspal/konblok (menghambat

proses siklus air)

Membantu proses penyerapan air Menghambat proses penyerapan

air

Menambah cadangan air dalam

tanah

Mengurangi cadangan air dalam

tanah

Mendukung proses siklus air Menghambat proses siklus air

Menjaga kualitas air tanah Mengurangi kualitas air tanah

b. Peran hutan dalam proses siklus air:

1. Meresapkan air dalam tanah

2. Menambah cadangan air dalam tanah

3. Mencegah terjadinya pengikisan tanah saat hujan lebat turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

154

c. Pendapat:

1. Pembakaran hutan dapat mengurangi suplai oksigen.

2. Pembakaran hutan mengancam keanekaragaman hayati.

3. Pembakaran hutan mengancam kelestarian satwa.

4. Pembakaran hutan mencemari lingkungan.

5. Pembakaran hutan memperparah pemanasan global.

5 a. Tindakan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari:

1) Gunakan air seperlunya, jangan berlebihan

2) Mematikan kran air setelah selesai digunakan

3) Menggunakan air bekas cucian sayuran untuk keperluan lain

misalnya menyiram tanaman

4) Mandi dan mencuci pakaian dengan air secukupnya

5) Tidak mencuci kendaraan setiap hari

b. Tanggapanmu terhadap perbuatan anak tersebut:

1) membuang sampah di sungai mengakibatkan banjir

2) aliran air menjadi tidak lancar

3) terjadi pencemaran air

4) lingkungan menjadi kotor

5) menimbulkan bau yang tidak sedap

6) sebagai tempat berkembangbiaknya sumber penyakit

c. Pendapat tentang perbuatan Doni:

Membuang sampah di sungai dapat berdampak buruk bagi lingkungan.

Sampah yang menumpuk dapat menjadi sarang sumber penyakit karena

air tercemar, sehingga air tidak layak dikonsumsi dan tidak layak untuk

digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan demikian air sungai

tersebut dapat membahayakan kesehatan anak-anak.

6 a. Rumusan masalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

155

1. Apakah pembuangan limbah produksi pabrik yang sembarangan

dapat mencemari lingkungan?

2. Apakah kebocoran minyak dari kapal tanker dapat mencemari

lingkungan?

3. Apakah pembuangan sampah secara sembarangan di sungai dapat

mencemari lingkungan?

Hipotesis:

1. Pembuangan limbah produksi pabrik yang sembarangan dapat

mencemari lingkungan.

2. Kebocoran minyak dari kapal tanker dapat mencemari lingkungan.

3. Pembuangan sampah di sungai secara sembarangan dapat mencemari

lingkungan.

b. Bahan untuk membuat alat penyaring air sederhana:

1) Botol air mineral

2) Bak penampung

3) Spons

4) Ijuk

5) Arang

6) Sabut kelapa

7) Kerikil

8) Air

c. Gambar alat penyaring air sederhana:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

156

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

1 Mengingat Mengenali Mengenali proses

siklus air

1a

Jika mampu

menyebutkan 3

proses siklus air

beserta penjelasan

dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan 2

proses siklus air

beserta penjelasan

dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan 1

proses siklus air

beserta penjelasan

dengan tepat

2

Jika mampu

menyebutkan kurang

dari 3 proses siklus

air tanpa disertai

penjelasan

1

Mengingat

kembali

Mengingat kembali

pengertian proses

siklus air

1b

Jika mampu

menyebutkan 3

sampai 4 konsep

pengertian siklus air

dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan 2

konsep pengertian

siklus air dengan

tepat

3

Jika mampu

menyebutkan 1

konsep pengertian

siklus air dengan

tepat

2

Jika tidak mampu

menyebutkan konsep

pengertian siklus air

sama sekali

1

Mengingat

kembali

Mengingat kembali

bagan proses siklus

air

1c

Jika mampu

melengkapi 4 bagan

daur air dengan tepat

4

Jika mampu

melengkapi 3 bagan

daur air dengan tepat

3

Jika mampu

melengkapi 2 bagan

daur air dengan tepat

2

Jika mampu

melengkapi 1 bagan

daur air dengan tepat

atau tidak menjawab

sama sekali

1

2 Memahami Menjelaskan Menjelaskan 2a Jika mampu 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

157

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

terjadinya proses

hujan

menjelaskan 3 proses

terjadinya hujan

dengan tepat

Jika mampu

menjelaskan 2 proses

terjadinya hujan

dengan tepat

3

Jika mampu

menjelaskan 1 proses

terjadinya hujan

dengan tepat

2

Jika tidak menjawab

sama sekali 1

Memprediks

i

Memprediksi dampak

kegiatan manusia

yang mempengaruhi

siklus air

2b

Jika mampu

memprediksi 3 akibat

hujan lebat pada

lahan yang gundul

beserta penjelasan

dengan tepat

4

Jika mampu

memprediksi 2 akibat

hujan lebat pada

lahan yang gundul

beserta penjelasan

dengan tepat

3

Jika mampu

memprediksi 1 akibat

hujan lebat pada

lahan yang gundul

beserta penjelasan

dengan tepat

2

Jika mampu

memprediksi kurang

dari 3 akibat hujan

lebat pada lahan yang

gundul dengan tepat

tanpa disertai

penjelasan

1

Memberi

contoh

Memberi contoh

pemanfaatan air

dalam kehidupan

sehari-hari

2c

Jika mampu

memberikan 4 contoh

pemanfaatan air

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

4

Jika mampu

memberikan 3 contoh

pemanfaatan air

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

3

Jika mampu

memberikan 2 contoh

pemanfaatan air

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

158

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

tepat

Jika mampu

memberikan 1 contoh

pemanfaatan air

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat atau tidak

menjawab sama

sekali

1

3 Mengaplikas

ikan

Melaksanaka

n

Menyusun 4

rancangan kegiatan

pelestarian hutan.

3a

Jika mampu

menyebutkan 4

rancangan kegiatan

pelestarian hutan

dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan 3

rancangan kegiatan

pelestarian hutan

dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan 2

rancangan kegiatan

pelestarian hutan

dengan tepat

2

Jika mampu

menyebutkan 1

rancangan kegiatan

pelestarian hutan

dengan tepat

1

Melaksanaka

n

Menyusun 4

rancangan upaya

penyuburan tanah

3b

Jika mampu

menyebutkan 4

rancangan upaya

penyuburan tanah

dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan 3

rancangan upaya

penyuburan tanah

dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan 2

rancangan upaya

penyuburan tanah

dengan tepat

2

Jika mampu

menyebutkan 1

rancangan upaya

penyuburan tanah

dengan tepat

1

Menggunaka

n

Menggunakan

permasalahan sehari-

hari yang

mempengaruhi

terganggunya siklus

air

3c

Jika mampu

menguraikan 2

permasalahan beserta

2 alasan dengan tepat

4

Jika mampu

menguraikan 2 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

159

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

permasalahan beserta

1 alasan dengan tepat

Jika mampu

menguraikan 2

permasalahan namun

tidak memberi alasan

dengan tepat

2

Jika mampu

menguraikan 1

permasalahan namun

tidak memberikan

alasan atau tidak

menjawab sama

sekali

1

4

Menganalisi

s

Membedaka

n

Membedakan

kegiatan manusia

yang mendorong atau

menghambat proses

siklus air.

4a

Jika mampu

menyebutkan

minimal 4 perbedaan

dampak kegiatan

manusia dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan

minimal 3 perbedaan

dampak kegiatan

manusia dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan

minimal 2 perbedaan

dampak kegiatan

manusia dengan tepat

2

Jika mampu

menyebutkan

minimal 1 perbedaan

dampak kegiatan

manusia dengan tepat

1

Mendeskrips

ikan peran

Mendeskripsikan

peran hutan dalam

proses siklus air.

4b

Jika mampu

menyebutkan

minimal 4 peran

hutan dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan

minimal 3 peran

hutan dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan

minimal 2 peran

hutan dengan tepat

2

Jika mampu

menyebutkan

minimal 1 peran

hutan dengan tepat

1

Mendekonstr

uksikan

Mendekonstruksi 4

alasan dari suatu

peristiwa yang terjadi 4c

Jika mampu

mendekonstruksi 3

sampai 4 alasan dari

suatu peristiwa yang

terjadi dengan tepat

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

160

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

Jika mampu

mendekonstruksi 2

alasan dari suatu

peristiwa yang terjadi

dengan tepat

3

Jika mampu

mendekonstruksi 1

alasan dari suatu

peristiwa yang terjadi

dengan tepat

2

Jika tidak menjawab

sama sekali 1

5 Mengevalua

si

Memeriksa Memeriksa

kesimpulan tindakan

penghematan air

dalam kehidupan

sehari-hari

5a

Jika mampu

memeriksa 4 manfaat

penghematan air yang

dapat dilakukan

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

4

Jika mampu

memeriksa 3 manfaat

penghematan air yang

dapat dilakukan

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

3

Jika mampu

memeriksa 2 manfaat

penghematan air yang

dapat dilakukan

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

2

Jika mampu

memeriksa 1 manfaat

penghematan air yang

dapat dilakukan

dalam kehidupan

sehari-hari dengan

tepat

1

Mengkritik Mengkritik dampak

negatif yang terjadi

akibat kegiatan

manusia

5b

Jika mampu

menyebutkan 4

dampak negatif yang

terjadi akibat kegiatan

manusia dengan tepat

4

Jika mampu

menyebutkan 3

dampak negatif yang

terjadi akibat kegiatan

manusia dengan tepat

3

Jika mampu

menyebutkan 2

dampak negatif yang

terjadi akibat kegiatan

manusia dengan tepat

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

161

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

Jika mampu

menyebutkan 1

dampak negatif yang

terjadi akibat kegiatan

manusia dengan tepat

1

Mengkritik Mengkritik dampak

pencemaran air

5c

Jika mampu

mengkritik dampak

pencemaran air

menggunakan 3

konsep dengan tepat

4

Jika mampu

mengkritik dampak

pencemaran air

menggunakan 2

konsep dengan tepat

3

Jika mampu

mengkritik dampak

pencemaran air

menggunakan 1

konsep dengan tepat

2

Jika tidak mampu

mengkritik dampak

pencemaran air

dengan tepat atau

tidak menjawab sama

sekali

1

6 Mencipta Merumuskan Menyusun rumusan

masalah dan hipotesis

6a

Jika mampu

menyusun 2 rumusan

masalah dan 2

hipotesis dengan tepat

4

Jika mampu

menyusun 1 rumusan

masalah dan 1

hipotesis dengan tepat

3

Jika mampu

menyusun 1 rumusan

masalah tanpa

hipotesis dengan tepat

2

Jika tidak mampu

menyusun rumusan

masalah dan hipotesis

1

Merencanak

an

Merencanakan bahan

membuat penyaring

air sederhana

6b

Jika mampu

merencanakan 4

bahan membuat

penyaring air

sederhana dengan

tepat

4

Jika mampu

merencanakan 3

bahan membuat

penyaring air

sederhana dengan

tepat

3

Jika mampu

merencanakan 2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

162

No Variabel Elemen Indikator No

soal Kriteria Skor

bahan membuat

penyaring air

sederhana dengan

tepat

Jika mampu

merencanakan 1

bahan membuat

penyaring air

sederhana dengan

tepat atau tidak

menjawab sama

sekali

1

Memproduk

si

Memproduksi alat

penyaring air

sederhana

6c

Jika mampu

menyusun 4

komponen penyaring

air sederhana dengan

tepat

4

Jika mampu

menyusun 3

komponen penyaring

air sederhana dengan

tepat

3

Jika mampu

menyusun 2

komponen penyaring

air sederhana dengan

tepat

2

Jika mampu

menyusun 1

komponen penyaring

air sederhana dengan

tepat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

163

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

Variabel Indikator Validator Komentar (Saran

Perbaikan) 1 2 Rerata

Mengingat

Mengenali proses siklus

air 3 3 3

Untuk soal uraian

sebaiknya perintah

sebutkan diganti

uraiakan

Mengingat kembali

pengertian proses siklus

air

2 3 2,5

1. Kalimat

perintah untuk

soal tingkat SD

lebih baik

dibuta

sederhana

2. pengertian

mungkin siswa

diberi leluasa

dalam

menjawab.

Mengingat kembali

bagan siklus air 2 3 2,5

1. Gambar/ bagan

tidak benar

silahkan

dibetulkan

sesuai konsep

2. Kalimat

perintah

diperbaiki

Memahami

Menjelaskan terjadinya

proses hujan 3 4 3,5

Kalimat perintah

dibetulkan

Memprediksi dampak

kegiatan manusia yang

mempengaruhi siklus

air

4 3 3,5

Memberi contoh

pemanfaatan air dalam

kehidupan sehari-hari

3 3 3 Kalimat soal

dibetulkan

Mengaplikasikan

Menyusun 4 rancangan

kegiatan pelestarian

hutan

3 3 3 Kalimat soal

dibetulkan

Menyusun 4 rancangan

upaya penyuburan tanah 3 3 3

Kalimat soal

dibetulkan

Menggunakan

permasalahan sehari-

hari yang

memperngaruhi

terganggunya siklus air

3 3 3 Kalimat soal

dibetulkan

Manganalisis

Membedakan kegiatan

manusia yang

mendorong atau

menghambat proses

siklus air

3 3 3

Gunakan kata

bandingkan untuk 2

gambar

Mendeskripsikan peran

hutan dalam proses

siklus air

4 3 3,5

Mendekonstruksi 4

alasan dari suatu

peristiwa yang terjadi

3 3 3

Kalimat soal

dibetulkan.

Gunakan kata

bagimana dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

164

jelaskan.

Mengevaluasi

Memeriksa kesimpulan

tindakan penghematan

air dalam kehidupan

sehari-hari

3 4 3,5 Perbaiki kalimat

“gunakan 4 contoh”

Mengkritik dampak

negarif yang terjadi

akibat kegiatan manusia

3 4 3,5 Gunakan kata

bagaimana

Mengkritik dampak

pencemaran air 2 3 2,5

Kalimat soal

silahkan diperbaiki

Mencipta

Menyusun rumusan

masalah dan hipotesis 3 4 3,5

Perbaiki kalimat

soal

Merencanakan bahan

membuat penyaring air

sederhana

3 2 2,5

Materi belum

dijelaskan sudah

diberi pengantar

sebelum uji soal

Memproduksi alat

penyaring air sederhana 2 3 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

165

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Aspek

1. Kemampuan Mengevaluasi

t

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 47

Memeriksa Pearson Correlation ,751**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

Mengkritik Pearson Correlation ,597**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

Mengkritik Pearson Correlation ,675**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

2. Kemampuan Mencipta

t

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 47

Merumuskan Pearson Correlation ,733**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

Merencanakan Pearson Correlation ,882**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

Memproduksi Pearson Correlation ,703

**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

166

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 47 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 47 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,816 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

167

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengevaluasi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

No

Res

p

EvKon

Pre

EvKonP

os1

EvKon

Sel

EvKonP

os2

EvEks

Pre

EvEksP

os1

EvEks

Sel

EvEksP

os2

1 1 1 0 1,47 2,33 3 0,67 3,33

2 1,33 1,33 0 1,33 1 2 1 2,67

3 1 1,97 0,97 1 2 2 0 2

4 1 1,67 0,67 1,47 1 1,67 0,67 2,33

5 1,26 1,97 0,71 1 1 3 2 1

6 1 1 0 1 2,67 3,67 1 1,67

7 1 1 0 1 1,67 2,33 0,67 2,33

8 1,26 2,67 1,41 1 2 3,33 1,33 2,33

9 1 2,33 1,33 1 1 2,33 1,33 2

10 1,33 1,67 0,33 1,47 1,33 2,33 1 2

11 1 1 0 1 1,67 3,67 2 2,52

12 1,33 1,97 0,64 1 1,67 2,67 1 3,33

13 1 2 1 1,47 1,33 3,33 2 3

14 1,26 2 0,74 1 1,67 2,67 1 3

15 1,67 1 -0,67 1 1,67 2,33 0,67 2,33

16 1 1 0 1 1,33 3,06 1,73 1,67

17 1 2,67 1,67 2,67 2 2,33 0,33 2,33

18 1 1,33 0,33 1 1 3,67 2,67 2,52

19 1 1,97 0,97 1,47 1,33 2 0,67 1,67

20 1,67 2,33 0,67 1,33 2 2,67 0,67 2,33

21 1,67 2 0,33 1,47 1,67 3,33 1,67 2,67

22 1,33 2,67 1,33 3 1,33 2,33 1 2,52

23 1,26 3,33 2,07 2,67 1 1,33 0,33 1,33

24 1,33 1,67 0,33 1 2 2,33 0,33 2

25 1 2,67 1,67 1 1,33 3 1,67 1,67

26 1 1 0 1 1,67 3 1,33 2

27 2 3,67 1,67 2 2 3 1 2

28 2 3,67 1,67 2,67 1,33 2,67 1,33 2,33

29 2 3 1 2,33 2 2,67 0,67 3

30 1 2 1 2,33 2 2,33 0,33 3

31 1,67 2,33 0,67 2,33 1,67 2,67 1 2,67

32 1 1 0 1 1,67 2,33 0,67 1,67

33 1,33 2,33 1 1 2 3 1 2,33

34 1 1,67 0,67 1,47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

168

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Mencipta Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen No

Resp

CipKon

Pre

CipKonP

os1

CipKon

Sel

CipKonP

os2

CipEks

Pre

CipEksP

os1

CipEks

Sel

CipEksP

os2

1 2 2 0 1,51 1,33 3,33 2 2,33

2 1,67 2,33 0,67 2,33 1,67 2,33 0,67 2,33

3 1,33 2,13 0,8 2,33 1 2,67 1,67 2,33

4 1,33 1,33 0 1,51 2 2,67 0,67 3

5 1,67 2,13 0,46 1,67 1 2 1 2

6 1 2 1 1,33 1,67 3 1,33 3

7 1,67 2,33 0,67 1 1,67 2,67 1 2,33

8 1,1 2,33 1,23 1,33 1,33 3,33 2 3,33

9 1,67 1,67 0 2 1 2 1 2

10 1,33 1,67 0,33 1,51 1,67 2,67 1 2

11 1,33 2 0,67 1,67 1,33 2,67 1,33 3

12 1,33 2 0,67 2 1,67 2,33 0,67 2,33

13 1,67 2,13 0,46 1,51 1,67 2 0,33 2,67

14 1,1 2,33 1,23 1,33 1,33 3 1,67 2

15 1,67 1,67 0 1,67 1,67 2 0,33 2

16 1,33 1,67 0,33 1,33 1,67 3,3 1,63 1,33

17 1,33 3 1,67 2,33 1,67 1,67 0 2

18 1 2 1 1 1,33 2,33 1 2,77

19 1,33 2,13 0,8 1,51 1,33 3 1,67 2,33

20 1,67 2 0,33 1 2 3 1 2

21 1,33 1,33 0 1,51 2,33 3,33 1 2

22 1,33 1,33 0 2,33 1,67 3 1,33 2,33

23 1,1 3 1,9 2,33 2,33 2,33 0 2,77

24 1,33 2,33 1 1,67 1 3 2 2,33

25 2 2,33 0,33 1,67 2 3,33 1,33 3

26 1,33 2,67 1,33 1,33 1 3 2 3

27 2 2,33 0,33 2 1,33 2,33 1 2,33

28 1,67 2,33 0,67 2,33 2 3,33 1,33 1,67

29 1 2,33 1,33 1,33 2,33 2,33 0 2,33

30 1 2,33 1,33 2 1,33 1,67 0,33 2

31 2 2 0 1,33 2 3 1 3

32 1,33 2,33 1 1,67 1,33 2 0,67 2

33 1,33 1,67 0,33 1,67 1,67 3 1,33 3

34 1,33 2,33 1 1,51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

169

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Mengevaluasi

EvKo

nPre

EvKon

Pos1

EvKo

nSel

EvKon

Pos2

EvEks

Pre

EvEks

Pos1

EvEk

sSel

EvEks

Pos2

N 34 34 34 34 33 33 33 33

Normal

Paramet

ersa,b

Mean 1,2559 1,9674 ,7112 1,4691 1,6164 2,6682 1,052

7

2,2894

Std.

Devia

tion

,32535 ,77613 ,64651 ,62656 ,42659 ,56720 ,5924

1

,55330

Most

Extreme

Differen

ces

Absol

ute

,284 ,130 ,129 ,273 ,156 ,149 ,202 ,135

Positi

ve

,284 ,130 ,129 ,273 ,143 ,149 ,202 ,107

Negat

ive

-,216 -,106 -,106 -,227 -,156 -,124 -,108 -,135

Test Statistic ,284 ,130 ,129 ,273 ,156 ,149 ,202 ,135

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,000c ,154

c ,164

c ,000

c ,040

c ,062

c ,060 ,131

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

4.3.2 Kemampuan Mencipta

CipKo

nPre

CipKo

nPos1

CipKo

nSel

CipKo

nPos2

CipEk

sPre

CipEk

sPos1

CipE

ksSel

CipEk

sPos2

N 34 34 34 34 33 33 33 33

Normal

Parame

tersa,b

Mean 1,4297 2,1026 ,6726 1,6632 1,5858 2,6552 1,069

4

2,3891

Std.

Devia

tion

,30034 ,40288 ,52075 ,40387 ,39139 ,51496 ,5868

5

,46952

Most

Extrem

e

Differe

nces

Absol

ute

,277 ,198 ,127 ,199 ,172 ,203 ,150 ,217

Positi

ve

,277 ,198 ,127 ,199 ,172 ,130 ,123 ,217

Negat

ive

-,164 -,164 -,098 -,127 -,161 -,203 -,150 -,146

Test Statistic ,277 ,198 ,127 ,199 ,172 ,203 ,150 ,217

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,000c ,002

c ,180

c ,001

c ,014

c ,001

c ,058

c ,000

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

170

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Mengevaluasi

Ranks

Kelompok N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

EvKonEksPre

Mengevaluasi

Kontrol

Pretest 34 25,78 876,50

Mengevaluasi

Eksperimen

Pretest 33 42,47 1401,50

Total 67

Test Statisticsa

EvKonEksPre

Mann-

Whitney

U

281,500

Wilcoxon

W 876,500

Z -3,617

Asymp.

Sig. (2-

tailed) ,000

a. Grouping Variable:

Kelompok

4.4.2 Kemampuan Mencipta

Ranks

Kelompok N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

CipKonEksPre Mencipta

Kontrol

Pretest 34 30,25 1028,50

Mencipta

Eksperimen

Pretest 33 37,86 1249,50

Total 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

171

Test Statisticsa

CipKonEksPre

Mann-

Whitney

U 433,500

Wilcoxon

W 1028,500

Z -1,661

Asymp.

Sig. (2-

tailed) ,097

a. Grouping Variable:

Kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

172

Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Mengevaluasi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

EvKonEksSel Mengevaluasi

Kontrol

Selisih

34 ,7112 ,64651 ,11088

Mengevaluasi

Eksperimen

Selisih

33 1,0527 ,59241 ,10312

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of

the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

EvKonE

ksSel

Equal

varian

ces

assum

ed

,527 ,471 -

2,253 65 ,028

-

,34155 ,15162

-

,6443

6

-

,0387

4

Equal

varian

ces

not

assum

ed

-

2,256

64,79

0 ,027

-

,34155 ,15142

-

,6439

8

-

,0391

2

4.5.2 Kemampuan Mencipta

Group Statistics

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

CipKonEksSel Mencipta

Kontrol

Selisih

34 ,6726 ,52075 ,08931

Mencipta

Eksperimen

Selisih

33 1,0694 ,58685 ,10216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

173

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lowe

r

Uppe

r

CipKonE

ksSel

Equal

varian

ces

assum

ed

,255 ,615 -

2,929 65 ,005

-

,39675 ,13545

-

,6672

5

-

,1262

4

Equal

varian

ces

not

assum

ed

-

2,924

63,58

8 ,005

-

,39675 ,13569

-

,6678

5

-

,1256

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

174

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan Effect size kemampuan mengevaluasi

adalah sebagai berikut.

Persentase pengaruh penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe

TGT untuk kemampuan

mengevaluasi :

R2 = r

2

= 0,27 x 100%

= 7,29%

Effect size kemampuan mencipta

adalah sebagai berikut.

Persentase pengaruh penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe

TGT untuk kemampuan mencipta :

R2 = r

2

= 0,34 x 100%

= 11,6%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

175

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan

Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

=

=

=

= 0,568 x 100%

= 56,8%

Persentase

=

=

=

= 0,652 x 100%

= 65,2%

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mencipta

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

=

=

=

= 0,478 x 100%

= 47,8%

Persentase

=

=

=

= 0,677 x 100%

= 67,7%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

176

4.7.2 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.7.2.1 Kemampuan Mengevaluasi

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean

Rank

Sum

of

Ranks

EvKonPre -

EvKonPos1

Negative

Ranks

25a 13,68 342,00

Positive

Ranks

1b 9,00 9,00

Ties 8c

Total 34

EvEksPre -

EvEksPos1

Negative

Ranks

32d 16,50 528,00

Positive

Ranks

0e 0,00 0,00

Ties 1f

Total 33

a. EvKonPre < EvKonPos1

b. EvKonPre > EvKonPos1

c. EvKonPre = EvKonPos1

d. EvEksPre < EvEksPos1

e. EvEksPre > EvEksPos1

f. EvEksPre = EvEksPos1

Test Statisticsa

EvKonPre -

EvKonPos1

EvEksPre -

EvEksPos1

Z -4,234b -4,954

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

,000 ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

177

4.7.2.2 Kemampuan Mencipta

Ranks

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

CipKonPos1

-

CipKonPos2

Negative

Ranks

5a 8,00 40,00

Positive

Ranks

24b 16,46 395,00

Ties 5c

Total 34

CipEksPos1

-

CipEksPos2

Negative

Ranks

7d 5,86 41,00

Positive

Ranks

13e 13,00 169,00

Ties 13f

Total 33

a. CipKonPos1 < CipKonPos2

b. CipKonPos1 > CipKonPos2

c. CipKonPos1 = CipKonPos2

d. CipEksPos1 < CipEksPos2

e. CipEksPos1 > CipEksPos2

f. CipEksPos1 = CipEksPos2

Test Statisticsa

CipKonPos1

-

CipKonPos2

CipEksPos1

-

CipEksPos2

Z -3,845b -2,399

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

,000 ,016

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

178

4.7.3 Perhitungan Persentase Gain Score

4.7.3.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mengevaluasi

Kel Kontrol

Gain Score Frekuensi

2,07 1,00

1,67 4,00

1,41 1,00

1,33 2,00

1,00 4,00

0,97 2,00

0,74 1,00

0,71 1,00

0,67 4,00

0,64 1,00

0,33 4,00

0,00 8,00

-0,67 1,00

Kel Eksperimen

Gain score Frekuensi

2,67 1,00

2,00 3,00

1,73 1,00

1,67 2,00

1,33 4,00

1,00 9,00

0,67 8,00

0,33 4,00

0,00 1,00

4.7.3.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,97 sebanyak 14

anak

Persentase

=

=

Frekuensi gain score ≥ 0,97 sebanyak

20 anak

Persentase

=

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

179

= 0,4 x 100%

= 40%

= 0,66 x 100%

= 60,61%

4.7.3.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Mencipta

kelompok control

gain score frekuensi

1,90 1,00

1,67 1,00

1,33 3,00

1,23 2,00

1,00 5,00

0,80 2,00

0,67 5,00

0,46 2,00

0,33 6,00

0,00 7,00

kelompok eksperimen

gain score frekuensi

2,00 4,00

1,67 3,00

1,33 8,00

1,00 8,00

0,67 4,00

0,33 3,00

0,00 3,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

180

4.7.3.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ Kemampuan Mencipta

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 1,00 sebanyak 12

anak

Persentase

=

=

= 0,352 x 100%

= 35,2%

Frekuensi gain score ≥ 1,00 sebanyak

23 anak

Persentase

=

=

= 0,69 x 100%

= 69%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

181

Lampiran 4.8 Hasil Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.8.1 Kemampuan Mengevaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase peningkatan rerata Pretest ke

posttest I

R2 = r

2 x 100%

= -0,26 x 100%

= 26,4%

Persentase peningkatan rerata Pretest ke

posttest I

R2 = r

2 x 100%

= -0,37 x 100%

= 37%

4.8.2 Kemampuan Mencipta

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase peningkatan rerata Pretest ke

posttest I

R2 = r

2 x 100%

= -0,30x 100%

= 30%

Persentase peningkatan rerata Pretest ke

posttest I

R2 = r

2 x 100%

= -0,34 x 100%

= 34%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

182

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest

4.9.1 Kemampuan Mengevaluasi

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Correlations

EvKonPre EvKonPos1 EvEksPre EvEksPos1

EvKonPre

Pearson

Correlation 1 ,575

** ,116 ,003

Sig. (2-

tailed) ,000 ,521 ,985

N 34 34 33 33

EvKonPos1

Pearson

Correlation ,575

** 1 -,076 -,189

Sig. (2-

tailed) ,000

,675 ,293

N 34 34 33 33

EvEksPre

Pearson

Correlation ,116 -,076 1 ,315

Sig. (2-

tailed) ,521 ,675

,075

N 33 33 33 33

EvEksPos1

Pearson

Correlation ,003 -,189 ,315 1

Sig. (2-

tailed) ,985 ,293 ,075

N 33 33 33 33

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

183

4.9.2 Kemampuan Mencipta

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Correlations

CipKonPre CipKonPos1 CipEksPre CipEksPos1

CipKonPre

Pearson

Correlation 1 -,076 ,014 ,106

Sig. (2-

tailed) ,668 ,940 ,556

N 34 34 33 33

CipKonPos1

Pearson

Correlation -,076 1 -,104 -,262

Sig. (2-

tailed) ,668

,565 ,141

N 34 34 33 33

CipEksPre

Pearson

Correlation ,014 -,104 1 ,183

Sig. (2-

tailed) ,940 ,565

,308

N 33 33 33 33

CipEksPos1

Pearson

Correlation ,106 -,262 ,183 1

Sig. (2-

tailed) ,556 ,141 ,308

N 33 33 33 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

184

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan

4.10.1 Kemampuan Mengevaluasi

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

EvKonPos1

-

EvKonPos2

Negative

Ranks 3

a 5,67 17,00

Positive

Ranks 21

b 13,48 283,00

Ties 10c

Total 34

EvEksPos1

-

EvEksPos2

Negative

Ranks 8

d 9,81 78,50

Positive

Ranks 19e 15,76 299,50

Ties 6f

Total 33

a. EvKonPos1 < EvKonPos2

b. EvKonPos1 > EvKonPos2

c. EvKonPos1 = EvKonPos2

d. EvEksPos1 < EvEksPos2

e. EvEksPos1 > EvEksPos2

f. EvEksPos1 = EvEksPos2

Test Statisticsa

EvKonPos1

-

EvKonPos2

EvEksPos1

-

EvEksPos2

Z -3,804b -2,665

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

,000 ,008

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

185

4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II

Persentase Penurunan Rerata Posttest I ke Posttest II

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

=

=

=

= -0,342 x 100%

= -34,2%

Persentase

=

=

=

= -0,166 x 100%

= -16,6%

4.10.1.3 Perbedaan Skor Pretest ke Posttest II

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

EvKonPre -

EvKonPos2

Negative

Ranks 13

a 14,54 189,00

Positive

Ranks 9

b 7,11 64,00

Ties 12c

Total 34

EvEksPre -

EvEksPos2

Negative

Ranks 27

d 14,39 388,50

Positive

Ranks 1

e 17,50 17,50

Ties 5f

Total 33

a. EvKonPre < EvKonPos2

b. EvKonPre > EvKonPos2

c. EvKonPre = EvKonPos2

d. EvEksPre < EvEksPos2

e. EvEksPre > EvEksPos2

f. EvEksPre = EvEksPos2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

186

Test Statisticsa

EvKonPre -

EvKonPos2

EvEksPre -

EvEksPos2

Z -2,034b -4,241

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed) ,042 ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

4.10.2 Kemampuan Mencipta

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

CipKonPos1

-

CipKonPos2

Negative

Ranks 5

a 8,00 40,00

Positive

Ranks 24

b 16,46 395,00

Ties 5c

Total 34

CipEksPos1

-

CipEksPos2

Negative

Ranks 7

d 5,86 41,00

Positive

Ranks 13

e 13,00 169,00

Ties 13f

Total 33

a. CipKonPos1 < CipKonPos2

b. CipKonPos1 > CipKonPos2

c. CipKonPos1 = CipKonPos2

d. CipEksPos1 < CipEksPos2

e. CipEksPos1 > CipEksPos2

f. CipEksPos1 = CipEksPos2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

187

Test Statisticsa

CipKonPos1

-

CipKonPos2

CipEksPos1

-

CipEksPos2

Z -3,845b -2,399

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed) ,000 ,016

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II

Persentase Penurunan Rerata Posttest I ke Posttest II

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

=

=

=

= -0,209 x 100%

= -20,9%

Persentase

=

=

=

= -0,105 x 100%

= -10,5%

4.10.2.3 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II

Ranks

N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

CipKonPre -

CipKonPos2

Negative

Ranks 22

a 14,23 313,00

Positive

Ranks 6

b 15,50 93,00

Ties 6c

Total 34

CipEksPre -

CipEksPos2

Negative

Ranks 28

d 17,29 484,00

Positive

Ranks 3

e 4,00 12,00

Ties 2f

Total 33

a. CipKonPre < CipKonPos2

b. CipKonPre > CipKonPos2

c. CipKonPre = CipKonPos2

d. CipEksPre < CipEksPos2

e. CipEksPre > CipEksPos2

f. CipEksPre = CipEksPos2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

188

Test Statisticsa

CipKonPre -

CipKonPos2

CipEksPre -

CipEksPos2

Z -2,510b -4,643

b

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

,012 ,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

189

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

1. Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

190

2. Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

191

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … · menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Terdapat lima langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu presentasi

192

CURRICULUM VITAE

Annalita Arumsari merupakan anak kedua dari

pasangan Yohanes Rame dan Michaela Poni. Lahir di Kendal

tanggal 26 Juli 1993. Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar

Negeri Ngaliyan pada tahun 2000 sampai 2006 kemudian pada

tahun 2006-2009 melanjutkan pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Kanisius Argokiloso Sukorejo-Kendal.

Peneliti selanjutnya menempuh pendidikan di Sekolah

Menengah Kejuruan Kanisius Ungaran pada tahun 2009 dan lulus pada tahun

2012 kemudian melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun

2014 sampai sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata

Dharma, penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan di

antaranya:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2014 Peserta

2. Week-End Moral 2015 Peserta

3. PPKM I 2014 Peserta

4. INFISA 2014 Peserta

5. PPKM II 2015 Peserta

6. English Club for 4 semester 2014-2016 Peserta

7. Seminar “Pendidikan Inklusi dan Release Point” 2014 Peserta

8. Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta

9. Kuliah umum PGSD “Pendidikan Berbasis

Montessori”

2015 Peserta

10. Kuliah Umum PGSD “Masa Depan Toleransi di

Tangan Guru”

2016 Peserta

11. Seminar Kurikulum untuk Terstandarisasi (Cambridge) 2016 Peserta

12. INSIPRO PGSD 2014 Peserta

13. INSIPRO PGSD 2016 Anggota Seksi

14. Seminar 400 Tahun St. Vincentius 2017 Anggota Seksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI